1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Animasi
Animasi
merupakan
sebuah
proses
dari
ilusi
gerakan
yang
berkesinambungan. Animasi dalam bahasa Inggris disebut animate, berasal
dari bahasa Latin animare, yang berarti membuat hidup atau memberikan
nafas hidup. Berarti dalam animasi kita bisa membuat imajinasi kita bahkan
yang paling tidak masuk akal sekali pun menjadi hidup. Dengan animasi, kita
dapat mengontrol seluruh isi cerita yang kita inginkan. Ada berbagai cara
untuk membuat animasi terbagi dari media yang digunakan, seperti flipbook,
motion picture film, video tape, maupun digitalmedia. Dan dari cara
membuatnya, animasi terbagi atas animasi tradisional yang menggunakan
stop motion animation, seperti cutout, puppets, dan clay figures. Juga animasi
2D dan 3D yang sekarang sering digunakan. Seperti definisi pertama dari
animasi adalah gerakan yang berkesinambungan, untuk membuat sebuah
gerakan animasi umumnya menggunakan 24, 25, atau 30 gambar setiap
detiknya. Kecepatan gambar tersebut biasa disebut dalam frames per second.
Computer
animation
adalah
animasi
yang
dibuat
dengan
menggunakan computer. Computer animation sendiri terbagi atas dua yakni
2D dan 3D.Animasi 2D adalah animasi yang dibuat dengan menggunakan
gambar bitmap atau vector serta diedit langsung menggunakan computer.
Sedangkan animasi 3D menggunakan teknologi digital dalam pembuatannya.
Seperti membuat benda 3D dengan software 3D untuk dimanipulasi.
Proses produksi animasi sendiri, meski memiliki standar yang sama,
sebenarnya sedikit berbeda di setiap studio di dunia. Bahkan meskipun berada
dalam satu studio yang sama, setiap produser ataupun sutradara memiliki
caranya tersendiri. Tetapi tetap ada standar langkah-langkah proses yang pasti
dilakukan oleh setiap pembuat film secara umum. Dalam buku Animation
3
4
Writing and Development, Jean Ann Wright (2005: 2) menuliskannya dalam
beberapa langkah, yakni:
-
Script / Naskah
Naskah atau skenario merupakan langkah awal dalam sebuah proses
pembuatan animasi. Kalau pun tidak ada naskah, minimal pasti ada
sebuah kerangka cerita atau treatment. Dalam perfilman di televisi, setiap
episodenya pasti ada sekitar satu halaman berisikan premis yang
diberikan kepada sutradara untuk dikembangkan lebih lanjut hingga
menjadi sebuah skenario.
-
Recording
Hal kedua yang dilakukan setelah skenario rampung adalah mencari
pengisi suara untuk aktor dan narasi, serta lagu yang akan disertakan
dalam film. Skenario yang digunakan oleh pengisi suara mungkin akan
berbeda dengan skenario asli yang berisikan arahan pembuatan film.
-
Storyboard
Seiring dengan proses recording yang berjalan, storyboard artist akan
membuat visualisasi cerita dari skenario. Illustrasi gambar yang ada
dalam storyboard sering kali masih berantakan, tapi cukup untuk
menggambarkan adegan-adegan penting yang akan dibuat secara
animasi. Biasanya setelah storyboard selesai, gambar-gambar dalam
storyboard akan dibuat menjadi sebuah susunan gambar yang bergerak
hingga menyerupai film animasinya sendiri, namun masih dalam tahap
yang kasar. Inilah yand disebut dengan animatic. Animatic juga biasanya
sudah memuat rekaman suara dan lagu, sehingga sutradara dapat
memperkirakan garis besar hasil final dan waktu dari film yang akan
dibuat.
-
Character dan Prop Design
Setelah skenario disetujui, bagian lain yang biasa disebut production
designer atau art director akan memulai pekerjaannya yakni membuat
desain dari setiap karakter dan properti yang akan digunakan. Desain
5
yang disetujui kemudian baru akan dibuat secara gambar aslinya jika 2D,
dan dimodel dalam komputer jika merupakan animasi 3D.
-
Background Design
-
Color
Warna merupakan hal yang penting, bukan hanya agar terlihat bagus
tetapi juga supaya karakter utama terlihat lebih menonjol dari
background.
-
Layout
Layout adalah pendetailan dari hasil akhir film yang dibuat berdasarkan
storyboard dan juga breakdowns dari beberapa adegan di dalamnya.
Pendetailan tersebut meliputi background underlay dan overlay, visual
effects, camera works, composition, staging, dan lighting. Layout bisa
saja tidak dilakukan, dengan catatan, pendetailan dilakukan ketika
membuat gambar storyboard.
-
Animation
Proses dimana animator mulai membuat animasi dari sebuah film. Begitu
juga bagian visual effects animator yang mulai membuat berbagai elemen
yang dibutuhkan seperti api, air, dan berbagai tambahan lainnya.
-
Scene Planning
Merupakan bagian yang bekerja dengan mengecek setiap scene dengan
kelengkapannya hingga semua scenes siap untuk di scan ataupun di
kemas dan dijual.
2.1.2 Motion Graphics
Motion graphics adalah grafik yang menggunakan footage video
dengan/ atau teknologi animasi untuk membuat ilusi dari sebuah pergerakan
atau rotasi, dan biasanya digabungkan dengan audio sebagai projek
multimedia. Meski demikian, tidak semua video atau film dapat dikatakan
motion graphics. Sebuah video atau film yang bergerak baru bisa dikatakan
6
masuk kategori motion graphics jika video tersebut diintegrasikan atau
dikombinasikan dengan elemen desain, seperti jenis, bentuk ataupun baris.
Yang membedakan antara motion graphics dengan animasi adalah animasi
lebih menekankan alur cerita sebagai hal utama. Motion graphics biasanya
dibuat menggunakan metode frame by frame footage dan animasi. Komputer
dapat mengkalkulasi dan membuat perubahan secara acak untuk membuat
illusi dari pergerakan dan perubahan.
“Motion graphics” kemudian dipopulerkan oleh Trish dan Chris Meyer
dalam buku mengenai penggunaan Adobe After Effetcs, berjudul Creating
Motion Graphics. Inilah awal dari program komputer yang khusus digunakan
dalam pembuatan video, tetapi bukan untuk editing atau program 3D.
Program baru ini berisikan special effects, compositing, dan color correction
tool sets, dan digunakan diantara editing dan 3D dalam proses produksi.
Proses “diantara” dari motion graphics dan menghasilkan animasi yang
terkadang dikatakan sebagai 2.5D.
Motion graphics
terus
berkembang sebagai
bentuk
seni
yang
digabungkan dengan pergerakan kamera dan elemen 3D. Banyak animator
motion graphics belajar mengenai 3D graphics yang digunakan dalam
program. Meskipun banyak trend motion graphics yang didasarkan pada
kemampuan software sendiri, software hanyalah sebuah alat untuk digunakan
designer untuk membuat visual menjadi hidup. Mencampurkan berbagai
teknik seperti collage, pastiche, motion graphics menjadi terhubung dengan
banyak teknik animasi tradisonal juga, termasuk stopmotion animation, cel
animation, atau gabungan keduanya.
Ada beberapa karakteristik kunci untuk lebih mendefinisikan sifat motion
grafis :
1. Motion grafis dua dimensi, tetapi dapat menciptakan illusi elemen gerakan
tiga dimensi. Hal tersebut ada sebagaigambar pada layar dan proyeksi
yang memiliki lebar dan panjang, tetapi tidak ada kedalaman. hanya
terlihat seperti space/ objek 2D yang terletak pada 3D
2. Motion grafis tidak harus benar-benar berpindah posisi, asalkan ada
sesutau yang berubah dalam jangka waktu tertentu pada objek tersebut.
7
Sebagai contoh, pada layar terdapat sebuah objek font, font tersebut hanya
diam tidak berpindah tempat melainkan ada perubahan dalam dirinya
seperti dalam durasi tertentu font tersebut berubah warna
3. Motion grafis yang sering digunakan dalam interaktif multimedia, tetapi
tidak juga selalu interaktif. Hanya disajikan secara linear dan user tidak
memiliki kemudipenuh atas motion grafis tersebut
2.1.3 Teori Semiotika
Semiotika atau disebut juga dengan semiologi adalah ilmu mengenai
lambang. Digunakan untuk menyampaikan bentuk-bentuk yang memiliki
makna dalam studi mengenai perlambangan dan komunikasi dan kemudian
berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa.
Teori Semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Charles
menjelaskan bahwa manusia hanya dapat berkomunikasi melalui sarana
tanda, baik berupa isyarat atau gerakan.
Berdasarkan jenisnya, tanda dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
a. Ikon
Ikon adalah perwakilan yang mirip atau memiliki ciri-ciri yang sama
terhadap
dengan
objek
yang
dimaksud.
Ikon
cenderung
menyederhanakan bentuk sekaligus tetap mempertahankan hal yang
esensial dari bentuk tersebut.
b.
Indeks
Indeks berarti tanda yang mempunyai hubungan sebab-akibat dengan
objek yang diwakilinya. Biasanya dapat berupa bukti atau peninggalan
yang berhubungan dengan kejadian atau objek tersebut.
c.
Simbol
Simbol adalah tanda berdasarkan kesepakatan, peraturan atau konvensi
bersama.Simbol muncul akibat kebutuhan manusia dalam aspek
komunikasi missal.
2.1.4 Teori 12 Prinsip Dasar Animasi
Dalam menciptakan sebuah gerakan animasi yang hidup, diperlukan
gerakan yang detil. Untuk itu, dalam buku Illusion of Life Disney Animation
8
(Olie, 1981), terdapat 12 prinsip dasar animasi. Tujuannya adalah agar dapat
menciptakan ilusi dari sebuah karakter yang bergerak berdasarkan hukum
fisika, juga menyelesaikan kesulitan yang abstrak, seperti menciptakan timing
emosi dan daya tarik karakter. Prinsip dasar ini tetap dapat diterapkan baik
dalam animasi tradisional yang menggunakan gambar tangan, maupun
animasi computer.
Berikut adalah 12 prinsip animasi:
1. Squash and stretch
Squash and stretch bertujuan utuk memberikan kesan berat dan kelenturan
pada objek yang digambar.
2. Anticipation
Antisipasi bertujuan untuk memberikan ancang-ancang dalam gerakan yang
akan dimulai, sehingga gerakan terlihat lebih realistic.
3. Staging
Prinsip dari staging seperti dalam teater atau film. Adalah untuk menarik
perhatian penonton dan menjelaskan apa inti pokok dalam satu adegan.
4. Straight ahead action and pose to pose
Ini adalah dua cara yang dilakukan untuk membuat animasi. “Straight ahead
action” berarti menggambar sebuah adegan dari frame ke frame, dari awal
hingga ke akhir. Keunggulan dari “straight ahead action” adalah gerakan
yang dihasilkan terlihat lebih luwes dan dinamis.Teknik ini lebih baik
digunakan dalam membuat gerakan yang realistic.Sedangkan “pose to pose”
membuat adegan dengan menggambar beberapa gerakan inti dahulu baru
mengisi gambar di antaranya. Keunggulan dari “pose to pose” adalah
adegan yang dihasilkan lebih tepat, sesuai dengan apa yang direncanakan.
“Pose to pose” lebih baik digunakan untuk membuat adegan yang
membutuhkan emosi atau dramatis.
5. Follow through and overlapping action
Teknik ini membuat gerakan terlihat lebih realistic dan memberikan kesan
bahwa gerakan tersebut mengikuti logic hukum fisika.“Follow through”
maksudnya gerakan yang ada dibagian tubuh tetap bergerak meskipun
karakter sudah berhenti bergerak. Misalnya rambut yang masih bergerak
meskipun karakter sudah tidak bergerak, sebagai efek dari gerakan yang
9
sekarang telah dihentikan. “Overlapping action” merupakan gerakan pada
beberapa bagian tubuh yang saling bergerak dalam waktu yang berbeda.
Misalnya tangan bergerak pada timming yang berbeda dengan gerakan
kepala).
6. Slow in and slow out
Dalam sebuah gerakan normal, kecepatan suatu gerakan tidak selalu sama.
Terkadang membutuhkan waktu untuk yang lebih cepat dan yang lebih
melambat. Karena inilah sebuah gerakan akan terlihat lebih realistic jika
diberikan kecepatan yang berbeda ketika mengawali gerakan, ditengah
gerakan, dan diakhir gerakan. Sehingga gerakan yang dihasilkan tidak
terlihat ‘floaty’ atau mengambang.
7. Arcs
Sebenarnya dalam suatu gerakan, baik manusia, binatang, ataupun makhluk
lainnya hingga benda mati, bergerak mengikuti suatu pola yang disebut
arcs. Dengan mengikuti suatu alur/ pola yang berbentuk lengkung, maka
akan membuat karakter bergerak secara lebih ‘smooth’ dan realistik. Namun
hal ini tentu saja disesuaikan dengan karakter yang akan dibuat, misalnya
tidak berlaku pada karakter yang sengaja dibuat memiliki gerakan yang
patah-patah.
8. Secondary action
Merupakan gerakan-gerakan tambahan yang dibuat untuk mendukung
gerakan utama sehingga terlihat lebih realistic. Meski demikian, secondary
action tidak dimaksudkan untuk menarik perhatian lebih dibanding gerakan
utamanya.
9. Timing and Spacing
Timing merupakan waktu untuk menentukan kapan sebuah gerakan harus
dilakukan. Sedangkan spacing adalah untuk menentukan percepatan dan
perlambatan dari beberapa gerakan.
10. Exaggeration
Biasa digunakan dalam sebuah animasi seperti kartun. Sederhananya adalah
dengan mendramatisir atau melebih-lebihkan sebuah gerakan sehingga
terlihat lebih ekstrim. Seberapa besar exaggeration tergantung dari
keperluan style karakter tersebut.
10
11. Solid drawing
Prinsipnya adalah membuat gambar yang terlihat memiliki dimensi, volume,
dan berat. Seorang animator harus memiliki keahlian dalam membuat
bentuk dimensional, anatomi, berat, keseimbangan, cahaya, bayangan , dan
yang lainnya. Memang ini merupakan hal yang diperlukan untuk membuat
animasi menggunakan gambar tangan. Namun, dalam animasi sekarang ini,
keahlian ini tetap harus dimiliki oleh seorang animator.
12. Appeal
Bisa dikatakan merupakan daya tarik atau charisma yang dipancarkan dari
sebuah karakter. Sebuah karakter akan terlihat lebih menghidupi perannya
jika dapat memberikan kesan sesuai dengan perannya, sebelum mereka
berkata-kata ataupun berbuat suatu tindakan.
2.1.5 Teori Warna
Warna adalah fenomena visual yang mencakup tiga elemen: cahaya,
objek, dan observer. Warna dibagi beberapa kategori yakni warna primer
(merah, kuning, biru), warna sekunder (merupakan pencampuran dua warna
primer dengan perbandingan yang sama), warna tersier (pencampuran warna
primer dan sekunder).
Setiap warna juga memiliki arti dari setiap warna yang mewakilinya. Ini
biasa disebut psikologi warna. Misalnya, warna putih memberikan kesan
bersih, suci, dll. Dengan mengerti arti dari warna-warna tersebut, akan lebih
memperkuat kesan yang ditimbulkan dalam film yang akan dbuat.
Warna juga memberikan efek psikologis tertentu bagimanusia secara
mental dan emosional. Orang introvert dan ekstrovert memiliki daya tarik
terhadap warna yang berbeda. Berikut adalah pengaruh warna pada manusia
1. Perasaan
Warna muda memberikan perasaan tenang, sunyi, lembut, dan ringan
2. Daya tarik seseorang
Warna panas dan menyala lebih menarik dari pada warna dingin
11
3. Besar kecilnya ukuran
Warna tua menyala, lebih memberi kesan mempersempit ataumemperkecil
ruang, sedangkan warna muda memberi kesan lain.
4. Jarak
Warna tua menyala memberikan perasaan dekat
2.1.6
Teori Taxonomi Bloom
Sebuah teori yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom, berisikan mengenai
tujuan pendidikan yang terbagi menjadi beberapa domain atau ranah.
a.
Domain Kognitif (Cognitive Domain)
- Pengetahuan (Knowledge)
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat istilah, fakta, urutan,
definsi, gagasan, pola, metodologi, dsb.
- Pemahaman (Comprehension)
Kemampuan
mendemonstrasikan
mengorganisir,
membandingkan,
fakta
dan
gagasan,
menerjemahkan,
memaknai,
mendeskripsikan, dan menyatakan gagasan utamanya
- Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori, dan lain-lain dalam kondisi kerja.
- Analisis (Analysis)
Kemampuan
menganalisis
informasi
yang
masuk
dan
menstrukturkan informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih
sempit dan mengenali pola atau hubungannya, serta mengenali dan
membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit.
- Sintesis (Synthesis)
Kemampuan untuk menjelaskan struktur atau pola dari sebuah
skenario yang sebelumnya tidak terlihat, mampu mengenali data
atau informasi yang didapat untuk menghasilkan solusi.
- Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,
metodologi,
dll
menggunakan
kriteria
yang
memastikan nilai efektivitas dan manfaatnnya.
cocok
untuk
12
b.
Domain Afektif
- Penerimaan (Receiving)
Kesediaan menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya
- Tanggapan (Responding)
Pemberian reaksi terhadap fenomena di lingkungannya.Reaksi
seperti kesediaan, persetujuan, dll.
- Penghargaan (Valuing)
Pemberian nilai atau harga pada suatu objek, fenomena, tingkah
laku.
- Pengorganisasian (Organization)
Pemaduan nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya,
dan membentuk sistem nilai yang konsisten.
- Karakterisasi Berdasarkan Nilai (Characterization by a value or value
complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya hingga
menjadi karakteristik gaya hidup
c.
Domain Psikomotor
- Persepsi (Perception)
Mengunakan alat indra sebagai pegangan dalam membantu gerakan
- Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, metal, dan emosional untuk melakukan gerakan
- Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk
gerakan yang baru sebagai percobaan ataupun imitasi
- Mekanisme (Mechanism)
Memahirkan gerakan yang telah dipelajari
- Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motorik yang terampil yang terdiri atas gerakan yang kompleks
-
Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan dapat disesuaikan dalam berbagai situasi
-
Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
suatu permasalahan
13
2.1.7
Aspek/ Perspektif Analisis Citra Visual
Dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Safanayong
(2006: 27) memuat 8 aspek atau perspektif untuk analisis citra visual.
1.
Etis
Berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos yang berarti adat, kebiasaan,
praktek. Istilah ini mencakup ide “karakter” dan “disposisi” atau
kecondongan. Terbagi atas beberapa jenis:
- Etika Normatif
Dalam etika normatif, sistem dimaksudkan untuk memberi petunjuk
atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan
buruk, benar dan salah.
-
Metaetika
Pada metaetika ini terdapat prinsip analisis imperatif kategories Kant
dan imperatif hipotesis Kant. Analisis categories Kant dapat
dirumuskan “Anda harus”. Sedang imperatif hipotesis Kant dijelaskan
sebagai sistem moral yang didasarkan pada keinginan untuk
mempunyai nilai atau kebaikan yang diinginkan, sebuah perintah yang
menyuruh orang bertindak berdasarkan kebijaksanaan dengan atau
hanya kepentingan pribadi, bukan berdasarkan kewajiban prinsipprinsip moral. Contohnya seperti “jika anda ingin menjadi…, maka
anda harus berbuat…”.
-
Utilitarianis
The greater happiness theory, merupakan nilai moral tindakan yang
dinilai menurut
kebaikan
dan keburukan
akibatnya. Biasanya
merupakan kebaikan atau kebahagian bagi banyak orang.
-
Hedonis
Merupakan konsep moral yang menyamakan kebaikan dengan
kesenangan. Hedonis ini terdiri atas hedonis etis egoistis dan hedonis
etis universal. Hedonis dimasukkan kedalam teori etika, karena
sebenarnya kebanyakan filosof hedonism tidak menganjurkan untuk
mengikuti segala dorongan nafsu begitu saja, tetapi dalam memenuhi
keinginan yang menghasilkan nikmat, haruslah bersikap bijaksana dan
selalu menguasai diri.
14
2.
Historis
Berdasarkan sumber dan fakta sejarah, dapat juga digabungkan dengan
penerapan ilmu seperti sosiologi.
3.
Kultural
Erat kaitannya dengan pendekatan semiotik, merupakan nilai materi dan
spiritual yang diciptakan atau sedang diciptakan selama sejarah. Terdapat
2 kebudayaan, kebudayaan personal (bahasa, kehidupan komunitas, ilmu,
moralitas, agama) dan kebudayaan material (teknologi, seni, desain).
4.
Personal
Merupakan reaksi yang didasari oleh opini subjektif, berkenaan dengan
“baik”, “buruk”, “saya suka” atau “saya tidak suka”. Pada teori
komunikasi visual omniphasisme yang dikembangkan oleh Rick
Williams, dimana mengupayakan untuk mengkombinasikan aspek
rasional (sains, ekonomi, pendidikan, sistem budaya; bersifat kuantitatif)
dan intuitif (pemahaman, naluri, perspektif, wawasan, estetis; bersifat
kualitatif) dalam suatu totalitas yang seimbang (all is balance).
5.
Kritikal
Adalah upaya untuk melebihkan suatu image/ visualisasi yang biasa/
umum, dan mendefinisikan kembali perspektif personal dalam hubungan
universal tentang alam dan manusia. Aspek penting dari penilaian efekefek dan akibat dari aktifitas desain, mencakup tentang arti, fungsi, dan
nilai hasil, hubungan dengan maksud desainer dengan khalayaknya.
(Safanayong, 2006: 29)
6.
Estetis
Merupakan segi intutitif; sensibilitas, penuh citarasa. Yang diambil dari
alam, seni budaya, dan karya –karya terdahulu. Estetik juga meloiputi
semua penelaahan mengenai seni dan macam-macam pengalaman yang
berkenaan dengan itu dari suatu pandangan filsafat, sains, dan teori
lainnya.
7.
Pragmatis
Berasal dari bahasa Yunani pragma yang berarti fakta, benda, materi,
sesuatu yang dibuat, kegiatan menyangkut akibat). Juga berkenaan
dengan teknis dan praktis, seperti bagaimana cara produksinya, teknik
yang dipilih, kemudahan, kejelasan, dan material yang dipilih.
15
8.
Nilai tambah
Merupakan sebuah pendekatan desain yang ada muatan tambahan diluar
fungsi praktis/ estetis, yang direpresentasikan melalui pesan mengajak
kepada target audience, informasi ekstra, sustainable design.
- Lintas budaya (cross-cultural)
- Pertimbangan fungsi praktis
- Dinamis, tidak hanya statis
- 3D seperti pop-up
- Melalui pendekatan disiplin desain lainnya, seperti desain produk
- Multi disiplin, mengkaitkan berbagai aspek seni rupa dengan
kebudayaan
- Melibatkan lebih dari satu indra (synesthesia), seperti audio visual
- Melibatkan pertimbangan dan aspek lain
- Berani melakukan eksperimen melalui terobosan yang kreatif
- Mencoba pendekatan spiritualitas (fisik, biologis, psikologis, ekologis,
kosmologis, teologis, dll).
2.1.8
Teori Eric Ericson
Teori ini adalah bentuk pengembangan dari teori psikoseksual yang
dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dalam buku Theory of Personality (Feist,
2010) Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial menjadi delapan
tahapan.
1.
Trust vs Mistrust (Lahir - 18 bulan)
Merupakan tahap pertama dimana seorang anak belajar beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Dan hal pertama yang akan dipelajari oleh
seorang anak adalah rasa percaya.
2.
Autonomy vs Doubt (18 bulan - 3 tahun)
Kepercayaan orang tua kepada anak pada usia ini untuk mengeksplorasi
hal-hal yang dapat dilakukannya secara mandiri dan memberikan
bimbingan kepadanya akan membentuk anak menjadi pribadi yang
mandiri dan percaya diri.
3.
Initiative vs Guilt (3 tahun – 6 tahun)
Erikson (Shaffer, 2005) mengusulkan bahwa anak usia 2-3 tahun berjuang
untuk menjadi seorang yang independen atau mandiri dengan mencoba
16
melakukan hal-hal yang mereka butuhkan secara mandiri. Pada usia 4-5
tahun, mereka yang telah mencapai rasa otonomi akan memperoleh
keterampilan baru, mencapai tujuan penting, dan merasa bangga atas
prestasi mereka.
4.
Industry vs Inferiority (6 tahun – 12 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah memasuki usia sekolah, kemampuan
akademiknya mulai berkembang. Selain itu, kemampuan sosial anak
untuk berinteraksi di luar anggota keluarganya juga mulai berkembang.
5.
Identity vs Role Confusion (12 tahun -18 tahun)
Pada tahap ini, seorang remaja akan mencoba banyak hal untuk
mengetahui jati diri mereka yang sebenarnya. Biasanya mereka akan
melaluinya dengan teman-teman yang mempunyai kesamaan komitmen
dalam sebuah kelompok. Hubungan mereka dalam kelompok tersebut
sangat erat, sehingga mereka memiliki solidaritas yang tinggi terhadap
sesama anggota kelompok.
6. Intimacy vs Isolation (± 18 tahun – 40 tahun)
Pada tahap ini, seseorang sudah mengetahui jati diri mereka dan akan
menjadi apa mereka nantinya. Jika pada masa sebelumnya, individu
memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini
ikatan kelompok sudah mulai longgar. Pada fase ini seseorang sudah
memiliki komitmen untuk menjalin suatu hubungan dengan orang
lain. Dia sudah mulai selektif untuk membina hubungan yang intim hanya
dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Namun, jika dia mengalami
kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
berinteraksi dengan orang.
7. Generativity vs Self Absorption (± 40 tahun – 65 tahun)
Pada masa ini, salah satu tugas yang dicapai adalah untuk mengabdikan
diri untuk mendapatkan keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu
(generativitas) dan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas
merupakan kepedulian terhadap generasi mendatang. Sebaliknya stagnasi
adalah sikap tidak perduli terhadap siapapun.
8.
Integrity vs despair (± 65 ke atas)
Seseorang yang berada pada fase ini akan melihat kembali (flash back)
kehidupan yang telah mereka jalani dan berusaha untuk menyelesaikan
17
permasalahan yang sebelumnya belum terselesaikan. Orang yang berhasil
melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan
kegagalan yang pernah dialami. Ia akan mencapai kebijaksanaan,
meskipun menghadapi kematian. Sebaliknya keputusasaan terjadi apabila
mereka menyesali cara hidup yang telah dijalani.
2.1.9
Metode Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Yang bertujuan untuk
merubah pandangan, gagasan, sikap, pilihan bahkan perilaku seseorang.
Berikut adalah beberapa metode komunikasi yang cukup populer:
1.
Metode redundan/ repetisi
Pengulangan pesan akan menarik perhatian lebih dan jauh tertanam dalam
pikiran bawah sadar. Misalnya iklan produk pada televise dan radio yang
menggunakan metode komunikasi redundan. Akan tetapi, pengulangan
yang terlalu banyak juga akan mencapai titik kekenyangan (saturation
point), pesan tersebut akan kehilangan daya magisnya. Karenanya,
pengulangan tersebut sebaiknya diberi variasi yang menarik supaya tidak
membosankan.
2.
Metode kanalisasi (canalizing)
Merupakan metode yang mengarahkan cara berpikir masyarakat sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Seperti halnya air yang diarahkan pola
alirannya, dengan cara dibuat saluran air atau kanal (channel). Untuk itu,
hal pertama yang harus dilakukan adalah betul-betul mengenal target
market yang diinginkan, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
dengan masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Hal pertama yang harus dikenal dari masyarakat tersebut adalah kerangka
rujukan (frame of reference). Kemudian dimulai dengan memenuhi nilai
dan standar normatif masyarakat, dan mengubahnya sedikit demi sedikit
menjadi nilai dan standarisasi yang kita inginkan.
3.
Metode informatif
Memberikan penjelasan sejelas-jelasnya mengenai maksud pesan kepada
masyarakat. Penjelasan yang dimaksud adalah dengan menyampaikan
18
sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, berdasarkan data, fakta, dan
opini yang benar.
4.
Metode persuasif
Sesuai dengan artinya berarti mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran
utama metode ini adalah perasaan, bukan pikirannya. Karenanya,
masyarakat dikondisikan dalam keadaan mudah disugesti (suggestible).
5.
Metode edukatif
Metode ini berdasarkan data, fakta, dan pengalaman yang sebenarbenarnya. Tetapi bukan hanya itu saja, metode ini lebih disengaja, teratur,
dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang
diinginkan.
6.
Metode kursif (coorsive)
Metode komunikasi yang mengunakan cara memaksa. Isi pesan bukan
hanya berisi pendapat-pendapat, tetapi juga mengandung ancaman (fear
motivation).
2.2
Tinjauan Data
Sebagai tinjauan data dalam perancangan film animasi edukasi ini,
penulis melakukan pencarian data yang mendukung dan beberapa referensi
visual. Metode yang telah dilakukan penulis adalah pencarian melalui: literatur
buku, internet, dan referensi video.
2.2.1 Film Animasi Edukasi
Animasi edukasi adalah animasi yang dibuat secara khusus sebagai alat
pembelajaran. Penggunaan film animasi edukasi ini mulai populer digunakan
seiring dengan berkembangnya era computer grafis. Film – film animasi ini
seringkali digunakan di sekolah – sekolah hingga tingkatan kuliah sehingga
membuat pembelajaran lebih menarik dan diharapkan lebih mudah dipahami.
Dahulu untuk membuat sebuah animasi diperlukan keterampilan tersendiri
sehingga tidak semua orang dapat membuat animasi. Akan tetapi sekarang
dengan berkembangnya berbagai software, memungkinkan para pengajar
untuk membuat animasi sederhana.
19
Animasi digunakan sebagai alat pembelajaran karena animasi dapat
menggambarkan suatu perubahan dengan lebih jelas. Dengan menggunakan
animasi, sebuah benda dapat dilihat dari berbagai sisi dan dapat berubah
bentuk dengan leluasa, serta dapat diperjelas dengan lebih dekat lagi.
Contohnya saja dalam sebuah pelajaran biologi yang menjelaskan tentang
jantung, dahulu pengajar hanya dapat menggambarkan secara dua dimensi di
papan tulis bagian-bagian dari jantung, dan sisanya murid harus
mengimajinasikan sendiri bentuk aslinya. Dengan menggunakan animasi,
jantung yang tidak dengan mudah dilihat aslinya, dapat dijelaskan dalam
sebuah animasi sehingga terlihat jelas dari segala sisi hingga ke bagianbagian dalamnya. Dengan demikian peserta didik dapat lebih memahami
secara nyata bentuk dan bagian hingga pembuluh darah yang ada di dalam
jantung. Memang hal seperti ini pun masih dapat dijelaskan dengan gambar
dua dimensi saja, akan tetapi gambar tersebut harus benar-benar jelas dan
detil secara informasi sehingga tidak semua orang dapat membuatnya.
Dengan adanya animasi, penjelasan mengenai sesuatu akan lebih dapat
dipahami dengan melihat saja.
Akan tetapi, keberhasilan dalam menyampaikan penjelasan atau
informasi melalui animasi selalu efektif. Terkadang ada juga yang masih
belum dapat mengerti informasi yang diberikan melalui animasi edukasi.
Mungkin hal ini dikarenakan informasi yang disajikan melalui animasi terlalu
sulit atau penerima informasi dalam hal ini peserta didik, tidak dapat
memproses informasi yang diberikan dengan baik. Sehingga terkadang
pembelajaran dengan animasi malah membuat peserta didik menjadi semakin
bingung. Hal ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menerjemahkan
sebuah informasi yang diberikan. Memang kemampuan setiap orang berbedabeda. Biasanya ketidakmampuan seseorang untuk menerima informasi
melalui
animasi
dikarenakan
terlalu
cepatnya
animasi
dalam
mempresentasikan informasi tersebut. Solusinya mudah saja, yakni dengan
membuat animasi dengan lebih lambat dan menyertainya dengan penjelasan
tertulis.Atau solusi lainnya adalah dengan membuatnya menjadi user control.
Maksud dari user control adalah dapat dikendalikan sesuai dengan kecepatan,
arahan, penjelasan, dan audio yang cocok dengan orang yang mengontrolnya.
20
Dalam kasus ini user controlnya adalah peserta didik sendiri, sehingga
kecepatan animasi dapat disesuaikan dengan kenyamanan peserta didik dalam
menerima dan memproses informasi.
Kendala untuk membuat informasi dalam animasi tersampaikan bukan
hanya bahan yang sulit dipahami. Ada juga kemungkinan dari cara
mempresentasikannya yang buruk. Ketika sebuah animasi didesain dengan
buruk, informasi yang disajikan dalam sebuah animasi tidak selalu
merupakan informasi pokok/ penting. Kesalahan penyajian informasi yang
pokok menjadi terlihat tidak penting dan yang tidak penting menjadi terlihat
penting dapat terjadi. Sebenarnya masalah seperti ini bukan saja terjadi dalam
sebuah animasi saja, dalam gambar dua dimensi pun seringkali terjadi.
Kesalahan seperti ini terjadi karena sebenarnya perhatian kita cenderung lebih
tertarik untuk melihat sesuatu yang statis / tidak bergerak atau pun berbeda
dibanding benda lain yang ada disekitarnya. Contohnya seperti jika dalam
satu layar ada banyak benda yang tersebar bergerak-gerak, dan di tengahtengah layar tersebut ada sebuah benda berbentuk aneh, berukuran besar,
dengan warna mencolok. Secara otomatis tentu benda aneh tersebut akan
menjadi pusat perhatian kita ketimbang benda-benda bergerak disekitarnya.
Meskipun benda yang ada ditengah tersebut tidak bergerak. Keunikan ini
dapat membantu sebuah animasi edukasi untuk menonjolkan mana informasi
yang penting sehingga membantu peserta didik untuk menyerap informasi
pokok lebih dahulu ketimbang informasi yang tidak penting. Akan tetapi
dalam kenyataannya, hal ini seringkali tertukar sehingga informasi pokok
yang ingin disampaikan menjadi kurang atau tidak tersampaikan dengan baik.
Kesulitan dalam pembuatan animasi edukasi sebenarnya berada pada
penempatan informasi dalam film itu sendiri. Berbeda dengan informasi
statis, animasi membuat informasi yang ada menjadi grafik animasi. Dan
dengan membuat grafik tersebut bergerak, kemungkinan untuk memasukkan
informasi yang lebih dapat dilakukan pada animasi edukasi. Karenanya
dibutuhkan kemampuan lebih untuk mendesain animasi sehingga menjadi
sebuah susunan informasi yang baik. Dengan demikian tidak terjadi
kesalahan penerjemahan dari penonton dan peserta didik. Memang kesalahan
penerjemahan informasi bisa juga terjadi karena kurangnya pengetahuan
21
penonton dalam bidang animasi sendiri. Karenanya pembuat animasi harus
membuat desainnya dengan benar sesuai dengan urutan informasi yang
penting dan tidak penting. Selain itu, pembuat animasi harus memahami isi
dari informasi yang diangkat sebagai tema pokok dari film tersebut sehingga
tidak terjadi kesalahan penggolongan informasi yang penting dan tidak
penting.
2.2.2 Asal Mula Jamu
Rasanya hampir disetiap negara memiliki obat herbal yang digunakan.
Budaya obat-obatan herbal yang ada di Indonesia sebenarnya merupakan
hasil dari pengaruh Cina, India, dan Arab. Masyarakat Indonesia sendiri
mempercayai bahwa obat-obatan herbal asli berasal dari kraton kuno
Surakarta dan Yogyakarta di Jawa Tengah.Berikut sejarah asal muasal obat
herbal yang tercatat dalam buku Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 10 terbitan
Trubus.
2.2.2.1 Cina
Penduduk Cina telah menggunakan ramuan obat semenjak 5000 tahun
yang lalu. Hal ini terbukti dari prasasti yang ditemukan pada tulang dan
cangkang penyu. Dalam catatan-cacatan medis tua yang ditemukan, Cina
telah memiliki berbagai ramuan dan teknik medis dalam bidang
perobatan.Seperti kitab Huang Di Nei Jing dan Wai Tai Mi Yao yang ditulis
oleh Kaisar Huangdi. Dalam kitab ini berisikan cara-cara menyembuhkan
gangguan pencernaan, pernapasan, dan sistem reproduksi. Juga terdapat
beberapa tokoh medis seperti Bian Que (500 SM) seorang ahli penyakit
dalam dan Hua Tuo (208 SM) seorang ahli bedah, ginekolog dan pediatrik.
Seiring berkembangnya zaman sistem perobatan Cina sekarang sering disebut
sebagai Traditional Chinese Medicine (TCM). TCM sekarang telah
merambah bukan hanya di Cina sendiri tetapi juga di negara-negara lain
seperti di Indonesia.
2.2.2.2 India
Di India, terdapat kebudayaan Ayuverda atau ilmu kehidupan yang telah
ada sejak 1.000 SM. Dalam Ayuverda terdapat pola makan, olah tubuh,
22
waktu istirahat, dan aktivitas agar mencapai keseimbangan tubuh, pikiran,
dan jiwa. Inti dari Ayuverda adalah konsep keseimbangan energi, kesatuan
tubuh, pikiran, dan roh. Kebudayaan ini sendiri terbagi atas 8 cabang yakni
kayacikitsa
(penyakit
dalam),
salyacikitsa
(anatomi
dan
bedah),
salakyacikitsa (penyakit THT dan mata), kaumarabhrtya (tulang), bhutavidya
(penyembuhan),
agenda
tantra
(toksikologi),
rasayana
(rejuvenasi),
vajikarana (afodisiak bagi laki-laki). Ayuverda juga menggunakan bahan
tanaman yang digunakan sebagai obat seperti mengkudu, kunyit, rumput teki,
lada hitam, delima, dll.
Sedikit fakta menarik mengenai masyarakat India. Di India terkenal
dengan Sungai Gangga yang disebut sebagai ‘sungai suci’. Meski disebut
sungai
suci,
mereka
tetap
melakukan
aktivitas
sehari-hari
seperti
pembunganan air urin dan kotoran manusia juga limbah industri dan
lainnya.Sebagai ‘sungai suci’, mereka mengalirkan abu jenazah hingga
berendam di sungai tersebut. Air Sungai Gangga juga diambil untuk minum
dan memasak. Karenanya ketika ada turis yang mengikuti perilaku mereka,
turis tersebut akan segera sakit perut karena banyaknya ‘kuman’ yang ada di
sungai tersebut. Meski demikian, orang India yang melakukan berbagai
aktivitasnya di Sungai Gangga tidak terserang sakit. Hal ini disebabkan
kebiasaan orang India yang selalu memakan ‘kari’. Dalam kari, mengandung
rempah-rempah dan sayuran yang berfungsi sebagai ‘antibiotik alami’ bagi
mereka. Seperti kunyit sebagai pewarna kari yang juga berfungsi untuk
melawan bakteri stafilokokus, bawang putih untuk menguatkan lambung,
mendorong keringat, membantu kelancaran buang air kecil, menenangkan
gangguan usus, anti kuman, obat cacing, dan lainnya. Juga berbagai bumbu
lain seperti merica, ketumbar, pala, kapulaga, cabe, mostar, jahe, dan lainlain. Dengan demikian orang India meningkatkan daya tahan tubuh mereka
dengan memakan kari setiap hari.
2.2.2.3 Korea
Lain halnya di Korea, sistem pengobatan di Korea disebut sebagai
Korean Oriental Medicine (KOM) atau hangbang. Teknik hangbang
mendapatkan pengaruh besar dari Cina, meski demikian terdapat teknik
23
khusus yang lain dari negara asalnya. Seperti pengobatan sasang, Saam
Scupuncture, Herbal Acupuncture, Korean Hand Acupuncture.
2.2.2.4 Indonesia
Dalam buku Jamu – The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Jamu Sakti karya Susan
Jane-Beer, tertuliskan perkembangan jamu yang ada di Indonesia hingga
sekarang. Penggunaan tanaman sebagai obat telah dilakukan dari zaman
dahulu kala..Hal ini terbukti oleh koleksi dari perkakas batu zaman
Neolitikum di Museum Nasional Jakarta. Peralatan seperti batu lumping dan
batu gosok digunakan untuk menghaluskan tanaman untuk memperoleh
bubuk dan ektrak tanaman. Namun demikian, rekaman tertulis mengenai
jamu cukup sukar diperoleh. Hal ini dikarenakan berbagai alasan seperti
naskah berada ditangan tabib dan keluarga sehingga mereka tidak
mengizinkan sembarangan orang untuk dapat melihat. Atau ada pula terdapat
naskah yang tercatat pada kertas, tetapi berada dalam kondisi buruk sehingga
tidak terbaca. Meski demikian, terdapat dua manuskrip di perpustakan Kraton
Surakarta yang dapat menjadi referensi terbaik mengenai jamu dan obat
tradisional yang ada, yaitu Serat Kawruh dan Serat Centhini.
Dalam catatan tersebut berisikan total 1.734 formula yang terbuat dari
bahan-bahan alami, beserta informasi tentang penggunaannya. Serat Centhini
yang ada merupakan hasil beberapa kali salinan dan revisi, sehingga tidak
seorang pun tahu edisi yang asli. Meski demikian dalam Serat Centhini
tertulis hal yang berkaitan dengan permasalahan seksual dan termasuk
anjuran yang berlebihan untuk berbagai penyakit serta sejumlah obat.
Walaupun hanya berisi pendekatan dasar, Serat Centhini memberikan salah
satu perhitungan terbaik dari pengobatan di Jawa kuno. Selain resep dan
formula, Serat Centhini juga memuat banyak kisah serta cerita rakyat yang
menggambarkan penggunaan jamu dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.2.5 Perkembangan Jamu di Abad 20
Profesi medis di Indonesia, baru menyadari nilai yang sebenarnya dari
perusahaan apotek alami ini pada sekitar tahun 1940. Pada bulan Juni tahun
24
tersebut, terdapat pertemuan yang berlangsung di Surakarta merevolusi masa
depan tradisi obat internasional: Kongres Kedua Asosiasi Dokter Indonesia.
Pada acara ini, Asosisasi Ibu dari Yogyakarta memutuskan untuk
mengadakan
Expo
khusus
yang
berjudul
‘Obat-obatan
Tradisional
Indonesia’.Sebelum kongres tersebut berakhir, berjalanlah sebuah gerakan
yang merekomendasikan sebuah penelitian yang mendalam tentang ibat
tradisional dan aplikasinya.Ini merupakan langkah pertama menuju
peningkatan status jamu dan mengubahnya dengan status pengobatan
komplementer.
Antara tahun 1942 hingga 1944, pada pendudukan Jepang, pemerintah
Dai Nippon turut mendukung jamu dengan membuat Komite Obat-Obatan
Tradisional Indonesia pada bulan Juni tahun 1944, dibawah bimbingan
Profesor Dr. Sato, Kepala Departemen Kesehatan Pemerintah. Kemudian,
selama perang kemerdekaan Indonesia, obat tradisional mendapatkan peran
penting. Karena obat-obat ortodoks terbatas jumlahnya, banyak dokter beralih
ke obat herbal untuk mengobati pasien. Demikian pula setelah kemerdekaan
Indonesia, obat impor cukup sulit didapatkan, sehingga banyak orang kembali
kepada obat herbal. Mulai dari saat itu, minat masyarakat kepada obat
tradisional telah berkembang dan serangkaian konfrensi, pameran, seminar,
dan studi ilmiah telah diadakan. Dalam dua dekade terakhir di abad 20,
perkembangan obat tradisional di Indonesia semakin berkembang. Untuk
memperkenalkan beberapa aturan industri, beberapa langkah telah diambil
untuk mengimplementasikan uji klinis modern untuk mendukung klain
kinerja dengan data ilmiah dan untuk membuat standar industri yang
berkembang sedemikian rupa sehingga dapat diterima secara nasional dan
dipertimbangkan ditingkat internasional. Dengan pembentukan delapan pusat
pengujian obat herbal pada awal 1980-an, pengesahan pusat penelitian lebih
lanjut dan berkembangnya minat di kalangan professional medis, yayasan
kini berada pada tempat untuk mendapatkan pengakuan internasional
terhadap jamu.
Sekarang ini, terapi alternatif tidak lagi diperlakukan dengan kecurigaan
seperti yang mereka lakukan selama satu decade lalu, bahkan terapi seperti
25
akupuntur, reiki, akupresur, pijat, teh herbal dan ramuan, telah diterima.
(Jane-Beers, 2013: 15)
2.2.3 Jamu
Jamu seringkali dikenal dan diyakini sebagai obat kuat dikalangan
masyarakat Indonesia. Ini tidak salah, karena memang semenjak dahulu, hal
tersebut adalah salah satu khasiat jamu. Pemikiran inilah yang membuat pola
pikir masyarakat bahwa jamu adalah obat kuat. Sebenarnya jamu sendiri
memiliki berbagai macam khasiat. Jamu sendiri sebenarnya adalah sebutan
bagi untuk obat-obatan herbal Indonesia. Karena itu, berdasarkan bahan
pembuatannya jamu sebenarnya terbagi atas dua jenis, yakni jamu yang
berupa ramuan/ remedy dan jamu yang hanya berupa obat herbal. Jamu
ramuan atau juga sering disebut dengan jamu yang digodog (direbus)
merupakan jamu yang berasal dari bahan alami seperti tumbuhan dan hewan.
Kedua jenis bahan ini dicampur dan direbus, baru kemudian diminum. Ratarata jenis jamu ini lebih dikenal sebagai obat perangsang, biasanya masih
berbentuk cair, dan memiliki aroma asli dari campuran bahan alaminya.
Sedikit berbeda dengan jamu ramuan, jamu yang berupa obat herbal saja
berasal dari bahan alami juga tetapi hanya tumbuh-tumbuhan. Biasanya
digunakan dengan dimakan langsung atau dengan diambil ekstraknya, tetapi
tidak menggunakan hewan sebagai campurannya. Karenanya jenis jamu ini
memiliki berbagai khasiat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang
biasa kita temui seperti sakit kepala, maag, darah tinggi, hingga
meningkatkan daya tahan tubuh. Jenis jamu ini sering juga kita temukan
sudah dalam berbentuk kapsul dan dijual di pasaran.
Selain jamu yang diminum, jamu juga dapat berupa minyak, salep,pasta,
dan kosmetik. Jamu sebenarnya diterapkan lebih dari satu cara penggunaan,
tergantung
bagaimana
kebutuhannya.
Misalnya
minyak
telon,
juga
merupakan jamu yang dibuat khusus untuk menghangatkan tubuh bayi, tetapi
tidak merupakan jamu yang dikonsumsi melainkan dioleskan. Jamu juga bisa
digunakan sebagai pasta untuk merawat rambut yang rusak. Contohnya
shampoo yang berlabelkan jamu untuk merawat berbagai jenis rambut.
26
Jamu juga dapat digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan pijat.
Keuntungan dari jamu adalah jika benar dalam mengelolanya, jamu tidak
memiliki efek samping. Selain itu menurut kebanyakan orang Jawa, jamu
sangat efektif. Meski banyak juga beragam pendapat yang objektif mengenai
jamu, ada satu persepsi umum yang paling dikenal, yaitu untuk memperbaiki
dan meningkatkan kinerja seksual.
Susan Jane-Beers (2013: 25) menuliskan bahwa jamu merupakan terapi
holistic. Menggunakan konsep keselarasan dan keseimbangan antara
seseorang dan lingkungannya, atau pun keseimbangan antara panas dan unsur
dingin dalam tubuh. Ini juga berarti membagi penyakit dan obat-obatan dalam
kategori panas dan dingin. Keahlian seorang ahli herbal terletak dalam
membedakan penyakit dengan cara mengobatinya. Misal, obat yang panas
digunakan untuk mengobati penyakit yang dingin, dan sebaliknya. Resep
jamu selalu mengikuti aturan ini: panas dan dingin, manis dan asam, pahit
dan manis, kuat dan lemah. Juga formula yang dikembangkan untuk
mengobati
masalah
spesifik
pada
satu
organ
tubuh,
tetap
harus
mempertimbangkan efek pada seluruh sistem. Daun, akar, atau kulit kayu
pada satu jamu terdiri dari tiga kategori yakni, bahan utama, bahan
pendukung, dan bahan yang ditambahkan hanya untuk memberi rasa.Sekali
dicampur atau diminum, semua bahan berinteraksi bersama bekerja pada
gejala
Dalam jamu, terdapat empat fungsi dasar:
- Untuk mengobati penyakit tertentu (batu ginjal, kanker serviks, diare)
- Untuk mempertahankan kesehatan (melalui sirkulasi darah dan meningkatkan
metabolisme)
- Untuk mengurangi sakit dan nyeri (mengurangi peradangan / dengan
membantu masalah pencernaan)
- Untuk bagian badan tertentu yang tidak bekerja dengan baik (kurangnya
kesuburan / bau badan yang tidak sedap)
Jamu juga dapat bekerja multifungsi, seperti jamu yang berkhasiat sebagai
obat penguat umum, tetapi juga sebagai antiseptic untuk mencegah infeksi
perut.
27
Namun demikian, seperti obat lainnya khasiat atau reaksi jamu tidak
dapat langsung dilihat hasilnya. Dibutuhkan pemakaian teratur selama
beberapa waktu. Dan karena jamu merupakan obat yang bertahap, efek
samping yang ditimbulkan jauh lebih minim ketimbang obat sintetik. Meski
begitu, beberapa jamu dibuat dari tumbuh-tumbuhan beracun dan jika tidak
dibuat dan dikelola dengan benar, mereka akan berpotensi sebagai racun. Seni
sebagai ahli herbal terletak pada mengetahui cara menetralisir unsur-unsur
yang beracun dan menghasilkan obat yang kuat dalam menyembuhkan.
2.2.3.1 Bahan Baku dan Khasiat
Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan sumber daya termasuk
spesies tanaman tropisnya. Sekitar 40.000 spesies tanaman tropis di dunia,
diperkirakan 30.000 tumbuh di Indonesia.Hingga saat ini, ada sekitar 7000
spesies yang dibudidayakan telah diidentifikasi. Hampir 1000 diantaranya
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional Indonesia, meskipun hanya
286 tanaman saja yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan Indonesia.
Penjual jamu yang bekerja di rumah, biasanya menggunakan 100 tanaman
untuk disiapkan pada saat khusus. Tetapi dalam jamu sehari-hari, hanya
sekitar 10-12 tanaman.
Tanaman-tanaman ini yang nantinya digunakan sebagai bahan baku
utama obat herbal berasal dari tanaman liar dan tanaman yang dibudidayakan
oleh manusia. Uniknya, melalui bentuk, warna, atau tekstur dari setiap
tanaman menunjukkan penyakit apa yang bisa disembuhkannya. Misalnya,
tanaman berambut berfungsi membuat tumbuhnya rambut, bunga dengan
mata membuat penglihatan lebih tajam, daun berbentuk jantung untuk
mengobati penyakit jantung, kumpulan bunga berwarna merah efektif
terhadap pendarahan, sedangkan anggrek sebagai pembangkit gairah yang
bagus. Meski ada beragam tanaman, beberapa spesies merupakan kelompok
special untuk jamu. Seperti semua jenis keluarga Zingiberaceae: kunyit
(kunir; Curcumadomestica), lengkuas yang besar (Languasgalangal); kencur
(Kaempferiagalanga), lempuyang pahit (Zingiberamaricans), lempuyang
wangi (Zingiberaromaticum), temulawak (Curcumaxanthorrhiza), dan jahe
(Zingiberofficinale). Selain di Asia, jahe hanya dikenal sebagai satu rimpang
28
yang digunakan dalam memasak. Tetapi di Indonesia tercatat sekitar 200
spesies. Kegunaan dari keluarga Zingiberceae ini tidak perlu diragukan lagi,
seperti kelompok special untuk jamu. Dalam buku Farmakognosi
(Soegihardjo, 2013) dijelaskan bahwa kunyit, berguna untuk membantu
meringankan penyakit arthritis, kanker, diabetes, pancreatitis, hepatitis,
meluruhkan batu empedu, maag, diare, gangguan ginjal, sakit kepala, masuk
angin, dan lainnya. Selain itu, ada juga temulawak yang biasa dikenal untuk
menambah nafsu makan anak, tetapi ternyata bermanfaat juga sebagai
antioksidan, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakterial, antiradang,
mencegah kanker, hepatitis, dan lainnya. Jahe sendiri memiliki khasiat untuk
mengatasi sakit perut, pilek, diare, masuk angin, sebagai anti muntah, mabuk
kendaraan, migraine, anti hipertensi, pengencer darah, anti jerawat, anti
bakteri, anti kanker, penurun berat badan, peluruh nyeri otot, penguat
lambung, dan lainnya. Demikian juga dengan kencur, yang memiliki khasiat
untuk mengobati pegal linu, pencernaan, demam, nyeri dada, lambung, sakit
kepala, dan sakit gigi.
Selain jahe, banyak juga rempah-rempah yang digunakan dalam
pembuatan jamu. Seperti kayu manis, pala, bunga pala, cengkeh, adas, lada
hitam dan putih, kapulaga, ketumbar, jinten, dan biji jinten. Juga bumbu lain
seperti kemangi, buah asam kering, gula jawa dan putih. Dengan berbagai
kombinasi berbagai macam tanaman obat dapat menyembuhkan penyakit.
Tambahan lainnya juga seperti papaya, daun sirih, cabe, jeruk, kulit delima,
daun jati belanda, atau salah satu dari 900 lebih pada daftar WHO.
Susan (Jane-Beers, 2013) juga menjelaskan bahwa dalam racikan jamu,
ada juga tanaman yang berada di garis batas antara mengobati dan meracuni
digunakan sebagai bahan baku. Faktor yang menentukan dalam membuat
resep jamu adalah ukuran dosis dan jika perlu tanaman yang berfungsi untuk
menetralkan racun yang ditimbulkan tanaman lain. Tanaman itu antara lain
adalah asam (Tamarinusindica). Meski beracun, asam memiliki banyak
kegunaan, mulai dari daun mudanya untuk pemakaian luar guna mengobati
penyakit kulit. Dan buahnya digunakan untuk pencuci perut.Ada juga getah
pohon kacang mete (Anacardiumoccidentale), jika dicampur dengan kapur
berguna mengobati penyakit kulit dan luka bakar. Kulit kayunya juga berguna
29
sebagai obat kumur. Selain tanaman-tanaman ini, masih banyak lagi berbagai
jenis lain yang memiliki fungsi bagi kesehatan.
Bahan –bahan ini juga sebenarnya tidak hanya digunakan dalam
pembuatan jamu saja, tetapi juga obat-obatan modern menggunakan acuan
dari bahan dasar alami ini. Seperti ekstrak kayu manis yang digunakan
sebagai bahan obat batuk hitam atau OBH. Karena itu, sebenarnya
kemujaraban dari bahan alami ini bukan semata-mata hanya karena tradisi
dan kepercayaan saja, tetapi juga sudah teruji secara kimia oleh para ahli di
masa sekarang ini. Seperti akar kayu manis cina yang memiliki sifat
demulsen (pelunak) dan ekspektoran (peluruh dahak), biasanya digunakan
dalam minuman untuk menutupi rasa tak sedap. Juga berfungsi untuk
melarutkan dan absorbsi obat, untuk meningkatkan pembuihan dalam
pembuatan bir, dan lainnya. Selain itu, glikosida saponin atau asam gliserat
yang terkandung di dalam akar kayu manis ini bersifat antiinflamasi yang
berguna untuk mengobati maag dan penyakit Addison. Contoh tumbuhan
lainnya yang telah diteliti adalah tapakdara (Catharanthus roseus).Tanaman
ini sering kita lihat sebagai tanaman hias dijalan-jalan, namun ternyata
memiliki khasiat yang sekarang banyak digunakan sebagai obat anti kanker.
Hal ini karena kandungan vinblastina dan vinkristina yang ada dalam
tapakdara. Memang semenjak dahulu juga tapakdara digunakan sebagai obat
anti diabetes.Jenis kanker yang sering diobati oleh vinblastina dan vinkristina
adalah limpoma, kanker paru, kanker leher rahim, dan payudara. Selain itu
masih banyak lagi berbagai jenis tanaman yang telah dicek fungsinya oleh
dunia medis dan digunakan sebagai bahan baku obat untuk menanggulangi
berbagai penyakit hingga penyakit kronis.
2.2.3.2 Proses Pembuatan Jamu
Pemerintah telah menetapkan aturan dalam cara pembuatan obat
tradisional yang baik. Tentunya harus memenuhi persyaratansafety, efficacy,
quality, dan acceptability. Untuk memenuhi persyaratan ini tentu diperlukan
pengumpulan bahan baku yang berkualitas, baik dari tanaman budi daya
maupun tanaman liar. Agar menghasilkan kualitas yang baik, waktu
pemanenan pun harus diperhitungkan sehingga kandungan kimia yang ada
30
dalam tanaman mencapai tingkat optimum. Karena kandungan kimia dalam
tumbuhan tidak selalu sama sepanjang waktu.
Jamu atau obat herbal yang telah dikemas dalam bentuk tablet ataupun
cair, tidak perlu diragukan manfaatnya. Meski dalam kemasan, bahan dasar
dari jamu tetap sama, yaitu tanaman obat. Tanaman obat yang merupakan
hasil budidaya tidak perlu terlalu dikhawatirkan kandungan pestisidanya.
Karena rata-rata tanaman obat tidak menggunakan pestisida kimiawi. Cara
terbaik mengembangbiakkan tanaman obat adalah dengan menanamnya
secara hidroponik, sehingga mengurangi resiko hama dan bakteri yang
menyerang. Setelah melewati tahapan penen, maka bahan baku akan
melewati tahapan berikut sebelum diproses di pabrik.
-
Sortasi basah
Tahap dimana dilakukan pemisahaan antara tanaman obat dengan benda
organik lain yang ikut terangkat seperti tanah, kerikil, dan lainnya.
-
Pencucian
Pencucian
dilakukan
tidak
dengan
air
sungai
karena
tingkat
pencemarannya yang tinggi.Pencucian bisa dilakukan pada air mengalir
dari mata air, sumur, atau PAM.
-
Perajangan
Perajangan atau pengirisan dilakukan agar proses pengeringan dapat
berlangsung dengan lebih cepat. Alat untuk merajang yang digunakan
dapat menggunakan pisau stainless steel ataupun mesin dengan ketebalan
yang sesuai. Tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, karena jika terlalu
tipis maka dikhawatirkan kandungan kimia dalam bahan baku akan rusak
akibat oksidasi atau reduksi.
-
Pengeringan
Tanaman obat yang digunakan harus benar-benar kering tidak
mengandung air lebih dari 10%. Proses pengeringan ini juga tidak
dilakukan dengan cara menjemur dibawah sinar matahari langsung, tapi
dengan memasukkannya kedalam lemari pengering dilengkapi dengan
kipas dan penyedot udara sehingga ada sirkulasi yang baik. Sama halnya
dengan proses menghangatkan telur, tidak boleh terlalu panas, sehingga
bahan obat tersebut tidak rusak. Sinar matahari langsung juga
31
menyebabkan kandungan vitamin C yang ada di dalam tanaman obat
menjadi
rusak.
Karenanya
diperlukan
suhu
yang
tepat
untuk
mengeringkan tanaman obat hingga benar-benar kering tanpa air. Tanda
jika bahan baku sudah kering adalah mudah meremah jika diremas dan
mudah patah.
-
Sortasi kering
Pemisahan dari kotoran, bahan organic asin, dan bahan baku yang rusak
akibat proses sebelumnya.
Dan masuk dalam proses pengemasan. Kemasan yang digunakan harus sesuai
dengan bahan baku yang akan dikemas. Contohnya seperti minyak atsiri tidak
boleh dikemas dalam wadah plastik, karena plastic menyerap bau bahan
tersebut. Kemasan yang baik untuk menyimpan bahan baku seperti karung
goni, karung plastic, atau kaleng yang dilapisi kertas berlilin. Demikian juga
dengan tempat menyimpan bahan baku, harus bersih, tertutup, memiliki
sirkulasi udara yang baik, tidak bocor, tidak lembab, dan tidak masuk sinar
matahari langsung, terdapat alas dari kayu, dan lainnya.
Juga dilakukan pemeriksaan mutu secara berkala.pemeriksaan mutu tersebut
harus berpedoman pada Materia Medika Indonesia atau Farmakope Herbal
Indonesia, dan lainnya (Constantinus, 2013: 12). Tentu akan lebih baik lagi
jika melalui pemeriksaan laboratorium berdasarkan good laboratory practice.
Kemudian barulah bahan baku tersebut diproses secara modern di pabrik dan
dikemas untuk diperjualbelikan di masyarakat.
Obat herbal yang digunakan harus benar-benar kering agar tidak ada jamur
dan bakteri yang dapat hidup didalamnya. Setelah itu barulah disimpan dalam
kemasan tanpa udara atau divacum. Dengan tidak adanya udara, maka bakteri
dan jamur pun tidak dapat berkembang. Cara lainnya adalah dengan
memasukkannya ke dalam lemari pendingin.
Memang rata-rata harga jual jamu yang telah dikemas secara modern sama
dengan obat-obatan sintetik. Sehingga tidak semua orang dapat membelinya,
namun tidak menutup kemungkinan jika ingin menikmati khasiat jamu di
rumah. Pada dasarnya jamu merupakan obat herbal yang dibuat oleh
perorangan di rumah.Pembuatan jamu sendiri cukup mudah dan dapat
32
dilakukan sendiri di rumah. Asalkan pembuat memiliki bahan dasar yang
tepat dan dosis yang tepat. Misalnya seperti membuat jamu kunyit asem,
yakni dengan mencampurkan kunyit, asem, jahe, dan madu. Jamu ini bukan
saja berguna bagi wanita, tetapi juga mengandung antioksidan yang tinggi
sehingga menyehatkan tubuh jika diminum setiap hari.
2.2.4 Industri Jamu
Dalam pembuatan dan penjualannya jamu biasanya dilakukan oleh satu
orang (seperti jamu gendong yang biasa dilakukan oleh wanita). Namun hal
ini hanya sampai pada abad ke-20 saja. Menyadari tingkat permintaan jamu
yang terus bertambah, mulailah adanya industri yang membuat dan menjual
jamu dalam jumlah besar. Di Indonesia sendiri sudah ada sudah ada sekitar
500 perusahaan yang memproduksi jamu, termasuk 20 perusahaan besar.
Seiring dengan berkembangnya zaman, jamu yang dulunya lebih banyak
dalam bentuk cair serta berbau, sekarang diproduksi dalam bentuk siap
minum seperti pil. Selain itu juga ditambahkan tumbuhan aromatic untuk
menyamarkan bau dan rasa yang tidak sedap.
Industri jamu pun semakin berkembang setelah perusahaan besar mulai
masuk pada pasar internasional. Perusahaan –perusahaan tersebut mulai
memasuki program penilaian sembilan bulan hingga mendapatkan sertifikasi
ISO 9001 dari Asosiasi Akreditasi Internasional Inggris, serta NACCB dan
ANSI – RAB di Amerika Serikat. Perusahaan juga menggunakan Sistem
Standard Mutu yang terus menerus direvisi. (Jane-Beers, 2013; 217)
2.2.5 Obat Sintetik dan Obat Herbal
Obat sintetik atau obat kimiawi merupakan obat yang dibuat dari bahan
sintetik maupun bahan alami yang diolah secara modern. Biasa digunakan
oleh kalangan medis untuk mengobati suatu penyakit. Obat yang telah
dipasarkan ini telah teruji secara klinis dan biasanya dipatenkan oleh negaranegara barat. Meski demikian bukan berarti tidak ada efek samping yang akan
timbul dari obat sintetik ini. Efek samping jangka pendek dan jangka panjang
dapat ditimbulkan meskpun sudah teruji klinis. Efek samping jangka pendek
biasanya sudah diketahui dengan pasti dan tertulis dalam kemasan obat
33
tersebut. Selain itu dalam ISO Indonesia (Informasi Spesialite Obat
Indonesia) tertulis obat-obat yang beredar di Indonesia beserta indikasi,
kontradiksi, dosis, efek samping, kemasan, dan harganya. Akan tetapi efek
samping yang tertulis merupakan efek samping jangka pendek, sedang efek
samping jangka panjang masih banyak yang belum diketahui.
Terdapat dua jenis obat sintetik, obat yang mahal dan obat yang murah
yang biasa disebut sebagai obat generic. Obat sintetik mahal hanya karena
merek dan sudah dipatenkan. Karenanya obat generic pun memiliki khasiat
yang sama seperti obat bermerek. Obat generic menjadi lebih murah karena
patennya sudah kadaluarsa, sehingga pemilik merek tersebut sudah
kehilangan hak eksluksifnya untuk memproduksi obat tersebut. Karenanya
perusahaan lain memproduksi obat generic tanpa harus membayar merek
sehingga harga jualnya menjadi lebih murah. Contohnya seperti obat
antibiotic berbahan dasar amoxicillin. Amoxicillin generik jauh lebih murah
ketimbang amoxicillin yang telah bermerek. Padahal mereka memiliki bahan
dasar yang sama. Yang membedakannya hanya merek dagang saja. Akan
tetapi banyak juga yang merasa obat bermerek jauh lebih manjur. Selain itu,
hampir semua dokter menyarankan obat bermerek kepada pasiennya. Karena
itulah kebanyakan orang yang tidak mengetahui hal ini, lebih memilih obat
bermerek ketimbang obat generic.
Berbeda dengan obat herbal, obat herbal merupakan obat yang
menggunakan bahan dasar alami. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
di Indonesia obat herbal lebih dikenal dengan nama jamu. Keduanya memiliki
khasiat dan kegunaan yang serupa. Namun ada yang membedakannya,
sehingga masyarakat cenderung lebih memilih untuk menggunakan obat
sintetik.
Tabel Perbandingan Obat Herbal dan Obat Sintetik
No.
1.
2.
Obat Herbal
Harganya terjangkau
Obat Sintetik
Harga relatif mahal
Efek samping relatif kecil bahkan ada Efek samping pengobatan lebih
yang sama sekali tidak menimbulkan sering terjadi.
34
efek samping jika digunakan secara
tepat.
3.
4.
5.
Reaksinya lebih lambat.
Reaksinya cepat.
Memperbaiki keseluruhan sistem
Hanya memperbaiki beberapa
tubuh.
sistem tubuh.
Efektif untuk penyakit kronis yang
Relatif kurang efektif untuk
sulit diatasi dengan obat kimia.
penyakit kronis
Terapi sampingan: diet terhadap
6.
Terapi sampingan: Diet terhadap
makanan tertentu dan perlakuan
makanan tertentu.
tertentu pada tubuh seperti bedah
atau operasi dan manajemen stres.
Tabel 2.1 Perbandingan obat herbal dan sintetik
(Sumber: http://www.deherba.com/obat-tradisional-vs-obat-kimia.html)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, harga obat sintetik cenderung
mahal. Meski begitu memang obat sintetik lebih mudah diperoleh dan tidak
berasa ataupun berbau. Daripada jamu yang harus dibuat dari bahan dasarnya,
kalaupun tidak membuat sendiri, jamu yang beredar di pasaran baik jamu
gendongan maupun instan tetap memiliki bau dan rasa yang menyengat
sehingga kurang digemari.
Dari sisi efek samping, jamu juga cenderung lebih kecil efek sampingnya
bahkan tidak ada sama sekali ketimbang obat sintetik. Hal ini karena bahan
dasar jamu adalah tanaman-tanaman herbal yang tidak berdampak untuk
meracuni tubuh. Selain itu jamu yang diolah baik, tidak mengandung bahan
sintetik sedikitpun seperti pewarna makanan sintetik, pengawet, hingga
perasa sehingga aman bagi tubuh. Sedangkan obat sintetik terbuat dari bahanbahan racikan yang rata-rata berasal dari bahan kimiawi. Ada banyak efek
samping yang dapat ditimbulkan oleh obat sintetik ini. Contohnya seperti
allopurinol yang digunakan untuk mengobati arthritis gout yang disebabkan
oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Allopurinol dapat menimbulkan
efek samping seperti ruam kulit, trombositopenia (kadar trombosit berada
dibawah normal), agranulositosis (rendahnya sel darah putih jenis granulosit
35
dalam darah), anemia aplastik pada penderita gangguan ginjal, dan
memungkinkan menimbulkan peningkatan tekanan darah lebih tinggi. Bukan
hanya itu saja, dalam tubuh kita terdapat organ yang akan menyaring darah
yang disebut ginjal. Darah tersebut akan berisi berbagai zat yang kita makan.
Jika kita banyak mengkonsumsi obat sintetik, otomatis darah kita akan
banyak mengandung zat-zat sintetik juga sehingga ginjal kita harus berusaha
menyaring darah lebih giat dari keadaan normalnya. Jika hal ini terus
dibiarkan, lama kelamaan ginjal kita akan kelelahan dan tidak berfungsi baik
lagi. Inilah salah satu hal yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Jika
sudah terdiagnosis gagal ginjal, sangat sulit untuk kembali kepada keadaan
normal. Terutama jika sudah membutuhkan cuci darah, hanya tinggal
menghitung waktu kematian saja. Itulah sebabnya mengapa efek samping dari
obat sintetik tidak langsung terasa. Akibat dari konsumsi obat sintetik yang
berlebihan akan terasa setelah beberapa tahun, tergantung dari daya tahan
tubuh setiap orang. Karenanya tidak mengherankan jika banyak dijumpai
berbagai penyakit serupa seperti gagal ginjal di kota-kota besar, dan
penderitanya rata-rata orang tua yang berasal dari golongan menegah keatas.
Meskipun ada banyak efek samping yang cenderung ‘menyeramkan’ dari
obat-obatan sintetik. Bukan berarti obat herbal tidak memiliki efek samping
sama sekali. Misalnya seperti kunyit yang memiliki kontraindikasi kepekaan
berlebih, luka pada lambung, dan tidak dapat digunakan sebelum tindakan
pembedahan. Juga jahe yang dapat membuat nyeri pada usus dan perut bergas
jika takaran yang dikonsumsi melebihi batas kemampuan tubuh.Meski
demikian, efeksamping yang ditimbulkan jauh lebih kecil jika digunakan
dengan dosis yang tepat.
Semua hal butuh proses, demikian juga dengan obat. Baik obat herbal
seperti jamu maupun obat sintetik membutuhkan waktu beberapa lama hingga
suatu penyakit bisa dikatakan sembuh.Tetapi jangka waktu yang diperlukan
tentunya berbeda.Tidak bisa dipungkiri, obat sintetik hanya membutuhkan
waktu yang relatif sebentar untuk menyembuhkan suatu penyakit.Misalnya
obat asam urat, hanya dengan waktu beberapa jam kadar asam urat dalam
darah menjadi normal. Sedangkan ketika menggunakan jamu seperti
sambiloto membutuhkan waktu beberapa hari hingga asam urat kembali
36
normal. Meski demikian sambiloto tidak membuat ginjal menjadi lebih
terbebani, karena terbuat dari bahan alami. Juga tidak perlu khawatir dengan
pestisida yang ada pada tanaman obat. Tanaman obat tumbuh tanpa perlu
menggunakan pestisida karena pada dasarnya tidak ada serangga yang
menyukai tanaman obat.
Bukan hanya itu saja, normalnya kita memakan obat hanya untuk
menyembuhkan bagian yang kita rasa sakit. Memang begitulah cara obat
sintetik bekerja. Tetapi jamu dan obat herbal tidak hanya bekerja pada bagian
yang sakit saja, ia juga membantu organ tubuh lain sehingga menjadi lebih fit.
Jamu serta obat herbal pun memiliki berbagai khasiat yang tidak dapat
dijangkau oleh pengobatan medis modern.Buktinya seringkali ketika medis
telah berusaha untuk menyembuhkan penyakit kronik, namun ternyata
hasilnya tidak bertambah baik, banyak orang mencari pengobatan alternatif
lain, salah satunya adalah jamu dan obat herbal. Seperti daun sirsak yang
ternyata memiliki khasiat 10.000 kali kemoterapi bagi penderita kanker.
Sehingga penderita tidak perlu menjalani kemoterapi yang membuat berat
badan turun, kerontokan rambut parah, sariawan, dll. Umumnya pengobatan
medis untuk penyakit kronik seperti ini hanya dapat menunda perkembangan
penyakit namun sulit untuk menyembuhkan secara total tanpa adanya efek
samping.
Memang hanya meminum obat saja tidak menjamin akan sembuh total
dari suatu penyakit. Tentu harus ada pantangan yang dilakukan untuk
mendukung proses penyembuhan. Baik jamu maupun obat sintetik, harus
didukung dengan asupan yang diterima tubuh. Sederhananya seperti orang
yang sedang sakit batuk, tidak boleh mengkonsumsi gorengan. Juga bagi
penderita darah tinggi, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang asin.
Demikian juga dengan penderita diabetes, harus menjaga dengan pola makan
yang ketat. Dengan demikian, obat yang diterima tubuh tidak bekerja secara
sia-sia, dan jauh lebih efektif. Tetapi dalam pengobatan medis modern tidak
hanya membutuhkan pola makan yang tepat. Dalam beberapa kasus, dimana
pengobatan membutuhkan suatu tindakan seperti operasi, penderita harus
menjaga agar bekas luka akibat operasi tersebut tidak terbuka kembali.
37
2.2.6 Penggolongan Obat Herbal di Indonesia
Di Indonesia sendiri, jamu atau obat-obatan herbal mulai dilirik dan
diteliti. Hal ini telah terbukti melihat pangsa pasar yang semakin menanjak
dari tahun ke tahun.
Rp 2 Triliun
Tahun 2002
Rp 3,2 -3,5 Triliun
Tahun 2004
Rp 10 Triliun
Tahun 2010
Tabel 2.2 Pangsa Pasar Herbal Dalam Negri
(Sumber: Diktat Obat Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Pancasila)
Perobatan herbal modern kini digolongkan menjadi 3 jenis, yakni jamu,
obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Setiap golongan merupakan
perkembangan dari golongan yang sebelumnya. Dan bukan berarti golongan
sebelumnya kurang berkhasiat, hanya saja untuk berkembang menjadi
golongan berikutnya, diperlukan beberapa persyaratan terlebih dahulu.
Jamu harus memenuhi kriteria:
-
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
-
Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
-
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
-
Contohnya: minyak kayu putih, antangin
Obat Herbal Terstandar, merupakan sediaan obat bahan alam yang
keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan secara ilmiah dengan uji praklinik
pada hewan. Untuk itu Obat Herbal Terstandar memiliki kriteria sebagai
berikut:
-
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
-
Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik
-
Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
-
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, contoh: tolakangin
Terdapat 5 macam uji pra-klinik yang dilakukan, yakni: uji eksperimental in
vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkrono, dan
uji toksisitas khusus.
38
Fitofarmaka, merupakan obat yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia / sediaan galenik yang telah
memenuhi persyaratan yang berlaku. Fitofarmaka harus memiliki kriteria
sebagai berikut:
-
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
-
Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
-
Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
-
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, contoh: stimuno
Uji klinik yang dilakukan adalah, uji toksisitas, uji farmakologik
eksperimental (pengujian pada hewan), dan uji klinik eksperimental
(pengujian pada manusia untuk memastikan adanya efek farmakologik,
tolerabilitas, keamanan, serta manfaat klinik). Selain itu, komposisi
fitofarmaka juga hanya terdiri dari satu simplisia. Namun jika tidak
memungkinkan, bisa juga terdiri dari beberapa simplisia / sediaan galenik
(maksimum 5), dan tidak boleh menggunakan zat kimia sintesis.
(Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2013)
2.2.7 Realita Jamu di Masyarakat
Meskipun jamu sebenarnya cukup dikenal banyak orang terutama
masyarakat Indonesia sendiri, tetapi tragisnya penduduk asli Indonesia yang
tinggal di perkotaan tidak begitu mempercayai jamu yang beredar di pasaran.
Pertama tentu karena proses penyembuhan dengan jamu berlangsung lebih
lama ketimbang obat sintetik yang hanya beberapa kali minum langsung
sembuh. Bagi penduduk perkotaan, hal yang instan dan serba cepat adalah
suatu hal yang harus. Karenanya mereka lebih memilih obat-obat sintetik
ketimbang jamu. Kedua ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
sendiri mengenai jamu, mereka hanya memandang jamu sebagai obat
tradisional yang tidak lebih dari obat alternatif ketika dunia medis sudah
mengangkat tangan dengan penyakit tersebut. Ketiga disebabkan begitu
banyaknya artikel dan berita yang beredar mengenai bahaya kandungan jamu
yang dibuat oleh beberapa pabrik yang tidak memiliki kode etik dalam
pembuatan obat. Pabrik-pabrik jamu ini mencoba menekan biaya produksi
39
dengan mencampurkan bahan kimia ke dalam jamu yang hasilnya ternyata
bukan hanya merusak kualitas dari jamu sendiri tetapi juga membahayakan
konsumennya.
Bukan hanya itu saja, bahkan jamu gendong pun sudah diragukan oleh
beberapa golongan. Karena meskipun mungkin mereka tidak mencampurkan
obat kimia ke dalam jamu, proses produksi yang dilakukan oleh perorangan ini
tidak dapat terjamin higienis. Logikanya para penjual jamu gendongan ini
hanya membawa jamu, gelas, dan ember yang berisi air yang tidak diganti.
Gelas-gelas tersebut hanya direndam dalam air dan tidak dicuci dengan
sabun.Bakteri dan virus yang ada tidak akan bisa dibersihkan dengan cara
seperti itu. Bahan baku juga mulai diragukan keamanannya. Karena faktanya
hampir setiap perkebunan pasti menggunakan pestisida dalam merawat
tanaman.Tanaman obat juga tidak terkecuali.
Meskipun masyarakat tahu bahwa bahaya jamu itu disebabkan karena
beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab, namun tetap mereka tidak dapat
mempercayai jamu dan mengandalkan obat kimia yang dirasa lebih terjamin
karena adanya campur tangan dokter dan apoteker didalamnya.Hal ini miris,
mengingat sebenarnya obat kimia juga memiliki efek samping jika diminum
secara berkala. Namun hal ini tidak dapat dipungkiri, hal kepercayaan akan
sangat mempengaruhi penilaian seseorang.
Keraguan ini sebenarnya dapat diperbaiki jika masyarakat memiliki
pengetahuan yang baik mengenai jamu dan obat-obatan itu sendiri. Tahu
seperti apa proses pembuatannya memang baik dan mungkin bisa
meningkatkan kepercayaan seseorang, tetapi dengan didukung pengetahuan
yang cukup, mereka mengerti dan dapat membedakan mana jamu yang aman
dikonsumsi dan mana yang tidak. Serta akan jauh lebih baik jika
perkembangan jamu maupun obat herbal didukung dengan campur tangan
dokter dan ahlinya. Sehingga setidak-tidaknya meskipun masyarkat masih
belum dapat mempercayai jamu yang beredar, mereka bisa mencoba obat
herbal Indonesia ini dengan membuat sendiri di rumah.
40
2.2.8 Sinopsis
Dalam film animasi ini akan dimulai dengan menjelaskan apa jamu itu
dan asal usulnya secara singkat. Serta beberapa fakta menarik mengenai obat
herbal yang jarang diketahui masyarakat.Seiring dengan perkembangan
zaman, ilmu medis dan menciptakan obat-obat sintetik yang mudah
digunakan dan di dapat. Hal ini membuat minat dan kepercayaan masyarakat
semakin menipis untuk menggunakan jamu sebagai obat.Ini membuat mereka
lebih percaya pada pengobatan modern yang menggunakan obat-obat kimia.
Selain lebih cepat bereaksi, obat kimia juga mudah diperoleh dan didukung
oleh ilmu kedokteran modern. Kemudian menjelaskan obat kimia tetap
beresiko menimbulkan efek samping. Dan resiko jamu ‘oplosan’ yang ada di
pasaran. Bagaimana menggunakan jamu yang baik dan bermanfaat. Serta
bagaimana sebenarnya posisi jamu sebagai obat herbal dalam dunia
kedokteran.
2.2.9 Data Observasi Lapangan
2.2.9.1 Questioner
Berdasarkan questioner yang dilakukan melalui media internet. Berikut
adalah hasil dari survey yang dilakukan oleh 23 orang.
Apa jenis kelamin Anda?
Wanita
65,22%
15 orang
Pria
38,78%
8 orang
Berapa usia Anda sekarang?
17-20 th
8,7%
2 orang
20-25 th
82,61%
19 orang
25-30 th
0%
>30 th
8,7 %
2 orang
Apakah Anda tahu tentang khasiat jamu?
Ya
Tidak
60,87%
14 orang
39,13%
9 orang
41
Pernahkah Anda meminum jamu?
Pernah
78,26%
18 orang
Tidak pernah
21,74%
5 orang
Jika ya, jamu apa yang pernah Anda minum?
Jamu gendongan
70,59%
Jamu sachet
11,76%
2 orang
Jamu obat
52,94%
9 orang
Jamu sambiloto
12 orang
1 orang
Jika tidak, mengapa Anda tidak minum?
Belum pernah dapat kesempatan 22%
2 orang
Tidak suka rasanya
33%
3 orang
Tidak suka baunya
22%
2 orang
Tidak menarik untuk diminum
44%
4 orang
Anda suka menonton film animasi?
Ya
95,65%
Tidak
22 orang
4,35%
1 orang
Jika ada animasi edukasi yang memuat informasi tentang jamu, apakah Anda
akan menontonnya?
Ya
78,26%
Tidak
18 orang
21,74%
5 orang
Animasi jenis apa yang Anda sukai sebagai program edukasi jamu?
2D
34,78%
8 orang
3D
34,78%
8 orang
campuran
30, 43%
7 orang
Perlukah Anda mengetahui informasi tentang jamu?
Perlu, sebagai pengetahuan umum
60,87% 14 orang
Perlu, sebagai budaya bangsa kita harus paham 47,83% 11 orang
Tidak perlu, saya tidak suka
4,35% 1 orang
42
2.2.9.2 Wawancara
Untuk memperkuat fakta yang ada mengenai jamu, penulis melakukan
wawancara dengan seorang dokter yang berdomisili di Bogor. Beliau seorang
dokter yang lebih menggunakan obat-obatan herbal ketimbang obat sintetik.
Berikut adalah rangkuman dari isi wawancara tersebut.
Jamu sebenarnya terdiri atas dua macam, yang pertama adalah remedy dan
yang merupakan herb. Jadi sebenarnya jamu dan obat herbal adalah sama.
Keduanya merupakan obat yang menggunakan bahan alami. Tetapi pada
dasarnya baik obat herbal maupun obat sintetik yang sekarang digunakan
semua pada awalnya berasal dari daun, jamur, ataupun hewan. Contohnya
seperti penisilin yang bekerja sebagai antibiotik.Namun seiring dengan
berkembangnya zaman dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, juga
kebutuhan pasar yang terus meningkat, maka untuk menjawab semua
tantangan tersebut para produsen obat mengganti bahan alami yang awalnya
digunakan dengan bahan sintetik. Maka terbagilah obat menjadi dua
golongan, yakni yang alami dan kimiawi.
Semua obat sebenarnya memiliki bahaya yang sama. Tergantung dari daya
tahan tubuh setiap orang untuk menerimanya. Hanya memang obat sintetik
memiliki efek samping yang lebih mematikan, karena adanya efek samping
jangka panjang yang sering kali belum diketahui. Contohnya seperti aspirin
yang dulunya berasal dari willow dan kemudian dibuat secara sintetik. Akan
tetapi sekitar 20 tahun yang lalu ditemukan bahwa aspirin dapat menimbulkan
efek samping sindrom graybaby jika dikonsumsi oleh wanita hamil.Selain itu
efek samping lainnya adalah dapat mengencerkan darah. Contoh lainnya
adalah digitalis yang biasa digunakan untuk pengobatan penyakit jantung.
Memiliki efek samping dapat merusak liver (hati).
Jika kita mengkonsumsi obat yang berlebihan, efek samping yang pertama
adalah terserang maag, kemudian rusaknya liver, dan terakhir adalah ginjal.
Hal ini terjadi karena lambung adalah tempat pertama dimana obat akan
dicerna. Dan hati merupakan organ pertama untuk mendetoxifikasi tubuh kita,
dan jika organ penyaring yang terakhir adalah ginjal. Sebenarnya
kemungkinan liver ataupun ginjal yang rusak bergantung pada apa yang kita
43
makan, jika makanan kita larut pada lemak maka akan disaring di liver, dan
jika larut air maka akan disaring pada ginjal. Reaksi lain yang ditimbulkan
tubuh jika tidak kuat dengan obat adalah reaksi alergi cepat dan lambat.
Reaksi cepat seperti anaphylactic shock, merupakan reaksi dimana orang
tersebut langsung meninggal seketika setelah menkonsumsi obat tersebut.
Sedang reaksi lambat dapat berupa kaligatta yakni kulit memerah dan gatal
pada seluruh atau beberapa bagian tubuh. Meski demikian, obat sintetik
sendiri jarang dapat menyebabkan kanker.
Obat herbal juga memiliki efek samping, bukan tidak ada tetapi lebih minim.
Semuanya tetap bergantung pada daya tahan tubuh setiap orang.
Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan tidak selalu sama pada setiap
orang. Misalkan, ada orang yang memiliki penyakit maag, maka ia tidak
dapat meminum jahe. Jika diberikan obat herbal yang mengandung jahe,
maka ia akan terserang maag. Ada juga yang memang dapat menimbulkan
reaksi seperti mahkota dewa yang ternyata sekarang memiliki efek samping
jika diolah oleh orang yang kurang berpengalaman. Sehingga dapat
menyebabkan mulut bengkak, kenjang, hingga pingsan, dan mabuk. Tapi
memang konsumsi yang berlebihan dapat menjadi pemicu efek samping.
Intinya semuanya harus sesuai dengan dosis yang tepat.
Banyak orang juga menyangka bahwa obat herbal bereaksi lebih lambat
ketimbang obat sintetik. Tapi sebenarnya tidak demikian. Obat herbal pun
dapat menghasilkan reaksi yang cepat jika tahu dosis dan kombinasi yang
tepat. Hal ini memang tidak banyak diketahui oleh orang, maka dari itu hal ini
berasal dari pengalaman pribadi dokter sendiri. Yakni ketika pasien beliau
yang seorang vegetarian memiliki penyakit darah tinggi diberikan resep untuk
meminum pegagan. Pasien tersebut juga bertanya apakah ia diizinkan untuk
meminum vitamin C, dan dokter mengizinkannya. Namun setelah beberapa
saat, ia mengeluh dan kembali ke dokter. Setelah tekanan darahnya dicek,
ternyata tekanan darahnya turun drastic hingga menjadi rendah. Karena itu ia
merasa pening. Setelah diselidiki ternyata ia meminum pegagan dan vitamin
C secara bersamaan. Kasus lain adalah ketika beliau sendiri merasa sakit
kepala dan membuat jus dari campuran beberapa jenis sayuran. Setelah
meminum beberapa teguk, ternyata sakit kepala yang diderita menghilang.
44
Juga masih banyak lagi pengalaman lain yang membuat beliau berkesimpulan
bahwa reaksi obat herbal ternyata bisa cepat secepat obat sintetik jika
mengetahui dosis dan kombinasinya.
Meski sekarang banyak obat yang digunakan medis merupakan obat sintetik
tetapi vitamin baik yang dibuat secara sintetik ataupun alami ternyata tidak
pernah menyebabkan reaksi terhadap tubuh. Kalaupun ada, itu merupakan
reaksi alergi bagi beberapa orang yang tidak dapat menerima vitamin tertentu.
Antibiotik pun sekarang merupakan obat sintetik. Antibiotik yang generik dan
paten sebenarnya tidak ada bedanya. Hanya cara pembuatannya yang
berbeda, sederhananya yang satu secara manual dan yang satu lagi secara
modern atau pabrik. Mengenai kecepatan reaksinya mungkin agak sedikit
berbeda, hanya obat paten akan lebih cepat diserap tubuh dan obat generic
memerlukan waktu untuk mencerna. Selebihnya tidak ada perbedaan antara
obat generik dan paten.
Ditengah maraknya obat sintetik, beliau menggunakan obat herbal karena
mengetahui kelebihan dan khasiatnya ketimbang obat sintetik. Banyak dokter
selalu menggunakan antibiotik karena tuntutan pasien yang ingin lekas
sembuh, atau takut pasien bertambah parah, dan pemeriksaan yang mahal.Di
luar negeri sendiri, antibiotic baru digunakan jika sudah dilakukan
pemeriksaan dan memang penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan dengan
obat herbal. Jadi seharusnya obat sintetik merupakan langkah akhir jika obat
herbal tidak mempan lagi. Sayangnya di Indonesia sendiri menjadi terbalik
karena keinginan masyarakat yang ingin serba instan tanpa memperdulikan
dampaknya. Karenanya pemerintah juga mulai menetapkan agar setiap apotek
dan rumah sakit memiliki obat herbal. Sehingga lama kelamaan, obat utama
tersebut akan tergantikan menjadi obat herbal dan obat sintetik menjadi obat
alternatif.
Memang banyak obat herbal juga yang telah dicampur dengan bahan kimia
oleh beberapa produsen di Indonesia. Karenanya untuk menghindari hal
tersebut, lebih baik jika mengkonsumsi obat herbal yang memiliki kemasan
yang telah diterima oleh badan kesehatan Indonesia.
45
Obat herbal juga tidak dapat dikonsumsi hanya sekali saja, harus secara
berkala dan setiap hari. Meskipun keluhan penyakit sudah tidak dirasa lagi.
Sehingga penyakit yang diderita dapat sembuh total. Tentu gaya hidup sehat
yang mendukung agar sebuah penyakit menjadi lebih cepat sembuh, tidur
yang cukup, dan sebagai manusia kita butuh terkena sinar matahari. Dengan
sinar matahari makan tubuh kita akan mulai memproduksi enzim-enzim yang
diperlukan untuk menjaga dan melawan kuman penyakit. Serta menyuplai
tubuh dengan antioksidan yang cukup setiap hari.
2.2.10 Pembanding dan Referensi
Dalam membuat sebuah animasi yang menarik perhatian penonton,
penulis melakukan studi terhadap beberapa animasi yang memiliki konsep
yang sesuai dengan animasi edukasi jamu. Biasanya sebuah film animasi akan
menekankan sebuah alur cerita, demikian juga animasi edukasi. Hal ini
membuat banyak masyarakat berpikir bahwa animasi hanya dikhususkan
untuk anak-anak saja. Namun dengan membuat gaya animasi yang eye
cathing serta memuat informasi yang padat dalam waktu singkat, inilah yang
penulis harapkan dapat menarik perhatian penonton. Oleh karenanya, penulis
melakukan studi dalam animasi The Inovation of Loneliness oleh Shimi
Cohen dan This is You - Herman Miller.
Gambar 2.1 Title and opening sequence
(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=c6Bkr_udado
https://www.youtube.com/watch?v=XkqLZAEL_TQ)
Pada TheInovation of Loneliness, terdapat banyak elemen-elemen
semiotika yang melambangkan isi pokok dari informasi yang diberikan.
Meski demikian, elemen tersebut tidak terlihat membosankan, bahkan terlihat
attractive dan dinamis. Shimi Cohen, pembuat animasi ini, sangat kreatif
46
dalam memainkan dan mengkolaborasi sebuah basic shape ke dalam sebuah
image. Selain itu, Colen juga membuat objek-objek 2D ini terlihat seperti 3D
yang digabungkan dengan permainan warna yang sesuai, sehingga terlihat
lebih menarik.
Gambar 2.2 Penerapan semiotika dan efek 3D
(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=c6Bkr_udado)
This is You, memiliki style yang berbeda dengan The Inovation of
Loneliness. Dari penggambaran karakter, objek dan lainnya, seperti
mengunakan cutout dari kertas dan scribe. Inilah yang membuat unik. Jika
Shimi membuat animasi 2D seperti 3D, dalam This is You justru
mempertahankan style 2D dengan warna-warna solid dan semiotika yang
lebih jelas dariThe Inovation of Loneliness.
Gambar 2.3 Visual style ‘draft’ dan semiotika
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=XkqLZAEL_TQ)
Yang membuat semakin unik dari animasi ini adalah narasi. Narasi yang
dibuat memiliki banyak kata ‘this’ sesuai dengan judulnya. Ketepatan
narrator dalam berbicara juga yang membuat animasi ini bisa dikatakan
menarik. Demikian juga dalam The Inovation of Loneliness, narasi yang ada
padat dan narrator membawakannya dengan nada yang tepat. Sehingga tanpa
perlu banyak tulisan, inti dari informasi yang diberikan dapat disampaikan
dengan baik. Selain dari narasi dan narrator, kedua animasi ini juga tidak
47
menggunakan banyak camera works, meski demikian animasi tetap terlihat
dinamis.
2.3
Analisa
Metode analisa mengunakan 8 aspek perspektif untuk analisis citra visual
yang terdapat dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (Safanayong,
2006 : 27).
1.
Etis
Dari segi etis, yang digunakan dalam perancangan film edukasi ini adalah
etika normatif dan metaetika. Dan pada metaetika, merupakan analisa
logika perbuatan dalam keterkaitannya dengan “baik” dan “buruk”, “benar”
dan “salah”. Yang digunakan pada film ini adalah imperatif hipotesis Kant,
yakni sistem moral yang didasarkan pada keinginan untuk mempunyai nilai
atau kebaikan yang diinginkan, sebuah perintah yang menyuruh orang
bertindak berdasarkan kebijaksanaan dengan atau hanya kepentingan
pribadi, bukan berdasarkan kewajiban prinsip-prinsip moral.
Dalam film ini, segi dari etika normatif yang diterapkan adalah
menjelaskan berbagai keunggulan jamu dan serba serbinya. Serta
mengurangi penyampaian informasi mengenai kelemahan jamu, meskipun
ada beberapa informasi kelemahan yang disampaikan, tetap diberikan
solusi yang baik sehingga jamu dapat memiliki citra yang positif di mata
masyarakat.
Dari segi metaetika, ialah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat
akan keunggulan jamu ketimbang obat sintetik yang berbahan dasar kimia.
Caranya adalah dengan menjelaskan berbagai macam efek samping yang
dapat ditimbulkan apabila mengkonsumsi obat sintetik secara berlebih.
Selain itu, juga menjelaskan bagaimana reaksi dan manfaat jamu yang
bekerja lebih baik didalam tubuh ketimbang obat sintetik.
2.
Historis
Dari segi historis, tidak dijelaskan secara detail asal usul jamu, karena
sejarah jamu bukan inti dari film ini. Melainkan hanya sebuah pengertian
singkat mengenai keterkaitan jamu dan obat herbal, serta beberapa jenis
jamu yang sudah berkembang menjadi obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
48
3.
Kultural
Pada segi kultural jamu, memberikan gambaran mengenai kegunaan jamu
dari zaman dahulu sebagai obat kuat. Dan kebiasaan masyarakat Indonesia
meminum jamu yang berbentuk ramuan dan dijual oleh penjual jamu
gendong. Tapi seiring perkembangan zaman, jamu dikemas dalam kemasan
modern.
4.
Personal
Segi personal merupakan reaksi yang didasari oleh opini subjektif,
berkenaan dengan “baik”, “buruk”, “saya suka” atau “saya tidak suka”. Itu
juga yang disampaikan mengenai jamu, bagaimana masyarakat sudah
merasa tidak suka dengan jamu, karena bentuk, warna, dan rasanya yang
tidak enak. Padahal, tidak semua jamu memiliki rasa yang tidak enak.
5.
Kritikal
Jamu memang terkesan kuno di mata masyarakat dan banyak orang tidak
menyukai jamu terutama jamu ramuan. Hal yang menyebabkannya adalah
bentuk dan warna serta rasa yang tidak menarik. Sebaliknya obat sintetik
biasa dikemas menarik dan modern, serta praktis digunakan. Oleh karena
itu, penulis ingin menaikkan citra jamu menjadi obat yang juga sudah
dikemas secara modern dan praktis, serta aman digunakan. Selain itu,
karena inti dari film ini adalah pembahasan mengenai perbedaan jamu dan
obat sintetik, maka akan digunakan dua jenis visual style.Pengunaan dua
jenis style untuk masing-masing materi, jamu dan obat sintetik. Bertujuan
untuk menunjukkan perbedaan yang mencolok antara jamu dan obat
sintetik.
6.
Estetis
Film ini tentu haruslah intituitif, penuh citarasa. Juga dengan melihat dari
film-film referensi sebagai referensinya, film ini menggunakan animasi 2D
motion graphics. Tetapi animasinya bukan hanya sekedar bergerak,
animasinya harus menggunakan penerapan dari teori 12 prinsip dasar
animasi. Juga penerapan-penerapan teori lainnya seperti teori warna
(digunakan sesuai dengan pertimbangan target audience) dan teori
semiotika melalui gerakan atau perlambangan suatu image mengenai jamu.
Film ini juga menggunakan narasi yang diiringi oleh background music dan
sound effects.
49
7.
Pragmatis
Pada film ini, tidak dijelaskan mengenai sebuah proses pembuatan jamu.
Namun lebih kepada keunggulannya ketimbang obat sintetik. Karenanya
akan lebih ditekankan, “apabila meminum jamu akan lebih aman
ketimbang ketika meminum obat sintetik yang berakibat bagi tubuh cepat
atau lambat”.
Proses pembuatan film ini akan membutuhkan banyak illustrasi manual dan
menggunakan Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Adobe After Effects,
dan Adobe Premiere Pro.
8.
Nilai Tambah
Pendekatan design lain yang digunakan adalah:
-
Sebagai intro dari sebuah animasi edukasi, di tempatkan sebuah kasus
pendukung dimana masyarakat India yang selalu sehat meskipun
meminum air Sungai Gangga yang kotor.
-
Setiap animasi/ pergerakan memiliki fungsi estetik dan simbolik
-
Menggunakan teknik motion graphics
-
Memang merupakan animasi 2D, tapi beberapa adegan diberikan depth
of field, sehingga terlihat adanya kedalaman seperti pada animasi 3D
-
Tidak hanya melibatkan satu indera, tapi juga menggunakan audio
(narasi, background music, dan sound effects) sebagai pendukung.
Sebagai cara penyampaian informasi kepada target audience, metode
komunikasi yang digunakan adalah metode redudansi, kanalisasi, dan edukatif.
Dengan metode ini, diharapkan penonton dapat diberikan suatu pola pikir baru
mengenai jamu dan pengobatan modern. Berkaitan dengan metode komunikasi
yang digunakan, narasi yang disusun berdasarkan penerapan dari teori
taksonomi bloom domain kognitif. Sehingga, pemikiran audience dapat
terkanalisasi, hingga mendapatkan suatu solusi yang tepat dalam pemikiran
mereka mengenai jamu.
50
Download