1 Motivasi Belajar Dr.Mustakim,S.Pd.,MM 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata dasar motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak dan berbuat. Murray dalam A.N. Hamid Sayuti (2004) mengatakan bahwa: “ Motivasi adalah konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk merubah situasi yang kurang dan tidak menyenangkan. “ Dan Berelson dalam A.N Hamid Sayuti (2004 ) berpendapat bahwa : “ Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Bigge dan Hunt mendefinisikan motivasi sebagai dorongan rasa ingin kenal yang menyebabkan seseorang untuk memenuhi kemauan dan keinginkenalannya. “ Sedangkan dalam pandangan Nasution (2004 : 74 ) Motivasi adalah : “ Suatu hierarki , yaitu motivasi mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai keatas, yakni : kebutuhan Biologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri. “ Selanjutnya Oemar Hamalik adalah : (2004 : 158 ) menyatakan motivasi “ Perubahan energi dalam diri (pribadi ) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.” motivasi adalah suatu hierarkis dan konsep hipotesis perubahan energi dalam diri ( pribadi ), kekuatan dan dorongan yang dipengaruhi oleh persepsi 2 dan tingkah laku seseorang untuk merubah sesuatu dan memenuhi kemauan dan keinginkenalan untuk mencapai tujuan. Belajar, banyak para ahli dan tokoh pendidikan yang mendefinisikan belajar , seperti Lester D. Crow dalam Syaiful Sagala (2005 :13 ) yang menyatakan bahwa : “ Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan –kebiasaan, Pembelajaran, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya , maka belajar seperti itu disebut “rote learning “. Kemudian jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri, maka disebut “overlearning “. Sedangkan Skinner (1958 ) dalam Syaiful Sagala (2005 : 14 ) mengatakan bahwa : “ Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya jika ia tidak belajar maka responnya menurun. “ Selanjutnya Robert M. Gagne Dalam Syaiful Sagala (2005 : 17) mengatakan bahwa : Belajar adalah suatu proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru . Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan , anak-anak demikian juga orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang telah pernah dilihatnya, mengingat kata-kata yang yang baru dipelajarinya, atau mengingat bagaimana cara memecahkan hitungan. Menyatakan kembali apa yang dipelajari lebih sukar daripada sekedar mengenal sesuatu kembali. “ Dan lebih jauh Robert M.Gagne dalam Syaiful Sagala (2005 :20 ) mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai yang kompleks, yaitu : 3 a) Belajar tanda-tanda atau isyarat (Signal Learning ) b) Belajar hubungan stimulus-respons (Stimulus Response Learning) c) Belajar menguasai rantai atau rangkaian hal (Chaining learning d) Belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal (verbal Asosiation) e) Belajar membedakan atau diskriminasi (Discrimination Learning ) f) Belajar Konsep-konsep (Concept Learning ) g) Belajar aturan atau hukum-hukum (ruke learning ) h) Belajar memecahkan masalah (problem Solving ) motivasi belajar adalah suatu hierarkis dan konsep hipotesis perubahan energi dalam diri ( pribadi ), kekuatan dan dorongan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk merubah sesuatu dan memenuhi kemauan dan keinginkenalan untuk memperoleh kebiasaan – kebiasaan, Pembelajaran, sikap-sikap dan proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru dan berlangsung secara progresif dan berhierarkis. Jenis –jenis Motivasi 1. Menurut Oemar Hamalik (2004 : 162 ) Motivasi terbagi menjadi 2, yaitu : a. Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. b. Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar. Motivasi instrinsik pada umumnya lebih dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik. Konsep Motivasi Instrinsik diperkenalkan oleh Deci (1975) dalam 4 Noehi Nasution (1996:9) mengidentifikasikan motivasi instrinsik dalam bentuk tingkah laku sebagai berikut : 1. Seseorang merasa suka terhadap sesuatu, namun lama kelamaan ia akan bosan, namun bila ia dapat mempertahankan rasa sukanya kemungkinan besar akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu. 2. Bilamana seseorang menghadapi tantangan ia akan merasa yakin dirinya mampu , maka biasanya orang tersebut akan mencoba melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan Stipek dalam Noehi Nasution (1996; 9) mengemukakan bahwa : “ Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang, guru dapat memberikan motivasi siswa dengan melihat kondisi dan suasana emosional siswa tersebut, menurutnya motivasi berprestasi itu dimiliki oleh setiap orang sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.” Selanjutnya Brophy dalam Noehi Nasution (1996; 9) mengemukakan suatu daftar strategi motivasi yang digunakan guru untuk menstimulasi siswa agar produktif dalam belajar, meliputi : 1) Keterkaitan dengan kondisi lingkungan, yang berisi : a. Kondisi lingkungan sportif b. Kondisi Tingkat kesukaran c. Kondisi belajar yang bermakna d. Penggunaan yang strategi bermakna 2) Harapan untuk berhasil, berisi : e. Kesuksesan program f. Tujuan pengajaran g. Remedial sosialisasi 3) Penghargaan dari luar, berisi : a. Penawaran hadiah b. Kompetensi yang positif c. Nilai hasil belajar 4) Motivasi instrinsik, berisi : a. Penyesuaian tugas dengan minat b. Perencanaan yang penuh variasi c. Kesempatan respon peserta didik d. Umpan-balik atas respon siswa e. Kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan tugas pekerjaan 5 f. Adanya kegiatan yang menarik siswa dalam belajar 3. Fungsi Motivasi Dari uraian diatas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan, sehingga menurut Oemar Hamalik (2004 : 161 ) motivasi berfungsi sebagai : a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, artinya tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan. c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Selanjutnya M.Ngalim Purwanto (1985 : 76 ) menjabarkan fungsi motivasi sebagai berikut : a) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberikan energi (kekuatan ) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b) Untuk menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. c) Menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan dan, yang serasi , guna mencapai tujuan itu dengan menyampaikan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. 6 3. Peranan Motivasi Dalam Belajar Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika seorang guru dalam melaksanakan tugas dapat memberikan kontribusi kepada para siswanya melalui berbagai kreatifitas strategi dan metode sehingga pada saat terjadinya proses pengajaran anak akan merasa betah di kelas dan dihargai sebagai manusia, hal ini dimungkinkan jika guru dapat membangkitkan motivasi belajar anak. Dalam pandangan Oemar Hamalik (2004 : 161 ) dikatakan bahwa motivasi dalam proses pembelajaran mempunyai nilai sebagai berikut : a) Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid. b) Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid. c) Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. d) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erta pertaliannya dengan pengaturan disiplin siswa. e) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas –asas mengajar. Motivasi belajar mempunyai beberapa indikator atau unsur yang mendukung, dan mempunyai peranan yang besar terhadap keberhasilan 7 seseorang dalam belajar. Beberapa indikator motivasi belajar itu dapat diklasifikasikan : a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa dari keenam indikator tersebut tiga indikator yaitu hasrat dan keinginan dan kebutuhan serta harapan dan cita-cita dapat dikelompokan dalam dimensi instrinsik pada motivasi belajar. Sedangkan tiga indikator lainnya yaitu penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif serta kegiatan belajar yang menarik dikelompokan dalam dimensi ekstrinsik motivasi belajar. Pencapain dimensi ekstrinsik motivasi belajar dapat ditempuh dengan kegiatan pembelajaran dinamika kelompok berupa metode diskusi Karen melibatkan semua orang dalm kelas serta menuntut tanggung jawab bersama, penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, serta kegiatan belajar yang menarik dalam proses perjalalanannya akan didapatkan pada saat kegiatan belajar denngan metode diskusi. Motivasi mempunyai peranan yang sangat besar dapat ditunjukan dari berbagai penelitian para ahli, yang dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi belajar peserta didik akan dapat berhasil dalam belajarnya disamping itu dengan motivasi belajar ini akan mempengaruhi aspek-aspek lain misalnya, 8 kepercayaan diri, disiplin, tanggung jawab, rasa optimis, dorongan untuk sukses harapan untuk lebih maju dalam belajar dan lain sebagainya. Manfaat lain dari motivasi terhadap belajar dikemukakan oleh Rusyan (1993 :20 ) dalam Syaiful Sagala (2005 : 55 ) bahwa Motivasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar megajar, tanpa motivasi dalam proses belajar-mengajar, terutama motivasi instrinsik tidak akan efektif dan tanpa kematangan organ –organ biologis dan fisiologis, upaya belajar sukar berlangsung, demikian misalnya anak kecil tidak akan mampu belajar mengucapkan kata-kata atau berbicara jika fungsi dari organ-organ bicara belum mencapai taraf kematangan untuk itu . Demikian pula halnya belajar disekolah .