Analisis Penguat EDFA (Erbium Dopped Fiber Amplifier) pada Sistem Komunikasi Optik A. Bukhori Muslim (1101130009), Djatnika Muhammad Hilmy (1101130005), Fahrizal mohamad fadli (1101130020), Gusty Aditya Arrazaq (1101130027), Heri Sulistiyo (1101130211), Immanuel Rayuzi P.Sinaga (1101130014), Mhd Furqan Akbar (1101134365), Muhammad Aprianda Rahmadi (1101134355), Riski Muktiarto Nugroho A (1101134360) Abstrak- Dalam penggunaan serat optik tentunya terjadi redaman dalam proses penyaluran informasi. Dengan demikian dikembangkanlah teknologi optical amplifier salah satu teknologi penguatan optik yang sering digunakan adalah Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA). EFDA bekerja dengan cara mengotori inti dari serat optik dengan atom erbium sehingga dapat memberian penguatan terhadap sinyal yang melewatinya. Teknik ini dapat digunakan pada link serat optik yang memiliki panjang ≥ 30. Kata kunci : EDFA, Serat Optik, Erbium. I. Pendahuluan OPTICAL AMPLIFIER (PENGUAT OPTIK) Dalam sistem komunikasi serat opti,jarak transmisi sangat berpengaruh terhadap redaman pada fiber. Disini penguat pada optik mempunyai peran yang sangat penting untuk mengatasi masalah redaman yang terjadi. Penguat optik akan langsung menguatkan daya pada sinyal cahaya yang masuk, lebih efisien dibandingkan dengan repeater yang perlu adanya konversi cahaya ke listrik terlebih dahulu sebelum digunakan. Secara umum terdapat tiga tipe penguat optik yaitu Semiconductor Optical Amplifier (SOA), Fiber Raman Amplifier (FRA) atau Raman Optical Amplifier (ROA), dan Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA) 1. Jika terdapat cahaya sebagai sinyal masukkan, maka kumpulan elektron tadi akan terstimulasi untuk kembali ke pita valensi dengan memancarkan energi untuk memperoleh penguatan. 2. Raman Amplifier (RA) Penguat raman bekerja berdasarkan prinsip hamburan raman (raman scattering). Penguat ini tidak menggunakan medium/serat khusus untuk melakukan penguatan, tetapi hanya menggunakan media transmisinya. Adapun karakteristiknya pada penguat raman antara lain: (-) Mekanisme penguatan menggunakan Stimulated Raman Scattering (SRS) (-) Secara efektif SRS merampas energi dari panjang gelombang lebih pendek dan memberikannya kepada panjang gelombang yang lebih panjang. (-) Ketika sebuah cahaya monokromatik mengenai atau menabrak sebuah partikel akan terjadi interaksi tertentu antara cahaya tersebut dengan partiel yang ditabraknya. Cahaya akan di pantulkan, diserap/dibiaskan, atau terjadi pengacakan arah cahaya (scattering). Jika scattering menimbulkan perubahan panjang gelombang, maka fenomena nya disebut dengan Raman Scatering yang akan menghasilkan daya yang lebih tinggi. Semiconductor Optical Amplifier (SOA) SOA merupakan jenis amplifier yang menggunakan semikonduktor untuk mendapatkan gain medium. SOA memiliki struktur yang mirip dngan dioda laser Fabry-Perot, namun memiliki sebuah elemen anti refleksi di permukaanya. Tidak seperti amplifier yang lain, SOA dipompa secara elektronik artinya langsung melalui arus yang dipakai dan tidak membutuhkan pump laser terpisah. Prinsip kerja dari SOA miripdengan laser, dimana pada bagian aktif semikonduktor, arus injeksi akan mengeksitasi elektron-elektron dari pita valensi ke pita konduksi. 3. Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA) EDFA merupakan serat optik yang intinya (core) dikotori oleh atom erbium sehingga dapat memberian penguatan terhadap sinyal yang melewatinya. Erbium itu sendiri merupakan elemen dari lantanida yang mana elemen-elemenya cocok sebagai bahan aktif dalam laser solid-state dikarenakan struktur elektron nya. Ion-ion dari elemen ini memiliki kemampuan nenyerap foton dengan panjang gelombang yang tinggi. Keberadaan foton di dalam daerah panjang gelombang emisi yang di stimulasi menyebabkan terjadinya penguatan sinyal. Berikut merupakan menggunakan EDFA: proses penguatan yang IV. Proses Pembentukan Kurva EFDM 1.perbandingan kurva In-Line Amplifier dengan kurva booster amplifier (-) Pumping yaitu proses menaikkan elektron dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi yang lebih dengan cara elektron tersebut menyerap foton dengan panjang gelombang tertentu. Setelah elektron berada diatas dingkat kestabilannya untuk beberapa saat atau delay time maka elektron tersebut akan kembali ke tingkat dasarnya baik oeh proses emisi spontan atau emisi yang di stimulasi. Teori Dasar 80 70 60 50 40 Gain II. IN-LINE AMP Erbium digunakan sebagai dopan untuk penguatan sinyal pada panjang gelombang di sekitar 1,55 mm sedangkan neodymium dan praseodymium memungkinkan penguatan sinyal pada panjang gelombang di sekitar 1,3 mm. Panjang gelombang yang dapat diserap maupun dipancarkan oleh suatu ion bergantung pada besarnya perbedaan energi (energy gap) antara tingkat dasar dan tingkat yang lebih tinggi darinya sebagaimana persamaan berikut ini: 30 20 10 0 -10 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 -20 -30 Panjang Gelombang Gain 1 E_P=E_2-E_1= (h.c)/λ dimana, Ep = energi foton (Ev) E2, E1 = tingkat energi (Ev) h = konstanta Planck (6,626.10-34 J.s) λ = panjang gelombang emisi (m) Gain 2 Gain 3 Gain 4 Gain 5 Booster Amplifier 400,000,000 300,000,000 III. Prinsip kerja EFDA 200,000,000 Gain Proses penguatan EFDA diawali dengan proses pumping atau proses menaikan jumlah elektron dari tingkat yang rendah menjadi jumlah elektron dengan energi yang lebih tinggi. Proses ini dilakukan dengan cara memanfaatkan elektron yang menyerap foton yang memiliki panjang gelombang tertentu. Sehingga sebagian elektron yang ada akan mengalami emisi yang distimulasi (stimulated emission). stimulated emission merupakan pemancaran cahaya pada panjang gelombang, fasa, dan arah yang sama dengan sinyal, dengan adanya pemancaran cahaya dengan fasa yang sama makan kedua sinyal cahaya tersebut akan saling menguatkan dengan demikian proses ini akan memperkuat sinyal yang melewati EDFA. 100,000,000 0 1 5 9 131721252933374145495357616569 -100,000,000 -200,000,000 -300,000,000 Panjang Gelombang Gain 1 Gain 2 Gain 4 Gain 5 Gain 3 2. Perbandingan kurva In-line Amplifier 3. Perbandingan kurva Booster dengan kurva dengan kurva pre-amplifier Pre amplifier IN-LINE AMP Booster Amplifier 80 400,000,000 70 300,000,000 60 200,000,000 50 40 100,000,000 Gain Gain 30 20 0 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 10 -100,000,000 0 -10 1 5 9 131721252933374145495357616569 -20 -200,000,000 -300,000,000 -30 Panjang Gelombang Panjang Gelombang Gain 1 Gain 2 Gain 4 Gain 5 Gain 3 Gain 1 Gain 2 Gain 4 Gain 5 Pre Amplifier 400,000,000 400,000,000 300,000,000 300,000,000 200,000,000 200,000,000 100,000,000 100,000,000 Gain Gain Pre Amplifier 0 0 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 1 6 111621263136414651566166 -100,000,000 -100,000,000 -200,000,000 -200,000,000 -300,000,000 -300,000,000 Axis Title Gain 1 Gain 2 Gain 4 Gain 5 Gain 3 Gain 3 Axis Title Gain 1 Gain 2 Gain 4 Gain 5 Gain 3 Dari percobaan yang dilakukan menggunakan software Optisystem diperoleh hasil dengan sistem komunikasi optik https://alisalehwangeng.wordpres s.com/2010/01/09/skso-sistem- semakin pendek panjang gelombang komunikasi-serat-optik/ http://www.kompasiana.com/mus terjadi limah/penguat-optik-edfa-dalam- Pada hasil grafik kurva booster, komunikasi- penguatan maksimal terjadi ketika optik_5500a2bba33311981450f9 berada di panjang gelombang ke 25 08 Pada hasil grafik kurva pre-amp, penguatan secara maksimal terjadi ketika berada di panjang gelombang ke 31-37. Modul praktikum Laboratorium Pada hasil grafik kurva in-line amp, sampai dengan 33. maka semakin besar penguatan yang Daftar Pustaka analisis sebagai berikut: VI. Dari semua grafik dapat dilihat semakin besar power pump yang digunakan maka semakin besar penguatan yang dihasilkan. V. Kesimpulan Amplifier EDFA merupakan penguat optik yang memiliki nilai gain yang paling tinggi diantara penguat optik lainnya. Pada penelitian ini, penempatan dengan jenis preamp dengan panjang EDFA 4 meter dan power pump 700mW dimana nilai gain berbanding lurus dengan nilai power pump, semakin tinggi power pump semakin tinggi juga nilai gain yang didapatkan demikian pula sebaliknya.