perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Disusun Oleh : DARU ENDAH WIJAYANTI K3205008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : DARU ENDAH WIJAYANTI K3205008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, November 2011 Pembimbing I Pembimbing II Endang Widiyastuti,S.Pd, M.Pd. NIP. 19710527 200501 2 001 Adam Wahida,S.Pd, M.Sn. NIP. 19730906 200501 1 001 commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Senin Tanggal : 5 Desember 2011 Tim Penguji Skripsi ( Nama Terang) ( Tanda Tangan) Ketua : Drs. Margana, M.Sn. NIP. 19606612 199103 1 001 : Sekretaris : Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds. NIP. 19740806 200604 1 002 : Anggota I : Adam Wahida, S.Pd, M.Sn. NIP. 19730906 200501 1 001 : Anggota II : Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd. NIP. 19710527 200501 2 001 : Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Daru Endah Wijayanti. PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2011. Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 melalui penerapan model Direct Instruction dengan indikator yaitu: 1) 70% siswa menunjukkan minat terhadap kegiatan belajar mengajar membuat karya kerajinan kertas; 2) 70% siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas; 3) 70% siswa mampu membuat karya kerajinan kertas, baik secara kelompok maupun individu. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Oktober 2011 dengan dua siklus dan masing-masing siklus mencakup empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi secara terstruktur, wawancara mendalam dan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran, nilai siswa, dan karya siswa. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012. Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator yaitu: 1) minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I mencapai 63,5 %, dan siklus II meningkat menjadi 82 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 18,5 %; 2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I mencapai 62,5 %, dan siklus II meningkat msenjadi 78 %, ratarata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 15,5 %; 3) kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siklus I mencapai 48,3 %, dan siklus II meningkat menjadi 72,5 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 24,2 %. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Daru Endah Wijayanti. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING IN MAKING PAPER CRAFT WORKS ON STUDENTS GRADE FOUR OF WONOSAREN I PRIMARY SCHOOL OF SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta. October 2011. The purpose of classroom action research is to improve the quality of learning to make paper crafts with quilling technique on students grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta academic year 2011/ 2012 application of the model Direct Instruction with an indicator at: 1) 70 % of students showed an interest in teaching and learning activities to make paper craft; 2) 70 % of students active in learning craft paper; 3) 70 % of students are able to make a craft, either individually or groups. The form of this research is classroom action research with the subjects of research is the students grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta academic year 2011/ 2012 with amount to 40 students. This study was conducted from Agust to October 2011 with two cycles and each cycle includes four activities, there are planning, implementation, observation, and refletion. Data collection technique that used were observation in a structured, in-depth interviews and documentation in the from of photographs learning process, students value, and student work. Based on the research result can be concluded that the implementation of direct instruction model can improve the quality of learning to make paper craft works of the students of grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta academic year 2011/ 2012. Achievement of improvements based on the indicators are 1) Students interest in learning process to make paper craft works on cycle I reached 63,5 %, and cycle II increased to 82 %. The average increase from cycle I to cycle II is 18,5 %; 2) Active student in the learning prosess to make paper craft on cycle I reached 62,5 %, and cycle II increased to 78 %. The average increase from cycle I to cycle II is 15,5 % 3) The ability of student in making paper crafts with quilling technique on a cycle I reached 48,3 %, cycle II increased to 72,5 %. The average increase from cycle I to cycle II is 24,2 % commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO “ Semua yang ada disekitar kita, meskipun tinggi nilainya tidak ada artinya sama sekali, tampaknya semua gersang jika kita terkena penyakit bosan” (Jully Chung) “ Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak” (Amsal 6: 6) “ Jangan menunda pekerjaan yang bisa kamu kerjakan hari ini. Lakukan yang terbaik untuk hari ini dan jangan sampai menyesal bila pekerjaan yang kamu tunda tidak selesai. Maka berjuanglah. (Penulis) commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: Papa, Mama, Mas Yudi, Upik dan keluarga besar yang telah memberikan doa dan mendukungku. Teman-temanku yang selalu mendukung dan berjuang bersamaku. Almamater FKIP UNS Surakarta commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Moh. Rohmadi, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta. 3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta. 4. Adam Wahida, S.Pd, M.Sn. Selaku Pembimbing I yang dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 5. Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 6. Drs. Sudarsono, M.Hum. Selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta. 7. Sunarno, S.Pd. Selaku Kepala SD Negeri Wonosaren I Surakarta dan Susilowati selaku guru mata pelajaran SBK yang memberikan ijin, bantuan dan bimbingan dalam melaksanakan penelitian. 8. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta atas bantuan dan kerjasamanya. commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id 9. digilib.uns.ac.id Teman-teman Pendidikan Seni Rupa angkatan 2005 dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca. Surakarta, November 2011 Penulis commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………........... i HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………………… ii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… iv ABSTRAK……………………………………………………….............................. v MOTTO………………………………………………………….............................. vii PERSEMBAHAN…………………………………………………………………... viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………….... ix DAFTAR ISI………………………………………………………………………... x DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... xi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….. xii DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………………. xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………... xiv BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 7 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 8 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….... 8 BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………... 9 A. Kajian Pustaka …………………………………………………………. 9 1. Model Pembelajaran ……………………………………….............. 9 2. Model Direct Instruction …………………………………………… 11 3. Kualitas Pembelajaran ……………………………………………… 16 4. Karya Kerajinan Kertas …………………………………………….. 19 B. Penelitian yang Relevan………………………………………………… 24 C. Kerangka Berfikir ……………………………………………................ commit to user xi 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 29 A. Pendekatan Penelitian ……………………………………………… 29 B. Setting Penelitian…………………………………………………… 30 C. Sumber Data ………………………………………………………... 31 D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………........ 31 E. Analisis Data ……………………………………………………….. 33 F. Prosedur Penelitian …………………………………………………. 34 1. Rencana Siklus I ………………………………………………... 35 2. Rencana Siklus II ……………………………………………..... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………... 41 A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………. 41 B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran Membuat Karya Kerajinan…... 43 C. Deskripsi Tiap Siklus……………………………………………….. 46 1. Siklus I………………………………………………………….... 46 a. Perencanaan……………………………………………….... 46 b. Tindakan……………………………………………………. 46 c. Observasi……………………………………………………. 51 d. Analisis dan Refleksi……………………………………….. 63 2. Siklus II………………………………………………………..... 66 a. Perencanaan…………………………………………………. 67 b. Tindakan……………………………………………………. 67 c. Observasi…………………………………………………… 72 d. Analisis dan Refleksi………………………………………. 86 D. Deskripsi Antar Siklus……………………………………………… 89 1. Minat ……..…………………………………………………….. 89 2. Keaktifan………………………………………………………... 91 3. Kemampuan…………………………………………………….. 92 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………….. 97 1. Proses Pembelajaran……………………………………………. 97 2. Hasil Pembelajaran…………………………………………….... 99 BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN……………………… 100 A. Simpulan…………………………………………………………….. 100 B. Implementasi………………………………………………………... 101 C. Saran………………………………………………………………… 101 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….... 103 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1 Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan……………………... 43 Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan…………………. Tabel 3 Daftar nilai sebelum tindakan………………………………..…............ 44 Tabel 4 Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I…………… 52 Tabel 5 Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I……… 53 Tabel 6 Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling pada Siklus I………………………… Tabel 7 44 59 Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling…………………………………………... 65 Tabel 8 Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II………….. 73 Tabel 9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II…………………… 74 Tabel 10 Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan dengan Teknik Quilling………………………………………………... 83 Tabel 11 Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling………………………………………….. 88 Tabel 12 Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran…………………………….... 89 Tabel 13 KeaktifanS Siswa dalam Proses Pembelajaran……………………....... Tabel 14 Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik quilling………………………………………………………………… Tabel 15 91 92 Presentase Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator Kemampuan……………………………………………………………. 94 Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan siklus I dan siklus II……………………………………………………. 95 commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya kerajinan kertas…………………………………………………. Gambar 2 3 Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan dalam berkarya………………………………………………….. 4 Gambar 3 Contoh gambar teknik memotong/ kimigami………………….. 21 Gambar 4 Contoh gambar teknik melipat/ origami…………………….. 21 Gambar 5 Contoh gambar teknik menoreh……………………………… 22 Gambar 6 Contoh gambar teknik menyambung…….………………….. 22 Gambar 7 Contoh gambar teknik menggulung/ quilling………………….. 23 Gambar 8 Alur Kerangka Pemikiran……………………………………. 27 Gambar 9 Skema Alur PTK oleh Hopkins………………………………… 34 Gambar 10 SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………………… 41 Gambar 11 Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik quilling untuk menggali pengetahuan siswa……………………. 47 Gambar 12 Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas……………………………………………………….......... 48 Gambar 13 Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung……………... 51 Gambar 14 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik quilling yang mendapat nilai 40………………………………… 54 Gambar 15 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik quilling yang mendapat nilai 75………………………………… 55 Gambar 16 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan teknik quilling yang mendapat nilai 65..………………………... 56 Gambar 17 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan teknik quilling yang mendapat nilai75………………………….. 57 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id Gambar 18 digilib.uns.ac.id Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas III) hiasan dinding bertema tumbuhan dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80…. 58 Gambar 19 Guru membacakan kelompok…………………………………... 68 Gambar 20 Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis………………. 70 Gambar 21 Guru berkeliling untuk membimbing siswa…………………….. 71 Gambar 22 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru………………… Gambar 23 Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45………………… Gambar 24 80 Hasil karya kelompok 5 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87………………… Gambar 33 79 Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77………………… Gambar 32 79 Hasil karya kelompok 2 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77………………… Gambar 31 78 Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72………………… Gambar 30 78 Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72………………… Gambar 29 77 Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80………………… Gambar 28 77 Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80………………… Gambar 27 76 Hasil karya kelompok 3 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70………………… Gambar 26 76 Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70……………….. Gambar 25 72 80 Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87………………… commit to user xvi 81 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Presentase Indikator dalam Siklus I………………………………... 64 Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II………………………………... Grafik 3. Prosentase Peningkatan Minat Siswa dalam 87 Proses Pembelajaran………………………………………………………... 90 Grafik 4. Prosentase Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran………………………………………………………... 91 Grafik 5. Prosentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling……………………………. 93 Grafik 6. Prossentase Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran dengan Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan dalam Siklus I dan Siklus II…………………………………………………………….. 94 Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus II……………………………………………………………………. commit to user xvii 96 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. SD Negeri Wonosaren I Surakarta………………………………... Lampiran 2. Denah SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………….... 106 Lampiran 3. Prestasi siswa…………………………………………………….... 107 Lampiran 4. Perijinan…………………………………………………………… 108 Lampiran 5. Pedoman wawancara dengan Guru sebelum penelitian…………... 109 Lampiran 6. Catatan hasil wawancara dengan Guru sebelum penelitian………. 110 Lampiran 7. Pedoman wawancara dengan siswa sebelum penelitian…………... 112 Lampiran 8. Catatan hasil wawancara dengan siswa sebelum penelitian………. 113 Lampiran 9. Silabus…………………………………………………………….. 115 Lampiran 10. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS I………………. 116 Lampiran 11. Kelompok siklus I………………………………………………… 117 Lampiran 12. Proses pembelajaran………………………………………………. 118 Lampiran 13. Karya siswa……………………………………………………….. 119 Lampiran 14. Daftar nilai tugas I……………………………………………….... 121 Lampiran 15. Daftar nilai tugas II……………………………………………….. 122 Lampiran 16. Daftar nilai tugas III………………………………………………. 123 Lampiran 17. Daftar nilai keseluruhan siklus I………………………………….. 124 Lampiran 18. Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa……………. 125 Lampiran 19. Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru…………….. 127 Lampiran 20. Pedoman wawncara setelah dilaksanakan siklus I………………... 128 Lampiran 21. Catatan hasil wawancara…………………………………………... 129 Lampiran 22. Lembar Observasi minat ( SIKLUS I)……………………………. 133 Lampiran 23. Lembar Observasi Keaktifan ( SIKLUS I)……………………….. 134 Lampiran 24. RPP SIKLUS I……………………………………………………. 135 Lampiran 25. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS II…………….... 150 commit to user xviii 105 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 26 Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa……….......... 151 Lampiran 27. Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru……………... Lampiran 28. Proses Pembelajaran………………………………………………. 153 Lampiran 29. Kelompok siklus II………………………………………………... 155 Lampiran 30. Karya siswa……………………………………………………….. 156 Lampiran 31. Daftar nilai tugas I…………………………………………. …….. 157 Lampiran 32. Daftar nilai tugas II………………………………………… …….. 158 Lampiran 33. Daftar nilai keseluruhan siklus II…………………………………. 159 Lampiran 34. Lembar Observasi Minat ( SIKLUS II)…………………………… 160 Lampiran 35. Lembar Observasi Aktivitas ( SIKLUS II)……………………….. 161 Lampiran 36 Catatan hasil wawancara………………………………………….. 162 Lampiran 37 Foto wawancaradengan siswa…………………………………….. 165 Lampiran 38 RPP SIKLUS II…………………………………………………… 166 Lampiran 39 Surat Keterangan dari SD Negeri Wonosaren I Surakarta………... 179 Lampiran 40. Permohonan Izin menyusun skripsi………………………………. 180 Lampiran 41. Izin penyusunan Skripsi…………………………………………... 181 Lampiran 42. Permohonan izin research/ try out……………………………… 182 commit to user xix 152 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, hal ini merupakan prinsip yang paling mendasar bagi setiap warga Negara. Hal ini dipertegas dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 5 ayat 1 yang menyebutkan bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Kuswanto menyatakan bahwa “untuk mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu, seharusnya pendidikan nasional harus memiliki visi, misi, tujuan, serta fungsi dan strategi pembangunan yang jelas. Hal ini untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam era globalisasi” (Kuswanto dalam Ries, 2006: 40). Menurut Sukardjo dan Ukim Kamarudin (2009: 83) menyatakan bahwa “Pendidikan yang bermutu pada dasarnya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu pula. SDM yang bermutu itu dipupuk sesuai perkembangan potensi peserta didik semenjak pendidikan dasar, menengah dan tinggi”. Berbagai cara telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Guna mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah nomer 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari undangundang sistem pendidikan nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar proses. Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompotensi kelulusan. Bab IV pasal 19 ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarkan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk 1 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemampuan sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik (Mimin Haryati, 2007: 211). Terkait dengan pembelajaran ysng berkualitas maka masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Wonosaren I Surakarta adalah rendahnya kualitas pembelajaran keterampilan membuat karya kerajinan kertas. Rendahnya kualitas pembelajaran dilihat dari proses pembelajaran dan hasil belajar. Hal ini seperti pendapat Wina Sanjaya (2008: 320) “rendahnya kualitas pendidikan dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan sisi hasil. Dari sisi proses adalah adanya anggapan bahwa selama ini proses pendidikan yang dibangun oleh guru, dianggap cenderung terbatas pada penugasan materi pelajaran atau bertumpu pada aspek kognitif tingkat rendah atau proses belajar mengajar dianggap menempatkan siswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi. Komunikasi terjadi satu arah yaitu dari guru ke siswa”. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2011 di SD Negeri Wonosaren I Surakarta, dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas rendah. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran dan nilai yang belum memuaskan. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar, minat dan motivasi siswa dalam menerima pelajaran masih rendah, sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang digunakan guru yaitu metode ceramah, mencontoh dan pemberian tugas. Guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, tetapi dalam proses pembelajarannya guru kurang memperhatikan seberapa sebesar keterlibatan siswa dalam menerima materi. Guru menganggap siswa yang tidak bertanya berarti sudah paham, padahal siswa tidak bertanya karena siswa bingung, tidak minat mendengarkan dan bertanya, bahkan ada yang takut untuk bertanya. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar dan siswa kurang diberi keleluasaan untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 berpendapat, seperti diskusi maupun presentasi. Komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa, akibatnya siswa menjadi pasif. Gambar 1. Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya kerajinan kertas (Dok. Daru Endah: 2011) Metode mencontoh dilakukan oleh guru dengan menunjukkan bagaimana cara pembuatan karya kerajinan kertas, kemudian langsung memberikan tugas. Guru hanya memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya, apabila siswa tidak bertanya guru menganggap bahwa siswa sudah bisa. Pada metode ini guru juga belum memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan mengembangkan contoh yang ditunjukkan guru, sehingga siswa belum mampu untuk mengemukakan ide-ide kreatif yang berakibat siswa tidak mampu mengembangkan contoh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Jazuli (2008: 11) “sadar atau tidak, para guru cenderung mengarahkan siswa pada pengayaan pengetahuan teoritis dan piawai meniru karya seni yang ada daripada berkreasi maupun mengembangkan potensi dan imajinasinya” Apabila dilihat dari sisi hasil, nilai yang diperoleh siswa tidak merata. Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya kerajinan kertas tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya pengetahuan siswa tentang materi kerajinan kertas, sehingga siswa kurang bisa merancang karya kerajinan dengan bahan kertas. Minimnya minat dan motivasi siswa dalam berkarya berakibat pada kurang bertanggung jawabnya siswa dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Nilai yang diperoleh juga rendah dan belum commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 memenuhi standar KKM yaitu 68. Siswa yang memenuhi standar KKM hanya 16 siswa (40%) dari 40 siswa, dan 24 siswa (60%) belum memenuhi standar KKM. Selama ini guru sudah menggunakan beberapa jenis kertas seperti kertas koran, kertas lipat, kertas marmer, namun hasilnya belum optimal. Sedangkan dalam penilaian guru SBK hanya menekankan nilai yang berasal dari hasil karya siswa. Hal ini juga menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas pembelajaran dari segi hasil. Hal ini dikarenakan guru hanya berpatokan pada aspek keterampilan psikomotorik saja, tanpa memperhatikan aspek kognitif dan afektif. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu ditingkatkan aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dapat dinilai dari pemahaman siswa tentang materi yang diwujudkan dalam karya dan tes tertulis maupun presentasi. Aspek afektif dapat dinilai dari aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan aspek psikomotorik dapat dinilai dari kemampuan siswa dalam berkarya kerajinan dari bahan kertas. Gambar 2. Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan dalam berkarya ( Dok. Daru Endah. 2011) Pengoptimalan peningkatan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas diperlukan adanya model pembelajaran yang menekankan pada peningkatan minat belajar siswa yang bisa meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran langsung atau Direct commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 Instruction. Menurut Sofyan Amri dan Iif Khoiru (2010: 39) menjelaskan“Model Direct Instruction atau pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir”. Sementara Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Menurut Silbernam dalam Sofan Amri dan Iif Khoirul (2010: 39) “pengajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun”. Ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2009: 41) adalah, “ (1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar; dan (2) fase atau pola keseluruhan dan alur kegiatan yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil”. Direct Instruction atau model pembelajaran langsung memiliki 5 fase yang sangat penting yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2) mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan; 3) latihan terbimbing; 4) mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik; 5) memberikan kesempatan mandiri. Fase Direct Instruction tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa fase yang lebih lengkap, seperti yang diungkapakan oleh Daniel Muijs dan David Reynold (2008: 59-60). Fase tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 Guru perlu meningkatkan minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran kerajinan kertas sehingga tujuan pembelajaran dan kompetensi dapat tercapai dengan baik dan optimal. Karena dengan tercapainya tujuan dan kompetensi tersebut, maka kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga menjadi lebih baik. Maka diterapkan model Direct Instruction. Adapun alur kegiatan pembelajaran, sebagai berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini guru harus benar-benar menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap model yaitu guru. Tingkah laku model atau guru yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa. Pada tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran sehingga guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk memperbaiki karya yang kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin menerapkan Direct Instruction atau model Pembelajaran Langsung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun fokus permasalahan ini dibatasi dengan judul: PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat didefinisaikan definisi operasional yaitu model Direct Instruction adalah pendekatan mengajar yang dirancang untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar, memperoleh informasi dan menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Sedangkan kualitas pembelajaran adalah baik tidaknya suatu pembelajaran yang dapat dilihat dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikannya. Berdasarkan definisi operasioanl di atas dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah penerapan model Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siswa kelas IV semester I di SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/2012?”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 C. Tujuan Penelitian dan Indikator Ketercapaian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta melalui penerapan model Direct Instruction. Untuk mengukur ketercapaian tujuan di atas maka dirumuskan indikator sebagai berikut: 1) 70% siswa menunjukkan minat terhadap kegiatan belajar mengajar membuat karya kerajinan kertas. 2) 70% siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas. 3) 70% siswa mampu membuat karya kerajinan kertas, baik secara kelompok maupun individu. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1) Teoritis, sebagai berikut: a. Dapat menambah pengetahuan tentang model Direct Instruction b. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti tentang peningkatan kualitas pembelajaran maupun tentang model Direct Instruction 2) Praktis a. Bagi Siswa dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. b. Bagi Guru dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam perbaikan kualitas pembalajaran. c. Bagi Sekolah dapat menambah pengetahuan untuk menentukan kebijakan baru guna memperbaiki kualitas pembelajaran. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian model pembelajaran, seperti yang di ungkapkan Mills dalam Agus Suprijono (2009: 45) menjelaskan bahwa “Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasrkan model itu”. Meyer dalam Trianto (2009: 21) berpendapat bahwa “model dimaknakan sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal sebagai, sesuatu yang nyata dan konversi untuk mengubah sebuah bentuk yang lebih komperehensif”. Undang-undang sidiknas no 20 tahun 2003 (2003: 4) menyebutkan pengertian “Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Pembelajaran terdiri atas komponen tujuan, materi, pendekatan, strategi, metode, sarana, sumber belajar serta penilaian hasil belajar”. Agus Suprijono (2009: 13) “Pembelajaran berdasarkan makna laksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Dalam pembelajaran guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk dipelajari”. Omar Hamalik (2001: 57) menjelaskan pengertian “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material. Fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya: tenaga labolatorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya”. Sedangkan Jazuli commit to user 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 (2008: 138) menjelaskan bahwa “Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu kondisi yang disengaja diciptakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud menyangkut perubahan yang terjadi secara sadar, kontinyu dan fungsional, bersifat positif dan aktif serta tidak bersifat sementara, memiliki tujuan atau terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”. Umiarso & Imam Gojali (2010:100-101) berpendapat bahwa “Proses pembelajaran yang efektif semestinya menumbuhkan kreasi, daya nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinankemungkinan baru (walaupun hasilnya nanti keliru), memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi, dan memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreatifitas berfikir”. Syaiful Sagala dalam Trianto (2010: 30) berpendapat bahwa “Dalam pembelajaran siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pendidikan merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid”. Model pembelajaran dalam Agus Suprijono (2009: 46) yaitu ”pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Hal ini senada dengan pendapat Joyce dalam Trianto (2009: 22) bahwa “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. Sementara Soekamto dalam Trianto (2009: 22) menjelaskan bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pedoman yang digunakan guru untuk merencanakan suatu pembelajaran secara sistematis untuk mencapai tujuan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang terjadi dua arah yaitu dari siswa dan guru. Agar komunikasi berjalan dengan baik, guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dengan komunikasi dua arah tersebut maka terjadi hubungan yang seimbang antara siswa dan guru. Terkait dengan penelitian ini guru menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Guru juga melibatkan siswa dalam pembelajaran yaitu dalam memperbaiki komunikasi yang selama ini hanya terjadi satu arah menjadi dua arah. Dengan keseimbangan komunikasi tersebut diharapakan situasi pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak ada rasa takut untuk bertanya maupun berpendapat. 2. Model Direct Instruction atau Model Pembelajaran Langsung Perkembangan model pembelajaran berlangsung dari waktu ke waktu secara terus menerus sejalan dengan perkembangan manusia dan kebudayaan. Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Arends dalam Trianto (2009: 25) “menyeleksi 6 model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching. Pembelajaran ini juga dinamakan whole class teaching atau pengajaran seluruh kelas. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 Muhammad Faiq berpendapat “model Direct Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Apabila guru menggunakan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction ini guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap pengstrukturan isi atau materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau pendemonstrasian yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik”. (http://penelitiantindakankelas. blogspot.com diakses 6 maret 2009). Sedangkan Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran langsung merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah”. Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran untuk membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, serta merangsang siswa untuk berfikir. Siswa tidak bisa berkembang apabila dipikiran siswa dikembangkan oleh guru karena banyak guru membuat kesalahan dalam mengajar yaitu sebelum siswa merasa terlibat dalam proses belajar mengajar dan siap secara mental, guru sudah memberi materi pelajaran. Walaupun model Direct Instruction ini berpusat pada guru, tetapi tetap melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan memperhatikan, mendengarkan, tanya jawab dan bukan berarti guru bersikap otoriter, dingin dan tanpa humor. Ciri-ciri model Direct Instruction menurut Trianto (2009: 41) adalah 1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar; 2) fase atau pola keseluruhan dan atau kegiatan pembelajaran; commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 3) sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu berlangsung dengan berhasil. Pendekatan utama dalam Direct Instruction ini adalah modeling. Modeling berarti mendemostrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modeling mengikuti urutan-urutan berikut: 1) guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil belajar; 2) perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik; 3) guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara yang jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakan setelah setiap langkah selesai dikerjakan; 4) siswa perlu mengingat langkah-langkah yang dilihat dan kemudian menirukannya ( Agus Supijono, 2009: 47) Pembelajaran langsung menurut Kardi dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Model pembelajaran langsung terdapat 5 fase yang sangat penting. Sintak atau fase model Direct Instruction yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; 3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; 5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Menurut Daniel Muijs dan David Reynold dalam Agus Suprijono (2009: 5152) menyatakan bahwa: “ kelima fase Direct Instruction dapat dikembangkan sebagai berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian peserta didik pada poin-poin yang membutuhkan perhatian khusus; 2) Instructing. Guru memberikan informasi dan menginstruksikannya dengan baik; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan dan membuat model dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya; 5) Questioning and discussing. Guru commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru mendengarkan dengan saksama jawaban siswa dan merespon secara konstruktif untuk mengembangkan belajar siswa. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup. Guru memastikan bahwa siswa dengan semua kemampuan yang dimilikinya terlibat dan memberikan kostribusi dalam diskusi. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawabanya sebelum peserta didik menjawab; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan di kelas. Guru dapat pula memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk dikerjakan di rumah. Guru meminta siswa bersama pasangan atau kelompoknya melakukan refleksi atau membahas sebuah proses. Guru memberikan kesempatan kepada siswa memperluas ide-ide dan penalarannya, membandingkannya dan kemudian menyempurnakan metode dan cara yang mereka gunakan. Guru meminta siswa memberikan berbagai macam cara untuk mendekati sebuah masalah. Guru meminta mereka menggeneralisasikan atau memberi contoh-contoh yang cocok untuk dijadikan pernyataan umum; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi presentasi hasil kerja siswa; 8) Summarizing. Guru menerangkan apa yang telah diajarkan dan apa yang sudah dipelajari siswa selama dan menjelang akhir pelajaran. Guru mengidentifikasi dan mengoreksi kesalah pahaman. Guru mengundang siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin-poin serta ide-ide kunci. Kebaikan pembelajaran langsung dalam Wulan Widayati (2010: 17-18) adalah sebagai berikut: 1) enthusiastic atau antusiasme; 2) warm accepting atau tercipta suasana belajar yang hangat dan demokratis; 3) humorous; 4) supportive; 5) encouraging atau berisi ajakan; 6) adaptable flexible atau penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi kelas; 7) knowledgeable atau mengandung unsur pengetahuan; 8) hold-high expectations for student success atau memiliki harapan yang tinggi akan kesussesan siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 Ada beberapa alasan lain mengapa model Direct Instruction ditemukan lebih efektif dibanding dengan pendekatan-pendekatan belajar terindividualisasi, salah satunya adalah bahwa studi-studi mengemukakan bahwa mengajar seluruh kelas benar-benar memungkinkan guru melakukan kontak dengan masing-masing individu atau siswa dibandingkan pemberian tugas-tugas individual. Selain itu, interaksi antara siswa dan guru merupakan aspek krusial dalam proses belajar-mengajar yang sukses. Murid juga ditemukan lebih banyak terlibat dalam tugas selama sesi-sesi seluruh kelas dibanding selama pengajaran terindividualisme. Ini terutama disebabkan karena lebih mudah bagi guru untuk memantau seluruh kelas sembari mengajar dibanding memantau murid orang per orang. Mengajar seluruh kelas juga memungkinkan guru dengan mudah mengubah atau membuat variasi kegiatan serta memberikan reaksi yang cepat terhadap tanda-tanda bahwa siswanya mulai “paham” baik melalui tandatanda berkurangnya pemahaman terhadap isi pelajaran yang disampaikan atau melalui tanda-tanda kebosanan. ( Daniel Muijs & David Reynolds,2008:45) Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Direct Instruction adalah suatu pendekatan yang membantu siswa untuk mempelajari pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang karya keajinan kertas, dan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang proses pembuatan kerajinan kertas secara bertahap. Model Direct Instruction ini mempunyai delapan fase yang penting, hal ini dikarenakan kedelapan fase menurut Daniel Muijs & David Reynolds lebih lengkap bila dibandingkan dengan kelima fase menurut Kardi. Kedelapan fase tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing. Dalam penelitian ini kedelapan fase tersebut diterapkan dalam mata pelajaran keterampilan khususnya dalam membuat karya kerajinan kertas. Fase tersebut yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini guru harus benar-benar menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap model yaitu guru. Tingkah laku model atau guru yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa. Pada tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran sehingga guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk memperbaiki karya yang kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. 3. Kualitas Pembelajaran Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian mutu atau efektifitas atau kualitas, seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis dalam Agung commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 (2010: 33) menjelaskan pengertian “ mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan-perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan esternal yang berlebihan”. Sementara menurut Sudarwan Danim dalam Umiarso & Imam Gojali (2010: 125) bahwa ”mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi: 1) kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia; 2) memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dll; 3) memenuhi atau tidaknya masukan berupa perangkat lunak, seperti: peraturan, stuktur organisasi, dan deskripsi kerja; 4) mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti: visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita”. Juran dalam Komariah & Cepi Triatna (2008: 9) menyatakan “ mutu didefinisikan sebagai m-kecil dan M-besar. m-kecil adalah mutu dalam arti sempit, berkenaan dengan kinerja bagian organisasi dan tidak dikaitkan dengan semua jenis pelanggan. M-besar adalah mutu dalam arti luas, berkenaan dengan seluruh kegiatan organisasi yang dikaitkan dengan kebutuhan semua jenis pelanggan. M-besar inilah yang dimaknai dengan mutu terpadu”. Peter dan Yenny Salim (1991: 781) dan menurut KBBI (2007: 603) berpendapat bahwa “ kualitas berarti tingkat baik dan buruknya sesuatu”. Sedangkan Tampubolon dalam Sambisalim.com yang diakses tanggal 6 Oktober 2009 “ mutu dapat berarti mempunyai sifat terbaik dan tidak ada lagi yang melebihi. Mutu tersebut absolut dan dilain pihak mutu dapat berarti kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang disebut mutu relatif. Mutu absolut juga mengandung arti: 1) sifat terbaik itu tetap atau tahan lama; 2) tidak semua orang dapat memiliki dan; 3) ekslusif. Mutu relatif selalu berubah sesuai dengan perubahan pelanggan dan sifat produk selalu berubah sesuai dengan keinginan masyarakat”. Etziono dalam Wulan Widayati (2010: 6) “ secara definisi efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Efektifitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktifitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Umiarso dan Imam Gozali (2010: 132) menjelaskan bahwa “Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini berpedoman pada hasil pendididkan yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis atau prestasi di bidang lain. Bahkan, prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang, seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, dan sebagainya”. Proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus dirumuskan terlebih dahulu, dan target yang akan dicapai untuk setiap kurun waktu tertentu harus jelas. Selain itu, berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai. (Umiarso & Imam Gojali, 2010: 133). Proses pendidikan yang bermutu, tercakup berbagai input, seperti bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi, administrasi, sarana dan prasarana, sumber daya lainnya, serta penciptaan suasana yang kondusif (Umiarso & Imam Gojali,2010:132-133) Petunjuk teknis pelaksanaan UU SPN (2009: 97-98) menjelaskan “Peningkatan mutu dimasa depan dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksisitensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman dan budaya. Selain itu upaya peningkatan mutu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Peningkatan mutu pendidikan semakin diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan formal atau non formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan, dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan siswa”, Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu atau efektifitas atau kualitas adalah suatu yang mampu meningkatkan perubahan pada seseorang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Dalam penelitian ini kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I surakarta rendah, oleh karena itu guru mencari alternatif lain dari segi teknik dan bahan yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap karya kerajinan kertas. Teknik yang dipakai guru dalam penelitian ini adalah teknik quilling. Dalam pembuatan kerajinan kertas ini ada beberapa cara yang digunakan yaitu: memotong atau menggunting yang sering disebut kirigami, melipat yang sering disebut origami, menyambung, dan menggulung yang sering disebut quilling. 4. Karya Kerajinan Kertas BNSP (2006: 2) “ kerajinan dapat dibedakan atau dikelompokkan menjadi kerajinan bahan alami dan buatan, kerajinan dari bahan lunak dank eras dan kerajinan alternatif (mixed media). Jenis karya kerajinan menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya fungsional dan non fungsional atau hias. Kerajinan menggunakan media tertentu, misalnya kayu, bambu, logam, tanah liat, kertas dan tekstil. Kerajinan dibentuk dengan teknik tertentu seperti ukir, raut, batik, anyam, sulam, makram, jahit dan sebagainya. Sedangkan Soemarjadi, Muzni dan Wikdati (2001: 4) ”kerajinan terdiri dari kerajinan kayu, bambu, tali, keramik, kulit, ukir, batik, mosaik dan kertas”. Revi Devi (2006:5) berpendapat “Banyak sekali hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan kertas. Selain untuk menulis, mencetak, membungkus barang, kertas juga dapat dipakai untuk berbagai keperluan dan kegiatan lainnya, salah satunya dengan berkarya kerajinan dari kertas”. Kerajinan kertas adalah suatu aktifitas keterampilan yang menggunakan kertas sebagai media atau bahan dasar. Soemarjadi, Muzni & Wikdati (2001: 20) menjelaskan pengertian “Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, dilipat, digulung, direkat, dicoret, mempunyai sifat-sifat sangat beda dengan bahan bakunya yaitu tumbuhan”. Soemarjadi, dkk (2001: 27-28) berpendapat bahwa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 “Semakin tipis, kertas semakin mudah pengerjaannaya. Pada umumnya kertas memiliki sifat-sifat, yaitu dapat: 1) dibakar dengan mudah; 2) menyerap air; 3) dilipat kesegala arah; 4) dipotong dengan gunting maupun dipisau; 5) dirobek; 6) direkat dengan lem; 7) ditorek dengan benda runcing atau tumpul; 8) digulung; 9) diremas-remas; 10) ditusuk dengan jarum atau benda runcing; 11) disambung; 12) dijepit; 13) dilubangi dengan alat khusus”. Kerajinan kertas tidak banyak memerlukan peralatan. Itupun bukan peralatan khusus sehingga sebagian besar alat pembuatan kerajinan kertas dapat ditemukan di rumah. Alat-alat tersebut antara lain: a) alat potong. Semua alat potong dapat digunakan seperti: gunting, pisau dapur, pisau saku,silet atau kater. b) alat penoreh. Menoreh adalah menggores pada permukaan kertas dengan benda runcing dan tumpul sehingga kertas tersebut mudah dilipat. Tetapi dalam menggores kertas jangan sampai putus sebab bukan itu tujuannya. Alat ini dapat berupa: ujung gunting, ujung pisau, c) mistar. Alat ini diperlukan sebagai alat bantu untuk melipat kertas, memotong, menoreh yang memerlukan arah lurus, d) alat penggulung. Kertas dengan mudah dapat digulung dengan bantuan alat seperti: mistar, pensil, bilah kayu. Dengan alat ini dapat dihasilkan kertas yang bergulung-gulung. e) perekat. Alat ini digunakan untuk menyambung kertas yang bertujuan untuk pelebaran, perpanjangan. Yang termasuk alat ini adalah: lem, slotip, dan plester kertas. Jenis karya kerajinan kertas didasarkan pada teknik penggarapannya. Adapun teknik penggarapannya yaitu: a) Teknik dasar memotong, menggunting atau cutting Teknik ini sering disebut juga kimigami. Teknik ini memberikan peluang untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik pola simetri, asimetri maupun bebas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 Gambar 3. Contoh gambar teknik memotong/ kimigami ( www.google.com) b) Teknik dasar melipat atau folding Teknik ini memberikan peluang untuk menetukan bentuk-bentuk dekoratif, benda bidang dan benda hias tiga dimensional. Teknik ini juga disebut origam. Maya Hirai (2010: iii) berpendapat “awalnya origami hanya menjadi tradisi hiasan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat etnik di Jepang, karena harga kertas sangat mahal, tetapi seiring perkembangan jaman dan harga kertas murah origami menjadi alat bermain”. Gambar 4. Contoh gambar teknik melipat/ origami ( www.google.com) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 c) Teknik dasar menoreh atau scoring Teknik ini memberikan peluang untuk memperoleh gambar timbul atau relief. Torehan-torehan yang dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebai relief. Gambar 5. Contoh gambar teknik menoreh (Soemarjadi, dkk: 2001) d) Teknik dasar menyambung atau bending Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bentuk-bentuk geometris, memperluas bidang atau memperpanjang kertas. Gambar 6. Contoh gambar teknik menyambung (Soemarjadi, dkk: 2001) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 e) Teknik dasar menggulung kertas. Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak dicapai dengan teknik lain. Revi Devi (2006:8) “kegiatan menggulung kertas atau paper quilling merupakan sebuah proses dari menggulung dan membentuk kertas-kertas panjang, lalu mengaturnya menjadi suatu bentuk tertentu. Dari bentuk-bentuk tersebut dapat dihasilkan banyak desain yang berbeda satu sama lain” Gambar 7. Contoh gambar teknik menggulung/ quilling ( www.google.com) f) Teknik gabungan yaitu dengan menggabung atau mengombinasikan beberapa teknik dalam membuat karya kerajinan kertas, seperti: gabungan teknik melipat dan memotong, gabungan teknik memotong, menyambung, dan menggulung, dan lain-lain. Soemarjadi, dkk (2001: 34) “Kriteria pembuatan kerajinan kertas yang baik adalah 1) bentuk benda kerajinan harus sesuai dengan kegunaan; 2) pemilihan bahan kertas harus menunjang fungsi benda karajinan; 3) apabila menggunakan kertaskertas warna, perlu memperhatikan kombinasi warna; 4) penggarapan bahan harus rapi dan bersih; 5) penampilan benda kerajinan harus memperhatikan nilai artistik”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan kertas adalah suatu hasil karya buatan manusia yang menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya. Kerajinan kertas dipilih karena bahan yang dipakai mudah didapatkan dan mudah dalam penggarapannya. Teknik yang digunakan sangat sederhana yaitu memotong, melipat, menoreh, menyambung, dan menggulung. A. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Arinda Retnani Anggai. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dari 23 siswa ( 67,63 %) pada siklus I menjadi 26 siswa ( 73,33 %) pada siklus II; 2) Keaktifan siswa dalam mnejawab pertanyaan selama KBM dari 24 siswa ( 70,59 %) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35 %) pada siklus II; 3) keaktifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas dari 23 siswa ( 67,65 %) pada siklus I menjadi 25 siswa ( 76,47 %) pada siklus II; 4) Nilai rata-rata kelas pada observasi awal 72,06 menjadi 80 pada siklus I dan menjadi 86,62 pada siklus II. Pada siklus I rata-rata kelas 80 sebanyak 29 siswa ( 85,3 %) mendapat nilai diatas 68. Pada siklus II rata-rata 86,62 sehingga terjadi peningkatan disbanding siklus I, sebanyak 34 siswa (100 %) sudah mencapai nilai diatas 68. 2. Wulan Widayati. Penerapan Model Pembelajaran Direct untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akutansi Kelas XI IPS 3 MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan: terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akutansi dengan Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikatorsebagai berikut: 1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I dan 23 pada siklus II; 2) ketelitian dan ketepatan menyelesaikan tugas17 siswa dalam siklus I dan 24 siswa pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 siklus II; 3) pencapaian hasil belajar dari 18 siswa (60 %) menjadi 26 siswa (87 %). Rata-rata nilai siswa meningkat siklus I 70,67 dan siklus II 85,67. B. Kerangka Berfikir Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan hasil yang diperoleh siswa. Sedangkan proses pembelajaran dipengaruhi oleh minat dan motivasi. Rendahnya minat dan motivasi dalam pembelajaran menjadikan kualitas pembelajaran kurang optimal dan kurang menyenangkan. Selain itu komunikasi antara guru dan peserta didik juga sangat menentukan. Selain proses pembelajaran, model pembelajran juga berpengaruh terhadap kualitas suatu pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya kerajinan kertas dapat diketahui bahwa kualitas pembelajarannya rendah. Hal ini dapat dilihat dari minat dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar keterampilan kerajinan rendah, siswa cenderung pasif dan ramai di dalam kelas, rasa tanggung jawab siswa dalam membuat dan mengumpulkan tugas rendah serta nilai yang diperoleh siswa juga rendah, 60 % dari jumlah siswa 40 belum memenuhi Standar KKM 68. Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya minat dan motivasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menggunakan Direct Instruction atau pembelajaran langsung atau whole class teaching. Model pembelajaran ini dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir. Pelaksanan Direct Instruction dalam penelitian ini dilakukan dalam 8 fase yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi dalam pembelajaran kerajinan kertas di kelas IV SD Negeri I wonosaren Surakarta. Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, proses pembelajaran kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan media kertas warna. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan karya kerajian kertas siswa melihat. Sedangkan dalam siklus II, proses pembelajaran kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan media kertas daur ulang. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan karya kerajian kertas siswa mengikuti. Oleh karena itu digambarkan skema dalam kerangka pemikiran yaitu sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 Kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas rendah Proses pembelajaran Guru Kurang memotivasi siswa Mendominasi PBM/ komunikasi satu arah,yaitu dari guru ke siswa Metode yang digunakan guru kurang melibatkan siswa Hasil Siswa Motivasi dan minat rendah Kurang tanggung jawab dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas Nilai rendah 60 % dari jumlah siswa 40 belum memenuhi Standar KKM 68. Direct Instruction FASE 1: Directing FASE 2: Instructing FASE 3: Demon strating FASE 4: Eexplainin g and illustra ting FASE 5: Questionin g and discus sing FASE 6: Consoli dating FASE 7: Evaluating pupils respon ses FASE 8: Summari zing TINDAKAN 1: Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas warna FASE 1: Directing FASE 2: Instructing FASE 3: Demon strating FASE 4: Eexplainin g and illustra ting FASE 5: Questioning and discus sing FASE 6: Consoli dating FASE 7: Evaluating pupils respon ses FASE 8: Summari zing TINDAKAN 2: Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas daur ulang FASE 1: Directing FASE 2: Instructing FASE 3: Demon strating FASE 4: Eexplainin g and illustra ting FASE 5: Questioning and discus sing FASE 6: Consoli dating Kualitas pembelajaran membuat kerajian kertas meningkat Gambar 8: Alur Kerangka Pemikan commit to user FASE 7: Evaluating pupils respon ses FASE 8: Summari zing perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu: Penerapan model Direct Instruction dalam penelitian ini dilakukan dalam delapan fase yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi.; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. “Melalui penerapan model Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suyanto dalam Masnur Muslich (2009: 9) menjelaskan bahwa Penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi guru dan proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecah masalahnya dan ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur (Sarwiji Suwandi & Madyo Ekosusilo, 2007: 6). Perlu diketahui karakteristik penelitian tindakan kelas sehingga dapat dipahami apa yang dimaksud penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi (2008: 108109) karakteristik dari penelitian tindakan kelas itu yaitu: 1) dilihat dari problema yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting, yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas; 2) peneliti bersama guru dapat berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan demikian guru bersama peneliti dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif; 3) adanya tindakan (aksi) tertentu untuk mencapai perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Penelitian tindakan kelas mempunyai sasaran yang hendak dicapai dan manfaat dalam proses belajar mengajar. Adapun pencapaian sasaran Supardi (2008: 107), yaitu” 1) memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan commit to user 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 hasil pembelajaran; 2) menumbuh kembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran; 3) menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran; 4) meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran. Sedangkan manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Zainal Aqib antara lain: 1) inovasi Pembelajaran; 2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan profesionalisme guru 3) peningkatan (Zainal Aqib, 2006: 18). Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Basrowi & Suwandi (2008: 63-64) “adalah adanya keluaran yang dihasilkan, yaitu antara lain: a) peningkatan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah; 2) peningkatan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas; 3) peningkatan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lain; 4) peningkatan terhadap prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa; 5) peningkatan terhadap masalah- masalah pendidikan di sekolah; 6) peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa di sekolah”. B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonosaren I yang beralamatkan di Jalan Insinyur Juanda no 280, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Surakarta, no telp 0271 652905. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-November 2011. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut: a) Tahap Persiapan yang meliputi kegiatan observasi, identifikasi masalah, penyusunan istrumen penelitian dan pengajuan perijinan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2011; b) Tahap Penelitian dilaksanakan pada bulan AgustusOktober 2011. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian guna mengumpulkan data saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; c) Tahap Penyelesaian meliputi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan yang dilaksanakan pada bulan Oktober- November 2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester I, tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 40 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan di SD Negeri Wonosaren I Surakarta. C. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah data lisan, peristiwa, dan arsip atau dokumen. Data lisan diperoleh dari Informan, yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi secara lisan tentang masalah yang diteliti, yaitu: Ibu Susilowati selaku guru SBK dan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta sebagai subyek penelitian. Data peristiwa dapat diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan di kelas. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Aktivitas yang diamati antara lain: banyaknya siswa yang aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya selama pelajaran, keseriusan siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, serta suasana di kelas saat pembelajaran berlangsung. Data dokumen dalam penelitian tindakan ini berupa nilai siswa, kumpulan karya siswa, dan foto kegiatan proses pembelajaran kerajinan kertas yang berlangsung di kelas. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Cholid Narbuko & H Abu Acmadi (2007: 70) menjelaskan pengertian observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Apabila dilihat dari cara melakukannya maka jenis-jenis observasi menurut Masnur Muslich (2009: 59) dapat dibedakan sebagai berikut: “1) Observasi terbuka; 2) Observasi terfokus; 3) Observasi terstruktur; 4) Observasi sistematis”. Jenis observasi yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang ditandai dengan merekam data sederhana, tetapi dalam format lebih rinci sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda centang (√) pada tempat yang disediakan; Kegiatan yang diamati di SD Negeri Wonosaren I Surakarta yaitu: seberapa banyak siswa yang aktif mengikuti pelajaran, seberapa banyak siswa yang bertanya dalam proses belajar mengajar, seberapa banyak siswa yang serius mengerjakan tugas dan tepat waktu mengumpulkannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya minat dan keaktifan siswa dalam membuat kerajinan kertas. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih. Wawancara dilakukan di awal penelitian untuk mengetahui permasalahan dan kondisi pembelajaran keterampilan kerajinan kertas dan di akhir penelitian untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran kerajinan kertas. Narasumber dalam wawancara ini adalah guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Wawancara ini dilakukan untuk mencari data tentang: 1) permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran kerajinan kertas; 2) model pembelajaran yang selama ini digunakan guru; 3) pengalaman siswa setelah menerapkan model pembelajaran Direct Instruction. Dokumentasi adalah kumpulan arsip atau dokumen yang berupa foto, gambar atau berupa catatan-catatan yang diperoleh dari sekolah yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu mengenai kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 E. Analisis Data Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: 1) tema apa yang dapat ditemukan pada data; 2) seberapa jauh data dapat mendukung tema, arah, tujuan penelitian (Supardi, 2008: 132). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini , ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu: data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif yaitu berupa nilai hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang pemahaman siswa terhadap pelajaran keterampilan kerajinan kertas, pandangan siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi. Tahap- tahap analisis data penelitian menurut Basrowi & suwandi (2008: 131-132) meliputi: 1) validasi hipotesis adalah diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti secara empirik apakah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi hipotesis tindakan dengan menggunakan teknik yang sesuai, yaitu teknik saturasi dan teknik triangulasi. saturasi adalah apakah tidak ditemukan lagi data tambahan, dan triangulasi adalah mempertentangkan persepsi seseorang dalam situasi tertentu dengan orang lain, seperti: peneliti dengan guru SBK, guru SBK dengan guru lain atau kepala sekolah; 2) interpretasi data penelitian. Interpretasi berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan pemahaman yang dimiliki peneliti. Hal ini dilakukan dengan acuan teori, dibandingkan dengan pengalaman, praktik atau penilaian dan pendapat guru; 3) tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang dimonitor dengan teknik penelitian kelas. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan hasil pengumpulan informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data, dengan cara berdiskusi yaitu guru dengan peneliti. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 F. Prosedur Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model pembelajaran langsung atau direct instruction. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan atau aksi, observasi dan refleksi. Dalam setiap siklus itu pula akan dilakukan 8 fase Direct Instruction yang terdiri dari: 1) Directing; 2) Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing. Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang. Tahap tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang bersifat spiral itu dengan jelas digambarkan oleh Hopkins sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Observasi SIKLUS I Aksi Perencanaan ulang Refleksi Observasi SIKLUS II Aksi Kesimpulan Gambar 9: Skema Alur PTK oleh Hopkins commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 Tahap persiapan tindakan dalam penelitian ini: 1) proses perijinan dengan menyampaikan surat permohonan ijin untuk melakukan PTK kepada Kepala sekolah dan guru SBK kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta; 2) melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di SD Negeri Wonosaren I Surakarta kelas IV pada mata pelajaran keterampilan dalam membuat karya kerajinan kertas. 1. Rencana Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Merancang skenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus I. Adapun langkahlangkah/ fase sebagai berikut: a) Directing. Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. Tanya jawab tentang teknik quilling, Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling menggunakan kertas warna. b) Instructing. Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan c) Demonstrating. Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk kerajinan kertas secara bertahap. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 d) Eexplaining and illustrating. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan. e) Questioning and discussing. Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam berkarya. f) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan g) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahanlesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan. h) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan tugas rumah. 2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan menggunakan teknik quilling dengan penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa besar minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas. 3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan kertas teknik quilling. 4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas teknik quilling. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 b. Tahap pelaksanaan tindakan Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap muka dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 2 X 30 menit. Tugas yang dibuat dalam siklus I ini adalah 3 karya, yang terdiri dari satu karya individu dan dua karya kelompok. Karya atau tugas individu dalam siklus I ini adalah membuat bentuk-bentuk dasar quilling, yaitu membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran longgar/ renggang, bentuk tetes air, bentuk mata/ tetes air dua sudut, dan segitiga. Sedangkan untuk tugas kelompok, tugas yang dibuat yaitu: membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna; 1) membuat kartu ucapan; 2) membuat karya dua dimensi yang bertema tumbuhan. c. Tahap Observasi Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, seperti: 1) mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, 2) mengobservasi keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, 3) mengobservasi seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling, 5) mengobservasi seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu. d. Tahap Refleksi Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh, kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus I. Apabila dalam pelaksanaan pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling belum mengalami peningkatan kualitas pembelajaran maka diperlukan siklus II. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 2. Rencana Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Merancang sekenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus II. Adapun langkahlangkah/ fase sebagai berikut: a) Directing. Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. Tanya jawab tentang teknik quilling, Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling menggunakan kertas warna. b) Instructing. Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan c) Demonstrating. Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk kerajinan kertas secara bertahap. d) Eexplaining and illustrating. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan. e) Questioning and discussing. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam berkarya. f) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan. g) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahanlesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan. h) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan tugas rumah. 2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa dalam membuat karya kerajinan dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang melalui penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa besar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang. 3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan kertas teknik quilling dengan media kertas daur ulang. 4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas teknik quilling. b. Tahap pelaksanaan tindakan Pelaksanaan siklus II disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan pada siklus I, karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang belum tercapai dalam siklus I. Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap muka dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 2 X 35 menit. Tugas yang dibuat dalam siklus II ini adalah 2 karya, yang terdiri dari dua karya kelompok. Tugas kelompok dalam siklus II ini adalah membuat karya tiga dimensi. yang berupa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 karya fungsional atau benda pakai dan benda hias. Pada pertemuan ketiga atau terakhir dilakukan presentasi karya pada setiap kelompok. c. Tahap Observasi Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, seperti: 1) mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, 2) mengobservasi keaktifan atau keterlibatan siswa dalam tanya jawab, 3) mengobservasi seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling, 5) mengobservasi seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu. d. Tahap Refleksi Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh, kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus II. commit to user 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Wonosaren I beralamatkan di jalan Insinyur Juanda no 280 Pucangsawit, kecamatan Jebres, Surakarta 57125. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1953, pada tanggal 27 Januari 2006 memperoleh akreditasi “B” yang ditetapkan berdasarkan keputusan sidang Badan Akreditasi Kota Surakarta. SD Negeri Wonosaren I Surakarta memiliki letak yang strategis di Kota Surakarta bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, dan mudah dijangkau oleh transportasi seperti angkutan kota (angkota). Oleh karena itu, banyak siswa yang berasal dari wilayah Karanganyar dan Sukoharjo disamping siswa yang berasal dari daerah Pucangsawit atau daerah sekitar SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Walaupun letaknya di pinggir jalan besar, hal ini tidak membuat proses pembelajaran menjadi terganggu karena kebisingan jalan raya. commitI Surakarta to user ( Dok. Daru Endah: 2011) Gambar 10. SD Negeri Wonosaren 41 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id SD Negeri Wonosaren I memiliki luas tanah 4088 m², lengkap dengan gedung sekolah untuk menunjang sarana dan prasarana yang terdiri dari 6 ruang kelas, kantor guru, kantor kepala sekolah, mushola, ruang komite, UKS, tempat parkir siswa, toilet, lapangan olah raga, lapangan untuk upacara bendera, perpustakaan, ruang agama, kantin, rumah dinas dan rumah penjaga sekolah. Fasilitas yang dimiliki pada setiap kelas rata-rata sama, yaitu: 1 buah papan tulis, 1 buah papan absensi, 1 buah papan jadwal pelajaran, 1 buah lemari, 1 meja dan kursi guru, meja dan kursi sejumlah siswa dalam kelas, 1 jam dinding. Jumlah keseluruhan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 215 yang terdiri dari 107 orang siswa laki-laki dan 108 orang siswa perempuan, serta tenaga pengajar berjumlah 16, meliputi 6 orang guru kelas; 1 orang guru olah raga, 4 orang guru Muatan Lokal (mulok) yaitu seni tari, Seni Suara Daerah ( SSD), seni budaya dan keterampilan ( SBK), bahasa jawa; 4 orang guru agama yaitu agama islam, katholik, kristen dan hindu; 1 orang guru bahasa inggris. Potensi yang dimiliki peserta didik di SD Negeri Wonosaren I Surakarta ditunjukkan dengan prestasi dalam bidang kesenian yaitu juara III bersama ”Lomba Seni Tari putra berpasangan” dalam pekan seni pelajar se SD/ MI tingkat Kota Surakarta tahun 2008, juara II “ Festifal Tari Merak SD” se Surakarta UPKD FKIP UNS tahun 2009. Prestasi tersebut menjadikan SD Negeri Wonosaren I Surakarta menjadi salah satu pilihan sekolah dasar, yang ditunjukkan dengan jumlah siswa pada setiap kelas yang cukup banyak. Potensi tersebut sesuai dengan visi, misi dan tujuan SD Negeri Wonosaren I Surakarya, yaitu: 1) Visi sekolah yaitu mengembangkan potensi diri dalam proses pembelajaran; 2) Misi sekolah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya; 3) Tujuan sekolah yaitu: a) mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, b) menumbuhkan sikap pengendalian diri, c) menumbuhkan sikap kepribadian melalui akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya. Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri Wonosaren I Surakarta adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan KTSP mata pelajaran seni to user budaya dan keterampilan pada commit sekolah dasar yaitu agar siswa memiliki 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kemamapuan, sebagai berikut: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan; 2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan; 3) menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan; 4) menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran membuat Karya Kerajinan Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta pada semester I tahun ajaran 2011/2012 siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus melalui penerapan model direct instruction untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas. Jangka waktu secara keseluruhan dilaksanakan selama 9 bulan, mulai bulan Maret sampai November 2011. Sebelum melaksanakan siklus, terlebih dahulu dilakukan observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai kondisi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan pembelajaran sebelum tindakan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan Kriteria Jumlah siswa Presentase a. Mengikuti pelajaran 39 97,5 % b. Memperhatikan saat KBM 18 45 % c. Tidak mengobrol di kelas 26 60 % d. Tidak keluar masuk kelas/ tetap di kelas 25 62,5 % e. Membawa perlengkapan sendiri 20 50 % Keterangan: Jumlah siswa yang melakukan × 100% = MINAT Jumlah keseluruhan siswa commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa proses pembelajaran belum terlaksana dengan baik, hal ini ditandai dengan sikap siswa di kelas masih belum menunjukkan keseriusan dalam mengikuti PBM. Hal ini terbukti masih banyak siswa yang tidak memperhatikan, tidak membawa perlengkapan sendiri, siswa kurang aktif dalam bertanya pada guru dan siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Kriteria Jumlah siswa Presentase a. Bertanya dan minta arahan guru 16 40 % b. Menjawab pertanyaan 5 12,5 % c. Mengerjakan tugas 36 90 % d. Keseriusan dalam mengerjakan tugas 20 50 % e. Tepat waktu mengumpulkan tugas 30 75 % Keterangan: Jumlah siswa yang melakukan × 100% = AKTIF Jumlah keseluruhan siswa Bentuk nilai sebelum dilaksanakannya penelitian dengan model direct instruction dapat dilihat bahwa dari 40 siswa terdapat 16 siswa ( 40 %) sudah memenuhi Standar Kompetensi (68) dan 24 siswa (60 %) belum memenuhi Standar Kompetensi ( Tidak Tuntas). Hasil perolehan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Daftar Nilai Sebelum Tindakan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Nama Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Nilai Akhir Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas 70 √ 60 √ 60 √ 65 √ 65 √ 60 √ 60 √ 65 √ 70 √ commit to user 65 √ 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko P Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K J Intan Aulya M Kristina Candra D Leony Aditya C P M Meico G Margarita N S Mita Safitri M Dava Nikita M Rahma D B A Raihanah Rahul A S Rebecca T K Reza Rindi S Rhindita R P Rika Mei Tamara Sabrina Silvi M Siti Anisa Vira Azra Wildan Diego A Zulfa Nilul M Kevin Rahma Jumlah Presentase 65 70 60 65 65 70 70 75 60 60 65 65 80 80 65 65 70 65 75 60 75 60 65 65 65 70 70 80 80 75 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 40 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 24 60 % Keterangan: Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Masalah dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar yang belum optimal mengakibatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diterapkan model direct instruction yang melibatan siswa dalam proses pembelajaran serta demonstrasi yang diajarkan secara bertahap dapat membantu siswa untuk bisa lebih paham tentang materi dan commit to user langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas. 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Deskripsi Tiap Siklus Penerapan siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masingmasing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan siklus dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan beberapa persiapan yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas melalui penerapan model direct instruction; 2) Membuat lembar observasi tentang proses dan hasil pembelajaran mencakup catatan minat, keaktifan siswa dalam KBM dan kemampuan siswa dalam berkarya; 3) Menyiapkan media pembelajaran yaitu contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; 6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 60 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. 1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Hari/ tanggal : Sabtu / 6 Agustus 2011 Waktu : pukul 08.00 – 09.00 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pertemuan pertama merupakan awal dari pengenalan tentang bentuk-bentuk dasar menggulung kertas, langkah pembuatan bentuk dasar gulungan kertas, perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. Pelaksanaan kegiatan dalam siklus I, meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis dipapan tulis. Tujuan pembelajarannya yaitu:a) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang model direct instruction dan fase-fasenya. Gambar 11. Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik quilling untuk menggali pengetahuan siswa ( Dok. Daru Endah: commit to user 2011) perpustakaan.uns.ac.id 48 digilib.uns.ac.id Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru menyampaikan materi tentang teknik quilling dan alat serta bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas. Tahap selanjutnya yaitu guru mendemonstrasikan proses pembuatan bentukbentuk dasar teknik quilling, seperti: gulungan padat, gulungan bentuk kerucut dan cangkir, bentuk tongkat, gulungan longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bentuk bunga. Setelah pendemonstrasian pembuatan bentuk dasar menggulung kertas, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat: lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga dan guru memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik. Gambar 12. Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas ( Dok. Daru Endah: 2011) Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.Kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu karya kerajian yang dibuat dengan cara menggulung kertas. Teknik quilling memiliki bentukbentuk dasar yaitu lingkaran padat, kerucut, cangkir, tongkat, lingkaran longgar, commit to user perpustakaan.uns.ac.id 49 digilib.uns.ac.id tetes air, mata, segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bunga.Pada tahap akhir guru memberikan tugas mandiri berupa tugas rumah yaitu membuat rancangan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa kartu ucapan. Siswa mendengarkan dan mencatat tugas yang disampaikan, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua Hari/ tanggal : Sabtu/ 13 Agustus 2011 Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Pertemuan kedua merupakan tahap lanjutan dari pertemuan kesatu.Pada pertemuan kedua ini dilakukan untuk menerapkan pembuatan bentuk-bentuk dasar teknik quilling yang dipelajari pada pertemuan kesatu menjadi karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan. Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus I meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa yang dibuat pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui pendapat siswa lain tentang tugas yang dibuat teman mereka. Selanjutnya guru menjelaskan kembali tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua ini. Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan dengan teknik quilling menggunakan kertas warna secara bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan kedua ini. Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 50 digilib.uns.ac.id rumah yaitu membuat rancangan hiasan bertema tumbuhan dan mempersiapkan bahan, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga Hari/ tanggal : Sabtu/ 20 Agustus 2011 Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus I. media pembelajaran yang digunakan adalah contoh karya kerajinan kertas bertema tumbuhan. Pelaksanaan pertemuan ketiga pada siklus I meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa yang dibuat pada pertemuan sebelumnya yaitu karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan untuk mengetahui pendapat siswa lain tentang tugas yang dibuat teman mereka. Guru juga menunjukkan contoh karya kerajinan yang akan dipelajari pada pertemuan ketiga yaitu karya kerajinan kertas bertema tumbuhan. Selanjutnya guru menjelaskan kembali tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ketiga, tujuan pembelajaran tersebut yaitu: a) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu menetukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa mampu menetukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna bertema tumbuhan secara bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas bertema tumbuhan secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan commit to user 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan ketiga. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pada tahap akhir guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat pada siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi. Gambar 13. Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung ( Dok. Daru Endah: 2011) Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40 siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %) memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50 %) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak keluar masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri. commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I No Mengikuti pelajaran Nama 1. Sidik Mardiyanto 2. Febrian Iqbal 3. Galih Arta K 4. M Firdaus 5. Meliana Axshela 6. Aldi Bagas S 7. Ardhika Neswara 8. Asyifa M 9. Aulia Oase 10. Chaterine I S 11. Cindy R P 12. Dian Popy P 13. Dion Santo Eko 14. Diva Putri P 15. Dona K D 16. Elma Putri N 17. Gia Friska R 18. Grendy A S 19. Imayang Sita R 20. Intan Aulya M 21. Kristina Candra 22. Leony Aditya C 23. M Meico G 24. Margarita N S 25. Mita Safitri 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 38 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36 40 38 95 % Memperhati kan saat KBM P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 18 18 45 % Tidak mengobrol di kelas P1 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 21 23 20 50 % Tidak keluar masuk kelas P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 28 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 34 25 62,5 % Membawa perlengkapan sendiri P1 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 19 40 26 65 % Keterangan: P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P3 = Pertemuan 3 Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di kelas, tidak keluar masuk kelas dan membawa perlengkapan sendiri. commit to user 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tanda (-) = Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan, mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa perlengkapan sendiri. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40 siswa terdapat 17 siswa (42,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 17 siswa (42,5 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %) mengerjakan tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan dalam mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K Intan Aulya M Kristina Candra Leony Aditya C M Meico G Margarita N S Mita Safitri M Dava Nikita M Rahma D B A Raihanah Rahul A S Rebecca T K Reza Rindi S Bertanya dan minta arahan guru P1 √ √ √ √ √ √ √ √ - P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - Menjawab pertanyaan Mengerjakan tugas P1 P2 P3 P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ commit - to -user√ √ √ √ √ - P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keseriusan dalam mengerjakan tugas P1 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tepat waktu mengumpulkan tugas P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase √ √ √ 11 √ √ √ 20 17 42,5 % √ √ √ √ 19 √ √ √ 6 √ √ 18 17 42,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ 26 √ √ √ √ √ √ √ √ 35 √ √ √ √ √ √ √ √ 40 37 92,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ 37 √ 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 30 20 50 % √ √ √ √ √ √ √ √ 32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 36 34 85 % Keterangan: P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P3 = Pertemuan 3 Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam mengerjakan tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan tidak meminta arahan dari guru, tidak menjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40 siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung minimal 3 gulungan dasar dengan rapi; 16 siswa ( 40 %) mampu memotong dengan rapi; 20 siswa ( 50 %) mampu menyusun gulungan. Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. 1) Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling dipertemuan pertama a) b) Gambar 14 . Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai commit to user 40. a) karya Intan, b) karya Imayang (Dok. Daru Endah: 2011) perpustakaan.uns.ac.id 55 digilib.uns.ac.id a) b) Gambar 15.Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a) commit to (Dok. user Daru Endah: 2011) karyaMargareta, b) karya Meico 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling yang sudah disusun menjadi kartu ucapan pada pertemuan kedua a) b) a) Gambar 16. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 65, a) kelompok 7, b) kelompok 1 ( Dok. Daru Endah: 2011) commit to user 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a) b) Gambar 17. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a) karya kelompok 3, b) karya kelompok 6 ( Dok. Daru Endah: 2011) commit to user 58 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Hasil karya siswa (tugas III) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling yang sudah disusun menjadi hiasan dinding pada pertemuan ketiga a) b) b) Gambar 18. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80, a) karya kelompok 1, b) karya kelompok 7 ( Dok. Daru Endah: 2011) Berikut ini beberapa pembahasan dari karya yang dibuat siswa. a) Karya Intan pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum menunjukkan hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan sesuai dengan ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi dan belum mampu menyusun gulungan. Intan hanya mampu membuat dua gulungan dan mampu memotong. b) Karya Imayang pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum menunjukkan hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan sesuai dengan ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi dan belum mampu menyusun gulungan. c) Karya Margareta pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah membuat bentuk dasar yang benar. Margareta sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi, to user mampu memotong dan sudahcommit dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung, dan bentuk S. d) Karya Meico pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik karena bentuk dasar yang dibuat sudah benar. Meico sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi, mampu memotong dan sudah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung, dan bentuk S. e) Karya kelompok 7 dan kelompok 1 pada tugas II mendapat nilai 65. Karya ini menunjukkan hasil yang kurang baik. Kelompok 7 danini hanya mampu membuat kurang dari tiga gulungan dengan rapi, dan sudah mampu memotong dengan rapi. f) Karya kelompok 3 dan kelompok 6 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah mampu membuat tiga gulungan dengan rapi. g) Karya kelompok 1 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat empat gulungan dengan rapi, dan sudah mampu memotong dengan rapi. h) Karya kelompok 7 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat tiga gulungan, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi Tabel 6. Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling pada Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Mampu menggulung dengan rapi T1 √ √ √ √ √ √ T2 - T3 √ √ √ √ √ commit - Mampu memotong dengan rapi to T1 user - T2 √ √ √ √ √ - T3 √ √ √ √ √ - Mampu menyusun gulungan dengan rapi T1 √ √ √ √ √ √ T2 - T3 - 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 9. Aulia Oase 10. Chaterine I S 11. Cindy R P 12. Dian Popy P 13. Dion Santo Eko P 14. Diva Putri P 15. Dona K D 16. Elma Putri N 17. Gia Friska R 18. Grendy A S 19. Imayang Sita R K 20. Intan Aulya M 21. Kristina Candra D 22. Leony Aditya C P 23. M Meico G 24. Margarita N S 25. Mita Safitri 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 22 55 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 16 40 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ 5 20 50 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30 Keterangan: T1 = Tugas 1 T2 = Tugas 2 T3 = Tugas 3 Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan kertas dengan rapi. Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun menyusun gulungan kertas dengan rapi. Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: 1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik. Guru menjelaskan tentang teknik quilling, alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatan karya kerajinan. commit to user 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Guru menyampaikan materi cukup jelas. Guru memberikan penjelasan disertai dengan demonstrasi secara bertahap. c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam menyampaikan pendapat. d. Guru belum merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan baru diberikan kepada siswa yang aktif bertanya, dan perhatian guru masih kurang kepada siswa yang belum aktif bertanya maupun minta pengarahan. e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Diva,Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Meico, Margarita, Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rahul, Rebecca, Reza, Rhindita, Rika, Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin mampumengikuti pelajaran dari pertemuan I, II, dan III. b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Cindy, Rebecca mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II dan III. Sementara Febrian, Galih, Firdaus, Grendy, Imayang, Intan belum mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II dan III. c. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Chaterine, Kristina, Margareta, Rebecca yang tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara Febrian, Galih, Firdaus, Dava, Nikita, Wildan selalu mengobrol pada saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. d. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Axshela,Aulia, Chaterine,Raihanah,Rebecca,RhinditaSabrina, Siti Anisa, Vira,Zulfa, Kevin tidak keluar masuk kelas atau tetap berada di dalam kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara Febrian, Galih, Firdaus, Ardhika, selalu keluar masuk kelas dari pertemuan I, commit to user II, dan III. perpustakaan.uns.ac.id 62 digilib.uns.ac.id e. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaituChaterine,Elma, Gia, Kristina,Meico, MargaretaVira, Wildan, Zulfa, Kevin membawa perlengkapan sendiri dari pertemuan I, II, dan III. f. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik, Gia, Margarita, Raihanah, Rebecca aktif bertanya dan minta arahan guru dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus, Aldi, Dian, Dion, Diva, Dona, Vira belum aktifbertanya dan minta arahan guru dari pertemuan I, II dan III. g. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik, Meico, Margareta, aktif menjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus, Aldi, Ardhika, Dian, Dion, Nikita, Rahul, belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III. h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Leony, Meico, Margareta, Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rebecca, Rhindita, Rika, Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin, aktif mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Dion, Rahul, Reza belum aktif mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III. i. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik, Elma, Meico, Margareta, Rebecca, serius dalam mengerjakan tugasdari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine tidak serius dalam mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III. j. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik,Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Kristina, Meico, Margareta, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah,Rebecca, Rhindita, Rika, Sabrina, aktif mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III. k. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu user Rahma dan Raihanah mampu Cindy, Dian Diva, Dona, Mcommit Dava,toNikita, perpustakaan.uns.ac.id 63 digilib.uns.ac.id menggulung kertas dengan rapi dari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Imayang, Intan, belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III. l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu Aldi Bagas, Ardika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Dion, Diva, Dona, Mita, Dava. Rahul belum mampu memotong kertas pada pertemuan I, II dan III. Sedangkan Leony, Meico, Margareta, Nikita, Rahma, Raihanah belum mampu memotong kertas dengan rapi dari pertemuan II dam III. m. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu Kristina, Leony, Meico, Margareta, dan Mita, mampu menyusun gulungan kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih Elma, Gia, Grendy, Imayang, dan Intan belum mampu menyusun gulungan kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III. d. Analisis dan Refleksi Penelitian dalam siklus I dikatakan berhasil apabila semua indikator terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Berdasarkan data hasil observasi pada siklus I dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4, indikator minat siswa dalam pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %) memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50 %) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak keluar masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata dari kelima sub indikator minat siswa 63%, hasil menunjukkan indikator minat belum menunjukkan keberhasilan yaitu 70%. 2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5, indikator keaktifan siswa dalam pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari commit to user dan minta arahan guru; 17 siswa 40 siswa terdapat 17 siswa (42,5 %) bertanya 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (42,5 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %) mengerjakan tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan dalam mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 62,5 %, hasil menunjukkan indikator aktivitas siswa belum menunjukkan keberhasilan yaitu 70%. 3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6, indikator kemampuan siswa dalam pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung kertas dengan rapi; 16 siswa (40 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 20 siswa (50 %) mampu menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator kemampuan siswa 48,3 %, hasil menunjukkan indikator aktivitas siswa belum menunjukkan keberhasilan yaitu 70%. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Grafik 1.Presentase Indikator dalam Siklus I 70% 60% 50% 40% Minat 30% Aktivitas 20% Kemampuan 10% 0% SIKLUS I Setelah dilaksanakan siklus I melalui penerapan direct instruction untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa (52,5 %) sudah memenuhi standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa (47,5 %) belum memenuhi standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini: commit to user 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 7.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. No Nama 1. Sidik Mardiyanto 2. Febrian Iqbal 3. Galih Arta K 4. M Firdaus 5. Meliana Axshela 6. Aldi Bagas S 7. Ardhika Neswara 8. Asyifa M 9. Aulia Oase 10 Chaterine I S 11. Cindy R P 12. Dian Popy P 13. Dion Santo Eko P 14. Diva Putri P 15. Dona K D 16. Elma Putri N 17. Gia Friska R 18. Grendy A S 19. Imayang Sita R K J 20. Intan Aulya M 21. Kristina Candra D 22. Leony Aditya C P 23. M Meico G 24. Margarita N S 25. Mita Safitri 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Presentase Nilai Akhir SIKLUS I 70 48 48 68 68 53 53 57 57 57 68 66 47 67 68 68 68 67 60 60 70 67 75 75 70 70 72 70 72 50 70 48 68 68 68 46 48 46 50 50 Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 45 % Ketuntasan Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22 55 % Keterangan: Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa commit to user 66 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model direct instruction untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I belum berhasil karena ketiga indikator belum mencapai 70 %. Indikator yang harus dicapai yaitu: 70 % siswa mampu menunjukkan minat terhadap kegiatan pembelajaran membuat karya kerajinan kertas, 70 % siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas, 70 % siswa mampu membuat karya kerajinan kertas. Hal ini disebabkan, yaitu: 1) siswa belum memperhatikan pelajaran dengan baik, masih banyak yang keluar masuk kelas, masih banyak siswa yang mengobrol atau berbicara pada saat pembelajaran berlangsung, dan masih banyak siswa tidak membawa perlengkapan sendiri yang berakibat dalam mengerjakan tugas menjadi tertunda karena harus meminjam perlengkapan; 2) siswa belum aktif bertanya maupun minta arahan dari guru, belum aktif menjawab pertanyaan dari guru, banyak siswa yang kurang serius dalam mengikuti pelajaran dan dalam mengerjakan tugas, dan masih ada siswa yang tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas; 3) terdapat 10 siswa dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang mampu membuat gulungan kertas dengan rapi dan terdapat 30 siswa yang belum mampu menggulung dengan rapi, 36 siswa belum mampu memotong kertas dengan benar dan rapi, 35 siswa belum mampu menyusun gulungan kertas menjadi karya kerajinan dengan rapi. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembalajaran membuat karya kerajinan kertas perlu dilaksanakan siklus II dengan meningkatkan keterlibatan siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, presentasi dan untuk meningkatkan kualitas karya siswa dengan meningkatkan bimbingan terhadap siswa dalam menggulung, memotong, dan menyusun gulungan kertas. 2. Siklus II Pelaksanaaan siklus II didasarkan pada hasil analisis dan refleksi pada siklus I. Pelaksanaan siklus II ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. commit to user 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan dengan beberapa persiapan yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas dari kertas daur ulang melalui penerapan model direct instruction; 2) Menyiapkan media pembelajaran yaitu kertas daur ulang, contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quillingmenggunakan kertas daur ulang. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karyakerajinan kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; 6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 70 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. 1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Hari/ tanggal : Selasa / 27 September 2011 Waktu : pukul 11.15 – 12.25 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan commit user pembelajarannya yaitu:a) siswa pembelajaran yang ditulis di papan tulis. to Tujuan perpustakaan.uns.ac.id 68 digilib.uns.ac.id mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. Guru membacakan nama-nama anggota kelompok pada siklus II yaitu: kelompok 1 terdiri dari Sidik, Grendi, Gia, Mita, Rhindita; kelompok 2 terdiri dari Febrian, Chaterine, Aulia, Dava, Rika; kelompok 3 terdiri dari Galih, Cindy, Imayang, Nikita, Sabrina; kelompok 4 terdiri dari Firdaus, Dian, Intan, Rahma, Siti Anisa; kelompok 5 terdiri dari Axsella, Dion, Kristina, Raihanah, Wildan; kelompok 6 terdiri dari Bagas, Diva, Leony, Rahul, Vira; kelompok 7 terdiri dari Ardhika, Dona, Meico, Rebecca, Zulfa; kelompok 8 terdiri dari Asyifa, Elma, Margareta, Reza Rindi, Kevin. Gambar 19. Guru membacakan kelompok ( Dok. Daru Endah: 2011) Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang yang commit to user 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berupa benda fungsional secara bertahap. Pada pertemuan ini guru mendemonstrasikan pembuatan tempat pensil dengan bahan kertas daur ulang. Pertama-tama guru menyiapkan tempat pensil yang sudah dilapisi dengan kertas daur ulang, kemudian mendemonstasikan bentuk-bentuk seperti: tetes air, bunga, melengkung, mata meliuk, lingkaran padat dan tangkai. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas berupa benda fungsional secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan pertama ini. Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan rumah yaitu mencari gambar paper quilling berupa benda hias tiga dimensi, membuat rancangan benda hias tiga dimensi dan mempersiapkan bahan, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua Hari/ tanggal : Selasa / 4 Oktober 2011 Waktu : pukul 11.15 – 12.25 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berbahan kertas daur ulang berupa benda hias tiga dimensi. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis di papan tulis, kemudian guru menawarkan kepada siswa untuk mempresentasikan karya kerajinan yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya tetapi siswa belum ada yang berani untuk mempresentasikan karya kerajinan berupa benda fungsional yang dibuat siswa. commit to user 70 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 20. Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis ( Dok. Daru Endah: 2011) Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang yang berupa benda hias tiga dimensi secara bertahap. Guru mendemonstrasikan karya kerajinan berupa hiasan bunga, yang terdiri dari bentuk bunga, mata meliuk, tetes air, dan cangkir, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas berupa benda hias tiga dimensi secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan kedua ini. Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. commit to user 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 21. Guru berkeliling untuk membimbing siswa( Dok. Daru Endah: 2011) 3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga Hari/ tanggal : Sabtu / 8 Oktober 2011 Waktu : pukul 08.00 – 09.00 WIB Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluankegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berbahan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis di papan tulis. Kegiatan inti pada pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir ini yaitu melanjutkan membuat karya kerajinan kertas dengan bahan kertas daur ulang berupa benda hias 3 dimensi yang belum selesai dibuat pada pertemuan kedua. Siswa melanjutkan membuat karya kerajinan secara kelompok, sedangkan guru dan peneliti berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan membimbing siswa pada saat mengerjakan. Setelah karya kerajinan selasai dibuat, guru meminta siswa maju untuk mempresentasikan karya yang sudah dibuat siswa.Ada beberapa kelompok commit to user 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang maju untuk mempresentasikan karya kerajinan tanpa harus disuruh guru untuk maju dan ada beberapa kelompok yang harus terlebih dahulu dipanggil. Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan pada pertemuan ketiga, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat pada siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi. Gambar 22.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (Dok. Daru Endah: 2011) Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40 siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %) memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70 %)tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak keluar masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri. commit to user 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 8. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II No Mengikuti pelajaran Nama 1. Sidik Mardiyanto 2. Febrian Iqbal 3. Galih Arta K 4. M Firdaus 5. Meliana Axshela 6. Aldi Bagas S 7. Ardhika Neswara 8. Asyifa M 9. Aulia Oase 10. Chaterine I S 11. Cindy R P 12. Dian Popy P 13. Dion Santo Eko P 14. Diva Putri P 15. Dona K D 16. Elma Putri N 17. Gia Friska R 18. Grendy A S 19. Imayang Sita R K 20. Intan Aulya M 21. Kristina Candra D 22. Leony Aditya C P 23. M Meico G 24. Margarita N S 25. Mita Safitri 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase Memperhati kan saat KBM Tidak mengobrol di kelas P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 39 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 39 97,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 31 29 72,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 P2 Tidak keluar masuk kelas P3 P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 28 31 28 70 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 P2 Membawa perlengkapan sendiri P3 P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 28 34 32 80 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 40 38 95 % Keterangan: P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P3 = Pertemuan 3 Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di kelas, tidak keluar masuk commit kelas dan perlengkapan sendiri. to membawa user 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tanda (-) = Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan, mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa perlengkapan sendiri Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40 siswa terdapat 29 siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa (50 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %) mengerjakan tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan dalam mengerjakan tugas;40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K Intan Aulya M Kristina Candra Leony Aditya C M Meico G Margarita N S Mita Safitri Bertanya dan minta arahan guru P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Menjawab pertanyaan P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ - P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengerjakan tugas P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ commit to user P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keseriusan dalam mengerjakan tugas P1 P2 P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - Tepat waktu mengumpulkan tugas P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ P2 - P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30 29 72,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 28 √ √ √ √ √ √ 15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 24 20 50 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 39 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 39 97,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 24 28 70 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 40 100 % Keterangan: P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P3 = Pertemuan 3 Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam mengerjakantugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, tidakmenjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40 siswa terdapat 28 siswa (70 %) mampu menggulung gulungan dasar dengan rapi; 25 siswa (62,5 %) mampu memotong dengan rapi; 35 siswa (87,5 %) mampu menyusun gulungan. Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. 1) Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling yang disusun menjadi benda fungsional menggunakan kertas daur ulang pada pertemuan pertama. commit to user √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 perpustakaan.uns.ac.id 76 digilib.uns.ac.id Gambar 23.Hasil karya kelompok 6 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45 (Dok. Daru Endah: 2011) Gambar 24. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70 (Dok. Daru Endah: commit 2011 to user perpustakaan.uns.ac.id 77 digilib.uns.ac.id Gambar 25. Hasil karya kelompok 3 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70 (Dok. Daru Endah: 2011) Gambar 26. Hasil karya kelompokcommit 4 dengan teknik quilling yang mendapat nilai to user 80 (Dok. Daru Endah: 2011) perpustakaan.uns.ac.id 78 digilib.uns.ac.id Gambar 27. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80 (Dok. Daru Endah: 2011) 2) Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling yang disusun menjadi benda hias 3dimensil menggunakan kertas daur ulang pada pertemuan kedua. Gambar 28: Hasil karya kelompok commit 6 dengan toteknik user quilling yang mendapat nilai 72 (Dok. Daru Endah: 2011) perpustakaan.uns.ac.id 79 digilib.uns.ac.id Gambar 29. Hasil karya kelompok 4 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72 (Dok. Daru Endah: 2011) Gambar 30. Hasil karya kelompok 2 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77 (Dok. Daru Endah:commit 2011) to user perpustakaan.uns.ac.id 80 digilib.uns.ac.id Gambar 31. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77 (Dok. Daru Endah: 2011) Gambar 32. Hasil karya kelompok 5 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87 (Dok. Daru Endah: 2011) to user commit perpustakaan.uns.ac.id 81 digilib.uns.ac.id Gambar 33. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87 (Dok. Daru Endah: 2011) Berikut ini pembahasan dari beberapa karya siswa dalam siklus II. a) Karya kelompok 6 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 45, hal ini dikarenakan kelompok 6 belum mampu memotong, menyusun dengan rapi dan belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena hanya membuat dua jenis bentuk dasar.serta tidak mengumpulkan tugas tepat waktu . b) Karya kelompok 8 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 70, hal ini dikarenakan karya ini sudah membuat lima jenis gulungan walaupun hanya mampu membuat dua gulungan dengan rapi, sudah mampu memotong dengan rapi. Sedangkan dalam penyusunan sudah cukup baik. c) Karya kelompok 3 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 70, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung, dan memotong kertas to user masih kurang karena penataan dengan rapi, walaupun dalam commit penyusunannya perpustakaan.uns.ac.id 82 digilib.uns.ac.id yang terlalu monoton dan tidak ada variasi. Sedangkan untuk bentuk yang digunakan sudah cukup baik karena sudah membuat empat jenis bentuk dasar. d) Karya kelompok 4 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung tiga gulungan dengan rapi, mampu memotong dan mampu menyusun dengan rapi. Kelompok ini membuat tujuh bentuk gulungan dasar. e) Karya kelompok 7 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu menggulung keempat bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. f) Karya kelompok 4 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. g) Karya kelompok 6 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. h) Karya kelompok 2 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu menggulung 4 bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. i) Karya kelompok 7 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu commit to user 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menggulung tiga bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. j) Karya kelompok 5 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat enam jenis gulungan, mampu menggulung lima bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. k) Karya kelompok 8 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini dikarenakan kelompok ini sudah membuat tujuh jenis gulungan, mampu menggulung empat bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi. Tabel 10.Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan dengan Teknik Quilling. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Nama Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko P Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K Intan Aulya M Kristina Candra D Leony Aditya C P M Meico G Margarita N S Mita Safitri Mampu menggulung dengan rapi T1 T2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ commit to user - Mampu memotong dengan rapi T1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - T2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mampu menyusun gulungan dengan rapi T1 T2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 84 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 26. M Dava 27. Nikita M 28. Rahma D B A 29. Raihanah 30. Rahul A S 31. Rebecca T K 32. Reza Rindi S 33. Rhindita R P 34. Rika Mei Tamara 35. Sabrina Silvi M 36. Siti Anisa 37. Vira Azra 38. Wildan Diego A 39. Zulfa Nilul M 40. Kevin Rahma Jumlah Rata-rata Presentase √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 25 62,5% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 √ √ √ √ √ √ √ √ 20 30 72,5 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40 32 80 % Keterangan: T1 = Tugas 1 T2 = Tugas 2 T3 = Tugas 3 Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan kertas. Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun menyusun gulungan kertas. Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: 1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik dibandingakan pada siklus I. Guru menjelaskan tentang teknik quilling, alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatan karya kerajinan menggunakan bahan kertas daur ulang. b. Guru menyampaikan materi lebih jelas. Guru memberikan penjelasan disertai dengan demonstrasi secara bertahap. c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam menyampaikan pendapat. d. Guru sudah merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa karena berkeliling pada semua kelompok. e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. commit to user 2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran perpustakaan.uns.ac.id 85 digilib.uns.ac.id a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu 39 siswa mengikuti pelajaran pada pertemuan I, 40 siswa mengikuti pelajaran pada pertemuan II, dan 38 siswa mengikuti pelajaran pada pertemuan III. b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu 23 siswa memperhatikan pada pertemuan I, 31 siswa memperhatikan pada pertemuan II, 32 siswa memperhatikan pada pertemuan. Terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dari pertemuan I, II dan III, seperti: Sidik, Febrian, Ardhika dan Rahul, c. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Sidik, Febrian, Galih, Aldi, Rahul dan Wildan yang selalu mengobrol pada saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. d. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator minat yaitu Sidik, Febrian,Ardhika, dan Rahul yang selalu keluar masuk kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. e. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator minat yaituDiva, Leony, Raihanah, Rahul, Siti Anisa yang tidak membawa perlengkapan sendiri pada pertemuan I f. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Sidik, Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Dion, dan tidak aktif bertanya dan minta arahan guru dari pertemuan I, II dan III. g. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Ardhika, Dion, dan Rahul belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III. h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu 39 siswa pada pertemuan I, 40 siswa pada pertemuan II, dan 38 siswa pada pertemuan III yang aktif mengerjakan tugas. i. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator keaktifan, seperti Aldi Bagas, Diva, Rahul, dan Vira tidak serius dalam mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 86 digilib.uns.ac.id j. Terdapat 40 siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu aktif mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III. k. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quillingyaitu Sidik, Gia, Grendy, Mita, Rindhita, Aldi Bagas, Diva, Leony, Rahul, dan Vira belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari Tugas I, dan II. Axsella, Dion, Kristina, Raihanah dan wildan belum mampu menggulung kertas dengan rapi pada tugas I. Sedangkan M Firdaus, Dian, Intan, Rahma, Siti Anisa belum mampu menggulung dengan rapi pada tugas II. l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu Sidik, Febrian, Chaterine, Aldi Bagas, Asyifa, Aulia, Diva, Elma, Gia, Grendy, Leony, Margareta, Mita, Dava, Rahul, Reza, Rindhita, Rika, Vira dan Zulfa belum mampu memotong pada tugas I. m. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu Galih, Axshela, Aldi Bagas, Cindy, Dion, Diva, Imayang, Kristina, Leony, Nikita, Raihanah, Rahul, Sabrina, Vira dan Wildan belum mampu menyusun gulungan kertas dengan rapi dari pada tugas I. d. Analisis dan Refleksi Penelitian dalam siklus II dikatakan berhasil apabila semua indikator terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Dari data hasil observasi pada siklus I dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 8, indikator minat siswa dalam pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %) memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70 %) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak keluar masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata to user dari kelima sub indikator minatcommit siswa 83 %, sehingga dari hasil rata-rata dapat 87 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dilihat bahwa indikator minat sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah melebihi 70%. 2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 9, indikator keaktifan siswa dalam pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 29siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa (50 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %) mengerjakan tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan dalam mengerjakan tugas; 40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 78 %. Berdasarkan hasil rata-rata dapat dnilihat bahwa indikator aktivitas siswa sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah mencapai 70%. 3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 10, indikator kemampuan siswa dalam pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 25 siswa (62,5 %) mampu menggulung kertas dengan rapi; 30 siswa (75 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 32 siswa (80 %) mampu menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator kemampuan siswa 72,5 %, Berdasarkan hasil rata-rata dapat dilihat bahwa indikator kemampuan siswa sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah mencapai 70%. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II 84% 82% 80% 78% 76% Minat 74% Aktivitas 72% Kemampuan 70% 68% 66% SIKLUS II commit to user perpustakaan.uns.ac.id 88 digilib.uns.ac.id Setelah dilaksanakan siklus II melalui penerapan direct instruction untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa ( 52,5 %) sudah memenuhi standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa ( 47,5 %) belum memenuhi standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 11.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling. No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko P Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K J Intan Aulya M Kristina Candra D Leony Aditya C P M Meico G Margarita N S Mita Safitri M Dava Nikita M Rahma D B A Raihanah Rahul A S Rebecca T K Nilai Akhir Ketuntasan SIKLUS II Tuntas Tidak Tuntas 68,5 √ 78,5 √ 73,5 √ 76 √ 76 √ 58,5 √ 78,5 √ 78,5 √ 78,5 √ 78,5 √ 73,5 √ 76 √ 76 √ 58,5 √ 78,5 √ 78,5 √ 68,5 √ 68,5 √ 73,5 √ 76 √ 76 √ 58,5 √ 78,5 √ 78,5 √ 68,5 √ 78,5 √ 73,5 √ 76 √ 76 √ 58,5 √ commit to user 78,5 √ - 89 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Reza Rindi S Rhindita R P Rika Mei Tamara Sabrina Silvi M Siti Anisa Vira Azra Wildan Diego A Zulfa Nilul M Kevin Rahma Jumlah √ √ √ √ √ √ √ √ 35 78,5 68,5 78,5 73,5 76 58,5 76 78,5 78,5 √ 5 Keterangan: Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa D. Deskripsi Antar Siklus Peneliti melakukan rekapitulasi data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dalam pelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling melalui penerapan direct instruction. Ketercapaian dalam penelitian ini dapat dilihat dari kecapaian indikator sebagai berikut: 1. Minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang minat siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 12. Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran No Sub Indikator Minat Sebelum Tindakan Jmlh (%) Siswa 39 97,5 1. Mengikuti pelajaran 2. 3. 4. 5. Memperhatikan saat KBM 18 45 Tidak mengobrol di dalam kelas 26 60 Tidak keluar masuk kelas 25 62,5 Membawa perlengkapan sendiri 20 50 commit to user63 Rata-rata Siklus I Jmlh Siswa 38 %) 18 20 25 26 45 50 62,5 65 63,5 95 Siklus II Jmlh Siswa 39 29 28 32 38 (%) 97,5 72,5 70 80 95 83 90 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Grafik 3. Presentase Peningkatan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran 120% Mengikuti pelajaran 100% 80% Memperhatikan saat proses pembelajaran 60% 40% Tidak mengobrol di dalam kelas 20% Tidak keluar masuk kelas 0% SIKLUS I SIKLUS II Membawa perlengkapan sendiri Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub indikator minat dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a) mengikuti pelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami penurunan 2,5 % pada siklus I menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; b) memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 45 % , tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5 % pada siklus II menjadi 72,5 %; c) tidak mengobrol di dalam kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami penurunan 10 % pada siklus I menjadi 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 65 %; d) tidak keluar masuk kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 62,5 %, tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80 %; e) membawa perlengkapan sendiri, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %, mengami kenaikan 15 % pada siklus I menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari sub indikator minat yaitu 63,5 % sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan menjadi 83 % pada siklus II. commit to user 91 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 13. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran No Sub Indikator Minat Sebelum Tindakan Jmlh (%) Siswa 16 40 Siklus I Jmlh Siswa 17 %) Siklus II 42,5 Jmlh Siswa 29 (%) 72,5 1. Bertanya dan minta arahan guru 2. Menjawab pertanyaan 5 12,5 17 42,5 20 50 3. Mengerjakan tugas 36 90 37 92,5 39 97,5 4. Keseriusan dalam mengerjakan tugas 20 50 20 50 28 70 5. Tepat waktu mengumpulkan tugas 30 75 34 85 40 100 Rata-rata 53,5 62,5 78 Grafik 4. Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran 120.00% 100.00% Bertanya dan minta arahan guru 80.00% Menjawab pertanyaan 60.00% Mengerjakan tugas 40.00% Keseriusan dalam mengerjakan tugas 20.00% Tepat waktu mengumpulkan tugas 0.00% SIKLUS I SIKLUS II Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan commit to user kertas dengan teknik quilling melalui penerapan model direct instruction. 92 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Peningkatan indikator minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a) bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan penelitian yaitu 40 %, mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5% dan mengalami peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; b) menjawab pertanyaan, sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30 % pada siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %; c) mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 90 % mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; d) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; e) tepat waktu mengumpulkan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Ratarata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 % pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II. 3. Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 14. Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling Siklus I No Sub Indikator Kemampuan Siklus II Jmlh Presentase Jmlh Presentase Siswa (%) Siswa (%) 1. Mampu memotong dengan rapi 16 48,3 30 75 2. Mampu menggulung dengan rapi 22 55 25 62,5 3. Mampu menyusun dengan rapi 20 commit to user Rata-rata 50 32 80 48,3 72,5 93 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Grafik 5.Presentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling. 90% 80% 70% Mampu memotong dengan rapi 60% 50% Mampu menggulung dengan rapi2 40% 30% Mampu menyusun dengan rapi 20% 10% 0% SIKLUS I SIKLUS II Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub indikator kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a) mampu menggulung dengan rapi, pada siklus I yaitu 55 % mengalami kenaikan 7,5 % pada siklus II menjadi 62,5 %; b) mampu memotong dengan rapi, pada siklus I yaitu 48,3 % pada siklus II meningkat 26,7 % menjadi 75 %; c) mampu menyusun dengan rapi, pada siklus I yaitu 50 % pada siklus II meningkat 30 % menjadi 80 %, sehingga rata-rata kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,4 %. Setelah dilakukan penelitian yang terdiri dari dua siklus dalam pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta, mengalami kenaikan. Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari ketercapaian indikator : 1) 70 % siswa menunjukkan minat dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan; 2) 70 % siswa mampu menunjukkan keaktifan dalam proses pembelajaran; 3) 70 % siswa memiliki kemampuan dalam membuat karya kerajinan kertas. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari data sebagai berikut: commit to user 94 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 15. Presentase Rata-rata Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling No Indikator Sblm 1. 2. 3. Minat Keaktifan Kemampuan 63 % 53,5 % 0% Presentase Siklus I Siklus II 63,5 % 62,5 % 48,3% 82 % 78 % 72,5 % Perubahan Presentase Sblm ke siklus I ke Rata-rata siklus I siklus II 0,5 % 9% 0% 18,5 % 15,5 % 24,2 % 9,5 % 12,25 % 24,2 % Grafik 6. Presentase Rata-rata Kenaikan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran dengan Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling 90% 80% 70% 60% 50% MINAT 40% KEAKTIFAN 30% KEMAMPUAN 20% 10% 0% Sebelum Siklus I Siklus II Berdasarkan data dan grafik di atas menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan penilitian, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas masih rendah yaitu minat hanya mencapai 63 %, keaktifan mencapai 53,5 %. Sedangakan setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan, walaupun masih tergolong rendah karena belum mencapai 70 %. Indikator minat meningkat 0,5 % commit dilaksanakan to user dan keaktifan meningkat 9 %, setelah siklus I presentase minat 95 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjadi 63,5 % dan keaktifan menjadi 62,5 %. Apabila dilihat dari segi hasil pembelajaran yang dengan indikator kemampuan pada siklus I mencapai 48,3 %. Setelah dilakukan reflesksai antara guru dan peneliti dengan melakukan perbaikan pada siklus II presentasenya meningkat yaitu minat meningkat 18,5 % dari 63,5 % menjadi 82 %, aktivitas mengalami peningkatan sebesar 14,5 % dari 62,5 % menjadi 78 %, dan kemampuan mengalami peningkatan sebesar 24,2 %, dari 48,3 % menjadi 72,5 %. Berikut ini hasil rekapitulasi nilai secara keseluruhan dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Tabel 16.Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan siklus I dan siklus II. No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Sidik Mardiyanto Febrian Iqbal Galih Arta K M Firdaus Meliana Axshela Aldi Bagas S Ardhika Neswara Asyifa M Aulia Oase Chaterine I S Cindy R P Dian Popy P Dion Santo Eko P Diva Putri P Dona K D Elma Putri N Gia Friska R Grendy A S Imayang Sita R K J Intan Aulya M Kristina Candra D Leony Aditya C P M Meico G Margarita N S Mita Safitri M Dava Nikita M Rahma D B A Raihanah Nilai Akhir SIKLUS I Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas 70 √ 48 48 68 √ 68 √ 53 53 57 57 57 68 √ 66 47 67 68 √ 68 √ 68 √ 67 60 60 70 67 75 √ 75 √ 70 √ 70 √ 72 √ 70 √ 72 commit√to user √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - Nilai Akhir SIKLUS II 68,5 78,5 73,5 76 76 58,5 78,5 78,5 78,5 78,5 73,5 76 76 58,5 78,5 78,5 68,5 68,5 73,5 76 76 58,5 78,5 78,5 68,5 78,5 73,5 76 76 Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - 96 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Rahul A S Rebecca T K Reza Rindi S Rhindita R P Rika Mei Tamara Sabrina Silvi M Siti Anisa Vira Azra Wildan Diego A Zulfa Nilul M Kevin Rahma Jumlah Presentase 50 70 48 68 68 68 46 48 46 50 50 √ √ √ √ 18 45% √ √ √ √ √ √ √ 22 55% 58,5 78,5 78,5 68,5 78,5 73,5 76 58,5 76 78,5 78,5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 87,5% √ √ 5 12,5% Keterangan: Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS Jumlah keseluruhan siswa Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus II 100% 90% 80% 70% 60% 50% Tuntas 40% Tidak Tuntas 30% 20% 10% 0% SIKLUS I SIKLUS II Peningkatan presentase dari data di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction dalam membuat karya commit to user 97 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kerajinan dengan teknik quilling dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I Surakarta. E. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah penelitian yang dilaksanankan di SD Negeri Wonosaren I Surakarta pada siswa kelas IV dengan menerapkan model direct insrtoctiondalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Proses Pembelajaran a. Minat belajar Minat siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian dengan model direct instruction masih kurang,. Siswa kurang memperhatikan pada saat kegiatan belajar berlangsung, siswa cenderung ramai dengan siswa lain, siswa sering keluar masuk kelas, dan siswa sering tidak membawa perlengkapan untuk praktek. Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model direct instruction, minat siswa rata-rata meningkat dari tiap-sub indikator. Hasil penelitian dapat dilihat dari: 1) mengikuti pelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami penurunan 2,5 % pada siklus I menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; 2) memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 45 %, tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5 % pada siklus II menjadi 72,5 %; 3) tidak mengobrol di dalam kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami penurunan 10 % pada siklus I menjadi 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 65 %; 4) tidak keluar masuk kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 62,5 %, tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80 %; 5) membawa perlengkapan sendiri, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %, mengami kenaikan 15 % pada siklus I menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada commit to user siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari setiap sub indikator minat yaitu 63,5 % perpustakaan.uns.ac.id 98 digilib.uns.ac.id sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan menjadi 83 % pada siklus II. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari indikator minat siswa neningkat sebesar 9,5 %. Hasil ini sesuai dengan pendapat Sofyan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi yang menyatakan bahwa “ strategi pembelajaran direct instruction dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berfikir”(Sofyan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, 2010: 39). b. Keaktifan Siswa Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian dengan model direct instruction kurang. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan minta arahan guru serta kurang aktif dalam menjawab pertanyaan, kurang aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, serta tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Setelah dilaksanakan penelitian dengan menerapkan model direct instruction, keaktifan siswa menjadi meningkat, yaitu 1) bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan penelitian yaitu 40 %, mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5% dan mengalami peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; 2) menjawab pertanyaan, sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30 % pada siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %; 3) mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 90 % mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; 4) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; 5) tepat waktu mengumpulkan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Ratarata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 % pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II. Sehingga rata-rata kenaikan dari to ini usersesuai dengan pendapat Kardi dan indicator minat yaitu sebesar 12,25commit %. Hasil 99 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Nur dalam Trianto yang menjelaskan bahwa “ meskipun tujuan pembelajaran dapat dirancang bersama guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru, system pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi atau tanya jawab”(Trianto, 2009: 44). 2. Hasil Pembelajaran Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model direct instruction, nilai yang diperoleh rata-rata 67,3 dengan presentase ketuntasan, tuntas 40 % dan belum tuntas 60 %; dalam pelaksanaan siklus I terjadi penurunan nilai rata-rata sebesar 5,6 % menjadi 61,7 tetapi mengalami peningkatan presentase ketuntasan, tuntas 45 % dan belum tuntas 55 %; dalam pelaksanaan siklus II mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 11,8 % menjadi 73,5 dengan presentase ketuntasan, tuntas 87,5 % dan belum tuntas 12,5 %. commit to user 100 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Penerapan model direct instruction pada penelitian ini dilakukan dalam delapan fase, yang meliputi sebagai berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik,; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah; 4) Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas. Guru juga memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk dikerjakan di rumah.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut meliputi proses pembelajaran melalui indikator minat, keaktifan dan hasil pembelajaran dengan indikator kemampuan siswa dalam berkarya. Indikator minat yang meliputi beberapa sub commit to user saat KBM, tidak mengobrol di indikator yaitu: mengikuti pelajaran, memperhatikan 100 101 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kelas, tidak keluar masuk kelas, membawa perlengkSSSapan sendiri, peningkatannya sebesar 19 % yaitu dari 63 % pada siklus I menjadi 82 % pada siklus II. Indikator keaktifan meliputi sub indikator: bertanya dan minta arahan guru, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, keseriusan dalam mengerjakan tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, peningkatannya sebesar 14,5 % yaitu dari 63,5 % pada siklus I menjadi 78 % pada siklus II Sedangkan indikator kemampuan meliputi sub indikator: siswa mamapu menggulung kertas dengan rapi, siswa mamapu memotong kertas dengan rapi, siswa mampu menyusun gulungan dengan rapi, peningkatannya sebesar 18,3 % yaitu dari 55 % pada siklus I menjadi 73,3 % pada siklus II. B. Implikasi Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat ditarik implikasi sebagai berikut: 1. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak dilakukan persiapan dan pembagian waktu yang matang maka tidakan tidak berjalan lancar sesui rencana bahkan tujuan pembelajaran yang diinginkan akan sulit tercapai. 2. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak memberi kebebasan siswa untuk perpendapat, bertanya dan minta pengarahan maka indikator keaktifan sulit untuk meningkat dengan baik. 3. Apabila dalam penerapan model direct instruction guru tidak mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan secara bertahap maka kemampuan siswa tidak meningkat dengan baik. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model direct instruction, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru commit to user 102 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Guru hendaknya menerapkan variasi model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menghindari kejenuhan dengan menyesuaikan kompetensiyang hendak dicapai, salah satunya model direct instruction. b. Guru hendaknya mampu menerapkan maupun mengembangkan penerapan model direct instruction yang sudah dilaksanakan sesuai capaian yang belum optimal. 2. Bagi Siswa a. Siswa lebih meningkatkan keberanian untuk bertanya, minta arahan pada guru dan berpendapat dalam proses pembelajaran. b. Siswa sebaiknya tidak memupuk “saya tidak bisa” sebelum mencoba. c. Siswa sebaiknya selalu latihan menggambar dalam membuat desain untuk mengasah keluesan tangan. commit to user