BAB 2 TINJAUAN UMUM TENTANG KEPAILITAN, PKPU DAN

advertisement
10
BAB 2
TINJAUAN UMUM TENTANG KEPAILITAN, PKPU DAN
RESTRUKTURISASI UTANG
Kepailitan dan penundaan atau pengunduran pembayaran lazimnya
dikaitkan dengan masalah utang piutang antara seorang Debitor dengan mereka
yang mempunyai dana, yaitu Kreditor. dengan perkataan lain, antara Debitor dan
Kreditor terjadi perjanjian utang piutang atau perjanjian pinjam meminjam uang.
akibat dari perjanjian tersebut, lahirlah suatu perikatan diantara para pihak.
dengan adanya perikatan maka masing-masing pihak mempunyai hak dan
kewajiban. salah satu kewajiban dari Debitor adalah mengembalikan utangnya
sebagai suatu prestasi yang harus dilakukan. Permasalahan akan timbul apabila
Debitor mengalami kesulitan untuk mengembalikan utangnya tersebut atau
Debitor berhenti membayar utangnya.
Keadaan yang demikian tentunya akan menimbulkan kerugian bagi
Kreditor yang bersangkutan. Di pihak lain, Debitor akan mengalami kesulitan
untuk melanjutkan langkah-langkah yang hendak diambil terutama dalam
hubungan dengan masalah keuangan. untuk mengatasi masalah berhenti
membayarnya Debitor, banyak cara yang dapat dilakukan mulai dari cara yang
sesuai dengan hukum yang berlaku sampai berbagai cara yang menyalahi hukum.
akan tetapi, karena Indonesia merupakan Negara hukum, segala permasalahan
harus dapat diselesaikan melalui jalur-jalur hukum. salah satu cara untuk
menyelesaikan utang-piutang dengan jalur hukum antara lain melalui perdamaian,
alternative
penyelesaian
sengketa
(alternative
dispute
resolution/ADR),
penundaan kewajiban pembayaran piutang, dan kepailitan.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
11
2.1.
Tinjauan Umum Tentang Kepailitan
2.1.1. Pengertian Kepailitan
Secara etimologi kepailitan berasal kari kata pailit, selanjutnya istilah
“pailit” berasal dari bahasa Belanda faillet yang mempunyai arti ganda yaitu
sebagai kata benda dan kata sifat. Istilah faillet sendiri berasal dari Perancis yaitu
faillite yang berarti pemogokan atau kemacetan pembayaran, sedangkan dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan kata to fail dengan arti sama, dan dalam bahasa
latin disebut failure. Kemudian istilah kepailitan dalam pengertian hukum istilah
faillet mengandung unsur-unsur tersendiri yang dibatasi secara tajam, namun
definisi mengenai pengertian itu tidak ada dalam undang-undang. Selanjutnya
istilah pailit dalam Bahasa Belanda adalah faiyit, maka ada pula sementara orang
yang menerjemahkan sebagai paiyit dan faillissement sebagai kepailitan.
Kemudian pada negara-negara yang berbahasa inggris untuk pengertian pailit dan
kepailitan mempergunakan istilah bankrupt dan bankruptcy. 17
Menurut Munir Fuady yang dimaksud dengan pailit atau bangkrut adalah
suatu sitaan umum atas seluruh harta debitor agar dicapainya perdamaian antara
debitor dan para kreditor atau agar harta tersebut dapat dibagi-bagi secara adil di
antara para kreditor. 18 R. Subekti berpendapat bahwa kepailitan adalah suatu
usaha bersama untuk mendapatkan pembayaran bagi semua orang yang
berpiutang secara adil. 19 Sedangkan H. M. N. Puwosutjipto berpendapat bahwa
kepailitan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa pailit. Pailit
adalah keadaan berhenti membayar (utang-utangnya). 20
Black’s Law Dictionary mendefinisikan pailit atau bankrupt sebagai “the
state or condition of a person (individual, partnership, corporation, municipality)
who is unable to pay its debt as they are, or become due”. The term includes a
17
Viktor M. Situmorang dan Hendri Soekarso, Pengantar Hukum Kepailitan Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 18.
18
Munir Fuady, Hukum Pailit, (Bandung: Citra Aditya Bakti, , 2002), hal. 8.
19
R.Subekti, Pokok-Pokok Hukum Dagang, (Jakarta: Intermasa, 1995, hal. 28.
20
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Dan Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia,
(Jakarta: Djambatan, 1978) , hal. 28.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
12
person against whom an voluntary petition has been filed, or who has been
adjudged a bankrupt. 21 Berdasarkan pengertian yang diberikan dalam Black’s
Law Dictionary tersebut, dapat dlihat bahwa pengertian pailit dihubungkan
dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seseorang (debitor) atas utangutangnya yang telah jatuh tempo, ketidakmampuan tersebut harus disertai dengan
suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang dilakukan secara sukarela oleh
debitor sendiri maupun permintaan pihak ketiga. 22
Di dalam kamus hukum dikemukakan bahwa pailit diartikan sebagai
keadaan dimana seorang debitor telah berhenti membayar utang-utangnya. Setelah
orang yang demikian atas permintaan para kreditornya atau permintaan sendiri
oleh pengadilan dinyatakan pailit maka harta kekayaan dikuasai oleh balai harta
peninggalan selaku curtirice (pengampu) dalam usaha kepailitan tersebut untuk
dimanfaatkan oleh semua kreditor. 23
Sedangkan dalam Undang-Undang Kepailitan (UUKPKPU) Pasal 1 ayat
(1), bahwa: Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
penguasaan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan
Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2.1.2. Persyaratan Debitor Dapat Dinyatakan Pailit
Adapun seorang debitor dapat dinyatakan pailit apabila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: 24
21
Bryan A. Garner, Black Law’s Dictionary, (St. Paul: West Group, 1999), hal. 141.
22
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri hukum Bisnis, (Jakarta: Raja Grafndo
Persada, 1999), hal. 11.
23
R. Subekti dan Tjitrosoedibyo, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1989), hal.
24
Indonesia, Op. Cit., Ps. 2 ayat (1).
85.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
13
1. Debitor Paling Sedikit Memiliki Dua Kreditor
Keberadaan dua kreditor merupakan syarat yang disebutkan dalam
Undang-Undang Kepailitan (UUKPKPU) ketentuan Pasal 1132 KUHPerdata
bahwa harta kekayaan debitor harus dibagi secara adil kepada setiap kreditor.
2. Debitor Paling Sedikit Tidak Membayar Satu Utang Kepada Salah Satu
Kreditor
Pengertian keadaan berhenti membayar utang-utang harus diartikan
sebagai suatu keadaan bahwa debitor tidak membayar utangnya yang seharusnya
dia bayar. Apabila dia baru satu kali tidak membayar, maka dia belum dapat
dikatakan suatu keadaan berhenti membayar. Keadaan berhenti membayar adalah
adanya lebih dari satu kali tidak membayar, keadaan ini merupakan syarat mutlak
untuk pernyataan pailit.
3. Utang yang Belum Dibayar Telah Jatuh Waktu dan Sudah Dapat Ditagih
Utang jatuh waktu dan dapat ditagih memiliki pengertian yang berbeda.
Utang yang telah jatuh waktu dengan sendirinya menjadi utang yang dapat
ditagih, namun utang yang telah dapat ditagih belum tentu utang yang telah jatuh
waktu. Utang dikatakan jatuh waktu apabila telah sampai jadwal waktunyan untuk
dilunasi oleh debitor. Suatu utang sekalipun waktunya belum tiba, tetapi mungkin
saja utang itu dapat ditagih karena terjadi wanprestasi sebagaimana yang
ditentukan dalam perjanjian.
2.1.3. Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Pailit
Pasal 2 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUKPKPU menunjukkan bahwa
pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit bagi seorang Debitor antara
lain: 25
25
Ibid., Ps. 2 ayat (1), (2), (3), (4), (5).
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
14
1. Debitor yang Bersangkutan
Debitor yang mengajukan permohonan pailit terhadap dirinya harus dapat
mengemukakan dan membuktikan bahwa debitor memiliki lebih dari satu
kreditor, selain itu debitor harus bisa membuktikan bahwa ia tidak membayar
Utang kreditor yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
2. Kreditor atau Para Kreditor
Salah satu pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit
adalah seorang kreditor atau lebih sepanjang debitor memiliki dua atau lebih
kreditor dan tidak membayar utangnya. 26
3. Kejaksaan untuk Kepentingan Umum
Kejaksaan dapat mengajukan permohonan pailit dengan alasan untuk
kepentingan umum. 27 Yang dimaksud dengan kepentingan umum disini adalah
kepentingan bangsa dan negara atau kepentingan masyarakat luas misalnya: 28
a. debitor melarikan diri;
b. debitor menggelapkan bagian harta kekayaan;
c. debitor mempunyai utang pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau
badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat;
d. debitor mempunyai utang yang berasal dari penghimpunan dana dari
masyarakat luas;
e. debitor tidak beritikat baik atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan
masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau
f. dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum.
26
Ibid., Ps. 2 ayat (1).
27
Ibid., Ps. 2 ayat (2).
28
Ibid., Penjelasan Pasal 2 ayat (2).
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
15
4. Bank Indonesia
Pengajuan permohonan pailit bagi
bank
sepenuhnya
merupakan
kewenangan Bank Indonesia dan semata-mata didasarkan atas penilaian kondisi
keuangan dan kondisi perbankan secara keseluruhan.
5. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
Badan Pengawas Pasar Modal juga mempunyai kewenangan penuh dalam
hal pengajuan permohonan pernyataan pailit dalam hal Debitor adalah Perusahaan
Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
6. Menteri Keuangan
Dalam hal debitor adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana
pensiun, atau badan usaha milik negara yang bergerak di bidang kepentingan
publik, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh menteri
keuangan.
2.2.
Tinjauan Umum Tentang PKPU
2.2.1. Pengertian PKPU
Debitor yang mengetahui bahwa keadaan keuangannya dalam kesulitan
sehingga kemungkinan besar berhenti membayar utangnya, dapat memilih
beberapa langkah dalam menyelesaikan utangnya tersebut. beberapa upaya
dimaksud antara lain sebagai berikut: 29
1. Mengadakan perdamaian di luar pengadilan dengan para kreditornya;
2. Mengadakan perdamaian di dalam pengadilan apabila debitor digugat secara
perdata;
3. Mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU);
4. Mengajukan perdamaian dalam PKPU;
5. Mengajukan permohonan agar dirinya dinyatakan pailit oleh pengadilan;
29
Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang, (Bandung: PT Alumni, 2006), hal. 202.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
16
6. Mengajukan perdamaian dalam kepailitan.
Berkaitan dengan alternatif pilihan tersebut, debitor seyogyanya memilih
alternatif yang terbaik. Salah satunya adalah dengan mengajukan permohonan
PKPU. PKPU tersebut harus diajukan oleh debitor sebelum adanya putusan pailit.
apabila putusan pailit telah diucapkan oleh hakim terhadap debitor tersebut, maka
debitor tidak lagi dapat mengajukan permohonan PKPU. Sedangkan debitor
sendiri dapat mengajukan permohonan kepailitan bagi dirinya bersama-sama
dengan permohonan PKPU dimana dalam keadaan yang demikian Hakim akan
mendahulukan memeriksa PKPU.
Yang dimaksud dengan tundaan pembayaran utang (suspension of
payment atau surseance van betaling) adalah suatu masa yang diberikan oleh
undang-undang melalui putusan hakim niaga dimana dalam masa tersebut kepada
pihak kreditor dan debitor diberikan kesempatan untuk memusyawarahkan caracara pembayaran utangnya dengan memberikan rencana pembayaran seluruh atau
sebagian utangnya, termasuk apabila perlu untuk merestrukturisasi utangnya
tersebut. Jadi, penundaan kewajiban pembayaran utang sebenarnya merupakan
sejenis moratorium, dalam hal ini legal moratorium. 30 Tujuan PKPU adalah untuk
memungkinkan seorang debitor meneruskan usahanya meskipun ada kesukaran
pembayaran dan untuk menghindari kepailitan.
Pasal 212 Perpu Nomor 1 Tahun 1998 yang telah ditetapkan menjadi
Undang-undang dengan Undang-undang Nomor 4 tahun 1998 (UUK)
menyebutkan bahwa debitor yang tidak dapat atau memperkirakan bahwa ia tidak
akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang, dengan
maksud pada umumnya untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi
tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren.
Dalam UUKPKPU pasal 222 ayat (2) dan (3) pada prinsipnya mengatur
hal yang sama dengan UUK, hanya dalam UUK langsung menunjuk kepada
“Kreditor Konkuren”, sedangkan dalam UUKPKPU ini menunjuk kepada
30
Munir Fuady, Op.Cit., hal. 177.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
17
“Kreditor” saja. 31 Menurut penjelasan pada pasal 222 ayat (2) yang dimaksud
dengan “Kreditor” adalah setiap kreditor, baik Konkuren maupun kreditor yang
didahulukan, berarti termasuk Kreditor Preferen dan Kreditor Separatis.
UUK menyebutkan bahwa yang berhak untuk memohon PKPU adalah
debitor yang tidak dapat atau memperkirakan bahwa ia tidak akan dapat
melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih.
Akan tetapi, berdasarkan ketentuan pasal 222 ayat (1) UUKPKPU, PKPU dapat
diajukan oleh debitor maupun oleh kreditor. Dalam hal debitor adalah Bank,
Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi,
Dana Pensiun, dan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik, maka
yang dapat mengajukan permohonan PKPU adalah lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), (4), dan ayat (5). 32
Permohonan PKPU sebagaimana dimaksud dalam pasal 222 UUKPKPU
harus diajukan debitor kepada Pengadilan dengan ditandatangani oleh debitor
sendiri dan oleh pemohon dan advokatnya, dan disertai daftar yang memuat sifat,
jumlah piutang dan utang debitor, beserta surat bukti secukupnya. Dalam hal
pemohon adalah Kreditor, Pengadilan wajib memanggil debitor melalui juru sita
dengan surat kilat tercatat paling lambat tujuh hari sebelum sidang. Dan pada
sidang yang dimaksud, debitor mengajukan daftar yang memuat sifat, jumlah
piutang dan utang debitor, beserta surat bukti secukupnya dan, bila ada, rencana
perdamaian.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal 224 UUKPKPU menyebutkan bahwa
dalam hal debitor adalah termohon pailit, maka debitor tersebut dapat mengajukan
permohonan PKPU. Dalam hal debitor adalah Perseroan Terbatas (PT), maka
permohonan PKPU atas prakarsanya sendiri hanya dapat diajukan setelah
mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan kuorum
31
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, (Malang: UMM Press, 2007), hal. 190.
32
Ibid., hal. 191.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
18
kehadiran dan sahnya keputusan sama dengan yang diperlukan untuk mengajukan
permohonan pailit.
PKPU sendiri terbagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penundaan Sementara Kewajiban Pembayaran Utang
Ini merupakan tahap pertama dari proses PKPU. Sebagaimana diatur
dalam UUKPKPU, apabila Debitor mengajukan permohonan PKPU, sejauh
syarat-syarat
administrasi
sudah
dipenuhi,
Pengadilan
harus
segera
mengabulkannya paling lambat tiga hari sejak tanggal didaftarkannya surat
permohonan. 33 Sedangkan dalam hal permohonan PKPU diajukan oleh Kreditor,
Pengadilan harus segera mengabulkan permohonan PKPU selambat-lambatnya
dua puluh hari sejak didaftarkannya permohonan. Pengadilan kemudian harus
menunjuk hakim pengawas serta mengangkat satu atau lebih pengurus. 34 Putusan
Pengadilan Niaga tentang PKPU sementara ini berlaku selama maksimum empat
puluh lima hari dan setelah itu harus diputuskan apakah PKPU tersebut dapat
dilanjutkan menjadi suatu PKPU secara tetap.
2. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Secara Tetap
Setelah ditetapkan penundaan sementara kewajiban pembayaran utang,
maka Pengadilan Niaga melalui pengurus wajib memanggil debitor dan kreditor
yang bersangkutan untuk mrnghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling
lambat pada hari ke empat puluh lima terhitung sejak ditetapkannya putusan
PKPU sementara. Dalam sidang tersebut akan diputuskan apakah dapat diberikan
PKPU secara tetap dengan maksud untuk memungkinkan debitor, pengurus, dan
para kreditor untuk mempertimbangkan dan menyetujui perdamaian. Adapun
PKPU secara tetap dapat disetujui apabila: 35
33
Indonesia, Op. Cit., Ps. 225 ayat (2).
34
Ibid., Ps. 225 ayat (3).
35
Ibid., Ps. 229 ayat (1)
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
19
a. mendapatkan persetujuan lebih dari setengah jumlah kreditor kongkuren
yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan mewakili
sedikitnya 2/3 bagian dari seluruh taguhan yang diakui atau yang
sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam
sidang tersebut; dan
b. mendapatkan persetujuan lebih dari setengah jumlah kreditor yang
piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan,
hipotik, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, yang hadir dan mewakili
sedikitnya 2/3 bagian dari seluruh tagihan Kreditor atau kuasanya yang
hadir dalam sidang tersebut.
Dalam hal syarat-syarat diatas terpenuhi, maka Pengadilan Niaga akan
menetapkan PKPU tetap berikut perpanjangannya yang tidak boleh melebihi dua
ratus tujuh puluh hari setelah putusan PKPU sementara diucapkan.
2.2.2. Perdamaian dalam PKPU
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, putusan PKPU dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan kepada para pihak untuk membuat rencana
perdamaian dengan para kreditor. rencana perdamaian dalam PKPU ini dapat
dilakukan dengan mengadakan restrukturisasi utang, baik untuk seluruh maupun
sebagian utang. Perdamaian menjadi elemen yang paling esensial sekaligus
merupakan tujuan dalam suatu PKPU. 36 Oleh karena itu, tidak ada gunanya
melakukan PKPU apabila para pihak tidak bersungguh-sungguh melaksanakan
perdamaian.
Terdapat perbedaan antara perdamaian dalam kepailitan dan perdamaian
dalam PKPU, yaitu: 37
36
Munir Fuady, Op.Cit., hal 197.
37
Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,
2004), hal. 122.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
20
1. Dilihat dari segi waktu, perdamaian dalam PKPU diajukan pada saat atau
setelah permohonan PKPU; perdamaian pada kepailitan diajukan setelah ada
putusan pailit terhadap debitor dari hakim.
2. Dari segi pembicaraan (penyelesaian), perdamaian pada PKPU dilakukan pada
sidang pengadilan yang memeriksa permohonan PKPU; perdamaian pada
kepailitan dibicarakan pada saat verifikasi setelah putusan kepailitan.
3. Dari segi syarat penerimaan perdamaian, pada PKPU hal ini harus disetujui
lebih dari setengah jumlah kreditor konkuren yang haknya diakui atau
sementara diakui yang hadir pada rapat Kreditor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 268, yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh
tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor konkuren atau
kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; dan disetujui lebih dari setengah
jumlah Kreditor yang piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan
mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh tagihan dari Kreditor tersebut
atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut. Sedangkan perdamaian pada
kepailitan harus disetujui oleh lebih dari setengah jumlah kreditor konkuren
yang hadir dalam rapat dan yang haknya diakui atau yang untuk sementara
diakui, yang mewakili paling sedikit 2/3 dari jumlah seluruh piutang konkuren
yang diakui atau yang untuk sementara diakui dari kreditor konkuren atau
kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.
4. Dari segi kekuatan mengikat, perdamaian pada PKPU berlaku pada semua
kreditor (baik konkuren maupun preferen); Perdamaian pada kepailitan hanya
berlaku bagi kreditor konkuren.
Sebagaimana disebutkan dalam UUKPKPU, debitor berhak pada waktu
mengajukan permohonan PKPU atau setelahnya untuk menawarkan suatu
perdamaian kepada kreditor. Kemudian apabila rencana perdamaian telah
diajukan kepada panitera, Hakim Pengawas harus menentukan:
1. Hari terakhir tagihan harus disampaikan kepada pengurus,
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
21
2. Tanggal dan waktu rencana perdamaian yang diusulkan itu akan dibicarakan
dan diputuskan dalam rapat Kreditor yang dipimpin oleh Hakim Pengawas.
Sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang, minimal harus ada tenggang
waktu empat belas hari antara tanggal pada huruf a dan b tersebut diatas. 38
Kemudian dalam hal rencana perdamaian diterima, maka Hakim
Pengawas wajib menyampaikan laporan tertulis kepada pengadilan pada tanggal
yang telah ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamaian. 39 Pengurus serta
kreditor juga dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan ia menghendaki
pengesahan atau penolakan perdamaian. Sedangkan dalam hal rencana
perdamaian ditolak, maka Hakim Pengawas wajib segera memberitahukan
penolakan itu kepada pengadilan dengan cara menyerahkan salinan rencana
perdamaian serta risalah rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 282
UUKPKPU dan pengadilan harus menyatakan debitor pailit setelah pengadilan
menerima
pemberitahuan
penolakan
dari
Hakim
Pengawas,
dengan
memperhatikan ketentuan pasal 283 ayat (1). 40
Pengadilan wajib menolak untuk mengesahkan perdamaian apabila: 41
1. Harta Debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan
benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian;
2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
3. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu atau
lebih Kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa
menghiraukan apakah debitor atau pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal
ini; dan/atau
4. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum dibayar
atau tidak diberikan jaminan untuk pembayarannya.
38
Indonesia, Op. Cit., Ps. 268.
39
Ibid., Ps. 284.
40
Ibid., Ps. 289.
41
Ibid., Ps. 285 ayat (2).
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
22
Apabila pengadilan menolak mengesahkan perdamaian, maka dalam putusan yang
sama Pengadilan wajib menyatakan Debitor Pailit dan putusan tersebut harus
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit dua surat
kabar harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 dengan jangka waktu paling
lambat lima hari setelah putusan diterima oleh Hakim Pengawas dan Kurator.
Dalam hal debitor telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan, maka terhadap
keputusan pailit tersebut berlaku ketentuan tentang kepailitan dalam Bab I
UUKPKPU kecuali pasal 11-14 dan Bab IV pasal 295-298 UUKPKPU, yakni
tentang upaya hukum baik Kasasi maupun Peninjauan Kembali (PK). Ini artinya
bahwa bila perdamaian ditolak maka akan mengakibatkan debitor pailit dan sudah
tidak ada upaya hukum lagi baginya. 42
2.2.3. Berakhirnya PKPU
PKPU dapat diakhiri baik atas permintaan Hakim Pengawas, satu atau
lebih Kreditor, atau atas prakarsa Pengadilan dalam hal: 43
1. Debitor, selama waktu penundaan kewajiban pembayaran utang, bertindak
dengan itikad buruk dalam melakukan pengurusan terhadap hartanya.
2. Debitor telah merugikan atau telah mencoba merugikan kreditornya;
3. Debitor melakukan pelanggaran ketentuan Pasal 240 ayat (1);
4. Debitor lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang diwajibkan kepadanya oleh
Pengadilan pada saat atau setelah penundaan kewajiban pembayaran utang
diberikan, atau lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang disyaratkan oleh
pengurus demi kepentingan harta Debitor;
5. Selama waktu penundaan kewajiban pembayaran utang, keadaan harta Debitor
ternyata tidak lagi memungkinkan dilanjutkannya penundaan kewajiban
pembayaran utang; atau
42
Rahayu Hartini, Op.Cit., hal 247.
43
Indonesia, Op. Cit., Ps. 255.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
23
6. Keadaan Debitor tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya
terhadap Kreditor pada waktunya.
Dalam keadaan yang disebut dalam huruf a dan e diatas, pengurus wajib
mengajukan permohonan pengakhiran PKPU. Dalam pemeriksaan di Pengadilan,
pemohon, debitor, dan pengurus harus didengar atau dipanggil sebagaimana
mestinya. Panggilan dikeluarkan oleh panitera pada tanggal yang telah ditetapkan
oleh Pengadilan.
Jika Pengadilan menganggap bahwa sidang permohonan pengakhiran
PKPU tidak dapat diselesaikan sebelum tanggal Kreditor didengar, yaitu dalam
waktu empat puluh lima hari setelah putusan PKPU sementara ditetapkan,
Pengadilan wajib memerintahkan agar Kreditor diberitahu secara tertulis bahwa
mereka tidak dapat didengar pada tanggal tersebut. Pengadilan akan menetapkan
tanggal lain untuk sidang dan dalam hal demikian para kreditor wajib dipanggil
oleh pengurus. Jika penundaan kewajiban pembayaran utang diakhiri berdasarkan
ketentuan pasal ini, Debitor harus dinyatakan pailit dalam putusan yang sama.
Permohonan pengakhiran PKPU dengan alasan-alasan diatas harus selesai
diperiksa dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pengajuan permohonan
tersebut dan putusan Pengadilan harus diucapkan dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari sejak selesainya pemeriksaan. Dan setelah ketetapan pengakhiran
PKPU memperoleh kekuatan hukum tetap yang pasti, harus diumumkan dalam
berita Negara dan dalam satu atau lebih surat kabar harian yang ditunjuk oleh
Hakim Pengawas.
Selanjutnya, dalam hal debitor dinyatakan pailit berdasarkan ketentuan
bab tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam UUKPKPU, maka
berlaku ketentuan sebagai berikut: 44
1. Jangka waktu satu tahun sebelum putusan pailit ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 44 harus dihitung sejak putusan PKPU
sementara diucapkan;
44
Ibid., Ps. 262.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
24
2. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh para Debitor setelah diberi persetujuan
oleh pengurus untuk melakukannya harus dianggap sebagai perbuatan hukum
yang dilakukan oleh Kurator, dan utang harta Debitor yang terjadi selama
berlangsungnya penundaan kewajiban pembayaran utang merupakan utang
harta pailit;
3. Kewajiban Debitor yang timbul selama jangka waktu penundaan kewajiban
pembayaran utang tanpa persetujuan oleh pengurus tidak dapat dibebankan
terhadap harta Debitor, kecuali hal tersebut membawa akibat yang
menguntungkan bagi harta Debitor.
Dan apabila permohonan PKPU diajukan dalam waktu 2 (dua) bulan setelah
berakhirnya PKPU sebelumnya maka ketentuan a, b, c diatas berlaku pula bagi
jangka waktu PKPU berikutnya.
2.3. Tinjauan Umum tentang Restrukturisasi Utang
2.3.1. Pengertian dan Latar Belakang dilakukannya Restrukturisasi Utang
Secara gramatikal, restrukturisasi berasal dari dua kata yang merupakan
rangkaian satu dengan yang leinnya, yaitu : “Re” yang berarti kembali atau ulang,
dan “struktur” yang berarti bentuk atau tata atau pondasi. 45 Apabila dirangkaikan,
maka kedua kata tersebut memiliki arti menata kembali bentuk atau pondasi yang
telah ada menjadi bentuk atau pondasi yang baru.
Sedangkan definisi Restrukturisasi Hutang Menurut Joel G. Sigel dan Joe
K. Shim, debt restructuring (restrukturisasi hutang) adalah: 46 “Penyesuaian atau
penyusunan kembali struktur hutang yang mencerminkan kesempatan kepada
debitor merencanakan pemenuhan kewajiban keuangannya.” Penjadwalan
diperlukan ketika debitor menghadapi kesulitan keuangan. Perjanjian
untuk
mengubah struktur dapat disebabkan oleh tindakan legal atau berdasarkan
45
Peter Salim dan Yani Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 1991), hal. 876.
46
Jae K. Shim dan Joel G. Siegel, CFO : Tools for executives, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 1994), hal. 129.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
25
persetujuan sederhana dari pihak yang bersangkutan. Penyusunan kembali
struktur hutang didasarkan pada keputusan manajemen keuangan sukarela,
misalnya untuk mengubah hutang jangka pendek menjadi jangka panjang.
Restrukturisasi hutang merupakan suatu proses untuk merestruktur hutang
bermasalah dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitor 47 .
Restrukturisasi hutang adalah pembayaran hutang dengan syarat yang lebih lunak
atau lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran hutang sebelum
dilakukannya proses restrukturisasi hutang, karena adanya konsesi khusus yang
diberikan kreditor kepada debitor. Konsesi semacam ini tidaklah diberikan kepada
debitor apabila debitor tersebut tidak dalam keadaan kesulitan keuangan. Konsesi
semacam ini dapat berasal dari perjanjian antara kreditor dengan debitor, atau dari
keputusan pengadilan, serta dari peraturan hukum.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang berkepentingan
terhadap restrukturisasi hutang adalah pihak debitor bermasalah. Restrukturisasi
hutang perlu dilakukan untuk mengatasi kredit bermasalah yang sedang dialami
perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik perusahaan manufaktur, perusahaan
jasa, maupun perusahaan dagang.
Dari sisi debitor, restrukturisasi hutang merupakan suatu tindakan yang
perlu diambil sebab perusahaan tidak memiliki lagi kemampuan atau kekuatan
untuk memenuhi commitment-nya. kepada kreditor. Commitment yang dimaksud
adalah dimana debitor tidak dapat lagi memenuhi perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya dengan kreditor, sehingga mengakibatkan gagal bayar. Dan apabila
perusahaan tidak melakukan restrukturisasi hutangnya maka akan timbul
wanprestasi atau cacat yang dapat mengakibatkan masalah besar bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dampak yang dimaksud tersebut terhadap
suatu perusahaan bermasalah antara lain: 48
47
Tjiptono Darmadji, Restrukturisasi: Memulihkan dan Mengakselerasi Ekonomi
Nasional, (Jakarta: Grasindo, 2001), hal. 69.
48
Ibid.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
26
1. Apabila debitor itu adalah perusahaan masuk bursa maka akan terjadi
penurunan credit rating.
2. Debitor akan memiliki reputasi jelek di dunia usaha.
3. Debitor akan sulit mendapatkan dana di masa yang akan datang.
4. Nilai saham debitor akan mengalami penurunan/jatuh.
5. Debitor akan mengeluarkan beban/biaya yang lebih besar dalam mendapatkan
dana di masa yang akan datang.
6. Nilai usaha debitor akan mengalami penurunan.
7. Default yang dialami oleh debitor dapat mengakibatkan default bagi
perusahaan lainnya yang satu grup dengan debitor (cross default).
8. Debitor dapat dipailitkan oleh kreditor. Sehingga bagi debitor bermasalah
sangat berkepentingan untuk melakukan restrukturisasi hutangnya dalam upaya
menghindari masalah-masalah diatas yang mungkin timbul.
Pengertian
restrukturisasi
yang
berhubungan
dengan
penyehatan
perusahaan dapat dibagi dalam beberapa tahap. Pertama, bila seorang Debitor
mengalami kesulitan terhadap pembayaran utangnya, maka terhadap Debitor
tersebut dapat melakukan restrukturisasi terhadap utang-utang yang dimilikinya.
Kedua, dalam hal restrukturisasi terhadap utang Debitor dianggap belum cukup
menjamin penyehatan perusahaan, maka dapat dilanjutkan dengan restrukturisasi
perusahaan. Dengan adanya restrukturisasi perusahaan tersebut, maka diharapkan
restrukturisasi utang akan lebih terjamin keberhasilannya.
Diadakannya restrukturisasi hutang bagi pihak debitor memiliki alasanalasan yang melatarbelakanginya, yaitu sebagai berikut: 49
1. Untuk mendpatkan peningkatan efisiensi dan daya saing yang lebih bagus.
Penataan dan perbaikan sektor keuangan perusahaan akan dapat dicapai
apabila perusahaan tersebut dalam kondisi sehat, efisiensi, dan kuat.
2. Dengan dilakukannya restrukturisasi hutang maka perusahaan akan dapat
memiliki lebih banyak lagi alternatif pilihan pembayaran, yaitu melalui
49
Lepi T. Tarmidi, “Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran”,
http://www.bi.go.id/, diakses pada tanggal 10 Oktober 2008.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
27
perundingan dengan kreditor dan melalui suatu argumen yang cukup, sehingga
tercapai suatu kesepakatan yang merupakan win-win solution. Argumen yang
dimaksud adalah dimana pihak debitor mampu menunjukan bahwa keadaannya
benar-benar dalam posisi kesulitan keuangan.
Restrukturisasi pada Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
dimaksudkan sebagai restrukturisasi terhadap pembayaran utang-utang Debitor
semata dengan tujuan agar perusahaan Debitor dapat sehat kembali.
Restrukturisasi lebih merupakan suatu penyelamatan daripada suatu tindakan
koreksi atau perbaikan permanen (corrective action). Restrukturisasi terpaksa
dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar dan menjaga agar piutang
dapat tetap ditagih dan selesai.
2.3.2. Pola-Pola Restrukturisasi Utang
Dalam menyelamatkan kredit bermasalah, terdapat beberapa pola
penyelesaian utang yang dapat diterapkan sebelum melakukan penyelesaian
melalui lembaga hukum, antara lain: Penjadwalan kembali (rescheduling),
persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).
Adapun secara lebih rinci pola restrukturisasi dimaksud dapat dijabarkan sebagai
berikut: 50
1. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
Yang dimaksud dengan penjadwalan kembali yaitu perubahan syarat
kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan/atau jangka waktunya.
dengan penjadwalan kembali pelunasan kredit, bank memberikan kelonggaran
kepada Debitor untuk membayar utangnya yang telah jatuh tempo, dengan jalan
menunda tanggal jatuh tempo tersebut. Apabila pelunasan kredit dilakukan
dengan cara mengangsur, bank dapat juga menyusun jadwal baru angsuran kredit
untuk meringankan kewajiban Debitor dalam melaksanakannya. Jumlah
pembayaran kembali tiap angsuran dapat diselesaikan dengan perkembangan
likuiditas keuangan (cash ending balance) Debitor tiap akhir tahapan masa
50
Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/1993 tanggal 29 Mei 1993 tentang Pengaturan
Penyelamatan Kredit Bermasalah Sebelum Diselesaikan Melalui Lembaga Hukum.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
28
proyeksi arus kas. Dengan demikian diharapkan Debitor mampu melunasi kredit
yang tertunggak tanpa harus mengorbankan kelancaran operasi bisnis perusahaan.
Upaya penyelamatan dengan jalan penjadwalan kembali pelunasan kredit
terutama dilakukan apabila Debitor tidak dapat melunasi pembayaran kredit atau
angsuran kredit yang telah jatuh tempo, namun dari hasil evaluasi bank
mengetahui bahwa proyek kondisi keuangan Debitor di masa depan tidak
mengkhawatirkan, dengan perkataan lain, likuiditas keuangan yang dihadapi
Debitor hanya sementara.
2. Persyaratan Kembali (Reconditioning)
Persyaratan kembali disini berarti perubahan sebagian atau seluruh syarat
perjanjian kredit, yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka
waktu, dan /atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut penambahan
kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi
equity perusahaan. 51
Berbagai cara mengubah persyaratan adalah sebagai berikut: 52
a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok;
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. dalam hal
penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya adalah
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya sedangkan pokok
pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa;
c. Penurunan suku bunga. Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih
meringankan beban nasabah karena akan mempengaruhi jumlah angsuran
yang semakin mengecil;
d. Pembebasan bunga. Dalam pembebasan suku bunga nasabah tetap
mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
51
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Penerbit Kencana,
2008), hal. 87.
52
Johanes Ibrahim, cross default & cross collateral sebagai upaya penyelesaian kredit
macet, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004), hal. 117.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
29
3. Penataan Kembali (Restructuring)
Penataan kembali persyaratan kredit meliputi:
a. Penambahan dana bank; dan/atau
b. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit
baru; dan/atau
c. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam
perusahaan, yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan/atau
persyaratan kembali.
Tujuan utama dari penataan kembali persyaratan kredit adalah untuk
memperkuat posisis tawar menawar bank dengan Debitor dengan cara mengubah
syarat pengadaan jaminan kredit. dalam rangka penataan kembali persyaratan
kredit itu, isi perjanjian kredit ditinjau kembali dan bila perlu ditambah atau
dikurangi. Upaya penyelamatan kredit ini biasanya dilakukan seiring dengan
upaya penjadwalan kembali pelunasan kredit.
Disamping pola-pola restrukturisasi utang diatas, alam dunia usaha dikenal
juga beberapa jenis restrukturisasi hutang perusahaan yang lain yaitu: 53
1. Debt Buy Back
Buyback merupakan salah satu cara mengurangi resiko utang dengan membeli
kembali utang tersebut. Beberapa pihak tidak setuju dengan skema ini, reduksi
utang hanya menguntungkan kreditor. Sebab, pembelian kembali hanya
mencerminkan kemampuan pembayaran yang semu dan mempercepat
penerimaan kreditor.
2. Hair Cut
Hair Cut merupakan potongan atau pengurangan atas pembayaran bunga dan
hutang yang dilakukan oleh pihak debitor. Pihak kreditor menyetujui
53
Gunadi, Restrukturisasi perusahaan dalam berbagai bentuk dan pemajakannya,
(Jakarta: Salemba Empat, 2001) hal. 60-61.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
30
restrukturisasi hutang debitor dengan metode hair cut karena untuk
mengantisipasi kerugian yang lebih besar jika pihak debitor tidak dapat
membayar hutangnya yang terlampau besar tersebut, misalnya hutang debitor
tersebut tidak dapat lagi terbayar semuanya, jika hal ini sampai terjadi maka
pihak kreditor akan mengalami kerugian yang cukup membawa pengaruh
dalam dunia usahanya. Sedangkan jika dilihat dari pihak debitor, debitor sangat
senang karena kewajibannya dapat berkurang sehingga beban yang harus
dikeluarkan perusahaan pun dapat ditekan.
3. Reschedulling
Rescheduling adalah upaya untuk memperpanjang jangka waktu dalam
pengembalian hutang atau penjadwalan kembali terhadap hutang debitor pada
pihak kreditor. Dan ini biasanya dengan cara memberikan tambahan waktu lagi
kepada debitor di dalam melakukan pelunasan hutangnya.
4. Debt To Equity Swap
Debt to Equity Swap merupakan suatu langkah yang diambil oleh pihak
kreditor karena kreditor tersebut melihat dan mengamati bahwa perusahaan
dari debitor yang mengalami masalah keuangan tersebut mempunyai nilai
ekonomi yang sangat bagus di masa yang akan datang, dan ini merupakan cara
yang bagus bagi kreditor untuk menambah laba, yaitu dengan cara reklasifikasi
tagihan debitor menjadi penyertaan.
5. Debt To Asset Swap
Debt to Asset Swap merupakan pengalihan harta yang dimiliki oleh pihak
debitor dimana pihak debitor sudah tidak sanggup lagi untuk melunasi
kewajibannya lagi kepada pihak-pihak yang memberi pinjaman kepadanya.
Dan pengalihan harta atau aset yang dimiliki oleh debitor ini ditujukan untuk
dikuasai oleh kreditor, pihak bank, atau BPPN. Penguasaan atas aset ini
bersifat sementara waktu saja, yaitu sampai nanti betul-betul terjual dan dapat
dipakai untuk melunasi hutang debitor.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
31
Sedangkan,
dalam
bukunya
Munir
Fuady
membagi
pola-pola
restrukturisasi utang menjadi sebagai berikut: 54
1. Moratorium, yaitu penundaan pembayaran yang sudah jatuh tempo;
2. Haircut, yaitu pemotongan/pengurangan pokok pinjaman dan bunga;
3. Pengurangan tingkat suku bunga;
4. Perpanjangan jangka waktu pelunasan;
5. Konversi utang kepada saham;
6. Debt forgiveness atau pembebasan utang;
7. Bailout, yaitu pengambilalihan utang-utang swasta oleh pemerintah;
8. Write off, yaitu penghapusbukuan utang-utang.
Dalam memilih dan menentukan model yang sesuai dalam melakukan
restrukturisasi hutang maka sangat tergantung pada kepentingan atau tujuan dari
kedua belah pihak yaitu debitor maupun kreditor. Apabila perusahaan debitor
sudah tidak memiliki prospek usaha yang menguntungkan dimasa yang akan
datang maka pemilik maupun pengelola perusahaan debitor mungkin akan
memutuskan untuk tidak melakukan restrukturisasi hutangnya karena tidak
memiliki nilai/manfaat ekonomi atau bahkan hanya merupakan pemborosan saja.
Demikian pula kreditor akan melihat upaya restrukturisasi hutang debitor sebagai
tindakan yang kurang ekonomis apabila prospek perusahaan debitor ini tidak
menguntungkan. Dengan perkataan lain ada faktor-faktor yang mempengaruhi
baik debitor maupun kreditor memilih dan menentukan model restrukturisasi
hutang yang sesuai dengan kepentingannya.
2.3.3. Permasalahan dalam Restrukturisasi Utang
Restrukturisasi utang dalam implementasinya dapat berakhir pada suatu
kegagalan karena harus diakhiri bila terjadi peristiwa-peristiwa sebagai berikut: 55
54
Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2008), hal. 150.
55
Analisis Dan Evaluasi Hukum Tentang Restrukturisasi Utang Pada Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, 2000), hal. 28.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
32
1. Direksi perseroan tidak melakukan salah satu kewajiban atau melanggar
larangan yang ditentukan dalam Rencana Restrukturisasi dan Perjanjian
Restrukturisasi;
2. Pada akhir suatu tahapan atau jadwal yang telah ditentukan, perseroan tidak
berhasil mencapai sasaran yang ditentukan untuk tahapan atau jadwal tersebut
sebagaimana diatur dalam Rencana Restrukturisasi, sedangkan Komite
Kreditor tidak dapat menerima alas an direksi perseroan mengenai terjadinta
ketidak berhasilan tersebut;
3. Direksi perseroan tidak membuat dan menyampaikan laporan Implementasi
Restrukturisasi;
4. Selama Implementasi Restrukturisasi, aktiva Debitor telah mengalami
penurunan nilai sampai melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari nilai semula
dan Komite Kreditor berpendapat bahwa penurunan nilai itu merugikan
kepentingan Kreditor;
5. Selama Implementasi Restrukturisasi berlangsung perseroan mengalami
kerugian yang besarnya mengakibatkan modal perseroan berkurang 50% (lima
puluh persen) dan Komite Kreditor berpendapat bahwa jumlah itu merugikan
para Kreditor;
6. Direksi perseroan selama masa Implementasi Restrukturisasi bertindak dengan
itikad buruk dalam melakukan kegiatan usahanya atau dalam melakukan
pengurusan terhadap aktivanya;
7. Direksi perseroan dengan sengaja mencoba merugikan seorang atau lebih
Kreditornya.
2.3.4. Transaksi Debt to Equity Swap
Transaksi debt to equity swap pada dasarnya merupakan transaksi
pengeluaran saham-saham baru dimana pembayaran atas saham tersebut
dilakukan dengan dikonversikannya piutang kreditor atau pemegang saham
perseroan terbatas menjadi saham-saham baru. Pemegang saham atau kreditor
yang mempunyai tagihan terhadap perseroan dapat mengkompensasikan hak
tagihnya menjadi penyetoran atas harga saham, sepanjang hal tersebut disetujui
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
33
oleh RUPS. 56 Jenis hak tagih yang dapat dikompensasi dengan setoran saham
diatur lebih lanjut dalam Pasal 35 (2) UUPT.
Struktur transaksi debt to equity swap pada dasarnya mempunyai
kesamaan dengan struktur (a) transaksi penyertaan saham dan (b) transaksi
inbreng saham atau shares swap, karena semua transaksi ini pada dasarnya akan
menyebabkan dikeluarkannya saham-saham baru. Adanya kesamaan struktur dari
ketiga transaksi tersebut di atas, maka beberapa aspek hukum tentang pre-emptive
rights, peningkatan modal, penilaian atas kewajaran nilai setoran saham dalam
bentuk benda tidak berwujud (konversi piutang) dan persyaratan mengenai RUPS
juga sangat relevan dan berlaku terhadap pelaksanaan transaksi debt to equity
swap ini.
Selain diatur dalam Pasal 35 UUPT, transaksi debt to equity swap diatur
juga dalam PP No. 15/1999, dengan pengaturan sebagai berikut: (i) Pasal 35 (2)
jo. PP No. 15/1999 mengatur lebih lanjut bentukbentuk hak tagih yang dapat
dikompensasikan sebagai setoran saham baru. (ii) Bahwa tindakan konversi
tagihan menjadi saham hanya dapat dilakukan apabila telah diperjanjikan
sebelumnya dengan persetujuan RUPS atau tindakan konversi tagihan tersebut
dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS. Dengan demikian, apabila sebelumnya
belum pernah diperjanjikan diantara para pihak tentang sifat konversi dari suatu
tagihan, maka si pemilik tagihan atau kreditor dapat melaksanakan tindakan
konversi tagihan tersebut melalui persetujuan RUPS terlebih dahulu, sepanjang
para pemegang saham dapat menyetujui rencana konversi tersebut. (iii) Bahwa
dalam anggaran dasar perseroan dapat diatur mengenai penyampingan preemptive rights sehubungan dengan tindakan konversi tagihan menjadi saham
perseroan. Dalam praktek hal ini dapat diputuskan oleh pemegang saham melalui
RUPS yang akan diadakan khusus untuk menyetujui transaksi debt to equity swap
ini. (iv) Bahwa syarat kuorum untuk RUPS tersebut adalah dihadiri oleh lebih dari
2/3 bagian atau 66,6% dari jumlah saham dengan hak suara yang sah dan hal
56
Pheo Marojahan Hutabarat, “Beberapa Ketentuan Undang-Undang Perseroan
Terbatas
Terkait
dengan
Organisasi
Perusahaan:
Suatu
Tinjauan
Praktek”,
http://pkpapbhi.files.wordpress.com/2008/08/organisasi-perusahaan-pheo-m-h.pdf, diakses pada
tanggal 10 Desember 2008.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
34
tersebut disetujui oleh paling sedikitnya 2/3 dari jumlah suara tersebut, kecuali
anggaran dasar perseroan menentukan lebih tinggi, dan transaksi konversi tagihan
ini wajib diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian, yang beredar di tempat
kedudukan perseroan dan surat kabar harian dengan peredaran nasional.
Transaksi “debt to equity swap transaction” dapat dilaksanakan baik
melalui penerbitan instrumen obligasi konversi (convertible bond) atau dengan
cara dilakukannya konversi secara langsung atas piutang kreditor menjadi sahamsaham baru si debitor/perseroan. 57
2.3.5. Keuntungan dan Kerugian dari Praktek Debt to Equity Swap
Sama seperti aksi korporasi lainnya, praktek konversi utang menjadi
saham juga memiliki keuntungan dan kerugian. adapun yang menjadi keuntungan
dari aksi korporasi berupa debt to equity swap dalam melaksanakan restrukturisasi
keuangan untuk penyelesaian utang antara lain:
1. Menambah
jumlah pemegang saham sehingga meningkatkan transparansi
emiten yang bersangkutan
Penerbitan saham-saham baru yang diberikan sebagai kompensasi utang emiten
akan menambah jumlah pemegang saham emiten yang bersangkutan.
Bertambahnya jumlah pemegang saham emiten tentunya akan meningkatkan
tuntutan akan transparansi emiten dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut
merupakan hal yang positif dalam rangka melaksanakan good corporate
governance sebagai acuan dalam tata kelola perusahaan.
2. Memperbaiki keadaan keuangan emiten yang bersangkutan
Dengan terlaksananya praktek debt to equity swap, maka jumlah kewajiban
pembayaran utang emiten akan berkurang. Hal tersebut akan mengantarkan
posisi keuangan emiten pada keadaan yang lebih baik.
57
Ibid.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
35
3. Meningkatkan nilai saham emiten
Apabila keadaan keuangan emiten yang bersangkutan telah berada pada posisi
yang lebih baik sehingga memungkinkan emiten untuk membagikan dividen di
akhir tahun, kenyataan tersebut tentunya akan menarik minat para investor
untuk membeli saham emiten yang bersangkutan. Peningkatanminat tersebut
akan berujung pada peningkatan harga saham emiten tersebut.
Meski demikian, aksi korporasi berupa konversi utang menjadi saham juga
dapat menimbulkan kerugian apabila para pemegang saham baru, yaitu Kreditor,
tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kegiatan usaha emiten.
Kurangnya pengetahuan para pemegang saham baru tersebut dapat berpengaruh
pada kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh emiten sehingga menyebabkan
kinerja emiten mengalami kemunduran. Hal itu hanya dapat dihindari apabila
kreditor yang bersangkutan telah melakukan research dan analisa mengenai
kegiatan usaha debitor dan langkah-langkah yang harus diambil setelah menjadi
pemegang saham debitor tersebut.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
36
BAB 3
TINJAUAN KASUS PKPU PT ARGO PANTES TBK.
DAN PT SEKAR LAUT TBK.
3.1. PKPU yang Diajukan oleh PT Argo Pantes Tbk. dan PT. Sekar Laut
Tbk.
3.1.1. PKPU yang Diajukan oleh PT Argo Pantes Tbk.
PT Argo Pantes Tbk. merupakan perusahaan multinasional yang bergerak
di bidang industri TPT (tekstil dan produk tekstil) yang menghasilkan berbagai
jenis benang dan kain. PT Argo Pantes Tbk. merupakan salah satu divisi dari
Argo Manunggal Group, salah satu kelompok usaha yang terbesar di Indonesia.
Dalam divisi tekstil, kelompok usaha tersebut memiliki 20 perusahaan, dengan
685.430 spindles dan total produksi 69.000 bal/bulan. PT. Argo Pantes Tbk.
didirikan pada tahun 1977 dan sejak 1991 telah terdaftar pada Bursa. Argo Pantes
telah berkembang menjadi salah satu produsen tekstil terkemuka dan terbesar di
Indonesia, dengan pemintalan, penenunan, pencelupan benang, pencelupan
potong dan finishing operasi sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan mempunyai komitmen untuk selalu memberikan produk
berkualitas, dengan harga kompetitif. Hal ini dicapai dengan banyaknya investasi
pada mesin-mesin dan sumber daya manusia.
Krisis moneter tahun 1997 merupakan awal dari jatuhnya kebanyakan
industri di Indonesia dan sampai 5 tahun setelah itu industri mengalami masa
stagnasi dimana tidak ada kemajuan yang signifikan. PT Argo Pantes Tbk. pun
tidak luput dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan kondisi tersebut.
Usaha PT Argo Pantes Tbk. untuk melakukan restrukturisasi pada tahun 2000
melalui Prakarsa Jakarta tidak dapat dilanjutkan karena kondisi cashflow setelah
persetujuan makin menurun. Ditambah lagi usia mesin yang dimiliki PT Argo
Pantes Tbk. semakin tua sehingga penggunaan kapasitas produksi semakin
menurun. Sementara itu, belum ada dukungan bank yang membantu untuk
peremajaan mesin. Persoalan perburuhan dan biaya energi yang cenderung
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
37
semakin tinggi juga menambah kesulitan yang dialami PT Argo Pantes Tbk. Halhal tersebut diatas menjadi faktor utama mengapa PT Argo Pantes tidak dapat
memenuhi kewajibannya terhadap para kreditornya.
Ketidakmampuan PT Argo Pantes Tbk. memenuhi kewajibannya akhirnya
menyebabkan , perseroan digugat pailit oleh Indo Plus B.V. berkaitan dengan
utang yang jatuh tempo sebesar US$ 12 juta. Utang tersebut muncul berdasarkan
transferable loan facility agreement dengan Indover Bank tertanggal 25 Oktober
1996 sebesar US$ 3 juta. Juga facility agreement pada 8 Mei 1996 dengan The
Mitsui Trust and Banking Company Singapore sebesar US$4 juta, Sumitomo
Trust and Banking Company sebesar US$1 juta, The Toyo Trust & Banking
Company sebesar US$1,6 juta dan Indover Bank sebesar US$2,4 juta. Sementara
total utang Argo Pantes mencapai US$ 198,68 juta kepada 18 kreditor, dengan
utang terbanyak kepada Bank Mandiri senilai US$ 92,13 juta.
Menanggapi gugatan pailit yang dilayangkan oleh Indo Plus B. V, PT
Argo Pantes mengajukan permohonan PKPU kepada Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat. PT Argo Pantes TBk. juga menyertainya dengan pengajuan rencana
perdamaian berupa debt to equity swap. Kemudian dalam perkembangannya,
Pengadilan
Niaga
Jakarta
Pusat
03/PKPU/2006/PN.NIAGA.JKT.PST
jo.
berdasarkan
No.
putusannya
No.
05/PAILIT/2006/PN.NIAGA.
JKT.PST tanggal 3 Maret 2006 memutuskan untuk menerima permohonan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang disampaikan oleh PT
Argo Pantes Tbk.
3.1.2. PKPU yang Diajukan oleh PT Sekar Laut Tbk.
PT. Sekar Laut Tbk., merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri makanan. Dengan lisensi merek FINNA, PT. Sekar Laut, Tbk. telah
menghasilkan berbagai macam variasi kerupuk dan produk makanan lain seperti
bumbu siap saji, sambal dan saus. Disamping itu, PT. Sekar Laut tbk. juga
menjalankan bisnis supermarket dan rumah makan “Wok Noodle”.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan
terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Hal tersebut
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
38
berdampak negatif terhadap operasional kebanyakan perusahaan di Indonesia,
termasuk PT. Sekar Laut Tbk. Dampak yang sangat dirasakan oleh PT. Sekar Laut
Tbk. akibat terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
tersebut adalah jumlah utang yang melambung tinggi yang mengakibatkan
ketidakmampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban pembayaran
utangnya.
Melihat kenyataan tersebut, PT. Sekar Laut Tbk. mulai tahun 1998 telah
mencoba melakukan pendekatan dengan para kreditornya guna mendapatkan cara
penyelesaian yang baik bagi para pihak. Namun upaya tersebut belum
memberikan hasil yang optimal. Walau telah tercapai kesepakatan restrukturisasi
dengan sebagian besar kreditor keuangan, namun masih belum dapat dicapai
kesepakatan restrukturisasi dengan seluruh kreditornya. Keadaan yang demikian
kemudian berujung pada dilayangkannya gugatan kepailitan terhadap PT. Sekar
Laut Tbk. ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Surabaya oleh salah satu
kreditor PT. Sekar Laut Tbk., yaitu BNP Paribas.
Terkait dengan gugatan kepailitan tersebut, maka diputuskan oleh
manajemen untuk melakukan restrukturisasi melalui PKPU ke Pengadilan Niaga
di Pengadilan Negeri Surabaya. Hal ini diharapkan dapat mencapai suatu
kesepakatan dan restrukturisasi terhadap seluruh kreditor keuangan sekaligus.
Adapun kreditor keuangan yang terkait dalam proses kepailitan dan PKPU ini
antara lain BNP Paribas, Omnistar Investment Holding Limited, Shadforth Agents
Limited, Malvina Investment Limited, dan PT. Bank BNI Tbk. qq KP2LN Jakarta
III.
Pada tanggal 8 Agustus 2005, PT. Sekar Laut Tbk. telah meminta
persetujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB). Persetujuan dari pemegang sahamini diperoleh untuk
memenuhi ketentuan pasal 224 UUKPKPU yang menyebutkan bahwa dalam hal
debitor adalah perusahaan terbatas, maka permohonan PKPU atas prakarsanya
sendiri hanya dapat diajukan setelah mendapat persetujuan RUPSLB dengan
kuorum kehadiran dan sahnya keputusan sama dengan yang diperlukan untuk
mengajukan permohonan pailit.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
39
Adapun pada saat pengajuan PKPU, PT. Sekar Laut Tbk. telah
melampirkan Rencana Perdamaian yang merupakan usulan kepada para kreditor
mengenai cara penyelesaian utang debitor. Setelah mempelajari Rencana
Perdamaian yang disampaikan oleh debitor, seluruh kreditor yang hadir dalam
rapat menyatakan memberikan persetujuan atas Rencana Perdamaian tersebut.
Dari persetujuan itu kemudian dibuat sebuah Perhanjian Perdamaian. Karenanya,
pada tanggal 26 September 2005, Majelis Hakim pada Pengadilan Niaga si
Pengadilan
Negeri
Surabaya
melalui
putusan
No.
08/PKPU/2005.
PN.NIAGA.SBY telah mensahkan Perjanjian Perdamaian tersebut.
Seluruh utang keuangan akan diselesaikan pembayarannya dengan
melakukan konversi sebagian besar utang menjadi kepemilikan saham di PT.
Sekar Laut Tbk. Dengan demikian, setelah dilaksanakannya konversi tersebut,
maka seluruh kreditor keuangan akan menjadi pemegang saham PT. Sekar Laut
Tbk.
3.2. Para Pihak
3.2.1. Para Pihak dalam Kasus PKPU PT. Argo Pantes Tbk.
Permohonan PKPU diajukan oleh PT Argo Pantes Tbk., perusahaan yang
berkedudukan hukum di Jakarta, beralamat di Wisma Argo Manunggal Lt. 14 Jl.
Gatot Subroto Kav. 22, Jakarta Selatan, dengan The Nicholas dan Sjambiri Lioe
sebagai Direktur Utama dan Direktur perusahaan, yang memberikan kuasa Oscar
Sagita, SH., Foryu Fillmorems, SH., dan Dakila E. Pattipeilohy dari Kantor
Hukum Cakra & Co. yang beralamat di Gedung World Trade Center Lt. 13, Jl.
Jenderal Sudirman Kav. 30, Jakarta Selatan.
Permohonan PKPU tersebut diajukan terhadap Kreditor PT Argo Pantes
Tbk., yaitu Indo Plus BV, perusahaan yang berkedudukan hukum di Belanda,
beralamat di Atrium 7th Floor Srawinskylaan 3105, 10772X Amsterdam, The
Netherlands. Sebagai Termohon PKPU, Indo Plus BV telah memberikan kuasa
kepada M. Salim Radjiman SH., Robertus Billitea SH., Siti Bakhriatin SH.,
Savitri Kusumawardhani, SH., dan Nur Mustikaningtyas SH. dari Kantor Hukum
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
40
Radjiman Ballitea Bakhriatin Law Firm yang beralamat di Plaza DM Lt. 20 Suite
2005, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 25, Jakarta Selatan.
3.2.2. Para Pihak dalam Kasus PKPU PT Sekar Laut Tbk.
Putusan No. 08/PKPU/2005.PN.NIAGA.SBY dijatuhkan dalam perkara
permohonan PKPU yang diajukan oleh PT. Sekar Laut, Tbk, perusahaan yang
berkedudukan hukum di Surabaya, beralamat di Jalan Raya Darmo Nomor 23-25
Surabaya, dengan Harry Sunogo sebagai Direktur Utama perusahaan, yang
memberikan kuasa kepada Iwan Kuswardi, SH., Advokat yang berkantor di Jl.
Sampeyan No. 51 Malang berdasarkan Surat Kuasa Khusus.
Permohonan PKPU tersebut dijukan terhadap kreditor-kreditor PT Sekar
Laut Tbk., antara lain:
1. BNP Paribas Singapore Branch, beralamat di Tung Centre 20 Collyer Quay,
Singapore 04319;
2. Omnistar Investment Holdings Ltd., beralamat di 138 Cecil Street #14-01B,
Cecil Court, Singapore 069538;
3. Shadforth Agents Ltd., beralamat di 30 Raffles Places #23-00, Caltex House,
Singapore 0486622;
4. Malvina Investment Ltd., beralamat di 896 Dunearn Road #03-01, Sime
Darby Center, Singapore 589472;
5. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. qq KP2LN Jakarta III, beralamat di Jl.
Prapatan No. 10 Jakarta 10410.
Adapun BNP Paribas Singapore Branch, Omnistar Investment Holdings
Ltd., Shadforth Agents Ltd., dan Malvina Investment Ltd. merupakan Kreditor
Sindikasi dengan BNP Paribas Singapore Branch sebagai Agen dari Kreditor
Sindikasi.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
41
3.3. Utang yang Diajukan dalam PKPU
3.3.1. Utang PT Argo Pantes Tbk.
Adapun utang yang diajukan dalam PKPU adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Utang PT Argo Pantes Tbk. (Profil Pinjaman A)
Kelompok
Kreditor
Nominal
Pokok (USD)
Bunga
Denda
Separatis
PT Bank Mandiri Tbk.
Maximus Capital Pte. Ltd.
Amroc Investment Asia Ltd.
Alfa Securities
Total Separatis
89.183.218,97
8.833.333,33
3.500.000,00
5.000.000,00
106.516.552,30
4.091.994,04
3.351.673,94
1.328.017,25
1.897.167,60
10.668.852,83
45.261,71
2.069.831,98
820.431,71
1.172.045,30
4.107.570,70
Konkuren
Maximus Capital Pte. Ltd.
Amroc Investment Asia Ltd.
Alfa Securities
PT Putra Mandiri Finance
Deutsche Bank AG – Jkt
Greylock Global DDMF Ltd.
Finansa Fund Management
Indoplus BV
Greylock Global OMF Ltd.
Far Eastern Bank
Argo Pantes Finance BV
Alfa Goldland
Daya Manunggal
Sugih Brothers
Lawe Adyaprima
Total Konkuren
25.000.000,00
7.700.000,00
200.000,00
2.000.000,00
5.000.000,00
7.000.000,00
2.700.000,00
12.000.000,00
1.000.000,00
1.800.000,00
27.000.000,00
10.875.056,01
409.265,04
130.464,31
1.258.067,96
104.072.853,32
7.455.388,45
2.581.931,63
70.087,82
1.222.955,64
2.933.992,65
1.849.844,68
1.416.668,64
6.892.553,69
263.960,68
6.396.389,71
1.754.289,37
41.233,53
421.324,31
32.811.862,85
10.776.112,82
Total Utang Pokok (A)
Total Bunga + Denda (B)
210.589.405,62
58.364.399,20
Bunga
43.480.715,68
Denda
14.883.683,52
Total Kewajiban (A+B)
1.892.251,42
270.624,48
8.124.278,97
268.953.804,82
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
42
Tabel 3.2
Utang PT Argo Pantes Tbk. (Profil Pinjaman B)
Kelompok
Dalam Negeri
A. PT Bank Mandiri
B. Konkuren
Kreditor
Jakarta
89.183.218,97
Jakarta
PT Putra Mandiri Finance
PT Alfa Securities
Alfa Goldland
Daya Manunggal
Sugih Brothers
Lawe Adyaprima
2.000.000,00
5.200.000,00
10.875.056,01
409.265,04
130.464,31
1.258.067,96
Total Pinjaman Dalam
Luar Negeri
Separatis dan Konkuren
Pokok (USD)
Maximus Capital Pte. Ltd.
Amroc Investment Asia Ltd.
Deutsche Bank AG – Jkt
Greylock Global DDMF Ltd.
Finansa Fund Management
Indoplus BV
Greylock Global OMF Ltd.
Far Eastern Bank
Argo Pantes Finance BV
Total Pinjaman Luar Negeri
109.056.072,29
33.833.333,33
11.200.000,00
5.000.000,00
7.000.000,00
2.700.000,00
12.000.000,00
1.000.000,00
1.800.000,00
27.000.000,00
101.533.333,33
3.3.2. Utang PT Sekar Laut Tbk.
Krisis keuangan yang melanda Indonesia menyebabkan kondisi keuangan
PT. Sekar Laut Tbk. mengalami kendala bagi operasionalnya. Hal ini
mengakibatkan ketidakmampuan PT. Sekar Laut Tbk. untuk melakukan
pembayaran utang baik utang pokok maupun bunga.
Jumlah utang kreditor keuangan yang diajukan dalam PKPU ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
43
Utang PT. Sekar Laut Tbk.
Kreditor Keuangan
Kreditor Sindikasi:
BNP Paribas
Omnistar Inv. H. L.
Shadforth A. Ltd.
Malvina Inv. Ltd.
Total
BNI qq KP2LN
Pokok
Bunga
USD 3.400.241
USD 6.120.433
USD 4.760.337
USD 6.120.433
USD 20.401.444
Rp 14.243.200.000
Total
USD 1.448.968
USD 2.608.142
USD 2.028.555
USD 2.608.142
USD 8.693.807
Rp 8.066.095.741
USD 4.849.208
USD 8.728.575
USD 6.788.892
USD 8.728.575
USD 29.095.251
Rp 22.309.295.741
Tabel 3.4
Utang PT. Pangan Lestari 58
Kreditor Keuangan
Kreditor Sindikasi:
BNP Paribas
Omnistar Inv. H. L.
Shadforth A. Ltd.
Malvina Inv. Ltd.
Total
BNI qq KP2LN
Pokok
Bunga
USD 1.245.509
USD 2.241.917
USD 1.743.713
USD 2.241.917
USD 7.473.056
Rp 17.121.000.000
Total
USD 593.942
USD 1.069.095
USD 831.518
USD 1.069.095
USD 3.563.650
Rp 14.878.058.584
USD 1.839.451
USD 3.311.012
USD 2.575.231
USD 3.311.012
USD 11.036.706
Rp 31.999.058.584
Tabel 3.5
Total Utang yang Diajukan untuk PKPU
Kreditor Keuangan
Kreditor Sindikasi:
BNP Paribas
Omnistar Inv. H. L.
Shadforth A. Ltd.
Malvina Inv. Ltd.
Total
BNI qq KP2LN
Pokok
USD 4.645.750
USD 8.362.350
USD 6.504.050
USD 8.362.350
USD 27.874.500
Rp 31.364.200.000
Bunga
Total
USD 2.042.909
USD 3.677.237
USD 2.860.073
USD 3.677.237
USD 12.257.457
Rp 22.944.154.325
USD 6.688.659
USD 12.039.587
USD 9.364.123
USD 12.039.587
USD 40.131.957
Rp 54.308.354.325
58
PT. Pangan Lestari adalah anak perusahaan PT. Sekar Laut Tbk. (99.99%) yang
utangnya dijamin oleh PT. Sekar Laut Tbk. Utang PT. Pangan Lestari diatas telah jatuh tempo,
dijamin oleh PT. Sekar Laut Tbk. dan ikut dibayar dalam PKPU ini
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
44
3.4. Rencana Perdamaian dalam PKPU
3.4.1. Rencana Perdamaian yang Diajukan oleh PT Argo Pantes Tbk.
Terlepas dari kesulitan keuangan yang dialami oleh PT Argo Pantes Tbk.
dimana perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar utang, PT
Argo Pantes Tbk. menganggap prospek usahanya masih tetap baik dan untuk itu
diajukanlah proposal perdamaian agar struktur permodalan perusahaan akan
menjadi lebih baik dan recovery kreditor diharapkan akan lebih maksimum dan
efektif.
Adapun dalam rencana perdamaian skema penyelesaian utang terhadap
para kreditor adalah sebagai berikut:
1. Kepada Kreditor Separatis
Dengan jumlah utang pokok sebesar USD 106.516.552 (seratus enam juta lima
ratus enam belas ribu lima ratus lima puluh dua Dollar Amerika Serikat),
penyelesaian utang akan dilaksanakan sesuai dengan perjanjian fasilitas kredit
yang berlaku dan masih berjalan. Kreditor Bilateral separatis PT Bank Mandiri
Tbk. dan lainnya akan berjalan sesuai dengan perjanjian dan komitmen yang
telah ada.
2. Kepada Kreditor Konkuren
Kreditor konkuren terdiri dari kreditor konkuren yang memilih konversi utang
menjadi saham, dan kreditor konkuren yang memilih konversi utang menjadi
“subordinated zero coupon bonds”.
a. Kreditor Konkuren yang Memilih Konversi Utang Menjadi Saham
Dengan jumlah utang sebesar USD 67.569.134,68 (enam puluh tujuh juta
lima ratus enam puluh sembilan ribu seratus tiga puluh empat koma enam
puluh delapan Dollar Amerika Serikat), penyelesaian utang akan
dilaksanakan dengan mengkonversi jumlah utang kreditor menjadi saham
baru yang akan diterbitkan dengan jumlah prosentase setinggi-tingginya
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
45
21.1% dari jumlah saham yang beredar, yaitu 335.557.450 saham (saham
baru plus saham lama).
b. Kreditor Konkuren yang memilih konversi utang menjadi “subordinated
zero coupon bonds”
Dengan jumlah utang sebesar USD 40.618.805,68 (empat puluh juta enam
ratus delapan belas ribu delapan ratus lima koma enam puluh delapan
Dollar Amerika Serikat), penyelesaian utang akan dilaksanakan dengan
mengkonversi jumlah utang menjadi “subordinated zero coupon bonds”,
yaitu surat utang yang akan diterbitkan oleh PT Argo Pantes Tbk. dengan
kondisi tenor 25 (dua puluh lima) tahun, tanpa bunga dan bersifat
subordinasi.
3.4.2. Rencana Perdamaian yang Diajukan oleh PT Sekar Laut Tbk.
Dengan keyakinan akan kemampuan PT. Sekar Laut Tbk. dan dukungan
penuh dari para kreditor baik konkuren maupun separatis, PT. Sekar Laut Tbk.
akan menyelesaikan seluruh utangnya dengan cara restrukturisasi utang. Oleh
karena itu, PT. Sekar Laut Tbk. mengajukan permohonan PKPU disertai dengan
Rencana Perdamaian yang berisi usulan kepada para kreditor mengenai
mekanisme/cara pembayaran yang dimaksud.
Adapun dalam Rencana Perdamaian tersebut, PT. Sekar Laut Tbk.
menawarkan cara penyelesaian utang sebagai berikut:
1. Kepada Kreditor Sindikasi
a. Perseroan akan membayar sejumlah USD 2.787.450, yang dibagikan
secara perimbangan kepada para kreditor sindikasi, secara bertahap
sebagai utang jangka panjang yang dapat dilunasi perseroan (sustainable
loan). Atas utang ini, dikenakan bunga sebesar Sibor + 2%.
b. Sisa utang setelah dipotong, bagian atas bunga tertunggak dan nilai utang
jangka panjang, akan dikonversikan menjadi saham perseroan.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
46
c. Apabila pelaksanaan/implementasi restrukturisasi utang yang berupa
konversi utang menjadi kepemilikan saham telah dilaksanakan, maka para
pemegang saham pendiri (founders) akan mengalami dilusi yang cukup
besar. Karenanya, guna memberikan apresiasi atas upaya para pemegang
saham pendiri menjalankan dan mengembangkan perseroan selama lebih
dari 30 (tiga puluh) tahun dan memberikan semangat bagi para pemegang
saham untuk tetap menekuni usaha ini serta untuk tetap mempertahankan
kepemilikan saham para pemegang saham pendiri di perseroan, maka para
kreditor setuju untuk memberikan opsi membeli kembali 25% (dua puluh
lima persen) dari seluruh saham biasa yang diterbitkan untuk kepentingan
kreditor keuangan kepada para pemegang saham pendiri dengan harga
Rp1,- (satu rupiah) per lembar saham, dalam jangka waktu satu tahun.
Perseroan akan menyisihkan sejumlah 25% (dua puluh lima persen) dari
total jumlah saham baru yang dikeluarkan untuk kepentingan kreditor
untuk selanjutnya dijual kepada para pemegang saham pendiri. Saham
yang akan dijual kepada para pemegang saham pendiri berasal dari saham
baru yang diterbitkan oleh perseroan kepada para kreditor, karenanya pada
saat pelaksanaan konversi saham, jumlah saham yang akan diserahkan
kepada masing-masing kreditor akan berkurang secara proporsional. Atas
penjualan sejumlah 25% (dua puluh lima persen) dari total saham yang
dikeluarkan oleh Perseroan untuk kepentingan kreditor kepada para
pemegang saham pendiri dan manajemen, maka jumlah saham yang akan
diterima oleh para kreditor akan berkurang secara proporsional.
2. Kepada Kreditor BNI qq KP2LN
Utang
kepada
kreditor
BNI
qq
KP2LN,
akan
diselesaikan
seluruhnya/sekaligus dengan cara konversi menjadi saham perseroan, setelah
dikurangi 50% (lima puluh persen) bung yang tertunggak.
Sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Perdamaian, segera setelah
Perseroan mendapatkan pengesahan atas Rencana Perdamaian, maka Perseroan
berkewajiban untuk sesegera mungkin melaksanakan konversi utang menjadi
saham perseroan.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
47
3.5. Putusan Majelis Hakim
3.5.1. Putusan Majelis Hakim dalam perkara PKPU PT Argo Pantes Tbk.
dalam Putusan No. 03/PKPU/2006/PN.NIAGA.JKT.PST jo. No. 05/
PAILIT/2006/ PN.NIAGA.JKT.PST
Dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim pada Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat, tanggal 17 April 2006, diputuskan antara lain sebagai berikut:
1. Menyatakan sah dan mengikat Perjanjian Perdamaian tertanggal 17 April 2006
beserta lampirannya berupa Rencana Perdamaian Final PT Argo Pantes Tbk.
tanggal 11 April 2006 beserta Lampiran Ralatnya antara PT Argo Pantes
sebagai Debitor dengan Kreditor-kreditornya yang telah dicapai berdasarkan
pemungutan suara tanggal 17 April 2006;
2. Menghukum PT Argo Pantes Tbk. dan para kreditornya untuk tunduk dan
mematuhi serta melaksanakan isi Perjanjian Perdamaian tersebut beserta
lampirannya berupa Rencana Perdamaian Final PT Argo Pantes Tbk. tanggal
11 April 2006 beserta Lampiran Ralatnya yang telah disepakati;
3. Menyatakan PKPU PT Argo Pantes Tbk. berakhir;
4. Membebankan kepada Debitor untuk membayar biaya pengurusan dan imbalan
jasa pengurus yang akan ditetapkan kemudian;
5. Membebankan biaya perkara sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah)
kepada Debitor.
3.5.2. Putusan Majelis Hakim dalam perkara PKPU PT Sekar Laut Tbk.
dalam Putusan No. 08/PKPU/2005/PN.NIAGA.SBY
Dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan
Negeri Surabaya, tanggal 22 September 2005, diputuskan antara lain sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
48
1. Menyatakan sah perjanjian perdamaian tanggal 21 September 2005 yang
dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon PKPU PT Sekar Laut Tbk. sebagai
pihak pertama dan para kreditor sebagai pihak kedua;
2. Menghukum kedua belah pihak dan kreditor lainnya untuk menaati putusan
ini;
3. Menyatakan bahwa PKPU berakhir, setelah pengesahan perdamaian ini
mempunyai kekuatan hukum tetap;
4. Membebankan biaya pengurusan dan imbalah jasa pengurus di tetapkan
kemudian.
Universitas Indonesia
Restrukturisasi utang..., Larassatya, FHUI, 2009
Download