HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN KULIT DENGAN KEJADIAN MILIARIA PADA BAYI USIA 1- 12 BULAN DI DESA SUMURAGUNG KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO Novita Widya Ningrum, Ihda Mauliyah …………......………. …… …… . ABSTRAK…… … .... ..………. …… …… . .… Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria yang merupakan gangguan umum dari kelenjar keringat eccrine yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi. Miliaria disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis atau dermis. Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak bayi yang mengalami penyakit kulit yang disebabkan perawatan kulit yang salah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi. Desain yang digunakan, analitic corelational dengan pendekatan cross sectional. Besar Populasi adalah 30 Semua ibu dan bayi usia 1 – 12 bulan dan sampel yang diambil 28 ibu dan bayi usia 1-12 bulan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Setelah data terkumpul ditabulasi dan dianalisa dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan hampir sebagian ibu memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan kulit dan sebagian besar mengalami miliaria, sedangkan hasil uji statistik diperoleh hasil dengan tingkat signifikan p=0,001<0,05 menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1-12 bulan Untuk mencegah terjadinya penyakit kulit di harapkan pengetahuan ibu dapat ditingkatkan dengan memperbanyak mencari informasi tentang perawatan kulit sehingga dapat mengerti dan mencegah terjadinya miliaria. Kata kunci :Pengetahuan Perawatan kulit, kejadian miliaria PENDAHULUAN. …… . … …. Penyakit kulit merupakan salah satu masalah yang masih sering terjadi di tengahtengah masyarakat saat ini apalagi di daerah tropis seperti Indonesia, selain menyerang orang dewasa penyakit ini juga sering terjadi pada anak-anak atau balita. Penaganan pada orang dewasa seringkali lebih mudah dilakukan karena orang dewasa telah dapat mengetahui apa yang harus di hindari setelah mendapatkan penjelasan dari dokter atau petugas kesehatan lainnya , selain itu orang dewasa telah dapat dilibatkan dalam proses keperawatan sangat berbeda dengan balita yang memerlukan bantuan dan sepenuhnya masih tergantung kepada orang tuanya, begitu juga dalam proses perawatan penyakit kulit yang dialami oleh balita yang keberhasilannya sangat di pengaruhi oleh kedisiplinan orang SURYA tuanya dan pemahamannya tentang hal-hal yang harus dihindari untuk mempercepat proses peyembuhannya (Dewi: 2010). Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria yang merupakan gangguan umum dari kelenjar keringat eccrine yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi. Miliaria disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis atau dermis. Data terbaru tentang kejadian miliaria pada bayi baru lahir yang dari sebuah survei Jepang lebih dari 5000 bayi terkena miliaria. Survei ini mengungkapkan bahwa terdapat 225 (4,5%) neonatus dengan usia rata-rata 1 minggu terkena miliaria kristalina, 200 (4%) neonatus, dengan usia rata-rata 11-14 hari terkena miliaria rubra. Sebuah studi 2006 survei dari Iran menemukan kejadian miliaria 16 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro dari 1,3% pada bayi baru lahir serta sebuah survei pasien anak-anak di Timur Laut India menunjukkan kejadian miliaria sebesar 1,6% Fakta menyebutkan, hampir 90 % bayi di Indonesia pernah mengalami masalah kulit. Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh bayi adalah miliaria atau biang keringat. Salah satu penyebabnya ialah terbatasnya pengetahuan dan informasi mengenai kurang tepatnya perawatan kulit bayi. Fungsi pada kulit bayi belum sempurna. Kulit bayi lebih lembut dibandingkan kulit dewasa. Perbedaan lainnya, kulit bayi lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak relative lebih sedikit. Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh bayi adalah miliaria atau keringat buntet. (Eva, 2011) Berdasarkan survey awal di BPS.Ny.Sulastri, SST pada tanggal 15 Desember 2011. Di desa Sumuragung, kecamatan Sumberrejo terhadap 15 orang ibu yang memiliki bayi didapatkan 9 (60%) bayi yang mengalami bintik-bintik merah pada kulit,bayi rewel dan menangis saat tubuhnya berkeringat serta timbul gelembung berisi cairan pada kulit. Dari penjabaran diatas bahwasannya masih banyak bayi yang mengalami penyakit kulit yang disebabkan perawatan kulit yang salah di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Beberapa faktor yang menyebabkan miliaria antara lain adalah: Terbatasnya pengetahuan mengenai kurang tepatnya perawatan kulit bayi. Dengan informasi yang kurang tentang perawatan kulit pada bayi, dapat menyebabkan ibu salah dalam merawat kulit (Eva, 2011). Udara yang panas dan lembab, dalam cuaca panas tubuh bayi lebih sering berkeringat sehingga pada saat cuaca panas lebih baik bayi diberikan pakaian sedikit mungkin dan pilihlah bahan yang mudah menyerap keringat dan nyaman digunakan. Sehingga tubuh bayi tetap kering tidak lembab. Setelah menderita sakit panas, tubuh bayi akan mengeluarkan keringat yang berlebih, dan saat bayi terkena demam keringat keluar terus menerus namun keringat tidak bisa keluar sehingga terjadi penyumbatan pada kelenjar keringat. Ventilasi udara yang kurang baik, ventilasi yang kurang bisa menyebabkan SURYA sirkulasi udara yang tidak sehat sehingga terjadi ganguan udara yang panas didalam rumah, dan bisa mempengaruhi suhu badan bayi menjadi panas serta mudah sekali berkeringat. Jadi usahakan didalam rumah udara bisa mengalir dengan bebas.(FKUI, 2001), Dampak dari Penyakit ini adalah dapat menimbulkan rasa tidak nyaman khususnya pada bayi yang dikarenakan oleh iritasi kulit yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan gangguan pada kulit bayi yang lebih parah dan nantinya dapat berpengaruh pada segi kesehatan ataupun menimbulkan gangguan kosmetik saat bayi telah beranjak dewasa. (Dewi, 2010) Penyakit miliaria dapat dicegah dan disembuhkan, oleh karena itu Konseling Informasi Edukasi (KIE) yang cukup harus di berikan pada ibu-ibu yang memiliki anak atau bayi yang menderita miliaria melalui kegiatan posyandu, agar tidak menyepelekan penyakit ini (Dewi, 2010). Keadaan kulit merupakan cermin kesehatan tubuh seseorang. Untuk menjaga kesehatan kulit ini, diperlukan perawatan rutin sejak usia dini. Telah dibuktikan bahwa sentuhan ibu akan sangat berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental seorang anak. Sebenarnya pengobatan khusus tidak diperlukan pada bayi yang terkena biang keringat, cukup dengan pencegahan dan perawatan kulit yang benar. Bila biang keringat berupa gelembung kecil tidak disertai kemerahan , kering dan tanpa keluhan dapat diberi bedak setelah mandi. Bila kelainan kulit membasah tidak boleh ditaburi bedak, karena akan membentuk gumpalan yang memperparah sumbatan kelenjar sehingga menjadi tempat pertumbuhan kuman. Bila keluhan sangat gatal dapat diatasi dengan pemberian antibiotik (Paulette, 2007) Perawatan kulit bayi dan balita dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut dan mengganti baju apabila baju anak tersebut basah. Dari penanganan diatas kita ambil contoh mandi misalkan diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore, kemudiann mengeringkan badan anak dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit dan berikan bedak dengan sapuan tipis (Wong, 2008). Apabila bayi sering berkeringat, 17 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro sesering mungkin dibasuh dengan menggunakan handuk (lap) basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau kain yang lembut. Setelah itu dapat diberikan bedak tabur. 3) Distribusi Pendidikan Tabel 3 Distribusi Pendidikan Ibu Bayi Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Agustus Tahun 2012. No. Pendidikan f (%) 3 10,7 1 SD 8 28,6 2 SLTP 11 39,3 3 SLTA 6 21,4 4 PT Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian (39,3%) ibu berpendididkan SLTA dan sebagian kecil (10,7%) berpendidikan SD. METODE PENELITIAN.… …. Dalam penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya pada penelitian ini adalah : Semua ibu dan bayi usia 1 – 12 bulan di desa sumuragung Kec. Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, pada bulan Desember 2011 dengan jumlah responden 30 responden, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 28 ibu dan bayi. 4) Distribusi Usia Bayi Tabel 4 Distribusi Usia Bayi Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro Agustus Tahun 2012. No. Usia Bayi Frekuensi Prosentase (%) 1 0 - 3bulan 4 14,3 2 3 - 6 bulan 6 21,4 3 6 - 9 bulan 8 28,6 4 9 - 12 bulan 10 35,7 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa hampir sebagian (35,7%) bayi berumur 9 - 12 bulan dan sebagian kecil (14,3%).bayi berumur 0-3 bulan. HASIL .PENELITIAN 1. Data Umum 1) Distribusi usia Tabel 1 Distribusi Usia Ibu Bayi Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberejo Kab Bojonegoro Agustus Tahun 2012. No Usia f (%) 1 < 20 tahun 5 17,8 2 21– 31 tahun 12 42,9 3 32- 40 tahun 8 28,6 4 41- 50 tahun 3 10,7 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian (42,9%) ibu berumur 21-31 tahun dan sebagian kecil (10,7%) berumur 41- 50 tahun . 2) Distribusi pekerjaan Tabel 2 Distribusi Pekerjaan Ibu Bayi Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kab Bojonegoro Bulan Agustus Tahun 2012. No. Pekerjaan f (%) 1 Tidak bekerja 4 14,3 2 Petani 12 42,9 3 Swasta 5 17,8 4 Wiraswasta 4 14,3 5 PNS 3 10,7 Jumlah 28 100 Bedasarkan tabel 2 diatas menunjukkan hampir sebagian (42,9%) pekerjaan ibu sebagai petani dan sebagian kecil (10,7%) sebagai PNS. SURYA 2. Data Khusus 1) Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Bulan Agustus Tahun 2012. No Pengetahuan f (%) 1 Baik 9 32,1 2 Cukup 7 25 3 Kurang 12 42,9 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5 menunjukan hampir sebagian (42,9%) memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan kulit 18 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro dan sebagian kecil (25%) memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kulit. 2) Kejadian Miliaria Tabel 6 Distribusi Kejadian miliaria Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Bulan Agustus Tahun 2012. No. Kejadian Frekuensi Prosentase Miliaria (%) 1 Ya 17 60,7 2 Tidak 11 39,3 Jumlah 28 100 kontingensi didapatkan X =13,692 df = 2 p value = 0,001, dimana nilai p < 0,05 sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi. Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar (60,7%) mengalami miliaria. 3) Hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1 – 12 bulan di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Tabel 7 Tabulasi silang pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1- 12 bulan di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 Penge tahuan Baik Cukup Kurang Kejadian Miliaria Tidak % Miliaria % Miliaria 8 88,9 1 11,1 1 14,3 6 85,7 2 16,7 10 60,7 Jum lah % 9 7 12 100 100 100 Jumlah 11 39,3 17 60,7 28 100 Hasil uji chi square x =13,692 df = 2 p value = 0,01 Hasil tabulasi silang pada tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar (88,9%) ibu yang mempunyai pengetahuan baik tidak mengalami miliaria dan sebagian kecil (11,1%) yang mengalami miliaria. Sedangkan dari ibu yang berpengetahuan cukup sebagian besar (85,7%) mengalami miliaria dan sebagian kecil (14,5) tidak mengalami miliaria dan dari ibu yang berpengetahuan kurang sebagian besar (60,7%) mengalami miliaria dan sebagian kecil (39,3%) tidak mengalami miliaria. Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa hasil uji chi square didapatkan 4 sel (66,7%) yang nilai harapannya krang dari 5, sehingga uji tersebut tidak memenuhi syarat, maka harus diuji lagi menggunakan uji statistik koefisien SURYA 19 PEMBAHASAN .… .… 1. Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012. Berdasarkan tabel 5 menunjukan hampir sebagian memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan kulit dan sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan begitu pula sebaliknya. Dan dari fakta tersebut sebagian ibu mempunyai pengetahuan kurang, hal ini bisa dipengaruhi oleh pendidikan ibu yang sebagian berpendidikan SLTA sehingga ibu masih kurang menerima informasi sehingga mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai perawatan kulit. Selain pendidikan, pengetahuan bisa dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi dimana jika ibu dengan pendidikan tinggi tetapi tidak mempunyai pengalaman dan informasi tentang penanganan dan pencegahan miliaria maka pengetahuan ibu tentang perawatan kulit kurang, sebaiknya jika responden dengan pendidikan rendah tetapi mempunyai pengalaman dan informasi seperti pernah menerima informasi penanganan dan pencegahan miliaria maka pengetahuan ibu tentang perawatan kulit semakin tinggi Pengalaman bisa diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain, baik secara formal misalnya melalui jalur pendiddikan maupun non formal misalnya penyuluhan. Hal ini sesuai teori menurut Wahit Iqbal Mubarak (2007) pendidikan berarti membimbing yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula mereka menerima informasi, dan akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro sikap seseorang terhadap penerimaan infomasi dan nilai–nilai yang baru diperkenalkan. Selain dari faktor pendidikan dan pengalaman, fenomena tersebut juga didukung dari hasil penelitian bahwa hampir sebagian ibu berada pada rentan umur 21 – 31 tahun. Menurut Monks. F.J (2002) pembagian masa dewasa ada 3 yaitu masa dewasa dini dimulai dari usia 18 – 40 tahun, masa dewasa madya dimulai dari usia 40 – 60 tahun dan masa dewasa lanjut dimulai dari 60 sampai kematian. Masa dewasa ini merupakan masa periode dini terhadap pola kehidupan baru dan harapan sosial baru. Ciri- ciri yang menonjol pada usia dewasa dini adalah masa pengaturan usia reproduktif, masa bermasalah, masa ketergantungan emosional, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa ketergantungan nilai dan masa penyesuaian diri. Usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, keadaan yang mempengaruhi seorang ibu yang berpengetahuan baik dalam penelitian ini dengan usia 21- 31 tahun. Dengan usia yang matang seorang ibu akan lebih kreatif dalam memperoleh informasi tentang perawatan kulit pada bayi usia 1 – 12 bulan, hal ini tergantung dari kreatifitas ibu- ibu bagaimana caranya memperoleh pengetahuan. Selain faktor usia, pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir sebagian ibu bekerja sebagai petani. Jika dilihat dari sisi pekerjaan dikatakan bahwa manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk berkembang dan berubah. Orang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik dan berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman. (Eko,2007). Meskipun pekerjaan hampir sebagian ibu petani dimana waktu yang ada banyak digunakan disawah tetapi pengetahuannya sudah tergolong cukup. Semua ini bisa disebabkan karena media elektronik, keadaan yang demikian juga menambah informasi yang mereka dapatkan khususnya tentang perawatan kulit pada bayi. SURYA 2. Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1 - 12 Bulan Di Desa Sumurragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012. Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar mengalami miliaria. Menurut Nagiga dan Ni Wayan (2009) faktor yang mempengaruhi miliaria adalah Udara yang panas dan lembab serta setelah bayi atau anak menderita demam. Menurut Maulana Mirza Ketika berkeringat,kulit anak jangan langsung diberi bedak. Basuhlah dulu dengan lap basah, baru kemudian dikeringkan. Setelah kering, oleskan bedak tipis-tipis saja. Kalau anda terlalu banyak membedakinya hingga terlalu tebal, dikhawatirkan bedak tersebut malah menyumbat pori-pori kulit (Maulana Mirza,2009). Pendapat diatas sesuai dengan keadaan ibu di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, dimana keadaan di Desa Sumuragung pada bulan Agustus udara panas dan menyebabkan bayi terlalu banyak berkeringat, karena kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan kulit bayi sehingga kebanyakan ibu memberikan bedak yang tebal pada bayinya untuk mengurangi keringat tetapi hal itu yang mengakibatkan terjadinya miliaria. Ketidakcermatan ibu dalam melakukan perawatan kulit seharihari dapat menyebabkan miliaria. Perawatan ibu seharihari terhadap bayinya harus meliputi perawatan kulit dengan memandikan bayi secara teratur pagi dan sore, setelah memandikan bayi pastikan semua lipatan kulit bayi ketiak leher, paha dan lutut harus benarbenar kering kemudian dioleskan bedak keseluruhan tubuh dengan tipis. Keadaan kulit merupakan cermin kesehatan tubuh seseorang. Selama menempuh pendidikan formal akan terjadi hubungan baik secara sosial atau interpersonal yang akan berpengaruh terhadap wawasan sehingga orang yang yang berpendidikan tinggi kemungkinan besar memiliki pandangan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah dalam menerima ide-ide baru. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. 20 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh usia bayi, dimana berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa hampir sebagian bayi berumur 9 - 12 bulan dan sebagian kecil bayi berumur 0-3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Pasaribu (2007) pada bayi 9-12 bulan mempunyai aktivitas yang banyak yaitu sudah mulai untuk belajar berjalan, duduk dan berdiri tanpa bantuan sehingga produktifitas keringat sangat meningkat, tetapi karena adanya penyumbatan maka keringat tertahan didalam kulit dan menyebabkan terbentuknya benjolan kecil berwarna merah. Kulit bayi berbeda dengan kulit dewasa yang tebal, kulit bayi dan balita relatif tipis dengan ikatan antar sel, karena itu kulit bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Secara srtuktural kulit bayi dan balita belum berkenbang dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus. tergantung pada pemeliharaan dan batuan orang dewasa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbinganyang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan. Jenis miliaria yang sering muncul pada penelitian ini adalah miliaria kristalina yang bisa disebabkan karena kulit bayi masih sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nelson (2000) ada 3 jenis miliaria yaitu miliaria kristalina yang paling sering muncul pada bayi baru lahir karena imaturitas relative dan patensi terlambat duktus keringat dan kecendrungan bayi dirawat dalam keadaan relatif hangat dan lembab, miliaria rubra yaitu merupakan lesi yang agak dalam ditandai dengan papulovesikel kecil, eritemosa yang dapat memberikan sensasi menusuk, dan miliaria profunda yang disebabkan oleh rupturnya duktus keringat didalam kulit pada tingkat perbatasan dermoepidermis. Untuk mengatasi biang keringat pada bayi dapat dilakukan dengan memandikan bayi secara teratur pada pagi dan sore, menjaga tubuh bayi tetap kering sehingga dapat mencegah kejadian biang keringat pada bayi 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1 – 12 Bulan di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang mempunyai pengetahuan baik tidak mengalami miliaria dan sebagian kecil yang mengalami miliaria. Sedangkan dari ibu yang berpengetahuan cukup sebagian besar mengalami miliaria dan sebagian kecil tidak mengalami miliaria dan dari ibu yang berpengetahuan kurang sebagian besar mengalami miliaria dan sebagian kecil tidak mengalami miliaria. Seperti yang kita ketahui pengetahuan sangat berpengaruh penting terhadap tingkah laku seseorang. Sehingga dalam melakukan perawatan kulit sehari- hari kita harus lebih cermat karena kulit bayi sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan disekitarnya. Dengan pengetahuan baik tentang perawatan kulit pada bayi, maka ibu akan lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan perawatan sehari – hari bayinyasehingga tidak terjadi miliaria pada bayi. Hal ini senada dengan teori menurut Ismu Suharsomo (2002) bahwa pengetahuan, kesadaran dan kebiasaan orang tua menentukan kesehatan kulit pada bayi karena pada fase perkembangan bayi masih sangat SURYA KESIMPULAN DAN SARAN. … 1. Kesimpulan Setelah peneliti menganalisa data dan melihat hasil analisa data dari 28 responden ibu yang memiliki bayi usia 1-12 bulan yang diteliti di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Hampir sebagian ibu memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan kulit pada bayi di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012. 2) Sebagian besar bayi usia 1 – 12 bulan yang mengalami miliaria di Desa Sumuragung 21 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012. 3) Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1- 12 bulan di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. 2) Saran Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan sekaligus bahan evaluasi bagi mahasiswa STIKES Muhammadiyah Lamongan khisusnya dalam hal pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1 – 12 bulan dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memberikan penyuluhan dan menambah pengetahuan ibu khususnya di tempat penelitian. . . . .DAFTAR PUSTAKA . anda.com/fatherhood/712-bayijangan-cuma-dilap-mandiindong.html. Diakses : tanggal 4 April 2012. Eva (2011), Kenali Kelainan Kulit Bayi Dan Anak,, http://doktereva.blogspot.com/2011/0 2/kenali-kelainan-kulit-bayianak.html. Diakses : tanggal 4 April 2012. Elandri, (2010), Hati-Hati Biang Keringat Menyebabkan Infeksi, http://hidupsehatdengandocin.blogsp ot.com. Diakses : tanggal 4 April 2012 FKUI (2001), Perawatan Kulit Pada Bayi Dan Balita, FKUI, Jakarta. FKUI (2007), Penyakit Kulit Dan Kelamin, FKUI, Jakarta. . . Kelly, P (2002), Bayi Anda Tahun Pertama, Arcan, Jakarta. Aisyah, S , (2005) , Kelainan Kulit Bayi Anda, http://www.sitiaisyah.com. Diakses : tanggal 4 April 2012. Maulana, M (2009), Seluk Beluk Merawat Bayi Dan Balita, Gara ilmu, Jogjakarta. Anonim, (2010), Ilmu Keperawatan, , http:// Ilmukeperawatan.com. Diakses : tanggal 4 April 2012. Nagiga, Wayan, N (2009), Penyakit Anak Sehari-Hari, PT Elex media komputindo, Jakarta. Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta. Notoadmojo, S (2005), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka cipta, Jakarta. Bappenas, (2010), Untuk Meningkatkan Pembangunan Suatu Bangsa Diperlukan Critical Mass Di Bidang Pendidikan, http://www.bappenas.go.id. Diakses : tanggal 4 April 2012. Notoadmojo, S (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta. Notoadmojo, S (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta. Budiarto, E (2004), Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC, Jakarta. Nursalam (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Dan Ilmu Keperawatan, Salemba medika, Jakarta. Depdikbud, (2003), Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Dewi, Nursalam, Pariani, S (2001), Metodologi Riset Keperawatan, EGC, Jakarta. (2010), Miliaria, , http://trimutiara.blogspot.com/2010/0 4/miliaria.html. Diakses : tanggal 4 April 2012. Qalbinur, Djanwardi, A, (2009), Bayi Jangan Cuma Dilap, Mandiin dong, http://www.balita- SURYA (2010), Masa Dewasa, http:// Qalbinur wordpress.com. Diakses : tanggal 4 April 2012. Soetjiningsih (2002), Tumbuh kembang anak, EGC, Jakarta. 22 Vol.03, No.XIII, Desember 2012