ELK_ELA_07_Inti - SMKN 2

advertisement
KEGIATAN BELAJAR 1
SISTEM AUDIO
Lembar Informasi
Sistem audio adalah sistem pemprosesan bunyi secara listrik dan
elektronik. Contohnya
bunyi
yang dikeluarkan
oleh sumber
bunyi oleh
mikropun diubah menjadi getaran listrik. Getaran listrik dikuatkan oleh
penguat kemudian diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker.
Sistem audio
terdiri dari pembangkit
signal, dan pengubah signal audio
signal
menjadi bunyi.
audio, pempreses
Pembangkit
signal
audio antara lain mikropun yang mengubah bunyi menjadi getaran listrik,
head pada tape recorder yang mengubah medan pada pita magnet
menjadi getaran listrik, cartridge mengubah informasi bunyi dalam bentuk
lekuk-lekuk pada piringan hitam menjadi getaran listrik.
Bagian pemroses signal adalah bagian yang menguatkan signal
yang dikeluarkan oleh pembangkit signal menjadi signal yang cukup kuat
untuk diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker. Sistem audio terdiri dari
beberapa komponen yang dapat dilukiskan seperti Gambar 1a. Sebuah
sistem audio dalam bentuk lain dapat dilukiskan seperti Gambar 1b.
Pembangkit
Signal
Pemroses Signal
(a)
Gambar 1. Bagan Sistem Audio
1
Pengubah Signal
Audio menjadi
bunyi
Seperti nampak
melakukan fungsi
pada Gambar
menampilkan
suara
1 di atas sistem audio dapat
yang
berasal
dari
satu
atau
beberapa signal input atau sumber suara yang dapat dipilih atau dapat
melakukan perekaman menggunakan media tertentu. Sistem audio di atas
dapat menerima signal input dari penerima radio, tape rekorder, dan
mikropun. Mikropun, head pada tape rekorder, antena receiver, stylus
pada pick up, sinar laser pada CD adalah transducer yang berfungsi
mengubah suatu gejala non listrik menjadi gejala listrik. Getaran listrik
yang dihasilkan oleh transducer masih sangat lemah dan juga respon
frekuensinya
transducer
tidak
cukup
mendatar.
kuat
dan
Agar
getaran
listrik
respon frekuensinya
yang
dihasilkan
mendatar diperlukan
penguat awal (preamplifier).
Pengoperasian
pengaturan
untuk
sebuah
sistem
menyesuaikan
audio
keadaan.
membutuhkan
Berbagai
berbagai
pengaturan
yang
diperlukan adalah pengatur nada, pengatur keseimbangan, dan pengatur
volume. Bagian terakhir adalah penguat daya yang menghasilkan daya
untuk
menghidupkan
loudspeaker
sehingga didapatkan suara
yang
intensitasnya sesuai dengan kebutuhan.
Penguat Awal (Preamplifier)
Head pada tape recorder, cartrid pada pick up, dan mikropun
adalah transducer
Getaran listrik
yang
bekerjanya
berdasarkan
prinsip
elektromagnet.
yang dihasilkan transducer yang bekerjanya berdasarkan
prinsip elektromagnet masih sangat lemah dan juga mempunyai respon
frekuensi rendah
pada frekuensi
rendah
semakin meningkat.
2
dan
tinggi
pada
frekuensi
Transduser yang berdasarkan prinsip elektromagnet menghasilkan
signal yang lemah pada frekuensi rendah, dan sangat menonjol pada
frekuensi tinggi. Oleh karena itu preamplifier berfungsi sebagai penguat
juga sebagai ekualisasi. Hal ini sesuai dengan rumus :
dQ
e = - ------dt
Keterangan :
e = gaya gerak listrik
Q = fluk magnet
t = waktu
Respon frekuensi preamplifier setangkup dengan respon frekuensi
transdusernya.
Rangkaian Pengatur
Volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker dalam ruang dengar
berbeda dari ruang satu dengan ruang yang lain. Ruang yang lebih kecil
memerlukan volume bunyi lebih rendah daripada ruang yang lebih besar.
Demikian
pula
pendengar akan
jarak
antara
menentukan
pendengar
besarnya
dengan
volume
loudspeaker
bunyi yang
dengan
dihasilkan
loudspeaker.
Respon
menengah
yaitu
pendengaran
seputar
Kepekaan berkurang
pada
yang
5 Khz,
paling
seperti
daerah
peka
nampak
frekuens i rendah
menyesuaikan karakteristik pendengaran tersebut diatur
adalah
frekuensi
pada Gambar
dan atas.
7.
Untuk
dengan pengatur
loudness. Rangkaian loudness seperti Gambar 8. Bila switch s1 pada
posisi contour maka output akan lebih menonjolkan pada daerah frekuensi
tinggi dan daerah frekuensi rendah. Hal ini disebabkan karena kapasitor
C2 dan C1 berfungsi untuk menonjolkan signal frekuensi rendah dan
tinggi.
3
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Rangkaian preamplifier play tape recorder ............
1 buah
2. AFG ..............................................................................
1 buah
3. Osiloscope ..................................................................
1 buah
4. Kabel penghubung ....................................................
secukupnya
5. Sumber tegangan DC ...............................................
1 buah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah Kerja
1. Hubungkan rangkaian preamplifier dengan sumber tegangan DC!
2. Hubungkan osciloscope dan AFG dengan sumber daya!
3. Hidupkan AFG (output pada posisi minimum) pada frekuensi 1 KHz!
4. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
5. Hubungkan output preamplifier dengan probe oscilloscope, aturlah
AFG sehingga tegangan output preamplifier nampak pada layar
oscilloscope hampir cacat!
6. Ukurlah
tegangan
input
preamplifier
dengan
menggunakan
oscilloscope!
7. Dengan tegangan input tetap ukurlah tegangan output preamplifier
pada frekuensi input dari AFG : 20 Hz., 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60
Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500
Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1KHz., 2 KHz., 3 KHz., 4
KHz., 5 KHz., 6 KHz., 7 KHz., 8 KHz., 9 KHz., 10 KHz., 20 KHz!
8. Lukiskan
grafik
yang
menghubungkan
penguatan!
4
antara
frekuensi
dengan
Lembar Latihan
1. Apakah fungsi mikropun, head pada tape rekorder, cartridge pada
pick up?
2. Jelaskan bagaimana grafik respon frekuensi preamplifier dari hasil
praktik!
3. Apakah perbedaan bunyi yang didengar bila pengontrol loudness
bekerja dan bila pengontrol loudness sedang tidak bekerja?
4. Bagaimanakah respon frekuensi rangkaian preamplifier?
5
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGATUR NADA DAN EQUALIZER
Lembar Informasi
Pengatur Nada
Dalam suatu tampilan audio bunyi yang dikeluarkan loudspeaker
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bunyi nada tertentu
nampak menonjol, tetapi ada beberapa nada yang tidak muncul. Hal ini
disebabkan karena adanya pengaruh akustik ruang atau ada selera yang
lebih condong
kendala
pada
tersebut
penonjolan
dilakukan
bass
dengan
atau
treble.
menggunakan
Untuk
mengatasi
pengatur
nada.
Pengatur nada yang paling sederhana adalah pengatur nada yang hanya
dapat
menonjolkan
atau
melemahkan
bunyi
frekuensi
melemahkan atau menonjolkan bunyi frekuensi tinggi.
rendah
dan
Bunyi frekuensi
rendah disebut bass, dan bunyi frekuensi tinggi disebut treble.
Apabila pengatur
bass
pada posisi
ditekan maka
bunyi pada
daerah frekuensi rendah melemah, dan apabila pengatur bass pada posisi
menonjol (boost) maka bunyi pada frekuensi rendah lebih menonjol.
Apabila pengatur treble pada posisi ditekan (cut) maka bunyi pada
daerah frekuensi tinggi melemah, dan apabila pengatur treble pada posisi
menonjol (boost) maka bunyi pada daerah frekuensi tinggi lebih menonjol
Respon frekuensi untuk masing-masing posisi dilukiskan pada gambar 1b.
Pengatur Nada Ganda (Equalizer)
Dalam tampilan sistem audio yang lengkap seluruh komponen nada
dari berbagai sumber bunyi dituntut dapat muncul secara proporsional.
Pada kenyataannya hal ini sulit dicapai karena adanya pengaruh sifat
akustik berbagai peralatan, perabot yang ada dalam ruang audio. Kendala
tersebut
kemudian
diatasi
dengan
menggunakan
equalizer
sebagai
pengatur pelemahan atau penonjolan bunyi pada frekuensi tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki.
6
Equalizer terdiri dari filter-filter yang dapat diatur untuk menonjolkan
atau meredam signal pada daerah frekuensi
tertentu.
Frekuensi
audio
dibagi menjadi beberapa daerah frekuensi. Kebanyakan seluruh daerah
frekuensi audio dibagi menjadi 10 daerah frekuensi. Kesepuluh daerah
frekuensi tersebut difasilitasi dengan filter-filter sebagai berikut:
1. Lowpass filter dengan frekuensi cutoff
: 44.8 Hz
2. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 60 Hz
3. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 125 Hz
4. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 250 Hz
5. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 500 Hz
6. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 1000 Hz
7. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 2000 Hz
8. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 4000 Hz
9. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi
: 8000 Hz
10. Highpass filter dengan frekuensi cutoff
: 11,3 KHz.
Uo
Ui
44,6Hz
63
f 01
125
f 02
250
f03
500
f 04
1k
f 05
2k
f 06
4k
f 07
8k
f 08
11,3KHz
log f
0
Gambar 10. Pembagian Daerah frekuensi Audio pada Equalizer
Pada setiap daerah frekuensi
dapat menguatkan atau meredam.
7
difasiliatsi dengan pengatur yang
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya .........................................
1 buah
2. Preamplifier ................................................................
1 buah
3. Pengatur nada ............................................................
1 buah
4. AFG ..............................................................................
1 buah
5. Oscilloscope ...............................................................
1 buah
6. Kabel penghubung ....................................................
secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian preamplifier, pengatur nada, penguat daya, dan
beban
resistan
pengganti
loudspeaker,
volume
pada
posisi
minimum, pengatur nada pada posisi tengah!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum
dengan frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah volume pada preamplifier pada posisi tengah!
8. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
9. Cacatlah
besarnya
tegangan
oscilloscope tersebut!
8
peak-peak
output
pada
layar
10. Ukur
tegangan
output
penguat
daya
dengan
menggunakan
oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60
Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500
Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1000 Hz., 2000 Hz.,
3000
Hz., 4000 Hz., 5000 Hz., 6000 Hz., 7000 Hz., 8000 Hz., 9000 Hz.,
10 000 Hz., 20 000 Hz!
11. Dengan pengatur nada pada posisi : pengatur bass cut, treble cut
lakukan pengukuran seperti langkah 10!
12. Dengan pengatur nada pada posisi pengatur bass boos, treble
boss lakukan pengukuran seperti langkah 10!
13. Buatlah grafik yang hubungan antara frekuensi dengan output dari
penguatan langkah 10, 11, dan 12!
14. Matikan AFG, oscilloscope, dan rangkaian lainnya!
Lembar Latihan
1. Apakah pengatur nada pada praktik di atas dapat bekerja seperti
semestinya?
2. Berapakah daya output maksimum rangkaian di atas?
9
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUAT DAYA
Lembar Informasi
10
Penguat daya adalah bagian penguat
yang dikeluarkan
dapat
yang menguatkan
oleh penguat sebelumnya untuk mendapatkan
menghidupkan
loudspeaker.
Agar
didapatkan
signal
daya yang
daya
yang
optimal maka impedansi output penguat daya seharusnya sama dengan
impedansi loudspeaker. Pada bagian ini harus menghasilkan daya yang
mampu
menggerakan/menghidupkaqn
rangkaian
loudspeaker.
Ada
beberapa
penguat daya yaitu penguat daya push-pull, dan penguat daya
complementary simetris.
Penguat Daya Push Pull
Penguat daya
push-pull
menggunakan
transformator
center
tap
input dan transformator output.
Apabila ada signal input, transformator center tap input memberikan
arus base kepada kedua transistor yang sama besarnya dan berbeda
0
phase 180 . Pada setengah periode pertama iB1 = 0, dan transistor dibias
dalam keadaan mati, iC1 = 0. Pada waktu yang bersamaan, transistor T2
hidup , pada base mengalir iB2 dan pada collector mengalir arus iC2 , arus
mengalir pada lilitan primer transformator output. Adanya arus pada lilitan
primer
menyebabkan
timbulnya
perubahan
medan
transformator, sehingga terjadi induksi tegangan pada
magnet
lilitan
pada
inti
sekunder.
Pada setengah periode kemudian T1 hidup, arus iC1 menginduksi medan
magnet pada inti transformator output yang berlawanan phase dengan
medan magnet yang timbul pada saat transistor T2 hidup. Adanya induksi
medan magnet pada inti transformator output
menimbulkan
tegangan
pada lilitan sekunder transformator output yang berlawanan phase dengan
tegangan yang ditimbulkan pada waktu T2 hidup.
Dari uraian di atas nampak bahwa kedua transistor hidup secara
bergantian. Oleh karena masing-masing transistor bekerja secara simetris,
dan hanya pada setengah periode maka dalam analisis dapat diwakili oleh
salah satu transistor saja
Persamaan garis beban DC : VCE = VCC
Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL’
RL ‘ = N2RL dan N = perbandingan transformasi.
11
Harga arus iC1 dan iC2 maksimum sama yaitu ICm
VCC
Harga ICm =
RL’
Apabila arus input ii n = Iinmsin t maka daya dari sumber daya
2
PCC =
VCC ICm
Besarnya daya dari sumber daya maksimum adalah
2
VCC
PCcmax =
VCC
RL’
Daya pada beban adalah
ILm2 RL
ICm2 RL’
=
2
PL =
2
Daya pada beban maksimum adalah
VCC 2
PLmax =
2RL’
Daya yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah
2PC = PCC – PL
ICm2 RL’
2
=
VCC ICm 2
Daya maksimum yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah
2
VCC
2PC =
RL’
Daya maksimum yang diserap oleh tiap transistor adalah
1
VCC
PC =
RL’
12
Efesiensi( )
PL
=
ICm
=
PC
4
78.5 %
VCC/RL’
Penguat Daya Complementary Simetri
Penguat daya complementary simetri menggunakan dua transistor
yang berbeda
tipenya
yaitu tipe PNP
dan NPN namun
mempunyai
parameter yang sama.
Jika signal input
positip transistor T1 (NPN)
hidup,
sedangkan
transistor T2 (PNP) mati. Jika input negatif transistor T1 mati, sedangkan
transistor T2 hidup. Arus beban iL = iC1 – iC2 . Kedua transistor bekerja
saling bergantian dan mempunyai parameter yang sama sehingga untuk
analisis diwakili sati transistor saja. Dari gambar 3 didapat persamaan :
Persamaan garis beban DC : VCC = VCE + iC RL
Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL
VCC
Arus beban maksimum ILm =
RL
13
VCC2
Daya beban maksimum PL =
2 RL
Daya maksumum yang diserap transistor T1 dan T2 adalah
2
VCC
2PC =
RL
Daya maksimum tiap transistor
1
VCC
2PC =
RL
Daya yang dikeluarkan sumber daya
2
PCC = VCC
ICm
Daya maksimum yang dikeluarkan sumber daya
2
VCC
PCC mak = VCC
RL
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya .........................................
1 buah
2. AFG ..............................................................................
1 buah
3. Osciloscope ................................................................
1 buah
4. Kabel penghubung ....................................................
secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maks imal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
14
Langkah Kerja
1. Hubungkan
penguat
daya
dengan
beban
resistan
pengganti
loudspeaker!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum
dengan frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input penguat daya!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
8. Catatlah
besarnya
tegangan
peak-peak
output
pada
layar
oscilloscope tersebut!
9. Ukurlah
tegangan
output
penguat
daya
dengan
menggunakan
oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz,
60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz,
500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz,
3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz,
10000 Hz, 20000 Hz!
10. Hitung besarnya daya output penguat daya pada frekuensi 20 Hz,
30 Hz, 40 Hz, 50 Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz,
300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz,
2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz,
9000 Hz, 10000 Hz, 20000 Hz!
11. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dengan daya output!
Lembar Latihan
1. Jelaskan
hubungan antara
frekuensi dengan
langkah 11 di atas!
15
daya output pada
KEGIATAN BELAJAR 4
MIKROPUN DAN LOUDSPEAKER
Lembar Informasi
Mikropun
Mikropun
adalah suatu
piranti
yang berfungsi
untuk mengubah
getaran suara menjadi getaran listrik. Ada beberapa jenis mikropun yang
biasa
digunakan
yaitu
mikropun
piezielektrik,
mikropun
moving
coil,
mikropun ribbon, dan mikropun kondensor.
Mikropun Piezo-elektrik
Susunan
yang
mikropun
diletakkan
dihubungkan
piezo-elektrik
diantara
dengan
dua
terdiri dari kristal
elektrode
diafragma.
Bila ada
yang
salah
piezo-elektrik
satu
getaran suara
ujungnya
dipermukaan
diafragma maka bahan piezielektrik mendapat tekanan sehingga pada
ujung-ujungnya timbul gaya gerak listrik (ggl).
Mikropun Moving Coil
Susunan mikropun moving coil terdiri dari magnet tetap, coil yang
dihubungkan
dengan diafragma.
Apabila ada suara di depan diafragma
maka diafragma bergetar yang juga menggetarkan moving coil.
Mikropun Ribbon
Susunan mikropun ribbon terdiri dari magnet tetap yang di tengahtengahnya ada pita logam yang dihubungkan dengan diafragma. Bila ada
suara
di
sekitar
diafragma
maka
diafragma
akan
bergetar
yang
selanjutnya menggetarkan pita logam. Oleh karena pita logam bergetar
dalam medan magnet
maka pada ujung-ujung pita timbul gaya gerak
listrik yang besarnya sesuai dengan kuatnya suara yang ada di sekitar
diafragma
16
Oleh karena
rendah
maka
impedansi
untuk
outputnya
rendah
menyesuaikan
dan
dengan
juga
penguat
outputnya
berikutnya
dihubungkan dengan transformator.
Mikropun Kapsitor
Susunan mikropun kapasitor terdiri dari dua plat yang satu tetap
dan yang satunya lentur dihubungkan dengan diafragma. Suara yang ada
di depan diafragma membuat diafragm a dan plat lentur bergetar sehingga
kapasitansi antara dua plat tersebut bervariasi sesuai dengan suara yang
ada di depan diafragma,
Mikropun
kapasitor
menggunakan
sumber
DC yang
mengubah
kapasitansi kedua plat tersebut menjadi perubahan tegangan. Mikropun
kapasitor mempunyai impedansi tinggi serta respon frekuensi yang lebar.
Salah
satu
karakteristik
mikropun
adalah
dilukiskan dalam satuan dB/volt, dengan patokan 1
mikropun
mempunyai
–80dB/volt
sensitivitas
sensitivitas
yang
b = 1 dyne/cm2 . Bila
artinya mikropun tersebut
mengeluarkan signal 80 dB di bawah 1 volt (0,01 mV) bila mendapat
tekanan suara 11 b.
Mikropun mampu menangkap suara hanya pada daerah tertentu.
Dengan kata lain mikropun mempunyai polar respon tertentu. Polar respon
mikropun seperti pada Gambar 22. Seperti nampak pada Gambar 22 ada
beberapa polar respon
mikropun yaitu omnidireksional,
figure of eight,
dan cardoit.
Loudaspeaker
Loudspeaker
menjadi
suara.
Ada
prinsip elektrostatis,
elektromagnet
yang
adalah
suatu
beberapa
piranti
prinsip
elektromagnet,
paling
kerja
plasma,
banyak
pengubah
informasi
listrik
loudspeaker,
diantaranya
dan spotlight.
Loudspeaker
dipakai,
Susunan loudspeaker elektromagnet terdiri dari coil, magnet tetap,
conus, dan suspensi conus. Conus berbentuk lingkaran agar radiasi dapat
merata. Diameter conus berkisar antara 1 sampai 15 inci. Moving coil
yang besar mampu menerima
daya yang
rendah untuk menerima signal frekuensi tinggi.
17
besar namun
efisiensinya
Moving
coil yang kecil hanya
mampu menerima
daya rendah
namun mempunyai efesiensi yang tinggi untuk merespon signal frekuensi
tinggi. Moving coil juga disebut speech coil berdiamer 0,5 inchi sampai
3 inchi.
Untuk mereproduksi signal frekuensi rendah menggunakan voice
coil berdiameter besar, dan juga conus yang lebar, sedangkan untuk
mereproduksi signal frekuensi tinggi menggunakan voice coil berdiameter
sempit, cone yang kecil. Loudspeaker untuk mereproduksi signal frekuensi
tinggi disebut
tweeter, untuk mereproduksi
signal frekuensi
menengah
disebut squawker, sedangkan untuk mereproduksi signal frekuensi rendah
disebut woofer.
Secara
paralel sebuah
listrik
loudspeaker
kapasitor
dengan
elektromagnet
induktor
dapat
diekuivalenkan
yang seri dengan
resistor.
Impedansi loudspeaker secara umum adalah 4 , 8 , 16 , 32 . Adapun
besarnya daya juga berbeda-beda. Loudspeaker yang dijual di pasaran
sudah menunjukkan karakteristiknya.
18
Susunan
loudspeaker
elektrostatis
terdiri
dari
plat
diam
yang
berluang, plat yang fleksibel dapat bergerak. Bila signal diberikan pada
input maka diantara kedua plat tersebut timbul medan elektrostatis yang
menggetarkan plat yang flksibel/lentur.
Loudspeaker mempunyai spesifikasi antara lain:
1. Linieritas yaitu keselarasan antara input terhadap output.
2. Respon frekuensi yaitu tanggapan loudspeaker untuk reproduksi suara
(rendah, menengah, dan tinggi).
3. Bidang dinamika yaitu kemampuan kemampuan mereproduksi suara
dari yang paling lemah sampai yang paling kuat.
4. Efesiensi yaitu perbandingan daya output akustik dengan daya input
listrik.
5. Transient yaitu kemampuan untuk mereproduksi suara yang berubah
sangat cepat.
6. Daerah penyebaran suara.
Crossover
Loudspeaker mempunyai
keterbatasan
dalam mengubah
getaran
listrik menjadi bunyi. Loudspeaker hanya dapat mereproduksi bunyi pada
daerah frekuensi tertentu. Oleh karena itu signal yang dihasilkan oleh
penguat perlu dipilahkan agar setiap loudspeaker mendapat signal yang
19
sesuai dengan daerah frekuensinya.
Crossover adalah suatu rangkaian
yang berfungsi untuk memilahkan signal audio menjadi signal frekuensi
rendah, menengah, dan frekuensi tinggi. Daerah frekuensi rendah disebut
bass yaitu antara frekuensi 20 Hz sampai 750 Hz, daerah frekuensi
menengah 750 Hz sampai 5 KHz, dan daerah frekuensi tinggi disebut
tweeter yaitu antara 5 KHz sampai 20 KHz.
Kualitas crossover
memilahkan
Crossover
secara
yang
frekuensinya
ditentukan
tajam
paling
pada
untuk
berdasarkan
masing-masing
sederhana
daerah
kemampuannya
disebut
batas
daerah frekuensinya.
quoter
frekuensi
untuk
section,
kerjanya
respon
mempunyai
kemiringan 6 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi
dua kali maka outputnya akan naik atau turun 6 dB. Crossover yang lebih
baik kualitasnya disebut half section respon frekuensinya pada daerah
batas frekuensi kerjanya mempunyai
kemiringan 12 dB/octave. Artinya
pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka outputnya akan
naik atau turun 12 dB. Rangkaian crossover tipe quoter section dan half
section masing-masing dilukiskan pada Gambar 25.a dan Gambar 25.b.
Parameter crossover tipe quoter section
RL
RL
L1 =
2 fC1
1
; L2 =
2 fC2
; C1 =
1
; C2 =
fC1 RL
fC2 RL
Crossover half section mempunyai parameter sebagai berikut
RL 2
L1 = L2 =
RL 2
;
L3 = L4 =
2 fC1
2 fC2
1
C1 = C2 =
;
fC1 RL
2
1
C3 = C4 =
fC2 RL
20
2
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Loudspeaker dengan berbagai ukuran dan kekuatan
2. Mikropun dengan berbagai jenis dan impedansi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah Kerja
1. Lakukan pengamatan terhadap loudspeaker yang ada dari aspek
jenis, penggunaan, ukuran fisik, impedansinya!
2. Lakukan
pengamatan
terhadap
mikropun
yang ada dari
aspek
jenis, impedansi input, polar respon, dan modelnya bila ada yang
berbeda!
Lembar Latihan
1. Berikan penilaian tentang kualitas dari loudspeaker yang diamati!
2. Berikan penilaian
tentang
kualitas
yang diamati!
21
dari masing-masing
mikropun
LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan
1. Karakteristik
preamplifier
juga
sebagai
rangkaian
ekualisasi.
Lukiskan respon frekuensi untuk preamplifier head tape recorder
playback!
2. Power
amplifier
complementary
ada
beberapa
simetry.
model
Adakah
yaitu
push
perbedaannya
pull,
dari
dan
model
tersebut?
3. Sebutkan penggunaan yang tepat mikropun polar respon figure of
eight!
4. Sebuah penguat daya push-pull menggunakan dengan beban 4
,
VCC = 12 volt, dan daya output 12,5 watt. Tentukan besarnya
perbandingan transformasi (N) transformator yang digunakan!
5. Crossover tipe quoter section terdiri dari 3 jalur yaitu untuk woofer,
tweeter, dan squawker digunakan untuk beban loudspeaker 8
.
Batas frekuensi kerja untuk woofer, squawker, dan tweeter adalah
700 Hz dan 5 KHz. Tentukan
besarnya
komponen
crossover
tersebut!
6. Sebuah equalizer mempunyai 10 saluran. Sebutkan frekuensi cut
off untuk lowpass dan highpass;
sebutkan
frekuensi resonansi
untuk bandpass filternya!
7. Apakah saja
yang
merupakan
pembangkit
signal pada
sistem
audio?
8. Sebutkan apa saja yang merupakan pemroses signal pada sistem
audio!
9. Bandpass
filter
menggunakan
simulasi
induktor
untuk equalizer
mempunyai fo = 200 Hz. Tentukan besarnya harga komponen yang
digunakan!
22
Download