BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Animasi Animasi merupakan sebuah proses dari ilusi gerakan yang berkesinambungan. Animasi dalam bahasa Inggris disebut animate, berasal dari bahasa Latin animare, yang berarti membuat hidup atau memberikan nafas hidup. Berarti dalam animasi kita bisa membuat imajinasi kita bahkan yang paling tidak masuk akal sekali pun menjadi hidup. Dengan animasi, kita dapat mengontrol seluruh isi cerita yang kita inginkan. Ada berbagai cara untuk membuat animasi terbagi dari media yang digunakan, seperti flipbook, motion picture film, video tape, maupun digitalmedia. Dan dari cara membuatnya, animasi terbagi atas animasi tradisional yang menggunakan stop motion animation, seperti cutout, puppets, dan clay figures. Juga animasi 2D dan 3D yang sekarang sering digunakan. Seperti definisi pertama dari animasi adalah gerakan yang berkesinambungan, untuk membuat sebuah gerakan animasi umumnya menggunakan 24, 25, atau 30 gambar setiap detiknya. Kecepatan gambar tersebut biasa disebut dalam frames per second. Computer animation adalah animasi yang dibuat dengan menggunakan computer. Computer animation sendiri terbagi atas dua yakni 2D dan 3D.Animasi 2D adalah animasi yang dibuat dengan menggunakan gambar bitmap atau vector serta diedit langsung menggunakan computer. Sedangkan animasi 3D menggunakan teknologi digital dalam pembuatannya. Seperti membuat benda 3D dengan software 3D untuk dimanipulasi. Proses produksi animasi sendiri, meski memiliki standar yang sama, sebenarnya sedikit berbeda di setiap studio di dunia. Bahkan meskipun berada dalam satu studio yang sama, setiap produser ataupun sutradara memiliki caranya tersendiri. Tetapi tetap ada standar langkah-langkah proses yang pasti dilakukan oleh setiap pembuat film secara umum. Dalam buku Animation 3 4 Writing and Development, Jean Ann Wright (2005: 2) menuliskannya dalam beberapa langkah, yakni: - Script / Naskah Naskah atau skenario merupakan langkah awal dalam sebuah proses pembuatan animasi. Kalau pun tidak ada naskah, minimal pasti ada sebuah kerangka cerita atau treatment. Dalam perfilman di televisi, setiap episodenya pasti ada sekitar satu halaman berisikan premis yang diberikan kepada sutradara untuk dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi sebuah skenario. - Recording Hal kedua yang dilakukan setelah skenario rampung adalah mencari pengisi suara untuk aktor dan narasi, serta lagu yang akan disertakan dalam film. Skenario yang digunakan oleh pengisi suara mungkin akan berbeda dengan skenario asli yang berisikan arahan pembuatan film. - Storyboard Seiring dengan proses recording yang berjalan, storyboard artist akan membuat visualisasi cerita dari skenario. Illustrasi gambar yang ada dalam storyboard sering kali masih berantakan, tapi cukup untuk menggambarkan adegan-adegan penting yang akan dibuat secara animasi. Biasanya setelah storyboard selesai, gambar-gambar dalam storyboard akan dibuat menjadi sebuah susunan gambar yang bergerak hingga menyerupai film animasinya sendiri, namun masih dalam tahap yang kasar. Inilah yand disebut dengan animatic. Animatic juga biasanya sudah memuat rekaman suara dan lagu, sehingga sutradara dapat memperkirakan garis besar hasil final dan waktu dari film yang akan dibuat. - Character dan Prop Design Setelah skenario disetujui, bagian lain yang biasa disebut production designer atau art director akan memulai pekerjaannya yakni membuat desain dari setiap karakter dan properti yang akan digunakan. Desain 5 yang disetujui kemudian baru akan dibuat secara gambar aslinya jika 2D, dan dimodel dalam komputer jika merupakan animasi 3D. - Background Design - Color Warna merupakan hal yang penting, bukan hanya agar terlihat bagus tetapi juga supaya karakter utama terlihat lebih menonjol dari background. - Layout Layout adalah pendetailan dari hasil akhir film yang dibuat berdasarkan storyboard dan juga breakdowns dari beberapa adegan di dalamnya. Pendetailan tersebut meliputi background underlay dan overlay, visual effects, camera works, composition, staging, dan lighting. Layout bisa saja tidak dilakukan, dengan catatan, pendetailan dilakukan ketika membuat gambar storyboard. - Animation Proses dimana animator mulai membuat animasi dari sebuah film. Begitu juga bagian visual effects animator yang mulai membuat berbagai elemen yang dibutuhkan seperti api, air, dan berbagai tambahan lainnya. - Scene Planning Merupakan bagian yang bekerja dengan mengecek setiap scene dengan kelengkapannya hingga semua scenes siap untuk di scan ataupun di kemas dan dijual. 2.1.2 Motion Graphics Motion graphics adalah grafik yang menggunakan footage video dengan/ atau teknologi animasi untuk membuat ilusi dari sebuah pergerakan atau rotasi, dan biasanya digabungkan dengan audio sebagai projek multimedia. Meski demikian, tidak semua video atau film dapat dikatakan motion graphics. Sebuah video atau film yang bergerak baru bisa dikatakan 6 masuk kategori motion graphics jika video tersebut diintegrasikan atau dikombinasikan dengan elemen desain, seperti jenis, bentuk ataupun baris. Yang membedakan antara motion graphics dengan animasi adalah animasi lebih menekankan alur cerita sebagai hal utama. Motion graphics biasanya dibuat menggunakan metode frame by frame footage dan animasi. Komputer dapat mengkalkulasi dan membuat perubahan secara acak untuk membuat illusi dari pergerakan dan perubahan. “Motion graphics” kemudian dipopulerkan oleh Trish dan Chris Meyer dalam buku mengenai penggunaan Adobe After Effetcs, berjudul Creating Motion Graphics. Inilah awal dari program komputer yang khusus digunakan dalam pembuatan video, tetapi bukan untuk editing atau program 3D. Program baru ini berisikan special effects, compositing, dan color correction tool sets, dan digunakan diantara editing dan 3D dalam proses produksi. Proses “diantara” dari motion graphics dan menghasilkan animasi yang terkadang dikatakan sebagai 2.5D. Motion graphics terus berkembang sebagai bentuk seni yang digabungkan dengan pergerakan kamera dan elemen 3D. Banyak animator motion graphics belajar mengenai 3D graphics yang digunakan dalam program. Meskipun banyak trend motion graphics yang didasarkan pada kemampuan software sendiri, software hanyalah sebuah alat untuk digunakan designer untuk membuat visual menjadi hidup. Mencampurkan berbagai teknik seperti collage, pastiche, motion graphics menjadi terhubung dengan banyak teknik animasi tradisonal juga, termasuk stopmotion animation, cel animation, atau gabungan keduanya. Ada beberapa karakteristik kunci untuk lebih mendefinisikan sifat motion grafis : 1. Motion grafis dua dimensi, tetapi dapat menciptakan illusi elemen gerakan tiga dimensi. Hal tersebut ada sebagaigambar pada layar dan proyeksi yang memiliki lebar dan panjang, tetapi tidak ada kedalaman. hanya terlihat seperti space/ objek 2D yang terletak pada 3D 2. Motion grafis tidak harus benar-benar berpindah posisi, asalkan ada sesutau yang berubah dalam jangka waktu tertentu pada objek tersebut. 7 Sebagai contoh, pada layar terdapat sebuah objek font, font tersebut hanya diam tidak berpindah tempat melainkan ada perubahan dalam dirinya seperti dalam durasi tertentu font tersebut berubah warna 3. Motion grafis yang sering digunakan dalam interaktif multimedia, tetapi tidak juga selalu interaktif. Hanya disajikan secara linear dan user tidak memiliki kemudipenuh atas motion grafis tersebut 2.1.3 Teori Semiotika Semiotika atau disebut juga dengan semiologi adalah ilmu mengenai lambang. Digunakan untuk menyampaikan bentuk-bentuk yang memiliki makna dalam studi mengenai perlambangan dan komunikasi dan kemudian berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa. Teori Semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Charles menjelaskan bahwa manusia hanya dapat berkomunikasi melalui sarana tanda, baik berupa isyarat atau gerakan. Berdasarkan jenisnya, tanda dapat digolongkan menjadi sebagai berikut: a. Ikon Ikon adalah perwakilan yang mirip atau memiliki ciri-ciri yang sama terhadap dengan objek yang dimaksud. Ikon cenderung menyederhanakan bentuk sekaligus tetap mempertahankan hal yang esensial dari bentuk tersebut. b. Indeks Indeks berarti tanda yang mempunyai hubungan sebab-akibat dengan objek yang diwakilinya. Biasanya dapat berupa bukti atau peninggalan yang berhubungan dengan kejadian atau objek tersebut. c. Simbol Simbol adalah tanda berdasarkan kesepakatan, peraturan atau konvensi bersama.Simbol muncul akibat kebutuhan manusia dalam aspek komunikasi missal. 2.1.4 Teori 12 Prinsip Dasar Animasi Dalam menciptakan sebuah gerakan animasi yang hidup, diperlukan gerakan yang detil. Untuk itu, dalam buku Illusion of Life Disney Animation 8 (Olie, 1981), terdapat 12 prinsip dasar animasi. Tujuannya adalah agar dapat menciptakan ilusi dari sebuah karakter yang bergerak berdasarkan hukum fisika, juga menyelesaikan kesulitan yang abstrak, seperti menciptakan timing emosi dan daya tarik karakter. Prinsip dasar ini tetap dapat diterapkan baik dalam animasi tradisional yang menggunakan gambar tangan, maupun animasi computer. Berikut adalah 12 prinsip animasi: 1. Squash and stretch Squash and stretch bertujuan utuk memberikan kesan berat dan kelenturan pada objek yang digambar. 2. Anticipation Antisipasi bertujuan untuk memberikan ancang-ancang dalam gerakan yang akan dimulai, sehingga gerakan terlihat lebih realistic. 3. Staging Prinsip dari staging seperti dalam teater atau film. Adalah untuk menarik perhatian penonton dan menjelaskan apa inti pokok dalam satu adegan. 4. Straight ahead action and pose to pose Ini adalah dua cara yang dilakukan untuk membuat animasi. “Straight ahead action” berarti menggambar sebuah adegan dari frame ke frame, dari awal hingga ke akhir. Keunggulan dari “straight ahead action” adalah gerakan yang dihasilkan terlihat lebih luwes dan dinamis.Teknik ini lebih baik digunakan dalam membuat gerakan yang realistic.Sedangkan “pose to pose” membuat adegan dengan menggambar beberapa gerakan inti dahulu baru mengisi gambar di antaranya. Keunggulan dari “pose to pose” adalah adegan yang dihasilkan lebih tepat, sesuai dengan apa yang direncanakan. “Pose to pose” lebih baik digunakan untuk membuat adegan yang membutuhkan emosi atau dramatis. 5. Follow through and overlapping action Teknik ini membuat gerakan terlihat lebih realistic dan memberikan kesan bahwa gerakan tersebut mengikuti logic hukum fisika.“Follow through” maksudnya gerakan yang ada dibagian tubuh tetap bergerak meskipun karakter sudah berhenti bergerak. Misalnya rambut yang masih bergerak meskipun karakter sudah tidak bergerak, sebagai efek dari gerakan yang 9 sekarang telah dihentikan. “Overlapping action” merupakan gerakan pada beberapa bagian tubuh yang saling bergerak dalam waktu yang berbeda. Misalnya tangan bergerak pada timming yang berbeda dengan gerakan kepala). 6. Slow in and slow out Dalam sebuah gerakan normal, kecepatan suatu gerakan tidak selalu sama. Terkadang membutuhkan waktu untuk yang lebih cepat dan yang lebih melambat. Karena inilah sebuah gerakan akan terlihat lebih realistic jika diberikan kecepatan yang berbeda ketika mengawali gerakan, ditengah gerakan, dan diakhir gerakan. Sehingga gerakan yang dihasilkan tidak terlihat ‘floaty’ atau mengambang. 7. Arcs Sebenarnya dalam suatu gerakan, baik manusia, binatang, ataupun makhluk lainnya hingga benda mati, bergerak mengikuti suatu pola yang disebut arcs. Dengan mengikuti suatu alur/ pola yang berbentuk lengkung, maka akan membuat karakter bergerak secara lebih ‘smooth’ dan realistik. Namun hal ini tentu saja disesuaikan dengan karakter yang akan dibuat, misalnya tidak berlaku pada karakter yang sengaja dibuat memiliki gerakan yang patah-patah. 8. Secondary action Merupakan gerakan-gerakan tambahan yang dibuat untuk mendukung gerakan utama sehingga terlihat lebih realistic. Meski demikian, secondary action tidak dimaksudkan untuk menarik perhatian lebih dibanding gerakan utamanya. 9. Timing and Spacing Timing merupakan waktu untuk menentukan kapan sebuah gerakan harus dilakukan. Sedangkan spacing adalah untuk menentukan percepatan dan perlambatan dari beberapa gerakan. 10. Exaggeration Biasa digunakan dalam sebuah animasi seperti kartun. Sederhananya adalah dengan mendramatisir atau melebih-lebihkan sebuah gerakan sehingga terlihat lebih ekstrim. Seberapa besar exaggeration tergantung dari keperluan style karakter tersebut. 10 11. Solid drawing Prinsipnya adalah membuat gambar yang terlihat memiliki dimensi, volume, dan berat. Seorang animator harus memiliki keahlian dalam membuat bentuk dimensional, anatomi, berat, keseimbangan, cahaya, bayangan , dan yang lainnya. Memang ini merupakan hal yang diperlukan untuk membuat animasi menggunakan gambar tangan. Namun, dalam animasi sekarang ini, keahlian ini tetap harus dimiliki oleh seorang animator. 12. Appeal Bisa dikatakan merupakan daya tarik atau charisma yang dipancarkan dari sebuah karakter. Sebuah karakter akan terlihat lebih menghidupi perannya jika dapat memberikan kesan sesuai dengan perannya, sebelum mereka berkata-kata ataupun berbuat suatu tindakan. 2.1.5 Teori Warna Warna adalah fenomena visual yang mencakup tiga elemen: cahaya, objek, dan observer. Warna dibagi beberapa kategori yakni warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (merupakan pencampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama), warna tersier (pencampuran warna primer dan sekunder). Setiap warna juga memiliki arti dari setiap warna yang mewakilinya. Ini biasa disebut psikologi warna. Misalnya, warna putih memberikan kesan bersih, suci, dll. Dengan mengerti arti dari warna-warna tersebut, akan lebih memperkuat kesan yang ditimbulkan dalam film yang akan dbuat. Warna juga memberikan efek psikologis tertentu bagimanusia secara mental dan emosional. Orang introvert dan ekstrovert memiliki daya tarik terhadap warna yang berbeda. Berikut adalah pengaruh warna pada manusia 1. Perasaan Warna muda memberikan perasaan tenang, sunyi, lembut, dan ringan 2. Daya tarik seseorang Warna panas dan menyala lebih menarik dari pada warna dingin 11 3. Besar kecilnya ukuran Warna tua menyala, lebih memberi kesan mempersempit ataumemperkecil ruang, sedangkan warna muda memberi kesan lain. 4. Jarak Warna tua menyala memberikan perasaan dekat 2.1.6 Teori Taxonomi Bloom Sebuah teori yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom, berisikan mengenai tujuan pendidikan yang terbagi menjadi beberapa domain atau ranah. a. Domain Kognitif (Cognitive Domain) - Pengetahuan (Knowledge) Kemampuan untuk mengenali dan mengingat istilah, fakta, urutan, definsi, gagasan, pola, metodologi, dsb. - Pemahaman (Comprehension) Kemampuan mendemonstrasikan mengorganisir, membandingkan, fakta dan gagasan, menerjemahkan, memaknai, mendeskripsikan, dan menyatakan gagasan utamanya - Aplikasi (Application) Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan lain-lain dalam kondisi kerja. - Analisis (Analysis) Kemampuan menganalisis informasi yang masuk dan menstrukturkan informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih sempit dan mengenali pola atau hubungannya, serta mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit. - Sintesis (Synthesis) Kemampuan untuk menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, mampu mengenali data atau informasi yang didapat untuk menghasilkan solusi. - Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dll menggunakan kriteria yang memastikan nilai efektivitas dan manfaatnnya. cocok untuk 12 b. Domain Afektif - Penerimaan (Receiving) Kesediaan menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya - Tanggapan (Responding) Pemberian reaksi terhadap fenomena di lingkungannya.Reaksi seperti kesediaan, persetujuan, dll. - Penghargaan (Valuing) Pemberian nilai atau harga pada suatu objek, fenomena, tingkah laku. - Pengorganisasian (Organization) Pemaduan nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya, dan membentuk sistem nilai yang konsisten. - Karakterisasi Berdasarkan Nilai (Characterization by a value or value complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya hingga menjadi karakteristik gaya hidup c. Domain Psikomotor - Persepsi (Perception) Mengunakan alat indra sebagai pegangan dalam membantu gerakan - Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, metal, dan emosional untuk melakukan gerakan - Respon Terpimpin (Guided Response) Tahap awal mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk gerakan yang baru sebagai percobaan ataupun imitasi - Mekanisme (Mechanism) Memahirkan gerakan yang telah dipelajari - Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Gerakan motorik yang terampil yang terdiri atas gerakan yang kompleks - Penyesuaian (Adaptation) Keterampilan dapat disesuaikan dalam berbagai situasi - Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan suatu permasalahan 13 2.1.7 Aspek/ Perspektif Analisis Citra Visual Dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Safanayong (2006: 27) memuat 8 aspek atau perspektif untuk analisis citra visual. 1. Etis Berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos yang berarti adat, kebiasaan, praktek. Istilah ini mencakup ide “karakter” dan “disposisi” atau kecondongan. Terbagi atas beberapa jenis: - Etika Normatif Dalam etika normatif, sistem dimaksudkan untuk memberi petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan buruk, benar dan salah. - Metaetika Pada metaetika ini terdapat prinsip analisis imperatif kategories Kant dan imperatif hipotesis Kant. Analisis categories Kant dapat dirumuskan “Anda harus”. Sedang imperatif hipotesis Kant dijelaskan sebagai sistem moral yang didasarkan pada keinginan untuk mempunyai nilai atau kebaikan yang diinginkan, sebuah perintah yang menyuruh orang bertindak berdasarkan kebijaksanaan dengan atau hanya kepentingan pribadi, bukan berdasarkan kewajiban prinsipprinsip moral. Contohnya seperti “jika anda ingin menjadi…, maka anda harus berbuat…”. - Utilitarianis The greater happiness theory, merupakan nilai moral tindakan yang dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya. Biasanya merupakan kebaikan atau kebahagian bagi banyak orang. - Hedonis Merupakan konsep moral yang menyamakan kebaikan dengan kesenangan. Hedonis ini terdiri atas hedonis etis egoistis dan hedonis etis universal. Hedonis dimasukkan kedalam teori etika, karena sebenarnya kebanyakan filosof hedonism tidak menganjurkan untuk mengikuti segala dorongan nafsu begitu saja, tetapi dalam memenuhi keinginan yang menghasilkan nikmat, haruslah bersikap bijaksana dan selalu menguasai diri. 14 2. Historis Berdasarkan sumber dan fakta sejarah, dapat juga digabungkan dengan penerapan ilmu seperti sosiologi. 3. Kultural Erat kaitannya dengan pendekatan semiotik, merupakan nilai materi dan spiritual yang diciptakan atau sedang diciptakan selama sejarah. Terdapat 2 kebudayaan, kebudayaan personal (bahasa, kehidupan komunitas, ilmu, moralitas, agama) dan kebudayaan material (teknologi, seni, desain). 4. Personal Merupakan reaksi yang didasari oleh opini subjektif, berkenaan dengan “baik”, “buruk”, “saya suka” atau “saya tidak suka”. Pada teori komunikasi visual omniphasisme yang dikembangkan oleh Rick Williams, dimana mengupayakan untuk mengkombinasikan aspek rasional (sains, ekonomi, pendidikan, sistem budaya; bersifat kuantitatif) dan intuitif (pemahaman, naluri, perspektif, wawasan, estetis; bersifat kualitatif) dalam suatu totalitas yang seimbang (all is balance). 5. Kritikal Adalah upaya untuk melebihkan suatu image/ visualisasi yang biasa/ umum, dan mendefinisikan kembali perspektif personal dalam hubungan universal tentang alam dan manusia. Aspek penting dari penilaian efekefek dan akibat dari aktifitas desain, mencakup tentang arti, fungsi, dan nilai hasil, hubungan dengan maksud desainer dengan khalayaknya. (Safanayong, 2006: 29) 6. Estetis Merupakan segi intutitif; sensibilitas, penuh citarasa. Yang diambil dari alam, seni budaya, dan karya –karya terdahulu. Estetik juga meloiputi semua penelaahan mengenai seni dan macam-macam pengalaman yang berkenaan dengan itu dari suatu pandangan filsafat, sains, dan teori lainnya. 7. Pragmatis Berasal dari bahasa Yunani pragma yang berarti fakta, benda, materi, sesuatu yang dibuat, kegiatan menyangkut akibat). Juga berkenaan dengan teknis dan praktis, seperti bagaimana cara produksinya, teknik yang dipilih, kemudahan, kejelasan, dan material yang dipilih. 15 8. Nilai tambah Merupakan sebuah pendekatan desain yang ada muatan tambahan diluar fungsi praktis/ estetis, yang direpresentasikan melalui pesan mengajak kepada target audience, informasi ekstra, sustainable design. - Lintas budaya (cross-cultural) - Pertimbangan fungsi praktis - Dinamis, tidak hanya statis - 3D seperti pop-up - Melalui pendekatan disiplin desain lainnya, seperti desain produk - Multi disiplin, mengkaitkan berbagai aspek seni rupa dengan kebudayaan - Melibatkan lebih dari satu indra (synesthesia), seperti audio visual - Melibatkan pertimbangan dan aspek lain - Berani melakukan eksperimen melalui terobosan yang kreatif - Mencoba pendekatan spiritualitas (fisik, biologis, psikologis, ekologis, kosmologis, teologis, dll). 2.1.8 Teori Eric Ericson Teori ini adalah bentuk pengembangan dari teori psikoseksual yang dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dalam buku Theory of Personality (Feist, 2010) Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial menjadi delapan tahapan. 1. Trust vs Mistrust (Lahir - 18 bulan) Merupakan tahap pertama dimana seorang anak belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan hal pertama yang akan dipelajari oleh seorang anak adalah rasa percaya. 2. Autonomy vs Doubt (18 bulan - 3 tahun) Kepercayaan orang tua kepada anak pada usia ini untuk mengeksplorasi hal-hal yang dapat dilakukannya secara mandiri dan memberikan bimbingan kepadanya akan membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri. 3. Initiative vs Guilt (3 tahun – 6 tahun) Erikson (Shaffer, 2005) mengusulkan bahwa anak usia 2-3 tahun berjuang untuk menjadi seorang yang independen atau mandiri dengan mencoba 16 melakukan hal-hal yang mereka butuhkan secara mandiri. Pada usia 4-5 tahun, mereka yang telah mencapai rasa otonomi akan memperoleh keterampilan baru, mencapai tujuan penting, dan merasa bangga atas prestasi mereka. 4. Industry vs Inferiority (6 tahun – 12 tahun) Pada tahap ini, anak sudah memasuki usia sekolah, kemampuan akademiknya mulai berkembang. Selain itu, kemampuan sosial anak untuk berinteraksi di luar anggota keluarganya juga mulai berkembang. 5. Identity vs Role Confusion (12 tahun -18 tahun) Pada tahap ini, seorang remaja akan mencoba banyak hal untuk mengetahui jati diri mereka yang sebenarnya. Biasanya mereka akan melaluinya dengan teman-teman yang mempunyai kesamaan komitmen dalam sebuah kelompok. Hubungan mereka dalam kelompok tersebut sangat erat, sehingga mereka memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesama anggota kelompok. 6. Intimacy vs Isolation (± 18 tahun – 40 tahun) Pada tahap ini, seseorang sudah mengetahui jati diri mereka dan akan menjadi apa mereka nantinya. Jika pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Pada fase ini seseorang sudah memiliki komitmen untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Dia sudah mulai selektif untuk membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Namun, jika dia mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam berinteraksi dengan orang. 7. Generativity vs Self Absorption (± 40 tahun – 65 tahun) Pada masa ini, salah satu tugas yang dicapai adalah untuk mengabdikan diri untuk mendapatkan keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas merupakan kepedulian terhadap generasi mendatang. Sebaliknya stagnasi adalah sikap tidak perduli terhadap siapapun. 8. Integrity vs despair (± 65 ke atas) Seseorang yang berada pada fase ini akan melihat kembali (flash back) kehidupan yang telah mereka jalani dan berusaha untuk menyelesaikan 17 permasalahan yang sebelumnya belum terselesaikan. Orang yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. Ia akan mencapai kebijaksanaan, meskipun menghadapi kematian. Sebaliknya keputusasaan terjadi apabila mereka menyesali cara hidup yang telah dijalani. 2.1.9 Metode Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Yang bertujuan untuk merubah pandangan, gagasan, sikap, pilihan bahkan perilaku seseorang. Berikut adalah beberapa metode komunikasi yang cukup populer: 1. Metode redundan/ repetisi Pengulangan pesan akan menarik perhatian lebih dan jauh tertanam dalam pikiran bawah sadar. Misalnya iklan produk pada televise dan radio yang menggunakan metode komunikasi redundan. Akan tetapi, pengulangan yang terlalu banyak juga akan mencapai titik kekenyangan (saturation point), pesan tersebut akan kehilangan daya magisnya. Karenanya, pengulangan tersebut sebaiknya diberi variasi yang menarik supaya tidak membosankan. 2. Metode kanalisasi (canalizing) Merupakan metode yang mengarahkan cara berpikir masyarakat sesuai dengan apa yang kita inginkan. Seperti halnya air yang diarahkan pola alirannya, dengan cara dibuat saluran air atau kanal (channel). Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah betul-betul mengenal target market yang diinginkan, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dengan masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Hal pertama yang harus dikenal dari masyarakat tersebut adalah kerangka rujukan (frame of reference). Kemudian dimulai dengan memenuhi nilai dan standar normatif masyarakat, dan mengubahnya sedikit demi sedikit menjadi nilai dan standarisasi yang kita inginkan. 3. Metode informatif Memberikan penjelasan sejelas-jelasnya mengenai maksud pesan kepada masyarakat. Penjelasan yang dimaksud adalah dengan menyampaikan 18 sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, berdasarkan data, fakta, dan opini yang benar. 4. Metode persuasif Sesuai dengan artinya berarti mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran utama metode ini adalah perasaan, bukan pikirannya. Karenanya, masyarakat dikondisikan dalam keadaan mudah disugesti (suggestible). 5. Metode edukatif Metode ini berdasarkan data, fakta, dan pengalaman yang sebenarbenarnya. Tetapi bukan hanya itu saja, metode ini lebih disengaja, teratur, dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan. 6. Metode kursif (coorsive) Metode komunikasi yang mengunakan cara memaksa. Isi pesan bukan hanya berisi pendapat-pendapat, tetapi juga mengandung ancaman (fear motivation). 2.2 Tinjauan Data Sebagai tinjauan data dalam perancangan film animasi edukasi ini, penulis melakukan pencarian data yang mendukung dan beberapa referensi visual. Metode yang telah dilakukan penulis adalah pencarian melalui: literatur buku, internet, dan referensi video. 2.2.1 Film Animasi Edukasi Animasi edukasi adalah animasi yang dibuat secara khusus sebagai alat pembelajaran. Penggunaan film animasi edukasi ini mulai populer digunakan seiring dengan berkembangnya era computer grafis. Film – film animasi ini seringkali digunakan di sekolah – sekolah hingga tingkatan kuliah sehingga membuat pembelajaran lebih menarik dan diharapkan lebih mudah dipahami. Dahulu untuk membuat sebuah animasi diperlukan keterampilan tersendiri sehingga tidak semua orang dapat membuat animasi. Akan tetapi sekarang dengan berkembangnya berbagai software, memungkinkan para pengajar untuk membuat animasi sederhana. 19 Animasi digunakan sebagai alat pembelajaran karena animasi dapat menggambarkan suatu perubahan dengan lebih jelas. Dengan menggunakan animasi, sebuah benda dapat dilihat dari berbagai sisi dan dapat berubah bentuk dengan leluasa, serta dapat diperjelas dengan lebih dekat lagi. Contohnya saja dalam sebuah pelajaran biologi yang menjelaskan tentang jantung, dahulu pengajar hanya dapat menggambarkan secara dua dimensi di papan tulis bagian-bagian dari jantung, dan sisanya murid harus mengimajinasikan sendiri bentuk aslinya. Dengan menggunakan animasi, jantung yang tidak dengan mudah dilihat aslinya, dapat dijelaskan dalam sebuah animasi sehingga terlihat jelas dari segala sisi hingga ke bagianbagian dalamnya. Dengan demikian peserta didik dapat lebih memahami secara nyata bentuk dan bagian hingga pembuluh darah yang ada di dalam jantung. Memang hal seperti ini pun masih dapat dijelaskan dengan gambar dua dimensi saja, akan tetapi gambar tersebut harus benar-benar jelas dan detil secara informasi sehingga tidak semua orang dapat membuatnya. Dengan adanya animasi, penjelasan mengenai sesuatu akan lebih dapat dipahami dengan melihat saja. Akan tetapi, keberhasilan dalam menyampaikan penjelasan atau informasi melalui animasi selalu efektif. Terkadang ada juga yang masih belum dapat mengerti informasi yang diberikan melalui animasi edukasi. Mungkin hal ini dikarenakan informasi yang disajikan melalui animasi terlalu sulit atau penerima informasi dalam hal ini peserta didik, tidak dapat memproses informasi yang diberikan dengan baik. Sehingga terkadang pembelajaran dengan animasi malah membuat peserta didik menjadi semakin bingung. Hal ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menerjemahkan sebuah informasi yang diberikan. Memang kemampuan setiap orang berbedabeda. Biasanya ketidakmampuan seseorang untuk menerima informasi melalui animasi dikarenakan terlalu cepatnya animasi dalam mempresentasikan informasi tersebut. Solusinya mudah saja, yakni dengan membuat animasi dengan lebih lambat dan menyertainya dengan penjelasan tertulis.Atau solusi lainnya adalah dengan membuatnya menjadi user control. Maksud dari user control adalah dapat dikendalikan sesuai dengan kecepatan, arahan, penjelasan, dan audio yang cocok dengan orang yang mengontrolnya. 20 Dalam kasus ini user controlnya adalah peserta didik sendiri, sehingga kecepatan animasi dapat disesuaikan dengan kenyamanan peserta didik dalam menerima dan memproses informasi. Kendala untuk membuat informasi dalam animasi tersampaikan bukan hanya bahan yang sulit dipahami. Ada juga kemungkinan dari cara mempresentasikannya yang buruk. Ketika sebuah animasi didesain dengan buruk, informasi yang disajikan dalam sebuah animasi tidak selalu merupakan informasi pokok/ penting. Kesalahan penyajian informasi yang pokok menjadi terlihat tidak penting dan yang tidak penting menjadi terlihat penting dapat terjadi. Sebenarnya masalah seperti ini bukan saja terjadi dalam sebuah animasi saja, dalam gambar dua dimensi pun seringkali terjadi. Kesalahan seperti ini terjadi karena sebenarnya perhatian kita cenderung lebih tertarik untuk melihat sesuatu yang statis / tidak bergerak atau pun berbeda dibanding benda lain yang ada disekitarnya. Contohnya seperti jika dalam satu layar ada banyak benda yang tersebar bergerak-gerak, dan di tengahtengah layar tersebut ada sebuah benda berbentuk aneh, berukuran besar, dengan warna mencolok. Secara otomatis tentu benda aneh tersebut akan menjadi pusat perhatian kita ketimbang benda-benda bergerak disekitarnya. Meskipun benda yang ada ditengah tersebut tidak bergerak. Keunikan ini dapat membantu sebuah animasi edukasi untuk menonjolkan mana informasi yang penting sehingga membantu peserta didik untuk menyerap informasi pokok lebih dahulu ketimbang informasi yang tidak penting. Akan tetapi dalam kenyataannya, hal ini seringkali tertukar sehingga informasi pokok yang ingin disampaikan menjadi kurang atau tidak tersampaikan dengan baik. Kesulitan dalam pembuatan animasi edukasi sebenarnya berada pada penempatan informasi dalam film itu sendiri. Berbeda dengan informasi statis, animasi membuat informasi yang ada menjadi grafik animasi. Dan dengan membuat grafik tersebut bergerak, kemungkinan untuk memasukkan informasi yang lebih dapat dilakukan pada animasi edukasi. Karenanya dibutuhkan kemampuan lebih untuk mendesain animasi sehingga menjadi sebuah susunan informasi yang baik. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan penerjemahan dari penonton dan peserta didik. Memang kesalahan penerjemahan informasi bisa juga terjadi karena kurangnya pengetahuan 21 penonton dalam bidang animasi sendiri. Karenanya pembuat animasi harus membuat desainnya dengan benar sesuai dengan urutan informasi yang penting dan tidak penting. Selain itu, pembuat animasi harus memahami isi dari informasi yang diangkat sebagai tema pokok dari film tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan penggolongan informasi yang penting dan tidak penting. 2.2.2 Asal Mula Jamu Rasanya hampir disetiap negara memiliki obat herbal yang digunakan. Budaya obat-obatan herbal yang ada di Indonesia sebenarnya merupakan hasil dari pengaruh Cina, India, dan Arab. Masyarakat Indonesia sendiri mempercayai bahwa obat-obatan herbal asli berasal dari kraton kuno Surakarta dan Yogyakarta di Jawa Tengah.Berikut sejarah asal muasal obat herbal yang tercatat dalam buku Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 10 terbitan Trubus. 2.2.2.1 Cina Penduduk Cina telah menggunakan ramuan obat semenjak 5000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari prasasti yang ditemukan pada tulang dan cangkang penyu. Dalam catatan-cacatan medis tua yang ditemukan, Cina telah memiliki berbagai ramuan dan teknik medis dalam bidang perobatan.Seperti kitab Huang Di Nei Jing dan Wai Tai Mi Yao yang ditulis oleh Kaisar Huangdi. Dalam kitab ini berisikan cara-cara menyembuhkan gangguan pencernaan, pernapasan, dan sistem reproduksi. Juga terdapat beberapa tokoh medis seperti Bian Que (500 SM) seorang ahli penyakit dalam dan Hua Tuo (208 SM) seorang ahli bedah, ginekolog dan pediatrik. Seiring berkembangnya zaman sistem perobatan Cina sekarang sering disebut sebagai Traditional Chinese Medicine (TCM). TCM sekarang telah merambah bukan hanya di Cina sendiri tetapi juga di negara-negara lain seperti di Indonesia. 2.2.2.2 India Di India, terdapat kebudayaan Ayuverda atau ilmu kehidupan yang telah ada sejak 1.000 SM. Dalam Ayuverda terdapat pola makan, olah tubuh, 22 waktu istirahat, dan aktivitas agar mencapai keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa. Inti dari Ayuverda adalah konsep keseimbangan energi, kesatuan tubuh, pikiran, dan roh. Kebudayaan ini sendiri terbagi atas 8 cabang yakni kayacikitsa (penyakit dalam), salyacikitsa (anatomi dan bedah), salakyacikitsa (penyakit THT dan mata), kaumarabhrtya (tulang), bhutavidya (penyembuhan), agenda tantra (toksikologi), rasayana (rejuvenasi), vajikarana (afodisiak bagi laki-laki). Ayuverda juga menggunakan bahan tanaman yang digunakan sebagai obat seperti mengkudu, kunyit, rumput teki, lada hitam, delima, dll. Sedikit fakta menarik mengenai masyarakat India. Di India terkenal dengan Sungai Gangga yang disebut sebagai ‘sungai suci’. Meski disebut sungai suci, mereka tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti pembunganan air urin dan kotoran manusia juga limbah industri dan lainnya.Sebagai ‘sungai suci’, mereka mengalirkan abu jenazah hingga berendam di sungai tersebut. Air Sungai Gangga juga diambil untuk minum dan memasak. Karenanya ketika ada turis yang mengikuti perilaku mereka, turis tersebut akan segera sakit perut karena banyaknya ‘kuman’ yang ada di sungai tersebut. Meski demikian, orang India yang melakukan berbagai aktivitasnya di Sungai Gangga tidak terserang sakit. Hal ini disebabkan kebiasaan orang India yang selalu memakan ‘kari’. Dalam kari, mengandung rempah-rempah dan sayuran yang berfungsi sebagai ‘antibiotik alami’ bagi mereka. Seperti kunyit sebagai pewarna kari yang juga berfungsi untuk melawan bakteri stafilokokus, bawang putih untuk menguatkan lambung, mendorong keringat, membantu kelancaran buang air kecil, menenangkan gangguan usus, anti kuman, obat cacing, dan lainnya. Juga berbagai bumbu lain seperti merica, ketumbar, pala, kapulaga, cabe, mostar, jahe, dan lainlain. Dengan demikian orang India meningkatkan daya tahan tubuh mereka dengan memakan kari setiap hari. 2.2.2.3 Korea Lain halnya di Korea, sistem pengobatan di Korea disebut sebagai Korean Oriental Medicine (KOM) atau hangbang. Teknik hangbang mendapatkan pengaruh besar dari Cina, meski demikian terdapat teknik 23 khusus yang lain dari negara asalnya. Seperti pengobatan sasang, Saam Scupuncture, Herbal Acupuncture, Korean Hand Acupuncture. 2.2.2.4 Indonesia Dalam buku Jamu – The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Jamu Sakti karya Susan Jane-Beer, tertuliskan perkembangan jamu yang ada di Indonesia hingga sekarang. Penggunaan tanaman sebagai obat telah dilakukan dari zaman dahulu kala..Hal ini terbukti oleh koleksi dari perkakas batu zaman Neolitikum di Museum Nasional Jakarta. Peralatan seperti batu lumping dan batu gosok digunakan untuk menghaluskan tanaman untuk memperoleh bubuk dan ektrak tanaman. Namun demikian, rekaman tertulis mengenai jamu cukup sukar diperoleh. Hal ini dikarenakan berbagai alasan seperti naskah berada ditangan tabib dan keluarga sehingga mereka tidak mengizinkan sembarangan orang untuk dapat melihat. Atau ada pula terdapat naskah yang tercatat pada kertas, tetapi berada dalam kondisi buruk sehingga tidak terbaca. Meski demikian, terdapat dua manuskrip di perpustakan Kraton Surakarta yang dapat menjadi referensi terbaik mengenai jamu dan obat tradisional yang ada, yaitu Serat Kawruh dan Serat Centhini. Dalam catatan tersebut berisikan total 1.734 formula yang terbuat dari bahan-bahan alami, beserta informasi tentang penggunaannya. Serat Centhini yang ada merupakan hasil beberapa kali salinan dan revisi, sehingga tidak seorang pun tahu edisi yang asli. Meski demikian dalam Serat Centhini tertulis hal yang berkaitan dengan permasalahan seksual dan termasuk anjuran yang berlebihan untuk berbagai penyakit serta sejumlah obat. Walaupun hanya berisi pendekatan dasar, Serat Centhini memberikan salah satu perhitungan terbaik dari pengobatan di Jawa kuno. Selain resep dan formula, Serat Centhini juga memuat banyak kisah serta cerita rakyat yang menggambarkan penggunaan jamu dalam kehidupan sehari-hari. 2.2.2.5 Perkembangan Jamu di Abad 20 Profesi medis di Indonesia, baru menyadari nilai yang sebenarnya dari perusahaan apotek alami ini pada sekitar tahun 1940. Pada bulan Juni tahun 24 tersebut, terdapat pertemuan yang berlangsung di Surakarta merevolusi masa depan tradisi obat internasional: Kongres Kedua Asosiasi Dokter Indonesia. Pada acara ini, Asosisasi Ibu dari Yogyakarta memutuskan untuk mengadakan Expo khusus yang berjudul ‘Obat-obatan Tradisional Indonesia’.Sebelum kongres tersebut berakhir, berjalanlah sebuah gerakan yang merekomendasikan sebuah penelitian yang mendalam tentang ibat tradisional dan aplikasinya.Ini merupakan langkah pertama menuju peningkatan status jamu dan mengubahnya dengan status pengobatan komplementer. Antara tahun 1942 hingga 1944, pada pendudukan Jepang, pemerintah Dai Nippon turut mendukung jamu dengan membuat Komite Obat-Obatan Tradisional Indonesia pada bulan Juni tahun 1944, dibawah bimbingan Profesor Dr. Sato, Kepala Departemen Kesehatan Pemerintah. Kemudian, selama perang kemerdekaan Indonesia, obat tradisional mendapatkan peran penting. Karena obat-obat ortodoks terbatas jumlahnya, banyak dokter beralih ke obat herbal untuk mengobati pasien. Demikian pula setelah kemerdekaan Indonesia, obat impor cukup sulit didapatkan, sehingga banyak orang kembali kepada obat herbal. Mulai dari saat itu, minat masyarakat kepada obat tradisional telah berkembang dan serangkaian konfrensi, pameran, seminar, dan studi ilmiah telah diadakan. Dalam dua dekade terakhir di abad 20, perkembangan obat tradisional di Indonesia semakin berkembang. Untuk memperkenalkan beberapa aturan industri, beberapa langkah telah diambil untuk mengimplementasikan uji klinis modern untuk mendukung klain kinerja dengan data ilmiah dan untuk membuat standar industri yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat diterima secara nasional dan dipertimbangkan ditingkat internasional. Dengan pembentukan delapan pusat pengujian obat herbal pada awal 1980-an, pengesahan pusat penelitian lebih lanjut dan berkembangnya minat di kalangan professional medis, yayasan kini berada pada tempat untuk mendapatkan pengakuan internasional terhadap jamu. Sekarang ini, terapi alternatif tidak lagi diperlakukan dengan kecurigaan seperti yang mereka lakukan selama satu decade lalu, bahkan terapi seperti 25 akupuntur, reiki, akupresur, pijat, teh herbal dan ramuan, telah diterima. (Jane-Beers, 2013: 15) 2.2.3 Jamu Jamu seringkali dikenal dan diyakini sebagai obat kuat dikalangan masyarakat Indonesia. Ini tidak salah, karena memang semenjak dahulu, hal tersebut adalah salah satu khasiat jamu. Pemikiran inilah yang membuat pola pikir masyarakat bahwa jamu adalah obat kuat. Sebenarnya jamu sendiri memiliki berbagai macam khasiat. Jamu sendiri sebenarnya adalah sebutan bagi untuk obat-obatan herbal Indonesia. Karena itu, berdasarkan bahan pembuatannya jamu sebenarnya terbagi atas dua jenis, yakni jamu yang berupa ramuan/ remedy dan jamu yang hanya berupa obat herbal. Jamu ramuan atau juga sering disebut dengan jamu yang digodog (direbus) merupakan jamu yang berasal dari bahan alami seperti tumbuhan dan hewan. Kedua jenis bahan ini dicampur dan direbus, baru kemudian diminum. Ratarata jenis jamu ini lebih dikenal sebagai obat perangsang, biasanya masih berbentuk cair, dan memiliki aroma asli dari campuran bahan alaminya. Sedikit berbeda dengan jamu ramuan, jamu yang berupa obat herbal saja berasal dari bahan alami juga tetapi hanya tumbuh-tumbuhan. Biasanya digunakan dengan dimakan langsung atau dengan diambil ekstraknya, tetapi tidak menggunakan hewan sebagai campurannya. Karenanya jenis jamu ini memiliki berbagai khasiat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang biasa kita temui seperti sakit kepala, maag, darah tinggi, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Jenis jamu ini sering juga kita temukan sudah dalam berbentuk kapsul dan dijual di pasaran. Selain jamu yang diminum, jamu juga dapat berupa minyak, salep,pasta, dan kosmetik. Jamu sebenarnya diterapkan lebih dari satu cara penggunaan, tergantung bagaimana kebutuhannya. Misalnya minyak telon, juga merupakan jamu yang dibuat khusus untuk menghangatkan tubuh bayi, tetapi tidak merupakan jamu yang dikonsumsi melainkan dioleskan. Jamu juga bisa digunakan sebagai pasta untuk merawat rambut yang rusak. Contohnya shampoo yang berlabelkan jamu untuk merawat berbagai jenis rambut. 26 Jamu juga dapat digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan pijat. Keuntungan dari jamu adalah jika benar dalam mengelolanya, jamu tidak memiliki efek samping. Selain itu menurut kebanyakan orang Jawa, jamu sangat efektif. Meski banyak juga beragam pendapat yang objektif mengenai jamu, ada satu persepsi umum yang paling dikenal, yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja seksual. Susan Jane-Beers (2013: 25) menuliskan bahwa jamu merupakan terapi holistic. Menggunakan konsep keselarasan dan keseimbangan antara seseorang dan lingkungannya, atau pun keseimbangan antara panas dan unsur dingin dalam tubuh. Ini juga berarti membagi penyakit dan obat-obatan dalam kategori panas dan dingin. Keahlian seorang ahli herbal terletak dalam membedakan penyakit dengan cara mengobatinya. Misal, obat yang panas digunakan untuk mengobati penyakit yang dingin, dan sebaliknya. Resep jamu selalu mengikuti aturan ini: panas dan dingin, manis dan asam, pahit dan manis, kuat dan lemah. Juga formula yang dikembangkan untuk mengobati masalah spesifik pada satu organ tubuh, tetap harus mempertimbangkan efek pada seluruh sistem. Daun, akar, atau kulit kayu pada satu jamu terdiri dari tiga kategori yakni, bahan utama, bahan pendukung, dan bahan yang ditambahkan hanya untuk memberi rasa.Sekali dicampur atau diminum, semua bahan berinteraksi bersama bekerja pada gejala Dalam jamu, terdapat empat fungsi dasar: - Untuk mengobati penyakit tertentu (batu ginjal, kanker serviks, diare) - Untuk mempertahankan kesehatan (melalui sirkulasi darah dan meningkatkan metabolisme) - Untuk mengurangi sakit dan nyeri (mengurangi peradangan / dengan membantu masalah pencernaan) - Untuk bagian badan tertentu yang tidak bekerja dengan baik (kurangnya kesuburan / bau badan yang tidak sedap) Jamu juga dapat bekerja multifungsi, seperti jamu yang berkhasiat sebagai obat penguat umum, tetapi juga sebagai antiseptic untuk mencegah infeksi perut. 27 Namun demikian, seperti obat lainnya khasiat atau reaksi jamu tidak dapat langsung dilihat hasilnya. Dibutuhkan pemakaian teratur selama beberapa waktu. Dan karena jamu merupakan obat yang bertahap, efek samping yang ditimbulkan jauh lebih minim ketimbang obat sintetik. Meski begitu, beberapa jamu dibuat dari tumbuh-tumbuhan beracun dan jika tidak dibuat dan dikelola dengan benar, mereka akan berpotensi sebagai racun. Seni sebagai ahli herbal terletak pada mengetahui cara menetralisir unsur-unsur yang beracun dan menghasilkan obat yang kuat dalam menyembuhkan. 2.2.3.1 Bahan Baku dan Khasiat Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan sumber daya termasuk spesies tanaman tropisnya. Sekitar 40.000 spesies tanaman tropis di dunia, diperkirakan 30.000 tumbuh di Indonesia.Hingga saat ini, ada sekitar 7000 spesies yang dibudidayakan telah diidentifikasi. Hampir 1000 diantaranya digunakan sebagai bahan baku obat tradisional Indonesia, meskipun hanya 286 tanaman saja yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan Indonesia. Penjual jamu yang bekerja di rumah, biasanya menggunakan 100 tanaman untuk disiapkan pada saat khusus. Tetapi dalam jamu sehari-hari, hanya sekitar 10-12 tanaman. Tanaman-tanaman ini yang nantinya digunakan sebagai bahan baku utama obat herbal berasal dari tanaman liar dan tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Uniknya, melalui bentuk, warna, atau tekstur dari setiap tanaman menunjukkan penyakit apa yang bisa disembuhkannya. Misalnya, tanaman berambut berfungsi membuat tumbuhnya rambut, bunga dengan mata membuat penglihatan lebih tajam, daun berbentuk jantung untuk mengobati penyakit jantung, kumpulan bunga berwarna merah efektif terhadap pendarahan, sedangkan anggrek sebagai pembangkit gairah yang bagus. Meski ada beragam tanaman, beberapa spesies merupakan kelompok special untuk jamu. Seperti semua jenis keluarga Zingiberaceae: kunyit (kunir; Curcumadomestica), lengkuas yang besar (Languasgalangal); kencur (Kaempferiagalanga), lempuyang pahit (Zingiberamaricans), lempuyang wangi (Zingiberaromaticum), temulawak (Curcumaxanthorrhiza), dan jahe (Zingiberofficinale). Selain di Asia, jahe hanya dikenal sebagai satu rimpang 28 yang digunakan dalam memasak. Tetapi di Indonesia tercatat sekitar 200 spesies. Kegunaan dari keluarga Zingiberceae ini tidak perlu diragukan lagi, seperti kelompok special untuk jamu. Dalam buku Farmakognosi (Soegihardjo, 2013) dijelaskan bahwa kunyit, berguna untuk membantu meringankan penyakit arthritis, kanker, diabetes, pancreatitis, hepatitis, meluruhkan batu empedu, maag, diare, gangguan ginjal, sakit kepala, masuk angin, dan lainnya. Selain itu, ada juga temulawak yang biasa dikenal untuk menambah nafsu makan anak, tetapi ternyata bermanfaat juga sebagai antioksidan, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakterial, antiradang, mencegah kanker, hepatitis, dan lainnya. Jahe sendiri memiliki khasiat untuk mengatasi sakit perut, pilek, diare, masuk angin, sebagai anti muntah, mabuk kendaraan, migraine, anti hipertensi, pengencer darah, anti jerawat, anti bakteri, anti kanker, penurun berat badan, peluruh nyeri otot, penguat lambung, dan lainnya. Demikian juga dengan kencur, yang memiliki khasiat untuk mengobati pegal linu, pencernaan, demam, nyeri dada, lambung, sakit kepala, dan sakit gigi. Selain jahe, banyak juga rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatan jamu. Seperti kayu manis, pala, bunga pala, cengkeh, adas, lada hitam dan putih, kapulaga, ketumbar, jinten, dan biji jinten. Juga bumbu lain seperti kemangi, buah asam kering, gula jawa dan putih. Dengan berbagai kombinasi berbagai macam tanaman obat dapat menyembuhkan penyakit. Tambahan lainnya juga seperti papaya, daun sirih, cabe, jeruk, kulit delima, daun jati belanda, atau salah satu dari 900 lebih pada daftar WHO. Susan (Jane-Beers, 2013) juga menjelaskan bahwa dalam racikan jamu, ada juga tanaman yang berada di garis batas antara mengobati dan meracuni digunakan sebagai bahan baku. Faktor yang menentukan dalam membuat resep jamu adalah ukuran dosis dan jika perlu tanaman yang berfungsi untuk menetralkan racun yang ditimbulkan tanaman lain. Tanaman itu antara lain adalah asam (Tamarinusindica). Meski beracun, asam memiliki banyak kegunaan, mulai dari daun mudanya untuk pemakaian luar guna mengobati penyakit kulit. Dan buahnya digunakan untuk pencuci perut.Ada juga getah pohon kacang mete (Anacardiumoccidentale), jika dicampur dengan kapur berguna mengobati penyakit kulit dan luka bakar. Kulit kayunya juga berguna 29 sebagai obat kumur. Selain tanaman-tanaman ini, masih banyak lagi berbagai jenis lain yang memiliki fungsi bagi kesehatan. Bahan –bahan ini juga sebenarnya tidak hanya digunakan dalam pembuatan jamu saja, tetapi juga obat-obatan modern menggunakan acuan dari bahan dasar alami ini. Seperti ekstrak kayu manis yang digunakan sebagai bahan obat batuk hitam atau OBH. Karena itu, sebenarnya kemujaraban dari bahan alami ini bukan semata-mata hanya karena tradisi dan kepercayaan saja, tetapi juga sudah teruji secara kimia oleh para ahli di masa sekarang ini. Seperti akar kayu manis cina yang memiliki sifat demulsen (pelunak) dan ekspektoran (peluruh dahak), biasanya digunakan dalam minuman untuk menutupi rasa tak sedap. Juga berfungsi untuk melarutkan dan absorbsi obat, untuk meningkatkan pembuihan dalam pembuatan bir, dan lainnya. Selain itu, glikosida saponin atau asam gliserat yang terkandung di dalam akar kayu manis ini bersifat antiinflamasi yang berguna untuk mengobati maag dan penyakit Addison. Contoh tumbuhan lainnya yang telah diteliti adalah tapakdara (Catharanthus roseus).Tanaman ini sering kita lihat sebagai tanaman hias dijalan-jalan, namun ternyata memiliki khasiat yang sekarang banyak digunakan sebagai obat anti kanker. Hal ini karena kandungan vinblastina dan vinkristina yang ada dalam tapakdara. Memang semenjak dahulu juga tapakdara digunakan sebagai obat anti diabetes.Jenis kanker yang sering diobati oleh vinblastina dan vinkristina adalah limpoma, kanker paru, kanker leher rahim, dan payudara. Selain itu masih banyak lagi berbagai jenis tanaman yang telah dicek fungsinya oleh dunia medis dan digunakan sebagai bahan baku obat untuk menanggulangi berbagai penyakit hingga penyakit kronis. 2.2.3.2 Proses Pembuatan Jamu Pemerintah telah menetapkan aturan dalam cara pembuatan obat tradisional yang baik. Tentunya harus memenuhi persyaratansafety, efficacy, quality, dan acceptability. Untuk memenuhi persyaratan ini tentu diperlukan pengumpulan bahan baku yang berkualitas, baik dari tanaman budi daya maupun tanaman liar. Agar menghasilkan kualitas yang baik, waktu pemanenan pun harus diperhitungkan sehingga kandungan kimia yang ada 30 dalam tanaman mencapai tingkat optimum. Karena kandungan kimia dalam tumbuhan tidak selalu sama sepanjang waktu. Jamu atau obat herbal yang telah dikemas dalam bentuk tablet ataupun cair, tidak perlu diragukan manfaatnya. Meski dalam kemasan, bahan dasar dari jamu tetap sama, yaitu tanaman obat. Tanaman obat yang merupakan hasil budidaya tidak perlu terlalu dikhawatirkan kandungan pestisidanya. Karena rata-rata tanaman obat tidak menggunakan pestisida kimiawi. Cara terbaik mengembangbiakkan tanaman obat adalah dengan menanamnya secara hidroponik, sehingga mengurangi resiko hama dan bakteri yang menyerang. Setelah melewati tahapan penen, maka bahan baku akan melewati tahapan berikut sebelum diproses di pabrik. - Sortasi basah Tahap dimana dilakukan pemisahaan antara tanaman obat dengan benda organik lain yang ikut terangkat seperti tanah, kerikil, dan lainnya. - Pencucian Pencucian dilakukan tidak dengan air sungai karena tingkat pencemarannya yang tinggi.Pencucian bisa dilakukan pada air mengalir dari mata air, sumur, atau PAM. - Perajangan Perajangan atau pengirisan dilakukan agar proses pengeringan dapat berlangsung dengan lebih cepat. Alat untuk merajang yang digunakan dapat menggunakan pisau stainless steel ataupun mesin dengan ketebalan yang sesuai. Tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, karena jika terlalu tipis maka dikhawatirkan kandungan kimia dalam bahan baku akan rusak akibat oksidasi atau reduksi. - Pengeringan Tanaman obat yang digunakan harus benar-benar kering tidak mengandung air lebih dari 10%. Proses pengeringan ini juga tidak dilakukan dengan cara menjemur dibawah sinar matahari langsung, tapi dengan memasukkannya kedalam lemari pengering dilengkapi dengan kipas dan penyedot udara sehingga ada sirkulasi yang baik. Sama halnya dengan proses menghangatkan telur, tidak boleh terlalu panas, sehingga bahan obat tersebut tidak rusak. Sinar matahari langsung juga 31 menyebabkan kandungan vitamin C yang ada di dalam tanaman obat menjadi rusak. Karenanya diperlukan suhu yang tepat untuk mengeringkan tanaman obat hingga benar-benar kering tanpa air. Tanda jika bahan baku sudah kering adalah mudah meremah jika diremas dan mudah patah. - Sortasi kering Pemisahan dari kotoran, bahan organic asin, dan bahan baku yang rusak akibat proses sebelumnya. Dan masuk dalam proses pengemasan. Kemasan yang digunakan harus sesuai dengan bahan baku yang akan dikemas. Contohnya seperti minyak atsiri tidak boleh dikemas dalam wadah plastik, karena plastic menyerap bau bahan tersebut. Kemasan yang baik untuk menyimpan bahan baku seperti karung goni, karung plastic, atau kaleng yang dilapisi kertas berlilin. Demikian juga dengan tempat menyimpan bahan baku, harus bersih, tertutup, memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak bocor, tidak lembab, dan tidak masuk sinar matahari langsung, terdapat alas dari kayu, dan lainnya. Juga dilakukan pemeriksaan mutu secara berkala.pemeriksaan mutu tersebut harus berpedoman pada Materia Medika Indonesia atau Farmakope Herbal Indonesia, dan lainnya (Constantinus, 2013: 12). Tentu akan lebih baik lagi jika melalui pemeriksaan laboratorium berdasarkan good laboratory practice. Kemudian barulah bahan baku tersebut diproses secara modern di pabrik dan dikemas untuk diperjualbelikan di masyarakat. Obat herbal yang digunakan harus benar-benar kering agar tidak ada jamur dan bakteri yang dapat hidup didalamnya. Setelah itu barulah disimpan dalam kemasan tanpa udara atau divacum. Dengan tidak adanya udara, maka bakteri dan jamur pun tidak dapat berkembang. Cara lainnya adalah dengan memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Memang rata-rata harga jual jamu yang telah dikemas secara modern sama dengan obat-obatan sintetik. Sehingga tidak semua orang dapat membelinya, namun tidak menutup kemungkinan jika ingin menikmati khasiat jamu di rumah. Pada dasarnya jamu merupakan obat herbal yang dibuat oleh perorangan di rumah.Pembuatan jamu sendiri cukup mudah dan dapat 32 dilakukan sendiri di rumah. Asalkan pembuat memiliki bahan dasar yang tepat dan dosis yang tepat. Misalnya seperti membuat jamu kunyit asem, yakni dengan mencampurkan kunyit, asem, jahe, dan madu. Jamu ini bukan saja berguna bagi wanita, tetapi juga mengandung antioksidan yang tinggi sehingga menyehatkan tubuh jika diminum setiap hari. 2.2.4 Industri Jamu Dalam pembuatan dan penjualannya jamu biasanya dilakukan oleh satu orang (seperti jamu gendong yang biasa dilakukan oleh wanita). Namun hal ini hanya sampai pada abad ke-20 saja. Menyadari tingkat permintaan jamu yang terus bertambah, mulailah adanya industri yang membuat dan menjual jamu dalam jumlah besar. Di Indonesia sendiri sudah ada sudah ada sekitar 500 perusahaan yang memproduksi jamu, termasuk 20 perusahaan besar. Seiring dengan berkembangnya zaman, jamu yang dulunya lebih banyak dalam bentuk cair serta berbau, sekarang diproduksi dalam bentuk siap minum seperti pil. Selain itu juga ditambahkan tumbuhan aromatic untuk menyamarkan bau dan rasa yang tidak sedap. Industri jamu pun semakin berkembang setelah perusahaan besar mulai masuk pada pasar internasional. Perusahaan –perusahaan tersebut mulai memasuki program penilaian sembilan bulan hingga mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dari Asosiasi Akreditasi Internasional Inggris, serta NACCB dan ANSI – RAB di Amerika Serikat. Perusahaan juga menggunakan Sistem Standard Mutu yang terus menerus direvisi. (Jane-Beers, 2013; 217) 2.2.5 Obat Sintetik dan Obat Herbal Obat sintetik atau obat kimiawi merupakan obat yang dibuat dari bahan sintetik maupun bahan alami yang diolah secara modern. Biasa digunakan oleh kalangan medis untuk mengobati suatu penyakit. Obat yang telah dipasarkan ini telah teruji secara klinis dan biasanya dipatenkan oleh negaranegara barat. Meski demikian bukan berarti tidak ada efek samping yang akan timbul dari obat sintetik ini. Efek samping jangka pendek dan jangka panjang dapat ditimbulkan meskpun sudah teruji klinis. Efek samping jangka pendek biasanya sudah diketahui dengan pasti dan tertulis dalam kemasan obat 33 tersebut. Selain itu dalam ISO Indonesia (Informasi Spesialite Obat Indonesia) tertulis obat-obat yang beredar di Indonesia beserta indikasi, kontradiksi, dosis, efek samping, kemasan, dan harganya. Akan tetapi efek samping yang tertulis merupakan efek samping jangka pendek, sedang efek samping jangka panjang masih banyak yang belum diketahui. Terdapat dua jenis obat sintetik, obat yang mahal dan obat yang murah yang biasa disebut sebagai obat generic. Obat sintetik mahal hanya karena merek dan sudah dipatenkan. Karenanya obat generic pun memiliki khasiat yang sama seperti obat bermerek. Obat generic menjadi lebih murah karena patennya sudah kadaluarsa, sehingga pemilik merek tersebut sudah kehilangan hak eksluksifnya untuk memproduksi obat tersebut. Karenanya perusahaan lain memproduksi obat generic tanpa harus membayar merek sehingga harga jualnya menjadi lebih murah. Contohnya seperti obat antibiotic berbahan dasar amoxicillin. Amoxicillin generik jauh lebih murah ketimbang amoxicillin yang telah bermerek. Padahal mereka memiliki bahan dasar yang sama. Yang membedakannya hanya merek dagang saja. Akan tetapi banyak juga yang merasa obat bermerek jauh lebih manjur. Selain itu, hampir semua dokter menyarankan obat bermerek kepada pasiennya. Karena itulah kebanyakan orang yang tidak mengetahui hal ini, lebih memilih obat bermerek ketimbang obat generic. Berbeda dengan obat herbal, obat herbal merupakan obat yang menggunakan bahan dasar alami. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di Indonesia obat herbal lebih dikenal dengan nama jamu. Keduanya memiliki khasiat dan kegunaan yang serupa. Namun ada yang membedakannya, sehingga masyarakat cenderung lebih memilih untuk menggunakan obat sintetik. Tabel Perbandingan Obat Herbal dan Obat Sintetik No. 1. 2. Obat Herbal Harganya terjangkau Obat Sintetik Harga relatif mahal Efek samping relatif kecil bahkan ada Efek samping pengobatan lebih yang sama sekali tidak menimbulkan sering terjadi. 34 efek samping jika digunakan secara tepat. 3. 4. 5. Reaksinya lebih lambat. Reaksinya cepat. Memperbaiki keseluruhan sistem Hanya memperbaiki beberapa tubuh. sistem tubuh. Efektif untuk penyakit kronis yang Relatif kurang efektif untuk sulit diatasi dengan obat kimia. penyakit kronis Terapi sampingan: diet terhadap 6. Terapi sampingan: Diet terhadap makanan tertentu dan perlakuan makanan tertentu. tertentu pada tubuh seperti bedah atau operasi dan manajemen stres. Tabel 2.1 Perbandingan obat herbal dan sintetik (Sumber: http://www.deherba.com/obat-tradisional-vs-obat-kimia.html) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, harga obat sintetik cenderung mahal. Meski begitu memang obat sintetik lebih mudah diperoleh dan tidak berasa ataupun berbau. Daripada jamu yang harus dibuat dari bahan dasarnya, kalaupun tidak membuat sendiri, jamu yang beredar di pasaran baik jamu gendongan maupun instan tetap memiliki bau dan rasa yang menyengat sehingga kurang digemari. Dari sisi efek samping, jamu juga cenderung lebih kecil efek sampingnya bahkan tidak ada sama sekali ketimbang obat sintetik. Hal ini karena bahan dasar jamu adalah tanaman-tanaman herbal yang tidak berdampak untuk meracuni tubuh. Selain itu jamu yang diolah baik, tidak mengandung bahan sintetik sedikitpun seperti pewarna makanan sintetik, pengawet, hingga perasa sehingga aman bagi tubuh. Sedangkan obat sintetik terbuat dari bahanbahan racikan yang rata-rata berasal dari bahan kimiawi. Ada banyak efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat sintetik ini. Contohnya seperti allopurinol yang digunakan untuk mengobati arthritis gout yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Allopurinol dapat menimbulkan efek samping seperti ruam kulit, trombositopenia (kadar trombosit berada dibawah normal), agranulositosis (rendahnya sel darah putih jenis granulosit 35 dalam darah), anemia aplastik pada penderita gangguan ginjal, dan memungkinkan menimbulkan peningkatan tekanan darah lebih tinggi. Bukan hanya itu saja, dalam tubuh kita terdapat organ yang akan menyaring darah yang disebut ginjal. Darah tersebut akan berisi berbagai zat yang kita makan. Jika kita banyak mengkonsumsi obat sintetik, otomatis darah kita akan banyak mengandung zat-zat sintetik juga sehingga ginjal kita harus berusaha menyaring darah lebih giat dari keadaan normalnya. Jika hal ini terus dibiarkan, lama kelamaan ginjal kita akan kelelahan dan tidak berfungsi baik lagi. Inilah salah satu hal yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Jika sudah terdiagnosis gagal ginjal, sangat sulit untuk kembali kepada keadaan normal. Terutama jika sudah membutuhkan cuci darah, hanya tinggal menghitung waktu kematian saja. Itulah sebabnya mengapa efek samping dari obat sintetik tidak langsung terasa. Akibat dari konsumsi obat sintetik yang berlebihan akan terasa setelah beberapa tahun, tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang. Karenanya tidak mengherankan jika banyak dijumpai berbagai penyakit serupa seperti gagal ginjal di kota-kota besar, dan penderitanya rata-rata orang tua yang berasal dari golongan menegah keatas. Meskipun ada banyak efek samping yang cenderung ‘menyeramkan’ dari obat-obatan sintetik. Bukan berarti obat herbal tidak memiliki efek samping sama sekali. Misalnya seperti kunyit yang memiliki kontraindikasi kepekaan berlebih, luka pada lambung, dan tidak dapat digunakan sebelum tindakan pembedahan. Juga jahe yang dapat membuat nyeri pada usus dan perut bergas jika takaran yang dikonsumsi melebihi batas kemampuan tubuh.Meski demikian, efeksamping yang ditimbulkan jauh lebih kecil jika digunakan dengan dosis yang tepat. Semua hal butuh proses, demikian juga dengan obat. Baik obat herbal seperti jamu maupun obat sintetik membutuhkan waktu beberapa lama hingga suatu penyakit bisa dikatakan sembuh.Tetapi jangka waktu yang diperlukan tentunya berbeda.Tidak bisa dipungkiri, obat sintetik hanya membutuhkan waktu yang relatif sebentar untuk menyembuhkan suatu penyakit.Misalnya obat asam urat, hanya dengan waktu beberapa jam kadar asam urat dalam darah menjadi normal. Sedangkan ketika menggunakan jamu seperti sambiloto membutuhkan waktu beberapa hari hingga asam urat kembali 36 normal. Meski demikian sambiloto tidak membuat ginjal menjadi lebih terbebani, karena terbuat dari bahan alami. Juga tidak perlu khawatir dengan pestisida yang ada pada tanaman obat. Tanaman obat tumbuh tanpa perlu menggunakan pestisida karena pada dasarnya tidak ada serangga yang menyukai tanaman obat. Bukan hanya itu saja, normalnya kita memakan obat hanya untuk menyembuhkan bagian yang kita rasa sakit. Memang begitulah cara obat sintetik bekerja. Tetapi jamu dan obat herbal tidak hanya bekerja pada bagian yang sakit saja, ia juga membantu organ tubuh lain sehingga menjadi lebih fit. Jamu serta obat herbal pun memiliki berbagai khasiat yang tidak dapat dijangkau oleh pengobatan medis modern.Buktinya seringkali ketika medis telah berusaha untuk menyembuhkan penyakit kronik, namun ternyata hasilnya tidak bertambah baik, banyak orang mencari pengobatan alternatif lain, salah satunya adalah jamu dan obat herbal. Seperti daun sirsak yang ternyata memiliki khasiat 10.000 kali kemoterapi bagi penderita kanker. Sehingga penderita tidak perlu menjalani kemoterapi yang membuat berat badan turun, kerontokan rambut parah, sariawan, dll. Umumnya pengobatan medis untuk penyakit kronik seperti ini hanya dapat menunda perkembangan penyakit namun sulit untuk menyembuhkan secara total tanpa adanya efek samping. Memang hanya meminum obat saja tidak menjamin akan sembuh total dari suatu penyakit. Tentu harus ada pantangan yang dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan. Baik jamu maupun obat sintetik, harus didukung dengan asupan yang diterima tubuh. Sederhananya seperti orang yang sedang sakit batuk, tidak boleh mengkonsumsi gorengan. Juga bagi penderita darah tinggi, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang asin. Demikian juga dengan penderita diabetes, harus menjaga dengan pola makan yang ketat. Dengan demikian, obat yang diterima tubuh tidak bekerja secara sia-sia, dan jauh lebih efektif. Tetapi dalam pengobatan medis modern tidak hanya membutuhkan pola makan yang tepat. Dalam beberapa kasus, dimana pengobatan membutuhkan suatu tindakan seperti operasi, penderita harus menjaga agar bekas luka akibat operasi tersebut tidak terbuka kembali. 37 2.2.6 Penggolongan Obat Herbal di Indonesia Di Indonesia sendiri, jamu atau obat-obatan herbal mulai dilirik dan diteliti. Hal ini telah terbukti melihat pangsa pasar yang semakin menanjak dari tahun ke tahun. Rp 2 Triliun Tahun 2002 Rp 3,2 -3,5 Triliun Tahun 2004 Rp 10 Triliun Tahun 2010 Tabel 2.2 Pangsa Pasar Herbal Dalam Negri (Sumber: Diktat Obat Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Pancasila) Perobatan herbal modern kini digolongkan menjadi 3 jenis, yakni jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Setiap golongan merupakan perkembangan dari golongan yang sebelumnya. Dan bukan berarti golongan sebelumnya kurang berkhasiat, hanya saja untuk berkembang menjadi golongan berikutnya, diperlukan beberapa persyaratan terlebih dahulu. Jamu harus memenuhi kriteria: - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan - Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku - Contohnya: minyak kayu putih, antangin Obat Herbal Terstandar, merupakan sediaan obat bahan alam yang keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan secara ilmiah dengan uji praklinik pada hewan. Untuk itu Obat Herbal Terstandar memiliki kriteria sebagai berikut: - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan - Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik - Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, contoh: tolakangin Terdapat 5 macam uji pra-klinik yang dilakukan, yakni: uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkrono, dan uji toksisitas khusus. 38 Fitofarmaka, merupakan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia / sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Fitofarmaka harus memiliki kriteria sebagai berikut: - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan - Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik - Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, contoh: stimuno Uji klinik yang dilakukan adalah, uji toksisitas, uji farmakologik eksperimental (pengujian pada hewan), dan uji klinik eksperimental (pengujian pada manusia untuk memastikan adanya efek farmakologik, tolerabilitas, keamanan, serta manfaat klinik). Selain itu, komposisi fitofarmaka juga hanya terdiri dari satu simplisia. Namun jika tidak memungkinkan, bisa juga terdiri dari beberapa simplisia / sediaan galenik (maksimum 5), dan tidak boleh menggunakan zat kimia sintesis. (Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2013) 2.2.7 Realita Jamu di Masyarakat Meskipun jamu sebenarnya cukup dikenal banyak orang terutama masyarakat Indonesia sendiri, tetapi tragisnya penduduk asli Indonesia yang tinggal di perkotaan tidak begitu mempercayai jamu yang beredar di pasaran. Pertama tentu karena proses penyembuhan dengan jamu berlangsung lebih lama ketimbang obat sintetik yang hanya beberapa kali minum langsung sembuh. Bagi penduduk perkotaan, hal yang instan dan serba cepat adalah suatu hal yang harus. Karenanya mereka lebih memilih obat-obat sintetik ketimbang jamu. Kedua ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat sendiri mengenai jamu, mereka hanya memandang jamu sebagai obat tradisional yang tidak lebih dari obat alternatif ketika dunia medis sudah mengangkat tangan dengan penyakit tersebut. Ketiga disebabkan begitu banyaknya artikel dan berita yang beredar mengenai bahaya kandungan jamu yang dibuat oleh beberapa pabrik yang tidak memiliki kode etik dalam pembuatan obat. Pabrik-pabrik jamu ini mencoba menekan biaya produksi 39 dengan mencampurkan bahan kimia ke dalam jamu yang hasilnya ternyata bukan hanya merusak kualitas dari jamu sendiri tetapi juga membahayakan konsumennya. Bukan hanya itu saja, bahkan jamu gendong pun sudah diragukan oleh beberapa golongan. Karena meskipun mungkin mereka tidak mencampurkan obat kimia ke dalam jamu, proses produksi yang dilakukan oleh perorangan ini tidak dapat terjamin higienis. Logikanya para penjual jamu gendongan ini hanya membawa jamu, gelas, dan ember yang berisi air yang tidak diganti. Gelas-gelas tersebut hanya direndam dalam air dan tidak dicuci dengan sabun.Bakteri dan virus yang ada tidak akan bisa dibersihkan dengan cara seperti itu. Bahan baku juga mulai diragukan keamanannya. Karena faktanya hampir setiap perkebunan pasti menggunakan pestisida dalam merawat tanaman.Tanaman obat juga tidak terkecuali. Meskipun masyarakat tahu bahwa bahaya jamu itu disebabkan karena beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab, namun tetap mereka tidak dapat mempercayai jamu dan mengandalkan obat kimia yang dirasa lebih terjamin karena adanya campur tangan dokter dan apoteker didalamnya.Hal ini miris, mengingat sebenarnya obat kimia juga memiliki efek samping jika diminum secara berkala. Namun hal ini tidak dapat dipungkiri, hal kepercayaan akan sangat mempengaruhi penilaian seseorang. Keraguan ini sebenarnya dapat diperbaiki jika masyarakat memiliki pengetahuan yang baik mengenai jamu dan obat-obatan itu sendiri. Tahu seperti apa proses pembuatannya memang baik dan mungkin bisa meningkatkan kepercayaan seseorang, tetapi dengan didukung pengetahuan yang cukup, mereka mengerti dan dapat membedakan mana jamu yang aman dikonsumsi dan mana yang tidak. Serta akan jauh lebih baik jika perkembangan jamu maupun obat herbal didukung dengan campur tangan dokter dan ahlinya. Sehingga setidak-tidaknya meskipun masyarkat masih belum dapat mempercayai jamu yang beredar, mereka bisa mencoba obat herbal Indonesia ini dengan membuat sendiri di rumah. 40 2.2.8 Sinopsis Dalam film animasi ini akan dimulai dengan menjelaskan apa jamu itu dan asal usulnya secara singkat. Serta beberapa fakta menarik mengenai obat herbal yang jarang diketahui masyarakat.Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu medis dan menciptakan obat-obat sintetik yang mudah digunakan dan di dapat. Hal ini membuat minat dan kepercayaan masyarakat semakin menipis untuk menggunakan jamu sebagai obat.Ini membuat mereka lebih percaya pada pengobatan modern yang menggunakan obat-obat kimia. Selain lebih cepat bereaksi, obat kimia juga mudah diperoleh dan didukung oleh ilmu kedokteran modern. Kemudian menjelaskan obat kimia tetap beresiko menimbulkan efek samping. Dan resiko jamu ‘oplosan’ yang ada di pasaran. Bagaimana menggunakan jamu yang baik dan bermanfaat. Serta bagaimana sebenarnya posisi jamu sebagai obat herbal dalam dunia kedokteran. 2.2.9 Data Observasi Lapangan 2.2.9.1 Questioner Berdasarkan questioner yang dilakukan melalui media internet. Berikut adalah hasil dari survey yang dilakukan oleh 23 orang. Apa jenis kelamin Anda? Wanita 65,22% 15 orang Pria 38,78% 8 orang Berapa usia Anda sekarang? 17-20 th 8,7% 2 orang 20-25 th 82,61% 19 orang 25-30 th 0% >30 th 8,7 % 2 orang Apakah Anda tahu tentang khasiat jamu? Ya Tidak 60,87% 14 orang 39,13% 9 orang 41 Pernahkah Anda meminum jamu? Pernah 78,26% 18 orang Tidak pernah 21,74% 5 orang Jika ya, jamu apa yang pernah Anda minum? Jamu gendongan 70,59% Jamu sachet 11,76% 2 orang Jamu obat 52,94% 9 orang Jamu sambiloto 12 orang 1 orang Jika tidak, mengapa Anda tidak minum? Belum pernah dapat kesempatan 22% 2 orang Tidak suka rasanya 33% 3 orang Tidak suka baunya 22% 2 orang Tidak menarik untuk diminum 44% 4 orang Anda suka menonton film animasi? Ya 95,65% Tidak 22 orang 4,35% 1 orang Jika ada animasi edukasi yang memuat informasi tentang jamu, apakah Anda akan menontonnya? Ya 78,26% Tidak 18 orang 21,74% 5 orang Animasi jenis apa yang Anda sukai sebagai program edukasi jamu? 2D 34,78% 8 orang 3D 34,78% 8 orang campuran 30, 43% 7 orang Perlukah Anda mengetahui informasi tentang jamu? Perlu, sebagai pengetahuan umum 60,87% 14 orang Perlu, sebagai budaya bangsa kita harus paham 47,83% 11 orang Tidak perlu, saya tidak suka 4,35% 1 orang 42 2.2.9.2 Wawancara Untuk memperkuat fakta yang ada mengenai jamu, penulis melakukan wawancara dengan seorang dokter yang berdomisili di Bogor. Beliau seorang dokter yang lebih menggunakan obat-obatan herbal ketimbang obat sintetik. Berikut adalah rangkuman dari isi wawancara tersebut. Jamu sebenarnya terdiri atas dua macam, yang pertama adalah remedy dan yang merupakan herb. Jadi sebenarnya jamu dan obat herbal adalah sama. Keduanya merupakan obat yang menggunakan bahan alami. Tetapi pada dasarnya baik obat herbal maupun obat sintetik yang sekarang digunakan semua pada awalnya berasal dari daun, jamur, ataupun hewan. Contohnya seperti penisilin yang bekerja sebagai antibiotik.Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, juga kebutuhan pasar yang terus meningkat, maka untuk menjawab semua tantangan tersebut para produsen obat mengganti bahan alami yang awalnya digunakan dengan bahan sintetik. Maka terbagilah obat menjadi dua golongan, yakni yang alami dan kimiawi. Semua obat sebenarnya memiliki bahaya yang sama. Tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang untuk menerimanya. Hanya memang obat sintetik memiliki efek samping yang lebih mematikan, karena adanya efek samping jangka panjang yang sering kali belum diketahui. Contohnya seperti aspirin yang dulunya berasal dari willow dan kemudian dibuat secara sintetik. Akan tetapi sekitar 20 tahun yang lalu ditemukan bahwa aspirin dapat menimbulkan efek samping sindrom graybaby jika dikonsumsi oleh wanita hamil.Selain itu efek samping lainnya adalah dapat mengencerkan darah. Contoh lainnya adalah digitalis yang biasa digunakan untuk pengobatan penyakit jantung. Memiliki efek samping dapat merusak liver (hati). Jika kita mengkonsumsi obat yang berlebihan, efek samping yang pertama adalah terserang maag, kemudian rusaknya liver, dan terakhir adalah ginjal. Hal ini terjadi karena lambung adalah tempat pertama dimana obat akan dicerna. Dan hati merupakan organ pertama untuk mendetoxifikasi tubuh kita, dan jika organ penyaring yang terakhir adalah ginjal. Sebenarnya kemungkinan liver ataupun ginjal yang rusak bergantung pada apa yang kita 43 makan, jika makanan kita larut pada lemak maka akan disaring di liver, dan jika larut air maka akan disaring pada ginjal. Reaksi lain yang ditimbulkan tubuh jika tidak kuat dengan obat adalah reaksi alergi cepat dan lambat. Reaksi cepat seperti anaphylactic shock, merupakan reaksi dimana orang tersebut langsung meninggal seketika setelah menkonsumsi obat tersebut. Sedang reaksi lambat dapat berupa kaligatta yakni kulit memerah dan gatal pada seluruh atau beberapa bagian tubuh. Meski demikian, obat sintetik sendiri jarang dapat menyebabkan kanker. Obat herbal juga memiliki efek samping, bukan tidak ada tetapi lebih minim. Semuanya tetap bergantung pada daya tahan tubuh setiap orang. Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan tidak selalu sama pada setiap orang. Misalkan, ada orang yang memiliki penyakit maag, maka ia tidak dapat meminum jahe. Jika diberikan obat herbal yang mengandung jahe, maka ia akan terserang maag. Ada juga yang memang dapat menimbulkan reaksi seperti mahkota dewa yang ternyata sekarang memiliki efek samping jika diolah oleh orang yang kurang berpengalaman. Sehingga dapat menyebabkan mulut bengkak, kenjang, hingga pingsan, dan mabuk. Tapi memang konsumsi yang berlebihan dapat menjadi pemicu efek samping. Intinya semuanya harus sesuai dengan dosis yang tepat. Banyak orang juga menyangka bahwa obat herbal bereaksi lebih lambat ketimbang obat sintetik. Tapi sebenarnya tidak demikian. Obat herbal pun dapat menghasilkan reaksi yang cepat jika tahu dosis dan kombinasi yang tepat. Hal ini memang tidak banyak diketahui oleh orang, maka dari itu hal ini berasal dari pengalaman pribadi dokter sendiri. Yakni ketika pasien beliau yang seorang vegetarian memiliki penyakit darah tinggi diberikan resep untuk meminum pegagan. Pasien tersebut juga bertanya apakah ia diizinkan untuk meminum vitamin C, dan dokter mengizinkannya. Namun setelah beberapa saat, ia mengeluh dan kembali ke dokter. Setelah tekanan darahnya dicek, ternyata tekanan darahnya turun drastic hingga menjadi rendah. Karena itu ia merasa pening. Setelah diselidiki ternyata ia meminum pegagan dan vitamin C secara bersamaan. Kasus lain adalah ketika beliau sendiri merasa sakit kepala dan membuat jus dari campuran beberapa jenis sayuran. Setelah meminum beberapa teguk, ternyata sakit kepala yang diderita menghilang. 44 Juga masih banyak lagi pengalaman lain yang membuat beliau berkesimpulan bahwa reaksi obat herbal ternyata bisa cepat secepat obat sintetik jika mengetahui dosis dan kombinasinya. Meski sekarang banyak obat yang digunakan medis merupakan obat sintetik tetapi vitamin baik yang dibuat secara sintetik ataupun alami ternyata tidak pernah menyebabkan reaksi terhadap tubuh. Kalaupun ada, itu merupakan reaksi alergi bagi beberapa orang yang tidak dapat menerima vitamin tertentu. Antibiotik pun sekarang merupakan obat sintetik. Antibiotik yang generik dan paten sebenarnya tidak ada bedanya. Hanya cara pembuatannya yang berbeda, sederhananya yang satu secara manual dan yang satu lagi secara modern atau pabrik. Mengenai kecepatan reaksinya mungkin agak sedikit berbeda, hanya obat paten akan lebih cepat diserap tubuh dan obat generic memerlukan waktu untuk mencerna. Selebihnya tidak ada perbedaan antara obat generik dan paten. Ditengah maraknya obat sintetik, beliau menggunakan obat herbal karena mengetahui kelebihan dan khasiatnya ketimbang obat sintetik. Banyak dokter selalu menggunakan antibiotik karena tuntutan pasien yang ingin lekas sembuh, atau takut pasien bertambah parah, dan pemeriksaan yang mahal.Di luar negeri sendiri, antibiotic baru digunakan jika sudah dilakukan pemeriksaan dan memang penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan dengan obat herbal. Jadi seharusnya obat sintetik merupakan langkah akhir jika obat herbal tidak mempan lagi. Sayangnya di Indonesia sendiri menjadi terbalik karena keinginan masyarakat yang ingin serba instan tanpa memperdulikan dampaknya. Karenanya pemerintah juga mulai menetapkan agar setiap apotek dan rumah sakit memiliki obat herbal. Sehingga lama kelamaan, obat utama tersebut akan tergantikan menjadi obat herbal dan obat sintetik menjadi obat alternatif. Memang banyak obat herbal juga yang telah dicampur dengan bahan kimia oleh beberapa produsen di Indonesia. Karenanya untuk menghindari hal tersebut, lebih baik jika mengkonsumsi obat herbal yang memiliki kemasan yang telah diterima oleh badan kesehatan Indonesia. 45 Obat herbal juga tidak dapat dikonsumsi hanya sekali saja, harus secara berkala dan setiap hari. Meskipun keluhan penyakit sudah tidak dirasa lagi. Sehingga penyakit yang diderita dapat sembuh total. Tentu gaya hidup sehat yang mendukung agar sebuah penyakit menjadi lebih cepat sembuh, tidur yang cukup, dan sebagai manusia kita butuh terkena sinar matahari. Dengan sinar matahari makan tubuh kita akan mulai memproduksi enzim-enzim yang diperlukan untuk menjaga dan melawan kuman penyakit. Serta menyuplai tubuh dengan antioksidan yang cukup setiap hari. 2.2.10 Pembanding dan Referensi Dalam membuat sebuah animasi yang menarik perhatian penonton, penulis melakukan studi terhadap beberapa animasi yang memiliki konsep yang sesuai dengan animasi edukasi jamu. Biasanya sebuah film animasi akan menekankan sebuah alur cerita, demikian juga animasi edukasi. Hal ini membuat banyak masyarakat berpikir bahwa animasi hanya dikhususkan untuk anak-anak saja. Namun dengan membuat gaya animasi yang eye cathing serta memuat informasi yang padat dalam waktu singkat, inilah yang penulis harapkan dapat menarik perhatian penonton. Oleh karenanya, penulis melakukan studi dalam animasi The Inovation of Loneliness oleh Shimi Cohen dan This is You - Herman Miller. Gambar 2.1 Title and opening sequence (Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=c6Bkr_udado https://www.youtube.com/watch?v=XkqLZAEL_TQ) Pada TheInovation of Loneliness, terdapat banyak elemen-elemen semiotika yang melambangkan isi pokok dari informasi yang diberikan. Meski demikian, elemen tersebut tidak terlihat membosankan, bahkan terlihat attractive dan dinamis. Shimi Cohen, pembuat animasi ini, sangat kreatif 46 dalam memainkan dan mengkolaborasi sebuah basic shape ke dalam sebuah image. Selain itu, Colen juga membuat objek-objek 2D ini terlihat seperti 3D yang digabungkan dengan permainan warna yang sesuai, sehingga terlihat lebih menarik. Gambar 2.2 Penerapan semiotika dan efek 3D (Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=c6Bkr_udado) This is You, memiliki style yang berbeda dengan The Inovation of Loneliness. Dari penggambaran karakter, objek dan lainnya, seperti mengunakan cutout dari kertas dan scribe. Inilah yang membuat unik. Jika Shimi membuat animasi 2D seperti 3D, dalam This is You justru mempertahankan style 2D dengan warna-warna solid dan semiotika yang lebih jelas dariThe Inovation of Loneliness. Gambar 2.3 Visual style ‘draft’ dan semiotika (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=XkqLZAEL_TQ) Yang membuat semakin unik dari animasi ini adalah narasi. Narasi yang dibuat memiliki banyak kata ‘this’ sesuai dengan judulnya. Ketepatan narrator dalam berbicara juga yang membuat animasi ini bisa dikatakan menarik. Demikian juga dalam The Inovation of Loneliness, narasi yang ada padat dan narrator membawakannya dengan nada yang tepat. Sehingga tanpa perlu banyak tulisan, inti dari informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan baik. Selain dari narasi dan narrator, kedua animasi ini juga tidak 47 menggunakan banyak camera works, meski demikian animasi tetap terlihat dinamis. 2.3 Analisa Metode analisa mengunakan 8 aspek perspektif untuk analisis citra visual yang terdapat dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (Safanayong, 2006 : 27). 1. Etis Dari segi etis, yang digunakan dalam perancangan film edukasi ini adalah etika normatif dan metaetika. Dan pada metaetika, merupakan analisa logika perbuatan dalam keterkaitannya dengan “baik” dan “buruk”, “benar” dan “salah”. Yang digunakan pada film ini adalah imperatif hipotesis Kant, yakni sistem moral yang didasarkan pada keinginan untuk mempunyai nilai atau kebaikan yang diinginkan, sebuah perintah yang menyuruh orang bertindak berdasarkan kebijaksanaan dengan atau hanya kepentingan pribadi, bukan berdasarkan kewajiban prinsip-prinsip moral. Dalam film ini, segi dari etika normatif yang diterapkan adalah menjelaskan berbagai keunggulan jamu dan serba serbinya. Serta mengurangi penyampaian informasi mengenai kelemahan jamu, meskipun ada beberapa informasi kelemahan yang disampaikan, tetap diberikan solusi yang baik sehingga jamu dapat memiliki citra yang positif di mata masyarakat. Dari segi metaetika, ialah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat akan keunggulan jamu ketimbang obat sintetik yang berbahan dasar kimia. Caranya adalah dengan menjelaskan berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan apabila mengkonsumsi obat sintetik secara berlebih. Selain itu, juga menjelaskan bagaimana reaksi dan manfaat jamu yang bekerja lebih baik didalam tubuh ketimbang obat sintetik. 2. Historis Dari segi historis, tidak dijelaskan secara detail asal usul jamu, karena sejarah jamu bukan inti dari film ini. Melainkan hanya sebuah pengertian singkat mengenai keterkaitan jamu dan obat herbal, serta beberapa jenis jamu yang sudah berkembang menjadi obat herbal terstandar dan fitofarmaka. 48 3. Kultural Pada segi kultural jamu, memberikan gambaran mengenai kegunaan jamu dari zaman dahulu sebagai obat kuat. Dan kebiasaan masyarakat Indonesia meminum jamu yang berbentuk ramuan dan dijual oleh penjual jamu gendong. Tapi seiring perkembangan zaman, jamu dikemas dalam kemasan modern. 4. Personal Segi personal merupakan reaksi yang didasari oleh opini subjektif, berkenaan dengan “baik”, “buruk”, “saya suka” atau “saya tidak suka”. Itu juga yang disampaikan mengenai jamu, bagaimana masyarakat sudah merasa tidak suka dengan jamu, karena bentuk, warna, dan rasanya yang tidak enak. Padahal, tidak semua jamu memiliki rasa yang tidak enak. 5. Kritikal Jamu memang terkesan kuno di mata masyarakat dan banyak orang tidak menyukai jamu terutama jamu ramuan. Hal yang menyebabkannya adalah bentuk dan warna serta rasa yang tidak menarik. Sebaliknya obat sintetik biasa dikemas menarik dan modern, serta praktis digunakan. Oleh karena itu, penulis ingin menaikkan citra jamu menjadi obat yang juga sudah dikemas secara modern dan praktis, serta aman digunakan. Selain itu, karena inti dari film ini adalah pembahasan mengenai perbedaan jamu dan obat sintetik, maka akan digunakan dua jenis visual style.Pengunaan dua jenis style untuk masing-masing materi, jamu dan obat sintetik. Bertujuan untuk menunjukkan perbedaan yang mencolok antara jamu dan obat sintetik. 6. Estetis Film ini tentu haruslah intituitif, penuh citarasa. Juga dengan melihat dari film-film referensi sebagai referensinya, film ini menggunakan animasi 2D motion graphics. Tetapi animasinya bukan hanya sekedar bergerak, animasinya harus menggunakan penerapan dari teori 12 prinsip dasar animasi. Juga penerapan-penerapan teori lainnya seperti teori warna (digunakan sesuai dengan pertimbangan target audience) dan teori semiotika melalui gerakan atau perlambangan suatu image mengenai jamu. Film ini juga menggunakan narasi yang diiringi oleh background music dan sound effects. 49 7. Pragmatis Pada film ini, tidak dijelaskan mengenai sebuah proses pembuatan jamu. Namun lebih kepada keunggulannya ketimbang obat sintetik. Karenanya akan lebih ditekankan, “apabila meminum jamu akan lebih aman ketimbang ketika meminum obat sintetik yang berakibat bagi tubuh cepat atau lambat”. Proses pembuatan film ini akan membutuhkan banyak illustrasi manual dan menggunakan Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Adobe After Effects, dan Adobe Premiere Pro. 8. Nilai Tambah Pendekatan design lain yang digunakan adalah: - Sebagai intro dari sebuah animasi edukasi, di tempatkan sebuah kasus pendukung dimana masyarakat India yang selalu sehat meskipun meminum air Sungai Gangga yang kotor. - Setiap animasi/ pergerakan memiliki fungsi estetik dan simbolik - Menggunakan teknik motion graphics - Memang merupakan animasi 2D, tapi beberapa adegan diberikan depth of field, sehingga terlihat adanya kedalaman seperti pada animasi 3D - Tidak hanya melibatkan satu indera, tapi juga menggunakan audio (narasi, background music, dan sound effects) sebagai pendukung. Sebagai cara penyampaian informasi kepada target audience, metode komunikasi yang digunakan adalah metode redudansi, kanalisasi, dan edukatif. Dengan metode ini, diharapkan penonton dapat diberikan suatu pola pikir baru mengenai jamu dan pengobatan modern. Berkaitan dengan metode komunikasi yang digunakan, narasi yang disusun berdasarkan penerapan dari teori taksonomi bloom domain kognitif. Sehingga, pemikiran audience dapat terkanalisasi, hingga mendapatkan suatu solusi yang tepat dalam pemikiran mereka mengenai jamu. 50