276 Intan Fitalia / Studi Awal Pembuatan Sensor Putaran Berbasis Fiber Optik Studi Awal Pembuatan Sensor Putaran Berbasis Fiber Optik Intan Fitalia, Edi Prasetyo, Ahmad Marzuki Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No.36A Surakarta, 57126 [email protected] Abstrak – Penelitian sensor putaran berbasis fiber optik telah dilakukan menggunakan konfigurasi pemantulan. Sistem serat optik dibuat dengan dua buah fiber berjenis Plastic Optical Fiber (POF) berdiameter 0,5 mm. Salah satu ujung dari kedua buah fiber dihadapkan tegak lurus reflector yang diletakkan pada pembangkit getaran. Fiber pertama berfungsi sebagai transmitter yang mentransmisikan cahaya dari sumber menuju reflector. Fiber kedua berfungsi sebagai receiver yang menangkap pantulan cahaya fiber tansmitter oleh reflector untuk diteruskan menuju detektor. Sensor bekerja dengan prinsip perubahan intensitas yang ditangkap fiber receiver ketika reflector mengalami putaran. Sumber cahaya yang digunakan berupa Light Emitting Diode (LED) dan Light Dependent Resistor (LDR) digunakan sebagai sensor cahaya. Variasi dilakukan pada tegangan masukan pembangkit putaran dan jarak pokok fiber - reflector. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola khas yang terbentuk dari keluaran sensor. Semakin besar tegangan masukan maka frekuensi semakin tinggi, sedangkan semakin jauh jarak pokok fiber – reflector maka intensitas pantulan semakin rendah. Kata kunci: fiber optik, putaran, pemantulan, frekuensi. Abstract – Experimental analysis of a rotational optical fiber sensor based on reflection method is presented. The sensor system comprises two strands of Plastic Optical Fiber (POF) each with diameter of 0,5mm. One transmits light to a reflector and another is used as a receiver. To see if the sensor works, the input voltage drives the rotational object was varied so that different rotational speed was obtained. It is observed that the developped fiber sensor can distinguish different rotational speed, i.e, as the input voltage increase the sensor can show the increase of rotational.. Key words: Optical fiber, rotating motion, reflection, frequency. I. PENDAHULUAN Peristiwa rotasi merupakan fenomena yang sering terjadi. Pemantauan rotasi penting dilakukan, seperti pada mesin kendaraan yang bergerak rotasional, poros mesin, katrol, dan perpindahan angular pada belt drive. Sensor rotasi digunakan untuk mengukur besar rpm, kecepatan angular, dan perpindahan angular [1]. Pada mesin yang bergerak rotasi sering terjadi ketidaksesuaian poros rotasi yang mengakibatkan timbulnya getaran tertentu sehingga frekuensi rotasi yang dihasilkan tidak sesuai [2]. Oleh sebab itu pengukuran level getaran pada mesin yang bergerak rotasi sangat penting dilakukan [3]. Perkembangan fiber optik yang pesat menyebabkan aplikasi fiber optik saat ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai media transmisi tetapi juga sebagai sensor. Fiber optik dapat diaplikasikan untuk pengukuran beragam parameter, seperti sensor pergeseran, suhu, tekanan, kelembaban, laju aliran fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat, medan listrik, medan magnet, serta analisis kimia [4]. Dengan kelebihan seperti ukuran yang kecil dan ringan, kekebalan terhadap tegangan tinggi, serta mampu melakukan pengukuran jarak jauh dengan orde km, sensor berbasis fiber optik mampu menanggulangi kelemahan sensor elektronik [5]. Sensor berbasis fiber optik memiliki banyak keunggulan dibandingan dengan sensor jenis lain seperti sensitivitas tinggi, respon cepat, tahan terhadap interferensi elektromagnetik, tahan korosi, lentur, insulasi arus listrik, dan mudah dihubungkan dengan komputer [6]. Sensor fiber optik diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan sifat cahaya yang dimodulasi yakni, modulasi amplitudo (intensitas), frekuensi, polarisasi, dan fase (interferometri). Sensor modulasi intensitas lebih sederhana dan tidak banyak memerlukan interface, apabila dibandingkan dengan sensor dengan modulasi yang lain [7]. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sensor rotasi berbasis fiber optik modulasi intensitas dengan konfigurasi pemantulan. II. METODE PENELITIAN Gambar 1 merupakan diagram eksperimen sensor putaran berbasis fiber optik. Fiber optik yang digunakan adalah tipe Plastic Optical Fiber (POF) berdiameter 0,5mm. Dengan sumber cahaya berupa Light Emitting Doide (LED) dan detektor cahaya berupa Light Dependent Resistor (LDR). Cahaya dari sumber dimasukkan ke dalam fiber optik. Fiber optik membawa cahaya menuju bidang putar, di sini cahaya akan dipantulkan oleh reflector yang ditempatkan pada bidang putar. Pantulan cahaya dari reflector akan ditangkap oleh fiber optik receiver. Cahaya yang keluar dari fiber kemudian dideteksi oleh detektor. Data analog dari detektor diubah menjadi data digital dan dikirim menuju komputer melalui interface untuk diolah. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Intan Fitalia / Studi Awal Pembuatan Sensor Putaran Berbasis Fiber Optik 277 Gambar 1. Diagram eksperimen sensor putaran berbasis fiber optik (1.Sumber Cahaya, 2a. Fiber Transmitter , 2b. Fiber Receiver, 3. Reflector, 4. Sumber Putaran, 5. Detektor, 6. Kabel Penghubung, 7. Interface, 8. Komputer). Penggunaan fiber optik jenis polimer dikarenakan fiber optik jenis ini mempunyai kemampuan tinggi dalam transmisi cahaya [8]. Ketika cahaya mengenai reflector yang diletakkan pada bidang pantul, maka cahaya tersebut akan dipantulkan dan ketika cahaya mengenai daerah nonreflector maka tidak ada cahaya yang dipantulkan. Ada dan tidaknya cahaya yang ditangkap oleh fiber receiver akan mempengaruhi besar intensitas yang dideteksi oleh detektor. Gambar 2 merupakan peristiwa pemantulan pada daerah reflector dan nonreflector. Piranti interface (Gambar 3) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino-Uno yang dihubungkan dengan detektor dan komputer. Komputer disini berperan penting sebagai kendali pengambilan data. Pengambilan dan pengolahan data menggunakan Program Labview dengan tampilan seperti pada gambar 4. Program ini berfungsi untuk mengambil data dari detektor melalui interface, menampilkan data dan mengolah data untuk mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 5 merupakan hasil pengambilan data intensitas ketika fiber optik mengenai daerah reflector dan nonreflector dalam keadaan sumber putaran tanpa tegangan (diam). Intensitas cahaya mengalami penurunan ketika fiber optik mengenai daerah nonreflector, hal ini disebabkan karena sedikit cahaya pantulan yang ditangkap oleh fiber receiver ketika mengenai daerah tersebut. Sumber putaran akan bergerak rotasi ketika diberikan tegangan, hal ini mengakibatkan reflector yang diletakkan pada bidang putar bergerak sesuai dengan sumber putaran. Gerakan reflector ini akan menyebabkan perubahan daerah pantul secara periodik sehingga intensitas yang dideteksi oleh detektor juga berubah secara periodik (Gambar 6). Gelombang harmonik dihasilkan dari superposisi gelombang harmonik dengan frekuensi yang sama, akan tetapi ketika superposisi terjadi pada gelombang dengan frekuensi berbeda akan menghasilkan gelombang periodik namun tidak harmonik. Untuk mengetahui frekuensi putaran perlu dilakukan dekomposisi gelombang menjadi komponen-komponen harmonik dengan menggunakan Transformasi Fourier pada persamaan (1) [9]. 600 b. Gambar 2. Peristiwa pemantulan pada daerah a. reflector dan b. Non reflector. 500 intensity (mV) a. Gambar 4. Tampilan program sensor putaran. 400 300 200 100 0 2 4 6 8 10 time (s) Gambar 5. Grafik intensitas versus waktu (sumber putar diam). Gambar 3. Rangkaian Interface. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 278 Intan Fitalia / Studi Awal Pembuatan Sensor Putaran Berbasis Fiber Optik nilai kecepatan putar seiring penambahan tegangan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa alat yang dibuat sudah bekerja. Pengujian alat juga dilakukan pada spin coater dengan melakukan variasi putaran spin coater. Hasil pengambilan data pada spin coater (Tabel 1) menunjukkan bahwa putaran yang dihasilkan oleh spin coater bersifat fluktuatif. Terbukti dengan munculnya beberapa nilai frekuensi yang tertera pada layar display spin coater saat dilakukan pemposisian kecepatan putar pada satu nilai tertentu. Ketidakseragaman nilai frekuensi ini juga terdeteksi oleh alat yang dibuat dalam penelitian ini. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh display pada spin coater ternyata berbeda dengan yang dihasilkan dari eksperimen. Namun demikian trend naik turunnya adalah sama. Dari eksperimen ini belum dapat diketahui mana hasil yang benar. Terlepas dari masalah kalibrasi, hasil di atas menunjukkan bahwa sensor telah bekerja. intensity (mV) 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 time (s) Gambar 6. Grafik intensitas versus waktu (sumber putar bergerak). (1) di mana, 900 adalah fungsi yang dibatasi oleh periode adalah kecepatan sudut di mana [9]. Dalam penelitian ini proses Transformasi Fourier dilakukan dengan menggunakan Program Labview yang telah dibuat. Gambar 7 merupakan hasil grafik kecepatan putaran dari domain waktu pada Gambar 6. Program yang telah dibuat bekerja dengan prinsip pemisahan gelombang berdasarkan periode gelombang sehingga dapat diketahui nilai frekuensi yang muncul, Grafik kecepatan putar pada Gambar 7 mengindikasikan adanya beberapa nilai yang muncul, namun hanya terdapat satu nilai kecepatan putar yang dominan. kecepatan putar (rpm) 800 dengan dan 700 600 500 400 300 200 100 2 4 6 8 10 tegangan (volt) 12 Gambar 8. Grafik tegangan versus kecepatan putar. Tabel 1. Hasil pengambilan data spin coater. 80 No 70 Amplitude (%) 60 1. 50 Kecepatan putar pada layar spin coater (rpm) 680 690 40 2. 30 20 3. 10 0 0 500 730 750 790 790 800 810 Kecepatan putar alat (sensor putaran) (rpm) 1110 1050 1530 1110 1230 1530 1290 1530 1350 1000 1500 2000 2500 3000 rotational speed (rpm) Gambar 7. Grafik fungsi kecepatan putar versus amplitudo. Untuk menguji kinerja alat, fiber sensor digunakan untuk menghitung frekuensi putar yang frekuensinya dikendalikan sebagai pemberian tegangan masukan yang berbeda. Seperti telah diketahui bahwa apabila tegangan masukan pada motor listrik ditambah maka dapat diharapkan adanya penambahan frekuensi putar. Hasil pengambilan data (Gambar 8) menunjukkan kenaikan IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa fiber optik konfigurasi pemantulan dengan modulasi intensitas dapat digunakan sebagai sensor putaran dengan performansi cukup baik. Performansi sensor dapat ditingkatkan dengan mengetahui kondisi optimum jarak pokok fiber-reflector sehingga intensitas cahaya pantulan yang ditangkap fiber receiver lebih besar. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Intan Fitalia / Studi Awal Pembuatan Sensor Putaran Berbasis Fiber Optik PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] 279 TANYA JAWAB C. A. Greening, All-Fiber Vibration Sensor For Steel Industry, Thesis, Department of Engineering Physics, Mc Master University, 2009. H. Jinyama, The latest technology and trends for vibrational diagnostics and rotary machinery, Inspection Engineering, vol. 17, no. 3, , pp. 29-35, 2012. H. Tsuda, E. Sato, T. Nakajima, dan A. Sato, Development of fiber optic broadband vibration detection system, Synthesiology, vol. 6, no. 1, pp.45-54, 2013. H. P. Yono & A.Y. Rohedi, Aplikasi directional coupler serat optik sebagai sensor pergeseran. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, vol. 4, no. 2, pp. 080204-1-080204-4, 1990. I. Lujo, P. Klokoc, T. Komljenovic, M. Bosiljevac, & Z. Sipus, Fiber-optic vibration sensor based on multimode fiber, Radioengineering, vol. 17, no. 2, 2008. S. Shenghe, Development trend of modern sensor. Journal of Electronic Measurement and Instrument, vol. 23, no. 1, pp. 1-10, 2009 C. Yeh, Handbook of Fiber Optics: Theory and Application, Michigan: Academic Press Inc, Ann Arbor, 1990. S. Binu, V. P. M. Pillai, dan N. Chandrasekaran, Fibre optic displacement sensor for the measurement of amplitude and frequency of vibration, Optics & Laser Technology, vol. 39, pp. 1537-1543, 2007. F. L. Pedrotti, L. S. Pedrotti, Introduction to Optics, 2nd Edition, New Jersey : Prentice-Hall International, Inc,1993. Anwar Soefi Ibrahim, UI ? Jenis fiber yang digunakan dan alasannya? Intan Fitalia, UNS @ Fiber yang digunakan adalah jenis multimode (PoF 0,5mm) dikarenakan pada fiber singlemode akan sangat susah untuk memasukkan cahaya dari reflektor menuju fiber receiver. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823