bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Syariah
Berbagai definisi bank telah banyak dikemukakan oleh para ahli, Pengertian bank
pada umumnyayaitu menurut Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Definisi bank menurut Kasmir (2011:11):
“Bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.
Dari definisi diatas maka pengertian bank adalah suatu laembaga keuangan yang
memiliki fungsi sebagai perantara keuangan dengan menghimpun dana dan
menyalurkannya kembali melalui pendanaan dan melakukan kegiatan jasa lainnya
sebagai lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan pada bunga.
Menurut para ahli definisi bank syariah banyak dikemukakan, yaitu :
Menurut Yulianti (2009) dikutip dari Ketut Silvanita (2009:34) :
“Bank syariah adalah bank yang beroprasikan dengan prinsip syariah, yaitu perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha”.
6
7
Sedangkan Menurut Yusak Laksmana, 2009 :
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam,
yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan dan universalitas bagi seluruh
kalangan .
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS),( Rizal Yaya dkk, 2009 ).
Dari berbagai definisi diatas maka, bank syariah adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian
menyalurkannya kembali melalui pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah islam.
B. Fungsi dan Peran bank syariah
Berdasarkan filosofi bank syariah, secara umum bank syariah memiliki 4 fungsi
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (ascarya:2008):
“1. Manajer Investasi
2. Investor
3.Jasa Keuangan
4. Fungsi Sosial”
Penjelasan dari kutipan diatas adalah :
1. Manajer investasi, bank syariah melaksanakan fungsi manajemen investasi berdasarkan
kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan dimana bank sebagai mudharib (pihak
yang melaksanakan investasi dari pihak lain) menerima presentase keuntungan hanya
dalan kasus untung. Dalam hal kerugian, seluruhnya menjadi resiko penyedia dana (
sahibul maal) sedangkan pihak bank tidak ikut menanggungnya.
2. Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya.
8
3. Penyedia jasa keuangan dan lalulintas pembayaran, bank Islam dapat melakukan
kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya institusi perbankan
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
4. Fungsi Sosial. Sebagai suatu ciri yang melekat pada entitas keuangan Islam, bank Islam
juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
Dari fungsi tersebut dapat dipahami bahwa antara bank syariah dengan nasabahnya
dari segi investor maupun pelaksana dari investasi adalah hubungan kemitraan, tidak
seperti pada bank konvensional yang bersifat debitur-kreditur.
C. Suku Bunga
1. Pengertian suku bunga
Pengertian suku bunga banyak dikemukakan oleh para ahli berikut adalah definisi
suku bunga menurut para ahli :
Menurut Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa :
“Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki
simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman)”.
Menurut Ogi (2008)mengemukakan bahwa :
“Suku bunga adalah tingkat keuntungan yang diberikan perbankan konvensional kepada
para nasabah deposan”.
Dari definisi mengenai suku bunga maka yang dimaksud suku bunga adalah
jumlah yang harus dibayar oleh debitur akibat dari pinjaman di masa lalu dan yang
9
dibayarkan pada masa sekarang.Akibat dari pinjaman dari masa lalu itu mengakibatkan
kelebihan dari jumlah terhutang dengan jumlah yang harus dibayar.
Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua)
macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik
simpanan.Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga
deposito (Fadli, 2011)
2.
Bunga Pinjaman
Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (Debitur) atau harga jual
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.Bagi bank bunga pinjaman
merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit (Fadli, 2011).
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor
biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang
diterima dari nasabah peminjan (debitur).
Pengukuran besarnya bunga bank disebut dengan istilah tingkat sukubunga, Sentot
(2009:117) Dalam Fadli, 2012 mengemukakan faktor-faktor utama yang mernpengaruhi
besar kecilnya penetapan tingkat suku bunga secara garisbesar sebagai berikut:
10
a.
Kebijaksanaan pemerintah
Pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal sukubunga, baik
bunga simpanan maupun bunga pinjaman.Dengan ketentuan batas minimal atau
maksimal bunga bank tidak boleh melebihibatas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
b. Persaingan.
Dalam perolehan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yangpaling
utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalamartian jika untuk tingkat
suku bunga rata-rata 5 % per tahun, maka jikahendak membutuhkan dana cepat
sebaiknya bunga simpanan dinaikkan dibunga pesaing misalnya 5,5 % per tahun. Namun
sebaliknya untukbunga pinjaman harus berada di bawah bunga pesaing.
c.
Kebutuhan dana
Bila bank membutuhkan dana dalam jumlah besar misalnya untukmendukung
kebijakan bank dalam penyaluran kredit (ekspansif) atau kebutuhan bank dalam
menutupi kekurangan likuiditas maka bank beranimembayar dana dengan bunga tinggi.
Bank akan menarik dana masyarakatdengan bunga tinggi dan atau hadiah besar dan
menarik. Sementara itu bilabank kebanjiran likuiditas dan tidak sedang menyalurkan
kredit sehinggakebutuhan akan dana tidak begitu banyak bahkan akan cenderung
menurunmaka bank akan mengurangi penarikan dana dari masyarakat. Pengurangandana
masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk menurunkan bunga tabungan,deposito dan giro
yang ditawarkan.
11
d. Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan Merupakan besarnya keuntungan yangdiinginkan oleh
bank. Jika laba yang diingin besar maka, bungapinjaman ikut besar dan demikian pula
sebaliknya.Oleh karena itu, pihak bank harus serius dalam menentukan persentase laba
ataukeuntungan yang diinginkan.
e. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggibunganya, hal
ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masamendatang. Demikian
pula
terhadap Deposito berjangka lebih panjang .
f. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga
pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah.
g. Reputasi perusahaan
Reputasi suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan
tingkat suku bunga yang akan dibebankan, karena perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
h. Produk yang kompetitif
Produk yang kompetitif adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di
pasaran.Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika
12
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.Hal ini disebabkan tingkat
pengembalian kredit lebih terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran.
i. Hubungan baik
Bank menggolongkan nasabahnya kedalam dua golongan nasabah utama (primer)
dan nasabah biasa (sekunder).Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta
loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.Nasabah utama biasanya mempunyai
hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun
berbeda dengannasabah biasa.
j. Jaminan pihak ketiga
Jaminan pihak ketiga merupakan pihak yang memberikan jaminan kepada bank
untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerirna kredit. jika
penjamin pihak ketiganya tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan
sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan, sebaliknya jika pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun
loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankanpun juga berbeda.
2. Teori Penentuan Suku Bunga
Dua teori penentuan suku bunga yang paling berpengaruh, yaitu: Teori Fisher, yang
mendasari loanable funds theory, dan liquidity preference theory dari Keynes( Lina,
2011).
a. Loanable Funds Theory
Teori Fisher adalah teori yang bersifat umum dan jelas mengabaikan masalahmasalah praktis tertentu, seperti kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan lembaga-
13
lembaga depositori) untuk menciptakan uang dan permintaan pemerintah (yang
seringkali besar) terhadap dana pinjaman, yang biasanya kebal terhadap tingkat suku
bunga. Selain itu, teori Fisher jugatidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa
individu-individu dan perusahaan-perusahaan berinvestasi dalam saldo kas.
b. Liquidity Preference Theory
Liquidity preference theory (teori hasrat liquiditas), yang awalnya dikembangkan
oleh J.M. Keynes menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui ineteraksi penawaran
uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsi
bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk: uang dan
obligasi.Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro (demand
deposits), yang tidak membayar bunga atau membayar bunga sangat rendah, tetapi
sangat liquid dan bisa digunakan bagi transaksi.
Secara umum, kedua teori diatas menghasilkan tingkat bunga keseimbangan yang sama.
Yang berbeda dari keduanya adalah metodologi yang melandasinya. Liquid preference
theory disusun berdasarkan permintaan dan penawaran dari persediaan uang dan
pandangan bahwa semua keputusan keuangan menekankan pada segi uang dari
liquiditas. Oleh karena itu model dana pinjaman dikembangkan berdasarkan aliran dana
pada sistem keuangan dan memandang keputusan keuangan dibuat dengan asas
likuiditas yang lebih luas.
Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara
kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur
permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, permintaan besar apabila tingkat bunga
rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi. Dalam penawaran uang untuk
14
tujuan spekulasi, apabila harga naik maka barang yang ditawarkan akan naik dan apabila
harga turun maka barang yang akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang
diajukan untuk calon pembeli.Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah
deposito mudharabahdan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi
hasil.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabahyaitu
tingkat suku bunga dan bagi hasil
Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun maka
jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif antara harga
dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau bunga bank umum
mengalami kenaikan maka deposito mudharabahakan bertambah atau naik dan
sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka deposito mudharabahmeningkat
karena nasabah bersifatmotif keuntungan.
2. BI Rate
Menurut Bank Indonesia “ BIRate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap ataustance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia
dan diumumkankepada publik.”
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk
mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter
dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan
15
di suku bunga deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan. Penetapan BI
Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank Indonesia akan menaikkan BI
Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di atas sasaran yang telah ditetapkan,
sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id). Salah satu
kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah uang yang beredar agar
diperoleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang adalah suku bunga.
Pemerintah akan mengurangi jumlah uang beredar dengan meningkatkan suku
bunga, karena dengan suku bunga tinggi masyarakat atau nasabah akan cenderung
menyimpan uang nya di bank yang relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman.
Dalam permintaan uang di Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga
dipengaruhi suku bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah.
Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan oleh BI
kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan tinggi dan bank
akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank akan berusaha menarik
dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya dapat menitipkan dananya di
BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik minat nasabah atau masyarakat
dengan bunga tinggi.
D. Bagi Hasil
Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang diberikan akibat dari suatu akad atau
perjanjian ( Rezki,2010).
“Menurut Siti Zayyini, 2012 menyatakan bahwa :
“Bagi Hasil adalah sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi, berdasarkan
suatu periode tertentu dengan karakteristiknya yang tidak tetap dan tidak pasti besar
16
kecilnya perolehan tersebut. Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha
yang telah terjadi‟.
Dari pengertian bagi hasil diatas maka bagi hasil adalah pembagian keuntungan
dan atau kerugian dengan besar pembagian tertentu dari sejumlah dana antara penyedia
dana dengan pengelola dana bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang
dijalankan, jika tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian ditanggung oleh kedua
belah pihak, yaitu bank dan nasabah.
1. Teori Perhitungan Bagi Hasil
Perhitungan bagi hasil menggunakan dua pola (Slamet Wiyono dalam Safira, 2009) :
a)
Profit sharing
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.Profit
Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana
yaitu pendapatan usaha dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha
tersebut (Slamet Wiyono dalam Safira,2009).
Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasildidasarkan kepada hasil
bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut ( Tim pengembangan perbankan syariah IBI,
2001). Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing,
di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari
pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan.
b) Revenue sharing
Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari
pengelola dana yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi beban usaha untuk
mendapatkan pendapatan usaha tersebut ( Slamet Wiyono dalam Safira, 2009 ).
17
Bank syariah memperkenalkan sistem bagi hasil kepada masyarakat dengan istilah
Revenue Sharing yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendpatan pengelolaan
dan tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Sampai saat ini seluruh perbankan
syariah di Indonesia masih menggunakan sistem bagi hasil dengan konsep Revenue
Sharing.
Dalam revenue sharing, proses distribusi pendapatan ini dilakukan sebelum
memperhitungkan biaya operasionalisasinya yang ditanggung oleh bank. Biasanya
pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana dan tidak
termasuk fee atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank.
2. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Tabel 2.1
Perbedaan Imbalan Berdasarkan Bunga dan Bagi hasil
Suku Bunga
Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio bagi hasil
akad tanpa berpedoman pada untung dibuat pada waktu akad dengan
dan rugi
berpedoman pada kemungkinan untung
atau rugi
Besarnya persentase berdasarkan pada Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang diberikan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran Bunga tetap seperti Bagi hasil tergantung pada keuntungan
ndijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan sekiranya itu
proyek yang dijalankan nasabah untung tidak mendapatkan keuntungan maka
atau rugi
kerugian akan ditanggung bersama oleh
dua belah pihak
Jumlah pembayaran bunga tidak
Jumlah pembagian laba meningkat
meningkat
sekalipun
jumlah sesuai dengan peningkatan jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan pendapatan
ekonomi sedang Booming
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak Tidak ada yang meragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama termasuk keuntungan bagi hasil
islam
Sumber: Lina, 2011
18
A.
Deposito Mudharabah
1. Pengertian Deposito Mudharabah
Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian perlu adanya sumber
untuk menyediakan dana guna membiayai kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank Syariah
mempunyai kedudukan yang penting untuk menghimpun dana maka dengan demikian
Deposito Mudharabah akan mempunyai kedudukan yang sangat istimewa.
Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah dalam Rizal Yaya,
dkk.2009)
“Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah atau UUS.”
Dwi Satrio (2011) menjelaskan bahwa :
“Deposito dengan prinsip mudharabah adalah adalah jenis investasi pada Bank dalam
mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat
jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya)”.
Dari definisi deposito diatas maka deposito mudharabah adalah
merupakan
investasi nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
dengan mendapatkan imbalan bagi hasil berdasarkan kesepakatan bersama
Menurut fatwa DSN No 3/2000, Ketentuan Umum deposito Mudharabah adalah sebagai
berikut :
1. “Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan
bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
19
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungannasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan”.
2.
Perbedaan Deposito Mudharabahdengan Konvensional
Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bankkonvensional
hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara mekanis harus mengikuti
konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika diamati, terdapat perbadaan besar
diantara keduanya( Wulandari,2007):
a. Perbedaan pada perjanjian (akad)
Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkandengan akad yang
dibenarkan syariah.Dengan demikian, segala transaksiyang terjadi harus sesuai dengan
kaidah atau aturan yang berlaku padaakad-akad muamalah.Pada bank konvensional,
transaksi pembukuandeposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan
namuntidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah.
b. Perbedaaan pada imbalan yang diberikan
Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept)untuk menghitung
keuntungan.Artinya bunga yang dijanjikan dimukakepada nasabah penabung merupakan
ongkos atau biaya yang harusdibayar oleh bank.Karena itu bank harus menjual.
20
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi volume deposito
mudharabah telah banyak dilakukan sebelumnya, terlepas dari fokus penelitian baik
faktor internal maupun faktor eksternal bank. Penelitian- penelitian itu adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.2
Hasil penelitian terdahulu
NO
1
2
Nama , Tahun
Penelitian dan
Instansi
Ogi Marsenal
Ipando
(2008),
Universitas
Islam Negeri
Sunan
Kalijaga
Yogyakarta.
Lina Aniswah
(2011),
Institut
Agama Islam
Negeri
Walisongo
Semarang.
Variabel Penelitian
Variabel independen :
- Bagi Hasil Deposito
Bank Syariah
Suku
Bunga
Deposito Bank Umum
Variabel dependen :
- Jumlah Simpanan
Deposito di Bank
Syariah Mandiri.
Variabel independen :
- Suku Bunga BI
- Bagi Hasil
Variabel dependen :
- Volume Deposito
Mudharabah di Bank
Muamalat Indonesia.
Hasil Penelitian
- Bagihasil berpengaruh
terhadap simpananan deposito
positif
- Suku bunga deposito bank umum
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap simpanan deposito
- Bagi hasil deposito bank syariah dan
suku bunga bank umum
secara
bersama- sama berpengaruh terhadap
simpanan deposito syariah.
-Tingkat suku bunga BI berpengaruh
terhadap bagi hasil di BMI.
-Tingkat suku bunga tidak berpengaruh
terhadap
volume
deposito
mudharabahdi BMI.
-Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap
volume deposito mudharabah.
-Secara bersama- sama tingkat suku
bunga BI dan bagi hasil tidak
berpengaruh
terhadap
deposito
mudharabah.
21
3
Rezki Darma
(2010),
Universiatas
Andalas
Padang.
Faktor- faktor
yang mempengaruhi
deposito mudharabah.
4
Rangga
Herlanika
(2011),
Universitas
Muhammadiy
ah
Yogyakarta.
Variabel independen :
Suku bunga
deposito
- Tingkat bagi hasil
- Inflasi
Pendapatan
domestik bruto
- Ukuran perusahaan
Variabel dependen :
Deposito
mudharabah
berjangka 1 bulan
pada BUS dan UUS.
- Tingkat bunga deposito bank -umum
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap deposito mudharabah.
-Jumlah kantor berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah.
-Sedangkan nisbah bagi hasil dan fatwa
MUI tidak berpengaruh terhadap
deposito mudharabah pada bank
syariah di Indonesia.
- Tingkat suku bunga deposito
berjangka1 bulan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap jumlah
deposito mudharabah 1 Bulan
- Tingkat bagi hasil berpengaruh positif
dan signifikan terhadap jumlah
deposito mudharabah 1 bulan.
-Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlahdeposito mudharabah
1 bulan.
-Pendapatan
domestik
bruto
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap jumlah deposito mudharabah
1 bulan.
-Ukuran bankberpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah deposito
mudharabah 1 bulan.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kemajuan perbankan syariah tidak terlepas dari tersedianya sumber dana,
pengembangan yang terus berlanjut yang mendorong bank untuk senantiasa menjaga
kecukupan dananya dengan upaya memperoleh dana baik dari dana sendiri berupa
setoran modal, cadangan bank dan laba yang belum dibagi dari sumber dana lembaga
22
keuangan lain seperti likuiditas. Demikian pula sumber dana yang sangat penting untuk
membiayaibank sehari-hari yaitu dana yang bersumber dari masyarakat luas yang juga
sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga seperti simpanan giro, tabungan dan Deposito.
Adapun pengaruh variable bebas terhadap variable terikat adalah:
1.
Pengaruh tingkat suku bunga terhadap volme deposito mudharabah.
Pengaruh antara variable Independen ( X1) Dengan Variabel dependen (Y) adalah
Semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan semakin kecil
volme deposito
mudharabah pada bank syariah. Dikarenakan bunga bank yang besar maka ketertarikan
nasabah dengan deposito mudharabah akan berkurang.
2. Pengaruh bagi hasil terhadap volme deposito mudharabah.
Pengaruh antara variable Independen (X2) Dengan Variabel dependen (Y) adalah
Semakin tinggi bagi hasil maka akan semakin besar volme deposito mudharabah pada
bank syariah. Dikarenakan bagi hasil yang besar maka ketertarikan nasabah dengan
mengivestasikan dana pada produk deposito mudharabah akan bertambah . Dari uraian
pejelasan diatas maka penulis menyusun kerangka pikir sebagai berikut:
TINGKAT SUKU
BUNGA
VOLUME DEPOSITO
MUDHARABAH
BAGI HASIL
Gambar 2.1:Kerangka pemikiran.
Download