UNIVERSITAS INDONESIA

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
TECHNOLOGI PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
KELAINAN JANTUNG DI RUMAH MENGGUNAKAN RING SENSOR
Disusun Sebagai Tugas Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen
Koordinator: Rr.Tutik Haryati, MARS
KARTINI
NIM 1006748633
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
TECHNOLOGI PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
KELAINAN JANTUNG DI RUMAH MENGGUNAKAN RING SENSOR
Kartini*
Abstrak
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama didunia, penyakit ini dapat
menyerang pria maupun wanita. Wanita hamil dengan penyakit jantung akan
beresiko terjadinya gangguan perkembangan pada janin karena terjadi penurunan
cardiac output sehingga tranfer oksigen ke janin berkurang. Kesulitan yang
dialami oleh perawat obsetri adalah pentauan selama perawatan dirumah. Ring
sensor merupakan salah satu tekhnologi keperawatan yang dapat digunakan untuk
memonitor kondisi wanita hamil dirumah. Alat ini dapat memantau kondisi
jantung pasien dengan technologi photoplethysmography dan nadi oksimetri. Cara
kerja alat ini dengan menggunakan gelombang cahaya yang akan mentransfer data
ke perangkat CPU dirumah yang nantinya akan ditranfer kembali dengan
menggunakan wearlest kekomputer di rumah sakit sehingga perawat dapat
memantau langsung kondisi pasien selama 24 jam meskipun berada di rumah.
Kata kunci: penyakit jantung, kehamilan, ring sensor
1. Latar belakang
Kehamilan dengan penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian
maternal. Angka kejadiannya berkisar antara 0.4 – 4.7% (Anwar, B,T. 2004).
Kebanyakan jenis penyakit jantung pada kehamilan adalah penyakit jantung
kongenital yang telah ada pada diri pasien. Secara fisiologis jantung mampu
beradaptasi selama masa kehamilan.
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan
termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang
sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan
beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada saat kehamilan. Wanita
hamil dengan gangguan sistem kadiovaskuler perlu pemantuaan ekstra di
rumah maupun dirumah sakit. Kesulitan yang dialami perawat adalah saat
perawatan dirumah, maka diperlukan tekhnologi keperawatan (telenursing)
yang dapat memantau kondisi wanita hamil dengan penyakit jantung dirumah.
Telenursing merupakan suatu proses pemberian, manejemen dan koordinasi
asuhan serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan
telekomunikasi (CNA, 2005; Health profesional lisensing authoriti 2005).
Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing sangat bervariasi,
meliputi: telepon (land line dan telepon seluler), personal digital assistants
(PDAs), mesin faksimili, internet, video dan audio conferencing, teleradiologi,
system informasi komputer bahkan melalui telerobotics (Scotia, 2008)
Ring sensor merupakan salah satu tekhnologi keperawatan yang dapat di
gunakan oleh wanita hamil dengan penyakit jantung. Sistem ini dapat
memantau kondisi pasien meskipun pasien berada di rumah.
bila terjadi
masalah pada pasien, ring sensor ini dapat memberikan sinyal ke rumah sakit
sehingga pasien dapat tertangani lebih cepat. (Sokwoo Rhee et al. 1998).
2. Kajian literatur
2.1. Kehamilan dengan kelainan jantung
Secara fisiologis jantung akan beradaptasi dengan kehamil. Usia
kehamilan 34-36 minggu frekuensi jantung akan meningkat, sedangkan
pada kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan
sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal.
Adapatasi maternal yang terjadi selama kehamilan adalah :
a. Pada trimester I terjadi peningkatan CO (cardiac output) yang dini
dan nyata dan selanjutnya berangsur-angsur menurun sampai
maksimum 40% diatas nilai normal pada trimester II.
b. Saat persalinan, CO meningkat saat kontraksi uterus dan menurun
saat kontraksi uterus hilang
c. Pasca persalinan, terjadi perubahan pada volume darah sirkulasi yang
berasal dari sirkulasi uteroplasenta, hal ini akan meningkatkan beban
jantung. (Lowdermilk, D.L.,& Perry, S.E, 2003)
Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan
melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. Secara fisiologis
pada ibu hamil juga terjadi perubahan gambaran EKG sehingg perlu
pemantauan extra oleh perawat selama wanita hamil berada dirumah.
Selama ini Elaktrocardiography lebih banyak digunakan untuk diagnosa
penyakit jantung dalam kehamilan karena bersifat non-invasif dan lebih
aman. Tetapi pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit dan
untuk pemantauan di rumah sulit dilakukan (POGI, 2009)
2.2. Ring sensor
Ring sensor merupakan salah satu technologi keperawatan yang
memantau keadaan jantung pasien selama 24 jam di rumah. Ring sensor
ini terdiri dari Sensor cincin terdiri dari komponen optoelectronic, CPU,
frekuensi pemancar (RF), baterei dan cincin chassis.
Sensor dikemas kedalam cincin termasuk LED dengan panjang
gelombang berbeda, teknologi dari photoplethysmography dan oksimetri
nadi. Ring sensor ini di gunakan di jari karena secara anatomi jari
memiliki kulit dan jaringan yang transparan sehingga aliran darah arteri
(saturasi oksigen) dapat terpantau menggunakan sensor optoelectric.
Melalui sensor ini gangguang jantung dan peredaran darah sederhana
dapat terdeteksi. Sensor ini sebanding dengan perangkat yang digunakan
untuk
mendeteksi
elektrokardiogram.
denyutan
meskipun
terdapat
gangguan
seperti
Mekanisme kerja ring sensor sebagai berikut: LED dengan dua panjang
gelombang yang berbeda merah dan inframerah secara bergantian
berubah
menghasilkan
output
dari
sensor
photodiode
sehingga
menghasilkan gelombang yang menetap untuk setiap panjang gelombang
cahaya.
Mekanisme
ring
sensor
untuk
pemantauan
telah
dikembangkan
menggunakan prototipe dengan pemancar nirkabel yang akan di
transmisikan ke komputer. Pada sistem pemantauan pasien, receiver di
tempatkan pada tempat yang tepat di rumah dan terhubung dengan
komputer rumah melalui
kaber serial.
Komputer rumah akan
menganalisis data yang dirimkan dan mengirimkan sinyal peringatan
pada pusat telenursing melalui saluran telekomunikasi seperti internet
jika adanya gangguan pada jantung.
Dalam sistem pemantauan ring sensor ini menggunakan dua jenis
receiver yaitu receiver global dan receiver lokal. Receiver global
memiliki jangkauan lebih luas dan hampir mencakup seluruh rumah,
sedangkan receiver lokal memiliki rangkauan yang lebih sempit. Tujuan
menggunakan receiver lokal agar sinyal pemantau dapat terus diterima
diarea rumah manapun dan untuk mengetahui dimana keberadaan
pemakai ring sensor.
Gerakan pasien dan pencahayaan dapat mengganggu kerja ring sensor.
Ketika pasien bergerak, gaya inersia yang dibuat oleh jari menyebabkan
cincin bergerak relatif ke permukaan kulit, sehingga pengukuran mungkin
terisolir.
Ketika cincin menyentuh permukaan lingkungan, gaya kontak
dapat menyebabkan distorsi pengukuran akibat perpindahan relatif dari
sensor jari. Selain itu pencahayaan sekitarnya adalah sumber utama untuk
pengukuran optik. Gangguan ini menurunkan kualitas pengukuran.
3. Kesimpulan dan rekomendasi
Ring sensor murupakan salah satu teknologi keperawatan yng di gunakan
untuk memantau kondisi pasien selama 24 jam di rumah.
Alat ini
menggunakan teknologi dari photoplethysmography dan oksimetri nadi,
serta menggunakan optoelectric sensor yang dapat memantau gangguan
jantung dan peredaran darah. Sinyal-sinyal yang terbentuk dari sensor
tersebut akan ditransmisikan melalui komputer di rumah untuk
mendiagnosis
kondisi
jantung
pasien.
Komputer
rumah
akan
menganalisis data yang dirimkan dan mengirimkan sinyal peringatan
pada pusat telenursing melalui saluran telekomunikasi seperti internet
jika adanya gangguan pada jantung.
Ring sensor ini dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang
diakibatkan karena kehamilan dengan penyakit jantung. Dengan
menggunaka ring sensor kondisi jantung ibu akan terpantau setiap saat
meskipun berada di rumah.
Daftar pustaka
Anwar, B,T. 2004. Wanita Kehamilan Dan Penyakit Jantung. Bagian Kardiologi
dan Kedokteran Vaskuler. FK Universitas Sumatera Utara.Diakses melalui
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3485/1/gizi-bahri11.pdf.
diakses tanggal 1 November 2011
Canadian Nurses Assosiation. (2005). NurseOne, the Canadian Nurses Portal Ottawa.
Diperoleh melalui www.cna-alic.ca. Tanggal 2 November 2011
Health profesional lisensing authoriti. (2005). Nursing and Midwifery Board of the
Northern Territory: TeleNursing Practice Standards. Artikel. Diakses
melalui
http://www.health.nt.gov.au/library/scripts/objectifyMedia.aspx?file=pdf/1
3/89.pdf&siteID=1&st. Tanggal 31 Oktober 2011
Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E. (2003). Maternity nursing. (6 th Ed). St Louis:
Mosby Year Book Inc.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. (2009). Kumpulan pedoman
pengelolaan kasus. Himpunan kedokteran fetomaternal POGI.
Scotia. (2008). Telenursing practice guideline. College of Registered Nurses of
Nova Scotia. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 2 November
2011.
Sokwoo Rhee et al. 1998. A twenty-Four Hour Tele-Nursing System Using Ring
Sensor. U.S.A: Massachusetts Institute of Technology. Diakses melalui
http://www.sokwoo.com/EMBS98paper.pdf. Di akses tanggal 1 november
2011.
Download