PEREMPUAN DALAM LINTAS SEJARAH (Studi Atas Peran Publik Sahabiyah-Sahabiyah di Masa Rasulullah SAW) Syamzan Syukur Dosen IAIN Sultan Amai Gorontalo [email protected] Abstract: The tradition of pre-Islamic Arabian society known as the position of women as imperior. Prophet as a feminist fight for equality derarat (egalitarian) between men and women. The struggle of the Prophet raise the dignity of women is very opposite to trasidi Arab society. Many traditions and fi'li qauli recommending that treat women well. Even at the time of the Prophet women taking a role in the public sphere-sphere were previously considered taboo for women. As in politics known Aisha, Umm Salama, Safia Bint Abdul Muttalib and others, in the field of education known in economics Aisha and Khadija bint Khuwalid known. Keywords : History, Public Role, Sahabiyah and The Prophet Abstrak: Tradisi masyarakat Arab pra-Islam yang dikenal sebagai posisi perempuan sebagai imperior. Nabi sebagai pertarungan feminis untuk kesetaraan derarat (egaliter) antara laki-laki dan perempuan. Perjuangan Nabi mengangkat harkat dan martabat wanita sangat berlawanan dengan trasidi masyarakat Arab. Banyak tradisi dan qauli fi'li merekomendasikan bahwa memperlakukan wanita dengan baik. Bahkan pada saat perempuan Nabi mengambil peran dalam masyarakat lingkup-lingkup yang sebelumnya dianggap tabu bagi perempuan. Seperti dalam politik dikenal Aisha, Ummu Salamah, Safia Binti Abdul Muthalib dan lain-lain, di bidang pendidikan yang dikenal dalam ilmu ekonomi Aisha dan Khadijah binti Khuwalid dikenal. Kata Kunci: Sejarah, Peran Publik, Sahabiyah dan Rasulullah Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) | 91 Tindakan Rasulullah Saw tersebut tentu Pendahuluan Rasulullah Saw sebagai rahmatan lil sangat menyolok di tengah masyarakat ‘alamin (Q.S. al. Anbiya (21): 107) dan Arab. Dan inilah salah satu alasan salah satu tugas yang diemban dan sebagian orang Arab menolak Islam. diperjuang oleh adalah Tindakan Rasulullah Saw seperti tersebut mengangkat harkat dan martabat merupakan dakwah (seruan), bukankah perempuan. Risalah yang diemban diutamakan beliau mengedepankan ketaula- Rasulullah Saw ini sangat bertentangan danan Rasulullah atau hadis fi’li dengan tradisi orang-orang Arab yang pada memposisikan menunjukkan kepada masyarakat Arab perempuan sebagai “makhluk inferior”. hadis qauli? Rasul dari ingin bahwa tidak ada yang salah dan aneh bagi Masyarakat Arab dikenal sebagai perempuan, perempuan memiliki hak, masyarakat yang mapan dengan budaya harkat dan martabat yang sama dengan marginalisasi terhadap perempuan, maka laki-laki. egalitarian (persamaan derajat) yang Rasulullah pada Haji wada’ (634 M) diperjuangkan Rasulullah adalah perintah untuk memperlakukan khususnya Salah satu isi khutbah dalam mengangkat harkat dan martabat para istri dan perempuan perempuan mendapat kecaman dan protes dan lemah lembut. ( Fazlur Rahman, keras 1984: 24). dari umumnya. masyarakat Arab Keluarga-keluarga pada dengan baik bangsa Dalam beberapa Arab merasa malu dan terhina bila Rasulullah juga seorang perempuan pada posisi yang sangat bayi yang ditunggu-tunggu kelahirannya adalah berjenis kelamin hadis qauli, menempatkan mulia, diantaranya, sebagai berikut: perempuan. Beberapa bapak dari bayibayi perempuan menangisi ﻻ ﻟﺌﻲ ّ ﻦإ ّ ﻻ آﺮیﻢ وﻣﺎأهﺎﻥﻬ ّ ﻣﺎأآﺮم اﻟﻨﺴﺎء إ kemalangannaya dan bahkan sebagian dari mereka mengubur hidup-hidup bayi Artinya : “Tiada yang memuliakan perempuan. wanita kecuali laki-laki yang mulia. Dalam tradisi dan budaya Arab seperti tersebut, Rasulullah Saw tampil Tiada yang merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah juga” di depan umum dan dengan bangganya menggendong atau punggungnya bayi 92 | meletakkan di perempuannya. MUWÂZÂH, Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 ﻞ ٌﺟ ُ ل ﺟَﺎ َء َر َ ﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗَﺎ َ ﷲ ُ ﻲا َﺽ ِ ﻲ ُه َﺮ ْی َﺮ َة َر ْ ﻦ َأ ِﺑ ْﻋ َ ﺳَّﻠ َﻢ َﻓﻘَﺎل َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺹَﻠّﻰ ا َ ﷲ ِ لا ِ ﺳ ْﻮ ُ ِإﻟَﻰ َر: یَﺎ ﺹﺤَﺎ َﺑﺘِﻲ؟ َ ﻦ ِﺴ ْﺤ ُ س ِﺑ ِ ﻖ اﻟ َﻨّﺎ ُّ ﺣ َ ﻦ َأ ْ َﻣ،ِل اﷲ َ ﺳ ْﻮ ُ َر ل َ ل ُﺙ َّﻢ َﻣﻦْ؟ ﻗَﺎ َ ﻗَﺎ،َل ُأ ُّﻣﻚ َ ل ُﺙ َّﻢ َﻣﻦْ؟ ﻗَﺎ َ ﻗَﺎ،َل ُأ ُّﻣﻚ َ ﻗَﺎ ك َ ل َأ ُﺑ ْﻮ َ ﻗَﺎ،ْل ُﺙ َّﻢ َﻣﻦ َ ﻗَﺎ،َُأ ُّﻣﻚ dunia yang sebelumnya menjadi hak laki-laki dan tabu bagi perempuan. Stressing tulisan ini akan menguraikan peran perempuan dalam ranah publik pada masa Rasulullah Saw yang meliputi peran perempuan dalam Dari Abu Hurairah radhiyallaahu bidang Politik, peran perempuan dalam ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang bidang Pendidikan dan peran perempuan kepada dalam bidang Ekonomi. Rasulullah wasallam dan shalallahu berkata, ‘alaihi ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus Pembahasan berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu A. Peran Perempuan dalam Bidang ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Politik Dan orang tersebut kembali bertanya, Dunia politik sebagai dunia yang ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu diidentikkan dengan kekerasan, yang ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ berdasarkan hasil rekonstruksi budaya Orang kembali, dunia ini dipersepsikan dengan dunianya ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, kaum Adam. Perempuan dinilai lemah ‘Ibumu.’ bertanya sehingga dianggap tidak patut bergelut kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi dengan dinamika politik yang penuh shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, dengan kekerasan. Perempuan dinilai ‘Kemudian ayahmu.’” (Abi Abdillah tidak mampu memimpin dan membuat Muhammad bin Ismail al-Bukhary: 37 kebijakan atau HR. Bukhari No. 5971), Lihat juga perempuan (Abi Husain Muslim bin hajjaj al- mengutamakan perasaan dan sangat jauh Qusyairy: 2 atau HR. Muslim No. 2548) dari sikap rasionalitas. Persepsi negatif tersebut Orang bertanya tersebut Perjuangan Rasulullah karena patron sangat membentuk tendensius Saw untuk tersebut diletakkan pada perempuan dan martabat telah terstruktur sedemikian rupa dalam perempuan bukan hanya sampai di situ. benak kaum laki-laki dan bahkan kaum Dalam sejarah perjalanan dakwah Islam perempuan. Karena itu nuansa dominasi tercatat bahwa Rasulullah juga memberi dari pihak laki-laki sangat kuat terlebih peluang kepada sahabiyah-sahabiyah ketika kita berada di daerah-daerah untuk berpartisipasi dalam dunia publik, terpencil, label dan cap yang diberikan mengangkat harkat dan Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) | 93 pada sosok perempuan sangat kental berbalik sebagai orang lemah, ketergantungan dan pasukan pemanah mengabaikan perintah terbelenggu. Image ini terpelihara dengan Rasulullah. Pasukan Muslim pun kocar- baik dan bahkan kacir ketika mendapat serangan balasan memberi andil agama dianggap dalam memposisikan perempuan seperti tersebut. menjadi kekalahan ketika dari tentara musuh namun tidak dengan Shafiyyah. Ia tetap berdiri dengan berani Dalam konteks historis, pada masa berbekal tombak di tangannya. Ia geram Rasulullah terdapat sahabiyah-sahabiyah melihat (sahabat-sahabat perempuan Rasulullah) meninggalkan Rasulullah Saw, Ia meng- yang turut ambil bagian dalam politik. ibas-ngibaskan tombak yang digenggam- Tercatat lembaran-lembaran nya dan hendak memukulkannya ke sejarah peran politik yang dimainkan oleh wajah orang-orang yang mudur dari istri-istri Rasul seperti Aisyah yang selalu peperangan seraya berkata, “Apakah mendampingi dalam kalian hendak meninggalkan Rasulullah peperangan. Ummu Salamah dan sederet SAW?” akhirnya prajurit Uhud kembali nama-nama politisi perempuan lainnya. berjuang bersama Rasulullah. dalam Rasulullah Shafiyyah binti Abdul Muthalib, tentara Kisah lain Muslim yang kocar-kacir ditinggalkan seorang bibi Rasulullah, adalah salah Shafiyyah seorang mujahidah. Ia adalah salah melawan musuh. seorang perempuan yang ikut langsung peperangan di medan Khandak, para terjun ke medan peperangan, seperti muslimah dan anak-anak diungsikan ke perang Uhud. Dalam peristiwa perang sebuah benteng yang bernama Fari’, Uhud Shaffiyyah memberiakan kesan benteng ini milik Hassan salah satu yang Selain sahabat Rasulullah saw. Ketika perang menyediakan logistik dan mengobati para berkecamuk, seorang intelejen pihak mujahid yang terluka dalam peperangan, musuh Shaffiyah menunjukkan tersebut. Hal ini segera diketahui oleh keberaniaannya yang luar biasa di medan Shafiyyah, segera saja ia mengambil perang. Menurut al-Istanbuli dan Syalabi, tongkat seperti yang dikutip oleh Ruth Roded, menghantam intelejen tersebut bertubi – (Ruth Roded, terj. Ihya Hasan: 74) tubi. Hasan bin Tsabit yang bersamanya kemenangan yang telah digenggam kaum pada waktu itu hanya diam dan tidak Muslimin mampu melakukan apa yang dilakukan 94 | sangat menakjubkan. juga di medan Perang Uhud adalah keberaniannya Pada saat meletus diam-diam mengamati benteng sebagai senjata untuk MUWÂZÂH, Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 oleh Shaffiyah. ( Ruth Roded, terj. Ihya termasuk intelektual, karena beliau gemar Hasan: 74) . membaca. Selain itu Shafiyyah juga Bila terhadap dilakukan analisis politik dikenal sebagai perempuan yang berani peristiwa tersebut, maka dan sabar menghadapai berbagai cobaan. nampak jelas bahwa kemampuan dan (http://www.republika.co.id/berita/dunia- keberanian seorang perempuan yang islam/khazanah/12/03/12) bernama Shafiyyah melampaui kehebatan Dengan demikian kesuksesan Hasan bin Tsabit, seorang laki-laki yang seorang Shaffiyyh ditunjang oleh sederet bersamanya di benteng Fari’. Kehebatan keahlian yang dimiliki serta karakter Shafiyyah, Medan kepribadiannya. Tokoh Shafiyyah binti perang, beliau juga dikategorikan sebagai Abdul Muthalib sangat tepat menjadi seorang mendidik inspirati bagi kaum ibu dan perempuan anaknya. kepribadiannya yang tangguh pada umumnya. Politisi perempuan lain dan kuat ia wariskan kepada anaknya yang populer pada masa Rasulullah yang bernama Zubair bin Awwam, adalah Ummu Salamah istri Rasulullah hingga Zubair menjadi seorang mujahid Saw. Di antara sikap yang menunjukkan yang tangguh. (Ruth Roded, terj. Ihya bahwa dia adalah seorang politisi yang Hasan: 74). Anak yang tangguh dan kuat hebat pada zamannya adalah kejeliannya adalah anak yang lahir dan didik oleh menentukan strategi yang tepat seorang ibu yang tangguh dan kuat. situasi yang terdesak. Pada waktu itu ia Negara menyertai bukan ibu hanya yang sukses membutuhkan Shafiyyah yang di sosok seperti dapat memberikan generasi kebanggaan bangsa dan negara. Sosok Shafiyyah merupakan sosok Rasulullah perjalanannya Saw dalam dalam menuju Mekah menunaikan umrah, tetapi orang-orang musyrik mencegah dan menghalangi perempuan yang sangat ideal, dalam Rasulullah beserta rombongan konteks kekinian beliau adalah seorang memasuki perempuan yang tidak hanya sukses Perjanjian Hudaibiyah antara orang-orang dalam ranah publik tapi juga berhasil musyrik dan Rombongan Rasulullah. dalam Akan ranah domestik. Kelebihan- Mekah, tetapi, maka sebagian untuk terjadilah besar kaum kelebihan yang dimiliki oleh Shaffiyah muslimin merasa dikhianati dan merasa adalah pedang, bahwa orang-orang musyrik melanggar memanah, menunggang kuda seperti sejumlah hak-hak kaum muslimin yang mujahid yang sedang berperang dan juga disepakati dalam perjanjian Hudaibiyah. terampil memainkan Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) | 95 Karena itu Umar bin Khattab menyaran- Rasulullah kan kepada Rasulullah agar kesepakatan Hudaibiyah, sementara pihak musuh telah dalam perjanjian Hudaibiyyah di batal- melakukan penghianatan perjanjian. kan, tetapi Rasulullah Saw memerin- terhadap Rasulullah Saw perjanjian kagum atas tahkan kepada kaum muslimin agar tetap pendapatnya dan bangkit mengerjakan mematuhi perjanjian tersebut. sebagaimana yang diusulkan Ummu Dalam perkembangan lebih lanjut, Salamah. Tatkala kaum muslimin melihat tanda-tanda bahaya semakin memuncak Rasulullah mengerjakan hal itu tanpa setelah Rasulullah Saw menyuruh kaum berkata kepada mereka, mereka bangkit muslimin melaksanakan penyembelihan dan menyembelih serta sebagian dari hewan qurban kemudian bercukur, tetapi mereka mulai mencukur kepala sebagian tidak mereka yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah Rasulullah dan penyesalan atas tindakan Rasulullah seorang pun melaksanakannya. dari Bahkan Saw mengulang seruannya tiga kali tetapi yang tetap saja tidak ada sambutan dari kaum tersebut menunjukkan bahwa Ummu muslimin. Rasulullah Salamah merupakan politisi yang cerdas; istrinya, Ummu Saw menemui Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang sikap kaum muslimin. Ummu Salamah berkata, mendahului mereka. mengetahui sikap dan tindakan yang tepat diambil dalam situasi yang genting. Kepiawaian dan kecekatan dalam “Wahai Nabi Allah, apakah engkau bertindak menginginkan Salamah dalam peristiwa perintah dilaksanakan juga Ummu pengislaman beberapa keluarga Rasul yang dikenal Keluarlah engkau, kemudian janganlah sebagai orang-orang yang menentang mengajak bicara sepatah kata seorang dakwah Islam. Peristiwa tersebut terjadi pun engkau pada waktu Fath Makkah (penguasaan menyembelih qurbanmu serta memanggil kota mekkah oleh kaum muslimin), tukang Rasulullah mereka cukur Nampaknya kaum ini ditunjukkan muslimin? dari oleh Allah Peristiwa yang mencukurmu.” bersama prajurit- prajuritnya dengan kehebatan dan jumlah bahwa kaum muslimin bukan tidak mau yang belum pernah disaksikan oleh melakukan apa yang diperintahkan oleh bangsa Rasulullah tetapi kemungkinan besar musyrik Quraisy merasa takut, sehingga tindakan kaum muslimin tersebut sebagai mereka keluar dari rumah dengan maksud bentuk menemui Rasulullah untuk bertobat dan protes Salamah datang paham 96 | Ummu sampai terhadap kesetiaan Arab, akibatnya orang-orang MUWÂZÂH, Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 menyatakan keislaman mereka.Termasuk kami harus berkelana di dunia sehingga diantaranya, Abu Sufyan bin al-Harts bin mati kehausan dan kelaparan.” Abdul-Muththalib (anak paman Ummu Salamah paham bahwa Abu Rasulullah Saw) dan Abdullah bin Abi Sufyan dan Abdullah bin Umayyah Umayyah bin al-Mughirah (anak bibi benar-benar ingin memeluk Islam, maka Rasulullah dari ayah dan saudara sebapak kembali Ummu Salamah). Ketika mereka berdua Rasulullah dengan rasa belas kasihan. meminta izin masuk menemui Rasulullah Akhirnya hati Rasulullah menjadi luluh, Saw, beliau enggan memberi izin karena lalu mengizinkan keduanya masuk. Maka khawatir terhadap dilakukan pada muslimin, seperti apa Rasul beliu memohon kepada yang akan masuklah keduanya dan menyatakan dan kaum keislaman serta bertobat di hadapan yang dilakukan sebelum terjadi Fath Mekkah. Rasulullah. Ummu Salamah cerdas mengambil Nampaknya Ummu Salamah paham sikap dan bertindak dalam setiap situasi kekhawatiran Rasulullah tersebut, Maka dan perkara. Ummu dengan jelinya Ummu Salamah bertindak memberi pelajaran kepada kita bahwa sebagai penengah dan dengan pendekatan dalam kekeluargaan Ummu Salamah berkata membutuhkan strategi dan pendekatan- kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, pendekatan yang tepat. Disamping itu mereka berdua adalah anak pamanmu dan sikap lain yang ditunjukkan Ummu anak bibimu serta iparmu.” Rasulullah Salamah, menjawab, “Tidak ada keperluan bagiku dalam menyelesaian setiap urusan adalah dengan mereka berdua. Adapun anak niat yang tulus dan hanya mengharap parnanku, aku telah diperlakukan olehnya ridho Allah. dengan tidak baik. Adapun anak bibiku menyelesaikan Kehebatan dan keberanian Ummu Salamah juga Mekah dengan apa yang ia katakan.” beberapa peperangan Rasulullah tersebut ditunjukkan Hawazin berkata, peperang-peperangan Allah, ia harus seperti dalam Perang Khaibar, pengepungan Thaif, perang sampai kepada Abu Sufyan. Maka ia “Demi perkara yang tidak kalah pentingnya (dari ayah) serta iparku telah berkata di Pernyataan Salamah telah dan perang Tsaqif. Dalam tersebut, Ummu mengizinkanku atau aku mengambil anak Salamah beserta perempuan-perempuan ini dengan kedua tanganku -pada saat itu muslimah lainnya menyediakan air dan ia bersama anaknya, Ja’far- kemudian logistik bagi prajurit-prajurit Islam dan Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) | 97 juga menjadi palang merah untuk mengobati prajurit-prajurit yang terluka. Selain kisah hebat tersebut kedua perempuan di atas, pada masa satu persyaratan masuk ke wilayah ini adalah skill dan pendidikan, sementara Dunia domestik kompetitif bukanlah jadi dianggap wilayah tidak Rasulullah masih banyak lagi perempuan- membutuhkan perempuan yang ikut andil dalam bidang Berdasarkan hasil rekonstruksi budaya politik (khususnya ikut andil dalam pendidikan anak aki-laki dalam keluarga medan Ummu lebih diutamakan dari pada pendidikan Sulaim, ummu Amarah Nusaibah Binti buat anak-anak perempuan, alasannya Ka’ab, dan Humnah binti Jahsy. (Asma’ sangat sederhana yaitu karena laki-laki Muhammad Ziyadah, 2001: 136-137). dipersiapkan peperangan) Mereka bukan seperti hanya politisi- punggung skill dan untuk pendidikan. menjadi keluarga sehingga tulang akan politisi perempuan yang tangguh, santun menghadapi kompetisi dan beretika tetapi juga tidak melupakan publik karena itu perlu mempersiapkan tugas dan tanggung jawabnya dalam pendidikannya. keluarga dan mendidik anak-anaknya serta tugas-tugas domestik lainnya. Tetapi bila pada wilayah dilakukan analisis fungsi pendidikan, maka tampak ada yang kurang tepat terhadap pemahaman B. Peran Perempuan dalam Bidang kemudian menjadi ibu dianggap sebagai Pendidikan Partisipasi tersebut; bila anak-anak perempuan yang pendidikan pendidik bagi anak-anaknya (wilayah ini merupakan hak semua warga Negara, dianggap domestik), maka bukankah baik laki-laki maupun perempuan. Tetapi seharusnya perempuan pendidik tersebut bila kita menengok ke beberapa tahun perlu dibekali skill, ilmu dan wawasan yang silam, fenomena yang tampak yang luas dalam mendidik agar dapat adalah pendidikan lebih didominasi laki- menghasilkan generasi yang menjadi laki, kondisi yang sama masih ditemukan harapan bangsa? Di samping itu Islam pada beberapa daerah khsusnya wilayah- menganjurkan laki-laki dan perempuan wilayah terpencil. Ada anggapan bahwa agar memiliki ilmu dan wawasan yang wilayah buat luas sebagai salah satu kunci menuju kaum perempuan dan wilayah publik kepribadian muslim dan muslimah yang adalah milik laki-laki. Wilayah publik salih domestik dalam diperuntukan dan shalihah, seperti yang membutuhkan kompetisi karena itu salah 98 | MUWÂZÂH, Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 diterangkan dalam QS Al Mujadalah melakukan penalaran dan mengambil (58):11 yang artinya : kesimpulan. (Tati Hartimah (ed.), 2005: “ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: lapanglah dalam lapangkanlah 43) "Berlapang- majlis", meningkatkan tarap keilmuan umat Islam, Aisyah secara nyata mengabdikan dirinya dengan Allah akan untukmu. dan mendirikan sebuah madrasah (sekolah). apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Madrasah Aisyah adalah madrasah ilmu Maka berdirilah, niscaya Allah akan yang paling diminati setelah wafatnya meninggikan orang-orang yang beriman Rasulullah. Ia mendidik secara langsung di antaramu dan orang-orang yang setiap orang yang meminta pengajaran diberi darinya tanpa pandang bulu. Orang-orang memberi niscaya Maka Dalam kelapangan ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang yang kamu kerjakan. menanyakan berbagai persoalan, Aisyah Pada masa Rasulullah, Aisyah-istri Rasulullah intelektual termasuk Islam. menjelaskan kelompok Beberapa bahwa literatur Aisyah adalah meminta menyimaknya memberikan fatwa dengan jawaban hukum seksama yang dan lalu sebaik- baiknya yang ia ketahui. Abu Bard bin Abi Musa menceritakan dari ayahnya, seorang perempuan yang cerdas. (Aisyah katanya, “tidaklah Abdur rahman Binti Syati’, 1983: 74) Ia Rasulullah Saw menghadapi kesulitan memberi perhatian terhadap persoalan- lantas kami tanyakan kepada Aisyah, dan persoalan kami untuk kemasyarakatan. mendapat ilmu dari sahabat sisinya”. pengetahuan (Muhammad Ibrahim Salim, terj. 1990: tentang sunnah dan fiqh, tidak ada 191) Atha’ bin Abi Rubah berkata, tandingannya di dalam catatan sejarah Aisyah adalah seorang yang Islam. Pada bidang Hadis, Aisyah r.a tentang menempati posisi ke 4 dalam jumlah penalarannya hadits yang diriwayatkan, yaitu sebanyak ummat. 2210 mengembangkan Usahanya para hadits. dan pada paling baik masalah sosial tersebut Dari madrasah yang diasuh oleh yang Aisyah itu, lahir banyak ulama terutama diriwayatkan sahabat lain yang usianya dari kalangan tabi’in. Terdapat banyak jauh lebih tua dari beliau. Selain itu bukti Aisyah menunjukkan hal itu. Bahkan Qosim, mengalahkan juga Jumlah fiqh mengerti jumlah mampu hadits menafsirkan, Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) dalam literatur Islam yang | 99 salah satu ahli fiqih terkemuka di C. Peran Perempuan dalam Bidang Madinah berkata, “Aisyah memberikan Ekonomi fatwa secara independent pada masa Sahabiyah yang populer sebagai kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman, enterpreneur adalah Siti Khadijah–istri dan seterusnya hingga akhir hayatnya. pertama Rasulullah Saw. nama lengkap Jadi, meskipun Aisyah adalah seorang Kadijah binti Khuwailid ibn Asad Abdil wanita, tapi kapasitas keilmuannya tidak ‘Uzza ibn Qushay. Siti kadijah dikenal kalah dari sahabat rasul yang pria.” sebagai perempuan yang memiliki status (http://media.zoya.co.id/inspirasi) sosial yang terhormat, pengusaha yang Selain ilmu Fiqh dan Hadis, Aisyah juga ahli dalam pengobatan dan Syair. Dalam hal pengobatan, Aisyah memper- sukses dan memiliki kekayaan yang melimpah. Khadijah terlahir dari keluarga oleh ilmu tersebut dari para perempuan bangsawan yang lebih tua yang dikenal sebagai pencarian hidup sebagai pedagang besar. pengobatan tradisional yang selanjutnya Di samping itu Khadijah juga dikomparasikan dengan tambahan pe- mendapatkan warisan dari harta dua ngetahuan yang diperoleh dari para tabib suaminya yang telah wafat. Namun, yang mengunjungi Rasulullah. Kemudian semua kekayaan tersebut tidak membuat ilmu tersebut seorang khadijah hanya duduk santai dikembangkan dengan Quraisy yang memiliki juga cara-cara pengobatan yang dapat fasilitas menikmati pada cara pengobatan secara islami. Cara perempuan pengobatan ini selanjutnya dikenal dengan harta yang diwarisinya Khadijah dengan nama Tibb al-Nabi. Pengobatan mengembangkan bisnisnya, sehingga dia inilah yang disosialisasikan oleh Aisyah dikenal sebagai pengusaha yang sukses. dengan kepiawaian ilmu bidang ini. (Tati Harimah (ed.), 2005:. 44) kekayaan konsumtif. Sebagai dalam memilih dan menjadi Sebaliknya, enterpreneur, khadijah mitra bisnis dan Peran Aisyah tidak terbatas pada karyawan, bukan hanya melihat dari hal domestik, tetapi ia juga mencurahkan kapasitas intelektualnya saja tetapi juga perhatianya mengutamakan pada persoalan akhlak yang mulia. kemasyarakatan. Sosok yang diperankan Muhammad yang mendapat bergelar al- Aisyah menjadi toladan dan inspiratif amin (orang yang jujur) dari masyarakat bagi perempuan-perempuan Islam. Quraisy ditawari oleh Kahdijah untuk bergabung pada khafilah dagangnya ke 100 | MUWÂZÂH, Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 Syam. Ketika mereka khafilah membawa itu kembali keuntungan yang sosok perempuan yang layak menjadi role model bagi perempuan masa kini besar. Kemudian dalam beberapa waktu berikutnya Khadijah menikah dengan DAFTAR PUSTAKA Muhammad. (Tati Hartimah (ed.), 2005: al-Bukhary, Abi Abdillah Muhammad 39). Khadijah adalah seorang istri yang bin Ismail, t.t, Shahihal-Bukhary, ideal yang selalu menyertai Muhammad Juz IV, Beirut: Dar al-Fikr dalam kondisi apapun, ia selalu mendu- al-Qusyairy, Abi Husain Muslim bin kung perjuangan Rasulullah baik secar hajjaj, t.t, Shahih Muslim, Juz VI, moral maupun secara finasial. Indonesia: Dar al-Ihya, Binti Syati, ’Aisyah Abdur Rahman, 1983, Nisa al-Nabi, Beirut; Dar al- Penutup Pada masa Rasulullh, banyak sosok perempuan yang mengambil peran di Kitan al-Arabi. Hartimah, Tati (ed.), 2005, Sejarah ranah publik, seperti bidang politik, Peradaban Islam, bidang pendidikan dan bidang ekonomi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. pada bidang politik dikenal Aisyah, Ummu Salamh, Shaffiyah binti Abdul http://media.zoya.co.id/inspirasi http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/03/12 Muthalib, Ummu Sulaim, Ummu Amarah binti Ka’ab dan Humna Binti Jahsy. Pada Jakarta: PSW Ibid bidang Pendidikan dikenal Aisyah binti http://khansahumairah.blogspot.co Abu Bakar dan pada bidang ekonomi m/2011/06 dikenal Siti Khadijah binti Khuwalid. Perempuan-perempuan tersebut adalah sosok perempuan yang tangguh dan berani. Perannya di ranah publik Rahman, Fazlur, 1984, Islam, Bandung: Penerbit Pustaka. Roded, Ruth, Perkembangan Peradaban, terj. Ihya Hasan tidak berarti mereka melupakan perannya Salim, Muhammad Ibrahim, 1990, Istri- sebagai pendidik bagi anak-anaknya. istri Rasul, terj, Surabaya:YPI al- Bahkan mereka dikenal sebagai perem- Ustadz Baradja. puan yang melahirkan generasi harapan Ziyadah, Asma’ Muhammad, 2001, bangsa dan agama. Sahabiyah-sahabiyah Peran tersebut tampil di ranah publik untuk Sejarah Islam, terj Kathur Suhardi, memperjuangkan Islam. Mereka adalah Jakarta: Pustaka al-Kautsar. Perempuan dalam Lintas Sejarah… (Syamzan Syukur) Politik Wanita dalam | 101