SURYA 16 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 HUBUNGAN

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN KULIT DENGAN
KEJADIAN MILIARIA PADA BAYI USIA 1- 12 BULAN DI
DESA SUMURAGUNG KECAMATAN SUMBERREJO
KABUPATEN BOJONEGORO
Novita Widya Ningrum, Ihda Mauliyah
…………......……….
…… ……
. ABSTRAK…… … ....
..………. …… …… . .…
Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria yang merupakan gangguan umum dari kelenjar
keringat eccrine yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi. Miliaria disebabkan oleh
penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis
atau dermis. Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak bayi yang mengalami penyakit kulit
yang disebabkan perawatan kulit yang salah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu tentang perawatan kulit dengan kejadian miliaria pada bayi.
Desain yang digunakan, analitic corelational dengan pendekatan cross sectional. Besar Populasi
adalah 30 Semua ibu dan bayi usia 1 – 12 bulan dan sampel yang diambil 28 ibu dan bayi usia 1-12
bulan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan
lembar observasi. Setelah data terkumpul ditabulasi dan dianalisa dengan menggunakan uji chi
square.
Hasil penelitian menunjukan hampir sebagian ibu memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan
kulit dan sebagian besar mengalami miliaria, sedangkan hasil uji statistik diperoleh hasil dengan
tingkat signifikan p=0,001<0,05 menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kulit
dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1-12 bulan
Untuk mencegah terjadinya penyakit kulit di harapkan pengetahuan ibu dapat ditingkatkan dengan
memperbanyak mencari informasi tentang perawatan kulit sehingga dapat mengerti dan mencegah
terjadinya miliaria.
Kata kunci :Pengetahuan Perawatan kulit, kejadian miliaria
PENDAHULUAN. …… .
…
….
Penyakit kulit merupakan salah satu
masalah yang masih sering terjadi di tengahtengah masyarakat saat ini apalagi di daerah
tropis seperti Indonesia, selain menyerang
orang dewasa penyakit ini juga sering terjadi
pada anak-anak atau balita. Penaganan pada
orang dewasa seringkali lebih mudah
dilakukan karena orang dewasa telah dapat
mengetahui apa yang harus di hindari setelah
mendapatkan penjelasan dari dokter atau
petugas kesehatan lainnya , selain itu orang
dewasa telah dapat dilibatkan dalam proses
keperawatan sangat berbeda dengan balita
yang memerlukan bantuan dan sepenuhnya
masih tergantung kepada orang tuanya, begitu
juga dalam proses perawatan penyakit kulit
yang dialami oleh balita yang keberhasilannya
sangat di pengaruhi oleh kedisiplinan orang
SURYA
tuanya dan pemahamannya tentang hal-hal
yang harus dihindari untuk mempercepat
proses peyembuhannya (Dewi: 2010).
Salah satu penyakit kulit pada bayi
adalah miliaria yang merupakan gangguan
umum dari kelenjar keringat eccrine yang
sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang
tinggi. Miliaria disebabkan oleh penyumbatan
saluran
keringat,
yang
menyebabkan
kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis
atau
dermis.
Data terbaru tentang kejadian miliaria pada
bayi baru lahir yang dari sebuah survei Jepang
lebih dari 5000 bayi terkena miliaria. Survei
ini mengungkapkan bahwa terdapat 225
(4,5%) neonatus dengan usia rata-rata 1
minggu terkena miliaria kristalina, 200 (4%)
neonatus, dengan usia rata-rata 11-14 hari
terkena miliaria rubra. Sebuah studi 2006
survei dari Iran menemukan kejadian miliaria
16
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
dari 1,3% pada bayi baru lahir serta sebuah
survei pasien anak-anak di Timur Laut India
menunjukkan kejadian miliaria sebesar 1,6%
Fakta menyebutkan, hampir 90 % bayi
di Indonesia pernah mengalami masalah kulit.
Salah satu masalah kulit yang sering dialami
oleh bayi adalah miliaria atau biang keringat.
Salah satu penyebabnya ialah terbatasnya
pengetahuan dan informasi mengenai kurang
tepatnya perawatan kulit bayi. Fungsi pada
kulit bayi belum sempurna. Kulit bayi lebih
lembut dibandingkan kulit dewasa. Perbedaan
lainnya, kulit bayi lebih tipis, ikatan antar sel
lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan
kelenjar minyak relative lebih sedikit. Salah
satu masalah kulit yang sering dialami oleh
bayi adalah miliaria atau keringat buntet. (Eva,
2011)
Berdasarkan
survey
awal
di
BPS.Ny.Sulastri, SST pada tanggal 15
Desember 2011. Di desa Sumuragung,
kecamatan Sumberrejo terhadap 15 orang ibu
yang memiliki bayi didapatkan 9 (60%) bayi
yang mengalami bintik-bintik merah pada
kulit,bayi rewel dan menangis saat tubuhnya
berkeringat serta timbul gelembung berisi
cairan pada kulit. Dari penjabaran diatas
bahwasannya masih banyak bayi yang
mengalami penyakit kulit yang disebabkan
perawatan kulit yang salah di Desa
Sumuragung
Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro
Beberapa faktor yang menyebabkan
miliaria antara lain adalah: Terbatasnya
pengetahuan mengenai kurang tepatnya
perawatan kulit bayi. Dengan informasi yang
kurang tentang perawatan kulit pada bayi,
dapat menyebabkan ibu salah dalam merawat
kulit (Eva, 2011).
Udara yang panas dan lembab, dalam
cuaca panas tubuh bayi lebih sering
berkeringat sehingga pada saat cuaca panas
lebih baik bayi diberikan pakaian sedikit
mungkin dan pilihlah bahan yang mudah
menyerap keringat dan nyaman digunakan.
Sehingga tubuh bayi tetap kering tidak lembab.
Setelah menderita sakit panas, tubuh bayi akan
mengeluarkan keringat yang berlebih, dan saat
bayi terkena demam keringat keluar terus
menerus namun keringat tidak bisa keluar
sehingga terjadi penyumbatan pada kelenjar
keringat. Ventilasi udara yang kurang baik,
ventilasi yang kurang bisa menyebabkan
SURYA
sirkulasi udara yang tidak sehat sehingga
terjadi ganguan udara yang panas didalam
rumah, dan bisa mempengaruhi suhu badan
bayi menjadi panas serta mudah sekali
berkeringat. Jadi usahakan didalam rumah
udara bisa mengalir dengan bebas.(FKUI,
2001),
Dampak dari Penyakit ini adalah dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman khususnya
pada bayi yang dikarenakan oleh iritasi kulit
yang bila tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan infeksi dan gangguan pada kulit
bayi yang lebih parah dan nantinya dapat
berpengaruh pada segi kesehatan ataupun
menimbulkan gangguan kosmetik saat bayi
telah beranjak dewasa. (Dewi, 2010)
Penyakit miliaria dapat dicegah dan
disembuhkan, oleh karena itu Konseling
Informasi Edukasi (KIE) yang cukup harus di
berikan pada ibu-ibu yang memiliki anak atau
bayi yang menderita miliaria melalui kegiatan
posyandu, agar tidak menyepelekan penyakit
ini (Dewi, 2010).
Keadaan kulit merupakan cermin
kesehatan tubuh seseorang. Untuk menjaga
kesehatan kulit ini, diperlukan perawatan rutin
sejak usia dini. Telah dibuktikan bahwa
sentuhan ibu akan sangat berpengaruh pada
perkembangan fisik dan mental seorang anak.
Sebenarnya
pengobatan
khusus
tidak
diperlukan pada bayi yang terkena biang
keringat, cukup dengan pencegahan dan
perawatan kulit yang benar. Bila biang
keringat berupa gelembung kecil tidak disertai
kemerahan , kering dan tanpa keluhan dapat
diberi bedak setelah mandi. Bila kelainan kulit
membasah tidak boleh ditaburi bedak, karena
akan
membentuk
gumpalan
yang
memperparah sumbatan kelenjar sehingga
menjadi tempat pertumbuhan kuman. Bila
keluhan sangat gatal dapat diatasi dengan
pemberian antibiotik (Paulette, 2007)
Perawatan kulit bayi dan balita
dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya
dengan
memandikan
secara
teratur,
membersihkan rambut dan mengganti baju
apabila baju anak tersebut basah. Dari
penanganan diatas kita ambil contoh mandi
misalkan diwajibkan dua kali sehari, pagi dan
sore, kemudiann mengeringkan badan anak
dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit dan
berikan bedak dengan sapuan tipis (Wong,
2008). Apabila bayi sering berkeringat,
17
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
sesering
mungkin
dibasuh
dengan
menggunakan handuk (lap) basah, kemudian
dikeringkan dengan handuk atau kain yang
lembut. Setelah itu dapat diberikan bedak
tabur.
3) Distribusi Pendidikan
Tabel 3 Distribusi Pendidikan Ibu
Bayi Di Desa Sumurragung
Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro Agustus
Tahun 2012.
No. Pendidikan
f
(%)
3
10,7
1 SD
8
28,6
2 SLTP
11
39,3
3 SLTA
6
21,4
4 PT
Jumlah
28
100
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan
bahwa hampir sebagian (39,3%) ibu
berpendididkan SLTA dan sebagian kecil
(10,7%) berpendidikan SD.
METODE PENELITIAN.…
….
Dalam penelitian ini menggunakan desain
analitik korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasinya pada penelitian ini
adalah : Semua ibu dan bayi usia 1 – 12 bulan
di desa sumuragung Kec. Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro, pada bulan Desember
2011 dengan jumlah responden 30 responden,
sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
28 ibu dan bayi.
4) Distribusi Usia Bayi
Tabel 4 Distribusi Usia Bayi Di Desa
Sumurragung
Kecamatan
Sumberejo
Kabupaten
Bojonegoro Agustus Tahun 2012.
No.
Usia Bayi Frekuensi Prosentase
(%)
1
0 - 3bulan
4
14,3
2
3 - 6 bulan
6
21,4
3
6 - 9 bulan
8
28,6
4
9 - 12 bulan
10
35,7
Jumlah
28
100
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa
hampir sebagian (35,7%) bayi berumur 9 - 12
bulan dan sebagian kecil (14,3%).bayi
berumur 0-3 bulan.
HASIL .PENELITIAN
1. Data Umum
1) Distribusi usia
Tabel 1 Distribusi Usia Ibu Bayi Di
Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberejo
Kab
Bojonegoro
Agustus Tahun 2012.
No
Usia
f
(%)
1
< 20 tahun
5
17,8
2
21– 31 tahun
12
42,9
3
32- 40 tahun
8
28,6
4
41- 50 tahun
3
10,7
Jumlah
28
100
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan
bahwa hampir sebagian (42,9%) ibu berumur
21-31 tahun dan sebagian kecil (10,7%)
berumur 41- 50 tahun .
2) Distribusi pekerjaan
Tabel 2 Distribusi Pekerjaan Ibu Bayi
Di Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberrejo Kab Bojonegoro
Bulan Agustus Tahun 2012.
No.
Pekerjaan
f
(%)
1
Tidak bekerja
4
14,3
2
Petani
12
42,9
3
Swasta
5
17,8
4
Wiraswasta
4
14,3
5
PNS
3
10,7
Jumlah
28
100
Bedasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
hampir sebagian (42,9%) pekerjaan ibu
sebagai petani dan sebagian kecil (10,7%)
sebagai PNS.
SURYA
2. Data Khusus
1) Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Kulit
Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Ibu
Tentang Perawatan Kulit Di
Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten
Bojonegoro Bulan Agustus
Tahun 2012.
No
Pengetahuan
f
(%)
1
Baik
9
32,1
2
Cukup
7
25
3
Kurang
12
42,9
Jumlah
28
100
Berdasarkan tabel 5 menunjukan
hampir
sebagian
(42,9%)
memiliki
pengetahuan kurang tentang perawatan kulit
18
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
dan sebagian kecil (25%) memiliki
pengetahuan cukup tentang perawatan kulit.
2) Kejadian Miliaria
Tabel 6 Distribusi Kejadian miliaria
Di Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten
Bojonegoro Bulan Agustus Tahun
2012.
No. Kejadian Frekuensi Prosentase
Miliaria
(%)
1 Ya
17
60,7
2
Tidak
11
39,3
Jumlah
28
100
kontingensi didapatkan X =13,692 df = 2 p
value = 0,001, dimana nilai p < 0,05 sehingga
H1 diterima yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang perawatan kulit
dengan kejadian miliaria pada bayi.
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
sebagian besar (60,7%) mengalami miliaria.
3) Hubungan pengetahuan ibu tentang
perawatan kulit dengan kejadian
miliaria pada bayi usia 1 – 12 bulan di
Desa
Sumurragung
Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.
Tabel 7
Tabulasi silang pengetahuan
ibu tentang perawatan kulit dengan
kejadian miliaria pada bayi usia 1- 12
bulan
di
Desa
Sumurragung
Kecamatan Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro tahun 2012
Penge
tahuan
Baik
Cukup
Kurang
Kejadian Miliaria
Tidak
% Miliaria %
Miliaria
8
88,9
1
11,1
1
14,3
6
85,7
2
16,7
10
60,7
Jum
lah
%
9
7
12
100
100
100
Jumlah
11
39,3
17
60,7
28
100
Hasil uji chi square x =13,692 df = 2 p value = 0,01
Hasil tabulasi silang pada tabel 7
menunjukan bahwa sebagian besar (88,9%)
ibu yang mempunyai pengetahuan baik tidak
mengalami miliaria dan
sebagian kecil
(11,1%) yang mengalami miliaria. Sedangkan
dari ibu yang berpengetahuan cukup sebagian
besar (85,7%) mengalami miliaria dan
sebagian kecil (14,5) tidak mengalami miliaria
dan dari ibu yang berpengetahuan kurang
sebagian besar (60,7%) mengalami miliaria
dan sebagian kecil (39,3%) tidak mengalami
miliaria.
Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat
diketahui bahwa hasil uji chi square
didapatkan 4 sel (66,7%) yang nilai
harapannya krang dari 5, sehingga uji tersebut
tidak memenuhi syarat, maka harus diuji lagi
menggunakan
uji
statistik
koefisien
SURYA
19
PEMBAHASAN .…
.…
1. Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Kulit Di Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2012.
Berdasarkan tabel 5 menunjukan
hampir sebagian memiliki pengetahuan kurang
tentang perawatan kulit dan sebagian kecil
memiliki pengetahuan cukup. Pendidikan
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah menerima informasi, sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan
begitu pula sebaliknya. Dan dari fakta tersebut
sebagian ibu mempunyai pengetahuan kurang,
hal ini bisa dipengaruhi oleh pendidikan ibu
yang sebagian berpendidikan SLTA sehingga
ibu masih kurang menerima informasi
sehingga mempunyai pengetahuan yang
kurang mengenai perawatan kulit. Selain
pendidikan, pengetahuan bisa dipengaruhi oleh
pengalaman dan informasi dimana jika ibu
dengan pendidikan tinggi tetapi tidak
mempunyai pengalaman dan informasi tentang
penanganan dan pencegahan miliaria maka
pengetahuan ibu tentang perawatan kulit
kurang, sebaiknya jika responden dengan
pendidikan
rendah
tetapi
mempunyai
pengalaman dan informasi seperti pernah
menerima
informasi
penanganan
dan
pencegahan miliaria maka pengetahuan ibu
tentang perawatan kulit semakin tinggi
Pengalaman bisa diperoleh dari
pengalaman sendiri atau orang lain, baik
secara formal misalnya melalui jalur
pendiddikan maupun non formal misalnya
penyuluhan. Hal ini sesuai teori menurut
Wahit Iqbal Mubarak (2007) pendidikan
berarti membimbing yang diberikan seseorang
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar
mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah pula mereka
menerima informasi, dan akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya jika seorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
sikap seseorang terhadap penerimaan infomasi
dan nilai–nilai yang baru diperkenalkan.
Selain dari faktor pendidikan dan
pengalaman, fenomena tersebut juga didukung
dari hasil penelitian bahwa hampir sebagian
ibu berada pada rentan umur 21 – 31 tahun.
Menurut Monks. F.J (2002) pembagian masa
dewasa ada 3 yaitu masa dewasa dini dimulai
dari usia 18 – 40 tahun, masa dewasa madya
dimulai dari usia 40 – 60 tahun dan masa
dewasa lanjut dimulai dari 60 sampai
kematian. Masa dewasa ini merupakan masa
periode dini terhadap pola kehidupan baru dan
harapan sosial baru. Ciri- ciri yang menonjol
pada usia dewasa dini adalah masa pengaturan
usia reproduktif, masa bermasalah, masa
ketergantungan emosional, masa keterasingan
sosial, masa komitmen, masa ketergantungan,
masa ketergantungan nilai dan masa
penyesuaian diri.
Usia juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan, keadaan
yang mempengaruhi seorang ibu yang
berpengetahuan baik dalam penelitian ini
dengan usia 21- 31 tahun. Dengan usia yang
matang seorang ibu akan lebih kreatif dalam
memperoleh informasi tentang perawatan kulit
pada bayi usia 1 – 12 bulan, hal ini tergantung
dari kreatifitas ibu- ibu bagaimana caranya
memperoleh pengetahuan.
Selain faktor usia, pekerjaan juga
sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir
sebagian ibu bekerja sebagai petani. Jika
dilihat dari sisi pekerjaan dikatakan bahwa
manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk
berkembang dan berubah. Orang bekerja
bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang
lebih baik dan berbuat sesuatu yang bernilai,
bermanfaat
dan
memperoleh
berbagai
pengalaman. (Eko,2007). Meskipun pekerjaan
hampir sebagian ibu petani dimana waktu yang
ada banyak digunakan disawah tetapi
pengetahuannya sudah tergolong cukup.
Semua ini bisa disebabkan karena media
elektronik, keadaan yang demikian juga
menambah informasi yang mereka dapatkan
khususnya tentang perawatan kulit pada bayi.
SURYA
2. Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia 1 - 12
Bulan Di Desa Sumurragung Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2012.
Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian
besar mengalami miliaria. Menurut Nagiga
dan Ni Wayan (2009) faktor yang
mempengaruhi miliaria adalah Udara yang
panas dan lembab serta setelah bayi atau anak
menderita demam. Menurut Maulana Mirza
Ketika berkeringat,kulit anak jangan langsung
diberi bedak. Basuhlah dulu dengan lap basah,
baru kemudian dikeringkan. Setelah kering,
oleskan bedak tipis-tipis saja. Kalau anda
terlalu banyak membedakinya hingga terlalu
tebal, dikhawatirkan bedak tersebut malah
menyumbat
pori-pori
kulit
(Maulana
Mirza,2009).
Pendapat diatas sesuai dengan keadaan
ibu di Desa Sumuragung Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, dimana
keadaan di Desa Sumuragung pada bulan
Agustus udara panas dan menyebabkan bayi
terlalu banyak berkeringat, karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang perawatan kulit bayi
sehingga kebanyakan ibu memberikan bedak
yang tebal pada bayinya untuk mengurangi
keringat tetapi hal itu yang mengakibatkan
terjadinya miliaria.
Ketidakcermatan ibu dalam melakukan
perawatan
kulit
seharihari
dapat
menyebabkan miliaria. Perawatan ibu seharihari terhadap bayinya harus meliputi
perawatan kulit dengan memandikan bayi
secara teratur pagi dan sore, setelah
memandikan bayi pastikan semua lipatan kulit
bayi ketiak leher, paha dan lutut harus benarbenar kering kemudian dioleskan bedak
keseluruhan tubuh dengan tipis. Keadaan kulit
merupakan cermin kesehatan tubuh seseorang.
Selama menempuh pendidikan formal akan
terjadi hubungan baik secara sosial atau
interpersonal yang akan berpengaruh terhadap
wawasan sehingga orang yang yang
berpendidikan tinggi kemungkinan besar
memiliki pandangan yang lebih luas sehingga
akan lebih mudah dalam menerima ide-ide
baru.
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
pendidikan sebagai segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.
20
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
usia bayi, dimana berdasarkan tabel 4
menunjukan bahwa hampir sebagian bayi
berumur 9 - 12 bulan dan sebagian kecil bayi
berumur 0-3 bulan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Pasaribu (2007) pada bayi 9-12 bulan
mempunyai aktivitas yang banyak yaitu sudah
mulai untuk belajar berjalan, duduk dan berdiri
tanpa bantuan sehingga produktifitas keringat
sangat meningkat, tetapi karena adanya
penyumbatan maka keringat tertahan didalam
kulit dan menyebabkan terbentuknya benjolan
kecil berwarna merah. Kulit bayi berbeda
dengan kulit dewasa yang tebal, kulit bayi dan
balita relatif tipis dengan ikatan antar sel,
karena itu kulit bayi lebih rentan terhadap
infeksi, iritasi dan alergi. Secara srtuktural
kulit bayi dan balita belum berkenbang dan
berfungsi optimal sehingga diperlukan
perawatan khusus.
tergantung pada pemeliharaan dan batuan
orang dewasa.
Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi
pengetahuan
adalah
pendidikan. Pendidikan berarti bimbinganyang
diberikan seseorang pada orang lain terhadap
sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan, informasi dan nilai- nilai yang
baru diperkenalkan.
Jenis miliaria yang sering muncul pada
penelitian ini adalah miliaria kristalina yang
bisa disebabkan karena kulit bayi masih
sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Nelson (2000) ada
3 jenis miliaria yaitu miliaria kristalina yang
paling sering muncul pada bayi baru lahir
karena imaturitas relative dan patensi
terlambat duktus keringat dan kecendrungan
bayi dirawat dalam keadaan relatif hangat dan
lembab, miliaria rubra yaitu merupakan lesi
yang
agak
dalam
ditandai
dengan
papulovesikel kecil, eritemosa yang dapat
memberikan sensasi menusuk, dan miliaria
profunda yang disebabkan oleh rupturnya
duktus keringat didalam kulit pada tingkat
perbatasan dermoepidermis. Untuk mengatasi
biang keringat pada bayi dapat dilakukan
dengan memandikan bayi secara teratur pada
pagi dan sore, menjaga tubuh bayi tetap kering
sehingga dapat mencegah kejadian biang
keringat pada bayi
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Perawatan Kulit Dengan Kejadian
Miliaria Pada Bayi Usia 1 – 12 Bulan di
Desa
Sumuragung
Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro
tahun 2012
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada
tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai pengetahuan baik tidak
mengalami miliaria dan sebagian kecil yang
mengalami miliaria. Sedangkan dari ibu yang
berpengetahuan
cukup sebagian
besar
mengalami miliaria dan sebagian kecil tidak
mengalami miliaria dan dari ibu yang
berpengetahuan kurang sebagian besar
mengalami miliaria dan sebagian kecil tidak
mengalami miliaria.
Seperti yang kita ketahui pengetahuan
sangat berpengaruh penting terhadap tingkah
laku seseorang. Sehingga dalam melakukan
perawatan kulit sehari- hari kita harus lebih
cermat karena kulit bayi sangat sensitive
terhadap perubahan lingkungan disekitarnya.
Dengan pengetahuan baik tentang perawatan
kulit pada bayi, maka ibu akan lebih hati-hati
dan teliti dalam melakukan perawatan sehari –
hari bayinyasehingga tidak terjadi miliaria
pada bayi. Hal ini senada dengan teori menurut
Ismu Suharsomo (2002) bahwa pengetahuan,
kesadaran dan
kebiasaan orang tua
menentukan kesehatan kulit pada bayi karena
pada fase perkembangan bayi masih sangat
SURYA
KESIMPULAN DAN SARAN.
…
1. Kesimpulan
Setelah peneliti menganalisa data dan
melihat hasil analisa data dari 28 responden
ibu yang memiliki bayi usia 1-12 bulan yang
diteliti di Desa Sumuragung Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Maka
peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1) Hampir sebagian ibu memiliki pengetahuan
kurang tentang perawatan kulit pada bayi di
Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro tahun 2012.
2) Sebagian besar bayi usia 1 – 12 bulan yang
mengalami miliaria di Desa Sumuragung
21
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kulit Dengan Kejadian Miliaria Pada Bayi Usia
1-12 Bulan Di Desa Sumuragung Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro
Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten
Bojonegoro tahun 2012.
3) Ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang perawatan kulit dengan kejadian
miliaria pada bayi usia 1- 12 bulan di Desa
Sumuragung
Kecamatan
Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro.
2) Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk menambah wawasan dan sekaligus
bahan evaluasi bagi mahasiswa STIKES
Muhammadiyah Lamongan khisusnya dalam
hal pengetahuan ibu tentang perawatan kulit
dengan kejadian miliaria pada bayi usia 1 – 12
bulan dan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya memberikan
penyuluhan dan menambah pengetahuan ibu
khususnya di tempat penelitian.
.
. . .DAFTAR PUSTAKA
.
anda.com/fatherhood/712-bayijangan-cuma-dilap-mandiindong.html. Diakses : tanggal 4 April
2012.
Eva (2011), Kenali Kelainan Kulit Bayi Dan
Anak,,
http://doktereva.blogspot.com/2011/0
2/kenali-kelainan-kulit-bayianak.html. Diakses : tanggal 4 April
2012.
Elandri, (2010), Hati-Hati Biang Keringat
Menyebabkan
Infeksi,
http://hidupsehatdengandocin.blogsp
ot.com. Diakses : tanggal 4 April
2012
FKUI (2001), Perawatan Kulit Pada Bayi Dan
Balita, FKUI, Jakarta.
FKUI (2007), Penyakit Kulit Dan Kelamin,
FKUI, Jakarta.
. .
Kelly, P (2002), Bayi Anda Tahun Pertama,
Arcan, Jakarta.
Aisyah, S , (2005) , Kelainan Kulit Bayi Anda,
http://www.sitiaisyah.com. Diakses :
tanggal 4 April 2012.
Maulana, M (2009), Seluk Beluk Merawat
Bayi Dan Balita, Gara ilmu,
Jogjakarta.
Anonim, (2010), Ilmu Keperawatan, , http://
Ilmukeperawatan.com. Diakses :
tanggal 4 April 2012.
Nagiga, Wayan, N (2009), Penyakit Anak
Sehari-Hari, PT
Elex
media
komputindo, Jakarta.
Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Notoadmojo, S (2005), Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineka cipta, Jakarta.
Bappenas, (2010), Untuk Meningkatkan
Pembangunan
Suatu
Bangsa
Diperlukan Critical Mass Di Bidang
Pendidikan,
http://www.bappenas.go.id. Diakses :
tanggal 4 April 2012.
Notoadmojo, S (2005), Metodologi Penelitian
Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta.
Notoadmojo, S (2007), Kesehatan Masyarakat
Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta.
Budiarto, E (2004), Metodologi Penelitian
Kesehatan, EGC, Jakarta.
Nursalam (2008), Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Dan Ilmu
Keperawatan, Salemba medika,
Jakarta.
Depdikbud, (2003), Kamus besar bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Dewi,
Nursalam, Pariani, S (2001), Metodologi Riset
Keperawatan, EGC, Jakarta.
(2010),
Miliaria,
,
http://trimutiara.blogspot.com/2010/0
4/miliaria.html. Diakses : tanggal 4
April 2012.
Qalbinur,
Djanwardi, A, (2009), Bayi Jangan Cuma
Dilap,
Mandiin
dong,
http://www.balita-
SURYA
(2010), Masa Dewasa, http://
Qalbinur wordpress.com. Diakses :
tanggal 4 April 2012.
Soetjiningsih (2002), Tumbuh kembang anak,
EGC, Jakarta.
22
Vol.03, No.XIII, Desember 2012
Download