RAHASIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ACEH RESOR LANGSA RENCANA KONTINJENSI “AMAN ACEH II - 2014” DALAM RANGKA MENGHADAPI KONTINJENSI BENCANA TAHUN 2014 DI WILAYAH HUKUM POLRES LANGSA NOMOR : R / RENKON- 02 / IV / 2014 I. PENDAHULUAN 1. Umum a. kondisi Geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia khusus Kota Langsa terdiri dari daerah perkebunan dan perbukitan serta terletak pada sirkum pasifik, hal ini sangat berpotensi terjadinya gempa bumi dan bencana lainnya. Selama tahun 2013 di wilayah Kota Langsa telah terjadi beberapa bencana banjir musiman. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir; b. bencana alam di Indonesia terjadi di berbagai daerah baik berupa bencana alam angin puting beliung, gunung berapi meletus, banjir, tanah longsor, rob (air laut yang masuk daratan) maupun bencana alam lainnya. Bencana alam tersebut juga terjadi di wilayah Kota Langsa berupa banjir musiman dan lain-lain. Bahkan pada tanggal 26 Desember 2004 di Propinsi Aceh telah terjadi bencana alam gempa bumi disertai gelombang tsunami yang sangat dahsyat yang mengakibatkan kerusakan yang sangat dahsyat dan korban manusia yang sangat besar, dan juga pada awal Tahun 2013 telah terjadi Banjir musiman di Kecamatan Langsa Lama, Langsa Timur dan Manyak Payed, yang menimbulkan kerugian material di tiga kecamatan tersebut; c. akibat illegal logging, hutan-hutan di sekitar wilayah Hukum Kota Langsa memasuki fase rawan, kerusakannya sudah pada titik kritis dan mengancam keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya namun juga akan menimbulkan efek berantai negatif pada keseimbangan alam itu sendiri. Dengan semakin berkurangnya penanaman pohon di sekitar wilayah Hukum Kota Langsa, maka sebagian besar daerah telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan dan banjir; d. disamping....... RAHASIA RAHASIA 2 2. d. disamping itu bencana terjadi diakibatkan oleh pengelolaan sumber daya alam oleh manusia yang kurang memperhatikan dan memperhitungkan dampak eksploitasi sehingga mengakibatkan terjadinya kekeringan, bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, pembakaran hutan dan lahan serta kabut asap, hal ini menimbulkan kerugian yang cukup besar baik jiwa raga, harta benda dan kerusakan lingkungan hidup; e. pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, penegakan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, pada pasal 14 ayat 1 (huruf i) menyatakan bahwa Kepolisian bertugas melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi HAM, sedangkan (huruf h) menyatakan tugasnya menyelenggarakan identifikasi kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian; f. sebagai langkah-langkah antisipasi dan tindakan penanggulangan bencana saat tanggap darurat dan pasca bencana, maka disusun suatu rencana kontinjensi “Aman Aceh II-2014”, sebagai pedoman dalam menghadapi bencana. Maksud dan Tujuan a. Maksud Penyusunan Renkon “Aman Aceh II – 2014” dimaksudkan sebagai pedoman dalam penentuan kebijakan pimpinan guna penanggulangan bencana, mulai dari tahap tanggap darurat bencana dan pasca bencana / rehabilitasi. b. Tujuan 1) untuk menyamakan persepsi tentang cara bertindak dalam menghadapi bencana tahun 2014 sesuai perkiraan bencana yang terjadi tahun 2014; 2) sebagai pedoman seluruh anggota penanggulangan bencana tahun 2014 3. Polres Langsa dalam Ruang Lingkup rencana kontinjensi bencana ini meliputi kegiatan mitigasi bencana, tanggap darurat bencana dan rehabilitasi pasca bencana yang disebabkan oleh bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. 4. RAHASIA Tata Urut..... RAHASIA 3 4. Tata Urut I. II. III. IV. V. VI. VII. 5. PENDAHULUAN SITUASI TUGAS POKOK PELAKSANAAN ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN KOMANDO DAN PENGENDALIAN PENUTUP Dasar a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana; c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RepubIik Indonesia; d. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia; e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; f. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial; Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); g. h. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; i. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; j. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana; k. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 tentang Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dari Instansi Pemerintah; l. RAHASIA Peraturan….. RAHASIA 4 6. l. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2009 tentang Manajemen Penanggulangan Bencana; m. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nopol : Kep/360/VI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Grand Strategi Polri 2005– 2025; n. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian; o. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Kep/44/VI/2013 tanggal 25 Juni 2013 tentang Rencana Kerja Polri T.A. 2014; p. Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Aceh Nomor : Kep/108/VI/2013 tanggal 05 Juni 2013 tentang Rencana Kerja Polri T.A. 2014; q. Rencana Kontinjensi ”Aman Nusa II-2014” Mabes Polri Nomor : R / Renkon / 409 /I/2014 tanggal 30 Januari 2014 dalam rangka Menghadapi Kontinjensi Bencana Tahun 2014. r. Rencana Kontijensi Aman Aceh II – 2014 Polda Aceh Nomor : R / Renkon – 02 / IV / 2014, tanggal 04 April 2014 tentang menghadapi Kontijensi Bencana Tahun 2014. s. Perkiraan Keadaan Intelijen Khusus Polda Aceh Nomor : R/Kirka Kontinjensi/ 03 / III / 2014 / Dit IK tanggal 14 Maret 2014. t. Perkiraan Keadaan Intelijen Khusus Polres Langsa Nomor : R/Kirsus - 06 / IV / 2014 / Intelkam tanggal April 2014. Pengertian a. Kontinjensi adalah keadaan dalam kehidupan atau tata kehidupan masyarakat yang oleh suatu sebab tertentu kehidupan tersebut sangat mungkin menjadi sumber penyebab kerawanan, krisis sehingga perlu senantiasa diwaspadai / diantisipasi secara dini dengan pilihan alternatif yang diambil sesegera mungkin secara efektif dan efisien. b. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. c. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor; RAHASIA RAHASIA 5 d. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. e. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror. f. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. g. Mitigasi adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. h. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana; i. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. j. Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. k. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. l. Korban adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana. m. Trauman Center adalah Pusat penanganan trauma akibat bencana. n. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. o. Erly Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini terjadinya bencana alam. RAHASIA RAHASIA 6 II. p. Dissaster Victim Indentidication (DVI) adalah prosedur indentifikasi korban bencana q. Komando Pengendalian Lapangan (KPL) adalah merupakan system organisasi modular yang dibentuk untuk menanggulangi bencana; r. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945; s. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai unsur-unsur penyelenggaraan pemerintah darah; t. Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebuah lembaga pemerintahaan nondepartemen yang mempunyai tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan bencana secara terpadu mulai dari sebelum, pada saat dan setelah terjadi bencana; u. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi penanggulangan bencana di daerah; SITUASI 1. Tinjauan Khusus a. Geografi. Provinsi Aceh terletak di bagian barat Indonesia tepatnya di bagian ujung Pulau Sumatera. Secara geografis Aceh terletak antara 2 - 6 derjat lintang utara dan 95 – 98 derajat lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batas-batas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia. Satu-satunya hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara dan terletak pada pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang saling bertumbukan (subduksi), sehingga bisa menyebabkan proses pengangkatan, perlipatan, patahan, gempa bumi, letusan gunung api, dan longsor serta rawan terjadinya Tsunami; b. Demografi. saat ini jumlah penduduk Aceh sampai awal tahun 2014, mencapai 5.015.234 jiwa. Jumlah ini tersebar di 23 kabupaten kota, 285 kecamatan, serta 6.756 gampong di seluruh Aceh. c. RAHASIA Sumber….. RAHASIA 7 c. Sumber Kekayan Alam. kekayaan alam di Aceh yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor antara lain, jika dilihat dari sisi astronomi, Aceh terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat, dilihat dari sisi geologi, Aceh terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. Daerah perairan di Aceh kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya tingkat keragaman spesies tanaman dan hewan (biodiversitas). Di bidang agrikultur, Aceh juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas. Sumber daya alam di Aceh tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. berbagai jenis bahan tambang, seperti gas alam, minyak bumi, batu bara, emas, dan tembaga. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. d. Politik. Dinamika perkembangan politik lokal nasional berjalan sangat kondusif, yang secara tidak langsung menunjukkan maupun bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan hak-hak politiknya cenderung semakin meningkat. Namun demikian, dalam perkembangan lain, tuntutan pemekaran daerah, konflik antar kelompok dalam Pilkada, konflik antar daerah masih mewanai dinamika politik lokal. e. Ekonomi. pertumbuhan ekonomi Aceh yang tidak merata yang dapat disebabkan masih ada kebijakan yang memberikan porsi lebih besar kepada daerah untuk mengelola sumber daya alam yang ada di daerahnya, telah disalahartikan sebagai kebebasan untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan tanpa memperhatikan peraturan perundang undangan serta dampak lingkungan hidup sehingga diperlukan kesiapan infrastruktur pra bencana, saat dan paska. 2. Data bencana tahun 2013 a. Polres Langsa b. Kondisi geografi wilayah Hukum Kota Langsa yang berpotensi terjadinya bencana dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ulah manusia dan perkembangan teknologi dan faktor alam sendiri akan memicu terjadinya becana dan berdampak kerugian yang cukup besar, pada tahun 2013 tidak ada terjadi bencana alam namun Bencana Non Alam sebagai berikut : c. Kebakaran sebanyak: 19 kali 3. RAHASIA Analisa..... RAHASIA 8 3. Analisa Ancaman Bencana Alam a. Gempa bumi. Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat seismisitas yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya konvergensi dua lempeng tektonik yaitu Lempeng indo-australia yang relatif bergerak ke arah utara dan lempeng Eurasia yang relatife statis, dimana Lempeng Indo-Australia menyusup masuk ke bawah Lempeng Eurasia dengan kecepatan rata-rata ± 5,5 - 7,0 cm/tahun (Hamilton, 1979). Zona subduksi merupakan generator utama terjadinya gempa bumi, karena pada Zona tersebut berlangsung pergerakan dan penyusupan lempeng secara terus-menerus sehingga menyebabkan terjadi gempa pada batas lempeng tersebut. Gempa ini sering disebut gempa interplate, sedangkan gempa intraplate terjadi di dalam lempeng yang diakibatkan sesar lokal. Gambar Subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia Umumnya….. RAHASIA RAHASIA 9 Umumnya pergerakan lempeng ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur 0-15 cm pertahun. Kadangkadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci yang mengakibatkan terjadinya pengumpulan energi secara terus menerus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak kuat lagi menahan gerakan tersebut, sehingga terjadi pelepasan energi secara mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi. Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia, yaitu: Lempeng IndoAustralia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng IndoAustralia bergerak relativeke arah utara dan menyusup ke dalam Lempeng Eurasia, sementara Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan bencana tsunami. Gambar Pergerakan Lempeng di Indonesia b. Banjir. 1) berdasarkan pemantauan keadaan cuaca dan iklim oleh BMKG, kondisi iklim dan cuaca cenderung berubah, menunjukkan belum ada tanda-tada perubahan membaik, diprediksi dapat menimbulkan curah hujan tinggi dan berlangsung lama di beberapa daerah; 2) adanya kemungkinan bencana banjir akibat dari sungai yang meluap menjadikan bencana banjir, melanda dataran renda yang padat penduduk, dapat diindikasikan beberapa hal, sebagai berikut; a) bencana….. RAHASIA RAHASIA 10 c. a) bencana banjir tidak terlepas dari perlakuan manusia terhadap sungai dan wilayah pengaruhnya, baik yang berada di daerah hulu, tengah maupun hilir yang dikenal sebagai satuan wilayah sungai. Meluasnya dampak banjir dipengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai, terutama kondisi daerah resapan airnya, sedimentasi badan-badan air dan kondisi waduk/danau/situ sebagai penahan air; b) selain faktor manusia lebih dominan, terdapat faktor-faktor alam yang sifatnya kurang dominan namun mempengaruhi terjadinya banjir antara lain kondisi geomorfologi (dataran renda/perbukitan, ketinggian dan lereng, bentuk sunguai), geologi, hidrologi (siklus, kaitan hulu hilir, kecepatan aliran) dan pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh fenomena pemanasan global; c) perkembangan kondisi sungai-sungai di Indonesia pada saat ini, pemanfaatan ruang SWS menunjukkan kodisi memprihatinkan. Dari 89 SWS yang di Indonesia terdapat 59 SWS beara dalam kondisi kritis, selain mendatangkan bencana banjir, kekeringan pada musim kemarau, tingkat urbanisasi yang tinggi di kota-kota besar semakin mengurangi daerah resapan air dan penahan air, semakin menyempitnya bantaran sungai dan drainase. Faktor penyebab banjir dan kerugian yang ditimbulkan, antara lain: (1) penyebab banjir antara lain curah hujan tinggi, jumlah dan kepadatan penduduk tinggi, pengembangan kota yang tidak terkendali, tidak sesuai dengan tata ruang daerah, dan tidak berwawasan lingkungan, kurangnya daerah resapan dan penampungan, luapan sungai besar yang mengalir ke tengah kota, kerusakan lingkungan daerah hulu, kondisi bacwater pasang air laut, penyempitan sungai karena penggunaan bantara sungai, meluapnya sungai karena tumpukan sampah; (2) kerugian yang diakibatkan banjir, antara lain korban manusia, hilangnya harta benda, kerusakan rumah penduduk, sekolah, fasilitas umum, prasarana jalan, jembatan, bandar udara, tanggul sungai, jaringan irigasi, terganggunya transportasi, rusak/hilangnya lahan budidaya sawah, tambak dan kolam ikan. Kekeringan / kebakaran 1) kekeringan adalah bencana alam yang terjadi secara perlahan berlangsung sampai musim hujan tiba, yang berdampak sangat luas yang bersifat lintas sektoral yang sangat mempengaruhi ekonomi, sosial, pendidikan dan lain-lain, kekeringan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagaian alamiah dan perbuatan manusia: RAHASIA RAHASIA 11 2) 4. a) alamiah; disebabkan karena curah hujan di bawah normal dalam satu musim yang mengakibatkan kekurangan pasokan air pada permukaan tanah, dapat diukur berdasarkan evaluasi air sungai, waduk, danau dan resapan air berkurang dalam tenggang waktu tertentu; b) perbuatan manusia; kebutuhan air lebih besar dari pasokan air yang ada dan penebangan liar, pembukaan lahan; kebakaran adalah merupakan bencana yang sering dihadapi dan bisa digolongkan sebagai bencana alam yang disebabkan oleh faktor manusia dan bahan kimia / gas yang mudah dan cepat terbakar akibat adanya tekanan panas dan kehendak alam. Perkiraan Ancaman Bencana Alam a. Geografi. wilayah Hukum Polres terletak diatas garis khatulistiwa pada 04 o 09‘ 21,08” – 05 o 06‘ 02,16 LU dan 97‘ – o 15‘ s.d 98‘ – 12‘ BT, dengan batasbatas sebelah utara Selat Malaka, timur berbatasan dengan Polsek Karang Baru, sebelah selatan dengan Polsek Serbajadi dan sebelah barat dengan Polsek Peurelak Timur. Saat ini luas Wilayah Hukum Polres Langsa adalah 1357,2 KM2; b. Demografi. jumlah penduduk di Wilayah Hukum Polres Langsa sampai akhir 2013, mencapai 221.865 jiwa. Jumlah ini tersebar di 9 kecamatan antara lain Sungai Raya : 12.275 jiwa, Rantau Selamat : 13.137 jiwa, Birem Bayeun : 28.938 jiwa, Langsa Barat : 30.520 jiwa, Langsa Kota : 30.784 jiwa, Langsa Timur : 13.194 jiwa, Langsa Baro : 36.924 jiwa, Langsa Lama : 25.178 jiwa, dan Manyak Payed : 30.915 jiwa; c. Sumber Kekayaan Alam. kekayaan alam di Aceh yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor antara lain, jika dilihat dari sisi astronomi, Aceh terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat, dilihat dari sisi geologi, Aceh terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. Daerah perairan di Aceh kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya tingkat keragaman spesies tanaman dan hewan (biodiversitas). Khususnya di Wilkum Polres Langsa dibidang pertanian menghasilkan padi, jagung, ubi, kacang, kedelai dan sayuran. Di bidang pangan menghasilkan padi / beras, ikan serta ternak, di bidang perkebunan / agrikultur menghasilkan kelapa sawit, karet, pinang, kelapa, sagu, aren dan coklat di samping itu bidang peternakan menghasilkan unggas, lembu, kambing dan lain – lain; RAHASIA RAHASIA 12 d. Ideologi. latar belakang kehidupan sosial masyarakat Aceh yang diyakini sebagai suku pertama menerima agama islam di Indonesia, sangat fanatik kepada agama islam dan patuh kepada pemimpin agama atau guru – guru pasantren/dayah. Tokoh agama memiliki pengaruh yang kuat dalam setiap sendi kehidupan bermasyarakat. Isu ketidakadilan yang selalu dijadikan topik untuk memprovokasikan masyarakat agar menolak pancasila sebagai ideologi dan menanamkan ideologi berdasarkan agama sangat mudah diterima oleh masyarakat Aceh. e. Politik. dinamika perkembangan politik lokal nasional berjalan sangat kondusif, yang secara tidak langsung menunjukkan maupun bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan hak-hak politiknya cenderung semakin meningkat. Dalam hal penetapan lambang dan bendera Aceh untuk kota Langsa terjadi Pro dan Kontra namun dalam pelaksanaan verifikasi partai untuk Pemilu 2014 berjalan dengan baik dengan jumlah partai sebanyak 15 partai politik ( 12 Parnas dan 3 Parlok), kegiatan Partai Politik sudah mulai untuk persiapan Pemilu 2014 pada bulan April 2013 s.d Selesai Tahun 2014; f. Ekonomi. pertumbuhan ekonomi di wilayah Hukum Polres Langsa masih tergantung dengan PAD, karena masih ada beberapa industri yang tutup seperti tidak beroperasinya pabrik – pabrik yang ada di kota Langsa yaitu : PT. APPI, PT. GRUTI, pabrik udang dan yang lainnya, telah di buka pelabuhan kuala Langsa denga rute Langsa – Penang, PAD Kota Langsa Tahun 2012 : Rp 35.464.721.911 dan pada tahun 2013 : Rp. 58.258.050.761, naik sebesar 64,27 %; g. Sosial Budaya. adanya sumber potensi konflik sosial di masyarakat yang harus di tangani dengan keseriusan semua pihak baik unsur Pemerintah Daerah, Kepala Desa serta pihak yang lain dengan penyebab akar masalahnya tentang batas tanah antara pihak perusahaan perkebunan swasta dengan lahan milik Masyarakat, rumah peribadatan serta pembangunan pasar yang tidak sesuai master plan. h. Hankam. penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara umum kondusif namun kriminalitas semakin tinggi kasus curanmor dan modus operandi pelaku selalu berubah – ubah, diketahui pelaku kriminal dari residivis yang sudah keluar dari Lembaga Kemasyarakatan. 5. RAHASIA Prakiraan..... RAHASIA 13 5. Prakiraan bencana tahun 2014. Berdasarkan Perkiraan Intelijen Polres Langsa Tahun 2014 wilayah Kota Langsa akan terjadi bencana yang akan mengakibatkan perubahan situasi dan kondisi yang pada akhirnya memicu terjadinya kontinjensi, antara lain : a. Bencana Alam : 1) 2) 3) 4) b. Bencana non alam : 1) 4) 5) c. Banjir. Tanah longsor. Angin puting beliung. Gempa bumi. kecelakaan transportasi baik darat maupun laut; wabah penyakit (epidemi/kelaparan) pembakaran hutan/lahan bencana sosial : 1) 2) 3) 4) konflik hirzontal antar agama. akibat perusakan tempat ibadah dan perilaku anarkis akibat kejahatan sparatis akibat perkelahian antar suku / kelompok Daerah Rawan Bencana a. b. Bencana Alam 1) wilayah yang berpotensi banjir mengingat curah hujan didaerah Kota Langsa tidak menentu / cuaca extrim yaitu di desa Kebun Lama, sidodadi, sidorejo, meurandeh dan seulalah bawah. 2) Tanah longsor di wilayah hukum Polres Langsa tidak ada. 3) Angin puting beliung didesa seulalah, Batu pute, kappa, sungai lhueng dan rantau selamat. 4) Gempa bumi, seluruh wilayah Hukum Polres Langsa. Bencana non alam 1) Kecelakaan transportasi laut dapat terjadi di rute perjalanan Langsa - Penang dan kecelakaan transportasi darat dapat terjadi didaerah lintas Medan – Banda Aceh. 3) Wabah penyakit (epidemi) di sekitar Aspol Pasar hewan, desa Sidorejo, sidodadi, kebun lama dan seulalah. RAHASIA RAHASIA 14 4) c. III. Pembakaran hutan / lahan terjadi di daerah Trom, blang tualang dan kampung bandung. Bencana Sosial 1) konflik horizontal antar agama adanya konflik LDII (Lembaga Dakwa Islam Indonesia) dengan warga Alue dua bakaran batee Kecamatan Langsa yang dimana warga Alue dua tersebut tidak menerima Keberadaan LDII. 2) akibat pengrusakan tempat ibadah di wilayah Hukum Polres Langsa tidak ada pengrusakan tempat ibadah dan prilaku anarkis. 3) akibat kejahatan sparatis setelah kesepakatan MoU RI dan GAM di Helsinki banyaknya pengangguran yang mengakibatkan pabrik – pabrik banyak yang tutup. 4) akibat perkelahian antar suku / kelompok tidak ada di wilayah Hukum Polres Langsa. TUGAS POKOK Polres Langsa beserta seluruh jajaran melaksanakan Operasi Kontinjensi ”Aman Aceh II-2014” secara sinergi, profesional dan proporsional guna mengantisipasi dan menanggulangi setiap bencana dengan mengedepankan kegiatan Preventif yang didukung kegiatan Preemtif, Deteksi dan Penegakan Hukum yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan, BPBD, TNI dan Pemko serta intansi terkait lainnya untuk memberikan bantuan penyelamatan, perlindungan dan pelayanan kepada korban bencana. . IV. PELAKSANAAN 1. Tujuan dan sasaran. a. tujuan 1) melaksanakan perbantuan di daerah bencana; 2) memberikan bantuan pertolongan, evakuasi dan penyelamatan terhadap korban bencana; 3) melakukan langkah – langkah tanggap darurat bencana dan pasca bencana, sebelum di ambil alih penanganannya oleh BPBA / BPBD; 4) sebagai landasan operasional kegiatan rayonisasi penanggulangan bencana; dan 5) perlibatan Polri secara aktif dalam upaya penanggulangan bencana. b. RAHASIA sasaran….. RAHASIA 15 b. sasaran 1) manusia/orang: a) b) c) d) e) 2) korban bencana; petugas penyelamatan; relawan; pejabat pemerintah; pelaku kejahatan; tempat/lokasi: a) lokasi penampungan (1) (2) (3) (4) (5) (6) b) hunian sementara (1) (2) c) d) e) f) 3) fasilitas air bersih, sanitasi, penerangan dan komunikasi; pemukiman penduduk yang ditinggalkan; tempat penampungan logistik bantuan bencana; tempat penampungan hewan ternak/harta benda; barang-barang milik korban bencana; logistik bantuan bencana; sarana dan prasarana/peralatan petugas bantuan bencana; barang-barang hasil kejahatan saat bencana; kegiatan: a) b) 2. tenda darurat; pemukiman sementara; barang/benda: a) b) c) d) 4) kantor pemerintah/swasta; gedung sekolah; tempat ibadah; gedung olah raga; rumah penduduk; dan lain-lain; kegiatan tanggap darurat; kegiatan paska bencana/rehabilitasi. Daerah operasi kontinjensi. daerah operasi kontinjensi “Aman Aceh II - 2014” adalah seluruh Wilayah Kota Langsa yang terkena musibah bencana baik dari faktor alam, non alam dan sosial. 3. Cara….. RAHASIA RAHASIA 16 3. Cara bertindak. a. Satgasres Deteksi (Intelkam) : dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas: 1) melaksanakan tugas dan fungsi intelijen berupa kegiatan yang mengawali, menyertai dan mengakhiri berkaitan dengan situasi dan kondisi pra, saat dan pasca bencana; 2) melaksanakan deteksi dini dengan kegiatan Lidik, Pamgal, Observasi, Pemetaan, Pulbaket/Informasi dan Penajaman Target Operasi terkait daerah rawan dan berpotensi terjadinya bencana serta menyampaikan informasi terkait bencana kepada masyarakat dan pemangku kepentingan; 3) melakukan penggalangan terhadap instansi pemerintah dan swasta untuk sewaktu-waktu dikerahkan dalam rangka penanggulangan bencana; b. Satgasres Preemtif (Binmas): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas: 1) melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pejagaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik, kerawanan dan potensi bencana yang ada diwilayahnya serta melakukan langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana; 2) melaksanakan sosialisasi aturan hukum pelanggaran pidana pengerusakan lingkungan hidup, daerah rawan bencana dan lokasilokasi evakuasi kepada masyarakat; 3) melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan cegah dan antisipasi bencana; 4) koordinasi dan bekerjasama dalam kegiatan yang diselenggarakanoleh Badan Nasional penanggulangan Bencana dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat; c. Satgasres Preventif (Sabhara): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas melakukan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli pada: 1) lokasi terjadinya bencana yang ditinggalkan oleh warga masyarakat yang mengungsi, lokasi evakuasi dan pengungsian dan lokasi rawan sekitar daerah terjadinya bencana; RAHASIA RAHASIA 17 2) tempat penyimpanan atau distribusi logistik dan penampungan bantuan bencana serta memberikan pengawalan penyalurannya ke lokasi-lokasi pengungsian; d. Satgasres Lantas : dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas: 1) melakukan pengaturan, penjagaan dan pengendalian serta pengalihan arus lalu lintas di sekitar menuju dan sekitar terjadinya bencana; 2) melakukan penindakkan terhadap pelanggaran lalu lintas kepada masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan dan peringatan terjadinya bencana; 3) melakukan pengawalan rute, parkir dan pengalihan arus lalu lintas bila memang situasi dan kondisi lapangan tidak mungkin dilalui sebagai akibat bencana yang terjadi: e. Satgasres Gakkum (Reskrim): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas penegakan hukum dengan tugas sebagai berikut: 1) melaksanakan penyelidikan terhadap penyalahgunaan pendistribusian bahan logistik korban bencana alam; 2) melaksanakan penyidikan kasus kriminal yang memanfaatkan situasi bencana alam; 3) melaksanakan olah TKP terhadap kasus-kasus bencana alam yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian manusia; 4) melakukan koordinasi dengan PU dan Satwil setempat tentang kegiatan dalam rangka penuntutan terhadap pelaku, untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku kejahatan; 5) mengawasi jalur distribusi logistik bantuan bencana alam untuk menghindari penyalahgunaan yang merugikan masyarakat tertimpa bencana; f. Satgas SAR: dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas tanggap darurat bencana, dengan tugas sebagai berikut: 1) melaksanakan kegiatan koordinasi dengan BPBD untuk menentukan titik-titik lokasi daerah bencana yang memerlukan segera kegiatan SAR; RAHASIA RAHASIA 18 2) melaksanakan bantuan SAR darat dititik lokasi bencana yang membutuhkan segera kegiatan SAR; 3) melaksanakan bantuan SAR laut dititik lokasi bencana yang membutuhkan segera kegiatan SAR; 4) melaksanakan kegiatan evakuasi terhadap korban dengan menggunakan peralatan yang disesuaikan dari situasi bencana; 5) melaksanakan bantuan SAR darat khususnya korban yang tertimbun reruntuhan, bencana tanah longsor dengan menggunakan Satwa anjing; g. Satgas Medis & DVI: dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas melakukan penanganan dan mengendalikan kegiatan satgas Kesehatan dan DVI, dengan tugas sebagai berikut: 1) mengirimkan tim reaksi cepat bidang kesehatan untuk penentuan kebijakan; 2) koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Langsa serta Biddokkes Polres Langsa; 3) memberikan arahan pimpinan kepada personel Dokkes yang menjadi tim medis dan DVI tentang tugas yang harus dilaksanakan; 4) menyiapkan sarana dan prasarana Dokkes yang akan dimobilisasi ke daerah bencana; 5) menyiapkan administrasi yang diperlukan; 6) koordinasi dengan pejabat Polres Langsa; 7) menentukan tempat mendirikan Posko kesehatan dan Posko DVI serta penentuan tempat pendirian temporary mortuary chamber; 8) memberikan pertolongan dan penyelamatan kepada korban masyarakat ataupun anggota polri yang menjadi korban melekat bersama dengan tim SAR; 9) bersama dengan instansi kesehatan lainnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban bencana; h. Satgasres Bantuan (Sarpras): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas memimpin satgas bantuan dan dukungan operasi selama kegiatan tanggap darurat dan RAHASIA RAHASIA 19 dukungan operasi selama kegiatan tanggap darurat bencana dan pasca Bencana, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) menyiapkan dukungan materiil, logistik, sarana dan prasarana Operasi penanggulangan Bencana; 2) menyiapkan dukungan alat transportasi bagi personel yang terlibat operasi penanggulangan bencana; i. Satgasres Bantuan (Tipol): dipimpin oleh Kasitipol Polres Langsa dengan tugas: a) menggelar Sarpras Komlek berupa jaring komunikasi Polres Langsa dalam rangka mendukung kelancaran Operasi penanggulangan bencana; b) menyiapkan video conference atau teleconference untuk Kodal atau arahan pimpinan; c) mengkoordinir dan mengatur pelibatan jaring komunikasi di luar Polres Langsa ( RAFI, ORARI, SENKOM, dll ). j. SatgaS Bantuan (Pol Air): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas: a) menyiapkan personel, alut dan alsus bantuan peralatan dalam rangka tanggap darurat darurat bencana; b) mendukung sarana angkutan perairan yang dapat digunakan mendukung kelancaran penanggulangan bencana terutama evakuasi korban dan pengiriman logistik. k. Satgas Bantuan (Humas): dipimpin oleh Perwira yang ditunjuk dengan tugas: a) melakukan Operasi; kegiatan peliputan dan dokumentasi pelaksanaan b) melakukan press release dan publikasi melalui media cetak dan elektronik; c) melakukan counter opini dan klarifikasi berita untuk kepentingan serta kelancaran Operasi; 4. Penahapan penanggulangan bencana a. saat tanggap darurat : RAHASIA RAHASIA 20 1) pengerahan kekuatan ke lokasi bencana dengan berpedoman pada standard operating procedur didahului koordinasi dengan SRC – PB BNPB, BPBD; 2) mendukung Satwil dengan personel dan Sarpras yang ada di Polres Langsa seperti kapal, Tim SAR, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan; 3) membantu dalam pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana; 4) membantu pelayanan kesehatan, Labfor, DVI dan lain-lain; 5) memberikan bantuan jaringan telekomunikasi dan informasi; 6) pengamanan dan pengawalan korban bencana bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan bencana; 7) pengamanan dan pengawalan dukungan logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya bagi korban bencana; 8) pengamanan objek vital, lokasi bencana dan tempat pengungsian; 9) pendistribusian logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya ke daerah yang tidak terjangkau dan membahayakan; 10) melakukan penegakan hukum bila terjadi pendistribusian logistik maupun kejahatan lainnya; penyimpangan b. pasca bencana: 1) pendataan kerugian moril dan materil; 2) membantu pelayanan kesehatan, pendataan korban, kegiatan identifikasi terhadap korban meninggal dunia (Disaster Victim Identification); 3) melakukan kerja sama dengan instansi terkait untuk melaksanakan kegiatan pemulihan kondisi kejiwaan korban bencana melalui Trauma Centre; 4) tindakan lain pada tanggap darurat yang masih dianggap perlu dapat dilanjutkan. 5. Penggelaran dan pola pelibatan kekuatan Polres Langsa : a) Personel 200 orang terdiri atas : (1) (2) Kaopsres/Wakaopsres Kasetopsres RAHASIA : 2 orang; : 3 orang; RAHASIA 21 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (12) (13) (14) Kapusdataopsres KPL Penghubung/LO Sekretaris Petugas Humas Intel Pengamanan Perwakilan instansi Bag Ops Bagren Bag Sumda Sikeu Satgasres : : : : : : : : : : : : : (a) Satgasres Preemtif Kasatgasres Anggota : 10 orang : 1 orang : 9 orang (b) Satgasres Preventif Kasatgasres Anggota : 50 orang : 1 orang : 59 orang (c) : 10 orang : 1 orang : 9 orang Satgasres Gakkum Kasatgasres Anggota orang; orang; orang; orang; orang; orang: orang; orang; orang orang; orang; orang; (d) Satgasres Sar Kasatgasres Kasubsatgasres SAR Darat Anggota Kasubsatgasres SAR Laut Anggota : : : : : : 57 1 1 44 1 10 orang orang orang orang orang orang (e) Satgasres Medis & DVI Kasatgasres Anggota Medis Anggota DVI : : : : 21 1 15 5 orang orang orang orang (f) Satgas Bantuan Kasatgasres Anggota Sarpras Anggota TI Anggota Humas : : : : : 11 1 5 3 2 orang orang orang orang orang b) Peralatan : (1) (2) (3) 3 2 3 3 3 3 5 2 3 3 3 3 Ranmor R2 Ranmor R4 Ranmor R6 : 20 unit. : 10 unit. : 5 orang. RAHASIA RAHASIA 22 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) c. Kapal kendaraan DVI; perlengkapan medis dan DVI; peralatan SAR; mobil tanki air bersih dan BBM; peralatan evakuasi; tenda lapangan (kompi dan peleton); genset dan atau solar cell; Kommob, Alkom HT dan telepon satelit; velbed; dan lain-lain, alat peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis dan skala bencana yang dihadapi. Rayonisasi dan lapis perbantuan kekuatan sebagai berikut: 1) 2) rayonisasi: a) Rayon I, terdiri dari Polresta Banda Aceh, Polres Aceh Besar, Polres Pidie dan Polres Sabang; b) Rayon II, terdiri dari Polres Bireuen, Polres Lhokseumawe, Polres Aceh Utara, Polres Aceh Timur, Polres Langsa dan Polres Aceh Tamiang; c) Rayon III, terdiri dari Polres Aceh Tengah, Polres Bener Meriah, Polres Gayo Lues dan Polres Aceh Tenggara; d) Rayon IV, terdiri dari Polres Aceh Barat Daya, Polres Aceh Selatan, Polres Aceh Singkil dan Polres Simeulue; e) Rayon V, terdiri dari Polres Aceh Barat, Polres Aceh Jaya, dan Polres Nagan Raya; Lapis perbantuan kekuatan : a) apabila terjadi becana di salah satu Polres maka Polres lain yang berada di Rayon tersebut memberikan bantuan, kekuatan atas permintaan dari Polres yang terkena bencana dan melaporkan kepada Kapolda selaku penanggung jawab. b) apabila skala bencana yang terjadi sangat besar, maka kekuatan Satgasres Penangulangan Bencana dapat ditambah sesuai dengan situasi dan kebutuhan atau sesuai permintaan BNPB/BPBD. 6. RAHASIA Struktur organisasi….. RAHASIA 23 6. Struktur organisasi Komando Pelaksanaan Lapangan (KPL) Polri dalam penanggulangan bencana: a. tingkat Polda; PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN WAKIL KAPOLRI WAKA POLRI KARENDALOPS ASOPS KAPOLRI KAOPSDA KAPOLDA WAKAPOLDA WAKA KASETOPS KAPUSDATAOPS KABAG BINOPS ROOPS KABAGDALOPS KPL DIRSABHARA POLDA WAKIL DIRBINMAS POLDA PETUGAS PAM PETUGAS PENGHUBUNG/LO SEKRETARIS PERWAKILAN INSTANSI PETUGAS HUMAS PETUGAS INTEL BAGREN BAGOPS BAGLOG PEJABAT YG DITUNJUK PEJABAT YG DITUNJUK PEJABAT YG DITUNJUK SATGAS PREEMTIF SATGAS PREVENTIF SATGAS GAKKUM SATGAS SAR BAGKEU PEJABAT YG DITUNJUK SATGAS MEDIS & DVI SATGAS BANTUAN b. tingkat ..... RAHASIA RAHASIA 24 b. tingkat Polres. PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN WAKIL KAPOLDA WAKAPOLDA KARENDALOPS KAROOPS POLDA KAOPSDA WAKA KAPOLRES WAKAPOLRES KAPUSDATAOPS KASETOPS KABAG OPS KPL WAKIL KASAT SABHARA POLRES KASAT BINMAS POLRES PETUGAS PAM PETUGAS PENGHUBUNG/LO PERWAKILAN INSTANSI SEKRETARIS PETUGAS HUMAS PETUGAS INTEL BAGOPS BAGREN KASATGAS PREEMTIF KASATGAS PREVENTIF KASUBBAG BINOPS KASATGAS GAKKUM BAG KEU BAG LOG KASATGAS SAR KASATGAS MEDIS KASATGAS BANTUAN c. Kedudukan Komando Pelaksanaan Lapangan (KPL) Polri dalam struktur organisasi KPL BNPB tingkat Nasional..... RAHASIA RAHASIA 25 tingkat Nasional PRESIDEN KA BNPB INSTANSI/LEMBAGA PIHAK TERKAIT KPL POLRI / MABES POLRI KOMANDAN WAKIL PERWAKILAN INSTANSI / LEMBAGA SEKRETARIAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN HUMAS BIDANG PERENCANAAN BIDANG OPERASI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI BIDANG LOGISTIK & PERALATAN BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI 2) tingkat ....... RAHASIA RAHASIA 26 2) Tingkat Provinsi/Polda GUBERNUR KA BPBD PROVINSI DEP/BADAN/LEMBAGA/ ORGANISASI TERKAIT KPL POLRI / POLDA KOMANDAN WAKIL PERWAKILAN INSTANSI / LEMBAGA SEKRETARIAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN HUMAS BIDANG PERENCANAAN BIDANG OPERASI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI BIDANG LOGISTIK & PERALATAN BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI 3) Tingkat ..... RAHASIA RAHASIA 27 3) Tingkat Kabupaten/Polres. BUPATI KA BPBD KABUPATEN INSTANSI/LEMBAGA PIHAK TERKAIT KPL POLRI / POLRES KOMANDAN WAKIL PERWAKILAN INSTANSI / LEMBAGA SEKRETARIAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN HUMAS BIDANG PERENCANAAN BIDANG OPERASI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI BIDANG LOGISTIK & PERALATAN BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI 7). RAHASIA Instruksi .... RAHASIA 28 7. Instruksi dan koordinasi. a. Intruksi. rencana kontinjensi penanggulangan bencana tingkat kewilayahan agar berpedoman kepada Peraturan Kapolri Nomor 17 tahun 2009 tentang Manajemen Penanggulangan Bencana, dan Juknis, Juklak dari BNPB Pusat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Koordinasi. dalam penanggulangan bencana Polri berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi yang terlibat dalam bencana. V. ADMINISTRASI, SARANA, PRASARANA DAN ANGGARAN 1. 2. Administrasi a. Menggunakan ketentuan administrasi yang berlaku di lingkungan Polri b. Kebutuhan personel, Matlog, dukungan anggaran yang mendesak diluar yang telah direncanakan dalam kegiatan kontinjensi penanggulangan bencana agar diajukan kepada Kapolda Aceh untuk mendapat persetujuan dan didukung secara perioritas sesuai ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana. a. dukungan sarana prasarana material logistik untuk Operasi kontinjensi terpusat didukung sarana prasarana dari Polda Aceh; b. dukungan sarana prasarana material logistik untuk Operasi kewilayahan menggunakan sarana prasarana dari Polres Langsa; c. dukungan sarana prasarana yang ada di Polda Aceh dapat digunakan secara prioritas oleh Polres Langsa atas permintaan Kapolres dan mendapat persetujuan dari Kapolda sesuai ketentuan yang berlaku; d. perlengkapan personel menggunakan inventaris satuan/Satker masingmasing, kecuali dalam kondisi tertentu dapat menggunakan perlengkapan dari Satker/kesatuan Polri lainnya; 8. Anggaran RAHASIA .... RAHASIA 29 8. VI. Anggaran. a. dukungan anggaran Operasi kontinjensi kewilayahan menggunakan anggaran kontinjensi Polda Aceh TA 2014; b. Kapolres dapat meminta bantuan backup perkuatan personel dan peralatan dari Polda Aceh dengan dukungan anggaran kontinjensi Polda Aceh atas persetujuan Kapolda sesuai ketentuan yang berlaku; d. kekurangan anggaran Operasi kontinjensi kewilayahan agar diajukan terlebih dahulu kepada Kapolda untuk persetujuannya dan akan didukung secara prioritas sesuai ketentuan yang berlaku; e. dukungan anggaran yang berasal dari dana Siap Pakai yang dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempedomani kepada Petunjuk Teknis tentang Pertanggung jawaban Dana Siap Pakai Kepala BNPB dan tidak duplikasi dengan dukungan anggaran Polri. KOMANDO, PENGENDALIAN DAN PERNYATAAN RESIKO 1. 2. Komando a. kebijakan Operasi Kontinjensi “Aman Aceh II-2014” untuk tingkat Polda berada pada Kapolda selaku Kepala Operasi dan sehari-hari dilaksanakan oleh Dir Sabhara selaku Kaopsda dan di kewilayahan dilaksanakan oleh Kapolres selaku Kaopsres; b. Komando Pengendalian Lapangan (KPL) Polri bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara administrasi bertanggung jawab kepada pimpinan atau penanggung jawab Kebijaksanaan Operasi; c. penanggulangan bencana yang telah dinyatakan oleh pemerintah sebagai bencana nasional/daerah, maka komando pengendalian penanggulangan bencana berada di BNPB Pusat dan Komando Pengendalian Lapangan (KPL) Polri masuk dalam bagian dimaksud. Pengendalian. a. pengawasan dan pengendalian dalam rangka dinamika pelaksanaan Kontinjensi “Aman Aceh II-2014 Polres Langsa” dilaksanakan oleh Kabag Ops selaku Karendalopsres; b. dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penanggulangan kontinjensi “Aman Aceh II-2014” Polres Langsa, setiap pimpinan satuan wajib memberdayakan pengawas eksternal independen pada saat tindakan Kepolisian preemtif, preventif dan penegakan hukum; c. melaoprkan….. RAHASIA RAHASIA 30 c. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan/tindakan kontinjensi menghadapi bencana kepada Kapolres Selaku Kaopsres; d. asistensi oleh pimpinan dan pejabat yang ditunjuk guna menjamin terselenggaranya operasi sesuai Rencana Kontinjensi yang telah ditetapkan; e. sistem pelaporan menggunakan sarana komunikasi yang ada : 1) 2) 3) f. 3. Polda Aceh : a) telepon : 0651-7555334, 0651-7555337, 0651-7555332; b) email : (1) [email protected] (2) [email protected] Polres Langsa berada pada Bag Ops Polres Langsa, Jln. Veteran No : 60 Langsa Kota: 1) email : [email protected] 2) 3) 4) 5) Faxcimille Faxcimille Telepon SMS Cantre : 0641 – 21778 ( Bag Ops ) : 0641 – 23380 ( Sitipol ) : 0641 – 21110 ( Telp Siaga Ops ) : 0852 2448 5555 dalam hal berita yang sangat rahasia agar digunakan sandi sistem pelaporan di Satuan Kewilayahan berada pada Bagian Operasi Polres. Pernyataan Resiko a. kekuatan pesonel Polri dan peralatan yang dilibatkan dalam kegiatan penanggulangan bencana berdasarkan kekuatan optimal yang dimiliki oleh Polri dan atau berdasarkan permintaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). b. mengamankan dan menjaga bantuan, makanan dan obat-obatan serta sarana dan prasarana lainnya guna menghindari aksi penjarahan terhadap tempat-tempat tersebut. c. mengambil langkah-langkah strategis dan terukur dengan melakukan koordinasi yang baik dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah dan dengan instansi terkait. d. mengikuti . . . . RAHASIA RAHASIA 31 d. mengikuti pernyataan dan penetapan status/ tingkat bencana oleh Presiden untuk skala Nasional, Gubernur Kepala Daerah untuk skala Propinsi dan Bupati/Walikota untuk skala Kabupaten/ Kota tentang bencana saat itu. e. pada hari dan tanggal waktu berakhirnya operasi tanggap darurat bencana, Kepala BNPB/BPBD membubarkan komando tanggap darurat bencana dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran. f. pembubaran Komando Pengendalian Lapangan (KPL) Polri pada Perintah Kapolda untuk Tingkat Provinsi dan Kapolres untuk tingkat Kabupaten/Kota, dengan mendasari atas keputusan Kepala BNPB/BPBD tentang berakhirnya Operasi Tanggap Darurat Bencana serta pertimbangan keamanan wilayah bencana. VII. PENUTUP Demikian Rencana Kontinjensi “Aman Aceh II-2014 Polres Langsa” ini dibuat, untuk dijadikan pedoman dalam menanggulangi kontinjensi Bencana Tahun 2014 di wilayah Kota Langsa dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik daerah masingmasing serta dilatihkan pada setiap personel/Satgasres yang mengawaki beserta BNPB/BPBD dan unsur perbantuan TNI maupun Pemerintah Kota Langsa. Langsa, 23 April 2014 KEPALA KEPOLISIAN RESOR LANGSA TTD Lampiran : “A” “B” HARIADI. SH. SIK AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 72050477 Penjabaran Tugas Kirsus Intelijen RAHASIA