UNIVERSITAS INDONESIA PERKEMBANGAN TELENURSING Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM Keperawatan Oleh ATYANTI ISWORO 0606 155 650 PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH UNIVERSITAS INDONESIA 2 008 Atya.telenurs/SIM Page 1 PERKEMBANGAN TELENURSING A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dalam bidang pendidikan dan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah mendorong terciptanya suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih dikenal dengan nama telenursing. Telenursing muncul saat perawat dihadapkan pada kebutuhan kesehatan pasien melalui pengkajian, system triage, penggunaan informasi dan pendekatan system. Telenursing berarti pemberian perawatan secara berkelajutan untuk pasien dan biasanya pada mereka dalam kondisi kronik (Hardin, 2001). Telenursing meliputi pengumpulan data klinik pasien dan penggunaan video-imaging untuk memberikan perawatan berkelanjutan dan edukasi pada pasien. Pasien dengan penyakit kronis membutuhkan pembelajaran untuk mengatur kondisi mereka. Kemungkinan mereka mempunyai motivsai yang tinggi tetapi kurang dalam ketrampilan untuk kebutuhan mereka yang berkontribusi pada tingginya komplikasi klinis. Dukungan emosional dari anggota keluarga dan dukungan berkelanjutan dari tenaga kesehatan professional juga penting dalam membantu tercapainya perawatan pada penyakit kronis. Telenursing membantu pasian dan keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-management untuk penyakit kronis. System ini memungkinkan perawat memberikan informasi dan waktu secara akurat dan dukungan secara online. Perawtan yang berkelanjutan dapat ditingkatkan dengan memberikan haraoan melalui kontak dengan frekuensi yang sering antara pemberi asuhan perawatan dengan pasien secara individual dan pada keluarga. Atya.telenurs/SIM Page 2 Beberapa studi tentang penggunaan berbagai teknologi dalam perawatan pasien dengan penyakit kronik memberikan hasil peningkatan kualitas hidup dan biaya perawatan lebih murah dibanding tradisional home visit. Walaupun dalam studi ini tingkat kepuasan pasien tidak ada perbedaan. Menurut penelitian yang dilakukan Bohnenkam, et al (2002), bahwa pasien yang menerima perawatan dengan menggunakan telenursing mengatakan bahwa pengetahuan mereka meningkat dan merasa lebih nyaman dengan yang disarankan oleh perawat. Selain itu pengunaan system ini lebih mudah di akses dan mereka umumnya lebih menyukai telenursing daripada harus menunggu untuk kunjungan face to face. Tetapi mereka masih percaya bahwa face to face adalah yang terbaik (http://www.pubmed.gov). Uraian selanjutnya akan membahas tentang telenursing, aplikasi dan keuntungannya pada dunia keperawatan. B. TINJAUAN TEORI 1. Definisi Telenursing a. Menurut National Council of State Boards of Nursing, telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications technology (http://www.allhealthnet.com/nursing/telenursing/). b. Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien atau antara beberapa perawat. 2. Aplikasi Telenursing System telenursing merupakan sistem yang berbasis internet di desain untuk membantu pasien dengan penyakit kronis belajar cara memanage kondisi mereka. System arsitektur ditunjukkan pada figure 1. Database server yang berlokasi di regional university health care centre, berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan dan memenuhi autorisasi pasien, perawat dan dokter memasuki dan melihat informasi pada website, ditunjukkan pada figure 2. Subcentre kesehatan Atya.telenurs/SIM Page 3 dengan staffnya adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan berkelanjutan melalui system telenursing. System ini mempunyai tiga jenis informasi. Pertama e-mail dari pasien yang melaporkan status kesehatan mereka dan hal lainnya. Kedua meliputi data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature. Ketiga adalah videomail, yang meningkatkan evaluasi pasien. Pasien mengakses informasi kesehatan pada website sebelum tidur malam. Informasi kemudian dikumpulkan pada regional health-care centre pada keesokan harinya oleh perawat, yang memutuskan apakah memberikan perawatan melalui telenursing atau mengunjungi pasien. Atya.telenurs/SIM Page 4 E-mail Pasien dapat mengisi pada lembar pertanyaan tentang kesehatan. Mereka dapat memberikan score pada status kesehatan mereka saat ini dengan visual analogue scale dari 1 (excellent) sampai 5 (poor), ini menjadi dasar pada pemberi perawatan untuk mengkaji dan merespon kebutuhan perawatan kesehatan pasien. Vital sign data Tekanan darah, denyut nadi dan temperature dapat diukur oleh pasien. Vital sign data diketik oleh pasien. Sebagai tambahan finger plethysmography dapat ditunjukkan dan non linier time waveform dianalisis sebagai indicator status kesehatan. Video-mail Video-mail dapat direkam menggunakan USB yang disambung ke PC camera dan Windows Moviemaker. Panjangnya perekaman tergantung pada informasi yang dibutuhkan untuk dikirim. Penggunaan video-mail membantu menyampaikan informasi nonverbal seperti perubahan ekspresi dan penampilan yang sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata. Atya.telenurs/SIM Page 5 3. Riset tentang Telenursing Sebuah study RCT (randomized controlled trial) dengan menggunakan telepon untuk intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menurunkan ansietas pada pasien yang menjalani operasi bypass pertama kali dan untuk caregiver mereka. Intervensi terdiri dari seri protocol yang dilakukan oleh perawat. Dilakukan melalui telepon pada saat discharge dan pada hari 1,2, 4, 7 dan minggu kedua dan 7 postdischarge. Tiga hal utama yang menjadi perhatian pasien: fisik, afektif, perubahan gaya hidup. Kecemasan menjadi perhatian yang umum pada hari 1. Sebaliknya perhatian fisik mendominasi selama minggu pertama. Perawat specialist dapat memberikan informasi promosi kesehatan secara personal pada saat ini yang sesuai untuk masingmasing individu (Hartford K. (2005). Penelitian yang dilakukan Jerant (2003) membandingkan 3 model nursing care posthospitalisasi untuk menurunkan CHF (Congestive Heart Failure) readmission charge selama 180 hari follow up. Subjek menerima kunjungan personal pada baseline dan 60 hari plus 1 dari 3 modalitas care (a). video-based home telecare (b) telepon call dan (c) usual care. CHF related readmission charge >80% menurun pada kelompok telenursing dibandingkan usual care dan kelompok ini juga secara signifikan lebih kecil dalam hal CHF related kunjungan emergensi. Pada kunjungan personal 3 kali lebih panjang daripada kunjungan telenursing (p<0.0001) hanya sebagian berhubungan dengan waktu kunjungan. Kepatuhan pasien self-care, medikasi, status Atya.telenurs/SIM Page 6 kesehatan dan kepuasan tidak signifikan diantara kelompok. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi pada pasien. 4. Keuntungan Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan Organisasi The Kaisar Permanente melaporkan pertama kali penelitian dengan randomized controlled trial tentang home videophones. Sebjek adalah pasien yang baru didiagnosa dengan kondisi kronik yang dirawat dirumah (sebagai contoh congestive heart failure, chronic obstructive pulmonary disease, cerebral vascular accident, cancer, diabetes, anxiety dan need for wound care). Pasien dalam kelompok intervensi dilengkapi dengan home videophones dirumah dan stetoskop elektronik dan monitor tekanan darah digital. Hasil dari studi ini, didapatkan ratarata biaya perawatan dalam kelompok yang menerima telemedicine berkurang 27% daripada perawatan pada kelompok control (http://www.bmj.com). Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis. In Iceland, with its widely dispersed population, a telephone based nursing intervention to support mothers with difficult infants reduced fatigue and distress ( Thome&Adler, 1999). Telehealth technologies have the potential not only to reduce costs of care, but also to improve access to care, facilitate patient-provider communications, and remove barriers of time and distance. However, much of the nursing world is not prepared to use telehealth and information technologies in healthcare delivery (Ball, 2000). Dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit In Denmark, where nurses working in an outpatient clinic for people with back problems maintained regular telephone contact with patients, the number of hospital admissions and 'bed days' was reduced by half (WHO, 1999). Sedangkan In the United States almost 46% of the on-site nursing visits could reasonably be replaced by Telenursing (Agency for Health Care Research and Quality, 2000). Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis Studi yang dilakukan oleh Kawaguchi, et al (2004) didapatkan hasil bahwa komunikasi kesehatan tiap hari dengan pasien penyakit kronis yang membutuhkan Atya.telenurs/SIM Page 7 self-management (diabetes) sangat penting dari perspektif klinik. Dan telenursing dapat memfasilitasi hubungan ini. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning C. PEMBAHASAN Praktik telenursing memperlihatkan banyak kesempatam dalam meningkatkan akses keperawatan, biaya dan outcomes. Namun peningkatan penggunaan teknologi dan efek dehumanizing akan mempengaruhi hubungan nurse/client dan kualitas perawatan. Untuk tetap mempertahankan nursing-client center, teknologi seharusnya tidak menggantikan perawatan. Tetapi sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan penerimaan perawatan (ANA, 1996). Praktik telenursing tidak terlepas dari isu seputar legalitas. Seperti uraian diatas bahwasanya hubungan perawat klien tidak dapat digantikan dengan teknologi. Tetapi pemberian asuhan keperawatan tanpa sentuhan langsung dari tangan perawat atau menggunakan komunikasi teleconference, menurut penulis dapat dikatakan sebagai asuhan kepearawtan yang legal. Karena dalam system telenursing, perawat menggunakan pengetahuan, ketrampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bisa dipisahkan dari ilmu keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi 1) Penggunaan ilmu perawatan pendidikan, 2) Pemikiran kritis, dan 3) Pengambilan keputusan. Jadi jelas bahwa telenursing merupakan bentuk asuhan keperawatan yang legal. Praktik telenursing di Australia ataupun Amerika dapat melintasi antar negara bagian maupun internasional. sehingga membutuhkan regulasi dan lisensi. dari pemerintah, tentang hukum dan regulasi keperawatan diantara negara bagian. Dalam memberikan perawatan pembuat kebijakan dan praktisioner memastikan bahwa system di tempat Atya.telenurs/SIM Page 8 praktik sesuai dengan regulasi praktik dan praktisioner, policy dan standart demi keamanan, praktik professional dan etik, kenyamanan, privasi dan konfidensiality. Praktik telenursing umumnya memiliki keterbatasan data sensori, sehingga keberhasilan tergantung pada pengkajian dan ketrampilan decision-making perawat.. Dibutuhkan pedoman protocol dan standard untuk memberikan perawatan secara efektif, efisien dan konsisten. Penggunaan telenursing pada negara yang baru memulai pemanfaatannya tentu mengalami kendala, diantaranya: 1. Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemapuan lebih yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi yang pada umumnya tidak mudah pengadaannya, membutuhkan pendidikan kekhusussan spesialis informasi yang menurut penulis saat ini mungkin masih kurang peminatnya. 2. Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer untuk semua fihak yang terkait dengan layanan keperawatan akan membutuhkan banyak biaya. Sedangkan untuk pengadaan sarana teknologi tersebut yang dirasakan cukup banyak membutuhkan biaya, dimana hal ini sulit diwujudkan oleh suatu masyarakat yang berada disusuatu negara berkembang seperti di Indonesia. Di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan asuhan keperawatan di rumah ( Home Care.) Home care di Indonesia belum menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung tidak menggunakan teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas penggunaan media telepon sebagai call center. Asuhan keperawatan model home care sebenarnya bisa dikatakan sebagai asuhan keperawatan telenursing walaupun sangat sederhana. Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan layanan perawatan jarak jauh dengan mengembangkan home care yang sudah mulai berjalan dengan meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas teknologi yang lebih canggih. Atya.telenurs/SIM Page 9 D. KESIMPULAN Telenursing merupakan alat yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan jarak jauh terutama pada pasien dengan kondisi kronis yang membutuhkan self management (diabetes, CHF, dsb). Penggunaan telenursing terbukti bermanfaat baik dalam hal cost, tengkat kepuasan dan lama hari rawat di rumah sakit. Namun, praktik telenursing tidak terlepas dari isu seputar legal aspek. REFERENSI Adapted from WHO.(1999).Portfolio of Innovative Practice in Primary Health Care Nursing and Midwifery. Copenhagen, WHO, European Office. Agency for Health Care Research and Quality. (2000). The Characteristics of Long-Term Care Users. Rockville, M.D: AHRQ American Nurses association. (1996). Telehealth-Issues http://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008. for Nursing. Dalam Ball. (2000). A Study of Home Telenursing. Dalam http://www.nursingworld.org/ojin. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008 Bohnenkam, et al. (2002). Telenursing on Patient’s Perspcetive. Dalam http://www.pubmed.gov. Diperoleh tanggal 11 Maret 2008 Hardin S. (2001). Telehealth’s Impact on Nursing and Development of the Interstate Compact. Dalam www.proquest.umi/pqdweb. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008. Hartford K. (2005). Telenursing and recovery phase www.ingentaconnect.com. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008. from bypass surgery. Dalam Jerant, AF. (2003). A randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart failure: PatientCentered Outcomes and Nursing Indicators. Dalam www.hawortpress.com/store/research.asp. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008. Kawaguchi, T. (2004). Development of a Telenursing System for Patients with Chronic Conditions. Dalam http://www.japaneseministry.gov. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008. National Council. (1997). The National Council of Boards of Nursing Position Paper on Telenursing: A Challenge to Regulation. Dalam http://www.en.wikipedia.org.wiki. Diperoleh tanggal 15 Maret 2008 The Kaisar Permanente Organization. (2000). Telephone Nursing: Evidence of Client and Organizational Benefits. Dalam http://www.bmj.com. Diperoleh tanggal 11 Maret 2008 Thome,M. and Adler. B A. (1999). Telephone Intevention to reduce fatigue and symptom distress in mothers with difficult infants in the community. Journal of Advanced Nursing. Atya.telenurs/SIM Page 10