PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Akwila Roma Br. Sitinjak 119114116 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya - Matius 6:8 Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik – Evelyn Underhill Don’t except the reality to be something that we want to be, because sometimes realities are different from our expectation - Akwila iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini ku dedikasikan untuk Allah Bapa di surga Yang Maha Pengasih Tuhan Yesus Yang Maha Esa dan Maha Baik Bunda Maria Pelindung Abadiku Keluargaku tersayang Mamak dan Bapak Kak Butet, Bang Tar, Kak Tika, dan Keponakanku Jean Dosen Pembimbingku yang tercinta Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si. Sahabat-sahabatku terkasih dan terbaik Tammy, Olga, Linda, Arum, Mira, Disti, Ayik dan Anita v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori Akwila Roma Br. Sitinjak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestrasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Penelitian menggunakan metode eksperimen multiple groups design (postest only). Dua hipotesis penelitian adalah: (1) ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa musik; dan (2) ada perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Subjek penelitian adalah 33 mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Subjek dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok musik baroque, dan kelompok musik jazz; masing-masing kelompok terdiri dari 11 subjek. Data gaya belajar auditori diperoleh dengan menggunakan kuis gaya belajar sedangkan data penelitian diperoleh dengan menggunakan tes prestasi belajar. Data penelitian dianalisis menggunakan statistik NonParametrik sampel bebas dengan uji Kruskal Wallis. Hasil tes menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok penelitian (asymp. Sig: 0.852, atau probabilitas di atas 0.05 (0.852 > 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua hipotesis penelitian ditolak. Penolakan hipotesis pertama diduga disebabkan oleh pengaruh gaya belajar lain, kebiasaan belajar, jenis musik, kefamiliaran terhadap musik, dan kondisi penelitian. Penolakan hipotesis kedua diduga disebabkan oleh tempo musik. Kata kunci: musik baroque, musik jazz, prestasi belajar, gaya belajar auditori vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI THE DIFFERENCE OF EFFECT OF BAROQUE AND JAZZ MUSIC ON LEARNING ACHIEVEMENT OF COLLEGE STUDENT WITH AUDITORY LEARNING STYLE Akwila Roma Br. Sitinjak ABSTRACT This study aimed to know the difference of effect of baroque and jazz music on learning achievement of college student with auditory learning style. This experimental study used a method of experimental in form of multiple groups design (postest only). There were two hyphotheses; (1) there was a difference effect on learning achievement, and (2) there was a difference effect of baroque and jazz music on learning achievement. Subjects were 33 college students with auditory learning style. Subjects were divided into three groups: control group, experimental with baroque music, and experimental with jazz music; consisted of 11 subjects for each group. The data gained by using the achievement test. The data were analyzed using NonParametrik test independent sample with Krauskal Wallis test. The results showed that there was no significant effects between three groups ((asymp. Sig: 0.852, or probability more than 0.05 (p < 0.05), (0.852 > 0.05)). The results showed that there was no support for two hyphotesis. First hypotesis might be affected by many factors, including the influence of other learning style, study habits, genre music, music preference, and condition of experimental study. Second hyphotesis might be affected by tempo of music. Keyword: baroque music, jazz music, learning achievement, auditory learning style viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kebaikan, pertolongan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa dengan Gaya Belajar Auditori” ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menerima banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si Dekan Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si Kaprodi Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si Dosen Pembimbing Skripsi atas dukungan, bimbingan, pengetahuan, dan kesabaran Ibu dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Debri Pristinella, M. Si Dosen Pembimbing Akademik atas dukungan dan motivasinya. 5. Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, M.Si yang ketika bertemu saya selalu bertanya sudah lulus apa belum dan selalu menyemangati. 6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak sekali ilmu kepada penulis. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Seluruh karyawan/staff Fakultas Psikologi: Mas Muji, Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi dan staff student atas bantuan dan fasilitas yang disediakan. 8. Kedua orangtua penulis yang sangat penulis cintai, Bapak R. Sitinjak, S.Ag. dan Ibu Albina Iyo atas kasih sayang, dukungan, motivasi, perhatian, dan kesabarannya dalam menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakakku Rosina Ana Pratiwi Br. Sitinjak, Abang Tarsisius Tar dan Kak Tika serta keponakanku Jean atas dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya selama ini. Sepupu-sepupuku yang juga bersama-sama berjuang meraih gelar di Yogyakarta dan selalu bertanya mengenai skripsiku, Diki dan Wanda. 10. Seluruh subjek yang bersedia untuk ikut terlibat dalam penelitian skripsi ini. Tanpa kebaikan dan kesediaan kalian penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. 11. Sahabat-Sahabat penulis tercinta yang selalu memotivasi penulis ketika penulis merasa ingin menyerah dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu menghibur dan membantu penulis. Aku sayang kalian: Tammy, Linda, Olga, Arum, Corry, Disty, Mira, Ayik, dan Anita. 12. Teman-teman yang selalu menyemangati: Nina, Dimas, Nunuk Putri, Mbak Dien, Mbak Sepen, Risa, Ririn, Penta, Penti, Dias, Yanti, Chacha, Maria Benigna, Catur, Brama, Billy, Tia, dan Eprida, serta teman-teman psikologi 2011 yang luar biasa dan terima kasih karena telah menjadikan Yogja indah dan punya kenangan untuk aku yang anak rantau ini. 13. Teman, sahabat, kerabat, dan orang-orang yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya xi ucapkan banyak terima kasih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9 A. Prestasi belajar ............................................................................................... 9 1. Belajar ...................................................................................................... 9 2. Prestasi belajar ........................................................................................ 10 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ................................ 14 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Alat ukur tes prestasi belajar .................................................................. 18 B. Gaya Belajar ................................................................................................ 22 1. Pengertian ............................................................................................... 22 2. Macam-macam gaya belajar ................................................................... 23 C. Musik ........................................................................................................... 31 1. Sejarah Perkembangan Musik ................................................................ 31 2. Pengertian Musik .................................................................................... 32 3. Elemen-Elemen Musik ........................................................................... 33 4. Musik Baroque ....................................................................................... 35 5. Musik Jazz .............................................................................................. 38 6. Perkembangan Musik Baroque dan Jazz di Indonesia ........................... 41 7. Hubungan musik dan otak ...................................................................... 43 8. Teori musik dan pembelajaran ............................................................... 47 9. Syarat Musik yang Digunakan .............................................................. 51 D. Dinamika Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori ..................................... 52 E. Hipotesis ...................................................................................................... 55 F. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 56 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57 A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 57 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................... 58 C. Definisi Operasional .................................................................................... 58 D. Subjek Penelitian ......................................................................................... 60 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................................ 61 F. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 63 G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas ............................................. 67 1. Uji Validitas ........................................................................................... 67 2. Analisis Aitem dan Seleksi Aitem .......................................................... 68 3. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 72 H. Metode Analisis Data .................................................................................. 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 74 A. Orientasi Kancah ......................................................................................... 74 B. Pelaksanaan Penelitian................................................................................. 74 C. Deksripsi Data Subjek Penelitian ................................................................ 75 1. Data Subjek ............................................................................................ 75 2. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 78 D. Analisis Data ................................................................................................ 81 E. Pembahasan ................................................................................................. 84 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 89 A. Kesimpulan .................................................................................................. 89 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 89 D. Saran ............................................................................................................ 90 1. Bagi peneliti selanjutnya ........................................................................ 90 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91 LAMPIRAN ......................................................................................................... 96 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 2.1: Cara belajar untuk masing-masing gaya belajar .................................. 30 Tabel 2.2: Perbedaan pekerjaan mental yang melelahkan pikiran ........................ 47 Tabel 3.1: Tabel spesifikasi tes prestasi belajar (bahaya gempa tektonik) ........... 63 Tabel 3.2: Pengendalian Variabel Extraneous ...................................................... 66 Tabel 3.3: Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................... 69 Tabel 3.4: Kriteria soal setelah analisis................................................................. 69 Tabel 3.5: Kriteria Indeks Diksriminasi Soal ........................................................ 70 Tabel 3.6: Aitem setelah analisis daya diskriminasi soal ...................................... 71 Tabel 4.1: Nomor aitem masing-masing gaya belajar .......................................... 76 Tabel 4.2: Deskripsi kecenderungan gaya belajar subjek ..................................... 76 Tabel 4.3: Deskripsi data subjek berdasarkan usia keseluruhan ........................... 77 Tabel 4.4: Deskripsi data subjek berdasarkan usia masing-masing kelompok ..... 77 Tabel 4.5: Hasil Analisis Deksriptif ...................................................................... 79 Tabel 4.6: Kategorisasi skor tes prestasi belajar ................................................... 81 Tabel 4.7: Kategorisasi prestasi belajar subjek ..................................................... 81 Tabel 4.8: Hasil Uji Kruskal Wallis ...................................................................... 82 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Skor try out alat ukur....................................................................97 LAMPIRAN 2. Analisis aitem......................................................................... ....102 LAMPIRAN 3. Uji Reliabilitas............................................................................105 LAMPIRAN 4. Kuis gaya belajar................................................................ ........108 LAMPIRAN 5. Soal tes prestasi belajar ..............................................................115 LAMPIRAN 6. Uji Hipotesis...............................................................................120 LAMPIRAN 7. Informed Consent............................................................. ..........122 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan. Khairani (2014) menjelaskan bahwa belajar merupakan kegiatan penting yang dilakukan setiap orang secara maksimal untuk memperoleh atau menguasai informasi dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan kebiasan yang bersifat relatif konstan melalui pengalaman, latihan atau praktek. Mahasiswa yang mampu menguasai informasi materi pembelajaran memiliki prestasi belajar yang baik. Ghufron dan Risnawati (2013) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar. Prestasi belajar merupakan salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses belajar. Tidak semua mahasiswa mampu mencapai prestasi belajar yang baik selama di perguruan tinggi. Kesukaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri pada metode belajar di perguruan tinggi dan kesulitan menghadapi gaya mengajar para pengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar mahasiswa (dalam Prashnig, 2007). Proses belajar yang tidak efisien dan tidak memperhatikan gaya belajar mempersulit mahasiswa menguasai materi. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Menurut Ghufron dan Risnawati (2013), peningkatan prestasi belajar dicapai dengan memperhatikan gaya belajar. Kolb dan Kolb (2003) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah salah satu faktor pokok dalam efektivitas belajar (dalam Ghufron & Risnawati, 2013). Dunn dan Dunn (dalam Prashnig, 2007) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara manusia berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit. Gaya belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi akademis, kedisiplinan mahasiswa di kelas, dan pengurangan perilaku bermasalah (dalam Prashnig, 2007). Graham, Garton, dan Gowdy (2001) menyimpulkan bahwa gaya belajar merupakan variabel penting dalam interaksi diantara mahasiswa-dosen, proses belajar-mengajar di kelas, serta prestasi akademik. Gaya belajar memiliki beberapa pendekatan (dalam Gunawan, 2007), yaitu berdasarkan pada: pemrosesan informasi (Pask, McDade, Schmeck, Kolb, Gregorc, dan Honey & Mumford), kepribadian (Myer-Briggs, Witkin, Oltman, Raskin, & Karp, dan Kagan), modalitas sensori (Bandler & Grinder), lingkungan (Witkin, Eison, Canfield), interaksi sosial (Mann, Gibbard, & Hartmann, Grasha, Reichmann & Grasha, Fuhrmann & Grasha), kecerdasan (Gardner, Handy), dan wilayah otak (Sperry, Bogen, Edwards, Hermann). Gaya belajar berdasarkan pendekatan modalitas sensori yang dikembangkan oleh Bandler dan Grinder (dalam Gunawan, 2007) adalah gaya belajar yang dikenal luas di Indonesia. Jenis-jenis gaya belajar berdasarkan pendekatan sensori adalah gaya belajar berdasarkan visual (penglihatan), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan) yang dikenal dengan V-A-K (Gunawan, 2007). Prashnig (2007) mengemukakan bahwa setiap individu memiliki gaya belajar masing-masing dalam mempelajari materi sulit, tetapi sangat sedikit mahasiswa yang belajar dengan gaya belajar paling tepat. Nolting (2002, dalam Moayyeri, 2015) mengemukakan bahwa prestasi belajar secara positif meningkat jika individu menyadari cara belajar yang efisien. Mahasiswa perlu belajar secara efisien untuk mencapai prestasi belajar yang baik karena 85% dari seluruh kegiatan studi di perguruan tinggi berupa membaca (dalam Gie, 1983). Hal ini menunjukkan mahasiswa perlu belajar secara mandiri dengan membaca buku atau literatur. Oleh karena itu, mahasiswa yang menggunakan gaya belajar visual atau read/writing di perguruan tinggi lebih mampu mencapai prestasi belajar yang baik. Belajar dengan membaca buku atau literatur merupakan keuntungan bagi gaya belajar yang mengandalkan indera penglihatan dalam menerima suatu informasi. Hal ini dikarenakan proses membaca bersifat visual sehingga mahasiswa harus melihat dan memahami semua makna dalam kata-kata (dalam William, 2010). Kia, Alipour, dan Ghaderi (2001) menemukan bahwa mahasiswa yang menggunakan gaya belajar visual di Universitas Payame Noor, Iran adalah mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang baik. Moayyeri (2015) menguji pengaruh gaya belajar VARK (visual, auditory, reading, kinesthetic) yang dimiliki mahasiswa di Iran terhadap prestasi berbahasa dengan menggunakan 70 pertanyaan multiple choice. Instrumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 adalah tes yang diadaptasi dari Oxford Solution test yang terdiri atas 3 bagian, yaitu grammar, vocabulary, dan pemahaman bacaan. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar Read/Writing memperoleh prestasi bahasa lebih tinggi dibandingkan visual, auditori dan kinestetik. Haggart (2003, dalam Ren, 2013) menemukan individu dengan gaya belajar auditori memiliki masalah ketika membaca secara pasif dan belajar dengan penggunaan buku-buku bergambar. Individu dengan gaya belajar auditori adalah individu yang mengandalkan indera pendengaran dalam menerima suatu informasi. Gaya belajar auditori lebih senang mendengarkan dan berbicara. Mereka mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang bersifat tertulis (Vincent, A & Ross, D., 2001). Penelitian ini memilih subjek mahasiswa dengan gaya belajar auditori yang merupakan gaya belajar minoritas, karena 85% kegiatan studi di perguruan tinggi berupa membaca. Mahasiswa dengan gaya belajar auditori memiliki kelemahan dalam menerima informasi pembelajaran secara visual. Salah satu cara untuk membantu mahasiswa dengan gaya belajar auditori mengatasi kelemahan dalam membaca adalah dengan menggunakan alat bantu musik. Prashnig (2007) mengungkapkan bahwa musik merupakan hal yang paling disukai diantara semua alat belajar. Musik mampu membantu meningkatkan kemampuan mengingat dan konsentrasi (dalam Prashnig, 2007). Tiu (2013) menyimpulkan bahwa mendengarkan musik (dalam per minggu) dan genre musik (pop) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 performasi akademik mahasiswa di Filipina. Rauscher, Shaw, dan Ky (1993) memperoleh hasil bahwa 36 mahasiswa dari Departemen Psikologi di Universitas California, Irvine memperoleh nilai 8-9 poin lebih tinggi pada subtes IQ tugas spasial dari Stanford Binet Intellegence Scale setelah 10 menit mendengarkan Sonata for Two Pianos in D, K448 oleh W.A. Mozart dibandingkan dengan kelompok tanpa musik ataupun kelompok yang mendengarkan kaset relaksasi. Salim (2009) menjelaskan bahwa musik memiliki dampak khusus terhadap perilaku karena jenis musik tertentu mampu membawa respon yang berbeda terhadap perilaku manusia. Musik memberi dampak pada perilaku belajar. Perilaku belajar ditandai dengan keadaan belajar optimum. Keadaan ini ditandai dengan: “detak jantung, kecepatan napas, dan gelombang otak menjadi sinkron dan tubuh menjadi relaks sehingga pikiran terkonsentrasi dan siap menerima informasi baru” (dalam Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A. 2004). Mendengarkan musik mampu mengembangkan kognisi, seperti memori dan konsentrasi. Lozanov (dalam Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A. 2004) menemukan bahwa musik baroque menyelaraskan tubuh dan otak, terutama membuka kunci emosional untuk memori super, yaitu sistem limbik otak. Brewer (1995, dalam Berk 2008) merekomendasikan penggunaan iringan musik dimainkan saat mahasiswa belajar, membaca, atau menulis untuk meningkatkan level perhatian, mengembangkan ingatan dan memori, dan meningkatkan keterampilan berpikir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Gao, Ren, Chang, Liu, dan Aickelin (2010) menyimpulkan bahwa penggunaan musik baroque sebagai musik latar mampu meningkatkan kemampuan mengingat. Kelompok yang diberi musik menunjukkan performansi yang secara signifikan lebih baik pada proses long-term recall. Gu, Zhiang, Zhou, dan Tong (2014) menyimpulkan bahwa musik baroque memberi keuntungan dalam mempertahankan efektivitas belajar. Musik secara cepat dan efektif menstimuli gelombang otak, meningkatkan kinerja memori dan perhatian. Musik baroque membawa seseorang pada keadaan seimbang, stabil, kondisi pikiran yang tenang dan meningkatkan efektivitas belajar. Berk (2008) menjelaskan bahwa jazz adalah jenis musik lain yang digunakan dalam pembelajaran. Barber (2005) percaya bahwa musik popular, jazz, musik dari gambar-gambar motion dan komedi musikal, musik country dan western, musik dan ritme blues (R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop) adalah jenis musik yang para mahasiswa dengarkan saat ini. Beny Lihumahuwa seorang musisi Jazz menilai perkembangan musik Jazz di Indonesia saat ini sangat pesat dan bagus (dikutip dari antarnews.com, Sabtu, 14 November 2014). Hal ini terlihat dari festival-festival musik Jazz, seperti JakJAzz, Java Jazz, dan Sumatera Jazz. Hasil penelitian Blaum pada tahun 2003 (dalam Suryana, 2012) menyatakan mood mahasiswa lebih baik setelah mendengarkan musik jazz. Penelitian Barber dan Barber (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa mampu belajar untuk mengatasi emosi negatif, berpikir kreatif, dan latihan ekspresi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 diri yang positif dan sehat setelah mendengarkan smooth jazz. Barber dan Barber (2005) memilih format smooth jazz yang didasari pada kepercayaan bahwa semua orang dari segala usia mendengarkan dan mengapresiasi smooth jazz. Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz adalah jenis musik yang mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, dan urban groove. Kefamiliaran terhadap musik di telinga pendengar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan musik dalam belajar. Mori, Naghsh, dan Tezuka (2014) menguji pengaruh musik terhadap tingkat konsentrasi seseorang dan ditemukan hasil bahwa ada pengaruh positif musik terhadap tingkat konsentrasi, yang berkontribusi pada level performansi seseorang. Pemberian musik yang familiar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap konsentrasi dibandingkan dengan musik yang kurang familiar ataupun tanpa musik. Penelitian-penelitian pengaruh musik pada poses belajar menunjukkan hasil yang positif bahwa banyak mahasiswa mampu belajar lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal dengan alat bantu musik. Peneliti ingin mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa dengan gaya belajar auditori dan apakah ada perbedaan pengaruh antara musik baroque dan musik jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 B. Rumusan Masalah 1. Apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa dengan gaya belajar auditori? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah musik mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa dengan gaya belajar auditori. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestrasi belajar mahasiswa gaya belajar auditori. D. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis : Secara teoritis, memberikan masukan atau referensi bagi perkembangan ilmu psikologi dan menambah kajian terhadap ilmu psikologi dalam bidang Psikologi Belajar. b. Secara Praktis : Secara praktis, penelitian ini memberikan referensi penggunaan musik saat belajar kepada individu dengan gaya belajar auditori. Penelitian ini juga memberi pengetahuan baru kepada individu dengan gaya belajar auditori mengenai pengaruh musik terhadap kegiatan belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi belajar 1. Belajar Para pakar di bidang ilmu tentang belajar menyampaikan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar: a. Alsa (2005) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan (dalam Ghufron dan Risnawati, 2013). b. Khairani (2014) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relatif konstan atau tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. c. Winkel (dalam Khairani, 2014) menjelaskan bahwa belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan perilaku yang progresif dan adaptif. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Engkoswara (dalam Rusyan, Kusdinar, & Arifin, 1992) mengklasifikasikan jenis-jenis belajar yang dinyatakan dalam bentuk perilaku: a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang berkaitan dengan masalah pengetahuan, informasi, dan kecakapan intelektual. b. Perilaku afektif yang berupa sikap, nilai-nilai, dan apersepsi. c. Perilaku psikomotor, yang berupa kelincahan tangan dan koordinasi. d. Perilaku berbahasa dalam arti peningkatan perilaku secara halus. Pemaparan di atas menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang baik yang bersifat psikis maupun mental dan cenderung bersifat relatif menetap sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan di sekitar. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku kognitif, afektif, psikomotor, dan berbahasa yang progresif dan menetap dalam diri individu sebagai tujuan dari proses belajar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada perilaku kognitif, afektif, psikomotor, dan berbahasa yang dialami melalui belajar mampu mempengaruhi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kebiasaan seseorang. 2. Prestasi belajar Azwar (2013) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam belajar. Ghufron dan Risnawati (2013) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Pengukuran dan penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar. Pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang dikuantifikasikan (Suryabrata, 2000, dalam Ghufron dan Risnawati, 2013). Prestasi belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah, sebagai berikut (dalam Ratnawulan, E. & Rusdiana, 2015): a. Ranah kognitif, yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, yaitu kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. b. Ranah afektif, yang berhubungan watak perilaku, seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. c. Ranah psikomotor, ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Bloom (dalam Majid, A.,&Kamsyach, Adriyani., 2014) menjelaskan bahwa hasil belajar dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu: a. Kognitif Taksonomi ranah kognitif milik Bloom (1959), yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001), yaitu: 1) Mengingat, adalah mampu mengingat bahan-bahan yang baru dipelajari. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 2) Memahami, adalah mampu membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber, seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan. 3) Menerapkan, adalah proses yang kontinu, yang dimulai dari menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur standar yang sudah diketahui Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur dan mengimplementasikan. 4) Menganalisis, adalah memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut, serta mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut menimbulkan masalah. 5) Mengevaluasi, adalah memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. 6) Menciptakan, adalah meletakkan unsur-unsur secara bersamasama untuk membentuk kesatuan koheren dan mengarahkan individu untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dengan sebelumnya. b. Afektif Ranah afektif adalah internalisasi sikap ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari diri dan membentuk nilai, serta menentukan tingkah laku.. c. Psikomotor Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Penjelasan di atas menegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Prestasi belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif, meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Ranah afektif, meliputi menerima, menjawab, menilai, dan organisasi. Ranah psikomotor, meliputi keterampilan memanipulasi dengan melibatkan anggota tubuh. Penelitian ini lebih memusatkan perhatian terhadap prestasi belajar ranah kognitif pada dua jenjang, yaitu: a. Mengingat, yaitu mampu memanggil kembali dan menunjukkan kembali hal yang telah dipelajari. b. Memahami, yaitu mampu menjelaskan dan mendefinisikan suatu makna dari materi yang dipelajari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Suryabrata (1983) menuliskan empat hal yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagai berikut: a. Bahan yang dipelajari merupakan “input” pokok dalam belajar Bahan pelajaran menentukan bagaimana proses belajar terjadi, dan bagaimana hasil yang diharapkan. Perbedaan tersebut menyebabkan konsep yang berbeda mengenai berbagai hal yang bersangkutan dalam belajar. Taraf kesukaran serta kompleksitas hal yang dipelajari memiliki pengaruh besar terhadap proses dan hasil belajar, misal: 1) Belajar bahasa (verbal learning); 2) Belajar serangkaian huruf tanpa arti (nonsense, syllable learning) 3) Belajar serangkaian bahan (serial learning). b. Faktor-faktor lingkungan Faktor-faktor lingkungan dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Lingkungan alami Lingkungan alami, seperti keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar seseorang. Waktu belajar juga turut mempengaruhi proses belajar. 2) Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang dimaksud adalah faktor manusia. Seseorang yang sedang belajar cenderung terganggu apabila orang lain berjalan-jalan di sekitar tempat belajar, keluar masuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 kamar, atau mengobrol di dekat tempat belajar itu sendiri. Orang lain juga tidak hadir secara langsung (representasi), seperti foto dan tulisan. Suryabrata (1984) menjelaskan bahwa suara mesin pabrik dan suara kendaraan merupakan faktor-faktor sosial yang menganggu proses belajar dan prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut cenderung menganggu konsentrasi sehingga perhatian tidak ditujukan kepada hal yang dipelajari. c. Faktor-faktor instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang dirancang untuk disesuaikan dengan prestasi belajar sehingga tujuan belajar tercapai. Faktor ini berwujud faktor-faktor keras (hardware), seperti gedung perlengkapan belajar dan alat-alat praktikum. Faktor-faktor lain adalah faktor lunak (software), seperti kurikulum, program, dan pedomanpedoman belajar. d. Kondisi individual mahasiswa Kondisi individual adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Kondisi fisiologis Faktor-faktor fisiologis dalam belajar berupa keadaan fisiologis, seperti keadaan jasmani yang sehat dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 2) Kondisi psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar adalah: i. Minat Minat mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak berhasil dengan baik dalam belajar. ii. Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam belajar. Individu yang cerdas lebih mampu belajar dibandingkan individu yang kurang cerdas. iii. Bakat Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimiliki memperbesar kemungkinan untuk berhasil dalam belajar. iv. Motivasi Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Persoalan mengenai kaitan dengan belajar adalah bagaimana mengatur motivasi agar hasil belajar optimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 v. Kemampuan-kemampuan kognitif Kemampuan-kemampuan kognitif merupakan faktor penting dalam proses belajar mahasiswa. Kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, mengingat, dan berpikir mempengaruhi belajar. Ghufron dan Risnawati (2013) mengemukakan bahwa peningkatan prestasi belajar dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor, sebagai berikut: a. Faktor internal Faktor internal adalah aspek yang berasal dari dalam diri individu, yang meliputi aspek perkembangan dan keunikan personal individu, seperti gaya belajar. b. Faktor eskternal Faktor eksternal adalah aspek yang berasal dari luar diri individu. Aspek eksternal adalah bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan. Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi faktor internal dan eksternal: a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal meliputi kemampuan kognitif seseorang (persepsi, mengingat, dan berpikir), minat, bakat, motivasi, kecerdasan, dan gaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 belajar. Faktor internal juga meliputi kesehatan jasmani dan fisiologis individu, seperti fungsi panca indera. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, yang meliputi: keadaan suhu, cuaca, waktu belajar, lingkungan belajar (kebisingan), bahan yang dipelajari, dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran 4. Alat ukur tes prestasi belajar Alat ukur penelitian adalah tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuan, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar adalah tes yang disusun terencana untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai materi yang diajarkan (Azwar, 2013). Sudijono (2006) menegaskan bahwa tes prestasi belajar adalah cara atau prosedur pengukuran dan penilaian hasil belajar, yang berbentuk serangkaian tugas yang dijawab dan dikerjakan oleh subjek, sehingga berdasarkan data yang diperoleh dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi belajar. Nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai-nilai standar tertentu, atau dibandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai oleh subjek lain. Perencanaan merupakan langkah awal dalam penyusunan tes prestasi yang memenuhi syarat dan kualitas. Pada langkah perencanaan, dipertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan karakteristik tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 dengan mengingat tujuan tes (Azwar, 2013). Aspek-aspek tersebut merupakan spesifikasi tes yang memuat uraian isi materi dan batasan perilaku, informasi mengenai tipe aitem, rata-rata taraf kesukaran, jumlah aitem, waktu penyajian tes, dan cara pemberian skor. Pengembangan tes prestasi belajar mengikuti langkah-langkah standar dalam konstruksi tes yang diilustraikan pada gambar dibawah ini: Identifikasi tujuan dan kawasan ukur Uraian komponen isi Batasan perilaku dan kompetensi BLUE PRINT Spesifikasi tes Penulisan aitem/soal Review aitem Uji coba awal Field tes Analisis aitem Perakitan tes & penyusunan instruksi Pengujian reliabilitas Bentuk Final TES SIAP PAKAI Identifikasi tujuan merupakan penegasan tujuan pengukuran, yang diikuti oleh pembatasan kawasan ukur, yakni pendefinisian lingkup materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 ukur yang hendak diungkap (Azwar, 2013). Pada perancangan tes prestasi belajar, penguraian isi tes bukan hanya berarti mengusahakan agar tes yang ditulis tidak keluar dari lingkup materi yang telah ditentukan oleh batasan kawasan ukur, tetapi berarti pula mengusahakan agar bagian isi yang penting tidak terlewatkan dan tertuliskan dalam tes (Azwar, 2013). Batasan perilaku merupakan operasionalisasi tujuan instruksional yang dianggap sebagai indikator perilaku. Indikator perilaku dibuat sebagai penerjemahan tujuan instruksional umum ke dalam bentuk yang paling konkret sehingga mampu diukur. Tujuan pengukuran belum cukup operasional untuk digunakan sebagai landasan penulisan aitem. Rumusan tersebut dinyatakan dalam taraf kompetensi kognitif yang lebih spesifik. Keseluruhan aitem dalam tes yang direncanakan dibagi atas beberapa taraf kompetensi yang berbeda. Salah satu pedoman dalam menentukan tingkat kompetensi aitem tes adalah taksonomi yang dirumuskan oleh Bloom, dkk. Taksonomi ini mencakup kawasan perilaku, yaitu kawasan afektif, kognitif, dan psikomotor. Pembahasan mengenai tes prestasi lebih memusatkan perhatian hanya pada kawasan kognitif. Taksonomi Bloom (1959) yang telah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl (2001, dalam Majid, A., & Kamsyach, A., 2014) adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Taraf kompetensi terendah adalah mengingat. Taraf yang lebih tinggi, yaitu menciptakan diikuti oleh peningkatan taraf kesukaran aitem dan menuntut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 kemampuan yang lebih kompleks daripada taraf kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi. Tabel spesifikasi tes berupa tabel yang memuat uraian tes dan tingkat kompetensi yang diungkap pada setiap bagian isi. Tabel berupa tabel dua sisi yang sering disebut sebagai tes blue-print. Blue-print menjadi pegangan yang sangat membantu saat penulisan aitem sebagai pedoman agar penulis aitem tetap terarah pada tujuan pengukuran tes dan tidak keluar dari batasan isi (Azwar, 2013). Penguraian di atas menyimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah tes yang memiliki tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan perfomansi maksimal sesorang dalam menguasai suatu informasi. Nilai dari tes prestasi belajar yang diperoleh dibandingkan dengan suatu nilai standar tertentu atau dengan individu lain. Penyusunan tes prestasi belajar dilakukan dengan menentukan identifikasi tujuan dan kawasan ukur, batasan perilaku dan kompetensi mengenai hal-hal yang ingin diukur. Hal ini guna membantu pembuat aitem lebih memfokuskan batasan mengenai tujuan pengukuran, perilaku dan kompetensi yang hendak diungkap sehingga membantu dalam penguraian isi materi dalam blue-print. Tes prestasi belajar mengungkap kemampuan seseorang dalam belajar pada kawasan kognitif. Konsep taraf kompetensi kognitif meliputi enam jenjang tingkatan, yaitu mengingat, memahami, menerapkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Masing-masing tingkatan memiliki taraf kompetensi yang berbeda. Tes prestasi belajar pada penelitian ini hanya mengungkap kemampuan pada ranah kognitif dalam bentuk tertulis. Hal ini dikarenakan ranah afektif lebih sesuai jika diungkap melalui tes skala sikap dan ranah psikomotor menggunakan cara evaluasi berupa observasi atau tes tindakan. B. Gaya Belajar 1. Pengertian Riding dan Cheema (1991, dalam Ghufron & Risnawati, 2013) mengemukakan bahwa gaya belajar dikembangkan sebagai hasil minat perbedaan-perbedaan individu. Beberapa tinjauan pustaka menunjukkan bukti telah terjadi satu kebangkitan kembali yang membahas mengenai gaya belajar berpengaruh pada proses belajar individu (Dunn, 1990, dalam Ghufron & Risnawati, 2013). Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru (dalam Ghufron dan Risnawati, 2013). Menurut Dunn dan Dunn (dalam Prashnig, 2007) gaya belajar adalah cara manusia berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit. James dan Gardner (1995, dalam Ghufron & Risnawati, 2013) mengemukakan bahwa gaya belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 adalah cara kompleks yang individu anggap paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan, dan memanggil kembali apa yang telah dipelajari. Pemahaman di atas menyimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang digunakan oleh individu untuk berkonsentrasi pada apa yang dipelajari sehingga terjadi proses menerima, menyerap dan memanggil kembali suatu informasi. 2. Macam-macam gaya belajar Gaya belajar diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut (dalam, Gunawan 2007): a. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru. Pendekatan ini dikembangkan oleh Pask (1975 – 1976), McDade (1978), Schmeck (1981), Kolb (1984), Gregorc (1982), dan Honey dan Mumford (1986). b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan (1965), Witkin, Oltman, Raskin, dan Karp (1971), dan Myer-Briggs (1985). c. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertentu. dikembangkan oleh Bandler dan Grinder (1979). Pendekatan ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respons yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield (dalam Gunawan, 2007). e. Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini dikembangkan oleh Mann, Gibbard, & Hartman (1967), Grasha (1972), Reichmann & Grasha (1974), dan Fuhrmann & Grasha (1983). f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan: menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner (1983), dan Handy (dalam Gunawan, 2007). g. Pendekatan berdasarkan pada wilayah otak; menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak. Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edward, Hermann (dalam Gunawan, 2007). Penelitian ini lebih berfokus pada penggunaan gaya belajar dengan pendekatan modalitas sensori. Melihat, mendengar, menyentuh, dan merasa adalah empat unsur yang membentuk gaya belajar seseorang dari enam indera secara keseluruhan (dalam Prashnig, 2007). Berdasarkan Neuro-Linguistic Programming yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Grinder (dalam Gunawan, 2007) dalam model strategi komunikasi, bahwa selain memasukkan informasi dari kelima indera, juga digunakan preferensi sensori, yaitu berdasarkan visual (penglihatan), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan) yang dikenal dengan V-A-K. Depotter dan Hernacki (2010) menjelaskan beberapa karakteristik dari masing-masing gaya belajar VAK, yaitu: a. Gaya belajar visual Individu yang memiliki gaya belajar visual menggunakan daya melihat (ketajaman indera mata) yang lebih memudahkan dalam belajar, lebih nyaman belajar dengan warna-warni, garis dan bentuk, lebih suka membaca daripada mendengarkan, dan mengingat dengan gambar (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014). Individu dengan gaya belajar visual melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka pengajar untuk mengerti pelajaran, dan cenderung duduk di depan agar melihat dengan jelas. Individu dengan gaya belajar visual berpikir menggunakan gambar-gambar dan belajar dengan lebih cepat menggunakan tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Individu visual lebih suka mencatat sampai detail untuk memperoleh informasi (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014). Ciri-ciri gaya belajar visual: 1) Rapi dan teratur 2) Berbicara dengan cepat 3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 4) Teliti terhadap hal detail 5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi 6) Pengeja yang baik dan mampu melihat kata-kata di dalam pikiran 7) Mengingat dengan asosiasi visual 8) Tidak terganggu oleh keributan 9) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali meminta bantuan orang lain untuk mengulangi 10) Pembaca cepat dan tekun 11) Lebih suka membaca daripada dibacakan 12) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek 13) Mencoret-mencoret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat 14) Mudah lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain 15) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat berupa “ya” atau “tidak” 16) Lebih suka demonstrasi daripada berpidato 17) Lebih suka seni daripada musik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 b. Gaya belajar auditori Individu dengan gaya belajar auditori mengekspresikan diri melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain (dalam Gunawan, 2007). Individu yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajar melalui telinga (alat pendengaran). Individu yang mempunyai gaya belajar auditori mampu belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan pengajar (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014). Individu auditori mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendah), dan kecepatan berbicara. Informasi yang tertulis mempunyai makna yang minim bagi individu auditori. Individu seperti ini menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset, kurang suka membuat catatan-catatan, dan lebih senang mendengarkan teman yang sedang belajar (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014). Ciri-ciri gaya belajar auditori: 1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja 2) Mudah terganggu oleh keributan 3) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 5) Mampu mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara 6) Mengalami kesulitan dalam menulis cerita, tetapi hebat dalam bercerita 7) Berbicara dalam irama yang terpola 8) Pembicara yang fasih 9) Lebih suka musik daripada seni 10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat 11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar 12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi 13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menulis 14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik c. Gaya belajar kinestetik Individu dengan gaya belajar kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan serta gerakan. Individu dengan gaya belajar ini sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama karena keinginan untuk beraktivitas dan eksplorasi yang kuat. Gaya belajar kinestetik belajar dengan melakukan gerakan dan sentuhan (Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta, 2014). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Ciri-ciri gaya belajar kinestetik: 1) Berbicara dengan perlahan 2) Menanggapi perhatian fisik 3) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian 4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain 5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak 6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar 7) Belajar melalui memanipulasi dan praktik 8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat 9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 10) Banyak menggunakan isyarat tubuh 11) Tidak mampu duduk diam untuk waktu yang lama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Berikut adalah perbedaan cara belajar untuk masing-masing gaya belajar agar menjadikan belajar menjadi efektif: Tabel 2.1: Cara belajar untuk masing-masing gaya belajar Gaya Belajar Visual Auditori Kinestetik Media atau alat bantu yang digunakan Gerakan tubuh/ body language Buku, majalah Grafik, diagram Peta pikiran / mind mapping OHP / Komputer Poster Kolase Flow Chart Highlighting, tulisan dengan warna yang menarik Kata-kata kunci yang dipanjang di sekeliling kelas Model/peralatan Suara yang jelas dengan intonasi yang terarah Membaca dengan keras Pembicara tamu, sesi tanya jawab, diskusi Rekaman ceramah atau kuliah Belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi Permainan peran Teknik Mnemonics Musik Kerja kelompok Keterlibatan fisik Field trip Membuat model Highlitghting Tick It Membuat peta pikiran Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu Tabel dikutip dari Adi W. Gunawan (2007) dalam bukunya yang berjudul “Genius Learning Strategi” Penguraian di atas menjelaskan bahwa masing-masing gaya belajar menggunakan alat bantu yang berbeda agar mampu menciptakan proses belajar yang efektif. Gaya belajar visual yang mengandalkan indera penglihatan dalam menerima dan menyerap informasi cenderung lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 mudah belajar dengan menggunakan alat bantu yang berbentuk visual, seperti buku, poster, dan OHP. Gaya belajar auditori yang menggandalkan indera pendengaran dalam menerima dan menyerap infomasi lebih mudah belajar dengan menggunakan alat bantu musik atau rekaman suara. Gaya belajar kinestetik yang mengandalkan indera sentuhan cenderung lebih mudah terbantu dalam belajar jika melibatkan gerakan tubuh atau kegiatan praktek secara langsung di lapangan. C. Musik 1. Sejarah Perkembangan Musik Musik yang berkembang sejak jaman purba disebut sebagai musik primitif. Musik primitif muncul atau diperoleh dari suara-suara yang dihasilkan anggota tubuh manusia, seperti tepukan tangan, siulan, suara vokal atau suara manusia (dalam Delphie, M.A., 2005). Musik primitif juga diperoleh dari alat yang terbuat dari tulang binatang yang dikeringkan, biji-bijian kering, kayu, dan bambu. Musik primitif digunakan sebagai penggiring tari-tarian pada upacara-upacara ritual. Hal ini menunjukkan bahwa musik memiliki hubungan dengan polapola gerak tertentu yang disesuaikan dengan irama musik. Musik lebih berkembang pada abad pertengahan terutama di gereja negara-negara Barat sehingga mumcul tokoh-tokoh musik, teori tentang musik, istilah- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 istilah berkaitan dengan musik, dan sekolah khusus yang mengajarkan musik (dalam Delphie, M.A., 2005). Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa musik mulai terbentuk dan tercipta sejak pada zaman dahulu kala (zaman primitif). Musik tercipta melalui suara yang dihasilkan oleh anggota tubuh manusia, seperti tepukan tangan, bunyi siulan, dan suara vokal manusia. Musik juga tercipta dengan menggunakan tulang binatang dan biji-bijian yang telah dikeringkan, serta kayu dan bambu. Musik digunakan untuk mengiringi tarian pada upacaraupacara ritual sehingga pada abad pertengahan, musik mulai berkembang terutama di gereja-gereja Kristiani negara Barat. Perkembangan musik di gereja-gereja negara Barat mulai menarik perhatian para ahli untuk lebih memahami musik. 2. Pengertian Musik Schopenhauer (dalam Soedarsono, R.M, 1992) berpendapat bahwa musik adalah melodi dengan syair berupa alam semesta. Suhastjarja (dalam Soedarsono, R.M, 1992) menyatakan bahwa musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan sehingga mampu dimengerti dan dinikmati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Campbell (2001) menjelaskan bahwa musik adalah bahasa yang mengandung unsur-unsur universal, bahasa yang melintasi batas-batas usia, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan. Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Pengertian di atas menjelaskan bahwa musik adalah bunyi yang memiliki pola yang teratur dan merdu yang berasal dari suara manusia ataupun alat musik yang mengandung ritme dan harmoni, serta tidak mengenal batasan-batasan bagi pendengar. 3. Elemen-Elemen Musik Musik dibangun dari empat unsur, yaitu nada atau bunyi yang teratur, amplitudo atau kuat lemah bunyi (dinamik), unsur waktu yang terdiri dari panjang-pendek bunyi, serta timbre atau warna suara (dalam Poetra, 2006). Disisi lain, Delphie, M.A (2005) membagi elemen musik menjadi dua, yaitu: a. Elemen primer 1) Irama Irama adalah elemen musik yang paling penting, karena hanya dengan suatu irama dan tanpa elemen lain seseorang mampu mendengarkan musik. Irama dalam musik adalah susunan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 yang berurutan dari suara atau bunyi ketukan dan nilai not lagu yang lambat dan cepat. 2) Melodi Tinggi rendah suatu nada membentuk melodi. Melodi tidak bisa terlepas dengan harmoni. 3) Harmoni Harmoni adalah suatu gabungan dari nada-nada yang berurutan atau nada-nada yang dibunyikan pada waktu bersamaan. Harmoni membantu dalam mempertinggi atau mengurangi tekanan dari musik. Harmoni terikat pada melodi serta irama. b. Elemen sekunder, meliputi: 1) Dinamik Kekuatan musik berubah-ubah dari yang bersifat lunak atau tinggi hingga yang keras atau nada berat. Perubahan tersebut dibagi tiga, yaitu: i. Cara bagaimana nada itu dibunyikan ii. Luas melodi dipersempit atau diperkecil dengan cara tekanan dikurangi atau diperbesar dengan menambahkan ketegangan. iii. Irama yang diubah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 2) Agogik Agogik merupakan perubahan yang terjadi antara gerakan yang lambat sekali dengan gerakan yang sangat cepat. Musik terbentuk dari dua elemen, yaitu elemen primer yang menjadi unsur utama pembentuk musik, dan elemen sekunder, yaitu elemen pendukung dalam suatu musik. Elemen utama adalah elemen yang menciptakan musik sehingga memiliki nada-nada yang teratur dan harmoni. Irama adalah elemen utama pembentuk musik, karena hanya dengan kumpulan nada-nada atau not-not yang saling berurutan maka tercipta suara yang merdu. Unsur kedua pembentuk musik adalah dengan penambahan melodi yang berupa tinggi rendah nada. Penggunaan unsur irama dan melodi menciptakan suatu harmoni, yaitu gabungan nada-nada yang dibunyikan secara bersama-sama. Elemen lain, yaitu elemen pendukung yang membentuk alunan suara dalam musik menjadi lebih menarik adalah dinamik, yaitu perubahan nada-nada dari yang bersifat tinggi hingga nada yang berat dan agogik, yaitu perubahan dari bunyi nada yang lambat hingga bunyi nada yang cepat. 4. Musik Baroque Baroque adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan seni secara umum selama periode 1600-1750 (dalam Wright, 2011). Istilah ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 berasal dari bahasa Portugis “barroco” yang mengarah pada mutiara yang memiliki bentuk yang berbeda dari mutiara lain dan digunakan pada perhiasan atau dekorasi (dalam Wright, 2011). Istilah baroque pada awalnya mengindikasikan hal-hal yang negatif. Namun, penemu baru pada musik baroque, yaitu Peter Paul Rubens (1577-1640), dan musik dari Antonio Vivaldi (1678-1741) dan J.S Bach (1685-1750) menciptakan musik baroque yang memiliki arti positif dalam sejarah budaya Barat (dalam Wright, 2011). Musik baroque dibentuk dari empat elemen, yaitu melodi, harmoni, ritme, texture dan dinamik. Karakteristik dari musik baroque adalah memiliki melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang cukup kuat. Musik baroque mengalami perubahan menjadi musik dengan arti positif pada masa late baroque (1710-1750) dengan komposer terkenal J.S Bach dan G.F Handel (dalam Wright, 2011). Musik Bach sangat unik karena musik yang diciptakan mampu membawa seseorang pada kondisi beta maupun alfa. Bach ternyata secara intuitif mampu menciptakan musik yang sangat seimbang karena faktor pengondisian beta dan alfa (dalam Gunawan, 2007). Komposer lain yang terkenal untuk zaman Baroque adalah seorang komposer Italia Antonio Vivaldi (1678-1741, dalam Gunawan, 2007). Para komposer pada masa late baroque menggunakan ketukan sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis menyinkronkan tubuh dan pikiran. Musik baroque mempunyai tempo enam puluh ketukan per menit, yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 sama dengan detak jantung rata-rata dalam keadaan normal. Selain itu, struktur kord melodis dan instrumentasi baroque membantu tubuh mencapai keadaan waspada tetapi relaks (Schuster dan Gritton, 1986, dalam Depotter dkk, 2010). Uraian di atas menjelaskan bahwa musik baroque adalah musik klasik yang merujuk pada suatu zaman, yaitu zaman baroque sekitar tahun 1600-1750. Musik baroque dengan arti negatif terus mengalami perubahan hingga menjadi musik dengan arti positif dan menjadi salah satu bagian dalam budaya Barat. Musik baroque memiliki beberapa karakteristik, yaitu penggunaan melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang kuat. Selain itu, musik baroque juga memiliki irama dengan ketukan yang hampir sama dengan detak jantung manusia dalam keadaan normal. Komposer yang terkenal dan mampu mengubah musik baroque menjadi musik yang positif adalah Bach (1685-1750). Bach mampu menciptakan musik baroque yang sangat seimbang dan intuitif karena musik yang diciptakan mampu membawa seseorang pada kondisi beta dan alfa. Kondisi tersebut adalah suatu kondisi ketika seseorang berada pada kondisi yang rileks dan santai. Peneliti bernama Lozanov (1976) melakukan penelitian terhadap penggunaan musik baroque yang mampu membawa seseorang pada kondisi alfa, yaitu kondisi rileks namun waspada. Hasil yang ditemukan Lozanov adalah musik baroque mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 merilekskan gelombang otak, menstabilkan mental, fisik dan emosi seseorang sehingga seseorang masuk ke dalam keadaan relaksasi dan membuka pikiran terhadap informasi yang masuk. 5. Musik Jazz Jazz merupakan salah satu jenis musik yang berasal dari masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Jazz adalah jenis musik dengan tingkat kerumitan harmoni dan improvisasi yang tinggi, dengan kata lain jazz adalah musik yang cukup susah (dalam Mulyanto, 2008). Jazz disebut sebagai musik Afro-Amerika, berasal dari dan untuk orang kulit hitam; musik improvisasi; musik yang dibentuk oleh feel ritmik yang disebut swing; dan musik yang dipengaruhi blues (Szwed, 2013). Musik jazz pertama kali muncul di kalangan kulit hitam New Orleans, Florida pada akhir abad ke-19. Jazz merupakan jenis musik yang telah banyak dipengaruhi oleh beberapa elemen budaya musik, termasuk Afrika Barat, Amerika dan Eropa. Elemen Afrika Barat yang mempengaruhi jazz melibatkan penekanan pada improvisasi, permainan drum (drumming), suara perkusi dan irama yang kompleks. Melalui persentuhan antara kebudayaan musik yang dibawa dengan kebudayaan musik Barat, muncul di benua Amerika suatu musik yang dikenal musik Jazz, yang mengalami perkembangan di dalam kondisi dan situasi tetentu sehingga diperoleh wujud yang dikenal sekarang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Peranan irama dan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh terhadap fisik seseorang secara amat kuat. Hendro S.D (2009) menerangkan bahwa jazz merupakan salah satu genre musik yang berasal dari blues dan dipengaruhi musik klasik. Nuansa harmoni musik klasik memberi inspirasi terhadap pola-pola harmoni melodi Jazz. Mulyanto (2008) mengemukakan bahwa jazz adalah potensi musikalitas di dalam diri manusia yang menghasilkan berbagai bentuk irama. Musikalitas mencakup naluri, insting, pola pikir, emosi, ekspresi, perasaan dan harmoni musik menjadi satu kesatuan. Mulyanto (2008) mengemukakan bahwa musik jazz lebih mengarah kepada suasana hati dan karakter sebuah musik daripada sebuah jenis musik dengan batasan tertentu. Musik jazz dibentuk dari beberapa elemen, yaitu (dalam Szwed, 2013) melodi, harmoni dan ritme. Style jazz tidak hanya Marching Band, namun berkembang membentuk style lain, seperti Ragtime, Boogie Woogie, Swing, Bebop, Fusion, Jazz Rock, Jazzy, Foxtort, Samba, dan Bossanova (dalam Heart, 2013). Heart (2013) mengungkapkan bahwa penggunaan musik Jazz pada ballet, salsa, tango, foxtrot, waltz, rumba dan bop digunakan untuk mengangkat semangat, merilekskan pikiran dan menenangkan telinga dengan irama listrik. Salah satu jenis jazz yang baik untuk peningkatan otak adalah smooth jazz. Smooth jazz adalah musik yang telah muncul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 selama beberapa dekade. Para seniman terus berusaha membuat pengulangan suara, menciptakan hit baru untuk koleksi jazz agar memberikan efek yang sama. Smooth jazz menggunakan sifat atau pola yang hampir sama dengan pola peningkatan otak dalam menciptakan irama musik sehingga mampu membawa pikiran ke dalam kondisi relaksasi. Tahun 60-an, Irving Berlin, Cole Porter, George dan Ira Gerswin dan Hoggy Carmichae yang datang dari area musik luar Inggris meninggalkan kesan yang cukup mendalam mengenai jazz di seluruh dunia. Arena smooth jazz mengisi suara di berbagai wilayah di seluruh dunia, dengan membantu jutaan orang untuk rileks. Selama 60’an tahun musik jazz mengambil bagian dan suara lembut dari smooth jazz masuk ke dalam perhatian penikmat musik (dalam Heart, 2013). Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz adalah jenis musik yang mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, dan urban groove sehingga mampu mempengaruhi mood seseorang dengan mengatasi emosi negatif, membantu kemampuan berpikir kreatif dan membantu dalam latihan ekspresi diri. Smooth jazz memiliki karakteristik sebagai berikut (dalam Dunscomb dan Hill, 2002): a. Lembut, suara yang enak didengar b. Penggunaa keyboard electric dan bass c. Terdiri dari kelompok kecil d. Dipengaruhi oleh blues, jazz, gospel, R&B, pop, dan rock PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 e. Hiphop dan rap- dipengaruhi alur f. Komposisi yang teratur Uraian di atas menunjukkan bahwa musik jazz adalah musik klasik Amerika serikat. Musik jazz adalah musik yang dipengaruhi oleh musik di berbagai daerah, seperti Eropa dan Afrika Barat. Musik jazz adalah musik yang berasal dari genre blues namun dipengaruhi oleh musik klasik dan marching band. Pengaruh musik klasik pada musik jazz memberi inspirasi terhadap pola-pola harmoni melodi Jazz. Smooth jazz memiliki karakteristik, berupa suara yang lembut dan enak didengar, penggunaan bass dan keyboard electric, percampuran irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock, serta memiliki komposisi yang teratur. Suara lembut dari jazz (smooth jazz) mampu mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Hal ini dikarenakan smooth jazz memiliki pola irama yang sesuai dengan pola peningkatan otak sehingga mendengarkan smooth jazz mampu merilekskan seseorang. Smooth jazz juga mampu menaikkan semangat seseorang (mood menjadi baik) dan memberi ketenangan bagi indera pendengaran. 6. Perkembangan Musik Baroque dan Jazz di Indonesia Musik baroque adalah salah satu jenis musik klasik yang diciptakan pada masa Baroque. Hakim (2010) menjelaskan bahwa musik klasik mempunyai tempat tersendiri di kalangan pengemar musik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Beberapa kalangan mengatakan bahwa musik klasik adalah musik kalangan orang-orang menengah ke atas dan tidak sedikit individu yang mengakui bahwa tidak mudah untuk menikmati musik klasik. Walaupun banyak penelitian yang menyatakan bahwa musik klasik mampu memberikan ketenangan pada pikiran dan mengurangi stress, namun rekaman musik klasik tidak mudah untuk didapatkan (dalam Hakim, 2010). Hakim (2010) menjelaskan bahwa cukup sulit mendengarkan musik klasik karena sangat jarang televisi menyiarkan pertunjukkan musik klasik. Musisi klasik di Indonesia masih cukup terbatas sehingga sangat sulit untuk memperkenalkan musik klasik pada anak sekolah hingga masyarakat pengemar musik lain. Mendengarkan musik klasik juga merupakan masalah lain. Mendengarkan pagelaran musik klasik memiliki beberapa aturan, yaitu para penonton tenang, dalam arti tidak ngobrol dan bertepuk tangan sebelum lagu yang dimainkan telah selesai. Aturan yang cukup banyak dalam mendengarkan musik klasik menghambat musik klasik memperoleh tempat di hati para penggemar (dalam Hakim, 2010). Alunan irama musik jazz sudah cukup familiar di telinga masyarakat di Indonesia. Beny Lihumahuwa seorang musisi Jazz menilai perkembangan musik Jazz di Indonesia saat ini sangat pesat dan bagus (dikutip dari antarnews.com, Sabtu, 14 November 2014). Hal ini terlihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 dari festival-festival musik Jazz, seperti JakJAzz, Java Jazz, dan Sumatera Jazz. Sulastianto (2006) mengemukakan bahwa musik jazz memiliki pengaruh yang kuat terhadap musik di Indonesia. Walaupum pengaruh musik jazz tidak menyeluruh, tetapi hampir semua jenis musik modern Indonesia dipengaruhi oleh jazz. 7. Hubungan musik dan otak Salim (2009) menuliskan bahwa musik sangat berpengaruh dalam kehidupan, selain didengarkan, dimainkan, dan dipentaskan juga dipelajari secara ilmiah. Pythagoras, pada abad 6 SM telah mengupas suatu gejala dalam musik. Seutas tali direnggangkan lima puluh persen menyebabkan nada yang dihasilkan menjadi suatu oktaf lebih tinggi. Pembahasan mengenai musik tidak hanya mengenai analisis nada dan perbandingan getaran dua nada yang matematis tetapi juga pengaruh musik terhadap manusia. Hal tersebut dimulai dari penelitian yang memperdengarkan musik secara lengkap atau hanya irama tertentu saja. Respon yang terjadi adalah perubahan denyut nadi, kecepatan pernapasan, tahanan listrik pada kulit, dan sirkulasi darah. Denyut jantung secara otomatis menyesuaikan diri dengan irama yang didengar. Irama musik dengan kecepatan ¾ per detik hampir sama dengan berbagai macam irama alam. Irama tersebut sama dengan denyut jantung (rata-rata 0,8 detik). Waktu 0,8 detik sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 berbagai proses sederhana dalam otak. Musik apa saja baik yang berirama cepat ataupun lambat, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manusia. Musik memiliki dimensi kreatif selain menjadi bagian-bagian yang identik dengan proses belajar. Musik diyakini memiliki dampak khusus terhadap perilaku karena jenis musik tertentu mampu membawa respon yang berbeda terhadap perilaku manusia. Musik dengan tempo 60-70 beats mampu menenangkan otak sehingga bermanfaat untuk menyeimbangkan kembali kerja otak. Hal ini dipahami dalam empat gelombang otak. Hasil pengukuran dengan menggunakan alat EEG (Electro Encepalo Graph) diketahui 4 gelombang, sebagai berikut (dalam Gunawan, 2007): a) Beta Frekuensi gelombang Beta berada pada kisaran 12-25 Hz. Seseorang berada pada kondisi ini saat dalam keadaan sadar, melakukan aktivitas sehari-hari, melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi tinggi, melakukan debat, berolahraga, atau melakukan suatu proyek yang rumit. b) Alfa Frekuensi gelombang Alfa berada pada kisaran 8-12 Hz, dengan alfa optimum berada pada frekuensi 10,5 Hz. Seseorang berada dalam keadaan yang rileks tetapi waspada, seperti membaca, menulis, melihat, dan memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 c) Teta Frekuensi gelombang Theta berada pada kisaran 4-8 Hz. Seseorang berada dalam keadaan yang sangat rileks, masuk dalam kondisi meditatif, dan ide-ide kreatif muncul. Seseorang masuk ke kondisi delta dan tertidur apabila tidak mampu mengendalikan diri. (ex: belajar sambil ngantuk). d) Delta Frekuensi gelombang Delta berada pada kisaran 0,5-4 Hz. Kondisi ini adalah kondisi tidur dan menjadi tidak sadar dengan kondisi lingkungan. Proses musik dalam mempengaruhi kinerja otak adalah sebagai berikut (dalam Gunawan, 2007): a. Musik pertama-tama diproses di auditori cortex dalam bentuk suara b. Seseorang menikmati musik dengan otak kanan, sedangkan otak kiri memproses lirik dalam musik atau lagu. c. Sistim limbik menanggani respon terhadap musik dan emosi sehingga belajar dengan menggunakan musik yang tepat sangat membantu dalam meningkatkan daya ingat. Musik baroque berhubungan dengan gelombang Alfa. Belajar dengan mendengarkan musik baroque mampu meningkatkan konsentrasi dan membuat tubuh lebih rileks. Musik tersebut merangsang otak dalam gelombang alfa yang santai seperti keadaan mengakibatkan belajar menjadi lebih efektif. meditasi sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Musik jazz yang mampu merilekskan otak adalah smooth jazz. Smooth jazz menggunakan sifat atau pola yang hampir sama dengan pola peningkatan otak dalam menyusun irama musik. Irama smooth jazz mampu membuat seseorang menjadi lebih santai yang memiliki peran yang sama dengan musik jazz secara umum, yaitu untuk merilekskan jiwa. Pemaparan di atas menjelaskan bahwa otak merespon musik yang diputar dan didengarkan oleh telinga. Proses tersebut adalah otak kanan menikmati irama musik sedangkan otak kiri memproses kata-kata atau lirik pada lagu. Penggunaan musik yang tepat tidak hanya mempengaruhi otak kiri dan kanan namun juga sistem limbik yang menanggani sistem memori jangka panjang. Penggunaan musik dalam meningkatkan daya ingat dan otak adalah dengan tempo yang hampir sama dengan detak jantung manusia (60-80 bpm). Hal ini dipahami melalui kondisi gelombang otak pada saat mendengarkan musik tertentu. Gelombang alfa adalah kondisi gelombang yang paling baik bagi seseorang untuk melakukan proses belajar, seperti membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan gelombang alfa adalah suatu kondisi ketika seseorang berada dalam keadaan rileks namun tetap waspada. Musik baroque adalah musik yang secara khusus diciptakan dengan pengkondisian gelombang alfa. Musik jazz berupa smooth jazz memiliki irama yang mengikuti pola peningkatan otak dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 menggunakan suara ritme listrik berulang sehingga mampu membawa seseorang pada kondisi yang lebih santai. 8. Teori musik dan pembelajaran Musik membantu proses pembelajaran melalui tiga cara (dalam Gunawan, 2007): 1. Musik membantu untuk mengisi kembali energi pada otak 2. Musik membantu untuk merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar 3. Musik digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukan ke dalam memori. Depotter, dkk (2009) mengungkapkan bahwa musik digunakan untuk: (1) meningkatkan semangat, (2) merangsang pengalaman, (3) mnumbuhkan relaksasi, (4) meningkatkan fokus, (5) membina hubungan, (6) menentukan tema untuk hari itu, (7) memberi inspirasi, dan (8) bersenang-senang. Depotter dan Hernacki (2010) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan musik yang khusus maka mampu mengerjakan pekerjaan mental yang melelahkan sambil tetap rileks dan berkonsentrasi. Berikut perbedaan kondisi fisik pada proses pembelajaran menggunakan musik dan tanpa musik terhadap pekerjaan mental yang melelahkan (DePotter dan Hernacki, 2010): PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Tabel 2.2: Perbedaan kondisi fisik pada proses pembelajaran yang menggunakan musik dan tanpa musik Tanpa Musik Denyut nadi dan tekanan Dengan musik darah Denyut nadi dan tekanan meningkat menurun Gelombang otak semakin cepat Gelombang otak melambat Otot-otot menegang Otot-otot rileks darah Tabel dikutip dari Bobbi Depotter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, 2010:73 Pembelajaran dengan musik oleh psikiater bernama Lozanov (1976, dalam Russel, 2011) untuk meningkatkan belajar dan memori, dikenal sebagai accelerated learning. Lozanov menggunakan musik sebagai bagian integral dari program pembelajaran yang disebut suggestopedia, atau “konser aktif dan pasif”. Proses pembelajaran dengan konser aktif dan pasif adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media musik. Pengajar menjelaskan materi dengan mengikuti irama musik yang dimainkan sebagai latar (pengiring pembelajaran) agar mahasiswa menyerap materi yang disampaikan pengajar. Berikut adalah perbedaan konser aktif dan pasif dalam proses pembelajaran: 1) Konser aktif Konser aktif digunakan untuk memperkenalkan materi baru. Materi dibacakan secara dramatik kepada mahasiswa dengan musik klasik atau romantik bertempo sekitar 80 bpm. Lozanov percaya bahwa musik membantu menciptakan sebuah jembatan limbic bagi kata-kata lewat penyeimbangan otak kiri dan kanan agar ingatan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 baik. Mahasiswa menyadari kata-kata di dalam proses pembelajaran. Konser aktif memberikan energi kembali pada otak dan menyeimbangkan kembali otak serta tubuh. 2) Konser pasif Materi yang sama atau serupa dengan materi konser aktif dibacakan secara lebih pelan kepada mahasiswa dengan musik yang lebih pelan sekitar 60 bpm. Mahasiswa tidak mencatat, hanya duduk dan membiarkan kata-kata mengalir. Berk (2008) menguraikan beberapa hasil dari mendengarkan musik, yaitu: (1) menarik perhatian mahasiswa, (2) memfokuskan konsentrasi mahasiswa, (3) membangkitkan minat di kelas, (4) menciptakan rasa antisipasi, (5) membangun suasana atau lingkungan yang positif, (6) merilekskan mahasiswa saat belajar, (7) menarik imajinasi mahasiswa, (8) membangun kesesuaian diantara mahasiswa, (9) meningkatkan sikap terhadap konten dan pembelajaran, (10) membangun sebuah hubungan dengan mahasiswa lain dan dosen, (11) meningkatkan konsep atau isi memori, (12) memfasilitasi penyelesaian tugas yang monoton atau meningkatkan berulang, performansi (13) pada meningkatkan tes dan pemahaman, pengukuran lain, (15) (16) menginspirasi dan memotivasi mahasiswa, (17) membuat belajar menyenangkan, (18) meningkatkan kinerja keberhasilan, (19) mengatur mood, (20) mengurangi kecemasan dan ketegangan pada topik menegangkan atau menakutkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Brewer (1995, dalam Berk 2008) merekomendasikan penggunaan iringan musik dimainkan saat mahasiswa belajar, membaca, atau menulis untuk meningkatkan level perhatian, mengembangkan ingatan dan memori, memperpanjang waktu belajar yang fokus, dan memperluas keterampilan berpikir. Musik efektif digunakan selama mengulang materi atau pelaksanaan tes. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan iringan musik dalam proses pembelajaran mampu menciptakan kondisi belajar yang rileks dan efektif sehingga membantu meningkatkan konsentrasi, memori, mampu fokus dalam jangka waktu yang lama, dan pemahaman terhadap suatu informasi atau materi, serta mampu meningkatkan ketrampilan berpikir. Oleh karena itu, musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap diri seseorang. Musik mempengaruhi perkembangan kognitif, sosial, psikomotor, dan emosi dalam diri individu. Pengajar memberikan materi dengan mengikuti setiap irama (tinggi rendah nada) pada musik yang dimainkan sebagai iringan pada proses belajar konser aktif. Pengajar lebih lambat dan santai dalam mengucapkan kata-kata dari materi yang diajarkan selama konser pasif. Hal ini dikarenakan tempo musik pada konser pasif yang lebih lambat (60 bpm) dibandingkan tempo musik pada konser aktif (80 bpm). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 9. Syarat Musik yang Digunakan Gunawan (2007) menyarankan beberapa syarat musik yang baik digunakan: a. Penggunaan musik yang tidak mengandung kata-kata dalam proses pemasukkan informasi karena informasi yang dipelajari berbaur dengan lirik lagu. Gunawan (2007) menerangkan bahwa menggunakan musik instrumental yang berasal dari lagu yang mengandung lirik mengakibatkan pikiran seseorang turut menyanyikan lirik lagu. Berk (2008) menyebutkan beberapa jenis musik yang digunakan dalam pembelajaran: (1) classical; (2) early romantic; (3) late romantic; (4) abad ke-20; (5) soundtracks TV, Movie, dan Broadway; (6) pop; (7) jazz; (8) New Age. b. Penggunaan musik sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan informasi menggunakan musik dengan tempo 55-70 bit per menit. Brainstroming, diskusi, atau tugas yang menuntut output kreatif menggunakan musik yang lebih aktif dengan tempo 100-140 bit per menit. c. Penggunaan kualitas sound system atau tape/CD player yang bagus. Suara yang memiliki kualitas audio yang tidak bagus akan menganggu dan menghambat proses pembelajaran. Uraian di atas menunjukkan bahwa musik yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah jenis musik yang tanpa lirik atau musik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 instrumental dengan ketukan 55-70 bpm untuk pemasukan informasi dan 100-140 bpm untuk kegiatan yang lebih aktif, menggunakan kualitas audio yang baik dan dengan volume yang tidak mengganggu perhatian mahasiswa. D. Dinamika Perbedaan Pengaruh Musik Baroque dan Jazz Pada Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Gaya Belajar Auditori Prestasi belajar merupakan aspek yang penting dalam mengetahui keberhasilan seseorang dalam belajar. Mahasiswa yang memahami dan menguasai materi mampu mencapai prestasi belajar yang baik selama di perguruan tinggi. Salah satu cara untuk mencapai prestasi belajar yang baik adalah dengan memperhatikan gaya belajar. Kolb dan Kolb (2003) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan salah satu faktor pokok dalam efektivitas belajar (dalam Ghufron & Risnawati, 2013). Gaya belajar adalah cara yang digunakan oleh individu untuk berkonsentrasi dan menguasai materi yang dipelajari sehingga terjadi proses menerima, menyerap dan memanggil kembali suatu informasi Individu memiliki kemampuan mengingat, menyerap dan memanggil kembali informasi yang berbeda. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang mengandalkan indera pendengaran dalam menerima dan menyerap informasi. Individu dengan gaya belajar auditori memiliki kelemahan dalam kegiatan belajar yang melibatkan aktivitas visual, seperti membaca. Proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 membaca termasuk visual karena mahasiswa harus melihat kata-kata dan memahami semua makna di dalam kata-kata (dalam William, 2010). Salah satu cara untuk membantu individu gaya belajar auditori dalam belajar melibatkan proses visual berupa membaca dengan menggunakan alat bantu musik. Penggunaan musik sebagai iringan membantu proses belajar menjadi efektif. Musik membantu kondisi fisik seseorang menjadi lebih santai dan rileks dibandingkan tanpa musik (Depotter dan Hernacki, 2010). Musik juga membantu meningkatkan konsentrasi seseorang. Lozanov (1978, dalam Berk, 2008) menyarankan penggunaan musik baroque ketika membaca. Musik baroque adalah musik yang memiliki karakteristik dengan penggunaan melodi yang ekspresif dan menggunakan bass secara kuat (dalam Wright, 2011). Tipe musik baroque memiliki irama ketukan yang hampir sama dengan detak jantung manusia dalam keadaan normal. Musik baroque mampu merilekskan gelombang otak pada keadaan alfa dan mampu menyeimbangkan otak kiri dan kanan sehingga proses penyerapan informasi meningkat. Seseorang yang mendengarkan musik baroque masuk ke dalam keadaan relaksasi dan pikiran siap menerima informasi yang masuk, serta membantu dalam mempertahankan fokus dan konsentrasi seseorang. Mahasiswa yang mampu melakukan proses belajar yang efektif memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Musik jazz merupakan salah satu musik yang digunakan pada proses pembelajaran. Barber (2005) percaya bahwa musik popular, jazz, musik dari gambar-gambar motion dan komedi musikal, musik country dan western, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 musik dan ritme blues (R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop) adalah jenis musik yang para mahasiswa dengarkan saat ini. Suara lembut dari musik jazz (smooth jazz) mempengaruhi proses pembelajaran karena mampu merilekskan seseorang, mood menjadi baik dan memberi ketenangan bagi indera pendengaran. Hal ini dikarenakan Smooth jazz memiliki irama yang mengikuti pola peningkatan otak. Musik smooth jazz memilliki karakteristik, yaitu suara yang lembut dan enak didengar, percampuran irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock, tidak hanya menggunakan bass namun juga menggunakan keyboard electric. Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz mempengaruhi mood seseorang dengan mengatasi emosi negatif, kemampuan berpikir kreatif dan membantu dalam latihan ekspresi diri. Oleh karena itu, mendengarkan smooth jazz menjadikan proses belajar lebih efektif dengan meningkatkan konsentrasi. Mahasiswa yang mampu melakukan proses belajar yang efektif memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Penggunaan musik pada kegiatan belajar berupa membaca lebih membantu mahasiswa dengan gaya belajar auditori untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa musik. Musik membantu proses belajar menjadi efektif dengan meningkatkan konsentrasi dan mood. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 E. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa musik. 2. Terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Kerangka Berpikir Belajar ïƒ aktivitas membaca Gaya belajar auditori Mampu mengingat dan memahami tanpa iringan musik Dengan iringian musik - ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· - Denyut nadi dan tekanan darah menurun Gelombang otak melambat Otot-otot rileks Musik Baroque penggunaan melodi yangekspresif menggunakan bass secara kuat irama ketukan yang hampir sama dengan jantung manusia dalam keadaan normal menyimbangkan otak kiri dan otak kanan Berdampak: ï‚· konsentrasi meningkat sehingga dapat mengingat, memanggil kembali dan memahami sesuatu informasi ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· - Denyut nadi dan tekanan darah meningkat Gelombang otak semakin cepat Otot-otot menegang Musik jazz suara yang lembut dan enak didengar adanya percampuran irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock tidak hanya menggunakan bass namun juga menggunakan keyboard electric, Mengikuti pola peningkatan otak, Mampu menaikkan semangat (mood membaik pendengaran.) dan memberi ketenangan bagi indera pendengaran Berdampak: ï‚· Konsentrasi meningkat sehingga dapat mengingat, memanggil kembali dan memahami sesuatu informasi ï‚· lebih bersemangat (mood membaik) Prestasi Belajar lebih tinggi Prestasi Belajar lebih rendah Prestasi Belajar lebih tinggi 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain penelitian multiple groups design (postest only) karena memiliki lebih dari dua kelompok subjek dan masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda (Myers, A., & Hansen, C.H, 2002). Pada desain ini tanda (X) untuk variabel bebas yang dimanipulasi, dan O2 sebagai tanda posttest yaitu varibel tergantung setelah diberi perlakuan (Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi B.N., 2011). Multiple groups design (postest only) Subjek (n) R (KK) -X ïƒ O R (KE1) X ïƒ O R (KE2) ïƒ O Kelompok Kontrol (KK) -X X Kelompok Eksperimen 1 (KE1) O X n1 n2 n3 n11 57 O Kelompok Eksperimen 2 (KE2) X O PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Keterangan : R (KK) : Randomisasi Kelompok Kontrol (tanpa perlakuan) R (KE1) : Randomisasi Kelompok Eksperimen 1 (Musik Baroque) R (KE2) : Randomisasi Kelompok Eksperimen 2 (Musik Jazz) O : Pengukuran prestasi belajar mahasiswa sesudah perlakuan. X : Pemberian perlakuan -X : Tanpa perlakuan. B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung adalah prestasi belajar 2. Variabel bebas adalah musik, yaitu musik baroque dan musik jazz C. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar dan dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Prestasi belajar secara keseluruhan diukur melalui tes prestasi belajar yang disusun berdasarkan kawasan kognitif pada tingkatan: a) Mengingat, yaitu mampu memanggil kembali dan menunjukkan kembali hal yang telah dipelajari. b) Memahami, yaitu mampu menjelaskan dan mendefinisikan suatu makna dari materi yang dipelajari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 2. Musik Musik adalah bunyi yang memilki pola yang teratur dan merdu yang berasal dari suara manusia maupun alat musik yang mengandung ritme dan harmoni serta tidak mengenal batasan-batasan bagi pendengar. Dua jenis musik yang digunakan adalah musik baroque dan musik jazz. Musik baroque adalah musik yang memiliki karakteristik dengan penggunaan melodi yang ekspresif dan penggunaan bass yang kuat. Musik baroque memiliki irama dengan ketukan yang hampir sama dengan detak jantung manusia dalam keadaan normal. Musik smooth jazz adalah musik memilliki karakteristik suara yang lembut dan enak didengar, percampuran irama dan melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock, tidak hanya menggunakan bass namun juga menggunakan keyboard electric. Smooth jazz menggunakan pola irama yang hampir sama dengan pola peningkatan otak sehingga mampu membuat seseorang dalam keadaan rileks dan menaikan semangat seseorang. Musik baroque dan musik smooth jazz yang digunakan memiliki ketukan 55-70 bpm karena musik dengan ketukan ini mampu membawa seseorang pada kondisi alfa, yaitu kondisi rileks tapi waspada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 D. Subjek Penelitian 1. Kriteria subjek a) Usia : 18 – 22 tahun b) Jenjang Pendidikan : Mahasiswa c) Gaya belajar : Auditori 2. Pemilihan dan pembagian subjek Pemilihan subjek menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Peneliti memilih subjek khusus, yaitu mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan kuis gaya belajar milik Gunawan (2007). Kuis gaya belajar berisikan 36 pernyataan, yang dibagi menjadi 12 pernyataan untuk masingmasing gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Setiap pernyataan disesuaikan dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik Setelah memperoleh subjek yang sesuai kriteria dan subjek bersedia terlibat dalam penelitian, peneliti secara random memasukkan subjek ke dalam masing-masing kelompok eksperimen. Semua subjek memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke dalam salah satu kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan berupa musik sebagai kelompok kontrol, dan kelompok kedua dan ketiga yang diberi perlakuan musik sebagai kelompok eksperimen. Kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 kedua adalah kelompok dengan perlakuan berupa musik baroque dan kelompok ketiga adalah kelompok dengan perlakuan berupa musik jazz. E. Metode dan Alat Pengambilan Data Metode dan alat pengambilan data prestasi belajar adalah tes prestasi belajar. Pengukuran tes prestasi belajar digunakan untuk melihat hasil akhir dari kegiatan membaca materi para subjek. Tes prestasi belajar yang dibuat hanya memusatkan perhatian pada kawasan kognitif pada tingkatan mengingat dan memahami (Majid, A., & Kamsyach, A., 2014). Pemilihan tes prestasi pada tingkatan mengingat dan memahami didasari pada beberapa faktor: 1. Subjek penelitian adalah mahasiswa dari berbagai fakultas dan universitas sehingga materi bacaan dalam penelitian ini adalah materi yang umum. 2. Waktu yang diberikan untuk membaca materi selama penelitian hanya 20 menit. Penelitian ini hanya menggunakan post-test only sehingga sukar untuk mengetahui kawasan kognitif yang lebih tinggi karena materi yang dibaca bukan materi pelajaran dalam perkuliahan yang masing-masing subjek ikuti. Azwar (2013) mengemukakan bahwa walaupun secara lengkap taksonomi kawasan kognitif merupakan sumber acuan baik dalam penyusunan tes prestasi tetapi tidak semua tingkat kompetensi perlu diungkap oleh masing-masing tes, karena tidak semua bahan pelajaran mampu diungkap sampai pada taraf kompetensi tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 3. Materi bacaan tidak terlalu banyak sehingga tidak akan mengungkap kawasan pada tingkatan di atas mengingat dan memahami. Pengungkapan kawasan kognitif yang lebih tinggi cenderung diikuti oleh peningkatan taraf kesukaran aitem dan menuntut kemampuan yang lebih kompleks (Azwar, 2013). Jumlah soal yang peneliti berikan dalam uji coba berjumlah 40 soal aitem. Tipe aitem dalam tes prestasi belajar adalah tipe memilih aitem alternatif “Benar – Salah”. Subjek diminta untuk memilih salah satu jawaban diantara beberapa pilihan jawaban yang subjek anggap terbaik (Azwar, 2013). Aitem tipe Benar- Salah berupa suatu pernyataan mengenai materi yang diujikan, yang diikuti oleh dua alternatif jawaban, yaitu Benar dan Salah. Pemilihan tipe aitem ini dikarenakan ranah ukur yang peneliti teliti adalah ranah kognitif dalam tingkatan mengingat dan memahami bacaan. Aitem tipe Benar-Salah menguji pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan atau informasi (Azwar, 2013). Selain itu, aitem benar-salah lebih efisien, yaitu jumlah aitem yang diajukan dalam waktu penyajian tes jauh lebih tinggi daripada jumlah aitem yang disajikan oleh aitem tipe yang lain dalam batas waktu yang sama sehingga cakupan isi bacaan atau materi yang ditanyakan lebih menyeluruh (Azwar, 2013). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Tabel 3.1 Tabel spesifikasi tes prestasi belajar (bahaya gempa tektonik) Komponen Uraian Isi Komponen Perilaku Mengingat Memahami 1. Hidup di wilayah rawan gempa 2. Tanda bahaya gempa tektonik 3. Bahaya yang mungkin timbul 4. Mitigasi yang dapat dilakukan Jumlah aitem Jumlah aitem 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 20 20 40 Skor bagi jawaban yang benar pada setiap aitem bertipe objektif, adalah satu angka (Azwar, 2013). Tes yang terdiri hanya atas dua pilihan jawaban sebagaimana pada tes dengan format benar-salah menggunakan formula koreksi (Azwar, 2013): X = B -S X : Skor setelah dikoreksi B : Jumlah aitem yang dijawab dengan benar S : Jumlah aitem yang dijawab salah Pada format aitem Benar-Salah, bila pemberian angka dengan hukuman karena menebak diterapkan maka skor yang diberikan adalah jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah yang salah (Azwar, 2013). F. Prosedur Penelitian Langkah-langkah penelitian meliputi: 1. Membuat alat ukur a. Menyusun tes prestasi belajar berdasarkan materi yang telah dipilih b. Melakukan uji coba tes untuk mengetahui tingkat kesukaran soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 c. Melakukan uji validitas dan analisis aitem d. Memilih aitem yang baik 2. Memberikan kuis gaya belajar kepada mahasiswa guna memperoleh subjek dengan gaya belajar auditori. 3. Memberikan informed consent kepada subjek untuk meminta kesediaan subjek dan memberitahu infomasi mengenai penelitian. 4. Persiapan penelitian Peneliti menyediakan ruangan penelitian yang telah tertata rapi dan menyiapkan alat perlengkapan, yaitu musik, sound system, dan stopwatch. Peneliti menyiapkan materi bacaan dan lembar jawaban yang digunakan sebagai alat ukur variabel tergantung. Peneliti menggunakan musik baroque dan smooth jazz dengan tempo 55-70 bpm. Musik baroque yang digunakan dalam penelitian ini adalah Four Season – Winter: Adagio (Vivaldi), Oboe Concerto 1: Adagio (Handel), Water Music –Suite 1: Air (Handel), Oboe Concerto 2: Andante (Handel), Clavier Concerto BWV 1058: Adagio (Bach), dan Suite 3 BWV 1068 – Air (Bach). Sedangkan musik smooth jazz yang digunakan adalah A Life of Ease (William Peklinsky), Faith (William Peklinsky), In My Soul (dr.Christian Krauss), It Won’t Happen Today (William Peklinsky), Preludio 11 (Piero Bussi), dan Sooner Than You Think (William Peklinsky). Selain itu, peneliti juga menggunakan 1 set speaker untuk digunakan pada saat proses eksperimen yang telah tersedia di Ruang Observasi Fakultas Psikologi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 5. Perizinan Tempat dan Alat Peneliti membuat surat perizinan untuk meminta izin peminjaman tempat agar penelitian ini berjalan lancar. Tempat yang digunakan adalah Ruang Observasi I Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Pemilihan ruangan ini karena menurut peneliti ruangan ini cukup baik untuk digunakan sehingga mampu mengontrol pengaruh variabel extraneous. Peneliti mengurus surat peminjaman tempat, yaitu Ruang Observasi I Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma III Paingan pada tanggal 18 November 2015 – 20 November 2015, yang diajukan kepada bagian staff Laboratorium Fakultas Psikologi. 6. Asisten Penelitian Peneliti meminta bantuan kepada rekan sesama mahasiswa lain agar penelitian terlaksana dengan baik dan lancar. Peneliti mempunyai 2 asisten yang turut membantu dalam proses eksperimen, yaitu bertugas untuk membagikan informed consent, materi bacaan, dan soal kepada subjek. Asisten peneliti adalah mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Pelaksanaan treatment a. Masing-masing subjek secara random dimasukkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b. Subjek memilih sendiri posisi duduk yang diinginkan di dalam ruang eksperimen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 c. Peneliti memberikan instruksi mengenai penelitian d. Subjek kemudian diberi suatu materi berbentuk teks/tertulis. Materi bacaan adalah mengenai bahaya gempa tektonik yang diambil dari buku milik BENCANA Sukandarrumidi (2010) ANTHROPOGENE: “BENCANA Petunjuk ALAM Praktis & untuk Menyelamatkan Diri dan Lingkungan” e. Memutar musik dengan menggunakan sound system pada saat subjek sedang membaca (pada kelompok eksperiman 1 dan 2) f. Waktu yang diberikan untuk membaca materi yang diberikan ini selama 20 menit. g. Setelah selesai membaca materi, kemudian subjek diminta untuk menjawab sejumlah soal. h. Pengendalian variabel extraneous Cara pengendalian variabel extraneous dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Pengendalian Variabel Extraneous No. 1. 2. 3. Variabel Gaya belajar Cara Mengontrol Dikontrol dengan teknik konstansi, yaitu memilih gaya belajar yang sam berupa gaya belajar auditori Bahan yang dibaca Dikontrol dengan teknik konstansi, yaitu memberi materi bacaan yang sama kepada setiap kelompok Pendidikan dan Dikontrol dengan usia teknik konstansi, Alasan Agar gaya belajar tidak mempengaruhi variabel tergantung Agar materi bacaan tidak mempengaruhi variabel tergantung Untuk menghindari subjek yang bukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 (Mahasiswa) 4. 5. dengan menyamakan mahasiswa dan pendidikan subjek memiliki usia yang yaitu mahasiswa lebih muda karena setiap jenjang pendidikan dan usia memiliki kemampuan kognitif yang berbeda dalam mempelajari suatu materi Suhu dalam Dikontrol dengan Agar suhu tidak ruangan teknik balancing mempengaruhi dengan menggunakan variabel tergantung suhu pada derajat yang sama pada ketiga kelompok. Kebisingan Dikontrol dengan Agar kebisingan tidak teknik balancing dan menganggu variabel eliminasi, yaitu dengan tergantung. menggunakan ruangan yang sama pada masing-masing kelompok, yaitu ruang kedap suara 8. Melakukan analisis data dengan melihat perbedaan skor tes prestasi belajar antara kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1, dan kelompok eksperimen 2. 9. Melakukan pembahasan dari hasil yang telah diperoleh. G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas menggunakan validitas isi, yaitu analisis rasional dan professional judgement. Analisis rasional dilakukan untuk melihat apakah aitem-aitem dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue-print, yaitu telah sesuai dengan batasan domain ukur masing-masing aitem yang telah ditetapkan dan memeriksa apakah masing-masing aitem telah sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 dengan indikator perilaku yang hendak diungkap (Azwar, 2012), sedangkan pofessional judgment dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak ahli, yaitu dosen pembimbing. 2. Analisis Aitem dan Seleksi Aitem a. Analisis Aitem 1) Taraf kesukaran soal Taraf kesukaran suatu item dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan indek kesukaran item dan disimbolkan dengan huruf p. Indeks kesukaran item merupakan rasio antara penjawab item dengan benar dan jumlah penjawab item. Secara teoritik dikatakan bahwa p merupakan probabilitas empirik untuk lulus item tertentu bagi kelompok mahasiswa tertentu. Formula indeks kesukaran item adalah : p = ni / N ni = Jumlah mahasiswa yang menjawab item dengan benar N = Jumlah mahasiswa yang menjawab item dengan benar Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran, kemudian hasil analisis soal dikategorikan berdasarkan taraf kesukaran soal. Berikut adalah kategori indeks kesukaran soal yang umum digunakan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Soal Range < 0.30 0.30 – 0.69 > 0.69 Keterangan Soal sukar Soal baik Soal Mudah Setelah dilakukan analisis aitem pada taraf kesukaran soal, kemudian masing-masing soal dimasukkkan ke dalam kriteria taraf kesukaran yang telah ditentukan: Tabel 3.4: Kriteria soal setelah analisis taraf kesukaran soal Range < 0.30 0.30 – 0.69 > 0.69 Keterangan Soal sukar Soal baik Soal Mudah Nomor Soal 20, 34 3, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 39, 40 1, 2, 4, 6, 7, 10, 11, 16, 23, 25, 26, 27, 29, 37, 38 Total 2 23 15 2) Daya diskriminasi soal Daya diskriminasi item adalah kemampuan item dalam membedakan antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa yang termasuk kelompok tinggi) dan mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah (diwakili oleh mahasiswa yang termasuk dalam kelompok rendah). Daya diskriminasi suatu item merupakan perbedaan jumlah jawaban item dengan benar antara kelompok tinggi dan kelompok rendah, karena itu formulasi daya diskriminasi item adalah : d = niT / NT – niR / NR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 niT = jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi NT = jumlah penjawab dari kelompok tinggi niR = jumlah penjawab item benar dari kelompok rendah NR = jumlah penjawab dari kelompok rendah Rumusan ini sama dengan perbedaan indeks kesukaran bagi Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah: d = Pa – Pb Pa =jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi jumlah penjawab dari kelompok tinggi Pb = jumlah penjawab item dengan benar dari kelompok rendah jumlah penjawab dari kelompok rendah Setelah melakukan perhitungan daya diskriminasi soal, kemudian hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam kriteria evaluasi indeks daya diskriminasi, yaitu (dalam Azwar, 2012): Tabel 3.5 Kriteria Indeks Diksriminasi Soal Indeks diskriminasi > 0.40 0.30 – 0.39 0.20 – 0.29 < 0.20 Evaluasi Bagus Sekali Lumayan bagus tapi mungkin masih perlu peningkatan Belum memuaskan, perlu diperbaiki Jelek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Berikut hasil daya diskriminasi dari uji coba tes yang telah dilakukan: Tabel 3.6 Aitem setelah analisis daya diskriminasi soal Indeks diskriminasi Evaluasi > 0.40 Bagus Sekali 0.30 – 0.39 Lumayan bagus tapi perlu peningkatan Belum memuaskan, perlu diperbaiki 0.20 – 0.29 < 0.20 Jelek Nomor soal 3, 8, 9, 17, 18, 22, 31, 35, 38 12, 14, 24, 26, 28, 30, 39 2, 5, 6, 15, 20, 32, 36, 37, 40 1,4, 7, 10, 11, 13, 16, 19, 21, 23, 25, 27, 29, 33, 34 Total 9 7 9 15 b. Seleksi Aitem Aitem dalam tes yang tidak memperlihatkan kualitas yang baik harus disingkirkan atau direvisi dari tes. Dasar kerja dalam seleksi aitem adalah memilih aitem-aitem yang selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes seperti yang dikehendaki (Azwar, 2013). Penyusunan tes prestasi belajar untuk keperluan lokal, analisis validitas dan reliabilitas aitem cenderung jarang diperlukan (Azwar, 2013). Pengujian kualitas tes prestasi menggunakan analisis aitem (Azwar, 2013). Seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan taraf kesukaran soal. Soal yang berada pada taraf kesukaran baik dan sulit dipertahankan dan soal yang berada pada taraf kesukaran mudah digugurkan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tujuan alat ukur adalah mengetahui prestasi belajar berdasarkan kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 mengingat dan memahami. Soal yang berada pada taraf kesukaran mudah digugurkan dengan asumsi bahwa soal tersebut mampu dijawab meskipun subjek tidak serius membaca. Jumlah aitem digunakan sebagai final tes berjumlah 25 soal. Nomor-nomor soal tersebut adalah yang berada pada taraf kesukaran baik dan sukar, yaitu 3, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, dan 40. 3. Uji Reliabilitas Reliablitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata reli dan ability. Pengukuran dengan reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009). Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Perhitungan estimasi reliabitas Alpha (α) menggunakan SPSS 22.0 for windows. Nilai reliabilitas setelah try out adalah sebesar 0.554. Namun, reliabilitas tidak menjadi acuan dalam pemilihan aitem dikarenakan seleksi aitem dilakukan dengan melihat taraf kesukaran soal. H. Metode Analisis Data Analisis data menggunakan metode statistik NonParametrik. Statistik NonParametrik digunakan untuk melengkapi metode statistik parametrik. Hal ini disebabkan data-data dengan ciri tertentu yang tidak bisa memenuhi asumsi-asumsi pada penggunaan metode parametrik (dalam Santoso, 2014). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Syarat dan pemilihan metode NonParametrik didasari oleh beberapa kondisi data (dalam Santoso, 2014): 1. Data yang tidak berdistribusi normal atau varians tidak sama dilakukan tranformasi data ke dalam bentuk logaritmik dan akar. 2. Jika jumlah data terlalu sedikit, dilakukan penambahan data sehingga memenuhi prosedur parametrik (sekitar 30 data atau lebih), sejauh penambahan data tidak membebani biaya dan masih relevan dengan tujuan penelitian. 3. Data bertipe nominal atau ordinal tidak bisa diubah karena menyangkut ‘nature’ data. Prosedur nonparametrik sangat dianjurkan untuk tipe data nominal dan ordinal. Analisis data menggunakan uji NonParametrik sampel bebas dengan uji Kruskal Wallis. Uji sampel bebas menguji lebih dari dua sampel yang bersifat bebas satu dengan yang lain. Uji ini digunakan jika asumsi pada uji Anova tidak terpenuhi (Santoso, 2014). Penggunaan analisis ini untuk mengetahui apakah ketiga kelompok yang diberi perlakuan berbeda memiliki pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar masing-masing kelompok. Hipotesis diterima apabila nilai probabilitas < 0.05. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0 for windows. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa dengan rentang usia 18 – 22 tahun dan memiliki gaya belajar auditori. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali di Ruang Observasi pada pukul 10.00 WIB dengan masing-masing waktu selama ± 1 jam. Masingmasing kelompok mengikuti kegiatan penelitian di hari yang berbeda. Kelompok 1, yaitu kelompok kontrol mengikuti kegiatan penelitian pada hari Rabu, 18 November 2015. Kelompok 2, yaitu kelompok yang diberi perlakuan musik baroque mengikuti kegiatan penelitian pada hari Kamis, 19 November 2015 dan kelompok 3, yaitu kelompok yang diberi perlakuan musik jazz mengikuti kegiatan penelitian pada hari Jumat, 20 November 2015. Jumlah mahasiswa yang hadir pada masing-masing kelompok adalah 11 subjek dengan rentang usia 18 – 22 tahun. Peneliti melakukan rapport dan meminta subjek untuk mengisi informed consent guna memastikan bahwa subjek memang bersedia untuk ikut terlibat dalam kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti. Peneliti memberikan instruksi mengenai kegiatan penelitian terlebih dahulu. Kelompok musik baroque dan kelompok musik jazz diberi instruksi 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 yang sama, yaitu diputar sebuah musik pada saat membaca. Peneliti tidak memberikan instruksi bahwa kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi iringan musik saat membaca. Setelah menjelaskan instruksi, kemudian peneliti meminta asisten penelitian untuk membagikan bacaan. Waktu yang diberikan kepada subjek untuk membaca adalah 20 menit. Selanjutnya, peneliti meminta asisten penelitian mengambil materi bacaan dan kemudian memberikan sejumlah soal kepada subjek yang berhubungan dengan materi yang telah dibaca. C. Deksripsi Data Subjek Penelitian 1. Data Subjek Data subjek diperoleh dengan menggunakan kuis gaya belajar. Kuis gaya belajar terdiri dari 36 pernyataan dengan 12 pernyataan untuk masing-masing gaya belajar (visual, auditori, kinestetik). Kemudian, setiap jawaban pada nomor-nomor yang telah subjek pilih disesuaikan dengan aitem-aitem pada masing-masing gaya belajar. Setelah itu total untuk setiap kategori dijumlahkan. Semakin tinggi angka pada kategori tertentu berarti seseorang semakin suka menggunakan gaya belajar tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Berikut adalah nomor-nomor aitem yang mewakili masingmasing gaya belajar. Tabel 4.1 Nomor aitem masing-masing gaya belajar Gaya Belajar Visual Auditori Kinestetik Nomor Aitem Total 2 3 6 7 12 19 23 25 30 31 33 12 1 4 8 11 14 15 16 20 22 27 32 34 5 9 10 13 18 21 24 26 28 29 35 36 12 12 Berikut ini adalah tabel data hasil kuis gaya belajar subjek yang terlibat dalam kegiatan penelitian: Tabel 4.2. Deskripsi kecenderungan gaya belajar subjek Kelompok Kelompok kontrol Kelompok musik baroque Inisial YA CP DTM ALP RS V JA YVS MWS CA TU O ME YM Y V ACN AD RI VD DV Kecenderungan gaya belajar Visual Auditori Kinestetik 6 9 7 4 10 4 5 9 7 7 9 8 3 8 2 6 9 7 1 10 2 8 10 9 4 10 9 3 12 1 3 9 6 7 11 9 8 9 7 5 7 6 7 10 6 5 6 4 6 7 5 5 8 6 3 7 4 5 11 6 2 9 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 S T MP RL G SL TB LGH AMO WRW DGS F Kelompok musik jazz 6 4 2 6 3 5 7 3 4 4 4 8 8 7 11 10 8 6 8 8 11 10 11 9 5 3 3 9 7 5 6 7 5 7 6 7 Deskripsi subjek juga berdasarkan usia mahasiswa. Mahasiswa yang bersedia untuk ikut terlibat berusia antara 18 – 22 tahun. Berikut adalah tabel deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia: Tabel 4.3 Deskripsi data subjek berdasarkan usia keseluruhan Usia 18 19 20 21 22 Jumlah 1 4 6 9 13 Persentase 3.0 % 12.1% 18.2% 27.3 % 39.4 % Tabel 4.4 Deskripsi data subjek berdasarkan usia masing-masing kelompok Kelompok Kontrol Musik baroque Musik Jazz N 11 11 11 Rentang usia 19 – 22 19 - 22 18 – 22 Mean 21.1 21.1 20.7 Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa ketiga kelompok memiliki subjek dengan rata-rata rentang usia yang tidak jauh berbeda. Subjek pada kelompok kontrol memiliki rata-rata yang sama dengan kelompok musik baroque, yaitu 21.1 dengan rentang usia 19 – 22 tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 dan subjek pada kelompok musik jazz memiliki rentang usia 18- 22 tahun dengan rata-rata 20.7 2. Deskripsi Data Penelitian Penelitian terhadap 33 mahasiswa dengan masing-masing kelompok 11 mahasiswa memperlihatkan hasil skor tes sebagai berikut (skor maksimal 25 dari 25 soal): a) Kelompok Kontrol Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total Skor tes prestasi belajar 13 17 19 15 16 20 18 16 19 17 17 187 b) Kelompok Eksperimen 1 (Musik Baroque) Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total Skor tes prestasi belajar 16 19 21 17 20 15 18 19 16 16 17 194 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 c) Kelompok Eksperimen 2 (Musik Jazz) Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total Skor tes prestasi belajar 19 17 19 18 17 19 17 15 14 16 18 189 Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok musik baroque dan kelompok musik jazz memiliki nilai skor tes prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan pada tabel skor tes prestasi belajar masing-masing kelompok. Kelompok musik baroque memiliki hasil skor tes lebih tinggi dibandingkan kelompok musik jazz dan kelompok kontrol, serta kelompok musik jazz memiliki hasil skor tes lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (194 > 189 > 187). Tabel 4.5 Hasil Analisis Deksriptif Mean N Std. Deviation Minimum Maximum kontrol baroque jazz 17,00 17,64 17,18 11 11 11 2,000 1,912 1,662 13 15 14 20 21 19 Total 17,27 33 1,825 13 21 Kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Tabel di atas menguraikan bahwa 11 subjek di kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata skor sebesar 17.00. Nilai skor terendah adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 13 soal dan nilai skor tertinggi dengan jumlah jawaban benar sebanyak 20 soal dari 25 soal. Kelompok musik baroque dengan jumlah 11 subjek memiliki nilai rata-rata skor sebesar 17.64. Nilai skor terendah yang dimiliki kelompok musik baroque adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 15 soal dan nilai skor tertinggi dengan jumlah jawaban benar sebanyak 21 soal. Kelompok musik jazz memiliki nilai rata-rata skor sebesar 17.18. Nilai skor tererndah yang diperoleh kelompok musik jazz adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 14 soal dan nilai skor tertinggi dengan jumlah jawaban benar sebanyak 19. Penentuan kategorisasi skor tes prestasi belajar dilakukan berdasarkan tiga kategori jenjang yang bertujuan untuk mengetahui hasil prestasi belajar subjek pada setiap kelompok penelitian. Kontimum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, rata-rata, dan rendah (Azwar, 2007). Kategori variabel prestasi belajar ditentukan berdasarkan skor subjek pada hasil tes prestasi belajar. Rentang minimum dan maksimum tes prestasi belajar keseluruhan subjek adalah 0 – 25. Standar deviasi skor prestasi belajar adalah 4 (dibulatkan) dan mean teoritis 12.5. Kategorisasi data variabel prestasi belajar ditentukan dengan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Tabel 4.6: Kategorisasi skor tes prestasi belajar Kategori Tinggi Rata-rata Rendah Norma Kategorisasi Rentang (µ + 1,0 σ) ≤ X (µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) X < (µ - 1,0 σ) X ≥ 16.5 8.5 ≤ X < 16.5 X <8.5 Keterangan: X: skor; µ : mean teoritis; σ : standar deviasi Dengan norma di atas, kategori prestasi belajar subjek adalah: Tabel 4.7: Kategorisasi prestasi belajar subjek Rentang X ≥ 16.5 8.5 ≤ X < 16.5 X <8.5 Jumlah subjek 22 11 0 Kategori Tinggi Rata-rata Rendah Subjek penelitian berjumlah 33 subjek, dengan 22 subjek memiliki hasil tes prestasi belajar yang tergolong tinggi (jumlah menjawab soal yang benar lebih dari 16 soal), 11 subjek memperoleh nilai prestasi belajar yang tergolong rata-rata (dengan menjawab soal benar antara 9 soal hingga 16 soal), dan tidak ada subjek yang memiliki nilai tes prestasi belajar yang rendah (menjawab soal benar kurang dari 9 soal). D. Analisis Data Perhitungan hasil uji beda terhadap ketiga kelompok dilakukan dengan menggunakan metode uji sampel bebas dengan uji Kruskal Wallis, dengan program SPSS 22.0 for windows. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 N Skortes 33 Descriptive Statistics Std. Mean Deviation Minimum Maximum 17,27 1,825 13 21 Tabel 4.8: Hasil Uji Kruskal Wallis Ranks kelompok Skortes Kontrol Baroque Jazz Total N 11 11 11 33 Mean Rank 15,95 18,23 16,82 Test Statisticsa,b Skortes prestasi belajar Chi-Square ,320 Df 2 Asymp. Sig. ,852 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kelompok Dasar pengambilan keputusan : Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan ï‚· Ho : Ketiga sampel identik (skor tes ketiga kelompok tidak berbeda secara signifikan ï‚· Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima ï‚· Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Tabel deskriptive statistics menunjukkan bahwa nilai skor tes yang paling rendah yang diperoleh oleh subjek dari ketiga kelompok penelitian adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 13 soal, sedangkan nilai skor paling tinggi adalah dengan jumlah jawaban benar sebanyak 21 soal. Nilai rata-rata skor tes secara keseluruhan adalah 17,27. Uraian output jumlah data (N) dan peringkat rata-rata (Mean Rank) mengungkapkan bahwa jumlah data prestasi belajar untuk kelompok kontrol adalah 11 subjek dengan rata-rata peringkat 15.95. Kelompok musik baroque terdiri dari 11 subjek dengan rata-rata peringkat 18.23, dan kelompok musik jazz terdiri dari 11 subjek dengan rata-rata peringkat 16.82. Tabel output memperlihatkan bahwa pada kolom asymp. Sig adalah 0.852, atau probabilitas di atas 0.05 (0.852 > 0.05). Maka Ho diterima, atau tidak ada perbedaan yang signifikan diantara hasil tes prestasi belajar ketiga kelompok penelitian. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua hipotesis, yaitu (1) terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa musik, dan (2) terdapat perbedaan pengaruh musik baroque dan jazz pada prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori ditolak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 E. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa skor tes kelompok hasil eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (baroque> jazz > kontrol; 194 > 189 > 184). Ketiga kelompok tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan meskipun kelompok eksperimen memiliki skor tes yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Uji beda post test antara kelompok kontrol, kelompok musik baroque, dan kelompok musik jazz menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (S.Hitung: 0.32. Asymp.Sig: 0.852 (P>0.05)). Hasil analisis kategorisasi data menunjukkan bahwa sebanyak 22 subjek memperoleh hasil tes prestasi belajar yang tergolong tinggi, 11 subjek memperoleh hasil tes prestasi belajar yang tergolong rata-rata, serta tidak ada subjek memperoleh hasil tes prestasi belajar yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori yang menggunakan iringan musik dan tanpa musik ditolak. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara musik baroque dan musik jazz ditolak. Penolakan hipotesis bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori menggunakan musik dan tanpa musik dikarenakan beberapa faktor. Peneliti menduga bahwa beberapa faktor tersebut, yaitu pengaruh dari gaya belajar lain yang kemungkinan dimiliki oleh individu. Windura (2008) mengemukakan bahwa gaya belajar dominan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 seseorang bisa berubah-ubah untuk tugas yang berbeda. Seseorang menggunakan gaya belajar tertentu untuk suatu tugas dan menggunakan kombinasi beberapa gaya belajar untuk tugas yang lain. Data pengelompokkan gaya belajar menunjukkan meskipun subjek secara dominan memiliki gaya belajar auditori, namun subjek juga menunjukkan kecenderungan gaya belajar visual. Tidak semua individu gaya belajar auditori merasa terbantu ketika belajar dengan menggunakan musik. Hal ini dikarenakan subjek menggunakan gaya belajar visual untuk tugas membaca. Haggart (2003, dalam Ren, 2013) menegaskan bahwa individu gaya belajar visual memiliki masalah ketika membaca di kondisi berisik. Subjek yang menggunakan gaya belajar visual pada aktivitas membaca merasa terganggu dengan penggunaan musik. Hal ini mengakibatkan musik tidak memfasilitasi proses belajar yang efektif sehingga tidak mempengaruhi hasil tes prestasi belajar subjek. Faktor lain yang diduga mempengaruhi penolakan hipotesis pertama adalah kebiasaan belajar (study habit). Schellenberg dan Weiss (dalam Deutsch, 2013) menjelaskan kebiasaan belajar individu turut mempengaruhi penggunaan musik pada pembelajaran. Kebiasaan belajar adalah cara belajar, baik sistematik maupun non-sistematik, efisien atau sebaliknya (Nagaruju, 2004). Kebiasaan belajar adalah kebiasaan yang individu bentuk dengan mempertimbangkan aktivitas belajar (Nagaruju, 2014). Kebiasaan belajar dapat berupa waktu yang dipergunakan subjek ketika belajar (Gie, 1983). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Waktu yang dimaksud adalah tidak semua individu mampu belajar di pagi hari karena individu tersebut lebih efektif belajar di malam hari. Penelitian yang dilakukan pada pagi hari mempengaruhi subjek untuk mampu belajar secara efektif. Subjek dengan kebiasaan belajar di malam hari sulit untuk belajar secara efektif di pagi hari. Prashnig (2007) mengungkapkan bahwa individu akan memiliki motivasi dan nilai yang baik apabila belajar pada waktu yang paling tepat bagi individu itu sendiri. Para pembelajar sore atau malam mengalami masalah belajar pada jam-jam pagi hari (dalam Prashnig, 2007). Selain itu, tidak semua subjek memiliki kebiasaan belajar sambil mendengarkan musik. Kebiasaan belajar yang telah lama subjek bentuk mengakibatkan musik tidak memfasilitasi proses belajar. Faktor selanjutnya yang diduga mempengaruhi hasil penelitian adalah jenis musik. Tidak semua individu menyukai jenis musik baroque. Barber (2005) menjelaskan bahwa musik popular, musik dari gambar-gambar motion dan komedi musikal, jazz, musik country dan western, musik dan ritme blues (R&B), Rock, dan rap (atau hip-hop) adalah jenis musik lain yang para mahasiswa dengarkan saat ini. Kefamiliaran terhadap musik diduga juga mempengaruhi hipotesis pertama. Tidak semua individu familiar dengan musik instrumental baroque. Beberapa individu termotivasi dan lebih baik belajar dengan musik yang familiar dan disukai dibandingkan dengan musik yang tidak disukai dan tidak familiar. Hal ini menyebabkan subjek tidak menikmati musik baroque yang diberikan sehingga tidak memberi pengaruh terhadap kondisi fisik subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 ketika sedang membaca. Musik yang diberikan hanya didengarkan namun tidak menarik perhatian subjek untuk benar-benar menikmati musik yang diberikan. Musik jazz tidak mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori diduga disebabkan beberapa faktor. Pertama, kelompok musik jazz lebih berisik dibandingkan kedua kelompok lain. Kedua, subjek kelompok musik jazz tidak membaca ulang bacaan mereka setelah selesai, tetapi mengobrol bersama teman-teman yang lain membuat suasana tidak kondusif bagi subjek lain yang masih membaca. Namun, hasil tes kelompok jazz lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (189 > 187). Hal ini mengindikasikan bahwa musik jazz cukup membantu mahasiswa pada saat membaca meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil tes prestasi belajar dengan kelompok kontrol. Schellenberg dan Weiss (dalam Deutsch, 2013) menyebutkan hasil penelitian de Groot (2006) yang menduga bahwa perbedaan individual mempengaruhi kemungkinan iringan musik memfasilitasi atau menganggu proses kognitif, bahkan untuk tugas yang sama. Penelitian-penelitian sebelumnya menemukan faktor-faktor yang menyebabkan pengaruh negatif musik pada pembelajaran. Tze dan Chou (2010) menemukan bahwa musik klasik menganggu konsentrasi. Dalton dan Behm (2007) menemukan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa musik menganggu dan diabaikan pendengar. Penelitian tersebut oleh Furnham dan Strbac (1997) bahwa musik adalah gangguan yang sama dengan kebisingan. Furnham dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Strbac (1997) menemukan bahwa performansi selama tugas pemahaman bacaan secara signifikan lebih buruk dengan musik dibandingkan dengan tanpa musik. Tidak ada perbedaan yang siginifikan pada performasi diantara kebisingan dan kondisi yang diberi musik. Musik dan kebisingan dipertimbangan sebagai sesuatu yang mengganggu selama tugas membaca. Penelitian Kallinen (2002) menunjukkan bahwa musik dengan slow tempo menganggu efisiensi membaca, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami materi bacaan dibandingkan kebisingan di restoran. Tidak ada perbedaan di antara kebisingan di restoran dibandingkan musik dengan fast tempo. Musik dengan fast tempo meningkatkan performansi membaca dibandingkan musik dengan slow tempo. Sigman (200) mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan iringan musik pada proses belajar dikarenakan faktor sampel penelitian yang kecil dan personal preference terhadap jenis musik tertentu. Sigman (2005) menyatakan bahwa tidak semua individu yang terlibat menyukai musik klasik sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Penolakan hipotesis kedua bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada pengaruh musik baroque dan jazz diduga disebabkan oleh tempo musik yang hampir sama 55-70 bpm. Hal ini mengindikasikan bahwa tempo musik sama, yaitu 55- 70 bpm tidak efektif digunakan pada proses belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil analisis data dan pembahasan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok penelitian (kontrol, musik baroque, dan musik jazz). Oleh karena itu, kedua hipotesis pada penelitian ditolak. Penggunaan iringan musik tidak mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Selain itu, hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa ada perbedaan antara musik baroque dan musik jazz terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Penolakan hipotesis pertama diduga disebabkan oleh pengaruh gaya belajar lain, kebiasaan belajar, kefamiliaran terhadap musik, jenis musik, dan kondisi penelitian yang tidak kondusif. Penolakan hipotesis kedua diduga disebabkan oleh tempo musik yang hampir sama. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, seperti: 1. Jumlah aitem yang digunakan hanya 25 soal. 2. Penelitian ini hanya satu kali mengukur atau mengumpulkan data. 3. Reliabilitas alat ukur yang rendah (α = 0.554). 4. Materi bacaan bersifat pengetahuan alam umum yang bagi subjek mungkin kurang menarik sehingga mempengaruhi hasil penelitian. 5. Kebiasaan belajar subjek tidak dikontrol sebelumnya. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 6. Pelaksanaan penelitian pada kelompok jazz tidak berjalan sesuai dengan prosedur sehingga mempengaruhi hasil penelitian. D. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya a) Peneliti menyarankan untuk menambah jumlah aitem dalam penelitian agar lebih mampu melihat perbandingan nilai tes prestasi belajar antar kelompok penelitian. b) Peneliti selanjutnya lebih baik mengumpulkan data dalam beberapa kali percobaan agar lebih mampu mengidentifikasi pengaruh musik terhadap prestasi belajar secara lebih jelas. c) Alat ukur yang digunakan lebih memperhatikan kembali kualitas aitem dan tipe soal agar lebih reliabel. d) Materi bacaan merupakan bahan pertimbangan. Peneliti selanjutnya menggunakan materi atau bahan belajar yang lebih menarik minat pembaca. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah minat terhadap materi yang dibaca. e) Peneliti selanjutnya juga lebih memperhatikan kontrol terhadap variabel extraneous agar tidak mempengaruhi hasil penelitian terhadap variabel tergantung f) Memperhatikan pelaksanaan penelitian agar berjalan sesuai dengan prosedur sehingga treatmen yang diberikan kepada masing-masing kelompok berhasil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Cetakan ke-14. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barber, N.L., & Barber, J.L. (2005). Jazz for Success: Alternative Music Therapy to Enhance Student Development in College. The Journal of College and University Student Housing, 33 (2), 4 – 9. Berk, R. A. (2008). Music and Music Technology in College Teaching: Classical to hip hop across the curriculum. International Journal of Technology in Teaching and Learning, 4 (1), 45–67. Bertens, K. (2005). Metode Belajar untuk Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Campbell, D. (2001). The Mozart Effect. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diterjemahkan: Drs. T. Hermaya Dalton, B.H., & Behm, D.,G. (2007). Effects of Noise and Music on Human and Task Performance: A systematic review. Occuptional Ergonomic, 7, 143 – 152. Delphie, B. (2005). Program Pembelajaran Individual Berbasis Gerak Irama. Bandung: Pustaka Benua Quraisy. Depotter, B., & Hernacki, M. (2010). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Cetakan ke-28. Bandung: Kaifa, PT. Mizan Pustaka. Depotter, B., Reardon, M., & Nourie, S.S. (2009). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Cetakan ke- 23. Bandung: Kaifa, PT. Mizan Pustaka. Deutsch, D. (2013). The Psychology of Music, Edisi 3. San Diego: Academic Press. Dryden, G., Vos, J., & Baiquni, A. (2004). Revolusi Cara Belajar = The Learning Evolution : Belajar akan Efektik kalau Anda dalam Keadaan “Fun” : bagian II : Sekolah Masa Depan. Bandung: Kaifa 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dunscomb, J.r., & Hills, Jr.W.L. (2002) Jazz Pedadody: The Jazz Educator’s Handbook and Resource Guide. Van Nuys, CA : Alfred Publishing. Gao, H., Ren, Z., Chang, X., Liu, X., & Aickelin, U. (2010). The Effecr of Baroque Music on the Passpoints Graphical Password. Proceedings of 2010 ACM Conference on Image and Video Retrieval, 129-134. Gao, R., Zhang, J., Zhou, J., & Tong, M.S. (2014). The Baroque Music’s Influence on Learning Efficiency Based on the Research on Brain Cognition. Progress In Electromagnetics Research Symposium Proceeding. Departement of Electronic Science and Technology, Tongji University, Quangzhou, China, 8 (25-28), 1527–1531. Ghufron, M.N., & Risnawati, R.S. (2013). Gaya Belajar: Kajian Teroritik. Cetakan ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gie, T.L. (1983). Cara Belajar Yang Efisien. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Graham, J., Garton, B., & Gowdy, M. (2001). The Relationship Between Students’ Learning Styles, Instructional Performance, and Student Learning in Plant Propagation Course. Department of Agricultural Education. Gunawan, A.W. (2007). Genius learning strategy : petunjuk praktis untuk menerapkan accelerated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Heart, L. (2013). Brain Gain: Finding Brain Enhancement Solution. E.book. Diakses pada tanggal 15 Juni 2015 http://google.book.co.id. Hendro, S.D. (2009). Teknik Tercepat Belajar Bermain Melodi & Improvisasi Gitar. Bandung: Ruang Kata. Khairani, M. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Kia, M., Aliapour, A., & Ghaderi, E. (2009). Study of learning styles and their roles in the academic achievement of the students of Payame Noor University (PNU). Turkish Online Journal of Distance Education, 10(2), 24-37. Kratzig, G.P. & Arbuthnott, K.D. (2006). Perceptual Learning Style and Learning Proficiency: A Test of the Hypothesis. Journal of Educational Psychology, 98 (1), 238 – 246. LeFever, M.D. (2004). Learning Styles: Reaching Everyone God Gave You to Teach. Colorado: Colorado Springs. 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Majid, A., & Kamsyach, A (2014). Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Moayyeri, H. (2015). The Impact of Undergraduate Student’s Learning Preference (VARK Model) on Their Language Achievement. Journal of Language Teaching and Research, 6 (1), 132-139. Mori, F., Naghsh, F.A., & Tezuka, T. (2014). The Effect of Music on the Level of Mental Concentration and its Temporal Change. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015 http://www.scitepress.org Mulyanto, E.S. (2008). Panduan Dasar Bermain Jazz. Jakarta Selatan: PT. Kawan Pustaka. Myers, A., & Hansen, C.H. (2002). Experimental Psychology, Edisi 5. Australia: Wadsworth. Nagaruju, M.T.V. (2004). Study Habit of Secondary School Students. Darya Ganj (New Delhi) : Arora Offset Press.. Poetra, A.E. (2006). 1001 Jurus Mudah Menyanyi. Bandung : Dar Mizan. Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenal Gaya Belajarnya. Bandung: PT. Mizan Pustaka. Diterjemahkan: Nina Fauziah Ratnawulan, E., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Rauscher, F.H., Shaw, G.L., & Ky, K.N. (1993). Music and Spasial Task Performance. Nature, 365, 611. Ren, G (2013). Which Learning Style Is Most Effective In Learning Chinese As a Second Language. Journal of Internation Education Research, 9 (1), 21-32. Russel, L. (2011). Accelerated Learning Fieldbook: Panduan Belajar Cepat di Dunia yang Padat. Bandung: Nusamedia. Rusyan, A.T., Kusdinar, A.B.A., & Arifin, Z. (1992). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Salim, D. (2009). Psikologi Musik, Edisi revisi. Yogyakarta: Galang Press. 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Santoso, S. (2014). Statistik NonParametrik, Edisi revisi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Ed.5. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Diterjemahkan oleh: Achmad Chusairi, S.Psi & Drs. Juda Damanik, M.S.W. Schellenberg, E.G. (2005). Music and Cognitive Abilities. Current Direction in Psychological Science, 14, 317 – 320. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi R.N. (2011). Psikologi Eksperimen, Cetakan ke-5. Jakarta: PT. Indeks. Sigman, K.J. (2005). Using Background Music in the Classroom to Effectively Enhance Concentration Within the Learning Enviroment. A Masters thesis. Marietta College, United States – Ohio Soedarsono, R.M. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka. Sudijono, A. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-13. Bandung: CV. Alfabeta. Sulastianto, H. (2006). Seni dan Budaya. Bandung: Grafindo Media Pratama. Suryabrata, S. (1983). Proses: Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Suryana, D. (2012). Terapi Musik. E-book: Wsite. Diakses pada tanggal 2 April 2015 http://google.book.co.id. Szwed, J.F. (2013). Jazz 101; A Complete Guide to Learning & Loving Jazz (Memahami dan Menikmati Jazz). Cetakan ke-2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Diterjemahkan oleh: Tubagus Heckman. Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Provinsi Jakarta. (2014). Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1. Jakarta: PT. Grasindo. Tiu, K. (2013). The Effect of Background Music to College Students Academics Performance.Thesis. De La Salle University, Manila. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tze, P., & Chou, M. (2010). Attention Drainage Effect: How Background Music Effects Concentration in Taiwanese Colloge Student. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 10 (1), 36 – 46. Vincent, A., & Ross, D. (2001). Learning Style Awareness: A Basic for Developing Teaching and Learning Strategi. Journal of Research on Techonology in Education. William, J. (2010). Reading Comprehension, Learning Style, and Seventh Grade Students.Dissertation. The faculty of the school of education, Liberty University. Windura, S. (2008). Brain Management Series: Define Success with Brain Management. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wright, C. (2011). Listening to Music, Ed. 6. Boston: Clark Baxter 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 1. Skor Try Out Alat Ukur 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bjek/item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 subjek 33 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 TOTAL (X) 34 subjek 21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 33 subjek 53 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 subjek 58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 33 subjek 44 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 32 subjek 27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 32 subjek 29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 32 subjek 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 31 subjek 10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 31 subjek 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 30 subjek 36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 30 subjek 50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 30 subjek 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 30 subjek 11 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 30 subjek 19 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 30 subjek 32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 30 subjek 34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 30 subjek 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 30 subjek 57 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30 subjek 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 30 subjek 24 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 30 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI subjek 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 29 subjek 54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 29 subjek 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 29 subjek 26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 29 subjek 40 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 29 subjek 45 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 subjek 73 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 29 subjek 28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 subjek 67 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 28 subjek 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 28 subjek 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 28 subjek 17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 28 subjek 46 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 28 subjek 61 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28 subjek 60 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28 subjek 18 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 28 subjek 51 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 27 subjek 22 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 27 subjek 7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27 subjek 12 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 27 subjek 69 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 27 subjek 14 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 27 subjek 64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 27 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI subjek 65 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 26 subjek 38 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 26 subjek 47 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 26 subjek 62 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 26 subjek 55 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 26 subjek 72 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 subjek 20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 26 subjek 48 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 25 subjek 16 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 25 subjek 16 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 25 subjek 66 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 24 subjek 41 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 24 subjek 56 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24 subjek 68 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 24 subjek 5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 24 subjek 71 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 23 subjek 74 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 23 subjek 59 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 22 subjek 63 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 22 subjek 35 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 21 subjek 31 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 21 subjek 43 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 21 subjek 15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 20 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI subjek49 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 20 subjek 39 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 20 subjek25 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 subjek 23 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 19 subjek 70 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 19 subjek37 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 subjek 30 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 Total item 6 8 6 1 4 6 6 7 2 7 6 1 7 1 4 4 4 8 6 9 6 6 3 8 2 8 4 7 2 7 7 0 4 5 3 6 2 0 5 1 4 4 6 6 4 6 6 4 6 5 7 1 5 0 6 0 5 1 5 1 4 6 4 4 1 7 3 8 3 9 6 8 5 8 5 0 2 8 per 3 3 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 2. Analisis Aitem 102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No. Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 p (taraf kesukaran) 0,918918919 0,824324324 0,621621622 0,905405405 0,364864865 0,824324324 0,959459459 0,594594595 0,648648649 0,932432432 0,891891892 0,513513514 0,378378378 0,635135135 0,364864865 0,945945946 0,608108108 0,486486486 0,445945946 0,27027027 0,689189189 0,594594595 0,891891892 0,621621622 0,864864865 0,878378378 0,959459459 0,675675676 0,810810811 0,689189189 0,689189189 0,621621622 0,594594595 0,22972973 0,513513514 0,527027027 0,918918919 d (daya diskriminasi) 0,1 0,2 0,65 0,1 0,25 0,2 0,1 0,45 0,45 0,05 0,15 0,3 0,15 0,3 0,2 0,05 0,4 0,5 0,15 0,25 0,1 0,45 0,1 0,35 0,1 0,2 0,1 0,3 0,15 0,3 0,45 0,2 0,05 -0,05 0,5 0,25 0,25 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 39 40 0,783783784 0,675675676 0,378378378 0,4 0,3 0,25 Taraf kesukaran Baik (0.30 - 0.69) kolom tanpa warna Mudah (> 0.69) kolom warna kuning Sulit (<0.30) kolom warna merah 23 Soal 15 soal 2 soal 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 3. Uji Reliabilitas 105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Case Processing Summary N Cases % Valid 74 100,0 0 ,0 74 100,0 Excludeda Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items ,554 N of Items ,562 40 Summary Item Statistics Mean Minimu Maximu Maximum / m m -,376 ,445 Range Minimum Variance N of Items ,017 40 Inter-Item Correlatio ns ,031 ,822 -1,183 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation Alpha if Item Deleted item1 25,82 15,626 ,100 . ,551 item2 25,92 15,473 ,099 . ,551 item3 26,12 14,026 ,452 . ,508 item4 25,84 15,754 ,034 . ,555 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item5 26,38 15,636 ,013 . ,562 item6 25,92 15,336 ,146 . ,547 item7 25,78 15,596 ,181 . ,547 item8 26,15 14,758 ,241 . ,535 item9 26,09 14,498 ,325 . ,525 item10 25,81 15,608 ,124 . ,549 item11 25,85 15,608 ,087 . ,552 item12 26,23 15,193 ,121 . ,549 item13 26,36 15,468 ,056 . ,557 item14 26,11 15,303 ,101 . ,551 item15 26,38 15,636 ,013 . ,562 item16 25,80 15,725 ,079 . ,552 item17 26,14 15,187 ,128 . ,548 item18 26,26 14,769 ,232 . ,536 item19 26,30 15,445 ,057 . ,557 item20 26,47 15,513 ,059 . ,556 item21 26,05 15,504 ,054 . ,556 item22 26,15 14,594 ,286 . ,529 item23 25,85 15,772 ,020 . ,557 item24 26,12 15,506 ,046 . ,558 item25 25,88 15,780 ,008 . ,558 item26 25,86 15,406 ,157 . ,546 item27 25,78 15,569 ,198 . ,547 item28 26,07 15,187 ,139 . ,547 item29 25,93 15,735 ,009 . ,559 item30 26,05 15,531 ,047 . ,557 item31 26,05 14,792 ,254 . ,534 item32 26,12 15,149 ,140 . ,547 item33 26,15 15,471 ,053 . ,557 item34 26,51 16,418 -,197 . ,580 item35 26,23 14,234 ,377 . ,517 item36 26,22 15,432 ,059 . ,557 item37 25,82 15,188 ,306 . ,537 item38 25,96 14,944 ,251 . ,536 item39 26,07 14,749 ,262 . ,533 item40 26,36 15,139 ,143 . ,547 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 4. Kuis Gaya Belajar 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KUIS GAYA BELAJAR (Diadaptasi dari buku Genius Learning Strategy milik Adi W. Gunawan (2007:144)) Disusun oleh: Akwila Roma Br. Sitinjak (119114116) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penjelasan dan Pernyataan Kesediaan Teman-teman, saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, saya membutuhkan sejumlah data untuk mendapatkan subjek dengan kriteria tertentu guna terlibat dalam eksperimen yang akan saya lakukan. Data ini dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari teman- teman dalam mengisi kuis ini. Informasi yang teman-teman berikan akan menjadi informasi yang berharga apabila teman-teman memberikan jawaban yang jujur dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang tepat adalah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri teman-teman. Jika teman-teman sudah jelas dengan penjelasan saya, dan bersedia mengisi kuis ini, silakan teman-teman memberikan tanda tangan sebagai tanda persetujuan bahwa teman-teman bersedia mengisi kuis ini. __________________________________________________________________ Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian kuis ini, dan saya bersedia mengisi kuis ini. Tanda Tangan, ________________________ 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Petunjuk Pengisian: Berikut terdapat 36 buah pernyataan yang berisi kecenderungan gaya belajar dalam menyerap, mengingat dan memanggil kembali suatu informasi. Baca dan pahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk menyatakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran (O) pada nomor pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Contoh : 1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di mp3 daripada membaca buku. 2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu. 3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/penjelasan. 4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi. Pada contoh di atas, apabila pernyataan “Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi” sesuai dengan diri Anda , maka Anda dapat memberi tanda lingkaran (O) pada nomor pernyataan. Anda hanya memberi lingkaran pada nomor pernyataan yang sesuai dengan kondisi Anda. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KUIS GAYA BELAJAR (Diadaptasi dari buku Genius Learning Strategy milik Adi W. Gunawan (2007:144)) Inisial : ___________________ Usia : ___________________ Pendidikan : ___________________ Tanggal : ____________________ Petunjuk: Berilah lingkaran pada setiap nomor pernyataan yang Anda anggap paling sesuai dengan diri Anda: 1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di cd/mp3 daripada membaca buku. 2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu. 3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/penjelasan. 4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi. 5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku. 6. Saya selalu dapat menunjukkan arah Utara atau Selatan di mana pun saya berada. 7. Saya suka menulis surat, jurnal atau buku harian. 8. Saat berbicara, saya suka mengatakan, “saya mendengarkan kamu berbicara, kedengarannya menarik, kedengarannya bagus. 9. Ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur. 10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua tangan saya. 11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar. 12. Ketika mendengar orang lain berbicara, saya biasanya membayangkan apa yang mereka katakan dalam pikiran saya. 13. Saya suka olahraga dan saya merasa saya adalah olahragawan yang baik. 14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon. 15. Tanpa musik, hidup amat membosankan. 16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat dengan mudah berbicara dengan siapa saja. 17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walaupun posisi obyek itu diputar/diubah. 18. Saya biasanya mengatakan, “Saya rasa, saya perlu menemukan jalan keluar atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini.” 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya. 20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu. 21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu. 22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis. 23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu pertemuan/rapat. 24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian. 25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan. 26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan. 27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis. 28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi. 29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya baca. 30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya. 31. Saya suka mengeja dan saya cukup pintar dalam mengeja kata-kata. 32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saya saat sedang nonton TV. 33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya. 34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan. 35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan. 36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama. 113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gaya Belajar Visual 2 3 19 6 12 17 25 30 31 23 7 Total _______ 33 Gaya Belajar Auditori 1 4 16 8 20 11 22 14 27 15 32 Total _______ 34 Gaya Belajar Kinestetik 5 24 9 10 26 13 28 18 29 21 35 Total _______ 36 114 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 5. Soal Tes Prestasi Belajar 115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SOAL GEMPA TEKTONIK Disusun oleh: Akwila Roma Br. Sitinjak (119114116) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Petunjuk Pengerjaan 1. Isilah identitas Anda pada lembar soal yang sudah disediakan! 2. Bacalah setiap soal yang ada dengan cermat dan teliti! 3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari alternatif pilihan jawaban Benar (B) atau Salah (S) 4. Isilah pilihan yang telah Anda pilih pada lembar jawaban dengan menuliskan huruf B atau S! 5. Periksalah setiap jawaban yang telah Anda pilih dengan teliti pada lembar jawaban dan jangan sampai ada satu nomor pun yang terlewatkan! 117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Inisial : ________________ Usia : ________________ Status Pendidikan : ________________ Tanggal : _____________ Berikan jawaban Anda dengan memberi tanda (B) untuk jawaban Benar dan (S) untuk jawaban salah pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling tepat! No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Soal Lempeng Pasifik, Lempeng Antartika, dan Lempeng Amerika Selatan umumnya bergerak ke arah timur Indonesia merupakan negara yang berada di antara dua lempeng aktif yang terus berinteraksi sehingga berpotensi membentuk tektonik yang membentuk gunung api dan jalur gempa Zona gempa tektonik umumnya terletak pada zona subduksi Kalimantan merupakan salah satu wilayah indonesia yang memiliki potensi rendah untuk terjadinya gempa tektonik Gempa tektonik skala ringan dapat mengakibatkan terjadinya reaktivasi struktur patahan yang semula dianggap mati Mempelajarii sejarah gempa di daerah tertentu akan membantu dalam menentukan kapan persisnya peristiwa gempa akan terjadi di daerah tersebut Getaran yang timbul akibat bekerjanya tenaga endogen dapat menimbulkan gempa tektonik Pergerakan pada lempeng Pasifik dengan lempeng Eurasia dan IndoAustralia akan menghasilkan struktur patahan turun, dan terjadinya kenaikan gelombang laut secara mendadak Alur sungai yang mengalami kerusakan parah disebabkan karena adanya patahan yang mengalami reaktivasi Kekeringan dan sering terjadinya longsor disuatu daerah merupakan tanda bahwa wilayah tersebut berpotensi mengalami gempa tektonik Patahan dari lempeng dengan yang tebalnya 50 km akan menghasilkan getaran lebih rendah dibandingkan patahan dengan ketebalan 80 km Jika gempa ringan memiliki kekuatan 4.0- 4.9 SR , apabila berada pada skala 5.5 SR akan terjadi pergerakan lempeng untuk menuju kestabilan Kekuatan gempa dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan bangunan di permukaan Kebakaran rumah akibat konsleting listrik dapat dikarenakan peristiwa gempa yang terjadi di daerah tersebut Penyakit leptospirosis merupakan penyakit paling berbahaya sebagai akibat dari gempa tektonik Skala gempa tektonik merupakan gempa dengan skala yang besar dibandingkan gempa lain sehingga dampak yang ditimbulkannya juga besar Meskipun tanah akibat gempa tektonik terdapat rongga, namun tetap dapat digunakan untuk lahan pembangunan Kecepatan maksimum seorang pengendara mobil ketika terjadi gempa adalah < 60 km/jam 118 B-S PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Pada saat terjadi gempa, maka sebaiknya langsung keluar rumah dengan cara merangkak Salah satu cara untuk memperkecil dampak negatif dari gempa adalah dengan tidak membangun rumah di daerah pantai Jika tidak memungkinkan untuk menyelamatkan diri dengan keluar dari rumah ketika gempa terjadi maka lebih baik berlindung di bawah meja yang kuat, dan tetap berlindung dibawah meja hingga gempa susulan terjadi Reruntuhan akibat gempa akan terjadi dalam kurun waktu > 3 menit Jika luasan minimum bangunan adalah 250 m dari garis pantai, maka apabila luasan tersebut ditambah lagi 50 meter maka kemungkinan terkena tsunami akan lebih besar Jika waktu yang diperlukan untuk menyelamatkan diri keluar dari rumah saat gempa terjadi adalah 3 menit, maka ketika seseorang berada di lantai 2 penyelamatan akan lebih sulit dilakukan. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelamatkan diri dari lantai 1 dengan berlari pada saat gempa terjadi, akan sama lamanya dengan waktu yang diperlukan untuk menyelamatkan diri dari lantai 2 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 6. Uji Hipotesis 120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum skortes 33 17,27 1,825 13 21 kelompok 33 2,00 ,829 1 3 Kruskal-Wallis Test Ranks kelompok skortes N Mean Rank kontrol 11 15,95 baroque 11 18,23 jazz 11 16,82 Total 33 Test Statisticsa,b skortes Chi-Square ,320 df 2 Asymp. Sig. ,852 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kelompok 121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 7. Informed Consent 122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INFORMED CONSENT 1. Informed consent Kelompok Kontrol FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANTA DHARMA Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Undangan : Saya ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya. Eligibilitas : Subjek atau partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Rentang usia subjek/partisipan adalah 18 – 22 tahun. Keterlibatan partisipan : Dalam penelitian ini membutuhkan kesediaan Anda untuk dapat melakukan rangkaian aktivitas yang akan dilaksanakan. Peneliti akan menemui Anda dengan maksud: 1) Meminta Anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi dalam penelitian 2) Meminta Anda membaca sebuah materi 123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3) Meminta anda menjawab sejumlah soal Penjelasan Prosedur : Saya akan meminta Anda untuk membaca sebuah bacaan terlebih dahulu. Waktu yang diberikan kepada Anda untuk membaca keseluruhan bacaan adalah 20 menit. Anda diminta untuk mengingat dan memahami materi bacaan yang telah diberikan. Setelah itu, saya akan memberikan sejumlah soal yang berhubungan dengan materi bacaan yang telah Anda baca. Manfaat dan Resiko : Penelitian ini mengharapkan kesediaan dan ketulusan Anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu Anda untuk menemukan alat bantu belajar yang tepat sehingga membantu Anda dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Jaminan Kerahasiaan : Kerahasiaan Anda akan saya jaga. Saya tidak akan menyebutkan nama Anda. Saya hanya akan memberikan nama inisial. Semua informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaanya sehingga informasi menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi. Mengetahui, Peneliti Dosen Pembimbing Akwila R. Br.Sitinjak Ratri Sunar Astuti, M.Si Mahasiswa Fak. Psikologi Dosen Fak. Psikologi Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma 124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah membaca isi informed consentdi atas, saya : 1. Inisial : 2. Usia : 3. Status pendidikan : Memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tanggal, ____________ Partisipan Inisial:__________saya menyetujui mengikuti penelitian ini 125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INFORMED CONSENT 2. Informed consent Kelompok Eksperimen FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANTA DHARMA Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Undangan : Saya ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya. Eligibilitas : Subjek atau partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan gaya belajar auditori. Rentang usia subjek/partisipan adalah 18 – 22 tahun. Keterlibatan partisipan : Dalam penelitian ini membutuhkan kesediaan Anda untuk dapat melakukan rangkaian aktivitas yang akan dilaksanakan. Peneliti akan menemui Anda dengan maksud: 1. Meminta Anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi dalam penelitian 2. Meminta Anda membaca sebuah materi 126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Meminta anda menjawab sejumlah soal Penjelasan Prosedur : Saya akan meminta Anda untuk membaca sebuah bacaan terlebih dahulu. Waktu yang diberikan kepada Anda untuk membaca keseluruhan bacaan adalah 20 menit. Anda diminta untuk mengingat dan memahami materi bacaan yang telah diberikan. Pada saat membaca, saya akan memutarkan musik latar. Setelah itu, saya akan memberikan sejumlah soal yang berhubungan dengan materi bacaan yang telah Anda baca. Manfaat dan Resiko : Penelitian ini mengharapkan kesediaan dan ketulusan Anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu Anda untuk menemukan alat bantu belajar yang tepat sehingga membantu Anda dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan.. Jaminan Kerahasiaan : Kerahasiaan Anda akan saya jaga. Saya tidak akan menyebutkan nama Anda. Saya hanya akan memberikan nama inisial. Semua informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaanya sehingga informasi menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi. Mengetahui, Peneliti Dosen Pembimbing Akwila R. Br.Sitinjak Ratri Sunar Astuti, M.Si Mahasiswa Fak. Psikologi Dosen Fak. Psikologi Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah membaca isi informed consentdi atas, saya : 1. Inisial : 2. Usia : 3. Status pendidikan : Memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tanggal, ____________ Partisipan Inisial:__________saya menyetujui mengikuti penelitian ini 128