Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi
Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Akwila Roma Br. Sitinjak
119114116
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya - Matius 6:8
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik – Evelyn
Underhill
Don’t except the reality to be something that we want to be, because
sometimes realities are different from our expectation - Akwila
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku dedikasikan untuk
Allah Bapa di surga Yang Maha Pengasih
Tuhan Yesus Yang Maha Esa dan Maha Baik
Bunda Maria Pelindung Abadiku
Keluargaku tersayang
Mamak dan Bapak
Kak Butet, Bang Tar, Kak Tika, dan Keponakanku Jean
Dosen Pembimbingku yang tercinta
Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si.
Sahabat-sahabatku terkasih dan terbaik
Tammy, Olga, Linda, Arum, Mira, Disti, Ayik dan Anita
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi
Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori
Akwila Roma Br. Sitinjak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar dan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestrasi belajar
mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Penelitian menggunakan metode eksperimen multiple
groups design (postest only). Dua hipotesis penelitian adalah: (1) ada perbedaan prestasi belajar
mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa musik; dan (2) ada
perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar
auditori. Subjek penelitian adalah 33 mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Subjek dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok musik baroque, dan kelompok musik
jazz; masing-masing kelompok terdiri dari 11 subjek. Data gaya belajar auditori diperoleh dengan
menggunakan kuis gaya belajar sedangkan data penelitian diperoleh dengan menggunakan tes
prestasi belajar. Data penelitian dianalisis menggunakan statistik NonParametrik sampel bebas
dengan uji Kruskal Wallis. Hasil tes menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
diantara ketiga kelompok penelitian (asymp. Sig: 0.852, atau probabilitas di atas 0.05 (0.852 >
0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua hipotesis penelitian ditolak. Penolakan hipotesis
pertama diduga disebabkan oleh pengaruh gaya belajar lain, kebiasaan belajar, jenis musik,
kefamiliaran terhadap musik, dan kondisi penelitian. Penolakan hipotesis kedua diduga disebabkan
oleh tempo musik.
Kata kunci: musik baroque, musik jazz, prestasi belajar, gaya belajar auditori
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE DIFFERENCE OF EFFECT OF BAROQUE AND JAZZ MUSIC ON
LEARNING ACHIEVEMENT OF COLLEGE STUDENT WITH AUDITORY
LEARNING STYLE
Akwila Roma Br. Sitinjak
ABSTRACT
This study aimed to know the difference of effect of baroque and jazz music on learning
achievement of college student with auditory learning style. This experimental study used a
method of experimental in form of multiple groups design (postest only). There were two
hyphotheses; (1) there was a difference effect on learning achievement, and (2) there was a
difference effect of baroque and jazz music on learning achievement. Subjects were 33 college
students with auditory learning style. Subjects were divided into three groups: control group,
experimental with baroque music, and experimental with jazz music; consisted of 11 subjects for
each group. The data gained by using the achievement test. The data were analyzed using NonParametrik test independent sample with Krauskal Wallis test. The results showed that there was
no significant effects between three groups ((asymp. Sig: 0.852, or probability more than 0.05 (p
< 0.05), (0.852 > 0.05)). The results showed that there was no support for two hyphotesis. First
hypotesis might be affected by many factors, including the influence of other learning style, study
habits, genre music, music preference, and condition of experimental study. Second hyphotesis
might be affected by tempo of music.
Keyword: baroque music, jazz music, learning achievement, auditory learning style
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kebaikan, pertolongan dan
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa
dengan Gaya Belajar Auditori” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini,
penulis menerima banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada:
1.
Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si Dekan Fakultas Psikologi Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si Kaprodi Fakultas Psikologi Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3.
Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si Dosen Pembimbing Skripsi atas dukungan,
bimbingan, pengetahuan, dan kesabaran Ibu dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
4.
Ibu Debri Pristinella, M. Si Dosen Pembimbing Akademik atas dukungan dan
motivasinya.
5.
Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, M.Si yang ketika bertemu saya selalu bertanya
sudah lulus apa belum dan selalu menyemangati.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak sekali ilmu
kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Seluruh karyawan/staff Fakultas Psikologi: Mas Muji, Bu Nanik, Mas
Gandung, Pak Gi dan staff student atas bantuan dan fasilitas yang disediakan.
8.
Kedua orangtua penulis yang sangat penulis cintai, Bapak R. Sitinjak, S.Ag.
dan Ibu Albina Iyo atas kasih sayang, dukungan, motivasi, perhatian, dan
kesabarannya dalam menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9.
Kakakku Rosina Ana Pratiwi Br. Sitinjak, Abang Tarsisius Tar dan Kak Tika
serta keponakanku Jean atas dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya selama
ini. Sepupu-sepupuku yang juga bersama-sama berjuang meraih gelar di
Yogyakarta dan selalu bertanya mengenai skripsiku, Diki dan Wanda.
10. Seluruh subjek yang bersedia untuk ikut terlibat dalam penelitian skripsi ini.
Tanpa kebaikan dan kesediaan kalian penelitian ini tidak akan terlaksana
dengan baik.
11. Sahabat-Sahabat penulis tercinta yang selalu memotivasi penulis ketika
penulis merasa ingin menyerah dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu
menghibur dan membantu penulis. Aku sayang kalian: Tammy, Linda, Olga,
Arum, Corry, Disty, Mira, Ayik, dan Anita.
12. Teman-teman yang selalu menyemangati: Nina, Dimas, Nunuk Putri, Mbak
Dien, Mbak Sepen, Risa, Ririn, Penta, Penti, Dias, Yanti, Chacha, Maria
Benigna, Catur, Brama, Billy, Tia, dan Eprida, serta teman-teman psikologi
2011 yang luar biasa dan terima kasih karena telah menjadikan Yogja indah
dan punya kenangan untuk aku yang anak rantau ini.
13. Teman, sahabat, kerabat, dan orang-orang yang mungkin tidak bisa saya
sebutkan
satu
persatu,
saya
xi
ucapkan
banyak
terima
kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9
A. Prestasi belajar ............................................................................................... 9
1. Belajar ...................................................................................................... 9
2. Prestasi belajar ........................................................................................ 10
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ................................ 14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Alat ukur tes prestasi belajar .................................................................. 18
B. Gaya Belajar ................................................................................................ 22
1. Pengertian ............................................................................................... 22
2. Macam-macam gaya belajar ................................................................... 23
C. Musik ........................................................................................................... 31
1. Sejarah Perkembangan Musik ................................................................ 31
2. Pengertian Musik .................................................................................... 32
3. Elemen-Elemen Musik ........................................................................... 33
4. Musik Baroque ....................................................................................... 35
5. Musik Jazz .............................................................................................. 38
6. Perkembangan Musik Baroque dan Jazz di Indonesia ........................... 41
7. Hubungan musik dan otak ...................................................................... 43
8. Teori musik dan pembelajaran ............................................................... 47
9. Syarat Musik yang Digunakan .............................................................. 51
D. Dinamika Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi
Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori ..................................... 52
E. Hipotesis ...................................................................................................... 55
F. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 57
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................... 58
C. Definisi Operasional .................................................................................... 58
D. Subjek Penelitian ......................................................................................... 60
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................................ 61
F. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 63
G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas ............................................. 67
1. Uji Validitas ........................................................................................... 67
2. Analisis Aitem dan Seleksi Aitem .......................................................... 68
3. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 72
H. Metode Analisis Data .................................................................................. 72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 74
A. Orientasi Kancah ......................................................................................... 74
B. Pelaksanaan Penelitian................................................................................. 74
C. Deksripsi Data Subjek Penelitian ................................................................ 75
1. Data Subjek ............................................................................................ 75
2. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 78
D. Analisis Data ................................................................................................ 81
E. Pembahasan ................................................................................................. 84
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 89
A. Kesimpulan .................................................................................................. 89
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 89
D. Saran ............................................................................................................ 90
1. Bagi peneliti selanjutnya ........................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN ......................................................................................................... 96
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Cara belajar untuk masing-masing gaya belajar .................................. 30
Tabel 2.2: Perbedaan pekerjaan mental yang melelahkan pikiran ........................ 47
Tabel 3.1: Tabel spesifikasi tes prestasi belajar (bahaya gempa tektonik) ........... 63
Tabel 3.2: Pengendalian Variabel Extraneous ...................................................... 66
Tabel 3.3: Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................... 69
Tabel 3.4: Kriteria soal setelah analisis................................................................. 69
Tabel 3.5: Kriteria Indeks Diksriminasi Soal ........................................................ 70
Tabel 3.6: Aitem setelah analisis daya diskriminasi soal ...................................... 71
Tabel 4.1: Nomor aitem masing-masing gaya belajar .......................................... 76
Tabel 4.2: Deskripsi kecenderungan gaya belajar subjek ..................................... 76
Tabel 4.3: Deskripsi data subjek berdasarkan usia keseluruhan ........................... 77
Tabel 4.4: Deskripsi data subjek berdasarkan usia masing-masing kelompok ..... 77
Tabel 4.5: Hasil Analisis Deksriptif ...................................................................... 79
Tabel 4.6: Kategorisasi skor tes prestasi belajar ................................................... 81
Tabel 4.7: Kategorisasi prestasi belajar subjek ..................................................... 81
Tabel 4.8: Hasil Uji Kruskal Wallis ...................................................................... 82
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skor try out alat ukur....................................................................97
LAMPIRAN 2. Analisis aitem......................................................................... ....102
LAMPIRAN 3. Uji Reliabilitas............................................................................105
LAMPIRAN 4. Kuis gaya belajar................................................................ ........108
LAMPIRAN 5. Soal tes prestasi belajar ..............................................................115
LAMPIRAN 6. Uji Hipotesis...............................................................................120
LAMPIRAN 7. Informed Consent............................................................. ..........122
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan. Khairani
(2014) menjelaskan bahwa belajar merupakan kegiatan penting yang
dilakukan setiap orang secara maksimal untuk memperoleh atau menguasai
informasi dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, sikap, dan kebiasan yang bersifat relatif konstan
melalui pengalaman, latihan atau praktek. Mahasiswa yang mampu
menguasai informasi materi pembelajaran memiliki prestasi belajar yang
baik. Ghufron dan Risnawati (2013) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar.
Prestasi belajar merupakan salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan
seseorang dalam proses belajar.
Tidak semua mahasiswa mampu mencapai prestasi belajar yang baik
selama di perguruan tinggi. Kesukaran tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri pada metode belajar di
perguruan tinggi dan kesulitan menghadapi gaya mengajar para pengajar yang
tidak sesuai dengan gaya belajar mahasiswa (dalam Prashnig, 2007). Proses
belajar yang tidak efisien dan tidak memperhatikan gaya belajar mempersulit
mahasiswa menguasai materi.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Ghufron dan Risnawati (2013), peningkatan prestasi belajar
dicapai dengan memperhatikan gaya belajar. Kolb dan Kolb (2003)
mengemukakan bahwa gaya belajar adalah salah satu faktor pokok dalam
efektivitas belajar (dalam Ghufron & Risnawati, 2013). Dunn dan Dunn
(dalam Prashnig, 2007) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara manusia
berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru
dan sulit. Gaya belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi
akademis, kedisiplinan mahasiswa di kelas, dan pengurangan perilaku
bermasalah (dalam Prashnig, 2007). Graham, Garton, dan Gowdy (2001)
menyimpulkan bahwa gaya belajar merupakan variabel penting dalam
interaksi diantara mahasiswa-dosen, proses belajar-mengajar di kelas, serta
prestasi akademik.
Gaya belajar memiliki beberapa pendekatan (dalam Gunawan, 2007),
yaitu berdasarkan pada: pemrosesan informasi (Pask, McDade, Schmeck,
Kolb, Gregorc, dan Honey & Mumford), kepribadian (Myer-Briggs, Witkin,
Oltman, Raskin, & Karp, dan Kagan), modalitas sensori (Bandler & Grinder),
lingkungan (Witkin, Eison, Canfield), interaksi sosial (Mann, Gibbard, &
Hartmann, Grasha, Reichmann & Grasha, Fuhrmann & Grasha), kecerdasan
(Gardner, Handy), dan wilayah otak (Sperry, Bogen, Edwards, Hermann).
Gaya belajar berdasarkan pendekatan modalitas sensori yang
dikembangkan oleh Bandler dan Grinder (dalam Gunawan, 2007) adalah gaya
belajar yang dikenal luas di Indonesia. Jenis-jenis gaya belajar berdasarkan
pendekatan sensori adalah gaya belajar berdasarkan visual (penglihatan),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan) yang dikenal
dengan V-A-K (Gunawan, 2007).
Prashnig (2007) mengemukakan bahwa setiap individu memiliki gaya
belajar masing-masing dalam mempelajari materi sulit, tetapi sangat sedikit
mahasiswa yang belajar dengan gaya belajar paling tepat. Nolting (2002,
dalam Moayyeri, 2015) mengemukakan bahwa prestasi belajar secara positif
meningkat jika individu menyadari cara belajar yang efisien.
Mahasiswa perlu belajar secara efisien untuk mencapai prestasi belajar
yang baik karena 85% dari seluruh kegiatan studi di perguruan tinggi berupa
membaca (dalam Gie, 1983). Hal ini menunjukkan mahasiswa perlu belajar
secara mandiri dengan membaca buku atau literatur. Oleh karena itu,
mahasiswa yang menggunakan gaya belajar visual atau read/writing di
perguruan tinggi lebih mampu mencapai prestasi belajar yang baik.
Belajar dengan membaca buku atau literatur merupakan keuntungan
bagi gaya belajar yang mengandalkan indera penglihatan dalam menerima
suatu informasi. Hal ini dikarenakan proses membaca bersifat visual sehingga
mahasiswa harus melihat dan memahami semua makna dalam kata-kata
(dalam William, 2010). Kia, Alipour, dan Ghaderi (2001) menemukan bahwa
mahasiswa yang menggunakan gaya belajar visual di Universitas Payame
Noor, Iran adalah mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang baik.
Moayyeri (2015) menguji pengaruh gaya belajar VARK (visual, auditory,
reading, kinesthetic) yang dimiliki mahasiswa di Iran terhadap prestasi
berbahasa dengan menggunakan 70 pertanyaan multiple choice. Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
adalah tes yang diadaptasi dari Oxford Solution test yang terdiri atas 3 bagian,
yaitu grammar, vocabulary, dan pemahaman bacaan. Hasil menunjukkan
bahwa mahasiswa dengan gaya belajar Read/Writing memperoleh prestasi
bahasa lebih tinggi dibandingkan visual, auditori dan kinestetik.
Haggart (2003, dalam Ren, 2013) menemukan individu dengan gaya
belajar auditori memiliki masalah ketika membaca secara pasif dan belajar
dengan penggunaan buku-buku bergambar. Individu dengan gaya belajar
auditori adalah individu yang mengandalkan indera pendengaran dalam
menerima suatu informasi. Gaya belajar auditori lebih senang mendengarkan
dan berbicara. Mereka mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang
bersifat tertulis (Vincent, A & Ross, D., 2001).
Penelitian ini memilih subjek mahasiswa dengan gaya belajar auditori
yang merupakan gaya belajar minoritas, karena 85% kegiatan studi di
perguruan tinggi berupa membaca. Mahasiswa dengan gaya belajar auditori
memiliki kelemahan dalam menerima informasi pembelajaran secara visual.
Salah satu cara untuk membantu mahasiswa dengan gaya belajar auditori
mengatasi kelemahan dalam membaca adalah dengan menggunakan alat
bantu musik. Prashnig (2007) mengungkapkan bahwa musik merupakan hal
yang paling disukai diantara semua alat belajar. Musik mampu membantu
meningkatkan kemampuan mengingat dan konsentrasi (dalam Prashnig,
2007).
Tiu (2013) menyimpulkan bahwa mendengarkan musik (dalam per
minggu) dan genre musik (pop) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
performasi akademik mahasiswa di Filipina. Rauscher, Shaw, dan Ky (1993)
memperoleh hasil bahwa 36 mahasiswa dari Departemen Psikologi di
Universitas California, Irvine memperoleh nilai 8-9 poin lebih tinggi pada
subtes IQ tugas spasial dari Stanford Binet Intellegence Scale setelah 10 menit
mendengarkan Sonata for Two Pianos in D, K448 oleh W.A. Mozart
dibandingkan dengan kelompok tanpa musik ataupun kelompok yang
mendengarkan kaset relaksasi.
Salim (2009) menjelaskan bahwa musik memiliki dampak khusus
terhadap perilaku karena jenis musik tertentu mampu membawa respon yang
berbeda terhadap perilaku manusia. Musik memberi dampak pada perilaku
belajar. Perilaku belajar ditandai dengan keadaan belajar optimum. Keadaan
ini ditandai dengan: “detak jantung, kecepatan napas, dan gelombang otak
menjadi sinkron dan tubuh menjadi relaks sehingga pikiran terkonsentrasi dan
siap menerima informasi baru” (dalam Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A.
2004). Mendengarkan musik mampu mengembangkan kognisi, seperti
memori dan konsentrasi. Lozanov (dalam Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A.
2004) menemukan bahwa musik baroque menyelaraskan tubuh dan otak,
terutama membuka kunci emosional untuk memori super, yaitu sistem limbik
otak. Brewer (1995, dalam Berk 2008) merekomendasikan penggunaan
iringan musik dimainkan saat mahasiswa belajar, membaca, atau menulis
untuk meningkatkan level perhatian, mengembangkan ingatan dan memori,
dan meningkatkan keterampilan berpikir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Gao, Ren, Chang, Liu, dan Aickelin (2010) menyimpulkan bahwa
penggunaan musik baroque sebagai musik latar mampu meningkatkan
kemampuan mengingat. Kelompok yang diberi musik menunjukkan
performansi yang secara signifikan lebih baik pada proses long-term recall.
Gu, Zhiang, Zhou, dan Tong (2014) menyimpulkan bahwa musik baroque
memberi keuntungan dalam mempertahankan efektivitas belajar. Musik
secara cepat dan efektif menstimuli gelombang otak, meningkatkan kinerja
memori dan perhatian. Musik baroque membawa seseorang pada keadaan
seimbang, stabil, kondisi pikiran yang tenang dan meningkatkan efektivitas
belajar.
Berk (2008) menjelaskan bahwa jazz adalah jenis musik lain yang
digunakan dalam pembelajaran. Barber (2005) percaya bahwa musik popular,
jazz, musik dari gambar-gambar motion dan komedi musikal, musik country
dan western, musik dan ritme blues (R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop)
adalah jenis musik yang para mahasiswa dengarkan saat ini. Beny
Lihumahuwa seorang musisi Jazz menilai perkembangan musik Jazz di
Indonesia saat ini sangat pesat dan bagus (dikutip dari antarnews.com, Sabtu,
14 November 2014). Hal ini terlihat dari festival-festival musik Jazz, seperti
JakJAzz, Java Jazz, dan Sumatera Jazz.
Hasil penelitian Blaum pada tahun 2003 (dalam Suryana, 2012)
menyatakan mood mahasiswa lebih baik setelah mendengarkan musik jazz.
Penelitian Barber dan Barber (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa mampu
belajar untuk mengatasi emosi negatif, berpikir kreatif, dan latihan ekspresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
diri yang positif dan sehat setelah mendengarkan smooth jazz. Barber dan
Barber (2005) memilih format smooth jazz yang didasari pada kepercayaan
bahwa semua orang dari segala usia mendengarkan dan mengapresiasi smooth
jazz. Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz adalah jenis musik yang
mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, dan urban
groove.
Kefamiliaran terhadap musik di telinga pendengar menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan musik dalam belajar.
Mori, Naghsh, dan Tezuka (2014) menguji pengaruh musik terhadap tingkat
konsentrasi seseorang dan ditemukan hasil bahwa ada pengaruh positif musik
terhadap tingkat konsentrasi, yang berkontribusi pada level performansi
seseorang. Pemberian musik yang familiar memberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap konsentrasi dibandingkan dengan musik yang kurang familiar
ataupun tanpa musik.
Penelitian-penelitian pengaruh musik pada poses belajar menunjukkan
hasil yang positif bahwa banyak mahasiswa mampu belajar lebih baik dan
mencapai hasil yang maksimal dengan alat bantu musik. Peneliti ingin
mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa
dengan gaya belajar auditori dan apakah ada perbedaan pengaruh antara
musik baroque dan musik jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya
belajar auditori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa dengan
gaya belajar auditori?
2.
Apakah terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada
prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada
mahasiswa dengan gaya belajar auditori.
2.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh musik baroque dan
jazz pada prestrasi belajar mahasiswa gaya belajar auditori.
D. Manfaat Penelitian
a.
Secara Teoritis :
Secara teoritis, memberikan masukan atau referensi bagi
perkembangan ilmu psikologi dan menambah kajian terhadap ilmu
psikologi dalam bidang Psikologi Belajar.
b.
Secara Praktis :
Secara praktis, penelitian ini memberikan referensi penggunaan
musik saat belajar kepada individu dengan gaya belajar auditori.
Penelitian ini juga memberi pengetahuan baru kepada individu dengan
gaya belajar auditori mengenai pengaruh musik terhadap kegiatan
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi belajar
1. Belajar
Para pakar di bidang ilmu tentang belajar menyampaikan beberapa
pendapat mengenai pengertian belajar:
a.
Alsa (2005) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan
perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi individu dengan lingkungan (dalam Ghufron dan Risnawati,
2013).
b.
Khairani (2014) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan
lingkungan
dan
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang
bersifat relatif konstan atau tetap baik melalui pengalaman, latihan
maupun praktek.
c.
Winkel (dalam Khairani, 2014) menjelaskan bahwa belajar adalah
proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan,
kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang diperoleh, disimpan dan
dilakukan sehingga menimbulkan perilaku yang progresif dan adaptif.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Engkoswara
(dalam
Rusyan,
Kusdinar,
&
Arifin,
1992)
mengklasifikasikan jenis-jenis belajar yang dinyatakan dalam bentuk
perilaku:
a.
Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang berkaitan dengan masalah
pengetahuan, informasi, dan kecakapan intelektual.
b.
Perilaku afektif yang berupa sikap, nilai-nilai, dan apersepsi.
c.
Perilaku psikomotor, yang berupa kelincahan tangan dan koordinasi.
d.
Perilaku berbahasa dalam arti peningkatan perilaku secara halus.
Pemaparan di atas menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan dalam diri seseorang baik yang bersifat psikis maupun mental
dan cenderung bersifat relatif menetap sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan di sekitar. Belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku kognitif, afektif, psikomotor, dan berbahasa yang progresif dan
menetap dalam diri individu sebagai tujuan dari proses belajar.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada perilaku kognitif, afektif,
psikomotor, dan berbahasa yang dialami melalui belajar mampu
mempengaruhi
keterampilan,
pengetahuan,
sikap,
dan
kebiasaan
seseorang.
2. Prestasi belajar
Azwar (2013) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai seseorang dalam belajar. Ghufron dan Risnawati (2013)
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar yang dinyatakan dalam
bentuk nilai angka atau huruf. Pengukuran dan penilaian hasil belajar
dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar. Pengukuran mencakup segala
cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang
dikuantifikasikan (Suryabrata, 2000, dalam Ghufron dan Risnawati, 2013).
Prestasi belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah, sebagai berikut
(dalam Ratnawulan, E. & Rusdiana, 2015):
a.
Ranah kognitif, yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, yaitu
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
menyintesis, dan mengevaluasi.
b.
Ranah afektif, yang berhubungan watak perilaku, seperti sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
c.
Ranah psikomotor, ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
Bloom
(dalam
Majid,
A.,&Kamsyach,
Adriyani.,
2014)
menjelaskan bahwa hasil belajar dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu:
a.
Kognitif
Taksonomi ranah kognitif milik Bloom (1959), yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang telah
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001), yaitu:
1)
Mengingat, adalah mampu mengingat bahan-bahan yang baru
dipelajari. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan
memanggil kembali (recalling).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2)
Memahami, adalah mampu membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber, seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan
membandingkan.
3)
Menerapkan, adalah proses yang kontinu, yang dimulai dari
menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur
standar yang sudah diketahui Menerapkan meliputi kegiatan
menjalankan prosedur dan mengimplementasikan.
4)
Menganalisis, adalah memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari
keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut, serta mencari tahu
bagaimana keterkaitan tersebut menimbulkan masalah.
5)
Mengevaluasi,
adalah
memberikan
penilaian
berdasarkan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan.
6)
Menciptakan, adalah meletakkan unsur-unsur secara bersamasama untuk membentuk kesatuan koheren dan mengarahkan
individu untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola
yang berbeda dengan sebelumnya.
b.
Afektif
Ranah afektif adalah internalisasi sikap ke arah pertumbuhan batiniah
yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari diri dan
membentuk nilai, serta menentukan tingkah laku..
c.
Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan
fisik.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar yang
dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Prestasi belajar mencakup
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif,
meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan menciptakan. Ranah afektif, meliputi menerima, menjawab, menilai,
dan organisasi. Ranah psikomotor, meliputi keterampilan memanipulasi
dengan melibatkan anggota tubuh.
Penelitian ini lebih memusatkan perhatian terhadap prestasi belajar
ranah kognitif pada dua jenjang, yaitu:
a.
Mengingat, yaitu mampu memanggil kembali dan menunjukkan
kembali hal yang telah dipelajari.
b.
Memahami, yaitu mampu menjelaskan dan mendefinisikan suatu
makna dari materi yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Suryabrata (1983) menuliskan empat hal yang mempengaruhi
prestasi belajar, sebagai berikut:
a. Bahan yang dipelajari merupakan “input” pokok dalam belajar
Bahan pelajaran menentukan bagaimana proses belajar terjadi,
dan
bagaimana
hasil
yang
diharapkan.
Perbedaan
tersebut
menyebabkan konsep yang berbeda mengenai berbagai hal yang
bersangkutan dalam belajar. Taraf kesukaran serta kompleksitas hal
yang dipelajari memiliki pengaruh besar terhadap proses dan hasil
belajar, misal:
1) Belajar bahasa (verbal learning);
2) Belajar serangkaian huruf tanpa arti (nonsense, syllable learning)
3) Belajar serangkaian bahan (serial learning).
b. Faktor-faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Lingkungan alami
Lingkungan alami, seperti keadaan suhu dan kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar seseorang.
Waktu belajar juga turut mempengaruhi proses belajar.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang dimaksud adalah faktor manusia.
Seseorang yang sedang belajar cenderung terganggu apabila
orang lain berjalan-jalan di sekitar tempat belajar, keluar masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kamar, atau mengobrol di dekat tempat belajar itu sendiri. Orang
lain juga tidak hadir secara langsung (representasi), seperti foto
dan tulisan. Suryabrata (1984) menjelaskan bahwa suara mesin
pabrik dan suara kendaraan merupakan faktor-faktor sosial yang
menganggu proses belajar dan prestasi belajar. Faktor-faktor
tersebut cenderung menganggu konsentrasi sehingga perhatian
tidak ditujukan kepada hal yang dipelajari.
c. Faktor-faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang dirancang untuk
disesuaikan dengan prestasi belajar sehingga tujuan belajar tercapai.
Faktor ini berwujud faktor-faktor keras (hardware), seperti gedung
perlengkapan belajar dan alat-alat praktikum. Faktor-faktor lain adalah
faktor lunak (software), seperti kurikulum, program, dan pedomanpedoman belajar.
d. Kondisi individual mahasiswa
Kondisi individual adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Kondisi fisiologis
Faktor-faktor fisiologis dalam belajar berupa keadaan fisiologis,
seperti keadaan jasmani yang sehat dan keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Kondisi psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi
belajar adalah:
i.
Minat
Minat mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang yang tidak
berminat untuk mempelajari sesuatu tidak berhasil dengan baik
dalam belajar.
ii. Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan
atau kegagalan seseorang dalam belajar. Individu yang cerdas
lebih mampu belajar dibandingkan individu yang kurang
cerdas.
iii. Bakat
Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimiliki
memperbesar kemungkinan untuk berhasil dalam belajar.
iv. Motivasi
Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat jika
motivasi untuk belajar bertambah. Persoalan mengenai kaitan
dengan belajar adalah bagaimana mengatur motivasi agar hasil
belajar optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
v.
Kemampuan-kemampuan kognitif
Kemampuan-kemampuan kognitif merupakan faktor penting
dalam proses belajar mahasiswa. Kemampuan seseorang dalam
melakukan persepsi, mengingat, dan berpikir mempengaruhi
belajar.
Ghufron dan Risnawati (2013) mengemukakan bahwa peningkatan
prestasi belajar dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor, sebagai
berikut:
a.
Faktor internal
Faktor internal adalah aspek yang berasal dari dalam diri
individu, yang meliputi aspek perkembangan dan keunikan personal
individu, seperti gaya belajar.
b.
Faktor eskternal
Faktor eksternal adalah aspek yang berasal dari luar diri
individu. Aspek eksternal adalah bagaimana lingkungan belajar
dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan.
Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi faktor internal dan eksternal:
a.
Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor internal meliputi kemampuan kognitif seseorang (persepsi,
mengingat, dan berpikir), minat, bakat, motivasi, kecerdasan, dan gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
belajar. Faktor internal juga meliputi kesehatan jasmani dan fisiologis
individu, seperti fungsi panca indera.
b.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu,
yang meliputi: keadaan suhu, cuaca, waktu belajar, lingkungan belajar
(kebisingan), bahan yang dipelajari, dan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran
4. Alat ukur tes prestasi belajar
Alat ukur penelitian adalah tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar
dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuan, yaitu
mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar
adalah tes yang disusun terencana untuk mengungkap performansi
maksimal subjek dalam menguasai materi yang diajarkan (Azwar, 2013).
Sudijono (2006) menegaskan bahwa tes prestasi belajar adalah cara
atau prosedur pengukuran dan penilaian hasil belajar, yang berbentuk
serangkaian tugas yang dijawab dan dikerjakan oleh subjek, sehingga
berdasarkan data yang diperoleh dihasilkan nilai yang melambangkan
prestasi belajar. Nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai-nilai
standar tertentu, atau dibandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai
oleh subjek lain.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam penyusunan tes
prestasi yang memenuhi syarat dan kualitas. Pada langkah perencanaan,
dipertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan karakteristik tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan mengingat tujuan tes (Azwar, 2013). Aspek-aspek tersebut
merupakan spesifikasi tes yang memuat uraian isi materi dan batasan
perilaku, informasi mengenai tipe aitem, rata-rata taraf kesukaran, jumlah
aitem, waktu penyajian tes, dan cara pemberian skor.
Pengembangan tes prestasi belajar mengikuti langkah-langkah
standar dalam konstruksi tes yang diilustraikan pada gambar dibawah ini:
Identifikasi tujuan dan
kawasan ukur
Uraian komponen isi
Batasan perilaku dan kompetensi
BLUE PRINT
Spesifikasi tes
Penulisan aitem/soal
Review aitem
Uji coba awal
Field tes
Analisis aitem
Perakitan tes & penyusunan
instruksi
Pengujian reliabilitas
Bentuk Final
TES SIAP PAKAI
Identifikasi tujuan merupakan penegasan tujuan pengukuran, yang
diikuti oleh pembatasan kawasan ukur, yakni pendefinisian lingkup materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ukur yang hendak diungkap (Azwar, 2013). Pada perancangan tes prestasi
belajar, penguraian isi tes bukan hanya berarti mengusahakan agar tes
yang ditulis tidak keluar dari lingkup materi yang telah ditentukan oleh
batasan kawasan ukur, tetapi berarti pula mengusahakan agar bagian isi
yang penting tidak terlewatkan dan tertuliskan dalam tes (Azwar, 2013).
Batasan perilaku merupakan operasionalisasi tujuan instruksional
yang dianggap sebagai indikator perilaku. Indikator perilaku dibuat
sebagai penerjemahan tujuan instruksional umum ke dalam bentuk yang
paling konkret sehingga mampu diukur. Tujuan pengukuran belum cukup
operasional untuk digunakan sebagai landasan penulisan aitem. Rumusan
tersebut dinyatakan dalam taraf kompetensi kognitif yang lebih spesifik.
Keseluruhan aitem dalam tes yang direncanakan dibagi atas beberapa taraf
kompetensi yang berbeda. Salah satu pedoman dalam menentukan tingkat
kompetensi aitem tes adalah taksonomi yang dirumuskan oleh Bloom, dkk.
Taksonomi ini mencakup kawasan perilaku, yaitu kawasan afektif,
kognitif, dan psikomotor. Pembahasan mengenai tes prestasi lebih
memusatkan perhatian hanya pada kawasan kognitif. Taksonomi Bloom
(1959) yang telah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl (2001, dalam
Majid, A., & Kamsyach, A., 2014) adalah mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Taraf
kompetensi terendah adalah mengingat. Taraf yang lebih tinggi, yaitu
menciptakan diikuti oleh peningkatan taraf kesukaran aitem dan menuntut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kemampuan yang lebih kompleks daripada taraf kemampuan mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Tabel spesifikasi tes berupa tabel yang memuat uraian tes dan
tingkat kompetensi yang diungkap pada setiap bagian isi. Tabel berupa
tabel dua sisi yang sering disebut sebagai tes blue-print. Blue-print
menjadi pegangan yang sangat membantu saat penulisan aitem sebagai
pedoman agar penulis aitem tetap terarah pada tujuan pengukuran tes dan
tidak keluar dari batasan isi (Azwar, 2013).
Penguraian di atas menyimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah
tes yang memiliki tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan perfomansi
maksimal sesorang dalam menguasai suatu informasi. Nilai dari tes
prestasi belajar yang diperoleh dibandingkan dengan suatu nilai standar
tertentu atau dengan individu lain. Penyusunan tes prestasi belajar
dilakukan dengan menentukan identifikasi tujuan dan kawasan ukur,
batasan perilaku dan kompetensi mengenai hal-hal yang ingin diukur. Hal
ini guna membantu pembuat aitem lebih memfokuskan batasan mengenai
tujuan pengukuran, perilaku dan kompetensi yang hendak diungkap
sehingga membantu dalam penguraian isi materi dalam blue-print.
Tes prestasi belajar mengungkap kemampuan seseorang dalam
belajar pada kawasan kognitif. Konsep taraf kompetensi kognitif meliputi
enam jenjang tingkatan, yaitu mengingat, memahami, menerapkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Masing-masing tingkatan
memiliki taraf kompetensi yang berbeda.
Tes prestasi belajar pada penelitian ini hanya mengungkap
kemampuan pada ranah kognitif dalam bentuk tertulis. Hal ini dikarenakan
ranah afektif lebih sesuai jika diungkap melalui tes skala sikap dan ranah
psikomotor menggunakan cara evaluasi berupa observasi atau tes tindakan.
B. Gaya Belajar
1. Pengertian
Riding dan Cheema (1991, dalam Ghufron & Risnawati, 2013)
mengemukakan bahwa gaya belajar dikembangkan sebagai hasil minat
perbedaan-perbedaan individu. Beberapa tinjauan pustaka menunjukkan
bukti telah terjadi satu kebangkitan kembali yang membahas mengenai
gaya belajar berpengaruh pada proses belajar individu (Dunn, 1990, dalam
Ghufron & Risnawati, 2013).
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan
mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh
masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai
informasi yang sulit dan baru (dalam Ghufron dan Risnawati, 2013).
Menurut Dunn dan Dunn (dalam Prashnig, 2007) gaya belajar
adalah cara manusia
berkonsentrasi,
menyerap, memproses,
dan
menampung informasi yang baru dan sulit. James dan Gardner (1995,
dalam Ghufron & Risnawati, 2013) mengemukakan bahwa gaya belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adalah cara kompleks yang individu anggap paling efektif dan efisien
dalam memproses, menyimpan, dan memanggil kembali apa yang telah
dipelajari.
Pemahaman di atas menyimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara
yang digunakan oleh individu untuk berkonsentrasi pada apa yang
dipelajari sehingga terjadi proses menerima, menyerap dan memanggil
kembali suatu informasi.
2. Macam-macam gaya belajar
Gaya belajar diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan
sebagai berikut (dalam, Gunawan 2007):
a.
Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan cara
yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Pask (1975 – 1976), McDade
(1978), Schmeck (1981), Kolb (1984), Gregorc (1982), dan Honey
dan Mumford (1986).
b.
Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter
yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan (1965),
Witkin, Oltman, Raskin, dan Karp (1971), dan Myer-Briggs (1985).
c.
Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat
ketergantungan
terhadap
indera
tertentu.
dikembangkan oleh Bandler dan Grinder (1979).
Pendekatan
ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d.
Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respons yang
berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield (dalam
Gunawan, 2007).
e.
Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang
berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini
dikembangkan oleh Mann, Gibbard, & Hartman (1967), Grasha
(1972), Reichmann & Grasha (1974), dan Fuhrmann & Grasha (1983).
f.
Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan: menentukan bakat yang
berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner (1983),
dan
Handy (dalam Gunawan, 2007).
g.
Pendekatan berdasarkan pada wilayah otak; menentukan dominasi
relatif dari berbagai bagian otak. Pendekatan ini dikembangkan oleh
Sperry, Bogen, Edward, Hermann (dalam Gunawan, 2007).
Penelitian ini lebih berfokus pada penggunaan gaya belajar dengan
pendekatan modalitas sensori. Melihat, mendengar, menyentuh, dan
merasa adalah empat unsur yang membentuk gaya belajar seseorang dari
enam indera secara keseluruhan (dalam Prashnig, 2007). Berdasarkan
Neuro-Linguistic Programming yang dikembangkan oleh Richard Bandler
dan John Grinder (dalam Gunawan, 2007) dalam model strategi
komunikasi, bahwa selain memasukkan informasi dari kelima indera, juga
digunakan preferensi sensori, yaitu berdasarkan visual (penglihatan),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan) yang
dikenal dengan V-A-K.
Depotter dan Hernacki (2010) menjelaskan beberapa karakteristik
dari masing-masing gaya belajar VAK, yaitu:
a. Gaya belajar visual
Individu yang memiliki gaya belajar visual menggunakan daya
melihat (ketajaman indera mata) yang lebih memudahkan dalam
belajar, lebih nyaman belajar dengan warna-warni, garis dan bentuk,
lebih suka membaca daripada mendengarkan, dan mengingat dengan
gambar (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi
Jakarta, 2014).
Individu dengan gaya belajar visual melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka pengajar untuk mengerti pelajaran, dan cenderung duduk
di depan agar melihat dengan jelas. Individu dengan gaya belajar visual
berpikir menggunakan gambar-gambar dan belajar dengan lebih cepat
menggunakan tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran
bergambar, dan video. Individu visual lebih suka mencatat sampai
detail untuk memperoleh informasi (Tim Musyawarah Guru Bimbingan
dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014).
Ciri-ciri gaya belajar visual:
1) Rapi dan teratur
2) Berbicara dengan cepat
3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Teliti terhadap hal detail
5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi
6) Pengeja yang baik dan mampu melihat kata-kata di dalam pikiran
7) Mengingat dengan asosiasi visual
8) Tidak terganggu oleh keributan
9) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan sering kali meminta bantuan orang lain untuk
mengulangi
10) Pembaca cepat dan tekun
11) Lebih suka membaca daripada dibacakan
12) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu
masalah atau proyek
13) Mencoret-mencoret tanpa arti selama berbicara di telepon dan
dalam rapat
14) Mudah lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
15) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat berupa “ya”
atau “tidak”
16) Lebih suka demonstrasi daripada berpidato
17) Lebih suka seni daripada musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Gaya belajar auditori
Individu dengan gaya belajar auditori mengekspresikan diri
melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal
dengan orang lain (dalam Gunawan, 2007). Individu yang bertipe
auditori mengandalkan kesuksesan belajar melalui telinga (alat
pendengaran). Individu yang mempunyai gaya belajar auditori mampu
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang dikatakan pengajar (Tim Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014).
Individu auditori mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendah), dan kecepatan berbicara. Informasi yang
tertulis mempunyai makna yang minim bagi individu auditori. Individu
seperti ini menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras
dan mendengarkan kaset, kurang suka membuat catatan-catatan, dan
lebih senang mendengarkan teman yang sedang belajar (Tim
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014).
Ciri-ciri gaya belajar auditori:
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5) Mampu mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suara
6) Mengalami kesulitan dalam menulis cerita, tetapi hebat dalam
bercerita
7) Berbicara dalam irama yang terpola
8) Pembicara yang fasih
9) Lebih suka musik daripada seni
10) Belajar
dengan
mendengarkan
dan
mengingat
apa
yang
didiskusikan daripada yang dilihat
11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang
lebar
12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi
13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menulis
14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
c. Gaya belajar kinestetik
Individu dengan gaya belajar kinestetik sangat peka terhadap
perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan serta gerakan. Individu
dengan gaya belajar ini sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama
karena keinginan untuk beraktivitas dan eksplorasi yang kuat. Gaya
belajar kinestetik belajar dengan melakukan gerakan dan sentuhan (Tim
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik:
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menanggapi perhatian fisik
3) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7) Belajar melalui memanipulasi dan praktik
8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10) Banyak menggunakan isyarat tubuh
11) Tidak mampu duduk diam untuk waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berikut adalah perbedaan cara belajar untuk masing-masing gaya
belajar agar menjadikan belajar menjadi efektif:
Tabel 2.1:
Cara belajar untuk masing-masing gaya belajar
Gaya Belajar
Visual
Auditori
Kinestetik
Media atau alat bantu yang digunakan
Gerakan tubuh/ body language
Buku, majalah
Grafik, diagram
Peta pikiran / mind mapping
OHP / Komputer
Poster
Kolase
Flow Chart
Highlighting, tulisan dengan warna yang menarik
Kata-kata kunci yang dipanjang di sekeliling kelas
Model/peralatan
Suara yang jelas dengan intonasi yang terarah
Membaca dengan keras
Pembicara tamu, sesi tanya jawab, diskusi
Rekaman ceramah atau kuliah
Belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan
informasi
Permainan peran
Teknik Mnemonics
Musik
Kerja kelompok
Keterlibatan fisik
Field trip
Membuat model
Highlitghting
Tick It
Membuat peta pikiran
Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu
Tabel dikutip dari Adi W. Gunawan (2007) dalam bukunya yang berjudul “Genius Learning Strategi”
Penguraian di atas menjelaskan bahwa masing-masing gaya belajar
menggunakan alat bantu yang berbeda agar mampu menciptakan proses
belajar yang efektif. Gaya belajar visual yang mengandalkan indera
penglihatan dalam menerima dan menyerap informasi cenderung lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mudah belajar dengan menggunakan alat bantu yang berbentuk visual,
seperti buku, poster, dan OHP.
Gaya belajar auditori yang menggandalkan indera pendengaran
dalam menerima dan menyerap infomasi lebih mudah belajar dengan
menggunakan alat bantu musik atau rekaman suara. Gaya belajar
kinestetik yang mengandalkan indera sentuhan cenderung lebih mudah
terbantu dalam belajar jika melibatkan gerakan tubuh atau kegiatan
praktek secara langsung di lapangan.
C. Musik
1. Sejarah Perkembangan Musik
Musik yang berkembang sejak jaman purba disebut sebagai musik
primitif. Musik primitif muncul atau diperoleh dari suara-suara yang
dihasilkan anggota tubuh manusia, seperti tepukan tangan, siulan, suara
vokal atau suara manusia (dalam Delphie, M.A., 2005).
Musik primitif juga diperoleh dari alat yang terbuat dari tulang
binatang yang dikeringkan, biji-bijian kering, kayu, dan bambu. Musik
primitif digunakan sebagai penggiring tari-tarian pada upacara-upacara
ritual. Hal ini menunjukkan bahwa musik memiliki hubungan dengan polapola gerak tertentu yang disesuaikan dengan irama musik. Musik lebih
berkembang pada abad pertengahan terutama di gereja negara-negara
Barat sehingga mumcul tokoh-tokoh musik, teori tentang musik, istilah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
istilah berkaitan dengan musik, dan sekolah khusus yang mengajarkan
musik (dalam Delphie, M.A., 2005).
Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa musik mulai terbentuk
dan tercipta sejak pada zaman dahulu kala (zaman primitif). Musik tercipta
melalui suara yang dihasilkan oleh anggota tubuh manusia, seperti tepukan
tangan, bunyi siulan, dan suara vokal manusia. Musik juga tercipta dengan
menggunakan tulang binatang dan biji-bijian yang telah dikeringkan, serta
kayu dan bambu. Musik digunakan untuk mengiringi tarian pada upacaraupacara ritual sehingga pada abad pertengahan, musik mulai berkembang
terutama di gereja-gereja Kristiani negara Barat. Perkembangan musik di
gereja-gereja negara Barat mulai menarik perhatian para ahli untuk lebih
memahami musik.
2. Pengertian Musik
Schopenhauer (dalam Soedarsono, R.M, 1992) berpendapat bahwa
musik adalah melodi dengan syair berupa alam semesta. Suhastjarja
(dalam Soedarsono, R.M, 1992) menyatakan bahwa musik ialah ungkapan
rasa indah manusia dalam bentuk konsep pemikiran yang bulat, dalam
wujud nada-nada yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai
suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan
manusia lain dalam lingkungan sehingga mampu dimengerti dan
dinikmati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Campbell (2001) menjelaskan bahwa musik adalah bahasa yang
mengandung unsur-unsur universal, bahasa yang melintasi batas-batas
usia, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan. Musik adalah seni
penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu
yang tercipta dari alat musik atau suara manusia.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa musik adalah bunyi yang
memiliki pola yang teratur dan merdu yang berasal dari suara manusia
ataupun alat musik yang mengandung ritme dan harmoni, serta tidak
mengenal batasan-batasan bagi pendengar.
3. Elemen-Elemen Musik
Musik dibangun dari empat unsur, yaitu nada atau bunyi yang
teratur, amplitudo atau kuat lemah bunyi (dinamik), unsur waktu yang
terdiri dari panjang-pendek bunyi, serta timbre atau warna suara (dalam
Poetra, 2006).
Disisi lain, Delphie, M.A (2005) membagi elemen musik menjadi
dua, yaitu:
a.
Elemen primer
1) Irama
Irama adalah elemen musik yang paling penting, karena
hanya dengan suatu irama dan tanpa elemen lain seseorang
mampu mendengarkan musik. Irama dalam musik adalah susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
yang berurutan dari suara atau bunyi ketukan dan nilai not lagu
yang lambat dan cepat.
2) Melodi
Tinggi rendah suatu nada membentuk melodi. Melodi
tidak bisa terlepas dengan harmoni.
3) Harmoni
Harmoni adalah suatu gabungan dari nada-nada yang
berurutan
atau
nada-nada
yang
dibunyikan
pada
waktu
bersamaan. Harmoni membantu dalam mempertinggi atau
mengurangi tekanan dari musik. Harmoni terikat pada melodi
serta irama.
b.
Elemen sekunder, meliputi:
1) Dinamik
Kekuatan musik berubah-ubah dari yang bersifat lunak
atau tinggi hingga yang keras atau nada berat. Perubahan tersebut
dibagi tiga, yaitu:
i.
Cara bagaimana nada itu dibunyikan
ii. Luas melodi dipersempit atau diperkecil dengan cara tekanan
dikurangi atau diperbesar dengan menambahkan ketegangan.
iii. Irama yang diubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Agogik
Agogik merupakan perubahan yang terjadi antara gerakan
yang lambat sekali dengan gerakan yang sangat cepat.
Musik terbentuk dari dua elemen, yaitu elemen primer yang
menjadi unsur utama pembentuk musik, dan elemen sekunder, yaitu
elemen pendukung dalam suatu musik. Elemen utama adalah elemen yang
menciptakan musik sehingga memiliki nada-nada yang teratur dan
harmoni. Irama adalah elemen utama pembentuk musik, karena hanya
dengan kumpulan nada-nada atau not-not yang saling berurutan maka
tercipta suara yang merdu.
Unsur kedua pembentuk musik adalah dengan penambahan melodi
yang berupa tinggi rendah nada. Penggunaan unsur irama dan melodi
menciptakan suatu harmoni, yaitu gabungan nada-nada yang dibunyikan
secara bersama-sama.
Elemen lain, yaitu elemen pendukung yang membentuk alunan
suara dalam musik menjadi lebih menarik adalah dinamik, yaitu perubahan
nada-nada dari yang bersifat tinggi hingga nada yang berat dan agogik,
yaitu perubahan dari bunyi nada yang lambat hingga bunyi nada yang
cepat.
4. Musik Baroque
Baroque adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan seni
secara umum selama periode 1600-1750 (dalam Wright, 2011). Istilah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berasal dari bahasa Portugis “barroco” yang mengarah pada mutiara yang
memiliki bentuk yang berbeda dari mutiara lain dan digunakan pada
perhiasan atau dekorasi (dalam Wright, 2011). Istilah baroque pada
awalnya mengindikasikan hal-hal yang negatif. Namun, penemu baru pada
musik baroque, yaitu Peter Paul Rubens (1577-1640), dan musik dari
Antonio Vivaldi (1678-1741) dan J.S Bach (1685-1750) menciptakan
musik baroque yang memiliki arti positif dalam sejarah budaya Barat
(dalam Wright, 2011).
Musik baroque dibentuk dari empat elemen, yaitu melodi, harmoni,
ritme, texture dan dinamik. Karakteristik dari musik baroque adalah
memiliki melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang cukup kuat.
Musik baroque mengalami perubahan menjadi musik dengan arti
positif pada masa late baroque (1710-1750) dengan komposer terkenal J.S
Bach dan G.F Handel (dalam Wright, 2011). Musik Bach sangat unik
karena musik yang diciptakan mampu membawa seseorang pada kondisi
beta maupun alfa. Bach ternyata secara intuitif mampu menciptakan musik
yang sangat seimbang karena faktor pengondisian beta dan alfa (dalam
Gunawan, 2007).
Komposer lain yang terkenal untuk zaman Baroque adalah seorang
komposer Italia Antonio Vivaldi (1678-1741, dalam Gunawan, 2007).
Para komposer pada masa late baroque menggunakan ketukan sangat khas
dan pola-pola yang secara otomatis menyinkronkan tubuh dan pikiran.
Musik baroque mempunyai tempo enam puluh ketukan per menit, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sama dengan detak jantung rata-rata dalam keadaan normal. Selain itu,
struktur kord melodis dan instrumentasi baroque membantu tubuh
mencapai keadaan waspada tetapi relaks (Schuster dan Gritton, 1986,
dalam Depotter dkk, 2010).
Uraian di atas menjelaskan bahwa musik baroque adalah musik
klasik yang merujuk pada suatu zaman, yaitu zaman baroque sekitar tahun
1600-1750. Musik baroque dengan arti negatif terus mengalami perubahan
hingga menjadi musik dengan arti positif dan menjadi salah satu bagian
dalam budaya Barat.
Musik baroque memiliki beberapa karakteristik, yaitu penggunaan
melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang kuat. Selain itu, musik
baroque juga memiliki irama dengan ketukan yang hampir sama dengan
detak jantung manusia dalam keadaan normal.
Komposer yang terkenal dan mampu mengubah musik baroque
menjadi musik yang positif adalah Bach (1685-1750). Bach mampu
menciptakan musik baroque yang sangat seimbang dan intuitif karena
musik yang diciptakan mampu membawa seseorang pada kondisi beta dan
alfa. Kondisi tersebut adalah suatu kondisi ketika seseorang berada pada
kondisi yang rileks dan santai. Peneliti bernama Lozanov (1976)
melakukan penelitian terhadap penggunaan musik baroque yang mampu
membawa seseorang pada kondisi alfa, yaitu kondisi rileks namun
waspada. Hasil yang ditemukan Lozanov adalah musik baroque mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
merilekskan gelombang otak, menstabilkan mental, fisik dan emosi
seseorang sehingga seseorang masuk ke dalam keadaan relaksasi dan
membuka pikiran terhadap informasi yang masuk.
5. Musik Jazz
Jazz merupakan salah satu jenis musik yang berasal dari
masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Jazz adalah jenis musik dengan
tingkat kerumitan harmoni dan improvisasi yang tinggi, dengan kata lain
jazz adalah musik yang cukup susah (dalam Mulyanto, 2008). Jazz disebut
sebagai musik Afro-Amerika, berasal dari dan untuk orang kulit hitam;
musik improvisasi; musik yang dibentuk oleh feel ritmik yang disebut
swing; dan musik yang dipengaruhi blues (Szwed, 2013).
Musik jazz pertama kali muncul di kalangan kulit hitam New
Orleans, Florida pada akhir abad ke-19. Jazz merupakan jenis musik yang
telah banyak dipengaruhi oleh beberapa elemen budaya musik, termasuk
Afrika Barat, Amerika dan Eropa. Elemen Afrika Barat yang
mempengaruhi jazz melibatkan penekanan pada improvisasi, permainan
drum (drumming), suara perkusi dan irama yang kompleks. Melalui
persentuhan antara kebudayaan musik yang dibawa dengan kebudayaan
musik Barat, muncul di benua Amerika suatu musik yang dikenal musik
Jazz, yang mengalami perkembangan di dalam kondisi dan situasi tetentu
sehingga diperoleh wujud yang dikenal sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Peranan irama dan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz,
menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh terhadap fisik
seseorang secara amat kuat. Hendro S.D (2009) menerangkan bahwa jazz
merupakan salah satu genre musik yang berasal dari blues dan dipengaruhi
musik klasik. Nuansa harmoni musik klasik memberi inspirasi terhadap
pola-pola harmoni melodi Jazz.
Mulyanto (2008) mengemukakan bahwa jazz adalah potensi
musikalitas di dalam diri manusia yang menghasilkan berbagai bentuk
irama. Musikalitas mencakup naluri, insting, pola pikir, emosi, ekspresi,
perasaan dan harmoni musik menjadi satu kesatuan. Mulyanto (2008)
mengemukakan bahwa musik jazz lebih mengarah kepada suasana hati dan
karakter sebuah musik daripada sebuah jenis musik dengan batasan
tertentu.
Musik jazz dibentuk dari beberapa elemen, yaitu (dalam Szwed,
2013) melodi, harmoni dan ritme. Style jazz tidak hanya Marching Band,
namun berkembang membentuk style lain, seperti Ragtime, Boogie
Woogie, Swing, Bebop, Fusion, Jazz Rock, Jazzy, Foxtort, Samba, dan
Bossanova (dalam Heart, 2013).
Heart (2013) mengungkapkan bahwa penggunaan musik Jazz pada
ballet, salsa, tango, foxtrot, waltz, rumba dan bop digunakan untuk
mengangkat semangat, merilekskan pikiran dan menenangkan telinga
dengan irama listrik. Salah satu jenis jazz yang baik untuk peningkatan
otak adalah smooth jazz. Smooth jazz adalah musik yang telah muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
selama beberapa dekade. Para seniman terus berusaha membuat
pengulangan suara, menciptakan hit baru untuk koleksi jazz agar
memberikan efek yang sama. Smooth jazz menggunakan sifat atau pola
yang hampir sama dengan pola peningkatan otak dalam menciptakan
irama musik sehingga mampu membawa pikiran ke dalam kondisi
relaksasi.
Tahun 60-an, Irving Berlin, Cole Porter, George dan Ira Gerswin
dan Hoggy Carmichae yang datang dari area musik luar Inggris
meninggalkan kesan yang cukup mendalam mengenai jazz di seluruh
dunia. Arena smooth jazz mengisi suara di berbagai wilayah di seluruh
dunia, dengan membantu jutaan orang untuk rileks. Selama 60’an tahun
musik jazz mengambil bagian dan suara lembut dari smooth jazz masuk ke
dalam perhatian penikmat musik (dalam Heart, 2013).
Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz adalah jenis musik yang
mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, dan
urban groove sehingga mampu mempengaruhi mood seseorang dengan
mengatasi emosi negatif, membantu kemampuan berpikir kreatif dan
membantu dalam latihan ekspresi diri. Smooth jazz memiliki karakteristik
sebagai berikut (dalam Dunscomb dan Hill, 2002):
a. Lembut, suara yang enak didengar
b. Penggunaa keyboard electric dan bass
c. Terdiri dari kelompok kecil
d. Dipengaruhi oleh blues, jazz, gospel, R&B, pop, dan rock
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Hiphop dan rap- dipengaruhi alur
f. Komposisi yang teratur
Uraian di atas menunjukkan bahwa musik jazz adalah musik klasik
Amerika serikat. Musik jazz adalah musik yang dipengaruhi oleh musik di
berbagai daerah, seperti Eropa dan Afrika Barat. Musik jazz adalah musik
yang berasal dari genre blues namun dipengaruhi oleh musik klasik dan
marching band. Pengaruh musik klasik pada musik jazz memberi inspirasi
terhadap pola-pola harmoni melodi Jazz.
Smooth jazz memiliki karakteristik, berupa suara yang lembut dan
enak didengar, penggunaan bass dan keyboard electric, percampuran
irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock,
serta memiliki komposisi yang teratur.
Suara lembut dari jazz (smooth jazz) mampu mempengaruhi
kondisi fisik seseorang. Hal ini dikarenakan smooth jazz memiliki pola
irama yang sesuai dengan pola peningkatan otak sehingga mendengarkan
smooth jazz mampu merilekskan seseorang. Smooth jazz juga mampu
menaikkan semangat seseorang (mood menjadi baik) dan memberi
ketenangan bagi indera pendengaran.
6. Perkembangan Musik Baroque dan Jazz di Indonesia
Musik baroque adalah salah satu jenis musik klasik yang
diciptakan pada masa Baroque. Hakim (2010) menjelaskan bahwa musik
klasik mempunyai tempat tersendiri di kalangan pengemar musik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Beberapa kalangan mengatakan bahwa musik klasik adalah musik
kalangan orang-orang menengah ke atas dan tidak sedikit individu yang
mengakui bahwa tidak mudah untuk menikmati musik klasik.
Walaupun banyak penelitian yang menyatakan bahwa musik klasik
mampu memberikan ketenangan pada pikiran dan mengurangi stress,
namun rekaman musik klasik tidak mudah untuk didapatkan (dalam
Hakim, 2010).
Hakim (2010) menjelaskan bahwa cukup sulit mendengarkan
musik klasik karena sangat jarang televisi menyiarkan pertunjukkan musik
klasik. Musisi klasik di Indonesia masih cukup terbatas sehingga sangat
sulit untuk memperkenalkan musik klasik pada anak sekolah hingga
masyarakat pengemar musik lain. Mendengarkan musik klasik juga
merupakan masalah lain.
Mendengarkan pagelaran musik klasik memiliki beberapa aturan,
yaitu para penonton tenang, dalam arti tidak ngobrol dan bertepuk tangan
sebelum lagu yang dimainkan telah selesai. Aturan yang cukup banyak
dalam mendengarkan musik klasik menghambat musik klasik memperoleh
tempat di hati para penggemar (dalam Hakim, 2010).
Alunan irama musik jazz sudah cukup familiar di telinga
masyarakat di Indonesia. Beny Lihumahuwa seorang musisi Jazz menilai
perkembangan musik Jazz di Indonesia saat ini sangat pesat dan bagus
(dikutip dari antarnews.com, Sabtu, 14 November 2014). Hal ini terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dari festival-festival musik Jazz, seperti JakJAzz, Java Jazz, dan Sumatera
Jazz.
Sulastianto (2006) mengemukakan bahwa musik jazz memiliki
pengaruh yang kuat terhadap musik di Indonesia. Walaupum pengaruh
musik jazz tidak menyeluruh, tetapi hampir semua jenis musik modern
Indonesia dipengaruhi oleh jazz.
7. Hubungan musik dan otak
Salim (2009) menuliskan bahwa musik sangat berpengaruh dalam
kehidupan, selain didengarkan, dimainkan, dan dipentaskan juga dipelajari
secara ilmiah. Pythagoras, pada abad 6 SM telah mengupas suatu gejala
dalam musik. Seutas tali direnggangkan lima puluh persen menyebabkan
nada yang dihasilkan menjadi suatu oktaf lebih tinggi. Pembahasan
mengenai musik tidak hanya mengenai analisis nada dan perbandingan
getaran dua nada yang matematis tetapi juga pengaruh musik terhadap
manusia. Hal tersebut dimulai dari penelitian yang memperdengarkan
musik secara lengkap atau hanya irama tertentu saja.
Respon yang terjadi adalah perubahan denyut nadi, kecepatan
pernapasan, tahanan listrik pada kulit, dan sirkulasi darah. Denyut jantung
secara otomatis menyesuaikan diri dengan irama yang didengar. Irama
musik dengan kecepatan ¾ per detik hampir sama dengan berbagai macam
irama alam. Irama tersebut sama dengan denyut jantung (rata-rata 0,8
detik). Waktu 0,8 detik sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berbagai proses sederhana dalam otak. Musik apa saja baik yang berirama
cepat ataupun lambat, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
manusia.
Musik memiliki dimensi kreatif selain menjadi bagian-bagian yang
identik dengan proses belajar. Musik diyakini memiliki dampak khusus
terhadap perilaku karena jenis musik tertentu mampu membawa respon
yang berbeda terhadap perilaku manusia.
Musik dengan tempo 60-70 beats mampu menenangkan otak
sehingga bermanfaat untuk menyeimbangkan kembali kerja otak. Hal ini
dipahami dalam empat gelombang otak. Hasil pengukuran dengan
menggunakan alat EEG (Electro Encepalo Graph) diketahui 4 gelombang,
sebagai berikut (dalam Gunawan, 2007):
a) Beta
Frekuensi gelombang Beta berada pada kisaran 12-25 Hz. Seseorang
berada pada kondisi ini saat dalam keadaan sadar, melakukan aktivitas
sehari-hari, melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi tinggi,
melakukan debat, berolahraga, atau melakukan suatu proyek yang
rumit.
b) Alfa
Frekuensi gelombang Alfa berada pada kisaran 8-12 Hz, dengan alfa
optimum berada pada frekuensi 10,5 Hz. Seseorang berada dalam
keadaan yang rileks tetapi waspada, seperti membaca, menulis,
melihat, dan memikirkan jalan keluar dari suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c) Teta
Frekuensi gelombang Theta berada pada kisaran 4-8 Hz. Seseorang
berada dalam keadaan yang sangat rileks, masuk dalam kondisi
meditatif, dan ide-ide kreatif muncul. Seseorang masuk ke kondisi
delta dan tertidur apabila tidak mampu mengendalikan diri. (ex:
belajar sambil ngantuk).
d) Delta
Frekuensi gelombang Delta berada pada kisaran 0,5-4 Hz. Kondisi ini
adalah kondisi tidur dan menjadi tidak sadar dengan kondisi
lingkungan.
Proses musik dalam mempengaruhi kinerja otak adalah sebagai
berikut (dalam Gunawan, 2007):
a.
Musik pertama-tama diproses di auditori cortex dalam bentuk suara
b.
Seseorang menikmati musik dengan otak kanan, sedangkan otak kiri
memproses lirik dalam musik atau lagu.
c.
Sistim limbik menanggani respon terhadap musik dan emosi sehingga
belajar dengan menggunakan musik yang tepat sangat membantu
dalam meningkatkan daya ingat.
Musik baroque berhubungan dengan gelombang Alfa. Belajar
dengan mendengarkan musik baroque mampu meningkatkan konsentrasi
dan membuat tubuh lebih rileks. Musik tersebut merangsang otak dalam
gelombang alfa
yang santai seperti
keadaan
mengakibatkan belajar menjadi lebih efektif.
meditasi
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Musik jazz yang mampu merilekskan otak adalah smooth jazz.
Smooth jazz menggunakan sifat atau pola yang hampir sama dengan pola
peningkatan otak dalam menyusun irama musik. Irama smooth jazz
mampu membuat seseorang menjadi lebih santai yang memiliki peran
yang sama dengan musik jazz secara umum, yaitu untuk merilekskan jiwa.
Pemaparan di atas menjelaskan bahwa otak merespon musik yang
diputar dan didengarkan oleh telinga. Proses tersebut adalah otak kanan
menikmati irama musik sedangkan otak kiri memproses kata-kata atau
lirik pada lagu. Penggunaan musik yang tepat tidak hanya mempengaruhi
otak kiri dan kanan namun juga sistem limbik yang menanggani sistem
memori jangka panjang.
Penggunaan musik dalam meningkatkan daya ingat dan otak adalah
dengan tempo yang hampir sama dengan detak jantung manusia (60-80
bpm). Hal ini dipahami melalui kondisi gelombang otak pada saat
mendengarkan musik tertentu. Gelombang alfa adalah kondisi gelombang
yang paling baik bagi seseorang untuk melakukan proses belajar, seperti
membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan gelombang alfa adalah suatu
kondisi ketika seseorang berada dalam keadaan rileks namun tetap
waspada.
Musik baroque adalah musik yang secara khusus diciptakan
dengan pengkondisian gelombang alfa. Musik jazz berupa smooth jazz
memiliki
irama
yang mengikuti
pola peningkatan
otak dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan suara ritme listrik berulang sehingga mampu membawa
seseorang pada kondisi yang lebih santai.
8. Teori musik dan pembelajaran
Musik membantu proses pembelajaran melalui tiga cara (dalam
Gunawan, 2007):
1. Musik membantu untuk mengisi kembali energi pada otak
2. Musik membantu untuk merilekskan otak sehingga otak siap
untuk belajar
3. Musik digunakan untuk membawa informasi yang ingin
dimasukan ke dalam memori.
Depotter, dkk (2009) mengungkapkan bahwa musik digunakan
untuk: (1) meningkatkan semangat, (2) merangsang pengalaman, (3)
mnumbuhkan relaksasi, (4) meningkatkan fokus, (5) membina hubungan,
(6) menentukan tema untuk hari itu, (7) memberi inspirasi, dan (8)
bersenang-senang.
Depotter dan Hernacki (2010) menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan musik yang khusus maka mampu mengerjakan pekerjaan
mental yang melelahkan sambil tetap rileks dan berkonsentrasi.
Berikut perbedaan kondisi fisik pada proses pembelajaran
menggunakan musik dan tanpa musik terhadap pekerjaan mental yang
melelahkan (DePotter dan Hernacki, 2010):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 2.2:
Perbedaan kondisi fisik pada proses pembelajaran yang menggunakan
musik dan tanpa musik
Tanpa Musik
Denyut
nadi
dan
tekanan
Dengan musik
darah Denyut nadi dan tekanan
meningkat
menurun
Gelombang otak semakin cepat
Gelombang otak melambat
Otot-otot menegang
Otot-otot rileks
darah
Tabel dikutip dari Bobbi Depotter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, 2010:73
Pembelajaran dengan musik oleh psikiater bernama Lozanov
(1976, dalam Russel, 2011) untuk meningkatkan belajar dan memori,
dikenal sebagai accelerated learning. Lozanov menggunakan musik
sebagai bagian integral dari program pembelajaran yang disebut
suggestopedia, atau “konser aktif dan pasif”.
Proses pembelajaran dengan konser aktif dan pasif adalah proses
pembelajaran dengan menggunakan media musik. Pengajar menjelaskan
materi dengan mengikuti irama musik yang dimainkan sebagai latar
(pengiring pembelajaran) agar mahasiswa menyerap materi yang
disampaikan pengajar. Berikut adalah perbedaan konser aktif dan pasif
dalam proses pembelajaran:
1) Konser aktif
Konser aktif digunakan untuk memperkenalkan materi baru.
Materi dibacakan secara dramatik kepada mahasiswa dengan musik
klasik atau romantik bertempo sekitar 80 bpm. Lozanov percaya
bahwa musik membantu menciptakan sebuah jembatan limbic bagi
kata-kata lewat penyeimbangan otak kiri dan kanan agar ingatan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
baik. Mahasiswa menyadari kata-kata di dalam proses pembelajaran.
Konser
aktif
memberikan
energi
kembali
pada
otak
dan
menyeimbangkan kembali otak serta tubuh.
2) Konser pasif
Materi yang sama atau serupa dengan materi konser aktif
dibacakan secara lebih pelan kepada mahasiswa dengan musik yang
lebih pelan sekitar 60 bpm. Mahasiswa tidak mencatat, hanya duduk
dan membiarkan kata-kata mengalir.
Berk (2008) menguraikan beberapa hasil dari mendengarkan
musik, yaitu: (1) menarik perhatian mahasiswa, (2) memfokuskan
konsentrasi mahasiswa, (3) membangkitkan minat di kelas, (4)
menciptakan rasa antisipasi, (5) membangun suasana atau lingkungan yang
positif, (6) merilekskan mahasiswa saat belajar, (7) menarik imajinasi
mahasiswa, (8) membangun
kesesuaian
diantara
mahasiswa,
(9)
meningkatkan sikap terhadap konten dan pembelajaran, (10) membangun
sebuah hubungan dengan mahasiswa lain dan dosen, (11) meningkatkan
konsep atau isi memori, (12) memfasilitasi penyelesaian tugas yang
monoton
atau
meningkatkan
berulang,
performansi
(13)
pada
meningkatkan
tes
dan
pemahaman,
pengukuran
lain,
(15)
(16)
menginspirasi dan memotivasi mahasiswa, (17) membuat belajar
menyenangkan, (18) meningkatkan kinerja keberhasilan, (19) mengatur
mood, (20) mengurangi kecemasan dan ketegangan pada topik
menegangkan atau menakutkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Brewer (1995, dalam Berk 2008) merekomendasikan penggunaan
iringan musik dimainkan saat mahasiswa belajar, membaca, atau menulis
untuk meningkatkan level perhatian, mengembangkan ingatan dan
memori, memperpanjang waktu belajar yang fokus, dan memperluas
keterampilan berpikir. Musik efektif digunakan selama mengulang materi
atau pelaksanaan tes.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan iringan musik
dalam proses pembelajaran mampu menciptakan kondisi belajar yang
rileks dan efektif sehingga membantu meningkatkan konsentrasi, memori,
mampu fokus dalam jangka waktu yang lama, dan pemahaman terhadap
suatu informasi atau materi, serta mampu meningkatkan ketrampilan
berpikir. Oleh karena itu, musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap diri
seseorang.
Musik
mempengaruhi
perkembangan
kognitif,
sosial,
psikomotor, dan emosi dalam diri individu.
Pengajar memberikan materi dengan mengikuti setiap irama (tinggi
rendah nada) pada musik yang dimainkan sebagai iringan pada proses
belajar konser aktif. Pengajar lebih lambat dan santai dalam mengucapkan
kata-kata dari materi yang diajarkan selama konser pasif. Hal ini
dikarenakan tempo musik pada konser pasif yang lebih lambat (60 bpm)
dibandingkan tempo musik pada konser aktif (80 bpm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
9. Syarat Musik yang Digunakan
Gunawan (2007) menyarankan beberapa syarat musik yang baik
digunakan:
a.
Penggunaan musik yang tidak mengandung kata-kata dalam proses
pemasukkan informasi karena informasi yang dipelajari berbaur
dengan
lirik
lagu.
Gunawan
(2007)
menerangkan
bahwa
menggunakan musik instrumental yang berasal dari lagu yang
mengandung
lirik
mengakibatkan
pikiran
seseorang
turut
menyanyikan lirik lagu. Berk (2008) menyebutkan beberapa jenis
musik yang digunakan dalam pembelajaran: (1) classical; (2) early
romantic; (3) late romantic; (4) abad ke-20; (5) soundtracks TV,
Movie, dan Broadway; (6) pop; (7) jazz; (8) New Age.
b.
Penggunaan musik sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan informasi
menggunakan musik dengan tempo 55-70 bit per menit. Brainstroming, diskusi, atau tugas yang menuntut output kreatif
menggunakan musik yang lebih aktif dengan tempo 100-140 bit per
menit.
c.
Penggunaan kualitas sound system atau tape/CD player yang bagus.
Suara yang memiliki kualitas audio yang tidak bagus akan menganggu
dan menghambat proses pembelajaran.
Uraian di atas menunjukkan bahwa musik yang digunakan sebagai
media pembelajaran adalah jenis musik yang tanpa lirik atau musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
instrumental dengan ketukan 55-70 bpm untuk pemasukan informasi dan
100-140 bpm untuk kegiatan yang lebih aktif, menggunakan kualitas audio
yang baik dan dengan volume yang tidak mengganggu perhatian
mahasiswa.
D. Dinamika Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi
Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori
Prestasi belajar merupakan aspek yang penting dalam mengetahui
keberhasilan seseorang dalam belajar. Mahasiswa yang memahami dan
menguasai materi mampu mencapai prestasi belajar yang baik selama di
perguruan tinggi. Salah satu cara untuk mencapai prestasi belajar yang baik
adalah dengan memperhatikan gaya belajar.
Kolb dan Kolb (2003) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan
salah satu faktor pokok dalam efektivitas belajar (dalam Ghufron &
Risnawati, 2013). Gaya belajar adalah cara yang digunakan oleh individu
untuk berkonsentrasi dan menguasai materi yang dipelajari sehingga terjadi
proses menerima, menyerap dan memanggil kembali suatu informasi
Individu memiliki kemampuan mengingat, menyerap dan memanggil
kembali informasi yang berbeda. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar
yang mengandalkan indera pendengaran dalam menerima dan menyerap
informasi. Individu dengan gaya belajar auditori memiliki kelemahan dalam
kegiatan belajar yang melibatkan aktivitas visual, seperti membaca. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
membaca termasuk visual karena mahasiswa harus melihat kata-kata dan
memahami semua makna di dalam kata-kata (dalam William, 2010).
Salah satu cara untuk membantu individu gaya belajar auditori dalam
belajar melibatkan proses visual berupa membaca dengan menggunakan alat
bantu musik. Penggunaan musik sebagai iringan membantu proses belajar
menjadi efektif. Musik membantu kondisi fisik seseorang menjadi lebih
santai dan rileks dibandingkan tanpa musik (Depotter dan Hernacki, 2010).
Musik juga membantu meningkatkan konsentrasi seseorang.
Lozanov (1978, dalam Berk, 2008) menyarankan penggunaan musik
baroque ketika membaca. Musik baroque adalah musik yang memiliki
karakteristik dengan penggunaan melodi yang ekspresif dan menggunakan
bass secara kuat (dalam Wright, 2011). Tipe musik baroque memiliki irama
ketukan yang hampir sama dengan detak jantung manusia dalam keadaan
normal. Musik baroque mampu merilekskan gelombang otak pada keadaan
alfa dan mampu menyeimbangkan otak kiri dan kanan sehingga proses
penyerapan informasi meningkat. Seseorang yang mendengarkan musik
baroque masuk ke dalam keadaan relaksasi dan pikiran siap menerima
informasi yang masuk, serta membantu dalam mempertahankan fokus dan
konsentrasi seseorang. Mahasiswa yang mampu melakukan proses belajar
yang efektif memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Musik jazz merupakan salah satu musik yang digunakan pada proses
pembelajaran. Barber (2005) percaya bahwa musik popular, jazz, musik dari
gambar-gambar motion dan komedi musikal, musik country dan western,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
musik dan ritme blues (R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop) adalah jenis
musik yang para mahasiswa dengarkan saat ini.
Suara lembut dari musik jazz (smooth jazz) mempengaruhi proses
pembelajaran karena mampu merilekskan seseorang, mood menjadi baik dan
memberi ketenangan bagi indera pendengaran. Hal ini dikarenakan Smooth
jazz memiliki irama yang mengikuti pola peningkatan otak. Musik smooth
jazz memilliki karakteristik, yaitu suara yang lembut dan enak didengar,
percampuran irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop,
dan rock, tidak hanya menggunakan bass namun juga menggunakan keyboard
electric.
Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz mempengaruhi mood
seseorang dengan mengatasi emosi negatif, kemampuan berpikir kreatif dan
membantu dalam latihan ekspresi diri. Oleh karena itu, mendengarkan smooth
jazz menjadikan proses belajar lebih efektif dengan meningkatkan
konsentrasi. Mahasiswa yang mampu melakukan proses belajar yang efektif
memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Penggunaan musik pada kegiatan belajar berupa membaca lebih
membantu mahasiswa dengan gaya belajar auditori untuk memperoleh
prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa musik. Musik membantu
proses belajar menjadi efektif dengan meningkatkan konsentrasi dan mood.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
E. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar
auditori menggunakan musik dan tanpa musik.
2. Terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi
belajar
mahasiswa
dengan
gaya
belajar
auditori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Kerangka Berpikir
Belajar  aktivitas membaca
Gaya belajar auditori
Mampu mengingat dan
memahami
tanpa iringan musik
Dengan iringian musik
-
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
-
Denyut nadi dan tekanan darah
menurun
Gelombang otak melambat
Otot-otot rileks
Musik Baroque
penggunaan melodi yangekspresif
menggunakan bass secara kuat
irama ketukan yang hampir sama dengan
jantung manusia dalam keadaan normal
menyimbangkan otak kiri dan otak kanan
Berdampak:
ï‚· konsentrasi meningkat sehingga dapat
mengingat, memanggil kembali dan
memahami sesuatu informasi
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
-
Denyut nadi dan tekanan darah
meningkat
Gelombang otak semakin cepat
Otot-otot menegang
Musik jazz
suara yang lembut dan enak didengar
adanya percampuran irama dan melodi dari genre musik
blues, gospel, R&B, pop, dan rock
tidak hanya menggunakan bass namun juga menggunakan
keyboard electric,
Mengikuti pola peningkatan otak,
Mampu menaikkan semangat (mood membaik
pendengaran.) dan memberi ketenangan bagi indera
pendengaran
Berdampak:
ï‚· Konsentrasi meningkat sehingga dapat mengingat,
memanggil kembali dan memahami sesuatu informasi
ï‚· lebih bersemangat (mood membaik)
Prestasi Belajar lebih tinggi
Prestasi Belajar lebih rendah
Prestasi Belajar lebih tinggi
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian multiple groups design (postest only) karena
memiliki lebih dari dua kelompok subjek dan masing-masing kelompok
diberi perlakuan yang berbeda (Myers, A., & Hansen, C.H, 2002). Pada
desain ini tanda (X) untuk variabel bebas yang dimanipulasi, dan O2 sebagai
tanda posttest yaitu varibel tergantung setelah diberi perlakuan (Seniati, L.,
Yulianto, A., dan Setiadi B.N., 2011).
Multiple groups design (postest only)
Subjek
(n)
R (KK) -X

O
R (KE1) X

O
R (KE2)

O
Kelompok Kontrol
(KK)
-X
X
Kelompok
Eksperimen 1 (KE1)
O
X
n1
n2
n3
n11
57
O
Kelompok
Eksperimen 2 (KE2)
X
O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Keterangan :
R (KK) : Randomisasi Kelompok Kontrol (tanpa perlakuan)
R (KE1) : Randomisasi Kelompok Eksperimen 1 (Musik Baroque)
R (KE2) : Randomisasi Kelompok Eksperimen 2 (Musik Jazz)
O
: Pengukuran prestasi belajar mahasiswa sesudah perlakuan.
X
: Pemberian perlakuan
-X
: Tanpa perlakuan.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung adalah prestasi belajar
2. Variabel bebas adalah musik, yaitu musik baroque dan musik jazz
C. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
melakukan aktivitas belajar dan dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau
huruf. Prestasi belajar secara keseluruhan diukur melalui tes prestasi
belajar yang disusun berdasarkan kawasan kognitif pada tingkatan:
a) Mengingat, yaitu mampu memanggil kembali dan menunjukkan
kembali hal yang telah dipelajari.
b) Memahami, yaitu mampu menjelaskan dan mendefinisikan suatu
makna dari materi yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Musik
Musik adalah bunyi yang memilki pola yang teratur dan merdu
yang berasal dari suara manusia maupun alat musik yang mengandung
ritme dan harmoni serta tidak mengenal batasan-batasan bagi pendengar.
Dua jenis musik yang digunakan adalah musik baroque dan musik jazz.
Musik baroque adalah musik yang memiliki karakteristik dengan
penggunaan melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang kuat.
Musik baroque memiliki irama dengan ketukan yang hampir sama
dengan detak jantung manusia dalam keadaan normal.
Musik smooth jazz adalah musik memilliki karakteristik suara yang
lembut dan enak didengar, percampuran irama dan melodi dari genre
musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock, tidak hanya menggunakan bass
namun juga menggunakan keyboard electric. Smooth jazz menggunakan
pola irama yang hampir sama dengan pola peningkatan otak sehingga
mampu membuat seseorang dalam keadaan rileks dan menaikan semangat
seseorang.
Musik baroque dan musik smooth jazz yang digunakan memiliki
ketukan 55-70 bpm karena musik dengan ketukan ini mampu membawa
seseorang pada kondisi alfa, yaitu kondisi rileks tapi waspada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Subjek Penelitian
1. Kriteria subjek
a) Usia
: 18 – 22 tahun
b) Jenjang Pendidikan
: Mahasiswa
c) Gaya belajar
: Auditori
2. Pemilihan dan pembagian subjek
Pemilihan subjek menggunakan teknik nonprobability sampling,
yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Peneliti memilih
subjek
khusus,
yaitu
mahasiswa
dengan
gaya
belajar
auditori
menggunakan kuis gaya belajar milik Gunawan (2007). Kuis gaya belajar
berisikan 36 pernyataan, yang dibagi menjadi 12 pernyataan untuk masingmasing gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Setiap pernyataan
disesuaikan dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik
Setelah memperoleh subjek yang sesuai kriteria dan subjek
bersedia terlibat dalam penelitian, peneliti secara random memasukkan
subjek ke dalam masing-masing kelompok eksperimen. Semua subjek
memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke dalam salah satu
kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan
berupa musik sebagai kelompok kontrol, dan kelompok kedua dan ketiga
yang diberi perlakuan musik sebagai kelompok eksperimen. Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kedua adalah kelompok dengan perlakuan berupa musik baroque dan
kelompok ketiga adalah kelompok dengan perlakuan berupa musik jazz.
E. Metode dan Alat Pengambilan Data
Metode dan alat pengambilan data prestasi belajar adalah tes prestasi
belajar. Pengukuran tes prestasi belajar digunakan untuk melihat hasil akhir
dari kegiatan membaca materi para subjek. Tes prestasi belajar yang dibuat
hanya memusatkan perhatian pada kawasan kognitif pada tingkatan
mengingat dan memahami (Majid, A., & Kamsyach, A., 2014). Pemilihan tes
prestasi pada tingkatan mengingat dan memahami didasari pada beberapa
faktor:
1. Subjek penelitian adalah mahasiswa dari berbagai fakultas dan universitas
sehingga materi bacaan dalam penelitian ini adalah materi yang umum.
2. Waktu yang diberikan untuk membaca materi selama penelitian hanya 20
menit. Penelitian ini hanya menggunakan post-test only sehingga sukar
untuk mengetahui kawasan kognitif yang lebih tinggi karena materi yang
dibaca bukan materi pelajaran dalam perkuliahan yang masing-masing
subjek ikuti. Azwar (2013) mengemukakan bahwa walaupun secara
lengkap taksonomi kawasan kognitif merupakan sumber acuan baik dalam
penyusunan tes prestasi tetapi tidak semua tingkat kompetensi perlu
diungkap oleh masing-masing tes, karena tidak semua bahan pelajaran
mampu diungkap sampai pada taraf kompetensi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Materi bacaan tidak terlalu banyak sehingga tidak akan mengungkap
kawasan pada tingkatan di atas mengingat dan memahami. Pengungkapan
kawasan kognitif yang lebih tinggi cenderung diikuti oleh peningkatan
taraf kesukaran aitem dan menuntut kemampuan yang lebih kompleks
(Azwar, 2013).
Jumlah soal yang peneliti berikan dalam uji coba berjumlah 40 soal
aitem. Tipe aitem dalam tes prestasi belajar adalah tipe memilih aitem
alternatif “Benar – Salah”. Subjek diminta untuk memilih salah satu jawaban
diantara beberapa pilihan jawaban yang subjek anggap terbaik (Azwar, 2013).
Aitem tipe Benar- Salah berupa suatu pernyataan mengenai materi
yang diujikan, yang diikuti oleh dua alternatif jawaban, yaitu Benar dan
Salah. Pemilihan tipe aitem ini dikarenakan ranah ukur yang peneliti teliti
adalah ranah kognitif dalam tingkatan mengingat dan memahami bacaan.
Aitem tipe Benar-Salah menguji pemahaman seseorang terhadap suatu
bacaan atau informasi (Azwar, 2013). Selain itu, aitem benar-salah lebih
efisien, yaitu jumlah aitem yang diajukan dalam waktu penyajian tes jauh
lebih tinggi daripada jumlah aitem yang disajikan oleh aitem tipe yang lain
dalam batas waktu yang sama sehingga cakupan isi bacaan atau materi yang
ditanyakan lebih menyeluruh (Azwar, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.1
Tabel spesifikasi tes prestasi belajar (bahaya gempa tektonik)
Komponen Uraian Isi
Komponen Perilaku
Mengingat
Memahami
1. Hidup di wilayah rawan
gempa
2. Tanda
bahaya
gempa
tektonik
3. Bahaya
yang
mungkin
timbul
4. Mitigasi
yang
dapat
dilakukan
Jumlah aitem
Jumlah
aitem
5
5
10
5
5
10
5
5
10
5
5
10
20
20
40
Skor bagi jawaban yang benar pada setiap aitem bertipe objektif,
adalah satu angka (Azwar, 2013). Tes yang terdiri hanya atas dua pilihan
jawaban sebagaimana pada tes dengan format benar-salah menggunakan
formula koreksi (Azwar, 2013):
X = B -S
X
: Skor setelah dikoreksi
B
: Jumlah aitem yang dijawab dengan benar
S
: Jumlah aitem yang dijawab salah
Pada format aitem Benar-Salah, bila pemberian angka dengan
hukuman karena menebak diterapkan maka skor yang diberikan adalah
jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah yang salah (Azwar, 2013).
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian meliputi:
1. Membuat alat ukur
a. Menyusun tes prestasi belajar berdasarkan materi yang telah dipilih
b. Melakukan uji coba tes untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
c. Melakukan uji validitas dan analisis aitem
d. Memilih aitem yang baik
2. Memberikan kuis gaya belajar kepada mahasiswa guna memperoleh
subjek dengan gaya belajar auditori.
3. Memberikan informed consent kepada subjek untuk meminta kesediaan
subjek dan memberitahu infomasi mengenai penelitian.
4. Persiapan penelitian
Peneliti menyediakan ruangan penelitian yang telah tertata rapi dan
menyiapkan alat perlengkapan, yaitu musik, sound system, dan stopwatch.
Peneliti menyiapkan materi bacaan dan lembar jawaban yang digunakan
sebagai alat ukur variabel tergantung.
Peneliti menggunakan musik baroque dan smooth jazz dengan
tempo 55-70 bpm. Musik baroque yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Four Season – Winter: Adagio (Vivaldi), Oboe Concerto 1:
Adagio (Handel), Water Music –Suite 1: Air (Handel), Oboe Concerto 2:
Andante (Handel), Clavier Concerto BWV 1058: Adagio (Bach), dan
Suite 3 BWV 1068 – Air (Bach). Sedangkan musik smooth jazz yang
digunakan adalah A Life of Ease (William Peklinsky), Faith (William
Peklinsky), In My Soul (dr.Christian Krauss), It Won’t Happen Today
(William Peklinsky), Preludio 11 (Piero Bussi), dan Sooner Than You
Think (William Peklinsky). Selain itu, peneliti juga menggunakan 1 set
speaker untuk digunakan pada saat proses eksperimen yang telah tersedia
di Ruang Observasi Fakultas Psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
5. Perizinan Tempat dan Alat
Peneliti membuat surat perizinan untuk meminta izin peminjaman
tempat agar penelitian ini berjalan lancar. Tempat yang digunakan adalah
Ruang Observasi I Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Pemilihan ruangan ini karena menurut peneliti ruangan ini cukup baik
untuk digunakan sehingga mampu mengontrol pengaruh variabel
extraneous.
Peneliti mengurus surat peminjaman tempat, yaitu Ruang Observasi
I Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma III Paingan pada tanggal
18 November 2015 – 20 November 2015, yang diajukan kepada bagian
staff Laboratorium Fakultas Psikologi.
6. Asisten Penelitian
Peneliti meminta bantuan kepada rekan sesama mahasiswa lain agar
penelitian terlaksana dengan baik dan lancar. Peneliti mempunyai 2 asisten
yang turut membantu dalam proses eksperimen, yaitu bertugas untuk
membagikan informed consent, materi bacaan, dan soal kepada subjek.
Asisten peneliti adalah mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Pelaksanaan treatment
a. Masing-masing subjek secara random dimasukkan ke dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
b. Subjek memilih sendiri posisi duduk yang diinginkan di dalam ruang
eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Peneliti memberikan instruksi mengenai penelitian
d. Subjek kemudian diberi suatu materi berbentuk teks/tertulis. Materi
bacaan adalah mengenai bahaya gempa tektonik yang diambil dari
buku
milik
BENCANA
Sukandarrumidi
(2010)
ANTHROPOGENE:
“BENCANA
Petunjuk
ALAM
Praktis
&
untuk
Menyelamatkan Diri dan Lingkungan”
e. Memutar musik dengan menggunakan sound system pada saat subjek
sedang membaca (pada kelompok eksperiman 1 dan 2)
f. Waktu yang diberikan untuk membaca materi yang diberikan ini
selama 20 menit.
g. Setelah selesai membaca materi, kemudian subjek diminta untuk
menjawab sejumlah soal.
h. Pengendalian variabel extraneous
Cara pengendalian variabel extraneous dijelaskan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2
Pengendalian Variabel Extraneous
No.
1.
2.
3.
Variabel
Gaya belajar
Cara Mengontrol
Dikontrol
dengan
teknik konstansi, yaitu
memilih gaya belajar
yang sam berupa gaya
belajar auditori
Bahan yang dibaca Dikontrol
dengan
teknik konstansi, yaitu
memberi materi bacaan
yang sama kepada
setiap kelompok
Pendidikan
dan Dikontrol
dengan
usia
teknik
konstansi,
Alasan
Agar gaya belajar
tidak mempengaruhi
variabel tergantung
Agar materi bacaan
tidak mempengaruhi
variabel tergantung
Untuk menghindari
subjek yang bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(Mahasiswa)
4.
5.
dengan menyamakan mahasiswa
dan
pendidikan
subjek memiliki usia yang
yaitu mahasiswa
lebih muda karena
setiap
jenjang
pendidikan dan usia
memiliki kemampuan
kognitif yang berbeda
dalam
mempelajari
suatu materi
Suhu
dalam Dikontrol
dengan Agar
suhu
tidak
ruangan
teknik
balancing mempengaruhi
dengan menggunakan variabel tergantung
suhu pada derajat yang
sama
pada
ketiga
kelompok.
Kebisingan
Dikontrol
dengan Agar kebisingan tidak
teknik balancing dan menganggu variabel
eliminasi, yaitu dengan tergantung.
menggunakan ruangan
yang
sama
pada
masing-masing
kelompok, yaitu ruang
kedap suara
8. Melakukan analisis data dengan melihat perbedaan skor tes prestasi
belajar antara kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1, dan kelompok
eksperimen 2.
9. Melakukan pembahasan dari hasil yang telah diperoleh.
G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas
1.
Uji Validitas
Uji validitas menggunakan validitas isi, yaitu analisis rasional dan
professional judgement. Analisis rasional dilakukan untuk melihat apakah
aitem-aitem dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue-print, yaitu telah
sesuai dengan batasan domain ukur masing-masing aitem yang telah
ditetapkan dan memeriksa apakah masing-masing aitem telah sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dengan indikator perilaku yang hendak diungkap (Azwar, 2012),
sedangkan pofessional judgment dilakukan dengan cara meminta
pertimbangan dari pihak ahli, yaitu dosen pembimbing.
2.
Analisis Aitem dan Seleksi Aitem
a. Analisis Aitem
1) Taraf kesukaran soal
Taraf kesukaran suatu item dinyatakan oleh suatu indeks
yang dinamakan indek kesukaran item dan disimbolkan dengan
huruf p. Indeks kesukaran item merupakan rasio antara penjawab
item dengan benar dan jumlah penjawab item. Secara teoritik
dikatakan bahwa p merupakan probabilitas empirik untuk lulus
item tertentu bagi kelompok mahasiswa tertentu. Formula indeks
kesukaran item adalah :
p = ni / N
ni = Jumlah mahasiswa yang menjawab item dengan benar
N = Jumlah mahasiswa yang menjawab item dengan benar
Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran, kemudian hasil
analisis soal dikategorikan berdasarkan taraf kesukaran soal.
Berikut adalah kategori indeks kesukaran soal yang umum
digunakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Range
< 0.30
0.30 – 0.69
> 0.69
Keterangan
Soal sukar
Soal baik
Soal Mudah
Setelah dilakukan analisis aitem pada taraf kesukaran soal,
kemudian masing-masing soal dimasukkkan ke dalam kriteria
taraf kesukaran yang telah ditentukan:
Tabel 3.4:
Kriteria soal setelah analisis taraf kesukaran soal
Range
< 0.30
0.30 – 0.69
> 0.69
Keterangan
Soal sukar
Soal baik
Soal Mudah
Nomor Soal
20, 34
3, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17,
18, 19, 21, 22, 24, 28, 30,
31, 32, 33, 35, 36, 39, 40
1, 2, 4, 6, 7, 10, 11, 16, 23,
25, 26, 27, 29, 37, 38
Total
2
23
15
2) Daya diskriminasi soal
Daya diskriminasi item adalah kemampuan item dalam
membedakan antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan
tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa yang termasuk
kelompok tinggi) dan mahasiswa yang mempunyai kemampuan
rendah (diwakili oleh mahasiswa yang termasuk dalam kelompok
rendah).
Daya diskriminasi suatu item merupakan perbedaan jumlah
jawaban item dengan benar antara kelompok tinggi dan kelompok
rendah, karena itu formulasi daya diskriminasi item adalah :
d = niT / NT – niR / NR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
niT = jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi
NT = jumlah penjawab dari kelompok tinggi
niR = jumlah penjawab item benar dari kelompok rendah
NR = jumlah penjawab dari kelompok rendah
Rumusan ini sama dengan perbedaan indeks kesukaran bagi
Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah:
d = Pa – Pb
Pa =jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi
jumlah penjawab dari kelompok tinggi
Pb = jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok rendah
jumlah penjawab dari kelompok rendah
Setelah melakukan perhitungan daya diskriminasi soal,
kemudian hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam kriteria
evaluasi indeks daya diskriminasi, yaitu (dalam Azwar, 2012):
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Diksriminasi Soal
Indeks diskriminasi
> 0.40
0.30 – 0.39
0.20 – 0.29
< 0.20
Evaluasi
Bagus Sekali
Lumayan bagus tapi mungkin masih perlu
peningkatan
Belum memuaskan, perlu diperbaiki
Jelek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berikut hasil daya diskriminasi dari uji coba tes yang telah
dilakukan:
Tabel 3.6
Aitem setelah analisis daya diskriminasi soal
Indeks
diskriminasi
Evaluasi
> 0.40
Bagus Sekali
0.30 – 0.39
Lumayan bagus tapi
perlu peningkatan
Belum memuaskan,
perlu diperbaiki
0.20 – 0.29
< 0.20
Jelek
Nomor soal
3, 8, 9, 17, 18, 22,
31, 35, 38
12, 14, 24, 26, 28,
30, 39
2, 5, 6, 15, 20, 32,
36, 37, 40
1,4, 7, 10, 11, 13,
16, 19, 21, 23, 25,
27, 29, 33, 34
Total
9
7
9
15
b. Seleksi Aitem
Aitem dalam tes yang tidak memperlihatkan kualitas yang baik
harus disingkirkan atau direvisi dari tes. Dasar kerja dalam seleksi
aitem adalah memilih aitem-aitem yang selaras atau sesuai dengan
fungsi ukur tes seperti yang dikehendaki (Azwar, 2013).
Penyusunan tes prestasi belajar untuk keperluan lokal, analisis
validitas dan reliabilitas aitem cenderung jarang diperlukan (Azwar,
2013). Pengujian kualitas tes prestasi menggunakan analisis aitem
(Azwar, 2013). Seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan taraf
kesukaran soal. Soal yang berada pada taraf kesukaran baik dan sulit
dipertahankan dan soal yang berada pada taraf kesukaran mudah
digugurkan.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tujuan alat
ukur adalah mengetahui prestasi belajar berdasarkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mengingat dan memahami. Soal yang berada pada taraf kesukaran
mudah digugurkan dengan asumsi bahwa soal tersebut mampu
dijawab meskipun subjek tidak serius membaca. Jumlah aitem
digunakan sebagai final tes berjumlah 25 soal. Nomor-nomor soal
tersebut adalah yang berada pada taraf kesukaran baik dan sukar, yaitu
3, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 28, 30, 31, 32, 33,
34, 35, 36, 39, dan 40.
3. Uji Reliabilitas
Reliablitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata reli dan ability. Pengukuran dengan reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas
adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar,
2009). Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Perhitungan
estimasi reliabitas Alpha (α) menggunakan SPSS 22.0 for windows. Nilai
reliabilitas setelah try out adalah sebesar 0.554. Namun, reliabilitas tidak
menjadi acuan dalam pemilihan aitem dikarenakan seleksi aitem
dilakukan dengan melihat taraf kesukaran soal.
H. Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan metode statistik NonParametrik. Statistik
NonParametrik digunakan untuk melengkapi metode statistik parametrik. Hal
ini disebabkan data-data dengan ciri tertentu yang tidak bisa memenuhi
asumsi-asumsi pada penggunaan metode parametrik (dalam Santoso, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Syarat dan pemilihan metode NonParametrik didasari oleh beberapa kondisi
data (dalam Santoso, 2014):
1.
Data yang tidak berdistribusi normal atau varians tidak sama dilakukan
tranformasi data ke dalam bentuk logaritmik dan akar.
2.
Jika jumlah data terlalu sedikit, dilakukan penambahan data sehingga
memenuhi prosedur parametrik (sekitar 30 data atau lebih), sejauh
penambahan data tidak membebani biaya dan masih relevan dengan
tujuan penelitian.
3.
Data bertipe nominal atau ordinal tidak bisa diubah karena menyangkut
‘nature’ data. Prosedur nonparametrik sangat dianjurkan untuk tipe data
nominal dan ordinal.
Analisis data menggunakan uji NonParametrik sampel bebas dengan
uji Kruskal Wallis. Uji sampel bebas menguji lebih dari dua sampel yang
bersifat bebas satu dengan yang lain. Uji ini digunakan jika asumsi pada uji
Anova tidak terpenuhi (Santoso, 2014). Penggunaan analisis ini untuk
mengetahui apakah ketiga kelompok yang diberi perlakuan berbeda memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar masing-masing kelompok.
Hipotesis diterima apabila nilai probabilitas < 0.05. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Paingan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa dengan rentang
usia 18 – 22 tahun dan memiliki gaya belajar auditori.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali di Ruang Observasi pada
pukul 10.00 WIB dengan masing-masing waktu selama ± 1 jam. Masingmasing kelompok mengikuti kegiatan penelitian di hari yang berbeda.
Kelompok 1, yaitu kelompok kontrol mengikuti kegiatan penelitian pada hari
Rabu, 18 November 2015. Kelompok 2, yaitu kelompok yang diberi
perlakuan musik baroque mengikuti kegiatan penelitian pada hari Kamis, 19
November 2015 dan kelompok 3, yaitu kelompok yang diberi perlakuan
musik jazz mengikuti kegiatan penelitian pada hari Jumat, 20 November
2015. Jumlah mahasiswa yang hadir pada masing-masing kelompok adalah
11 subjek dengan rentang usia 18 – 22 tahun. Peneliti melakukan rapport dan
meminta subjek untuk mengisi informed consent guna memastikan bahwa
subjek memang bersedia untuk ikut terlibat dalam kegiatan penelitian yang
dilakukan peneliti.
Peneliti memberikan instruksi mengenai kegiatan penelitian terlebih
dahulu. Kelompok musik baroque dan kelompok musik jazz diberi instruksi
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang sama, yaitu diputar sebuah musik pada saat membaca. Peneliti tidak
memberikan instruksi bahwa kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak
diberi iringan musik saat membaca.
Setelah menjelaskan instruksi, kemudian peneliti meminta asisten
penelitian untuk membagikan bacaan. Waktu yang diberikan kepada subjek
untuk membaca adalah 20 menit. Selanjutnya, peneliti meminta asisten
penelitian mengambil materi bacaan dan kemudian memberikan sejumlah
soal kepada subjek yang berhubungan dengan materi yang telah dibaca.
C. Deksripsi Data Subjek Penelitian
1.
Data Subjek
Data subjek diperoleh dengan menggunakan kuis gaya belajar.
Kuis gaya belajar terdiri dari 36 pernyataan dengan 12 pernyataan untuk
masing-masing gaya belajar (visual, auditori, kinestetik). Kemudian,
setiap jawaban pada nomor-nomor yang telah subjek pilih disesuaikan
dengan aitem-aitem pada masing-masing gaya belajar. Setelah itu total
untuk setiap kategori dijumlahkan. Semakin tinggi angka pada kategori
tertentu berarti seseorang semakin suka menggunakan gaya belajar
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berikut adalah nomor-nomor aitem yang mewakili masingmasing gaya belajar.
Tabel 4.1
Nomor aitem masing-masing gaya belajar
Gaya
Belajar
Visual
Auditori
Kinestetik
Nomor Aitem
Total
2 3 6 7 12 19 23 25 30 31
33
12
1 4 8 11 14 15 16 20 22 27
32 34
5 9 10 13 18 21 24 26 28 29
35 36
12
12
Berikut ini adalah tabel data hasil kuis gaya belajar subjek yang
terlibat dalam kegiatan penelitian:
Tabel 4.2.
Deskripsi kecenderungan gaya belajar subjek
Kelompok
Kelompok
kontrol
Kelompok
musik baroque
Inisial
YA
CP
DTM
ALP
RS
V
JA
YVS
MWS
CA
TU
O
ME
YM
Y
V
ACN
AD
RI
VD
DV
Kecenderungan gaya belajar
Visual
Auditori
Kinestetik
6
9
7
4
10
4
5
9
7
7
9
8
3
8
2
6
9
7
1
10
2
8
10
9
4
10
9
3
12
1
3
9
6
7
11
9
8
9
7
5
7
6
7
10
6
5
6
4
6
7
5
5
8
6
3
7
4
5
11
6
2
9
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
S
T
MP
RL
G
SL
TB
LGH
AMO
WRW
DGS
F
Kelompok
musik jazz
6
4
2
6
3
5
7
3
4
4
4
8
8
7
11
10
8
6
8
8
11
10
11
9
5
3
3
9
7
5
6
7
5
7
6
7
Deskripsi subjek juga berdasarkan usia mahasiswa. Mahasiswa
yang bersedia untuk ikut terlibat berusia antara 18 – 22 tahun. Berikut
adalah tabel deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia:
Tabel 4.3
Deskripsi data subjek berdasarkan usia keseluruhan
Usia
18
19
20
21
22
Jumlah
1
4
6
9
13
Persentase
3.0 %
12.1%
18.2%
27.3 %
39.4 %
Tabel 4.4
Deskripsi data subjek berdasarkan usia masing-masing kelompok
Kelompok
Kontrol
Musik baroque
Musik Jazz
N
11
11
11
Rentang usia
19 – 22
19 - 22
18 – 22
Mean
21.1
21.1
20.7
Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa ketiga kelompok
memiliki subjek dengan rata-rata rentang usia yang tidak jauh berbeda.
Subjek pada kelompok kontrol memiliki rata-rata yang sama dengan
kelompok musik baroque, yaitu 21.1 dengan rentang usia 19 – 22 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan subjek pada kelompok musik jazz memiliki rentang usia 18- 22 tahun
dengan rata-rata 20.7
2. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian terhadap 33 mahasiswa dengan masing-masing
kelompok 11 mahasiswa memperlihatkan hasil skor tes sebagai berikut
(skor maksimal 25 dari 25 soal):
a) Kelompok Kontrol
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total
Skor tes prestasi belajar
13
17
19
15
16
20
18
16
19
17
17
187
b) Kelompok Eksperimen 1 (Musik Baroque)
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total
Skor tes prestasi belajar
16
19
21
17
20
15
18
19
16
16
17
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
c) Kelompok Eksperimen 2 (Musik Jazz)
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total
Skor tes prestasi belajar
19
17
19
18
17
19
17
15
14
16
18
189
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok musik
baroque dan kelompok musik jazz memiliki nilai skor tes prestasi belajar
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan
pada tabel skor tes prestasi belajar masing-masing kelompok. Kelompok
musik baroque memiliki hasil skor tes lebih tinggi dibandingkan
kelompok musik jazz dan kelompok kontrol, serta kelompok musik jazz
memiliki hasil skor tes lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (194
> 189 > 187).
Tabel 4.5
Hasil Analisis Deksriptif
Mean
N
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
kontrol
baroque
jazz
17,00
17,64
17,18
11
11
11
2,000
1,912
1,662
13
15
14
20
21
19
Total
17,27
33
1,825
13
21
Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel di atas menguraikan bahwa 11 subjek di kelompok kontrol
memiliki nilai rata-rata skor sebesar 17.00. Nilai skor terendah adalah
dengan jumlah jawaban benar sebanyak 13 soal dan nilai skor tertinggi
dengan jumlah jawaban benar sebanyak 20 soal dari 25 soal. Kelompok
musik baroque dengan jumlah 11 subjek memiliki nilai rata-rata skor
sebesar 17.64. Nilai skor terendah yang dimiliki kelompok musik
baroque adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 15 soal dan nilai
skor tertinggi dengan jumlah jawaban benar sebanyak 21 soal. Kelompok
musik jazz memiliki nilai rata-rata skor sebesar 17.18. Nilai skor
tererndah yang diperoleh kelompok musik jazz adalah dengan jumlah
jawaban benar sebanyak 14 soal dan nilai skor tertinggi dengan jumlah
jawaban benar sebanyak 19.
Penentuan kategorisasi skor tes prestasi belajar dilakukan
berdasarkan tiga kategori jenjang yang bertujuan untuk mengetahui hasil
prestasi belajar subjek pada setiap kelompok penelitian. Kontimum
jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, rata-rata,
dan rendah (Azwar, 2007). Kategori variabel prestasi belajar ditentukan
berdasarkan skor subjek pada hasil tes prestasi belajar. Rentang
minimum dan maksimum tes prestasi belajar keseluruhan subjek adalah 0
– 25. Standar deviasi skor prestasi belajar adalah 4 (dibulatkan) dan mean
teoritis 12.5. Kategorisasi data variabel prestasi belajar ditentukan
dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.6:
Kategorisasi skor tes prestasi belajar
Kategori
Tinggi
Rata-rata
Rendah
Norma Kategorisasi
Rentang
(µ + 1,0 σ) ≤ X
(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ)
X < (µ - 1,0 σ)
X ≥ 16.5
8.5 ≤ X < 16.5
X <8.5
Keterangan: X: skor; µ : mean teoritis; σ : standar deviasi
Dengan norma di atas, kategori prestasi belajar subjek adalah:
Tabel 4.7:
Kategorisasi prestasi belajar subjek
Rentang
X ≥ 16.5
8.5 ≤ X < 16.5
X <8.5
Jumlah subjek
22
11
0
Kategori
Tinggi
Rata-rata
Rendah
Subjek penelitian berjumlah 33 subjek, dengan 22 subjek
memiliki hasil tes prestasi belajar yang tergolong tinggi (jumlah
menjawab soal yang benar lebih dari 16 soal), 11 subjek memperoleh
nilai prestasi belajar yang tergolong rata-rata (dengan menjawab soal
benar antara 9 soal hingga 16 soal), dan tidak ada subjek yang memiliki
nilai tes prestasi belajar yang rendah (menjawab soal benar kurang dari 9
soal).
D. Analisis Data
Perhitungan hasil uji beda terhadap ketiga kelompok dilakukan
dengan menggunakan metode uji sampel bebas dengan uji Kruskal Wallis,
dengan program SPSS 22.0 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
N
Skortes
33
Descriptive Statistics
Std.
Mean
Deviation Minimum Maximum
17,27
1,825
13
21
Tabel 4.8:
Hasil Uji Kruskal Wallis
Ranks
kelompok
Skortes Kontrol
Baroque
Jazz
Total
N
11
11
11
33
Mean
Rank
15,95
18,23
16,82
Test Statisticsa,b
Skortes prestasi belajar
Chi-Square
,320
Df
2
Asymp. Sig.
,852
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: kelompok
Dasar pengambilan keputusan :
Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan
ï‚· Ho : Ketiga sampel identik (skor tes ketiga kelompok tidak
berbeda secara signifikan
ï‚· Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
ï‚· Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel deskriptive statistics menunjukkan bahwa nilai skor tes
yang paling rendah yang diperoleh oleh subjek dari ketiga kelompok
penelitian adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 13 soal,
sedangkan nilai skor paling tinggi adalah dengan jumlah jawaban benar
sebanyak 21 soal. Nilai rata-rata skor tes secara keseluruhan adalah
17,27.
Uraian output jumlah data (N) dan peringkat rata-rata (Mean
Rank) mengungkapkan bahwa jumlah data prestasi belajar untuk
kelompok kontrol adalah 11 subjek dengan rata-rata peringkat 15.95.
Kelompok musik baroque terdiri dari 11 subjek dengan rata-rata
peringkat 18.23, dan kelompok musik jazz terdiri dari 11 subjek dengan
rata-rata peringkat 16.82.
Tabel output memperlihatkan bahwa pada kolom asymp. Sig
adalah 0.852, atau probabilitas di atas 0.05 (0.852 > 0.05). Maka Ho
diterima, atau tidak ada perbedaan yang signifikan diantara hasil tes
prestasi belajar ketiga kelompok penelitian. Hasil ini menunjukkan
bahwa kedua hipotesis, yaitu (1) terdapat perbedaan prestasi belajar
mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa
musik, dan (2) terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz
pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
E. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa skor tes kelompok hasil
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (baroque> jazz >
kontrol; 194 > 189 > 184). Ketiga kelompok tidak memiliki perbedaan yang
cukup signifikan meskipun kelompok eksperimen memiliki skor tes yang
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Uji beda post test antara
kelompok kontrol, kelompok musik baroque, dan kelompok musik jazz
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (S.Hitung: 0.32.
Asymp.Sig: 0.852 (P>0.05)). Hasil analisis kategorisasi data menunjukkan
bahwa sebanyak 22 subjek memperoleh hasil tes prestasi belajar yang
tergolong tinggi, 11 subjek memperoleh hasil tes prestasi belajar yang
tergolong rata-rata, serta tidak ada subjek memperoleh hasil tes prestasi
belajar yang rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat
perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori yang
menggunakan iringan musik dan tanpa musik ditolak. Hasil analisis data juga
menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan yang
signifikan antara musik baroque dan musik jazz ditolak.
Penolakan hipotesis bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar
mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa
musik dikarenakan beberapa faktor. Peneliti menduga bahwa beberapa faktor
tersebut, yaitu pengaruh dari gaya belajar lain yang kemungkinan dimiliki
oleh individu. Windura (2008) mengemukakan bahwa gaya belajar dominan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
seseorang bisa berubah-ubah untuk tugas yang berbeda. Seseorang
menggunakan gaya belajar tertentu untuk suatu tugas dan menggunakan
kombinasi beberapa gaya belajar untuk tugas yang lain.
Data pengelompokkan gaya belajar menunjukkan meskipun subjek
secara dominan memiliki gaya belajar auditori, namun subjek juga
menunjukkan kecenderungan gaya belajar visual. Tidak semua individu gaya
belajar auditori merasa terbantu ketika belajar dengan menggunakan musik.
Hal ini dikarenakan subjek menggunakan gaya belajar visual untuk tugas
membaca. Haggart (2003, dalam Ren, 2013) menegaskan bahwa individu
gaya belajar visual memiliki masalah ketika membaca di kondisi berisik.
Subjek yang menggunakan gaya belajar visual pada aktivitas membaca
merasa terganggu dengan penggunaan musik. Hal ini mengakibatkan musik
tidak memfasilitasi proses belajar yang efektif sehingga tidak mempengaruhi
hasil tes prestasi belajar subjek.
Faktor lain yang diduga mempengaruhi penolakan hipotesis pertama
adalah kebiasaan belajar (study habit). Schellenberg dan Weiss (dalam
Deutsch, 2013) menjelaskan kebiasaan belajar individu turut mempengaruhi
penggunaan musik pada pembelajaran. Kebiasaan belajar adalah cara belajar,
baik sistematik maupun non-sistematik, efisien atau sebaliknya (Nagaruju,
2004). Kebiasaan belajar adalah kebiasaan yang individu bentuk dengan
mempertimbangkan aktivitas belajar (Nagaruju, 2014). Kebiasaan belajar
dapat berupa waktu yang dipergunakan subjek ketika belajar (Gie, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Waktu yang dimaksud adalah tidak semua individu mampu belajar di pagi
hari karena individu tersebut lebih efektif belajar di malam hari.
Penelitian yang dilakukan pada pagi hari mempengaruhi subjek untuk
mampu belajar secara efektif. Subjek dengan kebiasaan belajar di malam hari
sulit
untuk
belajar secara efektif di
pagi
hari. Prashnig (2007)
mengungkapkan bahwa individu akan memiliki motivasi dan nilai yang baik
apabila belajar pada waktu yang paling tepat bagi individu itu sendiri. Para
pembelajar sore atau malam mengalami masalah belajar pada jam-jam pagi
hari (dalam Prashnig, 2007). Selain itu, tidak semua subjek memiliki
kebiasaan belajar sambil mendengarkan musik. Kebiasaan belajar yang telah
lama subjek bentuk mengakibatkan musik tidak memfasilitasi proses belajar.
Faktor selanjutnya yang diduga mempengaruhi hasil penelitian adalah
jenis musik. Tidak semua individu menyukai jenis musik baroque. Barber
(2005) menjelaskan bahwa musik popular, musik dari gambar-gambar motion
dan komedi musikal, jazz, musik country dan western, musik dan ritme blues
(R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop) adalah jenis musik lain yang para
mahasiswa dengarkan saat ini.
Kefamiliaran terhadap musik diduga juga mempengaruhi hipotesis
pertama. Tidak semua individu familiar dengan musik instrumental baroque.
Beberapa individu termotivasi dan lebih baik belajar dengan musik yang
familiar dan disukai dibandingkan dengan musik yang tidak disukai dan tidak
familiar. Hal ini menyebabkan subjek tidak menikmati musik baroque yang
diberikan sehingga tidak memberi pengaruh terhadap kondisi fisik subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
ketika sedang membaca. Musik yang diberikan hanya didengarkan namun
tidak menarik perhatian subjek untuk benar-benar menikmati musik yang
diberikan.
Musik jazz tidak mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dengan
gaya belajar auditori diduga disebabkan beberapa faktor. Pertama, kelompok
musik jazz lebih berisik dibandingkan kedua kelompok lain. Kedua, subjek
kelompok musik jazz tidak membaca ulang bacaan mereka setelah selesai,
tetapi mengobrol bersama teman-teman yang lain membuat suasana tidak
kondusif bagi subjek lain yang masih membaca. Namun, hasil tes kelompok
jazz lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (189 > 187). Hal ini
mengindikasikan bahwa musik jazz cukup membantu mahasiswa pada saat
membaca meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil tes
prestasi belajar dengan kelompok kontrol.
Schellenberg dan Weiss (dalam Deutsch, 2013) menyebutkan hasil
penelitian de Groot (2006) yang menduga bahwa perbedaan individual
mempengaruhi kemungkinan iringan musik memfasilitasi atau menganggu
proses kognitif, bahkan untuk tugas yang sama. Penelitian-penelitian
sebelumnya menemukan faktor-faktor yang menyebabkan pengaruh negatif
musik pada pembelajaran. Tze dan Chou (2010) menemukan bahwa musik
klasik menganggu konsentrasi. Dalton dan Behm (2007) menemukan
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa musik menganggu dan
diabaikan pendengar. Penelitian tersebut oleh Furnham dan Strbac (1997)
bahwa musik adalah gangguan yang sama dengan kebisingan. Furnham dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Strbac (1997) menemukan bahwa performansi selama tugas pemahaman
bacaan secara signifikan lebih buruk dengan musik dibandingkan dengan
tanpa musik. Tidak ada perbedaan yang siginifikan pada performasi diantara
kebisingan dan kondisi yang diberi musik. Musik dan kebisingan
dipertimbangan sebagai sesuatu yang mengganggu selama tugas membaca.
Penelitian Kallinen (2002) menunjukkan bahwa musik dengan slow tempo
menganggu efisiensi membaca, sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk memahami materi bacaan dibandingkan kebisingan di restoran.
Tidak ada perbedaan di antara kebisingan di restoran dibandingkan musik
dengan fast tempo. Musik dengan fast tempo meningkatkan performansi
membaca dibandingkan musik dengan slow tempo.
Sigman (200) mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan
iringan musik pada proses belajar dikarenakan faktor sampel penelitian yang
kecil dan personal preference terhadap jenis musik tertentu. Sigman (2005)
menyatakan bahwa tidak semua individu yang terlibat menyukai musik klasik
sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
Penolakan hipotesis kedua bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada
pengaruh musik baroque dan jazz diduga disebabkan oleh tempo musik yang
hampir sama 55-70 bpm. Hal ini mengindikasikan bahwa tempo musik sama,
yaitu 55- 70 bpm tidak efektif digunakan pada proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok penelitian (kontrol,
musik baroque, dan musik jazz). Oleh karena itu, kedua hipotesis pada
penelitian ditolak. Penggunaan iringan musik tidak mempengaruhi prestasi
belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Selain itu, hasil penelitian
tidak menunjukkan bahwa ada perbedaan antara musik baroque dan musik
jazz terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori.
Penolakan hipotesis pertama diduga disebabkan oleh pengaruh gaya belajar
lain, kebiasaan belajar, kefamiliaran terhadap musik, jenis musik, dan kondisi
penelitian yang tidak kondusif. Penolakan hipotesis kedua diduga disebabkan
oleh tempo musik yang hampir sama.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, seperti:
1.
Jumlah aitem yang digunakan hanya 25 soal.
2.
Penelitian ini hanya satu kali mengukur atau mengumpulkan data.
3.
Reliabilitas alat ukur yang rendah (α = 0.554).
4.
Materi bacaan bersifat pengetahuan alam umum yang bagi subjek
mungkin kurang menarik sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
5.
Kebiasaan belajar subjek tidak dikontrol sebelumnya.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
6.
Pelaksanaan penelitian pada kelompok jazz tidak berjalan sesuai dengan
prosedur sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
D. Saran
1.
Bagi peneliti selanjutnya
a) Peneliti menyarankan untuk menambah jumlah aitem dalam
penelitian agar lebih mampu melihat perbandingan nilai tes prestasi
belajar antar kelompok penelitian.
b) Peneliti selanjutnya lebih baik mengumpulkan data dalam beberapa
kali percobaan agar lebih mampu mengidentifikasi pengaruh musik
terhadap prestasi belajar secara lebih jelas.
c) Alat ukur yang digunakan lebih memperhatikan kembali kualitas
aitem dan tipe soal agar lebih reliabel.
d) Materi bacaan merupakan bahan pertimbangan. Peneliti selanjutnya
menggunakan materi atau bahan belajar yang lebih menarik minat
pembaca. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar seseorang adalah minat terhadap materi yang dibaca.
e) Peneliti selanjutnya juga lebih memperhatikan kontrol terhadap
variabel extraneous agar tidak mempengaruhi hasil penelitian
terhadap variabel tergantung
f) Memperhatikan pelaksanaan penelitian agar berjalan sesuai dengan
prosedur sehingga treatmen yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Cetakan ke-14. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barber, N.L., & Barber, J.L. (2005). Jazz for Success: Alternative Music Therapy
to Enhance Student Development in College. The Journal of College and
University Student Housing, 33 (2), 4 – 9.
Berk, R. A. (2008). Music and Music Technology in College Teaching: Classical
to hip hop across the curriculum. International Journal of Technology in
Teaching and Learning, 4 (1), 45–67.
Bertens, K. (2005). Metode Belajar untuk Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Campbell, D. (2001). The Mozart Effect. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Diterjemahkan: Drs. T. Hermaya
Dalton, B.H., & Behm, D.,G. (2007). Effects of Noise and Music on Human and
Task Performance: A systematic review. Occuptional Ergonomic, 7, 143 –
152.
Delphie, B. (2005). Program Pembelajaran Individual Berbasis Gerak Irama.
Bandung: Pustaka Benua Quraisy.
Depotter, B., & Hernacki, M. (2010). Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Cetakan ke-28. Bandung: Kaifa, PT. Mizan
Pustaka.
Depotter, B., Reardon, M., & Nourie, S.S. (2009). Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Cetakan ke- 23.
Bandung: Kaifa, PT. Mizan Pustaka.
Deutsch, D. (2013). The Psychology of Music, Edisi 3. San Diego: Academic
Press.
Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A. (2004). Revolusi Cara Belajar = The Learning
Evolution : Belajar akan Efektik kalau Anda dalam Keadaan “Fun” :
bagian
II
:
Sekolah
Masa
Depan.
Bandung:
Kaifa
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dunscomb, J.r., & Hills, Jr.W.L. (2002) Jazz Pedadody: The Jazz Educator’s
Handbook and Resource Guide. Van Nuys, CA : Alfred Publishing.
Gao, H., Ren, Z., Chang, X., Liu, X., & Aickelin, U. (2010). The Effecr of
Baroque Music on the Passpoints Graphical Password. Proceedings of 2010
ACM Conference on Image and Video Retrieval, 129-134.
Gao, R., Zhang, J., Zhou, J., & Tong, M.S. (2014). The Baroque Music’s
Influence on Learning Efficiency Based on the Research on Brain
Cognition. Progress In Electromagnetics Research Symposium Proceeding.
Departement of Electronic Science and Technology, Tongji University,
Quangzhou, China, 8 (25-28), 1527–1531.
Ghufron, M.N., & Risnawati, R.S. (2013). Gaya Belajar: Kajian Teroritik.
Cetakan ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gie, T.L. (1983). Cara Belajar Yang Efisien. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Graham, J., Garton, B., & Gowdy, M. (2001). The Relationship Between
Students’ Learning Styles, Instructional Performance, and Student Learning
in Plant Propagation Course. Department of Agricultural Education.
Gunawan, A.W. (2007). Genius learning strategy : petunjuk praktis untuk
menerapkan accelerated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka
Heart, L. (2013). Brain Gain: Finding Brain Enhancement Solution. E.book.
Diakses pada tanggal 15 Juni 2015 http://google.book.co.id.
Hendro, S.D. (2009). Teknik Tercepat Belajar Bermain Melodi & Improvisasi
Gitar. Bandung: Ruang Kata.
Khairani, M. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kia, M., Aliapour, A., & Ghaderi, E. (2009). Study of learning styles and their
roles in the academic achievement of the students of Payame Noor
University (PNU). Turkish Online Journal of Distance Education, 10(2),
24-37.
Kratzig, G.P. & Arbuthnott, K.D. (2006). Perceptual Learning Style and Learning
Proficiency: A Test of the Hypothesis. Journal of Educational Psychology,
98 (1), 238 – 246.
LeFever, M.D. (2004). Learning Styles: Reaching Everyone God Gave You to
Teach. Colorado: Colorado Springs.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Majid, A., & Kamsyach, A (2014). Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Moayyeri, H. (2015). The Impact of Undergraduate Student’s Learning Preference
(VARK Model) on Their Language Achievement. Journal of Language
Teaching and Research, 6 (1), 132-139.
Mori, F., Naghsh, F.A., & Tezuka, T. (2014). The Effect of Music on the Level of
Mental Concentration and its Temporal Change. Diakses pada tanggal 25
Maret 2015 http://www.scitepress.org
Mulyanto, E.S. (2008). Panduan Dasar Bermain Jazz. Jakarta Selatan: PT. Kawan
Pustaka.
Myers, A., & Hansen, C.H. (2002). Experimental Psychology, Edisi 5. Australia:
Wadsworth.
Nagaruju, M.T.V. (2004). Study Habit of Secondary School Students. Darya Ganj
(New Delhi) : Arora Offset Press..
Poetra, A.E. (2006). 1001 Jurus Mudah Menyanyi. Bandung : Dar Mizan.
Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan
Prestasi dengan Mengenal Gaya Belajarnya. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Diterjemahkan: Nina Fauziah
Ratnawulan, E., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Pustaka Setia.
Rauscher, F.H., Shaw, G.L., & Ky, K.N. (1993). Music and Spasial Task
Performance. Nature, 365, 611.
Ren, G (2013). Which Learning Style Is Most Effective In Learning Chinese As a
Second Language. Journal of Internation Education Research, 9 (1), 21-32.
Russel, L. (2011). Accelerated Learning Fieldbook: Panduan Belajar Cepat di
Dunia yang Padat. Bandung: Nusamedia.
Rusyan, A.T., Kusdinar, A.B.A., & Arifin, Z. (1992). Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Salim, D. (2009). Psikologi Musik, Edisi revisi. Yogyakarta: Galang Press.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Santoso, S. (2014). Statistik NonParametrik, Edisi revisi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Ed.5. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Diterjemahkan oleh: Achmad Chusairi,
S.Psi & Drs. Juda Damanik, M.S.W.
Schellenberg, E.G. (2005). Music and Cognitive Abilities. Current Direction in
Psychological Science, 14, 317 – 320.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi R.N. (2011). Psikologi Eksperimen, Cetakan
ke-5. Jakarta: PT. Indeks.
Sigman, K.J. (2005). Using Background Music in the Classroom to Effectively
Enhance Concentration Within the Learning Enviroment. A Masters thesis.
Marietta College, United States – Ohio
Soedarsono, R.M. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudijono, A. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan
ke-13. Bandung: CV. Alfabeta.
Sulastianto, H. (2006). Seni dan Budaya. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Suryabrata, S. (1983). Proses: Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset
Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Suryana, D. (2012). Terapi Musik. E-book: Wsite. Diakses pada tanggal 2 April
2015 http://google.book.co.id.
Szwed, J.F. (2013). Jazz 101; A Complete Guide to Learning & Loving Jazz
(Memahami dan Menikmati Jazz). Cetakan ke-2. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Diterjemahkan oleh: Tubagus Heckman.
Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta. (2014).
Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan
Menengah Jilid 1. Jakarta: PT. Grasindo.
Tiu, K. (2013). The Effect of Background Music to College Students Academics
Performance.Thesis. De La Salle University, Manila.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tze, P., & Chou, M. (2010). Attention Drainage Effect: How Background Music
Effects Concentration in Taiwanese Colloge Student. Journal of the
Scholarship of Teaching and Learning, 10 (1), 36 – 46.
Vincent, A., & Ross, D. (2001). Learning Style Awareness: A Basic for
Developing Teaching and Learning Strategi. Journal of Research on
Techonology in Education.
William, J. (2010). Reading Comprehension, Learning Style, and Seventh Grade
Students.Dissertation. The faculty of the school of education, Liberty
University.
Windura, S. (2008). Brain Management Series: Define Success with Brain
Management. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Wright, C. (2011). Listening to Music, Ed. 6. Boston: Clark Baxter
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1.
Skor Try Out Alat Ukur
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bjek/item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
subjek 33
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
TOTAL
(X)
34
subjek 21
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
33
subjek 53
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
33
subjek 58
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
33
subjek 44
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
32
subjek 27
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
32
subjek 29
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
32
subjek 4
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
31
subjek 10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
31
subjek 9
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
30
subjek 36
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
30
subjek 50
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
30
subjek 1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
30
subjek 11
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
30
subjek 19
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
30
subjek 32
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
30
subjek 34
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
30
subjek 42
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
30
subjek 57
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
30
subjek 2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
30
subjek 24
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
30
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subjek 8
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
29
subjek 54
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
29
subjek 13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
29
subjek 26
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
29
subjek 40
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
29
subjek 45
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
29
subjek 73
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
29
subjek 28
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
29
subjek 67
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
28
subjek 3
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
28
subjek 6
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
28
subjek 17
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
28
subjek 46
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
28
subjek 61
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
28
subjek 60
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
28
subjek 18
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
28
subjek 51
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
27
subjek 22
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
27
subjek 7
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
27
subjek 12
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
27
subjek 69
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
27
subjek 14
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
27
subjek 64
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
27
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subjek 65
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
26
subjek 38
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
26
subjek 47
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
26
subjek 62
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
26
subjek 55
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
26
subjek 72
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
26
subjek 20
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
26
subjek 48
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
25
subjek 16
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
25
subjek 16
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
25
subjek 66
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
24
subjek 41
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
24
subjek 56
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
24
subjek 68
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
24
subjek 5
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
24
subjek 71
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
23
subjek 74
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
23
subjek 59
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
22
subjek 63
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
22
subjek 35
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
21
subjek 31
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
21
subjek 43
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
21
subjek 15
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
20
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subjek49
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
20
subjek 39
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
20
subjek25
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
19
subjek 23
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
19
subjek 70
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
19
subjek37
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
subjek 30
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
18
Total
item
6
8
6
1
4
6
6
7
2
7
6
1
7
1
4
4
4
8
6
9
6
6
3
8
2
8
4
7
2
7
7
0
4
5
3
6
2
0
5
1
4
4
6
6
4
6
6
4
6
5
7
1
5
0
6
0
5
1
5
1
4
6
4
4
1
7
3
8
3
9
6
8
5
8
5
0
2
8
per
3
3
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2.
Analisis Aitem
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
p (taraf kesukaran)
0,918918919
0,824324324
0,621621622
0,905405405
0,364864865
0,824324324
0,959459459
0,594594595
0,648648649
0,932432432
0,891891892
0,513513514
0,378378378
0,635135135
0,364864865
0,945945946
0,608108108
0,486486486
0,445945946
0,27027027
0,689189189
0,594594595
0,891891892
0,621621622
0,864864865
0,878378378
0,959459459
0,675675676
0,810810811
0,689189189
0,689189189
0,621621622
0,594594595
0,22972973
0,513513514
0,527027027
0,918918919
d (daya diskriminasi)
0,1
0,2
0,65
0,1
0,25
0,2
0,1
0,45
0,45
0,05
0,15
0,3
0,15
0,3
0,2
0,05
0,4
0,5
0,15
0,25
0,1
0,45
0,1
0,35
0,1
0,2
0,1
0,3
0,15
0,3
0,45
0,2
0,05
-0,05
0,5
0,25
0,25
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
39
40
0,783783784
0,675675676
0,378378378
0,4
0,3
0,25
Taraf kesukaran
Baik (0.30 - 0.69) kolom tanpa warna
Mudah (> 0.69) kolom warna kuning
Sulit (<0.30) kolom warna merah
23 Soal
15 soal
2 soal
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3.
Uji Reliabilitas
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
74
100,0
0
,0
74
100,0
Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
,554
N of Items
,562
40
Summary Item Statistics
Mean
Minimu
Maximu
Maximum /
m
m
-,376
,445
Range
Minimum
Variance
N of Items
,017
40
Inter-Item
Correlatio
ns
,031
,822
-1,183
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item
Deleted
item1
25,82
15,626
,100
.
,551
item2
25,92
15,473
,099
.
,551
item3
26,12
14,026
,452
.
,508
item4
25,84
15,754
,034
.
,555
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item5
26,38
15,636
,013
.
,562
item6
25,92
15,336
,146
.
,547
item7
25,78
15,596
,181
.
,547
item8
26,15
14,758
,241
.
,535
item9
26,09
14,498
,325
.
,525
item10
25,81
15,608
,124
.
,549
item11
25,85
15,608
,087
.
,552
item12
26,23
15,193
,121
.
,549
item13
26,36
15,468
,056
.
,557
item14
26,11
15,303
,101
.
,551
item15
26,38
15,636
,013
.
,562
item16
25,80
15,725
,079
.
,552
item17
26,14
15,187
,128
.
,548
item18
26,26
14,769
,232
.
,536
item19
26,30
15,445
,057
.
,557
item20
26,47
15,513
,059
.
,556
item21
26,05
15,504
,054
.
,556
item22
26,15
14,594
,286
.
,529
item23
25,85
15,772
,020
.
,557
item24
26,12
15,506
,046
.
,558
item25
25,88
15,780
,008
.
,558
item26
25,86
15,406
,157
.
,546
item27
25,78
15,569
,198
.
,547
item28
26,07
15,187
,139
.
,547
item29
25,93
15,735
,009
.
,559
item30
26,05
15,531
,047
.
,557
item31
26,05
14,792
,254
.
,534
item32
26,12
15,149
,140
.
,547
item33
26,15
15,471
,053
.
,557
item34
26,51
16,418
-,197
.
,580
item35
26,23
14,234
,377
.
,517
item36
26,22
15,432
,059
.
,557
item37
25,82
15,188
,306
.
,537
item38
25,96
14,944
,251
.
,536
item39
26,07
14,749
,262
.
,533
item40
26,36
15,139
,143
.
,547
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4.
Kuis Gaya Belajar
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUIS GAYA BELAJAR
(Diadaptasi dari buku Genius Learning Strategy milik Adi W. Gunawan (2007:144))
Disusun oleh:
Akwila Roma Br. Sitinjak (119114116)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN
PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penjelasan dan Pernyataan Kesediaan
Teman-teman, saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma. Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas
akhir, saya membutuhkan sejumlah data untuk mendapatkan subjek dengan
kriteria tertentu guna terlibat dalam eksperimen yang akan saya lakukan. Data ini
dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari teman- teman dalam mengisi
kuis ini.
Informasi yang teman-teman berikan akan menjadi informasi yang
berharga apabila teman-teman memberikan jawaban yang jujur dan apa adanya.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang tepat adalah jawaban
yang paling sesuai dengan keadaan diri teman-teman.
Jika teman-teman sudah jelas dengan penjelasan saya, dan bersedia
mengisi kuis ini, silakan teman-teman memberikan tanda tangan sebagai tanda
persetujuan bahwa teman-teman bersedia mengisi kuis ini.
__________________________________________________________________
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian kuis ini, dan
saya bersedia mengisi kuis ini.
Tanda Tangan,
________________________
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk Pengisian:
Berikut terdapat 36 buah pernyataan yang berisi kecenderungan gaya
belajar dalam menyerap, mengingat dan memanggil kembali suatu informasi.
Baca dan pahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk
menyatakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri
Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran (O) pada nomor pernyataan yang
paling sesuai dengan kondisi Anda.
Contoh :
1.
Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di mp3 daripada membaca
buku.
2.
Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.
3.
Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/penjelasan.
4.
Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi.
Pada contoh di atas, apabila pernyataan “Saat seorang diri, saya biasanya
memainkan musik/lagu atau bernyanyi” sesuai dengan diri Anda , maka Anda
dapat memberi tanda lingkaran (O) pada nomor pernyataan. Anda hanya memberi
lingkaran pada nomor pernyataan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban
yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri
Anda.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUIS GAYA BELAJAR
(Diadaptasi dari buku Genius Learning Strategy milik Adi W. Gunawan (2007:144))
Inisial
: ___________________
Usia
: ___________________
Pendidikan
: ___________________
Tanggal : ____________________
Petunjuk:
Berilah lingkaran pada setiap nomor pernyataan yang Anda anggap paling
sesuai dengan diri Anda:
1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di cd/mp3 daripada
membaca buku.
2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.
3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/penjelasan.
4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi.
5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku.
6. Saya selalu dapat menunjukkan arah Utara atau Selatan di mana pun saya
berada.
7. Saya suka menulis surat, jurnal atau buku harian.
8. Saat berbicara, saya suka mengatakan, “saya mendengarkan kamu berbicara,
kedengarannya menarik, kedengarannya bagus.
9. Ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur.
10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua
tangan saya.
11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar.
12. Ketika mendengar orang lain berbicara, saya biasanya membayangkan apa
yang mereka katakan dalam pikiran saya.
13. Saya suka olahraga dan saya merasa saya adalah olahragawan yang baik.
14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan
kawan saya saat berbicara di telepon.
15. Tanpa musik, hidup amat membosankan.
16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat dengan mudah berbicara
dengan siapa saja.
17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah
mengenali obyek yang sama walaupun posisi obyek itu diputar/diubah.
18. Saya biasanya mengatakan, “Saya rasa, saya perlu menemukan jalan keluar
atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini.”
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali melihat pengalaman itu
dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya.
20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali mendengar suara dan
berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu.
21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali ingat bagaimana perasaan
saya terhadap pengalaman itu.
22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis.
23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu
pertemuan/rapat.
24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan
tertulis atas suatu kejadian.
25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan.
26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan.
27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis.
28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.
29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya
baca.
30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam
pikiran saya.
31. Saya suka mengeja dan saya cukup pintar dalam mengeja kata-kata.
32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saya saat
sedang nonton TV.
33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya.
34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan.
35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan.
36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gaya Belajar Visual
2
3
19
6
12
17
25
30
31
23
7
Total _______
33
Gaya Belajar Auditori
1
4
16
8
20
11
22
14
27
15
32
Total _______
34
Gaya Belajar Kinestetik
5
24
9
10
26
13
28
18
29
21
35
Total _______
36
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5.
Soal Tes Prestasi Belajar
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL GEMPA TEKTONIK
Disusun oleh:
Akwila Roma Br. Sitinjak (119114116)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN
PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan
1. Isilah identitas Anda pada lembar soal yang sudah disediakan!
2. Bacalah setiap soal yang ada dengan cermat dan teliti!
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari alternatif pilihan
jawaban Benar (B) atau Salah (S)
4. Isilah pilihan yang telah Anda pilih pada lembar jawaban dengan
menuliskan huruf B atau S!
5. Periksalah setiap jawaban yang telah Anda pilih dengan teliti pada lembar
jawaban dan jangan sampai ada satu nomor pun yang terlewatkan!
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inisial
: ________________
Usia
: ________________
Status Pendidikan
: ________________
Tanggal
: _____________
Berikan jawaban Anda dengan memberi tanda (B) untuk jawaban Benar dan (S)
untuk jawaban salah pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling tepat!
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Soal
Lempeng Pasifik, Lempeng Antartika, dan Lempeng Amerika Selatan
umumnya bergerak ke arah timur
Indonesia merupakan negara yang berada di antara dua lempeng aktif
yang terus berinteraksi sehingga berpotensi membentuk tektonik yang
membentuk gunung api dan jalur gempa
Zona gempa tektonik umumnya terletak pada zona subduksi
Kalimantan merupakan salah satu wilayah indonesia yang memiliki
potensi rendah untuk terjadinya gempa tektonik
Gempa tektonik skala ringan dapat mengakibatkan terjadinya reaktivasi
struktur patahan yang semula dianggap mati
Mempelajarii sejarah gempa di daerah tertentu akan membantu dalam
menentukan kapan persisnya peristiwa gempa akan terjadi di daerah
tersebut
Getaran yang timbul akibat bekerjanya tenaga endogen dapat
menimbulkan gempa tektonik
Pergerakan pada lempeng Pasifik dengan lempeng Eurasia dan IndoAustralia akan menghasilkan struktur patahan turun, dan terjadinya
kenaikan gelombang laut secara mendadak
Alur sungai yang mengalami kerusakan parah disebabkan karena adanya
patahan yang mengalami reaktivasi
Kekeringan dan sering terjadinya longsor disuatu daerah merupakan
tanda bahwa wilayah tersebut berpotensi mengalami gempa tektonik
Patahan dari lempeng dengan yang tebalnya 50 km akan menghasilkan
getaran lebih rendah dibandingkan patahan dengan ketebalan 80 km
Jika gempa ringan memiliki kekuatan 4.0- 4.9 SR , apabila berada pada
skala 5.5 SR akan terjadi pergerakan lempeng untuk menuju kestabilan
Kekuatan gempa dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan
bangunan di permukaan
Kebakaran rumah akibat konsleting listrik dapat dikarenakan peristiwa
gempa yang terjadi di daerah tersebut
Penyakit leptospirosis merupakan penyakit paling berbahaya sebagai
akibat dari gempa tektonik
Skala gempa tektonik merupakan gempa dengan skala yang besar
dibandingkan gempa lain sehingga dampak yang ditimbulkannya juga
besar
Meskipun tanah akibat gempa tektonik terdapat rongga, namun tetap
dapat digunakan untuk lahan pembangunan
Kecepatan maksimum seorang pengendara mobil ketika terjadi gempa
adalah < 60 km/jam
118
B-S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Pada saat terjadi gempa, maka sebaiknya langsung keluar rumah dengan
cara merangkak
Salah satu cara untuk memperkecil dampak negatif dari gempa adalah
dengan tidak membangun rumah di daerah pantai
Jika tidak memungkinkan untuk menyelamatkan diri dengan keluar dari
rumah ketika gempa terjadi maka lebih baik berlindung di bawah meja
yang kuat, dan tetap berlindung dibawah meja hingga gempa susulan
terjadi
Reruntuhan akibat gempa akan terjadi dalam kurun waktu > 3 menit
Jika luasan minimum bangunan adalah 250 m dari garis pantai, maka
apabila luasan tersebut ditambah lagi 50 meter maka kemungkinan
terkena tsunami akan lebih besar
Jika waktu yang diperlukan untuk menyelamatkan diri keluar dari rumah
saat gempa terjadi adalah 3 menit, maka ketika seseorang berada di lantai
2 penyelamatan akan lebih sulit dilakukan.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelamatkan diri dari lantai 1 dengan
berlari pada saat gempa terjadi, akan sama lamanya dengan waktu yang
diperlukan untuk menyelamatkan diri dari lantai 2
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6.
Uji Hipotesis
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
skortes
33
17,27
1,825
13
21
kelompok
33
2,00
,829
1
3
Kruskal-Wallis Test
Ranks
kelompok
skortes
N
Mean Rank
kontrol
11
15,95
baroque
11
18,23
jazz
11
16,82
Total
33
Test Statisticsa,b
skortes
Chi-Square
,320
df
2
Asymp. Sig.
,852
a. Kruskal Wallis Test
b.
Grouping
Variable:
kelompok
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7.
Informed Consent
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INFORMED CONSENT
1.
Informed consent Kelompok Kontrol
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANTA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Undangan :
Saya ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu
merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya.
Eligibilitas :
Subjek atau partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan gaya
belajar auditori. Rentang usia subjek/partisipan adalah 18 – 22 tahun.
Keterlibatan partisipan :
Dalam penelitian ini membutuhkan kesediaan Anda untuk dapat
melakukan rangkaian aktivitas yang akan dilaksanakan. Peneliti akan menemui
Anda dengan maksud:
1) Meminta Anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi
dalam penelitian
2) Meminta Anda membaca sebuah materi
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Meminta anda menjawab sejumlah soal
Penjelasan Prosedur :
Saya akan meminta Anda untuk membaca sebuah bacaan terlebih dahulu.
Waktu yang diberikan kepada Anda untuk membaca keseluruhan bacaan adalah
20 menit. Anda diminta untuk mengingat dan memahami materi bacaan yang
telah diberikan. Setelah itu, saya akan memberikan sejumlah soal yang
berhubungan dengan materi bacaan yang telah Anda baca.
Manfaat dan Resiko :
Penelitian ini mengharapkan kesediaan dan ketulusan Anda untuk
berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu Anda untuk
menemukan alat bantu belajar yang tepat sehingga membantu Anda dalam
mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Jaminan Kerahasiaan :
Kerahasiaan Anda akan saya jaga. Saya tidak akan menyebutkan nama
Anda. Saya hanya akan memberikan nama inisial. Semua informasi yang Anda
berikan akan dijaga kerahasiaanya sehingga informasi menjadi rahasia peneliti.
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.
Mengetahui,
Peneliti
Dosen Pembimbing
Akwila R. Br.Sitinjak
Ratri Sunar Astuti, M.Si
Mahasiswa Fak. Psikologi
Dosen Fak. Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah membaca isi informed consentdi atas, saya :
1. Inisial
:
2. Usia
:
3. Status pendidikan
:
Memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan
kesediaaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal, ____________
Partisipan
Inisial:__________saya menyetujui mengikuti penelitian ini
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INFORMED CONSENT
2.
Informed consent Kelompok Eksperimen
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANTA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Undangan :
Saya ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu
merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya.
Eligibilitas :
Subjek atau partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan gaya
belajar auditori. Rentang usia subjek/partisipan adalah 18 – 22 tahun.
Keterlibatan partisipan :
Dalam penelitian ini membutuhkan kesediaan Anda untuk dapat
melakukan rangkaian aktivitas yang akan dilaksanakan. Peneliti akan menemui
Anda dengan maksud:
1. Meminta Anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi
dalam penelitian
2. Meminta Anda membaca sebuah materi
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Meminta anda menjawab sejumlah soal
Penjelasan Prosedur :
Saya akan meminta Anda untuk membaca sebuah bacaan terlebih dahulu.
Waktu yang diberikan kepada Anda untuk membaca keseluruhan bacaan adalah
20 menit. Anda diminta untuk mengingat dan memahami materi bacaan yang
telah diberikan. Pada saat membaca, saya akan memutarkan musik latar. Setelah
itu, saya akan memberikan sejumlah soal yang berhubungan dengan materi
bacaan yang telah Anda baca.
Manfaat dan Resiko :
Penelitian ini mengharapkan kesediaan dan ketulusan Anda untuk
berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu Anda untuk
menemukan alat bantu belajar yang tepat sehingga membantu Anda dalam
mencapai prestasi belajar yang memuaskan..
Jaminan Kerahasiaan :
Kerahasiaan Anda akan saya jaga. Saya tidak akan menyebutkan nama
Anda. Saya hanya akan memberikan nama inisial. Semua informasi yang Anda
berikan akan dijaga kerahasiaanya sehingga informasi menjadi rahasia peneliti.
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.
Mengetahui,
Peneliti
Dosen Pembimbing
Akwila R. Br.Sitinjak
Ratri Sunar Astuti, M.Si
Mahasiswa Fak. Psikologi
Dosen Fak. Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah membaca isi informed consentdi atas, saya :
1.
Inisial
:
2. Usia
:
3. Status pendidikan
:
Memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan
kesediaaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal, ____________
Partisipan
Inisial:__________saya menyetujui mengikuti penelitian ini
128
Download