Hadapi Koruptor, BPK Harus Intensifkan Kerja Sama Lintas Negara

advertisement
Hadapi Koruptor, BPK Harus Intensifkan Kerja Sama Lintas Negara
http://vovworld.vn
Wakil Presiden meminta Badan Pengawas Keuangan (BPK) untuk bekerja sama
dengan auditor dari luar negeri. Kerjasama auditor antar negara, kata JK, diperlukan untuk
menangani berbagai tindakan kejahatan keuangan yang merugikan masyarakat.
Ia pun kemudian mencontohkan kejahatan korupsi yang dilakukan di Indonesia dengan
menyimpan hasil korupsinya di luar negeri. Ia mengatakan sering kali upaya
memiskinkan koruptor tidak berhasil karena uang hasil korupsi sudah diselundupkan ke luar
negeri. Untuk mencegah hal itu, maka dibutuhkan kerja sama Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) lintas negara.
"Saya bilang tadi bagaimana ada akses ke BPK-BPK lain. Orang korupsi di Indonesia,
lalu bawa uang ke luar negeri, ya mestinya BPK di sana bisa periksa itu, kerjasama dengan
BPK kita," kata JK dalam acara IDI-ASOSAI Meeting with SAI Management and Key
Stakeholder di Hotel Crown, Jakarta, Rabu (9/12).
Mantan Ketua Umum Golkar ini menuturkan Indonesia punya pengalaman banyak,
terutama soal orang-orang Indonesia yang mempunyai kekayaan secara tidak wajar. Kemudian,
mereka menyembunyikan kekayaan di negara lain. Sementara, auditor Indonesia tidak bisa
deteksi sehingga merugikan rakyat sendiri.
JK juga menuturkan kerja sama BPK lintas negara dapat mencegah pula tindakan mal
praktik dari orang-orang yang mau merugikan keuangan suatu negara. Cara ini pula untuk
menghindari terjadinya tax haven atau kebijakan untuk memberikan keringanan atau
kebebasan pajak.
Ia juga meminta adanya sistem standar audit yang sama antar negara. Tanpa standar
yang sama, JK menilai masing-masing negara sulit bekerja sama dalam melakukan
pemeriksaan. Apalagi, pada 2017 nanti, seluruh negara akan menerapkan sistem Automatic
exchange of information (AEoI).
Ia pun berharap, seluruh negara dapat menjalankan sistem tersebut sehingga tercipta
keterbukaan dalam sistem keuangan. JK juga menilai tingginya angka korupsi disebabkan
karena keuangan negara yang semakin besar serta kemajuan tehnologi. Sebab itu, ia meminta
kemampuan auditor di masing-masing negara agar ditingkatkan.
Sumber berita:
1. http://nasional.republika.co.id, JK Minta BPK Kerja Sama dengan Auditor Luar Negeri,
Rabu 9 Desember 2015.
2. http://news.liputan6.com, Hadapi Koruptor BPK Harus Intensifkan Kerja Sama Lintas
Negara, Rabu, 9 Desember 2015.
Catatan Berita:
-
Hubungan Multilateral
BPK melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga donor untuk peningkatan
kemampuan dan kapasitas BPK. Sampai tahun 2012 sudah delapan lembaga donor yang
bekerjasama dengan BPK. Kerjasama ini tidak hanya dalam peningkatan kapasitas dan
kemampuan BPK saja, tetapi juga diharapkan peranannya dalam melakukan tugas
pemeriksaan atas proyek-proyek lembaga donor yang ada di Indonesia. Peranan ini tidak
terlepas dari tugas dan mandat BPK dalam melakukan pemeriksaan atas keuangan negara.
-
Hubungan Bilateral
Sampai dengan 2012, BPK telah menandatangani kerjasama bilateral dengan 14 SAI
negara lain. Empat belas SAI tersebut tersebar tidak hanya di Asia, namun juga di Australia,
Eropa bahkan Afrika. Tujuan diadakannya kerjasama bilateral antara BPK dengan SAI
negara lain adalah untuk saling berbagi ilmu sehubungan dengan metode audit maupun
dalam pelaksanaan audit, dan juga dalam hal peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM
masing-masing lembaga.
Peraturan yang dipakai sebagai dasar melakukan hubungan kerja sama lintas negara
adalah:
1. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 3/K/I-XIII.2/7/2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam pasal 33: Bagian Kerja Sama Internasional mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan hubungan atau kerja sama internasional, baik secara bilateral maupun multilateral,
dengan badan pemeriksa negara lain, organisasi asosiasi badan pemeriksa negara lain, dan
lembaga internasional lainnya termasuk perwakilannya di Indonesia dalam rangka
meningkatkan peran BPK secara internasional.
Dalam pasal 34: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,
Bagian Kerja Sama Internasional menyelenggarakan fungsi:
a.penyiapan bahan strategi, kebijakan, dan rencana di bidang hubungan dan kerja sama
internasional, baik secara bilateral maupun multilateral, dengan badan pemeriksa negara
lain, organisasi asosiasi badan pemeriksa negara lain, dan lembaga internasional lainnya
termasuk perwakilannya di Indonesia dalam rangka meningkatkan peran BPK secara
internasional;
b.pelaksanaan strategi, kebijakan, dan rencana di bidang hubungan dan kerja sama
internasional, baik secara bilateral maupun multilateral, dengan badan pemeriksa negara
lain, organisasi asosiasi badan pemeriksa negara lain, dan lembaga internasional lainnya
termasuk perwakilannya di Indonesia; dan
c.penyiapan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional.
Dalam pasal 36:
(1) Subbagian INTOSAI, ASOSAI, dan ASEANSAI mempunyai tugas melaksanakan
hubungan dan kerja sama internasional dengan organisasi International Organization
of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), Asia Organization of Supreme Audit
Institutions (ASOSAI), dan ASEAN Supreme Audit Institutions (ASEANSAI) dalam
rangka meningkatkan peran BPK secara internasional.
(2) Subbagian Kerja Sama Bilateral mempunyai tugas melaksanakan hubungan dan kerja
sama internasional secara bilateral dengan:
a. badan pemeriksa negara lain;
b. organisasi asosiasi badan pemeriksa negara lain selain INTOSAI, ASOSAI, dan
ASEANSAI; dan
c. lembaga internasional lainnya termasuk perwakilannya di Indonesia, dalam
rangka meningkatkan peran BPK secara internasional.
(3) Subbagian Kerja Sama Multilateral mempunyai tugas melaksanakan hubungan dan
kerja sama internasional secara multilateral dengan:
a. badan pemeriksa negara lain;
b. organisasi asosiasi badan pemeriksa negara lain selain INTOSAI, ASOSAI, dan
ASEANSAI; dan
c. lembaga internasional lainnya termasuk perwakilannya di Indonesia, dalam
rangka meningkatkan peran BPK secara internasional.
Download