ABSTRAK Gangguan kesehatan jiwa masyarakat akibat konflik dan bencana alam di kota Langsa mengalami peningkatan yang cukup besar, hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan secara terpadu dan komprehensif. Di kota Langsa pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan jiwa belum mengatasi masalah gangguan jiwa di masyarakat. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik content analisis. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis perilaku masyarakat dalam menangani penderita gangguan jiwa di Kota Langsa, dan informan dari penelitian ini terdiri dari keluarga, tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan. Hasil penelitian perilaku masyarakat dalam penanganan penderita gangguan jiwa hampir sama. Persepsi di masyarakat bahwa gangguan jiwa terjadi karena “gunaguna” (personalistik), sehingga tindakan awal pencarian pengobatan secara tradisional dengan menggunakan dukun. Pengobatan dengan berbagai dukun ternyata tidak memberikan kesembuhan, kemudian masyarakat menggunakan sistem medis modern, yaitu berobat ke sarana kesehatan. Pengobatan dengan medis modern memberikan kesembuhan, tetapi setelah penderita gangguan jiwa kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat kembali mengalami kekambuhan. sehingga pada akhirnya penanganan terakhir yang dilakukan oleh keluarga adalah dengan merantai, mengurung di kamar dan memasung. Disarankan kepada petugas kesehatan perlu peningkatan kerjasama dengan keluarga penderita gangguan jiwa tentang cara-cara perawatan ataupun penanganan penderita gangguan jiwa, sehingga setelah penderita kembali ke rumah metode perawatan dapat dilanjutkan oleh keluarga. Selain itu dilakukan peningkatan penyuluhan kepada masyarakat, agar dapat mengubah stigma terhadap penderita gangguan jiwa. Kata Kunci : perilaku, penanganan pasien gangguan jiwa Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Mental health disorder in the community resulted from military conflict and natural disaster in the area of Langsa city has been increased that becomes a challenge faced by the health workers in doing an integrated and comprehensive in handling it. Utilization of mental health care facilities had not overcome the problem of mental disorder in the community of Langsa city. This is qualitative research with content analysis. The objective of this research was to analyze the behavior of community in managing the skizofrenia patient in Langsa city. The technique in data collection used observation and indepth interview, and informants of this study consisted of families, community leaders and officers of health The result of the research showed that the behavior of community in managing the skizofrenia patient were almost similar. The perception of the community regarding the skizofrenia were caused by magician influence (personalistic) and usually they seek out the help form magician. The treatment using modern medical may caused the recovery, and being returning to his families, the disease again. Consequently, seeing the disease suffered, the families put the sufferer on the chain and even put the sufferer on special room. It is suggested for health officers to maintain good cooperation with the families of the sufferer related to the ways to manage the patient. It is intended that being returned home, the methode can be applied by the families. In addition, health officers should give counseling for the community, especially for the surrounding people of the patient, to the change the stigma of the people to the patient and to treat the patient well to prevent the incurrence. Key words : Behavior, management of skizofrenia patient. Universitas Sumatera Utara