BAB I ~ SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT ~ Sosiologi merupakan cabang pengaruhnya oleh Ilmu Sosial terhadap kehidupan ilmuwan Perancis, yang mempelajari masyarakat dan manusia. Sosiologi dicetuskan August Comte. Comte kemudian pertama kali dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim ilmuwan sosial Perancis disiplin akademis. kemasyarakatan yang kemudian berhasil Sebagai sebuah ilmu, melembagakan Sosiologi sosiologi yang tersusun dari hasil-hasil merupakan sebagai pengetahuan pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Dibandingkan dengan ilmu-ilmu social lainnya, sosiologi merupakan spesifikasi pengetahuan yang relative baru, terutama bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan alam. Para ilmuwan di zaman dahulu lebih banyak mencurahkan perhatiannya terhadap gejala-gejala alam dan kehidupan manusia, seperti filsafat, sejarah, ekonomi, biologi atau ilmu kedokteran. Di Indonesia sendiri, pada awalnya sosiologi hanya dipelajari di Perguruan Tinggi sebagai ilmu pengetahuan murni.akan tetapi, ketika program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah terus berkembang, yang kemudian ternyata ada beberapa hal yang tidak berjalan dengan baik karena berbagai hambatan, terutama masalah social kemasyarakatan, maka kemudian kajian ilmu kemasyarakatan sangat penting artinya dalam mengatasi hal tersebut. Sosiologi dilibatkan sebagai ilmu pengetahuan terapan untuk membantu memecahkan berbagai persoalan social kemasyarakatan, terutama untuk mendukung program pembangunan. Agar masyarakat lebih bisa sedini mungkin mengenal, menganalisis dan memecahkan berbagai persoalan social di lingkungannya, maka sekarang ini sosiologi dikenalkan lebih dini kepada masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji perilaku social memiliki disiplin keilmuan yang konsepnya adalah untuk memahami situasi dan kondisi social masyarakat dan diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan setiap masalah social, bahkan sangat strategis untuk mengkaji program-program pembangunan tertentu bagi masyarakat yang coraknya bermacam-macam. Dengan pendektan sosiologis maka berbagai kepentingan pembangunan dapat disosialisasikan dengan lebih efektif kepada masyarakat. So….yuuuks belajar lebih mendalam,coz…Sociology Best Choice To Study 1. DEFINISI SOSIOLOGI Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan dianatra dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju kerpada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada permusuhan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial. Definisi Sosiologi menurut para ahli: a) Van der Zanden memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antar-manusia. b) Roucek dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar-manusia dalam kelompok. c) Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: (1) hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya, (2) hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya, dan (3) ciriciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat d) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan konfigurasi sosial. unsur-unsur kelompok-kelompok lembaga-lembaga sosial sosial, sosial Struktur yang pokok kelas-kelas maupun sosial nilai dalam sosial, dan merupakan masyarakat, kekuasaan norma jalinan dan sosial. atau seperti: wewenang, Proses social merupakan hubungan timbal-balik di antara unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga masyarakat dan kelompok-kelompok. Sedangkan perubahan sosial meliputi perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial dan proses-proses sosial. e) Auguste Comte, ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Artinya, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga ataupun peradaban. 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Sebagai ilmu, sosiologi masih cukup muda, bahkan paling muda di antara ilmuilmu social yang lain. Tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, seorang ahli filsafat dari Perancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Auguste Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul Positive Philoshopy yang terbit pada tahun 1838. Pada waktu itu Comte menganggap bahwa semua penelitian tentang masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenanya ia menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri sendiri, lepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi. Di samping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya. yang Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama dinamakan tahap theologis, kedua adalah tahap metafisik, dan ketiga adalah tahap positif. Pada tahap pertama manusia menafsirkan gejala-gelajala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan adikodrati yang dikendalikan oleh roh, dewa, atau Tuhan yang Maha Kuasa. Pada tahap kedua manusia mengacu pada hal-hal metafisik atau abstrak, pada tahap ketiga manusia menjelaskan fenomena-fenomena ataupun gejala-gejala dengan menggunakan metode ilmiah, atau didasarkan pada hukum-hukum ilmiah. Di sinilah sosiologi sebagai penjelasan ilmiah mengenai masyarakat. Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu: (1) sosiologi statik, dan (2) sosiologi dinamik. Sosiologi statik diibaratkan dengan anatomi sosial/masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Perkembangan Sosiologi setelah Comte Istilah sosiologi menjadi lebih populer setelah setengah abad kemudian berkat jasa dari Herbert Spencer, ilmuwan Inggris, yang menulis buku berjudul Principles of Sociology (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat. Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1895 seorang ilmuwan Perancis bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul Rules of Sociological Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang pentingnya metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif di dalam sosiologi untuk meneliti fakta sosial. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide). Angka bunuh diri dalam masyarakat yang cenderung konstan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar individu. Dalam suatu jenis bunuh diri yang dinamakan altruistic suicide disebabkan oleh derajat integrasi sosial yang sangat kuat. Misalnya dalam satuan militer, dapat saja seorang anggota mengorbankan dirinya sendiri demi keselematan satuannya. Sebaliknya, dalam masyarakat yang derajat integrasi sosialnya rendah, akan mengakibatkann terjadinya bunuh diri egoistik (egoistic suicide). Derajat integrasi sosial yang rendah dapat disebabkan oleh lemahnya ikatan agama ataupun keluarga. Seseorang dapat saja melakukan bunuh diri karena tidak tahan menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh, di lain sisi ia merasa tidak mempunyai ikatan apapun dengan anggota keluarga atau masyarakat yang lain. Pada masyarakat yang dilanda kekacauan, anggota-anggota masyarakat yang merasa bingung karena tidak adanya norma-norma yang dapat dijadikan pedoman untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya, dapat saja melakukan bunuh diri jenis anomie (anomic suicide). Berbagai macam jenis bunuh diri ini, oleh Durkheim dinyatakan sebagai peristiwa yang terjadi bukan karena faktor-faktor internal individu, melainkan dari pengaruh faktorfaktor eksternal individu, yang disebut fakta sosial.. Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai ”Bapak Metodologi Sosiologi”. Durkheim bukan saja mampu melambungkan perkembangan sosiologi di Perancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ilimiah (sains) yang terukur, dapat diuji, dan objektif. Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta sosial. Fakta sosial adalah cara-cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berasal dari luar individu, tetapi memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu. Fakta sosial dapat berupa kultur, agama, atau isntitusi sosial. Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan Weber berbeda dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktorfaktor eksternal individu. Wever lebih menekankan pada pemahaman di tingkat makna dan mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan perilaku individu yang diorientasikan kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi actor atau pelakunya. Makna sebenarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakukunya. Tugas sosiologi adalah mencari penjelasan tentang makna subjektif dari tindakan-tindakan sosial yang dilakukan oleh individu. 3. SIFAT HAKIKAT SOSIOLOGI Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mempunyai beberapa sifat dan hakikat. Sifat dan hakikat sosiologi tersebut adalah: a) Sosiologi termasuk rumpun ilmu social, bukan ilmu rohani, ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) b) Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang kategoris, bukan disiplin ilmu yang normative, artinya sosiaologi membatasi diri pada apa yang terjadi bukan pada apa yang seharusnya terjadi c) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science) d) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bukan ilmu pengetahuan yang konkret e) Sosiologi bertujuan untuk menghasilakn pengertian-pengertian dan polapola umum f) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris bukan terapan g) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus 4. CIRI-CIRI SOSIOLOGI Sebagai ilmu social yang obyeknya masyarakat, maka cirri-ciri utama sosiologi yaitu: a) Bersifat teoritis, karena sosiologi selalu berusaha untuk menyususn kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan b) Bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan social serta hasilnya tidak bersifat spekulatif c) Bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya, yang diperluas, diperbaiki serta diperdalam d) Bersifat non-etis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi yang lebih utama adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya 5. RUANG LINGKUP DAN OBJEK STUDI SOSIOLOGI Objek studi sosiologi adalah masyarakat, yaitu hubungan antarmanusia dan proses yang timbul sebagai konsekuensi dari hubungan antar manusia tersebut. Sehingga obyek studi sosiologi adalah masyarakat dengan segala perilakunya, yang meliputi: a) Fakta Sosial Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid) b) Tindakan Sosial Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial. c) Khayalan Sosiologi Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. d) Realitas Sosial merupakan issue, yang Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif. 6. MANFAAT DAN TUJUAN ILMU SOSIOLOGI Sebagai ilmu, beberapa manfaat dan tujuan dari adanya ilmu sosiologi adalah: a) Sosiologi sebagai ilmu untuk memahami hubungan antarmanusia dengan manusia lainnya serta manusia dengan lingkungannya b) Sosiologi memahami erkembangan kebudayaan, dan dengan demikian akan memudahkan dalam menyusun rencana perubahan social c) Sosiologi berguna untuk memahami istilah, kode, symbol, kata-kata, tingkah laku, serta perubahan social individu dalam masyarakat d) Peranan sosiologi sangat penting dalam merumuskan rencana dan pelaksanaan pembangunan agar bisa berjalan dengan baik dan efektif e) Sosiologi sebagai alat dalam memecahkan berbagai permasalahan social dan kebudayaan yang selalu timbul dan ada dalam masyarakat yang bahkan cenderung makin lama semakin kompleks, seperti kemiskinan, kejahatan, konflik dan lingkungan hidup 7. METODE KAJIAN SOSIOLOGI Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang perilaku social dalam masyarakat mempunyai metode-metode sendiri untuk mengkaji masyarakat dengan segala perilakunya. Metode yang lazim digunakan dalam kajian sosiologi adalah: a) Metode Observasi Partisipan b) Metode Observasi langsung c) Metode Wawancara d) Metode Angket e) Metode Komparasi f) Metode Studi Pustaka g) Metode Penelusuran Sejarah h) Metode Dokumenter i) Metode Analisis Media Massa