- Bina Darma e-Journal

advertisement
PENERAPAN METODE KOLABORASI
MELALUI MEDIA CERITA PENDEK
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
PUISI KELAS X
SEKOLAH MENENGAH ATAS
MUHAMMADIYAH 2
PALEMBANG
Zara
UNIVERSITAS BINA DARMA PLEMBANG
Jln.
Jend. A. Yani No 12 Palembang 30264
E-mail : [email protected]
(Jika institusi penulis sama, maka gunakan simbol
yang sama seperti nomor 1 (1),
jika tidak gunakan penoran seperti nama Penulis)
Abstract:
Zara, 2013. '' Implementation Method
Through Collaboration Media in Learning Short
stories Poetry Writing Class X High School
Muhammadiyah Palembang 2''. This research is
motivated by a literature class less attractive to
students. Problem in this study, ie, whether the
application of the method of collaboration through
media short story class X SMA Muhammadiyah 2
Palembang effective for use in learning to write
poetry. This study used an experimental method. This
method is used to determine the students' ability in
writing poetry through the medium of the short story''
Mom'' before and after using the methods of
collaboration. Population ie class X 2 High School
Muhammadiyah Palembang. Samples taken at
random sampling, in which it can be a class X2
experimental class numbering 26 students and the
class X3 is a control class numbered 28 students.
This study twice as much as the pretest and posttest,
and four were treated. Pretest experimental class
scored an average score of 40.61 while the post-test
experimental class scored an average value of 88 can
be said to be a significant increase in the amount of
40.61. Pretest control class scored an average score
of 1036, while the control class scores posttest score
mean score of 13.08 to an increase in student learning
outcomes at 13.08. Thus the effective collaboration
methods used to writing skills through the medium of
poetry short stories.
Keywords instructional
collaboration.
media,
methods
of
Abstrak:
Zara, 2013. ‘’ Penerapan Metode
Kolaborasi Melalui Media cerita Pendek dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah
Menengah Atas Muhammadiyah 2 Palembang’’.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelajaran
sastra yang kurang diminati oleh siswa. Masalah
dalam penelitian ini yaitu, apakah penerapan
metode kolaborasi melalui media cerita pendek siswa
kelas X SMA Muhammadiyah 2 Palembang efektif
untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menulis puisi melalui media cerita
pendek ‘’Ibu’’ sebelum dan sesudah menggunakan
metode kolaborasi. Populasi yaitu siswa kelas X
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2
Palembang. Sampel diambil secara random sampling,
di dapatlah kelas X2 yang menjadi kelas eksperimen
yang berjumlah 26 siswa dan kelas X3 yang menjadi
kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini
sebanyak dua kali yaitu pretes dan postest serta
empat kali diberi perlakuan. Pretes kelas eksperimen
memperoleh skor nilai rata-rata sebesar 40,61
sedangkan postes kelas eksperimen memperoleh skor
nilai rata-rata 88 dapat dikatakan adanya peningkatan
yang signifikan yaitu sebesar 40,61. Pretes kelas
kontrol memperoleh skor nilai rata-rata sebesar 1036
sedangkan skor postes kelas kontrol skor nilai rataratanya sebesar 13,08 adanya peningkatan hasil
belajar siswa sebesar 13,08. Dengan demikian
metode kolaborasi efektif digunakan untuk
kemampuan menulis puisi melalui media cerita
pendek.
Kata kunci media pembelajaran, metode
kolaborasi.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering
1
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
dianggap kurang penting dan dianaktirikan oleh
manfaat
para guru, apalagi pada guru yang pengetahuan
dianggap kurang mendesak dan masih dapat
dan apresiasi sastra (dan budayanya) rendah. Hal
ditunda. Kondisi tersebut juga terjadi dalam
ini menyebabkan mata pelajaran yang idealnya
dunia pendidikan. Perhatian para murid dan
menarik dan besar sekali manfaatnya bagi para
pengelola sekolah terhadap mata pelajaran yang
siswa ini disajikan hanya sekadar memenuhi
berkaitan
dengan
tuntutan kurikulum, kering, kurang hidup, dan
kebutuhan
fisik
cenderung kurang mendapat tempat di hati
dibandingkan
siswa. Padahal, bila kita kaji secara mendalam,
kemanusiaan
tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di
laboratorium bahasa, sanggar seni, buku bacaan
sekolah
untuk menumbuhkan
kesastraan, dan berbagai fasilitas lain yang
keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan siswa
diperlukan dalam pengajaran merupakan bukti
terhadap bahasa dan sastra Indonesia sebagai
konkret adanya kepincangan tersebut.
dimaksudkan
bagian dari budaya warisan leluhur. Dengan
demikian,
tugas
guru
dan
batiniah,
sains,
jauh
teknologi,
lebih
dengan
sehingga
dan
besar
mata
bila
pelajaran
(humaniora).
Ketiadaan
Langkah awal yang perlu dilakukan
sastra
adalah meyakinkan siswa bahwa pengajaran
Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan
sastra tidak hanya menawarkan hiburan sesaat,
(aspek kognitif), tetapi juga keterampilan (aspek
tetapi juga akan memberi berbagai manfaat lain
psikomotorik) dan menanamkan rasa cinta
bagi siswa. Pengajaran sastra secara langsung
(aspek afektif), baik melalui kegiatan di dalam
ataupun tidak akan membantu siswa dalam
kelas ataupun di luar kelas. Sastra dianggap
mengembangkan
kurang penting dan kurang berperan dalam
dalam kehidupan manusia, menambah kepekaan
masyarakat Indonesia hari ini. Hal ini terjadi
terhadap
karena masyarakat kita saat ini sedang mengarah
masyarakat manusia, dan bahkan sastra pun akan
ke masyarakat industri sehingga konsep-konsep
menambah pengetahuan siswa terhadap berbagai
yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan
konsep teknologi dan sains. Penikmatan yang
kebutuhan fisik dianggap lebih penting dan
apresiatif terhadap puisi, prosa fiksi, drama
mendesak untuk digapai. Sedikitnya perhatian
dalam
anggota
kemanfaatan tersebut pada siswa.
masyarakat
bahasa
nonmaterial,
terhadap
kegiatan
kesastraan (dan kebudayaan pada umumnya)
merupakan
salah
satu
indikasi
adanya
wawasan
berbagai
berbagai
terhadap
problema
genre
akan
tradisi
personal
dan
membuktikan
Selanjutnya, guru pun harus berusaha
mengubah
teknik
pembelajaran
sastra
di
kecenderungan tersebut. Kegiatan kesastraan
sekolah. Selama ini pengajaran sastra dan bahasa
(dan kebudayaan) dianggap hanya memberi
Indonesia lebih diarahkan pada aspek sejarah
2
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
dan pengetahuan sehingga siswa dipacu untuk
didik merasa dihadapkan pada sebuah pekerjaan
menghafal, bukan untuk memproduksi atau
berat yang sering menimbulkan rasa was-was,
mengahayati karya yang diajarkan. Kegiatan
bimbang, ragu karena merasa tidak berbakat.
apresiasi sastra tidak hanya diajarkan dalam
Peserta didik seringkali membutuhkan waktu
bentuk pembacaan karya sastra oleh siswa.
lama ketika ditugasi untuk menulis sebuah
Kegiatan ini dapat juga diwujudkan dalam
puisi. Ini terjadi karena kemampuan peserta didi
berbagai bentuk kegiatan dengan berbagai teknik
k dalam menggali imajinasi masihsangat terbatas
pembelajaran.
lomba
(http://publiksastra.net/pengajaran-sastra-
penulisan puisi, musikalisasi puisi, dramatisasi
indonesia-di-sekolah-antara-harapan-dan-
puisi,
kenyataan//diunduh/19/april/2013).3
Kegiatan
mendongeng,
deklamasi,
pembuatan
sinopsis,
bermain peran, penulisan kritik dan esei, dan
Berdasarkan informasi dari guru dan
berbagai kegiatan lain dapat dimanfaatkan untuk
pengamatan
menumbuhkan apresiasi sastra pada siswa.
Muhammadiyah 2 Palembang pada tanggal 30
Berbagai
akan
Mei – 2 Juni kemampuan menulis puisi di
menumbuhkan penghayatan, pencintaan, dan
sekolah muhammadiyah 2 Palembang masih
penghargaan yang relatif baik pada para siswa
kurang, hal ini disebabkan guru mengajar tidak
terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra
konsisten
Indonesia.
pembelajaran menulis puisi. Selain itu metode
kegiatan
tersebut
dijamin
di
sekolah
dalam
menengah
menyampaikan
atas
materi
Menulis puisi merupakan bagian dari
yang digunakan juga adalah metode ceramah
pembelajaran menulis yang diajarkan di sekolah,
tanpa melibatkan keefektifan siswa. Siswa
baik pada tingkat pendidikan dasar maupun
kurang
menengah. Namun, pembelajaran menulis puisi
kesempatan
seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi
mengeksplorasi imajinasi yang mereka miliki
peserta didik. Bukan rahasia lagi bila masih
dalam bentuk karya sastra.
atau
bahkan
untuk
tidak
menulis
mendapatkan
puisi
dan
banyak peserta didik kurang suka pada puisi,
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran
bahkan sudah apriori ketika mendengar kata
menulis maka guru harus memilih metode
puisi. Peserta didik menganggap bahwa puisi
pembelajaran yang tepat dan sesuai. Sehubungan
merupakan sesuatu yang sulit dipelajari. Hal ini
dengan
berdampak pula pada kegiatan menulis puisi
kolaborasi sebagai metode yang digunakan
yang dianggap sebagai kegiatan yang sulit,
dalam
membosankan, serta menyita banyak waktu.
kolaborasi adalah suatu teknik
Pada saat pembelajaran menulis puisi peserta
menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling
itu,
proses
penulis
belajar
menetapkan
mengajar.
metode
Metode
pengajaran
3
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
mengoreksi. Menurut guru bahasa indonesia ibu
cara penyajian, media dan penilaian
Sumarni, S.Pd yang telah peneliti tanyakan
bagi proses belajar mengajar bahasa.
menggunakan metode kolaborasi adalah suatu
cara guru menyampaikan materi pembelajaran di
2. Secara praktis
a. Manfaat bagi guru
dalam kelas secara berdiskusi agar siswa
Penelitian ini diharapkan dapat
tersebut tidak terpaku dalam sendirinya untuk
menjadi pertimbangan bagi guru
mengerjakan puisi tersebut, mungkin dengan
untuk memilih metode pengajaran
metode tersebut siswa akan lebih termotivasi
yang lebih inovatif dan yang
dari teman-teman kelompoknya.
sesuai agar mampu menarik minat
siswa
masukan
1.2 Rumusan Masalah
Masalah
yang
akan
serta
diteliti
dalam
penelitian ini adalah, apakah penerapan metode
dapat
bagi
menjadi
guru
dalam
menyusun bahan pembelajaran
yang lebih bervariasi.
kolaborasi melalui media cerita pendek siswa
kelas X SMA Muhammadiyah 2
Palembang
b. Manfaat bagi siswa
efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
Penelitian ini diharapkan dapat
menulis puisi?
memberikan siswa pengalaman
dan pengetahuan yang lebih baik,
sehingga
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan. Tujuan
dapat
keterampilan dan motivasi dalam
penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan
menulis,
metode kolaborasi melalui media cerita pendek
menulis puisi.
dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X
SMA Muhammadiyah 2 Palembang.
meningkatkan
khususnya
c. Manfaat bagi masyarakat
Melalui penelitian ini diharapkan
1.4 Manfaat
masyarakat memperoleh
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
pengetahuan
bermanfaat untuk :
1.
Secara
diharapkan
sebagai
dalam
yang
lebih
agar
dapat berpartisipasi dalam proses
teoritis,
dapat
umpan
penelitian
ini
dimanfaatkan
balik
belajar mengajar terhadap anakanaknya di sekolah.
dalam
merancang komponen, tujuan, bahan,
2. LANDASAN TEORI
2.1 Metode Kolaborasi
4
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Pembelajaran
Colaborative
kolaborasi
Learning
atau
merupakan
model
ditentukan oleh guru. Fasilitas yang adapun
diusahakan
anak
mampu
berkolaborasi.
pembelajaran yang menerapkan paradigma baru
Misalnya: "Dalam kelompok yang terdiri atas 4
dalam teori belajar. Pendekatan ini dapat
sampai 6 guru hanya menyiapkan 2 sampai 3
digambarkan sebagai suatu model pembelajaran
kotak alat mewarnai yang dipakai satu dengan
dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja
yang lainnya. Dengan demikian siswa bisa
sama,dalam kelompok-kelompok kecil untuk
berkomunikasi aktif antar siswa, sehingga akan
mencapai tujuan yang sama. Dengan adanya
terjalin
pembelajaran kolaboratif, siswa lebih aktif
menghargai. Dalam kelas yang menggunakan
dalam melakukan sesuatu, dengan dibentuknya
model ini, baik guru maupun siswa dipandang
kelompok-kelompok
sebagai sumber informasi. Sehingga antara guru
tersebut,
siswa
bisa
hubungan
dan
dalam membahas tema yang telah ditentukan
informasi (http://id.shvoong.com/social-
oleh guru. Di samping itu siswa juga bisa
sciences/education/2185419-pembelajaran-
mengembangkan
kolaborasi/diunduh/21/04/2013).
dan
komunikasi. Dalam metode kolaborasi guru
hanya
memantau
memberikan
implikasi antarguru mulai dari awal perencanaan
pembelajaran, dan guru diperlukan jika ada
hingga akhir kegiatan (evaluasi) secara bersama-
siswa
sama
memerlukan
pembelajaran
kolaboratif
siswa
kolaboratif
bertukar
selama
yang
kegiatan
Model
saling
saling
dan
berpikir
dapat
baik
berkomunikasi langsung dengan anggota lain
kemampuan
siswa
yang
bantuan.
Karena
melakukan
penyusunan
perencanaan
mengajarkan
(RPP) dan instrumen lainnya. Dan dengan model
bagaimana siswa bisa berpikir lebih kritis dan
ini tidak lagi dibedakan antara guru bidang
aktif dalam memecahkan masalah dan mencapai
keahlian, artinya bahwa guru dianggap mampu
tujuan yang sama.
semua materi meskipun tetap saja memiliki
Model pembelajaran kolaboratif dapat
dilihat contoh sebagai berikut, ketika terjadi
kolaborasi semua siswa aktif, mereka saling
berkomunikasi secara alami. Dalam sebuah
kelompok yang di bentuk oleh guru masingmasing terdiri atas 4 sampai 6 anak, disini guru
sudah menyiapkan membuat rancangan agar
siswa yang satu dengan yang lain bisa saling
skala prioritas untuk satu bidang (Trianto, 2012:
117).
Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
dewasa ini juga dikembangkan model gabungan,
di mana setiap guru memiliki tugas masingmasing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan
tetapi proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi
dilakukan
secara
bersama-sama
berkolaborasi, dalam kelompok yang sudah
5
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
(collaboration). Dalam model ini diperlukan
Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
beberapa langkah seperti berikut.
sehingga akumulasi nilai gabungan
untuk
dari setiap Kompetensi dasar dan
memastikan berapa KD dan SK
Standar Kompetensi menajadi nilai
yang harus dicapai dalam satu topik
mata
pembelajaran. Hal ini berkaitan
pelajaran IPA, memiliki kompilasi
dengan berapa guru bidang studi
dari bidang biologi, kimia, dan
serumpun yang dapat dilibatkan
fisika.
a. Dilakukan
penelaahan
dalam pembelajaran pada topik
tersebut.
pelajaran.
Misalnya
mata
Lepas dari diskursus tersebut di
atas, bahwa yang terpenting adalah
b. Setiap guru bertanggung jawab atas
tercapainya
KD
yang
termasuk
kerja
sama
antar
guru-guru
serumpun yang ada di suatu sekolah
dalam SK yang ia mampu, seperti
dalam
misalnya SK- 1 oleh guru dengan
pembelajaran, mulai dari silabus ,
latar belakang biologi, SK-2 oleh
rencana pelaksanaan pembelajaran
guru dengan latar belakang fisika.
hingga kesepakatan dalam bentuk
c. Disusun
skenario
pembelajaran
membuat
perencanaan
penilaian.
dengan melibatkan semua guru yang
Apabila hal ini dapat dilaksanakan
termasuk ke dalam topik yang
maka pembelajaran terpadu dapat
bersangkutan,
setiap
meningkatkan kerja sama antarguru
anggota memahami apa yang harus
serumpun, baik yang ada di sekolah
dikerjakan
maupun yang di dalam proses
sehingga
dalam
pembelajaran
belajar mengajar.
tersebut.
simulasi
Kerja sama ini meliputi saling
terlebih dahulu jika pembelajaran
mempelajari materi dari bidang
dengan sistem ini merupakan hal
kajian
yang baru, sehingga tidak terjadi
kecanggungan di dalam kelas.
d. Sebaiknya
e. Evaluasi
tanggung
guru
dilakukan
dan
remedial
jawab
sesuai
menjadi
masing-masing
dengan
yang
lain.
Selain
meningkatkan
kerja
sama,
pembelajaran
terpadu
juga
meningkatakan keharusan bagi guru
untuk
memperluas
wawasan
Standar
6
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
pengetahuannya
Trianto
(2012:
117).
meneliti penerapan metode kolaborasi terhadap
siswa menggunakan media foto Peristiwa dalam
meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi, sedangkan peneliti penerapan metode
2.2 Kajian Terdahulu yang Relevan
kolaborasi melalui media cerita pendek dalam
Penelitian
penerapan
yang
model
berhubungan
pembelajaran
dengan
kolaborasi
bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Wasiah
mahasiswa Universitas Cirebon pada Desember
2009, dengan judul skripsinya, ‘’ Penerapan
Metode Kolaborasi dengan Menggunakan Media
Foto
Peristiwa
dalam
V
Atas Muhammadiyah 2
Palembang dan (2)
Wasiah meneliti di kelas V SDN 2 Kempek
Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Cirebon,
sedangkan peneliti meneliti di kelas X Sekolah
Menengah Atas Muhammadiyah 2 palembang.
Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas
pembelajaran menulis puisi Sekolah Menengah
SDN
2
Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebo
Penelitian
http://www.scribd.com/doc/90769661/Penerapa
n-Metode-Kolaborasi-Dengan-MenggunakanMedia-Foto-Peristiwa-Dalam-MeningkatkanKemampuan-Menulis-Karangan-Narasi-SiswaKelas-V/diunduh/03/072013/.
berhubungan
dengan
penerapan model kolaborasi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Lelah
mahasiswa
n’’
yang
Universitas
STKIP
Sliwangi
Bandung pada Tahun 2012, dengan judul
skripsinya, ‘’ Model Pembelajaran Menulis
Pesan Singkat Dengan Menggunakan Metode
Kolaborasi Pada Siswa Kelas VII MTs Nurul
Hidayah
Singajaya
Kabupaten
Garut’’
http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
1/Lelah.pdf/diunduh/03/07/2013.
Wasiah diperoleh simpulan, yaitu penerapan
metode kolaborasi siswa kelas V SDN 2
Kempek
Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Cirebon terbukti efektif melalui tes akhir yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Lelah diperoleh simpulan, yaitu penerapan
metode kolaborasi siswa VII MTs Nurul
Hidayah Singajaya Kabupaten Garut melalui tes
diperoleh oleh siswa-siswi tersebut.
awalnya mendapat nilai rata-rata 54,7 sedangkan
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Wasiah dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah sama-sama meneliti penerapan metode
kolaborasi
Indonesia.
dalam
pembelajaran
bahasa
tes akhir mendapatkan nilai rata-rata 72,6
terbukti efektif dengan adanya nilai tes akhir
siswa kelas VII MTs Nurul Hidayah Singajaya
Kabupaten Garut.
Perbedaannya adalah (1) Wasiah
7
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Persamaan penelitian yang dilakukan Lelah
dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama
memproses,
dan
menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
meneliti penerapan metode kolaborasi dalam
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaannya
teknologi semakin mendorong upaya-upaya
adalah (1) Lelah meneliti model pembelajaran
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
menulis pesan singkat terhadap siswa kelas VII
teknologi dalam proses belajar. Para guru
tersebut. Sedangkan peneliti penerapan metode
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
kolaborasi melalui media cerita pendek dalam
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
pembelajaran menulis puisi Sekolah Menengah
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
Atas Muhammadiyah 2 Palembang dan Lelah
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
meneliti di kelas VII MTs Nurul Hidayah
zaman.
Singajaya Kabupaten Garut, sedangkan peneliti
menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meneliti di kelas X Sekolah Menengah Atas
meskipun
Muhammadiyah 2 Palembang.
merupakan keharusan dalam upaya mencapai
2.3 Media
tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping
Guru
sekurang-kurangnya
sederhana
dan
bersahaja
dapat
tetapi
Kata media berasal dari bahasa latin
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia,
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
‘perantara’ atau ‘pengantar. Dalam bahasa Arab,
keterampilan membuat media pembelajaran
media adalah perantara atau pengantar pesan
yang akan digunakannya apabila media tersebut
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach
belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki
& Ely dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 3)
pengetahuan dan pemahaman yang cukup
mengatakan bahwa media apabila dipahami
tentang media pembelajaran, yang meliputi
secara garis besar adalah manusia, materi, atau
(Arsyad Azhar, 2011:2).
kejadian
membuat
yang
membangun
siswa
mampu
yang
a. media sebagai alat komunikasi guna
memperoleh
lebih mengefektifkan proses belajar
kondisi
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
mengajar;
b. fungsi media dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan
pengertian media dalam proses belajar mengajar
c. seluk beluk proses belajar;
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
d. hubungan antara metode mengajar dan
photografis, atau elektronis untuk menangkap,
media pengajaran;
8
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
e. nilai atau manfaat media pendidikan
c. Bahasa cerita pendek haruslah tajam,
dalam pengajaran;
f.
pemilihan
dan
sugestif, dan menarik perhatian.
penggunaan
media
d. Cerita
pendidikan;
interpretasi
g. berbagai jenis alat dan teknik media
harus
mengandung
pengarang
tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik
pendidikan;
secara langsung maupun tidak langsung.
h. media pendidikan dalam setiap mata
i.
pendek
e. Sebuah
cerita
pendek
harus
pelajaran;
menimbulkan satu efek dalam pikiran
usaha inovasi dalam media pendidikan.
pembaca.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
f.
Cerita
pendek
harus
menimbulkan
media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
perasaan pada pembaca bahwa jalan
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
ceritalah
pendidikan
perasaan, dan baru kemudian menarik
pembelajaran
pada
di
umumnya
sekolah
dan
pada
tujuan
khususnya
(Arsyad Azhar, 2011:3).
yang
pertama
menarik
pikiran.
g. Cerita pendek mengandung detail-detail
dan insiden-insiden yang dipilih dengan
2.4 Cerita pendek
Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif
sengaja, dan yang bisa menimbulkan
fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran
lansung pada tujuannya cerita pendek berasal
pembaca.
dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
h. Dalam sebuah cerita pendek sebuah
secara singkat yang dengan cepat tiba pada
insiden yang terutama menguasai jalan
tujuannya,dengan
cerita.
paralel
pada
tradisi
penceritaan lisan. Dengan munculnya novel
i.
yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai
sebuah miniatur novel (Mihardja, 2012 :40).
pelaku utama.
j.
k. Cerita pendek bergantung pada (satu)
(2011:181) adalah sebagai berikut.
a. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah
singkat, padu, dan intensif.
b. Unsur-unsur utama cerita pendek adalah
adegan, tokoh, dan gerak.
Cerita pendek harus mempunyai satu
efek atau kesan yang menarik.
2.5 Ciri-ciri Cerita Pendek
Ciri-ciri sebuah cerita pendek menurut Tarigan,
Cerita pendek harus mempunyai seorang
situasi.
l.
Cerita
pendek
memberikan
impresi
tunggal.
m. Cerita
pendek
memberikan
suatu
kebulatan efek.
9
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
n. Cerita pendek menyajikan satu emosi
beberapa
cara
menampilkan
tokoh
o. Jumlah kata-kata yang terdapat dalam
secara analitik, ialah cara penampilan
cerita pendek biasanya di bawah 10.000
tokoh secara langsung melalui uraian
kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata
pengarang. Jadi pengarang menguraikan
(atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi
ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung.
rangkap).
Cara dramatik, ialah cara menampilkan
1. Unsur Intrinsik Cerpen
tokoh tidak secara langsung tetapi
-
melalui gambaran ucapan, perbuatan,
Tema dan Amanat
menduduki
dan komentar atau penilaian pelaku atau
tempat utama dalam karya sastra. Tema
tokoh dalam suatu cerita ( Mihardja,
mayor ialah tema yang sangat menonjol
2012: 5).
Tema ialah persoalan yang
dan menjadi persoalan. Tema minor
-
ialah tema yang tidak menonjol. Amanat
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian
ialah pemecahan yang diberikan oleh
peristiwa
pengarang bagi persoalan di dalam
sebab akibat sehingga menjadi satu
karya sastra. Amanat biasa disebut
kesatuan yang pada bulat dan utuh. Alur
makna.
terdiri atas beberapa bagian :
Makna
dibedakan
menjadi
makna niatan dan makna muatan.
Makna
niatan
ialah
makna


sastra yang ditulisnya. Makna muatan
ialah makna yang termuat dalam karya
hubungan
pengarang
mulai
Tikaian, yaitu terjadi konflik tokoh-

Gawatan atau rumitan, yaitu konflik
tokoh-tokoh semakin seru.

Tokoh dan penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra.
karya
yaitu
memiliki
tokoh pelaku.
sastra tersebut.
Dalam
Awal,
yang
memperkenalkan tokoh-tokohnya.
yang
diniatkan oleh pengarang bagi karya
-
Alur dan pengaluran
sastra
biasanya
ada
Puncak, yaitu saat puncak konflik di
antara tokoh-tokohnya.

Leraian, yaitu saat peristiwa konflik
beberapa tokoh, namun biasanya hanya
semakin reda dan perkembangan alur
ada satu tokoh utama. Tokoh utama
mulai terungkap.
ialah tokoh yang sangat penting dalam
mengambil peranan dalam karya sastra.

Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau
konflik telah terselesaikan.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik
atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada
10
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara
latar belakang pengarang ini sangat
menampilkan alur. Menurut kualitasnya,
berpengaruh terhadap karya sastra hasil
pengaluran dibedakan menjadi alur erat
ciptaannya.
dan alur longgar. Alur erat ialah alur
b. nilai-nilai
yang
- nilai moral, yaitu pesan moral dari
tidak
memungkinkan
pencabangan cerita. Alur longgar adalah
perilaku tokoh
alur
yang
memungkinkan
adanya
- nilai estetika, yaitu aspek keindahan
cerita.
Menurut
yang melekat pada karya sastra,
dibedakan
misalnya penggunaan kalimat, diksi,
pencabangan
kualitasnya,
-
adanya
pengaluran
menjadi alur tunggal dan alur ganda.
penggunaan alur yang variatif.
Alur tunggal ialah alur yang hanya satu
nilai
dalam karya sastra. Alur ganda ialah
mencerminkan aspek sosial budaya
alur yang lebih dari satu dalam karya
suatu daerah dalam suatu karya sastra
sastra.
(Mihardja, 2012: 8).
sosial
budaya,
yaitu
Latar dan pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat
atau
waktu
terjadinya
2.6 Menulis
peristiwa-
Menulis
peristiwa yang terjadi dalam sebuah
kemampuan
karya
kemampuan
sastra.
Latar
atau
setting
merupakan
berbahasa.
salah
Dalam
berbahasa,
satu
pembagian
menulis
selalu
dibedakan menjadi latar material dan
diletakkan paling akhir setelah kemampuan
social. Latar material ialah lukisan latar
menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun
belakang alam atau lingkungan di mana
selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis
tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah
merupakan kemampuan yang tidak penting (
lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan
Tarigan, 1982:3).
pandangan hidup. Sedangkan pelataran
ialah teknik atau cara-cara menampilkan
latar ( Mihardja, 2012: 7).
2. Unsur ekstrinsik
a. latar belakang pengarang.
Dalam menulis semua unsur keterampil
an berbahasa harus dikonsentrasikan
secara
penuh agar mendapat hasil yang benar-benar
baik.
Henry
Guntur
Tarigan
(1982:
15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan
sebagai
kegiatan
menuangkan
ide/gagasan
11
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media
mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi,
penyampai.
ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2)
2.6.1 Manfaat Menulis
bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban
(1)
menyumbang kecerdasan, (2)
yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri.
menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan
Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang
kreativitas,
(3)
dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan
keberanian,
dan
menulis
kemauan
dan
menulis
(4)
menumbuhkan
menulis
kemampuan
mendorong
mengumpulkan
menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus
informasi.
berani menampilkan kediriannya, ter-masuk
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang
pemikiran,
perasaan,
dan
serta
publik.
Kon-
kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada
menawarkannya
tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai
sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat
aspek.
(1)
dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun
pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan,
dari pembacanya, baik yang bersifat positif
(2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan
ataupun negatif.
bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan
4) Menulis
Aspek-aspek
itu
meli-puti
corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan
(3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau
kepada
gayanya,
Mendorong
Kemauan
dan
Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai
sampai
pada
ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
seseorang
perlu
menurutnya perlu disampaikan dan diketahui
keluwesan
orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu
mengendalikan
tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak
emosi, serat menata dan mengembangkan daya
akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan
nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari
memuaskan tanpa memiliki wawasan atau
tingkat mengingat sampai evaluasi.
pengetahuan yang memadai tentang apa yang
2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan
akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa
Kreativitas
yang disampaikannya hanya sekedarnya.
aturan
penulisan.
kesanggupan
memiliki
Untuk
seperti
itu,
kekayaan
pengungkapan,
dan
kemampuan
mesti
Kondisi ini akan memacu seseorang
menyiapkan dan mensuplai sendiri segala
untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap
sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur
informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan
Dalam
menulis,
seseorang
itu, ia mungkin akan membaca, menyimak,
12
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi
kat-keterampilan-menulis-
penulis,
449101.html//diunduh/08/04/201).
pemero-lehan
dimaksudkan
mengingatnya
agar
dapat
informasi
itu
memahami
dan
dengan
baik,
2.7 Menulis Puisi
serta
menggunakannya kembali untuk keperluannya
dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha
untuk menjaga sumber informasi itu serta
memelihara dan mengorganisasikannya sebaik
mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika
diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah
ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku
seperti ini akan mempengaruhi minat dan
Puisi diciptakan dalam suasana perasaan
yang intens yang menuntut pengucapan jiwa
yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang
berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri
secara ekspresif. Hal itu berbeda dengan prosa
yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan
dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang
orang lain dan dunianya yang lain (Kosasih,
2008: 50).
kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi
Dalam menciptakan atau menulis puisi
serta strategi yang ditempuhnya.
terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan
Menulis banyak memberikan manfaat,
di antaranya (1) wawasan tentang topik akan
oleh penulis puisi. Adapun tahapan-tahapan
menulis puisi adalah sebagai berikut.
bertambah, karena dalam menulis berusaha
mencari sumber tentang topik yang akan
ditulis, (2)
berusaha
belajar,
berpikir,
dan
bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring
informasi,
menghubung-hubungkan,
dan
menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan
secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha
menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun
gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk
direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar
secara aktif, dan (6) menulis yang terencana
akan membisakan berfikir secara tertib dan
sistematis.
(http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/haki
Menulis puisi biasanya dijadikan media untuk
mencurahkan
perasaan,
pikiran,
pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah,
kejadian,
dan
kenyataan
di
sekitar
kita.
langkah-langkah penciptaan puisi itu sendiri
terdiri
atas
empat
tahap
penting,
yaitu :
1. Pencarian Ide
dilakukan dengan mengumpulkan atau
menggali informasi melalui membaca, melihat,
dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan
pengalaman
pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (ke
manusiaan dan ketuhanan).
2. Perenungan
13
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
yakni memilih atau menyaring informasi
q=cache:http://www.bangilan.com/2012/06/cara
(masalah, tema, ide, gagasan) yg menarik dari
-membuat-puisi.html/diunduh/01/Mei/2013).
tema yang didapat. Kemudian memikirkan,
2.7.1 Manfaat Menulis Puisi
merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan
Ada enam manfaat menulis puisi sebagai
konteks, tujuan, dan pengetahuan yg dimiliki.
berikut.
3. Penulisan
a) Sebagai alat pengungkapan diri
Merupakan proses yg paling penting dan
rumit.
Penulisan
ini
mengerahkan
energi
kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan
imajinasi
(peka
membayangkan),
rasa
serta
dan
cerdas
pengalaman
dan
pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan
hendaknya
mencari
dan
menemukan
kata
ataupun kalimat yg tepat, singkat, padat, indah,
b) Sebagai alat untuk memahami secara
lebih jelas dan mendalam ide-ide yang
ditulisnya.
c) Sebagai
alat
untuk
meningkatkan
kesadaran diri terhadap lingkungan.
d) Sebagai alat untuk melibatkan diri
secara aktif dalam kegiatan bersastra.
e) Sebagai alat untuk mengembangkan
dan mengesankan. Hasilnya kata- kata tersebut
kemampuan
menjadi
menggunakan bahasa sebagai media
bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca seba
komunikasi,
gai puisi.
dan
keterampilan
f) Meningkatkan inisiatif penulis.
4. Perbaikan atau Revisi
yaitu pembacaan ulang terhadap puisi
yg telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian
2.7.2 Langkah-langkah Penulisan Puisi
1. Menentukan tema
untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris,
Penentuan/pencarian ide untuk menulis
bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah,
sebuah puisi merupakan tahap persiapan dan
mengganti, atau menyusun kembali setiap kata
usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk
atau kalimat yg tidak atau kurang tepat. Oleh
menulis puisi maka ia harus berusaha mencari
karena itu, proses revisi atau perbaikan ini
ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang
terkadang memakan waktu yg cukup lama
namanya ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide
hingga
dianggap
ini dapat berkaitan dengan masalah sosial,
''menjadi'' tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki
keagamaan, kesedihan, dan lain-lain. Bagi orang
lagi oleh penulisnya.
yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan
(http://webcache.googleusercontent.com/search?
ditulis dalam puisi biasanya muncul secara tiba-
puisi
tersebut
telah
tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan
14
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara
c. aku ini binatang jalang (orang yang bebas,
sengaja dari lingkungan sekitar kita, terutama
tidak mau terikat)
bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan
d. mau hidup seribu tahun lagi (tak ingin mati)
pengalamanpun
4. Mengevaluasi hasil tulisan.
harus
dikumpulkan
untuk
menguatkan ide yang ditemukan.
(http://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/11/
2. Mengendapkan ide.
menulis-puisi/diunduh/28/April/2013).
Setelah ide diperoleh, penulis harus
2.8
Langkah-
berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk
langkah Pembelajaran Menulis Puisi
puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan
Dengan
perenungan untuk mengolah dan memperkaya
Kolaborasi
ide yang didapat dengan pengalaman batin.
1. Penyusunan
Menggunakan
Rencana
Metode
Pelaksanaan
Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual
Pembelajaran
koran, Anda dapat merenung bagaimana jika
Rencana
Anda yang menjadi penjual koran itu.
(RPP) sangatlah penting dalam proses
3. Mewujudkan ide menjadi puisi
belajar mengajar tercapai dengan materi
Pelaksanaan
Pembelajaran
Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah
yang diajarkan maka RPP adalah salah
puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena
satu cara untuk mengetahui apa yang
bahasalah yang Anda gunakan sebagai media
akan dijelaskan oleh guru tersebut.
ekspresi. Anda harus bergelut dan bergulat
dengan
kata-kata. Kreativitas Anda
2. Menjelaskan
untuk
terlebih
dahulu
materi
pembelajaran sebagai berikut :
memilih diksi dan majas ditantang pada tahap
-
Definisi cerita pendek
ini. Anda harus mampu menemukan kata-kata
-
Ciri-ciri cerita pendek
yang tepat untuk mengekspresikan puisi Anda.
-
Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
Keindahan puisi Anda dapat terlihat dari tepat
tidaknya
Anda
memilih,
menjalin,
puisi
dan
-
Pengertian menulis
menggunakan kata-kata pada tempatnya yang
-
Manfaat menulis
wajar. Semakin sering Anda menulis puisi, Anda
-
Pengertian puisi
akan semakin terampil mengekspresikan puisi
-
Langkah-langkah membuat puisi
dalam bahasa yang indah (estetis).
3. Membagikan lembar cerita pendek yang
Contoh pilihan kata dan majas:
berjudul ‘’Ibu’’ terhadap siswa kelas
a. pita hitam (belasungkawa)
eksperimen (pretes dan postes) dan cerita
b. dewi malam (bulan)
15
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
pendek yang berjudul‘’Sungai’’ terhadap
1. Membuat
siswa kelas kontrol (pretes dan postes)
rencana
penelitian
yang
didalamnya mencakup kegiatan:
4. Siswa membaca cerita pendek tersebut
a. Mengidentifikasikan variabel luar yang
sebelum membuat sebuah puisi
tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
5. Guru memeriksa kesiapan siswa sebelum
terjadinya
membuat sebuah puisi melalui media
cerita pendek
kontaminasi
proses
eksperimen.
b. Menentukan cara untuk mengontrol
6. Siswa membuat sebuah puisi melalui
mereka.
media cerita pendek yang berjudul ‘’Ibu’’
c. Memilih desain riset yang tepat.
untuk siswa kelas eksperimen (pretes dan
d. Menentukan populasi, memilih sampel
postes)
yang mewakili serta memilih sejumlah
7. Siswa membuat sebuah puisi melalui
media cerita pendek yang berjudul
‘’
subjek penelitian.
e. Membagi subjek ke dalam kelompok
sungai’’ untuk siswa kelas kontrol (pretes
dan postes).
kontrol maupun kelompok eksperimen.
f.
Membuat
instrumen
yang
sesuai,
memvalidasi instrumen, dan melakukan
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian
eksperimen
instrumen yang memenuhi persyaratan
ini
dalam
studi pendahuluan agar memperoleh
adalah
penelitian
penelitian
ini
peneliti
untuk mengambil data yang diperlukan.
g. Mengidentifikasi
prosedur
menggunakan metode eksperimen guna mencari
pengumpulan data, dan menentukan
hasil dari pengaruh perlakuan yang diberikan
hipotesis.
pada situasi tertentu dengan mengedepankan
2. Melakukan eksperimen
ciri-ciri penelitian eksperimen. Adapun langkah-
3. Mengumpulkan data kasar dari proses
langkah eksperimental yang dapat diterapkan
dalam penelitian eksperimen yang hendak
eksperimen
4. Mengorganisasikan
dan
dilakukan adalah sebagai berikut, seperti yang
mendeskripsikan data sesuai dengan
dijabarkan oleh Sukardi (2003: 182).
variabel yang telah ditentukan.
Melakukan studi literatur dari beberapa sum
ber yang relevan, memformulasikan
menentukan
variabel
merumuskan
operasional dan defenisi istilah.
hipotesis,
defenisi
5. Melakukan analisis data dengan teknik
statistika yang relevan.
6. Membuat
laporan
penelitian
eksperimen.
16
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti bertempat di Sekolah Menengah Atas
Muhammadiyah 2 Palembang yang berada di
Jalan Jl. K. H. Ahmad Dahlan No. 23 B Bukit
Kecil Telp 0711-369846 Palembang 30135.
TABEL 3.2
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Sekolah Menengah
Atas
Muhammadiyah
2
Palembang
pada
POPULASI PENELITIAN
No
Kelas
LK
PR
Tanggal 30 Mei sampai dengan 2 Juni 2013.
Jumlah
Siswa
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
1
X.1
16
21
37
2
X.2
14
12
26
3
X.3
14
14
28
4
X.4
13
16
29
5
X.5
13
16
29
6
X.6
17
16
33
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
semua
elemen
penelitian,
maka
yang
ada
dalam
penelitiannya
wilayah
merupakan
penelitian populasi. Studi atau penelitiannya
juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota
kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat
(Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Atas
dan secara terencana menjadi target kesimpulan
Muhammadiyah 2 Palembang, Mei 2013).
dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi,
3.3.2
2003:53).
Sampel
peneliti
Arikunto (2010:174) mengemukakan
menetapkan populasi dari penelitian ini adalah
bahwa ‘’sampel adalah sebagian atau wakil
seluruh siswa kelas X Sekolah Menengah Atas
populasi
Muhammadiyah 2 Palembang yang terdisi dari
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
enam kelas. Untuk lebih jelas akan dirincikan
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Dari
pengertian
ini
maka
yang
akan
diteliti’’.
Dinamakan
pada table 3.2 berikut ini.
17
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan
sekolah, seperti SD, SMP, SMA, MA atau
adalah mengangkat kesimpulan penelitian.
berdasarkan
Teknik Penentuan
Sampel
clutser
(kelas)
tertentu
yang
menurut
setingkat dengan syarat harus memiliki ciri-ciri
Mahmud (2011: 162), secara umum digolongkan
yang sama dengan kelas yang lain sebagai
menjadi dua macam.
sampel penelitian. Peneliti menggunakan sampel
1. Sampling probabilitas, yaitu cara
kelas berdasarkan pertimbangan: (1) dengan
pengambilan sampel berdasarkan
sampel kelas dapat mewakili populasi dari
peluang. Adapun yang termasuk
berbagai tingkat kemampuan dan mempermudah
sampling
pelaksanaan pengumpulan data dan (2) saat
probabilitas
adalah
sampling acak sederhana, sampling
pelaksanaan
stratified
kegiatan proses belajar mengajar di kelas yang
(sampling
berlapis),
sampling sistematis,dan sampling
mengganggu
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan
2. Sampling
nonprobabilitas,
pengambilan
berdasarkan
sampel
probabilitas.
yaitu
tidak
Dalam
semua sampling nonprobabilitas,
kemungkinan atau peluang setiap
anggota populasi untuk menjadi
anggota sampel tidak sama atau
tidak
tidak
lain.
clutser.
cara
penelitian
diketahui.
Adapun
yang
termasuk sampling nonprobabilitas,
antara lain sampling kebetulan,
sampling
kuota,
sampling
bola
peneliti
yaitu
clutser
random
sampling dengan cara sebagai berikut.
1. Peneliti akan mengacak dengan
cara mengundi populasi yang
terdiri dari enam
kelas yaitu
(XI, X2, X3, X4, X5 dan X6).
2. Dari kelas yang diacak atau
diundi akan dicari dua kelas,
yaitu untuk kelas kontrol dan
kelas uji. Kelas kontrol adalah
kelas yang menerapkan model
pembelajaran seperti biasa.
salju, dan sampling pertimbangan.
3. Sedangkan kelas uji adalah
Penentuan sampel yang dilakukan
peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan cara
sampel kelompok (sampling clutser). Arikunto
(2010: 185) mengemukakan bahwa, sampel
kelompok
(sampling
clutser)
adalah
kelas yang akan menerapkan
model
pembelajaran
penelitian
ini
yaitu
dalam
model
pembelajaran kolaborasi.
jenis
pengambilan sampel yang biasa kita jumpai di
18
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
4. Setelah
diundi
didapat
dua
o
s
K
R
Siswa
1
X3
14
14
28
Kelas Kontrol
2
X2
14
12
26
Kelas
kelas, kemudian dua kelas ini
akan
diacak/diundi
kembali
untuk menetapkan kelas mana
yang akan menjadi kelas kontrol
Uji/Eksperime
dan kelas mana yang akan
n
menjadi kelas uji.
5. Setelah ditetapkan kelas kontrol
dan kelas uji, barulah peneliti
akan
menerapkan
model
pembelajaran kolaborasi pada
materi media cerita pendek
dalam
pembelajaran
menulis
puisi dalam kelas uji.
Melalui
sistem
undi
seperti
yang
dijelaskan tersebut, didapat bahwa sampel kelas
dalam penelitian ini adalah kelas X3 sebagai
kelas kontrol dan kelas X2 sebagai kelas uji.
Untuk lebih jelas, akan dirincikan pada tabel
berikut.
3.4 Teknik
dan
Instrumen
Pengumpulan Data
Jenis
metode
dan
instrumen
pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya
dengan berbicara soal evaluasi. Secara garis
besar, alat evaluasi yang digunakan dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu Tes dan non-test.
Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
3.4.1
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur
intelegensi,
keterampilan,
kemampuan
pengetahuan
atau
bakat
yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,
2010: 193).
a. Pertanyaan
1. Ubahlah
bertema
puisi?
TABEL 3.3
SAMPEL PENELITIAN
N
Kela
L
P
Jumla
h
Keterangan
cerita
Sungai
pendek
yang
mejadi
sebuah
(pretes dan postes kelas
kontrol)
2. Ubahlah cerita pendek yang bertema
Ibu, menjadi sebuah puisi? (pretes
dan postes kelas eksperimen)
19
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
3.4.2
Observasi
pembelajaran media cerita pendek tersebut yang
Penelitian yang dilakukan dengan cara
telah ditetapkan peneliti.
mengadakan pengamatan terhadap objek, baik
secara
langsung
maupun
tidak
lazimnya menggunakan teknik yang disebut
dengan observasi Muhamad Ali dalam Mahmud
2011:
168).
Observasi
Media cerita pendek yang akan diberikan
langsung,
merupakan
kepada siswa-siswi sebagai bentuk evaluasi
adalah sebagai berikut.
3.4.4
teknik
Pengumpulan
pengamatan dan pencatatan sistematis dari
fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi
dilakukan untuk menemukan dan informasi dari
gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa)
secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
Teknik ini banyak digunakan, baik
dalam penelitian sejarah (historis) ataupun
deskriptif. Hal ini karena dengan pengamatan,
dengan
menggunakan teknik observasi pada penelitian
ini dilakukan dengan cara mengamati siswa,
instrumen yang digunakan adalah kamera
digital, karena banyaknya alat bantu observasi
yang
kemudian
dan
dapat
memaksimalkan
79)
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah
untuk dikumpulkan dan dicatat. Mencatat data
observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi
tepat
pengambilan data di lapangan (Sukardi, 2003:
gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat
pertimbangan,
data
maka peneliti dianjurkan untuk dapat memilih
penyelidikan yang telah dirumuskan.
mengadakan
Kamera Digital
tes
awal
dilaksanakan,selanjutnya
dan
data
tes
tes
akhir
dianalisis
berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut.
mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
1. Menilai hasil pembuatan puisi melalui
bertingkat (Mahmud, 2011: 168) Instrumen yang
media cerpen siswa berdasarkan rubrik
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
penilaian tugas menulis puisi.
sebagai berikut.
3.4.3
Media Cerita Pendek
Pengumpulan data dengan cara tes
TABEL 3.4
dilakukan dengan instrumen soal berupa cerita
pendek. Pada tahap pembelajaran pertama siswa
terlebih dahulu membaca cerpen dengan teliti
Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi
N
o.
Dinilai
1.
Kebaruan
kemudian, tahap pembelajaran terakhir siswasiswi
membuat
sebuah
puisi
melalui
Aspek yang
Tingkat Capaian
1
2
3
4
5
tema
20
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
dan
kandungan
Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
100
makna
Kekuatan
3.5.1
2.
imajinasi
3
Kesatupaduan
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan maka dilanjutkan
dengan pengujian hipotesis dalam penelitian ini
Kelancaran
4
5
pengujian hipotesis menggunakan uji t- student
bercerita
atau tes ‘’T’’ uji t-student adalah salah satu tes
Kerapian
statistik yang dipergunakan untuk menguji
menulis
kebenaran dan kepalsuan hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa
Jumlah skor
sampel yang diambil secara random dari
(Modifikasi dari Nurgiyantoro, 2012: 488) dan
Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas
Keterangan Skor Penilaian
Tingkat Kriteria
perbedaan yang signifikan Sudijono (2012:278)
adalah sebagai berikut.
TABEL 3.5
Kriteria
populasi yang sama, tidak terdapat golongan
pengujian hipotesis statistik yang akan dilakukan
Muhammadiyah 2 Palembang).
No
1.
Jumlah
Capaian Kerja
Skor
1
86-100
Baik Sekali
2
71-85
Baik
3
60-70
Cukup
Menghitung nilai rata-rata (mean) tes awal
(y)
sebelum
𝑀𝑦 =
Kurang
∑𝑦
𝑛𝑦
(Sudijono, 2012: 315)
tes
akhir (x) sesudah proses pembelajaran
dilaksanakan dengan rumus
3.
∑𝑥
𝑛𝑥
(Sudijono, 2012: 315)
Membuat table distribusi frekuensi nilai
tes awal (y) dan tes akhir (x)
(Arikunto, 2010:319).
4.
Hasil tes dianalisis sebagai berikut.
pembelajaran
Menghitung nilai rata-rata (mean)
𝑀𝑥 =
Di bawah 60
proses
dilaksanakan dengan rumus :
2.
4
antara dua buah mean
Mencari jumlah nilai simpangan (deviasi
yang dikuadratkan pada kelompok y
dengan rumus :
21
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
∑𝑦 2
= ∑𝑦 2 —
(∑𝑦)²
𝑛
(Arikunto,
2010:355)
5.
𝑀𝑥 = Mean sampel kelompok x
𝑀𝑦 = Mean sampel kelompok y
Mencari jumlah nilai simpangan (deviasi)
∑𝑥 = jumlah nilai sampel kelompok x
yang dikuadratkan pada kelompok x
∑𝑦 = jumlah nilai sampel kelompok y
dengan rumus :
∑𝑥 2
= ∑𝑥 2 —
(∑𝑥)²
𝑛
(Arikunto,
∑x² = jumlah nilai yang dikuadratkan
pada kelompok sampel x
2010:355)
∑y² = jumlah nilai yang dikuadratkan
6.
Menghitung perbedaan nilai rata-rata
pada kelompok sampel y
(mean) tes akhir (x) dengan nilai ratarata tes awal (y) menggunakan uji ‘’t’’
dengan rumus :
𝑡𝑜 =
7.
8.
𝑛𝑦 = jumlah sampel kelompok y
𝑀𝑥−𝑀𝑦
(∑𝑥2 +∑𝑦2 ) (1
√(𝑛
𝑥 + 𝑛𝑦 −2) 𝑛𝑥
𝑛𝑥 = jumlah sampel kelompok x
(Sudijono, 2012:
1)
+
𝑛𝑦
n= jumlah sampel keseluruhan
314)
𝑡𝑜 = tes observasi
Menentukan derajat kebebasan (db)
d.b. = Derajat kebebasan
dengan rumus : db= (𝑛𝑥 + 𝑛𝑦 ) -2
3. Hasil
(Sudijono, 2012 : 316).
Berdasarkan hasil deskripsi data tes
Mengkonsultasikan harga ‘’t’’ dengan
siswa kelas kontrol (X3 Sekolah Menengah Atas
harga ‘’𝑡𝑡𝑒𝑠′ ’’ pada table nilai ‘’t’’ pada
Muhammadiyah 2 Palembang) dan data tes
siswa kelas eksperimen (X2 Sekolah Menengah
taraf signifikansi 1%
Atas Muhammadiyah 2 Palembang) dapat
9.
Mendeskripsikan
menginterpretasikan hasil penelitian.
10.
Menyimpulkan hasil penelitian.
dan
dikemukakan sebagai berikut.
Setelah metode kolaborasi digunakan,
berdasarkan hasil tes akhir kelas eksperimen
menunjukkan bahwa (1) siswa yang memperoleh
nilai 96 ada 10 orang (38%), (2) siswa yang
Keterangan :
memperoleh nilai 92 ada 8 orang (30%), (3)
22
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
siswa yang memperoleh nilai 88 ada 3 orang
cerita pendek di kelas X Sekolah Menengah
(11%), (4) siswa yang memperoleh nilai 84 ada
Atas Muhammadiyah 2 Palembang signifikan.
2 orang (7%), (5) siswa yang memperoleh nilai
Dengan demikian, hipotesis yang dikemukakan,
80 ada 2 orang (7%) dan siswa yang nilainya
yaitu metode kolaborasi dalam pembelajaran
kosong karena mereka tidak hadir dan tidak
sastra
mengikuti tes akhir.
Muhammadiyah
Sedangkan
yang
memperoleh
nilai
kurang dari 70 (tidak tuntas) tidak ada. Jumlah
di
kebenarannya.
Sekolah
2
Oleh
kelas
kontrol
adalah
(My)
37,7857,
Palembang
karena
itu
terbukti
hipotesis
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
eksperimen adalah 1308. Mean atau nilai ratarata
Atas
diterima.
nilai tes awal kelas kontrol 1036, sedangkan
jumlah nilai tes awal dan tes akhir siswa kelas
Menengah
Berdasarkan hasil hasil analisis data
dapat
disimpulkan
bahwa pada
umumnya
sedangkan mean atau nilai kelas eksperimen
pembelajaran sastra dalam menulis puisi melalui
adalah (Mx) 68,730769. Deviasi atau nilai
media cerita pendek dengan menerapkan metode
simpangan tes siswa kelas kontrol (∑y²) adalah
kolaborasi efektif untuk digunakan, hal ini dapat
14068 sedangkan deviasi atau nilai simpangan
dilihat dari hasil analisis yang menyatakan
tes siswa kelas eksperimen (∑x²) adalah
bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ lebih besar daripada ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada
7465,539.
taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil tes awal
Berdasarkan perbandingan mean dan
siswa, setelah membandingkan hasil nilai tes
deviasi berdasarkan tes ‘’t’’ diketahui bahwa
siswa kelas kontrol dengan hasil tes kelas
‘’𝑡𝑜 ‘’
lebih besar daripada nilai harga kritik
eksperimen diperoleh bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’> ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’,
‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada tabel dengan taraf signifikan 5%
yaitu 4,08 > 2,00 pada taraf signifikan 5%
dengan d.b. 52, yaitu 4,08 > 2,00 (Mx > My).
dengan d.b. 52.
Hasil penghitungan tersebut dapat dinyatakan
Dengan
demikian,
hipotesis
yang
bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ > ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ taraf signifikan 5%
dikemukakan, yaitu: metode kolaborasi efektif
maka Ho ditolak, Ha diterima 4,08 > 2,00, taraf
untuk digunakan dalam pembelajaran sastra
signifikan 5%, maka Ho ditolak Ha diterima.
khususnya dalam menulis puisi melalui media
Berdasarkan kenyataan tersebut, terbukti
cerita pendek di kelas X2 Sekolah Menengah
bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ lebih besar daripada ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada
Atas Muhammadiyah 2 Palembang terbukti
taraf signifikan 5% (4,08 > 2,00), dari hasil
kebenarannya. Berdasarkan, hasil analisis data
perhitungan dapat dikemukakan bahwa metode
maka hipotesis penelitian ini diterima.
kolaborasi dalam menulis puisi melalui media
23
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
5.2 Saran
dapat
Setelah melakukan penelitian, peneliti
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
mengemukakan
Hoerip,
saran-saran
sebagai
berikut.
Satyagraha.
1986.
Cerita
Pendek
Indonesia II. Jakarta: PT. Gramedia.
Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia.
1. Guru,
selain
sebagai
motivasi
seharusnya juga memiliki peran sebagai
petunjuk dalam proses pembelajaran di
kelas. Guru di kelas tidak hanya
menyampaikan
melainkan
materi
juga
pembelajaran
harus
mampu
membimbing siswanya untuk selalu
aktif dalam setiap jam pelajaran.
2. Siswa hendaknya tidak hanya belajar,
tetapi juga
terlatih dengan apa yang
telah guru berikan kepada siswa.
3. Selain belajar di sekolah siswa juga
mendapat pelajaran seperti les tambahan
atau juga bisa mengulang pelajaranpelajaran
tersebut
sebelumnya
tidak
agar
mudah
siswa
Jakarta: Nobel Edumedia.
Mahmud. 2011. Metode penelitian Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Mihardja,
Ratih.
2012.
Sastra
Indonesia.
Jakarta: Laskar Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Anggota
Nurgiyantoro,
Burhan.
2012.
IKAPI.
Penilaian
Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik
pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
melupakan
pelajarannya dan juga akan selalu
Sukardi.
mengingat pelajaran tersebut di setiap
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
ujian maupun belajar seperti biasanya,
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai
dan nilai yang dihasilkan juga akan
Suatu Keterampilan Berbahasa.
lebih besar.
2003.
Metodologi
Penelitian
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Prodopo Djoko, Rachmat. 2012. Pengkajian
Puisi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Jakarta: Rajawali Pers.
24
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
(http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/haki
kat-keterampilan-menulis449101.html//diunduh/08/04/201).
(http://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/11/
menulis-puisi/diunduh/28/April/2013).
(http://publiksastra.net/pengajaran-sastraindonesia-di-sekolah-antara-harapan-dankenyataan//diunduh/19/april/2013).25
(http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2185419pembelajarankolaborasi/diunduh/21/04/2013).
(http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://www.bangilan.com/2012/
06/cara-membuatpuisi.html/diunduh/01/Mei/2013).
http://www.scribd.com/doc/90769661/Penerapa
n-Metode-Kolaborasi-DenganMenggunakan-Media-Foto-PeristiwaDalam-Meningkatkan-KemampuanMenulis-Karangan-Narasi-Siswa-KelasV/diunduh/03/07/2013
http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/0
1/Lelah.pdf
/diunduh/03/07/2013
25
Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.
Download