Assalamualaikum wr wb NAMA KELOMPOK : 1.FAJAR ADI PRATAMA 4112100057 2.ARRAZI RUSTAM 4412100019 3.M.RISQI FEBRIANTO 4412100026 4.BAGUS CHANDRA M. 4412100040 5.SANDY RISDA PRATAMA 4412100047 PENDAHULUAN Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi supaya pesawat tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrument navigasi pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Fasilitas Navigasi di Bandara Fasilitas Navigasi dan Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara. Fasilitas ini dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu: a. Pengamatan Penerbangan b. Rambu Udara Radio Pengamatan Penerbangan Peralatan pengamatan Penerbangan terdiri dari: • Primary Surveillance Radar (PSR) • Secondary Surveillance Radar (SSR) Primary Surveillance Radar (PSR) PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF (Radio Frequensi) radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di system penerima radar. Gambar Primary Surveilance Radar Secondary Surveillance Radar (SSR) SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF (Radio Frequensi) radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsapulsa code ke system penerima radar. Pengertian Pulsa Prinsip pulsa radar adalah sama dengan prinsip gaung atau bunyi. Seperti halnya ketika kita berteriak menghadap benda yang sifatnya memantulkan, maka kita akan mendengar kembali suara kita. Hal tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa bunyi atau suara tersebut merambat melalui udara pada kecepatan 1.100 kaki per detik menuju permukaan yang mmemantulkan. Setibanya bunyi kemudian dipantulkan kembali ke sumber suara atau bunyi disebut gaung. Kelebihan pulsa radar Memungkinkan sejumlah informasi dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat mengendalikan sasaran dalam jumlah yang besar pula. Dalam kenyataan, sistem ini digunakan untuk sistem peringatan dan pengendalian lalu lintas udara. Demikian juga sistem ini menjelajah wilayah secara cepat sehingga terhindar dari munculnya target yang berlebihan. Kelemahan pulsa radar Kelemahan sistem ini adalah rumitnya menghilangkann target yang tidak diinginkan (clutter); target yang berjarak nol dari antena tidak tampak dan target pada jarak yang dekat dengan antena pengukurannya kurang akurat. Perbedaan utama PSR dan SSR Radar sekunder Radar sekunder adalah sistem yang terpisah dari radar primer. Ia dapat berdiri sendiri oleh karena hubungan antara radar primer dan radar sekunder bukan sebagai sistem utama dan cadangan melainkan berfungsi sebagai majikan (master untuk radar primer dan sebagai radar sekunder). Radar primer Radar primer sebagai master dioperasikan secara indenpenden dan dapat dipakai untuk tujuan pengendalian lalu lintas udara. Sedangkan radar sekunder sebagai slave, meskipun dapat berdiri sendiri, tetapi untuk tujuan pengendalian lalu lintas udara harus dioperasikan bersama-sama dengan radar primer. Jarak dalam sistem radar primer stasiun darat tidak ada alat penanya posisi pesawat dan pesawat tersebut tidak perlu membawa alat apapun, tidak demikian halnya dengan radar sekunder. Disamping ada alat penanya di stasiun darat (disebut interogator) pesawat perlu dilengkapi dengan alat penjawab (disebut trasponder). Air Traffic Control Automation (ATC Automation) ATC Automation adalah suatu proses yang diarahkan untuk mengolah data yang digunakan untuk pemanduan lalu lintas udara yang hasil datanya dapat digunakan oleh ATC untuk mengambil keputusan. Sistem ATC Automation berfungsi memberikan keselamatan dan efisiensi pelayanan lalu lintas udara (Air Traffic Services/ATS) kepada pesawat-pesawat yang beroperasi Rambu Udara Radio Rambu Udara Radio Peralatan Rambu Udara Radio, yaitu Peralatan navigasi udara yang berfungsi memberikan signal informasi berupa Bearing (arah) dan jarak pesawat terhadap Ground Station. Peralatan Rambu Udara Radio Rambu Udara Radio terdiri dari peralatan : 1. Non Directional Beacon (NDB) 2. VHF Omnidirectional Range (VOR) 3. Distance Measuring Equipment (DME) Non Directional Beacon (NDB) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udara sesuai fungsinya. VHF Omnidirectional Range (VOR) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udara sesuai fungsinya. Distance Measuring Equipment (DME) Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/informasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance). Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau di luar lingkungan bandara tergantung fungsinya Sistem Autopilot Autopilot Pilot otomatis (dari bahasa Inggris: autopilot) adalah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidrolik yang memandu sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Umumnya pilot otomatis dihubungkan dengan pesawat, tetapi pilot otomatis juga digunakan di kapal dengan istilah yang sama. Sejarah Autopilot Sistem pilot otomatis pertama diciptakan oleh Sperry Corporation tahun 1912. Lawrence Sperry (anak dari penemu ternama Elmer Sperry) mendemonstrasikannya dua tahun kemudian pada 1914 serta membuktikan kredibilitas penemuannya itu dengan menerbangkan sebuah pesawat tanpa disetir olehnya. Pilot otomatis menghubungkan indikator ketinggian menggunakan giroskop dan kompas magnetik ke rudder, elevator dan aileron. Sistem pilot otomatis tersebut dapat menerbangkan pesawat secara lurus dan rata menurut arah kompas tanpa campur tangan pilot, sehingga mencakup 80% dari keseluruhan beban kerja pilot dalam penerbangan secara umum. Sistem pilot otomatis lurus-dan-rata ini masih umum sekarang ini, lebih murah dan merupakan jenis pilot otomatis yang paling dipercaya. Sistem tersebut juga memiliki tingkat kesalahan terkecil karena kontrolnya yang tidak rumit. Awak pesawat yang bekerja di dalam pesawat hanya mengawasi dan mengecek sistem autopilot, karena semua peralatan beroperasi secara otomatis. Gambar Alur Kerja Autopilot Kokpit Pesawat Terbang Kontrol Lalu Lintas Udara Segala aktifitas pengaturan lalulintas udara dikendalikan dari ruang air traffic control. Sedangkan Ruang Air Traffic Control sendiri terdiri dari empat unit tugas yaitu : 1. Data Analyzing Room 2. En-route Control Unit 3. Pilot Unit 4. Terminal Control Unit Bagian-Bagian Ruangan Air Traffic Control Pada ruang Air Traffic Control bekerja para petugas pengatur lalulintas udara (air traffc controller) yang bertugas memantau dan mengarahkan lalulintas pergerakan semua pesawat yang terpantau di angkasa. Dalam menjalankan tugasnya, para petugas pengatur lalulintas udara memantau pergerakan pesawat dari alat Air Traffic Control Display. Air Traffic Control Display Sistem Pendaratan Pesawat Instrumen Landing System Instrument landing system adalah suatu sistem peralatan yang ada di Bandar udara yang digunakan untuk memandu pesawat dalam melakukan pendaratan dengan aman dan lancar. Instrument Landing System menggunakan dua transmisi. Transmisi yang pertama berfungsi untuk memandu pesawat menuju landasan pacu, transmisi yang kedua menginformasikan tentang ketinggian pesawat dari landasan pacu. Alur Pendaratan Pesawat Terbang dengan di Pandu Instrument Landing System Ground Controlled Approach Pesawat yang terpantau radar akan diarahkan oleh operator Ground Controlled Approach tentang petunjuk pendaratan pesawat terbang, dengan tujuan pesawat dapat mendarat dengan aman. Pekerjaan ini menuntut konsentrasi yang tinggi dari operatornya, sehingga diperlukan kerja shift karena bandara beroperasi duapuluh empat jam. AKIBAT KOMUNIKASI YANG BURUK Sebagai contoh kejadian yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan Februari 2006 sewaktu menjalani penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di Makasar. Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat Adam Air terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan Pesawat Adam Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam, sebelum mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur. Kesalahan akibat tidak berfungsinya system navigasi adalah kesalahan yang fatal dalam dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin operasi bagi maskapai penerbangan yang melanggar. Sumber • http://angkasasena.blogspot.com/2008/05/radar-radiodetection-and-ranging.html ( DIakses pada hari Sabtu jam 08.35 WIB) • http://bandaraonline.com/airport/atc-automation (Diakses pada hari sabtu jam 09.00 WIB) • http://kumpulantugastugasgitaaaaa.blogspot.com/2011/07/penggunaankomputer-di-bidang.html (Diakses pada hari sabtu jam 10.15 WIB) The End Tanks For Your Atention Wassalamualaikum