hubungan gaya kepemimpinan dengan keefektivan

advertisement
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI ORGANISASI
(Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)
Sulastri
I34063262
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
ABSTRACT
SULASTRI. Correlate Between Leadership Style With The Effectiveness of
Communication within Organization (Case Student Organization BEM KM IPB
Period 2009-2010). Supervised by SUTISNA RIYANTO.
Leadership style and the effectiveness of communication within organization
which build in student organization will determine attainment aims organization.
BEM KM IPB (Badan Eksekutif Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut
Pertanian Bogor) is a formal student organization in level university education.
The purpose of this research was to identification the leadership style, to describe
the process of communication, to know the effectiveness of communication, and to
measure the correlate between leadership style and communication’s process with
the effectiveness of communication in BEM KM IPB. The number of respondents
in this research were 76 people, with 21 people in levels an ministry and 55
people in levels staff. In general, the leadership style in BEM KM IPB is
participative. Although, the members still needs initiative from leader.
Communication process in BEM KM IPB enough active based on the direction,
media, and the subject of communication. Communication within organization
was effective, because the five commponent of effectiveness communication was
effective. Leadership style and communication process proven correlate with the
effectiveness of communication, and based on media, communication directive,
and matter of communication proven corelate with effectiveness of
communication.
Keywords: communication, organization, effectiveness communication.
ii
RINGKASAN
SULASTRI.
HUBUNGAN
GAYA
KEPEMIMPINAN
DENGAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi
Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010). Di bawah bimbingan
SUTISNA RIYANTO.
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor
(BEM KM IPB) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat
perguruan tinggi. Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang
dibangun dalam organisasi tersebut akan menentukan pencapaian tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB, mendeskripsikan
proses komunikasi organisasi yang terjadi, mengetahui efektivitas komunikasi
organisasi, dan mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi
organisasi dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi
kemahasiswaan BEM KM IPB.
Populasi penelitian adalah pengurus organisasi kemahasiswaan BEM KM
IPB yang berjumlah 144 orang yang terbagi dalam 13 bagian yaitu 10
kementerian, satu Biro Bisnis dan Kemitraan, satu IPB Social Politic Center
(ISPC), dan Badan Pengurus Harian (BPH). Jumlah responden adalah 76 orang
yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi
dua strata, yaitu pimpinan (21 orang) dan staf (55 orang). Data yang digunakan
meliputi data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan dari hasil
kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari data base dan Laporan Tengah
Tahun BEM KM IPB 2010. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
Microsoft Excel, tabulasi silang, tabel frekuensi, dan uji korelasi Rank Spearman.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB
adalah partisipatif, namun pimpinan masih cukup diandalkan untuk memberikan
inisiatif. Penerapan gaya kepemimpinan di BEM KM IPB bergantung pada situasi
dan kondisi serta berbeda di setiap kementrian atau biro. Proses komunikasi
organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB dapat dikatakan sudah
cukup aktif, jika dilihat dari arah dan media. Menurut arah komunikasi, arah
komunikasi diagonal merupakan arah komunikasi yang cukup sering digunakan,
karena anggota memerlukan koordinasi kerja dari kementerian lain. Menurut
media komunikasi, media tatap muka paling sering digunakan untuk
menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah komunikasi. Komunikasi
organisasi yang terjadi di organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB sudah efektif,
karena pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik,
dan tindakan sudah dikatakan efektif. Pengertian dan tindakan memiliki nilai skor
tertinggi, karena materi komunikasi yang disampaikan adalah tentang
keorganisasian.
Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi
meliputi direktif dengan kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan tindakan;
konsultatif dengan pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap;
partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan
sosial yang baik; dan delegatif dengan kesenangan.
iii
Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut
media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap,
media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman
dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah
komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang
baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi nonorganisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan
sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan,
laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan
tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau
memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap.
Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan.
iv
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI ORGANISASI
(Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)
SULASTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Pada
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
v
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa :
Sulastri
NRP
:
I34063262
Judul
: Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas
Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan
BEM KM IPB Periode 2009-2010)
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Ir. Sutisna Riyanto, M.S
NIP. 19620115 198803 1 004
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS
NIP. 19550630 198103 1003
Tanggal Pengesahan :
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Gaya
Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi
Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)” benar-benar hasil karya saya
sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi
atau lembaga manapun kecuali kutipan yang ada dalam tulisan ini. Sumber
informasi yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sesungguhnya.
Bogor, September 2010
SULASTRI
I34063262
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri, 11 April dan anak pertama dari empat
bersaudara. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN I Jati Tarokan, Kediri.
Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan di SLTP Negeri 1 Tarokan
Kediri dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan SMA Negeri 5 Kediri.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada tahun 2006 melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 2007 masuk di Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekologi Manusia, penulis menjadi
anggota organisasi di Organisasi Mahasiswa Daerah Kediri (Kamajaya) dan
Forum Syiar Islam Fakultas Ekologi Manusia (FORSIA). Penulis pernah
mengikuti kepanitiaan Masa Perkenalan Fakultas, Masa Perkenalan Departemen,
dll. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Sosiologi Umum
pada Tahun 2009-2010.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah “Hubungan Gaya Kepemimpinan
dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan
BEM KM IPB Periode 2009-2010)”.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah KPM 499.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, menganalisis serta mengukur hubungan
antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi BEM KM
IPB. Demikian skripsi ini penulis sampaikan semoga bermanfaat.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalamdalamnya kepada :
1. Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen pembimbing studi pustaka dan skripsi
yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta kesabarannya
2. Ir. Richard WE. Lumintang, MSEA sebagai dosen penguji utama dan Ibu
Heru Purwandari, SP. Msi sebagai dosen penguji wakil Komisi Pendidikan
dan pembimbing akademik
3. Keluarga tercinta
4. Ach. Firman Wahyudi dan Ach. Deni, serta segenap jajaran pengurus BEM
KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi (2009-2010)
5. Evi Mariani dan Widia yang menyediakan data sekunder. Semoga sukses
selalu.
6. Teman-teman satu bimbingan skripsi Angel dan Demul, sukses selalu.
7. Teman-teman KPM’43 (Link2, Feby, Rai, Ani, Gigi, Evi dan teman-teman
semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu)
8. Pondok Dinar Community yang menemani baik saat suka maupun duka.
9. Teman-teman B12 dan A03 serta teman-teman semua yang tidak bisa
disebutkan satu persatu
ix
10. Ach. Fahruddin beserta segenap jajaran pengurus BEM TPB 2009-2010 yang
membantu dalam pengujian reliabillitas kuesioner.
11. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan
kerjasamanya selama ini.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang terkait.
Bogor, September 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiii
BAB I.
PENDAHULUAN .....................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................
1.2. Perumusan Masalah ..........................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................
1.4. Manfaat .............................................................................
1
1
3
4
4
BAB II.
TINJAUAN TEORITIS ...........................................................
2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................
2.1.1. Teori Kepemimpinan ...............................................
2.1.2. Gaya Kepemimpinan ...............................................
2.1.3. Konsep Organisasi ...................................................
2.1.4. Komunikasi Organisasi ............................................
2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi ..........................
2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................
2.3. Hipotesis Penelitian ............................................................
6
6
6
8
13
17
21
25
27
BAB III. PENDEKATAN LAPANG .......................................................
3.1. Metode Penelitian ...............................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................
3.4. Teknik Analisis Data ...........................................................
3.5. Definisi Operasional ...........................................................
3.6. Reliabilitas Instrumen .........................................................
28
28
28
28
30
31
33
BAB IV. GAMBARAN UMUM ...............................................................
4.1. Gambaran Umum BEM KM IPB .......................................
4.1.1. Sumberdaya Organisasi ...........................................
4.1.2. Struktur Organisasi ..................................................
4.2. Gambaran Umum Responden .............................................
34
34
35
39
43
BAB V.
GAYA KEPMIMPINAN BEM KM IPB ................................
45
BAB VI.
PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
ORGANISASI BEM KM IPB ..................................................
6.1. Proses Komunikasi Organisasi ...........................................
6.2. Efektivitas Komunikasi Organisasi .....................................
49
BAB VII. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES
KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKIKSI ........................................................................
7.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas
Komunikasi .......................................................................
49
52
54
54
xi
Halaman
7.2. Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas
Komunikasi ........................................................................
7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas
Komunikasi ............................................................
7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas
Komunikasi ............................................................
7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas
Komunikasi ............................................................
BAB VIII.KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
8.1. Kesimpulan .........................................................................
8.2. Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
56
56
58
59
63
64
65
67
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1.
Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................
2.
Jumlah Pengurus BEM KM IPB periode 2009-2010 Berdasarkan
29
Jenis Kelamin ....................................................................................
37
3.
Distribusi Responden Menurut Karakteristik ...................................
43
4.
Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan
BEM KM IPB ...................................................................................
5.
Rata-rata Skor Komunikasi Organisasi Berdasarkan Media dan
Arah Komunikasi ..............................................................................
6.
49
Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi
Organisasi ..........................................................................................
7.
45
52
Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi
Organisasi ..........................................................................................
54
8.
Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ........
57
9.
Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi .........
58
10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi .......
60
Lampiran
1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif ....................................
68
2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif ..............................
68
3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif ...............................
68
4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif .................................
69
5. Korelasi Proses Komunikasi dengan Efektivitas
Komunikasi ........................................................................................
70
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1.
2.
3.
Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal (a),
lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal dan
horizontal (d), dan oval (e) ...........................................................
Kerangka Pemikiran .....................................................................
15
Struktur Organisasi BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi
Periode 2009-2010 ........................................................................
42
27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan
berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak yang lain. Tujuan
dari komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna dari pesan yang
disampaikan
tersebut.
Komunikasi
akan
memudahkan
seseorang
untuk
berinteraksi secara sosial dengan anggota masyarakat lainnya dan membantu kita
dalam melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita (Masita, 2005).
Dewasa ini kehidupan manusia semakin kompleks yang menyebabkan
kebutuhannya pun juga bertambah. Oleh karena itu, untuk memenuhi sebagian
dari kebutuhannya tersebut manusia membentuk organisasi.
Organisasi diartikan sebagai suatu sistem, mengordinasi aktivitas, dan
mencapai tujuan bersama atau umum. Dikatakan suatu sistem karena organisasi
itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu
bagian terganggu maka akan berpengaruh pada bagian lainnya (Muhammad,
2004). Organisasi yang dibentuk memiliki tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi
akhir yang diingini atau kondisi yang partisipan usahakan melalui penampilan
aktivitas tugas-tugas mereka. Adapun fungsi organisasi diantaranya adalah
memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung
jawab, memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi orang. Badan Eksekutif
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB)
merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat perguruan tinggi.
Organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB berperan sebagai penyampai aspirasi
mahasiswa, membela hak-hak mahasiswa jika terjadi ketidakadilan yang dirasa
merugikan posisi mahasiswa, dan membantu kelancaran kegiatan akademik di
kampus. Organisasi kemahasiswaan ini keanggotaannya mencakup seluruh
mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari berbagai jurusan dan
angkatan.
2
Lebih dari 70 persen hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau
organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi, sehingga
komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan
suatu organisasi (Sari, 2005). Menurut Kohler (1981) dalam Muhammad (2004)
komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Adanya
komunikasi yang baik, maka organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil. Sebaliknya, jika komunikasi yang dibangun tidak baik maka organisasi
tersebut tidak akan berjalan dengan lancar (Muhammad, 2004). Bahkan
komunikasi organisasi disebut sebagai darah bagi kehidupan organisasi
(Goldhaber,1993 dalam Sari, 2005).
Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi,
salah satunya adalah adanya pemimpin dalam organisasi tersebut yang memimpin
secara efektif. Pemimpin dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami
dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler, 1981 dalam
Muhammad, 2004). Menurut Raharja (2005) kegagalan berbagai pendekatan
tentang kualitas seperti Total Quality Management (TQM) Business Process
Reenginering (BPR) dan pendekatan lainnya telah menimbulkan perubahan
perspektif dalam memandang kualitas dan dimensi manusia dalam organisasi. Inti
penyebab kegagalan pendekatan tersebut terletak pada unsur dimensi manusia,
yaitu kurangnya komitmen berbagai pihak (dimensi manusia) yang terlibat dalam
organisasi dari berbagai level struktur, fungsi, dan kompetensi dan secara lebih
khusus pimpinan organisasi. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
seorang pemimpin mempunyai peranan yang penting dalam keberlanjutan sebuah
organisasi atau perusahaan.
Purwanto (2004) menyebutkan bahwa Universitas Michigan pada Tahun
1990 serta Pennsylvania State University dan Wake Forest University pada Tahun
1991 mendokumentasikan pentingnya ketrampilan berkomunikasi untuk mencapai
sukses organisasional. Sebagai contoh, dalam survey Penn State atas para
eksekutif perusahaan, kualitas utama yang dicari pada lulusan baru adalah
kemampuan kepemimpinan, yaitu sebesar 79,7 persen. Dimana kemampuan
kepemimpinan tersebut menduduki urutan kedua setelah ketrampilan komunikasi
lisan dan tulisan, yaitu sebesar 83,5 persen. Menurut data ini seseorang
3
diharapkan mampu untuk memimpin selain bisa berkomunikasi, karena hal ini
akan mempengaruhi kehidupan organisasi tersebut.
Kepemimpinan
merupakan
masalah
sentral
dalam
kepengurusan
organisasi, maju mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, senang
tidaknya orang bekerja dalam organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya
pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan
(Hidayat, 2005). Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan pada sebuah
organisasi akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut
dipilah-pilah akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing.
Gaya kepemimpinan mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan
dengan anggotanya dalam rangka menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan (Rivai, 2007 dalam Saleh, 2009).
Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang dibangun
dalam organisasi kemahasiswaan akan menentukan pencapaian tujuan dari
organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi merupakan landasan awal atau
akan mempengaruhi keberlanjutan sebuah organisasi. Dengan demikian, gaya
kepemimpinan dan efektivitas komunikasi dalam organisasi patut diperhatikan,
khususnya pemimpin dalam organisasi tersebut.
1.2.
Perumusan Masalah
Efektivitas komunikasi organisasi dan tercapainya tujuan organisasi salah
satunya ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpin sebagai pemegang kekuasaan
dan wewenang dalam sebuah organisasi memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Penerapan gaya kepemimpinan
oleh seorang pemimpin dalam proses pencapaian tujuan organisasi berhubungan
dengan efektivitas komunikasi organisasi. Demikian juga dengan proses
komunikasi yang terjadi dengan efektivitas komunikasi organisasi. Gaya
kepemimpinan, proses komunikasi, dan efektivitas komunikasi organisasi yang
dilakukan oleh pimpinan organisasi menarik untuk diketahui. Dalam penelitian ini
perumusan masalah yang diangkat adalah:
4
1. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan oleh pemimpin organisasi
kemahasiswaan BEM KM IPB untuk mencapai tujuan organisasi?
2. Bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM
KM IPB?
3. Sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi pada
organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB?
4. Sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi
dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan
BEM KM IPB?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah yang hendak dikaji di atas, maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin
organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB.
2. Mendeskripsikan proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi
BEM KM IPB.
3. Mengetahui efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi
kemahasiswaan BEM IPB.
4. Mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi
dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan
BEM KM IPB.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Hubungan Gaya
Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi” ini antara lain:
1. Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan
kajian bagi peneliti lanjutan mengenai gaya kepemimpinan dan efektivitas
komunikasi organisasi.
5
2. Bagi pihak IPB atau instansi terkait, hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan kebijakan yang disusun terkait dengan bidang kemahasiswaan.
3. Bagi pihak BEM KM IPB Perode 2009-2010 sebagai gambaran dan bahan
kajian untuk meningkatkan kinerja.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Kepemimpinan
Pemimpin dianggap sebagai tokoh sentral dalam kehidupan organisasi
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi dengan kata lain suatu
organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kepemimpinan. Oleh
karena itu, segala hal berhubungan dengan kepemimpinan menjadi perhatian dan
menarik untuk dipelajari. Hasil penelaahan membuktikan bahwa kepemimpinan
merupakan fenomena yang sangat kompleks, sehingga kemampuan efektif
kepemimpinan
memerlukan
berkesinambungan,
proses
ditanamkan,
pengembangan
dirintis,
dan
yang
dibina
terus
menerus
sepanjang
masa
(Wiriadihardja, 1987). Kepemimpinan menurut Thoha (1991) adalah kegiatan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku
manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus terikat
terjadi dalam suatu organisasi tertentu melainkan dapat terjadi dimana saja,
asalkan seorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain
kearah tercapainya tujuan tertentu.
Cahayani (2003) mendefinisikan pemimpin sebagai individu dalam
kelompok atau organisasi yang bertugas membimbing dan mengkoordinir
aktivitas kelompok organisasi tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa
memimpin sama dengan me-manage. Sesungguhnya me-manage mempunyai arti
yang lebih luas daripada sekedar memimpin, seorang manajer harus mampu
melakukan kegiatan perencanaan, mengorganisir, dan pengawasan. Seorang
pemimpin hanya diminta untuk membujuk anggotanya melakukan tindakan sesuai
dengan keinginan pemimpin. Jadi, kepemimpinan merupakan kemampuan
membujuk orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun Thoha (1991)
mengemukakan bahwa seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin
asalkan mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk
7
mempengaruhi perilaku orang lain. Artinya, seorang pemimpin belum tentu
seorang manajer, tetapi manajer bisa berperilaku sebagai seorang pemimpin.
Ketika membahas tentang kepemimpinan akan terkait dengan teori-teori
yang dikemukakan oleh para ahli. Terdapat beberapa pendapat mengenai lahir dan
berkembangnya seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat. Ada yang
bependapat bahwa kepemimpinan itu adalah potensi yang dibawa sejak lahir dan
ada pula yang meyakini bahwa pemimpin lahir karena situasi yang menghendaki.
Berikut ini dikemukakan teori-teori kepemimpinan menurut para ahli.
Thoha (1991) mengungkapkan teori kepemimpinan sebagai berikut:
1) Teori Sifat (Trait Theory)
Teori ini memandang bahwa perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan
kepada sifat-sifat umum yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi
menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibuat.
2) Teori Kelompok
Teori ini beranggapan bahwa agar kelompok dapat mencapai tujuantujuannya maka harus terdapat pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikut-pengikutnya.
3) Teori Situasional
Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang dikombinasikan
dengan situasi akan mampu menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja.
4) Teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory)
Dalam teori ini digambarkan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi,
kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan anggotanya.
Menurut Siagian (1999) dalam memahami gerak perubahan kemunculan
seorang pemimpin, ada tiga teori kepemimpinan, yaitu:
1) Teori Genetis
Teori genetis menyebutkan bahwa pemimpin tidak dapat diciptakan tetapi
muncul karena bakat luar biasa sejak lahir. Seorang pemimpin akan menjadi
pemimpin karena telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Seorang pemimpin ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan
8
kondisi macam apapun. Secara filosofis, pandangan ini tergolong pandangan
fatalis atau deterministis.
2) Teori Sosial
Teori sosial berkebalikan dengan teori genetis. Dalam teori ini dinyatakan
bahwa pemimpin tidak lahir begitu saja tetapi harus disiapkan dan dibentuk.
Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang bisa saja menjadi pemimpin
asalkan diberikan pendidikan dan memiliki pengalaman yang cukup.
3) Teori Ekologis
Seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik jika pada saat
lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang memang telah dimilikinya itu.
2.1.2. Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan
digunakan
oleh
seorang
pemimpin
untuk
melaksanakan aktivitas kepemimpinannya, yaitu untuk mempengaruhi perilaku
orang lain yang pada akhirnya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang
tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain. Terdapat
dua kategori gaya kepemimpinan yang ekstrim, yaitu gaya kepemimpinan
otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan otokratis
dipandang sebagai gaya yang berdasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan
otoritas, sementara gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan
personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Thoha, 1991).
Lewin et al., dalam Goldberg dan Larson (1985) membagi gaya
kepemimpinan ke dalam empat jenis, yaitu:
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter lebih cenderung mencerminkan gambaran tentang
manusia yang negatif. Selain itu, kepemimpinan otoriter mengeksportir
9
ketergantungan pengikutnya dengan cara menentukan kebijakan kelompok
tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada anggota kelompok, dengan mendikte
tugas pada kelompok, menetapkan prosedur dalam mencapainya, menguji dan
mengkritik anggota kelompok secara subjektif serta menganut sikap yang
mengambil jarak dan formal.
Komunikasi dalam kelompok tersebut pada dasarnya dilakukan melalui
pemimpin karena para anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara
langsung satu sama lain. Gaya kepemimpinan ini sangat memaksa dan
mendesakkan kekuasaannya pada bawahan. Bawahan dikendalikan dan
diperintah seperti tidak mempunyai martabat manusia, tidak mempunyai
pikiran, dan kehendak sendiri.
2) Kepemimpinan Demokratis
Pandangan seorang pemimpin yang demokratis terhadap orang lain lebih
optimis dan positif daripada pandangan pemimpin otoriter. Kepemimpinan
seperti ini berpendapat bahwa orang mampu mengarahkan diri sendiri dan
berusaha menyajikan kepada pengikut-pengikutnya suatu kesempatan untuk
tumbuh, berkembang, dan bertindak sendiri.
Pemimpin demokratis mendukung komunikasi diantara para anggota
kelompok dengan cara mendorong mereka untuk menentukan sendiri
kebijaksanaan dan kegiatan kelompok. Pemimpin berbuat demikian dengan
cara mengajukan beberapa sasaran dan prosedur alternatif, memperkenalkan
anggota untuk memilih sendiri pasangan dalam bekerja, memuji, dan
mengkritik secara objektif.
3) Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire pada dasarnya menunjukkan suatu pola
pengabaian yakni dimana pemimpin yang dipilih atau tokoh berwenang
dalam suatu kelompok berusaha menghindari suatu tanggung jawab terhadap
pengikutnya. Selain itu, kepemimpinan ini menghindari partisipasi dan
menganut suatu sikap yang tak acuh terhadap orang lain. Gaya kepemimpinan
jenis ini menyediakan materi dan informasi hanya jika diminta dan jarang
bahkan sama sekali tidak memberi pujian dan kritik.
10
4) Kepemimpinan Non Direktif
Kepemimpinan dimana pemimpin menjauhi usaha mendominasi kelompok
dan mendorong anggota-anggota kelompok untuk lebih bertanggungjawab.
Pemimpin menolak untuk memberi pengarahan pada kelompok tetapi
mencoba untuk mengerti apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh
anggota kelompoknya.
Sementara itu Thoha (1991) mengemukakan empat gaya dasar
kepemimpinan. Keempat gaya dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Direktif
Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan karena gaya
ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan
masalah dan keputusan diumumkan dan pelaksanaannya diawasi ketat oleh
pemimpin.
2) Konsultatif
Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan karena dalam
menggunakan gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan,
tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah
dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut
tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran mereka. Meskipun
dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada
pemimpin.
3) Partisipatif
Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang
secara bergantian. Saat menggunakan gaya ini pemimpin dan pengikut saling
tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif
mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
sebagian besar ada pada pihak pengikut.
11
4) Delegatif
Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan karena
pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga
tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses
pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan.
Dalam hal ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan
bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang
luas bagi bawahan untuk mengambil keputusan sendiri karena mereka
memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam
pengarahan perilaku mereka sendiri.
Thoha (1991) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif
adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan orang yang
dipimpinnya. Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dari suatu situasi
ke situasi lainnya. Pola perilaku pemimpin mengarahkan dan memerintahkan serta
perilaku menumbuhkan dukungan dapat terjadi bersamaan dan tergabungkan ke
dalam berbagai variasi, atas dasar ukuran pokok yaitu:
1) Besarnya pengarahan atau perintah yang diperlukan atau yang diperlakukan
oleh pemimpin
2) Besarnya dukungan dan dorongan semangat yang diperlukan dan diberikan
oleh pemimpin
3) Besarnya keterlibatan orang yang dipimpin.
Reddin (1970) dalam Wiriadihardja (1987) mengemukakan gaya
kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif yang disebut dengan gaya “The Tri
Dimensional Grid”. Penjelasan mengenai gaya kepemimpinan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Executive, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya
pergaulan yang tinggi dan menggunakannya secara tepat, oleh karena itu gaya
kepemimpinan ini paling efektif. Pemimpin jenis ini dikatakan sebagai
motivator yang baik dan menentukan standar yang tinggi, memperlakukan
setiap orang agak berbeda dan menyenangi manajemen secara tim.
12
2) Compromiser, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya
pergaulan tinggi tetapi menggunakannya pada situasi yang mempersyaratkan
hanya satu atau bahkan kedua-duanya kurang tepat atau tidak perlu. Oleh
karena itu, dianggap kurang efektif. Pemimpin ini digolongkan pengambil
keputusan yang lemah dan telah dipengaruhi rongrongan, berusaha
mengurangi tekanan dan permasalahan, daripada secara konsepsional
meningkatkan produktivitas. Tipe ini lebih suka kerukunan.
3) Benevolent Autocrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun daya orientasi
pergaulan rendah tetapi mempunyai rasa tugas tinggi dan menggunakannya
pada situasi yang tepat, oleh karena itu dianggap efektif. Pemimpin ini
dipandang sebagai orang yang mengetahui apa yang dikehendaki dan
mengetahui bagaimana cara memperolehnya, tanpa menimbulkan keteganganketegangan.
4) Autocrat, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan orientasi
pergaulan yang rendah, menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh karena
itu tidak efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang yang kurang
mempercayai
orang
lain
dan
kurang
menyenangkan
serta
hanya
mementingkan tugas semata.
5) Developer, adalah seoarang pemimpin yang mempunyai rasa tugas yang
rendah tetapi daya pergaulan tinggi dan menggunakannya pada situasi yang
tepat, oleh karena itu lebih efektif. Pemimpin jenis ini memiliki kepercayaan
khusus pada bawahan serta mengembangkannya secara individual.
6) Missionary, adalah pemimpin yang meskipun mempunyai daya pergaulan
tinggi, tetapi rasa tugas yang rendah dan menggunakan pada situasi yang tidak
tepat. Oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang
yang selalu mengutamakan keseimbangan dan keserasian (harmoni).
7) Bereaucrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun memiliki rasa tugas dan
daya pergaulan rendah, tetapi menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh
karena itu, dianggap tidak efektif. Pemimpin jenis ini digolongkan sebagai
orang yang menyadari dan terutama memegang teguh peraturan dan prosedur
serta mengendalikan sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya.
13
8) Desester, adalah pemimpin yang memiliki rasa tugas dan daya pergaulan
rendah oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini memiliki pandangan
sebagai orang yang pasif tidak merasa terlibat dalam pekerjaan dan melarikan
diri pada kenyataan dan tanggung jawabnya.
Berdasarkan
kedelapan
gaya
kepemimpinan
di
atas,
Reddin
menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif meliputi executive,
developer,
benevolent
autocrat,
bereaucrat
dan
yang
termasuk
gaya
kepemimpinan yang tidak efektif adalah compromiser, missionary, autocrat, dan
desester.
2.2.3. Konsep Organisasi
Pengertian organisasi sekarang ini telah bergeser dari pengertian
organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu
kerjasama kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan
mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pada masa sekarang organisasi lebih
dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Cahayani, 2003). Cahayani juga
menambahkan mengenai ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian
tersebut adalah: (1) terdiri dari dua orang atau lebih, (2) ada kerjasama, (3) ada
komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan (4) ada tujuan yang ingin
dicapai.
Cahayani (2003) menyebutkan bahwa selain memiliki karakteristik umum,
organisasi juga memiliki manfaat, diantanya: (1) untuk melayani masyarakat, (2)
untuk mencapai sasaran yang tidak dapat atau sulit dicapai seorang diri, dan (3)
untuk mempertahankan pengetahuan. Selaras dengan pendapat Cahayani,
Muhammad (2004) juga menyebutkan bahwa organisasi berfungsi untuk: (1)
memenuhi kebutuhan pokok organisasi, (2) mengembangkan tugas dan tanggung
jawab, (3) memproduksi barang atau orang, dan (4) mempengaruhi dan
dipengaruhi orang.
Salah satu proses (langkah-langkah) pengorganisasian adalah membuat
struktur organisasi. Menurut Hasibuan (2008) struktur organisasi adalah suatu
14
gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,
kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis
perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Lebih jauh bagian-bagian struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Tipe organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi
tentang tipe organisasi yang dipergunakan (line organization, line and staff
organization atau functional organization).
2) Pendepartemenan organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan
informasi mengenai dasar pendepartemenan (bagian), apa berdasarkan fungsifungsi manajemen, wilayah, produksi, shif, dsb.
3) Kedudukan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai apa
seseorang termasuk kelompok manajerial atau anggota operasional.
4) Jenis wewenang, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang
wewenang yang dimiliki seseorang (line authority, staff authority, atau
functional authority).
5) Rentang kendali artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai
jumlah anggota dalam setiap departemen (bagian).
6) Manajer dan bawahan, artinya struktur organisasi memberikan informasi
mengenai garis perintah dan tanggung jawab, siapa atasan dan siapa bawahan.
7) Tingkat manajer, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai
top manager, middle manager, dan lower manager.
8) Bidang pekerjaan, artinya setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan
informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan serta tanggung
jawab yang dilakukan pada bagian tersebut.
9) Tingkat manajemen, sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan
bawahan secara perorangan, tetapi juga hierarki manajemen secara
keseluruhan.
10) Pimpinan organisasi, artinya struktur organisasi memberikan informasi
tentang pimpinan tunggal atau kolektif atau presidium.
15
Menurut Hasibuan (2008) terdapat lima macam struktur organisasi, yaitu
struktur organisasi yang berbentuk segitiga baik vertikal maupun horizontal,
struktur organisasi yang berbentuk lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk
setengah lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk kerucut, dan struktur
organisasi yang berbentuk oval. Masing-masing dari bentuk struktur organisasi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
a.
b.
d.
c.
e.
Gambar 1. Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal
(a), lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal
dan horizontal (d), dan oval (e)
Struktur organisasi berbentuk segitiga memiliki ciri-ciri: puncak segitiga
(A) merupakan kedudukan top manajer. Selain itu, struktur ini juga memiliki
kelebihan yang meliputi: tingkat manajer dan kedudukan setiap anggota jelas dan
mudah diketahui, garis perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan,
rentang kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui, posisi kedudukan setiap
anggota (manajerial/operasional) jelas dan mudah diketahui, jenis wewenang yang
dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui, pimpinan organisasi jelas
kelihatan, dan berapa tingkat (golongan) organisasi mudah diketahui. Namun,
struktur ini juga memiliki dua kekurangan, yaitu pimpinan kolektif (presidium)
16
tidak dapat digambarkan dan pimpinan organisasi kelihatan hanya mempunyai
authority ke dalam organisasi saja.
Struktur organisasi berbentuk lingkaran memiliki ciri-ciri: (1) top manager
berada pada titik pusat lingkaran (A), (2) kedudukan yang mempunyai jarak yang
sama dari pusat lingkaran punya posisi (golongan) yang sama, (3) semakin dekat
kedudukan pada pusat lingkaran maka semakin tinggi kedudukannya dan
sebaliknya, (4) A = top manager, C = middle manager, B = lower manager,
padahal B adalah bawahan dari C. Kelebihan yang dimiliki oleh struktur ini
adalah top manager – kelihatan mempunyai wewenang ke setiap penjuru dan
terlihat sebagai sentral keputusan dan kebijaksanaan. Kekurangan dari struktur ini
adalah untuk mengetahui kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan kurang
jelas; pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban tidak jelas terlihat;
kedudukan seorang bawahan dapat kelihatan sebagai atasan (B) terhadap (C),
sebab bawahan lebih dekat ke (A), bawahan B lebih dekat pada A, sehingga B
seperti anggota; kedudukan (posisi) staf sulit digambar dalam bentuk struktur ini;
dan struktur ini jarang digunakan dan kurang populer.
Struktur organisasi yang ketiga adalah setengah lingkaran. Struktur ini
memiliki ciri-ciri: A top manager 1, 2, 3, 4, dan 5, middle manager B, sedangkan
C adalah lower manager; kedudukan yang jaraknya sama dari A mempunyai
posisi yang sama; semakin dekat ke A maka semakin tinggi kedudukannya dan
sebaliknya. Kelebihan dan kekurangan struktur ini sama dengan struktur
berbentuk lingkaran.
Struktur organisasi yang keempat adalah kerucut vertikal dan horizontal.
Struktur ini memiliki ciri-ciri: A dan B merupakan pimpinan puncak kolektif,
tingkatan-tingkatan lain dari departemen seorang/tunggal, posisi yang semakin
dekat ke A-B, kedudukannya semakin tinggi dan sebaliknya, jarak yang sama dari
A dan B punya kedudukan (golongan) yang sama pula. Pada prinsipnya sama
seperti struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal. Namun, perbedaanya
adalah pada struktur segitiga menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya tunggal
atau seorang. Sedangkan, pada struktur yang berbentuk kerucut vertikal dan
horizontal menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya kolektif (presidium sama
dengan beberapa orang).
17
Struktur organisasi yang terakhir adalah berbentuk oval. Struktur ini
banyak digunakan dalam perundingan-perundingan politik. Kelebihan dari
struktur ini adalah setiap orang memiliki posisi yang sama/sederajat, karena: (1)
yang duduk pada lingkaran I (A, B, C, D, dan E) memiliki posisi sama, (2) yang
duduk pada lingkaran II memiliki posisi sama, dan (3) yang duduk pada lingkaran
III memiliki posisi sama.
2.2.4. Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1986) dalam Muhammad (2004) memberikan definisi
komunikasi organisasi sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung yang tidak pasti atau yang
selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,
pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian.
Lebih lanjut Zelko dan Darce dalam Muhammad (2004) menjelaskan bahwa
komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah
komunikasi yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari
atasan ke bawahan, sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang
dilakukan organisasi dengan lingkungan luarnya.
Cara melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat
digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan makro, pendekatan mikro, dan
pendekatan individu (Muhammad, 2004). Masing-masing dari pendekatan ini
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendekatan Makro
Pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi organisasi
melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan,
mengadakan identifikasi, melakukan integrasi, dan
menentukan tujuan
organisasi.
Memproses informasi adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada
lingkungan dengan jalan mentransfer informasi relevan dengan keadaan
18
dalam organisasi kemudian merumuskan suatu respon yang tepat terhadap
input informasi tersebut. Identifikasi merupakan lanjutan dari memproses
informasi dimana suatu organisasi menggunakan informasi yang telah
diproses dari lingkungan untuk mencapai beberapa macam
negosiasi,
persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari pelanggan. Dalam
integrasi dengan organisasi lain dapat diketahui bahwa setiap organisasi
dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi
harus memonitor hal ini dan menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas itu
kepadanya. Sedangkan dalam menentukan tujuan merupakan tempat yang
diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.
2) Pendekatan Mikro
Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan subunit
pada suatu organisasi. Komunikasi yang dibutuhkan pada tingkat ini adalah
komunikasi antar anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi
dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas
kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam
mensupervisi
dan mengarahkan pekerjaan serta komunikasi untuk
mengetahui rasa kepuasan kerja kerja dalam organisasi.
Orientasi adalah proses yang terus menerus yang menghendaki
komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung
dalam suatu organisasi. Adapun keterlibatan anggota dalam unitnya masingmasing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi.
Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya
tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari
organisasi. Mengenai tugas-tugas dalam organisasi perlu diawasi, dikontrol,
serta diarahkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Ada dua hal yang menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya.
Pertama, jika orang tersebut tidak mendapat informasi yang dibutuhkannya
untuk melakukan pekerjaanya. Kedua, jika hubungan sesama teman sekerja
kurang baik.
19
3) Pendekatan Individual
Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi individu
dalam organisasi. Komunikasi individu ada beberapa bentuknya diantaranya:
(1) berbicara dengan kelompok kerja: kerja kelompok adalah pusat efektifnya
kerja organisasi. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai ketrampilan
berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan dan memberikan
informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas kelompok, (2) menghadiri
dan berinteraksi dalam rapat-rapat, (3) menulis, dan (4) berdebat untuk suatu
usulan.
Proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat dilihat
melalui pola komunikasinya. Secara umum pola komunikasi organisasi dapat
dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan non formal (Purwanto, 2004).
1) Saluran Komunikasi Formal
Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki
resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan
komunikasi formal. Saluran ini merupakan komunikasi yang didukung dan
mungkin dikendalikan oleh manajer. Komunikasi formal dapat dibedakan
menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari
bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah berasal dari pimpinan tertinggi
ditunjukkan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat
manajemen kemudian disampaikan kepada bawahan. Kasim (1993)
menyebutkan bahwa fungsi dari komunikasi ini adalah untuk memberi
pengarahan, instruksi, indoktrinasi, evaluasi, dan sebagainya. Semakin
rendah tingkatan hierarki, makin rinci perintah atau instruksi yang
dikomunikasikan. Selain mengkomunikasikan perintah, komunikasi ini
juga meliputi informasi tentang tujuan organisasi, kebijakan, peraturan,
insentif, manfaat, hak-hak khusus ataupun umpan balik dari atasan tentang
hasil pelaksanaan tugas oleh bawahan. Media yang biasa digunakan untuk
komunikasi ke bawah adalah rapat, memo, telepon, sms, dan pertemuan
tatap muka.
20
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan bahwa arus
informasi mengalir dari bawahan menuju ke atasan. Komunikasi ini
merupakan proses penyampaian gagasan, ide atau saran, dan pandangan
bawahan kepada atasannya. Menurut Kasim (1993) bentuk-bentuk
komunikasi yang dipakai adalah laporan pelaksanan pekerjaan, saransaran, rekomendasi, rencana anggaran, keluhan, permintaan bantuan, dan
sebagainya. Para pejabat di setiap hierarki bertindak sebagai penyaring
informasi yang disalurkan ke atas melalui pengintegrasian, pembuatan
ikhtisar, dan pemadatan informasi yang datang dari bawah.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki
jabatan yang setingkat dalam struktur organisasi. Tujuannya antara lain
untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi
kepada bagian yang memiliki hubungan sejajar. Tipe ini menjadi penting
ketika masing-masing departemen dalam satu organisasi memiliki
ketergantungan yang cukup besar.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi ini melibatkan dua pihak yang tingkatan organisasinya
berbeda. Contohnya adalah manajer bagian produksi dengan pegawai
bagian pabrik. Komunikasi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya
adalah penyebaran informasi bisa lebih cepat daripada bentuk komunikasi
tradisional. Selain itu, komunikasi diagonal membantu individu dari
berbagai bagian atau departemen ikut membantu masalah dalam
organisasi. Namun, komunikasi ini juga memiliki kekurangan diantaranya
adalah komuniksi ini dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan
telah berjalan normal. Selain itu, komunikasi diagonal dalam organisasi
yang besar sulit untuk dikendalikan secara efektif.
2) Saluran Komunikasi Nonformal
Muhammad (2004) menjelaskan bahwa komunikasi
nonformal
mengalir tanpa memperhatikan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit.
21
Komunikasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di
antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat
diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan istilah desas-desus
(grapevine) atau kabar angin.
Dalam istilah komunikasi kabar angin dikatakan sebagai metode untuk
menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh
melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi nonformal cenderung berisi
laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir
secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah berkenaan
dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang
diumumkan oleh yang berkuasa.
2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi
Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi
dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya
tujuan organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara
komunikasi dalam organisasi dengan efektivitas organisasi (Agung, 2001).
Masita (2005) juga menyebutkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi mampu
mempengaruhi kinerja dari organisasi.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mulyana,
1996). Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang menyampaikan
apa yang dimaksudnya. Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan
yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Semakin besar
kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dapat direspon oleh komunikan,
maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Efektivitas komunikasi
erat hubungannya dengan tujuannya dan biasanya dalam komunikasi yang efektif
menghasilkan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki
hubungan, dan tindakan (Mulyana, 1996).
22
Effendy (1998) mengemukakan bahwa efektivitas komunikasi atau kondisi
sukses komunikasi ditentukan oleh:
1) Komunikator yang mampu mengenal komunikan, memahami kerangka
rujukan, dan bidang pengalamannya.
2) Ketepatan pesan yang disampaikan, yaitu pesan harus dirancang agar menarik
perhatian sasaran. Dengan menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan. Pesan mampu
membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan pesan harus menyarankan
suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi
kelompok tempat komunikasi berada.
3) Pemilihan media bergantung pada tujuan yang akan disampaikan dan teknik
yang akan digunakan.
Rakhmat (2005) mengemukakan bahwa tanda-tanda komunikasi yang
efektif paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu:
1) Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan
komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh
komunikan.
2) Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab,
dan menyenangkan.
3) Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif komunikator dalam
penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan.
4) Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin bergabung
dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin
mencintai dan dicintai.
5) Tindakan, yaitu tindakan nyata yang dilakukan komunikasi setelah terjadi
pengertian, pembentukan dan perubahan sikap, serta tumbuhnya hubungan
yang baik.
Kasim (1993) memberikan tolok ukur efektivitas komunikasi organisasi
yang meliputi:
1) Derajat ketelitian dan relevansi informasi yang ditransmisikan
2) Derajat efisiensi jaringan komunikasi yang dipakai
23
3) Derajat kepuasan anggota organisasi.
Cahayani (2003) menyebutkan ada tiga hal yang menyebabkan
komunikasi tidak dapat berfungsi, yaitu:
1. Dogmatisme, yaitu seseorang sulit diubah pendapatnya.
2. Stereotipe, yaitu seseorang yang menganggap semua hal sama saja.
3. Hallo effect, yaitu kesan pertama yang timbul terhadap seseorang atau
terhadap suatu hal.
Muhammad
(2004)
menambahkan
mengenai
faktor-faktor
yang
menyebabkan distorsi pesan. Faktor-faktor tersebut ada dua, yaitu faktor personal
yang terdapat dalam diri pengirim dan penerima pesan dan faktor yang di luar diri
mereka atau faktor organisasi.
1) Faktor Personal
Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi yang ikut mempengaruhi proses
komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Orang mengamati sesuatu secara selektif: karena adanya kecenderungan
manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang seharusnya
sampai kepada seseorang tidak diterimanya.
b. Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percaya:
persepsi seseorang mengenai orang lain, dipengaruhi oleh cara orang
tersebut berbicara tentang orang lain, benda-benda, dan kejadian-kejadian.
c. Bahasa yang kurang tepat
d. Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan: kekurangtepatan,
gangguan dan salah mengartikan pesan sering merupakan kegagalan
mengenal informasi dan relasi serta membedakannya dari isi dan
interpretasi.
e. Distorsi diperkuat oleh tidak adanya konsistensi bahasa verbal dan
nonverbal
f. Pesan yang meragukan sering mengarahkan pada gangguan
g. Kecenderungan memori ke arah penajaman
24
h. Motivasi mungkin membangkitkan pesan: ada tiga faktor dasar dari
komunikasi yang cenderung memproduksi perubahan pesan yang
menghasilkan kurang tepatnya sikap ke arah pesan, isi pesan keinginan
dan motivasi dari komunikasi, serta sikap dari penerima yang
dimaksudkan.
2) Faktor Organisasi
Terdapat beberapa hal dari lingkungan organisasi yang ikut memberikan
kontribusi terhadap distorsi pesan dalam komunikasi, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Kedudukan atau posisi dalam organisasi: kedudukan atau posisi dalam
organisasi mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Anggota-anggota
fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas
yang ditetapkan untuk itu akan mempunyai kedudukan yang berbeda.
Tiap-tiap posisi dalam organisasi menuntut bahwa orang yang menduduki
posisi itu harus mempersepsikan dan berkomunikasi dari pandangan
posisinya.
b. Hierarki dalam organisasi: susunan posisi dalam bentuk hierarki
menggambarkan bahwa ada orang yang menduduki posisi superior dan
lainnya
bawahan.
Hierarki
ini
mempengaruhi
cara
seseorang
berkomunikasi. Di antara mereka terdapat perbedaan dalam persepsi
status.
c. Keterbatasan berkomunikasi: keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi
di mana seseorang boleh berkomunikasi dengan yang lain dan ketentuan
siapa yang boleh membuat keputusan, mempengaruhi cara anggota
organisasi berkomunikasi.
d. Hubungan yang tidak personal: hubungan yang tidak bersifat personal
mengarahkan pada tekanan-tekanan yang bersifat emosional.
e. Sistem aturan dan kebijakan: pemakaian aturan dan kebijakan yang kaku
mengarahkan ketidakmampuan membuat persetujuan dan mengarahkan
pada hubungan yang tidak personal dan kurangnya komunikasi yang
bersifat emosional.
25
f. Spesialisasi tugas: spesialisasi tugas mempersempit persepsi seseorang dan
mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Spesialisasi tugas juga
menyebabkan timbulnya sikap untuk memiliki informasi.
g. Ketidakpedulian pemimpin
h. Prestise: prestise menjadikan hubungan komunikasi antara orang yang
mempunyai prestise tinggi dengan yang rendah menjadi kurang lancar atau
tidak bebas.
i. Jaringan komunikasi: banyaknya tingkatan atau mata rantai yang harus
dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi. Pesan yang dikirim secara seri
atau berantai cenderung banyak diubah oleh penerima sebelum dilanjutkan
ke pengirimnya.
2.2.
Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan pengakuan
terhadap peraturan dan fungsi dalam kelompok yang akan memberikan kepuasan
kepada anggota dan memenuhi beberapa kebutuhan atau kepentingan utama.
Kepemimpinan organisasi secara spesifik berbeda dengan lainnya, yang dapat
ditunjukkan oleh gaya kepemimpinan yang digunakan. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor individu maupun faktor organisasi.
Faktor individu meliputi karakteristik pemimpin, posisi kekuasaan, ketrampilan,
dan kemampuan pemimpin. Faktor organisasi meliputi jenis organisasi, sumber
daya/aset yang dimiliki, sumber daya manusia, kebijakan organisasi, dan tujuan
organisasi. Akumulasi dari faktor individu dan faktor organisasi tersebut
berhubungan dengan gaya kepemimpinan organisasi.
Komunikasi organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media
yang digunakan, dan materi yang disampaikan. Saluran komunikasi dibagi
menjadi dua yaitu, saluran komuniksai formal yang memiliki empat arah
komunikasi yaitu, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas,
komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Saluran komunikasi yang kedua
adalah saluran komunikasi non-formal, sedangkan media yang digunakan meliputi
tatap muka, telepon, SMS, laporan tertulis, email, dan papan pengumuman.
26
Adapun materi yang disampaikan adalah tentang keorganisasian dan nonorganisasi.
Materi
keorganisasian
meliputi:
perintah/instruksi,
kebijakan,
peraturan, umpan balik, keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan
permintaan bantuan. Lingkup komunikasi tersebut adalah komunikasi organisasi
internal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi
itu sendiri, seperti komunikasi dari atasan ke bawahan.
Komunikasi organisasi yang dibangun oleh pemimpin secara efektif
dengan menggunakan gaya kepemimpinan tertentu akan berhubungan dengan
efektivitas komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi tersebut nantinya
akan menjadi landasan tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Efektivitas komunikasi organisasi memiliki komponen yaitu pengertian,
kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan.
Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan
komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh komunikan.
Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab,
dan
menyenangkan.
Mempengaruhi
sikap,
yaitu
kemampuan
persuasif
komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri
komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin
bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin
mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang
dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan
sikap, serta timbulnya hubungan yang yang baik.
27
Faktor individu:
-Karakteristik pemimpin
-Posisi kekuasaan
-Ketrampilan
-Kemampuan pemimpin
Faktor Organisasi:
- Jenis organisasi
- Sumber daya yang
dimiliki
- Sumber Daya Manusia
- Kebijakan organisasi
- Tujuan (visi&misi)
organisasi
Gaya
Kepemimpinan:
- Direktif
- Konsultatif
- Partisipatif
- Delegatif
Efektivitas Komunikasi
Organisasi:
- Pengertian
- Kesenangan
- Mempengaruhi sikap
- Hubunngan sosial yang
baik
- Tindakan
Komunikasi
Organisasi:
- Saluran
Komunikasi
- Media
- Materi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
= Berhubungan
= Lingkup Utama Penelitian
2.3.
Hipotesis Penelitian
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuan yang diajukan
hipotesis uji adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan dengan terbentuknya
efektivitas komunikasi organisasi.
2. Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi dengan efektivitas
komunikasi organisasi.
28
BAB III
PENDEKATAN LAPANG
3.1.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner sebagai instrumen utama guna
memperoleh data. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk melengkapi
penelitian dalam mengkaji gaya kepemimpinan, proses komunikasi organisasi,
dan efektivitas komunikasi organisasi. Pendekatan ini menggunakan metode
wawancara mendalam.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor pada Organisasi
Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2009-2010 (BEM KM IPB).
Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive) karena berdasarkan
pertimbangan bahwa organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB merupakan
organisasi besar yang mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor
sehingga diperlukan kepemimpinan yang efektif dan komunikasi organisasi yang
baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi kemahasiswaan
BEM KM IPB. Populasi berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM
IPB, 2010) yang terbagi dalam 13 bagian BEM KM IPB yaitu 10 kementerian
(Kementerian
Kebijakan
Pertanian;
Kementerian
Kebijakan
Nasional;
Kementerian Kebijakan Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian
Budaya, Olahraga, dan Seni; Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia;
Kementerian Pendidikan; Kementerian Lingkungan Hidup; Kementerian Sosial
Kemasyarakatan; Kementerian Komunikasi dan Informasi), satu Biro Bisnis dan
29
Kemitraan, satu IPB Social Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian
(BPH).
Metode pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling.
Populasi dibagi menjadi dua strata, strata pertama adalah pimpinan (menteri,
sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur/biro serta BPH kecuali pimpinan
tertinggi BEM KM IPB dan wakilnya) dan strata kedua adalah para staf. Prosedur
penentuan jumlah sampel pada baik pada strata pertama dan kedua berdasarkan
rumus Slovin dengan ketelitian kesalahan 10 persen (Prasetyo dan Jannah, 2006),
sebagai berikut:
Keterangan:
n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi
e
: nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (10%)
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian
No.
Populasi (orang)
1.
2.
Total
27
115
Sampel
Persen terhadap
Jumlah (orang)
populasi (%)
21
27,63
55
72,37
76
100,00
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Selain menggunakan kuesioner
pengumpulan data juga menggunakan wawancara. Wawancara, yaitu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap
dan bertatap muka dengan orang-orang yang dapat memberikan keterangan untuk
mendukung data yang ada (Mardailis, 2007). Wawancara dilakukan kepada
sejumlah informan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi BEM
KM IPB.
30
Data sekunder meliputi studi kepustakaan, yaitu untuk memperoleh data
yang bersifat teoritis, informasi tertulis, dan sistematis dari beberapa ahli yang
dapat memperluas wawasan berfikir yang mendukung tehadap teori-teori yang
ada. Umumnya sumber yang dipakai adalah buku, literatur, skripsi, tesis, jurnal,
dan internet. Studi dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data dengan jalan
meneliti dan mempelajari dokumen-dokumen maupun arsip. Dokumen tersebut
berupa instrumen profil dan data base BEM KM IPB serta Laporan Tengah
Tahun BEM KM IPB 2010.
3.4.
Teknik Analisis Data
Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil penelitian terlebih dahulu
melewati proses editing untuk selanjutnya dipindahkan kedalam tabulasi yang
disediakan. Pengolahan data terdiri dari editing, coding, scoring, dan entering
dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk
menggambarkan karakteristik responden, gaya kepemimpinan proses komunikasi
organisasi, dan keefektivan komunikasi berupa persentase, tabulasi silang,
distribusi frekuensi, jumlah skor, dan rata–rata skor. Untuk melihat hubungan
antar variabel digunakan rumus Korelasi Rank Spearman karena data-data yang
tersedia dalam bentuk ordinal.
Keterangan:
rs = Korelasi Rank Spearman
n = banyaknya pasang data
d = jumlah selisih antara peringkat bagi x dan y
3.5.
Definisi Operasional
31
Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan
sebagai berikut:
1) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain. Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat kategori yaitu gaya
kepemimpinan direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif.
Gaya kepemimpinan BEM KM IPB yang diukur adalah gaya kepemimpinan
dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB yaitu presiden Mahasiswa IPB. Untuk
mengukur gaya kepemimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB,
kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat bagian sesuai
dengan gaya kepemimpinan yang ada. Masing-masing bagian terdiri dari lima
pernyataan, sehingga jumlah pernyataan ada 20. Bagian gaya kepemimpinan
yang memiliki rata-rata skor tertinggi merupakan gaya kepemimpinan yang
selalu diterapkan oleh pimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB.
Masing-masing aspek diukur secara ordinal.
Pada variabel gaya kepemimpinan responden diberikan tiga pilihan jawaban
dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah,
jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai
skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai
skor diatur sebagai berikut:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = sering
2) Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai suatu proses menciptakan dan
saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung
yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah dalam sebuah organisasi.
Komunikasi Organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media,
dan materi. Saluran komunikasi yang akan dikaji adalah saluran komunikasi
formal yang meliputi empat arah komunikasi yaitu, dari atas ke bawah,
komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
diagonal. Media yang digunakan adalah tatap muka, telepon, SMS (short
32
message service), email, laporan tertulis, dan papan pengumuman. Materi yang
disampaikan adalah tentang keorganisasian dan non-keorganisasian. Materi
keorganisasian meliputi: perintah/instruksi, kebijakan, peraturan, umpan balik,
keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan permintaan bantuan.
Untuk mengetahui komunikasi organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB yang
terjadi, kuesioner mengenai komunikasi organisasi dibagi menjadi empat
bagian sesuai dengan saluran komunikasi formal dimana media dan materi ada
di dalamnya. Materi komunikasi untuk bagian yang pertama ada tujuh, bagian
yang kedua ada enam, bagian yang ketiga ada empat, dan bagian yang keempat
ada lima. Dengan demikian bagian komunikasi organisasi yang memiliki poin
tertinggi merupakan komunikasi organisasi yang dominan dilakukan di
organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Masing-masing aspek diukur secara
ordinal.
Pada variabel komunikasi organisasi responden diberikan tiga pilihan jawaban
dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah,
jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai
skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai
skor diatur sebagai berikut:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = sering
3) Efektivitas komunikasi organisasi merupakan tercapainya tujuan dari
komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi dalam organisasi dapat
dilihat melalui pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial
yang baik, dan tindakan.
Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan
komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh
komunikan. Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi
hangat, akrab, dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan
persuasif komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada
diri komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin
33
bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta
ingin mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang
dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan
sikap, serta tumbuhnya hubungan yang baik
Pada variabel efektivitas komunikasi organisasi responden diberikan tiga
pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah
setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3.
Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin
potitif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = sering
3.6.
Reliabilitas Instrumen
Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa reliabilitas kuesioner
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel. Uji reliabilitas ini dilakukan
terhadap 12 responden.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Dari hasil perhitungan untuk kuesioner bagian gaya kepemimpinan didapat 0,564,
untuk bagian proses komunikasi didapat 0,981, dan untuk bagian efektivitas
komunikasi didapat 0,952.
Reliabilitas konstruk suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha (>0,50). Nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,50 maka
kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk disajikan sebagai alat ukur
pada penelitian ini.
BAB IV
34
GAMBARAN UMUM
4.1.
Gambaran Umum BEM KM IPB
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah satu organisasi kemahasiswaan
yang berada di tingkat Perguruan Tinggi (PT) yang menjadi perwakilan tertinggi
mahasiswa. BEM menjadi wadah dari seluruh mahasiswa untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang memiliki
kekayaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan agama.
BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut
Pertanian Bogor) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan resmi yang ada
di Institut Pertanian Bogor. Lembaga kemahasiswaan merupakan tempat
berorganisasi bagi mahasiswa yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan
kreativitasnya. Selain BEM KM IPB, masih ada lembaga kemahasiswaan yang
lain, diantaranya adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan
Keprofesian (Himpro), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan BEM Fakultas.
BEM KM IPB pada awalnya bernama Senat Mahasiswa. Namun, pada
masa reformasi tepatnya Tahun 1998 namanya berubah. Dibandingkan dengan
lembaga kemahasiswaan lainnya BEM KM IPB memiliki posisi tawar atau
bargaining position yang cukup tinggi. Periode masa kerja BEM KM IPB adalah
satu tahun terhitung ketika presiden mahasiswa mulai dilantik. Setiap periode
masa kerja BEM KM IPB memiliki nama kabinet yang berbeda-beda. BEM KM
IPB Periode 2009-2010 memiliki nama kabinet GENERASI INSPIRASI.
Saat menjalankan program kerja organisasi, BEM KM IPB berlandaskan
pada ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Landasan itu adalah Garis-garis Besar
Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut
Pertartanian Bogor (GBHK BEM KM IPB), dan secara khusus tertuang dalam tata
kerja BEM KM IPB Periode 2009/2010. GBHK BEM KM IPB adalah suatu
haluan kerja pengembangan kemahasiswaan dalam garis-garis besar secara
menyeluruh dan berkesinambungan serta disusun secara terencana, terarah, dan
terevolusi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi program kerja
BEM KM IPB untuk mengoptimalkan fungsi sebagai lembaga eksekutif
35
mahasiswa. GBHK BEM KM IPB disusun berdasarkan AD/ART dan GBHO KM
IPB.
Arah dan kebijakan pengembangan kemahasiswaan BEM KM IPB antara
lain meliputi pengembangan sumber daya manusia, advokasi dan kesejahteraan,
pertanian, sosial dan politik, administrasi dan keuangan, komunikasi dan
informasi, hubungan dalam, hubungan luar, kewirausahaan, dan lingkungan
hidup. Arah dan kebijakan organisasi mengacu pada visi dan misi organisasi.
BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi memiliki visi yaitu, “Menjadikan BEM
KM IPB sebagai Wadah Perjuangan Mahasiswa yang Inspiratif dan Solutif dalam
Berkontribusi dan Mengabdi Bagi Almamater, Pertanian, dan Bangsa.” Misi BEM
KM IPB adalah sebagai berikut:
1. Membangun komunikasi yang baik dan hubungan yang sinergis dengan
seluruh lembaga kemahasiswaan IPB, serta seluruh konstituen dan stakeholder
BEM KM IPB.
2. Menjadikan BEM KM IPB sebagai motor pergerakan mahasiswa di tingkat
lokal, regional, dan berperan aktif dalam pergerakan mahasiswa nasional
dengan mengedepankan aspek intelektualitas dan moralitas.
3. Membangun budaya organisasi bersikap etik, berfikir analitik, dan bertindak
strategik dalam mewujudkan SDM yang mandiri dan kompeten.
4. Membangun budaya terampil dalam manajerial dan administrasi yang rapi.
5. Berperan secara aktif dalam meningkatkan prestasi dan softskill mahasiswa
IPB.
6. Meningkatkan program kepedulian sosial mahasiswa dan pemberdayaan
masyarakat dengan berbasiskan pertanian.
4.1.1. Sumberdaya Organisasi
BEM KM IPB adalah organisasi resmi terbesar di IPB yang melibatkan
partisipasi seluruh mahasiwa IPB yang terdiri dari berbagai macam fakultas dan
departemen. Untuk melaksanakan fokus kerja di atas, BEM KM IPB
membutuhkan sumberdaya yang memadai baik sumberdaya manusia maupun
sumberdaya yang lain, misalnya pendanaan dan tempat.
36
Sumberdaya manusia yang tergabung BEM KM IPB sepenuhnya
ditentukan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Pada masa kepengurusan BEM
KM IPB Periode 2009-2010 jumlah pengurusnya sebanyak 146 orang. Namun,
setelah setengah tahun masa keja ada dua orang anggota tidak tergabung kembali
menjadi pengurus BEM KM IPB, sehingga anggota pengurus secara keseluruhan
berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB, 2010). Dari 144
orang tersebut dibagi kedalam 13 bagian, yaitu 10 kementerian (Kementerian
Kebijakan Pertanian; Kementerian Kebijakan Nasional; Kementerian Kebijakan
Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian Budaya, Olahraga, dan
Seni;
Pengembangan
Kementerian
Sumberdaya
Lingkungan
Hidup;
Manusia;
Kementerian
Kementerian
Sosial
Pendidikan;
Kemasyarakatan;
Kementerian Komunikasi dan Informasi), Biro Bisnis dan Kemitraan, IPB Social
Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian (BPH).
Setiap kementerian dipimpin oleh seorang menteri dan dibantu oleh
sekretaris menteri. Namun, untuk kementerian kebijakan nasional dan kebijakan
kampus
tidak
memiliki
sekretaris
menteri.
Oleh
karena
itu,
tugas
pengadministrasian dikerjakan secara bersama-sama oleh anggota kementerian
tersebut. Biro Bisnis dan Kemitraan serta IPB Social Politic Center dipimpin oleh
seorang direktur dan dibantu oleh seorang sekretaris direktur. Dari 144 pengurus
terdapat 80 orang perempuan dan 64 orang laki-laki. Adapun perbandingan
jumlah pengurus berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.
37
Tabel 2. Jumlah Pengurus BEM KM IPB Periode 2009-2010 Berdasarkan Jenis
Kelamin
No.
Bagian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Badan Pengurus Harian
Biro Bisnis dan Kemitraan
IPB Social Politic Center
Kementerian Kebijakan Pertanian
Kementerian Kebijakan Nasional
Kementerian Kebijakan Daerah
Kementerian Kebijakan Kampus
Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni
Kementerian Pengembangan Sumberdaya
9.
Manusia
10. Kementerian Pendidikan
11. Kementerian Lingkungan Hidup
12. Kementerian Sosial Kemasyarakatan
13. Kementerian Komunikasi dan Informasi
Total
Sumber: Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
(orang)
(orang)
2
5
3
6
4
3
5
6
6
5
5
4
5
5
7
8
Total
7
11
7
11
11
10
10
15
6
9
15
5
3
5
6
64
10
8
7
4
80
15
11
12
10
144
Guna mengontrol dan mengetahui kinerja pengurus, BEM KM IPB
membuat indikator-indikator penilaian. Indikator-indikator penilain tersebut diberi
nama Indeks Prestasi Organisasi (IPO). IPO baru ada di kelembagaan mahasiswa
BEM KM IPB dan belum ada di kelembagaan mahasiswa lain di IPB serta BEM
KM IPB periode sebelumnya. Indikator-indikator penilaian tersebut meliputi
penilaian secara kuantitatif dan kualitatif.
Penilaian secara kuantitatif bertujuan untuk membangun budaya disiplin,
profesional, dan tanggungjawab. Indikator-indikatornya meliputi tiga hal, yaitu
kehadiran rapat (rapat kementerian, rapat kabinet, dan rapat lainnya di luar rapat
kementerian dan rapat kabinet namun masih dalam ruang lingkup rapat BEM
KM), kehadiran kegiatan BEM KM baik eksternal maupun internal, dan tugas
kementerian serta piket sekretariat.
Indikator-indikator penilaian secara kualitatif meliputi penilaian karakter,
kompetensi, dan penugasan personal. Aspek karakter yang dimaksud adalah sikap,
tingkah laku, nilai, dan segala sesuatu berkaitan dengan personal yang bersifat
observable (dapat diamati) dalam perilaku sehari-hari. Dan indikator-indikatornya
adalah disiplin, profesional, bertanggungjawab, kemauan untuk belajar, kemauan
38
untuk berubah dan melakukan perubahan menjadi lebih baik, caring and emphaty
(perhatian dan empati), visioner, kerendahan hati, kejujuran, open mind, inisiatif,
dan team work. Aspek kompetensi adalah semua kemampuan, kecerdasan,
keahlian yang sifatnya dapat dipelajari dalam waktu singkat. Dan indikatorindikatornya adalah knowledgable and skillfull (pengetahuan dan keahlian di
bidangnya), kemampuan berkomunikasi, relation (kemampuan membangun
jaringan), kritis, kemampuan berfikir strategis, kemampuan problem solving,
manajerial, kreatif, dan inovatif. Aspek ketiga yang dinilai secara kualitatif adalah
penugasan personal.
Kinerja seorang staf dalam kementerian tertentu akan dinilai oleh menteri
dan sekretaris di kementerian tersebut, sedangkan menteri dan sekretaris menteri
termasuk anggota BPH kinerjanya akan dinilai oleh pimpinan dan wakil pimpinan
tertinggi BEM KM IPB. Nilai akhir merupakan jumlah dari indikator penilaian
secara kuantitatif dan kualitatif. Batas minimal nilai akhir adalah kurang dari atau
sama dengan 40 (≤ 40). Nilai akhir dibagi menjadi dua, yaitu nilai akhir individu
dan nilai akhir kementerian. Periode Mei 2010 rata-rata nilai akhir individu
pengurus BEM KM IPB adalah 78,37 dan nilai rata-rata kementerian adalah 79,17
kecuali nilai pengurus BPH. Artinya, baik nilai akhir individu dan nilai akhir
kementerian pengurus BEM KM IPB sudah di atas batas minimal nilai akhir IPO.
Hasil penilaian tersebut pimpinan tertinggi, menteri, direktur ataupun
sekretaris menteri/direktur BEM KM IPB dapat mengambil tindakan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya. Misalnya, ada seorang staf dari salah satu
kementerian yang nilainya (≤ 40), maka pimpinan tertinggi, menteri, direktur, dan
sekretaris menteri/direktur akan menegur dan memberikan pembinaan kepada staf
tersebut agar lebih meningkatkan kinerjanya. Pembinaan bisa berupa enrichment
(pengayaan). Staf yang kinerjanya kurang dalam suatu kementerian atau biro,
maka menteri dan sekretaris menteri atau direktur dan sekretaris direktur yang
akan menegur. Ketika menteri atau sekretaris menteri yang kinerjanya kurang,
maka pimpinan tertinggi BEM KM IPB sendiri yang akan menegurnya.
Sumberdaya lain yang dimiliki oleh BEM KM IPB adalah dana. Sumber
dana untuk menjalankan kegiatan-kegaitan BEM KM IPB ada dua yaitu dana IPB
39
dan non-IPB (swadaya mahasiswa, sponsorsip, dan dana lain). Sekretariat BEM
KM IPB bertempat di gedung Student Center (SC).
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari
hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja di BEM KM IPB, maupun
anggota-anggota yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing
dalam kebulatan kerjasama. Struktur organisasi BEM KM IPB pada Gambar 3
dapat menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan,
dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali, dan sistem pimpinan organisasi.
Struktur organisasi BEM KM IPB mengandung informasi bahwa BEM
KM IPB merupakan organisasi legal tingkat perguruan tinggi yang menjadi wadah
aspirasi mahasiswa dan wadah untuk berkreasi baik di bidang akademik,
kepemimpinan, kewirausahaan, seni, budaya, olahraga, agama, dan sebagainya.
Struktur organisasi tersebut juga mengandung informasi mengenai bagian-bagian
BEM KM IPB. Bagian tertinggi BEM KM IPB adalah presiden mahasiswa yang
merupakan pimpinan tertinggi.
Pimpinan tertinggi memimpin sekaligus
bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas BEM KM IPB. Pimpinan tertinggi
BEM KM IPB memiliki kedudukan yang berada pada kelompok manajerial
organisasi. Pimpinan tertinggi ini hanya ada satu orang yang dibantu oleh seorang
wakil yang disebut wakil presiden mahasiswa. Selain membantu pimpinan
tertinggi, tugas wakil presiden yang lain adalah mewakili atau mengganti presiden
mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Bersama lima orang lainnya, pimpinan tertinggi dan wakilnya di BEM
KM IPB masuk dalam bagian Badan Pengurus Harian (BPH). Kelima anggota
tersebut adalah Sekretaris Kabinet I, II, dan III serta Bendahara Kabinet I dan II.
Sekretaris Kabinet menjadi pusat administrasi BEM KM IPB. Bendahara Kabinet
menjadi pusat data keuangan BEM KM IPB. Bendahara Kabinet I dengan Biro
Bisnis dan Kemitraan terdapat garis putus-putus yang menandakan bahwa
terdapat koordinasi kerja antara kedua bagian tersebut.
40
Bagian lain dari BEM KM IPB adalah Biro Bisnis dan Kemitraan dan IPB
Social Politic Center (ISPC). Biro Bisnis dan Kemitraan adalah bagian BEM KM
IPB yang menyokong kegiatan BEM KM IPB, karena biro ini memiliki tugas,
wewenang, dan kewajiban untuk mendirikan dan menjalankan bisnis melalui
badan
usaha
milik
BEM
KM
sebagai
bentuk
pemberdayaan
potensi
kewirausahaan mahasiswa dan sumber pemasukan dana BEM KM IPB serta
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan aktivitas bisnis dan pengadaan dana bagi
BEM KM IPB.
Berbeda dengan Biro Bisnis dan Kemitraan, ISPC memiliki tugas,
wewenang, dan kewajiban untuk membantu pimpinan tertinggi dalam
merumuskan pola gerakan BEM KM IPB dan sinergisasi isu baik di tingkat lokal,
regional maupun nasional bersama dengan Kementerian Kebijakan Nasional,
Kementerian
Kebijakan
Daerah,
Kementerian
Kebijakan
Kampus,
dan
Kementerian Kebijakan Pertanian. Selain itu, ISPC juga mengadakan kajian
secara komprehensif dan long term serta memberikan rekomendasi kebijakan
mengenai berita dan isu politik serta kebijakan pemerintah di tingkat lokal,
regional, maupun nasional. Tugas lain dari ISPC adalah menjadi corong BEM
KM IPB untuk aktif dalam koordinasi dengan BEM-BEM Fakultas, Himpro, dan
lembaga kemahasiswaan yang lain untuk ikut bersama-sama mengkaji isu-isu dan
memberikan rekomendasi kebijakan.
Pada struktur organisasi BEM KM IPB dapat dilihat bahwa terdapat garis
putus-putus yang menghubungkan antara ISPC dan empat kementeriaan
(Kementerian
Kebijakan
Pertanian,
Kementerian
Kebijakan
Nasional,
Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Kebijakan Kampus). Garis
tersebut mengartikan bahwa terdapat koordinasi kerja antara ISPC dan keempat
kementerian tersebut. Hal ini sesuai dengan tugas, wewenang, dan kewajiban dari
ISPC. Dengan demikian, tugas, wewenang, dan kewajiban dari keempat
kementerian tersebut pada dasarnya adalah sama, yaitu mengadakan kajian dan
memberikan rekomendasi kebijakan mengenai berita dan isu-isu tetapi pada
tingkat yang berbeda. Misalnya, Kementerian Kebijakan Nasional membahas isuisu nasional, Kementeian Kebijakan Daerah membahas tentang isu-isu di tingkat
daerah Kabupaten/Kota Bogor, dan Kementerian Kebijakan Kampus membahas
41
tentang isu-isu di tingkat kampus serta kementerian pertanian membahas tentang
isu-isu pertanian secara luas. Garis koordinasi kerja tersebut disebut garis “jak
mania”.
Kementerian lain yang mendukung berjalannya program kerja BEM KM
IPB adalah Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia. Tugas pokok dari
kementerian ini adalah membantu pimpinan, khususnya Presma, Wapresma, dan
BPH dalam menjaga kesolidan antar pengurus BEM KM IPB. Program kerjanya
berorientasi pada peningkatan softskill mahasiswa, yang meliputi leadership,
entrepreneurship, komunikasi, jurnalistik, dan bidang-bidang lain yang terkait.
PSDM melakukan pembinaan internal bagi SDM BEM KM IPB untuk
meningkatkan dan memberdayakan karakter maupun kompetensi.
Kementerian Pendidikan menjalankan tugas dan wewenang yang berkaitan
tentang pendidikan. Kementerian Komunikasi dan Informasi menjaga arus
komunikasi baik dari dalam maupun dari luar organisasi serta mengelola media
center. Kementerian Lingkungan Hidup mengkaji atau berorientasi kerja tentang
lingkungan baik tingkat kampus maupun tingkat nasional. Kementerian Budaya,
Olahraga, dan Seni memiliki program-program kerja yang pada umumnya
berorientasi pada pengembangan minat bakat mahasiswa di bidang budaya,
olahraga, dan seni, sedangkan Kementerian Sosial Kemasyarakatan berorientasi
pada pengabdian masyarakat berbasiskan pertanian dalam arti luas.
Gambar 3 menunjukkan bahwa bentuk struktur organisasi BEM KM IPB
adalah segitiga, karena memiliki ciri-ciri: puncak segitiga (presiden mahasiswa)
merupakan kedudukan pimpinan tertinggi di BEM KM IPB. Struktur ini juga
menunjukkan tingkat kedudukan dibawah pimpinan tertinggi, yaitu para menteri,
sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur, dan anggota BPH. Kemudian
dibagian operasional atau bawah ada staf. Akan tetapi secara operasional bentuk
struktur organisai tersebut tidak selalu berbentuk segitiga dan bisa berbentuk yang
lain, karena hal ini bergantung situasi dan kondisinya.
42
Presiden Mahasiswa
Wakil Presiden Mahasiswa
IPB Social Politic
Center:
Direktur
Staf
Bendahara Kabinet I
Bendahara Kabinet II
Sekretaris Kabinet I
Sekretaris Kabinet II
Sekretaris Kabinet III
Biro Bisnis dan Kemitraan:
Direktur
Sekretaris Direktur
Staf
KEMENTERIAN
Kebijakan
Pertanian:
Menteri
Sekretaris
Staf
Kebijakan
Nasional:
Menteri
Staf
Kebijakan
Daerah:
Menteri
Sekretaris
Staf
Kebijakan
Kampus:
Menteri
Staf
Budaya,
Olahraga,
dan Seni:
Menteri
Sekretaris
Staf
PSDM:
Menteri
Sekretaris
Staf
Pendidikan:
Menteri
Sekretaris
Staf
Sosial
Kemasyarakatan:
Menteri
Sekretaris
Staf
Gambar 3. Struktur Organisasi BEM KM IPB Periode 2009-2010
Sumber: BEM KM IPB 2010
Lingkungan
Hidup:
Menteri
Sekretaris
Staf
Komunikasi
Informasi:
Menteri
Sekretaris
Staf
43
4.2.
Gambaran Umum Responden
Pengurus BEM KM IPB adalah responden dalam penelitian ini. Seperti
yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengurus BEM KM dari berbagai
macam jurusan atau departemen dan angkatan yang berbeda, maka responden
dalam penelitian ini pun juga berasal dari jurusan dan angkatan yang berbeda.
Jumlah responden dalam penelitian adalah sebanyak 76 orang. Tabel 3 berikut
dapat memberikan informasi mengenai gambaran umum responden, yaitu
karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, bagian, dan jabatan.
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Karakteristik
No.
Karakteristik
1.
Umur (Tahun)
2.
Jenis Kelamin
3.
Bagian
4.
Jabatan
Kategori
18 – 20
21 – 22
Laki-laki
Perempuan
BPH
Biro
Kementerian
Pimpinan
Staf
Jumlah
(orang)
39
37
25
51
5
5
66
21
55
Persentase
(%)
51,32
48,68
32,89
61,11
6,58
6,58
86,84
27,63
72,27
Berdasarkan kelompok umur, umur responden dibagi menjadi dua yaitu
umur 18-20 tahun dan 21-22 tahun. Dari kedua kelompok umur tersebut dapat
diketahui bahwa umur responden adalah homogen. Persentase responden dalam
dua kelompok kategori umur adalah hampir sama (51,32% dan 48,68%). Hal ini
terjadi karena responden penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang pada
umumnya berumur antara 18-22 tahun. Perbedaan yang terjadi umumnya hanya
disebabkan oleh usia mulai sekolah dan masuk IPB. Biasanya seseorang mulai
memasuki pendidikan dasar pada usia tujuh tahun, tetapi ada juga yang enam
tahun atau kurang. Begitu juga pada saat masuk IPB, ada yang langsung setelah
lulus SMA tetapi ada juga yang masuk pada tahun berikutnya.
Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
bahwa perempuan (61,11%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (32,89%).
Hal ini terjadi karena jumlah populasi perempuan lebih banyak (80 orang)
dibandingkan dengan laki-laki (64 orang).
44
Sejumlah 13 bagian di BEM KM IPB dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar yaitu, BPH, Biro (ISPC; Biro Bisnis dan Kemitraan), dan
Kementerian (Kebijakan Pertanian; Kebijakan Nasional; Kebijakan Daerah;
Kebijakan Kampus; Budaya, Olahraga, dan Seni; Pengembangan Sumberdaya
Manusia, Pendidikan, Sosial Kemasyarakatan, Komunikasi Informasi, dan
Lingkungan Hidup). Jumlah responden yang masuk dalam bagian BPH dan Biro
adalah sama, yaitu sebanyak lima orang atau sebanyak 6,58 persen, sedangkan
yang masuk dalam bagian kementerian adalah sebanyak 66 orang atau 86,84
persen. Pengurus BEM KM IPB yang masuk dalam bagian BPH secara
keseluruhan (kecuali pimpinan tertinggi dan wakilnya) sengaja dijadikan sebagai
responden karena lebih sering berkomunikasi dengan pimpinan tertinggi BEM
KM IPB. Sama halnya dengan pimpinan (menteri, sekretaris menteri, direktur,
dan sekretaris direktur atau sekretaris biro). Pimpinan yang menjadi responden
dalam penelitian ini lebih sedikit 27,63 persen dibandingkan staf. Secara hierarki
jumlah staf memang lebih banyak dibandingkan dengan pimpinan baik di
kementerian dan biro, karena staf yang menjalankan kegiatan BEM KM IPB
secara operasional.
45
BAB V
GAYA KEPEMIMPINAN BEM KM IPB
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan masing-masing untuk
mempengaruhi anggotanya. Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu direktif,
konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Perbandingan rata-rata skor untuk masingmasing gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan BEM KM IPB
Persentase (%)
Gaya
Rata-rata*
Kepemimpinan Tidak Pernah
Jarang
Sering
1. Direktif
46,1
43,4
10.5
1,64
2. Konsultatif
6,6
32,9
60,5
2,54
3. Partisipatif
2,6
6,6
90,8
2,88
4. Delegatif
7,9
56,6
35,5
2,28
*) Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi
No.
Pada organisasi BEM KM IPB gaya kepemimpinan yang paling sering
diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif dengan rata-rata skor 2,88.
Gaya kepemimpinan yang paling jarang digunakan adalah direktif. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor yang paling kecil, yaitu 1,64.
Kepemimpinan partisipatif di BEM KM IPB masih mengandalkan inisiatif
dari pimpinan daripada pihak anggota. Artinya, partisipasi anggota masih
tergantung pada ajakan pemimpin. Rata-rata skor pada Tabel 3 mengungkapkan
hal tersebut. Namun, tidak selalu pimpinan yang lebih aktif dibandingkan dengan
anggotanya.
Pemimpin BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif
karena telah memiliki kriteria seperti yang tertera pada Lampiran 1 Tabel 3. Nilai
rata-rata dari kelima kriteria skor gaya kepemimpinan partisipatif pimpinan BEM
KM IPB adalah 2,83. Nilai rata-rata tersebut paling besar dibandingkan dengan
nilai rata-rata skor dari kriteria gaya kepemimpinan yang lain. Secara berurutan
berdasarkan besarnya nilai skor kriteria tersebut meliputi: (1) menghormati dan
menghargai perasaan dan martabat anggotanya, (2) memberi motivasi kepada
anggotanya untuk melaksanakan pekerjaan, (3) mengajak berdiskusi anggotanya
guna memecahkan persoalan, (4) membuat anggotanya santai jika sedang
46
bercakap-cakap dengannya, dan (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya
untuk turut serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada keputusan
yang diambil dengan suara terbanyak.
Hasil wawancara dengan beberapa responden dan informan telah
menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan, akan tetapi ada
beberapa keputusan yang hanya diputuskan oleh pimpinan-pimpinan BEM KM
IPB saja (pimpinan tertinggi, wakil, BPH, menteri, sekretaris menteri, direktur,
dan sekretaris biro/sekretaris direktur). Hal ini disebabkan karena selain sulit
untuk mengumpulkan keseluruhan pengurus, keputusan tersebut merupakan suatu
hal yang penting. Hal ini menandakan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB
tidak selalu menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, karena pada kondisi
tertentu menggunakan gaya kepemimpinan yang lain. Misalnya dengan para
pimpinan saat menjelaskan “Tupoksi” atau tugas pokok dan fungsi, pimpinan
BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan direktif atau konsultatif. Akan
tetapi, saat para pimpinan menterjemahkan “Tupoksi” dalam program kerja
pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan delegatif atau
partisipatif.
Pada Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai indikatorindikator gaya kepemimpian konsultatif. Indikator-indikator gaya kepemimpinan
konsultatif, yaitu: (1) membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat
keputusan, tetapi pimpinan tetap berhak menentukan keputusan terakhir, (2)
mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya kerjakan, (3) menjelaskan
dan mengarahkan kepada anggotanya untuk meningkatkan pekerjaan jika kualitas
dan kuantitas hasil pekerjaan tidak memuaskan, (4) menjaga hubungan kerja yang
ramah, (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyampaikan
idenya tentang keputusan yang telah dibuat. Indikator yang menyebutkan bahwa
pimpinan BEM KM IPB menjaga hubungan kerja yang ramah mendaatkan nilai
skor tertinggi, yaitu 2,94. Artinya, saat melaksanakan pekerjaan pimpinan mampu
menjaga hubungan kerja yang ramah dan baik dengan anggota.
Gaya kepemimpinan delegatif merupakan gaya kepemimpinan ketiga yang
diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-
47
rata skor sebesar 2,39 yang ditunjukkan dari Lampiran 1 Tabel 4. Indikatorindikator gaya kepemimpinan delegatif meliputi: (1) memberikan kesempatan
yang luas kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu
tugas, (2) mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada anggotanya, (3)
membuat keputusan yang kurang tegas, (4) menerima semua ide-ide/saran-saran
dari anggotanya, dan (5) menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan
pengalaman atau kemampuan anggotanya. Dari kelima indikator tersebut,
indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan menerima semua ide-ide/saran dari
anggota adalah indikator yang mendapat nilai skor tertinggi (2,80). Artinya,
pimpinan menerima masukan ide/saran dari para anggota yang kemudian akan
ditindaklanjuti.
Selain menyebutkan mengenai indikator-indikator gaya kepemimpinan
partisipatif, konsultatif, dan delegatif, Lampiran 1 khususnya Tabel 1
menyebutkan mengenai gaya kepemimpinan direktif yang meliputi: (1) membuat
keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan
anggotanya, (2) mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan
oleh anggotanya, (3) memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan
terlebih dahulu kemampuan anggota mengenai tugas tersebut, (4) menghindari
hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi dengan anggotanya, dan (5)
mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang dikerjakan oleh
anggotanya. Gaya kepemimpinan direktif mendapatkan nilai rata-rata skor
terendah, yaitu 1,95. Indikator yang menyatakan bahwa pimpinan BEM KM IPB
mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya
merupakan kriteria yang paling sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor 2,58. Artinya, pimpinan BEM KM IPB
mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggota.
Penerapan gaya kepemimpinan untuk masing-masing kementerian atau
biro juga berbeda-beda. Misalnya, untuk Kementerian Kebijakan Kampus,
Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni
(BOS), Biro Bisnis dan Kemitraan serta (ISPC), pimpinan BEM KM IPB lebih
cenderung menerapkan gaya kepemimpinan direktif. Kementerian Kebijakan
Kampus menurut pimpinan tertinggi kegiatannya atau program kerjanya akan
48
membawa nama baik kampus IPB dan BEM KM IPB sendiri di mata civitas
akemika IPB, sehingga membutuhkan kontrol secara langsung.
Kementerian Kebijakan Nasional program kerjanya mencakup isu
nasional, sehingga membutuhkan keputusan secara langsung dari pimpinan
tertinggi. Hal ini juga disebabkan karena pimpinan tertinggi tergabung dalam
anggota BEM SI (BEM Seluruh Indonesia) dan memegang jabatan sebagai
koordinator isu pangan nasional. Kementerian BOS memilliki kegiatan yang besar
dan membutuhkan dana yang besar, sehingga membutuhkan pengawasan dari
pimpinan tertinggi. Biro Bisnis dan Kemitraan dan ISPC adalah bagian BEM KM
IPB yang baru dibentuk untuk Periode 2009-2010, sehingga membutuhkan
penguatan dan pengawasan dari pimpinan BEM KM IPB. Kementerian Kebijakan
Pertanian,
Kementerian
Kebijakan
Daerah,
dan
Kementerian
Sosial
Kemasyarakatan, pimpinan BEM KM IPB cenderung menerapkan gaya
kepemimpinan delegaif. Hal ini disebakan karena anggota dalam kementerian
tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan partisipatif yang sering diterapkan oleh pimpinan
BEM KM IPB juga ditunjukkan ketika semangat anggota dalam melaksanakan
tugasnya atau menjalankan program kerjanya menurun, maka pimpinan tertinggi
memberikan dorongan atau motivasinya agar lebih bersemangat kembali dan
ketika berkomunikasi cukup akrab dengan anggotanya baik di bidang
keorganisasian ataupun non-keorganisasian.
49
BAB VI
PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI BEM KM
IPB
6.1.
Proses Komunikasi Organisasi
Proses komunikasi merupakan pertukaran materi melalui media dari
komunikator ke komunikan. Pada Tabel 5 berikut dapat memberikan informasi
mengenai proses komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB. Tabel 5 tersebut
menunjukkan bahwa secara keseluruhan komunikasi yang terjadi di BEM KM
IPB sudah cukup aktif karena jika dilihat dari rata-rata skor yaitu sebesar 1,78.
Nilai skor tersebut berada dalam rentang kategori sedang.
Tabel 5. Rata-rata Skor Komnikasi Organisasi Berdasarkan Media dan Arah
Komunikasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Media
Rata-rata Skor Berdasarkan Arah Komunikasi
Ke Bawah Ke atas Horizontal Diagonal
2,80
2,36
2,87
2,76
1,45
1,44
1,70
1,91
1,94
1,75
2,61
2,47
1,21
1,17
1,50
1,42
1,49
1,33
1,39
1,43
Tatap Muka
Telepon
SMS
Email
Laporan Tertulis
Papan
6.
1,61
1,28
1,28
1,42
Pengumuman
Rata-rata total
1,75
1,56
1,89
1,90
Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi
Rata-rata
Total
2,70
1,63
2,19
1,33
1,41
1,40
1,78
Menurut arah komunikasi, nilai skor tertinggi hingga terendah secara
berturut-turut adalah arah komunikasi diagonal, horizontal, ke bawah, dan ke atas.
Keempat arah komunikasi tersebut masuk dalam kategori komunikasi yang cukup
aktif, karena nilai skor masuk dalam kategori sedang.
Arah komunikasi diagonal paling banyak dilakukan oleh pengurus BEM
KM IPB, karena materi komunikasi di organisasi BEM KM IPB paling banyak
mengenai koordinasi kerja dan bertukar informasi mengenai isu-isu kebijakan,
misalnya yang terjadi antara ISPC dengan empat kementerian “jakmania”.
Dengan adanya koordinasi kerja tersebut, baik anggota maupun pimpinan dari
kementerian yang berbeda saling berkomunikasi untuk saling menyampaikan ide
50
atau saran, meminta bantuan, bahkan bertukar informasi di luar keorganisasian.
Nilai skor untuk arah komunikasi diagonal adalah 1,90.
Arah komunikasi horizontal terjadi antar anggota atau antar responden
dalam strata yang sama (antara staf atau antar pimpinan dikementerian/biro). Arah
komunikasi horizontal cukup sering dilakukan oleh anggota BEM KM IPB. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai skor yaitu sebesar 1,89. Komunikasi horizontal
memudahkan seorang anggota untuk berkomunikasi dengan santai, karena tanpa
adanya jarak atau rentang jabatan. Komunikasi horizontal juga memudahkan
anggota untuk mencari informasi yang tidak bisa atau sulit didapatkan dari para
komunikator yang ada di strata atas atau bawahnya. Saat berkomunikasi secara
horizontal para anggota biasanya menyampaikan rekomendasi atau saran,
meminta bantuan tentang pekerjaan, informasi di luar keorganisasian, dan
menyampaikan keluhan tentang pekerjaan.
Nilai skor untuk arah komunikasi ke atas masuk dalam kategori rendah
yaitu sebesar 1,56. Hal ini memberikan makna bahwa anggota jarang
berkomunikasi dengan pimpinan BEM KM IPB, karena anggota (staf) banyak
mencari informasi dari pimpinan di kementerian/biro atau sesama staf
dibandingkan langsung ke pimpinan BEM KM IPB. Selain itu, pimpinan tertinggi
BEM KM IPB telah mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro
masing-masing anggota untuk dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah
masing-masing. Walau tidak menutup kemungkinan pimpinan tertinggi turun
langsung bersama anggota untuk menyelesaikan masalah, sedangkan untuk
pimpinan di kementerian atau biro sering berkomunikasi dengan pimpinan BEM
KM IPB. Materi yang biasanya disampaikan adalah saran, laporan pelaksanan
pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, permintaan bantuan,
dan informasi di luar keorganisasian.
Berbeda dengan arah komunikasi ke atas, arah komunikasi ke bawah
memiliki rata-rata skor dalam kategori sedang, yaitu 1,75. Materi yang
disampaikan dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB ke anggotanya berupa,
perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon,
informasi di luar keorganisasian, dan evaluasi terhadap pekerjaan. Pimpinan
tertinggi BEM KM IPB telah memberikan kepercayaan kepada pimpinan di
51
kementerian atau biro masing-masing anggota untuk melaksanakan program
kerja, keculi tugas pokok dan fungsi.
Menurut media komunikasi, media tatap muka memiliki nilai skor
tertinggi dibandingkan dengan media yang lain. Artinya, media tatap muka paling
banyak digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah
komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan nilai rata-rata
skor dari masing-masing arah komunikasi. Media komunikasi tatap muka paling
sering digunakan oleh pengurus BEM KM IPB karena baik pimpinan tertinggi,
pengurus BEM KM IPB dapat berkomunikasi secara langsung atau mendapat
respon langsung. Media ini dianggap sebagai media yang murah, karena tidak
mengeluarkan biaya.
Media SMS merupakan media yang cukup sering digunakan untuk
menyampaikan materi komunikasi di BEM KM IPB. Penggunaan media ini dirasa
murah dan tidak mengelurkan biaya yang mahal. Materi yang biasanya
disampaikan melalui media SMS adalah tentang keorganisasian, misalnya
informasi-informasi mengenai kegiatan rapat atau pelaksanaan program kerja
yang harus dihadiri oleh anggota BEM KM IPB. Media SMS tinggi
penggunaannya pada arah komunikasi horizontal dan diagonal dan rendah
penggunaannya pada arah komunikasi ke bawah dan ke atas.
Berbeda dengan media SMS, media telepon, email, laporan tertulis, dan
papan pengumuman penggunaannya jarang. Telepon jarang digunakan untuk
menyampaikan informasi untuk arah komunikasi ke bawah (dari pimpinan BEM
KM IPB ke anggota) dan ke atas (dari anggota ke pimpinan BEM KM IPB).
Namun, telepon cukup sering digunakan untuk arah komunikasi horizontal
(sesama anggota) dan diagonal (dari pimpinan atau anggota ke pimpinan atau
anggota dari kementerian atau biro yang berbeda). Hal ini disebabkan karena ada
beberapa kementerian atau biro yang melakukan progam kerja secara terkoordinir,
sehingga membutuhkan koordinasi kerja. Penggunaan media telepon untuk
berkomunikasi juga disebabkan karena para pengurus BEM KM IPB memiliki
provider yang berbeda, sehingga penggunaan media telepon jarang karena akan
mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dan sebagai alternatif media komunikasi
52
untuk arah horizontal dan diagonal selain tatap muka adalah SMS, karena media
ini murah.
6.2.
Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam organisasi BEM KM
IPB dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya
tujuan organisasi. Tabel 6 berikut dapat memberikan informasi mengenai
perolehan rata-rata skor untuk masing- masing komponen efektivitas komunikasi
yang dapat menunjukkan sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi
yang terjadi di organisai BEM KM IPB.
Tabel 6. Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi Organisasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Efektivitas Komunikasi
Organisasi
Tidak
Efektif
2,6
11,8
2,6
11,8
1,3
Persentase (%)
Kurang
Efektif
Efektif
13,2
84,2
27,6
60,5
21,1
76,3
22,4
65,8
15,8
82,9
Rata-rata
Pengertian
2,82
Kesenangan
2,49
Mempengaruhi Sikap
2,74
Hubungan Sosial yang Baik
2,54
Tindakan
2,82
Rata-rata total
2,68
Rata-rata skor: 1,00-1,67 = tidak efektif ; 1,68-2,35 = kurang efektif ; 2,36-3,00 = efektif
Perolehan rata-rata skor menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi di
BEM KM IPB sudah efektif. Karena nilai rata-rata skor dari kelima komponen
efektivitas komunikasi yang meliputi pengertian, kesenangan, mempengaruhi
sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan sudah masuk kategori efektif.
Nilai rata-rata skor dari kelima komponen efektivitas komunikasi mulai dari yang
tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah pengertian, tindakan,
mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan kesenangan.
Pengertian dan tindakan memiliki nilai rata-rata skor tertinggi yaitu 2,82.
Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi
BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasian yang meliputi
perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon, dan
evaluasi suatu pekerjaan. Anggota juga menyampaikan materi komunikasi yang
berkaitan dengan organisasi, misalnya menyampaikan rekomendasi/ ide-ide/saran,
53
laporan pelaksanan pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, dan
permintaan bantuan. Dengan demikian anggota menjadi mengerti kemudian
melaksanakan atau bertindak untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan. Walaupun
terkadang materi berupa non-keorganisasian juga sering disampaikan oleh
pimpinan BEM KM IPB.
Komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB sudah efektif, namun masih
terdapat rata-rata skor yang rendah, yaitu komponen kesenangan, hubungan sosial
yang baik, dan mempengaruhi sikap. Dari hasil wawancara dengan beberapa
reponden menyebutkan bahwa mereka kurang nyaman dengan lingkungan kerja
BEM KM IPB, baik lingkungan secara fisik maupun tidak. Responden juga
memberikan penilaian bahwa yang kurang dari BEM KM adalah kurang
dijunjungnya rasa kekeluargaan, sehingga yang dilakukan hanya mengerjakan dan
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai target dan sukses. Namun, kurang
memperhatikan bagaimana anggota bisa belajar, ingin belajar, dapat belajar
berkomunikasi, dan berhadapan dengan orang. Responden juga menambahkan
bahwa secara nilai mungkin BEM KM IPB sudah memenuhi syarat, tetapi nilainilai sosial masih kurang.
54
BAB VII
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES KOMUNIKASI
ORGANISASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
7.1.
Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi
Uji hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi
organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis
yang pertama yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan
dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Nilai
korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi yang terjadi di
organisasi BEM KM IPB ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi
Organisasi
Komponen Efektivitas Komunikasi Organisasi
Hubungan
PengerKesenaMempengaruTindaSosial
tian
ngan
hi Sikap
kan
yang Baik
1. Direktif
-.132
-.282*
-.190
-.337**
-.238*
2. Konsultatif
.359**
.310**
.290*
.166
.099
3. Partisipatif
.235*
.416**
.399**
.340**
.120
4. Delegatif
-.059
-.255*
-.038
.002
-.128
Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);
**berhubungan sangata nyata (p<0,01)
Gaya
No. Kepemimpinan
Tabel 7 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan sangat
nyata antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi.
Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara gaya kepemimpinan dengan
efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Gaya kepemimpinan direktif berhubungan nyata dengan kesenangan dan
tindakan dan berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial yang baik.
Hubungan tersebut bersifat negatif, artinya jika gaya kepemimpinan direktif
diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB, maka kesenangan, hubungan sosial
yang baik, dan tindakan dari anggota berkurang. Artinya, anggota akan tidak
senang dengan lingkungan fisik dan non-fisik tempat kerja, hubungan sosial
55
menjadi tidak baik, dan akhirnya tindakan atau kinerja akan menurun. Pada
dasarnya anggota tidak menginginkan kreativitas dan keinginannya terlalu
diatur atau didikte oleh pimpinan. Karena hal ini akan mematikan kreativitas
dan pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya semangat atau motivasi
bekerja. Lebih lanjut akan berdampak pada menurunnya kinerja (tindakan)
dari anggota tersebut.
2) Hubungan nyata terjadi antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan
mempengaruhi
sikap.
Hubungan
sangat
nyata
terjadi
antara
gaya
kepemimpinan konsultatif dengan pengertian dan kesenangan. Sifat hubungan
antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan ketiga komponen keefektivan
komunikasi tersebut adalah positif. Hal ini memberikan makna bahwa jika
pimpinan BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan ini, maka
pengertian anggota akan lebih mengerti, selain itu juga akan meningkatkan
kesenangan, dan mempengaruhi sikap anggota. Kepemimpinan konsultatif
adalah seorang anggota berkonsultasi dengan pimpinannya mengenai berbagai
masalah atau pekerjaan, tetapi pemimpin yang pertama memberikan inisiatif
untuk saling berdiskusi dan keputusan akhir mutlak ditangan pimpinan itu
sendiri. Penerapan gaya kepemimpinan ini penting jika masalah yang hendak
diselesaikan merupakan masalah penting. Saat pemimpin mengajak berdiskusi
akan terjadi komunikasi dua arah, maka akan menimbulkan pengertian dan
rasa senang bagi anggota. Lebih lanjut pemimpin akan mempengaruhi sikap
anggota.
3) Gaya kepemimpinan partisipatif berhubungan nyata dengan pengertian dan
berhubungan sangat nyata dengan kesenangan, mempengaruhi sikap, dan
hubungan sosial yang baik. Hal ini sejalan dengan penerapan gaya
kepemimpinan partisipatif oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Sifat
hubungannya adalah positif. Yang artinya akan menimbulkan pengertian,
kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik jika gaya
kepemimpinan partisipatif diterapkan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB.
Gaya kepemimpinan partisipatif menempatkan musyawarah sebagai jalan
untuk menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan dapat diambil secara
bergantian antara anggota dan pemimpin. Komunikasi yang terjadi sudah
56
longgar yang memungkinkan seorang anggota dan pemimpin saling
mendapatkan feedback. Adanya hubungan timbal balik ini akan menyebabkan
terjadinya pengertian dari pihak anggota. Komunikasi dua arah juga
meningkatkan rasa senang anggota, mempengaruhi sikap, dan menciptakan
hubungan sosial yang baik.
4) Gaya kepemimpinan delegatif berhubungan nyata dengan kesenangan, sifat
hubungannya adalah negatif. Artinya, ketika pimpinan tertinggi menerapkan
gaya
kepemimpinan
kepemimpimpinan
ini,
delegatif
maka
anggota
merupakan
tidak
gaya
akan
senang.
kepemimpinan
Gaya
dimana
pemimpin mendelegasikan tugas atau pekerjaan kepada anggotanya. Anggota
tidak senang jika pemimpin BEM KM IPB tidak terlibat atau mendampingi
anggota saat anggota melaksanakan program kerja. Artinya, pemimpin yang
tidak acuh atau tidak memberikan dukungan/motivasi terhadap anggota akan
menurunkan rasa senang anggota terhadap pekerjaan.
Kasus-kasus lainnya tidak terbukti berhubungan nyata dan tidak
menunjukkan korelasi yang berarti. Nilai koefisien korelasi yang sangat rendah
(< 0,2) menunjukkan bahwa tidak ada indikasi sama sekali korelasi diantara
variabel-variabel tersebut.
7.2.
Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
Hasil analisis dengan menggunakan Spearman menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara proses komunikasi dengan efektivitas komunikasi,
sehingga hipotesis kedua “Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi
(media komunikasi) dengan efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima.
Tabel 8 memberikan informasi tentang nilai korelai antara media komunikasi
yang digunakan oleh pengurus BEM KM IPB dengan komponen-komponen
efektivitas komunikasi.
57
Tabel 8. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
No.
1.
2.
3.
Media
Pengertian
Tatap muka
Telepon
.118
.207
SMS
.241*
Komponen Efektivitas Komunikasi
Hubungan
KesenaMempengaruSosial
ngan
hi Sikap
yang Baik
.222
-.022
.132
.263*
.255*
.183
.077
.165
.277*
4.
5.
Email
.095
.151
.188
Laporan
.129
.086
.152
Tertulis
6.
Papan
.060
.060
.146
Pengumuman
Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);
**berhubungan sangata nyata (p<0,01)
Tindakan
.017
.119
-.027
.177
.110
.132
.160
.308**
.233*
Secara umum media kurang berhubungan dengan efektivitas komunikasi.
Tedapat tiga media yang berhubungan nyata dan sangat nyata dengan efektivitas
komunikasi. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata dan sangat
nyata antara media dengan efektivitas komunikasi oraganisasi. Kasus-kasus
hubungan nyata atau sangat nyata antara media komunikasi dengan efektivitas
komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Hubungan nyata terjadi antara media telepon dengan kesenangan dan
mempengaruhi sikap. Hubungan tersebut bersifat positif. Penggunaan media
telepon dapat meningkatkan kesenangan dan mempengaruhi sikap. Hal ini
disebabkan karena media telepon bersifat audio, sehingga bisa bersifat
persuasif atau ajakan. Oleh karena itu, media telepon dapat mempengaruhi
sikap.
2) Media SMS berhubungan nyata dengan pengertian dan kesenangan.
Hubungan tersebut bersifat positif. Berbeda dengan media telepon, media
SMS yang hanya bisa memberikan pemahaman, tapi tanpa mempengaruhi
sikap. Karena media SMS bersifat visual sehingga kurang bersifat persuasif.
Anggota yang mendapatkan sms akan mengetahui dan mengerti informasi apa
yang ditransmisikan. Selain mengetahui dan mengerti, anggota juga akan
senang.
3) Media papan pengumuman berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial
yang baik dan berhubungan nyata dengan tindakan. Hubungan tersebut
58
bersifat positif. Media papan pengumuman biasanya berisi informasiinformasi tentang keorganisasian, misalnya hasil rapat. Dengan membaca
papan pengumuman tersebut pengurus yang tidak mengikuti rapat masih bisa
mengetahui hasil rapat, sehingga anggota merasa masih dianggap ada. Dengan
demikian dengan adanya informasi yang ada dipapan pengumuman dapat
meningkatkan hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya bisa
meningkatkan tindakan untuk melaksanakan program kerja.
7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
Hasil analisis korelasi antara arah komunikasi dengan efektivitas
komunikasi menujukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara arah komunikasi
dengan efektivitas komunikasi organisasi. Hasil korelasi antara arah komunikasi
dengan tingkat efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
No.
Arah
1.
Pengertian
Komponen Efektivitas Komunikasi
Hubungan
KesenaMempengaruhi
Sosial yang
ngan
Sikap
Baik
Ke
.163
.273*
Bawah
2. Ke Atas
.054
.245*
3. Horizon.250*
.252*
tal
4. Diagonal
.172
.128
Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05)
Tindakan
.191
.231*
.102
.153
.293*
.207
.166
.073
.090
.137
.006
.062
Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi
organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan
nyata antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis
kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (arah
komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat
diterima.
Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara arah komunikasi
dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
59
1) Arah komunikasi ke bawah berhubungan nyata dengan kesenangan dan
hubungan sosial yang baik dua komponen keefektivan komunikasi. Hubungan
tersebut bersifat positif. Artinya, jika pimpinan tertinggi BEM KM IPB
melakukan komunikasi ke bawah (ke anggota) maka akan meningkatkan
kesenangan dan membuat hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa
diperhatikan tidak hanya dalam masalah organisasi tetapi juga diluar
organisasi.
2) Sama halnya dengan arah komunikasi ke bawah, arah komunikasi ke atas
berhubungan nyata dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik.
Hubungan tersebut bersifat positif. Adanya hubungan tersebut disebabkan
karena anggota berkomunikasi baik dengan pimpinan tertinggi BEM KM IPB
atau anggota hanya untuk mencari kesenangan dan hubungan sosial yang baik,
sehingga tidak berhubunan dengan pengertian, mempengaruhi sikap, dan
tindakan. Hal ini disebabkan juga karena pimpinan BEM KM IPB telah
mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro masing-masing.
3) Arah komunikasi horizontal berhubungan nyata dengan tingkat pengertian dan
kesenangan para anggota. Adanya hubungan nyata antara arah komunikasi
horizontal dengan pengertian mengartikan bahwa anggota lebih banyak
mencari tahu tentang informasi dari rekan sekerjanya dari pada langsung
kepada pimpinan BEM KM IPB atau pimpinan di kementerian atau biro
masing-masing. Demikian juga anggota akan mendapatkan kesenangan dari
rekan sekerjanya.
7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi
organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis yang
kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (materi
komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat
diterima. Terdapat 14 hubungan yang nyata antara materi komunikasi yang
disampaikan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM
60
IPB. Tabel 10 dapat mengungkapkan adanya hubungan nyata yang terjadi antara
materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi.
Tabel 10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
No.
Materi
Pengertian
Komponen Efektivitas Komunikasi
Hubungan
Kesena- Mempengaruhi
Sosial yang
ngan
Sikap
Baik
Perintah\
.058
.237*
Instruksi
2.
Pengarahan
.122
.190
3.
Peraturan
.204
.154
4.
Kebijakan
.185
.136
Umpan
5.
.228*
.193
Balik/Respon
Informasi
6.
Non.331*
.250*
Organisasi
Evaluasi
7.
.177
.275*
Pekerjaan
8.
Ide-Ide/Saran
.152
.161
Laporan
9.
Pelaksanaan
.090
.032
Pekerjaan
Rencana
10.
.007
.167
Anggaran
Keluhan
11. Tentang
.094
.223
Pekerjaan
Permintaan
12.
.218
.211
Bantuan
Koordinasi
13.
.023
.200
Kerja
Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);
1.
Tindakan
.177
.101
.144
.185
.152
.153
.226*
.146
.124
.159
.061
.143
.234*
.186
.114
.218
.204
.102
.173
.242*
.199
.071
.090
-.005
.072
.230*
.105
.219
.212
.237*
.179
.173
.184
.271*
.233*
.251*
.167
.270*
.096
Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara materi komunikasi
dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Materi perintah berhubungan nyata dengan kesenangan, artinya anggota yang
mendapatkan perintah atau instruksi dari pimpinan untuk melaksanakan tugas
dimana tugas atau pekerjaan tersebut merupakan hal yang membuat anggota
senang untuk melakukannya.
2) Materi pengarahan berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik,
artinya anggota yang mendapatkan arahan oleh pimpinan, maka dapat
meningkatkan hubungan sosial yang baik.
61
3) Materi umpan balik atau respon berhubungan nyata dengan pengertian dan
mempengaruhi sikap. Seorang anggota akan bertanya kepada pimpinan untuk
mencari pengertian, sehingga pimpinan akan memberikan umpan balik.
Dengan demikian umpan balik yang diberikan oleh pimpinan akan
menimbulkan atau meningkatkan pengertian. Lebih lanjut umpan balik
tersebut akan mempengaruhi sikap anggota untuk melaksanakan apa yang
disaran oleh pimpinan.
4) Materi non-keorganisasian berhubungan nyata dengan pengertian dan
kesenangan. Ketika pengurus berkomunikasi tentang non-keorganisasian,
maka suasana akan lebih santai. Pada saan itulah disisipkan tentang materimateri yang dapat menimbulkan pengertian anggota tentang materi
keorganisasian, selain itu juga dapat menimbulkan kesenangan anggota.
5) Materi evaluasi pekerjaan berhubungan nyata dengan kesenangan dan
hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa diperhatikan sehingga
menimbulkan kesenangan dan hubungan sosial yang baik.
6) Laporan pelaksanaan pekerjaan berhubungan nyata dengan hubungan sosial
yang baik. Adanya laporan pelaksanaan pekerjaan dapat menumbuhkan
hubungan sosial yang baik, karena adanya hubungan saling membutuhkan
antar anggota agar mengetahui sampai sejauhmana pelaksanaan program
kerja.
7) Materi rencana anggaran berhubungan nyata dengan tindakan, yang artinya
dengan adanya anggaran tersebut akan meningkatkan tindakan. Anggota akan
termotivasi dengan adanya target atau rencana anggaran, karena akan
mengetahui sampai sejauhmana tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian,
anggota menjadi tergerak untuk melaksanakan program kerja.
8) Materi berupa permintaan bantuan berhubungan nyata dengan mempengaruhi
sikap, hubungan sosial sosial yang baik, dan tindakan. Artinya, jika anggota
meminta bantuan kepada anggota yang lain, maka akan mempengaruhi sikap
dan meningkatkan hubungan sosial, karena anggota merasa dibutuhkan dan
membutuhkan anggota yang lain. Adanya permintaan bantuan, maka akan
meningkatkan tindakan untuk anggota lebih termotivasi untuk melaksanakan
program kerja BEM KM IPB.
62
9) Materi koordinasi kerja berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik.
Hal ini menandakan bahwa adanya koordianasi kerja antar beberapa
kementerian atau biro di BEM KM IPB dapat menciptakan hubungan sosial
yang baik. Koordinasi kerja akan membuat anggota yang berbeda kementerian
dan biro dapat lebih akrab, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
63
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1.
Kesimpulan
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin tertinggi organisasi
kemahasiswaan BEM KM IPB adalah partisipatif yang cenderung ke penerapan
gaya kepemimpinan konsultatif, karena pimpinan BEM KM IPB yang lebih
diandalkan
atau
yang
pertama
memberikan
inisiatif.
Penerapan
gaya
kepemimpinan bergantung pada situasi tertentu dan berbeda di setiap kementrian.
Proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB
sudah cukup aktif. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi diagonal
merupakan arah komunikasi yang sering terjadi. Menurut media, media tatap
muka adalah media yang paling banyak digunakan untuk menyampaikan materi
komunikasi untuk semua arah komunikasi, sedangkan media yang rendah
penggunaannya adalah telepon, email, laporan tertulis, dan papan pengumuman.
Komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan
BEM KM IPB sudah efektif, karena dari kelima komponen keefektivan
komunikasi (pengertian, tindakan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang
bak, dan kesenangan) sudah masuk kategori efektif. Pengertian dan tindakan
memiliki nilai skor tertinggi karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan
tertinggi BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasi.
Gaya kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu
pada hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dengan kesenangan, hubungan
sosial yang baik, dan tindakan;
gaya kepemimpinan konsultatif dengan
pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap; gaya kepemimpinan
partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan
sosial yang baik; dan gaya kepemimpinan delegatif dengan kesenangan.
Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut
media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap,
media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman
dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah
komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang
64
baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi nonorganisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan
sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan,
laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan
tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau
memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap.
Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan.
8.2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. BEM KM IPB sebaiknya lebih memanfaatkan media komunikasi secara
variatif atau tidak hanya menggunakan salah satu media komunikasi saja,
misalnya tatap muka, SMS, dan telepon agar informasi-informasi dapat
tersalurkan keseluruh anggota sehingga terbentuk komunikasi yang lebih
efektif.
2. BEM KM IPB sebaiknya lebih meningkatkan tidak hanya kuantitas program
unggulannya, tetapi juga kualitas dari program-program tersebut (dengan
adanya program kerja tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial yang
harmonis, kekeluargaan, team work, komunikasi, dan saling membantu).
3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan di seluruh
kelembagaan kemahasiswaan IPB terutama dalam hubungannya dengan
keefektivan komunikasi organisasi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Retno Sri. 2001. Efektivitas Komunikasi Organisasi Pelaksana Program
Kredit Usaha Tani (Kasus di Kabupaten Cianjur). Tesis. Pascasarjana IPB
BEM KM IPB. 2010. Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010. Bogor
Cahayani, Ati. 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasara Indonesia
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Pratek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Goldberg, A.A., dan C.E Larson. 1985. Komunikasi Kelompok: Proses, Diskusi,
dan Penerapannya. Jakarta: UI Press
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Nuryllah. 2005. Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Efektivitas
Kerja Pegawai dalam Orrganisasi Pemerintah (Kasus Kecamatan
Citeureup Kabupaten Bogor). Skripsi. Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Kasim, Azhar. 1993. Pengukuran Efektivitas dalam Organisasi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Mardailis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Masita.
2005. Peranan Komunikasi Organisasi dalam Mengefektifkan
Pelaksanaan Tugas pada
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPM), Kasus Desa Babakan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyana, D. 1996. Konteks-konteks Komunikasi. Bandung: PT. Remadja
Rosdakarya
Purwanto, Djoko. 2004. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Raharja, Sam’un Jaja. 2005. Dimensi Manusia dalam Organisasi: Suatu Kajian
Teoritis dari Perspektif Manajemen Kualitas. Jurnal Sosiohumaniora
Universitas Padjadjaran, Vol 7, No.1, Maret 2005
66
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: CV. Remadja Rosdakarya
Saleh, Rusdi. 2009. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Pola Komunikasi
Organisasi dengan Pembentukan Modal Sosial (Kasus Organisasi
Kemahasiswaan BEM IPB). Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian
Bogor
Sari, Wina Puspita. 2005. Audit Komunikasi Sebagai Alat untuk Mengukur
Efektifitas dan Efisiensi Komunikasi dalam Suatu Organisasi. Diakses di
elmurobbie.files.wordpress.com/2009/02/audit-komunikasi.pdf,
pada
tanggal 21 November 2009 pukul 9.48
Siagian, SP. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Singarimbun, Masri dan Sofian Efeendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES
Thoha, Miftah. 1991. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Wiriadihardja, H. Moeftie. 1987. Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen.
Jakarta: Balai Pustaka
67
LAMPIRAN
68
Tabel 1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Membuat keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi
terlebih dahulu dengan anggotanya
Mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan
oleh anggotanya
Memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan
terlebih dahulu kemampuan mereka mengenai tugas tersebut
Menghindari hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi
dengan anggotanya
Mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang
dikerjakan oleh anggotanya
Rata-rata
Skor
1,90
2,58
1,71
1,22
2,32
1,95
Tabel 2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat
keputusan, tetapi dia tetap berhak menentukan keputusan
terakhir
Mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya
kerjakan
Menjelaskan dan mengarahkan kepada anggotanya untuk
meningkatkan pekerjaan jika kualitas dan kuantitas hasil
pekerjaan tidak memuaskan
Menjaga hubungan kerja yang ramah
Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
menyampaikan idenya tentang keputusan yang telah dibuat
Rata-rata
Skor
2,72
2,06
2,82
2,94
2,90
2,69
Tabel 3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut
serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada
keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
Mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan
persoalan
Memberi dorongan/motivasi kepada anggotanya untuk
melaksanakan tugas/pekerjaan
Membuat anggotanya santai jika sedang bercakap-cakap
dengannya
Menghormati dan menghargai perasaan dan martabat
anggotanya
Rata-rata
Skor
2,61
2,85
2,88
2,84
2,95
2,83
69
Tabel 4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya
untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu tugas
Mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada
anggotanya
Membuat keputusan yang kurang tegas
Menerima semua ide-ide/saran-saran dari anggotanya
Menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan
pengalaman atau kemampuan anggotanya
Rata-rata
Skor
2,75
2,71
1,79
2,80
1,91
2,39
70
Tabel 5. Korelasi Antara Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi
No.
1.
Arah
Materi
Ke Bawah
Media
Tatap muka
Telepon
SMS
1. Perintah/instruksi
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
2. Pengarahan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
3. Peraturan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
4. Kebijakan
Tatap muka
Pengertian
.009
.938
.058
.621
.100
.390
-.035
.765
.010
.932
.088
.450
.090
.441
.141
.225
.002
.983
-.036
.754
.016
.892
.126
.279
.111
.339
.076
.515
.074
.524
.107
.360
.198
.087
.247(*)
.031
.078
Kesenangan
.259(*)
.024
.227(*)
.049
.102
.379
-.016
.890
.139
.231
-.091
.432
.103
.374
.306(**)
.007
.135
.246
-.003
.980
.062
.595
-.123
.290
.098
.398
.196
.089
-.042
.719
.052
.656
.217
.060
.062
.597
.120
Keefektivan Komunikasi
Mempengaruhi Hubungan Sosial yang
Sikap
baik
-.004
.971
.089
.443
-.016
.891
.066
.573
.170
.143
.231(*)
.044
.190
.100
.125
.281
-.037
.751
.041
.727
.064
.585
.051
.662
.114
.327
.027
.819
-.025
.830
.251(*)
.029
.127
.275
.210
.068
.017
.012
.915
.040
.734
.028
.808
.048
.679
.013
.913
.170
.143
-.078
.505
.244(*)
.034
.224
.052
.038
.744
.005
.964
.072
.539
-.013
.908
.203
.079
.231(*)
.044
.259(*)
.024
.098
.402
.087
.457
-.043
Tindakan
.028
.808
.054
.642
-.069
.554
.065
.575
.065
.575
.289(*)
.011
.199
.085
-.090
.437
-.008
.949
-.024
.834
.102
.383
.156
.179
.058
.618
-.071
.541
-.068
.561
.205
.075
-.035
.765
.185
.109
.125
71
Telepon
SMS
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
5. Umpan balik/respon
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
6. Informasi non-organisasi
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
7. Evaluasi terhadap pekerjaan
SMS
Email
Laporan Tertulis
.501
.159
.170
.119
.306
.116
.319
.105
.366
.207
.073
-.044
.707
.234(*)
.042
.016
.888
.140
.228
.066
.570
.106
.361
.020
.866
.202
.080
.197
.089
.013
.915
.056
.634
.148
.203
.194
.093
.150
.195
.236(*)
.040
.027
.818
.000
.303
.177
.126
.053
.647
-.075
.518
.219
.058
-.012
.921
.222
.053
.121
.297
.169
.144
-.011
.923
.125
.282
.050
.669
.328(**)
.004
.186
.108
.195
.091
.104
.370
.139
.231
.074
.526
.453(**)
.000
.143
.219
.167
.150
.138
.234
.109
.884
.132
.256
-.043
.714
.187
.106
.265(*)
.021
.208
.072
.117
.315
.043
.712
-.046
.694
.215
.062
.180
.119
.156
.179
.218
.058
.105
.368
.112
.334
.188
.104
.229(*)
.047
.211
.067
.172
.136
.090
.440
.073
.533
.187
.106
.123
.714
.189
.102
.160
.166
.118
.311
.173
.134
.117
.316
.128
.272
.059
.613
.037
.750
.161
.166
.151
.194
.174
.134
.219
.057
.197
.087
.279(*)
.015
.192
.097
.250(*)
.030
.212
.066
.334(**)
.003
.268(*)
.019
.159
.170
.275(*)
.016
.105
.283
.042
.716
-.068
.562
.128
.271
.025
.833
.139
.231
.169
.145
-.002
.989
.029
.806
.152
.188
.019
.868
.146
.210
.168
.146
.031
.790
.030
.798
.129
.268
-.007
.955
.191
.098
.206
.074
.084
.469
-.159
.170
.215
.062
.031
72
Papan Pengumuman
2.
Ke Atas
Tatap muka
Telepon
SMS
1. Rekomendasi/ ide-ide/saran
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
2. Laporan pelaksanan pekerjaan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
3. Rencana anggaran
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
4. Keluhan tentang pekerjaan
Telepon
SMS
.999
.193
.095
.128
.270
.204
.077
.143
.219
.091
.436
.149
.198
.011
.923
.074
.526
.093
.422
.087
.455
.078
.501
-.134
.247
.153
.186
.064
.581
.119
.304
.061
.600
-.018
.879
.123
.290
.153
.186
.061
.598
-.058
.620
.030
.350
.111
.339
.155
.180
.238(*)
.038
.125
.282
.084
.469
-.046
.693
-.009
.942
.115
.322
.147
.205
.188
.104
.018
.877
-.070
.546
.027
.816
.169
.145
.107
.358
.267(*)
.020
.028
.814
.200
.083
-.024
.840
.095
.417
.154
.183
.388(**)
.290
.136
.240
-.010
.933
.208
.071
-.037
.751
.175
.131
.038
.748
.093
.423
-.041
.725
.063
.586
.072
.539
.000
.999
.098
.398
.164
.157
.045
.701
.223
.053
.191
.098
.108
.353
.126
.280
.230(*)
.046
-.021
.858
.149
.200
.128
.368
.191
.099
.026
.827
.209
.070
.077
.511
.053
.651
-.074
.527
.262(*)
.022
.105
.369
.161
.165
.325(**)
.004
.004
.972
.059
.613
.146
.208
.092
.429
.196
.090
.208
.072
.204
.078
.109
.347
.272(*)
.018
.090
.441
.219
.057
.292(*)
.793
.209
.070
-.042
.716
.029
.803
-.001
.996
.118
.311
-.053
.649
.205
.075
.010
.928
-.044
.708
.103
.375
-.016
.894
.018
.877
.242(*)
.035
.021
.855
.136
.240
.147
.206
.112
.334
-.067
.566
.242(*)
.035
.088
.452
-.021
.854
.085
73
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
5. Permintaan bantuan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
6. Informasi non-rganisasian
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
3.
Horizontal
Tatap muka
Telepon
SMS
1. Rekomendasi/ide-ide/ saran
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
2. Permintaan bantuan
Tatap muka
.800
.008
.943
.044
.704
.081
.489
.174
.132
.003
.982
.119
.306
-.010
.930
.066
.568
.067
.567
.167
.149
.064
.585
.100
.388
-.013
.914
.146
.208
.026
.821
.144
.214
.227(*)
.049
.271(*)
.018
.267(*)
.020
.160
.166
.108
.354
.197
.001
.095
.415
.097
.404
.010
.930
.164
.157
.299(**)
.009
.266(*)
.020
.150
.196
.108
.355
.006
.959
.345(**)
.002
.340(**)
.003
.343(**)
.002
.064
.580
.084
.470
-.028
.809
.028
.808
.246(*)
.032
.228(*)
.047
.262(*)
.022
.054
.644
.105
.365
.016
.270
.177
.127
.042
.722
.149
.199
.115
.321
.201
.082
.099
.394
.071
.542
.093
.422
.225
.051
.014
.902
.282(*)
.014
.222
.054
.104
.373
.227(*)
.048
.114
.326
.040
.733
.102
.380
.078
.501
.212
.066
.107
.358
.209
.070
.118
.011
.225
.051
.083
.478
.233(*)
.043
.171
.139
.191
.098
.112
.334
.109
.351
.153
.188
.273(*)
.017
.252(*)
.028
.323(**)
.004
.315(**)
.006
.191
.099
.277(*)
.015
.271(*)
.018
.016
.892
-.004
.974
.103
.377
.182
.115
.085
.468
.236(*)
.040
.099
.467
.144
.213
-.009
.938
.196
.090
.127
.273
.191
.099
.204
.077
.107
.359
.081
.487
.251(*)
.029
.009
.940
.201
.082
.135
.244
.095
.415
.250(*)
.029
.180
.121
.019
.870
-.017
.883
-.012
.918
.053
.647
.053
.652
.287(*)
.012
.082
74
Telepon
SMS
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
3. Informasi non-organisasi
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
4. Keluhan tentang pekerjaan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
4.
Diagonal
Tatap muka
Telepon
1. Rekomendasi/ide-ide/saran
SMS
Email
Laporan Tertulis
.088
.063
.589
.029
.802
.131
.261
.206
.075
.163
.158
.302(**)
.008
.257(*)
.025
.266(*)
.020
.157
.177
.183
.113
.106
.363
.043
.710
.173
.135
.237(*)
.039
.101
.383
.173
.134
.062
.594
.168
.148
.233(*)
.043
.242(*)
.035
.051
.663
.194
.892
.112
.337
.067
.563
.208
.071
.088
.451
.039
.737
.093
.424
.160
.168
.069
.555
.138
.234
.165
.155
.037
.750
.046
.695
.181
.118
.018
.875
.095
.416
.096
.411
.064
.582
.046
.691
.120
.301
.152
.188
.127
.273
.178
.308
.153
.186
.008
.944
.176
.128
.141
.223
.226
.050
-.057
.624
.085
.468
-.032
.786
.116
.317
.124
.285
.185
.109
-.147
.205
.093
.423
-.051
.661
.034
.773
.191
.098
.201
.081
.004
.972
.177
.126
.000
1.000
.098
.401
.261(*)
.393
-.083
.476
.040
.730
.123
.290
.143
.217
.274(*)
.016
.042
.719
-.084
.471
-.089
.446
.197
.088
.191
.098
.238(*)
.038
-.072
.538
-.010
.932
.010
.932
.139
.230
.169
.144
.296(**)
.009
.028
.813
.076
.517
.029
.801
.100
.392
.260(*)
.483
.110
.343
.029
.804
.067
.564
.047
.686
.251(*)
.029
-.084
.469
.011
.923
-.069
.551
-.008
.946
.034
.770
.189
.103
-.058
.620
.043
.710
-.151
.192
.097
.406
.095
.416
.233(*)
.043
-.076
.514
.106
.364
.034
.769
.019
.869
.120
75
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
2. Permintaan bantuan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
3. Informasi non-organisasi
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
Telepon
SMS
4. Keluhan tentang pekerjaan
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
Tatap muka
5.
Koordinasi kerja
Telepon
SMS
.092
-.172
.137
.153
.187
.172
.138
.171
.139
.170
.143
.205
.076
-.094
.417
.389(**)
.001
.274(*)
.017
.241(*)
.036
.104
.370
.177
.126
.029
.807
.073
.531
.168
.147
.156
.177
.062
.594
.147
.205
-.094
.421
.106
.362
.162
.161
.078
.124
.101
.387
.158
.172
.171
.141
.224
.052
.173
.134
.156
.179
.170
.142
.118
.311
.218
.059
.153
.187
.140
.226
.137
.239
.155
.182
.115
.325
.144
.214
.068
.562
.210
.069
.184
.112
.022
.849
.085
.465
.276(*)
.016
.180
.023
.096
.409
.071
.542
.239(*)
.037
.024
.835
.252(*)
.028
.273(*)
.017
.110
.344
.108
.354
.223
.053
.073
.532
.199
.085
.283(*)
.013
.125
.282
-.020
.867
.173
.134
-.059
.610
.152
.191
.245(*)
.033
.106
.361
.058
.617
.209
.070
-.037
.023
.139
.230
.058
.618
.071
.543
-.030
.800
.279(*)
.015
.277(*)
.015
.181
.118
-.021
.858
.004
.973
-.038
.748
.242(*)
.036
.283(*)
.013
.180
.119
-.093
.422
.045
.698
-.055
.639
.185
.110
.216
.061
.266(*)
.020
.101
.387
.078
.504
.106
.303
.168
.146
.044
.703
.047
.689
.005
.964
.226
.050
.132
.256
.217
.060
-.132
.257
.008
.943
-.042
.718
.120
.303
.213
.065
.063
.589
.020
.866
.006
.962
-.057
.624
.168
.146
.161
.166
.214
.063
.061
.601
.077
.508
.027
76
Email
Laporan Tertulis
Papan Pengumuman
.502
.119
.307
.095
.416
-.134
.247
.120
.139
.231
.139
.230
.192
.097
.753
.270(*)
.018
.212
.066
.161
.165
.361
.250(*)
.029
.237(*)
.039
.309(**)
.007
.816
.139
.229
.199
.085
.253(*)
.028
Download