(1.34) Ikan Tembang, Fringescale Sardinella – Clupeidae Karakteristik: badan memanjang, perut bulat, bagian bawah lebih cembung dibanding ikan Lemuru atau Selar. Terdapat ventral scute dari sirip dada sampai sirip dubur. Pada sisi badan terdapat sabuk berwarna keemasan. Sirip punggung terletak di tengah, antara moncong dan ekor. Ikan Tembang diduga terdiri dari 3 – 4 spesies, ialah: Sardinella fimbriata, S. gibbosa, S. brachysoma dan S. albela. Nama lokal: Alur-Alur, Mata Lebar, Puput, Tamban Bujur, Lopek, Tamban Sisik, Tamban Pipih. Habitat: Ikan Tembang termasuk jenis ikan pelagis yang bergerombol, habitat utamanya adalah Perairan Pantai. Makanan utamanya adalah Plankton. Perairan Utara Jawa dan Sulawesi merupakan daerah penangkapan potensial untuk ikan ini. Perikanan: Perikanan Tembang, seperti umumnya Famili Clupeidae, termasuk jenis ikan pelagis kecil yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat pantai. Jenis alat tangkap yang biasa dipakai adalah Payang, Dogol, Bagan dan Purse Seine. Ikan ini biasanya ditangkap pada ukuran sekitar 14 cm. Produksi hasil tangkap umumnya dijual segar, selanjutnya dijadikan produk ikan Pindang. Gambar 4.47 Morfologi umum ikan Tembang (Clupeidae). Karakteristik utama ikan ini mempunyai perut yang lebih cembung dibandingkan ikan sardinella lainnya (Sumber: Carpenter & Niem, 1999. The Living Marine Resources of the Western Pacific). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal 1 Sardinella brachysoma (Bleeker, 1852) Deepbody sardinella, Mata lebar 2 Sardinella gibbosa (Bleeker, 1849) Goldstripe sardinella, Tembang 176 Keterangan Minor komersial, ukuran umum 12cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines dan Liftnets; habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai; ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. Komersial tinggi, ukuran umum 15cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines , Gill Nets, Trawls dan Liftnets; habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai; makanan: Phytoplankton dan Zooplankton (Crustacean dan Molluscan Larvae); ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 3 Sardinella fimbriata (Valenciennes, 1847) Fringescale sardinella, 4 Ethmalosa fimbriata (Bowdich, 1825) Bonga shad 5 Escualosa thoracata (Valenciennes, 1847) White sardine Komersial, ukuran umum 11cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Liftnets; habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai; ditemukan di: Laut utara Sumatera, Jawa dan Laut Timur Indonesia. Komersial tinggi, ukuran umum 25cm; tertangkap: Gill Nets, Seines, Castnets; habitat: Perairan Pantai, Laguna; makanan: Phytoplankton, Chiefly Diatoms. Komersial, ukuran umum 8 cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Nets, Trawls dan Liftnets; habitat: hidup bergerombol di perairan dangkal; makanan: Zooplankton (Copepods, Crab zoea, dan telur ikan) dan Phytoplankton; ditemukan di Laut utara Sumatera, Laut Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. (1.35) Ikan Lemuru, Indian Oil Sardine, Bali Sardinella – Clupeidae Karakteristik: badan memanjang agak bulat, sisik lebih halus (dibanding famili Clupeidae lainnya), tutup insang bagian bawah membentuk sudut, keping insang antara berbentuk setengah lingkaran. Di belkang tutup insang ada noda kuning kehijauan diikuti dengan garis berwarna kekuningan pada gurat sisi (lateral line). Pungung berwarna gelap, sedangkan perut berwarna keperakan. Ikan ini terdiri dari dua spesies: Sardinella lemuru dan S. longiceps. Nama lokal: Kucingan, Protolan, Semenit, Seroi, Tembang Mata Kucing, Tembang Moncong. Habitat: Ikan Lemuru termasuk jenis ikan pelagis yang membentuk gerombolan sangat besar. Penyebarannya terutama di wilayah Perairan Pantai. Selat Bali adalah salah satu habitat ikan Lemuru yang dianggap paling besar di wilayah Samudera Indonesia, dengan tipologi pantai yang sering membentuk up-welling. Makanan utamanya adalah Fitoplankton dan Zooplankton, terutama Copepods. Perikanan: Perikanan Lemuru di perairan Selat Bali mulai terkenal sebagai wilayah penangkapan terbesar setelah diperkenalkannya alat tangkap Purse Seine pada tahun 1976. Sebelumnya ikan ini ditangkap dengan alat tangkap Payang. Purse Seine dengan ukuran mata jaring ½ inci mampu menangkap ikan Lemuru pada berbagai ukuran. Berdasarkan kategori ukuran, nama ikan ini di Muncar diberi nama berbeda – Semenit (ukuran < 6 cm), protolan (6 – 12 cm), Kucing (12 – 15 cm) dan lemuru (> 15 cm). Hasil tangkapan terutama diolah untuk ikan kaleng, sebagian lagi dijadikan pindang. 177 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.48 Morfologi umum ikan Lemuru (Clupeidae). Bentuk hampir sama dengan jenis Sardinella yang lain – terdapat titik berwarna kuning di bukaan insang diikuti dengan garis kuning pada sisi lateral ke arah ekor dan noda hitam pada tutup insang bagian belakang (Foto: Pasar Ikan Manokwari – MPA Training NOAA). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal Keterangan 1 Sardinella lemuru (Bleeker, 1853) Lemuru kutjing, Komersial tinggi, ukuran umum 20cm; habitat hidup Protolan bergerombol di Perairan Pantai, tempat pertemuan arus di selat Bali, Teluk sebagai tempat perlindungan; makanan: Phytoplankton dan Zooplankton, Chiefly Copepods; ditemukan di Selat Bali, Selatan Ternate dan Teluk Jakarta dan berpusat di Jawa. 2 Sardinella longiceps (Valenciennes, 1847) Indian oil sardine, , Lemuru, Tembang moncong Komersial Tinggi, ukuran umum 20cm; tertangkap dengan alat tangtkap Seines, Gill Nets, Castnets, Perangkap dan Trawls; habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai dan melakukan migrasi besar; makanan: Phytoplankton (Diatoms) dan Small Crustaceans. (1.36) Ikan Golok-Golok/Parang-Parang, Wolf Herring – Chirocentridae. Karakteristik: badan memanjang tapi tipis seperti golok. Mulut lebar dan menghadap ke atas (superior) dengan gigi taring yang besar. Semua sirip berduri lunak (tidak mempunyai duri keras). Sirip punggung dan dubur terletak di bagian belakang (mendekati ekor) dan tidak mempunyai gurat sisi. Tubuh bagian punggung berwarna biru keabu-abuan, sedangkan bagian perut berwarna 178 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan keperakan. Ujung sirip punggung berwarna hitam. Famili ini mempunyai dua spesies, keduanya terdapat di Indonesia – Chirocentrus dorab dan C. nudus. Nama lokal: Balebale, Dorab, Blidah, Teros, Terak, Bureng, Pacal. Habitat: Ikan Golok-Golok lebih banyak berada di daerah Pantai dan air Payau; bersifat soliter, sebagai predator dengan makanan utama ikan-ikan yang bergerombol. Namun juga pemakan Crustacea dan Makrofauna lainnya. Perikanan: Ikan Golok-Golok bisa mencapai ukuran 100 cm. Di Indonesia, ikan ini lebih banyak tertangkap dengan alat tangkap Gill net dan Pancing. Karena produksi hasil tangkapan tidak banyak dan tidak regular, ikan ini kurang dikenal oleh masyarakat nelayan. Sebenarnya ikan ini bisa mencapai ukuran 100 cm, namun sering tertangkap pada ukuran sekitar 60 cm. Gambar 4.49 Morfologi umum ikan Golok-Golok (Chirocentridae). Karakteristik utama: badan sangat memanjang dan kompres, tidak mempunyai scute pada perut, premaxillae (rahang bagian atas) mempunyai dua gigi taring besar, posisi mulut superior (Foto: Pasar Ikan Tuban, oleh Setyohadi). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal Keterangan 1 Chirocentrus dorab (Forsskål, 1775) Dorab wolfherring, Balebale, Blidah, Bureng, Dorab, Terak, Trak, Teros, Parang-parang Komersial, ukuran umum 60cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Nets, Seines, Perangkap dan Trawls; habitat: di Pantai, termasuk Perairan Payau(Ref. 12743); makanan: ikan-ikan kecil tetapi juga memakan Crustaceans; ditemukan di Laut utara Sumatera, Laut Selatan Barat Sumatera, Jawa, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. 179 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan 2 Chirocentrus nudus (Swainson, 1839) Whitefin Wolf- Komersial tinggi, ukuran umum < 100cm; tertangkap Herring dengan alat tangkap seines, Gill Nets, Perangkap dan Trawls; habitat: ikan pelagis; makanan: ikan-ikan kecil dan Kepiting; ditemukan di: utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. (1.37) Ikan Terubuk, Chinese Herring, Toli Shad – Clupeidae Karakteristik: badan lonjong agak pipih, sisik kecil danterdapat ventral scute yang dimulai dari belakang tutup insang sampai depan sirip dubur. Punggung berwarna hijau keunguan, bagian perut keperakan dan sirip berwarna kuning keemasan. Hasil tangkapan di Indonesia diduga terdiri dari dua spesies: Tenualosa macrura dan T. toli. Nama lokal: Ikan Bengkalis, Temparik, Terubuk Padi, Terubuk Mulut Besar, Terubuk Payau. Habitat: Ikan Terubuk termasuk jenis ikan pelagis yang bersifat schooling. Tempat hidupnya termasuk wilayah Perairan Pantai dan air payau. Pada saat melakukan reproduksi, ikan ini melakukan migrasi masuk kesungai. Jenis makanan utamanya adalah Plankton dan Detritus dengan mengaduk dasar perairan. Perikanan: Penangkapan ikan terubuk di Indonesia lebih banyak dilakukan di wilayah Sungai, pada saat ikan ini melakukan migrasi untuk memijah. Lokasi penangkapan ikan Terubuk di Indonesia yang paling terkenal adalah sungai-sungai di Sumatera. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah perangkap. Penangkapan ikan Terubuk di pantai dilakukan dengan menggunakan alat Payang. Ikan ini bisa mencapai panjang sekitar 60 cm, namun banyak tertangkap pada ukuran sekitar 30 – 40 cm. Di Sumatera produksi ikan ini terutama ditujukan untuk pasar telurnya. Gambar 4.50 Morfologi umum ikan Terubuk (Clupeidae). Karakteristik utama: bagian perut lebih cembung dibandingkan ikan tembang, memijah ke arah hulu Sungai (anadromous) (Sumber: Carpenter & Niem, 1999. The Living Marine Resources of the Western Pacific). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No 1 Nama Latin Tenualosa macrura (Bleeker, 1852) 180 Nama lokal Longtail shad, Terubuk Keterangan Komersial, ukuran umum < 52cm; habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai dan masuk juga di sungai; ditemukan di: Utara Sumatera, Jawa dan Laut Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Timur Indonesia. 2 Tenualosa toli (Valenciennes, 1847) Toli shad, Terubuk padi Komersial tinggi, ukuran umum 40cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines, Gill Nets, Castnets dan Perangkap; habitat: hidup di Estuari bagian keruh dan Perairan Pantai; ditemukan di Indonesia Timur. (1.38) Ikan Kembung, Indian Mackerel - Scombridae. Karakteristik: badan lonjong (dalam) dan pipih. Di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sirip tambahan (finlet) dan terdapat sepasang keel pada ekor. Pada ikan Kembung Lelaki terdapat noda hitam di belakang sirip dada. Pada semua jenis terdapat barisan noda hitam di bawah sirip punggung. Punggung berwarna biru kehijauan, sedangkan bagian perut berwarna kuning keperakan. Jenis ikan Kembung yang tertangkap di Indonesia terdiri dari spesies: Rastelliger brachysoma, R. faughni dan R. kanagurta. Nama lokal: Rumahan, Temenong, Mabong, Pelaling, Banyar, Kembung Lelaki. Habitat: Ikan Kembung tersebar membentuk gerombolan (schooling) besar di wilayah Perairan Pantai. Ikan ini sering ditemukan bersama dengan ikan famili Clupeidae seperti Lemuru dan Tembang. Jenis makanannya adalah Phytoplankton (Diatom), Zooplankton (Cladocera, Ostracoda, Larva Polychaeta). Ikan dewasa memakan Makroplankton seperti larva Udang dan ikan. Perikanan: Sejak awal tahun 1976, ikan Kembung tertangkap terutama dengan alat Purse Seine. Sebelum itu dia lebih banyak ditangkap dengan alat Payang dan Bagan. Ikan ini bisa mencapai panjang 35 cm, sering tertangkap pada ukuran sekitar 25 cm. hasil tangkapan biasanya dijual segar dan dalam bentuk Pindang Banyar. Gambar 4.51 181 Morfologi umum ikan Kembung (Scombridae). Karakteristik utama: badan agak lebar, 5 – 6 finlet di belakang sirip punggung kedua dan sirip anal, dua garis noda Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan (totol) hitam dari dasar sirip punggung pertama ke arah belakang, satu noda hitam di belakang sirip dada (Foto: Pasar Ikan Gelondong Gede, Tuban – oleh Setyohadi). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal Keterangan 1 Rastrelliger brachysoma (Bleeker, 1851) Short mackerel, Au-au, Kembung perempuan Komersial tinggi, ukuran umum 20cm; tertangkap: Seines, Gill Nets dan Castnets; habitat: hidup di perairan Estuari dan di area permukaan dengan Temperature rata-rata antara 20° dan 30°C; makanan: Microzooplankton, Phytoplankton ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera dan Laut Timor. 2 Rastrelliger faughni (Matsui, 1967) Isldan mackerel, Kembung Komersial, ukuran umum < 20cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines dan Trawls; habitat: Epipelagic, Neritic Species; makanan: Zooplankton Organisms; ditemukan di Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. 3 Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) Indian mackerel, Banjar, Banyara, Kembung lelaki, Kembung Komersial tinggi, ukuran umum 25cm; tertangkap: Seines, Gill Nets, Perangkap, Trawls dan Liftnets; habitat: di perairan Teluk dan Laguna dalamdan biasanya bernang di perairan keruh yang kaya akan Planktonnya; makanan: Phytoplankton (Diatoms) dan Small Zooplankton (Cladocerans, Ostracods, Larval Polychaetes, etc.); ditemukan di: From Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor; termasuk kepulauan Mentawai. (1.39) Ikan Tengiri Papan, Indo-Pacific King Mackerel - Scombridae. Karakteristik: badan memajang dan pipih (tipis) seperti papan. Mulut lebar dan terletak diujung moncong (terminal). Badan tanpa sisik, terdapat 8-9 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur. Terdapat noda-noda (bulat) berwarna hitam dimulai dari sirip dada, mengikuti gurat sisi ke arah ekor. Pada sisi ekor terdapat tiga keel. Warna punggung biru, bagian perut keperakan. Jenis yang tertangkap di Indonesia adalah Scomberomorus guttatus. Nama lokal: Ayong-Ayong, Usek-Usek, Tdanang, Tdanau, Luding, Tohok. Habitat: jenis ikan pelagis, hidup di daerah pantai dari kedalaman 15 – 200 m, sering didapat dalam gerombolan (schooling) kecil. Makanan utama adalah mencari gerombolan ikan-ikan kecil (Clupeidae dan Engraulidae), Cumi-Cumi dan Crustacea. Alat tangkap utama untuk menangkap ikan ini adalah pancing Tonda dan Gill net. Ikan ini dijual dalam bentuk segar dan beku. Sebagian menjadi komoditas pasar ekspor. Ikan Tengiri Papan bisa mencapai panjang 75 cm, sering tertangkap pada panjang 60 cm. 182 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.52 Morfologi umum ikan Tengiri Papan (Scombridae). Karakteristik utama: terdapat 7 – 10 finlet di belakang sirip punggung kedua dan sirip anal, tiga baris noda (totol) hitam pada bagian sisi tubuh (Sumber: Carpenter & Niem, 2001. The Living Marine Resources of the Western Pacific). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No 1 Nama Latin Scomberomorus guttatus (Bloch & Schneider, 1801) Nama lokal Indo-Pacific king mackerel, Ajong-ajong, Ayong-ayong, Usek-usek, Tengiri, Tdanang Keterangan Komersial tinggi, ukuran umum 55cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Nets, Seines, Perangkap dan Trawls; habitat: jenis ikan Pelagis bermigrasi yang hidup di Perairan Pantai pada kedalaman 15-200 m; kadang-kadang masuk di Estuari; makanan: segerombolan ikan kecil (Sardines dan Anchovies), Cumi-cumi dan Crustaceans; ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. (1.40 ) Ikan Tengiri, Narrow Barred Spanish Mackerel – Scombridae Karakteristik: Badan bulat panjang sepeti cerutu, tapi juga sedikit pipih. Badan tanpa sisik dan terdapat 8 – 11 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan di belakang sirip dubur. Gurat sisi melengkung turun pada akhir sirip punggung kedua. Terdapat garis-garis bengkok secara melintang pada sisi tubuh. Pada individu muda noda-noda hitam tersebut berbentuk bulat. Spesies yang ditangkap di Indonesia adalah Scomberomorus commerson. Nama lokal: Calong, Iyot, Luding, Tengiri Batang, T. Bunga, T. Dengkek, Tohok Langi. Habitat: termasuk ikan pelagis yang menempati Perairan Pantai pada kedalaman 15 – 200 m. Kadang ikan ini ditemukan membentuk gerombolan kecil dan lebih banyak menghabiskan waktu pada habitat Terumbu Karang bagian luar. Jenis makanannya adalah ikan-ikan pelagis kecil seperti famili Clupeidae (Tembang, lemuru) dan Engraulidae (Teri). Perikanan: Ikan tengiri terutama tertangkap dengan alat Pancing Tonda, Pancing Ulur (Hand Line) dan Gill Net. Kadang-kadang dia juga tertangkap bersama ikan pelagis kecil dengan alat tangkap Purse Seine. Ikan ini bisa mencapai panjang > 100 cm dan umumnya tertangkap pada panjang sekitar 70 cm. Belakangan, ikan Tengiri jenis ini sering ditangkap dengan menggunakan speargun. Hasil tangkapan umumnya dijual segar maupun beku untuk memenuhi pasar ekspor. 183 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.53 Morfologi umum ikan Tengiri (Scombridae). Karakteristik utama: terdapat 8 – 11 finlet di belakang sirip punggung kedua dan sirip anal, terdapat sadel warna hitam secara vertikal pada bagian sisi tubuh (namun pada tingkat Juvenil bentuk noda hampir menyerupai pada Tengiri Papan), ciri lainnya sama dengan tengiri papan (Foto: Raja Ampat, oleh Andreas Muljadi). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin 1 Scomberomorus commerson (Lacepède, 1800) 2 Scomberomorus koreanus (Kishinouye, 1915) Nama lokal Keterangan Narrow-barred Spanish mackerel, Calong, Tenggirri Komersial tinggi, ukuran umum 120cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Nets Seines dan Perangkap; habitat: hidup di paparan karang sampai di Perairan Pantai(Ref. 30199); makanan: ikan-ikan kecil seperti Anchovies, Clupeids, Carangids, juga Cumi-cumi dan Udang; ditemukan di: Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor, termasuk Kepulauan Mentawai, juga kepulauan Raja Ampat, Togean dan Kepulauan Banggai. Korean seerfish Minor komersial, ukuran umum 60 cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Nets; makanan: ikan-ikan kecil, Sardines dan Anchovies dan Udang; ditemukan di: Laut Timur Indonesia. (1.41) Ikan Layur, Hairtails, Cutlassfishes - Trichiuridae. Karakteristik: Badan memanjang dan pipih (tipis) seperti pita. Mulut lebar dan besar dengan gigi taring yang kuat, rahang bawah lebih kedepan (posisi mulut superior). Sirip punggung bersambung dari kepala sampai ekor, Sirip dubur berupa tonjolan duri-duri yang terpisah, sirip ekor meruncing (pointed) pada genus Tentoriceps dan tidak ada pada genus Trichiurus. Tidak mempunyai sirip perut, tidak bersisik, tapi terdapat gurat sisi (lateral line). Warna abu-abu keperakan. Jenis yang paling umum tertangkap di Indonesia terdiri dari: Tentoriceps cristatus, Trichiurus auriga dan T. lepturus. Nama lokal: Jogor, Lajuru, Selayar, Tetimah 184 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Habitat: Layur termasuk jenis ikan benthopelagic berada pada wilayah paparan benua, pada kedalaman 350 m atau lebih. Namun pada malam hari sering bermigrasi ke perairan yang lebih dangkal. Ikan muda memangsa larva-larva crustacea. Namun setelah besar memakan ikan seperti Teri. Perikanan: Ikan Layur dulunya merupakan hasil samping dari alat tangkap Trawl. Pada saat itu ikan Layur hampir tidak mempunyai nilai ekonomis. Belakangan ini, ikan Layur ditangkap dengan Pancing Ulur (Pancing Dasar). Hasil tangkap dijual segar (es) dan diekspor ke Jepang. Kualitas kedua biasanya dijual di pasar domestik. Gambar 4.54 Morfologi umum ikan Layur (Trichiuridae). Karakteristik utama: badan memanjang dan pipih (sangat tipis), sirip pungung (satu) memanjang sampai ekor, tidak mempunyai sirip ekor dan perut, mulut besar dengan gigi taring yang besar dan kuat, sirip anal menjadi duri (spinules) 100 – 150 duri (Sumber: Carpenter & Niem, 2001. The Living Marine Resources of the Western Pacific). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal Keterangan 1 Trichiurus auriga (Klunzinger, Pearly hairtail 1884) Tidak komersial, ukuran umum 23cm; tertangkap: Trawls; habitat: di kedalaman Kerala dan Tamil Nadu, India; makanan: Udang pada perairan dalam dan ikanikan kecil seperti myctophids dan gonostomatids; ditemukan di: Laut Timur Indonesia. 2 Trichiurus lepturus (Linnaeus, Largehead 1758) hairtail, Jogor, Lajuru, Layur Komersial tinggi, ukuran umum 100cm; tertangkap: Seines, Gill Nets dan Trawls; habitat: umumnya di perairan dangkal berlumpur; makanan: ikan, Cumicumi dan Crustaceans; ditemukan di Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. 3 Tentoriceps cristatus (Klunzinger, 1884) 185 Crested hairtail Minor komersial, ukuran umum 50cm; tertangkap dengan alat tangkap Trawls; habitat: Benthopelagic Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan atau pelagic di Perairan Pantai dan tidak ditemukan pada salinitas rendah; makanan: ikan-ikan kecil, Cumicumi, dan Crustaceans; ditemukan di Laut Selatan Barat Sumatera sampai Laut Timor. (1.42) Ikan Tuna – Scombridae. Karakteristik: Sebutan ikan Tuna di Indonesia umumnya terdiri dari tiga famili, yaitu Scombridae, Istiophoridae (Layaran) dan Xiphidae (Pedang). Famili Scombridae dari genus Thunnus umum disebut Tuna. Badan terpedo dan padat. Terdapat 7 – 10 finlet di belakang sirip punggung kedua dan di belakang sirip dubur. Sirip ekor bercabang dalam (forked) dan pada ekor terdapat 3 pasang keel. Warna punggung hitam kebiruan, perut berwarna putih keperalan dan sirip umumnya berwarna kekuningan. Jenis yang ditemukan di Indonesia terdiri dari spesies: Thunnus albacares, T. alalunga, T. maccoyii, T. obesus dan T. tonggol. Nama lokal: Abu-Abu, Tongkol Hitam, Tongkol kayu, Bakulan, Gelang Kawung. Habitat: Ikan Tuna jenis Thunnus spp. Termasuk ikan pelagis bermigrasi secara oseanik. Dia menyenangi berada pada kedalaman di sekitar thermocline. Ikan sering didapatkan bergerombol berdasarkan ukuran. Ikan ukuran lebih besar bergerombol mengikuti objek seperti debris yang melayang dekat permukaan. Tingkah laku ini dimanfaatkan nelayan melalui rumpon. Makanan utamanya adalah ikan, Crustacea dan Cumi-cumi. Termasuk ikan yang sensitif terhadap konsentrasi oksigen rendah, dia jarang berada pada kedalaman lebih dari 250 m. Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumberdaya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. ada lima macam alat penangkap tuna, yaitu Rawai Tuna, Hutate, Hand Line, Pukat Cincin, dan Jaring Insang. Perikanan: Ikan jenis Thunnus spp. paling sering ditangkap dengan menggunakan alat Pancing Tuna (Tuna Longline). Pada lokasi-lokasi tertentu seperti Selatan Jawa, penangkapan dilakukan dengan menggunakan rumpon, sedangkan alat tangkapnya adalah Pancing Ulur (Handline). Hasil tangkapan ikan ini sering disimpan sementara dengan menggunakan es atau dibekukan sementara pada palka dengan suhu -40 oC. Hasil tangkap kualitas terbaik dijual dalam bentuk beku (frozen) untuk pasar ekspor. Panjang bisa mencapai ukuran 230 cm, dan sering tertangkap pada ukuran 150 cm. Termasuk komoditas ekonomis penting terutama bagi perikanan skala menengah dan besar. 186 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Gambar 4.55 Morfologi umum ikan Tuna (Scombridae, Thunnus sp). Karakteristik utama: badan besar (diantara anggota famili Scombridae), bentuk cerutu (fusiform) – termasuk semua anggota genus Thunnsu spp., Layaran dan Setuhuk (Foto: tuna sirip kuning, Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788), oleh Peter J. Mous). Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No 1 2 3 4 5 Nama Latin Thunnus alalunga (Bonnaterre, 1788) Nama lokal Komersial tinggi, ukuran umum 100cm; tertangkap dengan alat tangkap Seines; habitat: Epipelagic dan Mesopelagic, Oceanic Species, banyak ditemukan dipermukaan perairan pada temperatur 15.6°C sampai 19.4°C; makanan: ikan, Crustaceans dan Cumi-cumi; ditemukan di: Selatan Barat Sumatera, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. Thunnus albacores Yellowfin Tuna, Komersial tinggi, ukuran umum 150cm; (Bonnaterre, 1788) Gantarangang, tertangkapdengan alat tangkap Seines, Gill Nets dan Gelang kawung Perangkap; habitat: Perairan Laut; makanan: ikan, Crustaceans dan Cumi-cumi; ditemukan di Selatan Barat Sumatera, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. Thunnus maccoyii Southern bluefin Komersial tinggi, ukuran umum 160cm; tertangkap: (Castelnau, 1872) tuna Hooks&Lines, Seines dan Trawls; habitat: ikan Pelagis di Perairan Laut; makanan: ikan, Crustaceans, Cephalopods, Salps, dan Binatang Laut; ditemukan di Selatan Barat Sumatera. Thunnus obesus (Lowe, 1839) Bigeye Tuna Komersial tinggi, ukuran umum 180cm; tertangkap: Hooks&Lines, Seines, Gill Nets dan Perangkap; habitat: di area perairan yang mempunyai temperatur 13°-29°C; makanan: ikan, Cephalopods dan Crustaceans selama siang dan malam; ditemukan di Selatan Barat Sumatera, Selatan Jawa, dan Laut Timur Indonesia. Thunnus tonggol (Bleeker, Longtail Tuna, Komersial tinggi, ukuran umum 70cm; tertangkap: 1851) Abu-abu Hooks&Lines, Seines, Gill Nets, dan Trawls; habitat: Neritic Species pada perairan keruh dan area yang 187 Albacore Keterangan Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan mempunyai salinitas sedang seperti Estuari; makanan: ikan, Cephalopods, dan Crustaceans, Stomatopod Larvae dan Prawns; ditemukan di Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. Ikan Tuna, Layaran, Sailfish, Marlin – Scombridae. Ikan Layaran atau Marlin juga termasuk dalam kategori ikan Tuna. Karakteristik: Badan bulat memanjang, moncong memanjang membentuk seperti pedang. Sirip punggung dimulai dari atas kepala. Pada beberapa jenis, sirip punggung sangat lebar seperti layar. Sirip perut memanjang seperti cambuk dan pada setiap sisi tulang ekor terdapat 2 keel. Warna punggung biru abu-abu (hampir hitam), sedangkan perut berwarna putih. Jenis spesies yang tertangkap di Indonesia terdiri dari: Istiophorus platypterus, Macaira mazara. Nama lokal: Jangilus, Jegan, Klayar, Lanjareng, Marsuji. Habitat: Ikan Layaran termasuk jenis ikan dengan penyebaran Oseanik dan Epipelagic, lebih sering ditangkap pada kedalaman di atas thermocline. Distribusinya lebih sering pada wilayah perairan dekat pantai dan pulau-pulau; membentuk gerombolan berdasarkan ukuran. Makanan utamanya adalah ikan, Crustacea dan Cephalopoda. Ikan ini ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama Samudera Indonesia, Ambon, Bdana dan Sulawesi. Perikanan: seperti jenis Thunnus sp., ikan ini juga tertangkap dengan alat tangkap Tuna Longline dan Handline dengan menggunakan alat bantu Rumpon. Namun dia juga banyak tertangkap dengan menggunakan Pancing Tonda (untuk ukuran yang lebih kecil). Hasil produksi umumnya disimpan dengan es atau dibekukan sementara pada suhu -40 oC. Produksi biasanya dijual dalam bentuk beku untuk konsumsi ekspor. Ikan layaran bisa mencapai panjang maksimum > 300 cm, lebih banyak tertangkap pada ukuran 250 cm; termasuk komoditas ekonomis penting bagi perikanan skala kecil, juga menengah dan besar. Deskripsi spesies yang diduga ditemukan di Indonesia: No Nama Latin Nama lokal 1 Istiophorus platypterus (Shaw, 1792) 2 Makaira indica (Cuvier, 1832) Black Marlin Komersial, ukuran umum 380cm; tertangkap dengan alat tangkap Hooks&Lines, Gill Nets dan Spears; habitat: Oceanic, biasanya dtemukan di Perairan Pantai thermocline,pulau dan Terumbu Karang; makanan: ikan-ikan kecil, Cumi-cumi, Cuttlefishes, Octopods, Large Decapod Crustaceans dan Tuna kecil ketika melimpah; ditemukan di Selatan Barat Sumatera dan Laut Timur Indonesia. 3 Makaira mazara (Jordan & Komersial, ukuran umum 350cm; tertangkap dengan alat tangkap Hooks&Lines, Gill Nets dan Spears; 188 Indo-Pacific sailfish, Djangilus Keterangan Indo-Pacific Komersial, ukuran umum 270cm; tertangkap dengan alat tangkap Gill Nets, Seines dan Spears; habitat: Oceanic dan Pelagis , biasanya ditemukan di daerah thermocline; makanan: ikan-ikan kecil, Crustaceans dan Cephalopods; ditemukan di Utara Sumatera, Selatan Barat Sumatera, Selatan Jawa dan Laut Timur Indonesia. Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan Snyder, 1901) Blue Marlin habitat: Epipelagic dan Oceanic Species; makanan: Cumi-cumi, Tuna-like Fishes, Crustaceans dan Cephalopods; ditemukan di Selatan Barat Sumatera. (1.43) Ikan Cakalang, Skipjack Tuna – Scombridae. Karakteristik: Badan terpedo, gemuk, padat dan bulat memanjang. Badan tanpa sisik kecuali untuk gurat sisi (lateral line). Di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 8 sirip tambahan (finlet) yang terpisah satu sama lain. Pada masing-masing sisi tulang ekor terdapat 2 keel. Bagian bawah (perut) terdapat 4 – 6 garis membujur yang berwarna kehitaman. Punggung berwarna dominan gelap, sedangkan bagian perut berwarna cerah. Jenis di Indonesia hanya satu spesies, yaitu: Katsuwonus pelamis. Nama lokal: Wdanan, Cakalang Merah, Cakalang Lelaki, Perempuan, Tongkok, Tongkol Jepun. Habitat: ditemukan pada perairan lepas pantai dan mempunyai tingkah laku membentuk gerombolan yang sangat besar, berasosiasi dengan burung, objek yang bergerak di permukaan, Cucut dan Paus, dan mempunyai tingkah laku meloncat-locat di atas permukaan. Jenis makanannya adalah ikan, Crustacea, Cephalopoda dan Moluska. Dia juga mempunyai tingkah laku kanibal (saling memakan diantara kelompoknya). Perikanan: ikan Cakalang tersebar terutama di perairan Sulawesi, Ambon, Bdana dan Arafura. Dulunya ikan ini lebih banyak ditangkap dengan alat Huhate (Pole&Line). Saat ini, nelayan skala kecil mengembangkan alat Pancing Tonda dengan menggunakan perahu < 5 GT. Di Sulawesi alat ini disebut Kedo-Kedo, sedangkan di Ambon dan bdana disebut Buru Cakalang. Hasil tangkapan Pole&Line umumnya bisa disimpan dalam es atau dibekukan sementara pada suhu -40oC, dijual beku untuk kualitas ekspor. Hasil tangkapan Kedo-Kedo dan Buru Cakalang umumnya dijual beku untuk kebutuhan pasar domestik. Ikan Cakalang bisa mencapai panjang 90 cm, namun lebih bayak tertangkap pada ukuran sekitar 40 – 60 cm; termasuk jenis ikan ekonomis penting untuk nelayan skala kecil, menengah dan besar. 189 Karakteristik perikanan laut Indonesia: jenis ikan