BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara tropis dianugrahi sumberdaya alam
yang berlimpah dan tersebar di semua propinsi seluruh Indonesia. Salah satu cara
untuk melakukan inventarisasi sumberdaya alam yang cepat dan dengan biaya
yang relatif murah adalah dengan menggunakan data citra satelit. Indonesia telah
memanfaatkan citra penginderaan jauh dalam pemantauan sumber daya alam
terutama citra optik sejak mulai diterapkannya teknologi remote sensing. Posisi
Indonesia yang berada di daerah tropis mengakibatkan hampir sepanjang tahun
selalu diliputi awan. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan citra optik untuk
menghasilkan citra yang bersih dari awan. Hujan yang terjadi hampir sepanjang
tahun dan kebakaran hutan yang menimbulkan asap di musim kemarau menjadi
kendala citra optik untuk menghasilkan citra yang baik.
Radio detecting and ranging (radar) telah memberikan alternatif untuk
mengatasi keterbatasan informasi yang dapat diambil melalui data citra optik.
Radar memiliki kemampuan untuk melakukan perekaman pada segala cuaca, baik
pada siang atau malam hari, serta mampu mengatasi kendala tutupan awan.
Teknologi pengolahan citra radar sebenarnya telah lama dikembangkan di negara
lain, namun Indonesia dinilai terlambat dalam aplikasi penginderaan jauh satelit
sistem radar. Disain awal sistem satelit radar sudah dikerjakan sejak tahun 1980an dan mulai beroperasi pada tahun 1990-an. Radar generasi pertama ini
dikembangkan di negara Kanada, Jepang dan Uni Eropa dengan menggunakan
polarisasi tunggal. Sementara saat ini, satelit sistem radar sudah memasuki
generasi ketiga yang memiliki empat polarisasi (full polarization). Sistem radar
generasi ketiga mencakup sensor dengan berbagai frekuensi. Sistem tersebut
sudah beroperasi sejak awal tahun 2002.
TerraSAR-X, sebuah satelit observasi bumi milik Jerman yang
diluncurkan pada tanggal 15 Juni 2007 merupakan teknologi radar terbaru untuk
pemetaan dengan panjang gelombang aktif X-band (panjang gelombang 31 mm,
2
frekuensi 9,6 GHz) yang dinyatakan mampu mengatasi tutupan awan. Produk
tersebut ditawarkan untuk diujicoba di atas udara Indonesia. Sebagai imbalannya,
pihak provider menawarkan penyediaan data spasial yang dibutuhkan oleh
berbagai lembaga di Indonesia. Indonesia sudah lama menjadi tempat uji
terlengkap berbagai sistem pemetaan radar yang pernah dikembangkan di dunia.
Hal ini dikarenakan lokasi Indonesia berada di khatulistiwa serta ketertutupan
awannya yang tinggi sehingga sesuai untuk uji radar yang ditargetkan dapat
mengatasi awan. Oleh karena itu sudah saatnya pelaku pemetaan di Indonesia tak
sekedar menjadi objek, tetapi juga sebagai subjek pemetaan dengan radar dan
menyambut ujicoba yang ada sebagai peluang untuk membantu Indonesia dalam
menyediakan data spasial.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan citra high
resolution TerraSAR-X dalam mengklasifikasi penutupan lahan dan identifikasi
spesies penyusun hutan mangrove.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan citra radar yang akan
digunakan untuk meningkatkan akurasi pengambilan data pada daerah
yang memiliki tingkat gangguan berupa awan yang tinggi.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode klasifikasi penutupan
lahan dengan hasil akurasi yang terbaik.
3. Sebagai komplemen dari citra optik untuk memonitoring tutupan lahan
yang tidak bisa dilakukan oleh citra optik.
4. Sebagai bahan perencanaan pengelolaan hutan mangrove.
Download