Kajian Feminisme FeminisApakah mutlak dunia milik wanitaatau

advertisement
Kajian Feminisme
FeminisApakah mutlak dunia milik wanitaatau justru lakilaki berperan di dalamnya
Kamis, Maret
struktural semiotik dan feminisme dalam puisi
. Pendahuluan
. Latar Belakang Puisi merupakan genre sastra yang memiliki daya pengimajian yang tinggi.
Oleh karena itu puisi menempati posisi yang istimewa, dianggap sebagai bentuk sastra yang
paling sastra. Bahasa estetis yang ditampilkan paling padat, sublim liar, dan elok. Teew
dalam Wijoto memandang bahwa puisipuisi di Indonesia memiliki beberapa diksi yang
menmpati peringkat estetis yang tinggi. Diksidiksi yang digunakan dalam puisi seakanakan
membangkitkan mitologi kesucian puisi dari diksi khalayak riuh. Diksidiksi itu seperti cinta,
dendam, lembah, kematian, keabadian, sunyi, sepi, ilalang yang merupakan kata yang
sudah tidak asing lagi. Hampir di setipa puisi menghadirkan kosa kata yang demikian.
Kumpulan sajak Nikah Ilalang karya Dorothea Rosa Herliany juga banyak memunculkan
diksi yang sudah tidak awam bagi pembaca puisi. Hal itu dapat dilihat dari beberapa judul
yang menghiasi halaman daftar isi. Dari judul tesebut pembaca sudah dapat melihat diksi
yang dimaksud, seperti Nikah Ilalang, Prosa Daundaun, Puisi Keabadian, Puisi Keakasih,
dan Sajak Bercinta. Jika ingin membaca lebih lanjut, maka pembaca dapat menemukan
ratusan diksi yang bernilai sangat estetis dan menampilkan suasana perlawanan untuk
mensejajarkan kedudukan antara pribadi dan perempuan, meskipun hanya melalui bahasa
puisi. Kumpulan sajak ini berisi puisi dengan tema yang hampir sama, namun subjek yang
spesifik dengan gender dan emansipasi diambil puisi yang relevan.
Dorothea Rosa Herliany, lahir di Magelang, Oktober . ia merupakan salah satu penulis
perempuan yang sangat potensial. Hal itu ditunjukkan melalui karyakaryanya yang
terhampar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti Horison, Kompas, Solidarity
Filipina, dan Heat Australia. Buku kumpulan puisi yang sudah terbit antara lain Nyanyian
Gaduh , Kepompong Sunyi , Nikah Ilalang , MimpiGugur Daun Zaitun . Dorothea Rosa
Herliany merupakan penyair yang banyak menyiarkan puisipuisinya di sepanjang dekade an,
di antara penyair perempuan lainnya seperti Tien Marni, Upita Agustine, Nyoman
Netiningsih, Muliarti Aryani, Siti Zarah, Dhenok Kristanti, Nana Ernawati, atau Ulfiatin CH,
yang sebagian besar lahir tahun an, dan sebagian aktivitas kepenyairan mereka tidak
kedengaran lagi Malna, Kumpulan puisi ini dikaji secara interdisipliner yaitu melalui
pendekatan struktural semiotik dan pendekatan feminisme. Pendekatan struktural semiotik
difokuskan pada diksi dan kiasan bahasa yang digunakan dalam puisi yang menunjukkan
adanya gender dan emansipasi wanita yang tidak lain menggunakan pendekatan feminisme
dalam kajian analisisnya. Kumpulan puisi ini sangat sesuai dikaji secara struktural semiotik
dan feminisme karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kumpulan puisi ini
memiliki ratusan diksi dan bahasa kiasan yang bernilai sangat estetis dan menampilkan
suasana perlawanan untuk mensejajarkan kedudukan antara pria dan perempuan. Selain itu,
puisi ini memang sangat menarik karena Dorothea mampu mengungkapkan kekuatan rasa
keperempuanannya yang sangat tinggi dan mendalam melalui rangkaian katakatanya setiap
tulisannya dalam kumpulan puisi ini. Seperti yang dikemukakan oleh Alka bahwa
kompleksitas rasa pada perempuan memiliki daya penggugah yang cukup kuat untuk
menulis puisi. Perasaan pada perempuan begitu dalam. Karena itu, potensi perempuan
dalam menulis puisi kemungkinan dapat melebihi lakilaki. Perempuan mampu mengubah
kekuatan
perasaannya membentuk aksara di atas kertas, membawa kata menjadi bermakna,
menjadikan imajinasi penuh rasa. Dan mengungkap realitas dengan perasaan yang dalam
menjadi puisi yang terurai dan berkembang. Hal semacam itulah yang dimiliki oleh Dorothea
yang tertuang melalui kumpulan sajak Nikah Ilalang ini. Dorothea mampu menciptakan diksi
yang melebihi diksi yang digunakan oleh lakilaki, demikian pula dengan pemakaian bahasa
kiasannya. Diksi dan bahasa kiasan ini yang digunakan untuk menunjukkan sisi feminitas
pada diri seorang perempuan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana penggunaan diksi dan kiasan bahasa yang
digunakan dalam kumpulan sajak Nikah Ilalang karya Dorothea Rosa Herliany Bagaimana
diksi dan kiasan bahasa tersebut menunjukkan adanya gender dan emansipasi wanita dalam
kumpulan sajak Nikah Ilalang karya Dorothea Rosa Herliany
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
tujuan penelitian ini sebagai berikut. Mendeskripsikan penggunaan diksi dan kiasan bahasa
yang digunakan dalam kumpulan sajak Nikah Ilalang karya Dorothea Rosa Herliany
Mendeskripsikan diksi dan kiasan bahasa yang menunjukkan adanya gender dan
emansipasi wanita dalam kumpulan sajak Nikah Ilalang karya Dorothea Rosa Herliany
D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memahami teoriteori tentang karya sastra, terutama kajian interdisipliner melalui pendekatan
struktural semiotik dan feminisme melalui pengkajian puisi. Dengan demikian dapat
memberikan kontribusi tambahan dalam dunia kritik sastra mengenai pengkajian puisi. .
Manfaat Praksis Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca
terhadap pengkajian puisi melalui pendekatan struktural semiotik dan feminisme sehingga
dapat menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.
. Kajian Pustaka
A. Kajian Teoretis Strukturalisme Semiotik Karya sastra merupakan struktur yang kompleks
sehingga untuk memahami sebuah karya sastra diperlukan penganalisisan. Penganalisisan
tersebut merupakan usaha secara sadar untuk menangkap dan memberi muatan makna
kepada teks sastra yang memuat berbagai sistem tanda. Seperti yang dikemukakan oleh
Saussure bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa
mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna Nurgiyantoro,
. Bahasa tak lain adalah media dalam karya sastra. Karena itu karya sastra merupakan
sebuah struktur ketandaan yang bermakna Kaswadi, . Tidak terkecuali pada teks sastra
yang berbentuk puisi, maka untuk pemahaman makna pada puisi menggunakan kajian
struktural yang tidak dapat dipisahkan dengann kajian semiotik yang mengkaji tandatanda.
Hal ini sejalan dengan pendapat Pradopo yang mengemukakan bahwa analisis struktural
tidak dapat dipisahkan dengan analisis semiotik. Karena semiotik dan strukturalisme adalah
prosedur formalisasi dan klasifikasi bersamasama. Keduanya memahami keseluruhan kultur
sebagai sistem komunikasi dan sistem tanda dan berupaya kearah penyingkapan
aturanaturan yang mengikat. Analisis tanda sebagai hasil prosesproses sosial menuju
kepada sebuah pembongkaran strukturstruktur dalam yang mengemudikan setiap
komunikasi Stiegler, . Hal ini menandakan bahwa sistem tanda dan konvensinya merupakan
jalan dalam pembongkaran makna, tanpa memperhatikan sistem tanda maka struktur karya
sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara keseluruhan. Munculnya kajian struktural
semiotik ini sebagai akibat ketidakpuasan terhadap kajian struktural yang hanya
menitikberatkan pada aspek intrinsik, semiotik memandang karya sastra memiliki sistem
tersendiri. Karena itu, muncul kajian struktural semiotik untuk mengkaji aspekaspek struktur
dengan tandatanda Endraswara, sehingga dapat dikatakan bahwa kajian semiotik ini
merupakan lanjutan dari strukturalisme. Menurut Hawkes dalam Najid Strukturalisme adalah
cara berpikir tentang dunia yang menekankan pada persepsi struktur dan deskripsi struktur.
Jadi, yang menjadi konsep dasar teori strukturalisme adalah adanya anggapan bahwa di
dalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat
dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsurunsur pembangunnya yang saling
berjalinan Pradopo dkk dalam Jabrohim, . Anggapan teori strukturalisme yang memandang
bahwa struktur itu harus lepas dari unsur lain memunculkan adanya kajian semiotik. Karena
kajian
semiotik juga tidak dapat sepenuhnya lepas dari struktur maka kajian ini akhirnya disebut
dengan kajian struktural semiotik. Semiotik sendiri berasal dari kata Yunani semeion, yang
berarti tanda. Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistam tanda dan proses yang
berlaku bagi penggunaan tanda van Zoest, . Lebih lanjut Preminger Pradopo, semiotik itu
mempelajari sistemsistem, aturanaturan, dan konvensikonvensi yang memungkinkan
tandatanda tersebut mempunyai arti. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain
yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan sebagainya Nurgiyantoro, .
Dengan studi interdisipliner ini, teori strukturalisme dapat menggunakan pendekatan
ekstrinsik karena mengaitkan dengan teori feminisme. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Darma strukturalisme dapat menggunakan pendekatan ekstrinsik, jika strukturalisme
digunakan sebagai studi interdisipliner. Mengaitkan antara sastra dengan antropologi,
sosiologi, sejarah, psikologi, maupun bidang kajian sastra yang lainnya. Seedangkan
feminisme adalah bagian dari pendekatan sosiologi sastra. Semiotik memiliki dua konsep
yang dikemukakan oleh dua tokoh yang berbeda. . Konsep Saussure Bahasa merupakan
sistem tanda yang mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai sistem
tanda tersebut mewakili dua unsur diadik yang tak terpisahkan signifier dan signified,
signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda. Wujud penanda dapat berupa bunyibunyi
ujaran atau hurufhuruf tulisan, sedangkan petanda adalah unsur konseptual, gagasan, atau
makna
yang terkandung dalam penanda tersebut Abrams dalam Nurgiyantoro, . Penanda dan
petanda merupakan konsep Saussure yang terpenting, sedangkan konsep Saussure yang
lain menurut Ratna adalah
Parole dan Langue Perbedaan antara ekspresi kebahasaan parole, ppeech, utterance dan
sistem pembedaan di antara tandatanda, sistem yang digunakan oleh semua orang langue,
language. Parole bersifat konkret yang kemudian membentuk sistem bahasa yang bersifat
abstrak yaitu langue.
Paradigmatik dan Sintagmatik Hubungan sintagmatik bersifat linier, sedangkan hubungan
paradigmatik merupakan hubungan makna dan perlambangan, hubungan asosiatif,
pertautan makna, antara unsur yang hadir dengan yang tidak hadir. Menurut Nurgiyantoro
kajian paradigmatik berupa konotasi, asosiasiasosiasi yang muncul dalam pikiran pembaca,
dikaitkan dengan teori fungsi puitik. Jadi, katakata yang mengandung unsur kesinoniman
hubungan paradigmatik maupun kesejajaran sintaksis hubungan linier, hubungan
sintagmatik bentuk yang dipilih dalam puisi tersebut adalah bentuk yang paling tepat. Pilihan
bahasa yang berunsur puitik yang berupa katakata paradigmatik, biasanya berkaitan dengan
ketepatan unsurunsur bunyi asosiasi, aliterasi, asonansi, rima, ketepatan bentuk dan juga
makna Nurgiyantoro, .
Diakroni dan Sinkroni Diakronis mengkaji bahasa dalam perkembangan sejarah, dari waktu
ke waktu, studi tentang evolusi bahasa, studi mengenai elemen
elemen individual pada waktu yang berbeda. Sedangkan sinkroni mengkaji bahasa pada
masa tertentu, hubungan elemenelemen bahasa yang saling berdampingan. . Konsep Peirce
Peirce Ratna, mengemukakan bahwa tanda memiliki tiga sisi/triadik
Representamen, ground, tanda itu sendiri. Hubungan tanda dengan ground menurut van
Zoest adalah Qualisigns Tandatanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat.
Contoh sifat merah dapat digunakan sebagai tanda, bagi kaum sosialisme merah dapat
berarti cinta memberi mawar merah pada seseorang, bagi perasaan dapat berarti
menunjukkan sesuatu, dan sebagainya. Namun warna itu harus memeroleh bentuk, misal
pada bendera, pada mawar, pada papan lalu lintas, dan sebagainya.
. Sinsigns Sinsigns ialah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilnya dalam
kenyataan. Sinsigns dapat berbentuk sebuah jeritan yang memberi arti kesakitan,
keheranan, atau kegembiraan. Kita dapat mengenali orang lain dari dehemnya, langkah
kakinya, tertawanya, nada dasar dalam suaranya, dan lainlain. . Legisigns Legisigns adalah
tandatanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah
konvensi, sebuah kode.
Misalnya mengangguk pertanda ya, mengerutkan alis pertanda bingung.
o
Objek designatum, denotatum, referent yaitu apa yang diacu. Hubungan antara tanda
dengan denotatum, yaitu
. Ikon Ikon adalah hubungan tanda dan objek karena serupa. Ikon dibagi tiga macam
ooo
Ikon topografis, berdasarkan persamaan tata ruang Ikon diagramatis, berdasarkan
persamaan struktur Ikon metaforis, berdasarkan persamaan dua kenyataan yang
didenotasikan Contoh ikon gambar kuda sebagai penanda yang menandai kuda petanda.
. Indeks Ikon adalah hubungan tanda dan objek karena sebab akibat. Misal asap merupakan
tanda adanya api. . Simbol Simbol adalah hubungan tanda dan objek karena adanya
kesepakatan, tidak bersifat alamiah. Misal lampu merah pertanda berhenti.
o
Interpretant, tandatanda baru yang terjadi dalam batin penerima. Hubungan antara tanda
dan interpretan oleh Peirce dalm van Zoest dibagi menjadi tiga macam
. Rheme, tanda sebagai kemungkinan konsep
Contoh Rien adalah X. X merupakan tanda yang dapat diisi dengan baik atau cerdas, tanda
itu diberikan denotataum dan dapat diinterpretasikan. . Decisigns, dicent signs, tanda
sebagai fakta pernyataan deskriptif. Contoh Rien manis, sebagai kalimat dalam keseluruhan
merupakan decisigns. . Argument, tanda sebagai nalar proposisi. Kajian semiotik
menggunakan dua model pembacaan sebagai berikut. . Pembacaan Heuristik Pembacaan
heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur kebahasaan atau secara semiotik adalah
berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Yang dilakukan dalam pembacaan
ini antara lain menerjemahkan atau memperjelas arti katakata dan sinonimsinonim.
Pembacaan heuristik pada puisi dapat dilakukan dengan parafrase dengan menggunakan
bahasa yang lebih logis pemaknaan yang sesuai dengan sintaksis/tata bahasa. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan sisipan kata atau sinonim katakatanya yang dapat
diletakkan dalam tanda kurung. Struktur kalimat dapat disesuaikan pula dengan kalimat
baku. . Pembacaan Hermeneutik Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan yang
dilakukan secara berulangulang retroaktif atau berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua
konvensi sastra. Hal itu dilakukan untuk memperoleh daya interpretasi yang baik dalam
mengungkapkan bahasa puisi yang lebih luas menurut maksudnya. Pembacaan
hermeneutik ini berkaitan dengan konvensi sastra yang
memberikan makna itu di antaranya konvensi ketaklangsungan ekspresi puisi Riffaterre
dalam Jabrohim, . Ketaklangsungan ekspresi puisi mencakup tiga hal Endraswara, , yaitu .
penggantian arti displacing of meaning adanya pemakaian bahasa kias, seperti metafora,
personifikasi, alegori, metonimia, dan sebagainya. Misal bumi ini perempuan jalang Dewa
Telah Mati karya Chairil Anwar berupa metafora ini membandinngkan antara bumi dengan
perempuan jalang liar, berarti penyair ingin menyampaikan betapa kejamnya bumi ini.
. penyimpangan arti distorting of meaning penyimpangan arti muncul karena tiga hal, yaitu .
ambiguitas, muncul disebabkan oleh pemakaian bahasa sastra yang multimakna. Misal
mengembara di negeri asing Doa karya Chairil Anwar jelas melukiskan ambigu makna, yakni
suasana bingung, tidak jelas, kabur, dan sunyi. . Kontradiksi, berupa perlawanan situasi.
Misal serasa hidup dan mati, hidup di dunia seperti di neraka jahanam . Nonsence, katakata
yang secara lingual tidak bermakna karena adanya permainan bunyi. Misal pot pot pot Amuk
karya Sutardji Calzoum Bachri . penciptaan arti creating of meaning penciptaan arti
disebabkan oleh pemanfaatan bentuk visual, misal enjambemen, persajakan, homologues
persejajaran bentuk maupun baris, dan tipografi. Misal puisi Tragedi Sihka dan Winka. Hal ini
mengisyaratkan bahwa Sistem tanda pada puisi mempunyai makna berdasarkan
konvensikonvensi sastra. Konvensikonvensi puisi tersebut antara
lain konvensi kebahasaan bahasa kiasan, sarana retorika, dan gaya bahasa, konvensi yang
menunjukkan ketaklangsungan ekspresi puisi penyimpangan arti, penggantian arti, dan
penciptaan arti, konvensi visual bait, baris sajak, enjambemen, rima, tipografi, dan
homologue Jabrohim, . Dalam penelitian kali ini teori yang digunakan adalah teori Saussure
antara penanda dan petanda. Berkaitan dengan pengkajian puisi ini maka konvensi sastra
yang digunakan adalah diksi dan bahasa kiasan.
. Diksi dan Bahasa kiasan . Diksi Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat, dan
kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan
mempengaruhi daya imajinasi pembaca Tjahjono, . Diksi dalam puisi dapat menggunakan
makna denotatif mupun makna konotatif. Diksi dan pola kalimat merupakan unsurunsur
struktur sintaktik. Penyair harus cermat dalam memilih kata. . Katakata dipilih dengan
mempertimbangkan makna, komposisi bunyi rima dan iramanya, serta kedudukan katanya di
tengah kata lain dan keseluruhan tulisan. Tiap kata jadi memiliki makna. Tiap kata menjadi
konkrit dan khusus, atau abstrak dan umum Luxemburg dkk., . Diksi puitis, menurut Waluyo
dalam Kurnia mengalami penyimpangan bahasa yaitu dengan ciriciri berikut. .
Penyimpangan semantis Makna puitis berjumlah banyak, tidak hanya mewakili satu makna,
tidak selalu sama dengan makna kata seharihari, serta tidak dikonotasikan sama oleh para
penyair. Kata sungai akan berarti bencana bagi penyair dari daerah banjir. Tapi jadi
bermakna rejeki bagi penyair yang hidup di wilayah penangkap ikan dan penambang sungai.
Goenawan Mohamad, dalam Sajak New York Asmaradana, melihat bulan . . . . dari hutan
Manhattan/ ia lari / ke Central Park hitam / meluncur, / di arena es, / ketika daun mapel /
memainkan orkes. Dalam sajak ini, bulan bagai orang yang tengah melakukan kegiatan
jalanjalan di suasana malam kota New York. Bulan menjadi ia, seseorang yang tengah
menikmati malam di kota besar, Amerika, sekaligus suasana New York yang pada musim
dingin yang hanya menampakkan taman kota yang hitam, menjadi tempat berseluncur es,
dalam keriuhan angin memainkan daun mapel, menimbulkan musik seperti orkes
penggambaran seorang penyair yang bertemu dengan suasana puitik dari pranata sosial
megapolis New York, di malam hari. . Register Register adalah ragam bahasa, dari sebuah
kelompok atau sebuah kelas sosial. Dialek register disebut juga dialek profesi. Dialek
Register sering tidak dikenali lagi walau kerap diambil berasal dari kosa kata daerah. Kata
lembu peteng, misalnya yang sering diucapkan aristokrat Jawa, ketika menunjuk anak hasil
hubungan gelap. Contoh lain, ialah kumpul kebo, procotan, Paman Doblang, simbok, den
mas, sungkem, bihten. . Katakata sugestif memiliki daya sugesti Daya sugesti
dipertimbangkan penyair ketika memilih kata. Kekuatan sugesti ditimbulkan oleh makna.
Pilihan dan penempatannya seolah memancarkan daya gaib hingga menyugesti pembaca
untuk ikut sedih, terharu, bersemangat, atau marah. . Kata imajis menyiratkan imaji Kata
imajis ialah susunan kata yang mencitrakan pengalaman sensoris seperti melihat,
mendengar dan meraba. Pembaca seolah melihat benda imaji visual, seolah mendengar
suara imaji auditif, atau seolah dapat merasa, meraba, dan menyentuhnya imaji taktil setelah
penyair
mencoba mengkonkritkan obyeknya menjadi mirip musik, gambar, atau citarasa tertentu.
Chairil Anwar mengimajikan rasa ngeri dan tercekam menghadapi maut ketika menulis Di
Karet, di Karet daerahku y.a.d sampai juga deru angin Yang Terempas dan Yang Terputus,
Goenawan Mohamad melihat .malam/tinggal separoh/ dan bulan/ pelan/ seperti pemain Noh,
dalam Hiroshima, Cintaku . Ia memvisualisasikan suasana malam yang memanjang dan
memberat melalui imaji bulan yang melambangkan waktu, yang bergerak lambat seperti
gerakan tarian Noh dari penari tradisionil Jepang. . Kata konkret terasa konkret Kata konkret
untuk membangkitkan imaji daya bayang pembaca, maka katakata harus diperkonkrit.
Katakata jadi mengias ke realitas. Seperti pengimajian, pengonkritan menggunakan kiasan
dan lambang yang membuat pembaca seolah melihat, mendengar, atau Chairil Anwar
mengungkapkan pertemuannya ke jalan Tuhan, dengan katakata Tuhanku/ di pintuMu aku
mengetuk/ aku tidak bisa berpaling Doa, . Sutardji Calzoum Bachri mengungkapkan
kegelisahan mencari Tuhan, dengan semua orang membawa kapak/ semua orang bergerak
pergi/ Kapak, Goenawan Mohamad, dalam Don Lopez de Cardenas di Grand Canyon,
Amerika menulis Di pagi hari / di tahun itu / Don Lopez de Cardenas tiba / dari dataran tinggi
/ yang membosankan. // Ia hentikan kudanya / di dekat / sebatang panderosa tua / yang
tumbang, // dan ketika ia / lepaskan kaki / sebentar / dari sanggurdi, / untuk membetulkan taji
pada lars sepatunya, / ada seorang Navajo / yang datang, / setengah telanjang, / berlarilari, /
menunjukkan arah / ke sebuah ngarai / yang kemudian/ disaksikannya sendiri / dengan kaki
gemetar. // . Bahasa Kiasan
Bahasa kiasan adalah pemberian makna lain dari suatu ungkapan, atau memisalkan sesuatu
untuk menyatakan sesuatu yang lain Semi, . Bahasa kiasan dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain metafora metafora membandingkan antara objek yang memiliki titiktitik
kesamaan, seperti perbandingan, hanya tidak menggunakan katakata pembanding, seperti
bagai, laksana, seperti, dan sebagainya Pradopo, Siswantoro,
personifikasi personifikasi adalah pelukisan benda atau objek tak bernyawa atau bukan
manusia inanimate baik yang kasat mata atau abstrak yang diperlukan seolaholah sebagai
manusia Siswantoro, metonimia metonimia berupa penggunaan sebuah atribut/objek atau
penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek
tersebut Altenbernd dalam Pradopo, hiperbola hiperbola adalah suatru perbandingan atau
perlambangan yang dilebihlebihkan atau dibesarbesarkan Semi, simile
simile merupakan bahasa kiasan yang bersifat eksplisit, yakni secar langsung menyatakan
sesuatu sama dengan hal lain Keraf dalam Kaswadi, alegori alegori yaitu pemakaian
beberapa kiasan secara beruntun. Semua sifat yang ada pada benda itu dikiaskan Semi, ,
dan sebagainya.
. Teori Feminisme Feminis berasal dari kata Femme woman, berarti perempuan tunggal
yang berjuang untuk memperjuangkan hakhak kaum perempuan jamak sebagai kelas sosial
Ratna, . Tujuan feminis menurut Ratna adalah keseimbangan interelasi gender. Feminis
merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang
dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan yang dominan, baik
dalam tataran politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial lainnya. Pada dasarnya gerakan
feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan
perempuan yang selama ini seolaholah perempuan tidak dihargai dalam pengambilan
kesempatan dan keputusan dalam hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas
lakilaki dan perempuan hanya dianggap sebagai bumbu penyedap dalam hidup lakilaki.
Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus
berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia. Menurut Teew dalam
Ratna, ada beberapa indikator yang dianggap telah memicu lahirnya gerakan feminis di
dunia barat, yaitu a. Berkembangnya teknik kontrasepsi, yang memungkinkan perempuan
melepaskan diri dari kekuasaan lakilaki.
b. radikalisasi politik, khususnya sebagai akibat perang Vietnam, c. lahirnya gerakan
pembebasan, d. sekularisasi, e. perkembangan pendidikan yang khusus dinikmati
perempuan, f. reaksi terhadap pendekatan sastra yang mengasingkan karya dari struktur
sosial seperti kritik baru dan strukturalisasi, g. ketidak puasan terhadap teori dan praktik
ideologi marxis orthodoks. Adanya gerakan feminis di Barat tersebut membawa dampak
yang luas ke berbagai negara lain, khusunya di Indonesia. Hal ini mulai ditandai dengan
munculnya karya sastra yang bernada feminisme. Sebut saja Ayu Utami dengan Saman dan
Larungnya, Djenar Maesa Ayu dengan Kumpulan Cerita Cinta Pendek dan di bidang puisi
ada Abidah ElKhalieqy dan Dorothea Rosa Herliany yang kumpulan puisinya akan dijadikan
sumber penelitian kali ini. Jadi bisa dikatakan bahwa gerakan feminis adalah suatu gerakan
untuk mendobrak tataran sosial secara keseluruhan terhadap nilainilai perempuan agar
mendapatkan kedudukan dan derajat yang sama baik dalam bidang sosial pilitik, ekonomi,
dan hukum seperti yang diperoleh oleh lakilaki selama ini. Menurut Ratna gerakan feminis
secara khusus menyediakan konsep dan teori dalam kaitannya dengan analisis kaum
perempuan. Sedangkan Ritzer dalam Ratna feminis termasuk teori sosial kritis, teori yang
melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan sejarah,
yang sedang dihadapi oleh kelompokkelompok yang berada dalam kondisi tertindas. Dalam
pandangan studi kultural, ada lima politik budaya feminis, yaitu a feminis liberal, memberikan
intensitas pada persamaan hak, baik dalam pekerjaan maupun pendidikan, b feminis radikal,
berpusat pada akar permasalahan yang menyebabkan kaum perempuan tertindas, yaitu
seks dan
gender, c feminis sosialis dan Marxis, yang pertama memberikan intensitas pada gender,
sedangkan yang kedua pada kelas, d feminis postmodernis, gender dan ras tidak memiliki
makna yang tetap, sehingga seolaholah secara alamiah tidak ada lakilaki dan perempuan,
dan e feminis kulit hitam dan non Barat dengan intensitas pada ras dan kolonialisme Ratna, .
Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai pendekatan dalam kritik sastra.
Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny dalam Djajanegara menyatakan bahwa kritik sastra
feminis membeberkan perempuan menurut stereotip seksul, baik dalam kesusastraan
maupun dalam kritik sastra, dan juga menunjukkan bahwa aliranaliran serta caracara yang
tidak memadai telah digunakan untuk mengkaji tulisan perempuan secara tidak adil, tidak
peka. Sugihastuti mengungkapkan bahwa kritik sastra feminis adalah sebuah kritik sastra
yang memandang sastra dengan kesadaran khusus akan adanya jenis kelamin yang banyak
berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan manusia. Dengan mengacu pada
pendapat Sugihastuti di atas, Kolodny dalam Djajanegara menjelaskan beberapa tujuan dari
kritik sastra feminis yaitu a. dengan kritik sastra feminis kita mampu menafsirkan kembali
serta menilai kembali seluruh karya sastra yang dihasilkan di abad silam b. membantu kita
memahami, menafsirkan, serta menilai ceritacerita rekaan penulis perempuan. Berkaitan
dengan cara penilaian, Djajanegara membagi ragam kritik sastra feminis menjadi enam
bagian, yaitu a. kritik sastra feminis ideologis kritik sastra yang memusatkan perhatian pada
citra serta stereotip perempuan dalam karya sastra, meneliti
kesalahpahaman tentang perempuan dan sebabsebab perempuan sering tidak
diperhitungkan, bahkan nyaris diabaikan dalam kritik sastra b. kritik sastra feminis ginokritik
kritik sastra yang mencoba mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan mendasar, seperti
apakah para perempuan penulis merupakan kelompok khusus, dan ada perbedaan antar
tulisan perempuan dan tulisan lakilaki c. kritik sastra feminis sosial atau kritik sastra marxis
kritik sastra feminis yang meneliti tokohtokoh pertempuan dari sudut pandang sosialis, yaitu
kelaskelas masyarakat d. kritik sastra feminis psikoanalisis kritik sastra yang cenderung
diterapkan pada tulisantulisan perempuan yang menampilkan tokohtokoh perempuan,
karena para feminis percaya bahwa pembaca perempuan biasanya mengidentifikasi dirinya
dengan tokohtokoh perempuan yang dibacanya e. kritik sastra feminis lesbian kritik sastra
feminis yang hanya meneliti penulis dan tokoh perempuan saja. Pengkritik sastra lesbian
memiliki tujuan mengembangkan definisi ioni dapat diterapkan pada diri penulis atau
karyanya. Namun karena beberapa faktor, kritik ini masih sangat terbatas kajiannya f. kritik
sastra feminis ras atau kritik sastra feminis etnik kritik sastra feminis yang ingin membuktikan
kebenaran sekelompok penulis feminis etnik beserta karyakaryanya. Endraswara
mengungkapkan bahwa dalam menganalisis karya sastra dalam kajian feminisme yang
difokuskan adalah a. kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam sastra,
b. ketertinggalan kaum perempuan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan
dan aktivitas kemasyarakatan, c. memperhatikan faktor pembaca sastra, bagaimana
tanggapan pembaca terhadap emansipasi wanita dalam sastra. Dalam penelitian ini yang
menjadi fokus dalam menganalisis kumpulan puisi karya Dorothea Rosa Herliany ini
ditekankan pada faktor pembaca sastra tentang tanggapan terhadap gender dan emansipasi
wanita dalam baitbait puisi tersebut. Lebih tepatnya, Culler dalam Sugihastuti bahwa konsep
yang menggunakan kritik sastra feminis yang demikian disebut konsep reading as woman.
Konsep yang sekiranya pantas digunakan untuk membongkar hegemoni lakilaki yang
patriarkal.
. Gender dan Emansipasi Teori feminis tidak terlepas dengan istilah gender dan emansipasi.
Feminisme melahirkan Gender sebagai wacana diskursus yang membedakan hak dan
kewajiban antara lakilaki dan perempuan berdasarkan jenis kelamin Said Ramadhan dalam
Alka, . Dalam karya sastra, permasalahan mengenai gender merupakan bentukan dari
kebudayaan khusus bentukan budaya patriarki yang mendudukan posisi tperempuan
sebagai inferior sedangkan lakilaki sebagai superior. Berarti gender itu menggambarkan
tentang perbedaan status sosial antara lakilaki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
gender dan jenis kelamin yaitu femininmaskulin ditentukan secara kultural, sebagai hasil
pengaturan kembali infrastruktur material dan superstruktur ideologis. Oleh karena itu,
feminitas mngandung pengertian psikologis kultural seseorang tidak dilahirkan sebagai
perempuan, melainkan menjadi perempuan Ratna, .
Gender merupakan konstruksi sosial yang oleh masyarakat tradisionalpatriarki dibentuk
untuk membedakan lakilaki dan perempuan. Munculnya istilah gender digunakan untuk
mereduksi feminitas dan maskulinitas sebagai batasan yang sama dengan suatu jenis
kelamin pada individu. Peran gender adalah peran yang dibuat oleh masyarakat untuk
lakilaki dan perempuan. Gender ini lebih bersifat performatif, berarti identitas gender
seseorang yang dihasilkan melalui penampilan performance dan permainan peran
roleplaying Judith Butler dalam Cavallaro, . Selden memberikan gambaran bahwa
perempuan terlihat dalam suatu hubungan berat sebelah dengan lakilaki. Lakilaki adalah
yang satu. Dan perempuan adalah yang lain. De Beauvoir Selden, mendokumentasikan
bahwa wanita telah dibuat lebih rendah dan dalam tekanan ini menjadi berlipat ganda oleh
keyakinan para lakilaki bahwa perempuan adalah lebih rendah kodratnya. Hal ini
menandakan bahwa gender menempatkan posisi perempuan berada di bawah lakilaki.
Lakilaki menduduki peran superioritas dan perempuan hanya berperan sebagai inferioritas.
Istilah patriarki sendiri oleh Millet dalam Selden mengartikan sebagai pemerintahan ayah
untuk menguraikan sebab penindasan wanita. Patriarki meletakkan perempuan di bawah
lakilaki atau memperlakukan perempuan sebagai inferioritas. Sistem patriarki yang telah
mengakar dalam budaya masyarakat tradisional ini yang ingin didekonstruksi oleh kaum
feminis. Emansipasi berasal dari kata emancipacio latin, yang artinya persamaan hak dalam
berbagai aspek kehidupan Ratna, . Dalam hal ini, emansipasi lebih banyak dikaitkan dengan
gerakan perempuan dalam menuntut persamaan hak dengan lakilaki. Awal mula emansipasi
ini dimulai oleh revolusi Amerika dan revolusi Perancis terhadap perjuangan perempuan
yang menentang subordinasi intelektual perempuan dan menuntut keadilan antara
perempuan dan lakilaki di lingkungan pendidikan Cavallaro, . Gerakan emansipasi ini kerap
diartikulasikan melalui representasi
representasi, citracitra dan simbolsimbol kultural yang memasukkan khayalan dan citacita
yang berlainan.
. Penelitian yang Relevan Penelitian yang seperti ini pernah dilakukan oleh Rulin Dwi
Wahyuningsih dengan judul skripsi Kajian Struktural Semiotik terhadap Kumpulan Puisi
Kubur Penyair Karya Tjahjono Widarmanto pada tahun yang lalu. Hasil penelitian ini
memberikan deskripsi tentang kajian struktural semiotik pada puisi yang difokuskan pada
konsep triadik Charles Sander Peirce yaitu ikon, indeks, dan simbol. Pengungkapan konsep
triadik tersebut diawali dengan menunjukkan konvensi sastra seperti diksi, bunyi, dan
bahasa kiasan ddngan terperinci yang kemudian pembongkaran maknanya dikaitkan dengan
ikon, indeks, dan simbol yang ada dalam kumpulan puisi tersebut. Namun, penelitian ini
hanya berhenti pada pemberian muatan makna pada ikon, indeks, dan simbol saja, tidak
dilanjutkan pada pada pemberian makna yang lebih mendalam. Penelitian ini akan menjadi
sangat menarik apabila dilakukan analisis yang lebih dalam dengan cara mengaitkan ikon,
indeks dan simbol tersebut dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian, kajian
tersebut akan menjadi kajian interdisipliner karena mengaitkan dengan sosiologi, psikologi,
atau teori sastra yang lain. Penelitian yang berhubungan dengan feminisme sudah sangat
banyak yang menganalisis, satu di antaranya ialah Rahmania dengan judul Peranan dan
Citra Tokoh Wanita dalam Kumpulan Cerpen Hati Perempuan Karya Nia Sutiara. Penelitian
ini memberikan gambaran tentang citra wanita tradisional dan citra wanita yang diharapkan
kaum feminis dalam kumpulan cerpen tersebut. Dalam penelitian ini terasa dipaksakan untuk
dikaji secara feminis karena sebenarnya isi kumpulan cerpen tersebut lebih banyak memuat
citra wanita tradisional dan hanya sedikit mengulas tentang eksistensi perempuan.
Pada penelitian kali ini, dengan bidang penelitian interdisipliner yang belum banyak
ditemukan karena fokus kajian ini menekankan unsur feminis pada kumpulan puisi.
Sebelumya, pendekatan feminis ini lebih banyak digunakan pada cerpen dan novel. Jadi,
penelitian ini mencoba memberikan gambaran yang baru tentang penggunaan diksi dan
bahasa kiasan yang mencerminkan gender dan emansipasi wanita. Untuk mendapatkan
makna yang lebih mendalam digunakan bantuan pendekatan struktural semiotik yaitu untuk
membongkar unsur konvensi sastra khususnya diksi dan bahasa kiasan, sehingga
diharapkan penelitian ini akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan fokus permasalahan
yang diambil.
. Metode Penelitian
A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang berjudul Gender dan Emansipasi Wanita dalam
Kumpulan Sajak Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa Herliany ini memggunakan pendekatan
interdisipliner antara struktural semiotik dengan pendekatan feminisme. Kedua pendekatan
itu digunakan dalam menganalisis kumpulan puisi ini karena dalam kumpulan puisi tersebut
terdapat diksi dan bahasa kiasan yang menunjukkan adanya pembagian jenis kelamin dalam
gender dan juga adanya kekuatan emansipasi wanita terhadap perjuangan untuk
menyetarakan kedudukan antara lakilaki dan perempuan. Susunan diksi dan bahasa kiasan
tersebut terjalin dengan sangat padu membentuk koherensi makna di antara teksteksnya.
Dalam kumpulan puisi ini terdapat nilai artistik dalam mempersoalkan dikotomi peran
perempuan mengenai hak dan kewajiban perempuan. Oleh karena itu, kumpulan puisi ini
sangat sesuai dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural semiotik untuk
mengungkap tandatanda dalam diksi dan bahasa kiasan yang merujuk pada feminisme
dalam membongkar muatan makna gender dan emansipasi wanita yang tersirat dalam diksi
dan bahasa kiasan tersebut.
Dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
karena hanya menjabarkan tentang deskripsi gender dan emansipasi wanita dalam
kumpulan sajak Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa Herliany.
B. Jenis Data Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan data yang
diperoleh melalui data kepustakaan. Disebut data kepustakaan karena memanfaatkan
berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena sosial yang tengah dicermati
Hariwijaya, . Data kepustakaan yang dimaksud ialah . kumpulan sajak Nikah Ilalang Karya
Dorothea Rosa Herliany sebagai data primer karena digunakan sebagai objek kajian, .
datadata yang membahas tentang puisi, . datadata yang membahas tentang pendekatan
struktural semiotik, . datadata yang membahas tentang pendekatan feminisme, . datadata
lain yang relevan dengan objek kajian. Kumpulan sajak Nikah Ilalang tersebut berjumlah
puisi namun data yang diambil untuk penelitian ini hanya puisi yang dianggap paling relevan
dengan fokus kajian.
. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah teknik kepustakaan. Teknik
kepustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengumpulan datadata yang
relevan dengan fokus permasalahan yaitu gender dan emansipasi wanita dalam kumpulan
puisi Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa Herliany. Prosedur penelitian yang akan dilakukan
untuk mengumpulkan data meliputi beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu .
menentukan fokus kajian yang akan menjadi topik utama dalam penelitian ini yaitu analisis
gender dan emansipasi wanita dalam kumpulan sajak Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa
Herliany. . mengumpulkan datadata yang relevan dengan fokus kajian yaitu datadata tentang
puisi, struktural semiotik, feminisme, dan sebagainya. Kegiatan pengumpulan data tersebut
dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Mei dan Juni . pengumpulan data itu diperoleh
melalui perpustakaan kampus, bukubuku pribadi, datadata dari internet dan jurnal sastra,
serta bukubuku pinjaman dari teman. Berdasarkan perannya dalam mengaplikasikan teknik
di atas, tampak bahwa dalam kegiatan pengumpulan data peneliti bertindak sebagai
instrumen human instrumen. Penggunaan manusia peneliti sebagai instrumen pengumpul
data tersebut sejalan dengan pemikiran Moleong . Instrumen kedua yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah buku kumpulan sajak Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa
Herliany.
. Uji Kesahihan data Uji kesahihan data dalam penelitian ini menurut Lincoln dan Guba
dalam Moleong, ada empat, anmun dalam penelitian ini difokuskan pada dua aspek.
Aspekaspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
. Standar Kepercayaaan Peer Debriefing Prosedur yang digunakan untuk memenuhi standar
kepercayaan ialah . Konsultasi dengan teman sejawat Setiap langkah penelitian yang
dilakukan dapat didiskusikan dengan teman sejawat atau teman yang memiliki kemapuan
terhadap bidang yang dikaji. Dengan demikian, diharapkan penelitian yang dilakukan akan
terus mendapatkan masukan yang berarti demi perbaikan kualitas kajian yang dilakukan. .
Melakukan Triangulasi Data Dalam tahap triangulasi, untuk memperoleh kepercayaan data
dapat dilakukan dengan merujuk pada beberapa skripsi dan penelitian yang ada dalam jurnal
sastra yang relevan dfengan topik permasalahan. Beberapa data tersebut anatara lain
Skripsi yang berjudul Kajian Struktural Semiotik terhadap Kumpulan Puisi Kubur Penyair
Karya Tjahjono Widarmanto oleh Rulin Dwi Wahyuningsih pada tahun . . Kaswadi. . Diksi
dan Gaya Bahasa Cerpen Nostalgia Karya Danarto. Prasasti Jurnal Ilmu Sastra dan Seni. .
Skripsi yang berjudul Peranan dan Citra Tokoh Wanita dalam Kumpulan Cerpen Hati
Perempuan Karya Nia Sutiara oleh Rahmania tahun
. Kepastian Data Confirmability
Untuk memperoileh kepastian data, penelitian ini melakukan konsultasi dengan orangorang
yang berkompeten seperti dosen pembimbing dan dosendosen lain yang mumpuni di bidang
kajin ini.
. Teknik Analisis Data F. Jadwal Penelitian Penelitian ini dijadwalkan selama enam bulan
dengan deskripsi kerja sebagai berikut. Jenis Kegiatan . Persiapan Penelitian a. Pembuatan
Proposal b. Studi Pendahuluan c. Seminar Proposal Penelitian X X X X Bulan ke
. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data b.Uji Kesahihan Data c. Analisis Data X X X
. Laporan penelitian a. Penyusunan Draf Penelitian b. Penyempurnaan Draf X X X X
c. Seminar Hasil Penelitian d. Penyempurnaan Laporan Penelitian
XX
H. Biaya Penelitian
Biaya yang telah digunakan dalam penelitian ini sejumlah Rp ... biaya tersebut dialokasikan
sebagai berikut . Honorarium Guru . Tenaga Administratif . Penilaian Proposal . Pemantau
Penelitian . .
. Bahan dan peralatan Kertas HVS rim . Kertas folio bergaris rim . Tinta printer . Satu set alat
tulis . Penggandaan soalampLJK . .
. Komunikasi dan perjalanan Pencarian data .
.
. Laporan penelitian Pengumpulan data . Analisis data . Penggandaan data . Revisi draf
pelaporan . Pengetikan naskah dan penjilidan . ..
. Seminar Seminar Proposal . Seminar Hasil Penelitian . .
. Biaya lainlain Sewa komputer . Konsumsi selama pelaksanaan penelitian . .
Rekapitulasi Dana
. Honorarium . . Bahan dan Peralatan . . Komunikasi dan perjalanan . . Laporan penelitian .. .
Seminar . . Biaya lainlain . ..
. Daftar Rujukan Alka, David Krisna. . Perempuan Menulis Puisi. Tersedia pada
http//www.sinarharapan.co.id. Diakses Juni Cavallaro, Dani. . Critical and Cultural Theory
Teori Kritis dan Teori Budaya. Yogyakarta Niagara
Darma, Budi. . Pengantar Teori Sastra. Jakarta Pusat Bahasa
Djajanegara, Soenarjati. . Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar. Jakarta Gramedia
Pustaka Utama
Endraswara, Suwardi. . Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka Widyatama
Hariwijaya, M. dan Bisri M. Djaelani. . Teknik Menulis Skripsi amp Thesis. Cetakan ketiga.
Yogyakarta Zenith Publisher
Herliany, Dorothea Rosa. . Nikah Ilalang Kumpulan Sajak. Cetakan Kedua. Magelang
Indonesiatera
Jabrohim. . Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Hanindita Graha Widya
Kaswadi. . Diksi dan Gaya Bahasa Cerpen Nostalgia Karya Danarto. Prasasti Jurnal Ilmu
Sastra dan Seni.
Luxemburg, Jan Van, dkk. . Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta Gramedia
Malna, Afrizal. . Dunia Gender dari Penyair Perempuan dan Diksi lakilaki. Dalam Herliany,
Dorothea Rosa. . Nikah Ilalang Kumpulan Sajak. Cetakan Kedua. Magelang Indonesiatera
Moleong,...........................................
Najid, Moh. . Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya Unesa University
Nurgiyantoro, Burhan. . Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Pradopo, Rachmat Djoko. . Pengkajian Puisi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press
. . Beberapa Teori sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar
Rahmania. . Peranan dan Citra Tokoh Wanita dalam Kumpulan Cerpen Hati Perempuan
Karya Nia Sutiara. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. Surabaya JBSI FBS Unesa
Ratna, Nyoman Kutha. . Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka
Pelajar
. . Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta Pustaka Pelajar Selden, Raman. . Panduan
Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Semi, Atar. . Anatomi Sastra. Bandung Angkasa Raya
Siswantoro. . Apresiasi Puisipuisi Sastra Inggris. Surakarta Muhammadiyah University Press
Stiegler, Bernd. . Strukturalisme dan Semiotik. terj. Maya Barmazi. Tersedia pada
http//www.cybersastra.net. Diakses pada tanggal Mei
Sugihastuti. . Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta Pustaka pelajar
Tjahjono, Liberatus Tengsoe. . Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores Nusa
Indah
Van Zoest, Aart. . Semiotika tentang tanda, cara kerjanya dan apa yang kita lakukan
dengannya. terj. Ani Soekawati. Jakarta Yayasan Sumber Agung
Wahyuningsih, Rulin Dwi. . Kajian Struktural Semiotik terhadap Kumpulan Puisi Kubur
Penyair Karya Tjahjono Widarmanto. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya JBSI FBS Unesa
Wijoto, Ribut. . Strategi Tekstual Pastiche pada Puisi Migrasi dari Kamar mandi. Tersedia
pada http//www.cybersastra.net. Diakses April
Diposkan oleh Rosyi di komentar Link ke posting ini Beranda Langgan Entri Atom Dunia
feminisme tidak jauh berbeda dengan dunia wanita. banyak hal yang menarik untuk digali
pada setiap segi wanita. Wanita adalah dunia yang penuh dengan keindahan
Ur Visit
Free Hit Counter
About Me
Rosyi Jangan pernah mematikan kreativitas Anda Teruslah berkarya Karena dunia ada
digenggamanmu.... Selamat datang di dunia orang cerdas dan kreatif.... Lihat profil
lengkapku
Calender
Free Blog Content
Ur Opini
lta hrefquothttp//www.shoutmix.com/rosyidaquotgtView shoutboxlt/agt Free chat widget
ShoutMix
Buka Aja....
http//rosyidatulhidayati.blogspot.com http//nophapalingimoet.blogspot.com
http//indonesiaselayangpandang.blogspot.com http//hannysaja.blogspot.com
http//curutperkutut.blogspot.com http//ciputthok.blogspot.com
http//adhiekunthink.blogspot.com http//abdisejati.blogspot.com
Blog Archive
o Maret struktural semiotik dan feminisme dalam puisi
Download