BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar merupakan prioritas utama di kalangan pendidikan, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Sebab sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal yang pertama, yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar sebagai bekal pada jenjang sekolah yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup di masyarakat (Dirjen Dikdasmen, 1996: 13). Kualitas siswa di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang dalam pembelajaran IPA khususnya materi energi saat ini cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mereka kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran IPA. Mereka jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin. Selain itu masalah juga terletak pada cara guru dalam mengajar, kebanyakan guru di SD Negeri Madyogondo 03 hanya menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Padahal mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orangtua dan masyarakat Djam’an Satori (2010: 2.40). Guru memegang peranan yang paling penting dalam proses pembelajaran. Memudahkan pembelajaran bagi murid adalah tugas utama seorang guru. Untuk itu guru tidak hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan diri masingmasing siswa. Disini guru dituntut untuk benar-benar mengetahui karakteristik tiap anak didik, sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan perkembangan diri murid yang 1 menjadi subjek sekaligus objek pendidikan itu sendiri Baharuddin Esa (2007: 2). Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, guru di kelas IV belum menggunakan model pembelajaran yang bervariatif khususnya pada mata pelajaran IPA. Kebanyakan guru kelas IV di SD Negeri Madyogondo 03 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru. Hal tersebut berakibat pada nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan energi yang diperoleh peserta didik yakni 56, 80 jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Pembuat kriteria ketuntasan minimal (KKM) tersebut adalah kepala sekolah yang berpedoman dengan kemampuan siswa yang ada di SD Negeri Madyogondo 03. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, membutuhkan keberanian untuk merombak cara atau pendekatan mengajar yang dapat memberikan peluang kepada siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena pada dasarnya bahwa hakikat IPA mesti tercermin dalam tujuan pendidikan dan metode mengajar yang digunakan Kardi dan Nur (Trianto, 2010: 142). Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang harus dilakukan guru adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif adalah suatu proses yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok Isjoni (2011: 62). Pembelajaran kooperatif dibagi menjadi beberapa tipe antara lain adalah Group Investigation, Jigsaw, NHT, STAD, dan sebagainya. Jika guru dapat memvariasikan tipe-tipe model pembelajaran tersebut, diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dan menumbuhkan antusiasme terhadap proses belajar mengajar bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya mata pelajaran IPA dengan optimal. 2 Di antara pembelajaran yang dapat dijadikan peningkatkan hasil belajar salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini dapat menjadikan rangsangan bagi anggota kelompok sehingga adanya interaksi antar siswa untuk saling melengkapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa berkaitan dengan tugas yang diberikan guru. Fungsi dari keterampilan mengajar guru yang bervariasi dapat menumbuhkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga daya tangkap siswa terhadap materi ajar juga dapat optimal. Dengan keterampilan mengajar guru yang bervariasi, materi ajar yang akan disampaikan terhadap peserta didik dapat mudah diterima, dicerna dan dipahami oleh peserta didik serta dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan Energi melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan tentang Energi masih rendah yaitu 56,80 dari KKM yang seharusnya dicapai siswa 60. Sehingga perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dari hasil wawancara tersebut, penyebab kesulitan siswa adalan : 1. Siswa tidak antusias terhadap mata pelajaran IPA khususnya materi Energi 2. Siswa belum bisa membedakan sumber-sumber energi. 3. Siswa belum bisa menjelaskan berbagai sifat-sifat energi panas dan energi bunyi. 4. Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yang hanya berpusat pada guru. 3 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Hasil belajar IPA pokok bahasan energi siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang masih rendah. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya tentang pemahaman pada pokok bahasan energi di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun ajaran 2011/2012. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II tahun ajaran 2011/2012?”. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya bagi dunia pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1.6.1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan penelitian di Indonesia khususnya pada bidang penelitian tindakan kelas (PTK). Melalui penelitian ini juga diharapkan adanya peningkatan hasil belajar IPA khususnya materi tentang energi melalui model pembelajaran 4 kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03. Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar yaitu suatu cara mengajar, dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok Roestiyah (2008: 15). 1.6.2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1. Dapat memilih model dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan materi ajar bagi peserta didik. 2. Untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran di kelas. 3. Dapat menggunakan berbagai keterampilan model mengajar guru sehingga dapat memacu hasil belajar IPA pada siswa kelas IV. b. Bagi Siswa 1. Dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik. 2. Dapat mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar. 3. Dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi Energi. c. Bagi sekolah Dengan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energi maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan. 5