BAHAN AJAR 2 KARAKTERISTIK ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM IPS SMA A. Pengantar Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium (terutama praktikum) merupakan bagian integral dari pembelajaran. Kegiataan laboratorium bertujuan untuk (1) membangkitkan motivasi belajar IPA, karena melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa, (2). mengembangkan keterampilan dasar melalui kegiatan eksperimen, meliputi keterampilan mengamati, memperkirakan, mengukur dan memanipulasi peralatan IPA, (3). menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah (melalui model prektikum induktif), dan (4). Memperkuat atau membangun penguasaan konsep. Laboratorium IPA memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan laboratorium lainnya. Penggunaan bahan kimia yang sangat mungkin berbahaya dan beracun, memerlukan penanganan yang khusus dari tenaga laboratorium. Demikian pula, banyak peralatan khusus pula yang digunakan di laboratorium IPA seperti alatalat listrik, alat-alat gelas, serta alat-alat optik yang memerlukan keahlian tertentu dalam penanganannya. Oleh karena itu, maka sebelum melaksanakan kegiatan laboratorium, seorang tenaga laboratorium (kepala lab, teknisi, laboran dan guru pembimbing kegiatan laboratorium) harus memeiliki wawasan serta pemahaman terhadap karakteristik dari alat dan bahan yang umum digunakan di laboratorium IPA. B. Tujuan: Modul ini bertujuan untuk memberikan wawasan serta pemahaman tentang karakteristik bahan dan alat di laboratorium sebagai bagian dari kompetensi seorang kepala laboratorium. C. Pengertian Dan Fungsi Laboratorium 1. Pengertian Laboratorium Laboratorium dapat diartikan secara luas maupun sempit. Laboratorium yang dimaksud dalam modul ini dimaknai sebagai suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk tempat bekerja. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan beberapa pengertian laboratorium. Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki beberapa pengertian yaitu: (a) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis, (b) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains (c) tempat memproduksi bahan kimia atau tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah obat (d) (e) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang sains (kimia, fisika, biologi, dsb.). Berdasarkan definisi di atas dengan tegas dinyatakan bahwa laboratorium kimia adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahanbahan kimia untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen. Dengan demikian keberadaan laboratorium baik di lingkungan industri, lembaga penelitian, maupun lembaga pendidikan IPA sangat penting. 2. Fungsi Laboratorium Prasarana laboratorium menurut rancangan Standar Sarana dan Prasarana yang dirancang BSNP dikemukakan bahwa” laboratorium berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas”. Fungsi laboratorium diperjelas oleh Hodson (dalam Rosbiono, 2003: 15) yang mengemukakan bahwa laboratorium memiliki fungsi utama yaitu: (a) untuk melaksanakan eksperimen, (b) kerja lab, (c) praktikum, dan (d) pelaksanaan didaktik pendidikan IPA dengan hierarki seperti ditunjukkan pada Gambar 1. berikut. pembelajaran sains praktikum kerja lab eksperimen Gambar 1. Keterkaitan antara eksperimen, kerja laboratorium dan praktikum Ada beberapa istilah yang sering diartikan sama oleh guru di lapangan yang berhubungan dengan pembelajaran sains, yaitu eksperimen, kerja laboratorium, dan praktikum. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan makna, yaitu sebagai berikut. a. Eksperimen Ekperimen diartikan sebagai rangkaian kegiatan (menyusun alat, mengoperasikan alat, mengukur, dsb.) dan pengamatan untuk memverifikasi dan menguji suatu hipotesis berdasarkan bukti-bukti empiris. b. Kerja Laboratorium Kerja laboratorium cakupannya lebih luas daripada eksperimen yang diartikan sebagai aktifitas dengan menggunakan fasilitas laboratorium, seperti melatih keterampilan menggunakan alat, melakukan eksperimen (percobaan), mendemonstrasikan percobaan, melakukan pengontrolan kualitas bahan baku, pengontrolan kualitas produk industri, ekshibisi (pameran) proses-proses kimia dsb. Dengan demikian kerja laboratorium harus dirancang sedemikian rupa agar dapat melakukan pengukuran kuantitas fisis secara akurat; menelaah faktor- faktor yang mempengaruhi keajegan pengukuran; memperlakukan bahan, alat, perkakas, dan instrumen suatu pengukuran; mendeskripsikan hasil pengamatan dan pengukuran dengan jelas; menyajikan informasi secara verbal, piktorial, grafis dan matematis; menyimpulkan yang dimuati pendapat dan memberikan argumen terhadap hasil pengamatan; mempertahankan kesimpulan dan ramalan; berpartisipasi aktif dan berkooperatif dalam kelompok; melaporkan hasil pengamatan, kesimpulan, dan ramalan dalam kelas; mengenali permasalahan dan memecahkannya melalui eksperimen. c. Praktikum Praktikum diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran yang berfungsi memperjelas konsep melalui kontak dengan alat, bahan, atau peristiwa alam secara langsung; meningkatkan keterampilan intelektual peserta didik melalui observasi atau pencarian informasi secara lengkap dan selektif yang mendukung pemecahan problem praktikum; melatih dalam memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan dan keterampilan terhadap situasi yang dihadapi, melatih dalam merancang eksperimen, menginterpretasi data, dan membina sikap ilmiah. Hackling (dalam Rosbiono, 2003 :17) mengemukakan ada lima jenis praktikum yang dapat diperankan di laboratorium yaitu: (a) praktikum verifikasi, (b) inkuiri terbimbing, (c) inkuiri semi terbimbing, (d) inkuiri kurang pembimbingan, dan (e) ikuiri terbuka yang disebut juga dengan penelitian. Kelima jenis praktikum tersebut dibedakan berdasarkan disediakan atau tidaknya komponen permasalahan, peralatan, prosedur kerja, dan sasaran atau jawaban yang akan dicapai. Kelima jenis praktikum tersebut ditunjukkan pada Tabel-1 berikut. Tabel 1. Jenis-jenis Praktikum berdasarkan prosesnya Jenis Prakti kum Verifikasi Inkuiri terbimbing Inkuiri semi terbimbing inkuiri porsi pembim Masalah Peralatan Prosedur kerja Diberikan diberikan diberikan Diberikan diberikan diberikan Diberikan diberikan Diberikan bingan rendah Jawaban/ Sasaran Diketahui belum tidak diketahui belum diberikan diketahui tidak tidak belum diberikan diberikan diketahui Inkuiri terbuka Tidak tidak tidak (Penelitian) diberikan diberikan diberikan belum Diketahui Woolnough (dalam Nuryani Rustaman, 1995) lebih lanjut mengemukakan bahwa bentuk praktikum bisa berupa latihan, investigasi (penyelidikan) atau bersifat pengalaman. Bentuk praktikum yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan aspek tujuan dari praktikum yang diinginkan. c.1. Bentuk Praktikum Latihan Bentuk praktikum latihan, digunakan untuk mendukung aspek tujuan mengembangkan keterampilan dasar. Keterampilan dikembangkan melalui latihan menggunakan alat, mengobservasi, mengukur dan kegiatan lainnya. Contoh kegiatan praktikum kimia yang bersifat latihan misalnya: memasukkan/mengeluarkan termometer pada sumbat karet, membaca skala pada termometer atau gelas ukur, menimbang zat dengan neraca Ohaus 311 g, menggunakan pipet volumetri, teknik melakukan titrasi, membaca skala alat ukur pada amperemeter atau voltmeter yang dipasangkan multiplier 1 – 5 volt, merakit perangkat destilasi, dan memasang generator gas. c.2. Bentuk praktikum investigasi (penyelidikan) Bentuk praktikum investigasi (penyelidikan), digunakan untuk aspek tujuan kemampuan memecahkan masalah. Dalam bentuk ini, kemampuan bekerja siswa dikembangkan seperti seorang ilmuwan. Melalui kegiatan praktikum ini siswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah secara operasional, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya, dan mengimplementasikan dalam laboratorium serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Bentuk praktikum investigasi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar berpikir divergen dan pengalaman merekayasa suatu proses yang diperlukan dalam pengembangan teknologi. Contoh praktikum kimia berbentuk investigasi diantaranya: menganalisis kebenaran kadar cuka 25%; Menentukan laju pertumbuhan bakteri dalam satu sediaan, menentukan kecepatan dalam gerak lurus beraturan. c.3. Bentuk Praktikum bersifat Memberi Pengalaman Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman, digunakan untuk aspek tujuan peningkatan pemahaman materi pelajaran. Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran dapat terwujud apabila siswa diberi pengalaman untuk mengindera fenomena alam dengan segenap indranya (peraba, penglihat, pembau, pengecap, dan pendengar). Pengalaman langsung siswa terhadap fenomena alam menjadi prasyarat penting untuk mendalami dan memahami materi pelajaran. Apabila kegiatan praktikum berformat discovery, fakta-fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam pikirannya. Apabila kegiatan praktikum bersifat verifikasi, fakta-fakta yang diamati menjadi bukti konkrit kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa lebih mendalam. Contoh praktikum IPA yang bersifat pengalaman: menentukan sifat asam basa beberapa larutan, menentukan koefisien muai suatu bahan, menentukan bentuk sel/bakteri dengan mikroskoup. Dalam melaksanakan kegiatan praktikum, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang akan menjadikan kegiatan praktikum berjalan dengan baik. Prasarana yang dimaksud adalah ruangan yang disebut laboratorium, dan sarananya adalah alat, bahan (zat kimia), perkakas, perabot dan media yang diperlukan untuk kegiatan laboratorium. d. Pelaksanaan Pembelajaran IPA melalui Kegiatan Laboratorium Fungsi laboratorium sebagai pelaksanaan pembelajaran IPA dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu: (a) fungsi yang memberikan peningkatan pengetahuan, (b) fungsi yang memberikan peningkatan keterampilan, dan (c) fungsi yang memberikan penumbuhan sikap. 1) Fungsi yang memberikan peningkatan pengetahuan Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan pengetahuan (keterampilan intelektual) diantaranya meningkatkan kemampuan-kemampuan berikut : a) Pemahaman Pemahaman yang dapat diperoleh peserta didik dari fungsi didaktik diantaranya adalah penggunaan alat, teknik pengukuran, faktor kesalahan pengukuran, prosedur eksperimen, sumber kecelakaan eksperimen. b) Merancang Eksperimen Kemampuan–kemampuan yang dapat dilatihkan dalam merancang eksperimen diantaranya mengemukakan hipotesis, adalah mengidentifikasi merancang prosedur informasi, eksperimen, menentukan alat dan bahan, dan merancang pencacatan data c) Melakukan Eksperimen Kemampuan peserta didik dalam melakukan eksperimen di antaranya adalah mengidentifikasi data yang relevan dan tidak relevan, klasifikasi data, mengolah data, menganalisis data, mengidentifikasi hubungan sebab akibat, menghubungkan berbagai faktor atau fenomena, menginterpretasikan data, dan menyimpulkan hasil eksperimen. 2) Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan keterampilan fisik Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan keterampilan fisik diantaranya melatih dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam hal mengenali : cara kerja alat, keterbatasan kerja alat, kapasitas alat, ketelitian alat, mengkalibrasi alat, menyiapkan alat, merangkai alat, menggunakan alat, memperbaiki alat, menyimpan alat, membersihkan alat, menangani keselamatan kerja. 3) Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan menumbuhkan sikap Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan menumbuhkan sikap diantaranya : objektif , toleran / menerima pandangan orang lain , keingintahuan tinggi, cermat, teliti, kooperatif, partisipatif, kreatif, kritis, terbuka, tekun, mau bekerja keras, memiliki motif berprestasi, ulet (tidak mudah menyerah), percaya diri, memiliki kepedulian, menyadari kelemahan dan keunggulan diri, dan taat pada aturan. Beberapa pakar pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kegiatan praktikum, sehingga melahirkan beberapa model dan metode praktikum, seperti misalnya: model praktikum induktif, model praktikum verifikasi, dan metode inkuari. 1 Model praktikum induktif dikembangkan oleh penganut paham Francis Bacon yang berpendapat bahwa pekerjaan laboratorium adalah mengumpulkan pola hubungan antar data dan selanjutnya menemukan teori untuk merasionalisasi semua itu. Atau dengan kata lain dari fakta menuju generalisasi. 2 Model praktikum verifikasi dikembangkan oleh paham Popper yang memandang bahwa ilmuwan mengawali penyelidikannya dengan suatu hipotesis yang diturunkan dari gabungan antara pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut ilmuwan menguji kesalahan atau kebenaran hipotesisnya melalui observasi dan eksperimen. Kegiatan praktikum verifikasi ini lebih diarahkan pada pembuktian teori yang telah dipelajari siswa sebelumnya. 3 Metode inkuari dikembangkan melalui pendekatan heuristik yang memandang ilmuwan sebagai penemu (discoverer). Di dalam praktikum menurut pandangan ini, siswa bagaikan seorang ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen, mereka dituntut untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat, menginterpretasi data perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang harus dibuatnya. D. Karakteristik Alat dan Bahan Laboratorium IPA Secara umum, setiap laboratorium memiliki karakteristik berbeda, baik dalam hal sarana prasarana, bangunan, bahan, peralatan dan kegunaannya. Demikian pula, laboratorium IPA memiliki karakteristik yang khas diantaranya karena seringkali berhubungan dengan bahan kimia dan bahan biologi yang berbahaya dan beracun. Demikian halnya dengan peralatan. Laboratorium IPA memiliki peralatan yang secara fungsional berbeda untuk setiap kegiatan laboratorium kimia, fisika, dan biologi. 1. Peralatan di Laboratorium IPA Peralatan yang digunakan di laboratorium IPA berdeda dengan peralatan yang digunakan di laboratorium pada umumnya, karena sifat kegiatan laboratoriumnya pun berbeda. Di SMA, laboratorium IPA lebih dispesifikasi menjadi tiga jenis, yaitu peralatan untuk praktikum kimis, fisika, dan biologi. Meskipun demikian, ada beberapa peralatan yang digunakan di ketiga laboratorium tersebut, seperti neraca, termometer, dan alat ukur lainnya. Secara umum peralatan praktik di laboratorium kimia dibedakan berdasarkan zat dasarnya, yaitu dari gelas/kaca, kayu, porselen, karet, logam, plastik, kertas, atau campuran dari zat-zat tersebut. Pengenalan peralatan praktik kimia dapat dilakukan dengan cara mempelajari dari buku katalog alat atau mengamati alat/peralatan langsung di laboratorium. Hal penting dipelajari tentang alat/perangkat kimia adalah yang berkenaan dengan nama, spesifikasi, fungsi dan prinsip kerja masing-masing alat/perangkat tersebut. Beberapa alat/peralatan kimia yang umum terdapat di laboratorium kimia adalah seperti tabel 2. di bawah ini. Tabel 2. Beberapa Alat-Alat Kimia di Laboratorium Kimia/Biologi Berdasarkan Kelompok Bahan Dasarnya Bahan dasar alat : Gelas No. Nama 1 Gelas Kimia Gambar - Kegunaan Alat ukur volume (kasar) - Wadah untuk memanas kan larutan 2 Pipet gondok atau pipet volumetri atau Alat ukur dengan ketelitian tinggi pipet seukuran 3 Labu Alat titrasi erlenmeyer (wadah titrasi) Bahan dasar alat : Gelas No. Nama 4 Gambar Kegunaan Labu dasar Penyimpan zat cair rata saat destilasi 5 Wadah untuk biakan Cawan petri mikrobiologi 6 Gelas arloji - Wadah untuk menimbang - Penutup gelas kimia 7 Termometer Pengukur suhu 8 - Tempat mereaksikan zat/larutan Tabung reaksi - Tempat memanaskan zat/ larut an dalam jumlah sedikit Bahan dasar alat : Gelas No. Nama 9 Corong Gambar Kegunaan - Membantu memindahkan larutan - Alat penyaring dengan bantuan kertas saring 10 Pembakar spiritus Pembakar 11 Desikator Alat pengaman bahan agar tetap kering Bahan dasar alat : Logam No. Nama 1 Pinset Gambar Kegunaan Pengambil anak timbangan Bahan dasar alat : Logam No. Nama 2 Penjepit Gambar Kegunaan tabung reaksi Pemegang tabung reaksi 3 Sendok spatula Pengambil zat padat dari dan spatula botol Penusuk padatan keras dalam botol 4 Pembakar Pembakar Bunsen dengan gas LPG Pembakar Pembakar Spiritus dengan spiritus 5 6 Klem Buret Fisher 7 Klem Serbaguna Pemegang buret pada statif Pemegang klem pada statif 8 Klem Tiga jari Pemegang benda pada statif Bahan dasar alat : Logam No. Nama 9 Kaki tiga Gambar Kegunaan Penyangga benda yang akan dipanaskan 10 Statif Penyangga benda yang dirangkai 11 Ring 12 Tang Gelas Kimia Penyangga benda yang dipasang pada statif Pemegang gelas kimia 13 Tang krus Pemegang krus Bahan dasar alat : Kayu No. Nama Kegunaan Rak tabung Penyimpan tabung reaksi reaksi yang sedang dipakai Bahan dasar alat : Plastik No. Nama 1 2 Gambar Gambar Kegunaan Rak tabung Penyimpan tabung reaksi reaksi yang sedang dipakai Pelindung Pelindung muka muka (face [Alat Pelindung Diri (APD)] shield) 3 - Penyimpan reagen Botol reagen dan Botol semprot - Botol pencuci/ sem prot - Alat bantu membi las Bahan dasar alat : Logam dan kayu No. Nama Gambar Neraca Pengukur massa dengan analitik ayun teliti Bahan dasar alat : Logam dan plastik No. Nama Gambar 1 Kegunaan Kegunaan Neraca digital Pengukur massa dengan teliti Bahan dasar alat : Logam dan plastik No. Nama Gambar 2 Neraca Kegunaan Triple Beam Neraca Teknis Pengukur massa agak teliti Neraca OHAUS Tipe 311 g 3 4 Galvano Penentu intensitas dan arah meter arus listrik Ammeter dan Voltmeter Pengukur kuat arus dan tegangan listrik Bahan dasar alat : Logam dan plastik No. Nama Gambar 5 Barometer Kegunaan Pengukur tekanan udara Bahan dasar alat : Gelas dan plastik No. Nama Gambar 1 Pesawat Kipp Kegunaan Generator/ Penghasil gas 2 pH Pen Pengukur pH 3 Termometer Ruangan Pengukur suhu ruangan Bahan dasar alat : Porselin No. Nama 1 Gambar Kegunaan Pelat tetes Penyimpan cairan yang diteteskan 2 Lumpang Penghalus padatan dan alu 3 Segitiga Penyangga krus pada pemanasan porselen 4 Cawan Krus Bahan dasar alat : Karet No. Nama Pemanasan zat suhu tinggi Gambar - Ball pipet (Pompa Filler) Bahan dasar alat : Kertas dan plastik No. Nama Gambar Indikator universal Kegunaan Pengisap cairan, dipasangkan pada pipet - Alat pelindung diri untuk memipet larutan pekat/beracun/ berbahaya Kegunaan Indikator pH Bahan dasar alat : Kertas dan plastik No. Nama Gambar Bahan dasar alat : Logam dan plastik No. Nama Gambar Kegunaan Kegunaan Hot plate & Magnetic Stirrer & Magnetic Stir Bar Pemanas& pengaduk Bahan dasar alat : Logam dan gelas No. Nama Gambar 1 Mikroskop Bahan dasar alat : Logam, plastik dan gelas No. Nama Gambar Stop watch Bahan dasar alat : Logam, karet dan gelas No. Nama Gambar Kegunaan Penglihat benda kecil Kegunaan Pengukur waktu Kegunaan Generator Pembangkit /penghasil gas di gas laboratorium Bahan dasar alat : Logam, plastik dan karet No. Nama Gambar Pompa Kegunaan Pengisap gas dari alat lain vakum Secara umum peralatan di laboratorium fisika dibedakan berdasarkan materi substansi isi bahan ajar dan bahan dasar pembangun peralatan. Berdasarkan substansi materi meliputi peralatan; mekanika, optika, fluida, listrik, magnet, fisika modern, elektronika, alat ukur (instrumen), alat bantu praktik, elektronika, alat-alat pendukung laboratorium, kit-kit khusus, dan perkakas toolskit. Berdasarkan jenis/aspek bahan yaitu terbuat dari bahan; gelas/kaca, kayu, porselen, karet, logam, plastik, atau campuran. Pada Tabel berikut diperkenalkan beberapa peralatan laboratorium fisika umum yang esensial berdasarkan struktur materi subjek pengajaran fisika yang diperlukan dalam berbagai percobaan. Tabel 3. Peralatan Laboratorium Fisika No Mekanika Nama Alat 1 Neraca 4 lengan 2 Neraca pegas 0.5 N Kegunaan Untuk menimbang massa benda dan mengukur massa jenis zat cair Mengukur gaya di bawah 1,5 N No Nama Alat 3 Neraca pegas 1.0 N 4 Neraca pegas 3.0 N Kegunaan Mengukur gaya di bawah 1 Mengukur gaya di bawah 3 Mengukur waktu gerakan kereta troli dan 5 Tikker timer 6 Beban bercelah 5 x 50 g 7 Beban bercelah 5 x 5 g 8 Statif landasan A (1000 mm) tempat balistik, projektil, dsb, pada percobaan Statif landasan Persegi di atas lantai. Pemegang peralatan percobaan yang dilakukan 9 10 (500 mm) Bosshead 11 Klem universal 12 Bidang miring angle-adjustable 13 Balok gesekan 4 muka kekasaran 14 15 16 17 18 19 Kereta troli Landasan kereta troli Pita kertas tikker timer Puli duduk (min 3 buah) Katrol seri 3 puli Katrol paralel 3 puli 20 Papan gaya 21 Benang/Tali nilon 22 Balistik-projektil 23 Air Pack berlandasan kaca 24 Bola pejal berkait 20 g pengukuran waktu lainnya. Sebagai beban pada beberapa percobaan tentang gaya, gerak, vibrasi, dsb. Sebagai beban pada beberapa percobaan tentang gaya, gerak, vibrasi, dsb. Pemegang peralatan percobaan ayunan bandul, di atas meja Penjepit klem universal Penjepit peralatan pendukung percobaan mekanika 35 Pengatur kemiringan bidang miring Percobaan pengaruh kekasaran pada percobaan gesekan Untuk percobaan GLB, GLBB Untuk menempatkan troli Sebagai pelengkap tiker timer Percobaan gaya dan hukum kesetimbangan Percobaan keuntungan mekanik katrol seri Percobaan keuntungan mekanik katrol paralel Sebagai tempat puli pada percobaan kesetimbangan Sebagai penghubung gaya, penyambung hubungan beban dengan beban lainnya Untuk menunjukkan gaya yang bekerja pada benda saat diluncurkan Untuk demonstrasi hukum Newton-1 Untuk beban ayunan benda pada percobaan hukum kekekalan energi No Nama Alat 25 Stopwatch 26 Penggaris 100 cm 27 Penggaris 50 cm 28 Model Hukum Kekekalan energi dan momentum Listrik-magnet 1 Meter dasar (A/V) 2 Demonstration meter 3 Osiloskop 20 MHz 4 Pemegang bola lampu 5 Jembatan wheatstone 6 Hambatan Geser 300 Ohm Kegunaan Pencatan waktu gerakan Pengukur dimensi panjang pada pengukuran bola luncur Untuk mengukur dimensi panjang pada pengukuran benda-benda gerak di atas meja. Untuk membuktikan hukum kekekalan energi Mengukur arus dan tegangan Untuk menunjukkan cara kerja jarum meter peralatan ukur analog Mengukur waktu periode dan untuk menunjukkan perpaduan gelombang Untuk tempat menyimpan bola lampu pijar ukuran kecil Untuk menentukan hambatan listrik suatu bahan, misal kawat Ni, Konstantan, NCr Untuk mengatur arus, sebagai penghambat, atau beban arus, pada percobaan H. Ohm dan Kirrchoff Untuk mengatur arus, sebagai penghambat, atau 7 Hambatan Geser 100 Ohm 8 Signal generator f=10 – 100 KHz 9 10 Kabel berpenjepit buaya Kabel bersteker sumbat Hambatan boks 10, 100, 10 K, persegi, gigi gergaji, dan segitiga Penghubung arus Penghubung arus ke terminal alat Percobaan pembagi tegangan, hukum kirrchoff, 100 K, 1 M Transistor boks NPN, PNP Kapasitor boks 0.1, 0.47, 1, 10, dll Percobaan karakteristik transistor Percobaan resonansi RLC pengisian dan 100, 1000 uF Induktor boks 1, 10, 100 mH Diode silikon boks 2 A pembuangan kapasitor, fungsi kapasitor, dll. Percobaan RLC, pembagi tegangan AC, dll Untuk penyearah gelombang, percobaan 11 12 13 14 15 beban arus pada percobaan H.Ohm Pembangkit gelombang listrik sinusoidal, karakteristik diode, percobaan pembentukan No Nama Alat 16 17 18 19 20 Resistor boks NTC Resistor boks PTC Kalorimeter joule Catu daya 5, 6, 9, 12 volt 5 A Sakelar pisau 21 Transformator 1:5 22 23 Solar sel model Amplifier 10 watt 24 Panel digital dasar 25 Magner batang 26 27 28 29 Magnet-U Magnet silindris Model Induksi-magnet Kawat Nikelin 30 Kawat Konstantan 31 Kawat email tembaga 32 Model Generator listrik 33 Model Motor listrik Getaran-Gelombang-Bunyi 1 Garputala 2 Pemukul garpu tala 3 Kolom garputala 4 Tabung resonansi 5 6 7 Macam-macam Peredam bunyi Macam2 pemantul bunyi Kolom pemancar bunyi Kegunaan gelombang, dll Percobaan karakteristik resistor NTC Percobaan karakteristik resistor PTC Percobaan kesetaraan kalori dan joule Sebagai sumber tegangan Sebagai pemutus-sambung aliran arus listrik Digunakan pada percobaan prinsip kerja transformator Sebagai pembangkit listrik tenaga surya Sebagai penguat tegangan Sebagai dasar-dasar penerapan bahan semikonduktor Pembangkit medan magnet, percobaan garis gaya magnet, percobaan induksi magnet Pembangkit medan magnet Pembangkit medan magnet Untuk percobaan ggl induksi Percobaan hambatan kawat Percobaan hukum Ohm dengan hambatan konstan Sebagai bahan untuk membuat induksi magnet Memperkenalkan bagian-bagian komponen generator Memperkenalkan bagian-bagian komponen motor Sebagai sumber bunyi dengan frekuensi tetap Pemukul garputala Sebagai penguat suara getaran garputala Sebagai alat untuk percobaan sifat2 gelombang bunyi Untuk percobaan peredaman bunyi Untuk percobaan pemantulan bunyi Sebagai pemancar pengarah arah bunyi/suara No Nama Alat 8 Kolom penerima bunyi 9 Model percobaan Melde 10 Model tangki riak 11 sonometer 12 Pengeras suara 13 Kit macam2 sumber bunyi 14 Slingki transversal 15 Slingki longitudinal Fluida-Kalor 1 Gelas ukur 125 ml 2 Pembakar spirtus 3 Model pemuaian 4 Gelas bekker 100 ml 5 Termometer glass 6 Kalorimeter air 7 8 Tripod pembakar spirtus Kawat kassa(non-asbes) 9 Model kontinuitas 10 Model mesin bahan bakar 11 Model konduksi panas 12 Model konveksi panas Kegunaan Sebagai penerima suara yang terarah Untuk menyelidiki hubungan getaran dan pajang gelombang mekanik Untuk mendemonstrasikan sifat-sifat gelombang mekanik Untuk menyelidiki hubungan gaya/tegangan dengan frekuensi bunyi Sebagai pengubah energi listrik menjadi energi bunyi Untuk memperkenalkan macam-macam sumber bunyi Untuk mendemonstrasikan gerak gelombang transversal Untuk mendemonstrasikan gerak gelombang longitudinal Untuk mengukur volume zat cair Sebagai sumber panas konstan Untuk menyelidiki gejala pemuaian Sebagai wadah tempat zat cair yang akan diselidiki Sebagai alat ukur suhu Untuk menyelidiki hubungan timbal balik kalor antar benda, azas black, dll Penyangga gelas kimia Sebagai pelengkap tripod Untuk menyelidiki hukum kontinuitas aliran fluida dalam pipa Untuk mendemonstrasikan proses siklus termodinamika pada mesin bahan bakar Untuk menyelidiki cara perpindahan panas cara konduksi Untuk menyelidiki cara perpindahan panas cara konveksi No 13 Nama Alat Model radiasi panas 14 Boiler-Pemanas butiran logam 15 Butiran logam Al, Fe, Cu 16 Model Mesin uap Optika 1 Cermin datar 2 Cermin cembung 3 Cermin cekung 4 Balok gelas n =1.5 5 Balok plastik n >1,5 6 Lensa cembung 7 Lensa cekung 8 Jembatan optik 9 10 11 12 13 14 Sumber cahaya optik Kisi difraksi Polarisator Layar optik Prisma Sumber laser 15 Set Objek optika Kegunaan Untuk menyelidiki cara perpindahan panas cara radiasi Pemanas logam (butiran logam) Sebagai pelengkap percobaan kalor jenis benda Contoh aplikasi mesin kalor Percobaan pemantulan pada cermin datar Percobaan pemantulan pada cermin cembung Percobaan pemantulan pada cermin cekung Percobaan pembiasan Percobaan pembiasan Percobaan sifat-sifat lensa cembung Percobaan sifat-sifat lensa cekung Pelengkap pada percobaan pembentukan bayangan Sebagai sumber cahaya sejajar Percobaan interferensi Percobaan polarisasi cahaya Pelengkap percobaan optika Pengurai cahaya, pembelok cahaya, dll Sebagai sumber dan contoh cahaya homogen Sebagai pendukung dan pelengkap pada percobaan optik Di laboratorium, peralatan yang digunakan sangat banyak yang serupa dengan peralatan yang digunakan di laboratorium kimia. Namun demikian, ada beberapa peralatan khusus dank has yang umumnya dimiliki oleh laboratorium. Berikut ini adalah table beberapa alat utama di laboratorium biologi. TABEL 4. PERALATAN UTAMA DI LABORATORIUM BIOLOGI NO 1 NAMA DAN GAMBAR ALAT KEGUNAAN untuk mengamati objek yang sangat kecil dan tipis Mikroskop (transparan) serta gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. 2 Untuk percobaan respirasi, memiliki ukuran dengan Pipa kapiler bentuk U diameter 1 mm dilengkapi sekrup pengendali kedap udara di ujung atas kaki yang panjang. 3 Untuk mengukur kecepatan penguapan air melalui daun (transpirasi/evaporasi) secara kuantitatif Fotometer 4 untuk mengukur kecepatan pernafasan hewan kecil bagian Respirator sederhana atau tumbuhan (akar, kuncup bunga, atau kecambah segar). Untuk kegiatan 5 pembedahan, seperti pembedahan ikan, katak, cacing. Burung dan Beberapa bagian juga diperlukan dalam pembuatan sediaan botani. Perangkat alat bedah Media Untuk KBM Kerangka dan model/media lain seperti torso, mata, bagian dalam tubuh, dll. 2. Bahan Kimia di Laboratorium IPA Laboratorium IPA yang memerlukan bahan kimia umumnya adalah laboratorium kimia dan Biologi. Sementara laboratorium Fisika umumnya tidak memerlukan bahan khusus, selain bahan-bahan yang seringkali dikelompokkan dalam peralatan. Bahan kimia yang diperdagangkan memiliki tingkat kemurnian yang berbeda, dan harganya pun berbeda pula. Secara umum tingkat kemurnian zat kimia yang diperdagangkan dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut: 1) Pro Analyse (PA) atau Garenteed Reagent (GR) atau Analar (AR). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurnian zat itu dan kandungan kotorankotorannya. Zat kimia yang termasuk kelompok ini digunakan untuk analisis dalam penelitian yang memerlukan hasil yang akurat dan cermat dan banyak digunakan dalam Laboratorium analitik 2) Chemical Pure (CP), General Purpose Reagents (GPRS). Zat kimia yang termasuk golongan ini mempunyai kemurnian yang lebih rendah (90-95%) dari zat kimia PA. Pada Label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan kemurnian dan kadar maksimum kotoran yang terdapat di dalamnya. 3) Teknis (Technical Grade). Zat kimia kelompok ini mempunyai kemurnian yang paling rendah. Pada Label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang terdapat di dalammnya. Zat kimia yang dibeli sekolah cukup yang golongan teknis. Untuk mengetahui sifat zat kimia dapat dipelajari dari lambang bahaya yang tercantum, sehingga zat kimia tersebut dapat ditangani dengan hati-hati baik ketika menggunakan maupun menyimpannya. Zat kimia yang banyak digunakan di dalam praktikum dapat dikenali dengan berbagai cara, di antaranya melalui sifatnya dan fasanya ataupun melalui penginderaan seperti baunya. Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan dalam bahan kimia mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif dan penyebab korosi, serta bahan beracun. Sifat yang paling umum zat kimia adalah bersifat asam, basa, dan bentuk garam. Setiap kelompok ini juga dapat dibagi lagi menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah, garam netral, garam bersifat basa dan garam bersifat asam. Dilihat dari aspek wujud, zat kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Zat kimia berbentuk padatan dapat dibagi lagi menjadi bentuk kristal dan serbuk. Zat kimia padat dapat bersifat higroskopik (misalnya: NaCl, KOH, NaOH), mudah menguap (misalnya: Iodium, kamper), mudah bereaksi dengan oksigen/udara (misalnya: logam fosfor), mudah bereaksi dengan air (natrium, kalium). Zat kimia yang berbentuk cair sangat banyak contohnya. Zat organik banyak terdapat dalam bentuk cair, dan umumnya digunakan sebagai pelarut (misalnya benzena, metanol, etanol, kloroform, nitribenzen, heksana, toluen, dietileter, dan lain-lain). Raksa merupakan contoh zak kimia anorganik yang berbentuk cair. Helium, hidrogen, oksigen, dan nitrogen merupakan contoh bahan kimia yang pada temperatur kamar terdapat dalam ujud gas. Untuk keamanannya, maka wadah penyimpanan gas-gas tersebut harus kuat, biasanya terbuat dari logam yang tebal. Tabel 5. Berbagai Contoh Bahan Kimia dalam Fasa yang Berbeda Padat Ammonium Asetat Ammonium Hidroksida Ammonium Karbonat Barium Khlorida Kalium Karbonat Kalium Klorida Kupri Asetat Kupri Sulfat Natrium Hidroksida Natrium Klorida Cair Alkohol Asam Asetat Aseton Asam Fosfat Asam Klorida Asam Nitrat Asam Sulfat Benzen Karbondisulfid Karbontetrakhlorida Gas Ammoniak Helium Argon Hidrogen Hidrogen Disulfida Karbondioksida Khlor Nitrogen Dioksida Nitrogen Oksida Oksigen Selain dengan cara di atas zat juga dapat dikenali dengan menggunakan indera, misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru, iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Akan tetapi hanya dengan cara melihat bentuknya atau membaui, terbatas hanya pada sebagian kecil zat dan hanya bagi orang yang sudah terbiasa bekerja dengan zat kimia. Sebelum mengenali suatu zat, sebaiknya dikenali dulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang biasa tercantum pada Laboratorium, misalnya gambar tengkorak untuk bahan beracun, gambar ledakan untuk bahan mudah meledak, gambar nyala untuk bahan mudah terbakar, gambar nyala api dengan huruf O di atas mudah teroksidasi, nyala api dengan huruf F di atas untuk bahan mudah terbakar, gambar tetesan zat dari tabung reaksi untuk zat korosif, gambar dengan huruf X untuk zat berbahaya serta iritasi dan gambar pohon cemara meranggas simbol untuk bahan berbahaya. Gambar 2: Simbol bahan kimia yang berbahaya Di laboratorium kimia dan biologi seringkali digunakan asam-asam dan basa-basa sebagai pereaksi. Larutan-larutan tersebut umumnya tersedia dalam bentuk larutan encer atau pekat. Istilah encer atau pekat sebenarnya hanyalah bersifat kualitatif saja. Tidak ada aturan baku yang menyatakan rentang kadar larutan yang tergolong encer atau pekat. Tabel 6. Beberapa bahan kimia yang tergolong memiliki kepekatan tinggi N o 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi Pekat Dalam Dalam Nama Larutan Ammonium hidroksida NH4OH/NH3aq Asam asetat CH3COOH Asam klorida HCl Asam nitrat HNO3 Asam sulfat H2SO4 Hidrogen peroksida H2O2 Molaritas Persentase 14 - 15 M 16 - 17 M 10 - 12 M 14 - 16 M 16 - 18 M 58% 99,5% 36% 72% 96% 35% Di laboratorium Biologi, Ada beberapa bahan kimia yang seringkali digunakan, diantaranya larutan alcohol 70 % untuk mensterilkan alat, larutan formal dehid untuk mengawetkan specimen, larutan fenol untuk anti bakteri, serta larutan-larutan lain yang umumnya digunakan untuk tes makanan seperti larutan benedict, larutan lugol, dan lain-lain. Berikut diberikan contoh pembuatan larutan –larutan khas di laboratorium biologi dan laboratorium kimia. a. Larutan Benedict 173 gram Na sitrat dan 100 gram Na karbonat dilarutkan ke dalam 600 cm' air suling. Panaskan hingga larut. Saring larutan tersebut. Larutkan kuprisulfat ke dalam 150 cm3 air suling. Secara perlahan-lahan, tambahkan larutan kuprisulfat ke dalam larutan Na-sitrat/Nakarbonat, aduk terus menerus. Untuk menguji adanya glukosa, tambahkan air suling, sehingga mencapai volume I liter. b. Larutan Biuret Larutkan 1 gram terusi/CuS04 ke dalam air suling 100 mL. Wadahi dalam botol terpisah. Larutkan 20 gram NaOH dalam air suling 80 gram.Wadahi dalam botol terpisah. Zat yang akan diuji dicampur dahulu dengan larutan NaOH. Setelah beberapa baru ditetesi dengan larutan perusi. c. Larutan Fehling (terdiri atas FehIingA dan Fehling B) 1). Fehling A Larutan 34,5 gram CuS0 4 , dimasukkan ke dalam 500 mL air suling. Beberapa tetes asam sulfat pekat ditambahkan jika larutan kurang jernih. 2). Fehling B Larutkan 175 gram KOH ke dalam 500 mL air suling. Larutkan pula 175 gram kalium natrium tartrat ke dalam 500 mL air suling. Campurkan keduanya sampai diperoleh larutan yang homogen. Catatan Fehling A don Fehling B disimpan dalam botol terpisah. Keduanya baru dicampurkan jika akan digunakan, untuk menguji gula pereduksi. d. Larutan Lugol Larutkan 6 gram KI dalam 100 cm3, air suling.. Kemudian tambahkan 3 gram Kristal Iodium. Aduk sampai larut. Catatan Dalam penggunaannya, larutan induk diencerkan dengan air suling perbandingan 1 : 10, untuk menguji amilum. e. Larutan/air kapur Masukkan satu sendok CaO ke dalam 1 liter air, aduk campuran itu, lalu endapkan dan saring. Hasil saringan simpan dalam botol plastik dalam keadaan tertutup. Air kapur yang jernih hasil penyaringan digunakan untuk mengetahui/uji adanya CO2. f. Air Klor Campurkan kira-kira 1 sendok kaporit atau klorox dengan larutan HCl 2 M dalam tabung reaksi berpipa pengalir. Alirkan gas klor yang terbentuk ke dlaam botol berisi air sampai jenih. Lakukan pembuatan air klor ini di emari asam atau di ruang terbuka. Ingat gas klor adalah racun kuat. g. Air Brom Masukkan kira-kira 50 mL larutan KBr atau NaBr 2 M ke dlaam gelas kimia. Bungkus salah satu elektrode karbon dengan kertas tisu, buat seperti kantung (elektrode karbon yang dibungkus berfungsii sebagai anode). Lakukan elektrolisis, Jepit kedua elektrode karbon, masukkan keduanya ke dalam larutan NaBr. Setelah terbentuk warna kuning kecoklatan pada kantung tisu, hentikan elekrolisis, peras tisu dalam gelas kimia berisi air. Tuangkan ke dalam botol gelap, tutup dan beri label. h. Larutan Indikator a) Fenolftalein Timbang 1 gram fenolftalein, larutkan dalam 50 mL alkohol 95%, encerkan dengan air sampai 100 mL. b) Merah metil (metyl red) Timbang 0,1 gram merah metil, larutkan dalam air sampai volume 100 mL. c) Jingga metil (metyl orange) Timbang 0,1 gram jingga metil, larutkan dalam air sampai volume 100 mL. d) Biru brom timol Timbang 1,69 gram biru brom timol, larutkan dalam 50 mL alkohol, encerkan dengan air sampai volume 100 mL. Latihan: 1 Hitunglah berapa konsentrasi larutan-larutan indikator pada uraian di atas 2 dalam % m/v Diskusikan dengan anggota kelompok, bagaimana caranya memelihara agar 3 mikroskop tetap terjaga kebersihannya dan selalu siap digunakan setiap saat. Bila ada bahan kimia yang bersifat oksidator, bolehkah pengambilannya dilakukan dengan menggunakan tangan langsung? Apa yang sebaiknya digunakan? SOAL : 1 Di sebuah laboratorium kimia ada beberapa bahan kimia yang setelah beberapa lama menunjukkan karakteristik sebagai berikut: a. Wadah 1: tidak menunjukkan perubahan warna dari identitas asal, tetapi telah berubah bentuknya dari padatan menjadi cairan. b. Wadah 2: Menurut petunjuk, zat tersebut seharusnya direndam dalam air, namun terlihat airnya sudah sangat menyusut (hamper kering). c. Wadah 3: warnanya sudah berubah dari identitas awal, dari warna putih menjadi hitam. d. Wadah 4: menurut buku log penggunaan bahan, zat ini baru digunakan 10 mL dari volume awal 100 mL, namun teramati volume nya hanya 25 mL. Dari data-data di atas, prediksikan dan klasifikasikan zat-zat tersebut berdasarkan sifatnya. 2 Uraikan mengapa bahan kimia memerlukan penanganan yang khusus dan serius 3 dari pengelola laboratorium. Klasifikasikan peralatan di laboratorium IPA (kimia/fisika, dan biologi) 4 berdasarkan kriteria kegunaannya menurut persepsi anda. Asam sulfat pekat dan ammonia adalah bahan kimia yang mudah menguap. Menurut anda bijaksanakah bila botol yang berisi asam sulfat didekatkan 5 penyimpanannya dengan botol yang berisi ammonia? Jelaskan jawaban anda. Berilah penjelasan, mengapa peralatan seperti cawan petri harus disterilkan. Bahan apa kiranya yang dapat digunakan untuk sterilisasi tersebut?