program studi pendidikan kimia fakultas keguruan dan ilmu

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
KIMIA SMA KELAS X SMAN 1 TERAS BOYOLALI
MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
DAN PERHITUNGAN KIMIA
Disusun Oleh :
DWI PURWITASARI
(K3307020)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
KIMIA SMA KELAS X SMAN 1 TERAS BOYOLALI
MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
DAN PERHITUNGAN KIMIA
Oleh :
DWI PURWITASARI
NIM K 3307020
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Program Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika
dan IlmuPengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Ketua
Tanda Tangan
: Dra. Bakti Mulyani, M.Si
.......................
NIP. 19590725 198503 2 008
Sekretaris
: Dra. Tri Redjeki, M.S
.......................
NIP. 19510611 197603 2 006
Anggota I
: Dra. Kus Sri Martini, M.Si
.......................
NIP. 19500104 197501 2 001
Anggota II
: Nanik Dwi Nurhayati, S.Si, M.Si
NIP. 19721115 200604 2 001
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
iii
.........................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Dwi Purwitasari
NIM
: K3307020
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
ANALISIS
MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) KIMIA SMA KELAS
X SMAN 1 TERAS BOYOLALI MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
DAN PERHITUNGAN KIMIA
adalah benar-benar karya sendiri. Hal yang
bukan karya saya dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Surakarta, Januari 2012
Dwi Purwitasari
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Dwi Purwitasari. K3307020. ANALISIS MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH
ELEKTRONIK (BSE) KIMIA SMA KELAS X SMAN 1 TERAS
BOYOLALI
MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN
KIMIA, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret, Januari. 2012.
Tujuan penelitian adalah (1) mengidentifikasi miskonsepsi dan
menentukan persentase miskonsepsi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia
Untuk SMA dan MA kelas X materi hukum hukum dasar kimia dan perhitungan
kimia karangan Ari Hartanto dan Ruminten yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, (2) mengidentifikasi kesesuaian
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia Untuk SMA dan MA kelas X ditinjau dari
materi dan urutan materi pada standar isi yang berdasarkan pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan rancangan
penelitian Purposive Sampling. Populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011yang terdiri dari 7 kelas, dan sampel,
kelas X-1 dan X-2. Data penelitian berupa data miskonsepsi BSE yang diperoleh
dari studi pustaka, wawancara dan data hasil angket kepuasan. Analisa data
menggunakan teknik triangulasi yaitu pemeriksaan melalui buku lain dan
wawancara tim ahli.
Hasil penelitian buku BSE Kimia Kelas X karangan Ari Harnanto dan
Ruminten menunjukkan (1) terdapat miskonsepsi pada materi Hukum Kekekalan
Massa dan Hukum Perbandingan Tetap dengan persentasenya 40% untuk pokok
bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia dan 27% untuk Perhitungan Kimia pada
materi Massa Molar dan Rumus Molekul, (2) urutan konsep-konsep materi belum
sesuai dengan standar isi KTSP, dimana Hipotesis Avogadro seharusnya pada
Hukum-Hukum Dasar Kimia terdapat pada Perhitungan Kimia.
Kata Kunci: Miskonsepsi, Buku Sekolah Elektronik (BSE)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dwi Purwitasari. K3307020. MISCONCEPTION ANALYSIS OF
CHEMISTRY ELECTRONIC SCHOOL BOOK (ESB) OF THE TENTH
GRADE STUDENTS IN SMA N 1 TERAS BOYOLALI OF THE THE
ACCOUNTS AND PRINCIPLES OF CHEMISTRY, Thesis: Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. January.
2012
The objective of the research were (1) identifying the misconception and
determine misconception percentage of Chemistry BSE for the tenth grade of
SMA and MA material of the accounts and principles of chemistry by Ari
Harnanto and Ruminten that was published by A Book Center, National
Education Departement, (2) Identifying the appropriateness of chemistry BSE for
the tenth grade studens of SMA and MA from the standard of the material and the
material sequence that was based on One Grade Education Curriculum (KTSP).
The research use qualitative descriptive method with Purposive Sampling
research design. Population on this research were the tenth grade studens of SMA
N 1 Teras Boyolali in 2010/2011 academic year that was consisting of 7 classes
and of the sample studens that were X-1 class and X-2. The research data was
BSE misconception data that was
data from the result of satisfaction questionaire. The research data analysis was
using triangulation technique that was checking the other book and interview with
The result of research Chemistry BSE for the tenth grade students by Ari
Harnanto and Ruminten showed (1) that there was misconception on the law of
that the percentage was
40% for Principles of Chemistry and 27% for the Accounts of Chemistry on
relative atomic mass and molecular formula, (2) The sequence of the material
concept was not suitable with standart of the concept of KTSP, where the
be in the principles chemistry, it was in accounts
chemistry.
Key word: Misconception, Electronic School Book (ESB).
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
(QS.Ar-Rahman:13)
(Abraham Lincoln)
Terus memformat masa depanku dan kibarkan aspirasi putih
(Anonim)
dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati
jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan
(Anonim)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tulisan ini saya persembahkan untuk:
Ayah
dan
Ibu
tercinta
yang
senantiasa
memberikan cinta dan dukungan.
Seseorang
yang
ada
disampingku,
pemberi
semangat baru untukku, Arta Kurniawan
Ibu Dra.Kus Sri Martini,M.Si dan Ibu Nanik Dwi
Nurhayati,S.Si,M.Si yang telah membimbingku
Bapak dan Ibu dosen yang membantu saya untuk
belajar menjadi yang lebih baik.
Sahabat tercinta (Christin, Rosita, Dyah, Erna,
Tari,
Dewi)
yang
selalu
membantu
dan
menyemangatiku.
Teman-teman Mahasiswa Pendidikan Kimia UNS
angkatan 2007
Almamater
Siswa siswi tercinta di SMA Negeri 1 Teras
Boyolali
Teman
teman kos Al Bannat atas semua
pengertiannya
Teman-teman kos Mawar Putih I
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan
kesempatan sampai pada akhirnya skripsi dapat terselesaikan, untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Kimia.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan tersebut dapat
teratasi dengan baik. Untuk itu atas segala bantuannya disampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin dalam
penyusunanan skripsi ini.
2. Bapak H. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam FKIP UNS yang telah
memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ibu
Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si
selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia yang telah memberikan bimbingan arahan, serta ijin
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si selaku Pembimbing I yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Ibu Hj. Nanik Dwi Nurhayati, S.Si, M.Si selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, semangat serta pengalaman yang sangat
bermanfaat.
6. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan
ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis belajar di
UNS.
7. Teman-teman kuliah Program Studi Pendidikan Kimia FKIP-UNS
Angkatan 2007 yang telah membantu dan memberi semangat
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman almamater Program Studi Pendidikan Kimia FKIP-UNS
10. Seseorang yang ada disampingku, hasian pemberi semangat baru untukku,
Arta Kurniawan beserta keluarga
11. Teman- teman Kos Al Bannat dan Mawar Putih I yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan
12. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Meskipun disadari, skripsi ini jauh dari sempurna, namun diharapkan
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan ilmu pendidikan
pada khususnya.
Surakarta,
Januari 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN....... .......................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN....... .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B.
3
C.
4
D. Perumusan
5
E.
5
F.
Manfaa
6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjaua
8
1. Miskonsepsi
.............................................
8
2. Buku Ajar ............................................................................. 11
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .................. 13
4. Materi dalam Buku Sekolah Elektronik Kelas X Karangan Ari
Harnanto dan Ruminten tahun 2009....................................... 13
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
B.
digilib.uns.ac.id
Penelitian yang Relevan
25
C. Kerangka Berfikir
.....
26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................... 28
C. Sumber Data ................................................................................ 29
D. Teknik Sampling ......................................................................... 30
E. Teknik dan InstrumenPengumpulan Data ................................. 30
F.
Vaiditas Data ............................................................................... 32
G. Analisis Data ............................................................................... 34
H. Prosedur Penelitian....................................................................... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Analisis Miskonsepsi ................................................................... 41
B. Persentase Miskonsepsi ............................................................... 49
C. Analisis Kesesuaian Materi dengan Urutan Materi yang
terdapat dalam Standar Isi KTSP................................................. 51
D. Hasil Analisis Angket.................................................................. 53
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 57
B. Implikasi ...................................................................................... 58
C. Saran ............................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1.
Massa zat-zat pereaksi dan hasil reaksi.................................
13
Tabel 2.2.
Perbandingan massa C dan O pada senyawa CO dan CO2
15
Tabel 3.1.
Waktu Penelitian...................................................................
Tabel 3.2.
Hasil Analisis Tiap Materi Semester I BSE Kimia untuk
SMA dan MA
kelas X Karangan Ari Harnanto dan
Ruminten Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas...................
Tabel 3.3.
289
37
Persentase Miskonsepsi BSE Kimia untuk SMA Kelas X
Karangan Ari Harnanto dan Ruminten Penerbit Pusat
Perbukuan Depdiknas............................................................
Tabel 4.1. Rancangan
Percobaan
untuk
Membuktikan
37
Hukum
Kekekalan Massa...................................................................
47
Tabel 4.2. Rancangan Pembenaran Percobaan untuk Membuktikan
Hukum Kekekalan Massa......................................................
Tabel 4.3.
48
Presentase Miskonsepsi BSE kimia untuk SMA dan MA
kelas X I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun
2009.......................................................................................
Tabel 4.4.
Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-1
Karangan
Ari
Harnanto
dan
Ruminten
Tahun
2009.......................................................................................
Tabel 4.5.
50
55
Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-2
Karangan
Ari
Harnanto
dan
Ruminten
Tahun
2009.......................................................................................
commit to user
xiii
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2. 1.
Kerangka Berpikir ..................................................................... 27
Gambar 3.1.
Skema Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data .... 33
Gambar 3.2.
Komponen
dalam
Analisis
Data
(Interactive
Model)............... ........................................................................ 35
Gambar 4.1.
Histogram Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA
Kelas
X-1
Karangan
Ari
Harnanto
Tahun
2009........................................................................................... 54
Gambar 4.2.
Histogram Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA
Kelas
X-2
Karangan
Ari
Harnanto
Tahun
2009........................................................................................... 54
Gambar 4.3.
Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-1
Karangan Ari Harnanto Tahun 2009............. ............................ 55
Gambar 4. 4.
Kepuasan Siswa terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-2
Karangan Ari Harnanto Tahun 2009............. ............................ 56
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1.
..............................
Lampiran 2.
Analisis Kesesusaian urutan materi berdasarkan standar isi
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Lampiran 3.
70
Konsep BSE Kimia SMA Kelas X Karangan Ari Harnanto
dan Ruminten
Lampiran 4.
.............
62
Lembar Observasi Konsep BSE
..............................
73
...................
76
Lampiran 5a. Indikator Angket Kepuasan Siswa terhadap BSE
84
Lampiran 5b. Angket Kepuasan Siswa Buku Sekolah Elektronik Kimia
SMA Kelas X Karangan Ari Harnanto dan Ruminten
SMAN 1 Teras Boyolali
.................
85
Lampiran 5c. Skor Angket Kepuasan Siswa Buku Sekolah Elektronik
Kimia SMA Kelas X Karangan Ari Harnanto dan Ruminten
SMAN 1 Teras Boyolali
................................
90
..................................
91
.....................
92
Lampiran 6.
Hasil Tryout
Lampiran 7.
Data Angket Kepuasan.....
Lampiran 8.
Hasil Analisis Angket Kepuasan
...................
94
Lampiran 9.
Surat Ijin ............................................................................
100
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting di
dalam proses pembelajaran. Tak dapat dipungkiri bahwa semua guru disetiap
tingkat pendidikan menggunakan paling sedikit satu buku ajar di dalam proses
pembelajarannya. Buku ajar digunakan guru untuk menyampaikan materi dan
bahkan menentukan strategi pembelajarannya. Siswa menggunakan buku ajar
sebagai sumber informasi untuk mengerjakan tugas di sekolah dan pekerjaan
rumah. Berdasarkan penelitian Robert E. Stake & J. A Easley, Yusuf Hilmi dan
Oom Romlah (2007: 2) menyimpulkan bahwa 90% waktu pembelajaran di
Amerika menggunakan satu buku ajar.
Paul Suparno (2007
tidak ada lagi buku ajar yang dianggap paling tepat, yang penting isi buku benar
mengajarkan kimia tidak berdasarkan pada buku ajar, tetapi lebih pada
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Pokok bahasan dan metode yang dipilih
harus sesuai dengan kompetensi tersebut. Maka sebagai guru yang mengerti
KTSP, tidak harus memegang pada satu buku, tetapi dapat menggunakan berbagai
buku.
Salah satu upaya Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah dengan menyediakan buku ajar. Mulai tahun 2007
Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku ajar sehingga
buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik (e-book) dengan nama
Buku Sekolah Elektronik (BSE). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional menerbitkan buku ajar yang memenuhi standar nasional pendidikan
dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyediakan BSE secara gratis mulai dari
jenjang SD sampai dengan SMA. Masyarakat dapat memperoleh BSE tersebut
melalui situs-situs penyedia seperti www.diknas.info. BSE disediakan dalam
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
bentuk buku atau rekaman cakram (CD/DVD) yang dapat digandakan dan
diperdagangkan dengan ketentuan tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET)
yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan memenuhi syarat serta
ketentuan yang berlaku.
Miskonsepsi merupakan kesalahan dalam menghubungkan suatu konsep
dengan konsep lain, antara konsep yang diberikan oleh guru dengan konsep yang
telah dimiliki siswa, sehingga terbentuk konsep yang salah. Miskonsepsi yang
berasal dari siswa sendiri dapat terjadi karena asosiasi siswa terhadap istilah
sehari-hari yang menyebabkan miskonsepsi. Siswa memasuki kelas untuk belajar
kimia, siswa telah memiliki pengetahuan tertentu tentang kimia yang disebut
prakonsep. Prakonsep yang dimiliki siswa belum tentu benar. Hal ini kurang atau
bahkan tidak diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Prakonsep siswa
akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Miskonsepsi yang berasal dari guru
dapat disebabkan karena mereka tidak memahami konsep yang akan diberikan
pada muridnya dengan baik. Hal ini dapat membuat siswa mengalami miskonsepsi
apabila kesalahan pemahaman guru yang kurang baik tersebut diteruskan kepada
siswa. Ketidakmampuan dan ketidakberhasilan guru dalam menampilkan aspekaspek
penting
dari
konsep
yang
bersangkutan,
serta
ketidakmampuan
menunjukkan hubungan konsep satu dengan konsep lainnya pada situasi dan
kondisi yang tepat akan berpengaruh pada pemahaman siswa. Faktor terjadinya
miskonsepsi yang berasal dari buku salah satunya yaitu penggunaan bahasa yang
terlalu sulit dan kompleks. Tidak semua anak dapat mencerna dengan baik apa
yang tertulis dalam buku, akibatnya siswa menyalahartikan maksud dari isi buku
tersebut. Penggunaan gambar dan diagram dapat pula menimbulkan miskonsepsi
pada diri anak. Faktor konteks yang dimaksud adalah penyebab khusus dari
miskonsepsi yaitu penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut
Arthur Louis Odom (1993: 468) buku ajar yang mengandung miskonsepsi dan
dijadikan satu-satunya sumber informasi akan mendorong terjadinya miskonsepsi.
Seorang guru Kimia, perlu kritis dalam memilih buku ajar yang ada di
pasaran, sehingga dapat menentukan buku pegangan mengajar dan baik untuk
pegangan siswa. Hal ini penting mengingat meningkatnya jumlah buku sains yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
ditulis oleh penulis inhouse, yaitu para penulis yang bekerja untuk penerbit. Yusuf
Hilmi Adisendjaja & Oom Romlah (2007: 3) menyatakan bahwa praktek penulis
inhouse akan mengikis integritas ilmiah dan isi sains karena para penulis bukan
berasal dari kalangan ilmuwan dan teks yang ditulisnya tidak direview oleh
komunitas ilmiah. Seharusnya buku ajar sains harus ditulis oleh penulis yang
selalu mengendalikan teks yang ditulisnya.
Perlu dilakukan analisis terhadap buku yang ada. Penelitian yang berkaitan
dengan analisis materi buku ajar dapat dari segi kedalaman, keluasan dan
kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu analisis materi bisa
dari miskonsepsi. Mengingat pengaruh buku ajar pada miskonsepsi siswa, maka
telah banyak penelitian untuk mengatasinya. Penelitian Anisa Listi S
menyebutkan terdapat kesalahan konsep dalam BSE IPA Kelas VII, VIII, dan IX
yang digunakan Siswa di SMPN 213 Jakarta dan terdapat beberapa kekurangan
pada BSE diantaranya minim akan isi dan materi, bahasa kurang bagus, gambar
kurang komunikatif, tidak ada keterangan pada gambar-gambarnya, dan contoh
soal kurang berbobot.
Perlu dilakukan penelitian menganalisis buku ajar kimia SMA di SMA
Negeri 1 Teras Boyolali karena sekolah tersebut hanya menggunakan buku BSE
sebagai sumber belajar siswa yang kemungkinan terdapat miskonsepsi siswa
dikarenakan tidak ada perbandingan konsep antara BSE dan buku ajar lain.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Penyebab miskonsepsi kimia pada siswa disebabkan oleh kesalahan konsep
siswa itu sendiri
2.
Penyebab miskonsepsi kimia pada siswa disebabkan oleh kesalahan konsep
yang dimiliki dan dijelaskan oleh guru
3.
Penyebab miskonsepsi kimia pada siswa disebabkan oleh penggunaan metode
belajar yang kurang tepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
4.
Penyebab miskonsepsi kimia pada siswa disebabkan oleh kesalahan konsep
yang terdapat dalam buku ajar yang digunakan
5.
Buku ajar ditulis oleh penulis inhouse, yaitu para penulis yang bekerja untuk
penerbit akan mengikis integritas ilmiah dan isi sains
6.
Guru kurang cermat memilih buku ajar dengan konsep-konsep yang benar
untuk dijadikan sumber belajar siswa
7.
Guru kurang cermat memilih buku ajar yang sesuai dengan urutan materi
yang terdapat pada standar isi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini
dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan
masalah tersebut adalah:
1. Buku ajar yang dianalisis miskonsepsinya adalah BSE kimia untuk SMA dan
MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia
karangan Ari Harnanto dan Ruminten yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009
2. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
3. Analisis miskonsepsi pada materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia.
4. Analisis kesesuaian buku ajar dengan urutan materi yang terdapat pada standar
isi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat miskonsepsi dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia
Untuk SMA dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional?
2. Berapa persentase miskonsepsi pada materi Hukum
Hukum Dasar Kimia
dan Perhitungan Kimia dalam BSE Kimia untuk SMA dan MA kelas X
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan Depdiknas ?
3. Apakah urutan materi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia Untuk SMA dan
MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan urutan materi
yang terdapat pada standar isi yang berdasarkan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi miskonsepsi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia
Untuk SMA dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia karangan Ari Hartanto dan Ruminten tahun 2009 yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2. Mengetahui persentase miskonsepsi pada materi semester I dalam BSE Kimia
untuk SMA dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas.
3. Mengidentifikasi kesesuaian Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia Untuk
SMA dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan
Kimia karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional ditinjau dari materi dan
urutan materi pada standar isi yang berdasarkan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
F. Manfaat Penelitian
Sebagai studi ilmiah, penelitian ini memberi sumbangan konseptual
utamanya kepada pendidikan kimia, di samping juga kepada studi pembelajaran
kimia. Sebagai studi pendidikan kimia yang aplikatif, penelitian ini memberikan
kontribusi substansial kepada lembaga pendidikan formal maupun para guru/
mahasiswa yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang
kimia terutama pada layanan perencanaan pembelajaran kimia yaitu penulis buku
sains, khususnya penulis buku kimia. Perencanaan pembelajaran kimia yang akan
dibuat diharapkan relevan dan tidak mengandung miskonsepsi. Selain itu agar
dapat melakukan peninjauan kembali terhadap buku ajar yang telah diterbitkan,
bila perlu diadakan perbaikan pada penerbitan ulang.
2. Manfaat Praktis
Pada tataran praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
a. Memberikan sumbangan kepada Lembaga pendidikan maupun sekolah dan
memberi masukan pada guru dan calon guru kimia yang merupakan
penentu dalam pemilihan buku ajar yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar, perlu memperhatikan lebih lanjut buku ajar kimia yang
akan di ajarkan sebagai sumber belajar agar tidak terjadi miskonsepsi.
b. Memberikan informasi kepada guru-guru SMA tentang adanya miskonsepsi
pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia Untuk SMA dan MA kelas X
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional yang digunakan
sebagai bahan acuan dalam mengajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
c. Memberikan wawasan
tentang konsep yang benar pada Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Kimia Untuk SMA dan MA kelas X karangan Ari
Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional khususnya pada pokok bahasan Hukum
Hukum Dasar Kimia, dan Perhitungan Kimia.
d. Menjadi acuan dalam pemilihan dan pengambilan buku ajar kimia yang
akan digunakan sebagai salah satu sumber informasi dalam proses
pembelajaran.
e. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang
dalam penerbitan BSE untuk memperhatikan lebih lanjut buku ajar
khususnya kimia sebagai sumber belajar siswa agar tidak terjadi
miskonsepsi.
f. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut,
sehingga dapat memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu
pendidikan, khususnya kimia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Miskonsepsi
a. Konsepsi
Euwe Van Den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa Konsepsi adalah tafsiran
Misal, siswa menganggap bahwa atom dapat
dilihat dengan mikroskop. Konsep yang dimiliki siswa ini salah dan perlu diluruskan,
karena konsep berfungsi sebagai batu
batu dalam berpikir, batu
disusun menjadi suatu bangunan dengan menghubung
batu itu dapat
hubungkan konsep yang satu
dengan yang lain. Konsep mengenai atom yang benar adalah atom tidak dapat dilihat
dengan mikroskop. Ukuran atom sering tidak dipahami dengan baik. Sebagai contoh,
ada sekitar satu juta atom melintasi lebar rambut manusia, tapi banyak siswa menebak
angka dalam ratusan atau ribuan.
b. Prakonsep
Euwe Van Den Berg (1991:11
konsepsi yang dimiliki siswa sebelum pelajaran walaupun mereka sudah pernah
Siswa memasuki kelas untuk belajar kimia, siswa telah memiliki pengetahuan
tertentu tentang kimia yang disebut prakonsep. Sebagai contoh siswa telah memiliki
banyak pengalaman dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep struktur
atom oleh karena itu siswa sudah banyak mengembangkan konsepsi yang belum tentu
sama dengan konsepsi kimiawan. Prakonsep yang dimiliki siswa belum tentu benar.
Hal ini kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Prakonsep siswa akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
c. Miskonsepsi
Menurut Alan K, Griffith, Kevin Thomey, Bren Cooke, dan Glen Normore
dalam journal of Reseach in Science Teaching diterjemahkan oleh Russel H. Yeang,
JR (1988: 709) mendiskripsikan miskonsepsi sebagai :
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
misunderstanding which have probably accured during or as a result of recent
instruction in contrast to alternative conception which are more likely to have been
atau dapat dikatakan,
iskonsepsi
didefinisikan sebagai kesalahan pemahaman yang terjadi selama atau sebagai hasil
dari pengajaran yang baru saja diberikan, berkembang dalam waktu yang lama .
Skelly dan Hall menyatakan definisi miskonsepsi dalam jurnal Chemistry
Education: Research and Practice dengan judul Instructional Misconception of
Turkish Prospective Chemistry Teachers abuot Atomic Orbitals and Hybriditation,
Skelly and Hall (1993) defined a misconception as a mental representation of a
concept, which does not correspond to currently held scientific theory
tikan
Canan Nakiboglu, 2003:1)
d. Penyebab Miskonsepsi
Menurut Razia Fakir Mohammad dan Roshni Kumari dalam jurnal Journal of
Education for International Development yang berjudul Effective Use of Textbooks: A
Neglected Aspect of Education in Pakistan mendeskripsikan penyebab miskonsepsi
Our findings and analysis suggest limited use of the textbook by teachers. In
many ways, this limited use was a reflection of their lack of appreciation and
acknowledgement of the textbook as a useful resource. There are examples in our data
set that suggest that in some cases, it was difficult for teachers to make sense of the
information given in the book, or to appreciate the resources/examples provided to
meaningful learning (Razia Fakir Mohammad dan Roshni Kumari, 2007: 5-6), dapat
diartikan,
penggunaan buku ajar oleh guru yang
disebabkan oleh kurangnya apresiasi guru terhadap buku ajar serta kekurangpahaman
guru bahwa buku ajar dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Secara lebih jelas penyebab dari adanya miskonsepsi adalah sebagai berikut :
1) Kondisi siswa
Miskonsepsi yang berasal dari siswa sendiri dapat terjadi karena asosiasi siswa
terhadap istilah sehari-hari yang menyebabkan miskonsepsi. Misalnya siswa
mengasosiasikan bahwa adanya ikatan dalam molekul karena diikatkan satu
sama lain. Padahal yang benar, ikatan pada molekul disebabkan adanya tarik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
menarik antar molekul. Dari contoh ini pula miskonsepsi dapat terjadi ketika
siswa menafsirkan pengalaman-pengalaman siswa itu sendiri.
2) Guru
Sebagian guru memiliki konsep yang salah sehingga apabila diteruskan kepada
siswa akan mengalami miskonsepsi. Contohnya, guru yang memiliki konsep
yang salah dalam koligatif larutan, sub konsep penurunan tekanan uap. Guru
menjelaskan bahwa penambahan zat terlarut dalam larutan menurunkan
tekanan uap larutan. Penjelasan tersebut salah karena tidak menjelaskan sifat
terlarutnya apakah volatil atau non volatil. Hanya zat terlarut yang bersifat non
volatil relatif terhadap pelarut yang dapat menurunkan tekanan uap larutan.
3) Metode Mengajar
Penggunaan metode mengajar yang kurang tepat, pengungkapan aplikasi yang
salah dari konsep yang bersangkutan, serta penggunaan alat peraga yang tidak
mewakili secara tepat konsep yang digambarkan dapat pula menyebabkan
miskonsepsi pada diri anak. Misalnya seorang siswa yang melakukan pratikum
namun tidak selesai. Siswa tersebut merasa yakin bahwa yang benar hanyalah
yang telah mereka temukan, padahal yang mereka temukan datanya tidak
lengkap.
4) Buku
Faktor terjadinya miskonsepsi yang berasal dari buku salah satunya yaitu
penggunaan bahasa yang terlalu sulit dan kompleks. Tidak semua anak dapat
mencerna dengan baik apa yang tertulis dalam buku, akibatnya siswa menyalah
artikan maksud dari isi buku tersebut. Penggunaan gambar dan diagram dapat
menimbulkan miskonsepsi pada diri anak.
5) Konteks
Penyebab khusus dari miskonsepsi yaitu penggunaan bahasa dalam kehidupan
sehari-hari, contoh: asam berkaitan dengan hal yang apabila dicicipi terasa
masam. Konsep tersebut tidak cukup untuk menjelaskan apabila dihadapkan
pada larutan
larutan yang tidak dapat dicicipi. Dalam konsep kimia, asam
didefinisikan sebagai larutan dalam air dapat terurai menghasilkan ion H+.
Diskusi kelompok yang tidak efektif, misalnya kelompok didominasi oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
beberapa orang dan diantara mereka ada yang mengalami miskonsepsi, maka
akan mempengaruhi teman-temannya yang lain. (Paul Suparno, 2007:5)
e. Cara Mengatasi Miskonsepsi
Untuk mengatasi miskonsepsi siswa, seorang guru sebelumnya harus
mengetahui kesalahpahaman siswa mengenai suatu materi. Dalam jurnal World
Applied Sciences Journal 3 dengan judul Diagnosing Student Misconceptions: Using
Drawings
as
a
Research
Method
membahas
metode
untuk
menentukan
kesalahpahaman dan miskonsepsi siswa yaitu:
1)
two-tier diagnostic test ( pertanyaan terbuka)
2)
concept mapping ( uji diagnostic dua
3)
prediction-observation-explanation ( prediksi, observasi, penjelasan)
4)
interviews about instances and events ( wawancara tentang kasus dan
tier)
peristiwa)
5)
interviews about concepts ( wawancara tentang konsep)
6)
drawings ( gambar)
7)
word association ( gabungan kata)
Dengan langkah
langkah di atas diharapkan miskonsepsi siswa dapat diatasi.
2. Buku Ajar
a. Pengertian dan Kelemahan Buku Ajar
Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli sebagi berikut :
1) Menurut Hilton (1973) buku ajar merupakan buku yang sangat khusus, jarang
berisi pengetahuan baru. Fungsi utamanya menyediakan pengetahuan bagi
siswa yang telah dipilih, disusun, secara baik dengan disederhanakan dan
ditujukan untuk siswa yang baru belajar.
2) Menurut Loveridge dkk dalam Hanafi dan kawan-kawan (1981) buku ajar
dapat di pandang sebagai buku mata pelajaran.
Kelemahan buku-buku ajar yang banyak beredar setidaknya mencakup lima
hal, yaitu isi, bahasa, desain grafis, metodologi penulisan, dan strategi indexing. Dari
masalah isi mengandung dua cacat pokok, yakni terlalu banyak dan kadaluwarsa dan
karena itu menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan penemuan-penemuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
mutakhir. Para penyusun tidak menulis buku baru dengan referensi yang baru pula,
melainkan menata ulang, mengemas kembali, atau merakit kembali materi-materi
yang telah ada dalam buku-buku sebelumnya. Maka yang terjadi sebenarnya adalah
reproduksi ulang kesalahan-kesalahan sebelumnya dengan kemasan baru.
Dari segi bahasa dan ilustrasi, kelemahan menonjol buku-buku teks adalah
penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil
menyampaikan pesan inti buku. Dari segi metodologi penulisan, dapat dilihat dari
tidak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif-emosional siswa,
terutama dalam buku-buku sosial, moral, dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai
terlalu materialistik, kering, dan membosankan sehingga gagal menyampaikan pesan
isi (content provision) sebuah buku. Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca,
buku-buku teks kita miskin inisiatif bahkan untuk sebagian buku teks di perguruan
tinggi. (Paul Suparno, 2007: 88-108)
Dalam rangka mengatasi permasalahan ketersediaan buku yang memenuhi
standar nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh
masyarakat luas, maka Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta
buku teks pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan
dalam bentuk buku elektronik (e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE).
Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas
Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2008.
b. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar
Musa Dikmenli, Osman Cardak, dan Fulya Oztas dalam jurnal Conceptual
Problems in Biology-Related Topics in Primary Science and Technology Textbooks in
Turkey
This study aims to
determine conceptual problems which may cause alternative conceptions in biology
topics in science and technology textbooks of primary schools. The obtained results of
research were compared with related literature and in the light of findings some
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
recommendations were developed for future planning and development activities
teks dalam setiap halaman masing
masing buku
dianalisis menurut dokumen metode pengujian dan masalah konseptual. Analisis
mengenai miskonsepsi dalam buku tersebut kemudian dibandingkan dengan literatur
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 pasal 1 (9)
mengenai isi dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajarKTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. Dengan kata lain, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan
pendidikan, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun
demikian, tidak berarti sekolah bebas
tanpa batas untuk mengembangkan
kurikulumnya.
4. Materi dalam Buku Sekolah Elektronik Kelas X Karangan Ari Harnanto dan
Ruminten tahun 2009
a. Hukum Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Lavoisier (1743
1794) merumuskan Hukum Kekekalan Massa yang
zat sebelum dan sesudah reaksi
Berikut ini contoh reaksi kimia yang berkaitan dengan Hukum
Kekakalan Massa (Hukum Lavoisier).
Tabel 2.1. Massa zat-zat pereaksi dan hasil reaksi
No.
1.
Pereaksi I
Gas hidrogen
Pereaksi II
Gas oksigen
commit to user
Hasil Reaksi
Air
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
2.
2 gram
16 gram
18 gram
4 gram
32 gram
36 gram
5 gram
40 gram
45 gram
6 gram
48 gram
54 gram
Karbon
Gas oksigen
Gas karbondioksida
a. 6 gram
16 gram
... gram
b. 9 gram
... gram
33 gram
c. ...gram
40 gram
55 gram
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Contoh soal:
Perbandingan unsur nitrogen dan unsur hidrogen pada pembentukan amoniak
sebesar 14:3. Jika 28 gram gas nitrogen dan 9 gram gas hidrogen direaksikan,
maka tentukan:
a.
Massa amonia yang terbentuk
b.
Zat yang tersisa dan banyaknya
Jawab:
Perbandingan massa nitrogen, (28 : 14 = 2) adalah 2 kali angka perbandingan,
sedangkan hidrogen (9 : 3= 3) adalah 3 kali angka perbandingan. Jadi, nitrogen
habis bereaksi dan hidrogen bersisa.
a. Massa amonia yang dihasilkan
b. Massa hidrogen yang bereaksi
Massa hidrogen sisa = 9 - 6 = 3gram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
3. Hukum Kelipatan Perkalian (Hukum Dalton)
Dalton ( 1766-1844) menyimpulkan bahwa:
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa
maka perbandingan massa unsur dalam senyawa
senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat sederhana.
Contoh soal:
Karbon dan oksigen dapat membentuk dua macam senyawa yaitu CO dan CO 2.
Jika kandungan karbon pada senyawa CO dan CO 2 berturut
turut 42,85% dan
27,2%. Apakah data ini sesuai hukum Dalton?
Jawab:
Dimisalkan senyawa CO dan CO2 masing
masing 100 gram.
Tabel 2.2. Perbandingan massa C dan O pada senyawa CO dan CO2
Senyawa
Massa senyawa Massa karbon
Massa oksigen
Massa karbon:
(gram)
(gram)
(gram)
Massa oksigen
CO
100
42,85
57,15
1: 1,33
CO2
100
27,2
72,8
1: 2,66
Perbandingan massa oksigen dalam CO2 dan CO = 2,66 : 1,33 = 2:1.
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa adalah buat sederhana,
sesuai dengan hukum Dalton.
4. Hukum Pebandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)
Tahun 1778
1850 Gay Lussac berhasil mengukur volume uap air yang
terbentuk, sehingga memperoleh perbandingan volume hidrogen : oksigen :
uap air = 2 : 1 :2.
Gas hidrogen + gas oksigen
uap air
Perbandingan tersebut berupa bilangan
bulat sederhana. Berdasarkan
percobaan ini, Gay-Lussac menyimpulkan bahwa:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas- gas yang bereaksi dan volume
gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai biangan bulat sederhana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Contoh soal:
1.
Sebanyak 2,3 liter gas A bereaksi dengan 1,15 liter gas B menghasilkan
3,45 liter gas C. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, apakah
reaksi ini sesuai dengan Hukum Perbandingan Volume?
Jawab:
Perbandingan volume gas A : B : C = 2,3 :1,15 :3,45 = 2 : 1 :3
Perbandingan voume gas A : B : C merupakan bilangan bulat sederhana
maka reaksi di atas sesuai dengan Hukum Perbandingan Voume.
2.
Pada suhu tertentu 6 liter gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen
menghasilkan gas amonia. Jika pengukuran dilakukan pada suhu dan
tekanan yang sama, maka tentukan:
a.
Persamaan reaksi setaranya
b.
Volume gas hidrogen yang bereaksi
c.
Volume gas amonia yang terbentuk
Jawab:
a.
Persamaan reaksinya: N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
b. Volume H2 =
c. Volume NH3 =
Perbandingan gas N2 : H2 : NH3 = 6 : 18 :12
=1:3:2
Perbandingan volume gas N2 : H 2 : NH3 merupakan bilangan bulat
sederhana maka sesuai dengan Hukum Perbandingan Voume.
b. Perhitungan Kimia
1. Hipotesis Avogadro
Avogadro menjelaskan bahwa:
Gas
gas yang mempunyai volume sama pada suhu dan tekanan yang sama
mempunyai jumlah molekul sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama:
Perbandingan volume = perbandingan molekul = perbandingan koefisien
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Contoh soal:
Jika 5 liter gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama jumlah molekulnya
3, maka tentukan:
a.
Volume gas CO2 yang mengandung 6 buah molekul CO2
b.
Jumlah molekul dari 15 liter gas hidrogen
Jawab:
a.
Volume gas CO2
b.
Jumlah molekul gas hidrogen
2. Mol
Definisi satu mol adalah sebagai berikut:
Satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel
yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12.
1) Hubungan mol dengan jumlah partikel
Hubungan mol dan jumlah partikel dapat dirumuskan:
Kuantitas (dalam mol) =
Atau
Jumlah partikel = mol x NA
NA = bilangan Avogadro
Contoh soal:
Suatu sampel mengandung 1,505 x 1023 molekul Cl2, berapa mol
kandungan Cl2 tersebut?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Jawab:
2) Hubungan mol dengan massa
a. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa Atom Relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata
atom unsure terhadap unsure terhadap
rata suatu
massa satu atom isotop C-12.
Ar X =
Ar X =
Ar X = massa rata
rata atom X
Contoh soal:
Di alam terdapat campuran 35Cl dan 37Cl dengan perbandingan 75 %
dan 25%.
Ar Cl = ( 75% x 35) + ( 25% x 37) = 35,5
b. Massa Molekul Relatif
Massa atom relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata
molekul suatu senyawa terhadap
rata satu
massa 1 atom isotop C-12.
Contoh soal:
Hitung Mr H 2SO4 ( Ar H = 1, S = 32, dan O = 16)!
Mr H2SO4
= ( 2 x Ar H) + ( 1 x Ar S + 4 x Ar O)
= ( 2 x 1) + ( 1 x 32) + (4 x 16)
= 2 + 32 + 64
= 98
c. Massa Molar
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang
besarnya sama dengan Ar atau Mr.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Untuk unsur:
1 mol unsur = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
Contoh soal:
Berapa gram besarnya massa dai 3 mol gas CO2?
( Ar C = 12, O = 16)
Jawab:
Mr CO2
= ( 1 x Ar C) + ( 2 x Ar O)
= ( 1 x 12) + ( 2 x 16)
= 12 + 32
= 44
Massa CO 2
= mol x Mr
= 3 x 44
= 132 gram
3) Hubungan mol dengan volume
a. Gas pada keadaaan standar
Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut
volume molar
Volume molar adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan
standar (keadaan pada suhu 0oC dan tekanan atmosfer/STP).
Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan persamaan gas
ideal:
PV = n RT
P = tekanan = 1 atm
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
n = mol = 1 mol gas
R = tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
V= volume = liter
Volume standar = VSTP= 22,4 liter
Dapat dirumuskan:
V = n x Vm
n = jumlah mol
Vm = VSTP = volume molar
Contoh Soal:
1. Berapa kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika
diukur pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm?
Jawab:
b. Gas pada keadaan nonstandard
Jika volume gas diukur pada keadaan ATP (Ambient Temperature and
Pressure) atau lebih dikenal keadaan non-STP maka menggunakan
rumus:
PV = nRT
P =tekanan,satuan = atmosfer (atm)
V = volume,satuan = liter
n = mol, satuan = mol
R = tetapan gas = 0,082 liter atm mol-1K-1
T = suhu, satuan Kelvin (K)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Contoh soal:
Tentukan volume 1,7 gram gas amoniak yang diukur pada suhu 27oC dan
tekanan 76 cmHg!
Jawab:
T
= (t+273) K = 27+273 = 300K
PV
=nRT
1 x V = 0,1 x 0,082 x 300
V
= 2,46 liter
4) Perhitungan kimia dalam reaksi kimia
Perbandingan koefisien menyatakan perbandingan jumlah partikel, maka
perbandingan koefisien juga merupakan perbandingan mol.
Jadi dapat disimpulkan :
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
= perbandingan jumah partikel
= perbandingan mol
Contoh Soal:
Pada reaksi pembentukan gas amoniak (NH3) dari gas nitrogen dan
hidrogen, jika gas nitrogen yang direaksikan adalah 6 mol, maka tentukan:
1. Jumlah mol gas hydrogen yang diperlukan
2. Jumlah mol gas amoniak yang dihasilkan
Jawab:
Persamaan reaksinya: N2(g) + 3H2(g)
1. mol H2 =
2. mol NH3 =
commit to user
2NH 3(g)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
5) Pereaksi pembatas
Jika perbandingan mol zat
zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan
koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dahulu. Pereaksi ini
disebut pereaksi pembatas.
Contoh soal:
Pada reaksi 0,5 mol gas N2 dengan 2,5 mol gas H2 menurut persamaan
reaksi N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g).
Tentukan:
a. Pereaksi pembatasnya
b. Berapa gram zat yang tersisa?
( Ar N = 14 dan H = 1)
Jawab:
a. Langkah 1
Mencari zat yang habis bereaksi
Reaksi
:N2(g)
Mula-mula
:0,5 mol
2,5 mol
Yang bereaksi :0,5 mol
1,5mol
Setelah reaksi :
+
-
3H2(g)
2NH3(g).
1,0 mol
Jadi, pereaksi yang habis bereaksi adalah N2
b. Langkah 2
Mencari mol pereaksi yang bersisa
Reaksi
:N2(g)
+
3H2(g)
Mula-mula
:0,5 mol
2,5 mol
Yang bereaksi :0,5 mol
1,5mol
Setelah reaksi :0mol
1,0 mol
2NH3(g).
Pereaksi yang bersisa adalah H2 sebanyak 1,0mol
Massa H2 yang sisa
= mol sisa x Mr
= 1,0 x 2
= 2 gram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
3. Kadar Zat
Kadar zat umumnya dinyatakan dalam persen massa (% massa). Untuk
mendapatkan persen massa dapat menggunakan rumus :
% X dalam zat =
Contoh soal:
Hitung massa kafein yang terkandung dalam secangkir kopi (200 gram) yang
kadarnya 0,015%!
Jawab:
% massa kafein =
0,015%
=
Massa kafein
= 0,03 gram
4. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menggambarkan perbandingan
mol terkecil dari atom
Persen massa
unsur
atom penyusun senyawa.
mol setiap unsur
Rumus empiris
perbandingan mol dari unsur
Rumus molekul.
Rumus molekul adalah rumus sebenarnya dari suatu senyawa.
Contoh soal:
Seorang teknisi kimia membakar 4,5 gram sampel senyawa organik yang
mengandung C, H,dan O. Jika gas oksigen yang digunakan murni ternyata
menghasilkan 6,6 gram CO2 dan 2,7 gram H2O. Tentukan:
1.
Rumus empiris senyawa organik tersebut ( Ar C = 12, O = 16, dan H =
1)
2.
Rumus molekul senyawa organik tersebut jika diketahui Mrnya = 30!
Jawab:
1.
Massa C dalam CO2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Massa H dalam H2O
Massa O = massa sampel
= 4,5gram
massa C
1,8 gram
massa H
0,3 gram = 2,4 gram
Perbandingan mol C : mol H : mol O = 0,15 : 0,3 : 0,15
=1:2:1
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut adalah CH2O
2.
Rumus empiris = (CH2O)n
Maka:
Mr = (CH2O)n
30 = (12 + (2 x 1)+16)n
30 = 30n
n=1
Jadi, rumus molekul senyawa karbon tersebut adalah (CH2O)1 =
(CH 2O) atau asam format.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
5. Garam Hidrat
Garam hidrat adalah garam yang mengikat air.
Jika garam hidrat melepaskan air Kristal yang terikat disebut garam
anhidrat
Cara mencari jumlah air kristal (x) yang terikat pada garam hidrat adalah
dengan rumus:
X=
Contoh soal:
Sebanyak 8,6 gram garam hidrat dipanaskan hingga semua air kristalnya
menguap dan membentuk 6,8 gram CaSO4. Jika Ar Ca = 40, O = 16 , S = 32,
dan H = 1, maka tentukan rumus garam hidrat tersebut!
Jawab:
Massa air = massa garam hidrat
= 8,6 gram
massa garam anhidrat
6,8 gram = 1,8 gram
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang analisis terhadap buku
ajar dengan aspek tinjauan yang berbeda, yang menjadi salah satu referensi penulis
dalam menyusun penelitian.
Ajar Pelengkap Kimia Kelas III yang beredar Di DIY Tahun 2000/2001 di Tinjau dari
kesalaha
ada salah konsep dalam buku ajar yang
diteliti dengan persentase salah konsep sebesar 1,69 % (sangat rendah), ada kesalahankesalahan lain, berupa konsep/sub konsep tidak lengkap atau tidak ada, kelengkapan
materi (istilah kimia, notasi, dan contoh) serta salah ketik.
Penelitian buku ajar oleh Anisa Listi S. (2009) dengan judul
Hubungan
Antara Miskonsepsi pada Buku Ajar yang Digunakan Siswa Di SMPN 213 Jakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
, menyimpulkan
:terdapat miskonsepsi dalam BSE IPA kelas VII, VIII, IX yang digunakan siswa di
SMPN 213 Jakarta; terdapat beberapa kekurangan pada buku BSE diantaranya minim
akan isi dan materi, bahasa kurang bagus, gambar kurang komunikatif, keterangan
pada gambar-gambar kurang lengkap, contoh soal kurang berbobot; BSE IPA belum
pernah di telaah oleh guru-guru sains di sekolah hanya saja telah mencocokan
indikator pencapaian kompetensi dalam buku yang digunakan; Beberapa guru di
SMPN 213 Jakarta membetulkan miskonsepsi buku sumber di RPP yang dibuatnya.
Penelitian buku ajar oleh Yusuf Hilmi A dan Oom Romlah (2007) yang
menyimpulkan bahwa dari tujuh topik Biologi (struktur tumbuhan, struktur dan fungsi
sel,sistem koordinasi, metabolisme sel, bioteknologi, reproduksi sel, dan biogeografi)
yang terdapat di dalam buku teks Biologi SMU yang diteliti memiliki kesalahan
sebesar 17%, miskonsepsi 11%, dan memerlukan konsep alternatif sebesar 25% dari
seluruh konsep. Sebagian kecil siswa (< 25%) terpengaruh oleh kesalahan dan
miskonsepsi yang terdapat di dalam buku teks.
C. Kerangka Berpikir
Buku ajar berperan penting dalam penyelengaraan proses pembelajaran sebagai
salah satu sumber belajar yang utama, efektif, dan efisien. Buku ajar yang baik adalah
yang memenuhi kriteria, materi yang termuat di dalamnya menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran dan memuat konsep-konsep yang benar sesuai dengan kurikulum
yang berlaku sekarang yaitu KTSP, contoh soal berbobot dan runtut pengerjaannya.
Seorang siswa memiliki pemahaman tentang Kimia dipengaruhi pada guru
Kimianya. Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru Kimia menentukan
pengetahuan Kimia yang dimiliki siswa. Seorang guru Kimia sebagai tenaga
profesional harus mampu menyampaikan materi pelajaran Kimia dengan baik dan
dituntut untuk dapat memilih buku ajar yang sesuai sebagai sumber belajar, sehingga
tujuan pembelajaran Kimia dapat tercapai. Standar isi mata pelajaran Kimia memuat
pokok bahasan materi Kimia yang harus dikuasai siswa. Pokok bahasan materi
tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam buku ajar kimia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Mutu buku ajar tidak hanya dilihat dari penampilan fisiknya yang bagus dan
harganya yang mahal, tetapi lebih utama adalah dilihat dari materi pelajaran yang
termuat di dalamnya. Oleh karena itu perlu diteliti tentang konsep-konsep yang ada,
apakah konsep sudah benar dan sesuai dengan standar isi KTSP yang terbaru atau
terjadi miskonsepsi. Apabila dalam buku ajar Kimia terjadi miskonsepsi, maka
berakibat pengetahuan siswa tentang konsep tersebut dan konsep lain yang terkait juga
salah. Buku BSE karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 khususnya pada
materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia dimungkinkan banyak
terdapat miskonsepsi karena terdapat konsep yang salah, konsep benar tetapi kalimat
perlu diperbaiki, konsep benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas,
konsep tidak lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, salah gambar, keterangan gambar
kurang jelas, contoh tidak lengkap dan runtut pengerjaannya, penulisan perumusan
masih salah, dan keterangan perumusan kurang lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara studi pustaka dan penyebaran angket di
SMA Negeri 1 TERAS BOYOLALI pada kelas X.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai bulan Maret sampai dengan
Juli 2011.
Tabel 3.1. Waktu Penelitian
Jenis Kegiatan
Tahun 2011
Maret April
Mei
Juni-Desember
Penyusunan Proposal
Penyusunan Instrumen
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
3. Objek Penelitian
Obyek pada penelitian ini adalah konsep-konsep kimia semester I BSE
kimia untuk SMA dan MA kelas X karangan Ari Harnanto dan Ruminten yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional sebagai salah
satu buku ajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Jenis penelitian ini mengikuti paradigma penelitian deskriptif kualitatif,
dimana
dalam
penelitian
diskriptif
kualitatif
menggunakan
pendekatan
fenomenologis. Peneliti dalam pandangan fenomonologis berusaha memahami
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang
orang yang tidak mempelajari kimia
dalam situasi tertentu. Pada pendekatan fenomenalogis ditekankan pada aspek
subjektif. Melalui pendekatan fenomenologis, peneliti dapat memahami secara
emic konsep-konsep, pandangan-pandangan, nilai-nilai, ide-ide, gagasan-gagasan,
dan norma-norma yang berlaku dalam penelitian, sehingga tidak terjadi kekeliruan
penafsiran atas makna objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif kualitatif memberikan interpretasi terhadap data yang
diperoleh secara rasional dan obyektif, kemudian menggambarkan hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel lain yang diteliti agar dapat
menggambarkan fenomena yang ada secara lebih konkret dan terperinci.
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam peneIitian berupa gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data penelitian dikumpulkan dalam berbagai sumber yang
meliputi:
5. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek
yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti. Data primer dalam
penelitian ini yaitu skor angket kepuasan siswa terhadap BSE kimia untuk
SMA dan MA kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto
dan
Ruminten dan data miskonsepsi BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X
materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten yang diterbitkan oleh
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009 khususnya
materi Hukum
6.
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia.
Data Sekunder data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri. Data sekunder dalam penelitian
ini yaitu dokumen yang diperoleh dari guru atau tata usaha SMA Negeri 1
Teras Boyolali yaitu data profil sekolah, data identitas siswa kelas X-1 dan X2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
D. Teknik Sampling
1.
Penetapan Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BSE Kimia Kelas X
karangan Ari Harnanto dan Ruminten, dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras
Boyolali tahun pelajaran 2010/2011yang terdiri dari 7 kelas dan rata-rata jumlah
siswa tiap kelas adalah 35 siswa.
2.
Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah dua kelas yang
disesuaikan tujuan, yaitu kelas X-1 dan X-2.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan
sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara.
a. Studi Pustaka
Penelitian ini menerapkan kerja kepustakaan dengan dilakukan survey
terhadap data, menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun untuk
memperoleh data yang diperlukan. Studi kepustakaan dalam penelitian ini
mempunyai peranan untuk peneliti lebih yakin dalam menginterprestasikan hasil
penelitian yang hendak dilakukan.
Beberapa sumber informasi yang digunakan peneliti sebagai bahan studi
kepustakaan dalam penelitian ini antara lain :
a)
Jurnal penelitian yang berupa jurnal internasional dan nasional yang
berkaitan dengan penelitian.
b) Laporan hasil penelitian dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian
c)
Buku Kimia universitas yang berkaitan dengan materi Hukum
Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia.
d) Situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian.
commit to user
Hukum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
b. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah peneliti melakukan analisis miskonsepsi
terhadap buku ajar yang diteliti berdasarkan studi pustaka. Teknik wawancara
yang digunakan ini untuk memperoleh informasi mengenai konsep-konsep Kimia
materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia yang benar,
sehingga mengetahui letak miskonsepsi, dan kesalahan lain dalam buku ajar yang
diteliti. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara sekaligus sebagai
koreksian hasil analisis miskonsepsi terhadap buku ajar yang diteliti berdasarkan
studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada tim ahli Kimia yang meliputi guru
kimia yang berkompeten terhadap materi materi Hukum
Hukum Dasar Kimia
dan Perhitungan Kimia.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan.
Alat yang digunakan sebagai pendukung dan bukti telah melakukan
wawancara pada penelitian ini adalah buku catatan. Buku catatan yang berfungsi
untuk mencatat semua sumber data yang penting.
c. Angket
Angket yang digunakan adalah angket kepuasan siswa yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap BSE sebagai buku ajar.
Angket tersebut diujicobakan pada siswa Kelas X-3 SMAN 1 Teras Boyolali.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi. Lembar observasi ini berupa tabel analisis miskonsepsi yang tercantum
dalam skripsi ini di lampiran 4. Tabel analisis miskonsepsi ini digunakan untuk
mengisi perbandingan konsep dari buku ajar yang diteliti dengan konsep yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
benar dari hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Kimia sehingga
mendapatkan informasi lebih lanjut tentang temuan miskonsepsi buku ajar.
Langkah-langkah dalam penelitian ini dengan mengidentifikasi konsepkonsep dalam buku ajar berdasarkan silabus yang divalidasi oleh peneliti dan
pembimbing. Selanjutnya dianalisis apakah dalam buku yang diteliti terdapat
miskonsepsi atau tidak berdasarkan studi pustaka dan wawacara tim ahli. Selain
menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi keterangan lain
yang berpotensi miskonsepsi yang meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu
diperbaiki, konsep benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas,
konsep tidak lengkap, mungkin dapat menyebabkan miskonsepsi, konsep tidak
ada, salah ketik, salah gambar, penambahan gambar, perbaikan gambar,
keterangan gambar diperbaiki, penambahan keterangan gambar, contoh tidak
lengkap, penulisan perumusan diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan.
F. Validitas Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Hal
tersebut diperbaharui karena dapat diperoleh dari pandangan dan pendapat
seorang ahli paradigma alamiah, yakni Egon Guba (Lexy J Moeleong, 2007: 324)
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan pada penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik
kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini triangulasi.
Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
kualitatif (Lexy J Moeleong, 2007: 325). Angket divalidasi dengaan validitas
item.
Skema triangulasi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
Wawancara
Penilaian Tim Ahli
Studi Pustaka
Gambar 3. 1. Skema Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
Uji coba yang digunakan untuk mengetahui kualitas item angket adalah
sebagai berikut :
1) Uji Validitas
Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai
berikut:
N
rxy
{N
X
2
XY ( Y )( Y )
( X ) 2}{N
Y2
( Y ) 2}
Dengan :
rx y = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
N = cacah subyek
keputusan uji : rx y > rkritik
rx y
rkritik
item soal tersebut valid
item
soal
tersebut
tidak
valid
(Anas
Sudijono, 2005: 181).
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria
validitas suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Kemudian hasil perhitungan
dapat dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Item dikatakan valid bila
harga rhitung > rtabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2) Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki
gradualisasi penilaian digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari
reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut:
r11
n
n 1
1
Si
St
2
2
Dengan :
r11
= koefisien reliabilitas instrumen
n
= banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1
= bilangan konstan
Si2 : jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item
S t2
: varians total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
(r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :
1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar
yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi (= reliable).
2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (= unreliable) (Anas Sudijono, 2005: 208-209).
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
kualitatif. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan atau mengungkapakan
besarnya miskonsepsi Kimia yang terdapat dalam buku ajar yang diteliti dengan
menghitung persentase miskonsepsi Kimia dalam buku ajar yang diteliti,
kemudian menggolongkan dalam kriteria kualitatif.
Model interaktif model Miles dan Huberman dalam analisis data
ditunjukkan pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Data collection
Data display
Data reduction
Conclusion : drawing/ verifying
Gambar 3.2. Komponen dalam Analisis Data
(Interactive Model)
1. Tahap Pengumpulan Data (Data Collection)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa :
a. Konsep berdasarkan silabus
Data konsep-konsep Kimia berdasarkan silabus diperoleh dengan
menelaah kegiatan pembelajaran dalam silabus Kimia Dasar 1A berlandaskan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Konsep-konsep Kimia berdasarkan
silabus digunakan sebagai keterangan bahwa buku ajar tersebut telah memuat
konsep berdasarkan silabus atau tidak.
b. Penjabaran konsep buku ajar yang diteliti
Data penjabaran konsep buku ajar yang diteliti diperoleh dengan
melakukan pengamatan. Apabila terdapat penjabaran konsep dalam buku ajar
yang diteliti terlalu panjang, diambil inti sarinya tanpa mengurangi makna konsep
tersebut.
c.
Konsep yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim ahli
Data konsep benar diperoleh dari studi pustaka dan tim ahli. Konsep
yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim
ahli digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi dan keterangan lainnya yang terdapat pada buku
ajar yang diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
2. Tahap Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Data penjabaran konsep buku ajar yang telah diperoleh kemudian
dianalisis berdasarkan konsep Kimia yang benar hasil studi pustaka dan tim ahli.
Hasil konsep Kimia yang benar hasil studi pustaka dan tim ahli digunakan untuk
menentukan apakah konsep dalam buku ajar yang diteliti tergolong miskonsepsi
atau tidak. Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi
keterangan lainnya yaitu konsep benar dan konsep yang berpotensi menimbulkan
miskonsepsi yang meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki, konsep
benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep tidak lengkap,
mungkin dapat menyebabkan miskonsepsi, konsep tidak ada, salah ketik, salah
gambar, penambahan gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki,
penambahan keterangan gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan
diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah konsep buku ajar, jumlah
miskonsepsi, dan keterangan lainnya pada setiap bab dalam buku ajar yang
diteliti. Perumusan perhitungan persentase miskonsepsi setiap bab dalam buku
ajar yang diteliti sebagai berikut :
dimana :
=
persentase miskonsepsi buku ajar setiap bab dalam buku ajar
=
jumlah miskonsepsi buku ajar setiap bab dalam buku ajar
=
jumlah konsep buku ajar setiap bab dalam buku ajar
Persentase miskonsepsi buku ajar dapat digolongkan menjadi empat tingkatan
miskonsepsi buku ajar, yaitu :
Tingkat miskonsepsi sangat tinggi :
> 40%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Tingkat miskonsepsi tinggi
:
30% - 39%
Tingkat miskonsepsi cukup
:
20% - 29%
Tingkat miskonsepsi rendah
:
0% - 9%
3. Tahap Penyajian Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, tahap analisis berikutnya yaitu penyajian data.
Data yang didapat dari hasil pengumpulan data ditabulasikan dalam bentuk
tabel hasil analisis miskonsepsi Kimia terhadap buku ajar selanjutnya dianalisis
dengan cara deskriptif untuk diambil kesimpulan. Berikut penyajian data dalam
bentuk tabel.
Tabel 3.2. Hasil Analisis Tiap Materi Semester I BSE Kimia untuk SMA dan MA
kelas X Karangan Ari Harnanto dan Ruminten Penerbit Pusat Perbukuan
Depdiknas
Bab. I Hukum Hukum Dasar Kimia
No.
Miskonsep Buku Ajar
Halaman/
Konsep yang Benar
Alinea /Baris
1.
2.
3.
Dst
Tabel 3.3. Prosentase Miskonsepsi BSE Kimia untuk SMA dan MA kelas X
Karangan Ari Harnanto dan Ruminten pada Materi Semester I Penerbit Pusat
Perbukuan Depdiknas
No.
1.
2.
Jumlah
Konsep
Materi
Miskonsepsi Buku Ajar
Jumlah
Hukum Hukum Dasar
Kimia
Perhitungan Kimia
Jumlah Total
4. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
(Conclusions Drawing/ Verifying)
commit to user
Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang diberikan masih bersifat
sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kemudian melakukan konfirmasi kepada guru kimia SMA Negeri 1 Teras
Boyolali yang menggunakan BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X karangan
Ari Harnanto dan Ruminten sehingga dapat digunakan untuk mengurangi tingkat
miskonsepsi pada siswa.
H. Prosedur Penelitian
Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi mahasiswa sebagai
bagian
persyaratan
pendidikan
akademik,
bertujuan
melatih
mahasiswa
menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan
pendidikan bidang studi terutama pendidikan kimia. Dengan berdasar pernyataan
di atas, maka penelitian harus melalui prosedur yang sesuai, benar dan sistematik.
Prosedur penelitian harus melewati beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, dilakukan pencarian referensi untuk menguatkan
penelitian. Kajian teoritik menggunakan kepustakaan/literatur yang relevan
dengan masalah dan observasi awal daerah penelitian, agar seluruh prosedur
penelitian yang nantinya akan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana
dan tepat waktu. Pengajuan judul penelitian dapat ilmiah dan sesuai kaidah bidang
pendidikan kimia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
2. Tahap Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal dilakukan setelah ada penetapan pembimbingan.
Proposal dibuat menurut kaidah penulisan karya ilmiah.
3. Tahap Penyiapan dan Penyusunan Instrumen
Tahap ini adalah kegiatan persiapan dan penyusunan instrumen digunakan
dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan angket/quisioner untuk mengetahui tanggapan siswa
mengenai buku BSE karangan Ari Harnanto dan Ruminten pada materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia.
4. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data atau informasi dilaksanakan melalui tiga cara,
yaitu melalui studi pustaka, wawanancara, dan penyebaran angket kepada siswa
Kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Teknik pegumpulan data
tersebut digunakan pada penelitian ini untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang
terdapat pada BSE Kimia untuk SMA dan MA kelas X karangan Ari Harnanto
dan Ruminten yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional sehingga diperoleh konsep-konsep yang benar pada materi yang Kimia
SMA kelas X semester I khususnya materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia. Dari data hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas X-1
dan X-2 diharapkan dapat diketahui tingkat kepuasan siswa terhadap BSE sebagai
buku ajar.
5. Tahap Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenalogis. Peneliti
menganalisis miskonsepsi BSE Kimia Kelas X karangan Ari Harnanto dan
Ruminten khususnya materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan
Kimia dengan cara studi pustaka, memperbandingkan dengan buku- buku SMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
yang lain dan buku universitas. Kemudian, dari studi pustaka tersebut
dikonsultasikan dengan tim ahli. Disamping itu diadakan penyebaran angket
kepada siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali untuk mengukur
tingkat kepuasan terhadap BSE tersebut.
6. Penulisan Laporan Penelitian
Tahap akhir dari seluruh langkah
langkah di atas adalah penyusunan/
penulisan laporan penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh
dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, dan gambar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Miskonsepsi
Materi buku pelajaran terdiri atas konsep-konsep dalam bidang ilmu
tertentu yang disusun secara sistematis sehingga menjadi teori-teori yang
membentuk pengetahuan untuk memperoleh kompetensi yang diinginkan. Oleh
karena itu konsep-konsep tersebut harus benar, valid atau relevan dilihat dari
disiplin ilmunya. Menurut B.P Sitepu ( 2005: 121), analisis miskonsepsi buku ajar
berkaitan dengan kebenaran konsep dalam buku ajar apakah sesuai dengan
cakupan
disiplin
ilmu
yang
bersangkutan,
dipertanggungjawabkan, konsep
kebenaran
konsep
dapat
konsep masih relevan dengan keadaan
sekarang. Sedangkan menurut Paul Suparno ( 2007: 114), analisis miskonsepsi
buku ajar harus memperhatikan kebenaran konsep, kebenaran penulisan rumus,
kebenaran penggunaan gambar, tabel, ilustrasi, dan skema, dan kebenaran
penulisan satuan, ketepatan, dan ketentuan
ketentuan lain. Berdasarkan indikator
tersebut, maka perlu dilakukan analisis pada BSE Kimia untuk SMA dan MA
kelas X karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009.
Instrumen yang digunakan dalam analisis adalah angket, dan lembar
observasi. Langkah awal dilakukan wawancara terhadap guru Kimia SMAN 1
TERAS BOYOLALI yang menggunakan buku BSE Karangan Ari Harnanto dan
Ruminten tahun 2009 sebagai satu
satunya buku ajar. Dari hasil wawancara
didapatkan terdapat miskonsepsi pada materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan
Perhitungan Kimia. Kemudian angket disebarkan dan diisi oleh siswa untuk
mengkonfirmasi kesamaan dengan hasil wawancara guru. Dari hasil angket
didapatkan hasil siswa masih bingung memahami BSE tersebut. Setelah siswa
ditanyai tentang materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia,
masih banyak yang mengalami miskonsepsi.
Analisis miskonsepsi dilakukan terhadap pokok bahasan Hukum-Hukum
Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia yang terdapat dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA kelas X materi Semester I karangan
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Depdiknas. Cakupan analisis meliputi konsep-konsep pokok bahasan HukumHukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia menurut standar isi kurikulum KTSP
dan konsep-konsep lain yang berkenaan dengan ilmu kimia secara umum.
Berdasarkan standar isi kurikulum KTSP, di dalam pokok bahasan hukum-hukum
dasar kimia setidaknya harus terkandung 5 konsep, yakni mengenai hukum
Lavoisier, Hukum Proust, Hukum Dalton, Hukum Gay Lussac, dan Hipotesis
Avogadro. Sedangkan dalam pokok bahasan perhitungan kimia setidaknya harus
terkandung 10 konsep, yakni konsep mengenai definisi mol, hubungan mol
dengan jumlah partikel, hubungan mol dengan massa, massa molar, hubungan
mol dengan volume, perhitungan kimia dalam reaksi kimia, pereaksi pembatas,
kadar zat, rumus empiris, serta rumus molekul. Keseluruhan konsep tersebut telah
terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA kelas
X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009. Namun,
masih ada beberapa konsep yang salah, diantaranya:
1.
Pokok Bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia
a.
Konsep Mengenai Pernyataan Hukum Lavoisier
Menurut Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnato dan Ruminten, pernyataan
hukum Lavoisier adalah sebagai berikut:
zat
, terdapat pada buku BSE karangan Ari
Harnanto dan Ruminten tahun 2009 halaman 77.
Pernyataan tersebut kurang tepat. Pernyataan yang lebih tepat
mengenai Hukum Lavoisier adalah :
zat
Apabila reaksi kimia berlangsung pada sistem terbuka, probabilitas
terjadinya interaksi antara reaktan dan produk dengan senyawa-senyawa yang
ada di lingkungan reaksi sangat besar. Kenyataan ini dapat memunculkan faktor
bias terhadap hasil pengukuran massa reaktan dan produk reaksi kimia yang
diamati, bisa jadi sebagian reaktan / produk reaksi kimia bereaksi dengan
senyawa lain yang terdapat di lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan massa tidak berlaku pada
sistem terbuka. Pernyataan hukum kekekalan massa pada buku ini dapat
menimbulkan kesalahan persepsi siswa, bahwa hukum kekekalan massa dapat
terjadi baik pada sistem terbuka.
Konsep Mengenai Aplikasi Hukum Proust dalam Perhitungan Kimia
Di dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten, terdapat contoh
soal yang cara pengerjaan soal tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi. Soal
tersebut terdapat pada buku BSE karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun
2009 halaman 80.
Contoh soal:
Perbandingan unsur nitrogen dan unsur hidrogen pada pembentukan
amonia sebesar 14:3. Jika 28 gram gas nitrogen dan 9 gram gas hidrogen
direaksikan, maka tentukan:
a. Massa amonia yang terbentuk
b. Zat yang tersisa dan banyaknya
Jawab:
Perbandingan massa nitrogen, (28 : 14 = 2) adalah 2 kali angka
perbandingan, sedangkan hidrogen (9 : 3= 3) adalah 3 kali angka
perbandingan. Jadi, nitrogen habis bereaksi dan hidrogen bersisa.
a. Massa amonia yang dihasilkan
b. Massa hidrogen yang bereaksi
Massa hidrogen sisa = 9 - 6 = 3gram
Contoh soal tersebut mengacu pada rumus:
Soal tersebut dapat membuat miskonsepsi pada siswa, dan pada
pengerjaan juga terdapat salah ketik ditunjukkan pada angka yang dilingkari.
Pada pengerjaan soal satuan juga tidak disertakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Rekomendasi soal yang benar adalah:
Perbandingan massa unsur nitrogen dan massa unsur hidrogen pada pembentukan
amonia sebesar 14:3. Jika 28 gram gas nitrogen dan 9 gram gas hidrogen
direaksikan, maka tentukan:
a.
Massa amonia yang terbentuk
b.
Zat yang tersisa dan banyaknya.
Jawab:
Perbandingan massa nitrogen, (28 : 14 = 2) adalah 2 kali angka perbandingan,
sedangkan hidrogen (9 : 3= 3) adalah 3 kali angka perbandingan. Jadi, nitrogen
habis bereaksi dan hidrogen bersisa.
a.
Massa amonia yang dihasilkan
b.
Massa hidrogen yang bereaksi
Massa hidrogen sisa = 9 gram - 6 gram= 3gram.
Pada contoh soal yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Kimia untuk SMA dan MA kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan
Ruminten tersebut, terdapat salah ketik yaitu pengerjaan massa hidrogen yang
bereaksi dituliskan 13, seharusnya 3 karena perbandingan massa hidrogen dalam
soal adalah 3. Satuan gram tidak dituliskan dalam pengerjaan soal, tetapi langsung
dituliskan pada hasil. Hal ini akan berakibat fatal pada siswa, apabila satuan yang
digunakan pada soal lain berbeda dengan contoh soal yang diberikan. Seharusnya
satuan gram dituliskan dalam pengerjaan soal untuk menghindari kesalahan siswa
dalam mengerjakan soal lain yang diketahui massa unsur selain gram.
2.
Pernyatan Pokok Bahasan Perhitungan Kimia
a. Konsep Mengenai Massa Molar
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009
halaman 98 disebutkan:
Massa 1 mol zat = Ar zat yang dinyatakan dalam gram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Pernyataan tersebut dapat menimbulkan pemikiran bahwa satuan
massa molar = Ar adalah gram. Padahal, satuan massa molar adalah gram/mol.
Rekomendasi revisi untuk pernyataan di atas: Massa satu mol zat
pada dasarnya adalah sama dengan massa satu atom relatif atau satu molekul
relatif zat tersebut. Jadi, untuk zat yang berupa atom, massa molarnya = Ar gram/
mol, sedangkan untuk zat yang berupa molekul atau senyawa, massa molarnya =
Mr gram/ mol.
b. Konsep Mengenai Definisi Molar
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009,
pengertian volume molar adalah:
Pengertian volume molar ini terdapat pada buku BSE karangan
Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 halaman 99. Definisi tersebut kurang
mol gas
Berdasarkan hipotesis Avogadro, gas yang bervolume sama memiliki
jumlah molekul yang sama jika diukur pada tekanan dan temperature yang sama.
Hal ini berarti, jika jumlah molekul sama maka jumlah volume juga sama.
Apabila pengukuran dilakukan pada keadaan standar, maka akan didapatkan
volume molar suatu gas pada keadaan standar. Apabila pengukuran dilakukan
pada keadaan non-STP, maka akan didapatkan volume molar gas tersebut pada
keadaan non-
digunakan pada setiap pengukuran volume gas yang dilakukan pada tekanan dan
temperatur yang sama.
c. Konsep Mengenai Definisi Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009
halaman 105, dituliskan pengertian rumus empiris adalah rumus kimia yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
menggambarkan perbandingan mol terkecil dari atom
atom penyusun senyawa.
Pengertian rumus empiris molekul adalah:
Definisi tersebut kurang tepat apabila diaplikasikan pada contoh kasus
berikut: Rumus molekul untuk senyawa alhohol adalah C2H6O. Rumus ini bukan
merupakan rumus sebenarnya dari alkohol. Rumus sebenarnya dari alkohol adalah
C2H5OH. Rumus molekul C2H6O tidak hanya dimiliki oleh alkohol. Rumus
molekul tersebut juga dimiliki oleh dimetil eter, sedangkan rumus sebenarnya dari
dimetil eter adalah CH3OCH3. Pengertian tersebut membuat siswa rancu
mengenai mol, molekul, dan atom.
Definisi yang lebih tepat untuk rumus empiri
-atom
Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi
konsep yang benar tetapi kalimat perlu diperbaiki, konsep yang benar tetapi
terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep tidak lengkap, konsep tidak
ada, salah ketik, salah gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan
diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan. Dalam buku BSE ini pengerjaan
contoh soal tidak runtut dan satuan tidak disertakan dalam pengerjaan soal.
konsep tidak ada yaitu Hipotesis Avogadro yang menurut silabus KTSP masuk
dalam materi Hukum
Hukum Dasar Kimia, tetapi pada buku ini dimasukkan
pada Perhitungan Kimia, dan penjelasan Hipotesis Avogadro dimasukkan pada
Hukum Gay-Lussac. Di dalam BSE Kimia untuk SMA dan MA kelas X materi
Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 masih mengandung
beberapa penjelasan konsep yang belum lengkap berkenaan dengan konsep ilmu
kimia secara umum, yakni:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
1.
Konsep mengenai Unsur, senyawa, dan larutan dalam Hukum Kekekalan
Massa
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA kelas
X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009, pada
halaman 77 terdapat persamaan reaksi sebagai berikut:
Kayu + gas oksigen
abu + gas karbondioksida + uap air
Massa (kayu + gas oksigen) = massa ( abu + gas karbondioksida + uap air)
Persamaan reaksi kimia, semestinya menjelaskan terjadinya reaksi antara
dua atau lebih unsur atau senyawa tertentu yang menghasilkan satu atau lebih
produk yang berupa unsur atau senyawa. Maka penjelasan dari reaksi tersebut
perlu ditambahkan kayu dibakar menghasilkan abu membuktikan bahwa kayu
tersusun atas karbon (C).
2.
Konsep Mengenai Laju Reaksi dalam Hukum Lavoisier
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA kelas
X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009, pada buku
BSE karangan Ari Harnanto dan Rumintentahun 2009 halaman 78 terdapat
rancangan percobaan untuk membuktikan Hukum Kekekalan Massa dengan cara
kerja sebagai berikut:
Tabel 4.1. Rancangan Percobaan untuk Membuktikan Hukum Kekekalan Massa
No.
1.
Cara Kerja
Pengamatan
Masukkan pada tabung Y masing
- Warna larutan KI .......
masing 5 ml larutan KI 0,1 M dan 5 ml
- Warna larutan Pb(NO3)2 ..........
larutan Pb(NO3)2 0,1 M.
2.
Masukkan tabung Y ke dalam gelas Massa
kimia, kemudian timbanglah.
3.
kedua
sebelum
dicampur...... gram
Campurkan kedua zat dalam tabung Y,
-
kemudian timbang kembali dalam gelas
dicampur........
kimia.
-
Warna
Massa
dicampur........
commit to user
zat
setelah
zat
setelah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Cara kerja perlu dibenarkan karena beum jelas. Pemahaman siswa
terhadap cara kerja tersebut dapat berbeda dengan yang dimaksudkan.
Rekomendasi untuk cara kerja tersebut adalah
Tabel 4.2. Rancangan Pembenaran Percobaan Membuktikan Hukum Kekekalan
Massa
No.
1.
Cara Kerja
Pengamatan
Masukkan pada tabung Y 5 ml larutan
- Warna larutan KI .......
KI 0,1 M ke dalam salah satu kaki
tabung bentuk Y terbalik,
dan 5 ml
larutan Pb(NO3)2 0,1 M ke dalam kaki
- Warna larutan Pb(NO3)2 ..........
yang satunya lagi.
2.
Masukkan tabung Y tersebut ke dalam Massa
kedua
zat
sebelum
gelas kimia 300ml dengan hati-hati, dicampur...... gram
kemudian
timbanglah
gelas
kimia
tersebut beserta isinya. Catat massanya.
3.
Miringkan tabung bentuk Y sehingga
-
Warna
larutan pada kedua kakinya bercampur.
dicampur........
Perhatikan reaksi yang terjadi. Timbang
-
kembali gelas kimia beserta tabung
dicampur........
Massa
setelah
zat
setelah
berisi larutan itu. Catat massanya.
4.
Bandingkan massa tabung beserta isinya
sebelum dan sesudah reaksi.
3.
Konsep Mengenai Lambang Bilangan Avogadro
Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA kelas
X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 pada
halaman 95 disebut simbol L yang digunakan untuk melambangkan bilangan
Avogadro merupakan singkatan dari sebuah kata bahasa Jerman, yakni
schmid
schmid
merupakan nama seorang ahli fisika Jerman yang memiliki peranan penting dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
penentuan jumlah partikel dalam satu mol zat. Simbol L digunakan sebagai
lamba
schmid
penentuan partikel yang terkandung dalam satu mol zat.
Berdasarkan hasil analisis, teridentifikasi beberapa miskonsepsi dalam
BSE Kimia untuk SMA dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia
dan Perhitungan Kimia karangan Ari Harnanto dan Ruminten, yang sangat perlu
segera dibenarkan mengingat pentingnya peranan buku ajar kimia dalam proses
pembelajaran kimia di SMA, terdapat transfer konsep-konsep kimia pada siswa
dari guru maupun buku ajar kimia. Apabila buku ajar kimia yang mengandung
miskonsepsi digunakan dalam proses pembelajaran, siswa akan menerima transfer
konsep yang salah sehingga akan menimbulkan dampak sangat fatal bagi siswa.
Miskonsepsi terhadap satu konsep ilmu kimia dapat menjalar dan memperdalam
terjadinya miskonsepsi terhadap konsep ilmu kimia yang lain.
Kandungan miskonsepsi dalam buku ajar kimia perlu mendapat perhatian
dari pengarang, editor buku, serta guru kimia. Para pengarang buku ajar
semestinya berusaha meningkatkan pengetahuannya tentang ilmu kimia serta
senantiasa mengikuti perkembangan ilmu kimia, sehingga dapat menghasilkan
buku ajar kimia bermutu tanpa muatan miskonsepsi. Para editor buku ajar kimia
diharapkan meningkatkan profesionalitasnya dalam mengedit bahan ajar kimia,
sehingga bahan ajar tersebut layak digunakan dan terpercaya sebagai referensi.
Sedangkan guru kimia dituntut jeli dalam menilai setiap konsep yang terdapat
dalam buku ajar kimia. Apabila teridentifikasi suatu miskonsepsi, maka guru perlu
melakukan pembenaran dan menginformasikan pembenaran tersebut kepada
siswa. Sehingga diharapkan miskonsepsi ilmu kimia yang terjadi pada siswa dapat
dicegah.
B. Persentase Miskonsepsi
Persentase miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perbandingan antara jumlah konsep yang salah dengan keseluruhan konsep yang
semestinya ada dalam buku ajar kimia berdasarkan standar isi KTSP pada setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
pokok bahasan yang dinyatakan dalam persen (%). Perhitungan persentase
miskonsepsi buku ajar sebagai berikut :
dimana :
=
Persentase miskonsepsi buku ajar
=
Jumlah miskonsepsi buku ajar
=
Jumlah konsep buku ajar
Rincian proses penentuan persentase miskonsepsi BSE kimia untuk SMA
dan MA kelas X materi Hukum
Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini
Tabel 4.3. Presentase Miskonsepsi BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X
Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009
No.
Konsep
Benar
1.
Pokok Bahasan Hukum- Hukum
Dasar Kimia
a. Hukum Kekekalan Massa
X
b. Hukum Perbandingan Tetap
X
c. Hukum Kelipatan Perbandingan
X
d. Hukum Perbandingan Volume
X
e. Hipotesis Avogadro
X
Jumlah
5
Presentase Miskonsepsi
40%
2.
Pokok Bahasan Perhitungan Kimia
3
a. Definisi Mol
X
b. Hubungan antara Mol dengan
X
Salah
2
Jumlah Partikel
c. Hubungan Mol dengan Massa
X
d. Massa Molar
e. Hubungan Mol dengan Volume
commit to user
X
X
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
f. Perhitungan
Kimia
dalam
X
Reaksi Kimia
g. Pereaksi Pembatas
X
h. Kadar Zat
X
i. Rumus Empiris
X
j. Rumus Molekul
X
k. Garam Hidrat
Jumlah
11
X
9
27 %
Presentase Miskonsepsi
Dari tabel memperlihatkan 40% miskonsepsi pada pokok bahasan
Hukum-Hukum Dasar Kimia dan 27% miskonsepsi pada pokok bahasan
Perhitungan Kimia dalam BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X materi
Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten.
Persentase miskonsepsi buku ajar dapat digolongkan menjadi empat tingkatan
miskonsepsi buku ajar, yaitu :
Tingkat miskonsepsi sangat tinggi :
> 40%
Tingkat miskonsepsi tinggi
:
30% - 39%
Tingkat miskonsepsi cukup tinggi
:
20% - 29%
Tingkat miskonsepsi rendah
:
0% - 19%
Berdasarkan tingkatan miskonsepsi tersebut, maka tingkat miskonsepsi
pada pokok bahasan Hukum
Hukum Dasar Kimia sangat tinggi dan tingkat
miskonsepsi pada pokok bahasan Perhitungan Kimia rendah. Nilai persentase
miskonsepsi tersebut cukup tinggi, sehingga mengharuskan adanya pembenaran
dari guru yang menggunakan BSE tersebut sebagai sumber/bahan ajar, serta revisi
pada terbitan selanjutnya.
C. Analisis Kesesuaian Materi dengan Urutan Materi yang terdapat
dalam Standar Isi KTSP
Ditinjau dari keruntutan penyampaian konsep pokok bahasan HukumHukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia untuk SMA dan MA kelas X materi
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 telah sesuai dengan
standar isi KTSP. Namun, dilihat dari kandungan konsep yang terdapat dalam tiap
pokok bahasannya, BSE tersebut kurang sesuai dengan standar isi KTSP. Dalam
standar isi KTSP, konsep mengenai hipotesis Avogadro tercakup dalam pokok
bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia mengandung 5 Konsep dan pada pokok
bahasan Perhitungan Kimia mengandung 12 konsep. Sedangkan dalam BSE
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009, konsep mengenai hipotesis
Avogadro dicakupkan dalam pokok bahasan Perhitungan Kimia. Sehingga, pokok
bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia dalam BSE tersebut hanya terkandung 4
konsep.
Penempatan konsep Hipotesis Avogadro pada pokok bahasan Perhitungan
Kimia akan berpotensi menimbulkan miskonsepsi. Dengan tidak disampaikannya
konsep Hipotesis Avogadro pada pokok bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia,
siswa akan menganggap bahwa Hipotesis Avogadro bukan termasuk salah satu
dari Hukum-Hukum Dasar Kimia.
Di dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia untuk SMA dan MA
kelas X materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten halaman 82
terdapat pernyataan Hukum Gay-Lussac. Tahun 1778
1850 Gay Lussac berhasil
mengukur volume uap air yang terbentuk, sehingga memperoleh perbandingan
volume hidrogen : oksigen : uap air = 2 : 1 :2.
Gas hidrogen + gas oksigen
2H2(g)
+ O2(g)
uap air
2H2O(g)
Perbandingan tersebut berupa bilangan bulat sederhana. Berdasarkan percobaan
ini, Gay-Lussac menyimpulkan bahwa:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas- gas yang bereaksi dan volume
gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai biangan bulat sederhana.
Materi yang dituliskan belum urut, Hukum Gay Lussac sendiri belum
dapat menentukan reaksi kimia dari reaksi
Gas hidrogen + gas oksigen
Penulisan reaksi 2H2(g) + O2(g)
uap air.
2H2O(g) baru dikemukan oleh Avogadro.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Sehingga materi Hukum Gay-Lussac harus dilanjutkan dengan materi Hipotesis
Avogadro pada Bab Hukum-Hukum Dasar Kimia dan dilakukan pembetulan pada
urutan materi yang disampaikan. Miskonsepsi ini dapat dicegah dengan
pembenaran dari guru yang menggunakan BSE sebagai sumber/bahan ajar, atau
revisi pada terbitan selanjutnya.
D. Hasil Analisis Angket
Dari deskripsi di atas, terlihat bahwa muatan miskonsepsi dalam BSE
kimia untuk SMA dan MA karangan Ari Harnanto dan Ruminten cukup banyak.
Muatan miskonsepsi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan yang
dapat dibuktikan lewat interpretasi angket kepuasan pelanggan yang dinilai oleh
beberapa pengguna BSE.
Peneliti menyebar angket kepuasan pelanggan kepada siswa Kelas X-1
dan X-2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali untuk mengukur tingkat kepuasan
terhadap buku BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X materi Semester I
karangan Ari Harnanto dan Ruminten yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009. Angket yang semula berjumlah 30
pertanyaan, setelah di tryoutkan dan diukur validitasnya hanya 27 angket yang
memenuhi standar. Pertanyaan angket yang tidak valid tersebut dapat langsung
tidak digunakan karena indikatornya sudah terwakili oleh pertanyaan yang lain.
Dari hasil angket dapat diukur kepentingan menganalisis miskonsepsi buku
tersebut dari sudut pandang siswa berdasarkan indikatornya yang meliputi:
1. Terwujud (tengible) meliputi angket no 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 26, dan 27.
2. Kehandalan (reliability) meliputi angket no 5, 6, dan 7.
3. Daya tanggap (responsiveness) meliputi angket no 1, 3, 4, 8, 9, dan 21.
4. Jaminan (assurance) meliputi soal no 20, 23, 29, dan 30.
5. Empati (empathy) meliputi soal no 11, 22, 24, 25, dan 28.
Hasil angket didapatkan data kelas X-1 untuk indikator 1, 2, 3, 4 dan 5 sejumlah
81,8; 82,4; 79; 85,4; dan 74,2. Sedangkan untuk kelas X-2 didapatkan 79,3; 83,9;
71,1 92,8; dan 84,4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Parasuman, Zeithaml dan Bery menggolongkan tingkat kepuasan
pelanggan dengan kriteria berikut:
Kriteria kelas skor minat
76-100 = Kepuasan tinggi
51-75
= Kepuasan sedang
26-50
= Kepuasan rendah
1-25
= Kepuasan sangat rendah ( Gaguk Margono, 2005: 2)
Berdasarkan interval tingkat kepuasan pelanggan di atas, rata
rata tingkat
kepuasan siswa kedua kelas terhadap BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X
materi Semester I karangan Ari Harnanto dan Ruminten yang diterbitkan oleh
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009 adalah tinggi.
Hasil interpretasi angket kepuasan pelanggan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.1 Histogram Kepuasan Siswa Terhadap Gambar 4.2 Histogram Kepuasan Siswa Terhadap
BSE Kimia SMA Kelas X-1 Karangan Ari BSE Kimia SMA Kelas X-2 Karangan Ari
Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Data tersebut diperbandingkan dengan kriteria skor kepuasan di bawah
ini:
Kriteria kelas skor kepuasan
76-100 = Kepuasan Tinggi
51-75
= Kepuasan Sedang
26-50
= Kepuasan Rendah
1-25
= Kepuasan Sangat Rendah
Tingkat kepuasan siswa kelas X-1 terhadap BSE kimia SMA dan MA
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 tinggi untuk indikator 1 sampai
4, dan sedang untuk indikator 5. Sedangkan tingkat kepuasan siswa kelas X-2
terhadap BSE kimia SMA dan MA karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun
2009 adalah tinggi untuk indikator 1, 2, 4, dan 5, indikator 3 memiliki tingkat
kepuasan sedang.
Hasil analisis angket berdasarkan interval skor didapatkan data sebagai
berikut:
1. Data angket siswa Kelas X-1
Tabel 4.4. Kepuasan Siswa Terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-1 Karangan
Ari Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
Skor
4
3
2
1
Indikator 1
0,4%
38,5%
53,1%
8,0%
Indikator 2
10,5%
47,0%
34,0%
8,5%
Indikator 3
3,0%
33,0%
59,0%
5,0%
Indikator 4
13,5%
52,5%
34,0%
0%
Indikator 5
3,0%
34,0%
60,0%
3,0%
2. Data angket siswa Kelas X-2
Tabel 4.5. Kepuasan Siswa Terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-2 Karangan
Ari Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
Skor
4
3
2
1
Indikator 1
8,3%
57,4%
29,2%
2,1%
Indikator 2
10,4%
62,5%
27,1%
0%
Indikator 3
5,7%
30,2%
62,6%
1,5%
commit to user
Indikator 4
16,4%
57,8%
24,2%
1,6%
Indikator 5
4%
54%
38,3%
3,7%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Gambar 4.3 Kepuasan Siswa Terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-1 Karangan Ari
Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
Gambar 4.4 Kepuasan Siswa Terhadap BSE Kimia SMA Kelas X-2 Karangan Ari
Harnanto dan Ruminten Tahun 2009
Dari data histogram dapat disimpulkan tingkat kepuasan siswa kelas X-1
dan X-2 terhadap BSE kimia SMA dan MA karangan Ari Harnanto dan Ruminten
tahun 2009 beragam dimana hampir semua indikator berada pada tingkatan
sedang, maka pengarang masih perlu memperbaiki bukunya ditinjau dari lima
indikator tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Terdapat miskonsepsi dalam BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X
karangan Ari Harnanto dan Ruminten pada pokok bahasan Hukum-Hukum
Dasar Kimia khususnya materi Hukum Kekekalan Massa dan Hukum
Perbandingan Tetap, sedangkan Perhitungan Kimia pada materi Massa Molar
dan Rumus Molekul.
2.
Persentase miskonsepsi yang teridentifikasi dalam BSE kimia untuk SMA
dan MA kelas X karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 adalah
40% (tinggi) untuk pokok bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia dan 27%
(cukup) untuk pokok bahasan Perhitungan Kimia.
3.
Urutan penyampaian konsep-konsep pada pokok bahasan Hukum-Hukum
Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia pada BSE kimia untuk SMA dan MA
karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 sudah sesuai dengan
standar isi KTSP, namun cakupan konsep-konsep untuk masing-masing
pokok bahasan masih belum sesuai dengan standar isi KTSP yaitu Hipotesis
Avogadro yang seharusnya masuk pada Hukum
Hukum Dasar Kimia
dimasukkan pada Perhitungan Kimia.
4.
Pokok bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia mengandung 4 Konsep dan
pada pokok bahasan Perhitungan Kimia mengandung 12 konsep, tidak sesuai
dengan standar isi KTSP.
5.
Hasil angket didapatkan data kelas X-1 untuk indikator 1, 2, 3, 4 dan 5
sejumlah 81,8; 82,4; 79;
85,4; dan 74,2. Sedangkan untuk kelas X-2
didapatkan 79,3; 83,9; 71,1 92,8; dan 84,4. Hasil tersebut dapat dikatakan
kepuasan siswa dalam penggunaan BSE karangan Ari Harnanto dan
Ruminten tahun 2009 tinggi.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
6.
Tingkat kepuasan siswa kelas X-1 dan X-2 terhadap BSE kimia SMA dan
MA karangan Ari Harnanto dan Ruminten tahun 2009 beragam dimana
hampir semua indikator berada pada tingkatan sedang
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari penelitian ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1.
Guru kimia yang menggunakan BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X
karangan Ari Harnanto dan Ruminten sebagai bahan/sumber ajar, perlu
menyampaikan pembenaran konsep kepada siswa untuk mencegah terjadinya
miskonsepsi dalam pemahaman siswa.
2.
Pengarang BSE kimia untuk SMA dan MA kelas X karangan Ari Harnanto
dan Ruminten perlu merevisi dan memperbaiki bagian-bagian buku yang
mengandung miskonsepsi.
3.
Sekolah diharapkan lebih selektif dalam memilih buku yang digunakan untuk
pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, dapat disarankan:
1.
Perlunya kejelian guru kimia dalam mengkaji setiap konsep yang termuat
dalam bukuajar yang digunakannya, dan menginformasikan pembenaran
kepada siswa secepatnya.
2.
Pengarang buku ajar kimia, lebih memperdalam pengetahuannya mengenai
konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu kimia,sehingga dihasilkan buku
ajar kimia yang bermutu, bermanfaat, dan terpercaya tanpa muatan
miskonsepsi.
3.
Sekolah perlu selektif dalam memilih buku yang digunakan untuk
pembelajaran.
commit to user
Download