ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP

advertisement
ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN
YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 20042008)
Oleh:
Ibrahim Putra Agustian Siswadi
105081002525
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN
YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 20042008)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ibrahim Putra Agustian Siswadi
105081002525
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
Titi Dewi Warninda, SE., MM
NIP. 0311065804
NIP. 1973 12 21 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN
YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 20042008)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ibrahim Putra Agustian Siswadi
105081002525
Di bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
Titi Dewi Warninda, SE., MM
NIP. 0311065804
NIP. 1973 12 21 200501 2 002
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Hemmy Fauzan, SE., MM
NIP. 19570617 198503 1 002
NIP. 1976 08 22 200701 1 014
Hari Selasa Tanggal 10 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ibrahim Putra Agustian Siswadi NIM :
105081002525 dengan Judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH RASIO
MODAL SAHAM TERHADAP RETURN YANG DITERIMA OLEH
PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2004-2008)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 November 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin, SE., MBA
Suhendra, S.Ag., MM
Ketua Penguji
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Penguji Ahli
Abstract
The purposes of this researches is to know the influence of market value
ratio to return of manufacturing companies in BEI. This research uses multiple
regression linear model, examination of hyphotesis by using t test, F test.
Based on the result of multiple regression shows that parsially, ROE is
significant variable have significant effect to return of manufacturing companies
and as simultaneously, five variable do not have significant effect to return.
Key Words: Return On Equity, Price Earning Ratio, Price to Book value, Earning
Per Share, Capitalized Ratio, Return, Multiple Regression
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh rasio modal saham
terhadap return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI baik secara parsial ataupun simultan. Metode yang digunakan
adalah regresi berganda, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji t dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel ROE
yang berpengaruh secara signifikan Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham. Secara simultan,
semua variabel tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Kata Kunci: Return On Equity, Price Earning Ratio, Price to Book value, Earning
Per Share, Rasio Modal Saham, Return Saham, Regresi Berganda
KATA PENGANTAR
Assalaamu’allaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya yang memberikan jalan kemudahan dan
keteguhan hati dari kesukaran, karena pada akhirnya penulis dapat menyelesaika n
skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakartapada
bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walau masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial ( FEIS ). Terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri S yarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB, selaku Ketua Jurusan Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Titi
Dewi Warninda,SE., M,Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
4. Untuk segenap Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
staff karyawan dan petugas perpustakaan, terima kasih atas ilmunya selama
ini.
5. Kedua orang tua Ayah dan Ibu, terima kasih atas kasih sayangnya selama ini.
6. Kepada teman-teman Manajemen D, Manajemen keuangan yang namanya
tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima
kasih penulis terhadap kalian atas persahabatan yang luar biasa.
Harapan besar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis,
penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi lebih baiknya
skripsi ini.
Wassalamu’allaikum Wr.Wb.
Jakarta, 10 Maret 2010
Ibrahim Putra Agustian Siswadi
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………………..i
Abstract
…………………………………………………………………....ii
Abstrak
……………………………………………………………………iii
Kata Pengantar ……………………………………………………………iv
Daftar Isi …………………………………………………………………..vi
Daftar Tabel ………………………………………………………..…….viii
Daftar Gambar ……………………………………………………………..ix
Daftar Lampiran ……………………………………………………………x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..…....1
A. Latar Belakang ………………………………………………....…...1
B. Perumusan Masalah …………………………………….……...….12
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ……………………………....……12
1. Tujuan Penelitian………………………………………………12
2. Manfaat Penelitian………………………………..……..…..…13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..………...14
A. Landasan Teori ……………………………….…………...…...….14
1. Sekilas Tentang Pasar Modal …………………...……………14
2. Manfaat Pasar Modal …………………………………………16
3. Modal Saham. …………………………………….…………..19
4. Investasi …………………………………………………….…21
5. Return Saham ………………………………………………....25
6. Rasio Modal Saham ……………………………………….….26
B. Penelitian Sebelumnya……..……………………………….…..….31
C. Hipotesis Penelitian …………………………………………..…….35
D. Kerangka Berpikir……… …………………………………….....…36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………..……………………..37
A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………...……...….……..37
B. Metode Penentuan Sampel ………………………………..….…….37
C. Metode Pengumpulan Data ……………………………...……...39
D. Metode Analisis …………………………………………..……..40
E. Operasional Variabel Penelitian……………………..…..……...46
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………………48
A. Sekilas Gambaran Umum Oyek Penelitian………………..…….48
1. Obyek Penelitian ………………………………………...…..48
2. Variabel-variabel Penelitian Sampel ………………..………50
3. Analisis Deskriptif Data ……..……………………………...52
B. Penemuan dan Pembahasan ………………………………….…64
1. Uji Asumsi Klasik …………………………………………..65
a) Uji Normalitas Data …………………………….…..65
b) Uji Multikolonieritas ……………………………….66 c)
Uji Heterokedastisitas …………….…………..........67 d)
Uji Autokorelasi …………………….………..…….68
2. Uji Hipotesis ……………………………….……………….70
a) Uji Regresi Parsial ………………….……………..70
b) Uji Regresi Simultan ……………….……………..70 c)
Uji Koefisien determinasi …………………………70
3. Uji Regresi Berganda ……………………….….…………..71
4. Pembahasan ………………………………….……...……..72
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ………….……….…...75
A. Kesimpulan ……………………………………………………..75
B. Implikasi ………………………………………..…….……...…76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
4.1
Daftar Nama Perusahaan Sampel
4.2
Deskriptif Data Rasio Capitalized Ratio
Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
4.3
57
58
Deskriptif Data ROE Perusahaan Manufaktur
Tahun 2004-2008
4.7
55
Deskriptif Data PER Perusahaan Manufaktur
Tahun 2004-2008
4.6
53
Deskriptif Data PBV Perusahaan Manufaktur
Tahun 2004-2008
4.5
49
Deskriptif Data EPS Perusahaan Manufaktur
tahun 2004-2008
4.4
Hal
60
Deskriptif Data Return Perusahaan Manufaktur
Tahun 2004-2008
62
4.8
Hasil Uji Normalitas Data Jarque Beta
65
4.9
Hasil Uji Multikolonieritas
66
4.10
Hasil Uji Heterokedastisitas
67
4.12
Hasil Uji Autokorelasi
68
4.12
Hasil Uji Regresi Berganda
69
DAFTAR GAMBAR
Nomor
2.1
Keterangan
Hal
Kerangka Pemikiran
36
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
1
Hasil Uji Asumsi Klasik
2
Hasil Uji Regresi Berganda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam pembangunan suatu negara, kegiatan ekonomi menjadi
sangat penting. Untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, suatu negara
membutuhkan dana.
Namun
dalam
perkembangannya
mengalami
hambatan berupa kelangkaan dana. Panji dan Piji Anoraga (2001) dalam
bukunya menjelaskan bahwa negara yang sedang berkembang usaha yang
mengarah pada dana investasi yang bersumber dari dalam negeri masih
rendah sehingga dana untuk investasi menjadi tidak mencukupi. Sehingga
muncul beberapa alternatif sumber lain yang mengarah pada investasi
dana. Penerbitan saham merupakan salah satu sumber lain dari perusahaan
yang bertujuan untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini menjadikan
pasar modal sebagai tempat yang tepat untuk menghimpun dana jangka
panjang yang kemudian disalurkan ke dalam sektor-sektor produktif.
Menurut Riyanto
mempercepat
kepemilikan
(2002) pasar modal memiliki
proses
pemerataan
saham-saham
pendapatan
perusahaan
swasta
2 tujuan,
masyarakat
dan
yaitu
melalui
meningkatkan
penghimpunan dana masyarakat untuk digunakan secara produktif dalam
pembiayaan pembangunan nasional.
Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk
mempercepat
pembangunan
suatu
negara.
Melalui
pasar
modal
dimungkinkan terciptanya usahawan yang dapat menggalang penyeraha n
dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor
produktif. Pasar modal sendiri selain sebagai sarana penyedia dana bagi
perusahaan yang membutuhkan tambahan modal, juga berfungsi sebagai
tempat yang mempertemukan antara investor sebagai pihak yang
mengalami kelebihan dana dengan para perusahaan yang mengalami
kekurangan dana. Dari sudut pandang investor, pasar modal merupakan
sarana investasi bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana baik jangka
pendek maupun jangka menengah. Dari sudut pandang perusahaan, pasar
modal adalah salah satu alternatif untuk menambah dana bagi perusahaan.
Sedangkan bagi masyarakat, kehadiran pasar modal merupakan tambahan
alternatif investasi yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia.
Pengertian pasar modal menurut UU RI No 18 tahun 1995 merupakan
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek atau surat-surat
berharga misalnya saham.
Perkembangan pasar modal tidak akan berjalan hanya dengan
adanya kebijakan pemerintah saja tetapi juga dipengaruhi oleh partisipasi
aktif baik dari perusahaan yang akan menjual sahamnya maupun investor
serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Pasar
modal merupakan sarana yang menjembatani perusahaan dalam mencari
dana dengan para investor yang akan menanamkan modalnya. Secara
formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa di perjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan,
2003). Tujuan pasar modal di Indonesia adalah disamping untuk
mengerahkan dana dari masyarakat agar dapat disalurkan di sektor-sektor
produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan
pendapatan
melalui
kepemilikan saham-saham perusahaan. Tujuan tersebut dapat dicapai
secara bertahap dengan semakin banyaknya jenis dan jumlah surat-surat
berharga yang diperjualbelikan sejalan dengan bertambahnya lembagalembaga yang mendukung terselenggaranya pasar modal tersebut.
Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan dalam sistem perekonomian suatu negara. Pasar modal adalah
pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan
lembaga pembiayaan yang memberikan jasanya untuk menghubungkan
dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak
disektor produktif yang membutuhkan dana. Investor akan mengharapkan
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan dan mempunyai hak dalam
kepemilikan
perusahaan tanpa harus terlibat langsung didalamnya,
sebaliknya pihak perusahaan atau emiten memperoleh alternatif sumber
dana tanpa menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.
Menurut Husnan (1998: 47) para pemodal menghadapi kesempatan
investasi yang beresiko, pilihan investasi tidak dapat hanya dengan
mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan.
Apabila
pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
tinggi, maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi pula. Salah
satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk
membentuk portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah
menyebar dan melakukan diversifikasi investasinya pada berbagai
kesempatan investasi. Oleh karena itu, perlu dipahami tentang proses
investasi mulai dari ekuitas apa yang akan dipilih, berapa banyak, dan
kapan investasi tersebut akan dilakukan.
Investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang
dianggap dapat memberikan keuntungan. Perusahaan yang terdaftar di BEJ
akan selalu dinilai perkembangannya oleh investor dan calon investor.
Disini para investor dan calon investor dapat menilai apakah perusahaan
tersebut memiliki prospek yang baik dimasa depan atau tidak.
Investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang berisiko,
karena itu
untuk menarik pemodal
dengan menawarkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan
investasi lainnya yang kurang berisiko. Dari hal tersebut pemodal
membutuhkan berbagai informasi yang dijadikan sebagai sinyal untuk
menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu dengan menganalisis
laporan keuangan dengan rasio keuangan. Karena pada dasarnya motif
pemodal dalam membeli saham adalah untuk menjual saham itu kembali
pada harga yang lebih tinggi atau mendapatkan return dari investasi yang
ditanamkan.
Laporan keuangan perusahaan korporasi (tidak seperti kemitraan
dan kepemilikan tunggal) meliputi modal saham. Manajemen perusahaan
korporasi harus melaporkan keadaan perusahaan kepada pemilik, yaitu
para pemegang saham. Salah satu teknik yang digunakan adalah rasio
modal saham. Manajemen juga harus berlatih untuk mengatasi hutang, dan
penggunaan rasio dapat membantu mereka melakukannya.
Dalam proses memulai suatu bisnis, seluruh uang yang berasal dari
penjualan saham akan terlihat pada”Modal Pemegang Saham” sebagai
modal disetor atau saham biasa, dan pada ”aktiva lancar” sebagai kas.
Selama perusahaan sedang berjalan, mungkin sebagian jumlah uang
tersebut dimasukkan dalam ”Laba ditahan”.
Dalam bukunya (Gill) mengklasifikasikan rasio-rasio modal saham
sebagai berikut: (1) laba atas ekuitas / return on equity (ROE), yang
mengindikasikan laba atas invetasi pemegang saham, (2) rasio harga laba /
price earning ratio (PER), yang digunakan untuk menentukan jumlah yang
bersedia dibayarkan oleh para investor potensial sebelum melakukan
investasi, (3) tingkat kapitalisasi, yang merupakan perbandingan terbalik
dari rasio harga laba, (4) rasio pendapatan per lembar saham / earning per
share (EPS), yang mengukur pendapatan untuk setiap lembar saham.
umum.
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah mengeluarkan
berbagai
ketentuan antara lain di bidang peningkatan kualitas dan
transparansi pelaporan
keuangan. BAPEPAM
telah
mengeluarkan
peraturan nomor KEP-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian
laporan keuangan emiten industri manufaktur bahwa penyampaian laporan
keuangan harus disampaikan selambat-lambatnya akhir bulan ke 3 setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut BAPPEPAM jika laporan
keuangan perusahaan disampaikan lebih dari bulan ke 3 setelah tanggal
laporan keuangan dinyatakan tidak efisien lagi dan tidak wajib
menyampaikan laporan keuangan. Perubahan harga saham terjadi karena
ada informasi baru yang masuk ke pasar, dan harga bereaksi karena
adanya informasi baru tersebut. Informasi laporan keuangan adalah salah
satu sumber potensial yang digunakan investor untuk menilai harga saham
di bursa.
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Harapan untuk memperoleh return juga terjadi dalam asset financial.
Suatu
asset finansial menunjukkan kesediaan investor menyediakan
sejumlah dana pada saat ini untuk memperoleh sebuah aliran dana pada
masa yang akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana
ditanamkan dan risiko yang ditanggung. Dengan demikian para investor
sedang mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
diharapkan pada masa mendatang. Para investor dalam
asset financial
juga mengharapkan return yang maksimal. Harapan untuk memperoleh
return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat terwujud dengan
mengadakan analisis dan upaya tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
investasi dalam sahamnya. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham sehingga harapan untuk memperoleh
return yang maksimal bisa dicapai.
Di antara berbagai instrumen pasar modal, saham merupakan
instrumen investasi yang memiliki return dan risiko yang tinggi. Nilai
transaksi (tingkat kapitalisasi) yang tinggi mengindikasikan adanya
perolehan laba yang tinggi.
Model penilaian saham merupakan suatu
mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan (misalnya
penjualan, laba, dan deviden) yang diamati menjadi perkiraan tentang
harga saham. (Halim, 2005).
Laporan keuangan perusahaan korporasi
(tidak seperti firma dan CV) meliputi modal saham. Manajemen
perusahaan korporasi harus melaporkan keadaan perusahaan kepada
pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham. Salah satu teknik yang
digunakan untuk melaporkan keadaan perusahaan adalah rasio modal
saham. Manajemen
juga harus berlatih untuk mengatasi hutang.
Penggunaan
modal
rasio
saham
dapat
membantu
manajemen
melakukannya.
Selain itu, penelitian dari David Wijaya menunjukkan hasil secara
simultan (secara bersama-sama), semua variabel independen (ROE, PER,
BVPS, dan PTBV) secara signifikan dan positif tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen (return). Hal ini berarti bahwa variabel return
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Secara parsial, semua variabel independen (ROE, PER,
BVPS, dan PTBV) tidak memiliki pengaruh secara signifikan dan positif
terhadap variabel dependen (Return).
Kemudian penelitian dari Johannes Tesalonika Siregar (2009) yang
memperoleh hasil bahwa EPS dan PER berdasarkan keeratannya memiliki
hubungan yang erat dan searah terhadap harga saham. Sedangkan Rasio
Tingkat Kapitalisasi berdasarkan keeratannya adalah memiliki hubungan
yang erat dan tidak searah terhadap harga saham. EPS, PER dan Rasio
Tingkat Kapitalisasi secara gabungan memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham. Pengaruh EPS, PER dan Rasio Tingkat Kapitalisasi secara parsial
(sendiri-sendiri) terhadap harga saham menunjukkan bahwa ada hubungan
linier antara EPS dengan harga saham Sedangkan antara PER terhadap
Harga Saham tidak ada atau tidak terjadi hubungan linier antara kedua
variabel tersebut. Begitu juga antara Rasio Tingkat Kapitalisasi terhadap
Harga Saham tidak ada atau tidak terjadi hubungan linier antara kedua
variabel tersebut.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wahid Wachyu Adi winanto
(2007) yang meneliti mengenai variabel EPS, DER, PER dan PTBV
berpengaruh terhadap return saham menggunakan metode regresi
berganda dan menunjukkan hasil bahwa variabel EPS, DER, PER dan
PTBV berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
Selanjutnya penelitian dari Ryo Bramantyo (2006) yang meneliti
mengenai pengaruh DER (debt to equity ratio), PBV (price to book value)
dan DPR (dividend payout ratio) terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan yang positif
dan signifikan antara DER, DPR dan PBV terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur.
Kemudian penelitian dari Mohamad Abdul Azis (2005) yang
meneliti mengenai pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang menghasilkan bahwa baik secara parsial maupun
simultan EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Selanjutnya penelitian dari Anung Saptadi (2007) yang meneliti
mengenai pengaruh ROI, PER dan EPS terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang menghasilkan bahwa secara parsial, variabel
ROE berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan,
variabel ROI, PER dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kemudian penelitian dari Tika Maya Prabawanti (2007) yang
meneliti pengaruh Quick Asset to Inventory (QAI), Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA), Debt toTotal Asset (DTA), Debt to Equity
Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) terhadap Total Return saham
pada Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang
menghasilkan bahwa secara parsial hanya variabel QAI yang tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan secara parsial kelima
variabel berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian dari Sri Artatik (2007) yang meneliti mengenai EPS dan
PER terhadap Return saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
yang memperoleh hasil bahwa secara parsial variabel EPS berpengaruh
terhadap return saham dan variabel PER tidak berpengaruh secara parsial.
Sedangkan secara simultan, variabel EPS dan PER berpengaruh terhadap
return saham perusahaan.
Kemudian penelitian dari Missaka Warusawitharana (2010) yang
meneliti tentang pengaruh real return terhadap ekuitas yang merupakan
kunci
dalam
membuat
keputusan
investasi.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa return di masa yang akan datang akan lebih rendah
dari return saat ini. Hal ini dilihat dari hubungan nilai sekarang (present
value) terhadap dividen, earning terhadap nilai pasar (market value)
melalui return saham.
Kemudian
penelitian
dari
Semra
Karacaer
dan
Ayhan
Kapusuzoglu (2008) yang meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan
yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan keuangan
terhadap
situasi keuangan di perusahaan-perusahaan Turki. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keuangan perusahaan.
Berpedoman pada uraian dan beberapa penelitian sebelumnya
terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa penelitian mengenai
pengaruh rasio-rasio modal saham terhadap
return
saham, dan ada
beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat keuntungan (return)
saham yang belum dalam dimasukkan dalam variabel penelitan, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
beberapa rasio modal saham terhadap return saham yang diterima oleh
pemegang saham.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
”Analisis Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return yang Diterima
Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI). Penelitian ini mengambil periode Januari 2004 sampai
Desember 2008.
Periode ini diambil karena beberapa alasan berikut:
1. Tahun 2004 dijadikan dasar periode dalam penelitian ini karena pada
tahun tersebut pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan yang
sangat signifikan. Hal ini didukung oleh meningkatnya stabilitas di
bidang politik, keamanan dan ekonomi di tahun 2004. Hampir seluruh
indikator utama bursa mengalami peningkatan yang sangat berarti.
2. Periode Januari 2004 sampai Desember 2008 dapat menggambarkan
reaksi pasar terkini.
Adapun perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitianpenelitian sebelumnya, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada periode yang masih sangat up date yaitu
pada periode tahun 2004-2008 sehingga dapat melukiskan reaksi pasar
terkini.
2. Penelitian ini menambahkan variabel tingkat kapitalisasi sebagai salah
satu dari rasio modal saham.
3. Penelitian ini menggunakan e-views sebagai alat analisisnya
4. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan-permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah variabel-variabel rasio modal saham yang terdiri atas CR,
EPS, PBV, PER dan ROE berpengaruh secara parsial terhadap return
saham?
2. Apakah variabel-variabel rasio modal saham yang terdiri atas CR,
EPS, PBV, PER dan ROE berpengaruh secara simultan terhadap return
saham?
3. Seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen yaitu variabel
rasio modal saham terhadap variabel dependen yaitu return saham?
C. Tujuan dan Manfaat
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji secara parsial antara pengaruh variabel-variabel
rasio modal saham (ROE, PER, BTPV, EPS, dan CR) terhadap
return saham.
2. Untuk menguji secara simultan antara pengaruh variabelvariabel rasio modal saham (ROE, PER, BTPV, EPS, dan CR)
terhadap return saham.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel
rasio modal saham terhadap return saham?
C.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditujukan untuk berbagai pihak yang
berkepentingan yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
yang bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan investasi di
pasar modal.
2.
Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan tentang pasar
modal yang diperoleh selama masa studi.
3.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan mampu menjadi
referensi dalam penelitian mengenai rasio-rasio modal saham
terhadap keuntungan yang diterima oleh pemegang saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sekilas Tentang Pasar Modal
Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam
melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk
memindahkan
menginvestasikan
dana
dari
lender
kelebihan
dana
yang
ke
borrowe.
mereka
miliki,
Dengan
lenders
mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut.
Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan
mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari
hasil operasi perusahaan. Dalam proses itu diharapkan akan terjadi
peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi
peningkatan
kemakmuran.
Fungsi
keuangan
dilakukan
dengan
menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders
menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva
riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Suad Husnan, 1992).
Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi para investor untuk
menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa return
atas investasinya. Untuk memperoleh return yang diharapkannya maka setiap
investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan
(emiten) dimana investor menanamkan modalnya, membeli surat berharga
tersebut baik keuangan maupun non keuangan yang dapat mempengaruhi
besar kecilnya tingkat perolehan return (Khajar, 2005:1)
Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubunga n
antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor)
dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan emiten. Ada beberapa
daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan pasar modal akan bisa
menjadi alternative penghimpunan dana selain system perbankan. Pasar
modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa
surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham).
Dengan demikian, perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to
equity ratio yang terlalu tinggi karena meminjam dana dari bank sehingga
justru membuat cost of capital of the firm tidak lagi minimal. Kedua, pasar
modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi
yang sesuai dengan prefensi risiko mereka. Dengan adanya pasar modal,
para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai
dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan
yang mereka harapkan.
Menurut Badan Pengembangan Pasar Modal (BAPEPAM), Pasar
Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dari beberapa pengertian pasar modal maka dapat disimpulkan
bahwa pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan
dengan jangka waktu yang lebih panjang, yang diinvestasikan pada barang
modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi, yang
pada akhirnya akan menciptakan pasar kerja dan meningkatkan kegiatan
perekonomian yang sehat.
2. Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten,
pemerintah. Menurut Hakim mengenai manfaat pasar modal:
1. Manfaat bagi Perusahaan (emiten)
Masalah utama yang bisa dihadapi setiap perusahaan untuk
mengembangkan usahanya adalah”permodalan”. Walaupun dunia
perbankan dan lembaga keuangan lainnya telah menyediakan dan
membuka kesempatan kepada setiap pengusaha untuk memperoleh
fasilitas modal, namun tidak semua perusahaan dapat memperoleh
kesempatan tersebut. Hambatan utama biasanya menyangkut jaminan
atau agunan. Keterbatasan jaminan yang dimiliki perusahaan memaksa
terbukannya pasar bagi produk usahanya maupun kelonggaran yang
memberikan pemerintah tidak dapat sepenuhnya mereka manfaatkan.
Keadaan
tersebut
tidak
sedikit
menutup
kesempatan
berkembangnya perusahaan kecil dan menengah. Di lain pihak, jenis
usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar
yang kuat permodalannya. Akhirnya, pengusaha dengan skala kecil
terpaksa mengalihkan usahannya ke bidang lain berhubung tidak kuat
bersain dengan perusahaan besar.
Dengan berkembanya pasar modal di Indonesia, tidak hanya
bermanfaat bagi perusahaan besar dan kuat untuk memperoleh modal,
baik berupa equity maupun obligasi, sejak deregulasi pasar modal
Indonesia bulan Desember 1987 yang lalu, pemerintah telah membuka
kemungkinan
bagi
perusahaan
kecil
dan
menengah
untuk
memanfaatkan pasar modal dalam pasar sekunder di luar bursa efek
Indonesia yaitu bursa Paralel atau OTC. Kesempatan ini masih belum
dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia. Di luar negeri seperti
Singapura dan Malaysia, para pengusaha kecil menengah tela h
memanfaatkan pasar modal di dalam mengembangkan perusahaanya
dan berhasil dengan baik.
2. Manfaat bagi Investor
Bila selama ini para pemodal relatif terbatas menanamkan dananya
di bank, dengan perkembangan pasar modal di Indonesia yang
menerbitkan saham, obligasi dan sekuritas, jelas membuka kesempatan
lebih mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimilikinaya.
Memang bisa saja, pemodal tersebut menanamkan uangnya dalam
membentuk investasi langsung, tapi perlu melakukan penelitian yang
lebih mendalam
tentang sektor
investasi
apakah
prospeknya
menguntungkan dan siapa partnernya. Sedangkan investasi dalam
bentuk saham dan obligasi, tidak memerlukan penelitian yang rumit.
Sebab perusahaan yang telah go public tersebut telah mempunyai
track record sebelumnya. Terlebih-lebih lagi ada pihak –pihak yang
telah meneliti mengenai keadaan keuangan dan prospek usaha
perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang. Dalam hal
demikian ini, pemodal tersebut tidak perlu dipusingkan dibandingkan
bila melakukan investasi secara langsung. Yang penting adala h
menetapkan pemilihan saham yang akan dibeli dan pada harga berapa
bila saham tersebut diperdagangkan oleh penjamin emisinya bersamasama dengan emitennya.
3. Manfaat bagi Pemerintah
Dengan berkembangnya pasar modal, perusahaan-perusahaan
menjual sahamnya di bursa efek, hal ini akan sejalan dengan tujuan
pemerataan hasil pembangunan, membuka kesempatan kerja, dan
tidak kalah pentingnya adalah mengurangi ketegangan sosial di
kalangan masyarakat. Dana yang diperoleh perusahaan yang
go
public dapat dipergunakan untuk memperluas jaringan usaha, baik
yang telah ada maupun usaha baru. Kondisi demikian jelas akan
membuka kesempatan kerja. Di lain pihak, dengan dimilikinya
saham-saham oleh pemodal perorangan, memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas memiliki saham yang selama ini dimiliki oleh
keluarga tertentu maupun pengusaha-pengusaha kaya saja. Keadaan
demikian ini secara politis akan dapat mengurangi ketegangan sosial
dalam masyarakat. Manfaat lain dari perkembangan pasar modal ini
adalah pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki oleh
masyarakat yang dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan.
Keterbatasan pembiayaan pembangunan dari sektor pemerintah
diharapkan dapat dipengaruhi dari masyarakat atau swasta sendiri.
3. Modal Saham
Menurut Tunggal (1994: 78) saham merupakan surat bukti
pemilikan modal perseroan terbatas yang memberi hak atas devidend dan
lain-lainnya. Sedangkan menurut Thian (2000: 13) saham adalah surat
berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap suatu perusahaan. Penyertaan ini bisa disebut saham kalau bentuk
badan hukum dari usaha tersebut adalah perseroan terbatas. Menurut
Sumarni dan Suprihanto (1998: 48) saham dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang tidak mempunyai
kelebihan hak dari jenis saham yang lain, artinya para pemilik akan
memperoleh devidend hanya apabila perusahaan memperoleh laba.
2. Saham Preferen (Preferred Stock), saham ini memiliki preferensi atau
hak istimewa sebagai berikut:
1) Pembagian devidend yang didahulukan, artinya pemegang saham
mendapat pembagian devidend terlebih dulu daripada pemegang
saham biasa.
2) Pembagian saham komulatif, artinya pemegang saham preferen ini
mendapatkan hak untuk memperoleh devidend pada tiap periode.
Jika ia tidak memperoleh devidend pada suatu periode karena
sesuatu hal, maka ia akan memperolehnya pada periode yang akan
datang secara komulatif.
3) Pembagian kekayaan yang didahulukan, artinya para pemegang
saham preferen mempunyai suatu hak untuk
memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan terlebih dulu dari pemegang
saham biasa,
pada
saat perusahaan dilikuidasikan.
Tetapi
disamping itu para pemegang saham preferen tidak mempunyai
hak suara di dalam RUPS yang biasanya dilaksanakan paling
sedikit satu kali dalam satu tahun.
3. Saham Bonus, yaitu saham yang diberikan secara cuma-cuma kepada
para pemegang saham lainnya, karena keuntungan perusahaan yang
lalu dalam bentuk cadangan terlalu besar dan perlu dikurangi dengan
memberikan dalam bentuk saham-saham baru yang disebut saham
bonus.
4. Saham Pendiri, yaitu saham yang diberikan kepada para pendiri
perseroan karena jasa-jasanya pada masa pendirian perusahaan
tersebut.
5. Saham Kosong, yaitu saham yang dibeli kembali oleh perseroan dari
para pemegang saham yang kemudian disimpan dan tidak ikut serta
lagi dalam modal perseroan. Secara yurudis menurut Rido (1988: 221 –
222) saham itu mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
1) Sebagai sebagian dari modal.
Dikatakan demikian karena pada dasarnya saham itu merupakan
modal, sebagai yang sering dibaca dalam akta pendirian PT
2) Saham sebagai tanda anggota.
Setiap orang yang akan ikut serta sebagai anggota dalam kerja
sama PT diwajibkan untuk memberikan pemasukan sejumlah uang
ke dalam perseroan. Pemasukan inilah yang diperhitungkan dalam
bentuk saham. Nominal uang pemasukan itu tercantum sama dalam
saham. Jadi, dengan dimilikinya saham menunjukkan bahwa orang
tersebut adalah anggota yang disebut pesero dari PT. Sebagai
buktinya diberikanlah saham sebagai tanda anggota.
3) Saham sebagai alat legitimasi
Saham sebagai salah satu jenis surat berharga yang mempunyai
fungsi sebagai surat legitimasi, artinya suatu surat yang menunjuk
pemegangnya sebagai orang yang berhak khususnya di luar suatu
proses.
4. Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumalah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001:3). Seorang
investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah
deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko
yang terkait dengan investasi tersebut.
Menurut PSAK Nomor 13 dalam standar akuntansi keuangan per 1
oktober 2004, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti
bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi,
atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvetasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan dan aktiva
tetap bukan merupakan investasi.
Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan
maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan (Yovi Lavianti
Hadi dan Irfan Fahmi,2009). Begitu pula halnya dalam bidang investasi
kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai yaitu terciptanya
keberlanjutan dalan investasi tersebut, terciptanya profit yang maksimum
atau
keuntungan
yang diharapkan, terciptanya
kemakmuran bagi
pemegang saham dan turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
Investasi memiliki dua tipe, yaitu direct investment dan indirect
investment. Direct investment adalah mereka yang memiliki dana dapat
langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva
keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui
perantara atau berbagai cara lainnya. Indirect investment adalah mereka
yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi
dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan
cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja.
Mereka yang melakukan kebijakan indirect investment umumnya
cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu
perusahaan.
Setiap
melakukan
keputusan
investasi
adalah
selalu
saja
memerlukan proses, yang mana proses tersebut akan memberikan
gambaran setiap tahap yang akan ditempuh oleh perusahaan. Secara
umum, proses manajemen investasi meliputi lima langkah yaitu:
a. Menetapkan sasaran investasi
Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat
fokus atau menetapkan target sasaran terhadap yang akan
diinvestasikan.
Penetapan
sasaran
investasi
adalah
sangat
disesuaikan dengan apa yang akan ditujukan pada investasi
tersebut. Jika sasaran investasi adalah dalam bentuk penyaluran
kredit maka berarti investasi tersebut dalam bentuk lembaga
perbankan, leasing, bank perkreditan dan sejenisnya yang bertugas
untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kepada public yang mengalami kekurangan dana.
b. Membuat kebijakan investasi
Pada tahap ini menyangkut dengan bagaimana perusahaan
mengelola dana yang berasal dari stock, bond dan lainnya untuk
kemudian di distribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.
Penghitungan pendistribusian dana ini haruslah dilakukan dengan
prinsip kehati-hatian karena berbagai hal akan bisa timbul pada
saat dana tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali. Juga perlu
bagi pihak perusahaan memperhitungkan tentang beban pajak (tax)
yang akan ditanggung nantinya.
c. Memilih strategi portofolio
Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak
perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat
perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang
perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham.
Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan
kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling
tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan secara pasif hanya dapat
dilihat pada indeks rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan
pada reaksi pasar saja tanpa ada sikap atraktif.
d. Memilih asset
Disini pihak perusahaan berusaha memilih asset investasi yang
nantinya akan memberikan return yang tertinggi. Return disini
dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh.
e. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk
melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah
tindakan yang telah dilakukan selama ini telah betul-betul
maksimal atau belum. Jika belum maka sebaiknya segera
melakukan perbaikan agar kerugian tidak akan terjadi ke depan
nantinya. Bagaimanapun perusahaan berharap akan memperoleh
keuntungan
yang bersifat suistainability dan
bukan hanya
keuntungan yang diperoleh sesaat saja.
5. Return Saham
Return saham adalah tingkat pengembalian investor dari hasil
pendapatan perusahaan. Pembagian return dapat dikarenakan pembayaran
deviden kepada pemegang saham, return dapat juga diambil kembali oleh
perusahaan yang dapat digunakan untuk pembiayaan proyek perusahaan
yang selanjutnya. Hal ini dapat disebut juga internal financing dimana
return
yang didapat
perusahaan akan digunakan
kembali
untuk
memajukan perusahaan. Return saham terbagi menjadi dua, yaitu return
realisasi dan return ekspektasi.
Return realisasi (realization return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan resiko di masa
datang.
Return ekspektasi
(expected
return)
adalah
return
yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, sedangkan return
ekspektasi sifatnya belum terjadi.
6. Rasio Modal Saham
a. PER (Price Earning Ratio)
Menurut (Tandelilin, 2001: 243) informasi Price Earning Ratio
mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor
untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain,
Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga tiap satu rupiah
earning perusahaan. Di samping itu, Price Earning Ratio
juga
merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. PER
menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan earning per
share. Oleh para investor, angka ratio ini digunakan untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di
masa datang. Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat
tergantung pada prospek perusahaan.
PER adalah cara mengukur seberapa besar investor menilai laba yang
dihasilkan perusahaan. Penghitungan ini dilakukan dengan membagi
harga saham di bursa dengan laba bersih per saham. PER penting karena
jumlah laba yang dihasilkan perusahaan sebetulnya akan menentukan
jumlah deviden yang akan bisa dibayarkan perusahaan nantinya. Jika
labanya naik, ada kesempatan bahwa devidennya akan naik juga. Secara
umum saham dengan PER yang rendah sering dikatakan sebagai saham
yang murah. Rendahnya PER bias terjadi akibat menurunnya harga saham
atau meningkatnya laba bersih. Begitu sebaliknya, PER tinggi bisa terjadi
jika ada penurunan laba bersih yang menjadi elemem pembagi dalam
kalkulasi PER. Saham dengan PER tinggi bisa jadi menunjukkan bahwa
perusahaan penerbit saham tersebut sedang bertumbuh pesat. Dengan
logika yang sama PER yang rendah bisa menjadi indikasi bahwa
perusahaan tersebut mencatat perolehan laba yang statis atau berada di
bidang yang berisiko tinggi (Cahyono, 2000:190-192). Oleh karena itu,
PER berpengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
b. PBTV (Price To Book Value)
Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menjelaskan tentang
perbandingan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku perlembar
saham (Book Value Per Share) sebenarnya. Nilai buku adalah jumlah
yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu
pembubaran (likuidasi) Perseroan Terbatas (PT). Price to Book Value
(PBV) yaitu rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah saham
dengan nilai buku sebenarnya. Harga pasar adalah harga saham yang
terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh para pelaku
pasar sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat pada saat saham
dijual oleh perusahaan atau jumlah yang dikembalikan pada saat
perusahaan mengalami kebangkrutan (Yogiyanto, 2003:88). Maka dengan
mengetahui nilai pasar dan nilai buku maka pertumbuhan perusahaan
dapat diketahui. Perusahaan yang tumbuh mempunyai rasio lebih dari satu
yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih
besar dari nilai bukunya. Jika para penanam saham membeli saham diatas
nilai bukunya maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dari
penjualan saham dan hal itu akan menurunkan return saham yang
diterima para investor karena dinilai harga saham tersebut mahal. Maka
semakin besar rasio. PBV akan mengakibatkan menurunnya return saham
begitu juga
c. EPS (Earning Per Share)
Earning per share (EPS) jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
satu periode untuk tiap lembar saham beredar (Baridwan 2000: 448).
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk
tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Laba per lembar saham diperoleh dari laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan rata-rata saham biasa
yang beredar. EPS merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima
oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas
keikutsertaannya dalam perusahaan. laba per lembar saham biasanya
merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang
umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan
pertumbuhan harga saham. Jumlah pendapatan yang tersedia bagi
pemegang saham adalah pendapatan bersih setelah dikurangi pajak
pendapatan. Pendapatan bersih ini setelah dikurangi dengan deviden dan
hak-hak lainnya untuk pemegang saham biasa. Dengan cara membagi
jumlah pendapatan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan
jumlah lembar saham biasa yang beredar maka akan diketahui jumlah
lembar pendapatan untuk setiap lembar saham tersebut. Husnan
(2001:317) bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya
harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor
juga akan semakin tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham
mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.
Pendapatan per saham (Earning per share/EPS) perusahaan biasanya
menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang
saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan
(return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS, semakin besar
keuntungan/return yang diterima pemegang saham (Alwi, 2003:77). Jadi
jika saham yang beredar dari saham prioritas dan saham biasa maka
langkah pertama adalah menentukan pendapatan yang menjadi hak
pemegang saham prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba bersih
yang diperoleh baru kemudian dapat dihitung laba per lembar saham.
Jadi Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perlembar saham bagi
pemiliknya. Informasi mengenai pendapatan per lembar saham dapat
digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan deviden yang
akan dibagikan. Informasi ini juga dapat berguna bagi investor untuk
mengetahui perkembangan perusahaan. Earning Per Share diperoleh
dari laba bersih setelah dibagi dengan jumlah saham.
EPS erat kaitannya dengan tingkat keuntungan yang diterima oleh
perusahaan dan berhubungan langsung dengan return perusahaan. Oleh
karena itu, EPS memiliki pengaruh terhadap return saham (Alwi,
2003:77).
d. ROE (Return On Equity)
Gill (2004) mengatakan bahwa rasio laba atas ekuitas
mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang
saham. Return on equity menggambarkan sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham
(earning available for common stockholder’s) agar bisa terlihat
seberapa besar kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba,
maka diperlukan perhitungan laba bersih yang sudah dikurangi dengan
biaya bunga dari modal asing (cost of debt) dan pajak perseroan
(income tax). Sedangkan modal yang dihitung adalah modal sendiri
yang bekerja dalam perusahaan.
Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di
masa
mendatang. Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai
prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat
ROE, investor dapat melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas
perusahaan. Indikator
ROE sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di
suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan
tingkat yang diharapkan investor, ROE akan berubah jika EAT atau
equity mengalami perubahan.
e. Tingkat Kapitalisasi (Capitalized Ratio)
Tingkat kapitalisasi atau rasio tingkat pengembalian, mengukur
tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan.
Jika rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan
menurun.
Rasio yang rendah berarti para investor tidak menuntut tingkat
pengembalian
yang
sangat
tinggi
atas
uang
mereka
karena
beranggapan bahwa perusahaan tersebut akan menjadi suatu investasi
yang baik. Rasio yang tinggi berarti investor menginginkan tingkat
pengembalian yang tinggi untuk setiap modal yang diinvestasikan.
Oleh karena itu, rasio kapitalisasi ini berhubungan erat dengan return
saham (Gill, 2004).
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh David wijaya (2008) tentang
pengaruh variabel rasio modal saham yaitu ROE, PER, PTBV, dan BVS
terhadap return dengan menggunakan metode analisis regresi berganda
menunjukkan hasil secara simultan bahwa semua variabel rasio modal
(ROE, PER, BVPS, PTBV) secara signifikan dan positif tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham. Secara parsial, semua variabel
independen (ROE, PER, BVPS, dan PTBV) tidak memiliki pengaruh
secara signifikan dan positif terhadap variabel dependen (Return).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wahid Wachyu Adi winanto
(2007) yang meneliti mengenai variabel EPS, DER, PER dan PTBV
berpengaruh terhadap return saham menggunakan metode regresi
berganda dan menunjukkan hasil bahwa variabel EPS, DER, PER dan
PTBV berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
Kemudian penelitian dari Johannes Tesalonika Siregar (2009)
yang meneliti mengenai EPS, PER dan tingkat kapitalisasi terhadap return
saham yang menunjukkan hasil yaitu EPS dan PER berdasarkan
keeratannya memiliki hubungan yang erat dan searah terhadap harga
saham. Sedangkan Rasio Tingkat Kapitalisasi berdasarkan keeratannya
adalah memiliki hubungan yang erat dan tidak searah. terhadap harga
saham. EPS, PER dan Rasio Tingkat Kapitalisasi secara Gabungan
memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Pengaruh EPS, PER dan
Rasio Tingkat Kapitalisasi secara Parsial (sendiri-sendiri) terhadap Harga
Saham menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara EPS dengan
harga saham Sedangkan antara PER terhadap Harga Saham tidak ada atau
tidak terjadi hubungan linier antara kedua variabel tersebut. Begitu juga
antara Rasio Tingkat Kapitalisasi terhadap Harga Saham tidak ada atau
tidak terjadi hubungan linier antara kedua variabel tersebut.
Selanjutnya penelitian dari Ryo Bramantyo (2006) yang meneliti
mengenai pengaruh DER (debt to equity ratio), PBV (price to book value)
dan DPR (dividend payout ratio) terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan yang positif
dan signifikan antara DER, DPR dan PBV terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur.
Kemudian penelitian dari Mohamad Abdul Azis (2005) yang
meneliti mengenai pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang menghasilkan bahwa baik secara parsial maupun
simultan EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Selanjutnya penelitian dari Anung Saptadi (2007) yang meneliti
mengenai pengaruh ROI, PER dan EPS terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang menghasilkan bahwa secara parsial, variabel
ROE berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan,
variabel ROI, PER dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kemudian penelitian dari Tika Maya Prabawanti (2007) yang
meneliti pengaruh Quick Asset to Inventory (QAI), Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA), Debt toTotal Asset (DTA), Debt to Equity
Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) terhadap Total Return saham
pada Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang
menghasilkan bahwa secara parsial hanya variabel QAI yang tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan secara parsial kelima
variabel berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian dari Sri Artatik (2007) yang meneliti mengenai EPS dan
PER terhadap Return saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
yang memperoleh hasil bahwa secara parsial variabel EPS berpengaruh
terhadap return saham dan variabel PER tidak berpengaruh secara parsial.
Sedangkan secara simultan, variabel EPS dan PER berpengaruh terhadap
return saham perusahaan.
Kemudian penelitian dari Missaka Warusawitharana (2010) yang
meneliti tentang pengaruh real return terhadap ekuitas yang merupakan
kunci
dalam
membuat
keputusan
investasi.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa return di masa yang akan datang akan lebih rendah
dari return saat ini. Hal ini dilihat dari hubungan nilai sekarang (present
value) terhadap dividen, earning terhadap nilai pasar (market value)
melalui return saham.
Kemudian
penelitian
dari
Semra
Karacaer
dan
Ayhan
Kapusuzoglu (2008) yang meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan
yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan keuangan
terhadap
situasi keuangan di perusahaan-perusahaan Turki. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keuangan perusahaan.
C. Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka berikut ini akan
disajikan hipotesis sebagai berikut:
H1: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (ROE, PER, PTBV
EPS, dan tingkat kapitalisasi) terhadap return saham secara parsial
H2: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (ROE, PER, PTBV
EPS, dan tingkat kapitalisasi) terhadap return saham secara simultan
D. Kerangka Pemikiran
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
ANALISIS RASIO MODAL SAHAM
CR
EPS
PER
PBV
ROE
RETURN SAHAM
UJI ASUMSI KLASIK
Uji t
Uji F
UJI REGRESI BERGANDA
INTERPRETASI
Uji R
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif karena
meneliti pengaruh rasio modal saham terhadap return saham yang
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Periode
yang diambil yaitu Januari 2004 sampai Desember 2008, karena periode
ini menggambarkan reaksi pasar terkini dan pada tahun 2004 pasar modal
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2004-2008 yang terdiri
atas perusahaan manufaktur dari sub sektor industri, sub sektor industry
tersebut diantaranya yaitu: food and Beverages, Tobacco Products,
Textile Mill Products, Apparel and Other Textile Products, Lumber and
Wood Products, Paper and Allied Products, Chemical and Allied
Products, Adhesive, Plastic Products, Cement, Metal, Machinery, Cables,
Electrik and EletronicsEquipment, Automotive and Allied Products,
Photographic Equipment, Pharmaceutikal, Consumer Goods, Other
Manufakturing, Fabricated Metal Products, Stone Clay and Concrete
Products.
Diambilnya Bursa Efek Jakarta sebagai obyek pengamatan karena
Bursa Efek Jakarta sebagai barometer aktivitas pasar modal di Indonesia.
Disamping itu frekuensi perdagangan dan variasi harga saham jauh lebih
besar dan tinggi jika dibandingkan dengan Bursa Efek Surabaya.
Dipilihnya perusahaan manufakatur karena lebih dari separuh perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta adalah perusahaan manufaktur untuk
menjernihkan analisis, maka perlu mengkonsentrasikan pada perusahaan
yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap. Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah sebanyak 138 perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004-2008 yang kemudian
diseleksi menjadi 23.
Metode penarikan
sampel
menggunakan
teknik
purposive
sampling, yaitu metode penarikan sampel berdasarkan syarat dan kriteria
yang ditentukan agar memperoleh data yang diinginkan.
Pemilihan sampel saham perusahaan manufaktur yang diteliti
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang go public di BEI selama tahun 20042008
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang
dipublikasikan dalam bentuk laporan keuangan auditan secara
lengkap selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan.
3. Sampel perusahaan diambil sebanyak 23 perusahaan selama periode 5
tahun.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara membaca buku-buku dan surat kabar, mengadakan penelitia n
kepustakaan baik melalui buku-buku maupun bahan-bahan serta literaturliteratur yang berhubungan erat kaitannya dengan pokok permasalahan
yang akan diteliti.
2. Data sekunder, yaitu melalui pihak-pihak lain seperti data-data yang dapat
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan BAPEPAM.
3. Penelitian Lapangan, yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke
BEI denagn tujuan memperoleh data penelitian yang dibutuhkan. Data
yang digunakan dalam penelitian ni merupakan data runtun waktu atau
data berkala (time series) yaitu data yang disusun berdasarkan urutan
waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Waktu yang
digunakan dapat berupa mingguan, bulanan, tahunan dan sebagainya.
D. Metode Analisis
Teknik
analisis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan
pengujian dengan regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multi
kolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi. Analisis regresi
berganda bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
program Eviews 5.0. Setelah model regresi terbebas dari penyimpangan
asumsi klasik, maka langkah selanjutnya dilakukan uji statistic yang
terdiri dari uji t dan uji F dan uji koefisien determinasi..
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Gujarati (1995) bahwa dalam analisis linier berganda
perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul
masalah dalam penggunaan analisis regresi linier berganda. Dalam
penelitian ini asumsi klasik yang dianggap penting dalam penelitian
yaitu:.
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji signifikansi
variabel independen terhadap variable dependen melalui uji t hanya
akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi
normal. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan
metode Jarque-Bera(J-B). jika residual didistribusikan secara
normal maka diharapkan nilai statistic J-B akan sama dengan nol.
Jika nilai probabilitas dari statistic J-B besar atau dengan kata lain
jika nilai statistic dari J-B ini tidak signifikan maka kita menerima
hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai
statistik J-B mendekati nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas dari
statistic JB kecil atau signifikan maka kita menolak hipotesis
bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistic
J-B tidak sama dengan nol.
b. Uji Multikolonieritas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variable
independen dalam satu regresi. Model regresi yang baik adalah
model yang tidak mempunyai masalah multikolinearitas. Penelitian
ini membahas masalah multikolinearitas dengan melakukan uji
korelasi parsial antar variabel independent dengan bantuan Eviews
5.
Masalah multikolinearitas dengan uji korelasi parsial antar
variabel independen dapat dilihat dengan nilai korelasi antar
variabel. Jika koefisen korelasi lebih dari 0.80, dapat disimpulkan
terdapat multikolinearitas pada model. Sebaliknya jika nilai
koefisien korelasi lebih kecil dari 0,80 maka diduga model tidak
mengandung masalah multikolinearitas (Widarjono;2007).
c. Uji Autokorelasi
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dala
sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.
Penelitian ini menggunakan Metode Breusch-godfrey atau yang
lebih dikenal dengan metode Langrange Multiplier (LM) untuk
mendeteksi adanya masalah autokorelasi jika probabilitasobs*R 2
uji LM < 0.05 maka terdapat gejala autokorelasi dalam model yang
digunakan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah varians
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua observasi data.
Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan
menggunakan
uji
heterokedastisitas.
White
Suatu
untuk
model
mengidentifikasi
dikatakan
terdapat
masalah
gejala
heterokedastisitas jika nilai chi square hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai chi square kritis. Sebaliknya jika nilai
chi square hitung lebih kecil dari nilai kritis chi square maka dapat
disimpulkan tidak ada masalah heterokedastisitas.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel,
ditentukan dengan tingkat signifikansi 5%, hasil dari perbandingan
probabilitas (sig t) dengan taraf signifikansi yang ditolerir sebesar α
=5% akan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam uji
hipotesis penelitian.
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu (parsial). Hipotesa yang
digunakan adalah :
Ho : b i = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
i
independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan level signifikan 95% atau α = 5%
H ditolak bila : probabilitas nilai t hitung < probabilitas nilai t kritis
0
H diterima bila : probabilitas nilai t hitung > probabilitas nilai t kritis
0
Rumus menghitung t hitung dengan rumus t hitung
t = b-B
Sb
Keterangan:
b = koefisien regresi parsial sampel
B = koefisien regresi parsial populasi
Sb = Standar error koefisien regresi sampel
b. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari
seluruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap
variabel dependen.
H0 : b1 , b2 , b 3 , b4 , b5 , ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara variabel independen (x1,x2,x3,x4,x5 ) terhadap
variabel dependen (Y).
Ha : b1 , b2 , b3 , b4 , b5 > 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari variabel independen ( x1,x2,x3,x4,x5) terhadap variabel
dependen (Y).
F = R2/k
(1-R 2)/(n-k-1)
Keterangan:
F : F hitung
R2 : Koefisien Determinan
k : Jumlah variabel independent
n : Jumlah sample
( Gujarati, 1995: 120)
c. Uji R2 (Keofisien Determinasi)
Uji R 2 ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
variasi total variabel dependen.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
variasi total variabel dependen.
R2= ESS
TSS
Dimana:
ESS = Explained sum of squares
TSS = total sum of squares
d. Uji Regresi Berganda:
Y = a + b1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + u
Keterangan:
Y
= Return Saham
a
= Konstanta
b1- b5 = Koefisien variable-variabel independen
X1
= Capitalized Ratio
X2
= Earning Per Share
X3
= Price to Book Value
X4
= Price Earning Ratio
X5
= Return On Equity
u
= Variabel pengganggu
E. Operasional Variabel Penelitian
1.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu rasio modal
saham yang berupa PER, DER, EPS, PBTV, dan tingkat
kapitalisasi.
a. PER (Price Earning Ratio)
Rasio
ini
menggambarkan ketersediaan
investasi
membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba
perusahaan. Price
earning ratio dapat dihitung dengan
perbandingan antara harga pasar per lembar saham dan laba
bersih per lembar saham.
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
PER = Harga Saham Per Lembar
Pendapatan per lembar saham
b. EPS (Earning Per Share)
Earning
Per
Share
(EPS)
merupakan
ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per
lembar saham bagi pemiliknya.
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
EPS = Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
c. PBV
Price
to
Book
Value
(PBV)
yaitu
rasio
untuk
membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku
sebenarnya.
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
PTBV = Harga Saham
Nilai Buku
d. ROE (Return On Equity)
Rasio yang mengukur besarnya pengembalian terhadap
investasi para pemegang saham. ROE ini ditunjukkan dalam
persamaan sebagai berikut:
ROE = Pendapatan Setelah Pajak
Modal Pemegang Saham
e. Tingkat Kapitalisasi
Rasio yang mngukur tingkat
pengembalian yang
dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Rasio ini ditunjukkan
dalam persamaan sebagai berikut:
CR = Pendapatan per lembar saham
Harga pasar per lembar saham
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang
diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham pada
waktu tertentu dengan harga saham pada periode sebelumnya.
Rumus return saham:
Rt = Pt – P t-1
Pt-1
Keterangan:
Rt = return saham
Pt = Harga saham waktu tertentu
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI yang terdiri atas perusahaan manufaktur dari beberapa
sub-sektor yaitu: food and Beverages, Tobacco Products, Textile Mill
Products, Apparel and Other Textile Products, Lumber and Wood
Products, Paper and Allied Products, Chemical and Allied Products,
Adhesive, Plastic Products, Cement, Metal, Machinery, Cables,
Electrik and EletronicsEquipment, Automotive and Allied Products,
Photographic Equipment, Pharmaceutikal, Consumer Goods, Other
Manufakturing, Fabricated Metal Products, Stone Clay and Concrete
Products.
Penulis mengambil sampel
perusahaan dengan
metode
purposive sampling, Perusahaan dalam penelitian ini berjumlah 23
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang go public di BEI selama tahun 20042008.
b. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan setiap tahun
selama tahun pengamatan 2004-2008, dengan dasar periode tahun
kalender yang berakhir tanggal 31 Desember.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas,
maka perusahaan yang yang menjadi sampel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No.
Nama Perusahaan
Kode
1.
Aqua Golden Missisipi Tbk
AQUA
2.
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
3.
Siantar Top Tbk
STTP
4.
Ultra Jaya Milk Ind. Tbk
ULTJ
5.
HM Sampoerna Tbk
HMSP
6.
Pan Brothers Tbk
PBRX
7.
Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY
8.
Sepatu Bata Tbk
BATA
9.
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
SULI
10.
Asahimas Flat Glass Tbk
AMFG
11.
Dynaplast Tbk
DYNA
12.
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
INTP
13.
Lionmesh Prima Tbk
LMSH
14.
Lion Metal works Tbk
LION
15.
Mulia Indostrindo Tbk
MLIA
16.
Sumi Indo Kabel Tbk
IKBI
17.
Voksel Electric Tbk
VOKS
18.
Mandom Indonesia Tbk
TCID
19.
Kalbe Farma TBk
KLBF
20.
Kimia Farma (Persero)
KAEF
21.
Astra International Tbk
ASII
22.
Astra OtopartsTbk
AUTO
23.
Selamat Sempurna Tbk
SMSM
Sumber: BEI
2. Variabel-variabel Penelitian Sampel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari
EPS, CR, PBV, PER, dan ROE. Sedangkan variabel dependennya
adalah Return Saham.
a. CR (Capitalized Ratio)
Capitalized ratio merupakan rasio yang mengukur tingkat
pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Jika
rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan
menurun.
b. EPS (Earning per Share)
Earning per Share merupakan rasio yang menunjukkan
berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per lembar saham. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan dengan nilai EPS yang tinggi berarti
mampu menghasilkan laba per lembar saham yang tinggi, sehingga
tingkat pengembalian atau return sahamnya juga tinggi.
c. PER (Price Earning Ratio)
Price Earning Ratio merupakan ukuran untuk menentukan
bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan.
Perusahaan dengan nilai PER yang tinggi berarti memiliki laba
yang rendah, dan sebaliknya perusahaan yang memiliki nilai PER
rendah berarti memiliki laba yang tinggi. Dengan kata lain PER
berbanding terbalik terhadap laba perusahaan. Perusahaan dengan
PER yang rendah berarti memiliki laba yang tinggi, sehingga
return saham juga tinggi.
d. PBV (Price to Book Value)
Price to Book value merupakan rasio yang mengukur
apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di
bawah nilai buku saham tersebut. Semakin kecil hasilnya
semakin baik (Arifin, 1999: 89). Nilai buku adalah jumlah yang
akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu
pembubaran (likuidasi) Perseroan Terbatas (PT). Book Value Per
Share adalah rasio untuk menilai murah tidaknya sebuah saham
dengan
saham
lainnya.
Dapat
diperoleh
dengan
cara
membandingkan laba bersih dengan jumlah saham (Jogiyanto,
2003: 82). Book Value Per Share adalah rasio untuk menilai murah
tidaknya sebuah saham dengan saham lainnya. Dapat diperoleh
dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah saham
(Jogiyanto, 2003: 82).
e. ROE (Return On Equity)
Return On Equity merupakan rasio yang mengukur
besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham.
Rasio yang tinggi berarti manajemen telah melakukan tugasnya
dengan baik sehingga semakin tinggi rasio semakin baik.
f. Return Saham
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dimiliki
oleh pemodal saham atas investasi yang dilakukannya. Nilai return
saham yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki laba yang besar pula, sehingga memberikan return yang
tinggi kepada investornya.
3. Analisis Deskriptif data
Data keuangan perusahaan berupa variabel-variabel dependen
di sajikan sebagai berikut:
a. CR (Capitalized Ratio)
Rasio yang mngukur tingkat pengembalian yang dituntut
oleh pasar terhadap perusahaan.
Tabel 4.2
CR Perusahaan Manufaktur 2004-2008
No.
Kode
Perusahaan
1
2004
2005
2006
2007
2008
AQUA
0.1416
0.0874
0.0478
0.0409
0.0392
2
INDF
0.0502
0.0065
0.0529
0.0375
0.1855
3
STTP
0.1199
0.0464
0.0476
0.028
0.0773
4
ULTJ
0.0042
0.0068
0.0165
0.0276
0.1953
5
HMSP
0.0778
0.0822
0.0942
0.0639
0.1198
6
PBRX
0.063
0.1312
0.0815
0.2445
0.6452
7
RICY
0.0693
0.2941
0.1383
0.1256
0.1245
8
BATA
0.1267
0.1073
0.0616
0.0739
0.7874
9
SULI
-0.426
-0.004
-0.033
0.013
0.0052
10
AMFG
0.1645
0.102
0.0174
0.0133
0.3289
11
DYNA
0.0947
0.0557
0.0123
0.0431
0.0408
12
INTP
0.0223
0.0549
0.0351
0.0309
0.0970
13
LMSH
0.3534
0.2513
0.2252
0.1965
0.5435
14
LION
0.2203
0.1712
0.2049
0.1908
15
MLIA
-1.515
0.2564
3.5714
-2.5
-2
1.1494
16
IKBI
0.0534
0.2092
0.2062
0.3610
17
VOKS
-2.5
0.1431
0.6369
0.1156
0.0886
0.2415
18
TCID
0.1848
0.1692
0.0928
0.0947
0.1474
19
KLBF
0.0635
0.0576
0.0596
0.063
0.1653
20
KAEF
0.0011
0.0449
0.0265
0.0319
0.0975
21
ASII
0.1346
0.1449
0.0628
0.0552
0.2230
22
AUTO
0.156
0.1456
0.1209
0.149
0.3077
23
SMSM
0.1534
0.1692
0.1319
0.1294
0.1186
Sumber: BEI, data diolah
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004,
perusahaan yang memiliki nilai Capitalized Ratio paling tinggi adalah
perusahaan Lionmesh Prima dengan nilai 0.3534 atau dan yang
memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan Voksel Electric
dengan nilai -2.5. Pada tahun 2005, perusahaan yang memiliki nilai
CR paling tinggi adalah Ricky Putra Globalindo dengan nilai 0.2941
atau dan perusahaan yang memiliki nilai CR paling rendah adalah
Mulia Industrindo dengan nilai -3.5714. Pada tahun 2006, perusahaan
yang memiliki nilai CR paling tinggi adalah Sumi Indo Kabel dengan
nilai 0.2092 dan perusahaan paling rendah adalah Dynaplast dengan
nilai CR sebesar 0.0123. Pada tahun 2007, perusahaan Pan Brothers
dengan nilai sebesar 0.2445 dan perusahaan Asahimas Flat Glass
dengan nilai 0.0133. Pada tahun 2008, nilai CR yang paling tinggi
adalah perusahaan Mulia Industrindo dengan nilai sebesar 1.1494 dan
yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan AquaGolden
Missippi dengan nilai 0.0392.
b. EPS (Earning Per Share)
Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham
bagi pemiliknya.
Tabel 4.3
EPS Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
No.
Kode
Perusahaan
2004
2005
2006
2007
2008
1
2
AQUA
INDF
6798
40
5509
6
5263
71
5292
96
4975
173
3
4
STTP
ULTJ
22
2
7
2
10
7
10
15
12
156
5
6
HMSP
PBRX
525
26
732
49
913
31
913
87
970
79
7
8
9
10
RICY
BATA
SULI
AMFG
25
1774
-179
416
75
1556
-3
613
66
863
-89
8
70
1698
42
298
30
16085
1
629
11
12
DYNA
INTP
166
66
64
195
10
202
32
253
27
446
13
LMSH
539
477
383
413
1962
14
LION
375
512
377
431
586
15
16
MLIA
IKBI
-416
31
-562
61
-389
172
-680
237
259
181
17
18
VOKS
TCID
-414
740
-181
694
47
645
72
796
72
812
19
KLBF
55
57
71
79
66
20
KAEF
13
7
4
10
7
21
ASII
1313
1478
985
1509
2428
22
23
AUTO
SMSM
300
44
408
52
354
46
495
56
1078
77
Sumber: BEI, data diolah
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004,
perusahaan yang memiliki nilai Earning Per Share paling tinggi
adalah perusahaan Aqua Golden Missippi dengan nilai 6798 dan
yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan Mulia
Industrindo dengan nilai -416. Pada tahun 2005, perusahaan yang
memiliki nilai Earning Per Share paling tinggi adalah Aqua
Golden Missippi dengan nilai 5509 dan perusahaan yang
memiliki nilai Earning Per Share paling rendah adalah Mulia
Industrindo dengan nilai -562. Pada tahun 2006, perusahaan yang
memiliki nilai Earning Per Share paling tinggi adalah Aqua
Golden Missippi dengan nilai 5263 dan perusahaan paling rendah
adalah Mulia Industrindo dengan nilai Earning Per Share sebesar
-368. Pada tahun 2007, perusahaan Aqua Golden Missippi
dengan nilai sebesar 5292 dan perusahaan Mulia Industrindo
dengan nilai -680. Pada tahun 2008, nilai Earning Per Share yang
paling tinggi adalah perusahaan Sepatu Bata dengan nilai sebesar
16085 dan yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan
Sumalindo Lestari Jaya dengan nilai earning Per Share 1.
c. PBV
Price to Book
Value
(PBV)
yaitu
rasio
untuk
membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai
buku sebenarnya.
Tabel 4.4
PBV Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
Nama
No. Perusahaan
2004
2005
2006
2007
2008
1
AQUA
1.92
2.09
3.25
3.48
3.08
2
INDF
1.83
2.03
2.67
3.84
0.97
3
STTP
0.76
0.6
0.81
1.37
0.53
4
ULTJ
1.41
1.1
1.54
2.21
1.95
5
HMSP
4.84
8.42
7.59
8.45
4.87
6
PBRX
1.97
1.47
1.42
1.08
0.33
7
RICY
1.14
0.65
1.08
1.1
0.46
8
BATA
1.08
1.06
1
1.49
0.95
9
SULI
-0.61
12
7.79
6.71
0.39
10
AMFG
1.02
1.22
1.09
1.12
0.36
11
DYNA
1.44
0.92
0.65
0.59
0.53
12
INTP
2.32
2.52
3.53
4.55
2.11
13
LMSH
0.9
0.89
0.69
0.77
0.81
14
LION
0.78
0.77
0.8
0.68
0.86
15
MLIA
-0.22
-0.08
-0.07
-0.12
-0.08
16
IKBI
0.56
0.4
0.68
0.84
0.34
17
VOKS
-0.15
-0.21
1.33
2.16
0.7
18
TCID
1.55
1.43
2.11
2.27
1.34
19
KLBF
4.04
6.18
4.16
3.8
1.17
20
KAEF
1.41
0.98
1.08
1.89
0.46
21
ASII
2.61
2.08
2.93
4.31
1.38
22
AUTO
1.11
1.36
1.28
1.23
1.02
23
SMSM
1.06
1.01
1.15
1.26
1.74
Sumber: BEI, data diolah
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2004, perusahaan yang memiliki nilai PBV paling tinggi
adalah perusahaan HM Sampoerna dengan nilai 4.84 dan
yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan
Sumalindo Lestari Jaya dengan nilai -0.61. Pada tahun 2005,
perusahaan yang memiliki nilai PBV paling tinggi adalah HM
Sampoerna
dengan nilai 8.42 atau dan perusahaan yang
memiliki nilai PBV paling rendah adalah Voksel Electir
dengan nilai -0.21. Pada tahun 2006, perusahaan yang
memiliki nilai PBV paling tinggi adalah Sumalindo Lestari
Jaya dengan nilai 7.79 dan perusahaan paling rendah adalah
Mulia Industrindo dengan nilai PBV sebesar -0.07. Pada
tahun 2007, perusahaan HM Sampoerna dengan nilai sebesar
8.45 dan perusahaan MUlia Industrindo dengan nilai -0.12.
Pada tahun 2008, nilai PBV yang paling tinggi adalah
perusahaan HM Sampoerna dengan nilai sebesar 4.87 dan
yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan Mulia
Industrindo dengan nilai -0.08.
d. PER
Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi
membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba
perusahaan.
Tabel 4.5
PER Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
No.
Kode
Perusahaan
2004
2005
2006
2007
2008
1
AQUA
7.06
11.44
20.9
24.47
25.53
2
INDF
19.91
152.75
18.89
26.69
5.39
3
STTP
8.34
21.55
21.02
35.69
12.94
4
ULTJ
237.8
148.04
60.43
36.17
5.12
5
HMSP
12.85
12.16
10.62
15.66
8.35
6
PBRX
15.87
7.62
12.27
4.09
1.55
7
RICY
14.42
3.4
7.23
7.96
8.03
8
BATA
7.89
9.32
16.23
13.54
1.27
9
SULI
-2.35
-247.91
-30.48
77
193.01
10
AMFG
9.57
5.42
383.09
10.72
1.92
11
DYNA
10.56
17.95
81.14
23.22
24.52
12
INTP
44.89
18.21
28.46
32.37
10.31
13
LMSH
2.83
3.98
4.44
5.09
1.84
14
LION
4.54
3.9
5.84
4.88
5.24
15
MLIA
-0.66
-0.28
-0.4
-0.5
0.87
16
IKBI
18.72
6.99
4.78
4.85
2.77
17
VOKS
-0.4
-1.57
8.65
11.29
4.14
18
TCID
5.41
5.91
10.78
10.56
6.78
19
KLBF
15.75
17.35
16.77
15.88
6.05
20
KAEF
927.86
22.27
37.77
31.35
10.26
21
ASII
7.43
6.9
15.93
18.1
4.35
22
AUTO
6.41
6.87
8.27
6.71
3.25
23
SMSM
6.52
5.91
7.58
7.73
8.43
Sumber: BEI, data diolah
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004,
perusahaan yang memiliki nilai PER paling tinggi adalah
perusahaan Kimia Farma dengan nilai 927.86 atau dan yang
memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan Sumalindo
Lestari Jaya dengan nilai -2.35. Pada tahun 2005, perusahaan
yang memiliki nilai PER paling tinggi adalah Indofood
Sukses Makmur dengan nilai 152.75 atau dan perusahaan
yang memiliki nilai PER paling rendah adalah Sumalindo
Lestari Jaya dengan nilai -247.91. Pada tahun 2006,
perusahaan yang memiliki nilai PER paling tinggi adalah
Asahimas Flat Glass dengan nilai 383.09 dan perusahaan
paling rendah adalah Sumalindo Lestari Jaya dengan nilai
PER sebesar -30.48. Pada tahun 2007, perusahaan Ultra Jaya
Milk dengan nilai sebesar 36.17 dan perusahaan Mulia
Industrindo dengan nilai -0.5. Pada tahun 2008, nilai PER
yang paling tinggi adalah perusahaan Sumalindo Lestari Jaya
dengan nilai sebesar 193.01 dan yang memiliki nilai paling
rendah adalah perusahaan Sepatu Bata dengan nilai 1.27.
c. ROE
Rasio yang mengukur besarnya pengembalian terhadap
investasi para pemegang saham.
Tabel 4.6
ROE Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
Kode
No. Perusahaan
1
AQUA
2
INDF
3
STTP
4
ULTJ
5
HMSP
6
PBRX
7
RICY
8
BATA
2004
0.2585
0.0888
0.0889
0.0055
0.4099
0.0995
0.1261
0.2008
2005
0.1588
0.0288
0.0324
0.0056
0.5208
0.0935
0.1476
0.1423
2006
0.1092
0.1341
0.0421
0.0181
0.62
0.0825
0.1309
0.1061
2007
0.1299
0.1363
0.0435
0.0365
0.4494
0.1731
0.1241
0.1665
2008
0.1416
0.1217
0.0133
0.2675
0.484
-0.42
-0.0292
0.5769
9
10
SULI
AMFG
3.7152
0.2005
0.0589
0.177
-0.128
-0.015
0.0476
0.1182
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
DYNA
INTP
LMSH
LION
MLIA
IKBI
VOKS
TCID
KLBF
KAEF
ASII
AUTO
SMSM
0.1206
0.0249
0.315
0.1954
0.3419
0.0232
0.2458
0.2074
0.3054
0.0955
0.3279
0.1596
0.1672
0.0532
0.1314
0.1937
0.1416
0.2959
0.0701
0.1154
0.2021
0.2684
0.0626
0.2672
0.1705
0.16
-0.017
0.0983
0.1136
0.1378
0.1599
0.1189
0.137
0.1648
0.2259
0.0505
0.1659
0.1513
0.1467
0.002
0.1422
0.2039
0.1489
0.2412
0.176
0.1739
0.1651
0.2084
0.0575
0.2418
0.2012
0.1666
-0.8079
0.1525
6.98E06
0.2053
0.2437
0.1881
0.1529
0.1926
0.0166
0.1407
0.2004
0.0584
0.2778
0.2134
0.1675
Sumber: BEI, data diolah
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun
2004, perusahaan yang memiliki nilai ROE paling tinggi
adalah perusahaan HM Sampoerna dengan nilai 4.099 dan
yang memiliki nilai paling rendah adalah perusahaan Ultra
Jaya Milk dengan nilai 0.0005.
Pada tahun
2005,
perusahaan yang memiliki nilai ROE paling tinggi adalah
HM Sampoerna dengan nilai 0.5208 atau dan perusahaan
yang memiliki nilai ROE paling rendah adalah Ultra Jaya
Milk dengan nilai 0.0056. Pada tahun 2006, perusahaan
yang memiliki nilai ROE paling tinggi adalah HM
Sampoerna dengan nilai 0.62 dan perusahaan paling rendah
adalah Sumalindo Lestari Jaya dengan nilai ROE sebesar 0.128. Pada tahun 2007, perusahaan HM Sampoerna
dengan nilai sebesar 0.4494 dan perusahaan Dynaplast
dengan nilai 0.002. Pada tahun 2008, nilai ROE yang paling
tinggi adalah perusahaan HM Sampoerna dengan nilai
sebesar 0.484 dan yang memiliki nilai paling rendah adalah
perusahaan Pan Brothers dengan nilai -0.42.
d. Return Saham
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh
pemodal
atas
suatu
investasi
yang
dilakukannya. Return saham dalam penelitian ini diperoleh
berdasarkan rumus yang telah dikemukakan pada bab III.
Perhitungan return saham dalam penelitian ini dilakukan
setelah perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan,
dengan asumsi bahwa investor telah melihat informasi
keuangan yang diterbitkan perusahaan pada tanggal 31
Desember, sehingga dapat diketahui reaksi pasar setelah
penerbitan laporan keuangan tersebut.
Tabel 4.7
Return saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2008
Kode
No. Perusahaan
1
AQUA
2004
-0.011
2005
0.03
2006
0.0635
2007
0.0521
2008
-0.0081
2
INDF
-0.071
0.0555
0.0411
0.0259
0.0078
3
STTP
-0.064
0.0584
0.042
-0.014
-0.0028
4
ULTJ
0.0567
0.071
0.1005
-0.015
0.0215
5
HMSP
-0.034
0.0514
0.0092
0.0397
0.0373
6
PBRX
-0.064
0.011
-0.026
-0.034
0.0095
7
RICY
-0.024
0.0245
0.1249
-0.029
0.1702
8
BATA
-0.02
0.0121
0.0137
0.0022
-0.002
9
SULI
-0.138
0.0332
0.1129
0.0713
0.2362
10
AMFG
-0.041
0.0213
0.0011
0.0455
0.0103
11
DYNA
0.0411
0.0305
0.0394
0.0085
0.0294
12
INTP
-0.033
0.0311
0.0444
0.0203
0.0486
13
LMSH
0.0092
0.0048
-0.007
0.1081
0.1806
14
LION
0.0382
0.0253
0.0764
0.0436
0.0592
15
MLIA
-0.018
0.0905
0.0043
-0.036
0.0246
16
IKBI
-0.038
0.068
-0.009
-0.046
0.2121
17
VOKS
-0.067
0.1192
0.0543
0.073
0.1850
18
TCID
-0.029
0.018
0.0409
0.0086
0.0388
19
KLBF
-0.079
0.0058
0.0227
0.0726
0.0488
20
KAEF
-0.086
0.0827
0.0176
-0.01
0.0059
21
ASII
-0.07
0.0497
0.0428
0.0092
0.0554
22
AUTO
0.034
0.0141
0.0092
0.0573 0.01670
23
SMSM
0.0673
0.0098
-0.025
-0.019
Sumber: BEI, data diolah
-0.0088
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004,
perusahaan yang memiliki Return paling tinggi adalah perusahaan
Selamat Sempurna dengan nilai 0.0673
atau dan yang memiliki
nilai paling rendah adalah perusahaan Sumalindo Lestari Jaya
dengan nilai -0.138. Pada tahun 2005, perusahaan yang memiliki
return paling tinggi adalah Voksel Electric dengan nilai 0.1192 dan
perusahaan yang memiliki nilai return paling rendah adalah
Dynaplast dengan nilai –0.0305. Pada tahun 2006, perusahaan yang
memiliki nilai return paling tinggi adalah Ricky Putra Globalindo
dengan nilai 0.1249
dan perusahaan paling rendah adalah Pan
Brothers dengan nilai return sebesar -0.026. Pada tahun 2007,
perusahaan Lionmesh Prima dengan nilai sebesar 0.1081 dan
perusahaan Sumi Indo Kabel dengan nilai -0.046. Pada tahun 2008,
nilai return yang paling tinggi adalah perusahaan Sumalindo Lestari
Jaya dengan nilai sebesar 0.2361 dan yang memiliki nilai paling
rendah adalah perusahaan Selamat Sempurna dengan nilai -0.0088.
B. Penemuan dan Pembahasan
Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, serta kepentingan pengujian hipotesis,
maka teknik analisis dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Sebelum
dilakukan
pengujian dengan regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multi
kolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi. Analisis regresi
berganda bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
program Eviews 5.0. Setelah model regresi terbebas dari penyimpangan
asumsi klasik, maka langkah selanjutnya dilakukan uji statistic yang terdiri
dari uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi (R2), kemudian uji regresi
berganda.
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah variable
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas
data
menggunakan
metode
Jarque-Bera(J-B).
jika
residual
didistribusikan secara normal maka diharapkan nilai statistic J-B
akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas dari statistic J-B besar
atau dengan kata lain jika nilai statistic dari J-B ini tidak signifikan
maka kita
menerima hipotesis bahwa residual mempunyai
distribusi normal karena nilai statistik J-B mendekati nol.
Sebaliknya jika nilai probabilitas dari statistic JB kecil atau
signifikan maka kita menolak hipotesis bahwa residual mempunyai
distribusi normal karena nilai statistic J-B tidak sama dengan nol.
Jarque Bera
Tabel 4.8
Hasil uji normalitas data
Probabilitas
5.012119
0.081589
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan uji statistik J-B, nilai statistiknya sebesar
5.012119 dengan probabilitas yang cukup besar yaitu sebesar
8.16%. Oleh karena itu, berarti hipotesis nol diterima karena
residual didistribusikan secara normal.
b) Uji Multikolonieritas
Masalah multikolinearitas dengan uji korelasi parsial antar
variabel independen dapat dilihat dengan nilai korelasi antar
variabel. Jika koefisen korelasi lebih dari 0.80, dapat disimpulkan
terdapat multikolinearitas pada model. Sebaliknya jika nilai
koefisien korelasi lebih kecil dari 0,80 maka diduga model tidak
mengandung masalah multikolinearitas (Widarjono;2007).
Tabel 4.9
Hasil Matrix Correlation
LOG(X1)
LOG(X2)
LOG(X3)
LOG(X4)
LOG(X5)
LOG(X1)
1.000000
0.420459
-0.470297
-0.952165
0.387142
LOG(X2)
0.420459
1.000000
0.219513
-0.460449
0.588672
LOG(X3)
-0.470297
0.219513
1.000000
0.486492
0.405190
LOG(X4)
-0.952165
-0.460449
0.486492
1.000000
-0.404755
LOG(X5)
0.387142
0.588672
0.405190
-0.404755
1.000000
Sumber: Lampiran 2
Tabel 4.9 Terlihat bahwa nilai korelasi antar variable
independen tidak lebih dari 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas pada model regresi tersebut.
c) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini
menggunakan
uji
white
untuk
mengidentifikasi
masalah
heterokedastisitas ini. Hasil uji white dengan bantuan software
eviews 5.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji White untuk heterokedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.151970
1.656238
Probability
Probability
0.998714
0.998361
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 02/16/10 Time: 16:58
Sample: 1 115
Included observations: 115
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X1^2
X2
X2^2
X3
X3^2
X4
X4^2
X5
X5^2
0.004603
0.000962
0.000699
-4.76E-06
2.62E-10
0.008005
-0.000943
-8.99E-05
8.89E-08
-0.014469
0.003996
0.009643
0.018985
0.007342
6.05E-06
4.48E-10
0.008055
0.000900
0.000133
1.55E-07
0.034099
0.009838
0.477270
0.050665
0.095189
-0.786444
0.583911
0.993822
-1.047590
-0.673442
0.572381
-0.424331
0.406244
0.6342
0.9597
0.9243
0.4334
0.5605
0.3226
0.2973
0.5022
0.5683
0.6722
0.6854
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
0.014402
-0.080367
0.047188
0.231573
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
0.007132
0.045399
-3.178609
-2.916051
Log likelihood
Durbin-Watson stat
193.7700
2.026386
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.151970
0.998714
Sumber: Lampiran 3
Tabel 4.10 Menunjukkan bahwa model tidak mengandung
heterokedastisitas, karena nilai probabilitas chi squares sebesar
99.83% lebih besar dari 0.05 atau 5%. Selain itu nilai chi square
hitung sebesar 1.656238 sedangkan nilai kritis chi square pada α =
5% dengan df sebesar 10 adalah 18.3070. Karena nilai chi square
hitung lebih kecil dari nilai kritis chi square maka dapat
disimpulkan tidak ada masalah heterokedastisitas.
d) Uji autokorelasi
Penelitian ini menggunakan Metode Breusch-godfrey atau
yang lebih dikenal dengan metode Langrange Multiplier (LM)
untuk
mendeteksi
probabilitasobs*R2
autokorelasi
dalam
adanya
uji LM
model
masalah
< 0.05
yang
autokorelasi
maka
jika
terdapat gejala
digunakan.hasil
deteksi
autokorelasi dengan menggunakan metode LM dapat dilihat pada
tabel 4.11 Berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.167947
0.359877
Probability
Probability
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares Date:
02/16/10 Time: 16:57
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
0.845621
0.835322
Prob.
C
X1
X2
X3
X4
X5
RESID(-1)
RESID(-2)
-0.000520
-0.000401
2.93E-07
-4.10E-05
4.03E-06
0.001549
0.002357
0.056885
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.003129
-0.062086
0.087416
0.817654
121.2314
2.001672
0.012640
0.015026
4.52E-06
0.004174
8.36E-05
0.022804
0.098366
0.098221
-0.041153
-0.026696
0.064786
-0.009820
0.048210
0.067909
0.023958
0.579149
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.9673
0.9788
0.9485
0.9922
0.9616
0.9460
0.9809
0.5637
6.21E-18
0.084823
-1.969241
-1.778289
0.047985
0.999843
Sumber: Lampiran 4
Tabel 4.11 tersebut diatas menunjukkan probabilitas
obs*R2 uji LM sebesar 0.835322 lebih besar dari α sebesar 0,05.
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai chi square kritis dengan df 5
pada α 5% sebesar 11.0705 sedangkan nilai chi square hitung
sebesar 0.006185 lebih kecil dari nilai chi square kritis artinya
model tidak mempunyai masalah autokorelasi.
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares Date:
02/16/10 Time: 16:55
Sample: 1 115
Included observations: 115
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X2
X3
X4
X5
0.043835
0.008275
-2.24E-06
-0.000718
-8.10E-05
-0.055505
0.012495
0.014887
4.44E-06
0.004135
8.19E-05
0.022447
3.508316
0.555815
-0.504169
-0.173620
-0.989067
-2.472736
0.0007
0.5795
0.6152
0.8625
0.3248
0.0150
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.064164
0.021236
0.086747
0.820220
121.0511
1.992901
Sumber: Lampiran 5
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.029391
0.087683
-2.000890
-1.857676
1.494682
0.197452
2. Uji Hipotesis
a. Uji regresi parsial (uji t)
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan
regresi dapat dilihat pada tabel 4.12 diketahui bahwa t hitung untuk
masing-masing variabel adalah:
1) ROE (Return On Equity)
Hasil regresi table menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel
ROE sebesar 0.341009 dan probabilitasnya sebesar 0.00150.
Karena probabilitasnya kurang dari 0.05 maka Ha ditolak,
artinya variabel ROE mempunyai pengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel dependen
b. Uji regresi simultan (Uji F)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
1.494682 dengan probabilitas (sig-F) sebesar 0.197452.sedangkan
F table sebesar 2.53. Dengan demikian F hitung lebih kecil
dibandingkan dengan F tabel. Maka Ha ditolak, hal ini berarti
bahwa variabel CR, EPS, PBV, PER dan ROE tidak berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap return saham.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2)
sebesar 0.064164. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang terdiri
dari CR, EPS, PBV, PER dan ROE mempunyai pengaruh terhadap
return saham sebesar 6.41%. Sedangkan sisanya sebesar 93.59%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model.
3. Uji Regresi Berganda
Dengan memperhatikan hasil regresi linear berganda pada
table 4.12 di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = 0.043835 - 0.0555046X5 + e
Berdasarkan
hasil
regresi
berganda
diatas
dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
1). Konstanta
Nilai konstanta sebesar 0.043835 yang berarti jika variable bebas
yang lain bernilai nol maka variabel Y (return saham) mempunyai
nilai sebesar 0,043835.
2). Koefisien Return On Equity
Koefisien regresi untuk (x5) sebesar -0.0555046
dan
bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan
pada Earning Per Share dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka
return saham akan mengalami perubahan sebesar 0.0555046 dengan
arah yang berlawanan.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh rasio modal
saham seperti Capitalized Ratio, Earning Per Share, Price to Book
Value, Price Earning Ratio dan Return On Equity terhadap return
saham, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang pertama mengenai pengaruh rasio
modal saham terhadap return saham secara parsial, maka diperoleh hasil
bahwa dari kelima variabel rasio modal saham, yang memiliki pengaruh
terhadap return saham adalah variabel Return On Equity (ROE). Hasil
regresi tabel menunjukkan bahwa nilai thitung variabel ROE sebesar
0.341009 dan probabilitasnya sebesar 0.00150. Karena probabilitasnya
kurang dari 0.05 maka Ha ditolak, artinya variabel ROE mempunyai
pengaruh yang parsial terhadap variabel dependen. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Anung Saptadi (2007) yang secara parsial ROE
berpengaruh terhadap harga saham namun berbeda dengan penelitian
yang diteliti oleh Wahid Wachyu Adi Winanto (2005) bahwa secara
parsial ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Kemudian penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Johanes
Tesalonika Siregar (2009) mengenai pengaruh CR terhadap return
saham yang tidak berpengaruh secara parsial. Selanjutnya penelitian ini
sesuai dengan penelitian dari Ryo Bramantyo (2006) yang meneliti
mengenai pengaruh
PBV terhadap return saham bahwa
tidak
berpengaruh secara signifikan. Kemudian berbeda dengan penelitian
dari Mohamad Abdul Azis tentang pengaruh EPS dan pertumbuhan
penjualan terhadap perubahan harga saham yang secara parsial dan
simultan berpengaruh secara signisfikan. Selanjutnya sesuai dengan
penelitian dari Sri Artatik (2007) yang secara parsial bahwa variabel
PER tidak berpengaruh secara parsial terhadap total return.
Hal ini berarti bahwa investor harus memperhatikan besarnya
pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan atas modal sendiri
yang dalam hal ini yaitu ROE. Semakin besar ROE, semakin baik
dalam penentuan pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang kedua mengenai pengaruh
rasio modal saham terhadap return saham secara simultan, diperoleh
hasil bahwa nilai F hitung sebesar 1.494682 dengan probabilitas (sig-F)
sebesar 0.197452.sedangkan F table sebesar 2.53. Dengan demikian F
hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel. Maka Ha ditolak, hal
ini berarti bahwa variabel CR, EPS, PBV, PER dan ROE tidak
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham Hal ini
sesuai dengan penelitian dari David wijaya (2008) yang menunjukkan
hasil bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan anatar ROE, EPS, PBV
dan PER terhadap return saham. Kemudian berbeda dengan penelitian
dari johanes Tesalonika Siregar (2009) yang menunjukkan hasil bahwa
EPS, CR dan PER berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
return saham. Hal ini berbeda karena rentang waktu penelitian berbeda
dan sampel perusahaan yang digunakan berbeda.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh rasio-rasio
modal saham seperti CR (Capitalized Ratio), EPS (Earning Per
Share), PBV (Price to Book Value), PER (Price Earning Ratio) dan
ROE (Return On Equity) terhadap return yang diterima oleh
perusahaan-perusahaan manufaktur dari sub-sektor industry food
and Beverages, Tobacco Products, Textile Mill Products, Apparel
and Other Textile Products, Lumber and Wood Products, Paper and
Allied Products, Chemical and Allied Products, Adhesive, Plastic
Products, Cement, Metal, Machinery, Cables,
EletronicsEquipment,
Automotive
and
Electrik
Allied
and
Products,
Photographic Equipment, Pharmaceutikal, Consumer Goods, Other
Manufakturing, Fabricated Metal Products, Stone Clay and
Concrete Products dengan sampel 23 perusahaan. Berdasarkan
hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan data perusahaan selama tahun
2004-2008 dan mengambil sampel perusahaan sebanyak 23
dengan jumlah observasi sebesar 115.
2. Secara simultan, variable Capitalized Ratio, Earning Per share,
Price to Book Value, Price Earning Ratio dan Return On Equity
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham,
dengan koefisien determinasi 0,064164 atau sebesar 6.41%,
sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain yang tidak diteliti.
3. Secara parsial, variable Capitalized ratio, Earning Per share,
Price to Book Value, Price Earning Ratio tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham, namun
variable Return On Equity memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham. Jadi, dari kelima variable hanya satu
variable yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham
dan empat variable tidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap return saham.
4. Dari hasil persamaan regresi diperoleh bahwa dari lima
variable yang diteliti yaitu Capitalized Ratio, Earning Per
Share, Price to Book value, Price Earning ratio, Return On
equity, hanya variable Return On Equity yang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam pasar modal.
1. Bagi Lingkungan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan
untuk
manajemen
penelitian
keuangan,
selanjutnya
khususnya
dibidang
dengan
memperhatikan reaksi pasar terhadap factor-faktor rasio
modal saham terhadap return yang diterima oleh
perusahaan.
2. Bagi Investor
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
dan referensi dalam melakukan transaksi dan kegiatan
perdagangan di pasar modal sebelum melakukan
investasi di Bursa Efek.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
ilmu pengetahuan mengenai keuangan dan kegiatan
investasi di pasar modal.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya menguji lima variabel rasio
modal saham yang mempengaruhi return, sedangkan
return mungkin dipengaruhi oleh variabel-variabel rasio
modal saham lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini dan sebaiknya penelitian selanjutnya menngunakan
sampel perusahaan selain manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
Weaton, J. Fred and Thomas Copeland.1997.Manajemen Keuangan Edisi
Sembilan.Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Van Horne, James C. and John M. Wachowicz, JR.1998.Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.
Kismono, Gugup.2001.Pengantar Bisnis.Yogyakarta.BP FE UGM.
Anoraga, Pandji.2001.Pengantar Pasar Modal (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka
Cipta.
Algifari.2000.Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi.Yogyakarta.BPFE.
Widarjono, Agus.2007.Ekonometrika: Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: FE UII.
Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman.2006.Ekonometrika Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan.Jakarta: LP FE UI.
Wijaya, David.2008.Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham
Perusahaan-perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia
Periode 2007.Jurnal Manajemen dan Bisnis.
Winarto, Wahid Wchyu Adi.2007.Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Skripsi.
Chang, Hsu-Ling, dkk.2008.The Realtionship Between Stock Price and EPS:
Evidence Based On Taiwan Panel Data.Economics bulletin.
Koralun, Julia.Industry and Country Effect In Financial Ratios Of Enterprise The
Case of Finland, Italy and Netherlands.
Lewlellen, Jonathan.2004.Predicting Return with Financial Ratios.Journal of
Financial Economic.
Gill, James O.2006.Dasar-dasar Analisis Keuangan.Jakarta:PPM.
Bramantyo, Ryo.2006.Analisis Pengaruh DER, PBV, DPR Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur di BEI.Skripsi.
Azis, Mohammad Abdul.2005.Pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Penjualan Harga Saham Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman.Skripsi.
Husnan, Suad.Dasar-dasar Teori Portofolio.1993.Yogyakarta: UPP-AMPYKPN.
Hadi, Yovi Lavianti dan Irham Fahmi.2009.Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta.
Salim, Joko.2009.Step By Step Online Investment.Jakarta: Gramedia.
Sugiyono.2005.Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Karacaer, Semra dan Ayhan Kapusuzoglu.2008.An Analysis of The Effect of
Financial Ratios on Financial Situation of Turkish Enterprises
Resulting from their Annual Operations.Euro Journals Publishing.
Taufik.2007.Pengaruh Pendekatan Traditional Accounting dan Economic Value
Added Terhadap Stock Return Perusahaan Sektor Perbankan di PT
Bursa Efek Jakarta.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.5
No.10 Desember 2007.
Artatik, Sri.2007.Pengaruh Earning Per Share dan Price Earning Ratio Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta.Skripsi.
Inayah.2007.Pengaruh Price Earning Ratio, Volume Penjualan Produk dan
Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham Perusahaan yang
Bergerak di Bidang Finansial di Bursa Efek Jakarta.Skripsi
Astutik, Esti Puji.2005.Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio dan
Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Skripsi
Fama, Eugene F. and Kenneth R. France.1992.The Cross-Section of Expected
Stock Returns.The Journal of Finance Vol. X and VII No.2
Pribawanti, Tika Maya.2007.Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total
Return Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur yang
Membagikan Dividen di Bursa Efek Jakarta.Skripsi
LAMPIRAN
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Jarque Bera
Probabilitas
5.012119
0.081589
b. Uji Multikolonieritas
LOG(X1)
LOG(X2)
LOG(X3)
LOG(X4)
LOG(X5)
LOG(X1)
1.000000
0.420459
-0.470297
-0.952165
0.387142
LOG(X2)
0.420459
1.000000
0.219513
-0.460449
0.588672
LOG(X3)
-0.470297
0.219513
1.000000
0.486492
0.405190
LOG(X4)
-0.952165
-0.460449
0.486492
1.000000
-0.404755
LOG(X5)
0.387142
0.588672
0.405190
-0.404755
1.000000
c. Uji Heterokedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.151970
1.656238
Probability
Probability
0.998714
0.998361
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 02/16/10 Time: 16:58
Sample: 1 115
Included observations: 115
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X1^2
X2
X2^2
X3
0.004603
0.000962
0.000699
-4.76E-06
2.62E-10
0.008005
0.009643
0.018985
0.007342
6.05E-06
4.48E-10
0.008055
0.477270
0.050665
0.095189
-0.786444
0.583911
0.993822
0.6342
0.9597
0.9243
0.4334
0.5605
0.3226
X3^2
X4
X4^2
X5
X5^2
-0.000943
-8.99E-05
8.89E-08
-0.014469
0.003996
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.014402
-0.080367
0.047188
0.231573
193.7700
2.026386
0.000900
0.000133
1.55E-07
0.034099
0.009838
-1.047590
-0.673442
0.572381
-0.424331
0.406244
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.2973
0.5022
0.5683
0.6722
0.6854
0.007132
0.045399
-3.178609
-2.916051
0.151970
0.998714
d. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.167947
0.359877
Probability
Probability
0.845621
0.835322
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 02/16/10 Time: 16:57
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X2
X3
X4
X5
RESID(-1)
RESID(-2)
-0.000520
-0.000401
2.93E-07
-4.10E-05
4.03E-06
0.001549
0.002357
0.056885
0.012640
0.015026
4.52E-06
0.004174
8.36E-05
0.022804
0.098366
0.098221
-0.041153
-0.026696
0.064786
-0.009820
0.048210
0.067909
0.023958
0.579149
0.9673
0.9788
0.9485
0.9922
0.9616
0.9460
0.9809
0.5637
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.003129
-0.062086
0.087416
0.817654
121.2314
2.001672
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
6.21E-18
0.084823
-1.969241
-1.778289
0.047985
0.999843
2. Hasil Uji Regresi Berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 02/16/10 Time: 16:55
Sample: 1 115
Included observations: 115
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
0.043835
0.008275
0.012495
0.014887
3.508316
0.555815
0.0007
0.5795
X2
X3
X4
X5
-2.24E-06
-0.000718
-8.10E-05
-0.055505
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.064164
0.021236
0.086747
0.820220
121.0511
1.992901
4.44E-06
0.004135
8.19E-05
0.022447
-0.504169
-0.173620
-0.989067
-2.472736
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.6152
0.8625
0.3248
0.0150
0.029391
0.087683
-2.000890
-1.857676
1.494682
0.197452
Download