Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION Siswandi SMP Negeri 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor. Penelitian dilakukan di kelas VII.5 SMP Negeri 1 Wonokerto dengan jumlah subyek penelitian 27 siswa. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian penggunaan metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor. © 2015 Dinamika Kata Kunci: Aktivitas siswa; Konsep kalor; Metode Group Investigation PENDAHULUAN Pembelajaran Fisika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep kalor khususnya pokok bahasan memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. Belajar Fisika pada dasarnya merupakan belajar konsep. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep dasar saja tanpa memahami maksud dan isinya. Dengan demikian pembelajaran Fisika di sekolah merupakan masalah. Jika konsep dasar diterima siswa secara salah, maka sangat sulit untuk memperbaiki kembali terutama jika sudah diterapkan dalam penyelesaian soal-soal Fisika. Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep Fisika secara bulat dan utuh. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter. Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar Fisika adalah pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa menyampaikan ide-idenya. Akibatnya pemahaman konsep siswa dalam belajar menjadi kurang optimal serta perilaku belajar yang lain seperti suasana kelas yang menyenangkan, keaktifan, minat dan kreativitas siswa dalam pembelajaran hampir tidak tampak. 44 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kalor. Mengingat pentingnya Fisika maka diperlukan pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan menggunakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor. Salah satu cara untuk mengatasi yaitu dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan memanfaatkan alat peraga. Metode pembelajaran ini melatih kerjasama dan tanggung jawab siswa dengan secara langsung melakukan penyelidikan, mempresentasikannya kemudian mengevaluasi hasil kerja kelompoknya. Pembelajaran dengan metode GI (Group Investigation) adalah pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok Investigasi. Selanjutnya guru beserta peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu. Sesudah topik beserta permasalahannya disepakati, peserta didik beserta guru menentukan metode yang dikembangkan untuk memecahkan masalah (Suprijono, 2010). Metode pembelajaran ini memuat empat komponen penting yaitu investigasi, interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik. Investigasi adalah proses menemukan (inqury) konsep suatu materi. Interaksi merupakan ciri khas dari metode pembelajaran kooperatif, yang melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok belajar. Kegiatan interpretasi ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk menafsirkan pemecahan masalah yang dipilih dengan cara sintesis dan elaborasi dari ide-ide setiap anggota kelompok. Motivasi intrinsik timbul karena siswa diberi otonomi untuk melakukan proses investigasi dengan bimbingan guru. Dalam model GI (Group Investigation) siswa dikelompokkan secara heterogen atas jenis kelamin, kemampuan, dan etnik. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Hasil kerja kelompok dilaporkan sebagai bahan diskusi kelas. Pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran investigasi kelompok bertolak dari suatu asumsi bahwa siswa lebih mudah mengkonstruksi kemampuan pemahaman konsep jika mereka melakukan sharing dalam belajar (Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif tipe GI sangat tepat diaplikasikan pada pembelajaran Fisika dalam pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep serta memungkinkan siswa menyelesaikan tugas-tugas berdasarkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuh kembangkan pemahaman konsep kalor. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Rumusan penelitian ini yaitu apakah metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SMP Negeri 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 27 siswa kelas VII.5. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION Siswandi 45 Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisa hasil tes formatif siswa, sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisa hasil pengamatan aktivitas siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran yang terjadi dalam belajar Fisika saat ini adalah pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa menyampaikan ide-idenya. Akibatnya pemahaman konsep siswa dalam belajar menjadi kurang optimal serta perilaku belajar yang lain seperti suasana kelas yang menyenangkan, keaktifan, minat dan kreativitas siswa dalam pembelajaran hampir tidak tampak. Faktor-faktor tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep kalor. Berdasarkan hasil tes formatif akan materi konsep kalor pada pra siklus nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 60, nilai rata-rata 73, dan ketuntasan klasikal adalah 63%. Ketuntasan klasikal yang hanya mencapai 63% menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah. Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan tindakan. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi hambatan. Perencanaan pada siklus I diantaranya : (a) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode GI (Group Investigation), mempersiapkan materi pelajaran, mempersiapkan alat peraga, (b) menyusun butir soal formatif, (c) menyusun pedoman observasi aktivitas siswa. 2. Pelaksanaan Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut penjelasan masing-masing kegiatan: a. Kegiatan Awal Guru mempersiapkan alat peraga, kemudian mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode GI (Group Investigation), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempresentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah Pertama, Mengidentifikasikan topik dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian (Grouping). Kedua, Merencanakan penelitian kelompok (Planning). Ketiga, Melaksanakan penelitian (Investigation). Keempat, Menyiapkan laporan akhir (Organizing). Kelima, Menyajikan laporan akhir (Presenting). Keenam, Evaluasi (Evaluating). c. Kegiatan Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Kemudian secara individu siswa mengerjakan tes formatif. 46 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup serta kinerja guru. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata 30 dengan kategori cukup aktif. 4. Refleksi Tahap selanjutnya adalah mengadakan refleksi, yaitu mengulas, membahas dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Adapun kekurangan yang teridentifikasi setelah pembelajaran siklus I yaitu: a. Siswa bersama kelompok investigasi belum saling bertukar pendapat ketika diskusi; b. Siswa belum berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang diselidiki; c. Siswa belum berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia acara untuk koordinasi pada saat presentasi; d. Siswa masih belum dapat menarik kesimpulan dari sub topik yang dibahas dalam permasalahan; e. Siswa masih belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas sehingga saat diminta mempresentasikan hasil diskusinya siswa masih canggung; f. Siswa kurang fokus terhadap pembelajaran dikarenakan siswa masih bingung dengan tahapan pelaksanaan metode GI (Group Investigation); g. Persentase ketuntasan belajar konsep kalor masih dibawah indikator keberhasilan, yaitu hanya mencapai 70%. Siklus II 1. Perencanaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I. Siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus I. Semua tahapan yang dilakukan sama, hanya saja pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan tindakan siklus II, siswa lebih ditekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran Group Investigation yang akan diterapkan. Kedua, siswa diminta aktif dalam kegiatan diskusi. Ketiga, siswa dilatih melakukan presentasi di depan kelas. 2. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Guru mempersiapkan alat peraga, kemudian mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode GI (Group Investigation), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempresentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah Pertama, Mengidentifikasikan topik dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian (Grouping). Kedua, Merencanakan penelitian kelompok (Planning). Ketiga, Melaksanakan penelitian (Investigation). Keempat, Menyiapkan laporan akhir (Organizing). Kelima, Menyajikan laporan akhir (Presenting). Keenam, Evaluasi (Evaluating). PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION Siswandi 47 c. Kegiatan Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Kemudian secara individu siswa mengerjakan tes formatif. 3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan penerapan metode Group Investigation untuk mengetahui aktivitas perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II memperoleh rata-rata 36 kategori aktif. 4. Refleksi Refleksi pada siklus II adanya peningkatan dari hasil tes formatif maupun aktivitas siswa serta kinerja guru. Dari hasil observasi siswa sudah menunjukkan keaktifan dalam diskusi maupun melakukan presetasi di depan kelas. Hasil peningkatan pemahaman konsep kalor pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Pemahaman Konsep Kalor pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 17 63% 19 70% 23 85% Belum Tuntas 10 37% 8 30% 4 15% Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Pemahaman Konsep Kalor (Pra, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep kalor, yang dilihat dari nilai tes formatif siswa yang mengalami peningkatan. Kegiatan perencanaan perbaikan tindakan pada siklus II meliputi : Pertama, sebelum melaksanakan tindakan siklus II, siswa lebih ditekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran Group Investigation yang akan diterapkan. Kedua, 48 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus) siswa diminta aktif dalam kegiatan diskusi. Ketiga, siswa dilatih melakukan presentasi di depan kelas. UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan secara tulus terimakasih atas bimbingan Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, Kepala Sekolah, kolaborator, guru dan siswa kelas VII.5 SMP Negeri 1 Wonokerto Kab. Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Ali Murtado, 2011. Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas IV pada Pem-belajaran Energi dan Kegunaannya Melalui Metode Inquiry. Semarang: Didaktikum. Vol. 2 No 5 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta Kemendikbud RI. 2013. Lampiran IV Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran. File, Kemendikbud RI: Jakarta (tidak dipublikasikan). ______________. Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Pro-ses Pendidikan Dasar dan Menengah. File, Kemendikbud RI: Jakarta (Tidak dipublikasikan). Mucikno, 2009. Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Metode Kerja Kelom-pok, Latihan Berjenjang, dan Alat Peraga pada Bilangan Bulat, Laporan Hasil Penelitian, SMP Negeri 1 Karang Dadap: Pekalongan (Tidak Dipubli-kasikan) Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, And Practice. Boston: Alyn and Bacon Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Laerning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION Siswandi 49