Read more…

advertisement
STRUKTUR LAPISAN ATMOSFER
1. Lapisan Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan paling bawah Atmosfer. Pada lapisan troposfer Nampak
secara jelas mengenai fenomena atau gejala cuaca atau proses terbentuknya cuaca dan turbelensi
( golak galik) . pada lapisan ini terdapat sekitar 75% massa udara kering dan sisanya merupakan
gas uap air dan aerosol.
Di atas lapisan troposfer terdapat suatutempat dimana terjadi pembalikan suhu yang
merupakan lapisan inverse suhu yang relative lebih hangat di atas lapisan yang lebih dingin di
sebut lapisan tropopause dan di lain pihak merupakan lapisan yang suhu nya tetap atau di sebut
isothermal. Lapisan tropopause merupakan lapisan puncak tropofer dan pembantas antara lapisan
tropofer dan juga lapisan Stratosfer.
Pada lapisan troposfer berlangsung pembentukan dan perubahan cuaca seperti awan,
hujan , angin , penguapan , embun dan kabut. Tebal lapisan troposfer bervariasi antara 0 – 12 km
di lintang rendah ( tropic ) dan 0 – 8 km di daerah lintang sedang (temperate ) sampai lintang
kutub yang lebih tinggi.
2. Lapisan Stratofer
Lapisan stratofer berawal dari lapisan tropopause pada ketinggian 12 km hingga 50 km di
atas permukaan bumi yang meliputi sekitar 10% dari massa atmosfer. Pada lapisan statosfer tidak
lagi terjadi udara yang bergolak ( turbulensi ) melainkan sebagai tempat terjadinya pembentukan
ozon. Rata – rata suhu udara pada lapisan ini yaitu -55 derajat celcius .antara lapisan statofer dan
mesosfer terdapat lapisan puncak stratofer yaitu statospause.
Kerapatan udara pada lapisan ini berkurang sehingga suhu udara meningkat. Peningkatan
suhu udara terjadi secara wajar karana keringgian pada musim panas, sementara pada lapisan
troposfer di ekuator tejadi massa udara yang dingin. Pada musim dingin terjadi sturktur yang
lebih kompleks dimana suhunya sangat rendah yaitu -80 derajat celcius.
3. Lapisan Mesosfer
Di atas lapisan stratospause rata rata suhu udara pada setiap tempat menurun hingga
minimum sekitar -133 derajat celcius atau pada ketinggian sekitar 90 km. kerapatan udaranya
sangat rendah, pada ketinggiab di atas 80 km , mulai terjadi peningkatan ketinggian tempat dan
inverse yang menunjukan lapisan mesosfer. Menurut Petterssen (1941) pada ketinggian tersebut
terjadi perkembangan awan terutama pada lintang yang ketinggian nya 80 – 90 km.
Pada lapisan ini tidak terjadi turbelensi udara pada lapisan ini, dan batas atas mesosfer di
sebut mesospause yang ditandai dengan suhu yang konstan atau dengan pola ( dT/dZ = 0 ).
4. Lapisan Termosfer
Di atas lapisan mososfer , kerapatan udara sangat rendah, sehingga mempengaruhi daya
angkut hingga di atas 250 km. ketebalan lapisan termosfer berkisar antara 80 hingga 250 km dan
di atas ketebalan tersebut di sebut sebagai jendela atmosfer ( atmospheric windows ).
Semakin tinggi tempat kira kira setelah melewati ketinggian 100km radiasi ultra violet
sangat sensitive dan menyebabkan terjadi nya ionisasi yang dapat mnimbulkan muatan listrik
sehhingga terjadi penguraian molekul nitrogen menjadi zat lemas dan ozon menjadi atom atom
oksigen.
Pada lapisan ini terjadi pola dT/dZ > 0 artinya suhu udara semakin meningkat menurut
ketinggian tempat ( inverse suhu ). Suhu udara naik dengan tingginya tempat , kerena
berhubungan dengan penyerapan radiasi ultra violet yang sangat sensitive pada gelombang oleh
molekul dan juga atom oksigen.
5. Lapisan Ionosfer/Ionosfir
Ketebalan ionosfer: 50-100 km. Ionosfer adalah lapisan yang bersifat memantulkan
gelombang radio. Karena ada penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka menyebabkan
timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi.
6. Lapisan Eksosfer
Ketebalan eksosfer: 500-700 km. Suhu lapisan eksosfer: -570C. Tidak memiliki tekanan
udara yang sebesar yaitu sebesar 0 cmH.
Download