BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Signaling dan Asimetri Informasi Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan investor luar. Dalam teori signaling perusahaan yang berkualitas bagus akan memiliki insentif untuk meyakinkan investor luar bahwa perusahaannya benar-benar bagus. Salah satu cara yang ditempuh agar perusahaan tersebut dapat menyampaikan keunggulan kinerja perusahaan ke investor luar namun tidak dapat ditiru oleh perusahaan berkinerja buruk yaitu dengan memberi sinyal (signal) yang memebutuhkan biaya yang relatif mahal, yang tidak mungkin perusahaan berkualitas rendah untuk menirunya.1 Konsep signaling dan asimetri informasi ini sangat berkaitan erat terhadap teori-teori keuangan. Dalam teori simetri informasi mengatakan bahwa investor memiliki informasi yang sama dengan yang dimiliki oleh para manajer mengenai prospek perusahaan. Namun, dalam kenyataanya manajemen memiliki informasi yang relatif lebih lengkap dibanding para investor luar, hal ini disebut telah terjadinya informasi asimetri. informasi asimetri ini mempunyai pengaruh penting terhadap struktur modal yang 1 Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta: EKONISIA,2005), hlm. 11 40 41 optimal. Aspek informasi ini berkaitan dengan teori signaling, yakni suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan akan memberikan petunjuk bagi para investor bagaimana mereka harus menilai prospek perusahaan tersebut.2 Munculnya asimetri informasi tersebut menyulitkan investor dalam menilai secara obyektif berkaitan dengan kualitas perusahaan. Pernyataanpernyataan yang dibuat manajer diragukan kebenarannya karena baik perusahaan itu buruk maupun perusahaan itu bagus maka akan sama-sama mengklaim bahwa perusahaan tersebut prospeknya bagus. Munculnya asimetri informasi ini juga membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap semua saham perusahaan.3 Dalam teori signaling perusahaan yang berkualitas bagus akan memiliki insentif untuk meyakinkan investor luar bahwa perusahaannya benar-benar bagus. Salah satu cara yang ditempuh agar perusahaan tersebut dapat menyampaikan keunggulan kinerja perusahaan ke investor luar namun tidak dapat ditiru oleh perusahaan berkinerja buruk yaitu dengan memberi sinyal (signal) yang memebutuhkan biaya yang relatif mahal, yang tidak mungkin perusahaan berkualitas rendah untuk menirunya.4 Informasi asimetri ini mempunyai pengaruh penting terhadap struktur modal yang optimal. Aspek informasi ini berkaitan dengan teori signaling, yakni suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan akan 2 Najmundi, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta: CV. ANDI, 2011), hlm. 308 3 Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta: EKONISIA,2005), hlm. 11 4 Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta: EKONISIA,2005), hlm. 11 42 memberikan petunjuk bagi para investor bagaimana mereka harus menilai prospek perusahaan tersebut.5 Munculnya asimetri informasi tersebut menyulitkan investor dalam menilai secara obyektif berkaitan dengan kualitas perusahaan. Pernyataanpernyataan yang dibuat manajer diragukan kebenarannya karena baik perusahaan itu buruk maupun perusahaan itu bagus maka akan sama-sama mengklaim bahwa perusahaan tersebut prospeknya bagus. Munculnya asimetri informasi ini juga membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap semua saham perusahaan.6 B. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara untuk istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 Ayat (2) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan yang dimaksud dengan efek pada Pasal 1 Ayat (5) adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, 5 Najmundi, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta: CV. ANDI, 2011), hlm. 308 6 Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta: EKONISIA,2005), hlm. 11 43 saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.7 Pasar modal disebut juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut Pasal 1 Ayat (4) UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.8 Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.9 Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.10 2. Bentuk Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam-LK 7 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.109. 8 Ibid. 9 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.43. 10 Subagyo, et. al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Yogyakarta: STIE YKPN, 1999), hlm. 115. 44 sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang.11 Saham menjadi produk utama yang diperdagangkan di pasar modal, dan memang tujuan utama keberadaan suatu pasar modal memperdagangkan saham. Selain saham, hingga saat ini, efek yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah saham (stock), saham preferen (preferredstock), obligasi (bond), obligasi konversi (convertiblebond), right, warrant, reksadana, kontrak berjangka indeks saham (indexfuture), kontrak opsi saham (singlestockoption), Surat Utang Negara (SUN), instrumen syariah (obligasi syariah, reksadana syariah).12 C. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.13 Pasar modal syariah adalah pasar modal yangdijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga menaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah.14 Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan 11 Andri Soemitra, op.cit., hlm.133. Abdul Manan, op.cit., hlm.75. 13 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Ketiga (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 158. 14 Indah Yuliana, op. cit., hlm. 46. 12 45 mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pasar modal syariah secara prinsip berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah digulirkan di pasar modal Indonesia seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah.15 2. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah 1) Firman Allah SWT .ﻦ َ ْﻦ اﱢرﺑَﺎ اِنْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ُﻣﺆْ ﻣِﻨِﯿ َ ِﻦ اَ ﻣَﻨُﻮْا اﺗﱠﻘُﻮااﻟﻠَ َﮫ وَ َذرُواﻣَﺎ ﺑَﻘِﻲَ ﻣ َ ْﯾَﺎ ٲَ ﱡﯾﮭَﺎ اّﻟَﺬِ ﯾ ُﺳﻮْﻟِ ِﮫ وَاِنْ ﺗُﺒْ ُﺘ ْﻢ ﻓََﻠ ُﻜ ْﻢ رُ ُء وْس ُ َﻦ اﻟﻠَ ِﮫ وَر َ ِن ﻟَﻢْ ﺗَ ْﻔﻌَﻠُﻮاﻓَ ْﺎذَﻧُﻮا ِﺑﺤَ ْﺮبٍ ﻣ ْ ِﻓَﺎ ََا ْﻣﻮَاﻟَﻜُ ْﻢ ﻻَ ﺗَﻈِْﻠﻤُﻮْنَ وَﻟَﺎ ﺗُﻈَْﻠﻤُﻮن (٢٧٩ - ٢٧٨ : )اﻟﺒﻘﺮه “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. Al-Baqarah : 278-279). 15 Andri Soemitra, op. cit., hlm. 111. 46 3. Fungsi Keberadaan Pasar Modal Syariah Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah :16 1) Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan risiko. 2) Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan sistem di pasar modal. 3) Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka. 4) Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non-Islam. 5) Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. 4. Daftar Efek Syariah Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada Porofolio efek syariah.17 16 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.535-536. 17 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Daftar Efek Syariah”. http://www.bapepam.go.id/syariah/daftar_efek_syariah/index.html . Diakses 25 September 2013. 47 a) Kategori Daftar Efek Syariah18 DES yang diterbitkan Bapepam-LK dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu: a. DES Periodik DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES periodik pertama kali diterbitkan Bapepam-LK pada tahun 2007. b. DES Insidentil DES insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain yaitu: 1) penetapan saham yang memenuhi kriteria efek syariah syariah bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran umum perdana atau pernyataan pendaftaran Perusahaan Publik. 2) penetapan saham Emiten dan/atau Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria efek syariah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada Bapepam-LK setelah Surat Keputusan DES secara periodik ditetapkan. 18 Ibid. 48 b) Efek Dalam Daftar Efek Syariah Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam- LK meliputi: a. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia. b. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar. c. Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah diterbitkan oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini. d. Saham Reksa Dana Syariah. e. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah. f. Efek Beragun Aset Syariah. g. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut: 1) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.A.13. 49 2) memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: a) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus). b) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) h. Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya dan, i. Efek Syariah lainnya. D. Tinjauan Umum Tentang Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal atau prosentase tertentu. Sementara itu, saham adalah jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian kinerja perusahaan tersebut.19 19 Indah Yuliana, op. cit., hlm.59. 50 Dalam bahasa Belanda, saham disebut aandel, dalam bahasa Inggris disebut share, dalam bahasa Jerman disebut aktie, dan dalam bahasa Perancis disebut dengan action. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham” di dalamnya sebagai tanda bukti pemilihan sebagian dari modal perseroan.20 Saham adalah klaim terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan, yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder (pemegang saham) setelah perusahaan memenuhi kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan, pajak dan kewajiban utangnya, termasuk kewajibannya terhadap bondholder (pemegang obligasi). Oleh karena itu, saham disebut juga residualclaimant, dan pemegang saham memperoleh penghasilan yang berfluktuasi, berhubungan dengan keuntungan atau kerugian perusahaan penerbitnya.21 2. Jenis-Jenis Saham Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas masyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (commonstock). Ada beberapa sudut pandang dalam membedakan saham, yaitu:22 1) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim maka saham terbagi atas: a) Saham biasa (commonstock), merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian 20 Abdul Manan, op. cit., hlm.93. Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 104. 22 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op. cit., hlm. 6-8. 21 51 dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b) Saham preferen (preferredstock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil yang dikehendaki investor. 2) Dilihat cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: a) Saham atas unjuk (bearerstocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b) Saham atas nama (registeredstocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3) Ditinjau dari kineja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a) Saham unggulan (blue-chipstocks), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memilik pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b) Saham pendapatan (incomestocks), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 52 c) Saham pertumbuhan (growthstocks-well-known), yaitu sahamsaham dari emiten yang memiliki pendapatan yang tinggi, sebagai leader industri sejenis yang memilki reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growthstock (lesserknown), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growthstock. d) Saham spekulatif (speculativestocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e) Saham siklikal (countercyclicalstocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 3. Harga Saham 1) Pengertian Harga Saham Harga saham yaitu harga yang ditentukan secara lelang kontinu.23Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa (pasar sekunder).24 Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang 23 Djoko Susanto dan Agus Sabardi, Analisis Teknikal di Bursa Efek (Yogyakarta: BPFE UGM, 2002), hlm. 12. 24 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE, 1998), hlm. 88. 53 ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.25 2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, baik yang bersifat mikro maupun makro ekonomi. Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Faktor makro ekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs, valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham regional.26 Faktor makro non ekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikro ekonomi terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya.27 3) Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat tertentu, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini 25 Ibid. Mohamad Syamsul, op.cit., hlm. 335. 27 Mohamad Syamsul, op.cit., hlm. 335. 26 54 apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika diawal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.28 Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.29 Di Bursa Efek Indonesia terdapat beberapa indeks harga saham, diantaranya sebagai berikut:30 1) Indeks Individual, yaitu indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. 2) Indeks Harga Saham Sektoral, yaitu indeks yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, sektor pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa serta manufaktur. 28 Iswi Hariyani dan Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta: Visi Media, 2010), hlm. 268-269. 29 Ibid. 30 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hlm. 30. 55 3) Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu indeks yang menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. IHSG mulai diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar (baseline) tanggal 10 Agustus 1982. 4) Indeks LQ-45 yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel. Yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan, ada saham-saham baru yang masuk ke dalam LQ-45. 5) Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII) yaitu indeks yang terdiri atas 30 saham yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariah Islam. 4. Saham Syariah a. Pengertian Saham Syariah Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip 56 syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.31 Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh emiten dan perusahaan publik dapat disebut sebagai saham syariah.32 b. Kriteria Saham Syariah Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:33 1) Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. 2) Emiten dan perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: 31 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Pengenalan Produk Syariah”. http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html. Diakses 25 September 2013. 32 Ibid. 33 Ibid. 57 a. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: 1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi. 2. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa. 3. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. 4. Bank berbasis bunga. 5. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga. 6. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional. 7. Memproduksi, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haramli-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan/atau barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 8. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah). b. Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan c. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. 58 E. Tinjauan Umum Tentang Risiko Dalam Investasi 1. Pengertian Risiko Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.34 2. Jenis-Jenis Risiko Risiko dalam investasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:35 1) Risiko perusahaan yang spesifik atau unik (risiko yang dapat didiversifikasi atau risiko yang tidak sistematis ‘unsystematic risk’), merupakan bagian dari variasi dalam pengembalian investasi yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi oleh investor. 2) Risiko yang terkait dengan pasar (risiko yang tidak dapat didiversifikasi atau risiko yang sistematis ‘systematic risk’), merupakan bagian dari variasi-variasi dalam pengembalian investasi yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi oleh investor. Risiko sistematik diukur dengan koefisien beta yaitu koefisien yang menunjukkan kepekaan keuntungan suatu saham teerhadap perubahan keuntungan saham-saham secara rata-rata di pasar (indeks market).36 34 Irham Fahmi, Manajemen Keuangan (Teori, Kasus, dan Solus), (Bandung: ALFABETA , cv, 2010), hlm. 169 35 Keown, Arthur J., et. al.Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Ed.10. Jilid 2. (Jakarta: PT.Indeks, 2008), hlm. 201. 36 Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: CV.ANDI, 2008). Hlm. 45. 59 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung risiko sistematik (beta saham) dalam penelitian ini adalah Ri : αi + βi.Rm + ei F. Tinjauan Umum Tentang Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan mengunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.37 Menurut Hanafi, pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai “financial performing measurement” (pengukuran kinerja keuangan). Kinerja keuangan merupakan kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.38 Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran yang dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memilik kredibilitas yang baik.39 37 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 239. Mamduh Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: YKPN, 2003), hlm. 69. 39 Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2001), hlm. 62. 38 60 2. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu.40Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pemangku kepentingan (stakeholders) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor dan pihak lainnya.41 Analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, dan kemungkinannya di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan menggunakan rasio keuangan merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.42 b. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio digunakan untuk pandangan yang lebih jelas terhadap karakter keuangan dari sebuah perusahaan. Hasil dari rasio sering dapat digunakan untuk lebih menjelaskan posisi keuangan maupun 40 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 66. 41 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami dan Menganalisis (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 1. 42 Lukman Syamsuddin, op. cit., hlm. 37. 61 kinerja keuangan dari sebuah perusahaan. Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam suatu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.43 Rasio keuangan merupakan hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Penggunaan rasio akan menghilangkan masalah ukuran karena ukuran akan secara efektif terbagi, yang akhirnya kita dapatkan adalah presentase, kelipatan atau periode waktu.44 Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.45 Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Jenisjenis rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut:46 1. Rasio Likuiditas, terdiri dari currentratio, quickratio, networkingcapitalratio, dan cashflowliquidityratio. 2. Rasio Solvabilitas, terdiri dari debttototalassets, debttoequity ratio, times interest earned, cash flow coverage, long-term debt to total capitalization, fixed charge coverage, dan cash flow adequancy. 43 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 72. Stephen A. Ross, et. al, Pengantar Keuangan Perusahaan 1, Edisi Kedelapan alih bahasa Ali Akbar Yulianto, dkk (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 78. 45 Arthur J. Keown, et. al, Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, alih bahasa Marcus Prihminto Widodo (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 74. 46 Irham Fahmi, op. cit., hlm. 120. 44 62 3. Rasio Aktivitas, terdiri dari inventory turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover, dan long term assets turnover. 4. Rasio Profitabilitas, terdiri dari gross profit margin, net profit margin, return on assets dan return on equity. 5. Rasio Pertumbuhan, terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan laba per lembar saham, pertumbuhan dividen per lembar saham, dan harga pasar per lembar saham. 6. Rasio Nilai Pasar, terdiri dari earning per share, price earning ratio, book value per share, price book value, dividen yield, dan dividen payout ratio. Peneliti menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan yang mempengaruhi hargasaham. Rasio keuangan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah rasio yaituReturn on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER). c. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) adalah ukuran dari hasil yang diperoleh para pemegang saham sepanjang tahun. Dari segi akuntansi, ROE menjadi ukuran hasil akhir kinerja yang sebenarnya.47Return on Equitymengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia 47 Stephen A. Ross, et. al, op.cit., hlm. 90. 63 bagi pemegang saham perusahaan. Rasio Return on Equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity. Di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.48 Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efisien, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Investor memandang bahwa ROE merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.49 Return on Equity (ROE) menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). Adapun rumus Return on Equity (ROE) adalah:50 = 48 ℎ 100% Irham Fahmi, op.cit., hlm. 137. Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 20. 50 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op. cit., hlm.158. 49 64 Misalkan laba bersih PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 17.150.000,- dan total ekuitasnya sebesar Rp 90.000.000,-, maka ROE PT Maju Jaya sama dengan:51 = 17.150.000 , −(Laba Bersih) 100% = 19.05% 90.000.000 , −(Total Ekuitas) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya. 52 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.53 d. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham.54 EPS adalah salah satu dari dua alat analisis yang sering 51 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami dan Menganalisis (Yogyakarta: Gadjjah Mada University Press, 2009), hlm. 141. 52 Andy Tambunan, Menilai Harga Wajar Saham (Jakarta: PT Grasindo, 2007), hlm. 179. 53 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 156. 54 Budi Rahardjo, op.cit., hlm.154. 65 digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping Price Earning Ratio (PER) dalam lingkungan keuangan.55Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.56 Earning Per Share (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan pada setiap lembar saham biasa. Pembelian saham biasa (common stock) umumnya lebih memperhatikan penghasilan per lembar saham dari pada dividen yang diperoleh. Adapun rumus earning per shareadalah:57 = ℎ ℎ ℎ Misalkan laba bersih PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 17.150.000,- dan jumlah saham beredar sebanyak 30.000 lembar, maka EPS PT Maju Jaya sama dengan:58 = 55 17.150.000, −( 30.000, − ℎ ℎ) ℎ = 571.67 Fabozzi, Manajemen Investasi Buku Satu (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 359. Irham Fahmi, op. cit., hlm. 137. 57 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hlm. 154. 58 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami dan Menganalisis (Yogyakarta: Gadjjah Mada University Press, 2009), hlm. 141. 56 66 Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.59Di dalam perdagangan saham EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham, semakin tinggi EPS semakin mahal suatu saham, dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan, maka EPS mempunyai hubungan positif dengan harga pasar saham.60 EPS merupakan komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisa perusahaan, karena informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham dengan kata lain menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang. Besarnya EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Menurut Husnan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat.61 Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga 59 Lukman Syamsuddin, op.cit., hlm. 66. Sawidji Widoatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar (Jakarta: Jurnalindo, aksara grafika, 1996), hlm. 96. 61 Suad Husnan, op.cit., hlm. 317. 60 67 mengalami kenaikan. Pendapatan per saham perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan atau return yang diterima pemegang saham.62 G. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) adalah menghitung nilai intrinsik saham atau nilai fundamental dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang disenangi para investor adalah pendekatan Price Earning Ratio (PER).63 Investor biasanya menghubungkan laba tahun berjalan terhadap currentprice dengan menggunakan rasio harga terhadap laba (priceearningratio). Setelah EPS untuk tahun mendatang dapat ditaksir, maka dengan mengalikan EPS dengan PER akan dapat ditentukan suatu tingkat harga. PER adalah apa yang investor bayar untuk aliran earnings. Investor dalam pasar modal yang sudah maju menggunakan PER untuk mengukur apakah suatu saham underprices atau overprices.64Adapun rumus Price Earning Ratio adalah:65 = 62 ℎ Iskandar Z Alwi, Pasar Modal Teori dan Aplikasi (Jakarta: Nasindo Internusa, 2003), hlm. 77. 63 Djoko Susanto dan Agus Sabardi, Analisis Teknikal di Bursa Efek (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), hlm. 26. 64 Agnes Sawir, op.cit., hlm. 21. 65 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hlm.156. 68 Misalkan harga saham PT Maju Jaya tahun 2010 per lembar adalah Rp 6.000,- dan EPS sebesar Rp 571,67 maka PER PT Maju Jaya sama dengan:66 = 6.000, −( 571.67 ( ℎ ) ) = 10.5 Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula.67 Semakin rendah harga PER suatu saham maka semakin murah harganya untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi, semakin kecil nilai PER maka semakin murah saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Semakin tinggi PER semakin nampak rendah nilai EPS apabila dibandingkan dengan harga sahamnya.68 Bagi investor, makin kecil PER suatu saham makin bagus karena saham tersebut termasuk murah.69 66 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami dan Menganalisis (Yogyakarta: Gadjjah Mada University Press, 2009), hlm. 151. 67 Suad Husnan, op.cit., hlm. 300. 68 Ibid. 69 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hlm.154.