penerapan model direct instruction untuk meningkatkan kualitas

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA
KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I
DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Disusun Oleh :
DARU ENDAH WIJAYANTI
K3205008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA
KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I
DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
DARU ENDAH WIJAYANTI
K3205008
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, November 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Endang Widiyastuti,S.Pd, M.Pd.
NIP. 19710527 200501 2 001
Adam Wahida,S.Pd, M.Sn.
NIP. 19730906 200501 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal
: 5 Desember 2011
Tim Penguji Skripsi
( Nama Terang)
( Tanda Tangan)
Ketua
: Drs. Margana, M.Sn.
NIP. 19606612 199103 1 001
:
Sekretaris
: Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds.
NIP. 19740806 200604 1 002
:
Anggota I
: Adam Wahida, S.Pd, M.Sn.
NIP. 19730906 200501 1 001
:
Anggota II
: Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd.
NIP. 19710527 200501 2 001
:
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Daru Endah Wijayanti. PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT
KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI
SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Oktober 2011.
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa
kelas IV SD Negeri Wonosaren Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 melalui penerapan
model Direct Instruction dengan indikator yaitu: 1) 70% siswa menunjukkan minat
terhadap kegiatan belajar mengajar membuat karya kerajinan kertas; 2) 70% siswa
aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas; 3) 70% siswa mampu membuat karya
kerajinan kertas, baik secara kelompok maupun individu.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek
penelitian siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012
yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai
Oktober 2011 dengan dua siklus dan masing-masing siklus mencakup empat kegiatan
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi secara terstruktur, wawancara mendalam dan
dokumentasi berupa foto proses pembelajaran, nilai siswa, dan karya siswa.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct instruction
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada
siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012.
Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator yaitu: 1) minat siswa dalam proses
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I mencapai 63,5 %, dan
siklus II meningkat menjadi 82 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu
18,5 %; 2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan
kertas pada siklus I mencapai 62,5 %, dan siklus II meningkat msenjadi 78 %, ratarata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 15,5 %; 3) kemampuan siswa dalam
membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siklus I mencapai 48,3
%, dan siklus II meningkat menjadi 72,5 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke
siklus II yaitu 24,2 %.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Daru Endah Wijayanti. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT
INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING IN
MAKING PAPER CRAFT WORKS ON STUDENTS GRADE FOUR OF
WONOSAREN I PRIMARY SCHOOL OF SURAKARTA ACADEMIC YEAR
2011/2012. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret
University of Surakarta. October 2011.
The purpose of classroom action research is to improve the quality of learning
to make paper crafts with quilling technique on students grade four of Wonosaren I
primary school of Surakarta academic year 2011/ 2012 application of the model
Direct Instruction with an indicator at: 1) 70 % of students showed an interest in
teaching and learning activities to make paper craft; 2) 70 % of students active in
learning craft paper; 3) 70 % of students are able to make a craft, either individually
or groups.
The form of this research is classroom action research with the subjects of
research is the students grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta
academic year 2011/ 2012 with amount to 40 students. This study was conducted
from Agust to October 2011 with two cycles and each cycle includes four activities,
there are planning, implementation, observation, and refletion. Data collection
technique that used were observation in a structured, in-depth interviews and
documentation in the from of photographs learning process, students value, and
student work.
Based on the research result can be concluded that the implementation of
direct instruction model can improve the quality of learning to make paper craft
works of the students of grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta
academic year 2011/ 2012. Achievement of improvements based on the indicators are
1) Students interest in learning process to make paper craft works on cycle I reached
63,5 %, and cycle II increased to 82 %. The average increase from cycle I to cycle II
is 18,5 %; 2) Active student in the learning prosess to make paper craft on cycle I
reached 62,5 %, and cycle II increased to 78 %. The average increase from cycle I to
cycle II is 15,5 % 3) The ability of student in making paper crafts with quilling
technique on a cycle I reached 48,3 %, cycle II increased to 72,5 %. The average
increase from cycle I to cycle II is 24,2 %
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“ Semua yang ada disekitar kita, meskipun tinggi nilainya tidak ada artinya sama
sekali, tampaknya semua gersang jika kita terkena penyakit bosan”
(Jully Chung)
“ Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak”
(Amsal 6: 6)
“ Jangan menunda pekerjaan yang bisa kamu kerjakan hari ini. Lakukan yang terbaik
untuk hari ini dan jangan sampai menyesal bila pekerjaan yang kamu tunda tidak
selesai. Maka berjuanglah.
(Penulis)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
 Papa, Mama, Mas Yudi, Upik dan keluarga
besar yang telah memberikan doa dan
mendukungku.
 Teman-temanku yang selalu mendukung dan
berjuang bersamaku.
 Almamater FKIP UNS Surakarta
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik, guna memenuhi salah satu syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Dr. Moh. Rohmadi, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FKIP UNS Surakarta.
3.
Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa
FKIP UNS Surakarta.
4.
Adam Wahida, S.Pd, M.Sn. Selaku Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
5.
Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang dengan sabar
memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
6.
Drs. Sudarsono, M.Hum. Selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan
Seni Rupa FKIP UNS Surakarta.
7.
Sunarno, S.Pd. Selaku Kepala SD Negeri Wonosaren I Surakarta dan Susilowati
selaku guru mata pelajaran SBK yang memberikan ijin, bantuan dan bimbingan
dalam melaksanakan penelitian.
8.
Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta atas bantuan dan
kerjasamanya.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Teman-teman Pendidikan Seni Rupa angkatan 2005 dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Penulis berharap
skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.
Surakarta,
November 2011
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………........... i
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… iv
ABSTRAK………………………………………………………..............................
v
MOTTO…………………………………………………………..............................
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………...
viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..
xii
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..
8
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………....
8
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………...
9
A. Kajian Pustaka ………………………………………………………….
9
1. Model Pembelajaran ………………………………………..............
9
2. Model Direct Instruction ……………………………………………
11
3. Kualitas Pembelajaran ………………………………………………
16
4. Karya Kerajinan Kertas ……………………………………………..
19
B. Penelitian yang Relevan………………………………………………… 24
C. Kerangka Berfikir ……………………………………………................
commit to user
xi
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………..
29
A. Pendekatan Penelitian ………………………………………………
29
B. Setting Penelitian……………………………………………………
30
C. Sumber Data ………………………………………………………... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………........
31
E. Analisis Data ………………………………………………………..
33
F. Prosedur Penelitian …………………………………………………. 34
1. Rencana Siklus I ………………………………………………... 35
2. Rencana Siklus II …………………………………………….....
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………...
41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………. 41
B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran Membuat Karya Kerajinan…...
43
C. Deskripsi Tiap Siklus………………………………………………..
46
1. Siklus I………………………………………………………….... 46
a. Perencanaan………………………………………………....
46
b. Tindakan…………………………………………………….
46
c. Observasi……………………………………………………. 51
d. Analisis dan Refleksi………………………………………..
63
2. Siklus II……………………………………………………….....
66
a. Perencanaan………………………………………………….
67
b. Tindakan…………………………………………………….
67
c. Observasi……………………………………………………
72
d. Analisis dan Refleksi……………………………………….
86
D. Deskripsi Antar Siklus………………………………………………
89
1. Minat ……..……………………………………………………..
89
2. Keaktifan………………………………………………………...
91
3. Kemampuan……………………………………………………..
92
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………..
97
1. Proses Pembelajaran…………………………………………….
97
2. Hasil Pembelajaran…………………………………………….... 99
BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN………………………
100
A. Simpulan…………………………………………………………….. 100
B. Implementasi………………………………………………………...
101
C. Saran………………………………………………………………… 101
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….... 103
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan……………………... 43
Tabel 2
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan………………….
Tabel 3
Daftar nilai sebelum tindakan………………………………..…............ 44
Tabel 4
Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I……………
52
Tabel 5
Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I………
53
Tabel 6
Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan
Kertas dengan Teknik Quilling pada Siklus I…………………………
Tabel 7
44
59
Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling…………………………………………... 65
Tabel 8
Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II…………..
73
Tabel 9
Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II……………………
74
Tabel 10
Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan
dengan Teknik Quilling………………………………………………... 83
Tabel 11
Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling…………………………………………..
88
Tabel 12
Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran…………………………….... 89
Tabel 13
KeaktifanS Siswa dalam Proses Pembelajaran…………………….......
Tabel 14
Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik
quilling…………………………………………………………………
Tabel 15
91
92
Presentase Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan
Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator
Kemampuan……………………………………………………………. 94
Tabel 16
Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan
siklus I dan siklus II……………………………………………………. 95
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya
kerajinan kertas………………………………………………….
Gambar 2
3
Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan
dalam berkarya………………………………………………….. 4
Gambar 3
Contoh gambar teknik memotong/ kimigami…………………..
21
Gambar 4
Contoh gambar teknik melipat/ origami……………………..
21
Gambar 5
Contoh gambar teknik menoreh………………………………
22
Gambar 6
Contoh gambar teknik menyambung…….…………………..
22
Gambar 7
Contoh gambar teknik menggulung/ quilling…………………..
23
Gambar 8
Alur Kerangka Pemikiran…………………………………….
27
Gambar 9
Skema Alur PTK oleh Hopkins…………………………………
34
Gambar 10
SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………………… 41
Gambar 11
Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling untuk menggali pengetahuan siswa……………………. 47
Gambar 12
Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan
tugas………………………………………………………..........
48
Gambar 13
Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung……………...
51
Gambar 14
Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik
quilling yang mendapat nilai 40………………………………… 54
Gambar 15
Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik
quilling yang mendapat nilai 75………………………………… 55
Gambar 16
Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan
teknik quilling yang mendapat nilai 65..………………………... 56
Gambar 17
Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan
teknik quilling yang mendapat nilai75………………………….. 57
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 18
digilib.uns.ac.id
Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas III) hiasan dinding bertema
tumbuhan dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80….
58
Gambar 19
Guru membacakan kelompok…………………………………...
68
Gambar 20
Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis………………. 70
Gambar 21
Guru berkeliling untuk membimbing siswa…………………….. 71
Gambar 22
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru…………………
Gambar 23
Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45…………………
Gambar 24
80
Hasil karya kelompok 5 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87…………………
Gambar 33
79
Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77…………………
Gambar 32
79
Hasil karya kelompok 2 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77…………………
Gambar 31
78
Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72…………………
Gambar 30
78
Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72…………………
Gambar 29
77
Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80…………………
Gambar 28
77
Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80…………………
Gambar 27
76
Hasil karya kelompok 3 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70…………………
Gambar 26
76
Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70………………..
Gambar 25
72
80
Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi
dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87…………………
commit to user
xvi
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Presentase Indikator dalam Siklus I………………………………... 64
Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II………………………………...
Grafik 3. Prosentase
Peningkatan
Minat
Siswa
dalam
87
Proses
Pembelajaran………………………………………………………... 90
Grafik 4. Prosentase
Peningkatan
Aktivitas
Siswa
dalam
Proses
Pembelajaran………………………………………………………... 91
Grafik 5. Prosentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya
Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling…………………………….
93
Grafik 6. Prossentase Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran dengan
Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan dalam Siklus I dan
Siklus II……………………………………………………………..
94
Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus
II…………………………………………………………………….
commit to user
xvii
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
SD Negeri Wonosaren I Surakarta………………………………...
Lampiran 2.
Denah SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………….... 106
Lampiran 3.
Prestasi siswa…………………………………………………….... 107
Lampiran 4.
Perijinan…………………………………………………………… 108
Lampiran 5.
Pedoman wawancara dengan Guru sebelum penelitian…………...
109
Lampiran 6.
Catatan hasil wawancara dengan Guru sebelum penelitian……….
110
Lampiran 7.
Pedoman wawancara dengan siswa sebelum penelitian…………... 112
Lampiran 8.
Catatan hasil wawancara dengan siswa sebelum penelitian………. 113
Lampiran 9.
Silabus……………………………………………………………..
115
Lampiran 10.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS I……………….
116
Lampiran 11.
Kelompok siklus I…………………………………………………
117
Lampiran 12.
Proses pembelajaran……………………………………………….
118
Lampiran 13.
Karya siswa………………………………………………………..
119
Lampiran 14.
Daftar nilai tugas I……………………………………………….... 121
Lampiran 15.
Daftar nilai tugas II………………………………………………..
122
Lampiran 16.
Daftar nilai tugas III……………………………………………….
123
Lampiran 17.
Daftar nilai keseluruhan siklus I…………………………………..
124
Lampiran 18.
Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa…………….
125
Lampiran 19.
Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru……………..
127
Lampiran 20.
Pedoman wawncara setelah dilaksanakan siklus I………………...
128
Lampiran 21.
Catatan hasil wawancara…………………………………………... 129
Lampiran 22.
Lembar Observasi minat ( SIKLUS I)…………………………….
133
Lampiran 23.
Lembar Observasi Keaktifan ( SIKLUS I)………………………..
134
Lampiran 24.
RPP SIKLUS I…………………………………………………….
135
Lampiran 25.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS II……………....
150
commit to user
xviii
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 26
Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa……….......... 151
Lampiran 27.
Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru……………...
Lampiran 28.
Proses Pembelajaran………………………………………………. 153
Lampiran 29.
Kelompok siklus II………………………………………………...
155
Lampiran 30.
Karya siswa………………………………………………………..
156
Lampiran 31.
Daftar nilai tugas I…………………………………………. ……..
157
Lampiran 32.
Daftar nilai tugas II………………………………………… ……..
158
Lampiran 33.
Daftar nilai keseluruhan siklus II………………………………….
159
Lampiran 34.
Lembar Observasi Minat ( SIKLUS II)…………………………… 160
Lampiran 35.
Lembar Observasi Aktivitas ( SIKLUS II)………………………..
161
Lampiran 36
Catatan hasil wawancara…………………………………………..
162
Lampiran 37
Foto wawancaradengan siswa……………………………………..
165
Lampiran 38
RPP SIKLUS II……………………………………………………
166
Lampiran 39
Surat Keterangan dari SD Negeri Wonosaren I Surakarta………...
179
Lampiran 40.
Permohonan Izin menyusun skripsi……………………………….
180
Lampiran 41.
Izin penyusunan Skripsi…………………………………………...
181
Lampiran 42.
Permohonan izin research/ try out………………………………
182
commit to user
xix
152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,
hal ini merupakan prinsip yang paling mendasar bagi setiap warga Negara. Hal ini
dipertegas dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 5 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Kuswanto menyatakan bahwa “untuk
mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu, seharusnya pendidikan nasional
harus memiliki visi, misi, tujuan, serta fungsi dan strategi pembangunan yang jelas.
Hal ini untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas, relevan dengan kebutuhan
masyarakat, dan berdaya saing dalam era globalisasi” (Kuswanto dalam Ries, 2006:
40). Menurut Sukardjo dan Ukim Kamarudin (2009: 83) menyatakan bahwa
“Pendidikan yang bermutu pada dasarnya menghasilkan sumber daya manusia
(SDM) yang bermutu pula. SDM yang bermutu itu dipupuk sesuai perkembangan
potensi peserta didik semenjak pendidikan dasar, menengah dan tinggi”.
Berbagai cara telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu. Guna mewujudkan pembelajaran yang berkualitas,
pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah nomer 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari undangundang sistem pendidikan nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar
proses. Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompotensi kelulusan. Bab IV pasal 19 ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarkan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk
1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemampuan sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik (Mimin Haryati, 2007: 211).
Terkait dengan pembelajaran ysng berkualitas maka masalah utama yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Wonosaren I Surakarta
adalah rendahnya kualitas pembelajaran keterampilan membuat karya kerajinan
kertas. Rendahnya kualitas pembelajaran dilihat dari proses pembelajaran dan hasil
belajar. Hal ini seperti pendapat Wina Sanjaya (2008: 320) “rendahnya kualitas
pendidikan dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan sisi hasil. Dari sisi proses
adalah adanya anggapan bahwa selama ini proses pendidikan yang dibangun oleh
guru, dianggap cenderung terbatas pada penugasan materi pelajaran atau bertumpu
pada aspek kognitif tingkat rendah atau proses belajar mengajar dianggap
menempatkan siswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi.
Komunikasi terjadi satu arah yaitu dari guru ke siswa”.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2011 di SD
Negeri Wonosaren I Surakarta, dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran
membuat karya kerajinan kertas rendah. Hal ini dapat dilihat dari proses
pembelajaran dan nilai yang belum memuaskan. Siswa cenderung pasif dalam proses
belajar mengajar, minat dan motivasi siswa dalam menerima pelajaran masih rendah,
sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang digunakan guru yaitu
metode ceramah, mencontoh dan pemberian tugas.
Guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, tetapi dalam
proses pembelajarannya guru kurang memperhatikan seberapa sebesar keterlibatan
siswa dalam menerima materi. Guru menganggap siswa yang tidak bertanya berarti
sudah paham, padahal siswa tidak bertanya karena siswa bingung, tidak minat
mendengarkan dan bertanya, bahkan ada yang takut untuk bertanya. Guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar dan siswa kurang diberi keleluasaan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
berpendapat, seperti diskusi maupun presentasi. Komunikasi yang terjadi hanya satu
arah yaitu dari guru ke siswa, akibatnya siswa menjadi pasif.
Gambar 1. Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya kerajinan
kertas (Dok. Daru Endah: 2011)
Metode mencontoh dilakukan oleh guru dengan menunjukkan bagaimana cara
pembuatan karya kerajinan kertas, kemudian langsung memberikan tugas. Guru
hanya memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya, apabila siswa tidak
bertanya guru menganggap bahwa siswa sudah bisa. Pada metode ini guru juga belum
memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan mengembangkan contoh yang
ditunjukkan guru, sehingga siswa belum mampu untuk mengemukakan ide-ide kreatif
yang berakibat siswa tidak mampu mengembangkan contoh guru. Hal ini sesuai
dengan pendapat Jazuli (2008: 11) “sadar atau tidak, para guru cenderung
mengarahkan siswa pada pengayaan pengetahuan teoritis dan piawai meniru karya
seni yang ada daripada berkreasi maupun mengembangkan potensi dan imajinasinya”
Apabila dilihat dari sisi hasil, nilai yang diperoleh siswa tidak merata.
Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya
kerajinan kertas tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya
pengetahuan siswa tentang materi kerajinan kertas, sehingga siswa kurang bisa
merancang karya kerajinan dengan bahan kertas. Minimnya minat dan motivasi siswa
dalam berkarya berakibat pada kurang bertanggung jawabnya siswa dalam
mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Nilai yang diperoleh juga rendah dan belum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
memenuhi standar KKM yaitu 68. Siswa yang memenuhi standar KKM hanya 16
siswa (40%) dari 40 siswa, dan 24 siswa (60%) belum memenuhi standar KKM.
Selama ini guru sudah menggunakan beberapa jenis kertas seperti kertas
koran, kertas lipat, kertas marmer, namun hasilnya belum optimal. Sedangkan dalam
penilaian guru SBK hanya menekankan nilai yang berasal dari hasil karya siswa. Hal
ini juga menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas pembelajaran dari segi hasil.
Hal ini dikarenakan guru hanya berpatokan pada aspek keterampilan psikomotorik
saja, tanpa memperhatikan aspek kognitif dan afektif. Untuk meningkatkan hasil
belajar perlu ditingkatkan aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dapat dinilai dari
pemahaman siswa tentang materi yang diwujudkan dalam karya dan tes tertulis
maupun presentasi. Aspek afektif dapat dinilai dari aktifitas siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dan aspek psikomotorik dapat dinilai dari kemampuan siswa
dalam berkarya kerajinan dari bahan kertas.
Gambar 2. Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan dalam
berkarya ( Dok. Daru Endah. 2011)
Pengoptimalan peningkatan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan
kertas diperlukan adanya model pembelajaran yang menekankan pada peningkatan
minat belajar siswa yang bisa meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran langsung atau Direct
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Instruction. Menurut Sofyan Amri dan Iif Khoiru (2010: 39) menjelaskan“Model
Direct Instruction atau pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun
minat, menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir”. Sementara
Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran
langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Menurut Silbernam dalam Sofan Amri
dan Iif Khoirul (2010: 39) “pengajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara
aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan
diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan
siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala
ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun”.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Kardi dan Nur dalam Trianto
(2009: 41) adalah, “ (1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa
termasuk prosedur penilaian hasil belajar; dan (2) fase atau pola keseluruhan dan alur
kegiatan yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung
dengan berhasil”.
Direct Instruction atau model pembelajaran langsung memiliki 5 fase yang
sangat penting yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2)
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan; 3) latihan terbimbing; 4)
mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik; 5) memberikan
kesempatan mandiri. Fase Direct Instruction tersebut dapat dikembangkan menjadi
beberapa fase yang lebih lengkap, seperti yang diungkapakan oleh Daniel Muijs dan
David Reynold (2008: 59-60). Fase tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3)
Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and discussing; 6)
Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Guru perlu meningkatkan minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran
kerajinan kertas sehingga tujuan pembelajaran dan kompetensi dapat tercapai dengan
baik dan optimal. Karena dengan tercapainya tujuan dan kompetensi tersebut, maka
kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga menjadi lebih baik. Maka
diterapkan model Direct Instruction. Adapun alur kegiatan pembelajaran, sebagai
berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas
dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan
dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya
kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi
kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas
dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3)
Demonstrating. Guru
menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan
kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa
bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini guru harus benar-benar
menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang teguh pada asumsi bahwa
sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap model yaitu guru. Tingkah
laku model atau guru yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa. Pada
tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4) Eexplaining and illustrating.
Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas
dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa
dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham;
5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut
ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru
dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran sehingga
guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk memperbaiki karya yang
kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan
dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan
keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8)
Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin menerapkan Direct
Instruction atau model Pembelajaran Langsung untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Adapun fokus permasalahan ini dibatasi dengan judul: PENERAPAN
MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA
KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
didefinisaikan definisi operasional yaitu model Direct Instruction adalah pendekatan
mengajar yang dirancang untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar,
memperoleh informasi dan menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Sedangkan kualitas pembelajaran adalah baik tidaknya suatu pembelajaran yang
dapat dilihat dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
dan sasaran
pendidikannya.
Berdasarkan definisi operasioanl di atas dapat dirumuskan rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah penerapan model Direct Instruction
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada
siswa kelas IV semester I di SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran
2011/2012?”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
C. Tujuan Penelitian dan Indikator Ketercapaian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas
pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta melalui penerapan model
Direct Instruction. Untuk mengukur ketercapaian tujuan di atas maka dirumuskan
indikator sebagai berikut:
1) 70% siswa menunjukkan minat terhadap kegiatan belajar mengajar membuat
karya kerajinan kertas.
2) 70% siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas.
3) 70% siswa mampu membuat karya kerajinan kertas, baik secara kelompok
maupun individu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1) Teoritis, sebagai berikut:
a. Dapat menambah pengetahuan tentang model Direct Instruction
b. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti tentang peningkatan
kualitas pembelajaran maupun tentang model Direct Instruction
2) Praktis
a. Bagi Siswa dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
b. Bagi Guru dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam perbaikan
kualitas pembalajaran.
c. Bagi Sekolah dapat menambah pengetahuan untuk menentukan kebijakan
baru guna memperbaiki kualitas pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian model
pembelajaran, seperti yang di ungkapkan Mills dalam Agus Suprijono (2009: 45)
menjelaskan bahwa “Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasrkan model itu”. Meyer dalam Trianto (2009: 21) berpendapat bahwa “model
dimaknakan
sebagai
suatu
obyek
atau
konsep
yang
digunakan
untuk
merepresentasikan sesuatu hal sebagai, sesuatu yang nyata dan konversi untuk
mengubah sebuah bentuk yang lebih komperehensif”.
Undang-undang sidiknas no 20 tahun 2003 (2003: 4) menyebutkan pengertian
“Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar Pembelajaran terdiri atas komponen tujuan,
materi, pendekatan, strategi, metode, sarana, sumber belajar serta penilaian hasil
belajar”. Agus Suprijono (2009: 13) “Pembelajaran berdasarkan makna laksikal
berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Dalam pembelajaran guru menyediakan
fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk dipelajari”. Omar Hamalik (2001: 57)
menjelaskan pengertian “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material. Fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya: tenaga
labolatorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, dan
film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,
perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya”. Sedangkan Jazuli
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
(2008: 138) menjelaskan bahwa “Pembelajaran merupakan proses interaksi antara
siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu kondisi yang disengaja
diciptakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang
dimaksud menyangkut perubahan yang terjadi secara sadar, kontinyu dan fungsional,
bersifat positif dan aktif serta tidak bersifat sementara, memiliki tujuan atau terarah,
dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”.
Umiarso & Imam Gojali (2010:100-101) berpendapat bahwa “Proses
pembelajaran yang efektif semestinya menumbuhkan kreasi, daya nalar, rasa
keingintahuan, dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinankemungkinan baru (walaupun hasilnya nanti keliru), memberikan keterbukaan
terhadap
kemungkinan-kemungkinan
baru,
menumbuhkan
demokrasi,
dan
memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreatifitas berfikir”. Syaiful
Sagala dalam Trianto (2010: 30) berpendapat bahwa “Dalam pembelajaran siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pendidikan merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
peserta didik atau murid”.
Model pembelajaran dalam Agus Suprijono (2009: 46) yaitu ”pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial. Hal ini senada dengan pendapat Joyce dalam Trianto (2009: 22) bahwa
“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. Sementara Soekamto dalam
Trianto (2009: 22) menjelaskan bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pedoman yang digunakan guru untuk merencanakan suatu pembelajaran
secara sistematis untuk mencapai tujuan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
yang terjadi dua arah yaitu dari siswa dan guru. Agar komunikasi berjalan dengan
baik, guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dengan
komunikasi dua arah tersebut maka terjadi hubungan yang seimbang antara siswa dan
guru. Terkait dengan penelitian ini guru menggunakan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang
akan dipelajari. Guru juga melibatkan siswa dalam pembelajaran yaitu dalam
memperbaiki komunikasi yang selama ini hanya terjadi satu arah menjadi dua arah.
Dengan keseimbangan komunikasi tersebut diharapakan situasi pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan tidak ada rasa takut untuk bertanya maupun
berpendapat.
2. Model Direct Instruction atau Model Pembelajaran Langsung
Perkembangan model pembelajaran berlangsung dari waktu ke waktu secara
terus menerus sejalan dengan perkembangan manusia dan kebudayaan. Ada banyak
model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli untuk mengoptimalisasi
proses pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Arends dalam Trianto (2009: 25)
“menyeleksi 6 model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam
mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran
kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching.
Pembelajaran ini juga dinamakan whole class teaching atau pengajaran seluruh kelas.
Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam
mengusung isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung kepada seluruh kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Muhammad Faiq berpendapat “model Direct Instruction merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Apabila guru menggunakan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction ini
guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
tanggung jawab yang besar terhadap pengstrukturan isi atau materi atau keterampilan,
menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau pendemonstrasian yang dikombinasikan
dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik”.
(http://penelitiantindakankelas. blogspot.com diakses 6 maret 2009). Sedangkan
Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran
langsung merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah”.
Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap
mata pelajaran untuk membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, serta
merangsang siswa untuk berfikir. Siswa tidak bisa berkembang apabila dipikiran
siswa dikembangkan oleh guru karena banyak guru membuat kesalahan dalam
mengajar yaitu sebelum siswa merasa terlibat dalam proses belajar mengajar dan siap
secara mental, guru sudah memberi materi pelajaran. Walaupun
model Direct
Instruction ini berpusat pada guru, tetapi tetap melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran yaitu dengan memperhatikan, mendengarkan, tanya jawab dan bukan
berarti guru bersikap otoriter, dingin dan tanpa humor.
Ciri-ciri model Direct Instruction menurut Trianto (2009: 41) adalah 1)
adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian hasil belajar; 2) fase atau pola keseluruhan dan atau kegiatan pembelajaran;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
3) sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu berlangsung dengan berhasil.
Pendekatan utama dalam Direct Instruction ini adalah modeling. Modeling
berarti mendemostrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modeling mengikuti
urutan-urutan berikut: 1) guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai
sebagai hasil belajar; 2) perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang
sudah dimiliki peserta didik; 3) guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku
tersebut dengan cara yang jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan
mengenai apa yang dikerjakan setelah setiap langkah selesai dikerjakan; 4) siswa
perlu mengingat langkah-langkah yang dilihat dan kemudian menirukannya ( Agus
Supijono, 2009: 47)
Pembelajaran langsung menurut Kardi dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Model pembelajaran langsung terdapat 5
fase yang sangat penting. Sintak atau fase model Direct Instruction yaitu: 1)
menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2) mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan; 3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik; 5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
Menurut Daniel Muijs dan David Reynold dalam Agus Suprijono (2009: 5152) menyatakan bahwa: “ kelima fase Direct Instruction dapat dikembangkan sebagai
berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas
dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan
dan menarik perhatian peserta didik pada poin-poin yang membutuhkan perhatian
khusus; 2) Instructing. Guru memberikan informasi dan menginstruksikannya dengan
baik; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan dan membuat model
dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat; 4) Eexplaining and
illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan
yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya; 5) Questioning and discussing. Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru
mendengarkan dengan saksama jawaban siswa dan merespon secara konstruktif
untuk mengembangkan belajar siswa. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan
terbuka dan tertutup. Guru memastikan bahwa siswa dengan semua kemampuan yang
dimilikinya terlibat dan memberikan kostribusi dalam diskusi. Guru memberikan
waktu kepada siswa untuk memikirkan jawabanya sebelum peserta didik menjawab;
6)
Consolidating.
Guru
memaksimalkan
kesempatan
menguatkan
dan
mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan di
kelas. Guru dapat pula memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk
dikerjakan di rumah. Guru meminta siswa bersama pasangan atau kelompoknya
melakukan refleksi atau membahas sebuah proses. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa memperluas ide-ide dan penalarannya, membandingkannya dan
kemudian menyempurnakan metode dan cara yang mereka gunakan. Guru meminta
siswa memberikan berbagai macam cara untuk mendekati sebuah masalah. Guru
meminta mereka menggeneralisasikan atau memberi contoh-contoh yang cocok untuk
dijadikan pernyataan umum; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi
presentasi hasil kerja siswa; 8) Summarizing. Guru menerangkan apa yang telah
diajarkan dan apa yang sudah dipelajari siswa selama dan menjelang akhir pelajaran.
Guru mengidentifikasi dan mengoreksi kesalah pahaman. Guru mengundang siswa
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin-poin serta ide-ide kunci.
Kebaikan pembelajaran
langsung dalam Wulan Widayati (2010: 17-18)
adalah sebagai berikut: 1) enthusiastic atau antusiasme; 2) warm accepting atau
tercipta suasana belajar yang hangat dan demokratis; 3) humorous; 4) supportive; 5)
encouraging atau berisi ajakan; 6) adaptable flexible atau penyampaian materi
disesuaikan dengan kondisi kelas; 7) knowledgeable atau mengandung unsur
pengetahuan; 8) hold-high expectations for student success atau memiliki harapan
yang tinggi akan kesussesan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Ada beberapa alasan lain mengapa model Direct Instruction ditemukan lebih
efektif dibanding dengan pendekatan-pendekatan belajar terindividualisasi, salah
satunya adalah bahwa studi-studi mengemukakan bahwa mengajar seluruh kelas
benar-benar memungkinkan guru melakukan kontak dengan masing-masing individu
atau siswa dibandingkan pemberian tugas-tugas individual. Selain itu, interaksi antara
siswa dan guru merupakan aspek krusial dalam proses belajar-mengajar yang sukses.
Murid juga ditemukan lebih banyak terlibat dalam tugas selama sesi-sesi seluruh
kelas dibanding selama pengajaran terindividualisme. Ini terutama disebabkan karena
lebih mudah bagi guru untuk memantau seluruh kelas sembari mengajar dibanding
memantau murid orang per orang. Mengajar seluruh kelas juga memungkinkan guru
dengan mudah mengubah atau membuat variasi kegiatan serta memberikan reaksi
yang cepat terhadap tanda-tanda bahwa siswanya mulai “paham” baik melalui tandatanda berkurangnya pemahaman terhadap isi pelajaran yang disampaikan atau
melalui tanda-tanda kebosanan. ( Daniel Muijs & David Reynolds,2008:45)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Direct
Instruction adalah suatu pendekatan yang membantu siswa untuk mempelajari
pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang karya keajinan kertas, dan
pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang proses pembuatan kerajinan kertas
secara bertahap. Model Direct Instruction ini mempunyai delapan fase yang penting,
hal ini dikarenakan kedelapan fase menurut Daniel Muijs & David Reynolds lebih
lengkap bila dibandingkan dengan kelima fase menurut Kardi. Kedelapan fase
tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and
illustrating; 5) Questioning and discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils
responses; 8) Summarizing. Dalam penelitian ini kedelapan fase tersebut diterapkan
dalam mata pelajaran keterampilan khususnya dalam membuat karya kerajinan
kertas. Fase tersebut yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa
yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru
memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang
karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan
bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan
tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi
selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini
guru harus benar-benar menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang
teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap
model yaitu guru. Tingkah laku model atau guru yang baik maupun yang buruk
merupakan acuan siswa. Pada tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4)
Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan
tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling
untuk melihat cara kerja siswa dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan
kepada siswa yang belum paham; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan
memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya
jawab ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi
yang disampaikan guru dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam
pembelajaran sehingga guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk
memperbaiki karya yang kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan
kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui
kegiatan di kelas.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa
dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik
secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Kualitas Pembelajaran
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian mutu atau
efektifitas atau kualitas, seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis dalam Agung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
(2010: 33) menjelaskan pengertian “ mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis
yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan-perubahan dan mengatur
agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan esternal yang berlebihan”. Sementara
menurut Sudarwan Danim dalam Umiarso & Imam Gojali (2010: 125) bahwa ”mutu
pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan
dapat dilihat dari beberapa sisi: 1) kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya
manusia; 2) memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga,
buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dll; 3) memenuhi atau tidaknya masukan
berupa perangkat lunak, seperti: peraturan, stuktur organisasi, dan deskripsi kerja; 4)
mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti: visi, motivasi,
ketekunan dan cita-cita”.
Juran dalam Komariah & Cepi Triatna (2008: 9) menyatakan “ mutu
didefinisikan sebagai m-kecil dan M-besar. m-kecil adalah mutu dalam arti sempit,
berkenaan dengan kinerja bagian organisasi dan tidak dikaitkan dengan semua jenis
pelanggan. M-besar adalah mutu dalam arti luas, berkenaan dengan seluruh kegiatan
organisasi yang dikaitkan dengan kebutuhan semua jenis pelanggan. M-besar inilah
yang dimaknai dengan mutu terpadu”. Peter dan Yenny Salim (1991: 781) dan
menurut KBBI (2007: 603) berpendapat bahwa “ kualitas berarti tingkat baik dan
buruknya sesuatu”. Sedangkan Tampubolon dalam Sambisalim.com yang diakses
tanggal 6 Oktober 2009 “ mutu dapat berarti mempunyai sifat terbaik dan tidak ada
lagi yang melebihi. Mutu tersebut absolut dan dilain pihak mutu dapat berarti
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang disebut mutu relatif. Mutu
absolut juga mengandung arti: 1) sifat terbaik itu tetap atau tahan lama; 2) tidak
semua orang dapat memiliki dan; 3) ekslusif. Mutu relatif selalu berubah sesuai
dengan perubahan pelanggan dan sifat produk selalu berubah sesuai dengan
keinginan masyarakat”. Etziono dalam Wulan Widayati (2010: 6) “ secara definisi
efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Efektifitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian
efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktifitas, akan tetapi dapat pula
dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Umiarso dan Imam Gozali (2010: 132) menjelaskan bahwa “Dalam konteks
pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini berpedoman pada hasil pendididkan yang
mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Prestasi
yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis atau prestasi di bidang lain.
Bahkan, prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang, seperti
suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, dan sebagainya”.
Proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar
proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus dirumuskan
terlebih dahulu, dan target yang akan dicapai untuk setiap kurun waktu tertentu harus
jelas. Selain itu, berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil
output yang ingin dicapai. (Umiarso & Imam Gojali, 2010: 133).
Proses pendidikan yang bermutu, tercakup berbagai input, seperti bahan ajar
(kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi, administrasi, sarana dan prasarana,
sumber daya lainnya, serta penciptaan suasana yang kondusif (Umiarso & Imam
Gojali,2010:132-133)
Petunjuk
teknis
pelaksanaan
UU
SPN
(2009:
97-98)
menjelaskan
“Peningkatan mutu dimasa depan dapat memberikan dampak bagi perwujudan
eksisitensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman
dan budaya. Selain itu upaya peningkatan mutu dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta daya saing bangsa. Peningkatan mutu pendidikan semakin diarahkan
pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan formal atau non formal
dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan, dan mencerdaskan
sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan siswa”,
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu atau efektifitas
atau kualitas adalah suatu yang mampu meningkatkan perubahan pada seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Dalam penelitian ini kualitas
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I surakarta
rendah, oleh karena itu guru mencari alternatif lain dari segi teknik dan bahan yang
bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap
karya kerajinan kertas. Teknik yang dipakai guru dalam penelitian ini adalah teknik
quilling. Dalam pembuatan kerajinan kertas ini ada beberapa cara yang digunakan
yaitu: memotong atau menggunting yang sering disebut kirigami, melipat yang sering
disebut origami, menyambung, dan menggulung yang sering disebut quilling.
4. Karya Kerajinan Kertas
BNSP (2006: 2) “ kerajinan dapat dibedakan atau dikelompokkan menjadi
kerajinan bahan alami dan buatan, kerajinan dari bahan lunak dank eras dan kerajinan
alternatif (mixed media). Jenis karya kerajinan menekankan pada keterampilan teknik
pembuatan karya, dengan hasil berupa karya fungsional dan non fungsional atau hias.
Kerajinan menggunakan media tertentu, misalnya kayu, bambu, logam, tanah liat,
kertas dan tekstil. Kerajinan dibentuk dengan teknik tertentu seperti ukir, raut, batik,
anyam, sulam, makram, jahit dan sebagainya. Sedangkan Soemarjadi, Muzni dan
Wikdati (2001: 4) ”kerajinan terdiri dari kerajinan kayu, bambu, tali, keramik, kulit,
ukir, batik, mosaik dan kertas”.
Revi Devi (2006:5) berpendapat “Banyak sekali hal yang bisa dilakukan
dengan menggunakan kertas. Selain untuk menulis, mencetak, membungkus barang,
kertas juga dapat dipakai untuk berbagai keperluan dan kegiatan lainnya, salah
satunya dengan berkarya kerajinan dari kertas”. Kerajinan kertas adalah suatu
aktifitas keterampilan yang menggunakan kertas sebagai media atau bahan dasar.
Soemarjadi, Muzni & Wikdati (2001: 20) menjelaskan pengertian “Kertas adalah
barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek,
dilipat, digulung, direkat, dicoret, mempunyai sifat-sifat sangat beda dengan bahan
bakunya yaitu tumbuhan”. Soemarjadi, dkk (2001: 27-28) berpendapat bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
“Semakin tipis, kertas semakin mudah pengerjaannaya. Pada umumnya kertas
memiliki sifat-sifat, yaitu dapat: 1) dibakar dengan mudah; 2) menyerap air; 3)
dilipat kesegala arah; 4) dipotong dengan gunting maupun dipisau; 5) dirobek; 6)
direkat dengan lem; 7) ditorek dengan benda runcing atau tumpul; 8) digulung; 9)
diremas-remas; 10) ditusuk dengan jarum atau benda runcing; 11) disambung; 12)
dijepit; 13) dilubangi dengan alat khusus”.
Kerajinan kertas tidak banyak memerlukan peralatan. Itupun bukan peralatan
khusus sehingga sebagian besar alat pembuatan kerajinan kertas dapat ditemukan di
rumah. Alat-alat tersebut antara lain: a) alat potong. Semua alat potong dapat
digunakan seperti: gunting, pisau dapur, pisau saku,silet atau kater. b) alat penoreh.
Menoreh adalah menggores pada permukaan kertas dengan benda runcing dan tumpul
sehingga kertas tersebut mudah dilipat. Tetapi dalam menggores kertas jangan sampai
putus sebab bukan itu tujuannya. Alat ini dapat berupa: ujung gunting, ujung pisau, c)
mistar. Alat ini diperlukan sebagai alat bantu untuk melipat kertas, memotong,
menoreh yang memerlukan arah lurus, d) alat penggulung. Kertas dengan mudah
dapat digulung dengan bantuan alat seperti: mistar, pensil, bilah kayu. Dengan alat ini
dapat dihasilkan kertas yang bergulung-gulung. e) perekat. Alat ini digunakan untuk
menyambung kertas yang bertujuan untuk pelebaran, perpanjangan. Yang termasuk
alat ini adalah: lem, slotip, dan plester kertas.
Jenis karya kerajinan kertas didasarkan pada teknik penggarapannya. Adapun
teknik penggarapannya yaitu:
a) Teknik dasar memotong, menggunting atau cutting
Teknik ini sering disebut juga kimigami. Teknik ini memberikan peluang
untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik pola
simetri, asimetri maupun bebas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Gambar 3. Contoh gambar teknik memotong/ kimigami ( www.google.com)
b) Teknik dasar melipat atau folding
Teknik ini memberikan peluang untuk menetukan bentuk-bentuk dekoratif,
benda bidang dan benda hias tiga dimensional. Teknik ini juga disebut origam.
Maya Hirai (2010: iii) berpendapat “awalnya origami hanya menjadi tradisi
hiasan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat etnik di Jepang, karena harga
kertas sangat mahal, tetapi seiring perkembangan jaman dan harga kertas murah
origami menjadi alat bermain”.
Gambar 4. Contoh gambar teknik melipat/ origami ( www.google.com)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
c) Teknik dasar menoreh atau scoring
Teknik ini memberikan peluang untuk memperoleh gambar timbul atau
relief. Torehan-torehan yang dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan
adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebai relief.
Gambar 5. Contoh gambar teknik menoreh (Soemarjadi, dkk: 2001)
d) Teknik dasar menyambung atau bending
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bentuk-bentuk geometris,
memperluas bidang atau memperpanjang kertas.
Gambar 6. Contoh gambar teknik menyambung (Soemarjadi, dkk: 2001)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
e) Teknik dasar menggulung kertas.
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang
tidak dicapai dengan teknik lain. Revi Devi (2006:8) “kegiatan menggulung
kertas atau paper quilling merupakan sebuah proses dari menggulung dan
membentuk kertas-kertas panjang, lalu mengaturnya menjadi suatu bentuk
tertentu. Dari bentuk-bentuk tersebut dapat dihasilkan banyak desain yang
berbeda satu sama lain”
Gambar 7. Contoh gambar teknik menggulung/ quilling ( www.google.com)
f) Teknik gabungan
yaitu dengan menggabung atau mengombinasikan beberapa teknik dalam
membuat karya kerajinan kertas, seperti: gabungan teknik melipat dan memotong,
gabungan teknik memotong, menyambung, dan menggulung, dan lain-lain.
Soemarjadi, dkk (2001: 34) “Kriteria pembuatan kerajinan kertas yang baik
adalah 1) bentuk benda kerajinan harus sesuai dengan kegunaan; 2) pemilihan bahan
kertas harus menunjang fungsi benda karajinan; 3) apabila menggunakan kertaskertas warna, perlu memperhatikan kombinasi warna; 4) penggarapan bahan harus
rapi dan bersih; 5) penampilan benda kerajinan harus memperhatikan nilai artistik”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan kertas
adalah suatu hasil karya buatan manusia yang menggunakan kertas sebagai bahan
dasarnya. Kerajinan kertas dipilih karena bahan yang dipakai mudah didapatkan dan
mudah dalam penggarapannya. Teknik yang digunakan sangat sederhana yaitu
memotong, melipat, menoreh, menyambung, dan menggulung.
A. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Arinda Retnani Anggai. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction
sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dari 23 siswa ( 67,63
%) pada siklus I menjadi 26 siswa ( 73,33 %) pada siklus II; 2) Keaktifan siswa
dalam mnejawab pertanyaan selama KBM dari 24 siswa ( 70,59 %) pada siklus I
menjadi 28 siswa (82,35 %) pada siklus II; 3) keaktifan siswa dalam
mendemonstrasikan tugas ke depan kelas dari 23 siswa ( 67,65 %) pada siklus I
menjadi 25 siswa ( 76,47 %) pada siklus II; 4) Nilai rata-rata kelas pada observasi
awal 72,06 menjadi 80 pada siklus I dan menjadi 86,62 pada siklus II. Pada siklus
I rata-rata kelas 80 sebanyak 29 siswa ( 85,3 %) mendapat nilai diatas 68. Pada
siklus II rata-rata 86,62 sehingga terjadi peningkatan disbanding siklus I,
sebanyak 34 siswa (100 %) sudah mencapai nilai diatas 68.
2. Wulan Widayati. Penerapan Model Pembelajaran Direct untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Akutansi Kelas XI IPS 3 MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran
2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan: terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran akutansi dengan Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari
beberapa indikatorsebagai berikut: 1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran
menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I dan 23 pada siklus II; 2) ketelitian
dan ketepatan menyelesaikan tugas17 siswa dalam siklus I dan 24 siswa pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
siklus II; 3) pencapaian hasil belajar dari 18 siswa (60 %) menjadi 26 siswa (87
%). Rata-rata nilai siswa meningkat siklus I 70,67 dan siklus II 85,67.
B. Kerangka Berfikir
Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses pembelajaran
berlangsung dan hasil yang diperoleh siswa. Sedangkan proses pembelajaran
dipengaruhi oleh minat dan motivasi. Rendahnya minat dan motivasi dalam
pembelajaran menjadikan kualitas pembelajaran kurang optimal dan kurang
menyenangkan. Selain itu komunikasi antara guru dan peserta didik juga sangat
menentukan. Selain proses pembelajaran, model pembelajran juga berpengaruh
terhadap kualitas suatu pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri
Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya kerajinan kertas dapat diketahui bahwa
kualitas pembelajarannya rendah. Hal ini dapat dilihat dari minat dan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar keterampilan kerajinan rendah, siswa cenderung pasif
dan ramai di dalam kelas, rasa tanggung jawab siswa dalam membuat dan
mengumpulkan tugas rendah serta nilai yang diperoleh siswa juga rendah, 60 % dari
jumlah siswa 40 belum memenuhi Standar KKM 68.
Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran
yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Dengan
adanya minat dan motivasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menggunakan Direct Instruction atau
pembelajaran langsung atau whole class teaching. Model pembelajaran ini dirancang
untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat,
menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir.
Pelaksanan Direct Instruction dalam penelitian ini dilakukan dalam 8 fase
yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan
memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan
kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada
siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3)
Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan
kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa
bisa jelas dalam menangkap materi; 4) Eexplaining and illustrating. Guru
memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan
merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam
berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham; 5)
Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil
bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru; 6)
Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan
apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7) Evaluating pupils responses.
Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan
guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa
yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran.
Kualitas pembelajaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi dalam
pembelajaran kerajinan kertas di kelas IV SD Negeri I wonosaren Surakarta.
Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, proses
pembelajaran kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik
quilling dengan media kertas warna. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan
karya kerajian kertas siswa melihat. Sedangkan dalam siklus II, proses pembelajaran
kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan
media kertas daur ulang. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan karya kerajian
kertas siswa mengikuti. Oleh karena itu digambarkan skema dalam kerangka
pemikiran yaitu sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas rendah
Proses pembelajaran
Guru
 Kurang memotivasi siswa
 Mendominasi PBM/ komunikasi satu
arah,yaitu dari guru ke siswa
 Metode yang digunakan guru kurang
melibatkan siswa


Hasil
Siswa
Motivasi dan minat rendah
Kurang tanggung jawab
dalam mengerjakan dan
mengumpulkan tugas
Nilai rendah 60 % dari jumlah
siswa 40 belum memenuhi
Standar KKM 68.
Direct Instruction
FASE 1:
Directing
FASE 2:
Instructing
FASE 3:
Demon
strating
FASE 4:
Eexplainin
g and
illustra
ting
FASE 5:
Questionin
g and
discus
sing
FASE 6:
Consoli
dating
FASE 7:
Evaluating
pupils
respon
ses
FASE 8:
Summari
zing
TINDAKAN 1:
Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas warna
FASE 1:
Directing
FASE 2:
Instructing
FASE 3:
Demon
strating
FASE 4:
Eexplainin
g and
illustra
ting
FASE 5:
Questioning
and discus
sing
FASE 6:
Consoli
dating
FASE 7:
Evaluating
pupils
respon
ses
FASE 8:
Summari
zing
TINDAKAN 2:
Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas daur ulang
FASE 1:
Directing
FASE 2:
Instructing
FASE 3:
Demon
strating
FASE 4:
Eexplainin
g and
illustra
ting
FASE 5:
Questioning
and discus
sing
FASE 6:
Consoli
dating
Kualitas pembelajaran membuat kerajian kertas meningkat
Gambar 8: Alur Kerangka Pemikan
commit to user
FASE 7:
Evaluating
pupils
respon
ses
FASE 8:
Summari
zing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan
dalam penelitian ini yaitu: Penerapan model Direct Instruction dalam penelitian ini
dilakukan dalam delapan fase yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik
mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan
menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2)
Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya
dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan
tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan,
mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling
selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi.; 4)
Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan
tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and
discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan
terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan
menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di
kelas; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan
membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan;
8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses
pembelajaran.
“Melalui penerapan model Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa
kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Menurut Suyanto dalam Masnur Muslich (2009: 9) menjelaskan
bahwa Penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian
berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi guru dan proses belajar mengajar,
kemudian direfleksikan alternatif pemecah masalahnya dan ditindak lanjuti dengan
tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur (Sarwiji Suwandi & Madyo
Ekosusilo, 2007: 6).
Perlu diketahui karakteristik penelitian tindakan kelas sehingga dapat
dipahami apa yang dimaksud penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi (2008: 108109) karakteristik dari penelitian tindakan kelas itu yaitu: 1) dilihat dari problema
yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting,
yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di
kelas; 2) peneliti bersama guru dapat berdiskusi untuk mencari dan merumuskan
persoalan di kelas. Dengan demikian guru bersama peneliti dapat melakukan
penelitian tindakan kelas secara kolaboratif; 3) adanya tindakan (aksi) tertentu untuk
mencapai perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif.
Penelitian tindakan kelas mempunyai sasaran yang hendak dicapai dan
manfaat dalam proses belajar mengajar. Adapun pencapaian sasaran Supardi (2008:
107), yaitu” 1) memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
hasil pembelajaran; 2) menumbuh kembangkan budaya meneliti bagi tenaga
kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran; 3)
menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para tenaga pendidik dan
kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran; 4)
meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam
memecahkan masalah pembelajaran. Sedangkan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
menurut Zainal Aqib antara lain: 1) inovasi Pembelajaran; 2) pengembangan
kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan
profesionalisme guru
3) peningkatan
(Zainal Aqib, 2006: 18). Tujuan penelitian tindakan kelas
menurut Basrowi & Suwandi (2008: 63-64) “adalah adanya keluaran yang dihasilkan,
yaitu antara lain: a) peningkatan terhadap kinerja belajar
siswa di sekolah; 2)
peningkatan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas; 3) peningkatan terhadap
kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lain; 4)
peningkatan terhadap prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur
proses dan hasil belajar siswa; 5) peningkatan terhadap masalah- masalah pendidikan
di sekolah; 6) peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa di
sekolah”.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonosaren I yang beralamatkan di
Jalan Insinyur Juanda no 280, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Surakarta, no telp
0271 652905. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-November 2011.
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut: a) Tahap
Persiapan yang meliputi kegiatan observasi, identifikasi masalah, penyusunan
istrumen penelitian dan pengajuan perijinan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada
bulan Maret-Juli 2011; b) Tahap Penelitian dilaksanakan pada bulan AgustusOktober 2011. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian guna mengumpulkan
data saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; c) Tahap Penyelesaian meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan yang dilaksanakan pada bulan
Oktober- November 2011.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester I, tahun Ajaran 2011/2012
dengan jumlah siswa 40 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan
di SD Negeri Wonosaren I Surakarta.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah data lisan, peristiwa, dan arsip atau dokumen. Data lisan diperoleh dari
Informan, yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi secara lisan tentang
masalah yang diteliti, yaitu: Ibu Susilowati selaku guru SBK dan siswa kelas IV SD
Negeri Wonosaren I Surakarta sebagai subyek penelitian. Data peristiwa dapat
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan di kelas. Observasi dilakukan dengan
cara melakukan pengamatan untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas IV
SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Aktivitas yang diamati antara lain: banyaknya
siswa yang aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya selama pelajaran, keseriusan
siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, serta suasana di kelas saat
pembelajaran berlangsung. Data dokumen dalam penelitian tindakan ini berupa nilai
siswa, kumpulan karya siswa, dan foto kegiatan proses pembelajaran kerajinan kertas
yang berlangsung di kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Cholid Narbuko & H Abu Acmadi
(2007: 70) menjelaskan pengertian observasi atau pengamatan adalah alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.
Apabila dilihat dari cara melakukannya maka jenis-jenis observasi menurut Masnur
Muslich (2009: 59) dapat dibedakan sebagai berikut: “1) Observasi terbuka; 2)
Observasi terfokus; 3) Observasi terstruktur; 4) Observasi sistematis”. Jenis observasi
yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah observasi terstruktur. Observasi
terstruktur adalah observasi yang ditandai dengan merekam data sederhana, tetapi
dalam format lebih rinci sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda centang (√)
pada tempat yang disediakan; Kegiatan yang diamati di SD Negeri Wonosaren I
Surakarta yaitu: seberapa banyak siswa yang aktif mengikuti pelajaran, seberapa
banyak siswa yang bertanya dalam proses belajar mengajar, seberapa banyak siswa
yang serius mengerjakan tugas dan tepat waktu mengumpulkannya. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya minat dan keaktifan siswa dalam membuat kerajinan
kertas.
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih. Wawancara dilakukan di awal
penelitian untuk mengetahui permasalahan dan kondisi pembelajaran keterampilan
kerajinan kertas dan di akhir penelitian untuk mengetahui peningkatan kualitas
pembelajaran kerajinan kertas. Narasumber dalam wawancara ini adalah guru Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK) kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren
I Surakarta. Wawancara ini dilakukan untuk mencari data tentang: 1) permasalahan
yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran kerajinan kertas; 2)
model pembelajaran yang selama ini digunakan guru; 3) pengalaman siswa setelah
menerapkan model pembelajaran Direct Instruction.
Dokumentasi adalah kumpulan arsip atau dokumen yang berupa foto, gambar
atau berupa catatan-catatan yang diperoleh dari sekolah yang berkaitan dengan
penelitian yang dilaksanakan yaitu mengenai kualitas pembelajaran membuat karya
kerajinan kertas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
E. Analisis Data
Analisis
merupakan
usaha
untuk
memilih,
memilah,
membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk
menjawab pertanyaan pokok: 1) tema apa yang dapat ditemukan pada data; 2)
seberapa jauh data dapat mendukung tema, arah, tujuan penelitian (Supardi, 2008:
132). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini , ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan peneliti, yaitu: data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat
dianalisis secara deskriptif yaitu berupa nilai hasil belajar siswa, sedangkan data
kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang pemahaman siswa terhadap pelajaran keterampilan kerajinan
kertas, pandangan siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung atau
Direct Instruction, aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi.
Tahap- tahap analisis data penelitian menurut Basrowi & suwandi (2008:
131-132) meliputi: 1) validasi hipotesis adalah diterima atau ditolaknya suatu
hipotesis. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti secara
empirik apakah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu
benar. Validasi hipotesis tindakan dengan menggunakan teknik yang sesuai, yaitu
teknik saturasi dan teknik triangulasi. saturasi adalah apakah tidak ditemukan lagi
data tambahan, dan triangulasi adalah mempertentangkan persepsi seseorang dalam
situasi tertentu dengan orang lain, seperti: peneliti dengan guru SBK, guru SBK
dengan guru lain atau kepala sekolah; 2) interpretasi data penelitian. Interpretasi
berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan pemahaman yang dimiliki peneliti.
Hal ini dilakukan dengan acuan teori, dibandingkan dengan pengalaman, praktik atau
penilaian dan pendapat guru; 3) tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang dimonitor
dengan teknik penelitian kelas. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan hasil
pengumpulan informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data, dengan
cara berdiskusi yaitu guru dengan peneliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
F. Prosedur Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya
kerajinan kertas dengan menerapkan model pembelajaran langsung atau direct
instruction. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
tahap perencanaan, tindakan atau aksi, observasi dan refleksi. Dalam setiap siklus itu
pula akan dilakukan 8 fase Direct Instruction yang terdiri dari: 1) Directing; 2)
Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and
discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing.
Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara
berulang. Tahap tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang bersifat spiral
itu dengan jelas digambarkan oleh Hopkins sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
Observasi
SIKLUS I
Aksi
Perencanaan ulang
Refleksi
Observasi
SIKLUS II
Aksi
Kesimpulan
Gambar 9: Skema Alur PTK oleh Hopkins
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Tahap persiapan tindakan dalam penelitian ini: 1) proses perijinan dengan
menyampaikan surat permohonan ijin untuk melakukan PTK kepada Kepala sekolah
dan guru SBK kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta; 2) melakukan observasi
untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung
di SD Negeri Wonosaren I Surakarta kelas IV pada mata pelajaran keterampilan
dalam membuat karya kerajinan kertas.
1. Rencana Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Merancang skenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran
keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas
dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus I. Adapun langkahlangkah/ fase sebagai berikut:
a) Directing.
 Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh
gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.
 Tanya jawab tentang teknik quilling,
 Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya
kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling
menggunakan kertas warna.
b) Instructing.
 Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan
teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan
c) Demonstrating.
 Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari
bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk
kerajinan kertas secara bertahap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
d) Eexplaining and illustrating.
 Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan
tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing
siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan.
e) Questioning and discussing.
 Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai
pemahaman
siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam
berkarya.
f) Consolidating.
Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan
g) Evaluating pupils responses.
 Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahanlesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan.
h) Summarizing.
 Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses
pembelajaran dan memberikan tugas rumah.
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di
kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa
dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan menggunakan teknik
quilling dengan penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa
besar minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas.
3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan
kertas teknik quilling.
4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat
karya kerajinan kertas teknik quilling.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap muka dilakukan selama 2
jam pelajaran atau 2 X 30 menit. Tugas yang dibuat dalam siklus I ini adalah 3
karya, yang terdiri dari satu karya individu dan dua karya kelompok. Karya atau
tugas individu dalam siklus I ini adalah membuat bentuk-bentuk dasar quilling,
yaitu membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran
longgar/ renggang, bentuk tetes air, bentuk mata/ tetes air dua sudut, dan segitiga.
Sedangkan untuk tugas kelompok, tugas yang dibuat yaitu: membuat karya
kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna; 1) membuat
kartu ucapan; 2) membuat karya dua dimensi yang bertema tumbuhan.
c. Tahap Observasi
Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi
dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, seperti: 1)
mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, 2) mengobservasi
keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, 3) mengobservasi
seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi kemampuan siswa dalam
membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling, 5) mengobservasi
seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu.
d. Tahap Refleksi
Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh,
kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model
pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus I. Apabila dalam
pelaksanaan pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling
belum mengalami peningkatan kualitas pembelajaran maka diperlukan siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
2. Rencana Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Merancang sekenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran
keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas
dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus II. Adapun langkahlangkah/ fase sebagai berikut:
a) Directing.
 Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh
gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.
 Tanya jawab tentang teknik quilling,
 Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya
kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling
menggunakan kertas warna.
b) Instructing.
 Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan
teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan
c) Demonstrating.
 Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari
bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk
kerajinan kertas secara bertahap.
d) Eexplaining and illustrating.
 Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan
tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing
siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan.
e) Questioning and discussing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
 Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai
pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam
berkarya.
f) Consolidating.
 Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan.
g) Evaluating pupils responses.
 Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahanlesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan.
h) Summarizing.
 Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses
pembelajaran dan memberikan tugas rumah.
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di
kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa
dalam membuat karya kerajinan dengan teknik quilling menggunakan kertas
daur ulang melalui penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa
besar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas dengan
teknik quilling menggunakan kertas daur ulang.
3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan
kertas teknik quilling dengan media kertas daur ulang.
4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat
karya kerajinan kertas teknik quilling.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan siklus II disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan pada siklus I,
karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang belum
tercapai dalam siklus I. Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap
muka dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 2 X 35 menit. Tugas yang dibuat
dalam siklus II ini adalah 2 karya, yang terdiri dari dua karya kelompok. Tugas
kelompok dalam siklus II ini adalah membuat karya tiga dimensi. yang berupa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
karya fungsional atau benda pakai dan benda hias. Pada pertemuan ketiga atau
terakhir dilakukan presentasi karya pada setiap kelompok.
c. Tahap Observasi
Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi
dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling menggunakan kertas daur ulang. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa
dalam pembelajaran, seperti: 1) mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, 2) mengobservasi keaktifan atau keterlibatan siswa dalam tanya jawab,
3) mengobservasi seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi
kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling,
5) mengobservasi seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu.
d. Tahap Refleksi
Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh,
kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model
pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus II.
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Wonosaren I beralamatkan di jalan
Insinyur Juanda no 280 Pucangsawit, kecamatan Jebres, Surakarta 57125. Sekolah
ini berdiri sejak tahun 1953, pada tanggal 27 Januari 2006 memperoleh akreditasi
“B” yang ditetapkan berdasarkan keputusan sidang Badan Akreditasi Kota
Surakarta. SD Negeri Wonosaren I Surakarta memiliki letak yang strategis di Kota
Surakarta bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo, dan mudah dijangkau oleh transportasi seperti angkutan kota (angkota).
Oleh karena itu, banyak siswa yang berasal dari wilayah Karanganyar dan
Sukoharjo disamping siswa yang berasal dari daerah Pucangsawit atau daerah
sekitar SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Walaupun letaknya di pinggir jalan
besar, hal ini tidak membuat proses pembelajaran menjadi terganggu karena
kebisingan jalan raya.
commitI Surakarta
to user ( Dok. Daru Endah: 2011)
Gambar 10. SD Negeri Wonosaren
41
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SD Negeri Wonosaren I memiliki luas tanah 4088 m², lengkap dengan
gedung sekolah untuk menunjang sarana dan prasarana yang terdiri dari 6 ruang
kelas, kantor guru, kantor kepala sekolah, mushola, ruang komite, UKS, tempat
parkir siswa, toilet, lapangan olah raga, lapangan untuk upacara bendera,
perpustakaan, ruang agama, kantin, rumah dinas dan rumah penjaga sekolah.
Fasilitas yang dimiliki pada setiap kelas rata-rata sama, yaitu: 1 buah
papan tulis, 1 buah papan absensi, 1 buah papan jadwal pelajaran, 1 buah lemari, 1
meja dan kursi guru, meja dan kursi sejumlah siswa dalam kelas, 1 jam dinding.
Jumlah keseluruhan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 215 yang terdiri
dari 107 orang siswa laki-laki dan 108 orang siswa perempuan, serta tenaga
pengajar berjumlah 16, meliputi 6 orang guru kelas; 1 orang guru olah raga, 4
orang guru Muatan Lokal (mulok) yaitu seni tari, Seni Suara Daerah ( SSD), seni
budaya dan keterampilan ( SBK), bahasa jawa; 4 orang guru agama yaitu agama
islam, katholik, kristen dan hindu; 1 orang guru bahasa inggris.
Potensi yang dimiliki peserta didik di SD Negeri Wonosaren I Surakarta
ditunjukkan dengan
prestasi dalam bidang kesenian yaitu juara III bersama
”Lomba Seni Tari putra berpasangan” dalam pekan seni pelajar se SD/ MI tingkat
Kota Surakarta tahun 2008, juara II “ Festifal Tari Merak SD” se Surakarta UPKD
FKIP UNS tahun 2009. Prestasi tersebut menjadikan SD Negeri Wonosaren I
Surakarta menjadi salah satu pilihan sekolah dasar, yang ditunjukkan dengan
jumlah siswa pada setiap kelas yang cukup banyak. Potensi tersebut sesuai dengan
visi, misi dan tujuan SD Negeri Wonosaren I Surakarya, yaitu: 1) Visi sekolah
yaitu mengembangkan potensi diri dalam proses pembelajaran; 2) Misi sekolah
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta memiliki kekuatan spiritual,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya; 3) Tujuan sekolah
yaitu: a) mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, b) menumbuhkan sikap pengendalian diri, c) menumbuhkan sikap
kepribadian melalui akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya.
Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri Wonosaren I Surakarta adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan KTSP mata pelajaran seni
to user
budaya dan keterampilan pada commit
sekolah
dasar yaitu agar siswa memiliki
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemamapuan, sebagai berikut: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya
dan keterampilan; 2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan; 3) menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan; 4)
menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran membuat Karya Kerajinan
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
pada semester I tahun ajaran 2011/2012 siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari
25 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan
dalam dua siklus melalui penerapan model direct instruction untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas. Jangka waktu secara
keseluruhan dilaksanakan selama 9 bulan, mulai bulan Maret sampai November
2011.
Sebelum melaksanakan siklus, terlebih dahulu dilakukan observasi yang
dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai kondisi belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan pembelajaran sebelum tindakan diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan
Kriteria
Jumlah siswa
Presentase
a. Mengikuti pelajaran
39
97,5 %
b. Memperhatikan saat KBM
18
45 %
c. Tidak mengobrol di kelas
26
60 %
d. Tidak keluar masuk kelas/ tetap di kelas
25
62,5 %
e. Membawa perlengkapan sendiri
20
50 %
Keterangan:
Jumlah siswa yang melakukan × 100% = MINAT
Jumlah keseluruhan siswa
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa proses pembelajaran belum
terlaksana dengan baik, hal ini ditandai dengan sikap siswa di kelas masih belum
menunjukkan keseriusan dalam mengikuti PBM. Hal ini terbukti masih banyak
siswa yang tidak memperhatikan, tidak membawa perlengkapan sendiri, siswa
kurang aktif dalam bertanya pada guru dan siswa tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas.
Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan
Kriteria
Jumlah siswa
Presentase
a. Bertanya dan minta arahan guru
16
40 %
b. Menjawab pertanyaan
5
12,5 %
c. Mengerjakan tugas
36
90 %
d. Keseriusan dalam mengerjakan tugas
20
50 %
e. Tepat waktu mengumpulkan tugas
30
75 %
Keterangan:
Jumlah siswa yang melakukan × 100% = AKTIF
Jumlah keseluruhan siswa
Bentuk nilai sebelum dilaksanakannya penelitian dengan model direct
instruction dapat dilihat bahwa dari 40 siswa terdapat 16 siswa ( 40 %) sudah
memenuhi Standar Kompetensi (68) dan 24 siswa (60 %) belum memenuhi Standar
Kompetensi ( Tidak Tuntas). Hasil perolehan tersebut dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Nilai Sebelum Tindakan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Nama
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Nilai Akhir
Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
70
√
60
√
60
√
65
√
65
√
60
√
60
√
65
√
70
√
commit to user
65
√
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko P
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K J
Intan Aulya M
Kristina Candra D
Leony Aditya C P
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
M Dava
Nikita M
Rahma D B A
Raihanah
Rahul A S
Rebecca T K
Reza Rindi S
Rhindita R P
Rika Mei Tamara
Sabrina Silvi M
Siti Anisa
Vira Azra
Wildan Diego A
Zulfa Nilul M
Kevin Rahma
Jumlah
Presentase
65
70
60
65
65
70
70
75
60
60
65
65
80
80
65
65
70
65
75
60
75
60
65
65
65
70
70
80
80
75
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16
40 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
24
60 %
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Masalah dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar yang belum
optimal mengakibatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga
menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diterapkan model direct instruction yang
melibatan siswa dalam proses pembelajaran serta demonstrasi yang diajarkan
secara bertahap dapat membantu siswa untuk bisa lebih paham tentang materi dan
commit to user
langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas.
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Deskripsi Tiap Siklus
Penerapan siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masingmasing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan siklus dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Siklus I
a.
Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan beberapa persiapan
yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas melalui
penerapan model direct instruction; 2) Membuat lembar observasi tentang proses
dan hasil pembelajaran mencakup catatan minat, keaktifan siswa dalam KBM dan
kemampuan siswa dalam berkarya; 3) Menyiapkan media pembelajaran yaitu
contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa
mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang
akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya
kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas
yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi;
6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 60 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP.
1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
Hari/ tanggal : Sabtu / 6 Agustus 2011
Waktu
: pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
commit to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan pertama merupakan awal dari pengenalan tentang bentuk-bentuk
dasar menggulung kertas, langkah pembuatan bentuk dasar gulungan kertas,
perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling. Pelaksanaan kegiatan dalam siklus I, meliputi: pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup.
Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan
presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan
contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling setelah itu guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang
ditulis
dipapan
tulis.
Tujuan
pembelajarannya yaitu:a) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan
untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu
menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa mampu menentukan
langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa
mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa
mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan
kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. Selanjutnya guru memberikan
penjelasan tentang model direct instruction dan fase-fasenya.
Gambar 11. Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling untuk menggali pengetahuan siswa ( Dok. Daru Endah:
commit to user
2011)
perpustakaan.uns.ac.id
48
digilib.uns.ac.id
Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru menyampaikan materi tentang teknik
quilling dan alat serta bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan
kertas. Tahap selanjutnya yaitu guru mendemonstrasikan proses pembuatan bentukbentuk dasar teknik quilling, seperti: gulungan padat, gulungan bentuk kerucut dan
cangkir, bentuk tongkat, gulungan longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk
segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bentuk bunga. Setelah pendemonstrasian
pembuatan bentuk dasar menggulung kertas, guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat: lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran
longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga dan guru memberikan
bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru
mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.
Gambar 12. Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas
( Dok. Daru Endah: 2011)
Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari.Kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu karya kerajian
yang dibuat dengan cara menggulung kertas. Teknik quilling memiliki bentukbentuk dasar yaitu lingkaran padat,
kerucut,
cangkir, tongkat, lingkaran longgar,
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
49
digilib.uns.ac.id
tetes air, mata, segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bunga.Pada tahap akhir
guru memberikan tugas mandiri berupa tugas rumah yaitu membuat rancangan
karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa kartu ucapan. Siswa
mendengarkan dan mencatat tugas yang disampaikan, kemudian guru menutup
pelajaran dengan salam.
2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua
Hari/ tanggal : Sabtu/ 13 Agustus 2011
Waktu
: Pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
Pertemuan kedua merupakan tahap lanjutan dari pertemuan kesatu.Pada
pertemuan kedua ini dilakukan untuk menerapkan pembuatan bentuk-bentuk dasar
teknik quilling yang dipelajari pada pertemuan kesatu menjadi karya kerajinan
kertas berupa kartu ucapan. Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus I meliputi:
pendahuluan, kegiatan inti, penutup.
Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan
salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa
yang dibuat pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui pendapat siswa lain
tentang tugas yang dibuat teman mereka. Selanjutnya guru menjelaskan kembali
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua ini.
Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan
kertas berupa kartu ucapan dengan teknik quilling menggunakan kertas warna
secara bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat
karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan. Pada saat siswa mengerjakan tugas,
guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada
siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik
pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan kedua ini.
Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50
digilib.uns.ac.id
rumah yaitu membuat rancangan hiasan bertema tumbuhan dan mempersiapkan
bahan, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga
Hari/ tanggal : Sabtu/ 20 Agustus 2011
Waktu
: Pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus I. media
pembelajaran yang digunakan adalah contoh karya kerajinan kertas bertema
tumbuhan. Pelaksanaan pertemuan ketiga pada siklus I meliputi: pendahuluan,
kegiatan inti, penutup.
Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan
salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa
yang dibuat pada pertemuan sebelumnya yaitu karya kerajinan kertas berupa kartu
ucapan untuk mengetahui pendapat siswa lain tentang tugas yang dibuat teman
mereka. Guru juga menunjukkan contoh karya kerajinan yang akan dipelajari pada
pertemuan ketiga yaitu karya kerajinan kertas bertema tumbuhan. Selanjutnya guru
menjelaskan kembali tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan
ketiga, tujuan pembelajaran tersebut yaitu: a) siswa mampu membuat rancangan
yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling; b) siswa mampu menetukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa
mampu menetukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong
dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu
menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.
Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna bertema tumbuhan secara
bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya
kerajinan kertas bertema tumbuhan secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan
tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan
balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan ketiga.
Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari. Pada tahap akhir guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
pada siklus I, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum
diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat pada
siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi.
Gambar 13. Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung ( Dok. Daru Endah:
2011)
Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40
siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %)
memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50 %)
tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak keluar
masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri.
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I
No
Mengikuti
pelajaran
Nama
1.
Sidik Mardiyanto
2.
Febrian Iqbal
3.
Galih Arta K
4.
M Firdaus
5.
Meliana Axshela
6.
Aldi Bagas S
7.
Ardhika Neswara
8.
Asyifa M
9.
Aulia Oase
10.
Chaterine I S
11.
Cindy R P
12.
Dian Popy P
13.
Dion Santo Eko
14.
Diva Putri P
15.
Dona K D
16.
Elma Putri N
17.
Gia Friska R
18.
Grendy A S
19.
Imayang Sita R
20.
Intan Aulya M
21.
Kristina Candra
22.
Leony Aditya C
23.
M Meico G
24.
Margarita N S
25.
Mita Safitri
26.
M Dava
27.
Nikita M
28.
Rahma D B A
29.
Raihanah
30.
Rahul A S
31.
Rebecca T K
32.
Reza Rindi S
33.
Rhindita R P
34.
Rika Mei Tamara
35.
Sabrina Silvi M
36.
Siti Anisa
37.
Vira Azra
38.
Wildan Diego A
39.
Zulfa Nilul M
40.
Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
38
P2
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
36
40
38
95 %
Memperhati
kan saat KBM
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16
P2
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
21
18
18
45 %
Tidak
mengobrol di
kelas
P1 P2 P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
15
21
23
20
50 %
Tidak keluar
masuk kelas
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
28
P2
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14
34
25
62,5 %
Membawa
perlengkapan
sendiri
P1 P2 P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18
19
40
26
65 %
Keterangan:
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3
Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di
kelas, tidak keluar masuk kelas dan membawa perlengkapan sendiri.
commit to user
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tanda (-) =
Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan,
mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa
perlengkapan sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40
siswa terdapat 17 siswa (42,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 17 siswa (42,5
%) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %) mengerjakan
tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan dalam
mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I
No
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K
Intan Aulya M
Kristina Candra
Leony Aditya C
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
M Dava
Nikita M
Rahma D B A
Raihanah
Rahul A S
Rebecca T K
Reza Rindi S
Bertanya dan
minta arahan
guru
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
-
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Menjawab
pertanyaan
Mengerjakan
tugas
P1 P2 P3 P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
commit
- to -user√
√
√
√
√
-
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keseriusan
dalam
mengerjakan
tugas
P1 P2 P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tepat waktu
mengumpulkan
tugas
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
33. Rhindita R P
34. Rika Mei Tamara
35. Sabrina Silvi M
36. Siti Anisa
37. Vira Azra
38. Wildan Diego A
39. Zulfa Nilul M
40. Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
√
√
√
11
√
√
√
20
17
42,5 %
√
√
√
√
19
√
√
√
6
√
√
18
17
42,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
26
√
√
√
√
√
√
√
√
35
√
√
√
√
√
√
√
√
40
37
92,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
37
√
9
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
21
30
20
50 %
√
√
√
√
√
√
√
√
32
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
35 36
34
85 %
Keterangan:
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3
Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab
pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam mengerjakan
tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan tidak meminta arahan dari guru,
tidak menjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak
serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat
karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40
siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung minimal 3 gulungan dasar
dengan rapi; 16 siswa ( 40 %) mampu memotong dengan rapi; 20 siswa ( 50 %)
mampu menyusun gulungan.
Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama,
kedua dan ketiga.
1)
Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik
quilling dipertemuan pertama
a)
b)
Gambar 14 . Hasil karya siswa
dengan
teknik quilling yang mendapat nilai
commit
to user
40. a) karya Intan, b) karya Imayang (Dok. Daru Endah: 2011)
perpustakaan.uns.ac.id
55
digilib.uns.ac.id
a)
b)
Gambar 15.Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a)
commit
to (Dok.
user Daru Endah: 2011)
karyaMargareta, b) karya
Meico
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2)
Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik
quilling yang sudah disusun menjadi kartu ucapan pada pertemuan kedua
a)
b)
a)
Gambar 16. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 65, a)
kelompok 7, b) kelompok 1 ( Dok. Daru Endah: 2011)
commit to user
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a)
b)
Gambar 17. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a)
karya kelompok 3, b) karya kelompok 6 ( Dok. Daru Endah: 2011)
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3)
Hasil karya siswa (tugas III) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik
quilling yang sudah disusun menjadi hiasan dinding pada pertemuan ketiga
a) b)
b)
Gambar 18. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80, a)
karya kelompok 1, b) karya kelompok 7 ( Dok. Daru Endah: 2011)
Berikut ini beberapa pembahasan dari karya yang dibuat siswa.
a)
Karya Intan pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum menunjukkan
hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan sesuai dengan
ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi dan belum
mampu menyusun gulungan. Intan hanya mampu membuat dua gulungan dan
mampu memotong.
b)
Karya Imayang
pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum
menunjukkan hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan
sesuai dengan ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi
dan belum mampu menyusun gulungan.
c)
Karya Margareta
pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah
menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah membuat bentuk dasar yang
benar. Margareta sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi,
to user
mampu memotong dan sudahcommit
dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan guru
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran
longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung,
dan bentuk S.
d)
Karya
Meico pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah
menunjukkan hasil yang cukup baik karena bentuk dasar yang dibuat sudah
benar. Meico sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi,
mampu memotong dan sudah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru
untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran
longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung,
dan bentuk S.
e)
Karya kelompok 7 dan kelompok 1 pada tugas II mendapat nilai 65. Karya ini
menunjukkan hasil yang kurang baik. Kelompok 7 danini hanya mampu
membuat kurang dari tiga gulungan dengan rapi, dan sudah mampu memotong
dengan rapi.
f)
Karya kelompok 3 dan kelompok 6 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya
ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah mampu membuat
tiga gulungan dengan rapi.
g)
Karya kelompok 1 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah
menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat empat gulungan
dengan rapi, dan sudah mampu memotong dengan rapi.
h)
Karya kelompok 7 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah
menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat tiga gulungan,
mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi
Tabel 6. Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas
dengan Teknik Quilling pada Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Mampu menggulung
dengan rapi
T1
√
√
√
√
√
√
T2
-
T3
√
√
√
√
√
commit
-
Mampu memotong
dengan rapi
to
T1
user
-
T2
√
√
√
√
√
-
T3
√
√
√
√
√
-
Mampu menyusun
gulungan dengan rapi
T1
√
√
√
√
√
√
T2
-
T3
-
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9.
Aulia Oase
10. Chaterine I S
11. Cindy R P
12. Dian Popy P
13. Dion Santo Eko P
14. Diva Putri P
15. Dona K D
16. Elma Putri N
17. Gia Friska R
18. Grendy A S
19. Imayang Sita R K
20. Intan Aulya M
21. Kristina Candra D
22. Leony Aditya C P
23. M Meico G
24. Margarita N S
25. Mita Safitri
26. M Dava
27. Nikita M
28. Rahma D B A
29. Raihanah
30. Rahul A S
31. Rebecca T K
32. Reza Rindi S
33. Rhindita R P
34. Rika Mei Tamara
35. Sabrina Silvi M
36. Siti Anisa
37. Vira Azra
38. Wildan Diego A
39. Zulfa Nilul M
40. Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
32
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10
22
55 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
15
16
40 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
√
√
√
√
√
5
20
50 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
30
Keterangan:
T1 = Tugas 1
T2 = Tugas 2
T3 = Tugas 3
Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan
kertas dengan rapi.
Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun menyusun
gulungan kertas dengan rapi.
Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus I
diperoleh data sebagai
berikut:
1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik. Guru
menjelaskan tentang teknik quilling, alat dan bahan serta langkah-langkah
pembuatan karya kerajinan. commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Guru menyampaikan materi cukup jelas. Guru memberikan penjelasan
disertai dengan demonstrasi secara bertahap.
c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam
menyampaikan pendapat.
d. Guru belum merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan
baru diberikan kepada siswa yang aktif bertanya, dan perhatian guru masih
kurang kepada siswa yang belum aktif bertanya maupun minta pengarahan.
e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah
mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran
a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,
Diva,Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Meico, Margarita,
Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rahul, Rebecca, Reza, Rhindita, Rika,
Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin mampumengikuti pelajaran
dari pertemuan I, II, dan III.
b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu Cindy, Rebecca mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II
dan III. Sementara Febrian, Galih, Firdaus, Grendy, Imayang, Intan belum
mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II dan III.
c. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu Chaterine, Kristina, Margareta, Rebecca yang tidak mengobrol pada
saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara Febrian,
Galih, Firdaus, Dava, Nikita, Wildan selalu mengobrol pada saat pelajaran
berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.
d. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu
Axshela,Aulia,
Chaterine,Raihanah,Rebecca,RhinditaSabrina,
Siti
Anisa, Vira,Zulfa, Kevin tidak keluar masuk kelas atau tetap berada di dalam
kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara
Febrian, Galih, Firdaus, Ardhika, selalu keluar masuk kelas dari pertemuan I,
commit to user
II, dan III.
perpustakaan.uns.ac.id
62
digilib.uns.ac.id
e. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaituChaterine,Elma, Gia, Kristina,Meico, MargaretaVira, Wildan, Zulfa,
Kevin membawa perlengkapan sendiri dari pertemuan I, II, dan III.
f. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu Sidik, Gia, Margarita, Raihanah, Rebecca aktif bertanya dan minta
arahan guru dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus,
Aldi, Dian, Dion, Diva, Dona, Vira belum aktifbertanya dan minta arahan
guru dari pertemuan I, II dan III.
g. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu Sidik, Meico, Margareta, aktif menjawab pertanyaan dari pertemuan I,
II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus, Aldi, Ardhika, Dian, Dion,
Nikita, Rahul, belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III.
h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,
Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Leony, Meico,
Margareta, Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rebecca, Rhindita, Rika,
Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin, aktif mengerjakan tugas dari
pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Dion, Rahul, Reza belum
aktif mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.
i. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu Sidik, Elma, Meico, Margareta, Rebecca, serius dalam mengerjakan
tugasdari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia,
Chaterine tidak serius dalam mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.
j. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu Sidik,Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,
Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Kristina, Meico, Margareta, Dava, Nikita,
Rahma, Raihanah,Rebecca, Rhindita, Rika, Sabrina, aktif mengumpulkan
tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III.
k. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu
user Rahma dan Raihanah mampu
Cindy, Dian Diva, Dona, Mcommit
Dava,toNikita,
perpustakaan.uns.ac.id
63
digilib.uns.ac.id
menggulung kertas dengan rapi dari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan
Imayang, Intan, belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari
pertemuan I, II dan III.
l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu
Aldi Bagas, Ardika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Dion, Diva, Dona,
Mita, Dava. Rahul belum mampu memotong kertas pada pertemuan I, II dan
III. Sedangkan Leony, Meico, Margareta, Nikita, Rahma, Raihanah belum
mampu memotong kertas dengan rapi dari pertemuan II dam III.
m. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu
Kristina, Leony, Meico, Margareta, dan Mita, mampu menyusun gulungan
kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih
Elma, Gia, Grendy, Imayang, dan Intan belum mampu menyusun gulungan
kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III.
d. Analisis dan Refleksi
Penelitian dalam siklus I dikatakan berhasil apabila semua indikator
terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Berdasarkan data hasil observasi pada siklus I
dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4, indikator minat siswa dalam
pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40
siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %)
memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50
%) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak
keluar masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata
dari kelima sub indikator minat siswa 63%, hasil menunjukkan indikator minat
belum menunjukkan keberhasilan yaitu 70%.
2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5, indikator keaktifan siswa dalam
pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari
commit
to user dan minta arahan guru; 17 siswa
40 siswa terdapat 17 siswa (42,5
%) bertanya
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(42,5 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %)
mengerjakan tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan
dalam mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 62,5 %, hasil
menunjukkan indikator aktivitas siswa belum menunjukkan keberhasilan yaitu
70%.
3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6, indikator kemampuan siswa dalam
pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari
40 siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung kertas dengan rapi; 16
siswa (40 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 20 siswa (50 %) mampu
menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator
kemampuan siswa 48,3 %, hasil menunjukkan indikator aktivitas siswa belum
menunjukkan keberhasilan yaitu 70%. Data tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 1.Presentase Indikator dalam Siklus I
70%
60%
50%
40%
Minat
30%
Aktivitas
20%
Kemampuan
10%
0%
SIKLUS I
Setelah dilaksanakan siklus I melalui penerapan direct instruction untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat
disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa (52,5 %) sudah memenuhi
standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa (47,5 %) belum memenuhi
standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
commit to user
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 7.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling.
No
Nama
1.
Sidik Mardiyanto
2.
Febrian Iqbal
3.
Galih Arta K
4.
M Firdaus
5.
Meliana Axshela
6.
Aldi Bagas S
7.
Ardhika Neswara
8.
Asyifa M
9.
Aulia Oase
10
Chaterine I S
11.
Cindy R P
12.
Dian Popy P
13.
Dion Santo Eko P
14.
Diva Putri P
15.
Dona K D
16.
Elma Putri N
17.
Gia Friska R
18.
Grendy A S
19.
Imayang Sita R K J
20.
Intan Aulya M
21.
Kristina Candra D
22.
Leony Aditya C P
23.
M Meico G
24.
Margarita N S
25.
Mita Safitri
26.
M Dava
27.
Nikita M
28.
Rahma D B A
29.
Raihanah
30.
Rahul A S
31.
Rebecca T K
32.
Reza Rindi S
33.
Rhindita R P
34.
Rika Mei Tamara
35.
Sabrina Silvi M
36.
Siti Anisa
37.
Vira Azra
38.
Wildan Diego A
39.
Zulfa Nilul M
40.
Kevin Rahma
Jumlah
Presentase
Nilai Akhir
SIKLUS I
70
48
48
68
68
53
53
57
57
57
68
66
47
67
68
68
68
67
60
60
70
67
75
75
70
70
72
70
72
50
70
48
68
68
68
46
48
46
50
50
Tuntas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18
45 %
Ketuntasan
Tidak Tuntas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
22
55 %
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan model direct instruction untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I belum berhasil
karena ketiga indikator belum mencapai 70 %. Indikator yang harus dicapai yaitu:
70 % siswa mampu menunjukkan minat terhadap kegiatan pembelajaran membuat
karya kerajinan kertas, 70 % siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas, 70 %
siswa mampu membuat karya kerajinan kertas. Hal ini disebabkan, yaitu: 1) siswa
belum memperhatikan pelajaran dengan baik, masih banyak yang keluar masuk
kelas, masih banyak siswa yang mengobrol atau berbicara pada saat pembelajaran
berlangsung, dan masih banyak siswa tidak membawa perlengkapan sendiri yang
berakibat dalam mengerjakan tugas menjadi tertunda karena harus meminjam
perlengkapan; 2) siswa belum aktif bertanya maupun minta arahan dari guru,
belum aktif menjawab pertanyaan dari guru, banyak siswa yang kurang serius
dalam mengikuti pelajaran dan dalam mengerjakan tugas, dan masih ada siswa
yang tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas; 3) terdapat 10 siswa dari
pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang mampu membuat gulungan kertas
dengan rapi dan terdapat 30 siswa yang belum mampu menggulung dengan rapi, 36
siswa belum mampu memotong kertas dengan benar dan rapi, 35 siswa belum
mampu menyusun gulungan kertas menjadi karya kerajinan dengan rapi. Oleh
karena itu untuk meningkatkan kualitas pembalajaran membuat karya kerajinan
kertas perlu dilaksanakan siklus II dengan meningkatkan keterlibatan siswa untuk
bertanya, menjawab pertanyaan, presentasi dan untuk meningkatkan kualitas karya
siswa dengan meningkatkan bimbingan terhadap siswa dalam menggulung,
memotong, dan menyusun gulungan kertas.
2. Siklus II
Pelaksanaaan siklus II didasarkan pada hasil analisis dan refleksi pada
siklus I. Pelaksanaan siklus II ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi,
analisis dan refleksi.
commit to user
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan dengan beberapa persiapan
yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas dari kertas
daur ulang melalui penerapan model direct instruction; 2) Menyiapkan media
pembelajaran yaitu kertas daur ulang, contoh gambar dan karya kerajinan kertas
dengan teknik quillingmenggunakan kertas daur ulang.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa
mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karyakerajinan
kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang
akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya
kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas
yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi;
6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 70 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP.
1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
Hari/ tanggal : Selasa / 27 September 2011
Waktu
: pukul 11.15 – 12.25 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan
salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan, kemudian guru menggali
pengetahuan siswa
dengan
menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling
menggunakan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
commit
user pembelajarannya yaitu:a) siswa
pembelajaran yang ditulis di papan
tulis. to
Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
68
digilib.uns.ac.id
mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang
akan digunakan; c) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya
kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran
kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan
rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang
dibuat. Guru membacakan nama-nama anggota kelompok pada siklus II yaitu:
kelompok 1 terdiri dari Sidik, Grendi, Gia, Mita, Rhindita; kelompok 2 terdiri dari
Febrian, Chaterine, Aulia, Dava, Rika; kelompok 3 terdiri dari Galih, Cindy,
Imayang, Nikita, Sabrina; kelompok 4 terdiri dari Firdaus, Dian, Intan, Rahma, Siti
Anisa; kelompok 5 terdiri dari Axsella, Dion, Kristina, Raihanah, Wildan;
kelompok 6 terdiri dari Bagas, Diva, Leony, Rahul, Vira; kelompok 7 terdiri dari
Ardhika, Dona, Meico, Rebecca, Zulfa; kelompok 8 terdiri dari Asyifa, Elma,
Margareta, Reza Rindi, Kevin.
Gambar 19. Guru membacakan kelompok ( Dok. Daru Endah: 2011)
Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan
karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling
menggunakan kertas daur ulang yang
commit
to user
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berupa
benda
fungsional
secara
bertahap.
Pada
pertemuan
ini
guru
mendemonstrasikan pembuatan tempat pensil dengan bahan kertas daur ulang.
Pertama-tama guru menyiapkan tempat pensil yang sudah dilapisi dengan kertas
daur ulang, kemudian mendemonstasikan bentuk-bentuk seperti: tetes air, bunga,
melengkung, mata meliuk, lingkaran padat dan tangkai. Guru kemudian
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas berupa
benda fungsional secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru
berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada
siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik
pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan pertama ini.
Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan
rumah yaitu mencari gambar paper quilling berupa benda hias tiga dimensi,
membuat rancangan benda hias tiga dimensi dan mempersiapkan bahan, kemudian
guru menutup pelajaran dengan salam.
2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua
Hari/ tanggal
: Selasa / 4 Oktober 2011
Waktu
: pukul 11.15 – 12.25 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan
salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan, kemudian guru menggali
pengetahuan siswa
dengan
menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling
berbahan kertas daur ulang berupa benda hias tiga dimensi. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis di papan tulis, kemudian guru
menawarkan kepada siswa untuk mempresentasikan karya kerajinan yang sudah
dibuat pada pertemuan sebelumnya tetapi siswa belum ada yang berani untuk
mempresentasikan karya kerajinan berupa benda fungsional yang dibuat siswa.
commit to user
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 20. Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis ( Dok. Daru Endah:
2011)
Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan
karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang yang
berupa benda hias tiga dimensi secara bertahap. Guru mendemonstrasikan karya
kerajinan berupa hiasan bunga, yang terdiri dari bentuk bunga, mata meliuk, tetes
air, dan cangkir, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya
kerajinan kertas berupa benda hias tiga dimensi secara kelompok. Pada saat siswa
mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan
memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya
guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan
kedua ini.
Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 21. Guru berkeliling untuk membimbing siswa( Dok. Daru Endah: 2011)
3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga
Hari/ tanggal
: Sabtu / 8 Oktober 2011
Waktu
: pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tempat
: Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta
Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluankegiatan inti,
dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan
salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan, kemudian guru menggali
pengetahuan siswa
dengan
menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling
berbahan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ditulis di papan tulis.
Kegiatan inti pada pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir ini yaitu
melanjutkan membuat karya kerajinan kertas dengan bahan kertas daur ulang
berupa benda hias 3 dimensi yang belum selesai dibuat pada pertemuan kedua.
Siswa melanjutkan membuat karya kerajinan secara kelompok, sedangkan guru dan
peneliti berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan membimbing siswa pada
saat mengerjakan. Setelah karya kerajinan selasai dibuat, guru meminta siswa maju
untuk mempresentasikan karya yang sudah dibuat siswa.Ada beberapa kelompok
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang maju untuk mempresentasikan karya kerajinan tanpa harus disuruh guru
untuk maju dan ada beberapa kelompok yang harus terlebih dahulu dipanggil.
Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan pada pertemuan
ketiga, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
pada siklus II, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum
diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat
pada siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi.
Gambar 22.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (Dok. Daru Endah:
2011)
Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40
siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %)
memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70
%)tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak keluar
masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri.
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 8. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II
No
Mengikuti
pelajaran
Nama
1.
Sidik Mardiyanto
2.
Febrian Iqbal
3.
Galih Arta K
4.
M Firdaus
5.
Meliana Axshela
6.
Aldi Bagas S
7.
Ardhika Neswara
8.
Asyifa M
9.
Aulia Oase
10. Chaterine I S
11. Cindy R P
12. Dian Popy P
13. Dion Santo Eko P
14. Diva Putri P
15. Dona K D
16. Elma Putri N
17. Gia Friska R
18. Grendy A S
19. Imayang Sita R K
20. Intan Aulya M
21. Kristina Candra D
22. Leony Aditya C P
23. M Meico G
24. Margarita N S
25. Mita Safitri
26. M Dava
27. Nikita M
28. Rahma D B A
29. Raihanah
30. Rahul A S
31. Rebecca T K
32. Reza Rindi S
33. Rhindita R P
34. Rika Mei Tamara
35. Sabrina Silvi M
36. Siti Anisa
37. Vira Azra
38. Wildan Diego A
39. Zulfa Nilul M
40. Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
Memperhati
kan saat KBM
Tidak
mengobrol di
kelas
P1
P2
P3
P1
P2
P3
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
39
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
39
97,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
38
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
23
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
31
29
72,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
32
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
P2
Tidak keluar
masuk kelas
P3
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
28 31
28
70 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
35
P2
Membawa
perlengkapan
sendiri
P3
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
28
34
32
80 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
34
P2
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40 40
38
95 %
Keterangan:
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3
Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di
kelas, tidak keluar masuk commit
kelas dan
perlengkapan sendiri.
to membawa
user
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tanda (-) =
Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan,
mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa
perlengkapan sendiri
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas
siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40
siswa terdapat 29 siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa (50 %)
menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %) mengerjakan
tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan dalam
mengerjakan tugas;40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II
No
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K
Intan Aulya M
Kristina Candra
Leony Aditya C
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
Bertanya dan
minta arahan
guru
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Menjawab
pertanyaan
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengerjakan
tugas
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
commit to user
P2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keseriusan
dalam
mengerjakan
tugas
P1 P2 P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Tepat waktu
mengumpulkan
tugas
P1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
P2
-
P3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
26. M Dava
27. Nikita M
28. Rahma D B A
29. Raihanah
30. Rahul A S
31. Rebecca T K
32. Reza Rindi S
33. Rhindita R P
34. Rika Mei Tamara
35. Sabrina Silvi M
36. Siti Anisa
37. Vira Azra
38. Wildan Diego A
39. Zulfa Nilul M
40. Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
29
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
30
29
72,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
28
√
√
√
√
√
√
15
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
21
24
20
50 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
39
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
39
97,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
38
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
34
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
24
28
70 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
40
100 %
Keterangan:
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3
Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab
pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam
mengerjakantugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan meminta arahan dari guru,
tidakmenjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak
serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat
karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40
siswa terdapat 28 siswa (70 %) mampu menggulung gulungan dasar dengan rapi; 25
siswa (62,5 %) mampu memotong dengan rapi; 35 siswa (87,5 %) mampu menyusun
gulungan.
Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama,
kedua dan ketiga.
1) Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling
yang disusun menjadi benda fungsional menggunakan kertas daur ulang pada
pertemuan pertama.
commit to user
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
perpustakaan.uns.ac.id
76
digilib.uns.ac.id
Gambar 23.Hasil karya kelompok 6 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45
(Dok. Daru Endah: 2011)
Gambar 24. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
70 (Dok. Daru Endah: commit
2011 to user
perpustakaan.uns.ac.id
77
digilib.uns.ac.id
Gambar 25. Hasil karya kelompok 3 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
70 (Dok. Daru Endah: 2011)
Gambar 26. Hasil karya kelompokcommit
4 dengan
teknik quilling yang mendapat nilai
to user
80 (Dok. Daru Endah: 2011)
perpustakaan.uns.ac.id
78
digilib.uns.ac.id
Gambar 27. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80
(Dok. Daru Endah: 2011)
2) Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik
quilling yang disusun menjadi benda hias 3dimensil menggunakan kertas daur
ulang pada pertemuan kedua.
Gambar 28: Hasil karya kelompok commit
6 dengan
toteknik
user quilling yang mendapat nilai 72
(Dok. Daru Endah: 2011)
perpustakaan.uns.ac.id
79
digilib.uns.ac.id
Gambar 29. Hasil karya kelompok 4 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72
(Dok. Daru Endah: 2011)
Gambar 30. Hasil karya kelompok 2 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
77 (Dok. Daru Endah:commit
2011) to user
perpustakaan.uns.ac.id
80
digilib.uns.ac.id
Gambar 31. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
77 (Dok. Daru Endah: 2011)
Gambar 32. Hasil karya kelompok 5 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
87 (Dok. Daru Endah:
2011) to user
commit
perpustakaan.uns.ac.id
81
digilib.uns.ac.id
Gambar 33. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai
87 (Dok. Daru Endah: 2011)
Berikut ini pembahasan dari beberapa karya siswa dalam siklus II.
a) Karya kelompok 6 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 45, hal ini dikarenakan
kelompok 6 belum mampu memotong, menyusun dengan rapi dan belum
mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena hanya membuat dua
jenis bentuk dasar.serta tidak mengumpulkan tugas tepat waktu .
b) Karya kelompok 8 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 70, hal ini dikarenakan
karya ini sudah membuat lima jenis gulungan walaupun hanya mampu
membuat dua gulungan dengan rapi, sudah mampu memotong dengan rapi.
Sedangkan dalam penyusunan sudah cukup baik.
c) Karya kelompok 3 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 70, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung, dan memotong kertas
to user masih kurang karena penataan
dengan rapi, walaupun dalam commit
penyusunannya
perpustakaan.uns.ac.id
82
digilib.uns.ac.id
yang terlalu monoton dan tidak ada variasi. Sedangkan untuk bentuk yang
digunakan sudah cukup baik karena sudah membuat empat jenis bentuk dasar.
d) Karya kelompok 4 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung tiga gulungan dengan
rapi, mampu memotong dan mampu menyusun dengan rapi. Kelompok ini
membuat tujuh bentuk gulungan dasar.
e) Karya kelompok 7 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu
menggulung keempat bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun gulungan
dengan rapi.
f) Karya kelompok 4 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu
menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
g) Karya kelompok 6 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu
menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
h) Karya kelompok 2 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu
menggulung 4 bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
i) Karya kelompok 7 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu
commit to user
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggulung tiga bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
j)
Karya kelompok 5 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat enam jenis gulungan, mampu
menggulung lima bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
k) Karya kelompok 8 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini
dikarenakan kelompok ini sudah membuat tujuh jenis gulungan, mampu
menggulung empat bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun
gulungan dengan rapi.
Tabel 10.Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan dengan
Teknik Quilling.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Nama
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko P
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K
Intan Aulya M
Kristina Candra D
Leony Aditya C P
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
Mampu
menggulung
dengan rapi
T1
T2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
commit
to user
-
Mampu memotong
dengan rapi
T1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
T2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mampu menyusun
gulungan dengan
rapi
T1
T2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
26. M Dava
27. Nikita M
28. Rahma D B A
29. Raihanah
30. Rahul A S
31. Rebecca T K
32. Reza Rindi S
33. Rhindita R P
34. Rika Mei Tamara
35. Sabrina Silvi M
36. Siti Anisa
37. Vira Azra
38. Wildan Diego A
39. Zulfa Nilul M
40. Kevin Rahma
Jumlah
Rata-rata
Presentase
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
25
62,5%
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
√
√
√
√
√
√
√
√
20
30
72,5 %
√
√
√
√
√
√
√
√
√
25
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
40
32
80 %
Keterangan:
T1 = Tugas 1
T2 = Tugas 2
T3 = Tugas 3
Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan
kertas.
Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun
menyusun gulungan kertas.
Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus II diperoleh data sebagai
berikut:
1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik
dibandingakan pada siklus I. Guru menjelaskan tentang teknik quilling, alat
dan bahan serta langkah-langkah pembuatan karya kerajinan menggunakan
bahan kertas daur ulang.
b. Guru menyampaikan materi lebih jelas. Guru memberikan penjelasan
disertai dengan demonstrasi secara bertahap.
c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam
menyampaikan pendapat.
d. Guru sudah merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa karena
berkeliling pada semua kelompok.
e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah
mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
commit to user
2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
85
digilib.uns.ac.id
a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu 39 siswa mengikuti pelajaran pada pertemuan I, 40 siswa mengikuti
pelajaran pada pertemuan II, dan 38 siswa mengikuti pelajaran pada
pertemuan III.
b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat
yaitu 23 siswa memperhatikan pada pertemuan I, 31 siswa memperhatikan
pada pertemuan II, 32 siswa memperhatikan pada pertemuan. Terdapat
beberapa siswa yang tidak memperhatikan dari pertemuan I, II dan III,
seperti: Sidik, Febrian, Ardhika dan Rahul,
c. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
minat yaitu Sidik, Febrian, Galih, Aldi, Rahul dan Wildan yang selalu
mengobrol pada saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.
d. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
minat yaitu Sidik, Febrian,Ardhika, dan Rahul yang selalu keluar masuk
kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.
e. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
minat yaituDiva, Leony, Raihanah, Rahul, Siti Anisa yang tidak membawa
perlengkapan sendiri pada pertemuan I
f. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
keaktifan yaitu Sidik, Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Dion, dan tidak aktif
bertanya dan minta arahan guru dari pertemuan I, II dan III.
g. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
keaktifan yaitu Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Ardhika, Dion, dan Rahul
belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III.
h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan
yaitu 39 siswa pada pertemuan I, 40 siswa pada pertemuan II, dan 38 siswa
pada pertemuan III yang aktif mengerjakan tugas.
i. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
keaktifan, seperti Aldi Bagas, Diva, Rahul, dan Vira tidak serius dalam
mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86
digilib.uns.ac.id
j. Terdapat 40 siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu
aktif mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III.
k. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quillingyaitu
Sidik, Gia, Grendy, Mita, Rindhita, Aldi Bagas, Diva, Leony, Rahul, dan
Vira belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari Tugas I, dan II.
Axsella, Dion, Kristina, Raihanah dan wildan belum mampu menggulung
kertas dengan rapi pada tugas I. Sedangkan M Firdaus, Dian, Intan, Rahma,
Siti Anisa belum mampu menggulung dengan rapi pada tugas II.
l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu
Sidik, Febrian, Chaterine, Aldi Bagas, Asyifa, Aulia, Diva, Elma, Gia,
Grendy, Leony, Margareta, Mita, Dava, Rahul, Reza, Rindhita, Rika, Vira
dan Zulfa belum mampu memotong pada tugas I.
m. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator
kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu
Galih, Axshela, Aldi Bagas, Cindy, Dion, Diva, Imayang, Kristina, Leony,
Nikita, Raihanah, Rahul, Sabrina, Vira dan Wildan belum mampu menyusun
gulungan kertas dengan rapi dari pada tugas I.
d. Analisis dan Refleksi
Penelitian dalam siklus II dikatakan berhasil apabila semua indikator
terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Dari data hasil observasi pada siklus I dapat
disimpulkan:
1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 8, indikator minat siswa dalam
pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40
siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %)
memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70
%) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak
keluar masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata
to user
dari kelima sub indikator minatcommit
siswa 83
%, sehingga dari hasil rata-rata dapat
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilihat bahwa indikator minat sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah
melebihi 70%.
2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 9, indikator keaktifan siswa dalam
pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari
40 siswa terdapat 29siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa
(50 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %)
mengerjakan tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan
dalam mengerjakan tugas; 40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 78 %. Berdasarkan
hasil rata-rata dapat dnilihat bahwa indikator aktivitas siswa sudah
menunjukkan keberhasilan karena sudah mencapai 70%.
3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 10, indikator kemampuan siswa
dalam pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa
dari 40 siswa terdapat 25 siswa (62,5 %) mampu menggulung kertas dengan
rapi; 30 siswa (75 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 32 siswa (80 %)
mampu menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator
kemampuan siswa 72,5 %, Berdasarkan hasil rata-rata dapat dilihat bahwa
indikator kemampuan siswa sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah
mencapai 70%.
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II
84%
82%
80%
78%
76%
Minat
74%
Aktivitas
72%
Kemampuan
70%
68%
66%
SIKLUS
II
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
88
digilib.uns.ac.id
Setelah dilaksanakan siklus II melalui penerapan direct instruction untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat
disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa ( 52,5 %) sudah memenuhi
standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa ( 47,5 %) belum
memenuhi standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Tabel 11.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan
kertas dengan teknik quilling.
No
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko P
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K J
Intan Aulya M
Kristina Candra D
Leony Aditya C P
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
M Dava
Nikita M
Rahma D B A
Raihanah
Rahul A S
Rebecca T K
Nilai Akhir
Ketuntasan
SIKLUS II
Tuntas
Tidak Tuntas
68,5
√
78,5
√
73,5
√
76
√
76
√
58,5
√
78,5
√
78,5
√
78,5
√
78,5
√
73,5
√
76
√
76
√
58,5
√
78,5
√
78,5
√
68,5
√
68,5
√
73,5
√
76
√
76
√
58,5
√
78,5
√
78,5
√
68,5
√
78,5
√
73,5
√
76
√
76
√
58,5
√
commit to user
78,5
√
-
89
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Reza Rindi S
Rhindita R P
Rika Mei Tamara
Sabrina Silvi M
Siti Anisa
Vira Azra
Wildan Diego A
Zulfa Nilul M
Kevin Rahma
Jumlah
√
√
√
√
√
√
√
√
35
78,5
68,5
78,5
73,5
76
58,5
76
78,5
78,5
√
5
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
D. Deskripsi Antar Siklus
Peneliti melakukan rekapitulasi data yang diperoleh dari siklus I dan siklus
II dalam pelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling melalui
penerapan direct instruction. Ketercapaian dalam penelitian ini dapat dilihat dari
kecapaian indikator sebagai berikut:
1. Minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang minat siswa dalam
proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan
ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 12. Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran
No
Sub Indikator Minat
Sebelum
Tindakan
Jmlh (%)
Siswa
39
97,5
1.
Mengikuti pelajaran
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan saat KBM
18
45
Tidak mengobrol di dalam kelas
26
60
Tidak keluar masuk kelas
25
62,5
Membawa perlengkapan sendiri
20
50
commit to user63
Rata-rata
Siklus I
Jmlh
Siswa
38
%)
18
20
25
26
45
50
62,5
65
63,5
95
Siklus II
Jmlh
Siswa
39
29
28
32
38
(%)
97,5
72,5
70
80
95
83
90
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik 3. Presentase Peningkatan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran
120%
Mengikuti pelajaran
100%
80%
Memperhatikan saat proses
pembelajaran
60%
40%
Tidak mengobrol di dalam
kelas
20%
Tidak keluar masuk kelas
0%
SIKLUS I
SIKLUS II
Membawa perlengkapan
sendiri
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub
indikator minat dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan
teknik quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator
minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a)
mengikuti pelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami
penurunan 2,5 % pada siklus I menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 %
pada siklus II menjadi 97,5 %; b) memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum
dilakukan penelitian yaitu 45 % , tidak mengalami perubahan atau tetap pada
siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5 % pada siklus II menjadi 72,5 %; c) tidak
mengobrol di dalam kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami
penurunan 10 % pada siklus I menjadi 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II
menjadi 65 %; d) tidak keluar masuk kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu
62,5 %, tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan
meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80 %; e) membawa perlengkapan sendiri,
sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %, mengami kenaikan 15 % pada siklus I
menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari sub
indikator minat yaitu 63,5 % sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan
menjadi 83 % pada siklus II.
commit to user
91
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan
ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 13. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
No
Sub Indikator Minat
Sebelum
Tindakan
Jmlh
(%)
Siswa
16
40
Siklus I
Jmlh
Siswa
17
%)
Siklus II
42,5
Jmlh
Siswa
29
(%)
72,5
1.
Bertanya dan minta arahan guru
2.
Menjawab pertanyaan
5
12,5
17
42,5
20
50
3.
Mengerjakan tugas
36
90
37
92,5
39
97,5
4.
Keseriusan dalam mengerjakan
tugas
20
50
20
50
28
70
5.
Tepat waktu mengumpulkan tugas
30
75
34
85
40
100
Rata-rata
53,5
62,5
78
Grafik 4. Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
120.00%
100.00%
Bertanya dan minta
arahan guru
80.00%
Menjawab pertanyaan
60.00%
Mengerjakan tugas
40.00%
Keseriusan dalam
mengerjakan tugas
20.00%
Tepat waktu
mengumpulkan tugas
0.00%
SIKLUS I
SIKLUS II
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub
indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan
commit to user
kertas dengan teknik quilling melalui penerapan model direct instruction.
92
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peningkatan indikator minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya
kerajinan kertas yaitu: a) bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan
penelitian yaitu 40 %, mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5%
dan mengalami peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; b) menjawab
pertanyaan, sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30
% pada siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %;
c) mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu
90 % mengalami
peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II
menjadi 97,5 %; d) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan
penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50
% dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; e) tepat waktu mengumpulkan
tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada
siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Ratarata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 %
pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II.
3. Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan
Teknik Quilling
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang kemampuan siswa
dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel dan
grafik di bawah ini:
Tabel 14. Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik
Quilling
Siklus I
No
Sub Indikator Kemampuan
Siklus II
Jmlh
Presentase
Jmlh
Presentase
Siswa
(%)
Siswa
(%)
1.
Mampu memotong dengan rapi
16
48,3
30
75
2.
Mampu menggulung dengan rapi
22
55
25
62,5
3.
Mampu menyusun dengan rapi
20
commit to user
Rata-rata
50
32
80
48,3
72,5
93
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik 5.Presentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan
Kertas dengan Teknik Quilling.
90%
80%
70%
Mampu memotong
dengan rapi
60%
50%
Mampu menggulung
dengan rapi2
40%
30%
Mampu menyusun
dengan rapi
20%
10%
0%
SIKLUS I
SIKLUS II
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub
indikator kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik
quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator minat
siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a) mampu
menggulung dengan rapi, pada siklus I yaitu 55 % mengalami kenaikan 7,5 %
pada siklus II menjadi 62,5 %; b) mampu memotong dengan rapi, pada siklus I
yaitu 48,3 % pada siklus II meningkat 26,7 % menjadi 75 %; c) mampu menyusun
dengan rapi, pada siklus I yaitu 50 % pada siklus II meningkat 30 % menjadi 80
%, sehingga rata-rata kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,4 %.
Setelah dilakukan penelitian yang terdiri dari dua siklus dalam
pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model
pembelajaran direct instruction pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I
Surakarta, mengalami kenaikan. Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari
ketercapaian indikator : 1) 70 % siswa menunjukkan minat dalam proses
pembelajaran membuat karya kerajinan; 2) 70 % siswa mampu menunjukkan
keaktifan dalam proses pembelajaran; 3) 70 % siswa memiliki kemampuan dalam
membuat karya kerajinan kertas. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat
dari data sebagai berikut:
commit to user
94
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 15. Presentase Rata-rata Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan
Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator
Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan
Teknik Quilling
No
Indikator
Sblm
1.
2.
3.
Minat
Keaktifan
Kemampuan
63 %
53,5 %
0%
Presentase
Siklus I Siklus II
63,5 %
62,5 %
48,3%
82 %
78 %
72,5 %
Perubahan Presentase
Sblm ke siklus I ke Rata-rata
siklus I
siklus II
0,5 %
9%
0%
18,5 %
15,5 %
24,2 %
9,5 %
12,25 %
24,2 %
Grafik 6. Presentase Rata-rata Kenaikan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran
dengan Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan Siswa dalam
Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling
90%
80%
70%
60%
50%
MINAT
40%
KEAKTIFAN
30%
KEMAMPUAN
20%
10%
0%
Sebelum
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan data dan grafik di atas menunjukkan bahwa sebelum
dilaksanakan penilitian, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
membuat karya kerajinan kertas masih rendah yaitu minat hanya mencapai 63 %,
keaktifan mencapai 53,5 %. Sedangakan setelah dilaksanakan penelitian pada
siklus I proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan, walaupun masih
tergolong rendah karena belum mencapai 70 %. Indikator minat meningkat 0,5 %
commit dilaksanakan
to user
dan keaktifan meningkat 9 %, setelah
siklus I presentase minat
95
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi 63,5 % dan keaktifan menjadi 62,5 %. Apabila dilihat dari segi hasil
pembelajaran yang dengan indikator kemampuan pada siklus I mencapai 48,3 %.
Setelah dilakukan reflesksai antara guru dan peneliti dengan melakukan perbaikan
pada siklus II presentasenya meningkat yaitu minat meningkat 18,5 % dari 63,5 %
menjadi 82 %, aktivitas mengalami peningkatan sebesar 14,5 % dari 62,5 %
menjadi 78 %, dan kemampuan mengalami peningkatan sebesar 24,2 %, dari 48,3
% menjadi 72,5 %. Berikut ini hasil rekapitulasi nilai secara keseluruhan dalam
pelaksanaan siklus I dan siklus II.
Tabel 16.Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan siklus I
dan siklus II.
No
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Sidik Mardiyanto
Febrian Iqbal
Galih Arta K
M Firdaus
Meliana Axshela
Aldi Bagas S
Ardhika Neswara
Asyifa M
Aulia Oase
Chaterine I S
Cindy R P
Dian Popy P
Dion Santo Eko P
Diva Putri P
Dona K D
Elma Putri N
Gia Friska R
Grendy A S
Imayang Sita R K J
Intan Aulya M
Kristina Candra D
Leony Aditya C P
M Meico G
Margarita N S
Mita Safitri
M Dava
Nikita M
Rahma D B A
Raihanah
Nilai Akhir
SIKLUS I
Ketuntasan
Tuntas
Tidak
Tuntas
70
√
48
48
68
√
68
√
53
53
57
57
57
68
√
66
47
67
68
√
68
√
68
√
67
60
60
70
67
75
√
75
√
70
√
70
√
72
√
70
√
72 commit√to user
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Nilai Akhir
SIKLUS II
68,5
78,5
73,5
76
76
58,5
78,5
78,5
78,5
78,5
73,5
76
76
58,5
78,5
78,5
68,5
68,5
73,5
76
76
58,5
78,5
78,5
68,5
78,5
73,5
76
76
Ketuntasan
Tuntas
Tidak
Tuntas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
96
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Rahul A S
Rebecca T K
Reza Rindi S
Rhindita R P
Rika Mei Tamara
Sabrina Silvi M
Siti Anisa
Vira Azra
Wildan Diego A
Zulfa Nilul M
Kevin Rahma
Jumlah
Presentase
50
70
48
68
68
68
46
48
46
50
50
√
√
√
√
18
45%
√
√
√
√
√
√
√
22
55%
58,5
78,5
78,5
68,5
78,5
73,5
76
58,5
76
78,5
78,5
√
√
√
√
√
√
√
√
√
35
87,5%
√
√
5
12,5%
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS
Jumlah keseluruhan siswa
Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus II
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Tuntas
40%
Tidak Tuntas
30%
20%
10%
0%
SIKLUS I
SIKLUS II
Peningkatan presentase dari data di atas menunjukkan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran direct instruction dalam membuat karya
commit to user
97
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerajinan dengan teknik quilling dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I Surakarta.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah penelitian yang dilaksanankan di SD Negeri Wonosaren I
Surakarta pada siswa kelas IV dengan menerapkan model direct insrtoctiondalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Proses Pembelajaran
a. Minat belajar
Minat siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian
dengan model direct instruction masih kurang,. Siswa kurang memperhatikan pada
saat kegiatan belajar berlangsung, siswa cenderung ramai dengan siswa lain, siswa
sering keluar masuk kelas, dan siswa sering tidak membawa perlengkapan untuk
praktek. Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menerapkan model direct instruction, minat siswa rata-rata meningkat dari tiap-sub
indikator. Hasil penelitian dapat dilihat dari: 1) mengikuti pelajaran, sebelum
dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami penurunan 2,5 % pada siklus I
menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; 2)
memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 45 %,
tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5
% pada siklus II menjadi 72,5 %; 3) tidak mengobrol di dalam kelas, sebelum
dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami penurunan 10 % pada siklus I menjadi
50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 65 %; 4) tidak keluar masuk
kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 62,5 %, tidak mengalami perubahan atau
tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80
%; 5) membawa perlengkapan sendiri, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %,
mengami kenaikan 15 % pada siklus I menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada
commit to user
siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari setiap sub indikator minat yaitu 63,5 %
perpustakaan.uns.ac.id
98
digilib.uns.ac.id
sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan menjadi 83 % pada siklus II.
Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari indikator minat
siswa neningkat sebesar 9,5 %. Hasil ini sesuai dengan pendapat Sofyan Amri dan
Iif Khoiru Ahmadi yang menyatakan bahwa “ strategi pembelajaran direct
instruction dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna
membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk
berfikir”(Sofyan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, 2010: 39).
b. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan
penelitian dengan model direct instruction kurang. Siswa kurang aktif dalam
bertanya dan minta arahan guru serta kurang aktif dalam menjawab pertanyaan,
kurang aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, serta tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Setelah dilaksanakan penelitian dengan
menerapkan model direct instruction, keaktifan siswa menjadi meningkat, yaitu 1)
bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan penelitian yaitu 40 %,
mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5% dan mengalami
peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; 2) menjawab pertanyaan,
sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30 % pada
siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %; 3)
mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu
90 % mengalami
peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II
menjadi 97,5 %; 4) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan
penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50
% dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; 5) tepat waktu mengumpulkan
tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada
siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Ratarata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 %
pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II. Sehingga rata-rata kenaikan dari
to ini
usersesuai dengan pendapat Kardi dan
indicator minat yaitu sebesar 12,25commit
%. Hasil
99
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nur dalam Trianto yang menjelaskan bahwa “ meskipun tujuan pembelajaran dapat
dirancang bersama guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru, system
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin terjadinya
keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi
atau tanya jawab”(Trianto, 2009: 44).
2. Hasil Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model direct
instruction, nilai yang diperoleh rata-rata 67,3 dengan presentase ketuntasan, tuntas
40 % dan belum tuntas 60 %; dalam pelaksanaan siklus I terjadi penurunan nilai
rata-rata sebesar 5,6 % menjadi 61,7 tetapi mengalami peningkatan presentase
ketuntasan, tuntas 45 % dan belum tuntas 55 %; dalam pelaksanaan siklus II
mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 11,8 % menjadi 73,5 dengan presentase
ketuntasan, tuntas 87,5 % dan belum tuntas 12,5 %.
commit to user
100
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya
kerajinan kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta.
Penerapan model direct instruction pada penelitian ini dilakukan dalam
delapan fase, yang meliputi sebagai berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar
dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru
memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik,; 3)
Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan
kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah; 4) Eexplaining
and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat
kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and
discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan
terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan
menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di
kelas. Guru juga memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk
dikerjakan di rumah.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya
siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan
balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari
siswa dalam proses pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut meliputi proses pembelajaran
melalui indikator minat, keaktifan dan hasil pembelajaran dengan indikator
kemampuan siswa dalam berkarya. Indikator minat yang meliputi beberapa sub
commit
to user saat KBM, tidak mengobrol di
indikator yaitu: mengikuti pelajaran,
memperhatikan
100
101
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas,
tidak
keluar
masuk
kelas,
membawa
perlengkSSSapan
sendiri,
peningkatannya sebesar 19 % yaitu dari 63 % pada siklus I menjadi 82 % pada
siklus II. Indikator keaktifan meliputi sub indikator: bertanya dan minta arahan
guru, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, keseriusan dalam mengerjakan
tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, peningkatannya sebesar 14,5 %
yaitu dari 63,5 % pada siklus I menjadi 78 % pada siklus II Sedangkan indikator
kemampuan meliputi sub indikator: siswa mamapu menggulung kertas dengan rapi,
siswa mamapu memotong kertas dengan rapi, siswa mampu menyusun gulungan
dengan rapi, peningkatannya sebesar 18,3 % yaitu dari 55 % pada siklus I menjadi
73,3 % pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat ditarik implikasi sebagai berikut:
1. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak dilakukan persiapan dan
pembagian waktu yang matang maka tidakan tidak berjalan lancar sesui rencana
bahkan tujuan pembelajaran yang diinginkan akan sulit tercapai.
2. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak memberi kebebasan
siswa untuk perpendapat, bertanya dan minta pengarahan maka indikator
keaktifan sulit untuk meningkat dengan baik.
3. Apabila
dalam
penerapan
model
direct
instruction
guru
tidak
mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan secara bertahap
maka
kemampuan siswa tidak meningkat dengan baik.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan
model direct instruction, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
commit to user
102
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Guru hendaknya menerapkan variasi model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk menghindari kejenuhan dengan menyesuaikan kompetensiyang
hendak dicapai, salah satunya model direct instruction.
b. Guru hendaknya mampu menerapkan maupun mengembangkan penerapan
model direct instruction
yang sudah dilaksanakan sesuai capaian yang
belum optimal.
2. Bagi Siswa
a. Siswa lebih meningkatkan keberanian untuk bertanya, minta arahan pada
guru dan berpendapat dalam proses pembelajaran.
b. Siswa sebaiknya tidak memupuk “saya tidak bisa” sebelum mencoba.
c. Siswa sebaiknya selalu latihan menggambar dalam membuat desain untuk
mengasah keluesan tangan.
commit to user
Download