undang-undang nomor 10 tahun 2004 tentang

advertisement
PEDOMAN KHUSUS PEMBERIAN
TANGGAPAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DENGAN PENGGUNAAN TOOLS (PISAU ANALISIS)
PARAMETER KESETARAAN GENDER (PKG)
P E DOMAN MODUL 4.2.
FORMAT TANGGAPAN ATAS RANCANGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
I.
Tanggapan Secara Umum.
 Penilaian umum terhadap “Materi” Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan.
 Penilaian umum secara “Teknik” Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan.
VI. Tanggapan secara khusus (berbasis Gender).
 (pasal demi pasal atau ayat demi ayat)
I. TANGGAPAN SECARA UMUM
A. Tanggapan secara Konseptual
 Apakah secara konsepsi sudah
memenuhi
persyaratan
bagaimana
menyusun
suatu
Peraturan Perundang-undangan yang baik sesuai
dengan Asas Pembentukan dan Asas Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan ?
 Untuk apa Peraturan Perundang-undangan itu
dibentuk ?

Pertanyakan dengan menggunakan konsep 4W + 1H
(what, why, who, when, & how).

Apa makna dibentuknya Peraturan Daerah
tersebut dan biaya yang dipersiapkan ?

Mengapa harus dengan jenis
PERPRES/PERDA (misalnya) ?

Siapa yang berwenang/lembaga apa saja yang
terkait ?

Kapan Peraturan Perundang-undangan itu
diperlukan berdasarkan prioritasnya ?

Bagaimana Peraturan Perundang-undangan
tersebut bisa dilaksanakan atau efektivitasnya ?
UU/PP/
A. Tanggapan secara Filosofis
Apakah dalam :
 Konsiderans Menimbang;
 Dasar Hukum;
 Batang Tubuh;
 Penjelasan Umum maupun Pasal demi Pasal
sudah memuat alasan-alasan atau normanorma yang selaras dengan nilai-nilai dalam
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Gender ?
A. Tanggapan secara Yuridis Konstitusional
 Apakah
Rancangan Peraturan Perundangundangan tersebut sudah mencantumkan pasalpasal
atribusi maupun delegasi yang
memerintahkannya ? (Yuridis Konstitusional);
 Apakah
Rancangan Peraturan Perundangundangan tersebut sudah mencantumkan pasalpasal atribusi yang berisi pokok materi muatan
yang harus dimuat di dalamnya ? (material
konstitusional)
A. Tanggapan Secara Ekonomis
Perlu dipertimbangkan dampak ekonomi yang akan
ditimbulkan, misalnya:
 Beban keuangan baik pada saat pembentukan
maupun penerapannya;
 Menyangkut sarana/prasarana;
 Penegakkan hukumnya, seperti SDM-nya; ataupun
 Beban yang akan ditanggung oleh masyarakat
yang terkena Peraturan Perundang-undangan
tersebut.
Contoh : mengenai perizinan, sanksi denda, biaya
ringan, dan lain-lain.
A. Tanggapan dari Sudut Sosiologis
 Perlu diperhitungkan beban yang akan dipikul
oleh masyarakat yang akan ditimbulkan oleh suatu
Peraturan Perundang-undangan, baik dampak
negatif dan positifnya.
Contoh : - Tata cara perizinan yang berbelit-belit dan
membebani masyarakat.
- Peran atau kesempatan untuk mendapatkan akses dan partisipasi yang setara terhadap setiap sumber daya.
A. Tanggapan dari Sudut Substansi
(Materi Muatan)
 Apakah





isi suatu Rancangan Peraturan
Perundang-undangan sudah sesuai dengan teori
materi muatan peraturan perundang-undangan ?
(Asas materi muatan:
Undang-Undang;
Peraturan Pemerintah;
Peraturan Presiden;
Peraturan Daerah; atau
Peraturan Lembaga Negara).
A. Tanggapan dari Sudut Teknis dan Bahasa
Perundang-undangan
 Apakah
Peraturan
Perundang-undangan
tersebut sudah tunduk dalam kaidah Bahasa
Indonesia/ Bahasa Perundang-undangan ?
 Bagaimana
dengan
frase/frasa,
peristilahan /terminologi, definisi ?
diksi,
 Bagaimana dengan susunan kalimat norma yang
harus berisi larangan, kebolehan, suruhan dan
atau pengecualian ?
I. Tanggapan secara khusus
(berbasis Gender)
 Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan
PKG sebagai Tools (Pisau/alat Analisis) sebagai berikut :
• Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang akan dikritisi,
kita cermati terlebih dahulu secara substantif (Materi Muatan)
yang akan mengatur masalah apa dan keterkaitannya dengan
Hak Konstitusional yang mana ...? (berdasarkan 40 Hak
Konstitusional dalam 14 Rumpun Hak).
Misal : RUU tentang Pendidikan Tinggi atau Raperda
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Bebas Biaya.
Maka keterkaitan antara draft tersebut dengan Hak
Konstitusional yaitu : Hak atas Pendidikan, maka dalam matriks
terdapat didalam Rumpun Hak No.3 “Hak untuk
Mengembangkan Diri” atau 40 Hak Konstitusional No.5 “Hak
untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasar pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya” atau Pasal 28 C Ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
•
Setelah menentukan keterkaitan dengan salah satu hak,
langkah berikutnya adalah mengkritisi pasal demi pasal atau
ayat demi ayat) dengan Indikator Akses dan Partisipasi saja
dari Hak tersebut sebagaimana terurai dalam kolom matriks
“PKG dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan”.
Misal : RUU tentang Pendidikan Tinggi, apakah indikator
Akses sebagaimana terurai dalam matriks PKG yang
menentukan rambu antara lain “adanya standardisasi
kurikulum, ujian dan pengajar yang sama bagi perempuan
dan laki-laki” sudah terakomodir/terimplementasi dalam
suatu rumusan pasal dan/atau ayat-nya...? Begitu pula dalam
Raperda tentang Pendidikan Dasar Bebas Biaya, apakah
indikator Akses yang menentukan rambu antara lain “hak
setiap anak perempuan dan laki-laki untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
diri” sudah terakomodir/terimplementasi dalam suatu
rumusan pasal dan/atau ayat-nya...?
Selanjutnya, masih dalam RUU tentang Pendidikan
Tinggi, apakah indikator Partisipasi sebagaimana terurai
dalam matriks PKG yang menentukan rambu antara lain
“memiliki dan meraih kesempatan untuk mengikuti
program-program pendidikan baik formal maupun non
formal” sudah terakomodir/terimplementasi dalam suatu
rumusan pasal dan/atau ayat-nya...?
Begitu pula dalam Raperda tentang Pendidikan Dasar
Bebas Biaya, apakah indikator Akses yang menentukan
rambu antara lain “setiap anak perempuan dan laki-laki
berhak dan berdaya, untuk turut menentukan pendidikan
dan pengajaran sesuai dengan tingkat kecerdasannyadan
sesuai
dengan
minat
dan
bakatnya”
sudah
terakomodir/terimplementasi dalam suatu rumusan pasal
dan/atau ayat-nya...?
a) Bila dalam suatu rumusan pasal dan/atau ayat berdasarkan
hasil deteksi/analisis melalui indikator PKG Akses dan
Partisipasi diketemukan rumusan yang tidak sesuai atau malah
bertentangan, maka perlu dijelaskan ketidaksesuaian atau
ketidakjelasan tersebut dengan rambu indikator, contoh :
Pasal 12
Terhadap permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 bagi anak perempuan yang belum memenuhi syarat
berusia 7 (tujuh) tahun, Kepala sekolah berhak menolak yang
bersangkutan untuk menjadi calon siswa baru.
Rumusan Pasal 12 :
Disarankan frasa “bagi anak perempuan” diubah menjadi “bagi
setiap anak”. Dengan demikian baik anak laki-laki maupun
anak perempuan yang belum berusia 7 tahun tidak
dimungkinkan untuk menjadi calon siswa baru.
Bila memungkinkan dapat pula rumusan Pasal 12 tersebut
langsung diperbaiki atau sempurnakan, misalnya :
Disarankan frasa “bagi anak perempuan” diubah menjadi
“bagi setiap anak”. Dengan demikian baik anak laki-laki
maupun anak perempuan yang belum berusia 7 tahun tidak
dimungkinkan untuk menjadi calon siswa baru, sehingga
rumusannya menjadi:
Terhadap permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 bagi setiap anak yang belum memenuhi syarat
berusia 7 (tujuh) tahun, Kepala sekolah berhak menolak yang
bersangkutan untuk menjadi calon siswa baru.
e)Selanjutnya, format atau bentuk dari sistematika Tanggapan
terhadap Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut :
TANGGAPAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANG
TENTANG
..................................................................................
Setelah mencermati dan menganalisis Rancangan Peraturan Perundangundangan tentang ... baik secara substansi maupun teknik penyusunan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Parameter
Kesetaraan Gender sebagai pisau/alat analisisnya, kami sampaikan
Tanggapan sebagai berikut :
•
•
UMUM.
KHUSUS.
Demikian Tanggapan yang dapat kami sampaikan, harap menjadi
periksa...!
Tim Tanggapan Rancangan
Peraturan Peraturan Perundang-undangan,
Ketua,
Sekretaris,
•
•
Selanjutnya, untuk Indikator Kontrol dan Manfaat digunakan
untuk mendeteksi atau menganalisis pelaksanaan Peraturan
Perundang-undangan yang telah disahkan dan/atau
ditetapkan serta diundangkan.
Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan dapat dianalisis
dengan rambu yang ada didalam Indikator Kontrol dan
Manfaat, apakah Peraturan Perundang-undangan telah sesuai
didalam dengan rambu.
Download