HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010) Sulastri I34063262 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ABSTRACT SULASTRI. Correlate Between Leadership Style With The Effectiveness of Communication within Organization (Case Student Organization BEM KM IPB Period 2009-2010). Supervised by SUTISNA RIYANTO. Leadership style and the effectiveness of communication within organization which build in student organization will determine attainment aims organization. BEM KM IPB (Badan Eksekutif Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) is a formal student organization in level university education. The purpose of this research was to identification the leadership style, to describe the process of communication, to know the effectiveness of communication, and to measure the correlate between leadership style and communication’s process with the effectiveness of communication in BEM KM IPB. The number of respondents in this research were 76 people, with 21 people in levels an ministry and 55 people in levels staff. In general, the leadership style in BEM KM IPB is participative. Although, the members still needs initiative from leader. Communication process in BEM KM IPB enough active based on the direction, media, and the subject of communication. Communication within organization was effective, because the five commponent of effectiveness communication was effective. Leadership style and communication process proven correlate with the effectiveness of communication, and based on media, communication directive, and matter of communication proven corelate with effectiveness of communication. Keywords: communication, organization, effectiveness communication. ii RINGKASAN SULASTRI. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010). Di bawah bimbingan SUTISNA RIYANTO. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat perguruan tinggi. Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang dibangun dalam organisasi tersebut akan menentukan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB, mendeskripsikan proses komunikasi organisasi yang terjadi, mengetahui efektivitas komunikasi organisasi, dan mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Populasi penelitian adalah pengurus organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB yang berjumlah 144 orang yang terbagi dalam 13 bagian yaitu 10 kementerian, satu Biro Bisnis dan Kemitraan, satu IPB Social Politic Center (ISPC), dan Badan Pengurus Harian (BPH). Jumlah responden adalah 76 orang yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi dua strata, yaitu pimpinan (21 orang) dan staf (55 orang). Data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan dari hasil kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari data base dan Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel, tabulasi silang, tabel frekuensi, dan uji korelasi Rank Spearman. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB adalah partisipatif, namun pimpinan masih cukup diandalkan untuk memberikan inisiatif. Penerapan gaya kepemimpinan di BEM KM IPB bergantung pada situasi dan kondisi serta berbeda di setiap kementrian atau biro. Proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB dapat dikatakan sudah cukup aktif, jika dilihat dari arah dan media. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi diagonal merupakan arah komunikasi yang cukup sering digunakan, karena anggota memerlukan koordinasi kerja dari kementerian lain. Menurut media komunikasi, media tatap muka paling sering digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah komunikasi. Komunikasi organisasi yang terjadi di organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB sudah efektif, karena pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan sudah dikatakan efektif. Pengertian dan tindakan memiliki nilai skor tertinggi, karena materi komunikasi yang disampaikan adalah tentang keorganisasian. Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi meliputi direktif dengan kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan tindakan; konsultatif dengan pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap; partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik; dan delegatif dengan kesenangan. iii Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap, media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi nonorganisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan, laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap. Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan. iv HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010) SULASTRI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 v DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Sulastri NRP : I34063262 Judul : Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010) Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui Dosen Pembimbing, Ir. Sutisna Riyanto, M.S NIP. 19620115 198803 1 004 Mengetahui Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1003 Tanggal Pengesahan : vi PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun kecuali kutipan yang ada dalam tulisan ini. Sumber informasi yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Bogor, September 2010 SULASTRI I34063262 vii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kediri, 11 April dan anak pertama dari empat bersaudara. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN I Jati Tarokan, Kediri. Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan di SLTP Negeri 1 Tarokan Kediri dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan SMA Negeri 5 Kediri. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada tahun 2006 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 2007 masuk di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekologi Manusia, penulis menjadi anggota organisasi di Organisasi Mahasiswa Daerah Kediri (Kamajaya) dan Forum Syiar Islam Fakultas Ekologi Manusia (FORSIA). Penulis pernah mengikuti kepanitiaan Masa Perkenalan Fakultas, Masa Perkenalan Departemen, dll. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Sosiologi Umum pada Tahun 2009-2010. viii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah “Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah KPM 499. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, menganalisis serta mengukur hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi BEM KM IPB. Demikian skripsi ini penulis sampaikan semoga bermanfaat. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen pembimbing studi pustaka dan skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta kesabarannya 2. Ir. Richard WE. Lumintang, MSEA sebagai dosen penguji utama dan Ibu Heru Purwandari, SP. Msi sebagai dosen penguji wakil Komisi Pendidikan dan pembimbing akademik 3. Keluarga tercinta 4. Ach. Firman Wahyudi dan Ach. Deni, serta segenap jajaran pengurus BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi (2009-2010) 5. Evi Mariani dan Widia yang menyediakan data sekunder. Semoga sukses selalu. 6. Teman-teman satu bimbingan skripsi Angel dan Demul, sukses selalu. 7. Teman-teman KPM’43 (Link2, Feby, Rai, Ani, Gigi, Evi dan teman-teman semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu) 8. Pondok Dinar Community yang menemani baik saat suka maupun duka. 9. Teman-teman B12 dan A03 serta teman-teman semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu ix 10. Ach. Fahruddin beserta segenap jajaran pengurus BEM TPB 2009-2010 yang membantu dalam pengujian reliabillitas kuesioner. 11. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan kerjasamanya selama ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Bogor, September 2010 Penulis x DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 1.3. Tujuan ............................................................................... 1.4. Manfaat ............................................................................. 1 1 3 4 4 BAB II. TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 2.1.1. Teori Kepemimpinan ............................................... 2.1.2. Gaya Kepemimpinan ............................................... 2.1.3. Konsep Organisasi ................................................... 2.1.4. Komunikasi Organisasi ............................................ 2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi .......................... 2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................ 2.3. Hipotesis Penelitian ............................................................ 6 6 6 8 13 17 21 25 27 BAB III. PENDEKATAN LAPANG ....................................................... 3.1. Metode Penelitian ............................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 3.4. Teknik Analisis Data ........................................................... 3.5. Definisi Operasional ........................................................... 3.6. Reliabilitas Instrumen ......................................................... 28 28 28 28 30 31 33 BAB IV. GAMBARAN UMUM ............................................................... 4.1. Gambaran Umum BEM KM IPB ....................................... 4.1.1. Sumberdaya Organisasi ........................................... 4.1.2. Struktur Organisasi .................................................. 4.2. Gambaran Umum Responden ............................................. 34 34 35 39 43 BAB V. GAYA KEPMIMPINAN BEM KM IPB ................................ 45 BAB VI. PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI BEM KM IPB .................................................. 6.1. Proses Komunikasi Organisasi ........................................... 6.2. Efektivitas Komunikasi Organisasi ..................................... 49 BAB VII. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKIKSI ........................................................................ 7.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi ....................................................................... 49 52 54 54 xi Halaman 7.2. Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ........................................................................ 7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ............................................................ 7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ............................................................ 7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ............................................................ BAB VIII.KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 8.1. Kesimpulan ......................................................................... 8.2. Saran ................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56 56 58 59 63 64 65 67 xii DAFTAR TABEL Nomor Halaman Teks 1. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 2. Jumlah Pengurus BEM KM IPB periode 2009-2010 Berdasarkan 29 Jenis Kelamin .................................................................................... 37 3. Distribusi Responden Menurut Karakteristik ................................... 43 4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan BEM KM IPB ................................................................................... 5. Rata-rata Skor Komunikasi Organisasi Berdasarkan Media dan Arah Komunikasi .............................................................................. 6. 49 Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi Organisasi .......................................................................................... 7. 45 52 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi .......................................................................................... 54 8. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ........ 57 9. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ......... 58 10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ....... 60 Lampiran 1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif .................................... 68 2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif .............................. 68 3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif ............................... 68 4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif ................................. 69 5. Korelasi Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ........................................................................................ 70 xiii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Teks 1. 2. 3. Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal (a), lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal dan horizontal (d), dan oval (e) ........................................................... Kerangka Pemikiran ..................................................................... 15 Struktur Organisasi BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi Periode 2009-2010 ........................................................................ 42 27 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak yang lain. Tujuan dari komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna dari pesan yang disampaikan tersebut. Komunikasi akan memudahkan seseorang untuk berinteraksi secara sosial dengan anggota masyarakat lainnya dan membantu kita dalam melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita (Masita, 2005). Dewasa ini kehidupan manusia semakin kompleks yang menyebabkan kebutuhannya pun juga bertambah. Oleh karena itu, untuk memenuhi sebagian dari kebutuhannya tersebut manusia membentuk organisasi. Organisasi diartikan sebagai suatu sistem, mengordinasi aktivitas, dan mencapai tujuan bersama atau umum. Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu bagian terganggu maka akan berpengaruh pada bagian lainnya (Muhammad, 2004). Organisasi yang dibentuk memiliki tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini atau kondisi yang partisipan usahakan melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka. Adapun fungsi organisasi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi orang. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat perguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB berperan sebagai penyampai aspirasi mahasiswa, membela hak-hak mahasiswa jika terjadi ketidakadilan yang dirasa merugikan posisi mahasiswa, dan membantu kelancaran kegiatan akademik di kampus. Organisasi kemahasiswaan ini keanggotaannya mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari berbagai jurusan dan angkatan. 2 Lebih dari 70 persen hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi, sehingga komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi (Sari, 2005). Menurut Kohler (1981) dalam Muhammad (2004) komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Adanya komunikasi yang baik, maka organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Sebaliknya, jika komunikasi yang dibangun tidak baik maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan lancar (Muhammad, 2004). Bahkan komunikasi organisasi disebut sebagai darah bagi kehidupan organisasi (Goldhaber,1993 dalam Sari, 2005). Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi, salah satunya adalah adanya pemimpin dalam organisasi tersebut yang memimpin secara efektif. Pemimpin dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler, 1981 dalam Muhammad, 2004). Menurut Raharja (2005) kegagalan berbagai pendekatan tentang kualitas seperti Total Quality Management (TQM) Business Process Reenginering (BPR) dan pendekatan lainnya telah menimbulkan perubahan perspektif dalam memandang kualitas dan dimensi manusia dalam organisasi. Inti penyebab kegagalan pendekatan tersebut terletak pada unsur dimensi manusia, yaitu kurangnya komitmen berbagai pihak (dimensi manusia) yang terlibat dalam organisasi dari berbagai level struktur, fungsi, dan kompetensi dan secara lebih khusus pimpinan organisasi. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa seorang pemimpin mempunyai peranan yang penting dalam keberlanjutan sebuah organisasi atau perusahaan. Purwanto (2004) menyebutkan bahwa Universitas Michigan pada Tahun 1990 serta Pennsylvania State University dan Wake Forest University pada Tahun 1991 mendokumentasikan pentingnya ketrampilan berkomunikasi untuk mencapai sukses organisasional. Sebagai contoh, dalam survey Penn State atas para eksekutif perusahaan, kualitas utama yang dicari pada lulusan baru adalah kemampuan kepemimpinan, yaitu sebesar 79,7 persen. Dimana kemampuan kepemimpinan tersebut menduduki urutan kedua setelah ketrampilan komunikasi lisan dan tulisan, yaitu sebesar 83,5 persen. Menurut data ini seseorang 3 diharapkan mampu untuk memimpin selain bisa berkomunikasi, karena hal ini akan mempengaruhi kehidupan organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan masalah sentral dalam kepengurusan organisasi, maju mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, senang tidaknya orang bekerja dalam organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan (Hidayat, 2005). Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan pada sebuah organisasi akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan anggotanya dalam rangka menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan (Rivai, 2007 dalam Saleh, 2009). Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang dibangun dalam organisasi kemahasiswaan akan menentukan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi merupakan landasan awal atau akan mempengaruhi keberlanjutan sebuah organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi dalam organisasi patut diperhatikan, khususnya pemimpin dalam organisasi tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Efektivitas komunikasi organisasi dan tercapainya tujuan organisasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpin sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang dalam sebuah organisasi memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Penerapan gaya kepemimpinan oleh seorang pemimpin dalam proses pencapaian tujuan organisasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi organisasi. Demikian juga dengan proses komunikasi yang terjadi dengan efektivitas komunikasi organisasi. Gaya kepemimpinan, proses komunikasi, dan efektivitas komunikasi organisasi yang dilakukan oleh pimpinan organisasi menarik untuk diketahui. Dalam penelitian ini perumusan masalah yang diangkat adalah: 4 1. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB untuk mencapai tujuan organisasi? 2. Bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB? 3. Sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB? 4. Sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah yang hendak dikaji di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. 2. Mendeskripsikan proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB. 3. Mengetahui efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB. 4. Mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. 1.4. Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi” ini antara lain: 1. Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan kajian bagi peneliti lanjutan mengenai gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi. 5 2. Bagi pihak IPB atau instansi terkait, hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan kebijakan yang disusun terkait dengan bidang kemahasiswaan. 3. Bagi pihak BEM KM IPB Perode 2009-2010 sebagai gambaran dan bahan kajian untuk meningkatkan kinerja. 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Kepemimpinan Pemimpin dianggap sebagai tokoh sentral dalam kehidupan organisasi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi dengan kata lain suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kepemimpinan. Oleh karena itu, segala hal berhubungan dengan kepemimpinan menjadi perhatian dan menarik untuk dipelajari. Hasil penelaahan membuktikan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena yang sangat kompleks, sehingga kemampuan efektif kepemimpinan memerlukan berkesinambungan, proses ditanamkan, pengembangan dirintis, dan yang dibina terus menerus sepanjang masa (Wiriadihardja, 1987). Kepemimpinan menurut Thoha (1991) adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus terikat terjadi dalam suatu organisasi tertentu melainkan dapat terjadi dimana saja, asalkan seorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya tujuan tertentu. Cahayani (2003) mendefinisikan pemimpin sebagai individu dalam kelompok atau organisasi yang bertugas membimbing dan mengkoordinir aktivitas kelompok organisasi tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa memimpin sama dengan me-manage. Sesungguhnya me-manage mempunyai arti yang lebih luas daripada sekedar memimpin, seorang manajer harus mampu melakukan kegiatan perencanaan, mengorganisir, dan pengawasan. Seorang pemimpin hanya diminta untuk membujuk anggotanya melakukan tindakan sesuai dengan keinginan pemimpin. Jadi, kepemimpinan merupakan kemampuan membujuk orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun Thoha (1991) mengemukakan bahwa seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin asalkan mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk 7 mempengaruhi perilaku orang lain. Artinya, seorang pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi manajer bisa berperilaku sebagai seorang pemimpin. Ketika membahas tentang kepemimpinan akan terkait dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Terdapat beberapa pendapat mengenai lahir dan berkembangnya seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat. Ada yang bependapat bahwa kepemimpinan itu adalah potensi yang dibawa sejak lahir dan ada pula yang meyakini bahwa pemimpin lahir karena situasi yang menghendaki. Berikut ini dikemukakan teori-teori kepemimpinan menurut para ahli. Thoha (1991) mengungkapkan teori kepemimpinan sebagai berikut: 1) Teori Sifat (Trait Theory) Teori ini memandang bahwa perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan kepada sifat-sifat umum yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibuat. 2) Teori Kelompok Teori ini beranggapan bahwa agar kelompok dapat mencapai tujuantujuannya maka harus terdapat pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. 3) Teori Situasional Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang dikombinasikan dengan situasi akan mampu menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja. 4) Teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory) Dalam teori ini digambarkan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan anggotanya. Menurut Siagian (1999) dalam memahami gerak perubahan kemunculan seorang pemimpin, ada tiga teori kepemimpinan, yaitu: 1) Teori Genetis Teori genetis menyebutkan bahwa pemimpin tidak dapat diciptakan tetapi muncul karena bakat luar biasa sejak lahir. Seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Seorang pemimpin ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan 8 kondisi macam apapun. Secara filosofis, pandangan ini tergolong pandangan fatalis atau deterministis. 2) Teori Sosial Teori sosial berkebalikan dengan teori genetis. Dalam teori ini dinyatakan bahwa pemimpin tidak lahir begitu saja tetapi harus disiapkan dan dibentuk. Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang bisa saja menjadi pemimpin asalkan diberikan pendidikan dan memiliki pengalaman yang cukup. 3) Teori Ekologis Seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik jika pada saat lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. 2.1.2. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan digunakan oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan aktivitas kepemimpinannya, yaitu untuk mempengaruhi perilaku orang lain yang pada akhirnya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain. Terdapat dua kategori gaya kepemimpinan yang ekstrim, yaitu gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang berdasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas, sementara gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Thoha, 1991). Lewin et al., dalam Goldberg dan Larson (1985) membagi gaya kepemimpinan ke dalam empat jenis, yaitu: 1) Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter lebih cenderung mencerminkan gambaran tentang manusia yang negatif. Selain itu, kepemimpinan otoriter mengeksportir 9 ketergantungan pengikutnya dengan cara menentukan kebijakan kelompok tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada anggota kelompok, dengan mendikte tugas pada kelompok, menetapkan prosedur dalam mencapainya, menguji dan mengkritik anggota kelompok secara subjektif serta menganut sikap yang mengambil jarak dan formal. Komunikasi dalam kelompok tersebut pada dasarnya dilakukan melalui pemimpin karena para anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Gaya kepemimpinan ini sangat memaksa dan mendesakkan kekuasaannya pada bawahan. Bawahan dikendalikan dan diperintah seperti tidak mempunyai martabat manusia, tidak mempunyai pikiran, dan kehendak sendiri. 2) Kepemimpinan Demokratis Pandangan seorang pemimpin yang demokratis terhadap orang lain lebih optimis dan positif daripada pandangan pemimpin otoriter. Kepemimpinan seperti ini berpendapat bahwa orang mampu mengarahkan diri sendiri dan berusaha menyajikan kepada pengikut-pengikutnya suatu kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan bertindak sendiri. Pemimpin demokratis mendukung komunikasi diantara para anggota kelompok dengan cara mendorong mereka untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dan kegiatan kelompok. Pemimpin berbuat demikian dengan cara mengajukan beberapa sasaran dan prosedur alternatif, memperkenalkan anggota untuk memilih sendiri pasangan dalam bekerja, memuji, dan mengkritik secara objektif. 3) Kepemimpinan Laissez Faire Kepemimpinan laissez faire pada dasarnya menunjukkan suatu pola pengabaian yakni dimana pemimpin yang dipilih atau tokoh berwenang dalam suatu kelompok berusaha menghindari suatu tanggung jawab terhadap pengikutnya. Selain itu, kepemimpinan ini menghindari partisipasi dan menganut suatu sikap yang tak acuh terhadap orang lain. Gaya kepemimpinan jenis ini menyediakan materi dan informasi hanya jika diminta dan jarang bahkan sama sekali tidak memberi pujian dan kritik. 10 4) Kepemimpinan Non Direktif Kepemimpinan dimana pemimpin menjauhi usaha mendominasi kelompok dan mendorong anggota-anggota kelompok untuk lebih bertanggungjawab. Pemimpin menolak untuk memberi pengarahan pada kelompok tetapi mencoba untuk mengerti apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh anggota kelompoknya. Sementara itu Thoha (1991) mengemukakan empat gaya dasar kepemimpinan. Keempat gaya dasar tersebut adalah sebagai berikut: 1) Direktif Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan karena gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan dan pelaksanaannya diawasi ketat oleh pemimpin. 2) Konsultatif Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan karena dalam menggunakan gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin. 3) Partisipatif Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang secara bergantian. Saat menggunakan gaya ini pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar ada pada pihak pengikut. 11 4) Delegatif Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Dalam hal ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk mengambil keputusan sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. Thoha (1991) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan orang yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dari suatu situasi ke situasi lainnya. Pola perilaku pemimpin mengarahkan dan memerintahkan serta perilaku menumbuhkan dukungan dapat terjadi bersamaan dan tergabungkan ke dalam berbagai variasi, atas dasar ukuran pokok yaitu: 1) Besarnya pengarahan atau perintah yang diperlukan atau yang diperlakukan oleh pemimpin 2) Besarnya dukungan dan dorongan semangat yang diperlukan dan diberikan oleh pemimpin 3) Besarnya keterlibatan orang yang dipimpin. Reddin (1970) dalam Wiriadihardja (1987) mengemukakan gaya kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif yang disebut dengan gaya “The Tri Dimensional Grid”. Penjelasan mengenai gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Executive, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya pergaulan yang tinggi dan menggunakannya secara tepat, oleh karena itu gaya kepemimpinan ini paling efektif. Pemimpin jenis ini dikatakan sebagai motivator yang baik dan menentukan standar yang tinggi, memperlakukan setiap orang agak berbeda dan menyenangi manajemen secara tim. 12 2) Compromiser, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya pergaulan tinggi tetapi menggunakannya pada situasi yang mempersyaratkan hanya satu atau bahkan kedua-duanya kurang tepat atau tidak perlu. Oleh karena itu, dianggap kurang efektif. Pemimpin ini digolongkan pengambil keputusan yang lemah dan telah dipengaruhi rongrongan, berusaha mengurangi tekanan dan permasalahan, daripada secara konsepsional meningkatkan produktivitas. Tipe ini lebih suka kerukunan. 3) Benevolent Autocrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun daya orientasi pergaulan rendah tetapi mempunyai rasa tugas tinggi dan menggunakannya pada situasi yang tepat, oleh karena itu dianggap efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang yang mengetahui apa yang dikehendaki dan mengetahui bagaimana cara memperolehnya, tanpa menimbulkan keteganganketegangan. 4) Autocrat, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan orientasi pergaulan yang rendah, menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh karena itu tidak efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang yang kurang mempercayai orang lain dan kurang menyenangkan serta hanya mementingkan tugas semata. 5) Developer, adalah seoarang pemimpin yang mempunyai rasa tugas yang rendah tetapi daya pergaulan tinggi dan menggunakannya pada situasi yang tepat, oleh karena itu lebih efektif. Pemimpin jenis ini memiliki kepercayaan khusus pada bawahan serta mengembangkannya secara individual. 6) Missionary, adalah pemimpin yang meskipun mempunyai daya pergaulan tinggi, tetapi rasa tugas yang rendah dan menggunakan pada situasi yang tidak tepat. Oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang yang selalu mengutamakan keseimbangan dan keserasian (harmoni). 7) Bereaucrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun memiliki rasa tugas dan daya pergaulan rendah, tetapi menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh karena itu, dianggap tidak efektif. Pemimpin jenis ini digolongkan sebagai orang yang menyadari dan terutama memegang teguh peraturan dan prosedur serta mengendalikan sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya. 13 8) Desester, adalah pemimpin yang memiliki rasa tugas dan daya pergaulan rendah oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini memiliki pandangan sebagai orang yang pasif tidak merasa terlibat dalam pekerjaan dan melarikan diri pada kenyataan dan tanggung jawabnya. Berdasarkan kedelapan gaya kepemimpinan di atas, Reddin menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif meliputi executive, developer, benevolent autocrat, bereaucrat dan yang termasuk gaya kepemimpinan yang tidak efektif adalah compromiser, missionary, autocrat, dan desester. 2.2.3. Konsep Organisasi Pengertian organisasi sekarang ini telah bergeser dari pengertian organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerjasama kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Cahayani, 2003). Cahayani juga menambahkan mengenai ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian tersebut adalah: (1) terdiri dari dua orang atau lebih, (2) ada kerjasama, (3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan (4) ada tujuan yang ingin dicapai. Cahayani (2003) menyebutkan bahwa selain memiliki karakteristik umum, organisasi juga memiliki manfaat, diantanya: (1) untuk melayani masyarakat, (2) untuk mencapai sasaran yang tidak dapat atau sulit dicapai seorang diri, dan (3) untuk mempertahankan pengetahuan. Selaras dengan pendapat Cahayani, Muhammad (2004) juga menyebutkan bahwa organisasi berfungsi untuk: (1) memenuhi kebutuhan pokok organisasi, (2) mengembangkan tugas dan tanggung jawab, (3) memproduksi barang atau orang, dan (4) mempengaruhi dan dipengaruhi orang. Salah satu proses (langkah-langkah) pengorganisasian adalah membuat struktur organisasi. Menurut Hasibuan (2008) struktur organisasi adalah suatu 14 gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Lebih jauh bagian-bagian struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tipe organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi tentang tipe organisasi yang dipergunakan (line organization, line and staff organization atau functional organization). 2) Pendepartemenan organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi mengenai dasar pendepartemenan (bagian), apa berdasarkan fungsifungsi manajemen, wilayah, produksi, shif, dsb. 3) Kedudukan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai apa seseorang termasuk kelompok manajerial atau anggota operasional. 4) Jenis wewenang, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang wewenang yang dimiliki seseorang (line authority, staff authority, atau functional authority). 5) Rentang kendali artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai jumlah anggota dalam setiap departemen (bagian). 6) Manajer dan bawahan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai garis perintah dan tanggung jawab, siapa atasan dan siapa bawahan. 7) Tingkat manajer, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai top manager, middle manager, dan lower manager. 8) Bidang pekerjaan, artinya setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan serta tanggung jawab yang dilakukan pada bagian tersebut. 9) Tingkat manajemen, sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan, tetapi juga hierarki manajemen secara keseluruhan. 10) Pimpinan organisasi, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang pimpinan tunggal atau kolektif atau presidium. 15 Menurut Hasibuan (2008) terdapat lima macam struktur organisasi, yaitu struktur organisasi yang berbentuk segitiga baik vertikal maupun horizontal, struktur organisasi yang berbentuk lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk setengah lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk kerucut, dan struktur organisasi yang berbentuk oval. Masing-masing dari bentuk struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. a. b. d. c. e. Gambar 1. Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal (a), lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal dan horizontal (d), dan oval (e) Struktur organisasi berbentuk segitiga memiliki ciri-ciri: puncak segitiga (A) merupakan kedudukan top manajer. Selain itu, struktur ini juga memiliki kelebihan yang meliputi: tingkat manajer dan kedudukan setiap anggota jelas dan mudah diketahui, garis perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan, rentang kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui, posisi kedudukan setiap anggota (manajerial/operasional) jelas dan mudah diketahui, jenis wewenang yang dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui, pimpinan organisasi jelas kelihatan, dan berapa tingkat (golongan) organisasi mudah diketahui. Namun, struktur ini juga memiliki dua kekurangan, yaitu pimpinan kolektif (presidium) 16 tidak dapat digambarkan dan pimpinan organisasi kelihatan hanya mempunyai authority ke dalam organisasi saja. Struktur organisasi berbentuk lingkaran memiliki ciri-ciri: (1) top manager berada pada titik pusat lingkaran (A), (2) kedudukan yang mempunyai jarak yang sama dari pusat lingkaran punya posisi (golongan) yang sama, (3) semakin dekat kedudukan pada pusat lingkaran maka semakin tinggi kedudukannya dan sebaliknya, (4) A = top manager, C = middle manager, B = lower manager, padahal B adalah bawahan dari C. Kelebihan yang dimiliki oleh struktur ini adalah top manager – kelihatan mempunyai wewenang ke setiap penjuru dan terlihat sebagai sentral keputusan dan kebijaksanaan. Kekurangan dari struktur ini adalah untuk mengetahui kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan kurang jelas; pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban tidak jelas terlihat; kedudukan seorang bawahan dapat kelihatan sebagai atasan (B) terhadap (C), sebab bawahan lebih dekat ke (A), bawahan B lebih dekat pada A, sehingga B seperti anggota; kedudukan (posisi) staf sulit digambar dalam bentuk struktur ini; dan struktur ini jarang digunakan dan kurang populer. Struktur organisasi yang ketiga adalah setengah lingkaran. Struktur ini memiliki ciri-ciri: A top manager 1, 2, 3, 4, dan 5, middle manager B, sedangkan C adalah lower manager; kedudukan yang jaraknya sama dari A mempunyai posisi yang sama; semakin dekat ke A maka semakin tinggi kedudukannya dan sebaliknya. Kelebihan dan kekurangan struktur ini sama dengan struktur berbentuk lingkaran. Struktur organisasi yang keempat adalah kerucut vertikal dan horizontal. Struktur ini memiliki ciri-ciri: A dan B merupakan pimpinan puncak kolektif, tingkatan-tingkatan lain dari departemen seorang/tunggal, posisi yang semakin dekat ke A-B, kedudukannya semakin tinggi dan sebaliknya, jarak yang sama dari A dan B punya kedudukan (golongan) yang sama pula. Pada prinsipnya sama seperti struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal. Namun, perbedaanya adalah pada struktur segitiga menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya tunggal atau seorang. Sedangkan, pada struktur yang berbentuk kerucut vertikal dan horizontal menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya kolektif (presidium sama dengan beberapa orang). 17 Struktur organisasi yang terakhir adalah berbentuk oval. Struktur ini banyak digunakan dalam perundingan-perundingan politik. Kelebihan dari struktur ini adalah setiap orang memiliki posisi yang sama/sederajat, karena: (1) yang duduk pada lingkaran I (A, B, C, D, dan E) memiliki posisi sama, (2) yang duduk pada lingkaran II memiliki posisi sama, dan (3) yang duduk pada lingkaran III memiliki posisi sama. 2.2.4. Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) dalam Muhammad (2004) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian. Lebih lanjut Zelko dan Darce dalam Muhammad (2004) menjelaskan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi dengan lingkungan luarnya. Cara melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan makro, pendekatan mikro, dan pendekatan individu (Muhammad, 2004). Masing-masing dari pendekatan ini dijelaskan sebagai berikut: 1) Pendekatan Makro Pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi, dan menentukan tujuan organisasi. Memproses informasi adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada lingkungan dengan jalan mentransfer informasi relevan dengan keadaan 18 dalam organisasi kemudian merumuskan suatu respon yang tepat terhadap input informasi tersebut. Identifikasi merupakan lanjutan dari memproses informasi dimana suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan untuk mencapai beberapa macam negosiasi, persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari pelanggan. Dalam integrasi dengan organisasi lain dapat diketahui bahwa setiap organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi harus memonitor hal ini dan menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas itu kepadanya. Sedangkan dalam menentukan tujuan merupakan tempat yang diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu. 2) Pendekatan Mikro Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Komunikasi yang dibutuhkan pada tingkat ini adalah komunikasi antar anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan mengarahkan pekerjaan serta komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja kerja dalam organisasi. Orientasi adalah proses yang terus menerus yang menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Adapun keterlibatan anggota dalam unitnya masingmasing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari organisasi. Mengenai tugas-tugas dalam organisasi perlu diawasi, dikontrol, serta diarahkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Ada dua hal yang menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya. Pertama, jika orang tersebut tidak mendapat informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaanya. Kedua, jika hubungan sesama teman sekerja kurang baik. 19 3) Pendekatan Individual Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi individu dalam organisasi. Komunikasi individu ada beberapa bentuknya diantaranya: (1) berbicara dengan kelompok kerja: kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas kelompok, (2) menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat, (3) menulis, dan (4) berdebat untuk suatu usulan. Proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat dilihat melalui pola komunikasinya. Secara umum pola komunikasi organisasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan non formal (Purwanto, 2004). 1) Saluran Komunikasi Formal Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Saluran ini merupakan komunikasi yang didukung dan mungkin dikendalikan oleh manajer. Komunikasi formal dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. a. Komunikasi dari atas ke bawah Komunikasi dari atas ke bawah berasal dari pimpinan tertinggi ditunjukkan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat manajemen kemudian disampaikan kepada bawahan. Kasim (1993) menyebutkan bahwa fungsi dari komunikasi ini adalah untuk memberi pengarahan, instruksi, indoktrinasi, evaluasi, dan sebagainya. Semakin rendah tingkatan hierarki, makin rinci perintah atau instruksi yang dikomunikasikan. Selain mengkomunikasikan perintah, komunikasi ini juga meliputi informasi tentang tujuan organisasi, kebijakan, peraturan, insentif, manfaat, hak-hak khusus ataupun umpan balik dari atasan tentang hasil pelaksanaan tugas oleh bawahan. Media yang biasa digunakan untuk komunikasi ke bawah adalah rapat, memo, telepon, sms, dan pertemuan tatap muka. 20 b. Komunikasi dari bawah ke atas Komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan bahwa arus informasi mengalir dari bawahan menuju ke atasan. Komunikasi ini merupakan proses penyampaian gagasan, ide atau saran, dan pandangan bawahan kepada atasannya. Menurut Kasim (1993) bentuk-bentuk komunikasi yang dipakai adalah laporan pelaksanan pekerjaan, saransaran, rekomendasi, rencana anggaran, keluhan, permintaan bantuan, dan sebagainya. Para pejabat di setiap hierarki bertindak sebagai penyaring informasi yang disalurkan ke atas melalui pengintegrasian, pembuatan ikhtisar, dan pemadatan informasi yang datang dari bawah. c. Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki jabatan yang setingkat dalam struktur organisasi. Tujuannya antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian yang memiliki hubungan sejajar. Tipe ini menjadi penting ketika masing-masing departemen dalam satu organisasi memiliki ketergantungan yang cukup besar. d. Komunikasi diagonal Komunikasi ini melibatkan dua pihak yang tingkatan organisasinya berbeda. Contohnya adalah manajer bagian produksi dengan pegawai bagian pabrik. Komunikasi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah penyebaran informasi bisa lebih cepat daripada bentuk komunikasi tradisional. Selain itu, komunikasi diagonal membantu individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu masalah dalam organisasi. Namun, komunikasi ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah komuniksi ini dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Selain itu, komunikasi diagonal dalam organisasi yang besar sulit untuk dikendalikan secara efektif. 2) Saluran Komunikasi Nonformal Muhammad (2004) menjelaskan bahwa komunikasi nonformal mengalir tanpa memperhatikan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. 21 Komunikasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan istilah desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Dalam istilah komunikasi kabar angin dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi nonformal cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh yang berkuasa. 2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya tujuan organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara komunikasi dalam organisasi dengan efektivitas organisasi (Agung, 2001). Masita (2005) juga menyebutkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi mampu mempengaruhi kinerja dari organisasi. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mulyana, 1996). Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang menyampaikan apa yang dimaksudnya. Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Semakin besar kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dapat direspon oleh komunikan, maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Efektivitas komunikasi erat hubungannya dengan tujuannya dan biasanya dalam komunikasi yang efektif menghasilkan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan, dan tindakan (Mulyana, 1996). 22 Effendy (1998) mengemukakan bahwa efektivitas komunikasi atau kondisi sukses komunikasi ditentukan oleh: 1) Komunikator yang mampu mengenal komunikan, memahami kerangka rujukan, dan bidang pengalamannya. 2) Ketepatan pesan yang disampaikan, yaitu pesan harus dirancang agar menarik perhatian sasaran. Dengan menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan. Pesan mampu membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikasi berada. 3) Pemilihan media bergantung pada tujuan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Rakhmat (2005) mengemukakan bahwa tanda-tanda komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu: 1) Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh komunikan. 2) Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan. 3) Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan. 4) Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin mencintai dan dicintai. 5) Tindakan, yaitu tindakan nyata yang dilakukan komunikasi setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan sikap, serta tumbuhnya hubungan yang baik. Kasim (1993) memberikan tolok ukur efektivitas komunikasi organisasi yang meliputi: 1) Derajat ketelitian dan relevansi informasi yang ditransmisikan 2) Derajat efisiensi jaringan komunikasi yang dipakai 23 3) Derajat kepuasan anggota organisasi. Cahayani (2003) menyebutkan ada tiga hal yang menyebabkan komunikasi tidak dapat berfungsi, yaitu: 1. Dogmatisme, yaitu seseorang sulit diubah pendapatnya. 2. Stereotipe, yaitu seseorang yang menganggap semua hal sama saja. 3. Hallo effect, yaitu kesan pertama yang timbul terhadap seseorang atau terhadap suatu hal. Muhammad (2004) menambahkan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan distorsi pesan. Faktor-faktor tersebut ada dua, yaitu faktor personal yang terdapat dalam diri pengirim dan penerima pesan dan faktor yang di luar diri mereka atau faktor organisasi. 1) Faktor Personal Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi yang ikut mempengaruhi proses komunikasi adalah sebagai berikut: a. Orang mengamati sesuatu secara selektif: karena adanya kecenderungan manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang seharusnya sampai kepada seseorang tidak diterimanya. b. Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percaya: persepsi seseorang mengenai orang lain, dipengaruhi oleh cara orang tersebut berbicara tentang orang lain, benda-benda, dan kejadian-kejadian. c. Bahasa yang kurang tepat d. Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan: kekurangtepatan, gangguan dan salah mengartikan pesan sering merupakan kegagalan mengenal informasi dan relasi serta membedakannya dari isi dan interpretasi. e. Distorsi diperkuat oleh tidak adanya konsistensi bahasa verbal dan nonverbal f. Pesan yang meragukan sering mengarahkan pada gangguan g. Kecenderungan memori ke arah penajaman 24 h. Motivasi mungkin membangkitkan pesan: ada tiga faktor dasar dari komunikasi yang cenderung memproduksi perubahan pesan yang menghasilkan kurang tepatnya sikap ke arah pesan, isi pesan keinginan dan motivasi dari komunikasi, serta sikap dari penerima yang dimaksudkan. 2) Faktor Organisasi Terdapat beberapa hal dari lingkungan organisasi yang ikut memberikan kontribusi terhadap distorsi pesan dalam komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kedudukan atau posisi dalam organisasi: kedudukan atau posisi dalam organisasi mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Anggota-anggota fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas yang ditetapkan untuk itu akan mempunyai kedudukan yang berbeda. Tiap-tiap posisi dalam organisasi menuntut bahwa orang yang menduduki posisi itu harus mempersepsikan dan berkomunikasi dari pandangan posisinya. b. Hierarki dalam organisasi: susunan posisi dalam bentuk hierarki menggambarkan bahwa ada orang yang menduduki posisi superior dan lainnya bawahan. Hierarki ini mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Di antara mereka terdapat perbedaan dalam persepsi status. c. Keterbatasan berkomunikasi: keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi di mana seseorang boleh berkomunikasi dengan yang lain dan ketentuan siapa yang boleh membuat keputusan, mempengaruhi cara anggota organisasi berkomunikasi. d. Hubungan yang tidak personal: hubungan yang tidak bersifat personal mengarahkan pada tekanan-tekanan yang bersifat emosional. e. Sistem aturan dan kebijakan: pemakaian aturan dan kebijakan yang kaku mengarahkan ketidakmampuan membuat persetujuan dan mengarahkan pada hubungan yang tidak personal dan kurangnya komunikasi yang bersifat emosional. 25 f. Spesialisasi tugas: spesialisasi tugas mempersempit persepsi seseorang dan mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Spesialisasi tugas juga menyebabkan timbulnya sikap untuk memiliki informasi. g. Ketidakpedulian pemimpin h. Prestise: prestise menjadikan hubungan komunikasi antara orang yang mempunyai prestise tinggi dengan yang rendah menjadi kurang lancar atau tidak bebas. i. Jaringan komunikasi: banyaknya tingkatan atau mata rantai yang harus dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi. Pesan yang dikirim secara seri atau berantai cenderung banyak diubah oleh penerima sebelum dilanjutkan ke pengirimnya. 2.2. Kerangka Pemikiran Kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan pengakuan terhadap peraturan dan fungsi dalam kelompok yang akan memberikan kepuasan kepada anggota dan memenuhi beberapa kebutuhan atau kepentingan utama. Kepemimpinan organisasi secara spesifik berbeda dengan lainnya, yang dapat ditunjukkan oleh gaya kepemimpinan yang digunakan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor individu maupun faktor organisasi. Faktor individu meliputi karakteristik pemimpin, posisi kekuasaan, ketrampilan, dan kemampuan pemimpin. Faktor organisasi meliputi jenis organisasi, sumber daya/aset yang dimiliki, sumber daya manusia, kebijakan organisasi, dan tujuan organisasi. Akumulasi dari faktor individu dan faktor organisasi tersebut berhubungan dengan gaya kepemimpinan organisasi. Komunikasi organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media yang digunakan, dan materi yang disampaikan. Saluran komunikasi dibagi menjadi dua yaitu, saluran komuniksai formal yang memiliki empat arah komunikasi yaitu, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Saluran komunikasi yang kedua adalah saluran komunikasi non-formal, sedangkan media yang digunakan meliputi tatap muka, telepon, SMS, laporan tertulis, email, dan papan pengumuman. 26 Adapun materi yang disampaikan adalah tentang keorganisasian dan nonorganisasi. Materi keorganisasian meliputi: perintah/instruksi, kebijakan, peraturan, umpan balik, keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan permintaan bantuan. Lingkup komunikasi tersebut adalah komunikasi organisasi internal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi organisasi yang dibangun oleh pemimpin secara efektif dengan menggunakan gaya kepemimpinan tertentu akan berhubungan dengan efektivitas komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi tersebut nantinya akan menjadi landasan tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Efektivitas komunikasi organisasi memiliki komponen yaitu pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan. Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh komunikan. Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan sikap, serta timbulnya hubungan yang yang baik. 27 Faktor individu: -Karakteristik pemimpin -Posisi kekuasaan -Ketrampilan -Kemampuan pemimpin Faktor Organisasi: - Jenis organisasi - Sumber daya yang dimiliki - Sumber Daya Manusia - Kebijakan organisasi - Tujuan (visi&misi) organisasi Gaya Kepemimpinan: - Direktif - Konsultatif - Partisipatif - Delegatif Efektivitas Komunikasi Organisasi: - Pengertian - Kesenangan - Mempengaruhi sikap - Hubunngan sosial yang baik - Tindakan Komunikasi Organisasi: - Saluran Komunikasi - Media - Materi Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan: = Berhubungan = Lingkup Utama Penelitian 2.3. Hipotesis Penelitian Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuan yang diajukan hipotesis uji adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi. 2. Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi dengan efektivitas komunikasi organisasi. 28 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner sebagai instrumen utama guna memperoleh data. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk melengkapi penelitian dalam mengkaji gaya kepemimpinan, proses komunikasi organisasi, dan efektivitas komunikasi organisasi. Pendekatan ini menggunakan metode wawancara mendalam. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor pada Organisasi Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2009-2010 (BEM KM IPB). Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive) karena berdasarkan pertimbangan bahwa organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB merupakan organisasi besar yang mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor sehingga diperlukan kepemimpinan yang efektif dan komunikasi organisasi yang baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Populasi berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB, 2010) yang terbagi dalam 13 bagian BEM KM IPB yaitu 10 kementerian (Kementerian Kebijakan Pertanian; Kementerian Kebijakan Nasional; Kementerian Kebijakan Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni; Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia; Kementerian Pendidikan; Kementerian Lingkungan Hidup; Kementerian Sosial Kemasyarakatan; Kementerian Komunikasi dan Informasi), satu Biro Bisnis dan 29 Kemitraan, satu IPB Social Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian (BPH). Metode pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi dua strata, strata pertama adalah pimpinan (menteri, sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur/biro serta BPH kecuali pimpinan tertinggi BEM KM IPB dan wakilnya) dan strata kedua adalah para staf. Prosedur penentuan jumlah sampel pada baik pada strata pertama dan kedua berdasarkan rumus Slovin dengan ketelitian kesalahan 10 persen (Prasetyo dan Jannah, 2006), sebagai berikut: Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi e : nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (10%) Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No. Populasi (orang) 1. 2. Total 27 115 Sampel Persen terhadap Jumlah (orang) populasi (%) 21 27,63 55 72,37 76 100,00 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Selain menggunakan kuesioner pengumpulan data juga menggunakan wawancara. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang-orang yang dapat memberikan keterangan untuk mendukung data yang ada (Mardailis, 2007). Wawancara dilakukan kepada sejumlah informan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi BEM KM IPB. 30 Data sekunder meliputi studi kepustakaan, yaitu untuk memperoleh data yang bersifat teoritis, informasi tertulis, dan sistematis dari beberapa ahli yang dapat memperluas wawasan berfikir yang mendukung tehadap teori-teori yang ada. Umumnya sumber yang dipakai adalah buku, literatur, skripsi, tesis, jurnal, dan internet. Studi dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data dengan jalan meneliti dan mempelajari dokumen-dokumen maupun arsip. Dokumen tersebut berupa instrumen profil dan data base BEM KM IPB serta Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010. 3.4. Teknik Analisis Data Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil penelitian terlebih dahulu melewati proses editing untuk selanjutnya dipindahkan kedalam tabulasi yang disediakan. Pengolahan data terdiri dari editing, coding, scoring, dan entering dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden, gaya kepemimpinan proses komunikasi organisasi, dan keefektivan komunikasi berupa persentase, tabulasi silang, distribusi frekuensi, jumlah skor, dan rata–rata skor. Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan rumus Korelasi Rank Spearman karena data-data yang tersedia dalam bentuk ordinal. Keterangan: rs = Korelasi Rank Spearman n = banyaknya pasang data d = jumlah selisih antara peringkat bagi x dan y 3.5. Definisi Operasional 31 Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat kategori yaitu gaya kepemimpinan direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Gaya kepemimpinan BEM KM IPB yang diukur adalah gaya kepemimpinan dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB yaitu presiden Mahasiswa IPB. Untuk mengukur gaya kepemimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB, kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada. Masing-masing bagian terdiri dari lima pernyataan, sehingga jumlah pernyataan ada 20. Bagian gaya kepemimpinan yang memiliki rata-rata skor tertinggi merupakan gaya kepemimpinan yang selalu diterapkan oleh pimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Masing-masing aspek diukur secara ordinal. Pada variabel gaya kepemimpinan responden diberikan tiga pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah, jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut: 1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = sering 2) Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai suatu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah dalam sebuah organisasi. Komunikasi Organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media, dan materi. Saluran komunikasi yang akan dikaji adalah saluran komunikasi formal yang meliputi empat arah komunikasi yaitu, dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Media yang digunakan adalah tatap muka, telepon, SMS (short 32 message service), email, laporan tertulis, dan papan pengumuman. Materi yang disampaikan adalah tentang keorganisasian dan non-keorganisasian. Materi keorganisasian meliputi: perintah/instruksi, kebijakan, peraturan, umpan balik, keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan permintaan bantuan. Untuk mengetahui komunikasi organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB yang terjadi, kuesioner mengenai komunikasi organisasi dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan saluran komunikasi formal dimana media dan materi ada di dalamnya. Materi komunikasi untuk bagian yang pertama ada tujuh, bagian yang kedua ada enam, bagian yang ketiga ada empat, dan bagian yang keempat ada lima. Dengan demikian bagian komunikasi organisasi yang memiliki poin tertinggi merupakan komunikasi organisasi yang dominan dilakukan di organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Masing-masing aspek diukur secara ordinal. Pada variabel komunikasi organisasi responden diberikan tiga pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah, jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut: 1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = sering 3) Efektivitas komunikasi organisasi merupakan tercapainya tujuan dari komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi dalam organisasi dapat dilihat melalui pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan. Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh komunikan. Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin 33 bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan sikap, serta tumbuhnya hubungan yang baik Pada variabel efektivitas komunikasi organisasi responden diberikan tiga pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut: 1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = sering 3.6. Reliabilitas Instrumen Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa reliabilitas kuesioner adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel. Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 12 responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Dari hasil perhitungan untuk kuesioner bagian gaya kepemimpinan didapat 0,564, untuk bagian proses komunikasi didapat 0,981, dan untuk bagian efektivitas komunikasi didapat 0,952. Reliabilitas konstruk suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha (>0,50). Nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,50 maka kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk disajikan sebagai alat ukur pada penelitian ini. BAB IV 34 GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum BEM KM IPB Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah satu organisasi kemahasiswaan yang berada di tingkat Perguruan Tinggi (PT) yang menjadi perwakilan tertinggi mahasiswa. BEM menjadi wadah dari seluruh mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang memiliki kekayaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan agama. BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan resmi yang ada di Institut Pertanian Bogor. Lembaga kemahasiswaan merupakan tempat berorganisasi bagi mahasiswa yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan kreativitasnya. Selain BEM KM IPB, masih ada lembaga kemahasiswaan yang lain, diantaranya adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Keprofesian (Himpro), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan BEM Fakultas. BEM KM IPB pada awalnya bernama Senat Mahasiswa. Namun, pada masa reformasi tepatnya Tahun 1998 namanya berubah. Dibandingkan dengan lembaga kemahasiswaan lainnya BEM KM IPB memiliki posisi tawar atau bargaining position yang cukup tinggi. Periode masa kerja BEM KM IPB adalah satu tahun terhitung ketika presiden mahasiswa mulai dilantik. Setiap periode masa kerja BEM KM IPB memiliki nama kabinet yang berbeda-beda. BEM KM IPB Periode 2009-2010 memiliki nama kabinet GENERASI INSPIRASI. Saat menjalankan program kerja organisasi, BEM KM IPB berlandaskan pada ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Landasan itu adalah Garis-garis Besar Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertartanian Bogor (GBHK BEM KM IPB), dan secara khusus tertuang dalam tata kerja BEM KM IPB Periode 2009/2010. GBHK BEM KM IPB adalah suatu haluan kerja pengembangan kemahasiswaan dalam garis-garis besar secara menyeluruh dan berkesinambungan serta disusun secara terencana, terarah, dan terevolusi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi program kerja BEM KM IPB untuk mengoptimalkan fungsi sebagai lembaga eksekutif 35 mahasiswa. GBHK BEM KM IPB disusun berdasarkan AD/ART dan GBHO KM IPB. Arah dan kebijakan pengembangan kemahasiswaan BEM KM IPB antara lain meliputi pengembangan sumber daya manusia, advokasi dan kesejahteraan, pertanian, sosial dan politik, administrasi dan keuangan, komunikasi dan informasi, hubungan dalam, hubungan luar, kewirausahaan, dan lingkungan hidup. Arah dan kebijakan organisasi mengacu pada visi dan misi organisasi. BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi memiliki visi yaitu, “Menjadikan BEM KM IPB sebagai Wadah Perjuangan Mahasiswa yang Inspiratif dan Solutif dalam Berkontribusi dan Mengabdi Bagi Almamater, Pertanian, dan Bangsa.” Misi BEM KM IPB adalah sebagai berikut: 1. Membangun komunikasi yang baik dan hubungan yang sinergis dengan seluruh lembaga kemahasiswaan IPB, serta seluruh konstituen dan stakeholder BEM KM IPB. 2. Menjadikan BEM KM IPB sebagai motor pergerakan mahasiswa di tingkat lokal, regional, dan berperan aktif dalam pergerakan mahasiswa nasional dengan mengedepankan aspek intelektualitas dan moralitas. 3. Membangun budaya organisasi bersikap etik, berfikir analitik, dan bertindak strategik dalam mewujudkan SDM yang mandiri dan kompeten. 4. Membangun budaya terampil dalam manajerial dan administrasi yang rapi. 5. Berperan secara aktif dalam meningkatkan prestasi dan softskill mahasiswa IPB. 6. Meningkatkan program kepedulian sosial mahasiswa dan pemberdayaan masyarakat dengan berbasiskan pertanian. 4.1.1. Sumberdaya Organisasi BEM KM IPB adalah organisasi resmi terbesar di IPB yang melibatkan partisipasi seluruh mahasiwa IPB yang terdiri dari berbagai macam fakultas dan departemen. Untuk melaksanakan fokus kerja di atas, BEM KM IPB membutuhkan sumberdaya yang memadai baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya yang lain, misalnya pendanaan dan tempat. 36 Sumberdaya manusia yang tergabung BEM KM IPB sepenuhnya ditentukan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Pada masa kepengurusan BEM KM IPB Periode 2009-2010 jumlah pengurusnya sebanyak 146 orang. Namun, setelah setengah tahun masa keja ada dua orang anggota tidak tergabung kembali menjadi pengurus BEM KM IPB, sehingga anggota pengurus secara keseluruhan berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB, 2010). Dari 144 orang tersebut dibagi kedalam 13 bagian, yaitu 10 kementerian (Kementerian Kebijakan Pertanian; Kementerian Kebijakan Nasional; Kementerian Kebijakan Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni; Pengembangan Kementerian Sumberdaya Lingkungan Hidup; Manusia; Kementerian Kementerian Sosial Pendidikan; Kemasyarakatan; Kementerian Komunikasi dan Informasi), Biro Bisnis dan Kemitraan, IPB Social Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian (BPH). Setiap kementerian dipimpin oleh seorang menteri dan dibantu oleh sekretaris menteri. Namun, untuk kementerian kebijakan nasional dan kebijakan kampus tidak memiliki sekretaris menteri. Oleh karena itu, tugas pengadministrasian dikerjakan secara bersama-sama oleh anggota kementerian tersebut. Biro Bisnis dan Kemitraan serta IPB Social Politic Center dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang sekretaris direktur. Dari 144 pengurus terdapat 80 orang perempuan dan 64 orang laki-laki. Adapun perbandingan jumlah pengurus berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2. 37 Tabel 2. Jumlah Pengurus BEM KM IPB Periode 2009-2010 Berdasarkan Jenis Kelamin No. Bagian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Badan Pengurus Harian Biro Bisnis dan Kemitraan IPB Social Politic Center Kementerian Kebijakan Pertanian Kementerian Kebijakan Nasional Kementerian Kebijakan Daerah Kementerian Kebijakan Kampus Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni Kementerian Pengembangan Sumberdaya 9. Manusia 10. Kementerian Pendidikan 11. Kementerian Lingkungan Hidup 12. Kementerian Sosial Kemasyarakatan 13. Kementerian Komunikasi dan Informasi Total Sumber: Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (orang) (orang) 2 5 3 6 4 3 5 6 6 5 5 4 5 5 7 8 Total 7 11 7 11 11 10 10 15 6 9 15 5 3 5 6 64 10 8 7 4 80 15 11 12 10 144 Guna mengontrol dan mengetahui kinerja pengurus, BEM KM IPB membuat indikator-indikator penilaian. Indikator-indikator penilain tersebut diberi nama Indeks Prestasi Organisasi (IPO). IPO baru ada di kelembagaan mahasiswa BEM KM IPB dan belum ada di kelembagaan mahasiswa lain di IPB serta BEM KM IPB periode sebelumnya. Indikator-indikator penilaian tersebut meliputi penilaian secara kuantitatif dan kualitatif. Penilaian secara kuantitatif bertujuan untuk membangun budaya disiplin, profesional, dan tanggungjawab. Indikator-indikatornya meliputi tiga hal, yaitu kehadiran rapat (rapat kementerian, rapat kabinet, dan rapat lainnya di luar rapat kementerian dan rapat kabinet namun masih dalam ruang lingkup rapat BEM KM), kehadiran kegiatan BEM KM baik eksternal maupun internal, dan tugas kementerian serta piket sekretariat. Indikator-indikator penilaian secara kualitatif meliputi penilaian karakter, kompetensi, dan penugasan personal. Aspek karakter yang dimaksud adalah sikap, tingkah laku, nilai, dan segala sesuatu berkaitan dengan personal yang bersifat observable (dapat diamati) dalam perilaku sehari-hari. Dan indikator-indikatornya adalah disiplin, profesional, bertanggungjawab, kemauan untuk belajar, kemauan 38 untuk berubah dan melakukan perubahan menjadi lebih baik, caring and emphaty (perhatian dan empati), visioner, kerendahan hati, kejujuran, open mind, inisiatif, dan team work. Aspek kompetensi adalah semua kemampuan, kecerdasan, keahlian yang sifatnya dapat dipelajari dalam waktu singkat. Dan indikatorindikatornya adalah knowledgable and skillfull (pengetahuan dan keahlian di bidangnya), kemampuan berkomunikasi, relation (kemampuan membangun jaringan), kritis, kemampuan berfikir strategis, kemampuan problem solving, manajerial, kreatif, dan inovatif. Aspek ketiga yang dinilai secara kualitatif adalah penugasan personal. Kinerja seorang staf dalam kementerian tertentu akan dinilai oleh menteri dan sekretaris di kementerian tersebut, sedangkan menteri dan sekretaris menteri termasuk anggota BPH kinerjanya akan dinilai oleh pimpinan dan wakil pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Nilai akhir merupakan jumlah dari indikator penilaian secara kuantitatif dan kualitatif. Batas minimal nilai akhir adalah kurang dari atau sama dengan 40 (≤ 40). Nilai akhir dibagi menjadi dua, yaitu nilai akhir individu dan nilai akhir kementerian. Periode Mei 2010 rata-rata nilai akhir individu pengurus BEM KM IPB adalah 78,37 dan nilai rata-rata kementerian adalah 79,17 kecuali nilai pengurus BPH. Artinya, baik nilai akhir individu dan nilai akhir kementerian pengurus BEM KM IPB sudah di atas batas minimal nilai akhir IPO. Hasil penilaian tersebut pimpinan tertinggi, menteri, direktur ataupun sekretaris menteri/direktur BEM KM IPB dapat mengambil tindakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Misalnya, ada seorang staf dari salah satu kementerian yang nilainya (≤ 40), maka pimpinan tertinggi, menteri, direktur, dan sekretaris menteri/direktur akan menegur dan memberikan pembinaan kepada staf tersebut agar lebih meningkatkan kinerjanya. Pembinaan bisa berupa enrichment (pengayaan). Staf yang kinerjanya kurang dalam suatu kementerian atau biro, maka menteri dan sekretaris menteri atau direktur dan sekretaris direktur yang akan menegur. Ketika menteri atau sekretaris menteri yang kinerjanya kurang, maka pimpinan tertinggi BEM KM IPB sendiri yang akan menegurnya. Sumberdaya lain yang dimiliki oleh BEM KM IPB adalah dana. Sumber dana untuk menjalankan kegiatan-kegaitan BEM KM IPB ada dua yaitu dana IPB 39 dan non-IPB (swadaya mahasiswa, sponsorsip, dan dana lain). Sekretariat BEM KM IPB bertempat di gedung Student Center (SC). 4.1.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja di BEM KM IPB, maupun anggota-anggota yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerjasama. Struktur organisasi BEM KM IPB pada Gambar 3 dapat menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali, dan sistem pimpinan organisasi. Struktur organisasi BEM KM IPB mengandung informasi bahwa BEM KM IPB merupakan organisasi legal tingkat perguruan tinggi yang menjadi wadah aspirasi mahasiswa dan wadah untuk berkreasi baik di bidang akademik, kepemimpinan, kewirausahaan, seni, budaya, olahraga, agama, dan sebagainya. Struktur organisasi tersebut juga mengandung informasi mengenai bagian-bagian BEM KM IPB. Bagian tertinggi BEM KM IPB adalah presiden mahasiswa yang merupakan pimpinan tertinggi. Pimpinan tertinggi memimpin sekaligus bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas BEM KM IPB. Pimpinan tertinggi BEM KM IPB memiliki kedudukan yang berada pada kelompok manajerial organisasi. Pimpinan tertinggi ini hanya ada satu orang yang dibantu oleh seorang wakil yang disebut wakil presiden mahasiswa. Selain membantu pimpinan tertinggi, tugas wakil presiden yang lain adalah mewakili atau mengganti presiden mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bersama lima orang lainnya, pimpinan tertinggi dan wakilnya di BEM KM IPB masuk dalam bagian Badan Pengurus Harian (BPH). Kelima anggota tersebut adalah Sekretaris Kabinet I, II, dan III serta Bendahara Kabinet I dan II. Sekretaris Kabinet menjadi pusat administrasi BEM KM IPB. Bendahara Kabinet menjadi pusat data keuangan BEM KM IPB. Bendahara Kabinet I dengan Biro Bisnis dan Kemitraan terdapat garis putus-putus yang menandakan bahwa terdapat koordinasi kerja antara kedua bagian tersebut. 40 Bagian lain dari BEM KM IPB adalah Biro Bisnis dan Kemitraan dan IPB Social Politic Center (ISPC). Biro Bisnis dan Kemitraan adalah bagian BEM KM IPB yang menyokong kegiatan BEM KM IPB, karena biro ini memiliki tugas, wewenang, dan kewajiban untuk mendirikan dan menjalankan bisnis melalui badan usaha milik BEM KM sebagai bentuk pemberdayaan potensi kewirausahaan mahasiswa dan sumber pemasukan dana BEM KM IPB serta tugas-tugas lain yang berkaitan dengan aktivitas bisnis dan pengadaan dana bagi BEM KM IPB. Berbeda dengan Biro Bisnis dan Kemitraan, ISPC memiliki tugas, wewenang, dan kewajiban untuk membantu pimpinan tertinggi dalam merumuskan pola gerakan BEM KM IPB dan sinergisasi isu baik di tingkat lokal, regional maupun nasional bersama dengan Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Kebijakan Daerah, Kementerian Kebijakan Kampus, dan Kementerian Kebijakan Pertanian. Selain itu, ISPC juga mengadakan kajian secara komprehensif dan long term serta memberikan rekomendasi kebijakan mengenai berita dan isu politik serta kebijakan pemerintah di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Tugas lain dari ISPC adalah menjadi corong BEM KM IPB untuk aktif dalam koordinasi dengan BEM-BEM Fakultas, Himpro, dan lembaga kemahasiswaan yang lain untuk ikut bersama-sama mengkaji isu-isu dan memberikan rekomendasi kebijakan. Pada struktur organisasi BEM KM IPB dapat dilihat bahwa terdapat garis putus-putus yang menghubungkan antara ISPC dan empat kementeriaan (Kementerian Kebijakan Pertanian, Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Kebijakan Kampus). Garis tersebut mengartikan bahwa terdapat koordinasi kerja antara ISPC dan keempat kementerian tersebut. Hal ini sesuai dengan tugas, wewenang, dan kewajiban dari ISPC. Dengan demikian, tugas, wewenang, dan kewajiban dari keempat kementerian tersebut pada dasarnya adalah sama, yaitu mengadakan kajian dan memberikan rekomendasi kebijakan mengenai berita dan isu-isu tetapi pada tingkat yang berbeda. Misalnya, Kementerian Kebijakan Nasional membahas isuisu nasional, Kementeian Kebijakan Daerah membahas tentang isu-isu di tingkat daerah Kabupaten/Kota Bogor, dan Kementerian Kebijakan Kampus membahas 41 tentang isu-isu di tingkat kampus serta kementerian pertanian membahas tentang isu-isu pertanian secara luas. Garis koordinasi kerja tersebut disebut garis “jak mania”. Kementerian lain yang mendukung berjalannya program kerja BEM KM IPB adalah Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia. Tugas pokok dari kementerian ini adalah membantu pimpinan, khususnya Presma, Wapresma, dan BPH dalam menjaga kesolidan antar pengurus BEM KM IPB. Program kerjanya berorientasi pada peningkatan softskill mahasiswa, yang meliputi leadership, entrepreneurship, komunikasi, jurnalistik, dan bidang-bidang lain yang terkait. PSDM melakukan pembinaan internal bagi SDM BEM KM IPB untuk meningkatkan dan memberdayakan karakter maupun kompetensi. Kementerian Pendidikan menjalankan tugas dan wewenang yang berkaitan tentang pendidikan. Kementerian Komunikasi dan Informasi menjaga arus komunikasi baik dari dalam maupun dari luar organisasi serta mengelola media center. Kementerian Lingkungan Hidup mengkaji atau berorientasi kerja tentang lingkungan baik tingkat kampus maupun tingkat nasional. Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni memiliki program-program kerja yang pada umumnya berorientasi pada pengembangan minat bakat mahasiswa di bidang budaya, olahraga, dan seni, sedangkan Kementerian Sosial Kemasyarakatan berorientasi pada pengabdian masyarakat berbasiskan pertanian dalam arti luas. Gambar 3 menunjukkan bahwa bentuk struktur organisasi BEM KM IPB adalah segitiga, karena memiliki ciri-ciri: puncak segitiga (presiden mahasiswa) merupakan kedudukan pimpinan tertinggi di BEM KM IPB. Struktur ini juga menunjukkan tingkat kedudukan dibawah pimpinan tertinggi, yaitu para menteri, sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur, dan anggota BPH. Kemudian dibagian operasional atau bawah ada staf. Akan tetapi secara operasional bentuk struktur organisai tersebut tidak selalu berbentuk segitiga dan bisa berbentuk yang lain, karena hal ini bergantung situasi dan kondisinya. 42 Presiden Mahasiswa Wakil Presiden Mahasiswa IPB Social Politic Center: Direktur Staf Bendahara Kabinet I Bendahara Kabinet II Sekretaris Kabinet I Sekretaris Kabinet II Sekretaris Kabinet III Biro Bisnis dan Kemitraan: Direktur Sekretaris Direktur Staf KEMENTERIAN Kebijakan Pertanian: Menteri Sekretaris Staf Kebijakan Nasional: Menteri Staf Kebijakan Daerah: Menteri Sekretaris Staf Kebijakan Kampus: Menteri Staf Budaya, Olahraga, dan Seni: Menteri Sekretaris Staf PSDM: Menteri Sekretaris Staf Pendidikan: Menteri Sekretaris Staf Sosial Kemasyarakatan: Menteri Sekretaris Staf Gambar 3. Struktur Organisasi BEM KM IPB Periode 2009-2010 Sumber: BEM KM IPB 2010 Lingkungan Hidup: Menteri Sekretaris Staf Komunikasi Informasi: Menteri Sekretaris Staf 43 4.2. Gambaran Umum Responden Pengurus BEM KM IPB adalah responden dalam penelitian ini. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengurus BEM KM dari berbagai macam jurusan atau departemen dan angkatan yang berbeda, maka responden dalam penelitian ini pun juga berasal dari jurusan dan angkatan yang berbeda. Jumlah responden dalam penelitian adalah sebanyak 76 orang. Tabel 3 berikut dapat memberikan informasi mengenai gambaran umum responden, yaitu karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, bagian, dan jabatan. Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Karakteristik No. Karakteristik 1. Umur (Tahun) 2. Jenis Kelamin 3. Bagian 4. Jabatan Kategori 18 – 20 21 – 22 Laki-laki Perempuan BPH Biro Kementerian Pimpinan Staf Jumlah (orang) 39 37 25 51 5 5 66 21 55 Persentase (%) 51,32 48,68 32,89 61,11 6,58 6,58 86,84 27,63 72,27 Berdasarkan kelompok umur, umur responden dibagi menjadi dua yaitu umur 18-20 tahun dan 21-22 tahun. Dari kedua kelompok umur tersebut dapat diketahui bahwa umur responden adalah homogen. Persentase responden dalam dua kelompok kategori umur adalah hampir sama (51,32% dan 48,68%). Hal ini terjadi karena responden penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang pada umumnya berumur antara 18-22 tahun. Perbedaan yang terjadi umumnya hanya disebabkan oleh usia mulai sekolah dan masuk IPB. Biasanya seseorang mulai memasuki pendidikan dasar pada usia tujuh tahun, tetapi ada juga yang enam tahun atau kurang. Begitu juga pada saat masuk IPB, ada yang langsung setelah lulus SMA tetapi ada juga yang masuk pada tahun berikutnya. Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan (61,11%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (32,89%). Hal ini terjadi karena jumlah populasi perempuan lebih banyak (80 orang) dibandingkan dengan laki-laki (64 orang). 44 Sejumlah 13 bagian di BEM KM IPB dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu, BPH, Biro (ISPC; Biro Bisnis dan Kemitraan), dan Kementerian (Kebijakan Pertanian; Kebijakan Nasional; Kebijakan Daerah; Kebijakan Kampus; Budaya, Olahraga, dan Seni; Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pendidikan, Sosial Kemasyarakatan, Komunikasi Informasi, dan Lingkungan Hidup). Jumlah responden yang masuk dalam bagian BPH dan Biro adalah sama, yaitu sebanyak lima orang atau sebanyak 6,58 persen, sedangkan yang masuk dalam bagian kementerian adalah sebanyak 66 orang atau 86,84 persen. Pengurus BEM KM IPB yang masuk dalam bagian BPH secara keseluruhan (kecuali pimpinan tertinggi dan wakilnya) sengaja dijadikan sebagai responden karena lebih sering berkomunikasi dengan pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Sama halnya dengan pimpinan (menteri, sekretaris menteri, direktur, dan sekretaris direktur atau sekretaris biro). Pimpinan yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih sedikit 27,63 persen dibandingkan staf. Secara hierarki jumlah staf memang lebih banyak dibandingkan dengan pimpinan baik di kementerian dan biro, karena staf yang menjalankan kegiatan BEM KM IPB secara operasional. 45 BAB V GAYA KEPEMIMPINAN BEM KM IPB Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan masing-masing untuk mempengaruhi anggotanya. Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Perbandingan rata-rata skor untuk masingmasing gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan BEM KM IPB Persentase (%) Gaya Rata-rata* Kepemimpinan Tidak Pernah Jarang Sering 1. Direktif 46,1 43,4 10.5 1,64 2. Konsultatif 6,6 32,9 60,5 2,54 3. Partisipatif 2,6 6,6 90,8 2,88 4. Delegatif 7,9 56,6 35,5 2,28 *) Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi No. Pada organisasi BEM KM IPB gaya kepemimpinan yang paling sering diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif dengan rata-rata skor 2,88. Gaya kepemimpinan yang paling jarang digunakan adalah direktif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor yang paling kecil, yaitu 1,64. Kepemimpinan partisipatif di BEM KM IPB masih mengandalkan inisiatif dari pimpinan daripada pihak anggota. Artinya, partisipasi anggota masih tergantung pada ajakan pemimpin. Rata-rata skor pada Tabel 3 mengungkapkan hal tersebut. Namun, tidak selalu pimpinan yang lebih aktif dibandingkan dengan anggotanya. Pemimpin BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif karena telah memiliki kriteria seperti yang tertera pada Lampiran 1 Tabel 3. Nilai rata-rata dari kelima kriteria skor gaya kepemimpinan partisipatif pimpinan BEM KM IPB adalah 2,83. Nilai rata-rata tersebut paling besar dibandingkan dengan nilai rata-rata skor dari kriteria gaya kepemimpinan yang lain. Secara berurutan berdasarkan besarnya nilai skor kriteria tersebut meliputi: (1) menghormati dan menghargai perasaan dan martabat anggotanya, (2) memberi motivasi kepada anggotanya untuk melaksanakan pekerjaan, (3) mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan persoalan, (4) membuat anggotanya santai jika sedang 46 bercakap-cakap dengannya, dan (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada keputusan yang diambil dengan suara terbanyak. Hasil wawancara dengan beberapa responden dan informan telah menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan, akan tetapi ada beberapa keputusan yang hanya diputuskan oleh pimpinan-pimpinan BEM KM IPB saja (pimpinan tertinggi, wakil, BPH, menteri, sekretaris menteri, direktur, dan sekretaris biro/sekretaris direktur). Hal ini disebabkan karena selain sulit untuk mengumpulkan keseluruhan pengurus, keputusan tersebut merupakan suatu hal yang penting. Hal ini menandakan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB tidak selalu menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, karena pada kondisi tertentu menggunakan gaya kepemimpinan yang lain. Misalnya dengan para pimpinan saat menjelaskan “Tupoksi” atau tugas pokok dan fungsi, pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan direktif atau konsultatif. Akan tetapi, saat para pimpinan menterjemahkan “Tupoksi” dalam program kerja pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan delegatif atau partisipatif. Pada Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai indikatorindikator gaya kepemimpian konsultatif. Indikator-indikator gaya kepemimpinan konsultatif, yaitu: (1) membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat keputusan, tetapi pimpinan tetap berhak menentukan keputusan terakhir, (2) mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya kerjakan, (3) menjelaskan dan mengarahkan kepada anggotanya untuk meningkatkan pekerjaan jika kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan tidak memuaskan, (4) menjaga hubungan kerja yang ramah, (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyampaikan idenya tentang keputusan yang telah dibuat. Indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan BEM KM IPB menjaga hubungan kerja yang ramah mendaatkan nilai skor tertinggi, yaitu 2,94. Artinya, saat melaksanakan pekerjaan pimpinan mampu menjaga hubungan kerja yang ramah dan baik dengan anggota. Gaya kepemimpinan delegatif merupakan gaya kepemimpinan ketiga yang diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata- 47 rata skor sebesar 2,39 yang ditunjukkan dari Lampiran 1 Tabel 4. Indikatorindikator gaya kepemimpinan delegatif meliputi: (1) memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu tugas, (2) mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada anggotanya, (3) membuat keputusan yang kurang tegas, (4) menerima semua ide-ide/saran-saran dari anggotanya, dan (5) menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan pengalaman atau kemampuan anggotanya. Dari kelima indikator tersebut, indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan menerima semua ide-ide/saran dari anggota adalah indikator yang mendapat nilai skor tertinggi (2,80). Artinya, pimpinan menerima masukan ide/saran dari para anggota yang kemudian akan ditindaklanjuti. Selain menyebutkan mengenai indikator-indikator gaya kepemimpinan partisipatif, konsultatif, dan delegatif, Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai gaya kepemimpinan direktif yang meliputi: (1) membuat keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggotanya, (2) mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya, (3) memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan terlebih dahulu kemampuan anggota mengenai tugas tersebut, (4) menghindari hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi dengan anggotanya, dan (5) mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya. Gaya kepemimpinan direktif mendapatkan nilai rata-rata skor terendah, yaitu 1,95. Indikator yang menyatakan bahwa pimpinan BEM KM IPB mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya merupakan kriteria yang paling sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor 2,58. Artinya, pimpinan BEM KM IPB mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggota. Penerapan gaya kepemimpinan untuk masing-masing kementerian atau biro juga berbeda-beda. Misalnya, untuk Kementerian Kebijakan Kampus, Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni (BOS), Biro Bisnis dan Kemitraan serta (ISPC), pimpinan BEM KM IPB lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan direktif. Kementerian Kebijakan Kampus menurut pimpinan tertinggi kegiatannya atau program kerjanya akan 48 membawa nama baik kampus IPB dan BEM KM IPB sendiri di mata civitas akemika IPB, sehingga membutuhkan kontrol secara langsung. Kementerian Kebijakan Nasional program kerjanya mencakup isu nasional, sehingga membutuhkan keputusan secara langsung dari pimpinan tertinggi. Hal ini juga disebabkan karena pimpinan tertinggi tergabung dalam anggota BEM SI (BEM Seluruh Indonesia) dan memegang jabatan sebagai koordinator isu pangan nasional. Kementerian BOS memilliki kegiatan yang besar dan membutuhkan dana yang besar, sehingga membutuhkan pengawasan dari pimpinan tertinggi. Biro Bisnis dan Kemitraan dan ISPC adalah bagian BEM KM IPB yang baru dibentuk untuk Periode 2009-2010, sehingga membutuhkan penguatan dan pengawasan dari pimpinan BEM KM IPB. Kementerian Kebijakan Pertanian, Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Sosial Kemasyarakatan, pimpinan BEM KM IPB cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegaif. Hal ini disebakan karena anggota dalam kementerian tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Gaya kepemimpinan partisipatif yang sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB juga ditunjukkan ketika semangat anggota dalam melaksanakan tugasnya atau menjalankan program kerjanya menurun, maka pimpinan tertinggi memberikan dorongan atau motivasinya agar lebih bersemangat kembali dan ketika berkomunikasi cukup akrab dengan anggotanya baik di bidang keorganisasian ataupun non-keorganisasian. 49 BAB VI PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI BEM KM IPB 6.1. Proses Komunikasi Organisasi Proses komunikasi merupakan pertukaran materi melalui media dari komunikator ke komunikan. Pada Tabel 5 berikut dapat memberikan informasi mengenai proses komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB. Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB sudah cukup aktif karena jika dilihat dari rata-rata skor yaitu sebesar 1,78. Nilai skor tersebut berada dalam rentang kategori sedang. Tabel 5. Rata-rata Skor Komnikasi Organisasi Berdasarkan Media dan Arah Komunikasi No. 1. 2. 3. 4. 5. Media Rata-rata Skor Berdasarkan Arah Komunikasi Ke Bawah Ke atas Horizontal Diagonal 2,80 2,36 2,87 2,76 1,45 1,44 1,70 1,91 1,94 1,75 2,61 2,47 1,21 1,17 1,50 1,42 1,49 1,33 1,39 1,43 Tatap Muka Telepon SMS Email Laporan Tertulis Papan 6. 1,61 1,28 1,28 1,42 Pengumuman Rata-rata total 1,75 1,56 1,89 1,90 Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi Rata-rata Total 2,70 1,63 2,19 1,33 1,41 1,40 1,78 Menurut arah komunikasi, nilai skor tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah arah komunikasi diagonal, horizontal, ke bawah, dan ke atas. Keempat arah komunikasi tersebut masuk dalam kategori komunikasi yang cukup aktif, karena nilai skor masuk dalam kategori sedang. Arah komunikasi diagonal paling banyak dilakukan oleh pengurus BEM KM IPB, karena materi komunikasi di organisasi BEM KM IPB paling banyak mengenai koordinasi kerja dan bertukar informasi mengenai isu-isu kebijakan, misalnya yang terjadi antara ISPC dengan empat kementerian “jakmania”. Dengan adanya koordinasi kerja tersebut, baik anggota maupun pimpinan dari kementerian yang berbeda saling berkomunikasi untuk saling menyampaikan ide 50 atau saran, meminta bantuan, bahkan bertukar informasi di luar keorganisasian. Nilai skor untuk arah komunikasi diagonal adalah 1,90. Arah komunikasi horizontal terjadi antar anggota atau antar responden dalam strata yang sama (antara staf atau antar pimpinan dikementerian/biro). Arah komunikasi horizontal cukup sering dilakukan oleh anggota BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor yaitu sebesar 1,89. Komunikasi horizontal memudahkan seorang anggota untuk berkomunikasi dengan santai, karena tanpa adanya jarak atau rentang jabatan. Komunikasi horizontal juga memudahkan anggota untuk mencari informasi yang tidak bisa atau sulit didapatkan dari para komunikator yang ada di strata atas atau bawahnya. Saat berkomunikasi secara horizontal para anggota biasanya menyampaikan rekomendasi atau saran, meminta bantuan tentang pekerjaan, informasi di luar keorganisasian, dan menyampaikan keluhan tentang pekerjaan. Nilai skor untuk arah komunikasi ke atas masuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 1,56. Hal ini memberikan makna bahwa anggota jarang berkomunikasi dengan pimpinan BEM KM IPB, karena anggota (staf) banyak mencari informasi dari pimpinan di kementerian/biro atau sesama staf dibandingkan langsung ke pimpinan BEM KM IPB. Selain itu, pimpinan tertinggi BEM KM IPB telah mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro masing-masing anggota untuk dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah masing-masing. Walau tidak menutup kemungkinan pimpinan tertinggi turun langsung bersama anggota untuk menyelesaikan masalah, sedangkan untuk pimpinan di kementerian atau biro sering berkomunikasi dengan pimpinan BEM KM IPB. Materi yang biasanya disampaikan adalah saran, laporan pelaksanan pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, permintaan bantuan, dan informasi di luar keorganisasian. Berbeda dengan arah komunikasi ke atas, arah komunikasi ke bawah memiliki rata-rata skor dalam kategori sedang, yaitu 1,75. Materi yang disampaikan dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB ke anggotanya berupa, perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon, informasi di luar keorganisasian, dan evaluasi terhadap pekerjaan. Pimpinan tertinggi BEM KM IPB telah memberikan kepercayaan kepada pimpinan di 51 kementerian atau biro masing-masing anggota untuk melaksanakan program kerja, keculi tugas pokok dan fungsi. Menurut media komunikasi, media tatap muka memiliki nilai skor tertinggi dibandingkan dengan media yang lain. Artinya, media tatap muka paling banyak digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan nilai rata-rata skor dari masing-masing arah komunikasi. Media komunikasi tatap muka paling sering digunakan oleh pengurus BEM KM IPB karena baik pimpinan tertinggi, pengurus BEM KM IPB dapat berkomunikasi secara langsung atau mendapat respon langsung. Media ini dianggap sebagai media yang murah, karena tidak mengeluarkan biaya. Media SMS merupakan media yang cukup sering digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi di BEM KM IPB. Penggunaan media ini dirasa murah dan tidak mengelurkan biaya yang mahal. Materi yang biasanya disampaikan melalui media SMS adalah tentang keorganisasian, misalnya informasi-informasi mengenai kegiatan rapat atau pelaksanaan program kerja yang harus dihadiri oleh anggota BEM KM IPB. Media SMS tinggi penggunaannya pada arah komunikasi horizontal dan diagonal dan rendah penggunaannya pada arah komunikasi ke bawah dan ke atas. Berbeda dengan media SMS, media telepon, email, laporan tertulis, dan papan pengumuman penggunaannya jarang. Telepon jarang digunakan untuk menyampaikan informasi untuk arah komunikasi ke bawah (dari pimpinan BEM KM IPB ke anggota) dan ke atas (dari anggota ke pimpinan BEM KM IPB). Namun, telepon cukup sering digunakan untuk arah komunikasi horizontal (sesama anggota) dan diagonal (dari pimpinan atau anggota ke pimpinan atau anggota dari kementerian atau biro yang berbeda). Hal ini disebabkan karena ada beberapa kementerian atau biro yang melakukan progam kerja secara terkoordinir, sehingga membutuhkan koordinasi kerja. Penggunaan media telepon untuk berkomunikasi juga disebabkan karena para pengurus BEM KM IPB memiliki provider yang berbeda, sehingga penggunaan media telepon jarang karena akan mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dan sebagai alternatif media komunikasi 52 untuk arah horizontal dan diagonal selain tatap muka adalah SMS, karena media ini murah. 6.2. Efektivitas Komunikasi Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam organisasi BEM KM IPB dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya tujuan organisasi. Tabel 6 berikut dapat memberikan informasi mengenai perolehan rata-rata skor untuk masing- masing komponen efektivitas komunikasi yang dapat menunjukkan sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di organisai BEM KM IPB. Tabel 6. Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi Organisasi No. 1. 2. 3. 4. 5. Efektivitas Komunikasi Organisasi Tidak Efektif 2,6 11,8 2,6 11,8 1,3 Persentase (%) Kurang Efektif Efektif 13,2 84,2 27,6 60,5 21,1 76,3 22,4 65,8 15,8 82,9 Rata-rata Pengertian 2,82 Kesenangan 2,49 Mempengaruhi Sikap 2,74 Hubungan Sosial yang Baik 2,54 Tindakan 2,82 Rata-rata total 2,68 Rata-rata skor: 1,00-1,67 = tidak efektif ; 1,68-2,35 = kurang efektif ; 2,36-3,00 = efektif Perolehan rata-rata skor menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB sudah efektif. Karena nilai rata-rata skor dari kelima komponen efektivitas komunikasi yang meliputi pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan sudah masuk kategori efektif. Nilai rata-rata skor dari kelima komponen efektivitas komunikasi mulai dari yang tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah pengertian, tindakan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan kesenangan. Pengertian dan tindakan memiliki nilai rata-rata skor tertinggi yaitu 2,82. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasian yang meliputi perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon, dan evaluasi suatu pekerjaan. Anggota juga menyampaikan materi komunikasi yang berkaitan dengan organisasi, misalnya menyampaikan rekomendasi/ ide-ide/saran, 53 laporan pelaksanan pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, dan permintaan bantuan. Dengan demikian anggota menjadi mengerti kemudian melaksanakan atau bertindak untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan. Walaupun terkadang materi berupa non-keorganisasian juga sering disampaikan oleh pimpinan BEM KM IPB. Komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB sudah efektif, namun masih terdapat rata-rata skor yang rendah, yaitu komponen kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan mempengaruhi sikap. Dari hasil wawancara dengan beberapa reponden menyebutkan bahwa mereka kurang nyaman dengan lingkungan kerja BEM KM IPB, baik lingkungan secara fisik maupun tidak. Responden juga memberikan penilaian bahwa yang kurang dari BEM KM adalah kurang dijunjungnya rasa kekeluargaan, sehingga yang dilakukan hanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai target dan sukses. Namun, kurang memperhatikan bagaimana anggota bisa belajar, ingin belajar, dapat belajar berkomunikasi, dan berhadapan dengan orang. Responden juga menambahkan bahwa secara nilai mungkin BEM KM IPB sudah memenuhi syarat, tetapi nilainilai sosial masih kurang. 54 BAB VII HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 7.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Uji hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis yang pertama yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Nilai korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi yang terjadi di organisasi BEM KM IPB ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi Komponen Efektivitas Komunikasi Organisasi Hubungan PengerKesenaMempengaruTindaSosial tian ngan hi Sikap kan yang Baik 1. Direktif -.132 -.282* -.190 -.337** -.238* 2. Konsultatif .359** .310** .290* .166 .099 3. Partisipatif .235* .416** .399** .340** .120 4. Delegatif -.059 -.255* -.038 .002 -.128 Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05); **berhubungan sangata nyata (p<0,01) Gaya No. Kepemimpinan Tabel 7 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan sangat nyata antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi. Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Gaya kepemimpinan direktif berhubungan nyata dengan kesenangan dan tindakan dan berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial yang baik. Hubungan tersebut bersifat negatif, artinya jika gaya kepemimpinan direktif diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB, maka kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan tindakan dari anggota berkurang. Artinya, anggota akan tidak senang dengan lingkungan fisik dan non-fisik tempat kerja, hubungan sosial 55 menjadi tidak baik, dan akhirnya tindakan atau kinerja akan menurun. Pada dasarnya anggota tidak menginginkan kreativitas dan keinginannya terlalu diatur atau didikte oleh pimpinan. Karena hal ini akan mematikan kreativitas dan pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya semangat atau motivasi bekerja. Lebih lanjut akan berdampak pada menurunnya kinerja (tindakan) dari anggota tersebut. 2) Hubungan nyata terjadi antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan mempengaruhi sikap. Hubungan sangat nyata terjadi antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan pengertian dan kesenangan. Sifat hubungan antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan ketiga komponen keefektivan komunikasi tersebut adalah positif. Hal ini memberikan makna bahwa jika pimpinan BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan ini, maka pengertian anggota akan lebih mengerti, selain itu juga akan meningkatkan kesenangan, dan mempengaruhi sikap anggota. Kepemimpinan konsultatif adalah seorang anggota berkonsultasi dengan pimpinannya mengenai berbagai masalah atau pekerjaan, tetapi pemimpin yang pertama memberikan inisiatif untuk saling berdiskusi dan keputusan akhir mutlak ditangan pimpinan itu sendiri. Penerapan gaya kepemimpinan ini penting jika masalah yang hendak diselesaikan merupakan masalah penting. Saat pemimpin mengajak berdiskusi akan terjadi komunikasi dua arah, maka akan menimbulkan pengertian dan rasa senang bagi anggota. Lebih lanjut pemimpin akan mempengaruhi sikap anggota. 3) Gaya kepemimpinan partisipatif berhubungan nyata dengan pengertian dan berhubungan sangat nyata dengan kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik. Hal ini sejalan dengan penerapan gaya kepemimpinan partisipatif oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Sifat hubungannya adalah positif. Yang artinya akan menimbulkan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik jika gaya kepemimpinan partisipatif diterapkan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Gaya kepemimpinan partisipatif menempatkan musyawarah sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan dapat diambil secara bergantian antara anggota dan pemimpin. Komunikasi yang terjadi sudah 56 longgar yang memungkinkan seorang anggota dan pemimpin saling mendapatkan feedback. Adanya hubungan timbal balik ini akan menyebabkan terjadinya pengertian dari pihak anggota. Komunikasi dua arah juga meningkatkan rasa senang anggota, mempengaruhi sikap, dan menciptakan hubungan sosial yang baik. 4) Gaya kepemimpinan delegatif berhubungan nyata dengan kesenangan, sifat hubungannya adalah negatif. Artinya, ketika pimpinan tertinggi menerapkan gaya kepemimpinan kepemimpimpinan ini, delegatif maka anggota merupakan tidak gaya akan senang. kepemimpinan Gaya dimana pemimpin mendelegasikan tugas atau pekerjaan kepada anggotanya. Anggota tidak senang jika pemimpin BEM KM IPB tidak terlibat atau mendampingi anggota saat anggota melaksanakan program kerja. Artinya, pemimpin yang tidak acuh atau tidak memberikan dukungan/motivasi terhadap anggota akan menurunkan rasa senang anggota terhadap pekerjaan. Kasus-kasus lainnya tidak terbukti berhubungan nyata dan tidak menunjukkan korelasi yang berarti. Nilai koefisien korelasi yang sangat rendah (< 0,2) menunjukkan bahwa tidak ada indikasi sama sekali korelasi diantara variabel-variabel tersebut. 7.2. Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi 7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi Hasil analisis dengan menggunakan Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara proses komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis kedua “Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi (media komunikasi) dengan efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Tabel 8 memberikan informasi tentang nilai korelai antara media komunikasi yang digunakan oleh pengurus BEM KM IPB dengan komponen-komponen efektivitas komunikasi. 57 Tabel 8. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi No. 1. 2. 3. Media Pengertian Tatap muka Telepon .118 .207 SMS .241* Komponen Efektivitas Komunikasi Hubungan KesenaMempengaruSosial ngan hi Sikap yang Baik .222 -.022 .132 .263* .255* .183 .077 .165 .277* 4. 5. Email .095 .151 .188 Laporan .129 .086 .152 Tertulis 6. Papan .060 .060 .146 Pengumuman Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05); **berhubungan sangata nyata (p<0,01) Tindakan .017 .119 -.027 .177 .110 .132 .160 .308** .233* Secara umum media kurang berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Tedapat tiga media yang berhubungan nyata dan sangat nyata dengan efektivitas komunikasi. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata dan sangat nyata antara media dengan efektivitas komunikasi oraganisasi. Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara media komunikasi dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Hubungan nyata terjadi antara media telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap. Hubungan tersebut bersifat positif. Penggunaan media telepon dapat meningkatkan kesenangan dan mempengaruhi sikap. Hal ini disebabkan karena media telepon bersifat audio, sehingga bisa bersifat persuasif atau ajakan. Oleh karena itu, media telepon dapat mempengaruhi sikap. 2) Media SMS berhubungan nyata dengan pengertian dan kesenangan. Hubungan tersebut bersifat positif. Berbeda dengan media telepon, media SMS yang hanya bisa memberikan pemahaman, tapi tanpa mempengaruhi sikap. Karena media SMS bersifat visual sehingga kurang bersifat persuasif. Anggota yang mendapatkan sms akan mengetahui dan mengerti informasi apa yang ditransmisikan. Selain mengetahui dan mengerti, anggota juga akan senang. 3) Media papan pengumuman berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial yang baik dan berhubungan nyata dengan tindakan. Hubungan tersebut 58 bersifat positif. Media papan pengumuman biasanya berisi informasiinformasi tentang keorganisasian, misalnya hasil rapat. Dengan membaca papan pengumuman tersebut pengurus yang tidak mengikuti rapat masih bisa mengetahui hasil rapat, sehingga anggota merasa masih dianggap ada. Dengan demikian dengan adanya informasi yang ada dipapan pengumuman dapat meningkatkan hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya bisa meningkatkan tindakan untuk melaksanakan program kerja. 7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi Hasil analisis korelasi antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi menujukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi organisasi. Hasil korelasi antara arah komunikasi dengan tingkat efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi No. Arah 1. Pengertian Komponen Efektivitas Komunikasi Hubungan KesenaMempengaruhi Sosial yang ngan Sikap Baik Ke .163 .273* Bawah 2. Ke Atas .054 .245* 3. Horizon.250* .252* tal 4. Diagonal .172 .128 Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05) Tindakan .191 .231* .102 .153 .293* .207 .166 .073 .090 .137 .006 .062 Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (arah komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 59 1) Arah komunikasi ke bawah berhubungan nyata dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik dua komponen keefektivan komunikasi. Hubungan tersebut bersifat positif. Artinya, jika pimpinan tertinggi BEM KM IPB melakukan komunikasi ke bawah (ke anggota) maka akan meningkatkan kesenangan dan membuat hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa diperhatikan tidak hanya dalam masalah organisasi tetapi juga diluar organisasi. 2) Sama halnya dengan arah komunikasi ke bawah, arah komunikasi ke atas berhubungan nyata dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik. Hubungan tersebut bersifat positif. Adanya hubungan tersebut disebabkan karena anggota berkomunikasi baik dengan pimpinan tertinggi BEM KM IPB atau anggota hanya untuk mencari kesenangan dan hubungan sosial yang baik, sehingga tidak berhubunan dengan pengertian, mempengaruhi sikap, dan tindakan. Hal ini disebabkan juga karena pimpinan BEM KM IPB telah mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro masing-masing. 3) Arah komunikasi horizontal berhubungan nyata dengan tingkat pengertian dan kesenangan para anggota. Adanya hubungan nyata antara arah komunikasi horizontal dengan pengertian mengartikan bahwa anggota lebih banyak mencari tahu tentang informasi dari rekan sekerjanya dari pada langsung kepada pimpinan BEM KM IPB atau pimpinan di kementerian atau biro masing-masing. Demikian juga anggota akan mendapatkan kesenangan dari rekan sekerjanya. 7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis yang kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (materi komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Terdapat 14 hubungan yang nyata antara materi komunikasi yang disampaikan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM 60 IPB. Tabel 10 dapat mengungkapkan adanya hubungan nyata yang terjadi antara materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi. Tabel 10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi No. Materi Pengertian Komponen Efektivitas Komunikasi Hubungan Kesena- Mempengaruhi Sosial yang ngan Sikap Baik Perintah\ .058 .237* Instruksi 2. Pengarahan .122 .190 3. Peraturan .204 .154 4. Kebijakan .185 .136 Umpan 5. .228* .193 Balik/Respon Informasi 6. Non.331* .250* Organisasi Evaluasi 7. .177 .275* Pekerjaan 8. Ide-Ide/Saran .152 .161 Laporan 9. Pelaksanaan .090 .032 Pekerjaan Rencana 10. .007 .167 Anggaran Keluhan 11. Tentang .094 .223 Pekerjaan Permintaan 12. .218 .211 Bantuan Koordinasi 13. .023 .200 Kerja Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05); 1. Tindakan .177 .101 .144 .185 .152 .153 .226* .146 .124 .159 .061 .143 .234* .186 .114 .218 .204 .102 .173 .242* .199 .071 .090 -.005 .072 .230* .105 .219 .212 .237* .179 .173 .184 .271* .233* .251* .167 .270* .096 Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Materi perintah berhubungan nyata dengan kesenangan, artinya anggota yang mendapatkan perintah atau instruksi dari pimpinan untuk melaksanakan tugas dimana tugas atau pekerjaan tersebut merupakan hal yang membuat anggota senang untuk melakukannya. 2) Materi pengarahan berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik, artinya anggota yang mendapatkan arahan oleh pimpinan, maka dapat meningkatkan hubungan sosial yang baik. 61 3) Materi umpan balik atau respon berhubungan nyata dengan pengertian dan mempengaruhi sikap. Seorang anggota akan bertanya kepada pimpinan untuk mencari pengertian, sehingga pimpinan akan memberikan umpan balik. Dengan demikian umpan balik yang diberikan oleh pimpinan akan menimbulkan atau meningkatkan pengertian. Lebih lanjut umpan balik tersebut akan mempengaruhi sikap anggota untuk melaksanakan apa yang disaran oleh pimpinan. 4) Materi non-keorganisasian berhubungan nyata dengan pengertian dan kesenangan. Ketika pengurus berkomunikasi tentang non-keorganisasian, maka suasana akan lebih santai. Pada saan itulah disisipkan tentang materimateri yang dapat menimbulkan pengertian anggota tentang materi keorganisasian, selain itu juga dapat menimbulkan kesenangan anggota. 5) Materi evaluasi pekerjaan berhubungan nyata dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa diperhatikan sehingga menimbulkan kesenangan dan hubungan sosial yang baik. 6) Laporan pelaksanaan pekerjaan berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik. Adanya laporan pelaksanaan pekerjaan dapat menumbuhkan hubungan sosial yang baik, karena adanya hubungan saling membutuhkan antar anggota agar mengetahui sampai sejauhmana pelaksanaan program kerja. 7) Materi rencana anggaran berhubungan nyata dengan tindakan, yang artinya dengan adanya anggaran tersebut akan meningkatkan tindakan. Anggota akan termotivasi dengan adanya target atau rencana anggaran, karena akan mengetahui sampai sejauhmana tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, anggota menjadi tergerak untuk melaksanakan program kerja. 8) Materi berupa permintaan bantuan berhubungan nyata dengan mempengaruhi sikap, hubungan sosial sosial yang baik, dan tindakan. Artinya, jika anggota meminta bantuan kepada anggota yang lain, maka akan mempengaruhi sikap dan meningkatkan hubungan sosial, karena anggota merasa dibutuhkan dan membutuhkan anggota yang lain. Adanya permintaan bantuan, maka akan meningkatkan tindakan untuk anggota lebih termotivasi untuk melaksanakan program kerja BEM KM IPB. 62 9) Materi koordinasi kerja berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik. Hal ini menandakan bahwa adanya koordianasi kerja antar beberapa kementerian atau biro di BEM KM IPB dapat menciptakan hubungan sosial yang baik. Koordinasi kerja akan membuat anggota yang berbeda kementerian dan biro dapat lebih akrab, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. 63 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin tertinggi organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB adalah partisipatif yang cenderung ke penerapan gaya kepemimpinan konsultatif, karena pimpinan BEM KM IPB yang lebih diandalkan atau yang pertama memberikan inisiatif. Penerapan gaya kepemimpinan bergantung pada situasi tertentu dan berbeda di setiap kementrian. Proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB sudah cukup aktif. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi diagonal merupakan arah komunikasi yang sering terjadi. Menurut media, media tatap muka adalah media yang paling banyak digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah komunikasi, sedangkan media yang rendah penggunaannya adalah telepon, email, laporan tertulis, dan papan pengumuman. Komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB sudah efektif, karena dari kelima komponen keefektivan komunikasi (pengertian, tindakan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang bak, dan kesenangan) sudah masuk kategori efektif. Pengertian dan tindakan memiliki nilai skor tertinggi karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasi. Gaya kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu pada hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dengan kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan tindakan; gaya kepemimpinan konsultatif dengan pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap; gaya kepemimpinan partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik; dan gaya kepemimpinan delegatif dengan kesenangan. Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap, media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang 64 baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi nonorganisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan, laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap. Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan. 8.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. BEM KM IPB sebaiknya lebih memanfaatkan media komunikasi secara variatif atau tidak hanya menggunakan salah satu media komunikasi saja, misalnya tatap muka, SMS, dan telepon agar informasi-informasi dapat tersalurkan keseluruh anggota sehingga terbentuk komunikasi yang lebih efektif. 2. BEM KM IPB sebaiknya lebih meningkatkan tidak hanya kuantitas program unggulannya, tetapi juga kualitas dari program-program tersebut (dengan adanya program kerja tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial yang harmonis, kekeluargaan, team work, komunikasi, dan saling membantu). 3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan di seluruh kelembagaan kemahasiswaan IPB terutama dalam hubungannya dengan keefektivan komunikasi organisasi. 65 DAFTAR PUSTAKA Agung, Retno Sri. 2001. Efektivitas Komunikasi Organisasi Pelaksana Program Kredit Usaha Tani (Kasus di Kabupaten Cianjur). Tesis. Pascasarjana IPB BEM KM IPB. 2010. Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010. Bogor Cahayani, Ati. 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Widiasara Indonesia Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Pratek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Goldberg, A.A., dan C.E Larson. 1985. Komunikasi Kelompok: Proses, Diskusi, dan Penerapannya. Jakarta: UI Press Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Nuryllah. 2005. Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja Pegawai dalam Orrganisasi Pemerintah (Kasus Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor). Skripsi. Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kasim, Azhar. 1993. Pengukuran Efektivitas dalam Organisasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mardailis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara Masita. 2005. Peranan Komunikasi Organisasi dalam Mengefektifkan Pelaksanaan Tugas pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPM), Kasus Desa Babakan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Mulyana, D. 1996. Konteks-konteks Komunikasi. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya Purwanto, Djoko. 2004. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga Raharja, Sam’un Jaja. 2005. Dimensi Manusia dalam Organisasi: Suatu Kajian Teoritis dari Perspektif Manajemen Kualitas. Jurnal Sosiohumaniora Universitas Padjadjaran, Vol 7, No.1, Maret 2005 66 Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: CV. Remadja Rosdakarya Saleh, Rusdi. 2009. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Pola Komunikasi Organisasi dengan Pembentukan Modal Sosial (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM IPB). Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor Sari, Wina Puspita. 2005. Audit Komunikasi Sebagai Alat untuk Mengukur Efektifitas dan Efisiensi Komunikasi dalam Suatu Organisasi. Diakses di elmurobbie.files.wordpress.com/2009/02/audit-komunikasi.pdf, pada tanggal 21 November 2009 pukul 9.48 Siagian, SP. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Singarimbun, Masri dan Sofian Efeendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Thoha, Miftah. 1991. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Wiriadihardja, H. Moeftie. 1987. Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka 67 LAMPIRAN 68 Tabel 1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Membuat keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggotanya Mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya Memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan terlebih dahulu kemampuan mereka mengenai tugas tersebut Menghindari hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi dengan anggotanya Mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya Rata-rata Skor 1,90 2,58 1,71 1,22 2,32 1,95 Tabel 2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat keputusan, tetapi dia tetap berhak menentukan keputusan terakhir Mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya kerjakan Menjelaskan dan mengarahkan kepada anggotanya untuk meningkatkan pekerjaan jika kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan tidak memuaskan Menjaga hubungan kerja yang ramah Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyampaikan idenya tentang keputusan yang telah dibuat Rata-rata Skor 2,72 2,06 2,82 2,94 2,90 2,69 Tabel 3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada keputusan yang diambil dengan suara terbanyak Mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan persoalan Memberi dorongan/motivasi kepada anggotanya untuk melaksanakan tugas/pekerjaan Membuat anggotanya santai jika sedang bercakap-cakap dengannya Menghormati dan menghargai perasaan dan martabat anggotanya Rata-rata Skor 2,61 2,85 2,88 2,84 2,95 2,83 69 Tabel 4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu tugas Mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada anggotanya Membuat keputusan yang kurang tegas Menerima semua ide-ide/saran-saran dari anggotanya Menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan pengalaman atau kemampuan anggotanya Rata-rata Skor 2,75 2,71 1,79 2,80 1,91 2,39 70 Tabel 5. Korelasi Antara Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi No. 1. Arah Materi Ke Bawah Media Tatap muka Telepon SMS 1. Perintah/instruksi Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 2. Pengarahan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 3. Peraturan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman 4. Kebijakan Tatap muka Pengertian .009 .938 .058 .621 .100 .390 -.035 .765 .010 .932 .088 .450 .090 .441 .141 .225 .002 .983 -.036 .754 .016 .892 .126 .279 .111 .339 .076 .515 .074 .524 .107 .360 .198 .087 .247(*) .031 .078 Kesenangan .259(*) .024 .227(*) .049 .102 .379 -.016 .890 .139 .231 -.091 .432 .103 .374 .306(**) .007 .135 .246 -.003 .980 .062 .595 -.123 .290 .098 .398 .196 .089 -.042 .719 .052 .656 .217 .060 .062 .597 .120 Keefektivan Komunikasi Mempengaruhi Hubungan Sosial yang Sikap baik -.004 .971 .089 .443 -.016 .891 .066 .573 .170 .143 .231(*) .044 .190 .100 .125 .281 -.037 .751 .041 .727 .064 .585 .051 .662 .114 .327 .027 .819 -.025 .830 .251(*) .029 .127 .275 .210 .068 .017 .012 .915 .040 .734 .028 .808 .048 .679 .013 .913 .170 .143 -.078 .505 .244(*) .034 .224 .052 .038 .744 .005 .964 .072 .539 -.013 .908 .203 .079 .231(*) .044 .259(*) .024 .098 .402 .087 .457 -.043 Tindakan .028 .808 .054 .642 -.069 .554 .065 .575 .065 .575 .289(*) .011 .199 .085 -.090 .437 -.008 .949 -.024 .834 .102 .383 .156 .179 .058 .618 -.071 .541 -.068 .561 .205 .075 -.035 .765 .185 .109 .125 71 Telepon SMS Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 5. Umpan balik/respon Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 6. Informasi non-organisasi Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon 7. Evaluasi terhadap pekerjaan SMS Email Laporan Tertulis .501 .159 .170 .119 .306 .116 .319 .105 .366 .207 .073 -.044 .707 .234(*) .042 .016 .888 .140 .228 .066 .570 .106 .361 .020 .866 .202 .080 .197 .089 .013 .915 .056 .634 .148 .203 .194 .093 .150 .195 .236(*) .040 .027 .818 .000 .303 .177 .126 .053 .647 -.075 .518 .219 .058 -.012 .921 .222 .053 .121 .297 .169 .144 -.011 .923 .125 .282 .050 .669 .328(**) .004 .186 .108 .195 .091 .104 .370 .139 .231 .074 .526 .453(**) .000 .143 .219 .167 .150 .138 .234 .109 .884 .132 .256 -.043 .714 .187 .106 .265(*) .021 .208 .072 .117 .315 .043 .712 -.046 .694 .215 .062 .180 .119 .156 .179 .218 .058 .105 .368 .112 .334 .188 .104 .229(*) .047 .211 .067 .172 .136 .090 .440 .073 .533 .187 .106 .123 .714 .189 .102 .160 .166 .118 .311 .173 .134 .117 .316 .128 .272 .059 .613 .037 .750 .161 .166 .151 .194 .174 .134 .219 .057 .197 .087 .279(*) .015 .192 .097 .250(*) .030 .212 .066 .334(**) .003 .268(*) .019 .159 .170 .275(*) .016 .105 .283 .042 .716 -.068 .562 .128 .271 .025 .833 .139 .231 .169 .145 -.002 .989 .029 .806 .152 .188 .019 .868 .146 .210 .168 .146 .031 .790 .030 .798 .129 .268 -.007 .955 .191 .098 .206 .074 .084 .469 -.159 .170 .215 .062 .031 72 Papan Pengumuman 2. Ke Atas Tatap muka Telepon SMS 1. Rekomendasi/ ide-ide/saran Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 2. Laporan pelaksanan pekerjaan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 3. Rencana anggaran Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka 4. Keluhan tentang pekerjaan Telepon SMS .999 .193 .095 .128 .270 .204 .077 .143 .219 .091 .436 .149 .198 .011 .923 .074 .526 .093 .422 .087 .455 .078 .501 -.134 .247 .153 .186 .064 .581 .119 .304 .061 .600 -.018 .879 .123 .290 .153 .186 .061 .598 -.058 .620 .030 .350 .111 .339 .155 .180 .238(*) .038 .125 .282 .084 .469 -.046 .693 -.009 .942 .115 .322 .147 .205 .188 .104 .018 .877 -.070 .546 .027 .816 .169 .145 .107 .358 .267(*) .020 .028 .814 .200 .083 -.024 .840 .095 .417 .154 .183 .388(**) .290 .136 .240 -.010 .933 .208 .071 -.037 .751 .175 .131 .038 .748 .093 .423 -.041 .725 .063 .586 .072 .539 .000 .999 .098 .398 .164 .157 .045 .701 .223 .053 .191 .098 .108 .353 .126 .280 .230(*) .046 -.021 .858 .149 .200 .128 .368 .191 .099 .026 .827 .209 .070 .077 .511 .053 .651 -.074 .527 .262(*) .022 .105 .369 .161 .165 .325(**) .004 .004 .972 .059 .613 .146 .208 .092 .429 .196 .090 .208 .072 .204 .078 .109 .347 .272(*) .018 .090 .441 .219 .057 .292(*) .793 .209 .070 -.042 .716 .029 .803 -.001 .996 .118 .311 -.053 .649 .205 .075 .010 .928 -.044 .708 .103 .375 -.016 .894 .018 .877 .242(*) .035 .021 .855 .136 .240 .147 .206 .112 .334 -.067 .566 .242(*) .035 .088 .452 -.021 .854 .085 73 Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 5. Permintaan bantuan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 6. Informasi non-rganisasian Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman 3. Horizontal Tatap muka Telepon SMS 1. Rekomendasi/ide-ide/ saran Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman 2. Permintaan bantuan Tatap muka .800 .008 .943 .044 .704 .081 .489 .174 .132 .003 .982 .119 .306 -.010 .930 .066 .568 .067 .567 .167 .149 .064 .585 .100 .388 -.013 .914 .146 .208 .026 .821 .144 .214 .227(*) .049 .271(*) .018 .267(*) .020 .160 .166 .108 .354 .197 .001 .095 .415 .097 .404 .010 .930 .164 .157 .299(**) .009 .266(*) .020 .150 .196 .108 .355 .006 .959 .345(**) .002 .340(**) .003 .343(**) .002 .064 .580 .084 .470 -.028 .809 .028 .808 .246(*) .032 .228(*) .047 .262(*) .022 .054 .644 .105 .365 .016 .270 .177 .127 .042 .722 .149 .199 .115 .321 .201 .082 .099 .394 .071 .542 .093 .422 .225 .051 .014 .902 .282(*) .014 .222 .054 .104 .373 .227(*) .048 .114 .326 .040 .733 .102 .380 .078 .501 .212 .066 .107 .358 .209 .070 .118 .011 .225 .051 .083 .478 .233(*) .043 .171 .139 .191 .098 .112 .334 .109 .351 .153 .188 .273(*) .017 .252(*) .028 .323(**) .004 .315(**) .006 .191 .099 .277(*) .015 .271(*) .018 .016 .892 -.004 .974 .103 .377 .182 .115 .085 .468 .236(*) .040 .099 .467 .144 .213 -.009 .938 .196 .090 .127 .273 .191 .099 .204 .077 .107 .359 .081 .487 .251(*) .029 .009 .940 .201 .082 .135 .244 .095 .415 .250(*) .029 .180 .121 .019 .870 -.017 .883 -.012 .918 .053 .647 .053 .652 .287(*) .012 .082 74 Telepon SMS Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 3. Informasi non-organisasi Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 4. Keluhan tentang pekerjaan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman 4. Diagonal Tatap muka Telepon 1. Rekomendasi/ide-ide/saran SMS Email Laporan Tertulis .088 .063 .589 .029 .802 .131 .261 .206 .075 .163 .158 .302(**) .008 .257(*) .025 .266(*) .020 .157 .177 .183 .113 .106 .363 .043 .710 .173 .135 .237(*) .039 .101 .383 .173 .134 .062 .594 .168 .148 .233(*) .043 .242(*) .035 .051 .663 .194 .892 .112 .337 .067 .563 .208 .071 .088 .451 .039 .737 .093 .424 .160 .168 .069 .555 .138 .234 .165 .155 .037 .750 .046 .695 .181 .118 .018 .875 .095 .416 .096 .411 .064 .582 .046 .691 .120 .301 .152 .188 .127 .273 .178 .308 .153 .186 .008 .944 .176 .128 .141 .223 .226 .050 -.057 .624 .085 .468 -.032 .786 .116 .317 .124 .285 .185 .109 -.147 .205 .093 .423 -.051 .661 .034 .773 .191 .098 .201 .081 .004 .972 .177 .126 .000 1.000 .098 .401 .261(*) .393 -.083 .476 .040 .730 .123 .290 .143 .217 .274(*) .016 .042 .719 -.084 .471 -.089 .446 .197 .088 .191 .098 .238(*) .038 -.072 .538 -.010 .932 .010 .932 .139 .230 .169 .144 .296(**) .009 .028 .813 .076 .517 .029 .801 .100 .392 .260(*) .483 .110 .343 .029 .804 .067 .564 .047 .686 .251(*) .029 -.084 .469 .011 .923 -.069 .551 -.008 .946 .034 .770 .189 .103 -.058 .620 .043 .710 -.151 .192 .097 .406 .095 .416 .233(*) .043 -.076 .514 .106 .364 .034 .769 .019 .869 .120 75 Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 2. Permintaan bantuan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 3. Informasi non-organisasi Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka Telepon SMS 4. Keluhan tentang pekerjaan Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman Tatap muka 5. Koordinasi kerja Telepon SMS .092 -.172 .137 .153 .187 .172 .138 .171 .139 .170 .143 .205 .076 -.094 .417 .389(**) .001 .274(*) .017 .241(*) .036 .104 .370 .177 .126 .029 .807 .073 .531 .168 .147 .156 .177 .062 .594 .147 .205 -.094 .421 .106 .362 .162 .161 .078 .124 .101 .387 .158 .172 .171 .141 .224 .052 .173 .134 .156 .179 .170 .142 .118 .311 .218 .059 .153 .187 .140 .226 .137 .239 .155 .182 .115 .325 .144 .214 .068 .562 .210 .069 .184 .112 .022 .849 .085 .465 .276(*) .016 .180 .023 .096 .409 .071 .542 .239(*) .037 .024 .835 .252(*) .028 .273(*) .017 .110 .344 .108 .354 .223 .053 .073 .532 .199 .085 .283(*) .013 .125 .282 -.020 .867 .173 .134 -.059 .610 .152 .191 .245(*) .033 .106 .361 .058 .617 .209 .070 -.037 .023 .139 .230 .058 .618 .071 .543 -.030 .800 .279(*) .015 .277(*) .015 .181 .118 -.021 .858 .004 .973 -.038 .748 .242(*) .036 .283(*) .013 .180 .119 -.093 .422 .045 .698 -.055 .639 .185 .110 .216 .061 .266(*) .020 .101 .387 .078 .504 .106 .303 .168 .146 .044 .703 .047 .689 .005 .964 .226 .050 .132 .256 .217 .060 -.132 .257 .008 .943 -.042 .718 .120 .303 .213 .065 .063 .589 .020 .866 .006 .962 -.057 .624 .168 .146 .161 .166 .214 .063 .061 .601 .077 .508 .027 76 Email Laporan Tertulis Papan Pengumuman .502 .119 .307 .095 .416 -.134 .247 .120 .139 .231 .139 .230 .192 .097 .753 .270(*) .018 .212 .066 .161 .165 .361 .250(*) .029 .237(*) .039 .309(**) .007 .816 .139 .229 .199 .085 .253(*) .028