BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Syariah Berbagai definisi bank telah banyak dikemukakan oleh para ahli, Pengertian bank pada umumnyayaitu menurut Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Definisi bank menurut Kasmir (2011:11): “Bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Dari definisi diatas maka pengertian bank adalah suatu laembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai perantara keuangan dengan menghimpun dana dan menyalurkannya kembali melalui pendanaan dan melakukan kegiatan jasa lainnya sebagai lalu lintas pembayaran. Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan pada bunga. Menurut para ahli definisi bank syariah banyak dikemukakan, yaitu : Menurut Yulianti (2009) dikutip dari Ketut Silvanita (2009:34) : “Bank syariah adalah bank yang beroprasikan dengan prinsip syariah, yaitu perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha”. 6 7 Sedangkan Menurut Yusak Laksmana, 2009 : Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan dan universalitas bagi seluruh kalangan . Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS),( Rizal Yaya dkk, 2009 ). Dari berbagai definisi diatas maka, bank syariah adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali melalui pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah islam. B. Fungsi dan Peran bank syariah Berdasarkan filosofi bank syariah, secara umum bank syariah memiliki 4 fungsi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (ascarya:2008): “1. Manajer Investasi 2. Investor 3.Jasa Keuangan 4. Fungsi Sosial” Penjelasan dari kutipan diatas adalah : 1. Manajer investasi, bank syariah melaksanakan fungsi manajemen investasi berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan dimana bank sebagai mudharib (pihak yang melaksanakan investasi dari pihak lain) menerima presentase keuntungan hanya dalan kasus untung. Dalam hal kerugian, seluruhnya menjadi resiko penyedia dana ( sahibul maal) sedangkan pihak bank tidak ikut menanggungnya. 2. Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 8 3. Penyedia jasa keuangan dan lalulintas pembayaran, bank Islam dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya institusi perbankan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4. Fungsi Sosial. Sebagai suatu ciri yang melekat pada entitas keuangan Islam, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. Dari fungsi tersebut dapat dipahami bahwa antara bank syariah dengan nasabahnya dari segi investor maupun pelaksana dari investasi adalah hubungan kemitraan, tidak seperti pada bank konvensional yang bersifat debitur-kreditur. C. Suku Bunga 1. Pengertian suku bunga Pengertian suku bunga banyak dikemukakan oleh para ahli berikut adalah definisi suku bunga menurut para ahli : Menurut Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa : “Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)”. Menurut Ogi (2008)mengemukakan bahwa : “Suku bunga adalah tingkat keuntungan yang diberikan perbankan konvensional kepada para nasabah deposan”. Dari definisi mengenai suku bunga maka yang dimaksud suku bunga adalah jumlah yang harus dibayar oleh debitur akibat dari pinjaman di masa lalu dan yang 9 dibayarkan pada masa sekarang.Akibat dari pinjaman dari masa lalu itu mengakibatkan kelebihan dari jumlah terhutang dengan jumlah yang harus dibayar. Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu: 1. Bunga Simpanan Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan.Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito (Fadli, 2011) 2. Bunga Pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (Debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit (Fadli, 2011). Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah peminjan (debitur). Pengukuran besarnya bunga bank disebut dengan istilah tingkat sukubunga, Sentot (2009:117) Dalam Fadli, 2012 mengemukakan faktor-faktor utama yang mernpengaruhi besar kecilnya penetapan tingkat suku bunga secara garisbesar sebagai berikut: 10 a. Kebijaksanaan pemerintah Pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal sukubunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman.Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga bank tidak boleh melebihibatas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. b. Persaingan. Dalam perolehan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yangpaling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalamartian jika untuk tingkat suku bunga rata-rata 5 % per tahun, maka jikahendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan dibunga pesaing misalnya 5,5 % per tahun. Namun sebaliknya untukbunga pinjaman harus berada di bawah bunga pesaing. c. Kebutuhan dana Bila bank membutuhkan dana dalam jumlah besar misalnya untukmendukung kebijakan bank dalam penyaluran kredit (ekspansif) atau kebutuhan bank dalam menutupi kekurangan likuiditas maka bank beranimembayar dana dengan bunga tinggi. Bank akan menarik dana masyarakatdengan bunga tinggi dan atau hadiah besar dan menarik. Sementara itu bilabank kebanjiran likuiditas dan tidak sedang menyalurkan kredit sehinggakebutuhan akan dana tidak begitu banyak bahkan akan cenderung menurunmaka bank akan mengurangi penarikan dana dari masyarakat. Pengurangandana masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk menurunkan bunga tabungan,deposito dan giro yang ditawarkan. 11 d. Target laba yang diinginkan Target laba yang diinginkan Merupakan besarnya keuntungan yangdiinginkan oleh bank. Jika laba yang diingin besar maka, bungapinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya.Oleh karena itu, pihak bank harus serius dalam menentukan persentase laba ataukeuntungan yang diinginkan. e. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggibunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masamendatang. Demikian pula terhadap Deposito berjangka lebih panjang . f. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. g. Reputasi perusahaan Reputasi suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan, karena perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. h. Produk yang kompetitif Produk yang kompetitif adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran.Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika 12 dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit lebih terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran. i. Hubungan baik Bank menggolongkan nasabahnya kedalam dua golongan nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengannasabah biasa. j. Jaminan pihak ketiga Jaminan pihak ketiga merupakan pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerirna kredit. jika penjamin pihak ketiganya tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan, sebaliknya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankanpun juga berbeda. 2. Teori Penentuan Suku Bunga Dua teori penentuan suku bunga yang paling berpengaruh, yaitu: Teori Fisher, yang mendasari loanable funds theory, dan liquidity preference theory dari Keynes( Lina, 2011). a. Loanable Funds Theory Teori Fisher adalah teori yang bersifat umum dan jelas mengabaikan masalahmasalah praktis tertentu, seperti kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan lembaga- 13 lembaga depositori) untuk menciptakan uang dan permintaan pemerintah (yang seringkali besar) terhadap dana pinjaman, yang biasanya kebal terhadap tingkat suku bunga. Selain itu, teori Fisher jugatidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa individu-individu dan perusahaan-perusahaan berinvestasi dalam saldo kas. b. Liquidity Preference Theory Liquidity preference theory (teori hasrat liquiditas), yang awalnya dikembangkan oleh J.M. Keynes menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui ineteraksi penawaran uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsi bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk: uang dan obligasi.Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro (demand deposits), yang tidak membayar bunga atau membayar bunga sangat rendah, tetapi sangat liquid dan bisa digunakan bagi transaksi. Secara umum, kedua teori diatas menghasilkan tingkat bunga keseimbangan yang sama. Yang berbeda dari keduanya adalah metodologi yang melandasinya. Liquid preference theory disusun berdasarkan permintaan dan penawaran dari persediaan uang dan pandangan bahwa semua keputusan keuangan menekankan pada segi uang dari liquiditas. Oleh karena itu model dana pinjaman dikembangkan berdasarkan aliran dana pada sistem keuangan dan memandang keputusan keuangan dibuat dengan asas likuiditas yang lebih luas. Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi. Dalam penawaran uang untuk 14 tujuan spekulasi, apabila harga naik maka barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun maka barang yang akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang diajukan untuk calon pembeli.Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah deposito mudharabahdan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabahyaitu tingkat suku bunga dan bagi hasil Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun maka jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif antara harga dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau bunga bank umum mengalami kenaikan maka deposito mudharabahakan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka deposito mudharabahmeningkat karena nasabah bersifatmotif keuntungan. 2. BI Rate Menurut Bank Indonesia “ BIRate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap ataustance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkankepada publik.” BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan 15 di suku bunga deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan. Penetapan BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di atas sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id). Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang beredar dengan meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi masyarakat atau nasabah akan cenderung menyimpan uang nya di bank yang relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman. Dalam permintaan uang di Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga dipengaruhi suku bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah. Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi. D. Bagi Hasil Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang diberikan akibat dari suatu akad atau perjanjian ( Rezki,2010). “Menurut Siti Zayyini, 2012 menyatakan bahwa : “Bagi Hasil adalah sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi, berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristiknya yang tidak tetap dan tidak pasti besar 16 kecilnya perolehan tersebut. Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi‟. Dari pengertian bagi hasil diatas maka bagi hasil adalah pembagian keuntungan dan atau kerugian dengan besar pembagian tertentu dari sejumlah dana antara penyedia dana dengan pengelola dana bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan, jika tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian ditanggung oleh kedua belah pihak, yaitu bank dan nasabah. 1. Teori Perhitungan Bagi Hasil Perhitungan bagi hasil menggunakan dua pola (Slamet Wiyono dalam Safira, 2009) : a) Profit sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana yaitu pendapatan usaha dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut (Slamet Wiyono dalam Safira,2009). Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasildidasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut ( Tim pengembangan perbankan syariah IBI, 2001). Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. b) Revenue sharing Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut ( Slamet Wiyono dalam Safira, 2009 ). 17 Bank syariah memperkenalkan sistem bagi hasil kepada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendpatan pengelolaan dan tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Sampai saat ini seluruh perbankan syariah di Indonesia masih menggunakan sistem bagi hasil dengan konsep Revenue Sharing. Dalam revenue sharing, proses distribusi pendapatan ini dilakukan sebelum memperhitungkan biaya operasionalisasinya yang ditanggung oleh bank. Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana dan tidak termasuk fee atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank. 2. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Tabel 2.1 Perbedaan Imbalan Berdasarkan Bunga dan Bagi hasil Suku Bunga Bagi Hasil Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio bagi hasil akad tanpa berpedoman pada untung dibuat pada waktu akad dengan dan rugi berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi Besarnya persentase berdasarkan pada Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan jumlah uang (modal) yang diberikan pada jumlah keuntungan yang diperoleh Pembayaran Bunga tetap seperti Bagi hasil tergantung pada keuntungan ndijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan sekiranya itu proyek yang dijalankan nasabah untung tidak mendapatkan keuntungan maka atau rugi kerugian akan ditanggung bersama oleh dua belah pihak Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat meningkat sekalipun jumlah sesuai dengan peningkatan jumlah keuntungan berlipat atau keadaan pendapatan ekonomi sedang Booming Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak Tidak ada yang meragukan keabsahan dikecam) oleh semua agama termasuk keuntungan bagi hasil islam Sumber: Lina, 2011 18 A. Deposito Mudharabah 1. Pengertian Deposito Mudharabah Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian perlu adanya sumber untuk menyediakan dana guna membiayai kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank Syariah mempunyai kedudukan yang penting untuk menghimpun dana maka dengan demikian Deposito Mudharabah akan mempunyai kedudukan yang sangat istimewa. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah dalam Rizal Yaya, dkk.2009) “Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah atau UUS.” Dwi Satrio (2011) menjelaskan bahwa : “Deposito dengan prinsip mudharabah adalah adalah jenis investasi pada Bank dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya)”. Dari definisi deposito diatas maka deposito mudharabah adalah merupakan investasi nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan mendapatkan imbalan bagi hasil berdasarkan kesepakatan bersama Menurut fatwa DSN No 3/2000, Ketentuan Umum deposito Mudharabah adalah sebagai berikut : 1. “Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 19 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungannasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan”. 2. Perbedaan Deposito Mudharabahdengan Konvensional Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bankkonvensional hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika diamati, terdapat perbadaan besar diantara keduanya( Wulandari,2007): a. Perbedaan pada perjanjian (akad) Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkandengan akad yang dibenarkan syariah.Dengan demikian, segala transaksiyang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku padaakad-akad muamalah.Pada bank konvensional, transaksi pembukuandeposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namuntidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah. b. Perbedaaan pada imbalan yang diberikan Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept)untuk menghitung keuntungan.Artinya bunga yang dijanjikan dimukakepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harusdibayar oleh bank.Karena itu bank harus menjual. 20 B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi volume deposito mudharabah telah banyak dilakukan sebelumnya, terlepas dari fokus penelitian baik faktor internal maupun faktor eksternal bank. Penelitian- penelitian itu adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu NO 1 2 Nama , Tahun Penelitian dan Instansi Ogi Marsenal Ipando (2008), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lina Aniswah (2011), Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Variabel Penelitian Variabel independen : - Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Suku Bunga Deposito Bank Umum Variabel dependen : - Jumlah Simpanan Deposito di Bank Syariah Mandiri. Variabel independen : - Suku Bunga BI - Bagi Hasil Variabel dependen : - Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Hasil Penelitian - Bagihasil berpengaruh terhadap simpananan deposito positif - Suku bunga deposito bank umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap simpanan deposito - Bagi hasil deposito bank syariah dan suku bunga bank umum secara bersama- sama berpengaruh terhadap simpanan deposito syariah. -Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI. -Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabahdi BMI. -Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah. -Secara bersama- sama tingkat suku bunga BI dan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah. 21 3 Rezki Darma (2010), Universiatas Andalas Padang. Faktor- faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah. 4 Rangga Herlanika (2011), Universitas Muhammadiy ah Yogyakarta. Variabel independen : Suku bunga deposito - Tingkat bagi hasil - Inflasi Pendapatan domestik bruto - Ukuran perusahaan Variabel dependen : Deposito mudharabah berjangka 1 bulan pada BUS dan UUS. - Tingkat bunga deposito bank -umum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. -Jumlah kantor berpengaruh positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. -Sedangkan nisbah bagi hasil dan fatwa MUI tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah pada bank syariah di Indonesia. - Tingkat suku bunga deposito berjangka1 bulan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah 1 Bulan - Tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah 1 bulan. -Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlahdeposito mudharabah 1 bulan. -Pendapatan domestik bruto berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah 1 bulan. -Ukuran bankberpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah 1 bulan. C. Kerangka Pemikiran Teoritis Kemajuan perbankan syariah tidak terlepas dari tersedianya sumber dana, pengembangan yang terus berlanjut yang mendorong bank untuk senantiasa menjaga kecukupan dananya dengan upaya memperoleh dana baik dari dana sendiri berupa setoran modal, cadangan bank dan laba yang belum dibagi dari sumber dana lembaga 22 keuangan lain seperti likuiditas. Demikian pula sumber dana yang sangat penting untuk membiayaibank sehari-hari yaitu dana yang bersumber dari masyarakat luas yang juga sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga seperti simpanan giro, tabungan dan Deposito. Adapun pengaruh variable bebas terhadap variable terikat adalah: 1. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap volme deposito mudharabah. Pengaruh antara variable Independen ( X1) Dengan Variabel dependen (Y) adalah Semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan semakin kecil volme deposito mudharabah pada bank syariah. Dikarenakan bunga bank yang besar maka ketertarikan nasabah dengan deposito mudharabah akan berkurang. 2. Pengaruh bagi hasil terhadap volme deposito mudharabah. Pengaruh antara variable Independen (X2) Dengan Variabel dependen (Y) adalah Semakin tinggi bagi hasil maka akan semakin besar volme deposito mudharabah pada bank syariah. Dikarenakan bagi hasil yang besar maka ketertarikan nasabah dengan mengivestasikan dana pada produk deposito mudharabah akan bertambah . Dari uraian pejelasan diatas maka penulis menyusun kerangka pikir sebagai berikut: TINGKAT SUKU BUNGA VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH BAGI HASIL Gambar 2.1:Kerangka pemikiran.