PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Penanggung Jawab : dr. Indrawati Yunus DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI PSPD ABDURRAB PEKANBARU 2014 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEAMANAN LABORATORIUM Pada prinsipnya semua specimen klinik, baik darah ataupun cairan tubuh bersifat infeksius, serta mikroorganisme yang dipakai bersifat pathogen. Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan, perlu diperhatikan dengan sungguh – sungguh : 1. Dilarang makan dan minum di laboratorium 2. Kuku tangan harus dipotong pendek 3. Bagi mahasiswa putri yang tidak memakai jilbab, rambut harus diikat rapi ke belakang 4. Harus memakai jas praktikum dan name tag di lab 5. Dilarang menyedot pipet dengan mulut 6. Dilarang membawa kultur ke luar lab 7. Bila terjadi kecelakaan lab segera lapor petugas lab 8. Bila bahan sampel/specimen tumpah, segera bersihkan dengan tissue dan desinfektan minimal 10 menit 9. Cuci tangan bersih dengan sabun sebelum meninggalkan lab 10. Simpan jas praktikum dalam bahan kedap air (plastik) dan segera cuci di rumah 11. Mahasiswa yang mempunyai anak kecil atau sedang hamil, beritahukan pada PJ praktikum. Mahasiswa tersebut tidak boleh menerima sampel kuman tertentu 2 PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikum dilaksanakan pda waktu yang sudah ditentukan. 2. Semua tas dan buku ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan, tidak boleh di atas meja praktikum,kecuali buku penuntun praktikum. 3. Pelajari prosedur praktikum dengan baik sebelum masuk lab 4. 15 menit pertama diadakan pretest sesuai materi yang akan dipraktikumkan. 5. Mencatat hasil pengamatan dan membuat laporan LAPORAN PRAKTIKUM 1. Dikumpul paling lambat 3 hari setelah praktikum kepada masing – masing tutor. Pengumpulan laporan merupakan syarat mengikuti ujian pratikum. Bila melewati batas waktu, dianggap tidak membuat laporan dan tidak dapat mengikuti ujian pratikum. 2. Tutor berhak mengembalikan laporan apabila tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Dibuat pada buku tulis dan mencakup hal – hal berikut : a. Judul praktikum b. Tujuan praktikum c. Prinsip kerja d. Alat dan bahan e. Cara kerja f. Hasil gambar dengan warna sesuai dan diberi keterangan g. Interpretasi cocokkan atau bandingkan hasil dengan teori praktikum. Bila berbeda dengan teori analisis kemungkinan. h. Kesimpulan jabarkan hasil praktikum dengan tujuan praktikum, apakah tujuan praktikum telah tercapai. 3 BAB 1 PEWARNAAN SEDERHANA A. Tujuan : 1. Mampu membuat preparat 2. Mampu melakukan pewarnaan sederhana positif dan pewarnaan negatif 3. Mampu membedakan jenis pewarnaan positif dan negatif 4. Mampu mengidentifikasi bentuk dan rangkaian sel bakteri B. Prinsip kerja : Pengecatan positif : Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan zat warna alkalin/basa karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka basa). Pengecatan negatif : menggunakan bahan cat yang bersifat negatif sehingga tidak menembus dinding sel bakteri yang juga bermuatan negatif, maka akan dihasilkan bayangan bakteri yang tidak tercat dengan latar belakang hitam. C. Teori Praktikum : Pewarnaan pada bakteri secara umum di bagi menjadi tiga, yaitu : Pewarnaan Sederhana, Pewarnaan Difrential/Gram dan Pewarnaan Khusus Pewarnaan sederhana Paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna Dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri 4 D. Alat : Contoh pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet dan karbol fuchsin Pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan a. Pewarnaan Positif pewarnaan positif yaitu untuk melihat bentuk sel. Pada pewarnaan ini dilakukan fiksasi dengan panas. Contohnya adalah metilen blue, kristal violet dan karbol fuchsin. b. Pewarnaan Negatif metode untuk mewarnai latar belakang slide menjadi hitam gelap, sehingga mikroorganisme akan kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka akan mengurangi terjadinya penyusutan sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Slide yang bersih Kertas tissue Ose bulat dan ose jarum Mikroskop Lampu bunzen Marker Slide holder atau kain pemegang E. Bahan : Akuades steril Specimen : kultur cair, kultur padat, specimen klinik Bahan cat positif : metilen blue atau Kristal violet atau carbol fuchsin 5 Bahan cat negatif : nigrosin atau tinta cina F. Cara Kerja A. Pewarnaan Positif 1. 2. Tandai pojok kiri slide dengan marker Bila specimen diambil dari kultur cair, gosok tabung, lalu secara aseptic, ambil 1 – 2 mata larutan bakteri dengan ose bulat, letakkan di tengah – tengah slide. Ratakan suspensi ini dengan diameter sekitar 1 cm. 3. Jika menggunakan kultur media padat, letakkan dulu satu ose bulat air steril di tengah – tengah slide. Kemudian dengan ose jarum ambil sedikit kultur dan campurkan dengan air steril tadi. Ratakan suspense. 4. Jika menggunakan specimen klinik (misalnya sputum, pus, LCS,dsb), ratakan specimen di tengah – tengan slide setipis mungkin 5. Biarkan slide kering di udara atau tempatkan pada slide warmer. 6. Lewatkan slide di atas api bunzen sebanyak tiga kali untuk fiksasi panas dan membunuh bakteri. 7. Tempatkan pulasan preparat yang sudah dibuat tadi di atas rak kotak pengecatan 8. Genangi preparat dengan metilen blue (1-2 menit) atau Kristal violet (20 – 30 detik) atau carbol fuchsin (5 – 10 detik) 9. Buang sisa cat dan cuci dengan air beberapa detik 10. Keringkan preparat dengan menekankan kertas tissue secara hati – hati 11. Lihat di bawah mikroskop, laporkan hasilnya. 6 B. Melakukan Pewarnaan Negatif 1. Beri label ujung kiri atas object glass dengan marker 2. Gunakan ose untuk mengambil specimen dan letakkan di ujung slide. 3. Campur menjadi suspense yang homogen dengan menambahkan akuades steril 1 tetes. 4. Tambahkan 1 -2 tetes nigrosin, campur hingga merata 5. Ratakan campuran dengan object glass kedua. Kemudian buatlah sediaan apus dengan cara mendorong object glass kedua dengan sudut 45 0, sehingga terbentuk sebaran yang tipis. 6. Biarkan di udara. Jangan dipanaskan 7. Setelah kering, lihat di bawah mikroskop. 7 BAB 2 PEWARNAAN GRAM A. Tujuan : Mampu melakukan pewarnaan Gram Mampu mengidentifikasi kuman berdasarkan sifatnya terhadap pewarnaan Gram B. Prinsip Kerja : Berdasarkan pewarnaan Gram, diklasifikasikan bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri akibat adanya perbedaan struktur dinding sel bakteri. Bakteri Gram-positif akan mempertahankan zat warna dasar (kristal violet) dan tidak akan luntur pada saat decolorizing dengan etanol 90% sehingga berwarna ungu. Bakteri Gram-negatif tidak dapat mempertahankan zat warna dasar pada saat decolorizing sehingga akan menyerap zat warna berikutnya (safranin) yang berwarna merah. C. Teori Praktikum : Pewarnaan Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni Gram-positif dan Gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938). Dinding bakteri yang kaku dapat mempertahankan bentuknya dan melindungi sel dari perubahan tekanan osmotik 8 antara sel dengan lingkungannya. Dinding sel bakteri Gram-positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan membran sel, sementara dinding sel bakteri Gram-negatif memiliki 3 lapisan : membran dalam, membran luar dan lapisan peptidoglikan tipis. Kelompok bakteri yang penting secara medis : 1. Kokus Gram (+) : Stafilokokus spesies patogen utamanya : Staphylococcus aureus Streptococcus spesies patogen utamanya : Streptococcus pyogenes, penyebab nyeri tenggorok dan demam reumatik dan Streptococcus agalactiae, penyebab meningitis neonates dan pneumonia. 2. Kokus Gram (-) Kabanyakan kuman kokus adalah Gram (+), kecuali kelompok Neisseria yang merupakan Gram (-). Kuman yang patogennya : Neisseria meningitidis yang menyebabkan meningitis dan septicemia. Neisseria gonorrhoe : penyebab uretritis/servisitis gonore (infeksi menular seksual) 3. Basilus Gram (+) a. Yang dapat membentuk spora : bersifat aerob Bacillus, spesies patogennya : Bacillus anthracis (penyebab antraks) bersifat anaerob Clostridium, spesies patogennya : Clostridium tetani (penyebab 9 tetanus), C. perfringens (penyebab gas gangrene) dan C. botulinum (penyebab keracunan pada makanan kaleng) b. Yang tidak dapat membentuk spora : Corynobacterium spp , spesies patogen : C.diphtheriae (penyebab difteri) Listeria sp , spesies pathogen : L.monocytogenes (penyakit menyerupai mononucleosis infeksiosa) 4. Basilus Gram (-) Meliputi keluarga bakteri fakultatif Enterobacteriaceae, yang merupakan flora normal pada manusia dan hewan serta dapat ditemukan di lingkungan. Genus patogen : Salmonella, shigella, Escherichia, Proteus dan Yersinia. Serta genus Proteus yang merupakan patogen penting di rumah sakit (infeksi nosokomial) 5. Kokobasilus Gram (-) Meliputi patogen saluran nafas Haemophilus dan Bordenella . 6. Bakteri spiral Helicobacter sp (penyebab ulkus lambung dan ulkus duodenum) dan Campilobacter sp (menyebabkan diare akut). 10 D. Alat : Mikroskop Slide yang bersih Kertas tissue Ose bulat dan ose jarum Bunsen burner E. Bahan : a. Slide yang sudah mengandung pulasan kering specimen b. Bahan cat sederhana : Gram A : larutan Kristal violet Gram B : larutan lugol / iodine (mordant) Gram C : ethanol 95% (decolorator) Gram D : larutan safranin atau air fuchsin (counter stain) c. Aquades steril d. Immersion oil e. Larutan pembersih lensa F. Cara Kerja : 1. Tempatkan pulasan preparat di atas rak kotak pengecatan 2. Genangi preparat dengan larutan Kristal violet selama 30 detik 3. Cuci dengan air selama 5 detik 4. Genangi dengan larutam lugol selama 1 menit 5. Cuci dengan air 5 detik 6. Lunturkan (decolorizing) dengan etanol selama 15 – 30 detik. Hati – hati dalam pelunturan, lakukan dengan menuangkan tetes demi tetes sampai warna Kristal violet kepucatan. Pelunturan jangan terlalu lama. 7. Cuci dengan air 5 detik 8. Genangi dengan safranin 60 – 80 detik 11 9. Cuci dengan air 5 detik 10. Keringkan preparat dengan menekankan kertas tissue (blotting) secara hati – hati, jangan geserkan yang akan berakibat lepasnya preparat. 11. Lihat di bawah mikroskop dgn perbesaran objektif 100 X 12. Gambarkan hasil beserta interpretasinya. G. Pembacaan dan Interpretasi Kuman Gram-positif : berwarna ungu Kuman Gram-negatif : berwarna merah 12 Check list Praktikum Mikrobiologi Aktif Pewarnaan Gram Nama peserta : Tanggal ujian No 1 2 3 4 5 6 7 8 : Poin Penilaian Pembuatan preparat untuk pengecatan Tandai pojok kiri slide dengan marker. Kemudian letakkan 1 tetes larutan akuades steril pada kaca objek. Ambil kuman dari media kultur dengan cara aseptik ( membuka cawan petri di sekitar panas, memanaskan ose sampai membara sebelum dan sesudah dipakai, meletakkan alat yang sudah digunakan dalam cairan lisol ) Ratakan specimen dan biarkan kering di udara. Lewatkan slide di atas api Bunzen 3x untuk fiksasi panas Pengecatan Gram Letakkan preparat di atas rak pengecatan Genangi preparat dengan Krist al violet selama 30 detik Bilas dengan air 5 detik Genangi dengan larutan lugol selama 1 menit Bilas dengan air 5 detik Lunturkan dengan ethanol selama 15 – 30 detik (hati-hati jangan terlalu lama) Bilas dengan air 5 detik Genangi dengan safranin 60 detik dan Bilas 13 0 1 2 9 dengan air 5 detik Keringkan preparat dengan kertas tissue secara hati-hati. No Poin Penilaian 1 2 Diagnosis mikroskopis (8 poin) 2 Spesies pathogen (4 poin) Nilai = Bisa Tidak bisa 30 Penguji, ( 14 ) BAB 3 IDENTIFIKASI MIKROSKOPIS Identifikasi mikroskopis merupakan pemeriksaan yang murah, mudah dan cepat. Dalam kasus – kasus tertentu, pemeriksaan mikroskopis mempunyai nilai diagnosis yang tinggi, misalnya uretritis gonorrhoe. Dalam pemeriksaan mikroskopis, selain mengamati mikroba, diamati juga reaksi jaringan yang terjadi, bisa berupa reaksi radang. Pengamatan mikroba meliputi bentuk, ukuran, susunan bakteri, reaksi terhadap pengecatan dan ada tidaknya bangunan lain seperti spora, kapsul, flagel. 1. Berdasarkan bentuknya bakteri diklasifikasikan sebagai berikut : Kokus berbentuk sferis atau bulat Basilus berbentuk panjang dan tipis Kokobasilus : bentuk antara keduanya Spiral dengan panjang lengkungan yang berbeda. 2. Berdasarkan susunannya dapat dikelompokkan : a. Soliter : satu – satu b. Bergerombol dengan jumlah tertentu : Diplococcus : berdua – dua Tetracoccus : berempat – empat Streptococcus : berderet seperti rantai Staphylococcus : bergerombol tidak teratur 3. Berdasarkan reaksinya terhadap pewarnaan diferensial : a. Pewarnaan Gram : Gram-positif dan Gram-negatif b. Pewarnaan tahan asam : tahan asam dan tidak tahan asam 15 4. Bangunan khusus pada bakteri a. Dengan pengecatan umum b. Dengan pengecatan khusus dan flagel : ada tidaknya spora : granula intrasel, kapsul Gambar 3.1 berbagai macam bentuk bakteri 16 1. Staphylococcus aureus dengan pewarnaan Gram 2. Streptococcus pneumonia dengan pewarnaan Gram 17 3. Neisseria gonorrhoe dengan pewarnaan Gram 4. Salmonella typii dengan pewarnaan Gram 18 5. Mix anaerobic infections 19 20 KEPUSTAKAAN 1. 2. 3. 4. Hadi,Purnomo. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Semarang : Bagian Mikrobiologi FK UNDIP Gillespie S & Bamford K. 2009. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga Todar Kenneth. 2009. Todar’s Online Textbook of Bacteriology. Diunduh dari www.textbookofbacteriology.net Teknik Pewarnaan bakteri diunduh dari www.bengkelbio. Last update : 10 Januari 2010. 21