BIOLOGI ILMU RAPD (RANDOMAMPLIFIED POLYMORPHIC DNA) UNTUK MENGEVALUASIKERAGAMAN GENETIKTANAMAN Sarro Ina Ita Bangun ABSTRACT RAPD markers have been used successfully in the genetic analysis of several kinds of plants. The objective of the learn was to information the used Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) in the genetic analysis of plant. The stages of DNA analysis with RAPD technique which are isolation of total DNA, amplification DNA with Polymerase Chain Reaction (PCR) and analysis of DNA amplification. Key word : RAPD, isolation DNA, PCR I. PENDAHULUAN Pengetahuan tentang keragaman genetika merupakan modal dasar bagi para ahli pemuliaan dan genetika populasi untuk pengembangan dan perbaikan tanaman. Pengetahuan tersebut sangat penting karena kemampuan dalam membedakan individu dalam spesies secara tepat sangat diperlukan dalam pengembangan program pemuliaan dan analisis genetika populasi; kemampuan dalam mengidentifikasi beberapa genotipe secara tepat sangat penting bagi program pemuliaan tanaman, terutama yang perbanyakannya secara klonal; pendugaan terhadap tingkat keragaman genetika merupakan langkah penting untuk identifikasi gen-gen yang berpotensi dalam program pemuliaan tanaman. Keragaman genetika bukan hanya masalah koleksi plasma nutfah secara fisik tetapi juga masalah penilaian sejauh manakeragaman genetika tersebut diperlukan untuk kegiatan manipulasi genetika ke arah perakitan kultivar yang diinginkan serta seberapa jauh jarak genetika dari sifat-sifat yang mendukung daya hasil dari tetua yang digunakan dalam persilangan (Gregory,2006). Analisis keragaman suatu populasi tanaman dapat dilakukan baik secara morfologis yaitu dengan pengamatan langsung terhadap fenotipe tanaman atau juga melalui penggunaan penanda {marker) tertentu. Herrero et al. (1996) menyatakan penanda adalah karakter yang dapat diturunkan yang berasosiasi dengan genotipe tertentu. Penanda dapat digolongkan atas penanda morfologis, sitologis atau yang terbaru penanda molekuler. Penanda molekuler masih dibedakan atas penanda isozim dan penanda DNA. Pada dasarnya ke dua penanda molekuler ini mempunyai prinsip dan interpretasi genetika yang sama yang membedakannya adalah bahwa pada penanda DNA yang dilihat polimorfisme pita DNA sedangkan isozim berupa polimorfisme protein. Penanda molekuler dapat memberikan resolusi yang cukup tinggi tentang perbedaan genetik di antara individu pada tingkat spesies dengan kerabatnya dan mendeteksi Sarro Ina Ita Bangun, M.Si, Dosen Fakultas Biologi UNAS 720 ILMU Dan BUDAYA Volume : 28, No. 8, Oktober 2007