PENERAPAN METODE KOLABORASI MELALUI MEDIA CERITA PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH 2 PALEMBANG Zara UNIVERSITAS BINA DARMA PLEMBANG Jln. Jend. A. Yani No 12 Palembang 30264 E-mail : [email protected] (Jika institusi penulis sama, maka gunakan simbol yang sama seperti nomor 1 (1), jika tidak gunakan penoran seperti nama Penulis) Abstract: Zara, 2013. '' Implementation Method Through Collaboration Media in Learning Short stories Poetry Writing Class X High School Muhammadiyah Palembang 2''. This research is motivated by a literature class less attractive to students. Problem in this study, ie, whether the application of the method of collaboration through media short story class X SMA Muhammadiyah 2 Palembang effective for use in learning to write poetry. This study used an experimental method. This method is used to determine the students' ability in writing poetry through the medium of the short story'' Mom'' before and after using the methods of collaboration. Population ie class X 2 High School Muhammadiyah Palembang. Samples taken at random sampling, in which it can be a class X2 experimental class numbering 26 students and the class X3 is a control class numbered 28 students. This study twice as much as the pretest and posttest, and four were treated. Pretest experimental class scored an average score of 40.61 while the post-test experimental class scored an average value of 88 can be said to be a significant increase in the amount of 40.61. Pretest control class scored an average score of 1036, while the control class scores posttest score mean score of 13.08 to an increase in student learning outcomes at 13.08. Thus the effective collaboration methods used to writing skills through the medium of poetry short stories. Keywords instructional collaboration. media, methods of Abstrak: Zara, 2013. ‘’ Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media cerita Pendek dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Palembang’’. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelajaran sastra yang kurang diminati oleh siswa. Masalah dalam penelitian ini yaitu, apakah penerapan metode kolaborasi melalui media cerita pendek siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Palembang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui media cerita pendek ‘’Ibu’’ sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi. Populasi yaitu siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Palembang. Sampel diambil secara random sampling, di dapatlah kelas X2 yang menjadi kelas eksperimen yang berjumlah 26 siswa dan kelas X3 yang menjadi kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini sebanyak dua kali yaitu pretes dan postest serta empat kali diberi perlakuan. Pretes kelas eksperimen memperoleh skor nilai rata-rata sebesar 40,61 sedangkan postes kelas eksperimen memperoleh skor nilai rata-rata 88 dapat dikatakan adanya peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 40,61. Pretes kelas kontrol memperoleh skor nilai rata-rata sebesar 1036 sedangkan skor postes kelas kontrol skor nilai rataratanya sebesar 13,08 adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 13,08. Dengan demikian metode kolaborasi efektif digunakan untuk kemampuan menulis puisi melalui media cerita pendek. Kata kunci media pembelajaran, metode kolaborasi. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering 1 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. dianggap kurang penting dan dianaktirikan oleh manfaat para guru, apalagi pada guru yang pengetahuan dianggap kurang mendesak dan masih dapat dan apresiasi sastra (dan budayanya) rendah. Hal ditunda. Kondisi tersebut juga terjadi dalam ini menyebabkan mata pelajaran yang idealnya dunia pendidikan. Perhatian para murid dan menarik dan besar sekali manfaatnya bagi para pengelola sekolah terhadap mata pelajaran yang siswa ini disajikan hanya sekadar memenuhi berkaitan dengan tuntutan kurikulum, kering, kurang hidup, dan kebutuhan fisik cenderung kurang mendapat tempat di hati dibandingkan siswa. Padahal, bila kita kaji secara mendalam, kemanusiaan tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di laboratorium bahasa, sanggar seni, buku bacaan sekolah untuk menumbuhkan kesastraan, dan berbagai fasilitas lain yang keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan siswa diperlukan dalam pengajaran merupakan bukti terhadap bahasa dan sastra Indonesia sebagai konkret adanya kepincangan tersebut. dimaksudkan bagian dari budaya warisan leluhur. Dengan demikian, tugas guru dan batiniah, sains, jauh teknologi, lebih dengan sehingga dan besar mata bila pelajaran (humaniora). Ketiadaan Langkah awal yang perlu dilakukan sastra adalah meyakinkan siswa bahwa pengajaran Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan sastra tidak hanya menawarkan hiburan sesaat, (aspek kognitif), tetapi juga keterampilan (aspek tetapi juga akan memberi berbagai manfaat lain psikomotorik) dan menanamkan rasa cinta bagi siswa. Pengajaran sastra secara langsung (aspek afektif), baik melalui kegiatan di dalam ataupun tidak akan membantu siswa dalam kelas ataupun di luar kelas. Sastra dianggap mengembangkan kurang penting dan kurang berperan dalam dalam kehidupan manusia, menambah kepekaan masyarakat Indonesia hari ini. Hal ini terjadi terhadap karena masyarakat kita saat ini sedang mengarah masyarakat manusia, dan bahkan sastra pun akan ke masyarakat industri sehingga konsep-konsep menambah pengetahuan siswa terhadap berbagai yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan konsep teknologi dan sains. Penikmatan yang kebutuhan fisik dianggap lebih penting dan apresiatif terhadap puisi, prosa fiksi, drama mendesak untuk digapai. Sedikitnya perhatian dalam anggota kemanfaatan tersebut pada siswa. masyarakat bahasa nonmaterial, terhadap kegiatan kesastraan (dan kebudayaan pada umumnya) merupakan salah satu indikasi adanya wawasan berbagai berbagai terhadap problema genre akan tradisi personal dan membuktikan Selanjutnya, guru pun harus berusaha mengubah teknik pembelajaran sastra di kecenderungan tersebut. Kegiatan kesastraan sekolah. Selama ini pengajaran sastra dan bahasa (dan kebudayaan) dianggap hanya memberi Indonesia lebih diarahkan pada aspek sejarah 2 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. dan pengetahuan sehingga siswa dipacu untuk didik merasa dihadapkan pada sebuah pekerjaan menghafal, bukan untuk memproduksi atau berat yang sering menimbulkan rasa was-was, mengahayati karya yang diajarkan. Kegiatan bimbang, ragu karena merasa tidak berbakat. apresiasi sastra tidak hanya diajarkan dalam Peserta didik seringkali membutuhkan waktu bentuk pembacaan karya sastra oleh siswa. lama ketika ditugasi untuk menulis sebuah Kegiatan ini dapat juga diwujudkan dalam puisi. Ini terjadi karena kemampuan peserta didi berbagai bentuk kegiatan dengan berbagai teknik k dalam menggali imajinasi masihsangat terbatas pembelajaran. lomba (http://publiksastra.net/pengajaran-sastra- penulisan puisi, musikalisasi puisi, dramatisasi indonesia-di-sekolah-antara-harapan-dan- puisi, kenyataan//diunduh/19/april/2013).3 Kegiatan mendongeng, deklamasi, pembuatan sinopsis, bermain peran, penulisan kritik dan esei, dan Berdasarkan informasi dari guru dan berbagai kegiatan lain dapat dimanfaatkan untuk pengamatan menumbuhkan apresiasi sastra pada siswa. Muhammadiyah 2 Palembang pada tanggal 30 Berbagai akan Mei – 2 Juni kemampuan menulis puisi di menumbuhkan penghayatan, pencintaan, dan sekolah muhammadiyah 2 Palembang masih penghargaan yang relatif baik pada para siswa kurang, hal ini disebabkan guru mengajar tidak terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra konsisten Indonesia. pembelajaran menulis puisi. Selain itu metode kegiatan tersebut dijamin di sekolah dalam menengah menyampaikan atas materi Menulis puisi merupakan bagian dari yang digunakan juga adalah metode ceramah pembelajaran menulis yang diajarkan di sekolah, tanpa melibatkan keefektifan siswa. Siswa baik pada tingkat pendidikan dasar maupun kurang menengah. Namun, pembelajaran menulis puisi kesempatan seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi mengeksplorasi imajinasi yang mereka miliki peserta didik. Bukan rahasia lagi bila masih dalam bentuk karya sastra. atau bahkan untuk tidak menulis mendapatkan puisi dan banyak peserta didik kurang suka pada puisi, Untuk meningkatkan hasil pembelajaran bahkan sudah apriori ketika mendengar kata menulis maka guru harus memilih metode puisi. Peserta didik menganggap bahwa puisi pembelajaran yang tepat dan sesuai. Sehubungan merupakan sesuatu yang sulit dipelajari. Hal ini dengan berdampak pula pada kegiatan menulis puisi kolaborasi sebagai metode yang digunakan yang dianggap sebagai kegiatan yang sulit, dalam membosankan, serta menyita banyak waktu. kolaborasi adalah suatu teknik Pada saat pembelajaran menulis puisi peserta menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling itu, proses penulis belajar menetapkan mengajar. metode Metode pengajaran 3 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. mengoreksi. Menurut guru bahasa indonesia ibu cara penyajian, media dan penilaian Sumarni, S.Pd yang telah peneliti tanyakan bagi proses belajar mengajar bahasa. menggunakan metode kolaborasi adalah suatu cara guru menyampaikan materi pembelajaran di 2. Secara praktis a. Manfaat bagi guru dalam kelas secara berdiskusi agar siswa Penelitian ini diharapkan dapat tersebut tidak terpaku dalam sendirinya untuk menjadi pertimbangan bagi guru mengerjakan puisi tersebut, mungkin dengan untuk memilih metode pengajaran metode tersebut siswa akan lebih termotivasi yang lebih inovatif dan yang dari teman-teman kelompoknya. sesuai agar mampu menarik minat siswa masukan 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan serta diteliti dalam penelitian ini adalah, apakah penerapan metode dapat bagi menjadi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih bervariasi. kolaborasi melalui media cerita pendek siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Palembang b. Manfaat bagi siswa efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Penelitian ini diharapkan dapat menulis puisi? memberikan siswa pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan. Tujuan dapat keterampilan dan motivasi dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan menulis, metode kolaborasi melalui media cerita pendek menulis puisi. dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Palembang. meningkatkan khususnya c. Manfaat bagi masyarakat Melalui penelitian ini diharapkan 1.4 Manfaat masyarakat memperoleh Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat pengetahuan bermanfaat untuk : 1. Secara diharapkan sebagai dalam yang lebih agar dapat berpartisipasi dalam proses teoritis, dapat umpan penelitian ini dimanfaatkan balik belajar mengajar terhadap anakanaknya di sekolah. dalam merancang komponen, tujuan, bahan, 2. LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kolaborasi 4 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. Pembelajaran Colaborative kolaborasi Learning atau merupakan model ditentukan oleh guru. Fasilitas yang adapun diusahakan anak mampu berkolaborasi. pembelajaran yang menerapkan paradigma baru Misalnya: "Dalam kelompok yang terdiri atas 4 dalam teori belajar. Pendekatan ini dapat sampai 6 guru hanya menyiapkan 2 sampai 3 digambarkan sebagai suatu model pembelajaran kotak alat mewarnai yang dipakai satu dengan dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja yang lainnya. Dengan demikian siswa bisa sama,dalam kelompok-kelompok kecil untuk berkomunikasi aktif antar siswa, sehingga akan mencapai tujuan yang sama. Dengan adanya terjalin pembelajaran kolaboratif, siswa lebih aktif menghargai. Dalam kelas yang menggunakan dalam melakukan sesuatu, dengan dibentuknya model ini, baik guru maupun siswa dipandang kelompok-kelompok sebagai sumber informasi. Sehingga antara guru tersebut, siswa bisa hubungan dan dalam membahas tema yang telah ditentukan informasi (http://id.shvoong.com/social- oleh guru. Di samping itu siswa juga bisa sciences/education/2185419-pembelajaran- mengembangkan kolaborasi/diunduh/21/04/2013). dan komunikasi. Dalam metode kolaborasi guru hanya memantau memberikan implikasi antarguru mulai dari awal perencanaan pembelajaran, dan guru diperlukan jika ada hingga akhir kegiatan (evaluasi) secara bersama- siswa sama memerlukan pembelajaran kolaboratif siswa kolaboratif bertukar selama yang kegiatan Model saling saling dan berpikir dapat baik berkomunikasi langsung dengan anggota lain kemampuan siswa yang bantuan. Karena melakukan penyusunan perencanaan mengajarkan (RPP) dan instrumen lainnya. Dan dengan model bagaimana siswa bisa berpikir lebih kritis dan ini tidak lagi dibedakan antara guru bidang aktif dalam memecahkan masalah dan mencapai keahlian, artinya bahwa guru dianggap mampu tujuan yang sama. semua materi meskipun tetap saja memiliki Model pembelajaran kolaboratif dapat dilihat contoh sebagai berikut, ketika terjadi kolaborasi semua siswa aktif, mereka saling berkomunikasi secara alami. Dalam sebuah kelompok yang di bentuk oleh guru masingmasing terdiri atas 4 sampai 6 anak, disini guru sudah menyiapkan membuat rancangan agar siswa yang satu dengan yang lain bisa saling skala prioritas untuk satu bidang (Trianto, 2012: 117). Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dewasa ini juga dikembangkan model gabungan, di mana setiap guru memiliki tugas masingmasing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan tetapi proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dilakukan secara bersama-sama berkolaborasi, dalam kelompok yang sudah 5 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. (collaboration). Dalam model ini diperlukan Kompetensi dan Kompetensi Dasar, beberapa langkah seperti berikut. sehingga akumulasi nilai gabungan untuk dari setiap Kompetensi dasar dan memastikan berapa KD dan SK Standar Kompetensi menajadi nilai yang harus dicapai dalam satu topik mata pembelajaran. Hal ini berkaitan pelajaran IPA, memiliki kompilasi dengan berapa guru bidang studi dari bidang biologi, kimia, dan serumpun yang dapat dilibatkan fisika. a. Dilakukan penelaahan dalam pembelajaran pada topik tersebut. pelajaran. Misalnya mata Lepas dari diskursus tersebut di atas, bahwa yang terpenting adalah b. Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya KD yang termasuk kerja sama antar guru-guru serumpun yang ada di suatu sekolah dalam SK yang ia mampu, seperti dalam misalnya SK- 1 oleh guru dengan pembelajaran, mulai dari silabus , latar belakang biologi, SK-2 oleh rencana pelaksanaan pembelajaran guru dengan latar belakang fisika. hingga kesepakatan dalam bentuk c. Disusun skenario pembelajaran membuat perencanaan penilaian. dengan melibatkan semua guru yang Apabila hal ini dapat dilaksanakan termasuk ke dalam topik yang maka pembelajaran terpadu dapat bersangkutan, setiap meningkatkan kerja sama antarguru anggota memahami apa yang harus serumpun, baik yang ada di sekolah dikerjakan maupun yang di dalam proses sehingga dalam pembelajaran belajar mengajar. tersebut. simulasi Kerja sama ini meliputi saling terlebih dahulu jika pembelajaran mempelajari materi dari bidang dengan sistem ini merupakan hal kajian yang baru, sehingga tidak terjadi kecanggungan di dalam kelas. d. Sebaiknya e. Evaluasi tanggung guru dilakukan dan remedial jawab sesuai menjadi masing-masing dengan yang lain. Selain meningkatkan kerja sama, pembelajaran terpadu juga meningkatakan keharusan bagi guru untuk memperluas wawasan Standar 6 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. pengetahuannya Trianto (2012: 117). meneliti penerapan metode kolaborasi terhadap siswa menggunakan media foto Peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi, sedangkan peneliti penerapan metode 2.2 Kajian Terdahulu yang Relevan kolaborasi melalui media cerita pendek dalam Penelitian penerapan yang model berhubungan pembelajaran dengan kolaborasi bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Wasiah mahasiswa Universitas Cirebon pada Desember 2009, dengan judul skripsinya, ‘’ Penerapan Metode Kolaborasi dengan Menggunakan Media Foto Peristiwa dalam V Atas Muhammadiyah 2 Palembang dan (2) Wasiah meneliti di kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, sedangkan peneliti meneliti di kelas X Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 palembang. Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas pembelajaran menulis puisi Sekolah Menengah SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebo Penelitian http://www.scribd.com/doc/90769661/Penerapa n-Metode-Kolaborasi-Dengan-MenggunakanMedia-Foto-Peristiwa-Dalam-MeningkatkanKemampuan-Menulis-Karangan-Narasi-SiswaKelas-V/diunduh/03/072013/. berhubungan dengan penerapan model kolaborasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Lelah mahasiswa n’’ yang Universitas STKIP Sliwangi Bandung pada Tahun 2012, dengan judul skripsinya, ‘’ Model Pembelajaran Menulis Pesan Singkat Dengan Menggunakan Metode Kolaborasi Pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Hidayah Singajaya Kabupaten Garut’’ http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/0 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 1/Lelah.pdf/diunduh/03/07/2013. Wasiah diperoleh simpulan, yaitu penerapan metode kolaborasi siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon terbukti efektif melalui tes akhir yang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lelah diperoleh simpulan, yaitu penerapan metode kolaborasi siswa VII MTs Nurul Hidayah Singajaya Kabupaten Garut melalui tes diperoleh oleh siswa-siswi tersebut. awalnya mendapat nilai rata-rata 54,7 sedangkan Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wasiah dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti penerapan metode kolaborasi Indonesia. dalam pembelajaran bahasa tes akhir mendapatkan nilai rata-rata 72,6 terbukti efektif dengan adanya nilai tes akhir siswa kelas VII MTs Nurul Hidayah Singajaya Kabupaten Garut. Perbedaannya adalah (1) Wasiah 7 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. Persamaan penelitian yang dilakukan Lelah dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. meneliti penerapan metode kolaborasi dalam Perkembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaannya teknologi semakin mendorong upaya-upaya adalah (1) Lelah meneliti model pembelajaran pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil menulis pesan singkat terhadap siswa kelas VII teknologi dalam proses belajar. Para guru tersebut. Sedangkan peneliti penerapan metode dituntut agar mampu menggunakan alat-alat kolaborasi melalui media cerita pendek dalam yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak pembelajaran menulis puisi Sekolah Menengah tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut Atas Muhammadiyah 2 Palembang dan Lelah sesuai dengan perkembangan dan tuntutan meneliti di kelas VII MTs Nurul Hidayah zaman. Singajaya Kabupaten Garut, sedangkan peneliti menggunakan alat yang murah dan efisien yang meneliti di kelas X Sekolah Menengah Atas meskipun Muhammadiyah 2 Palembang. merupakan keharusan dalam upaya mencapai 2.3 Media tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping Guru sekurang-kurangnya sederhana dan bersahaja dapat tetapi Kata media berasal dari bahasa latin mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ‘perantara’ atau ‘pengantar. Dalam bahasa Arab, keterampilan membuat media pembelajaran media adalah perantara atau pengantar pesan yang akan digunakannya apabila media tersebut dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki & Ely dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 3) pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengatakan bahwa media apabila dipahami tentang media pembelajaran, yang meliputi secara garis besar adalah manusia, materi, atau (Arsyad Azhar, 2011:2). kejadian membuat yang membangun siswa mampu yang a. media sebagai alat komunikasi guna memperoleh lebih mengefektifkan proses belajar kondisi pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, mengajar; b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pengertian media dalam proses belajar mengajar c. seluk beluk proses belajar; cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, d. hubungan antara metode mengajar dan photografis, atau elektronis untuk menangkap, media pengajaran; 8 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. e. nilai atau manfaat media pendidikan c. Bahasa cerita pendek haruslah tajam, dalam pengajaran; f. pemilihan dan sugestif, dan menarik perhatian. penggunaan media d. Cerita pendidikan; interpretasi g. berbagai jenis alat dan teknik media harus mengandung pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik pendidikan; secara langsung maupun tidak langsung. h. media pendidikan dalam setiap mata i. pendek e. Sebuah cerita pendek harus pelajaran; menimbulkan satu efek dalam pikiran usaha inovasi dalam media pendidikan. pembaca. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa f. Cerita pendek harus menimbulkan media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perasaan pada pembaca bahwa jalan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan ceritalah pendidikan perasaan, dan baru kemudian menarik pembelajaran pada di umumnya sekolah dan pada tujuan khususnya (Arsyad Azhar, 2011:3). yang pertama menarik pikiran. g. Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan 2.4 Cerita pendek Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif sengaja, dan yang bisa menimbulkan fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran lansung pada tujuannya cerita pendek berasal pembaca. dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan h. Dalam sebuah cerita pendek sebuah secara singkat yang dengan cepat tiba pada insiden yang terutama menguasai jalan tujuannya,dengan cerita. paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel i. yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur novel (Mihardja, 2012 :40). pelaku utama. j. k. Cerita pendek bergantung pada (satu) (2011:181) adalah sebagai berikut. a. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif. b. Unsur-unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak. Cerita pendek harus mempunyai satu efek atau kesan yang menarik. 2.5 Ciri-ciri Cerita Pendek Ciri-ciri sebuah cerita pendek menurut Tarigan, Cerita pendek harus mempunyai seorang situasi. l. Cerita pendek memberikan impresi tunggal. m. Cerita pendek memberikan suatu kebulatan efek. 9 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. n. Cerita pendek menyajikan satu emosi beberapa cara menampilkan tokoh o. Jumlah kata-kata yang terdapat dalam secara analitik, ialah cara penampilan cerita pendek biasanya di bawah 10.000 tokoh secara langsung melalui uraian kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata pengarang. Jadi pengarang menguraikan (atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. rangkap). Cara dramatik, ialah cara menampilkan 1. Unsur Intrinsik Cerpen tokoh tidak secara langsung tetapi - melalui gambaran ucapan, perbuatan, Tema dan Amanat menduduki dan komentar atau penilaian pelaku atau tempat utama dalam karya sastra. Tema tokoh dalam suatu cerita ( Mihardja, mayor ialah tema yang sangat menonjol 2012: 5). Tema ialah persoalan yang dan menjadi persoalan. Tema minor - ialah tema yang tidak menonjol. Amanat Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian ialah pemecahan yang diberikan oleh peristiwa pengarang bagi persoalan di dalam sebab akibat sehingga menjadi satu karya sastra. Amanat biasa disebut kesatuan yang pada bulat dan utuh. Alur makna. terdiri atas beberapa bagian : Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya hubungan pengarang mulai Tikaian, yaitu terjadi konflik tokoh- Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru. Tokoh dan penokohan Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. karya yaitu memiliki tokoh pelaku. sastra tersebut. Dalam Awal, yang memperkenalkan tokoh-tokohnya. yang diniatkan oleh pengarang bagi karya - Alur dan pengaluran sastra biasanya ada Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya. Leraian, yaitu saat peristiwa konflik beberapa tokoh, namun biasanya hanya semakin reda dan perkembangan alur ada satu tokoh utama. Tokoh utama mulai terungkap. ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada 10 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara latar belakang pengarang ini sangat menampilkan alur. Menurut kualitasnya, berpengaruh terhadap karya sastra hasil pengaluran dibedakan menjadi alur erat ciptaannya. dan alur longgar. Alur erat ialah alur b. nilai-nilai yang - nilai moral, yaitu pesan moral dari tidak memungkinkan pencabangan cerita. Alur longgar adalah perilaku tokoh alur yang memungkinkan adanya - nilai estetika, yaitu aspek keindahan cerita. Menurut yang melekat pada karya sastra, dibedakan misalnya penggunaan kalimat, diksi, pencabangan kualitasnya, - adanya pengaluran menjadi alur tunggal dan alur ganda. penggunaan alur yang variatif. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu nilai dalam karya sastra. Alur ganda ialah mencerminkan aspek sosial budaya alur yang lebih dari satu dalam karya suatu daerah dalam suatu karya sastra sastra. (Mihardja, 2012: 8). sosial budaya, yaitu Latar dan pelataran Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya 2.6 Menulis peristiwa- Menulis peristiwa yang terjadi dalam sebuah kemampuan karya kemampuan sastra. Latar atau setting merupakan berbahasa. salah Dalam berbahasa, satu pembagian menulis selalu dibedakan menjadi latar material dan diletakkan paling akhir setelah kemampuan social. Latar material ialah lukisan latar menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun belakang alam atau lingkungan di mana selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah merupakan kemampuan yang tidak penting ( lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan Tarigan, 1982:3). pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar ( Mihardja, 2012: 7). 2. Unsur ekstrinsik a. latar belakang pengarang. Dalam menulis semua unsur keterampil an berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1982: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan 11 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, penyampai. ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) 2.6.1 Manfaat Menulis bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban (1) menyumbang kecerdasan, (2) yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang kreativitas, (3) dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan keberanian, dan menulis kemauan dan menulis (4) menumbuhkan menulis kemampuan mendorong mengumpulkan menarik. 3) Menulis Menumbuhkan Keberanian Ketika menulis, seorang penulis harus informasi. berani menampilkan kediriannya, ter-masuk 1) Menulis Mengasah Kecerdasan Menulis adalah suatu aktivitas yang pemikiran, perasaan, dan serta publik. Kon- kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada menawarkannya tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat aspek. (1) dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, dari pembacanya, baik yang bersifat positif (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan ataupun negatif. bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan 4) Menulis Aspek-aspek itu meli-puti corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau kepada gayanya, Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi Seseorang menulis karena mempunyai sampai pada ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang seseorang perlu menurutnya perlu disampaikan dan diketahui keluwesan orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu mengendalikan tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak emosi, serat menata dan mengembangkan daya akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari memuaskan tanpa memiliki wawasan atau tingkat mengingat sampai evaluasi. pengetahuan yang memadai tentang apa yang 2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa Kreativitas yang disampaikannya hanya sekedarnya. aturan penulisan. kesanggupan memiliki Untuk seperti itu, kekayaan pengungkapan, dan kemampuan mesti Kondisi ini akan memacu seseorang menyiapkan dan mensuplai sendiri segala untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan Dalam menulis, seseorang itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, 12 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi kat-keterampilan-menulis- penulis, 449101.html//diunduh/08/04/201). pemero-lehan dimaksudkan mengingatnya agar dapat informasi itu memahami dan dengan baik, 2.7 Menulis Puisi serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. Hal itu berbeda dengan prosa yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang lain dan dunianya yang lain (Kosasih, 2008: 50). kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi Dalam menciptakan atau menulis puisi serta strategi yang ditempuhnya. terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan oleh penulis puisi. Adapun tahapan-tahapan menulis puisi adalah sebagai berikut. bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis. (http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/haki Menulis puisi biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran, pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita. langkah-langkah penciptaan puisi itu sendiri terdiri atas empat tahap penting, yaitu : 1. Pencarian Ide dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (ke manusiaan dan ketuhanan). 2. Perenungan 13 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. yakni memilih atau menyaring informasi q=cache:http://www.bangilan.com/2012/06/cara (masalah, tema, ide, gagasan) yg menarik dari -membuat-puisi.html/diunduh/01/Mei/2013). tema yang didapat. Kemudian memikirkan, 2.7.1 Manfaat Menulis Puisi merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan Ada enam manfaat menulis puisi sebagai konteks, tujuan, dan pengetahuan yg dimiliki. berikut. 3. Penulisan a) Sebagai alat pengungkapan diri Merupakan proses yg paling penting dan rumit. Penulisan ini mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi (peka membayangkan), rasa serta dan cerdas pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yg tepat, singkat, padat, indah, b) Sebagai alat untuk memahami secara lebih jelas dan mendalam ide-ide yang ditulisnya. c) Sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap lingkungan. d) Sebagai alat untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan bersastra. e) Sebagai alat untuk mengembangkan dan mengesankan. Hasilnya kata- kata tersebut kemampuan menjadi menggunakan bahasa sebagai media bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca seba komunikasi, gai puisi. dan keterampilan f) Meningkatkan inisiatif penulis. 4. Perbaikan atau Revisi yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yg telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian 2.7.2 Langkah-langkah Penulisan Puisi 1. Menentukan tema untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, Penentuan/pencarian ide untuk menulis bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, sebuah puisi merupakan tahap persiapan dan mengganti, atau menyusun kembali setiap kata usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk atau kalimat yg tidak atau kurang tepat. Oleh menulis puisi maka ia harus berusaha mencari karena itu, proses revisi atau perbaikan ini ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang terkadang memakan waktu yg cukup lama namanya ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide hingga dianggap ini dapat berkaitan dengan masalah sosial, ''menjadi'' tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki keagamaan, kesedihan, dan lain-lain. Bagi orang lagi oleh penulisnya. yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan (http://webcache.googleusercontent.com/search? ditulis dalam puisi biasanya muncul secara tiba- puisi tersebut telah tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan 14 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara c. aku ini binatang jalang (orang yang bebas, sengaja dari lingkungan sekitar kita, terutama tidak mau terikat) bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan d. mau hidup seribu tahun lagi (tak ingin mati) pengalamanpun 4. Mengevaluasi hasil tulisan. harus dikumpulkan untuk menguatkan ide yang ditemukan. (http://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/11/ 2. Mengendapkan ide. menulis-puisi/diunduh/28/April/2013). Setelah ide diperoleh, penulis harus 2.8 Langkah- berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk langkah Pembelajaran Menulis Puisi puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan Dengan perenungan untuk mengolah dan memperkaya Kolaborasi ide yang didapat dengan pengalaman batin. 1. Penyusunan Menggunakan Rencana Metode Pelaksanaan Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual Pembelajaran koran, Anda dapat merenung bagaimana jika Rencana Anda yang menjadi penjual koran itu. (RPP) sangatlah penting dalam proses 3. Mewujudkan ide menjadi puisi belajar mengajar tercapai dengan materi Pelaksanaan Pembelajaran Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah yang diajarkan maka RPP adalah salah puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena satu cara untuk mengetahui apa yang bahasalah yang Anda gunakan sebagai media akan dijelaskan oleh guru tersebut. ekspresi. Anda harus bergelut dan bergulat dengan kata-kata. Kreativitas Anda 2. Menjelaskan untuk terlebih dahulu materi pembelajaran sebagai berikut : memilih diksi dan majas ditantang pada tahap - Definisi cerita pendek ini. Anda harus mampu menemukan kata-kata - Ciri-ciri cerita pendek yang tepat untuk mengekspresikan puisi Anda. - Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Keindahan puisi Anda dapat terlihat dari tepat tidaknya Anda memilih, menjalin, puisi dan - Pengertian menulis menggunakan kata-kata pada tempatnya yang - Manfaat menulis wajar. Semakin sering Anda menulis puisi, Anda - Pengertian puisi akan semakin terampil mengekspresikan puisi - Langkah-langkah membuat puisi dalam bahasa yang indah (estetis). 3. Membagikan lembar cerita pendek yang Contoh pilihan kata dan majas: berjudul ‘’Ibu’’ terhadap siswa kelas a. pita hitam (belasungkawa) eksperimen (pretes dan postes) dan cerita b. dewi malam (bulan) 15 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. pendek yang berjudul‘’Sungai’’ terhadap 1. Membuat siswa kelas kontrol (pretes dan postes) rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: 4. Siswa membaca cerita pendek tersebut a. Mengidentifikasikan variabel luar yang sebelum membuat sebuah puisi tidak diperlukan, tetapi memungkinkan 5. Guru memeriksa kesiapan siswa sebelum terjadinya membuat sebuah puisi melalui media cerita pendek kontaminasi proses eksperimen. b. Menentukan cara untuk mengontrol 6. Siswa membuat sebuah puisi melalui mereka. media cerita pendek yang berjudul ‘’Ibu’’ c. Memilih desain riset yang tepat. untuk siswa kelas eksperimen (pretes dan d. Menentukan populasi, memilih sampel postes) yang mewakili serta memilih sejumlah 7. Siswa membuat sebuah puisi melalui media cerita pendek yang berjudul ‘’ subjek penelitian. e. Membagi subjek ke dalam kelompok sungai’’ untuk siswa kelas kontrol (pretes dan postes). kontrol maupun kelompok eksperimen. f. Membuat instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen, dan melakukan 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian eksperimen instrumen yang memenuhi persyaratan ini dalam studi pendahuluan agar memperoleh adalah penelitian penelitian ini peneliti untuk mengambil data yang diperlukan. g. Mengidentifikasi prosedur menggunakan metode eksperimen guna mencari pengumpulan data, dan menentukan hasil dari pengaruh perlakuan yang diberikan hipotesis. pada situasi tertentu dengan mengedepankan 2. Melakukan eksperimen ciri-ciri penelitian eksperimen. Adapun langkah- 3. Mengumpulkan data kasar dari proses langkah eksperimental yang dapat diterapkan dalam penelitian eksperimen yang hendak eksperimen 4. Mengorganisasikan dan dilakukan adalah sebagai berikut, seperti yang mendeskripsikan data sesuai dengan dijabarkan oleh Sukardi (2003: 182). variabel yang telah ditentukan. Melakukan studi literatur dari beberapa sum ber yang relevan, memformulasikan menentukan variabel merumuskan operasional dan defenisi istilah. hipotesis, defenisi 5. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan. 6. Membuat laporan penelitian eksperimen. 16 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bertempat di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Palembang yang berada di Jalan Jl. K. H. Ahmad Dahlan No. 23 B Bukit Kecil Telp 0711-369846 Palembang 30135. TABEL 3.2 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Palembang pada POPULASI PENELITIAN No Kelas LK PR Tanggal 30 Mei sampai dengan 2 Juni 2013. Jumlah Siswa 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek 1 X.1 16 21 37 2 X.2 14 12 26 3 X.3 14 14 28 4 X.4 13 16 29 5 X.5 13 16 29 6 X.6 17 16 33 penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen penelitian, maka yang ada dalam penelitiannya wilayah merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat (Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Atas dan secara terencana menjadi target kesimpulan Muhammadiyah 2 Palembang, Mei 2013). dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 3.3.2 2003:53). Sampel peneliti Arikunto (2010:174) mengemukakan menetapkan populasi dari penelitian ini adalah bahwa ‘’sampel adalah sebagian atau wakil seluruh siswa kelas X Sekolah Menengah Atas populasi Muhammadiyah 2 Palembang yang terdisi dari penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk enam kelas. Untuk lebih jelas akan dirincikan menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dari pengertian ini maka yang akan diteliti’’. Dinamakan pada table 3.2 berikut ini. 17 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan sekolah, seperti SD, SMP, SMA, MA atau adalah mengangkat kesimpulan penelitian. berdasarkan Teknik Penentuan Sampel clutser (kelas) tertentu yang menurut setingkat dengan syarat harus memiliki ciri-ciri Mahmud (2011: 162), secara umum digolongkan yang sama dengan kelas yang lain sebagai menjadi dua macam. sampel penelitian. Peneliti menggunakan sampel 1. Sampling probabilitas, yaitu cara kelas berdasarkan pertimbangan: (1) dengan pengambilan sampel berdasarkan sampel kelas dapat mewakili populasi dari peluang. Adapun yang termasuk berbagai tingkat kemampuan dan mempermudah sampling pelaksanaan pengumpulan data dan (2) saat probabilitas adalah sampling acak sederhana, sampling pelaksanaan stratified kegiatan proses belajar mengajar di kelas yang (sampling berlapis), sampling sistematis,dan sampling mengganggu Teknik pengambilan sampel yang digunakan 2. Sampling nonprobabilitas, pengambilan berdasarkan sampel probabilitas. yaitu tidak Dalam semua sampling nonprobabilitas, kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak tidak lain. clutser. cara penelitian diketahui. Adapun yang termasuk sampling nonprobabilitas, antara lain sampling kebetulan, sampling kuota, sampling bola peneliti yaitu clutser random sampling dengan cara sebagai berikut. 1. Peneliti akan mengacak dengan cara mengundi populasi yang terdiri dari enam kelas yaitu (XI, X2, X3, X4, X5 dan X6). 2. Dari kelas yang diacak atau diundi akan dicari dua kelas, yaitu untuk kelas kontrol dan kelas uji. Kelas kontrol adalah kelas yang menerapkan model pembelajaran seperti biasa. salju, dan sampling pertimbangan. 3. Sedangkan kelas uji adalah Penentuan sampel yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan cara sampel kelompok (sampling clutser). Arikunto (2010: 185) mengemukakan bahwa, sampel kelompok (sampling clutser) adalah kelas yang akan menerapkan model pembelajaran penelitian ini yaitu dalam model pembelajaran kolaborasi. jenis pengambilan sampel yang biasa kita jumpai di 18 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. 4. Setelah diundi didapat dua o s K R Siswa 1 X3 14 14 28 Kelas Kontrol 2 X2 14 12 26 Kelas kelas, kemudian dua kelas ini akan diacak/diundi kembali untuk menetapkan kelas mana yang akan menjadi kelas kontrol Uji/Eksperime dan kelas mana yang akan n menjadi kelas uji. 5. Setelah ditetapkan kelas kontrol dan kelas uji, barulah peneliti akan menerapkan model pembelajaran kolaborasi pada materi media cerita pendek dalam pembelajaran menulis puisi dalam kelas uji. Melalui sistem undi seperti yang dijelaskan tersebut, didapat bahwa sampel kelas dalam penelitian ini adalah kelas X3 sebagai kelas kontrol dan kelas X2 sebagai kelas uji. Untuk lebih jelas, akan dirincikan pada tabel berikut. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara soal evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu Tes dan non-test. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.4.1 Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur intelegensi, keterampilan, kemampuan pengetahuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). a. Pertanyaan 1. Ubahlah bertema puisi? TABEL 3.3 SAMPEL PENELITIAN N Kela L P Jumla h Keterangan cerita Sungai pendek yang mejadi sebuah (pretes dan postes kelas kontrol) 2. Ubahlah cerita pendek yang bertema Ibu, menjadi sebuah puisi? (pretes dan postes kelas eksperimen) 19 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. 3.4.2 Observasi pembelajaran media cerita pendek tersebut yang Penelitian yang dilakukan dengan cara telah ditetapkan peneliti. mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak lazimnya menggunakan teknik yang disebut dengan observasi Muhamad Ali dalam Mahmud 2011: 168). Observasi Media cerita pendek yang akan diberikan langsung, merupakan kepada siswa-siswi sebagai bentuk evaluasi adalah sebagai berikut. 3.4.4 teknik Pengumpulan pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan Teknik ini banyak digunakan, baik dalam penelitian sejarah (historis) ataupun deskriptif. Hal ini karena dengan pengamatan, dengan menggunakan teknik observasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati siswa, instrumen yang digunakan adalah kamera digital, karena banyaknya alat bantu observasi yang kemudian dan dapat memaksimalkan 79) 3.5 Teknik Analisis Data Setelah untuk dikumpulkan dan dicatat. Mencatat data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi tepat pengambilan data di lapangan (Sukardi, 2003: gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat pertimbangan, data maka peneliti dianjurkan untuk dapat memilih penyelidikan yang telah dirumuskan. mengadakan Kamera Digital tes awal dilaksanakan,selanjutnya dan data tes tes akhir dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut. mengadakan penilaian ke dalam suatu skala 1. Menilai hasil pembuatan puisi melalui bertingkat (Mahmud, 2011: 168) Instrumen yang media cerpen siswa berdasarkan rubrik digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penilaian tugas menulis puisi. sebagai berikut. 3.4.3 Media Cerita Pendek Pengumpulan data dengan cara tes TABEL 3.4 dilakukan dengan instrumen soal berupa cerita pendek. Pada tahap pembelajaran pertama siswa terlebih dahulu membaca cerpen dengan teliti Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi N o. Dinilai 1. Kebaruan kemudian, tahap pembelajaran terakhir siswasiswi membuat sebuah puisi melalui Aspek yang Tingkat Capaian 1 2 3 4 5 tema 20 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. dan kandungan Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100 makna Kekuatan 3.5.1 2. imajinasi 3 Kesatupaduan Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dalam penelitian ini Kelancaran 4 5 pengujian hipotesis menggunakan uji t- student bercerita atau tes ‘’T’’ uji t-student adalah salah satu tes Kerapian statistik yang dipergunakan untuk menguji menulis kebenaran dan kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa Jumlah skor sampel yang diambil secara random dari (Modifikasi dari Nurgiyantoro, 2012: 488) dan Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Keterangan Skor Penilaian Tingkat Kriteria perbedaan yang signifikan Sudijono (2012:278) adalah sebagai berikut. TABEL 3.5 Kriteria populasi yang sama, tidak terdapat golongan pengujian hipotesis statistik yang akan dilakukan Muhammadiyah 2 Palembang). No 1. Jumlah Capaian Kerja Skor 1 86-100 Baik Sekali 2 71-85 Baik 3 60-70 Cukup Menghitung nilai rata-rata (mean) tes awal (y) sebelum 𝑀𝑦 = Kurang ∑𝑦 𝑛𝑦 (Sudijono, 2012: 315) tes akhir (x) sesudah proses pembelajaran dilaksanakan dengan rumus 3. ∑𝑥 𝑛𝑥 (Sudijono, 2012: 315) Membuat table distribusi frekuensi nilai tes awal (y) dan tes akhir (x) (Arikunto, 2010:319). 4. Hasil tes dianalisis sebagai berikut. pembelajaran Menghitung nilai rata-rata (mean) 𝑀𝑥 = Di bawah 60 proses dilaksanakan dengan rumus : 2. 4 antara dua buah mean Mencari jumlah nilai simpangan (deviasi yang dikuadratkan pada kelompok y dengan rumus : 21 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. ∑𝑦 2 = ∑𝑦 2 — (∑𝑦)² 𝑛 (Arikunto, 2010:355) 5. 𝑀𝑥 = Mean sampel kelompok x 𝑀𝑦 = Mean sampel kelompok y Mencari jumlah nilai simpangan (deviasi) ∑𝑥 = jumlah nilai sampel kelompok x yang dikuadratkan pada kelompok x ∑𝑦 = jumlah nilai sampel kelompok y dengan rumus : ∑𝑥 2 = ∑𝑥 2 — (∑𝑥)² 𝑛 (Arikunto, ∑x² = jumlah nilai yang dikuadratkan pada kelompok sampel x 2010:355) ∑y² = jumlah nilai yang dikuadratkan 6. Menghitung perbedaan nilai rata-rata pada kelompok sampel y (mean) tes akhir (x) dengan nilai ratarata tes awal (y) menggunakan uji ‘’t’’ dengan rumus : 𝑡𝑜 = 7. 8. 𝑛𝑦 = jumlah sampel kelompok y 𝑀𝑥−𝑀𝑦 (∑𝑥2 +∑𝑦2 ) (1 √(𝑛 𝑥 + 𝑛𝑦 −2) 𝑛𝑥 𝑛𝑥 = jumlah sampel kelompok x (Sudijono, 2012: 1) + 𝑛𝑦 n= jumlah sampel keseluruhan 314) 𝑡𝑜 = tes observasi Menentukan derajat kebebasan (db) d.b. = Derajat kebebasan dengan rumus : db= (𝑛𝑥 + 𝑛𝑦 ) -2 3. Hasil (Sudijono, 2012 : 316). Berdasarkan hasil deskripsi data tes Mengkonsultasikan harga ‘’t’’ dengan siswa kelas kontrol (X3 Sekolah Menengah Atas harga ‘’𝑡𝑡𝑒𝑠′ ’’ pada table nilai ‘’t’’ pada Muhammadiyah 2 Palembang) dan data tes siswa kelas eksperimen (X2 Sekolah Menengah taraf signifikansi 1% Atas Muhammadiyah 2 Palembang) dapat 9. Mendeskripsikan menginterpretasikan hasil penelitian. 10. Menyimpulkan hasil penelitian. dan dikemukakan sebagai berikut. Setelah metode kolaborasi digunakan, berdasarkan hasil tes akhir kelas eksperimen menunjukkan bahwa (1) siswa yang memperoleh nilai 96 ada 10 orang (38%), (2) siswa yang Keterangan : memperoleh nilai 92 ada 8 orang (30%), (3) 22 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. siswa yang memperoleh nilai 88 ada 3 orang cerita pendek di kelas X Sekolah Menengah (11%), (4) siswa yang memperoleh nilai 84 ada Atas Muhammadiyah 2 Palembang signifikan. 2 orang (7%), (5) siswa yang memperoleh nilai Dengan demikian, hipotesis yang dikemukakan, 80 ada 2 orang (7%) dan siswa yang nilainya yaitu metode kolaborasi dalam pembelajaran kosong karena mereka tidak hadir dan tidak sastra mengikuti tes akhir. Muhammadiyah Sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari 70 (tidak tuntas) tidak ada. Jumlah di kebenarannya. Sekolah 2 Oleh kelas kontrol adalah (My) 37,7857, Palembang karena itu terbukti hipotesis 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan eksperimen adalah 1308. Mean atau nilai ratarata Atas diterima. nilai tes awal kelas kontrol 1036, sedangkan jumlah nilai tes awal dan tes akhir siswa kelas Menengah Berdasarkan hasil hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pada umumnya sedangkan mean atau nilai kelas eksperimen pembelajaran sastra dalam menulis puisi melalui adalah (Mx) 68,730769. Deviasi atau nilai media cerita pendek dengan menerapkan metode simpangan tes siswa kelas kontrol (∑y²) adalah kolaborasi efektif untuk digunakan, hal ini dapat 14068 sedangkan deviasi atau nilai simpangan dilihat dari hasil analisis yang menyatakan tes siswa kelas eksperimen (∑x²) adalah bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ lebih besar daripada ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada 7465,539. taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil tes awal Berdasarkan perbandingan mean dan siswa, setelah membandingkan hasil nilai tes deviasi berdasarkan tes ‘’t’’ diketahui bahwa siswa kelas kontrol dengan hasil tes kelas ‘’𝑡𝑜 ‘’ lebih besar daripada nilai harga kritik eksperimen diperoleh bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’> ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’, ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 4,08 > 2,00 pada taraf signifikan 5% dengan d.b. 52, yaitu 4,08 > 2,00 (Mx > My). dengan d.b. 52. Hasil penghitungan tersebut dapat dinyatakan Dengan demikian, hipotesis yang bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ > ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ taraf signifikan 5% dikemukakan, yaitu: metode kolaborasi efektif maka Ho ditolak, Ha diterima 4,08 > 2,00, taraf untuk digunakan dalam pembelajaran sastra signifikan 5%, maka Ho ditolak Ha diterima. khususnya dalam menulis puisi melalui media Berdasarkan kenyataan tersebut, terbukti cerita pendek di kelas X2 Sekolah Menengah bahwa ‘’𝑡𝑜 ‘’ lebih besar daripada ‘’𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ’’ pada Atas Muhammadiyah 2 Palembang terbukti taraf signifikan 5% (4,08 > 2,00), dari hasil kebenarannya. Berdasarkan, hasil analisis data perhitungan dapat dikemukakan bahwa metode maka hipotesis penelitian ini diterima. kolaborasi dalam menulis puisi melalui media 23 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan 5.2 Saran dapat Setelah melakukan penelitian, peneliti Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. mengemukakan Hoerip, saran-saran sebagai berikut. Satyagraha. 1986. Cerita Pendek Indonesia II. Jakarta: PT. Gramedia. Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. 1. Guru, selain sebagai motivasi seharusnya juga memiliki peran sebagai petunjuk dalam proses pembelajaran di kelas. Guru di kelas tidak hanya menyampaikan melainkan materi juga pembelajaran harus mampu membimbing siswanya untuk selalu aktif dalam setiap jam pelajaran. 2. Siswa hendaknya tidak hanya belajar, tetapi juga terlatih dengan apa yang telah guru berikan kepada siswa. 3. Selain belajar di sekolah siswa juga mendapat pelajaran seperti les tambahan atau juga bisa mengulang pelajaranpelajaran tersebut sebelumnya tidak agar mudah siswa Jakarta: Nobel Edumedia. Mahmud. 2011. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Mihardja, Ratih. 2012. Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Anggota Nurgiyantoro, Burhan. 2012. IKAPI. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Anggota IKAPI. Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. melupakan pelajarannya dan juga akan selalu Sukardi. mengingat pelajaran tersebut di setiap pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ujian maupun belajar seperti biasanya, Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai dan nilai yang dihasilkan juga akan Suatu Keterampilan Berbahasa. lebih besar. 2003. Metodologi Penelitian Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Prodopo Djoko, Rachmat. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Anggota IKAPI. Jakarta: Rajawali Pers. 24 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang. (http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/haki kat-keterampilan-menulis449101.html//diunduh/08/04/201). (http://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/11/ menulis-puisi/diunduh/28/April/2013). (http://publiksastra.net/pengajaran-sastraindonesia-di-sekolah-antara-harapan-dankenyataan//diunduh/19/april/2013).25 (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2185419pembelajarankolaborasi/diunduh/21/04/2013). (http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:http://www.bangilan.com/2012/ 06/cara-membuatpuisi.html/diunduh/01/Mei/2013). http://www.scribd.com/doc/90769661/Penerapa n-Metode-Kolaborasi-DenganMenggunakan-Media-Foto-PeristiwaDalam-Meningkatkan-KemampuanMenulis-Karangan-Narasi-Siswa-KelasV/diunduh/03/07/2013 http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/0 1/Lelah.pdf /diunduh/03/07/2013 25 Penerapan Metode Kolaborasi Melalui Media Cerita Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Palembang.