1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi adalah ilmu dasar dari semua ilmu. Manusia hidup
bergantung satu dengan lainnya, tanpa komunikasi manusia tidak akan
dapat melanjutkan kehidupannya. Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi
digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi
pada organisme awal digunakan hanya untuk reproduksi. Seiring dengan
berjalannya waktu, maka sinyal – sinyal tersebut juga ikut berevolusi dan
membuka peluang untuk terjadi perubahan yang lebih beragam. Manusia
berkomunikasi untuk berbagi informasi dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan
penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau
tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi
hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh
penerima pesan tersebut. Komunikasi terus mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang
berkembang dengan sangat cepat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan
jaringan komputer seiring dengan modernisasi yang terjadi di dunia ini.
Berikut
ini
adalah
pendapat dari
komunikasi :
15
beberapa
ahli
mengenai
definisi
16
1. Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi
(sharing process). Schramm mendefinisikannya sebagai berikut :
“ Komunikasi berasal dari kata – kata (bahasa) Latin communis yang
berarti umum (common) atau bersama. Hakikat sebuah komunikasi
adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki
pengertian/ pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto,
2006 : 2 – 3)
2. Pakar komunikasi lainnya, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi
sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait
dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu
kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen
berkaitan secara integral dengan elemen lain. (Suprapto, 2006 : 5)
3. Berelson dan Stainer (1964) : Komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan
simbol-simbol seperti kata – kata, gambar – gambar, angka – angka dan
lain – lain.
Dilihat dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa tiap ahli memiliki pandangan masing – masing
mengenai definisi komunikasi. Komunikasi terlihat sebagai kata yang
abstrak sehingga memiliki banyak arti. Sehingga untuk menetapkan satu
definisi tunggal tidaklah mudah.
17
Ilmu
komunikasi adalah
ilmu
komunikasi
yang
bersifat
multidisipliner sehingga definisi komunikasi pun menjadi banyak dan
beragam. Masing – masing definisi memiliki penekanan arti yang berbeda
satu sama lain, tetapi pada dasarnya berbagai definisi komunikasi yang
telah ada sesungguhnya saling melengkapi dan menyempurnakan sejalan
dengan perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.
Komunikasi
dalam
tingkat
akademi
dibagi – bagi
menjadi
komunikasi massa, komunikasi bagi pembawa acara (broadcast), humas dan
lainnya. Pekerjaan dalam dunia komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.
Dalam proses terjadinya komunikasi ada unsur – unsur yang
membuat proses itu terjadi. Menurut Harold Laswell unsur – unsur komunikasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Sumber (Who)
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seseorang individu, kelompok,
organisasi,
perusahaan
atau
bahkan
suatu
Negara.
Dalam
mennyampaikan informasi, sumber harus mengubah apa yang ada
dalam pikiran dan perasaannya ke dalam symbol verbal dan nonverbal
sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan. Sumber di sebut juga
sebagai komunikator.
18
2. Pesan (Says What)
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan dapat berupa verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan dan pikiran narasumber.
3. Saluran atau media (In Which Channel)
Saluran atau media merupakan alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat
berupa media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio
dan televisi) atau juga harus bertatap langsung (tatap muka).
4. Penerima (To Whom)
Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination),
komunikate (communicate), penyandi – balik (decorder) atau khalayak
(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang
yang menerima pesan verbal dan nonverbal dari sumber yang menjadi
suatu gagasan yang ia pahami.
5. Efek (With What Effect)
Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut. Efek tersebut misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak
tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju
menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan lain
sebagainya. (Mulyana, 2009 : 147 – 148)
19
Tujuan utama komunikasi adalah membangun atau menciptakan
pemahamam dan pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti
bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi
suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial:
A. Perubahan sikap (attitude change)
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya
berubah, bisa positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita
berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang
lain bersikap positif sesuai keinginan kita.
B. Perubahan pendapat (opinion change)
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman,
ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan
oleh komunikator.
Setelah
memahami
apa
yang
dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbedabeda bagi komunikan.
C. Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan
seseorang.
D. Perubahan sosial (social change)
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain
sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses
komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar
hubungan interpersonal. (Fajar, 2009 : 60 – 61)
20
Menurut
Onong
Uchjana
Effendy,
terdapat
beberapa
fungsi
komunikasi yaitu sebagai berikut:
A. Menginformasikan (to inform)
Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima
informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima
informasi
yang
benar
masyarakat
akan
merasa
aman
tentram.
Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk
bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara
mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan
menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan
pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang
lebih banyak melalui kegiatan mass communication .
B. Mendidik (to educate)
Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan
memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi
lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan
mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai
informasi
yang
dapat
menambah
kemajuan
masyarakat
dengan
tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat
dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga
berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi
kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya.
21
C. Menghibur (to entertain)
Menghibur
masyarakat.
Perilaku masyarakat
menerima informasi
selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan
masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian
informasi melalui sarana seni hiburan.
D. Mempengaruhi (to influence)
Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai informasi
pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi
masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang
diharapkan. (Effendy, 2003 : 31 – 32)
2.1.2
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas.
Para ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai definisi komunikasi
massa. Menurut Bittner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of
people).
Definisi
komunikasi
massa
dari
Meletzke
berikut
ini
memperlihatkan massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat
dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk
semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai
setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka
22
melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada
publik
yang
tersebar.
Janowitz
(1960)
mengungkapkan
pendapatnya
mengenai komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana
kelompok
–
kelompok
terlatih
menggunakan
teknologi
untuk
menyebarluaskan simbol – simbol kepada audiens yang tersebar luas dan
heterogen. (Morissan, 2010 : 7 – 8)
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka peneliti menyimpulkan
bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa. Jadi bila
komunikasi disampaikan kepada khalayak luas, seperti kampanye pemilu di
lapangan luas yang dihadiri ribuan hingga puluhan ribu orang, tanpa
melalui media massa maka itu bukan komunikasi massa. Istilah tersebar
menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada
di suatu tempat, melainkan tersebar di berbagai tempat.
Berikut ini adalah ciri – ciri Komunikasi Massa :
1. Komunikasi Massa berlangsung satu arah.
Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui
media massa, karena tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator
aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun
diantara keduanya tidak melakukan dialog sebagaimana halnya yang terjadi
dalam komunikasi dalam komunikasi antar personal.
(Ardianto, 2005 : 7)
2. Komunikator pada Komunikasi Massa berlembaga.
Media massa sebagai saluran kimunikasi massa merupakan lembaga, yakni
suara institusi atau organisasi. Komunikator dalam komunikasi massa
23
dinamakan juga komunikator kolektif karena tersebarnya pesan tersebut
merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. (Effendy, 2001 : 22 – 23)
3. Pesan pada Komunikasi Massa bersifat umum.
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. (Fajar, 2009 :
228)
4. Komunikasi Massa bersifat heterogen.
Komunikannya bersifat heterogen dimana dengan keberadaan mereka yang
terpencar – pencar, satu sama lain tidak saling mengenal, mereka saling
berbeda dalam berbagai hal. (Fajar, 2009 : 229)
5. Media Komunikasi Massa menimbulkan keserempakan.
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan –
pesan yang disebarkan. (Effendy, 2001 : 24)
Ada 6 komponen komunikasi massa yaitu :
1. Komunikator
Komunikator adalah jantung komunikasi massa. Komunikator massa
adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat
media massa. Dari definisi tersebut yang termasuk komunikator adalah
jurnalis, peneliti lagu, penyiar TV dan radio, peneliti nasksh film,
praktisi public relations, orang orang periklanan, penyunting, dan lain
sebagainya. (Vivian, 2008 : 451 – 452)
24
2.
Pesan
Pesan adalah hal-hal yang dikomunikasikan, yakni item berita, seperti
film, lagu rekaman, iklan billboard, novel, dll.
3. Media
Media adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah
buku, majalah, koran, TV, radio, rekaman, film, dan website. (Vivian,
2008 : 453)
4. Audience
Audience atau komunikan adalah khalayak penerima pesan media
massa yang bersifat berjumlah besar, anonim, heterogen, & berubahubah. (Vivian, 2008 : 454)
5. Gatekeeper dan Regulator
Istilah Gatekeeper pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin dalam
bukunya Human Relation. Istilah ini mengacu pada proses: 1. Suatu
pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada 2. orang atau
kelompok yang memungkinkan pesan lewat. Gatekeepers dapat berupa
seseorang
atau
satu
kelompok
yang
dilalui
suatu
pesan
dalam
perjalanannya dari sumber kepada penerima. Fungsi utama gatekeeper
adalah
menyaring
pesan
yang
diterima
seseorang.
Gatekeeper
membatasi pesan yang diterima komunikan, seperti editor surat kabar,
majalah, penerbitan. Seorang gatekeepers dapat memilih, mengubah,
bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima.
25
Regulator
adalah orang non-media dan
institusi
non-media
yang
mempengaruhi pesan komunikasi massa sebelum pesan sampai ke
tujuan. (Vivian, 2008 : 459)
6. Filter
Filter adalah faktor penerimaan yang mengganggu komunikasi.
Menurut John Vivian ada tiga jenis filter:
1. Filter
informasional,
yakni
faktor
pengetahuan
penerima
yang
membatasi pemahaman simbol.
2. Filter
fisik,
yakni
tingkat
kesadaran
fisik
yang
membatasi
memahami pesan, seperti sakit, dll.
3. Filter
psikologis,
yakni
keadaan
pikiran
penerima
yang
mempengaruhi pemahaman simbol. (Vivian, 2008 : 462)
Menurut John Vivian dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2008)
fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut :
 providing information,
 providing entertainment,
 helping to persuade,
 contributing to social cohesion
Komunikasi massa memiliki tiga efek yaitu :
1. Efek Kognitif (Pengetahuan)
Efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.
Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat
26
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dalam
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Gapaian komunikator dalam efek
kognitif ini hanya sampai batas memberi tahu saja. (Ardianto, 2005 : 50)
2. Efek Afektif (Perasaan)
Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari penggunaan media massa
timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa
itu bisa bermacam – macam, senang sehingga tertawa terbahak – bahak, sedih
hingga menangis, takut sampai merinding, dan lain – lain. (Effendy, 2000 :
319)
3. Efek Behavioral (Perilaku)
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. (Ardianto, 2004 : 56)
Efek behavioral tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media
massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif. Dengan
lain perkataan, timbulnya efek behavioral stelah muncul kognitif dan atau
efek afektif. Dampak behavioral adalah dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. (Effendy, 2000 : 318)
Efek ini merupakan efek yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Orang menonton televisi dan
mereka menirukannya dalam kehidupan mereka sehari – hari. (Effendy,
2000 : 319)
27
Program acara memasak GulaGula dapat menyebabkan para
penontonnya mengalami perubahan perilaku seperti mempraktekkan resep –
resep baru yang ditayangkan.
2.1.3
Media Massa
Media massa yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media
massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat
perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).
(Ardianto, 2005 : 39)
.
Bentuk – bentuk dari media massa adalah sebagai berikut :
1. Media Cetak
Media cetak yang digunakan sebagai komunikasi terdiri dari :
a. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa tertua sebelum ditemukan film, radio
dan televisi. Surat kabar dalam massa orde baru mempunyai misi
menyebarluaskan pesan – pesan pembangunan dan sebagai alat
mencerdaskan rakyat Indonesia. (Ardianto, 2005 : 104)
b. Majalah
Majalah dibagi dalam lima kategori utama, yaitu :
1. General costumer magazine, majalah ini diperuntukkan untuk siapa
saja.
2. Business publication, melayani secara khusus informasi bisnis,
industri, atau profesi.
28
3. Literacy reviews and academic journal, majalahyang mengkritik
sastra dan ilmiah.
4. Newsletter, majalah dengan bentuk khusus.
5. Public realtion magazines, diterbitkan oleh perusahaan dan dirancang
untuk sirkulasi pada perusahaan, karyawan agen, pelanggan, dan
pemegang saham. (Ardianto, 2004 : 107 - 108)
2. Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas juga termasuk yang disiarkan televisi.
(Cangara, 2003 : 138)
3. Media Online
Internet berkembang begitu pesat di dunia dan menggantikan fungsi dari
buku sebagai jendela dunia.
4. Media Elektronik
Media elektronik terdiri dari :
a. Radio
Media radio siaran termasuk pada media elektronik yang sifatnya khas
sebagai media audio (didengar). Karena itu, ketika khalayak menerima
pesan – pesan dari pesawat radio siaran, khalayak berada dalam tatanan
mental yang pasif dan bergantung pada jelas tidaknya kata – kata yang
diucapkan oleh penyiar. (Ardianto, 2005 : 40))
b. Televisi
Media ini merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa,
karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.
29
Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat
audio visual. (Ardianto, 2005 : 40)
2.1.4
Televisi Sebagai Media Massa
Televisi merupakan salah satu media massa elektronik. Pada jaman
modern ini televisi bukanlah hal yang baru lagi melainkan telah menjadi
sebuah kebutuhan manusia. Banyak dari kita menghabiskan waktu sehari –
hari dengan menonton televisi.
Menurut Effendy (1994)
yang
dimaksud
dengan
televisi
adalah
televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciriciri
yang
dimiliki
komunikatornya
komunikasi
melembaga,
massa,
pesannya
yang
berlangsung
bersifat
umum,
satu
arah,
Sasarannya
menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen.
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar,
yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph
Henry dan Michael Faraday pada tahun 1831. Tahun 1907 Campbell
Swinton dan Boris Rosing menggunakan sinar katoda untuk mengirim
gambar. Tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD
sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.
Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna
LCD. Tahun 1995 setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya
proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar
plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Diawal tahun 2000 masingmasing temuan makin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT
30
terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
2008 dan seterusnya, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran
Televisi
digital
(Digital
Television/DTV)
adalah
jenis
TV
yang
menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan
video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.
Sejak penemuan Televisi, berbagai negara di dunia mulai mengenal
televisi
sebagai
sarana
yang
dapat
memberikan
informasi
kepada
masyarakat umum. Televisi di perkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962
yaitu bertepatan dengan pelaksanaan Olahraga Asia IV (Asian games IV)
di jakarta. Peresmian Televisi dengan nama Televisi Republik Indonesia
(TVRI) dibuka presiden Soekarno tanggal 24 Agustus 1962. Selama hampir
tiga dasawarsa masyarakat Indonesia hanya mengenal TVRI, tahun 1989
RCTI hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia. Setelah RCTI
muncullah secara berurutan MNCTV (1991), SCTV, ANTV – Andalas
Televisi (1993), INDOSIAR (1995), MetroTV (2000), Trans 7 (2001),
Trans TV (2001), TV One (2002), Global TV (2002).
Adapun karakteristik televisi adalah sebagai berikut:
A. Audiovisual.
Kelebihan televisi yaitu dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Ini
merupakan
kelebihan
dibandingkan
dengan
radio
yang
hanya
mengandalkan audio saja, tapi itu tidak berarti audio tidak penting.
Baik audio ataupun visual sangat dibutuhkan di televisi.
31
B. Berpikir dalam gambar.
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara, bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah
acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture).
C. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan
lebih
dengan
kompleks
media radio,
karena
lebih
pengoperasian
banyak
melibatkan
televisi
siaran
orang.
Untuk
menyiarkan acara berita yang dibacakan oleh dua orang saja, dapat
melibatkan sepuluh orang bahkan lebih. (Riswandi, 2009 : 5 – 6)
Televisi pada umumnya memiliki tiga fungsi pokok yaitu :
1. Fungsi Penerangan (The information function)
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat
memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat di dalamnya,
yaitu:
a. Immediacy (Kesegaran)
Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh
stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat
peristiwa itu berlangsung.
b. Realism (Kenyataan)
Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual
melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.
32
2. Fungsi Pendidikan (The educational function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk
menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu
banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan
pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan
acara – acara tertentu secara impisit mengandung pendidikan seperti film,
kuis, dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara
pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya umum. Karena
keampuhan itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi
ditingkatkan lagi sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang
disebut instruction television.
3. Fungsi hiburan (The entertainment function)
Fungsi hiburan yang melekat pada televisi sangat dominan. Sebagian
besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara – acara hiburan. Hal ini
dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup
serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak
yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara. (Ardianto, 2004 :
128)
2.1.5
Program – Program Televisi
Kata “programme” memiliki arti acara atau rencana. Jadi program/acara
televisi adalah suatu siaran yang ditayangkan oleh stasiun Tv. Secara teknis
diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari
(horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap
33
harinya. Program televisi Menurut Rukmananda programming adalah teknik
penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
Setiap Program televisi memiliki tujuan yang cenderung sama yaitu
menghibur, memberikan informasi, menambah pengetahuan, dan lain – lain.
Berikut
ini
adalah
tabel
pembagian
program
Morrisan (2005)
Gambar 2.1
Pembagian Program Televisi
televisi
menurut
34
2.1.6
Jurnalistik (Informasi)
Jurnalistik atau berita mendapat banyak definisi dari para ahli.
Beberapa diantaranya disebutkan di bawah ini :
a. Williard C. Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh
wartawan
untuk
dimuat
dalam
surat
kabar karena
menarik
atau
mempunyai makna bagi pembaca. (Newspaper Writing and Editing)
b. Eric C. Hepwood: Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang
penting dan dapat menarik perhatian umum.
c. Chilton R. Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting
diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata – mata menarik
karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu
dalam situasi yang menarik. (Barus, 2010 : 26)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa berita adalah segala
sesuatu mengenai kejadian, fakta, peristiwa dan hal – hal lain yang menarik
perhatian dan penting untuk disampaikan melalui media massa agar diketahui
oleh khalayak.
Morrisan membagi berita menjadi:
1. Hard news
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
audien secepatnya. (Morissan, 2008 : 25)
35
Breaking news, bulletin, spot news dan straight news termasuk dalam
hard news.
2. Soft news
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini
ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita.
(Morissan, 2008 : 27)
Yang
termasuk
dari
soft
news
adalah
feature,
documenter,
dan
talkshow.
Program informasi dalam kategori berita keras atau hard news
dapat dibedakan dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya
sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Perbedaan hard news dan soft news
Hard News
Soft News
Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak mesti ada peristiwa terlebih
dahulu
Peristiwa
harus
aktual
(baru Tidak mesti aktual
terjadi)
Harus segera disiarkan
Tidak bersifat segera (timeless)
Mengutamakan informasi terpenting Menekankan pada detail
36
saja
Tidak
menekankan
sisi
human Sangat
menekankan
sisi
human
interest
interest
Laporan tidak mendalam (singkat)
Laporan bersifat mendalam
Teknik penelitian piramida tegak
Teknik penelitian piramida terbalik
Ditayangkan dalam program berita
Ditayangkan
dalam
program
lainnya
(Morissan, 2008 : 28 – 29)
Berdasarkan jenisnya, feature terdiri dari feature sejarah, tokoh,
perjalanan
atau
pariwisata,
keahlian
atau penyuluhan,
ilmiah,
human
interest, dan feature berita. (Barus, 2010 : 174). GulaGula masuk dalam
program
feature
penyuluhan.
mengerjakan
Hal
keahlian.
yang
sesuatu
Feature
keahlian
disuluhkan
berupa
(how-to-do-it).
Selain
disebut
keahlian
itu,
juga
membuat
juga
feature
atau
menyuluhkan
bekerjanya sebuah mesin atau menceritakan proses. Feature keahlian
bertujuan untuk memberikan pengetahuan. Biasanya juga selalu ada hal –
hal baru yang belum diketahui sebelumnya. (Barus, 2010 : 181).
GulaGula menayangkan mengenai bagaimana proses memasak sebuah
resep makanan dan bertujuan untuk memberikan pengetahuan inovasi resep
– resep baru yang kreatif bagi para penontonnya.
37
2.1.7
Variabel - Variabel
Peneliti akan memaparkan beberapa variabel yang ada di dalam program
GulaGula. Variabel – variabel tersebut adalah :
1. Host
Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah
acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang
dibawakannya. Dengan demikian. Selain jenis acara, figur host yang
bersangkutan juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang host yang
berkarakter akan menjadi daya tarik sebuah acara. Jika host-nya ternyata
tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut ditinggalkan oleh pemirsa.
Untuk itu setiap produser sebuah acara harus betul – betul selektif memilih
para host. Artinya, pertimbangan pemilihannya tidak didasarkan karena
kecantikan dan popularitasnya, tapi juga integritas dan karakternya. (Baksin,
2006 : 155)
Dalam program GulaGula host memegang peranan yang penting
karena host bertugas untuk menjadi chef juga. Chef Bara Pattiradjawane
adalah host di program GulaGula. Chef Bara memandu GulaGula dari
segmen pertama hingga akhir dengan resep – resep yang bervariatif di setiap
episode GulaGula.
2. Naskah
Darmanto (1998) mengungkapkan bahwa naskah merupakan bentuk
tertulis dari suatu bentuk gagasan atau pemikiran orang / kelompok yang
telah disistematiskan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan penyelenggara
siaran radio ataupun televisi.
38
Ada banyak hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
naskah. Dilihat dari penelitian ini, peneliti hanya mengambil beberapa hal
saja yang ada di dalam naskah GulaGula, diantaranya jelas, sederhana, aktif,
imajinatif, dan logis.
3. Lokasi
Lokasi adalah hal penting dalam membuat suatu program. Lokasi
dapat mempengaruhi minat para penonton untuk menonton program tersebut.
Lokasi yang ada dalam program GulaGula sangat sederhana karena GulaGula
selalu mengambil lokasi shooting di outdoor. GulaGula selalu mengandalkan
keindahan alam Indonesia.
4. Kostum
Dalam dunia pertelevisian, berpakaian pada saat berbicara di depan
publik tidak selalu harus mewah, cukup berpakaian dengan menarik. Jika
sedang membawakan suatu acara kita harus memperhatikan kesesuaian
pakaian dengan pemirsa. Pakaian yang dipakai sebaiknya jangan berlebihan
karena seharusnya penonton menyaksikan apa yang penyiar sampaikan,
bukan apa yang ia pakai. (Baksin, 2006 : 169 – 170)
Host/chef GulaGula hampir di setiap episode menggunakan kostum
yang santai. Kostum host terkadang disesuaikan dengan tempat atau daerah
tempat shooting dilaksanakan yaitu host mengenakan pakaian adat daerah
tersebut. Kostum host akan berbeda pada episode – episode tertentu, seperti
saat hari raya atau hari besar lainnya.
39
5. Gimmick
Gimmick adalah trik – trik yang digunakan untuk mendapatkan
perhatian penonton dalam bentuk sound effect, musik ilustrasi, mimik,
ekspresi, dan acting pemain, jokes, teknik editing dan pergerakan kamera.
Gimmick dapat berdiri sendiri tanpa harus berkaitan dengan kesinambungan
kamera. (Naratama, 2004 : 112)
2.1.8
Perilaku
Komunikasi massa atau komunikasi yang disiarkan melalui media massa
memiliki tiga efek yang telah dibahas sebelumnya. Efek komunikasi massa yang
terdiri dari afektif, konatif dan behaviour merupakan konsep yang penting.
Setiap kegiatan komunikasi diharapkan mempunyai efek terhadap perilaku.
Menurut Chaplin dalam buku Hamidi :
“Segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Dalam
Pengertian yang lebih sempit perilaku dapat dirumuskan hanya mencakup
reaksi yang dapat diamati secara umum atau obyektif”
(Hamidi, 2007 : 100)
Menurut sumbernya perilaku dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
1. Perilaku yang alami (innate behaviour)
Berupa insting – insting refleks, pembawaan yang berhubungan dengan
kepribadian yang dibawa sejak lahir.
2. Perilaku operan (Operant behaviour)
Yakni perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
(Hamidi, 2007 : 101)
40
Berdasarkan dua kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi dua faktor yaitu yang berasal dari dalam dirinya dan yang
berasal dari luar. Sesuai dengan penelitian ini responden mengalami operant
behaviour, perilaku yang mereka miliki yaitu perilaku memasak berasal dari
proses belajar dari menonton program GulaGula, bukanlah perilaku yang dibawa
sejak lahir.
2.1.9
Ibu Rumah Tangga
Rumah tangga adalah sekelompok orang yang tinggal dibawah satu atap
atau dalam satu bangunan dan mempunyai dapur dan anggaran rumah tangga
yang sama. (Sukarni, 2003 : 15) Jadi ibu rumah tangga adalah seorang wanita
yang telah menikah dan menyandang status sebagai seorang istri atau ibu yang
tinggal bersama seorang kepala keluarga dan anak – anak mereka. Ibu rumah
tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai seorang
wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah
tangga.
Peran sebagai ibu rumah tangga seringkali dipandang biasa saja oleh
beberapa kalangan. Di mana pun ibu rumah tangga adalah satu status peran yang
sebenarnya tidak bisa dengan sendirinya dapat dijalani tanpa perlu persiapan.
(Anggraeny, 2008 : 87)
Secara singkat untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional, ada 3
elemen yang harus terpenuhi. Yakni seorang ibu rumah tangga harus memiliki
kompetensi baik dalam hal kerumahtanggaannya, memiliki kepatuhan pada
sistem yang telah disepakati bersama seluruh anggota keluarga, serta memiliki
41
pribadi yang memberikan keuntungan (bermanfaat bagi anggota keluarga.
(Anggraeny, 2008 : 84)
2.2
Teori Khusus yang Berkaitan dengan Istilah yang Ada di Judul
Skripsi
2.2.1
Teori Uses and Gratification
Teori Uses and Gratification pertama kali diperkenalkan oleh Herbert
Blumer dan Elihu Kartz (1974). Teori ini mengatakan bahwa penggunaan media
memainkan peran aktif
untuk memilih dan menggunakan media tersebut.
Dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses
komunikasi. Teori Uses and Gratification mengasumsikan bahwa pengguna
mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. (Nurudin, 2007 :
191)
Konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana
(lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya. (Nurudin, 2007 : 192) Teori ini memusatkan perhatian
pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas
kebutuhan seseorang.
Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber –
sumber lain dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan. Penelitian yang
menggunakan uses and gratifications memusatkan perhatian pada kegunaan isi
media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. (Ardianto, 2004
: 70)
42
Penerapan teori uses and gratifications dengan penelitian ini adalah
konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana
(melalui media apa) dan apa dampak media itu bagi kehidupan. Hal ini
tercermin juga dalam studi kasus ini, dimana seorang ibu rumah tangga
memilih dan
menggunakan media televisi untuk memenuhi kebutuhannya.
Peran sebagai seorang ibu rumah tangga bukan hal mudah. Berbagai macam
kesibukan dan kewajiban menghiasi hari – hari mereka. Memasak adalah
kegiatan sehari – hari mereka. Melalui program GulaGula yang tayang di Trans
Tv para ibu rumah tangga akan mengalami perubahan perilaku setelah menonton
GulaGula. Perubahan perilaku tersebut merupakan salah satu pemenuhan
kebutuhan mereka melalui media yang mereka pilih yaitu televisi.
2.2.2 Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial memiliki argumentasi bahwa manusia meniru
perilaku yang dilihatnya, dan proses peniruan ini terjadi melalui dua cara
yaitu intimidasi dan identifikasi. Imitasi adalah replikasi atau peniruan
secara langsung dari perilaku yang diamati. Identifikasi merupakan perilaku
meniru yang bersifat khusus yang mana pengamat tidak meniru secara
persis sama apa yang dilihatnya namun membuatnya menjadi lebih umum
dengan memiliki tanggapan yang berhubungan. (Morissan, 2010 : 98 – 99)
Penerapan teori kognitif sosial dengan penelitian ini adalah dengan
menyaksikan program memasak GulaGula maka para ibu rumah tangga akan
mengalami perubahan perilaku memasak seperti meniru resep – resep yang
43
ditayangkan, menjadikan memasak sebagai hobi mereka, membuka usaha
catering, rumah makan dan lain - lain.
2.3
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan dari teori – teori yang telah dijelaskan maka peneliti membuat
suatu kerangka pemikiran mengenai penelitian ini, yaitu :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
2.4
Operasional Konsep
Untuk melanjutkan penelitian maka perlu dibuat operasional konsep.
Operasional konsep dibuat dengan tujuan supaya penelitian tidak melenceng.
Pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan wawancara disusun
berdasarkan operasional konsep.
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta – fakta yang
diperoleh dari pengamatan. (Kriyantono, 2007 : 17) Pengetahuan tentang konsep
perlu dimengerti karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses
riset dengan cara mengkombinasikan karakteristik – karakteristik tertentu, objek –
44
objek atau individu – individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua,
konsep menyederhanakan komunikasi diantara orang – orang (ilmuwan, akademisi,
praktisi, mahasiswa) yang ingin berbagi pemahaman untuk membangun variabel
maupun
skala
pengukuran
yang
digunakan.
Ketiga,
sebagai
dasar
untuk
membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan. (Kriyantono,
2007 : 18)
Variabel penelitian dibutuhkan dalam penyusunan operasional konsep.
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Operasional konsep dalam penelitian terdiri atas dua variabel, yaitu :
1.
Variabel Independent (variabel pengaruh/bebas)
Variabel Bebas (X) sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
anteceden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.
(Sugiyono, 2009 : 39)
Variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah Program Memasak GulaGula
yang terdiri dari beberapa dimensi, yaitu :
a. Host/Chef
b. Naskah
c. Gimmick
d. Kostum
e. Lokasi
45
2. Variabel Dependent (Variabel terikat)
Variabel dependen (Y) : sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2009 : 39)
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah perilaku memasak ibu rumah
tangga yang terdiri dari beberapa dimensi, yaitu :
a. Efek Kognitif (Pengetahuan)
b. Efek Afektif (Perasaan)
c. Behaviour (Perilaku)
Riset bergantung pada pengamatan, dan pengamatan tidak dapat dibuat tanpa
pernyataan atau batasan yang jelas mengenai apa yang diamati. Sebuah konsep
harus dioperasionalkan agar dapat diukur, proses ini disebut operasional konsep.
Mengoperasionalisasikan konsep sama dengan menjelaskan konsep berdasarkan
parameter
dan
indikator
(Kriyantono, 2007 : 26)
–
indikator
yang
dapat
diberikan
skor
nantinya.
46
Operasional konsep dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.2
Operasional Konsep
Variabel
Dimensi
Host/Chef
Indikator
Pengukuran
1. Chef mengetahui dan
memahami acara yang
akan dibawakan
2. Cara chef berbicara
menarik penonton
3. Artikulasi dan nada
bicara chef jelas
4. Chef memiliki body
Skala Likert
Interval
5 = Sangat Setuju
4= Setuju
language/bahasa tubuh
3 = Ragu – ragu
Variabel X
yang baik
2 = Tidak Setuju
Tayangan
5. Chef merespect
Program
penonton
“GulaGula”
Naskah
1. Naskah memiliki unsur
pengetahuan
2. Informasi yang
diberikan bermanfaat
3. Naskah mengalami
inovasi
1 = Sangat Tidak
Setuju
47
Gimmick
1. Memberikan tema
yang berbeda dari
acara memasak lainnya
2. Host selalu
memberikan unsur
kejutan dan sesuatu
yang berbeda
Kostum
1. Kostum yang
digunakan host menarik
2. Kostum yang
digunakan host sesuai
dengan tema acara
Lokasi
1. Lokasi shooting selalu
menampilkan alam dari
daerah tempat shooting
2. Lokasi berbeda setiap
episode
Efek Kognitif
1. Audience mengetahui
(Pengetahuan)
jenis tayang acara
memasak ini
2. Informasi yang
diberikan membuat
audience ingin
48
mengetahui informasi
lebih banyak lagi
3.
Audience mampu
memahami informasi
yang diberikan
1. Audience merasa
Perilaku
Memasak Ibu
wawasan
Interval
pengetahuannya
5
bertambah dengan
Variabel Y
Efek Afektif
(Perasaan)
Rumah Tangga
menonton acara ini
2. Audience merasa
=
Sangat
Setuju
4= Setuju
3 = Ragu – ragu
terhibur lewat acara
2 = Tidak Setuju
ini
1 = Sangat Tidak
3. Timbul keinginan dari
audience untuk
menonton acara ini
setiap minggu
Efek Behavioral 1. Audience
(Perilaku)
Skala Likert
mempraktekkan resep
yang ditonton
2. Audience menjadikan
kegiatan memasak
sebagai hobi yang
Setuju
49
menguntungkan
4. Audience memilih
mempraktekkan resep
daripada membeli
makanan jadi
Download