layanan teknologi baterai untuk mobil listrik - B2TKE

advertisement
0
8
1
Kode
Lembaga
0
6
Kode
Program
01/02/06
5
8
6
4
Kode Kegiatan
0 1
Kode
Output
P
B
Kode
Prioritas
PN/PB/PL
LAPORAN AKHIR
PROGRAM:
(081.01.06)
PROGRAM PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEGIATAN:
(5864)
LAYANAN TEKNOLOGI BATERAI UNTUK MOBIL LISTRIK
SUB KEGIATAN
(5864.01.01)
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI BATERAI
UNTUK MOBIL LISTRIK
BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2016
Program Document
Judul Program
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI BATERAI
UNTUK MOBIL LISTRIK
(Lanjutan)
Balai Besar Teknologi Energi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tahun 2016
Dibuat oleh :
CHIEF ENGINEER
Drs. Adjat Sudrajat, MSc
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Diperiksa oleh
Disetujui oleh :
PROGRAM MANAGER
KEPALA PROGRAM
Ir. Nur Aryanto Aryono
Dr.-Ing.Oo Abdul Rosyid, MSc
Hal - 1
KATA PENGANTAR
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 2
DAFTAR ISI
Hal.
Abstrak…………………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………………
Daftar Gambar…………………………………………………....................................
Daftar Tabel ………………………………………………….......................................
2
3
4
5
I.
1.1
1.2
1.3
1.4
PENDAHULUAN…………………………………………………………….
Inti Kegiatan, Keunikan, dan Keunggulan Teknologi………………………….
Keterikatan Urgensi Kegiatan………………………………………………………….
Keterikatan Kegiatan dengan Renstra BPPT 2015-2019……………………..
Deskripsi Teknologi yang Digunakan……………………………………………………..
6
6
7
7
8
II.
TUJUAN DAN SASARAN……………………………………………..…..
9
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………………………
9
3.1
3.2
Sistem Tata Kerja Kerekayasaan……………………………………………………..
Kontribusi Tiap WBS dalam Pelaksanaan Program…………………………..
10
11
IV.
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN………………………….……
14
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Deskripsi Hasil Capaian Kegiatan Hingga Akhir 2016............................
Pemetaan Kegiatan................................................................................
Hasil Capaian Kegiatan Berjalan terhadap TRL (Self Assessment)......
Mitra dan Peran dalam Pelaksanaan Kegiatan......................................
Kendala-kendala yang dialami (SDM, anggaran, fasilitas, dll)...............
14
53
54
54
55
V.
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………
58
5.1
5.2
Kesimpulan………………………………………………………………………………….
Saran…………………………………………………………………………………………..
58
58
VI.
ISIAN FORM A DAN FORM B……………………………………………
59
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 3
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
3.1 Struktur Organisasi Perekayasaan ..................................................... 12
4.1 Stasiun pengisian baterai umum ....................................................... 17
4.2 Klasifikasi Battery charging station .................................................... 18
4.3 Inverter ........................................................................................... 19
4.4 BMS ................................................................................................ 19
4.5 Komponen Stasiun Pengisian Baterai ................................................. 20
4.6 Contoh Stasiun Pengisian Baterai ...................................................... 21
4.7 PV Array 600 Wp yang dipasang pada Rooftop gedung B2TE .............. 22
4.8 Sistem kontrol dan pengisian baterai lithium ...................................... 23
4.9 Profil beban pengisian baterai mobil listrik ......................................... 24
4.10 Profil Produksi dan Konsumsi Energi Listrik ...................................... 25
4.11 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis komponen........ 26
4.12 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis biaya ............... 27
4.13 Konfigurasi Mobil Listrik .................................................................. 28
4.14 HEV............................................................................................... 28
4.15 Plug-inVehicle (PHEV)..................................................................... 29
4.16 BEV ............................................................................................... 30
4.17 Contoh baterai lithium pada mobil listrik .......................................... 33
4.18 Sampel Uji Baterai Lithium LiFePO4, 40 AH/12V................................ 35
4.19 Fasilitas uji baterai di B2TE ............................................................. 36
4.20 Hasil Uji Kapasitas Baterai Lithium-ion ............................................. 38
4.21 Hasil Uji Siklus Baterai Lithium-ion................................................... 39
4.22 Lithium-ion reaction........................................................................ 47
4.23 Cycle life, moderate climate ............................................................ 50
4.24 Cycle life, extreme climate .............................................................. 50
4.25 Capacity vs. Discharge Rate ............................................................ 51
4.26 Lithium-ion safety mechanisms ....................................................... 52
4.27 Perbandingan Tegangan ................................................................. 53
4.27 Kegiatan penelitian di UGM ............................................................ 59
Gambar 4.29 Lab Kimia Pembuatan Elektroda LiFePO4 ....................................... 61
Gambar 4.30 Bahan-bahan material pembuatan Elektroda ................................... 61
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 4
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3-1 Pelaksana Kegiatan.............................................................................. 10
3-2 Rencana Kegiatan 2015 ....................................................................... 13
3-3 Output Sistem Tata Kerja Kerekayasaan .................................................. 14
4-1 Komponen Sistem Pengisian Baterai dengan PLTS Hybrid ...................... 25
4-2 Produksi dan konsumsi energi listrik ..................................................... 26
4-3 Net Present Costs ................................................................................ 26
4-4 Hasil Uji Kapasitas Awal ....................................................................... 38
4-5 Hasil Uji kapasitas sisa setelah 150 siklus pertama................................. 38
4-5 Metode yang Digunakan Uji Arus It Didefinisikan Dalam IEC 61434......... 42
4-6 Contoh Arus Charge dan Discharge....................................................... 43
4-7 Perbandingan Kategori Baterai Lithium-ion........................................... 48
4-8 Perbandingan Teknologi Baterai ........................................................... 48
4-9 Laporan pelaksanaan kegiatan Triwulan IV............................................... 54
4-10 Realisasi Capaian Hasil Kegiatan 2015 .................................................... 54
4-11 Perbandingan teknologi mobil listrik di beberapa lembaga/universitas ... 63
4-12 Mitra dan Peran Mitra................................................................................ 8
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 5
ABSTRAK
Baterai merupakan komponen utama untuk mensukseskan pengembangan mobil listrik
nasional. Dimasa lalu mobil listrik banyak menggunakan baterai jenis lead-acid yang
mempunyai densitas rendah (sekitar 30 wh/kg) sehingga diperlukan baterai dalam jumlah
besar, serta massa baterai yang berat untuk menempuh jangkauan yang relatif dekat.
Disamping itu masa pengisian ulang yang lama menyebabkan mobil listrik belum
dapat menyamai popularitas mobil bermotor bakar. Hal ini pula yang menyebabkan banyak
hasil penelitian mobil listrik yang dilakukan lembaga riset maupun universitas di Indonesia
kurang dapat berkembang. Performansi keseluruhan dari mobil listrik sangat dipengaruhi
oleh berat kendaraan tersebut, sehingga mobil listrik yang berat akibat menggunakan
banyak baterai terbukti boros energi listrik, kecepatan dan torsi tidak memuaskan, sehingga
mengurangi animo masyarakat untuk memilih mobil listrik sebagai sarana transportasi.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu jenis baterai yang mempunyai densitas energi
yang tinggi, ringan, dan dapat di isi ulang dalam waktu singkat.
Dewasa ini ditemukan teknologi baterai lithium, yang membangkitkan kembali gairah
dalam mengembangkan mobil listrik. Baterai Lithium-ion pertama kali ditemukan oleh M.S.
Whittingham pada tahun 1970 yang menggunakan titanium(II) sulfide sebagai katoda dan
lithium metal sebagai anoda. Dengan penelitian yang intensif selama lebih dari 20 tahun,
akhirnya pada tahun 1991 Sony memproduksi secara komersial lithium-ion baterai pertama
kalinya. Sejak produksi komersial tahun 1991, produksi Lithium-ion baterai mengalami
kenaikan yang sangat pesat karena telah membuat revolusi didunia elektronik. Kenaikan
produksi lithium-ion baterai pada tahun 2007 mencapai 22.4% di Jepang. Saat ini negara
Jepang merupakan produsen baterai terbesar yang dimiliki oleh Sony, Panasonic, dan
Toshiba. Lithium-ion baterai juga merupakan pemimpin produk beterai yang menguasai
46% atau sekitar 4 milliar US dollar pangsa pasar pada tahun 2007.
Baterai lithium mempunyai energi densitas sekitar 3 – 4 kali lebih besar dibandingkan
baterai lead acid. Dengan demikian, berat dan masa baterai pada mobil listrik dapat lebih
ditekan, untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Disamping itu, penerapan mobil listrik perlu didukung dengan stasiun pengisian ulang
baterai yang memadai dan handal. Karena itu dalam studi ini akan dilakukan kajian
terhadap teknologi baterai lithium dan stasiun pengisian ulang baterai dengan teknologi
hybrid dan fast charging. Melalui pendekatan tersebut diatas diharapkan akan dapat
diketahui secara komprehensip, seberapa besar tingkat kelayakan teknis apabila suatu
stasiun pengisian ulang baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi ini,
dijadikan sebagai pendukung penyediaan energi bagi kendaraan listrik.
Penelitian ini akan dilaksanakan melalui pendekatan pendalaman terhadap keunggulan dan
kelemahan yang berkaitan dengan semua aspek teknis meliputi:
1. Konsep dasar dan perancangan stasiun pengisian ulang baterai (battery charging
station) dengan menggunakan teknologi hybrid dan fast charging.
2. Kajian tentang disain dan kinerja baterai lithium yang digunakan pada mobil listrik
Hasil kegiatan tahun 2016 diantaranya adalah: pengembangan teknologi hybrid
battery charging station, dan pengujian baterai lithium untuk aplikasi PLTS.
.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Inti Kegiatan, Keunikan, dan Keunggulan Teknologi
Baterai merupakan komponen utama untuk mensukseskan pengembangan mobil
listrik nasional. Dimasa lalu mobil listrik banyak menggunakan baterai jenis lead-acid
yang mempunyai densitas rendah (sekitar 30 wh/kg) sehingga diperlukan baterai
dalam jumlah besar, serta massa baterai yang berat untuk menempuh jangkauan
yang relatif dekat.
Disamping itu masa pengisian ulang yang lama menyebabkan mobil listrik
belum dapat menyamai popularitas mobil bermotor bakar. Hal ini pula yang
menyebabkan banyak hasil penelitian mobil listrik yang dilakukan lembaga riset
maupun
universitas
di
Indonesia
kurang
dapat
berkembang.
Performansi
keseluruhan dari mobil listrik sangat dipengaruhi oleh berat kendaraan tersebut,
sehingga mobil listrik yang berat akibat menggunakan banyak baterai terbukti boros
energi listrik, kecepatan dan torsi tidak memuaskan, sehingga mengurangi animo
masyarakat untuk memilih mobil listrik sebagai sarana transportasi. Berdasarkan hal
tersebut diperlukan suatu jenis baterai yang mempunyai densitas energi yang tinggi,
ringan, dan dapat di isi ulang dalam waktu singkat.
Dewasa ini ditemukan teknologi baterai lithium, yang membangkitkan kembali
gairah dalam mengembangkan mobil listrik. Baterai Lithium-ion
pertama kali
ditemukan oleh M.S. Whittingham pada tahun 1970 yang menggunakan titanium(II)
sulfide sebagai katoda dan lithium metal sebagai anoda. Dengan penelitian yang
intensif selama lebih dari 20 tahun, akhirnya pada tahun 1991 Sony memproduksi
secara komersial lithium-ion baterai pertama kalinya. Sejak produksi komersial tahun
1991, produksi Lithium-ion baterai mengalami kenaikan yang sangat pesat karena
telah membuat revolusi didunia elektronik. Kenaikan produksi lithium-ion baterai
pada tahun 2007 mencapai 22.4% di Jepang. Saat ini negara Jepang merupakan
produsen baterai terbesar yang dimiliki oleh Sony, Panasonic, dan Toshiba. Lithiumion baterai juga merupakan pemimpin produk beterai yang menguasai 46% atau
sekitar 4 milliar US dollar pangsa pasar pada tahun 2007.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 7
Baterai lithium mempunyai energi densitas sekitar 3 – 4 kali
lebih besar
dibandingkan baterai lead acid. Dengan demikian, berat dan masa baterai pada
mobil listrik dapat lebih ditekan, untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Penerapan baterai untuk aplikasi mobil listrik perlu didukung dengan stasiun
pengisian ulang baterai yang memadai dan handal. Karena itu dalam studi ini akan
dilakukan kajian terhadap teknologi baterai lithium dan stasiun pengisian ulang
baterai dengan teknologi hybrid dan fast charging.
Melalui pendekatan tersebut
diatas diharapkan akan dapat diketahui secara komprehensip, seberapa besar
tingkat kelayakan teknis apabila suatu stasiun pengisian ulang baterai kendaraan
listrik dengan menggunakan teknologi ini, dijadikan sebagai pendukung penyediaan
energi bagi kendaraan listrik.
Penelitian ini akan dilaksanakan melalui pendekatan pendalaman terhadap
keunggulan dan kelemahan yang berkaitan dengan semua aspek teknis meliputi:
karakteristik baterai lithium LiFePO4, kajian pengembangan stasiun pengisian ulang
baterai hybrid (hybrid battery charging station), serta kajian tentang penerapan
baterai lithium yang digunakan pada aplikasi mobil listrik dan atau sistem PLTS
(Fotovoltaik).
1.2 Urgensi Kegiatan
Makin menipisnya cadangan yang tersedia dan makin mahalnya bahan bakar fosil
khususnya minyak bumi untuk transportasi, serta dampaknya terhadap lingkungan,
maka perlu mencari sumber energi alternative untuk sistem transportasi yang
handal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan energi terbarukan,
khususnya energi surya pada sistem transportasi, merupakan solusi alternative
dalam penyediaan energy yang handal, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Energi
listrik yang dihasilkan dari energi surya disimpan dalam baterai yang selanjutnya
dapat digunakan untuk sumber energi pada mobil listrik.
1.3 Keterikatan Kegiatan dengan Renstra BPPT 2015-2019
Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari sasaran strategis bidang
kelistrikan 2015-2019, dalam rangka mendukung upaya mewujudkan visi dan misi
dan
pencapaian
sasaran
strategis
BPPT,
melalui
peningkatan
tata
kelola
pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi. Kegiatan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 8
ini tercantum dalam lampiran 1 Matriks Kinerja Dan Pendanaan BPPT 2105-2019,
dengan rincian sbb:
 Mata Anggaran Kegiatan: 3458
 Sasaran Progam: Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT)
 Sasaran Output: Layanan Teknologi Batere untuk Mobil Listrik
 Indikator:
o Jumlah rekomendasi perekayasaan teknologi battere untuk mobil
listrik, dan
o Jumlah Pengujian/Karakterisasi Batere LiFePO4
1.4 Deskripsi Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan pengembangan teknologi
baterai mobil listrik beserta sistem pengisian energinya. Saat ini baterai lithium
sudah digunakan sebagai catu daya dalam peralatan elektronik mobile seperti
notebook, handphone, smartphone, dan sebagainya. Pengembangan selanjutnya
sudah diaplikasikan pada sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), terutama
sebagai catudaya pada BTS (Base Transceiver Sistem), penerangan jalan umum
(PJU), dll. Dalam hal ini baterai lithium berfungsi untuk mensuplai beban statis.
Saat ini baterai lithium mulai diuji cobakan untuk aplikasi mobil listrik, dimana
merupakan beban dinamis. Tingginya denstitas energi baterai lithium dibandingkan
dengan baterai jenis lainnya (seperti lead-acid), maka prospek baterai lithium
menjadi lebih baik. Namun demikian untuk aplikasi mobil listrik, baterai lithium perlu
dirancang dan diuji dengan baik, agar dapat memenuhi kebutuhan energy yang
dapat menggerakan motor listrik dengan berbagai pembebanan.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 9
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
1.1 TUJUAN

Untuk mengetahui kelayakan teknis baterai Lithium yang digunakan pada
mobil listrik dan atau PLTS, serta

Konsep perancangan suatu hybrid battery charging station, dengan berbasis
energy terbarukan, khususnya energi surya PV.
1.2 SASARAN

Pengujian kinerja baterai Lithium untuk aplikasi mobil listrik/PLTS.
Diperolehnya karakteristik baterai lithium LiFe PO4 untuk digunakan pada pada
mobil listrik dan atau PLTS.
 Perancangan stasiun pengisian baterai mobil listrik dengan teknologi hybrid.
Diperolehnya fakta komprehensif tentang kelayakan stasiun pengisian baterai
mobil listrik menggunakan energi surya fotovoltaik.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 10
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Sistem Tata Kerja Kerekayasaan
Untuk menjalankan kegiatan ini, maka disusun suatu Sistem Tata Kerja
Kerekayasaan (STKK) tipe C, yang terdiri atas: Group Leader (WBS), Program
manager/PM) dan 3 buah WP (Work Package). Struktur organisasi perekayasaan
kegiatan in ditunjukkan pada Gambar 3.1, dengan SDM yang terlibat seperti pada
Tabel 3-1.
Tabel 3-1. Pelaksana Kegiatan
Nama
NIP
Peran
Jabatan
Fungsional
1
2
6
8
10
11
19650625 199103 1 002
GL
Perakayasa Madya
B2TKE
TIEM
0
Unit Kerja Deputi
1
Dr. Ing- Oo Abdul Rosyid, MSc
2
Ir. Nur Aryanto Aryono
196310031991031003
PM
Perekayasa Utama Muda
B2TKE
TIEM
3
Supriyadi, SE
197607282007101001
Ass PM
Fungsional Umum
B2TKE
TIEM
4
Nelly Malik Lande, ST., MT
198211302008012011
L-1
Perakayasa Pertama
B2TKE
TIEM
5
Fariz Maulana Rizanulhaq, ST
19881023 201212 1 001
ES-11
Perekayasa Pertama
B2TKE
TIEM
6
Setya Sunarna, A.Md
19750821 200901 1 005
ES-12
Teknisi Litkayasa
B2TKE
TIEM
B2TKE
TIEM
7
Edi Prabowo
19611023 198510 1 001
ES-13
Teknisi Litkayasa
Penyelia
8
Drs. Adjat Sudradjat, MSc
19561221 198402 1 002
L-2
Perekayasa Madya
B2TKE
TIEM
9
Lily Sapinah, SE
19770602 200910 2 001
ES-21
Perekayasa Pertama
B2TKE
TIEM
10 Nuraida Tarigan, A.Md
196807281999032001
ES-22
Teknisi Litkayasa
Penyelia
B2TKE
TIEM
11 Andrianshah Priyadi, ST
198406252009011001
ES-22
Perekayasa Muda
B2TKE
TIEM
19890303 201212 2 002
L-3
Perekayasa Pertama
B2TKE
TIEM
196501041984111001
ES-31
B2TKE
TIEM
19630626 198503 1 004
ES-32
B2TKE
TIEM
196102081985121001
ES-33
B2TKE
TIEM
12 Anita Faradilla, ST
13 Ichwan Subagio
14 Rohi Adu Wenyi, ST
15 Ir. Mohamad Youvial, MSChe
Teknisi Litkayasa
Penyelia
Teknisi Litkayasa
Penyelia
Fungsional Umum
3.2 Kontribusi Tiap WBS dalam Pelaksanaan Program
Kegiatan ini terdiri atas 1 WBS tipe C, yang terdiri dari 3 WP, meliputi:
pengembangan hybrid battery charging station (WB-1), Penerapan baterai lithium
untuk mobil lisrtik (WP-2), dan pengujian baterai lithium (WB-3) kajian baterai
lithium untuk aplikasi mobil listrik.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 11
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam kegiatan ini, maka
WBS-1 difokuskan pada kajian tentang battery charging system untuk mobil listrik
berbasis energi terbarukan. Output dari WP-1 ini adalah prototype dan disain sistem
battery charging system berbasis energi surya, hybrid dengan jaringan listrik PLN.
Energy surya PV merupakan sumber energi utama, sedangkan jaringan lstrik PLN
hanya sebagai cadangan. Hal ini dimaksudkan agar energi untuk mobil listrik benarbenar diperoleh dari energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan. Kelebihan
listrik dari sistem ini dapat diumpankan (feed-in) ke jaringan PLN (Grid).
WP-2 difokuskan untuk mendapatkan kajian komprehensip tentang penerapan
baterai lithium untuk mobil lsitrik dan atau PLTS. Dengan pertimbangan keunggulan
baterai jenis lithium saat ini sudah banyak penerapannya pada kendaraan lsitrik
(mobil, sepeda, dll) dan pembangkit listrik jenis off-grid, tipe SHS maupun PJU-PLTS.
Namun dalam implementasinya masih ditemukan banyak masalah baik dari
pemilihan jenis baterai, ukuran kapasitas, BMS, serta disain baterai untuk aplikasi
tersebut.
Sementara WP-2 difokuskan untuk mendapatkan karakteristik baterai lithium
(khususnya LiFePO4) untuk aplikasi pada mobil listrik. Mengingat keungulan dari
baterai lithium dibandingkan dengan baterai lead-acid, maka dalam WP ini
melakukan pengujian karakteristik kinerja elektrik dari baterai lithium. Dengan
fasilitas uji baterai yang tersedia, saat ini uji baterai lithium masih menggunakan
standard SNI Pengujian Baterai Sekunder untuk Aplikasi PLTS (Beban statis). Untuk
selanjutnya, pengujian ini akan dikembangkan pada pengujian. baterai lithium untuk
aplikasi mobil listrik (dinamis) berdasarkan IEC 62660-1:2010- Secondary Lithiumion cells for the propulsion of electric road vehicles-part-1.
GROUP LEADER
Dr. – Ing. Oo Abdul Rosyid, MSc
PROGRAM MANAGER
Ir. Nur Aryanto Aryono
WP 01
Pengembangan Hybrid
Battery Charging Station
Leader
Nelly Malik Lande, ST, MT
WP 02
Penerapan Baterai Mobil
Listrik/PLTS
Leader
Drs. Adjat Sudrajat, MSc
WP 03
Pengujian Baterai Lithium
Leader
Anita Faradilla, ST
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perekayasaan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 12
Tabel 3-2 Rencana Kegiatan 2016
No.
WBS
01
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rincian Kegiatan
Rencana Pelaksanaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ukuran
Keberhasilan
Perencanaan teknologi efisiensi energi dan elastisitas energi
Persiapan
Survei dalam rangka pengumpulan data primer dan data sekunder
Pengadaan komponen dan Penyiapan fasilitas uji baterai
Penyusunan metode pengujian baterai lithium
Pengembangan disain prototipe hybrid charging station berbasis PLTS (PV)
Evaluasi dan analisis hybrid charging station
Pengujian dan analisis kinerja baterai lithium
Kajian penerapan baterai lithium untuk mobil lsitrik/PLTS
Kajian teknologi tekno-ekonomi penerapan mobil listrik
Pembuatan laporan akhir
Sosialisasi dan Diseminasi
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Dokumen
Dokumen
dokumen
Dokumen
Dokumen Disain
Dokumen
Laporan uji
Dokumen Disain
Dokumen Disain
Laporan
Laporan
Hal - 13
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI HASIL CAPAIAN KEGIATAN
Hasil capaian kegiatan Perekayasaan Baterai Mobil Listrik hingga 2016, meliputi:
a) Kajian pengembangan prototipe Hybrid Battery Charging Station
b) Pengujian Karakteristik Baterai Lithium-ion LiFePO4
c) Kajian penerapan baterai lithium untuk Mobil Listrik
d) Kajian penerapan baterai lithium pada sistem PLTS
4.1.1
Kajian Hybrid Battery Charging Station untuk Mobil Listrik
4.1.1.1
Status Teknologi
Stasiun pengisian baterai adalah suatu elemen infrastruktur yang mensuplai energi
listrik untuk pengisian kembali baterai mobil listrik. Sejalan dengan berkembangnya
pemakaian mobil listrik permintaan adanya stasiun pengisian baterai semakin
banyak. Beberapa stasiun pengisian baterai terletak di tempat fasilitas umum seperti
pusat pertokoan yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan listrik. Stasiun
pengisian baterai ini menyediakan konektor yang sesuai dengan berbagai macam
standar konektor mobil listrik. Stasiun Pengisian baterai dapat dibagi sesuai dengan
kebutuhannya, sbb:
1.
Pengisian baterai di perumahan adalah metoda pengisian yang paling umum
yang paling umum, pemilik mobil listrik melakukan pengisian ulang pada waktu
malam hari.
2.
Mengisi baterai saat mobil listrik parkir (termasuk stasiun pengisian umum)menjadi suatu usah pengisian baterai atau gratis, yang merupakan kerjasama
usaha dengan pemilik area parkir. Pengisian dapat dilakukan secara perlahan
atau dengan kecepatan yang relatif cepat, dan mendorong pemilik mobil listrik
untuk melakukan pengisian baterai saat mereka melakukan kegiatan lainnya
seperti berbelanja, atau di stasiun kereta api.
3.
Fast charging atau pengisian cepat di stasiun pengisian umum >40 kW,
memeberikan energi listrik lebih dari 60 mile (100 km) selama kurun waktu 1030 menit. Stasiun pengisian ini biasanya berada pada tempat peristirahatan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 14
untuk memungkinkan pengisian mobil listrik yang sedang menempuh perjalanan
jauh. Contoh yang umum adalah CHAdeMO dan SAE CCS chargers, dan Tesla
Superchargers.
Stasiun pengisian pertama DC fast charging milik Tesla Motor, yang berada diantara
San Fransisco dan Los Angeles akan dapat menambahkan jarak sejauh 150 mil,
dengan melakukan pengisian baterai selama 30 menit. Umumnya untuk menambah
jarak tempuh 150 mil, diperlukan waktu pengisian beberapa jam atau sampai
dengan satu hari penuh tergantung kapasitas baterai dan apakah pengisian biasa
atau dengan tegangan tinggi yang dipakai. Tetapi stasiun pengisian cepat seperti
tersebut diatas mempunyai keterbatasan harga investasi yang masih cukup mahal, dan
faktanya pengisian listrik cepat masih lebih lama dibandingkan dengan pengisian bahan
bakar minyak pada mobil konvensional. Umumnya pemilik mobil listrik tidak memerlukan
pengisian cepat, mereka melakukan pengisian baterai di rumah masing-masing selama
malam hari, atau di tempat pekerjaan selama mereka bekerja.
Kebanyakan mobil listrik tidak memerlukan peralatan khusus pengisian baterai,
dikarenakan peraatan pengisian tersebut sudah tersedia didalam mobil listrik, dan
hanya dibutuhkan converter daya AC 220 volt yang tersedia di rumah atau di tempat
kerja menjadi daya DC untuk kebutuhan baterai. Dengan pengisian dari 220 Volt AC
sangat lambat membutuhkan hampir satu hari penuh, atau 3 hari untuk menempuh
jarak kurang lebih 300 mil. Sebagian pemilik mobil listrik memasang konektor khusus
240 AC untuk memenekan waktu pengisian menjadi beberapa jam, dan umumnya
stasiun pengisian baterai umum memakai konektor 240 Volt.
Pengisian cepat merubah AC menjadi DC memberikan arus listrik yang cukup
besar harus dilengkapi dengan peralatan manajemen pengisian untuk mengontrol
besarnya arus pengisian untuk melindungi baterai dari kerusakan. Contohnya sistem
pengisian akan mengurangi arus pengisian bila temperatur baterai menjadi tinggi
dan pengisian akan berhenti pada kapasitas baterai sudah mencapai 80 % dari
kapasitas.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 15
Gambar 4.1 Stasiun pengisian baterai umum
Kapasitas pengisian cepat DC bervariasi. Umumnya hanya mensuplai 20 kilowat,
tetapi pada beberapa penelitian pengisian cepat ini ada yang mensuplai sampai 100
kilowatt (sebagai perbandingan outlet 240-Volt akan mensuplai 3,3 kilowatt). Harga
stasiun pengisian cepat ini masih mahal, harga peralatan berkisar antara USD
10,000
dan harga instalasi sistem stasiun pengisian cepat bisa 3 kali harga
peralatan sehingga harga keseluruhan bisa mencapai USD 100,000, pada kasus
tertentu.
4.1.1.2
Pengembangan Prototipe Hybrid Battery Charging Station
Pada kegiatan sebelumnya telah dibuat suatu demonstrasi proses pengisian baterai
mobil listrik menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dihybrid dengan jaringan listrik PLN, dengan spesifikasi sbb:

Beban (LiFePO4, 48V/55Ah): 2.64 kWh/day

PV: total 4000 Wp 600 Wp + 3400 Wp (2016)

Baterai (lead-acid): 9 kWh

Inverter: total 6 kW bi-directional 3 kW + grid-tie 3 kW (2016)

Konfigurasi: Hybrid (PV+Grid)
Pada kegiatan tahun 2016 dilakukan pengembangan sistem hybrid batteri
charging system dengan penambangan modul fotovoltaik, dan grid-tie inverter,
seperti terlihat pada Gambar 4.7.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 16
Grid
Grid-tie
inverter
Bidir
ectional
inverter
WebBox
SWITCH BOX
HUB
Battery Backup
INTERNET
Gambar 4.2 Demosntrasi prototype Hybrid battery charging station
Baterai lithium jenis LiFePO4 dengan kapasitas 48V/55Ah mendemonstrasikan
suatu baterai mobil listrik konsumsi energi semula sebesar 600 Wp, sekarang
menjadi 4 kWp. Energi surya dikonversi menjadi listrik melalui PV array dengan
kapasitas 4 kWp, mampu menghasilkan listrik sebesar (18.2 kWh/day). Energi listrik
yang dihasilkan dapat digunakan langsung untuk pengisian baterai mobil listrik yang
berkapasitas 2.64 kWh, dan sisanya disimpan dalam baterai jenis lead acid dengan
kapasitas 9 kWh. Bila kondisi baterai bank tidak mampu mengisi beban, maka
baterai akan diisi dari jaringan PLN sistem ini secara otomatis. Sebaliknya, jika
kondisi baterai sudah penuh dan tidak digunakan untuk pengisian beban, maka
listrik secara otomatis akan diekspor ke jaringan PLN.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 17
4.1.1.3
Analisis Hybrid Battery Charging Station
Sistem Pengisian Baterai Mobil Listrik Berbasis Tenaga Surya Hybrid ini merupakan suatu
sistem pembangkit listrik tanaga surya yang diinterkoneksikan pada jaringan listrik PLN.
Beban sistem PLTS ini adalah sebuah mobil listrik dengan konsumsi energi sebesar 30
kWh/hari, dengan profil beban seperti terlihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Profil beban pengisian baterai mobil listrik
Prinsip kerjanya adalah memaksimumkan pengisian baterai mobil listrik dari energi
surya, dengan sumber listrik PLN sebagai cadangan. Sistem PLTS ini mensimulasikan sebuah
mobil listrik dengan konsumsi energi untuk suatu mobil listrik 30 kWh/hari, dan dengan
waktu pengisian 5 jam.
Tabel 4-1 Komponen Sistem Pengisian Baterai dengan PLTS Hybrid
NO
KOMPONEN
1 PV Array
2 Battery
3 Inverter
4 Grid
5 Dispatch
Strategy
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
TYPE
Flat plate
Lead-Acid
Bi-directional
1-Phase
Cycle charging
KAPASIT
AS
8
80
15
9,999
SATUA
N
kWp
kWh
kW
kW
Hal - 18
Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa produksi listrik total dari sistem ini adalah sebesar 22,602
kWh/hari, dengan kontribusi sistem PV 8 kWp sebesar 11,780 kWh/tahun atau memberi
kontribusi sebesar 52.12%, sedangkan listrik yang dibeli dari jaringan PLN sebesar 10,822
kWh/tahun (47.88%).
Gambar 4.4 Profil Produksi dan Konsumsi Energi Listrik
Berdasarkan hasil simulasi, maka sistem pengisian baterai mobil listrik berbasis tenaga
surya hybrid ini membutuhkan biaya investasi sebesar US$52,500, dengan rincian PV array
US$ 24,000 (45.7%), Battery US$24,000 (45.7%), dan inverter US$4,500 (8.6%), dan
diperlihatkan pada Gambar 4.8. Harga energi listrik (LCOE) dari sistem ini sebesar US$
0.30/kWh.
Tabel 4-2 Produksi dan konsumsi energi listrik
Energy urchased
(kWh)
Energy Sold
(kWh)
Net Purchases
(kWh)
Peak Demand
(kW)
Energy
Charge ($)
Demand
Charge ($)
January
928
761
167
10
17
0
February
817
694
123
10
12
0
March
936
872
64
9
6
0
April
897
875
22
10
2
0
May
913
908
4
10
0
0
June
883
871
12
10
1
0
July
921
939
-18
10
-1
0
August
940
994
-54
9
-3
0
September
901
990
-89
9
-4
0
October
882
-74
9
Month
-4
0
November
897
815
82
10
8
0
December
908
800
108
10
11
0
10,822
10,474
348
10
47
0
Annual
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
956
Hal - 19
Tabel 4-3 Net Present Costs
Component
PV Array
Capital
Replacement
O&M
24,000
0
1,034
0
0
Grid
Battery (1kWh Lead Acid)
Salvage
0
0
601
0
0
24,000
21,202
10,342
0
-2,875
Inverter
Total (System)
Fuel
4,500
1,909
0
0
-359
52,500
23,112
11,978
0
-3,234
Total
25,034
601
52,669
6,050
84,356
Gambar 4.5 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis komponen
Gambar 4.6 Komposisi total biaya sistem PLTS berdasarkan jenis biaya
Sesuai perencanaan Battery charging station, dapat dianalisa perhitungan kebutuhan charging
dan baterai mobil listrik. Dengan asumsi persyaratan charging baterai di hybrid dengan listrik PLN
dimana tariff listrik PLN Rp. 1500/Kwh, effisiensi pengisian sekitar 90% dan charging current untuk
baterai sebesar 20A sesuai spesifikasi.
1. Perhitungan pengisian baterai.

Dengan effisiensi pengisian sekitar 90% , maka total pengisian baterai yang dibutuhkan
sebesar 44.4 Kwh

Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian selama 10-11 Jam dimana arus pengisian sebesar
20A dan dengan tegangan 220VAC.
2. Perhitungan jarak tempuh.

Dengan jarak tempuh mobil listrik sekitar 50 Km dan menggunakan baterai LifePo4
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 20
sebesar 40.32 Kwh, bisa menghasilkan sekitar 1.25 Km/Kwh.

Dengan jarak tempuh mobil sekitar 50Km maka dibutuhkan sekitar 887 Watt/Km.
3. Perhitungan biaya ekonomis.
Biaya per Kwh dari PLN sebesar Rp. 1500/Kwh yang digunakan untuk pengisian baterai, maka biaya
yang dibutuhkan untuk melakukan pengisian sebesar 44.4kwh adalah sebesar Rp. 66,528. Untuk
jarak tempuh sekitar 50Km, dibutuhkan biaya sebesar Rp. 1330 /Km. Dilihat dari perhitungan diatas,
dapat kita analisa bahwa dalam terdapat kekurangan penggunaan dari mobil listrik, untuk
kekurangan nya antara lain :

untuk pengisian baterai membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 10 -11 Jam untuk
mengisi penuh baterai.

Jika kita mengasumsi diasumsikan harga pertamax sekitar Rp. 8500 maka dapat digunakan
untuk sejauh ±10Km, untuk di pengisian baterai ini jika mengasumsikan dengan
menggunakan jarak 10Km maka akan membutuhkan biaya sebesar Rp.13.330.
Dibalik kekurangan diatas, terdapat juga kelebihan yang ada yaitu dari sisi teknis dimana mobil listrik
ini “Zero Emissions” dan tidak berisik dalam beroperasi.
Rencana awal dari system Charging ini menggunakan gabungan antara Modul Fotovoltaik dan
Grid PLN. Energi output Fotovoltaik akan diserap habis dan kekuranganya diambil dari PLN. Oleh
karena itu dalam hal ini digubakan tariff PLN. Dalam hal ini diambil kapasitas PV sebesar 1 KWp,
selebihnya kekurangan daya disuplai oleh grid PLN. Inovasi di Battery Li-ion mencakup pengisian
cepat dan kinerja yang lebih aman. Meskipun kapasitas kecil Li-ion (polimer) Baterai lithium cobalt
oxide yang mengandung (LiCoO2) menawarkan yang terbaik kepadatan energi massa dan energi
Volume kepadatan yang tersedia, kobalt oksida lithium (LiCoO2) sangat mahal dan tidak aman untuk
Baterai Li-ion skala besar. Baru-baru ini lithium besi fosfat (LiFePO4) telah menjadi pilihan yang baik
untuk bahan dalam komersial Li-ion (dan polimer) baterai untuk kapasitas besar dan aplikasi daya
tinggi, seperti laptop, alat-alat listrik, kursi roda, e-sepeda, e-mobil dan e-bus.The LiFePO4 baterai
memiliki karakter hybrid yaitu sebagai timbal-asam baterai dan sekuat baterai lithium ion. Selama
lithium ion untuk proses pengisian konvensional, Li-ion Battery besi yang mengandung lithium fosfat
konvensional (LiFePO4) membutuhkan 2 langkah yang harus terisi penuh :

Langkah 1 menggunakan arus konstan (CC) mencapai sekitar 60% dari State of Charge
(SOC);

Langkah 2 terjadi ketika tegangan muatan mencapai 3.65V per sel, yang merupakan batas
atas tegangan pengisian efektif. Beralih dari arus konstan (CC) tegangan konstan (CV) berarti
bahwa muatan saat ini dibatasi dengan apa baterai akan menerima pada tegangan itu,
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 21
sehingga arus pengisian mengecil ke bawah asimtotik, hanya sebagai kapasitor dibebankan
melalui resistor akan mencapai final tegangan asimtotik.
Untuk menempatkan sebuah jam untuk proses, langkah 1 (60% SOC) membutuhkan sekitar
satu jam dan langkah 2 (40% SOC) membutuhkan dua jam. Karena suatu tegangan lebih
dapat diterapkan untuk baterai LiFePO4 tanpa membusuk elektrolit, dapat dibebankan oleh hanya
satu langkah dari CC mencapai 95% SOC atau dikenakan oleh CC + CV untuk mendapatkan 100%
SOC. Hal ini mirip dengan cara baterai asam timbal aman memaksa dihubungkan. Total waktu
pengisian minimum.
Gambar 4-7 Grafik charging Baterai LifePo4
4.1.2
Pengujian Karakteristik Baterai Lithium
Pada penelitian ini dilakukan pengujian beberapa jenis baterai lithium-ion
berdasarkan SNI 04-6392-2000. Pengujian ini difokuskan pada uji kapasitas dan
siklus baterai. Baterai ini dapat digunakan untuk aplikasi mobil listrik maupun sistem
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Penggunaan baterai pada sistem
pembangkit listrik tenaga surya akan berakibat pada berkurangnya unjuk kerja yang
pada umumnya berasal dari kejadian-kejadian sebagai berikut.

Terbatasnya waktu dan sumber energi yang diperlukan untuk mengisi
kembali baterai

Kegagalan sistem

Kurang memadainya tindakan perawatan terhadap baterai

Desain yang tidak sesuai pada baterai saat dibuat
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 22
4.1.2.1 Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan baterai lithium untuk aplikasi sistem
PLTS ataupun mobil listrik, maka dilakukan pengujian kapasitas dan siklus
berdasarkan standar SNI 04-6392-2000. Uji kapasitas dimaksudkan untuk melihat
kesesuaian spesifikasi yang dinyatakan manufaktur.
4.1.2.2 Acuan Pengujian
SNI 04-6392-2000 - Sel dan Baterai Sekunder untuk Penggunaan Sistem Pembangkit
Listrik Fotovoltaik Individual - Persyaratan Umum dan Metode Pengujian
4.1.2.3 Sample Uji
Sampel uji yang digunakan adalah baterai jenis Lithium-ion (LiFePO4), yang
digunakan baik untuk aplikasi PLTS maupun mobil listrik. Sampel uji yang
digunakan, antara lain:
No
Nama Baterai
Tabel 4-4 Sampel Uji Baterai Lithium
Kapasitas
Jumlah
Keterangan
1
DSBC
12V/40Ah
3
PLTS Terpadu
2
NSLi
48V/100Ah
3
Aplikasi PLTS/molis
3
LiFePO4
6.4V/3.2Ah
3
Lampu Sehen 2W
4
Li-ion
12V/2.5 Ah
3
Lampu Sehen 3W
5
LiFePO4
12V/20Ah
1
Lampu jalan (PJU)
Gambar 4.8 Sampel Uji Baterai Lithium-ion 48V/100Ah
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 23
Gambar 4.18 Sampel Uji Baterai Lithium-ion 12V/20Ah
4.1.2.4 Peralatan Uji
Peralatan uji yang digunakan pada pengujian baterai ini seperti pada Tabel 4-5.
Tabel 4-5. Peralatan Uji baterai
No
Nama Peralatan
Jumlah Keterangan
1
Bitrode Model LCN3-100-12
1
Uji kapasitas dan siklus baterai 12V
2
Bitrode Model MCV48-50-5
2
Uji kapasitas dan siklus baterai 5V
3
Water bath
2
Penkondisi sampel uji
Gambar 4.19 Fasilitas uji baterai di B2TE
4.1.2.5 Prosedur Pengujian
1. Baterai dipersiapkan berdasarkan SNI 04-6392-2000 bagian
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 24
2. Uji kapasitas dilakukan berdasarkan SNI04-6392-2000 bagian 8

Temperatur pengujian dijaga pada 25 ºC

Pelepasan arus dilakukan pada laju 20 jam sesuai dengan spesifikasi
manufaktur
Pelepasan dihentikan setelah tegangan mencapai 2,5 V persel atau

tegangan total baterai mencapai 10V
Uji kapasitas, baik kapasitas awal maupun kapasitas sisa, dapat dilakukan

sebanyak 3 (tiga ) kali
Seluruh langkah pengujian dan pencatatan data dilakukan secara otomatis

menggunakan BITRODE MCV 48-50
3. Uji siklus dilakukan berdasarkan SNI 4-6392-2000 bagian 9 (gambaran uji siklus
dapat dilihat pada annex.A). Uji ini adalah simulasi yang dipercepat dari proses
charge/discharge baterai dalam sistem PLTS

Temperatur pengujian dijaga pada 40 ºC

Pengujian dilakukan pada baterai dalam keadaan penuh

Pengujian dilakukan pada dua macam siklus
i. Siklus dangkal pada state of charge (SOC) rendah

Pelepasan awal dilakukan pada laju 10 jam selama 9 jam

Pengisian dilakukan pada 1,03 x laju 10 jam selama 3 jam

Pelepasan berikutnya dilakukan pada laju 10 jam selama 3 jam

Uji siklus dangkal ini dilakukan sebanyak 50 siklus

Selesai siklus ke 50, baterai diisi penuh kembali hingga dicapai 100 %
SOC.
ii. Siklus dangkal pada state of charge (SOC) tinggi
 Pelepasan awal dan pelepasan berikutnya dilakukan pada laju 1,25 x laju
10 jam selama 2 jam
 Pengisian dilakukan pada laju 10 jam selama 6 jam
 Uji siklus dangkal ini dilakukan sebanyak 100 siklus
 Selesai siklus ke 100, baterai diisi penuh hingga mencapai 100 % SOC
iii. Uji kapasitas sisa
Setiap selesai satu rangkaian siklus dangkal dengan SOC rendah dan SOC tinggi,
dilakukan uji kapasitas sisa, untuk menentukan apakah uji siklus dapat
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 25
dilanjutkan atau dihentikan. Jika kapasitas sisa lebih kecil dari 80% kapasitas
nominal awal maka pengujian dihentikan.
4.1.2.6 Hasil Pengujian
Resume hasil pengujian kapasitas untuk 5 (lima) jenis baterai lithium ditampilkan
pada Tabel 4-6. Pengujian ini hanya difokuskan pada uji kapasitas baterai lithium,
dengan arus discharge I5. Output dari kegiatan ini berupa laporan pengujian.
Tabel 4-6. Resume hasil uji baterai lithium
No
Jenis Baterai
Tanggal
Hasil Pengujian
Keterangan
Pengujian
1
DSBC- 12V/40Ah
20/04/2016
35.6 Ah; 9-14.4V
PLTS Terpadu
2
NSLi- 48V/100Ah
22/04/2016
101.3Ah; 42-52V
Aplikasi PLTS/Molis
3
LiFePO4- 6.4V/3.2Ah
30/08/2016
3.4Ah; 5.235 – 6.22V
Lampu Sehen 2W
4
Li-ion - 12V/2.5 Ah
18/11/2016
2.6Ah; 8.25-12.6V
Lampu Sehen 3W
5
LiFePO4 – 12V/20Ah
21/11/2016
21.38 Ah; 10.79-14.6V
Aplikasi lampu PJU
Gambar 4.20 Hasil Uji Kapasitas Baterai Lithium-ion 48V/100Ah
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 26
Gambar 4.21 Kapasitas Baterai Lithium-ion 12V/20Ah
Gambar 4.22 Kinerja Baterai Lithium-ion 12V/20Ah utntuk I1, I5, dan I10
4.1.2.7 Analisis Karakterisik Baterai Lithium-ion
Baterai lithium-ion secara umum dapat dipisahkan menjadi dua kelompok: lithium
ferro phosphate (LFP, LiFePO4) dan oksida logam (NCM, NCA, Cobalt, Mangan).
Tabel 4-1 menampilkan perbedaan antara dua kelas kimia pada tingkat sel. Nilai-nilai
dalam tabel mencerminkan nilai-nilai rata-rata karena ada variasi dalam masingmasing kelas.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 27
Tabel 4-7 PerbandinganKategori Baterai Lithium-ion
Parameter
Voltage
Energy Density
Specific Energy
Power
LiFePO4
3.3 V nominal (2-3.6
V/cell)
300 Wh/L
128 Wh/kg
1000 W/kg
2,000 @ 100% DoD;
LiNCM
3.7 V nominal (2.7-4.2
V/cell)
735 Wh/L
256 Wh/kg
512 W/kg
750 @ 100% DoD
3,000 @ 80% DoD
6 years
1,900 @ 80% DoD
8 years
40°C
55°C
High
A123, Valence, BAK,
BYD, K2, Lishen, many
Chinese vendors
Moderate
Sanyo, Panasonic,
Samsung, DowKokam,
Sony, LG Chem, Moli
Cycle Life
Calendar Life
Max recommended
temperature
Safety
Commercial Suppliers
Semua sel lithium-ion siklus dalam (deep cycle) memiliki kemampuan untuk diisi
dan dikosongkan secara penuh. Umur dari baterai secara signifikan akan meningkat
jika kedalaman masing-masing pengosongan dibatasi hingga 80% dari lnilai
kapasitasnya.
a. Perbandingan Baterai Lithium-ion dengan Lead acid
Suatu hal yang menarik dalam tabel ini adalah bahwa baterai yang berbeda memiliki
“state-of-charge (SOC) khusus yang berbeda juga. Implikasi dari hal ini adalah
bahwa sistem baterai lead-acid harus memiliki kapasitas energi yang lebih besar dari
sistem lithium-ion untuk memiliki jumlah yang sama dari energi yang tersedia.
Mengingat perbedaan yang signifikan dalam karakteristik teknis dan ekonomi dari
jenis baterai ini, maka bisa dipastikan bahwa solusi terbaik dalam pemilihan jenis
baterai yang digunakan adalah aplikasi spesifik. Berikut ini adalah melihat lebih
mendalam pada beberapa topik yang dibahas dalam Tabel 2.
b. Perbandingan Siklus Umur (Cycle Life)
Lithium-ion secara signifikan memiliki siklus hidup lebih tinggi dari asam timbal
(lead-acid) dalam aplikasi pengosongan yang dalam. Perbedaan ini lebih meningkat
denngan peningkatan suhu ambien.Siklus hidup dari masing-masing baterai ini dapat
ditingkatkan dengan membatasi kedalaman
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
pengosongan (DoD), kecepatan
Hal - 28
pengosongan (discharge rate), dan suhu, tetapi asam timbal umumnya jauh lebih
sensitif terhadap masing-masing faktor-faktor ini.
Gambar
4.5
menunjukkan
data
siklus
hidup
untuk
paket
lithium-ion
dibandingkan dengan baterai VRLA jenis AGM dalam iklim sedang (suhu rata-rata 77
°F). Karena siklus hidup dipengaruhi oleh kedalaman pengosongan, gambar ini
menunjukkan persentase DoD ganda untuk asam timbal. Hal ini dapat dilihat bahwa
paket AGM harus dibatasi pada kedalaman 30% dari DoD untuk mendapatkan umur
yang sebanding dengan lithium-ion, yakni pada DoD 75%. Ini berarti bahwa baterai
AGM harus memiliki kapasitas 2,5 kali lebih besar daripada lithium-ion untuk
mendapatkan umur yang sebanding.
Gambar 4.22 Cycle life, moderate climate
Pada iklim panas di mana suhu rata-rata adalah 92°F, perbedaan antara
lithium-ion dan asam timbal lebih buruk lagi. Siklus asam timbal (jenis Flooded dan
VRLA) turun hingga 50% dari rating pada iklim moderat, sedangkan lithium-ion akan
tetap stabil sampai suhu secara rutin melebihi 120°F. Gambar 4.6 menggambarkan
perbedaan tersebut.
Gambar 4.23 Cycle life, extreme climate
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 29
c. Rate Performance
Ketika menentukan berapa kapasitas baterai yang digunakan untuk sistem,
pertimbangan penting untuk asam timbal adalah berapa lama sistem akan
dikosongkan. Semakin pendek periode pengosongan, kapasitas kecil tersedia dari
baterai asam timbal. Misalnya, baterai 100Ah VRLA hanya akan memberikan 80Ah
jika dikosongkan lebih dari empat jam. Sebaliknya, sistem lithium-ion 100Ah akan
mencapai lebih dari 92Ah bahkan selama 30 menit pengosongan. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.7, kondisi ini membuat lithium-ion sangat cocok untuk
aplikasi di mana pengosongan penuh terjadi dalam waktu kurang dari delapan jam.
Gambar 4.24 Capacity vs. Discharge Rate
f. Perbandingan Tegangan
Ketika mengevaluasi, jika lithium-ion dan asam timbal dapat dipertukarkan dalam
sistem listrik diberikan, faktor yang paling penting adalah rentang tegangan dari
masing-masing baterai. Gambar 10 menunjukkan perbandingan tiga kemasan
baterai 24V. Tegangan nominal baterai LiNMC secara teknis adalah 25.9V dan LFP
(LiFePO4) adalah 25.6V. Hasil akhir dari angka itu yang lithium-ion memiliki
kesesuaian yang baik dengan sistem asam timbal untuk mayoritas rentang
tegangan, tetapi setiap sistem listrik harus dapat mengakomodasi lebih tinggi
tegangan pengisian baterai lithium-ion untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
Kebanyakan control pengisian baterai dan inverter pengosongan pada sistem energi
terbarukan dapat disesuaikan antara asam timbal dan lithium-ion perusahaan dapat
membantu dalam memastikan kompatibilitas sistem.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 30
Gambar 4.25 Perbandingan Tegangan
4.1.3
Kajian Penerapan Baterai Lithium untuk Mobil Listrik
4.1.3.1 Mobil Listrik
Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi
listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya.Mobil
listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil
bermesin pembakaran dalam biasa. Yang paling utama adalah mobil listrik tidak
menghasilkan emisi kendaraan bermotor. Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi
emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai
penggerak utamanya.
Prinsip kerja mobil listrik adalah sebagai berikut: Input pengendali diperoleh dari
pedal akselerator dan rem. Pengendali ini menyediakan sinyal yang sesuai ke
konverter daya elektronika yang mengatur aliran daya antara motor listrik dan
baterai.
Motor juga memainkan peran generator, yang mengkonversi energi
pengereman menjadi elektron dan mengisi baterai. Unit manajemen energi, bekerja
sama dengan pengendali mobil, mengendalikan pengereman regenerasi dan
rekoveri energi.
Bagian-bagian mobil listrik ada beberapa bagian antara lain :
1)Motor listrik - Berfungsi untuk penggerak mobil listrik.
2)Baterai- Berfungsi untuk menyimpan energi listrik.
3)Charger- Berfungsi untuk pengisian ulang energi listrik pada baterai.
4)Sistem control - Berfungsi untuk mengatur konsumsi daya yang dibutuhkan
motor dengan input dari pedal gas, pedal rem.
5)Energy Managemen System (EMS) - Alat elektronik yang berfungsi
untuk
mengatur pengisian, operasi baterai, dan monitoring baterai
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 31
6)Inverter - Berfungsi untuk merubah tegangan dari DC ke AC
7)Converter DC/DC - Berfungsi untuk untuk penyediaan tegangan keluaran DC
yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.
Gambar 4.26 Konfigurasi Mobil Listrik
a. Jenis-Jenis Mobil Listrik
1. Mobil Listrik - Hibrida (HEV) menggunakan dua sumber tenaga yang berbeda
untuk menggerakan kendaraan, kombinasi antara mesin pembakaran dalam,
seperti mesin berbahan bakar bensin maupun mesin berbahan bakar solar
dengan motor listrik. Umumnya kapasitas tampung charge baterainya rendah.
Saat kendaraan sedang digunakan pada fungsi (mode) elektrik, rentang
kecepatan dan kecepatan puncaknya terbatas. HEV tidak bisa di charge
langsung ke sumber dari pembangkit listrik. Pada HEV ini pengisian energy
listriknya hanya berasal dari mesin pembakaran dalam (sebagai alternator) dan
juga dari proses pengereman regeneratif.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 32
Gambar 4.27 HEV
2. Plug-in hybrid electric vehicles (PHEVs) adalah kendaraan yang menggunakan
dua jenis penggerak (Hybrid) yaitu listrik yang disimpan ke dalam baterai untuk
menggerakkan motor listrik dan juga menggunakan mesin pembakaran dalam
seperti mesin berbahan bakar bensin maupun mesin berbahan bakar solar. Pada
PHEVs ini pengisian energi listriknya berasal dari mesin pembakaran dalam
(sebagai alternator) dan juga dari sumber external (electric grid). Dengan
menggunakan sumber penggerak lain seperti motor listrik, maka dapat
mengurangi konsumsi energy dari bahan bakar fossil.
Gambar 4.28 Plug-in Vehicle (PHEV)
3. Battery Electric Vehicle (BEV)
merupakan kendaraan (mobil listrik) yang
menggunakan energi kimia tersimpan (di dalam kemasan baterai isi ulang),
sebagai energi penggeraknya. BEV menggunakan motor listrik dilengkapi
dengan kontrol motor, tanpa menggunakan motor bakar dan sepenuhnya energi
diperoleh dari sumber elektrik dari luar, sehingga kendaraan tersebut dapat
beroperasi tanpa emisi karbon. Saat ini pengisian baterai kendaraan listrik juga
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 33
terjadi pada proses pengereman regeneratif, yaitu proses pengisian energi
dengan menggunakan panas dari proses pengereman.
Gambar 4.29 BEV
4. Low Speed Electric Vehicle (LSEV) - pada permukaan datar yang beraspal,
kendaraan (Mobil) Listrik Kecepatan Rendah, yang ditenagai oleh listrik dapat
melaju hingga 40 km/jam. Semua kendaraan listrik kecepatan rendah berjalan
dengan roda empat dan umumnya mempunyai bobot kurang dari 1361 kg.
Kendaraan-kendaraan listrik didesain untuk khusus digunakan di jalan dimana
kendaraan dengan kelas lainnya, dikendalikan melalui suatu peraturan, karena
kendaraan jenis tersebut tidak memenuhi standar keamanan seperti yang
diberlakukan pada kendaraan bermotor yang lebih besar
4.1.3.2 Baterai pada Mobil Listrik
Daya tarik Li-ion—dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal
Hydride) dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead)—bisa diisi ulang
dengan cepat, densitas penyimpanan lebih banyak, dan juga lebih daya. Daya tarik
paling besar adalah perbandingan berat dan energi yang dihasilkannya, Li-ion juga
unggul. Di samping itu, ia tidak punya efek memori. Sifat terakhir memungkinkan Liion bisa diisi kapan saja. Keunggulan baterai Lithium-Ion adalah :
a. Baterai ini paling energetic di antara batereai-baterai rechargeable lainnya.
b. Baterai ini mempunyai efisiensi yang cukup tinggi
c. Baterai ini dapat melewati ratusan bahkan ribuan siklus charge-discharge
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 34
d. Mampu bertahan pada suhu yang tinggi
e. Beberapa komponen baterai dapat di daur ulang
f. Ringan, ringkas namun bisa menyimpan energy listrik yang besar
g. Densitas lebih tinggi dibanding jenis baterai lain
Dengan keunggulan-keunggulan diatas maka jenis baterai ini ideal untuk
digunakan sebagai sumber tenaga pada mobil istrik. Dalam instalasi baterai lithium
pada kendaraan listrik perlu diperhatikan untuk sistem pendinginannya, karena
proses pengisian maupun penggunaan energi baterai nya di lakukan di saat
kendaraan berakselerasi maupun saat deakselerasi. Dengan sistem pendinginan
yang baik maka ketahanan dan umur dari baterai akan meningkat.
(a) Mitsubishi pada iMiEV 2011
(b) Nissan Leaf Battery Picture
Gambar 4.30 Contoh baterai litium pada mobil listrik
Daya tarik Li-ion—dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal
Hydride) dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead)—bisa diisi ulang
dengan cepat, densitas penyimpanan lebih banyak, dan juga lebih daya. Daya tarik
paling besar adalah perbandingan berat dan energi yang dihasilkannya, Li-ion juga
unggul. Di samping itu, ia tidak punya efek memori. Sifat terakhir memungkinkan Liion bisa diisi kapan saja. Sebenarnya, Li-Ion tidak hanya digunakan pada mobil listrik
atau hibrida, tetapi sudah digunakan pada perlengkapan elektronik yang akrab kita
gunakan sehari-hari, antara lain laptop, iPod, HP, MP3 player, PDA, dan Black Berry.
Selain Li-ion, ada juga baterai yang disebut lithium. Jenis terakhir tersebut
adalah baterai yang umumnya tidak bisa diisi ulang atau hanya sekali pakai habis,
sedangkan Li-ion justru sebaliknya. Perbedaan lain dari kedua baterai yang samasama disebut lithium awalnya itu adalah materi dasarnya. Lithium menggunakan
logam murni, sedangkan Li-ion campuran lithium yang jauh lebih stabil dan dapat
diisi ulang beberapa ratus kali. Keunggulan lain dari Li-ion adalah kemampuannya
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 35
menyimpan energi lebih lama bila tidak digunakan, sedangkan jenis lain akan habis
lebih cepat. Meski begitu, bukan berarti Li-ion tidak punya kelemahan. Masalah
utama baterai ini adalah keamanan: mudah terbakar atau meledak. Itu terutama bila
penanganannya kurang baik. Itu bisa terjadi karena bahan yang digunakan mudah
panas.
4.1.4 Kajian Penerapan Baterai Lithium pada Sistem PLTS
Baterai merupakan salah satu komponen utama dalam sistem pembangkit listrik tenaga
surya fotovoltaik (PLTS), terutama untuk jenis PLTS off-grid. Baterai atau aki ini berfungsi
untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan sel/modul fotovoltaik pada siang hari. Energi
listrik tersebut selanjutnya dapat digunakan oleh beban listrik baik terutama pada malam
hari.
Jenis baterai yang digunakan pada sistem PLTS umumnya jenis baterai lead-acid, baik
baterai jenis basah (flooded) maupun baterai jenis kering (VRLA). Baterai jenis VRLA
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis flooded. Selain bebas perawatan
(maintenance free), karena baterai ini memiliki katup untuk penukaran gas, sehingga suhu
di dalam baterai akan tetap terjaga, dan umur (life time) baterai akan lebih maksimal.
Namun demikian baterai jenis VRLA ini lebih mahal dibandingkan dengan jenis baterai
basah.
(a)
(b)
Gambar 4.31. Baterai jenis lead-acid (deep-cycle), tipe flooded (a) dan VRLA (b)
Selain itu terdapat beberapa jenis baterai yang saat ini digunakan dalam sistem PLTS,
diantaranya: baterai jenis alir (VRB) lithium, dll. Vanadium Redox Battery (VRB) merupakan
jenis baterai alir (flow battery) yang dapat diisi-ulang (rechargeable) yang menggunakan
ion-ion vanadium dalam beberapa keadaan oksidasi yang berbeda untuk menyimpan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 36
energy kimia. Baterai jienis VRB ini dibutuhkan sebagai Buffer untuk menjaga kestabilan
Sistem (Jaringan) akibat efek fluktuatif dari Daya yang dihasilkan oleh Photovoltaic. Pada
grid terbatas dengan genset (PLTD), jika energi dari Photovoltaic tiba-tiba berkurang
secara drastis, Sistem Penyimpanan ini harus dapat mengisi kekurangan daya tersebut,
membantu PLTD mensuplai daya kepada konsumen. Selain itu Sistem penyimpanan juga
berfungsi untuk mensupport Pembangkit Konvensional (PLTD) apabila terjadi defisit
pembangkitan.
Gambar 4-32. Konfigurasi sistem VRB pada Smart Micro-grid Sumba
Baterai lithium-ion sudah lama digunakan pada mobile phone. Seiring dengan
perkembangan waktu baterai ini terus mengalami inovasi dan penyempurnaan baik dari segi
fitur, kualitas maupun kapasitasnya. Dengan demikian, saat ini baterai lithium sudah
digunakan baik pada sistem PLTS maupun pada kendaraan listrik. Baterai lithium-ion
menggunakan elektroda positif berupa cobalt lithium oksida, lithium besi fosfat atau lithium
mangan oksida. Sedangkan elektroda negatifnya berupa grafit, dan elektrolit yang
digunakan adalah etilen karbonat dan diethyl carbonat. Elektrolit tersebut disimpan dalam
pelarut organic diantara elektroda dan seluruh baterai terkait erat oleh bungkusnya. Baterai
ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki kepadatan energi yang tinggi, memiliki
masa simpan yang panjang.
Beberapa sistem PLTS yang menggunakan baterai lithium umumnya untuk aplikasi
sistem PLTS jenis off-grid skala kecil, misalnya penerangan jalan umum (PJU-PLTS) maupun
lampu jenis Sehen. B2TKE memiliki kompetensi dan fasilitas pengujian sistem PLTS jenis ini.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 37
Modul PV:
Kapasitas: 80 Wp / 5V
Baterai:
Kapasitas: 3.2V/120 Ah
Tipe: LiFePO4
Lampu:
Tipe : LED 5VDC
Daya : 35 watt
Gambar 4.33. Panerapan baterai lithium pada Lampu LED PLTS
4.2 PEMETAAN KEGIATAN
4.2.2 Perbandingan Hasil Kegiatan dengan Tahun Sebelumnya
Kegiatan ini merupakan tahun kedua dari kegiatan perekayasaan baterai lithium untuk mobil
listrik. Pada tahun pertama fokus pada perancangan baterai lithium untuk mobil listrik,
pengujian baterai lithium, dan perancangan stasiun pengisian baterai mobil listrik.
Berdasarkan hasil monev pada kegiatan tahun pertama menunjukkan bahwa perkembangan
mobil listrik kurang berkembang, sehingga penerapan baterai lithium untuk mobil listrik saat
ini hampir tidak berkembang. Oleh karena itu, fokus penelitian baterai lithium pada tahun
kedua lebih difokuskan pada aplikasi sistem PLTS.
4.2.3 Perbandingan Hasil Capaian Kegiatan dengan Sasaran Akhir Tahun
Berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan Triwulan IV Tahun 2016 (Form A) bahwa
indikator kegiatan/output kegiatan perekayasaan baterai mobil listrik, yakni prototipe
stasiun pengisian baterai mobil listrik dan pengujian baterai lithium untuk mobil
listrik telah tercapai. Output kegiatan ini juga secara jelas dipaparkan pada sub-bab
4.1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan 2016 mencapai
100%, seperti terlihat pada Lampiran (Form A).
4.2.4 Keterkaitan, Hubungan Hasil Capaian Kegiatan Tahun 2015 dengan
Tahun 2016
Tahun 2015 merupakan tahun pertama kegiatan perekayasaan baterai mobil listrik,
dengan hasil kegiatan tahun 2015 masih bersifat disain dan prototipe. Oleh karena
itu, kegiatan pada tahun 2016 akan difokuskan pada implementasi prototipe skala
pilot. Namun karena anggaran yang tersedia untuk tahun 2016 hanya sebesar Rp.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 38
255.5 Juta, maka kegiatan difokuskan pada peningkatan kapasitas (SDM) pengujian
baterai lithium. Sementara itu, pengembangan teknologi battery charging station
masih difokuskan pada pengembangan disain prototipe berbasis PLTS hybrid.
4.2.5 Perbandingan Teknologi yang Dihasilkan dengan Teknologi yang
Dihasilkan Instansi/Industri Lain
Penelitian dan pengembangan mobil listrik nasional telah dilakukan oleh beberapa
Lembaga penelitian (LIPI, BPPT, dll), Universitas (UGM, UNS, dll), dan Industri (PT
Nipress, PT DSBC, dll). Pada tahun 2012, Presiden RI mencanangkan Program Mobil
Listrik Nasional (Molina). Dewan penasehatnya adalah Mendikbud dan diketuai oleh
Prof Ahmad Jazidie. Anggota tim Molina terdiri dari lima universitas (UI, ITB, UGM,
UNS, ITS) ditambah BPPT dan LIPI. Road Map Mobil Listrik Nasional, tahun 2014
telah tesedia prototipe yang telah siap untuk diperlihatkan dan telah dilakukan
berbagai testing, yang selanjutnya diharapkan di tahun 2018 sudah dapat diproduksi
secara massal. Fokus penelitian Sistem Mobil Listrik dibagi dalam Tujuh (7), yaitu :
1.Penelitian Sistem Penyedia Energi Listrik; 2.Penelitian Sistem Penggerak, Motor
Listrik dan Transmisi; 3.Penelitian Bodi, Struktur dan Sistem Manufaktur ;
4.Penelitian Sistem Kendali Mobil Listrik ; 5.Penelitian Sistem Pendukung Mobil
Listrik; 6.Penelitian Sistem Pengisian dan Infrastruktur ; 7.Sistem Integrasi. Namun,
akhir-akhir ini kegiatan Molina terhenti, karena menghadapi berbagai masalah.
Penelitian dan pengembangan terkait mobil listrik oleh beberapa instansi lain antara
lain, sbb:
1. UNIVERSITAS GAJAH MADA JOGJAKARTA
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta adalah salah satu universitas yang
menjadi anggota program Mobil Listrik Nasional, pendekatan yang dilakukan oleh
Universitas Gadjah Mada pada program Mobil Listrik Nasional ini tidak membuat
prototype mobil listrik, akan tetapi memilih untuk membuat penelitian komponen
mobil listrik jenis City Car yang dibagi menjadi 7 kegiatan yaitu:
1. Under carriage - Melaksanakan penelitian komponen-komponen mobil bagian
dibawah termasuk chassis dan roda.
2. Air conditioning - Dikarenakan sistem air conditioning merupakan komponen
yang dibutuhkan dan padat akan kebutuhan energi listrik, maka dilakukan
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 39
penelitian tentang air conditioning yang optimum dan dibutuhkan oleh mobil
listrik.
3. Motor control - Motor control merupakan salah satu komponen utama dalam
mobil listrik yang akan mengatur pengisian dan pengambilan energi listrik dari
baterai sebagai fungsi kecepatan dan topografi jalan yang dilalui oleh mobil
listrik.
4. Battery Charger - Penelitian charger yang dilakukan oleh Universitas Gadjah
Mada adalah jenis charger slow charging, dengan pengisian dilakukan dengan
memakai tegangan PLN 220 Volt AC dengan kapasitas daya 1 kW (target dari
UGM adalah konsumen kalangan menengah keatas), dan tegangan output 100
Volt DC. Dipilihnya tegangan output DC 110 Volt bertujuan agar sistem charger
ini tidak hanya dapat dipakai untuk mobil listrik (dengan asumsi, dapat dibuat di
dalam negeri serta peruntukannya lebih sesuai untuk mensuplai kebutuhan
klistrik transportasi suatu wilayah (area) terbatas (Commuter Transportation)
diantaranya adalah City Car), akan tetapi diarahkan juga untuk sistem energi
terbarukan. Sistem charger ini telah dicoba pada penelitian pengisian baterai
LiFePO4 dimana setiap sel baterai dimonitor arus dan tegangannya untuk
mengetahui kondisi State-of-Charge (SOC) setiap saat. Pengisian baterai
sebanyak 30 kWh diisi selama 1 hari, diharapkan dapat menempuh jarak 60 km.
Komponen Battery Charger yang dikembangkan mencakup : Can Master (bisa
interkoneksi, menggunakan Bluetooth), Tablet, Can Bus, dan Can Slave.
Teknologi Prototipe BC UGM ini masih dalam tahap penyempurnaan dan
siap dikembangkan lebih lanjut dan diharapkan akan menjadi bagian dari pilot
BCS pertama di Indonesia. Dalam hal ini UGM membuka diri untuk bersinergi
dengan Akademisi penggiat mobil listrik lainnya (seperti : ITB; ITS; UI dll.),
Litbang (BPPT; LIPI dll.) bahkan Industri. Pada prinsipnya UGM ingin
membangun kemandirian nasional dalam pengembangan teknologi mobil listrik
di Indonesia.
Untuk kedepannya UGM juga mengharapkan adanya pengembangan
Standarisasi yang dapat mengakomodasi produk atau teknologi pembuatan
baterai di dalam negeridan sistem pengisiannya. Adapun tujuan pembuatan
Standar ini adalah guna melindungi konsumen serta mendukung industri di
dalam negeri. Sebagai informasi anggaran Kemen. Kominfo selama ini yang
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 40
terbesar adalah untuk sertifikasi. Permasalahan selama ini adalah, dalam
menetapkan standar BSN sering tidak mengacu ke standar lokal, melainkan ke
ISO, padahal dalam banyak hal Standar Lokal (SNI dll.) lebih sesuai karena
umumnya mengakomodasi hal-hal yang terkait dengan spesifik kondisi yang ada
di dalam negeri.
5. BMS - Penelitian Baterai Management System juga dilakukan oleh Universitas
Gadjah Mada, akan tetapi tidak menjadi agenda diskusi.
6. Electronics dan main control - Penelitian Electronics dan main control juga
dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada, akan tetapi tidak menjadi agenda
diskusi.
7. Battery
recycle - Didasarkan bahwa unsur kimia Lithium sangat sedikit
cadangannya di Indonesia, maka industri baterai LiFePO 4 akan tergantung dari
Negara-negara yang kaya dengan Lithium seperti misalnya Amerika dan China.
Dalam pengembangan baterai Lithium, Jepang sendiri sudah masuk pada tahap
Urban Mining, dengan mengembangkan Teknologi Reverse Engineering (daur
ulang), dimana limbah baterai yang ada tidak dibuang melainkan material yang
dikandung pada bagian dari baterai diurai kembali guna memperoleh unsur
(terpisah)
yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan Baterai
Lithium. Oleh sebab itu UGM saat ini sedang mencoba mengembangkan
teknologi reverse engineering tsb. Mengingat potensi ketersediaan bahan baku
baterai jenis tersebut di Indonesia belum ada (atau masih sangat kecil). Dari
baterai-baterai jenis
lithium
ion bekas
sisa pemakaian baterai laptop,
handphone, dan lain sebagainya yang banyak terdapat di kota-kota, di daur
ulang untuk mengambil unsure kimia Lithiumnya yang nantinya akan dibuat
menjadi baterai jenis LiFePO4. Kegiatan ini telah berhasil menghasilkan Lithium
dari proses daur ulang (Recycle) baterai jenis Lithium ion dengan proses kimia.
Setelah mendapatkan bahan baku Lithium dari proses daur ulang dengan cara
recycle
,
menghancurkan
baterai
bekas
untuk
diambil
masing-masing
komponennya, kemudian dilakukan proses leaching (untuk mendapatkan
Lithium murni), dan dirakit kembali menjadi baterai LiFe, dengan proses reverse
engineering.
8. Taman Pintar Yogyakarta - Stasiun Pengisian baterai yang ada di Taman
Pintar Yogyakarta sudah tidak berfungsi dan sudah tidak ada lagi disana (ditarik
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 41
oleh produsen pada awal bulan April tahun 2015), dikarenakan tidak ada
pelanggan mobil listrik yang melaksanakan pengisian. Sebelumnya, di Taman
Pintar Yogyakarta, selain terdapat stasiun pengisian baterai juga terdapat mobil
listrik yang bisa digunakan berkeliling di sekitar Taman Pintar setiap hari Sabtu
dan Minggu. Dari diskusi yang dilakukan di Universitas Gadjah Mada beberapa
poin telah didapatkan yang diantaranya adalah:

Pengembangan mobil listrik nasional seharusnya didasari pada adanya
keterkaitan hubungan antara : Permasalahan – Kebutuhan – ketersediaan
Engineer yang mengacu pada Roadmap yang telah ada dan tentunya
produk yang diharapkan merupakan hasil dari analisis pasar. Prototipe
selayaknya merupakan output dari Universitas, Lembaga Riset dan
Industri. Pengembangan program mobil listrik nasional (di Indonesia)
seharusnya mencontoh Kebijakan mobil listrik pemerintah Korea Selatan
yang
Central
Power,
dimana
pejabat
tinggi
(menteri)
yang
bertanggungjawab selama 3 periode tetap.

Kendala yang ada untuk sistem pengisian stasiun baterai adalah
permintaan (demand) yang belum ada, maka disarankan untuk penelitian
selanjutnya terkait membangun stasiun pengisian mobil listrik dilakukan
untuk mobil listrik jenis kendaraan angkutan masal seperti bis, kereta api,
dikarenakan demand yang sudah pasti, seperti misalnya dari pemerintah.

Charger yang dapat melakukan fast charging minimal mempunyai daya
30 kW.

Universitas Gadjah Mada membuat charger dengan tegangan output 100
V DC, dengan tujuan agar bisa dibuat dalam negeri dan dapat dipakai
juga untuk sistem energi terbarukan seperti misalnya Pembangkit Listrik
Tenaga Surya, melihat pasar yang telah siap saat ini adalah Renewable
Energy

Untuk mendukung fabrikasi baterai jenis Lithium ion, agar dilakukan daur
ulang (Reverse Engineering) baterai jenis Lithium ion untuk mendapatkan
lithium murni yang tidak terdapat di Indonesia.

B2TE disarankan untuk melakukan pengujian baterai LiFePO4 yang ada
dipasar untuk mengetahui karakterisasi baterai tersebut untuk kebutuhan
rancangan sistem stasiun pengisian baterai.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 42

Sumber stasiun pengisian baterai agar difokuskan dengan memakai
sumber energi terbarukan dalam hal ini dengan memakai Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), untuk sistem stasiun pengisian baterai di
terminal-terminal pemberhentian angkutan masal seperti terminal bis.
Laboratorium TTL
Pemaparan Peta Riset Molina UGM
Gambar 4.34 Kegiatan penelitian di UGM
2. Penerapan Baterei Lithium Pada Mobil LIstrik - LIPI
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika di bawah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia berhasil merancang mobil hibrida dan mobil elektrik. Mobil
hibrida menggunakan sumber energi listrik yang tersimpan di dalam baterai dan
penyuplai listrik berupa generator berbahan bakar bensin. Dibandingkan kinerja
mobil konvensional, mobil hibrida LIPI hasil riset tahun 2005 hingga akhir 2009 itu
menghemat biaya hingga berkisar 40 persen. Dibandingkan mobil konvensional
dengan bensin yang diperhitungkan butuh biaya Rp 580 per kilometer, sedangkan
mobil hibrida ini hanya Rp 240 per kilometre. Abdul Hapid mengatakan, riset itu
bertujuan menguji sistem hibrid yang menggunakan lebih dari satu sumber energi.
Ini berbeda dengan lazimnya mobil hibrida yang sudah dikembangkan terlebih
dahulu di beberapa negara lainnya yang memakai sistem hibrida lebih dari satu
sistem penggerak.
Mobil hibrid LIPI menggunakan motor listrik yang menghasilkan daya 43 tenaga
kuda. Kemampuan optimal melaju hingga mencapai 70 kilometer per jam. Mobil ini
100 persen menggunakan listrik. Penggunaan generator berkapasitas 2.200 watt ini
untuk cadangan atau penyuplai listrik. Riset ini masih terkonsentrasi pada pengujian
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 43
sistem hibrida lebih dari satu sumber energi, yaitu berupa baterai yang bisa diisi
listrik dari sumber PLN dan generator yang dirakit di dalam mobil.
Perbandingan efisiensi mesin yang lebih hemat 40 persen didasarkan pada
penghitungan satu kilowatt jam senilai Rp 1.000. Daya listrik satu kilowatt jam
mampu untuk menempuh 4,5 kilometer atau Rp 240 per kilometer. Kemudian
diasumsikan mobil konvensional memiliki efisiensi 8 km/liter bensin. Harga satu liter
bensin, yaitu Rp 4.500, jadi mobil konvensional butuh Rp 580/km. (NAW)
3. Penerapan Baterai Lithium pada Molis di ITS Surabaya
Institut
Teknologi
Sepuluh
November
(ITS)
Surabaya
telah
melakukan
pengembangan berbagai jenis mobil listrik nasional (Molina). Mobil kebanggaan ITS
yang diberi nama Ezzy ITS 1 dan Ezzy ITS 2 itu berawal, saat Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Rektor ITS, Triyogi Yuwono, melakukan
penelitian dan membuat prototipe mobil listrik. Sang rektor pun menugasi
Muhammad Nur Yuniarto bersama timnya untuk melakukan penelitian tersebut.
Proyek ini langsung dikerjakan bersama 60 mahasiswa ITS di Laboratorium Industri
Sistem Otomatis ITS. Sekitar empat tahun proses berjalan, tim berhasil
menghasilkan dua prototipe mobil listrik yakni Ezzy ITS 1 dan Ezzy ITS 2.
Kedua mobil listrik tersebut memiliki spesifikasi berbeda, khususnya soal komponen
dapur pacu. Ezzy ITS 1 mengadopsi jenis engine supercar DOHC 24v Type 6
Cylinder. Mesinnya memakai pabrikan YASA 750 Brushless DC Motor dengan daya
50kWh dengan kecepatan 150km/jam. Sedangkan Ezzy ITS 2 mengusung mesin
jenis permanent magnet brushless DC dengan daya 30Kwh dan kecepatan
130km/jam. Konsumsi energi dua Molina ini 5,3 kilometer per kWh.
Selain Molina, ITS juga memiliki mobil tenaga surya, Sapuangin, dan mobil Lowo
Ireng Supercar. Mobil Sapuangin pernah dilombakan dalam ajang World Sollar
Challenge di Australia. Mobil Lowo Ireng Supercar mengusung mesin Mitsubishi
Gallant V6 Twin Turbo berkapasitas 2.500cc. Pengambilan nama Lowo Ireng ini
karena timnya baru dapat beristirahat ketika menjelang pagi. Produktif kerjanya
usai Magrib. Mobil Lowo Ireng, engineering design dan sasis pabrikasi sendiri.
Untuk komponen dalam masih gunakan impor. Jadi kami hanya mendesain
tampilan, aerodinamika dan ECU. Tipe ini masih menggunakan BBM.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 44
Tabel 4-11 Perbandingan teknologi mobil listrik di beberapa lembaga/universitas
NO
INSTANSI
MOBIL LISTRIK
BATERAI
FASILITAS UJI
1
B2TE-BPPT
N/A
2
LIPI Bandung
Uji cell (5V),
pack (12V)
N/A
3
ITS Surabaya
LiFePO4
(cell & pack)
Li-ion,
LiFePO4
(pack)
Li-ion
(assembly)
N/A
Hybrid (PLTS +
Genset)
4
UNS Solo
LiFePO4
(cell only)
Uji cell (skala
mmAh)
N/A
5
PT DSBC Solo
N/A
N/A
N/A
6
LIPI Serpong
N/A
UGM
N/A
Uji cell (skala
mmAh)
N/A
N/A
7
Li-ion
(assembly)
LiFePO4
(cell)
Battery Recycle
City car dan
minibus jenis
hybrid
City car (EZZY ITS
I&II), supercar (
Sapuangin, Lowo
Ireng); bus listrik
City car (Smart
Gen 2)
CHARGING
STATION
Hybrid (PLTS+grid)
N/A
BCS 110Vdc,
sumber listrik PLN
4.3 HASIL KEGIATAN 2016 TERHADAP TRL (SELF-ASSESSMENT)
Secara umum, output dari kegiatan perekayasaan baterai mobil listrik tahun 2016 di
B2TKE, meliputi:

Pengembangan disain dan prototipe Sistem Pengisian Baterai (battery
charging station) hybrid berbasis PLTS;

Pengujian baterai lithium untuk aplikasi sistem tenaga surya, berdasarkan
SNI 04-6392-2000, terakreditasi SNI/ISO 17025 dari KAN. Fasilitas uji ini
sudah mampu melayani masyarakat melalui layanan PNBP.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil self-assessment terhadap Tingkat Kesiapan
Teknologi (TRL), maka kegiatan ini dapat dikategorikan kedalam TRL = 7
4.4 MITRA DAN PERAN MITRA
Mitra kerja pemerintah dalam kegiatan ini meliputi lembaga/institusi dibawah
Kementerian Negara Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi, diantaranya LIPI, ITS,
UNS, dll. Sedangkan mitra kerja industri adalah mitra kerja yang selama ini menjadi
klien dalam pengujian dan pengembangan baterai lithium, seperti: PT.Nipress, PT
DSBC Power, PT. PLN, dll.
Tabel 4-12 Mitra dan Peran Mitra
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 45
4.5 KENDALA YANG DIALAMI (SDM, ANGGARAN, FASILITAS)
Beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan perekayasaan baterai mobil
listrik ini, antara lain:

Program mobil listrik nasional (Molina) maupun proyek penelitian dan
pengembangan mobil listrik di berbagai instansi kurang mendapatkan
dukungan dari pemerintah, dan tidak terkoordinasi dengan baik;

Harga investasi sistem berbasis baterai secara umum masih mahal. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar komponen mobil listrik, khususnya
baterai (baik jenis liad acid maupun lithium) masih merupakan produk
import;

Kendaraan umum masih didominasi oleh bahan bakar fosil, karena harga
mobil dan bahan bakarnya masih murah;

Kendala yang ada untuk sistem pengisian stasiun baterai adalah
permintaan (demand) yang belum ada, maka disarankan untuk penelitian
selanjutnya terkait membangun stasiun pengisian mobil listrik dilakukan
untuk mobil listrik jenis kendaraan angkutan masal seperti bis, kereta api,
dikarenakan demand yang sudah pasti.

Ketersediaan dana penelitian yang sangat minim, selain jumlah dana
terbatas juga akibat pemotongan anggaran.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1
Baterai lithium, khususnya LiFePO4 cocok digunakan dalam pengembangan
mobil listrik nasional maupun aplikasi sistem PLTS (PV). Hal ini disebabkan
karena baterai lithium memiliki kelebihan dibandingkan dengan baterai jenos
lead-acid, diantaranya: lebih ringan, densitas energi tinggi, self discharge
rendah, tidak memiliki memory effect, siklus hidup panjang, dan aman.
2
Penerapan baterai lithium pada mobil listrik belum berkembang sesuai harapan.
Namun demikian, penerapan pada sistem PLTS mengalami peningkatan yang
cukup pesat, sejalan dengan pesatnya penggunaan lampu jenis LED, terutama
untuk aplikasi PLTS terpadu, seperti lampu SEHEN, sistem penerangan jalan
umum (PJU-PLTS), dll.
3
Pengembangan baterai lithium dapat diproduksi oleh industri local, diantaranya
PT Nipress dan DSBC (Solo). Disamping itu, beberapa universitas dan lembaga
penelitian telah memiliki fasilitas pengujian dan pengembangan baterai lithium,
dianataranya B2TKE-BPPT, LIPI, UNS, ITS, dll.
4
Dengan adanya fasilitas uji baterai di B2TKE, saat ini sudah mampu melayani
jasa pengujian baterai baik jenis lead-acid maupun lithium. Namun, dengan
keterbatasan kapasitas alat, maka jumlah layanan uji baterai masih kurang.
5
Penerapan kendaraan listrik, seperti mobil listrik memerlukan infrastruktur
Stasiun Pengisian Baterai Mobil listrik yang cukup, handal, berkelanjutan, dan
ramah lingkungan. Hal ini dapat dikembangkan baik di perumahan (malam
hari, slow charging), tempat parkir (pengisian relative cepat), maupun statiun
pengisian umum (fast charging).
6
Sistem
pengisian
baterai
berbasis
energi
surya
(PV)
sangat
potensial
dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan karena
Indonesia memiliki potensi energi surya yang melimpah dan penurunan harga
teknologi fotovoltaik dewasa ini. Stasiun Pengisian Baterai Mobil listrik dapat
diimplementasikan dengan sistem PLTS yang di-hybrid dengan jaringan listrik
PLN (sebagai cadangan)
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 47
5.2 SARAN
1. Untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan mobil listrik
maupun energi surya (PV) nasional, maka penelitian terhadap teknologi baterai
lithium
dan
inftrastruktur
pengisian
baterai
mobil
listrik
harus
terus
dikembangkan pada skala demonstrasi pilot, yang melibatkan berbagai stake
holder melalui suatu koordinasi yang baik.
2. Untuk meningkatkan pelayanan jasa pengujian baterai di B2TKE diharapkan agar
fasilitas uji yang ada dapat ditingkatkan baik jumlah maupun kapasitasnya
(ruang lingkup pengujian)
3. Untuk meningkatkan hasil penelitian diharapkan agar dana penelitian juga
ditingkatkan.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 48
BAB VII
FORM A & B
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 49
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2016
FORM A
ANGGARAN (dlm ribuan)
No.
SDM
NAMA PROGRAM
Pagu (Rp.)
1
LUARAN
Perekayasaan Baterai
Lithium Untuk Mobil
Listrik
DIPA
255,508
Realisasi (Rp.)
%
255,508
100
(org,)
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1. Pengujian baterai
lithium ferro phosphate
(LiFePO4)
PNBP
15
5
1
2. Prototipe Pengisian
Baterai Mobil Listrik
Berbasis PLTS Hybrid
PHLN
Keterangan nomor 1-10 adalah sebagai berikut :
1. Rekomendasi
5. Pengujian
9. Prototype
2. Advokasi
6. Jasa operasional
10. Survey
3. Alih Tek
7. Pilot project
4. Konsultasi
8. Pilot plant
Petunjuk Pengisian Kolom Tabel di atas :
A. PROGRAM, diisi dengan sesuai nama program
B. ANGGARAN
Diisi dengan jumlah DIPA, PNBP dan PHLN sesuai pagu serta realisasinya untuk per kegiatan
C. SDM, diisi dengan jumlah tenaga perekayasa
D. LUARAN, nomor 1-10 merupakan indikator kinerja hasil/luaran kegiatan, diisi jumlah dari masing-masing indikator yang dicapai pada satu tahun anggaran.
E. KETERANGAN, Untuk masing - masing luaran uraikan data dan informasi lebih detail.
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 50
FORM B
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ENERGI
PEREKAYASAAN BATERAI LITHIUM UNTUK MOBIL LISTRIK
INTI KEGIATAN
Stasiun Pengisian Mobil Listrik
Diagram Blok Hybrid Charging Station
Baterai merupakan komponen utama pada mobil listrik maupun sistem PLTS. Baterai
berfungsi untuk menyimpan energi yang diproduksi dari PLTS mapun sumber lain, untuk
digunakan pada saat diperlukan. Baterai lithium telah digunakan pada teknologi hand
phone, saat ini dikembangkan untuk aplikasi mobill listirk maupun sistem PLTS. Hal ini
disebabkan baterai lithium memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan baterai jenis
lead-acid, diantaranya kepadatan energi yang lebih tinggi, umur yang lebih panjang, dll.
Namun demikian baterai lithium memiliki mutu produk yang bervariasi dan harga masih
relative mahal. Untuk mengetahui karakteristik dan mutu baterai lithium untuk aplikasi
mobil listrik maupun sistem PLTS, maka dalam studi ini dilakukan kajian dan pengujian
terhadap teknologi baterai lithium. Disamping itu, penelitian ini melakukan pengembangan
disain stasiun pengisian ulang baterai berbasis energi surya hybrid. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan teknis pengujian baterai lithium di B2TKEBPPT khususnya, dan dapat menunjang pengembangan penerapan mobil listrik maupun
sistem PLTS di Indonesia.
TUJUAN PROGRAM
Untuk mendapatkan karakteristik baterai lithium untuk aplikasi mobil listrik maupun sistem
PLTS. Disamping itu, penelitian ini diharapkan untuk pengembangan disain statiun
pengisian baterai hybrid berbasis energi surya.
PROGRAM YANG DILAKSANAKAN
 Melakukan kajian dan pengembangan rancangan sistem pengisian baterai mobil listrik
berbasis energi terbarukan (mis. energi surya) yang di-hybrid dengan jala-jala PLN
(sebagai cadangan).
 Melakukan kajian dan pengujian baterai lithium-ion (LiFePO4) untuk aplikasi mobil
listrik maupun aplikasi sistem PLTS, berdasarkan standar nasional (SNI) maupun
internasional.
Fasilitas Uji Baterai-B2TE
Sampel Uji baterai Lithium 48V/100Ah
HASIL PROGRAM
Bidang : Energi
Unit Kerja : Balai Besar Teknologi Energi
Lokasi kegiatan:
Puspiptek, Serpong
Tahun ke : 1/3
Group Leader : Dr. Oo Abdul Rosyid, MSc
Program Manager :Ir. Nur Aryanto A
Alamat:
Telepon:
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
B2TKE Gd. 620 PUSPIPTEK
021-7560550/021-7560904
Dana
DIPA:
Rp. 225.508.000
Dana mitra
: Nama mitra kerja:Nipress
Nama User
:
PT. DSBC, PT Nipress,


Hasil pengujian baterai lithium-ion (LiFePO4) dan untuk aplikasi mobil listrik yang
sesuai dengan standard nasional (5 laporan)
Pengembangan disain dan prototype sistem pengisian baterai mobil listrik berbasis
energi surya yang dihybrid dengan jala-jala PLN.
Hal - 51
Referensi:
1. Freedom Car & Vehicle Technologies Program. Office of Energy Efficiency and
Renewable Energy, U.S. Department of Energy. August, 2003.
2. Reports DuPont Automotive/SAE Survey of Top Industry Issues. Materials are
Critical to Reduce Dependence on Fossil Fuels, Detroit, MI, April 4, 2011.
3. Padhi, A. K., K. S. Nanjundaswamy & J. B. Goodenough. LiFePO4: A Novel
Cathode Material for Rechargeable Batteries. Electrochemical Society Meeting
Abstracts 96-1 (1996) 73.
4. Padhi, A. K., K. S. Nanjundaswamy & J. B. Goodenough. Phospho-olivines as
positive-electrode materials for rechargeable lithium batteries. J. Electrochem.
Soc. 144 (1997) 1188.
5. Tang, K., J. Sun, X. Yu, H. Li & X. Huang. Electrochemical performance of
LiFePO4 thin films with different morphology and crystallinity. Electrochimica
Acta 54 (2009) 6565.
6. Zhang, Y., Q. Huo, P. Du, L. Wang, A. Zhang, Y. Song, Y. Lv, G. Li. Advances in
new cathode material LiFePO4 for lithium-ion batteries. Synthetic Metals 162
(2012) 1315.
7. Liu, H., Z. Wang, X. Li, H. Guo, W. Peng, Y. Zhang & Q. Hu. Synthesis and
electrochemical properties of olivine LiFePO4 prepared by a carbothermal
reduction method. Journal of Power Sources 184 (2008) 469.
8. Tang, K., J. Sun, X. Yu, H. Li & X. Huang. Electrochemical performance of
LiFePO4 thin films with different morphology and crystallinity. Electrochimica
Acta 54 (2009) 6565.
9. Fischer, Fred, Todd Peterson, Elena Mikalis. Apec Roadmap For International
Electric Vehicle Standards. Disampaikan dalam 20th APEC Automotive Dialogue
di Beijing, China pada tanggal 22-25 April 2014.
10. http://www.evsource.com/battery_calculator.php
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 52
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 53
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 54
Perekayasaan Baterai Mobil Listrik
Hal - 55
Download