BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sejarah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sejarah kehidupan manusia, musik merupakan bagian yang
hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri.
Musik oleh manusia dijadikan sebagai media untuk menuturkan sesuatu dari
dalam jiwanya. Selain sebagai media untuk menuturkan sesuatu, musik juga
merupakan salah satu bentuk hiburan.
Kehadiran musik dari hari ke hari kian penting, di samping sebagai
hiburan, musik dapat juga digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan
semangat, menyemarakan suasana, mengiringi gerak, serta sebagai sumber
penghasilan. Hal ini jelas terlihat dari tingginya minat masyarakat yang
memilih dunia musik sebagai profesi untuk mempertahankan hidupnya.
Bahkan dalam beberapa dasawarsa terakhir, keberadaan musik beserta
fungsi dan manfaatnya telah mengalami pergeseran yang cukup jauh, dalam
artian tidak saja digunakan sebagai sarana hiburan dan profesi, tetapi telah
dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis barang jasa sebagai alternatif kegiatan
promosi dan mempersuasi masyarakat.
Masyarakat Kota Kupang bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
haus akan hiburan. Salah satu hiburannya adalah musik. Hal ini bisa dilihat
dari antusiasnya masyarakat Kota Kupang dalam menonton acara konser
musik dan mengikuti perlombaan-perlombaan musik yang diadakan di Kota
Kupang. Bahkan pihak pemerintah dan lembaga swatsapun pernah
menggelar banyak acara yang selalu melibatkan musik dan
lagu baik
sebagai hiburan maupun sebagai sebuah event perlombaan.
Musik juga telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas
para sopir angkutan kota Kupang. Di Kota Kupang terdapat sekitar 686
armada angkutan kota yang terbagi dalam beberapa trayek seperti trayek 1,
trayek 2, trayek 3, trayek 5, trayek 6, trayek C6, trayek 7, trayek 10, trayek
24, trayek 27 (Sumber : Dinas Perhubungan Kota Kupang tahun 2007).
Dari 686 jumlah armada ini hampir seluruhnya yang memiliki
fasilitas perangkat operator musik berupa CD Player dan Tape. Salah satu
trayek yang cukup ramai yakni trayek 6 yang dilewati oleh 108 unit armada
angkutan kota.
Adapun jalur trayek angkota kota trayek 6 adalah Terminal Kupang –
Oebobo – Oebufu – Bundaran PU. Baik para sopir angkot maupun pemilik
armada angkot juga selalu menyediakan koleksi lagu dan musik terbaru yang
digemari publik. Jika diamati sepintas, sesungguhnya tidak ada hubungan
sebab akibat antara adanya musik dengan kelancaran transportasi angkutan
kota. Bahwa ada tidaknya musik dalam sebuah kendaraan yang menjadi
sarana transportasi angkutan kota, sesungguhnya tidak mempengaruhi
aktivitas angkutan kota. Apalagi untuk menyediakan perangkat operator
musik dan lagu, sesunggunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Namun dengan melihat fakta bahwa sebagian besar angkot termasuk
armada angkutan kota trayek 6 selalu saja berlomba menyajikan musik
selama kegiatan mengantar dan menjemput penumpang, dapat dikatakan
bahwa musik telah menjadi bagian dari upaya mempengaruhi penumpang
untuk menggunakan jasa angkot yang ada.
Dengan kata lain, musik merupakan pesan komunikasi persuasif
yang digunakan sebagai sarana untuk menimbulkan daya tarik bagi
penumpang. Daya tarik yang dimaksudkan disini adalah memunculkan
keinginan dalam diri penumpang untuk memanfaatkan jasa angkot tertentu,
oleh karena ketersediaan fasilitas musik di dalamnya. Karena merupakan
pesan komunikasi persuasif, maka harapan yang dimiliki oleh para sopir
angkot trayek 6 adalah sajian musik yang diputar dalam angkot mereka
dapat
menimbulkan efek
yang positif. Jangka pendeknya adalah
mempengaruhi keputusan calon penumpang untuk memanfaatkan jasa
angkot mereka dan jangka panjangnya adalah membentuk image positif
yang berpengaruh pada terbentuknya penumpang langganan.
Keputusan penumpang untuk menggunakan jasa angkutan kota tentu
sangat dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan yang diciptakan oleh para sopir
angkot dalam memberikan pelayanan yang maksimal termasuk jenis musik
beserta tinggi rendahnya volume pada saat musik disajikan. Hal ini cukup
beralasan mengingat rasa nyaman itu bersifat relatif oleh karena konsumen
jasa layanan angkot yang heterogen baik usia, agama, suku, golongan, dan
status sosial. Dalam kondisi yang demikian, selera musik menjadi variatif
sehingga sopir angkot sulit mengidentifikasi jenis musik apa yang tepat
untuk menciptakan kenyamanan secara merata kepada seluruh penumpang
angkot.
Untuk
mengatasi
persoalan
ini,
para
sopir
angkot
sering
mensiasatinya dengan memutar musik yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang sedang terjadi. Berdasarkan pengalaman peneliti menggunakan
jasa angkot trayek 6 pada hari Kamis, 18 Desember 2008, sopir angkot
trayek 6 menyajikan musik berbeda-beda setiap waktu. Misalnya di pagi hari
yang sebagian besar penumpang angkot adalah anak-anak remaja atau
pelajar, sopir angkot cenderung memutar musik yang beraliran keras seperti
musik disco, pop rock dan dangdut dengan volume keras. Pada siang hari,
sopir angkot memilih musik slow dan pop alternatif. Sedangkan pada sore
hari dan malam hari, sopir angkot cenderung memilih musik reggae, pop
dan solw rock.
Perbedaan selera musik sebagaimana dijelaskan di atas tentu
berimplikasi terhadap perilaku komunikasi baik verbal maupun nonverbal
yang ditampilkan oleh masing-masing penumpang angkot. Remaja dan
pelajar akan lebih atraktif merespon musik dan lagu yang disajikan. Perilaku
verbal dapat dilihat melalui tindakan yang ditunjukkan oleh penumpang
angkot dengan ikut bernyanyi sesuai lagu yang sedang diputar dan meminta
memutar lagu yang disukai. Sedangkan perilaku nonverbal dapat
ditunjukkan dengan gerakan anggota tubuh, seperti anggukkan kepala,
goyang-goyang kaki dan lain-lain.
Sebaliknya situasi akan berbeda, jika pada saat itu jasa angkot
dimanfaatkan oleh penumpang angkot yang sebagian besar adalah orang tua.
Standar volume musik akan diatur sedemikian rupa oleh sopir angkot,
sehingga tetap menjaga kenyamanan mereka. Dalam pengamatan yang
dilakukan peneliti, tidak jarang penumpang angkot terlebih dikalangan
oarang tua sering menegur sopir angkot yang memutar volume musik terlalu
besar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Musik angkutan kota dan
kenyamanan penumpang“.
1.2. Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah: Apakah musik angkutan kota dapat memberi kenyamanan
penumpang pada angkutan kota trayek 6 di Kota Kupang?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah musik angkutan kota dapat memberi
kenyamanan penumpang angkutan kota trayek 6 di Kota Kupang.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan
teoritis
berkaitan
dengan
pengembangan
ilmu
pengetahuan sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi akademik bagi pengembangan Ilmu Sosial pada umumnya dan
Ilmu Komunikasi pada khususnya dalam melaksanakan studi tentang
komunikasi verbal dan nonverbal khususnya yang berkaitan dengan manfaat
musik angkot dalam menciptakan kenyamanan para penumpang.
1.4.2 Kegunaan Praksis
Kegunaan praksis dalam penelitian ini berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya. :
1. Bagi Almamater, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
melengkapi kepustakaan.
2. Bagi peneliti lain yang membutuhkannya, hasil penelitian ini diharapkan
bisa bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan bagi mereka
yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang obyek yang sama.
3. Bagi para pengelola Angkutan Kota khususnya trayek 6 di Kota Kupang,
hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai masukan untuk
menyajikan musik yang sesuai dengan selera dan kenyamanan
penumpang.
1.5. Kerangka Pikiran dan Asumsi
1.5.1. Kerangka Pikiran
Kerangka pikiran penelitian adalah penalaran yang dikembangkan
dalam memecahkan masalah penelitian. Kerangka pikiran pada dasarnya
menggambarkan jalan pikiran rasional dan pelaksanaan penelitian tentang
musik angkutan kota dan kenyamanan penumpang.
Musik yang terdiri dari rangkaian kata-kata yang dinyanyikan
dengan iringan alat musik merupakan sekumpulan pesan komunikasi baik
verbal dan nonverbal yang bermakna bagi para pendengarnya. Pemaknaan
terhadap musik sebagai sebuah pesan akan berpengaruh terhadap perilaku
lanjutan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang menerima (mendengar)
dan memaknainya. Pesan verbal dan nonverbal itu berpadu dalam satu
rangkaian pesan yang berirama.
Dalam banyak loteratur, musik diyakini memiliki nilai persuasif
yang tinggi dan acapkali digunakan oleh para penyedia barang dan jasa
utnuk menarik minat para konsumen. Salah satu bisnis jasa yang
memanfaatkan musik sebagai alat persuasi adalah jasa transportasi
angkutan kota trayek 6 yang ada di Kota Kupang. Kenyataan ini tidak
terlepas dari fungsi musik sebagai media persuasif yang menghibur.
Sebagai pesan persuasif, musik yang diputar oleh sopir angkot
trayek 6 pada umumnya digunakan sebagai alat membujuk, menarik
perhatian dan mempengaruh perhatian, sikap dan keputusan para
penumpang untuk menggunakan layanan jasa angkotnya selain untuk
menghibur dan memberi kenyamanan bagi para penumpang.
Musik yang diputar dalam angkot ditentukan oleh selera dari para
penumpang jasa angkot tersebut. Selera penumpang itupun cukup variatif
karena dipengaruhi faktor-faktor situasional seperti suasana, status dan
usia para penumpang, keras lembutnya volume musik yang diputar,
ketersediaan fasilitas musik serta jenis musik yang disajikan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka pemikiran
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 01
Bagan Kerangka Pikiran Penelitian
Musik angkutan kota
Penumpang angkutan kota
Kenyamanan penumpang
dalam angkutan kota
 Terhibur
 Ekspresi verbal
 Ekspresi non verbal
 Merespon selera.
 Situasi
 Keras lembutnya
volume musik
 Jenis musik
1.5.2. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah proposisi-proposisi anteseden dalam
penalaran yang tersirat pada kerangka pemikiran dan dijadikan sebagai
pegangan peneliti untuk mengambil keputusan dan kesimpulan. Adapun
asumsi yang dipegang oleh peneliti sebelum melakukan penelitian yaitu,
musik angkutan kota dapat memberi kenyamanan bagi penumpang
angkutan kota trayek 6 di Kota Kupang.
Download