aman aceh ii

advertisement
RAHASIA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH ACEH
RESOR LANGSA
RENCANA KONTINJENSI “AMAN ACEH II - 2014”
DALAM RANGKA
MENGHADAPI KONTINJENSI BENCANA TAHUN 2014
DI WILAYAH HUKUM POLRES LANGSA
NOMOR : R / RENKON- 02 / IV / 2014
I.
PENDAHULUAN
1.
Umum
a.
kondisi Geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia khusus Kota
Langsa terdiri dari daerah perkebunan dan perbukitan serta terletak pada
sirkum pasifik, hal ini sangat berpotensi terjadinya gempa bumi dan
bencana lainnya. Selama tahun 2013 di wilayah Kota Langsa telah terjadi
beberapa bencana banjir musiman. Sementara itu, kekeringan akan
menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut
akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus
kawasan pesisir;
b.
bencana alam di Indonesia terjadi di berbagai daerah baik berupa
bencana alam angin puting beliung, gunung berapi meletus, banjir, tanah
longsor, rob (air laut yang masuk daratan) maupun bencana alam lainnya.
Bencana alam tersebut juga terjadi di wilayah Kota Langsa berupa banjir
musiman dan lain-lain. Bahkan pada tanggal 26 Desember 2004 di
Propinsi Aceh telah terjadi bencana alam gempa bumi disertai gelombang
tsunami yang sangat dahsyat yang mengakibatkan kerusakan yang
sangat dahsyat dan korban manusia yang sangat besar, dan juga pada
awal Tahun 2013 telah terjadi Banjir musiman di Kecamatan Langsa
Lama, Langsa Timur dan Manyak Payed, yang menimbulkan kerugian
material di tiga kecamatan tersebut;
c.
akibat illegal logging, hutan-hutan di sekitar wilayah Hukum Kota Langsa
memasuki fase rawan, kerusakannya sudah pada titik kritis dan
mengancam keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya namun juga
akan menimbulkan efek berantai negatif pada keseimbangan alam itu
sendiri. Dengan semakin berkurangnya penanaman pohon di sekitar
wilayah Hukum Kota Langsa, maka sebagian besar daerah telah menjadi
kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan dan
banjir;
d. disamping.......
RAHASIA
RAHASIA
2
2.
d.
disamping itu bencana terjadi diakibatkan oleh pengelolaan sumber daya
alam oleh manusia yang kurang memperhatikan dan memperhitungkan
dampak eksploitasi sehingga mengakibatkan terjadinya kekeringan,
bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, pembakaran hutan dan lahan
serta kabut asap, hal ini menimbulkan kerugian yang cukup besar baik
jiwa raga, harta benda dan kerusakan lingkungan hidup;
e.
pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas memelihara keamanan
dan ketertiban, penegakan hukum serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, pada pasal 14 ayat 1
(huruf i) menyatakan bahwa Kepolisian bertugas melindungi keselamatan
jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan
dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan
dengan menjunjung tinggi HAM, sedangkan (huruf h) menyatakan
tugasnya menyelenggarakan identifikasi kepolisian, laboratorium forensik
dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
f.
sebagai langkah-langkah antisipasi dan tindakan penanggulangan
bencana saat tanggap darurat dan pasca bencana, maka disusun suatu
rencana kontinjensi “Aman Aceh II-2014”, sebagai pedoman dalam
menghadapi bencana.
Maksud dan Tujuan
a.
Maksud
Penyusunan Renkon “Aman Aceh II – 2014” dimaksudkan sebagai
pedoman dalam penentuan kebijakan pimpinan guna penanggulangan
bencana, mulai dari tahap tanggap darurat bencana dan pasca bencana /
rehabilitasi.
b. Tujuan
1) untuk menyamakan persepsi tentang cara bertindak dalam menghadapi
bencana tahun 2014 sesuai perkiraan bencana yang terjadi tahun 2014;
2) sebagai pedoman seluruh anggota
penanggulangan bencana tahun 2014
3.
Polres
Langsa
dalam
Ruang Lingkup
rencana kontinjensi bencana ini meliputi kegiatan mitigasi bencana,
tanggap darurat bencana dan rehabilitasi pasca bencana yang disebabkan oleh
bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.
4.
RAHASIA
Tata Urut.....
RAHASIA
3
4.
Tata Urut
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
5.
PENDAHULUAN
SITUASI
TUGAS POKOK
PELAKSANAAN
ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN
KOMANDO DAN PENGENDALIAN
PENUTUP
Dasar
a.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1946 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana;
b.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
c.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara RepubIik Indonesia;
d.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia;
e.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
f.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial;
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB);
g.
h.
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
i.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana;
j.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana;
k.
Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 tentang Anggota Unsur
Pengarah Penanggulangan Bencana dari Instansi Pemerintah;
l.
RAHASIA
Peraturan…..
RAHASIA
4
6.
l.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2009 tentang Manajemen Penanggulangan Bencana;
m.
Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nopol :
Kep/360/VI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Grand Strategi Polri 2005–
2025;
n.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian;
o.
Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:
Kep/44/VI/2013 tanggal 25 Juni 2013 tentang Rencana Kerja Polri T.A.
2014;
p.
Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Aceh Nomor : Kep/108/VI/2013
tanggal 05 Juni 2013 tentang Rencana Kerja Polri T.A. 2014;
q.
Rencana Kontinjensi ”Aman Nusa II-2014” Mabes Polri Nomor : R /
Renkon / 409 /I/2014 tanggal 30 Januari 2014 dalam rangka Menghadapi
Kontinjensi Bencana Tahun 2014.
r.
Rencana Kontijensi Aman Aceh II – 2014 Polda Aceh Nomor : R / Renkon
– 02 / IV / 2014, tanggal 04 April 2014 tentang menghadapi Kontijensi
Bencana Tahun 2014.
s.
Perkiraan Keadaan Intelijen Khusus Polda Aceh Nomor : R/Kirka
Kontinjensi/ 03 / III / 2014 / Dit IK tanggal 14 Maret 2014.
t.
Perkiraan Keadaan Intelijen Khusus Polres Langsa Nomor : R/Kirsus - 06
/ IV / 2014 / Intelkam tanggal
April 2014.
Pengertian
a.
Kontinjensi adalah keadaan dalam kehidupan atau tata kehidupan
masyarakat yang oleh suatu sebab tertentu kehidupan tersebut sangat
mungkin menjadi sumber penyebab kerawanan, krisis sehingga perlu
senantiasa diwaspadai / diantisipasi secara dini dengan pilihan alternatif
yang diambil sesegera mungkin secara efektif dan efisien.
b.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
c.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor;
RAHASIA
RAHASIA
5
d.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
e.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror.
f.
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
g.
Mitigasi adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor.
h.
Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemeliharaan
sarana dan prasarana;
i.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat
pada wilayah pascabencana.
j.
Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
k.
Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau
dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum
pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
l.
Korban adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.
m.
Trauman Center adalah Pusat penanganan trauma akibat bencana.
n.
Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
o.
Erly Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini terjadinya
bencana alam.
RAHASIA
RAHASIA
6
II.
p.
Dissaster Victim Indentidication (DVI) adalah prosedur indentifikasi
korban bencana
q.
Komando Pengendalian Lapangan (KPL) adalah merupakan system
organisasi modular yang dibentuk untuk menanggulangi bencana;
r.
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Kesatuan Rapublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD NRI
Tahun 1945;
s.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai
unsur-unsur penyelenggaraan pemerintah darah;
t.
Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebuah
lembaga pemerintahaan nondepartemen yang mempunyai tugas
membantu Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan
kedaruratan bencana secara terpadu mulai dari sebelum, pada saat dan
setelah terjadi bencana;
u.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah perangkat
daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi
penanggulangan bencana di daerah;
SITUASI
1.
Tinjauan Khusus
a.
Geografi.
Provinsi Aceh terletak di bagian barat Indonesia tepatnya di bagian ujung
Pulau Sumatera. Secara geografis Aceh terletak antara 2 - 6 derjat lintang
utara dan 95 – 98 derajat lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125
meter diatas permukaan laut. Batas-batas wilayah Aceh, sebelah utara
dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan
Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia.
Satu-satunya hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara
dan terletak pada pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng
Eurasia dan Indo-Australia yang saling bertumbukan (subduksi), sehingga
bisa menyebabkan proses pengangkatan, perlipatan, patahan, gempa
bumi, letusan gunung api, dan longsor serta rawan terjadinya Tsunami;
b.
Demografi.
saat ini jumlah penduduk Aceh sampai awal tahun 2014, mencapai
5.015.234 jiwa. Jumlah ini tersebar di 23 kabupaten kota, 285 kecamatan,
serta 6.756 gampong di seluruh Aceh.
c.
RAHASIA
Sumber…..
RAHASIA
7
c.
Sumber Kekayan Alam.
kekayaan alam di Aceh yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor
antara lain, jika dilihat dari sisi astronomi, Aceh terletak pada daerah tropis
yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang
dapat hidup dan tumbuh dengan cepat, dilihat dari sisi geologi, Aceh terletak
pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk
pegunungan yang kaya akan mineral. Daerah perairan di Aceh kaya sumber
makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung
juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya tingkat keragaman spesies
tanaman dan hewan (biodiversitas). Di bidang agrikultur, Aceh juga terkenal
atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa
sawit, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas.
Sumber daya alam di Aceh tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja.
berbagai jenis bahan tambang, seperti gas alam, minyak bumi, batu bara,
emas, dan tembaga. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang
subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
d.
Politik.
Dinamika perkembangan politik lokal nasional berjalan sangat kondusif, yang
secara tidak langsung menunjukkan maupun bahwa tingkat kesadaran
masyarakat akan hak-hak politiknya cenderung semakin meningkat. Namun
demikian, dalam perkembangan lain, tuntutan pemekaran daerah, konflik
antar kelompok dalam Pilkada, konflik antar daerah masih mewanai dinamika
politik lokal.
e.
Ekonomi.
pertumbuhan ekonomi Aceh yang tidak merata yang dapat disebabkan masih
ada kebijakan yang memberikan porsi lebih besar kepada daerah untuk
mengelola sumber daya alam yang ada di daerahnya, telah disalahartikan
sebagai kebebasan untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan
tanpa memperhatikan peraturan perundang undangan serta dampak
lingkungan hidup sehingga diperlukan kesiapan infrastruktur pra bencana,
saat dan paska.
2.
Data bencana tahun 2013
a.
Polres Langsa
b.
Kondisi geografi wilayah Hukum Kota Langsa yang berpotensi terjadinya
bencana dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ulah manusia dan
perkembangan teknologi dan faktor alam sendiri akan memicu terjadinya
becana dan berdampak kerugian yang cukup besar, pada tahun 2013
tidak ada terjadi bencana alam namun Bencana Non Alam sebagai
berikut :
c.
Kebakaran sebanyak: 19 kali
3.
RAHASIA
Analisa.....
RAHASIA
8
3.
Analisa Ancaman Bencana Alam
a.
Gempa bumi.
Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat seismisitas
yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya konvergensi dua
lempeng tektonik yaitu Lempeng indo-australia yang relatif bergerak ke
arah utara dan lempeng Eurasia yang relatife statis, dimana Lempeng
Indo-Australia menyusup masuk ke bawah Lempeng Eurasia dengan
kecepatan rata-rata ± 5,5 - 7,0 cm/tahun (Hamilton, 1979).
Zona subduksi merupakan generator utama terjadinya gempa bumi,
karena pada Zona tersebut berlangsung pergerakan dan penyusupan
lempeng secara terus-menerus sehingga menyebabkan terjadi gempa
pada batas lempeng tersebut. Gempa ini sering disebut gempa interplate,
sedangkan gempa intraplate terjadi di dalam lempeng yang diakibatkan
sesar lokal.
Gambar Subduksi lempeng Indo-Australia
terhadap lempeng Eurasia
Umumnya…..
RAHASIA
RAHASIA
9
Umumnya pergerakan lempeng ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur 0-15 cm pertahun. Kadangkadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci yang
mengakibatkan terjadinya pengumpulan energi secara terus menerus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak kuat lagi
menahan gerakan tersebut, sehingga terjadi pelepasan energi secara
mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur
pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia, yaitu: Lempeng IndoAustralia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng IndoAustralia bergerak relativeke arah utara dan menyusup ke dalam
Lempeng Eurasia, sementara Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah
barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi
gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi
menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan bencana tsunami.
Gambar Pergerakan Lempeng di Indonesia
b.
Banjir.
1)
berdasarkan pemantauan keadaan cuaca dan iklim oleh BMKG,
kondisi iklim dan cuaca cenderung berubah, menunjukkan belum
ada tanda-tada perubahan membaik, diprediksi dapat menimbulkan
curah hujan tinggi dan berlangsung lama di beberapa daerah;
2)
adanya kemungkinan bencana banjir akibat dari sungai yang meluap
menjadikan bencana banjir, melanda dataran renda yang padat
penduduk, dapat diindikasikan beberapa hal, sebagai berikut;
a) bencana…..
RAHASIA
RAHASIA
10
c.
a)
bencana banjir tidak terlepas dari perlakuan manusia terhadap
sungai dan wilayah pengaruhnya, baik yang berada di daerah
hulu, tengah maupun hilir yang dikenal sebagai satuan wilayah
sungai. Meluasnya dampak banjir dipengaruhi oleh kondisi daerah
aliran sungai, terutama kondisi daerah resapan airnya,
sedimentasi badan-badan air dan kondisi waduk/danau/situ
sebagai penahan air;
b)
selain faktor manusia lebih dominan, terdapat faktor-faktor
alam yang sifatnya kurang dominan namun mempengaruhi
terjadinya banjir antara lain kondisi geomorfologi (dataran
renda/perbukitan, ketinggian dan lereng, bentuk sunguai),
geologi, hidrologi (siklus, kaitan hulu hilir, kecepatan aliran) dan
pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh fenomena
pemanasan global;
c)
perkembangan kondisi sungai-sungai di Indonesia pada saat
ini,
pemanfaatan
ruang
SWS
menunjukkan
kodisi
memprihatinkan. Dari 89 SWS yang di Indonesia terdapat 59
SWS beara dalam kondisi kritis, selain mendatangkan bencana
banjir, kekeringan pada musim kemarau, tingkat urbanisasi
yang tinggi di kota-kota besar semakin mengurangi daerah
resapan air dan penahan air, semakin menyempitnya bantaran
sungai dan drainase. Faktor penyebab banjir dan kerugian
yang ditimbulkan, antara lain:
(1)
penyebab banjir antara lain curah hujan tinggi, jumlah dan
kepadatan penduduk tinggi, pengembangan kota yang
tidak terkendali, tidak sesuai dengan tata ruang daerah,
dan tidak berwawasan lingkungan, kurangnya daerah
resapan dan penampungan, luapan sungai besar yang
mengalir ke tengah kota, kerusakan lingkungan daerah
hulu, kondisi bacwater pasang air laut, penyempitan
sungai karena penggunaan bantara sungai, meluapnya
sungai karena tumpukan sampah;
(2)
kerugian yang diakibatkan banjir, antara lain korban
manusia, hilangnya harta benda, kerusakan rumah
penduduk, sekolah, fasilitas umum, prasarana jalan,
jembatan, bandar udara, tanggul sungai, jaringan irigasi,
terganggunya
transportasi,
rusak/hilangnya
lahan
budidaya sawah, tambak dan kolam ikan.
Kekeringan / kebakaran
1)
kekeringan adalah bencana alam yang terjadi secara perlahan
berlangsung sampai musim hujan tiba, yang berdampak sangat luas
yang bersifat lintas sektoral yang sangat mempengaruhi ekonomi,
sosial, pendidikan dan lain-lain, kekeringan dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagaian alamiah dan perbuatan manusia:
RAHASIA
RAHASIA
11
2)
4.
a)
alamiah; disebabkan karena curah hujan di bawah normal
dalam satu musim yang mengakibatkan kekurangan pasokan
air pada permukaan tanah, dapat diukur berdasarkan evaluasi
air sungai, waduk, danau dan resapan air berkurang dalam
tenggang waktu tertentu;
b)
perbuatan manusia; kebutuhan air lebih besar dari pasokan air
yang ada dan penebangan liar, pembukaan lahan;
kebakaran adalah merupakan bencana yang sering dihadapi dan
bisa digolongkan sebagai bencana alam yang disebabkan oleh
faktor manusia dan bahan kimia / gas yang mudah dan cepat
terbakar akibat adanya tekanan panas dan kehendak alam.
Perkiraan Ancaman Bencana Alam
a.
Geografi.
wilayah Hukum Polres terletak diatas garis khatulistiwa pada 04 o 09‘
21,08” – 05 o 06‘ 02,16 LU dan 97‘ – o 15‘ s.d 98‘ – 12‘ BT, dengan batasbatas sebelah utara Selat Malaka, timur berbatasan dengan Polsek
Karang Baru, sebelah selatan dengan Polsek Serbajadi dan sebelah barat
dengan Polsek Peurelak Timur. Saat ini luas Wilayah Hukum Polres
Langsa adalah 1357,2 KM2;
b.
Demografi.
jumlah penduduk di Wilayah Hukum Polres Langsa sampai akhir 2013,
mencapai 221.865 jiwa. Jumlah ini tersebar di 9 kecamatan antara lain
Sungai Raya : 12.275 jiwa, Rantau Selamat : 13.137 jiwa, Birem Bayeun :
28.938 jiwa, Langsa Barat : 30.520 jiwa, Langsa Kota : 30.784 jiwa,
Langsa Timur : 13.194 jiwa, Langsa Baro : 36.924 jiwa, Langsa Lama :
25.178 jiwa, dan Manyak Payed : 30.915 jiwa;
c.
Sumber Kekayaan Alam.
kekayaan alam di Aceh yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor
antara lain, jika dilihat dari sisi astronomi, Aceh terletak pada daerah
tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis
tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat, dilihat dari sisi
geologi, Aceh terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga
banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. Daerah perairan
di Aceh kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan
laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya
tingkat keragaman spesies tanaman dan hewan (biodiversitas).
Khususnya di Wilkum Polres Langsa dibidang pertanian menghasilkan
padi, jagung, ubi, kacang, kedelai dan sayuran. Di bidang pangan
menghasilkan padi / beras, ikan serta ternak, di bidang perkebunan /
agrikultur menghasilkan kelapa sawit, karet, pinang, kelapa, sagu, aren
dan coklat di samping itu bidang peternakan menghasilkan unggas,
lembu, kambing dan lain – lain;
RAHASIA
RAHASIA
12
d.
Ideologi.
latar belakang kehidupan sosial masyarakat Aceh yang diyakini sebagai
suku pertama menerima agama islam di Indonesia, sangat fanatik kepada
agama islam dan patuh kepada pemimpin agama atau guru – guru
pasantren/dayah. Tokoh agama memiliki pengaruh yang kuat dalam
setiap sendi kehidupan bermasyarakat. Isu ketidakadilan yang selalu
dijadikan topik untuk memprovokasikan masyarakat agar menolak
pancasila sebagai ideologi dan menanamkan ideologi berdasarkan
agama sangat mudah diterima oleh masyarakat Aceh.
e.
Politik.
dinamika perkembangan politik lokal nasional berjalan sangat kondusif,
yang secara tidak langsung menunjukkan maupun bahwa tingkat
kesadaran masyarakat akan hak-hak politiknya cenderung semakin
meningkat. Dalam hal penetapan lambang dan bendera Aceh untuk kota
Langsa terjadi Pro dan Kontra namun dalam pelaksanaan verifikasi partai
untuk Pemilu 2014 berjalan dengan baik dengan jumlah partai sebanyak
15 partai politik ( 12 Parnas dan 3 Parlok), kegiatan Partai Politik sudah
mulai untuk persiapan Pemilu 2014 pada bulan April 2013 s.d Selesai
Tahun 2014;
f.
Ekonomi.
pertumbuhan ekonomi di wilayah Hukum Polres Langsa masih tergantung
dengan PAD, karena masih ada beberapa industri yang tutup seperti tidak
beroperasinya pabrik – pabrik yang ada di kota Langsa yaitu : PT. APPI,
PT. GRUTI, pabrik udang dan yang lainnya, telah di buka pelabuhan
kuala Langsa denga rute Langsa – Penang, PAD Kota Langsa Tahun
2012 : Rp 35.464.721.911 dan pada tahun 2013 : Rp. 58.258.050.761,
naik sebesar 64,27 %;
g.
Sosial Budaya.
adanya sumber potensi konflik sosial di masyarakat yang harus di tangani
dengan keseriusan semua pihak baik unsur Pemerintah Daerah, Kepala
Desa serta pihak yang lain dengan penyebab akar masalahnya tentang
batas tanah antara pihak perusahaan perkebunan swasta dengan lahan
milik Masyarakat, rumah peribadatan serta pembangunan pasar yang
tidak sesuai master plan.
h.
Hankam.
penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara umum kondusif
namun kriminalitas semakin tinggi kasus curanmor dan modus operandi
pelaku selalu berubah – ubah, diketahui pelaku kriminal dari residivis
yang sudah keluar dari Lembaga Kemasyarakatan.
5.
RAHASIA
Prakiraan.....
RAHASIA
13
5.
Prakiraan bencana tahun 2014.
Berdasarkan Perkiraan Intelijen Polres Langsa Tahun 2014 wilayah Kota
Langsa akan terjadi bencana yang akan mengakibatkan perubahan situasi dan
kondisi yang pada akhirnya memicu terjadinya kontinjensi, antara lain :
a.
Bencana Alam :
1)
2)
3)
4)
b.
Bencana non alam :
1)
4)
5)
c.
Banjir.
Tanah longsor.
Angin puting beliung.
Gempa bumi.
kecelakaan transportasi baik darat maupun laut;
wabah penyakit (epidemi/kelaparan)
pembakaran hutan/lahan
bencana sosial :
1)
2)
3)
4)
konflik hirzontal antar agama.
akibat perusakan tempat ibadah dan perilaku anarkis
akibat kejahatan sparatis
akibat perkelahian antar suku / kelompok
Daerah Rawan Bencana
a.
b.
Bencana Alam
1)
wilayah yang berpotensi banjir mengingat curah hujan didaerah Kota
Langsa tidak menentu / cuaca extrim yaitu di desa Kebun Lama,
sidodadi, sidorejo, meurandeh dan seulalah bawah.
2)
Tanah longsor di wilayah hukum Polres Langsa tidak ada.
3)
Angin puting beliung didesa seulalah, Batu pute, kappa, sungai
lhueng dan rantau selamat.
4)
Gempa bumi, seluruh wilayah Hukum Polres Langsa.
Bencana non alam
1)
Kecelakaan transportasi laut dapat terjadi di rute perjalanan Langsa
- Penang dan kecelakaan transportasi darat dapat terjadi didaerah
lintas Medan – Banda Aceh.
3)
Wabah penyakit (epidemi) di sekitar Aspol Pasar hewan, desa
Sidorejo, sidodadi, kebun lama dan seulalah.
RAHASIA
RAHASIA
14
4)
c.
III.
Pembakaran hutan / lahan terjadi di daerah Trom, blang tualang dan
kampung bandung.
Bencana Sosial
1)
konflik horizontal antar agama adanya konflik LDII (Lembaga Dakwa
Islam Indonesia) dengan warga Alue dua bakaran batee Kecamatan
Langsa yang dimana warga Alue dua tersebut tidak menerima
Keberadaan LDII.
2)
akibat pengrusakan tempat ibadah di wilayah Hukum Polres Langsa
tidak ada pengrusakan tempat ibadah dan prilaku anarkis.
3)
akibat kejahatan sparatis setelah kesepakatan MoU RI dan GAM di
Helsinki banyaknya pengangguran yang mengakibatkan pabrik –
pabrik banyak yang tutup.
4)
akibat perkelahian antar suku / kelompok tidak ada di wilayah
Hukum Polres Langsa.
TUGAS POKOK
Polres Langsa beserta seluruh jajaran melaksanakan Operasi Kontinjensi ”Aman
Aceh II-2014” secara sinergi, profesional dan proporsional guna mengantisipasi dan
menanggulangi setiap bencana dengan mengedepankan kegiatan Preventif yang
didukung kegiatan Preemtif, Deteksi dan Penegakan Hukum yang dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan, BPBD, TNI dan Pemko serta intansi terkait
lainnya untuk memberikan bantuan penyelamatan, perlindungan dan pelayanan
kepada korban bencana.
.
IV.
PELAKSANAAN
1.
Tujuan dan sasaran.
a.
tujuan
1)
melaksanakan perbantuan di daerah bencana;
2)
memberikan bantuan pertolongan, evakuasi dan penyelamatan
terhadap korban bencana;
3)
melakukan langkah – langkah tanggap darurat bencana dan pasca
bencana, sebelum di ambil alih penanganannya oleh BPBA / BPBD;
4)
sebagai landasan operasional kegiatan rayonisasi penanggulangan
bencana; dan
5)
perlibatan Polri secara aktif dalam upaya penanggulangan bencana.
b.
RAHASIA
sasaran…..
RAHASIA
15
b.
sasaran
1)
manusia/orang:
a)
b)
c)
d)
e)
2)
korban bencana;
petugas penyelamatan;
relawan;
pejabat pemerintah;
pelaku kejahatan;
tempat/lokasi:
a)
lokasi penampungan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
b)
hunian sementara
(1)
(2)
c)
d)
e)
f)
3)
fasilitas air bersih, sanitasi, penerangan dan komunikasi;
pemukiman penduduk yang ditinggalkan;
tempat penampungan logistik bantuan bencana;
tempat penampungan hewan ternak/harta benda;
barang-barang milik korban bencana;
logistik bantuan bencana;
sarana dan prasarana/peralatan petugas bantuan bencana;
barang-barang hasil kejahatan saat bencana;
kegiatan:
a)
b)
2.
tenda darurat;
pemukiman sementara;
barang/benda:
a)
b)
c)
d)
4)
kantor pemerintah/swasta;
gedung sekolah;
tempat ibadah;
gedung olah raga;
rumah penduduk;
dan lain-lain;
kegiatan tanggap darurat;
kegiatan paska bencana/rehabilitasi.
Daerah operasi kontinjensi.
daerah operasi kontinjensi “Aman Aceh II - 2014” adalah seluruh Wilayah Kota
Langsa yang terkena musibah bencana baik dari faktor alam, non alam dan
sosial.
3. Cara…..
RAHASIA
RAHASIA
16
3.
Cara bertindak.
a.
Satgasres Deteksi (Intelkam) :
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas:
1)
melaksanakan tugas dan fungsi intelijen berupa kegiatan yang
mengawali, menyertai dan mengakhiri berkaitan dengan situasi dan
kondisi pra, saat dan pasca bencana;
2) melaksanakan deteksi dini dengan kegiatan Lidik, Pamgal, Observasi,
Pemetaan, Pulbaket/Informasi dan Penajaman Target Operasi terkait
daerah rawan dan berpotensi terjadinya bencana serta
menyampaikan informasi terkait bencana kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan;
3) melakukan penggalangan terhadap instansi pemerintah dan swasta
untuk sewaktu-waktu dikerahkan dalam rangka penanggulangan
bencana;
b.
Satgasres Preemtif (Binmas):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas:
1) melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam upaya pejagaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
baik, kerawanan dan potensi bencana yang ada diwilayahnya serta
melakukan langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana;
2) melaksanakan sosialisasi aturan hukum pelanggaran pidana
pengerusakan lingkungan hidup, daerah rawan bencana dan lokasilokasi evakuasi kepada masyarakat;
3) melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan cegah dan antisipasi bencana;
4) koordinasi
dan
bekerjasama
dalam
kegiatan
yang
diselenggarakanoleh Badan Nasional penanggulangan Bencana
dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat;
c.
Satgasres Preventif (Sabhara):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas melakukan kegiatan
pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli pada:
1) lokasi terjadinya bencana yang ditinggalkan oleh warga masyarakat
yang mengungsi, lokasi evakuasi dan pengungsian dan lokasi rawan
sekitar daerah terjadinya bencana;
RAHASIA
RAHASIA
17
2) tempat penyimpanan atau distribusi logistik dan penampungan
bantuan bencana serta memberikan pengawalan penyalurannya ke
lokasi-lokasi pengungsian;
d.
Satgasres Lantas :
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas:
1) melakukan pengaturan, penjagaan dan pengendalian serta
pengalihan arus lalu lintas di sekitar menuju dan sekitar terjadinya
bencana;
2) melakukan penindakkan terhadap pelanggaran lalu lintas kepada
masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan dan peringatan
terjadinya bencana;
3) melakukan pengawalan rute, parkir dan pengalihan arus lalu lintas
bila memang situasi dan kondisi lapangan tidak mungkin dilalui
sebagai akibat bencana yang terjadi:
e.
Satgasres Gakkum (Reskrim):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas penegakan hukum
dengan tugas sebagai berikut:
1) melaksanakan
penyelidikan
terhadap
penyalahgunaan
pendistribusian bahan logistik korban bencana alam;
2) melaksanakan penyidikan kasus kriminal yang memanfaatkan situasi
bencana alam;
3) melaksanakan olah TKP terhadap kasus-kasus bencana alam yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian manusia;
4) melakukan koordinasi dengan PU dan Satwil setempat tentang
kegiatan dalam rangka penuntutan terhadap pelaku, untuk
menimbulkan efek jera kepada pelaku kejahatan;
5) mengawasi jalur distribusi logistik bantuan bencana alam untuk
menghindari penyalahgunaan yang merugikan masyarakat tertimpa
bencana;
f.
Satgas SAR:
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas tanggap darurat
bencana, dengan tugas sebagai berikut:
1) melaksanakan kegiatan koordinasi dengan BPBD untuk menentukan
titik-titik lokasi daerah bencana yang memerlukan segera kegiatan
SAR;
RAHASIA
RAHASIA
18
2) melaksanakan bantuan SAR darat dititik lokasi bencana yang
membutuhkan segera kegiatan SAR;
3) melaksanakan bantuan SAR laut dititik lokasi bencana yang
membutuhkan segera kegiatan SAR;
4) melaksanakan kegiatan evakuasi terhadap korban dengan
menggunakan peralatan yang disesuaikan dari situasi bencana;
5) melaksanakan bantuan SAR darat khususnya korban yang tertimbun
reruntuhan, bencana tanah longsor dengan menggunakan Satwa
anjing;
g.
Satgas Medis & DVI:
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas melakukan
penanganan dan mengendalikan kegiatan satgas Kesehatan dan DVI,
dengan tugas sebagai berikut:
1) mengirimkan tim reaksi cepat bidang kesehatan untuk penentuan
kebijakan;
2) koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Langsa serta Biddokkes
Polres Langsa;
3) memberikan arahan pimpinan kepada personel Dokkes yang menjadi
tim medis dan DVI tentang tugas yang harus dilaksanakan;
4) menyiapkan sarana dan prasarana Dokkes yang akan dimobilisasi ke
daerah bencana;
5) menyiapkan administrasi yang diperlukan;
6) koordinasi dengan pejabat Polres Langsa;
7) menentukan tempat mendirikan Posko kesehatan dan Posko DVI
serta penentuan tempat pendirian temporary mortuary chamber;
8) memberikan pertolongan dan penyelamatan kepada korban
masyarakat ataupun anggota polri yang menjadi korban melekat
bersama dengan tim SAR;
9) bersama dengan instansi kesehatan lainnya memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat korban bencana;
h.
Satgasres Bantuan (Sarpras):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas memimpin satgas
bantuan dan dukungan operasi selama kegiatan tanggap darurat dan
RAHASIA
RAHASIA
19
dukungan operasi selama kegiatan tanggap darurat bencana dan pasca
Bencana, dengan kegiatan sebagai berikut:
1) menyiapkan dukungan materiil, logistik, sarana dan prasarana
Operasi penanggulangan Bencana;
2) menyiapkan dukungan alat transportasi bagi personel yang terlibat
operasi penanggulangan bencana;
i.
Satgasres Bantuan (Tipol):
dipimpin oleh Kasitipol Polres Langsa dengan tugas:
a) menggelar Sarpras Komlek berupa jaring komunikasi Polres Langsa
dalam rangka mendukung kelancaran Operasi penanggulangan
bencana;
b) menyiapkan video conference atau teleconference untuk Kodal atau
arahan pimpinan;
c) mengkoordinir dan mengatur pelibatan jaring komunikasi di luar Polres
Langsa ( RAFI, ORARI, SENKOM, dll ).
j.
SatgaS Bantuan (Pol Air):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas:
a) menyiapkan personel, alut dan alsus bantuan peralatan dalam rangka
tanggap darurat darurat bencana;
b) mendukung sarana angkutan perairan yang dapat digunakan
mendukung kelancaran penanggulangan bencana terutama evakuasi
korban dan pengiriman logistik.
k.
Satgas Bantuan (Humas):
dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas:
a) melakukan
Operasi;
kegiatan
peliputan
dan
dokumentasi
pelaksanaan
b) melakukan press release dan publikasi melalui media cetak dan
elektronik;
c) melakukan counter opini dan klarifikasi berita untuk kepentingan serta
kelancaran Operasi;
4.
Penahapan penanggulangan bencana
a.
saat tanggap darurat :
RAHASIA
RAHASIA
20
1)
pengerahan kekuatan ke lokasi bencana dengan berpedoman pada
standard operating procedur didahului koordinasi dengan SRC –
PB BNPB, BPBD;
2)
mendukung Satwil dengan personel dan Sarpras yang ada di Polres
Langsa seperti kapal, Tim SAR, dan perlengkapan lainnya yang
diperlukan;
3)
membantu dalam pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban
bencana;
4)
membantu pelayanan kesehatan, Labfor, DVI dan lain-lain;
5)
memberikan bantuan jaringan telekomunikasi dan informasi;
6)
pengamanan dan pengawalan korban bencana bersama-sama
dengan pihak-pihak yang terkait dengan bencana;
7)
pengamanan dan pengawalan dukungan logistik dan obat-obatan
serta bantuan lainnya bagi korban bencana;
8)
pengamanan objek vital, lokasi bencana dan tempat pengungsian;
9)
pendistribusian logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya ke
daerah yang tidak terjangkau dan membahayakan;
10) melakukan penegakan hukum bila terjadi
pendistribusian logistik maupun kejahatan lainnya;
penyimpangan
b. pasca bencana:
1) pendataan kerugian moril dan materil;
2) membantu pelayanan kesehatan, pendataan korban, kegiatan
identifikasi terhadap korban meninggal dunia (Disaster Victim
Identification);
3) melakukan kerja sama dengan instansi terkait untuk melaksanakan
kegiatan pemulihan kondisi kejiwaan korban bencana melalui
Trauma Centre;
4) tindakan lain pada tanggap darurat yang masih dianggap perlu dapat
dilanjutkan.
5.
Penggelaran dan pola pelibatan kekuatan Polres Langsa :
a)
Personel 200 orang terdiri atas :
(1)
(2)
Kaopsres/Wakaopsres
Kasetopsres
RAHASIA
: 2 orang;
: 3 orang;
RAHASIA
21
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(12)
(13)
(14)
Kapusdataopsres
KPL
Penghubung/LO
Sekretaris
Petugas Humas
Intel
Pengamanan
Perwakilan instansi
Bag Ops
Bagren
Bag Sumda
Sikeu
Satgasres :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
(a)
Satgasres Preemtif
Kasatgasres
Anggota
: 10 orang
: 1 orang
: 9 orang
(b) Satgasres Preventif
Kasatgasres
Anggota
: 50 orang
: 1 orang
: 59 orang
(c)
: 10 orang
: 1 orang
: 9 orang
Satgasres Gakkum
Kasatgasres
Anggota
orang;
orang;
orang;
orang;
orang;
orang:
orang;
orang;
orang
orang;
orang;
orang;
(d) Satgasres Sar
Kasatgasres
Kasubsatgasres SAR Darat
Anggota
Kasubsatgasres SAR Laut
Anggota
:
:
:
:
:
:
57
1
1
44
1
10
orang
orang
orang
orang
orang
orang
(e)
Satgasres Medis & DVI
Kasatgasres
Anggota Medis
Anggota DVI
:
:
:
:
21
1
15
5
orang
orang
orang
orang
(f)
Satgas Bantuan
Kasatgasres
Anggota Sarpras
Anggota TI
Anggota Humas
:
:
:
:
:
11
1
5
3
2
orang
orang
orang
orang
orang
b) Peralatan :
(1)
(2)
(3)
3
2
3
3
3
3
5
2
3
3
3
3
Ranmor R2
Ranmor R4
Ranmor R6
: 20 unit.
: 10 unit.
: 5 orang.
RAHASIA
RAHASIA
22
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
c.
Kapal
kendaraan DVI;
perlengkapan medis dan DVI;
peralatan SAR;
mobil tanki air bersih dan BBM;
peralatan evakuasi;
tenda lapangan (kompi dan peleton);
genset dan atau solar cell;
Kommob, Alkom HT dan telepon satelit;
velbed;
dan lain-lain, alat peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis dan
skala bencana yang dihadapi.
Rayonisasi dan lapis perbantuan kekuatan sebagai berikut:
1)
2)
rayonisasi:
a)
Rayon I, terdiri dari Polresta Banda Aceh, Polres Aceh Besar,
Polres Pidie dan Polres Sabang;
b)
Rayon II, terdiri dari Polres Bireuen, Polres Lhokseumawe,
Polres Aceh Utara, Polres Aceh Timur, Polres Langsa dan
Polres Aceh Tamiang;
c)
Rayon III, terdiri dari Polres Aceh Tengah, Polres Bener
Meriah, Polres Gayo Lues dan Polres Aceh Tenggara;
d)
Rayon IV, terdiri dari Polres Aceh Barat Daya, Polres Aceh
Selatan, Polres Aceh Singkil dan Polres Simeulue;
e)
Rayon V, terdiri dari Polres Aceh Barat, Polres Aceh Jaya, dan
Polres Nagan Raya;
Lapis perbantuan kekuatan :
a)
apabila terjadi becana di salah satu Polres maka Polres lain
yang berada di Rayon tersebut memberikan bantuan, kekuatan
atas permintaan dari Polres yang terkena bencana dan
melaporkan kepada Kapolda selaku penanggung jawab.
b)
apabila skala bencana yang terjadi sangat besar, maka
kekuatan Satgasres Penangulangan Bencana dapat ditambah
sesuai dengan situasi dan kebutuhan atau sesuai permintaan
BNPB/BPBD.
6.
RAHASIA
Struktur organisasi…..
RAHASIA
23
6.
Struktur organisasi Komando Pelaksanaan Lapangan (KPL) Polri dalam
penanggulangan bencana:
a.
tingkat Polda;
PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN
WAKIL
KAPOLRI
WAKA POLRI
KARENDALOPS
ASOPS KAPOLRI
KAOPSDA KAPOLDA
WAKAPOLDA
WAKA
KASETOPS
KAPUSDATAOPS
KABAG BINOPS ROOPS
KABAGDALOPS
KPL DIRSABHARA POLDA
WAKIL DIRBINMAS POLDA
PETUGAS PAM
PETUGAS PENGHUBUNG/LO
SEKRETARIS
PERWAKILAN INSTANSI
PETUGAS HUMAS
PETUGAS INTEL
BAGREN
BAGOPS
BAGLOG
PEJABAT YG
DITUNJUK
PEJABAT YG
DITUNJUK
PEJABAT YG
DITUNJUK
SATGAS
PREEMTIF
SATGAS
PREVENTIF
SATGAS
GAKKUM
SATGAS
SAR
BAGKEU
PEJABAT YG
DITUNJUK
SATGAS
MEDIS & DVI
SATGAS
BANTUAN
b. tingkat .....
RAHASIA
RAHASIA
24
b. tingkat Polres.
PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN
WAKIL
KAPOLDA
WAKAPOLDA
KARENDALOPS KAROOPS POLDA
KAOPSDA
WAKA
KAPOLRES
WAKAPOLRES
KAPUSDATAOPS
KASETOPS
KABAG OPS
KPL
WAKIL
KASAT SABHARA POLRES
KASAT BINMAS POLRES
PETUGAS PAM
PETUGAS PENGHUBUNG/LO
PERWAKILAN INSTANSI
SEKRETARIS
PETUGAS HUMAS
PETUGAS INTEL
BAGOPS
BAGREN
KASATGAS
PREEMTIF
KASATGAS
PREVENTIF
KASUBBAG BINOPS
KASATGAS
GAKKUM
BAG KEU
BAG LOG
KASATGAS
SAR
KASATGAS
MEDIS
KASATGAS
BANTUAN
c. Kedudukan Komando Pelaksanaan Lapangan (KPL) Polri dalam struktur
organisasi KPL BNPB
tingkat Nasional.....
RAHASIA
RAHASIA
25
tingkat Nasional
PRESIDEN
KA BNPB
INSTANSI/LEMBAGA
PIHAK TERKAIT
KPL POLRI / MABES POLRI
KOMANDAN
WAKIL
PERWAKILAN
INSTANSI / LEMBAGA
SEKRETARIAT
KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
HUMAS
BIDANG
PERENCANAAN
BIDANG
OPERASI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
BIDANG
LOGISTIK &
PERALATAN
BIDANG
ADMINISTRASI
KEUANGAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
2) tingkat .......
RAHASIA
RAHASIA
26
2) Tingkat Provinsi/Polda
GUBERNUR
KA BPBD
PROVINSI
DEP/BADAN/LEMBAGA/
ORGANISASI TERKAIT
KPL POLRI / POLDA
KOMANDAN
WAKIL
PERWAKILAN
INSTANSI / LEMBAGA
SEKRETARIAT
KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
HUMAS
BIDANG
PERENCANAAN
BIDANG
OPERASI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
BIDANG
LOGISTIK &
PERALATAN
BIDANG
ADMINISTRASI
KEUANGAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
3) Tingkat .....
RAHASIA
RAHASIA
27
3) Tingkat Kabupaten/Polres.
BUPATI
KA BPBD
KABUPATEN
INSTANSI/LEMBAGA
PIHAK TERKAIT
KPL POLRI / POLRES
KOMANDAN
WAKIL
PERWAKILAN
INSTANSI / LEMBAGA
SEKRETARIAT
KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
HUMAS
BIDANG
PERENCANAAN
BIDANG
OPERASI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
BIDANG
LOGISTIK &
PERALATAN
BIDANG
ADMINISTRASI
KEUANGAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
7).
RAHASIA
Instruksi
....
RAHASIA
28
7.
Instruksi dan koordinasi.
a.
Intruksi.
rencana kontinjensi penanggulangan bencana tingkat kewilayahan agar
berpedoman kepada Peraturan Kapolri Nomor 17 tahun 2009 tentang
Manajemen Penanggulangan Bencana, dan Juknis, Juklak dari BNPB
Pusat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b.
Koordinasi.
dalam penanggulangan bencana Polri berkoordinasi dengan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi yang terlibat
dalam bencana.
V.
ADMINISTRASI, SARANA, PRASARANA DAN ANGGARAN
1.
2.
Administrasi
a.
Menggunakan ketentuan administrasi yang berlaku di lingkungan Polri
b.
Kebutuhan personel, Matlog, dukungan anggaran yang mendesak diluar
yang telah direncanakan dalam kegiatan kontinjensi penanggulangan
bencana agar diajukan kepada Kapolda Aceh untuk mendapat
persetujuan dan didukung secara perioritas sesuai ketentuan yang
berlaku.
Sarana dan prasarana.
a.
dukungan sarana prasarana material logistik untuk Operasi kontinjensi
terpusat didukung sarana prasarana dari Polda Aceh;
b.
dukungan sarana prasarana material logistik untuk Operasi kewilayahan
menggunakan sarana prasarana dari Polres Langsa;
c.
dukungan sarana prasarana yang ada di Polda Aceh dapat digunakan
secara prioritas oleh Polres Langsa atas permintaan Kapolres dan
mendapat persetujuan dari Kapolda sesuai ketentuan yang berlaku;
d.
perlengkapan personel menggunakan inventaris satuan/Satker masingmasing, kecuali dalam kondisi tertentu dapat menggunakan perlengkapan
dari Satker/kesatuan Polri lainnya;
8. Anggaran
RAHASIA
....
RAHASIA
29
8.
VI.
Anggaran.
a.
dukungan anggaran Operasi kontinjensi kewilayahan menggunakan
anggaran kontinjensi Polda Aceh TA 2014;
b.
Kapolres dapat meminta bantuan backup perkuatan personel dan
peralatan dari Polda Aceh dengan dukungan anggaran kontinjensi Polda
Aceh atas persetujuan Kapolda sesuai ketentuan yang berlaku;
d.
kekurangan anggaran Operasi kontinjensi kewilayahan agar diajukan
terlebih dahulu kepada Kapolda untuk persetujuannya dan akan didukung
secara prioritas sesuai ketentuan yang berlaku;
e.
dukungan anggaran yang berasal dari dana Siap Pakai yang dikelola oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempedomani
kepada Petunjuk Teknis tentang Pertanggung jawaban Dana Siap Pakai
Kepala BNPB dan tidak duplikasi dengan dukungan anggaran Polri.
KOMANDO, PENGENDALIAN DAN PERNYATAAN RESIKO
1.
2.
Komando
a.
kebijakan Operasi Kontinjensi “Aman Aceh II-2014” untuk tingkat Polda
berada pada Kapolda selaku Kepala Operasi dan sehari-hari
dilaksanakan oleh Dir Sabhara selaku Kaopsda dan di kewilayahan
dilaksanakan oleh Kapolres selaku Kaopsres;
b.
Komando Pengendalian Lapangan (KPL) Polri bertanggung jawab
langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana atas
pelaksanaan tugasnya dan secara administrasi bertanggung jawab
kepada pimpinan atau penanggung jawab Kebijaksanaan Operasi;
c.
penanggulangan bencana yang telah dinyatakan oleh pemerintah sebagai
bencana nasional/daerah, maka komando pengendalian penanggulangan
bencana berada di BNPB Pusat dan Komando Pengendalian Lapangan
(KPL) Polri masuk dalam bagian dimaksud.
Pengendalian.
a.
pengawasan dan pengendalian dalam rangka dinamika pelaksanaan
Kontinjensi “Aman Aceh II-2014 Polres Langsa” dilaksanakan oleh
Kabag Ops selaku Karendalopsres;
b.
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penanggulangan
kontinjensi “Aman Aceh II-2014” Polres Langsa, setiap pimpinan
satuan wajib memberdayakan pengawas eksternal independen pada
saat tindakan Kepolisian preemtif, preventif dan penegakan hukum;
c. melaoprkan…..
RAHASIA
RAHASIA
30
c.
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan/tindakan kontinjensi menghadapi
bencana kepada Kapolres Selaku Kaopsres;
d.
asistensi oleh pimpinan dan pejabat yang ditunjuk guna menjamin
terselenggaranya operasi sesuai Rencana Kontinjensi yang telah
ditetapkan;
e.
sistem pelaporan menggunakan sarana komunikasi yang ada :
1)
2)
3)
f.
3.
Polda Aceh :
a)
telepon : 0651-7555334, 0651-7555337, 0651-7555332;
b)
email :
(1)
[email protected]
(2)
[email protected]
Polres Langsa berada pada Bag Ops Polres Langsa, Jln. Veteran
No : 60 Langsa Kota:
1)
email
: [email protected]
2)
3)
4)
5)
Faxcimille
Faxcimille
Telepon
SMS Cantre
: 0641 – 21778 ( Bag Ops )
: 0641 – 23380 ( Sitipol )
: 0641 – 21110 ( Telp Siaga Ops )
: 0852 2448 5555
dalam hal berita yang sangat rahasia agar digunakan sandi
sistem pelaporan di Satuan Kewilayahan berada pada Bagian Operasi
Polres.
Pernyataan Resiko
a.
kekuatan pesonel Polri dan peralatan yang dilibatkan dalam kegiatan
penanggulangan bencana berdasarkan kekuatan optimal yang dimiliki
oleh Polri dan atau berdasarkan permintaan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan atau Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD).
b.
mengamankan dan menjaga bantuan, makanan dan obat-obatan serta
sarana dan prasarana lainnya guna menghindari aksi penjarahan
terhadap tempat-tempat tersebut.
c.
mengambil langkah-langkah strategis dan terukur dengan melakukan
koordinasi yang baik dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Daerah dan dengan instansi terkait.
d. mengikuti . . . .
RAHASIA
RAHASIA
31
d.
mengikuti pernyataan dan penetapan status/ tingkat bencana oleh
Presiden untuk skala Nasional, Gubernur Kepala Daerah untuk skala
Propinsi dan Bupati/Walikota untuk skala Kabupaten/ Kota tentang
bencana saat itu.
e.
pada hari dan tanggal waktu berakhirnya operasi tanggap darurat
bencana, Kepala BNPB/BPBD membubarkan komando tanggap darurat
bencana dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran.
f.
pembubaran Komando Pengendalian Lapangan (KPL) Polri pada
Perintah Kapolda untuk Tingkat Provinsi dan Kapolres untuk tingkat
Kabupaten/Kota, dengan mendasari atas keputusan Kepala BNPB/BPBD
tentang berakhirnya Operasi Tanggap Darurat Bencana serta
pertimbangan keamanan wilayah bencana.
VII. PENUTUP
Demikian Rencana Kontinjensi “Aman Aceh II-2014 Polres Langsa” ini dibuat,
untuk dijadikan pedoman dalam menanggulangi kontinjensi Bencana Tahun 2014 di
wilayah Kota Langsa dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik daerah masingmasing serta dilatihkan pada setiap personel/Satgasres yang mengawaki beserta
BNPB/BPBD dan unsur perbantuan TNI maupun Pemerintah Kota Langsa.
Langsa, 23 April 2014
KEPALA KEPOLISIAN RESOR LANGSA
TTD
Lampiran :
“A”
“B”
HARIADI. SH. SIK
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 72050477
Penjabaran Tugas
Kirsus Intelijen
RAHASIA
Download