Bab 2 - e

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bakteri
2.1.1 Karakteristik Bakteri
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti
tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebutkan sekelompok
organisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berkembang
biak dengan pembelahan diri, serta memiliki ukuran yang kecil sehingga hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop (Dwidjoseputro, 2010 : 22).
Bakteri berukuran sangat kecil mempunyai diameter kira-kira 0,5-1,0 μm dan
tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Bakteri terkecil dengan diameter 0,1 μm
dan yang terbesar adalah cyanobacteria mempunyai sel dengan panjang 60 μm
(Suharni,dkk., 2007 : 59).
Walaupun bakteri sangat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler, suatu piringan
yang diukir dengan garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis tersebut ditentukan
sebelumnya dengan berpedoman mikrometer objektif. Pemeriksaan bakteri melalui
mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler akan menampakkan garisgaris yang sudah diketahui ukurannya diatas mikrobia yang diperiksa, sehingga
panjang dan lebar sel dapat ditentukan. Pengukuran menunjukkan bahwa
diperkirakan 1012 bakteri mempunyai berat 1 gram. Paling banyak bakteri diperiksa
dengan perbesaran 1000 kali (Suharni,dkk., 2007 : 60).
10
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
11
Karakteristik umum dari sel bakteri adalah dilihat dari ukuran, bentuk, dan
struktur. Sel bakteri dapat berbentuk seperti bulat (coccus), batang (bacillus), dan
spiral. Sel bakteri yang berbentuk bulat atau elips dinamakan coccus. Sel bakteri
yang berbentuk batang atau silindris dinamakan bacillus dan ada yang membentuk
rantai. Sedangkan, bakteri spiral, atau spirilium biasanya ditemui sebagai individu sel
yang tidak saling berlekatan, misalnya spiroseta, diantaranya menyebabkan penyakit
berbahaya pada manusia. Beberapa contoh, spirilium berukuran pendek, spiralnya
berpilin ketat yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan
lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut bakteri koma atau vibrio
(Pelczar dan Chan, 1987 : 101).
Pengamatan bakteri dapat dilakukan secara individual, maupun berkelompok
dalam bentuk koloni. Apabila bakteri dikultivasi dalam medium yang tidak cair,
maka terbentuklah suatu kelompok bakteri yang biasa disebut koloni. Bentuk-bentuk
koloni beragam dari setiap spesies, bentuk itulah yang merupakan suatu ciri khas dari
spesies tertentu. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya
permukaan dan warna koloni merupakan sifat yang diperlukan dalam menentukan
identifikasi suatu spesies. Warna bakteri akan tampak, jika bakteri diamati dalam
kelompok. Kebanyakan, bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, abu-abu,
kekuning-kuningan atau hampir bening, dll. Ada beberapa spesies yang memerlukan
fosfat, dan ada spesies yang memerlukan sulfat guna menimbulkan pigmentasi
(Dwidjoseputro,2010 : 34).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
12
Sifat-sifat dalam koloni perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di
permukaan medium yaitu besar kecilnya koloni, ada koloni yang hanya berupa titik,
ada yang melebar sampai menutup permukaan medium. Bentuk koloni ada yang
bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, dan ada yang tepinya tidak rata.
Kenaikan permukaan, ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada yang
timbul yaitu menjulang tebal diatas permukaan medium. Halus kasarnya permukaan,
ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang permukaannya kasar, atau tidak
rata. Kontur permukaan, ada yang mengkilat permukaannya, dan ada pula yang
suram. Warna koloni bakteri, kebanyakan berwarna keputihan atau kekuningkuningan, akan tetapi ada pula koloni yang berwarna kemerah-merahan, jingga,
coklat, biru, hijau, dan ungu. Kepekatannya, ada koloni yang lunak seperti mentega
dan ada pula yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 2010 : 51).
2.1.2 Biokimia Bakteri
2.1.2.1 Hidrolisis Amilum
Banyak bakteri yang memproduksi enzim hidrolase. Enzim ini mengkatalisis
penguraian molekul organik menjadi molekul lebih sederhana dengan bantuan air.
Molekul amilum terdiri dari dua konstituen amilosa, sebuah rantai polimer glukosa
yang tidak bercabang (200 hingga 300 unit) dan amilopektin, sebuah polimer yang
bercabang (Prescott, 2002 :139).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
13
2.1.2.2 Fermentasi Karbohidrat
Fermentasi adalah suatu proses biokimia yang menghasilkan energi dimana
molekul organik menyediakan baik itu sebagai akseptor elektron maupun donor
elektron. Kemampuan mikroorganisme untuk memfermentasikan karbohidrat dan
produk yang dihasilkan sangatlah berguna dalam tahap identifikasi. Karbohidrat
dapat terfermentasi dalam jumlah yang berbeda tergantung pada mikroorganisme
yang terlibat. Sebagai contoh, bila bakteri fermentasi tumbuh pada medium cair yang
mengandung glukosa, mereka akan memproduksi asam organik sebagai produk dari
fermentasi.
Mikroorganisme menghasilkan berbagai produk pada proses fermentasi
glukosa. Produk yang dihasilkan ini tergantung dengan karakteristik mikroorganisme
dan dapat digunakan sebagai bahan identifikasi (Prescott, 2002 : 127).
2.1.2.3 Produksi Hidrogen sulfida
Protein yang kaya akan sulfur dan mengandung asam amino seperti cysteine.
Ketika protein terhidrolisis oleh bakteri, asam amino dihasilkan dan menjadi nutrisi.
Cysteine, dalam bentuk cystein desulfurase, kehilangan atom sulfurnya melalui
penambahan hidrogen dari air untuk membentuk hidrogen sulfida. Gas hidrogen
sulfida dapat diproduksi melalui reduksi anorganik sulfur yang mengandung
senyawa, seperti : thiosulfate, sulfate, atau sulfit. Sebagai contoh, ketika bakteri
tertentu mengambil sodium thiosulfate, mereka dapat mereduksinya menjadi sulfit
dengan menggunakan enzim thiosulfate reductase, dengan cara membebaskan gas
hidrogen sulfida (Prescott, 2002 : 147).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
14
2.1.2.4
Produksi Indol, Perbedaan pH, Fermentasi
Pemanfaatan Sitrat pada Biokimia Bakteri
Identifikasi
bakteri
enterik
merupakan
hal
yang
Glukosa,
penting
dan
dalam
mendeterminasi penyakit yang disebabkan makanan ataupun minuman. Banyak
bakteri yang ditemukan merupakan famili dari Enterobacteriaceae. Bakteri ini
merupakan bakteri gram negatif, pendek, dan nonsporing bacilli. Bakteri ini terbagi
menjadi dua subdivisi yaitu lactoce fermenters dan nonfermenters. Diferensiasi dan
identifikasi entric ini dapat dilakukan dengan melakukan uji IMVIC (Indole, Methyle
red, Voges-Proskauer, dan Citrate).
Asam amino tryptophan dapat ditemukan pada hampir semua protein. Bakteri
yang mengandung enzim tryptophanase mampu menghidrolisis tryptophan menjadi
produk metaboliknya yang dinamakan indol, asam piruvat, dan amonia. Bakteri
menggunakan asam piruvat dan amonia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sementara
indol tidak digunakan dan terakumulasi dalam medium (Prescott, 2002 : 154).
Semua bakteri enterik mengkatabolisis glukosa untuk kebutuhan energi;
namun, produk akhir bervariasi tergantung dengan enzim yang terdapat pada bakteri
tersebut. Indikator pH yaitu methyle red mendeteksi perubahan pH kearah pH asam
sebagai hasil dari produk akhir yang bersifat asam seperti lactic, acetic, dan formic
acid. Uji ini mampu membedakan antara Escherichia coli (mixed acid fermenter) dan
Escherichia aerogenes (butanediol fermenter). Mixed acid fermenter seperti E. coli
menghasilkan campuran asam fermentasi yang akan membuat medium menjadi
berkondisi asam. Butanediol fermenter seperti E. aerogenes membentuk butanediol,
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
15
acetoin, dan sedikit asam organik, pH medium tidak serendah pada mixed acid
fermentation (Prescott, 2002 : 154).
Uji
Voges-Proskauer
bertujuan
untuk
mengenali
bakteri
yang
memfermentasikan glukosa, mengacu pada 2,3-butanediol yang terakumulasi pada
medium. Penambahan 40 % KOH dan 5 % larutan alpha-naphthol dalam ethanol
absolut (reagen barrit) akan mendeteksi keberadaan acetoin (sebuah prekursor pada
proses sintesis 2,3-butanadiol) (Prescott, 2002 : 127).
Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sitrat sebagai sumber
karbon tunggal untuk kebutuhan energi. Kemampuan ini tergantung pada keberadaan
citrate permease yang memfasilitasi transpor sitrat. Di dalam bakteri, sitrat dikonversi
menjadi asam piruvat dan karbon dioksida. Ketika bakteri mengoksidasi sitrat, bakteri
memusnahkan sitrat dan membebaskan karbon dioksida. Karbon dioksida
berkombinasi dengan sodium dan air untuk membentuk sodium karbonat, sebuah
produk alkalin (Prescott, 2002 : 155).
2.1.2.5 Hidrolisis Gelatin
Bakteri tertentu mampu menghidrolisis gelatin dengan mensekresikan enzim
proteolitik yang dinamakan gelatinase. Hasilnya berupa asam amino yang kemudian
dapat digunakan sebagai nutrisi untuk bakteri. Kemampuan beberapa bakteri dalam
mencerna gelatin merupakan karakteristik yang penting untuk diferensiasi bakteribakteri tersebut. Sebagai contoh, ketika tumbuh dalam metia gelatin, Clostridium
perfringens menyebabkan percairan, sementara Bacteroides fragiilis tidak. Hidrolisis
gelatin bisa juga digunakan untuk menaksir patogenitas bakteri tertentu. Produksi
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
16
gelatin terkadang dapat dikorelasikan dengan kemampuan bakteri untuk mengolah
kolagen jaringan serta menyebarkannya ke seluruh tubuh inang (Prescott, 2002 : 165).
2.1.2.6 Aktivitas Katalase
Beberapa bakteri mengandung flavoprotein yang mereduksi oksigen,
menghasilkan hidrogen peroksida, atau superoksida. Hidrogen peroksida dan
superoksida bersifat toksik karena secara kuat mampu mengoksidasi dan
memusnahkan konstituen seluler secara cepat. Banyak bakteri yang memiliki enzim
guna proteksi terhadap produk toksik. Bakteri obligat aerob dan bakteri fakultatif
anaerob
biasanya
mengandung
enzim
peroksida
dismutase
yang
mampu
mengkatalisis penghancuran oleh hidrogen peroksida (Prescott, 2002 : 169).
2.2 Pakaian Bekas Import
Pakaian bekas import adalah baju-baju sisa penjualan dari pabrik garment dan
departement store yang ditumpuk dalam jangka waktu yang lama dan dijual kembali
oleh pihak-pihak tertentu atau baju yang sudah tidak dipakai pemiliknya. Penampilan
baju bekas diidentikkan dengan salah satu gaya fashion vintage. Di Inggris, gaya
berpakaian bekas (second hand dress) banyak dikenakan oleh kelompok indie
(independent) dan para mahasiswa di tahun 1980-an dan 1990-an. Mereka biasanya
mengenakan t-shirt bekas, jumper, ataupun jaket bekas dari kain wol. Di Indonesia,
konsumen terbesar baju-baju bekas adalah anak muda. Banyak jenis yang dijual di
toko macam ini, mulai dari kaos, hem, jaket, celana panjang, tas hingga sampai
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
17
selimut tebal dan bed cover. Harga barang yang dijual dikota-kota dekat dengan
pelabuhan jauh lebih murah dibandingkan dengan kota-kota lain (Rizky, 2012 : 20).
Pakaian vintage adalah istilah yang khas digunakan untuk pakaian baru
ataupun pakaian tangan kedua yang berasal dari era sebelumnya. Secara umum,
pakaian yang diproduksi sebelum tahun 1920-an disebut pakaian antik, dan pakaian
dari tahun 1920 sampai 1960-an disebut pakaian vintage. Pakaian yang dianggap
vintage adalah pakaian yang sebelumnya telah dipakai, namun representasinya kecil.
Pakaian vintage ini sering diperoleh dari stok lama, dan lebih berharga dari pakaian
(model) vintage yang telah direproduksi, terutama jika pakaian vintage masih
memiliki tag asli. Hal ini dinamakan deadstock/ stok lama baru (NOS ; new old
stock), walaupun memiliki banyak kekurangan yaitu faktor waktu. Adapun tempat
yang menyediakan pakaian vintage adalah toko baju import bekas (Rizky, 2012 : 20).
2.3 Bakteri Penyebab Penyakit
Bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia, seperti terlihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Bakteri Penyebab Penyakit pada Manusia
No.
Bakteri
1. Stapylococcus aureus
2.
Streptococcus pneumoniae
3.
Haemophilus influenzae
Penyakit yang Disebabkannya
Bakterimia (beredarnya bakteri dalam
darah), radang paru-paru, infeksi telinga
Meningitis (radang selaput otak), radang
paru-paru, infeksi telinga
Meningitis, infeksi telinga, radang paruparu, sinusitis (radang sinus), epiglotitis
(radang anak tekak)
Bersambung ke halaman 18
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
18
Sambungan Tabel 2.1
4.
Pseudomonas aeruginosa
5.
Klebsiella pneumoniae
6.
7.
Mycobacterium tuberculosis
Enterococcus
8. Neisseria gonorrhoesae
9. Plasmodium falciparum
10. Shigella dysentriae
11. Escherichia coli
12. Salmonella
(Sumber : Wisnu, 2008 : 273-274).
Bakterimia, radang paru-paru, infeksi
saluran kencing
Bakterimia, radang paru-paru, infeksi
saluran kencing dan infeksi pada luka
operasi
Tuberculosis (TBC)
Bakterimia, infeksi operasi bedah, dan
saluran kencing
Gonorrhea
Malaria
Diare yang serius
Diare yang parah atau berdarah
Diare yang parah
Berikut penjelasan dari bakteri penyebab penyakit pada manusia adalah
1. Stapylococcus aureus
Staphylococcus
aureus merupakan patogen utama untuk manusia. S.
aureus bersifat koagulase positif, yang membedakannya dari spesies yang lain.
Hampir setiap orang akan mengalami beberapa jenis infeksi S. aureus sepanjang
hidup, dengan kisaran keparahan dari keracunan makanan atau infeksi kulit
minor hingga infeksi berat yang mengancam jiwa. Kokus tunggal, berpasangan,
berempat dan membentuk rantai juga tampak pada kultur likuid. Kokus muda
berwarna gram positif kuat, pada proses penuaan, banyak sel menjadi gram
negatif. Staphylococcus bersifat nonmotil dan tidak membentuk spora. Dalam
pengaruh obat, eperti penisilin, Staphylococcus mengalami lisis.
Staphylococcus tumbuh dengan mudah pada sebagian besar media
bakteriologis dengan kondisi aerob atau mikroaerofilik. Tumbuh paling cepat
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
19
pada 37o C, tetapi membentuk pigmen paling baik pada temperatur ruang (2025oC). Koloni pada media solid berbentuk bulat, halus, timbul dan mengkilat. S.
aureus biasanya membentuk koloni berwarna abu-abu hingga kuning emas pekat.
Berbagai tingkat hemolisis ditimbulkan oleh S. aureus dan kadang-kadang oleh
spesies lainnya (Brooks et al, 2012 : 194).
Staphylocococcus menghasilkan katalase yang mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Uji katalase membedakan Staphylococcus
yang positif, dari Streptococcus yang negatif (Brooks et al, 2012 : 196).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi S. aureus adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Micrococcaceae
: Staphylococcus
: Staphylococcus aureus
Gambar S. aureus dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Staphylococcus aureus (Sumber : LG Harris et al, 2002)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
20
2. Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumoniae merupakan diplokokus gram positif, sering
berbentuk seperti lanset atau tersusun dalam bentuk rantai yang memiliki kapsul
polisakarida sehingga memungkinkan untuk menentukn tipe bakteri ini dengan
menggunakan antiserum spesifik. Pneumokokus mudah dihancurkan oleh agen
aktif-permukaan yang mungkin menghentikan atau menonaktifkan inhibitor
autosilin dinding sel. Pneumokokus merupakan penghuni normal saluran napas
atas pada 5-40% manusia dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis,
bronkitis, bakteremia, meningitis, dan infeksius lainnya.
Pneumokok membentuk koloni bulat kecil, pada awalnya berbentuk kubah
dan kemudian membentuk plato sentral dengan tepi meninggi. Pneumokokus
bersifat hemolitik-α pada agar darah. Pertumbuhan dipacu oleh CO2 5-10%
(Brooks et al, 2012 : 213).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi S. pneumoniae adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Lactobacillaceae
: Streptococcus
: Streptococcus pneumoniae
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
21
Gambar S. pneumoniae dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Streptococcus pneumoniae (Sumber : M. Kilian, 2012)
3. Haemophilus influenzae
Haemophilus influenzae adalah organisme yang berbentuk kokus atau
basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandengan. Bergerak atau diam. Bakteri
yang bersifat patogen terdapat di lapisan lendir manusia dan hewan. Bakteri ini
menyebabkan penyakit influenza (Dwidjoseputro, 1990 : 133).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi H. influenzae adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Parvobacteriaceae
: Haemophilus
: Haemophilus influenzae
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
22
Gambar H. influenzae dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Haemophilus influenzae (Sumber : CDC, 2016)
4. Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42oC,
kemampuannya untuk tumbuh pada suhu 42oC membantu membedakannya dari
spesies Pseudomonas lain dari grup fluoresens. Bakteri tersebut bersifat oksidase
positif. P. aeruginosa tidak memfermentasikan karbohidrat, tetapi banyak galur
yang mengoksidasi glukosa. Identifikasi P. aeruginosa biasanya didasarkan pada
morfologi koloni, kepositifan oksidase, adanya pigmen khas, dan pertumbuhan
pada suhu 42oC. Pembedaan P. aeruginosa dari pseudomonas lain yang
berdasarkan aktivitas biokimia memerlukan pengujian dengan berbagai substrat
(Brooks et al, 2012 : 240).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
23
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi P. aeruginosa adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Schizomycetes
: Bacteria
: Pseudomonadales
: Pseudomonadaceae
: Pseudomonas
: Pseudomonas aeruginosa
Gambar P. aeruginosa dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Pseudomonas aeruginosa (Sumber : H Tang et al, 1995)
5. Klebsiella pneumoniae
Spesies Klebsiella memperlihatkan pertumbuhan yang mukoid, dengan
kapsul polisakarida yang besar, dan nonmotil, biasanya memberikan hasil positif
pada pemeriksaan lisin dekarboksilase dan sitrat. Sebagian besar spesies
Enterobacter memberikan hasil positif pada pemeriksaan motilitas, sitrat, dan
ornithine decarboxylase, serta menghasilkan gas dari glukosa. Klebsiella
umumnya menghasilkan reaksi Voges-Proskauer yang positif (Brooks et al, 2012
:224).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
24
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi K. pneumoniae adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Enterobacteriaceae
: Klebsiella
: Klebsiella pneumoniae
Gambar K. pneumoniae dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Klebsiella pneumoniae (Sumber : Johansson E.K and Eriksson L., 2011)
6. Mycobacterium tuberculosis
Pada jaringan, basil tuberkulosis berupa batang lurus dan tipis berukuran
sekitar 0,4 × 3µm. Pada media artifisial, bakteri ini memiliki bentuk kokoid dan
filamentosa yang terlihat dalam berbagai morfologi dari satu spesies ke spesies lain.
Mikobakteri tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok bakteri gram positif
maupun gram negatif. Ketika diwarnai dengan pewarnaan dasar, bakteri tersebut
tidak dapat dihilangkan warnanya dengan alkohol, kecuali dengan iodin. Basil
tuberkulosis sejati ditandai oleh “sifat tahan asam” yaitu etil alkohol 95% yang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
25
mengandung asam hidroklorida (asam-alkohol) dengan cepat menghilangkan warna
semua bakteri kecuali mikobakteri (Brooks et al, 2012 :302).
Mikobakteri adalah bakteri aerob obligat dan memperoleh energi dari oksidasi
banyak senyawa karbon sederhana. Peningkatan tekanan CO2 meningkatkan
pertumbuhan bakteri. Aktifitas biokimianya tidak khas, dan kecepatan pertumbuhan
mikobakteri jauh lebih lambat daripada sebagian besar bakteri. Waktu pembelahan
basil tuberkulosis adalah sekitar 18 jam. Bentuk saprofit cenderung untuk tumbuh
lebih cepat, berproliferasi baik pada suhu 22-33oC, menghasilkan lebih banyak
pigmen, dan kurang tahan asam dibanding bentuk patogenik (Brooks et al, 2012 :
304).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi M. tuberculosis adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Actinomycetales
: Mycobacteriaceae
: Mycobacterium
: Mycobacterium tuberculosis
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
26
Gambar M. tuberculosis dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Mycobacterium tuberculosis (Sumber : Janice Haney Carr, 2016)
7. Enterococcus
Enterococcus
biasanya
diidentifikasi
melalui
sifatnya
dan
bukan
berdasarkan reaksi imunologis dangan antiserum spesifik grup. Enterococcus
merupakan bagian dari flora normal enterik. Enterococcus biasanya bersifat
nonhemolitik, tetapi terkadang hemolitik-α. Bakteri ini bersifat PYR-positif.
Enterococcus dapat tumbuh dalam empedu dan menghidrolisis eskulin (eskulin
empedu-positif). Mereka tumbuh dalam NaCl 6,5%. Enterococcus tumbuh
dengan baik pada suhu antara 10oC dan 45oC (Brooks et al, 2012 : 216).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi Enterococcus adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Lactobacillaceae
: Enterococcus
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
27
Gambar Enterococcus dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Enterococcus (Sumber : Anonim 2015a)
8. Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae hanya mengoksidasi glukosa dan berbeda secara
antigenik dari Neisseria lainnya. N. gonorrhoeae biasanya menghasilkan koloni
yang lebih kecil daripada neisseria lainnya. N. gonorrhoeae yang membutuhkan
arginin, hipoxantin, dan urasil cenderung tumbuh paling lambat pada kultur
primer. N. gonorrhoeae yang diisolasi dari spesimen klinis atau yang didapat
melalui subkultur selektif mempunyai koloni kecil tipikal yang mengandung
bakteri berpili. Pada subkultur tidak selektif, juga dibentuk koloni yang lebih
besar yang mengandung bakteri tidak berpili (Brooks et al, 2012 : 275).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
28
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi N. gonorrhoeae adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Neisseriaceae
: Neisseria
: Neisseria gonorrhoeae
Gambar N. gonorrhoeae dapat dilihat pada Gambar 2.8.
q
.
Gambar 2.8 Neisseria gonorrhoeae (Sumber : Anonim, 2015b)
9. Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum merupakan spesies yang paling patogenik diantara
plasmodium lainnya. P. falciparum menyerang sel darah merah pada semua usia
sel, termasuk induk sel eritropoietik di dalam sumsum tulang sehingga derajat
parasitemia dapat sangat tinggi. P. falciparum juga menyebabkan sel darah
merah yang diserangnya menghasilkan sejumlah tonjolan sehingga menempel ke
permukaan endotel pembutuh darah yang menyebabkan obstruksi, trombosis dan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
29
iskemia lokal. Oleh karena itu, infeksi P. falciparum jauh lebih berat daripada
infeksi yang lain, dengan derajat keparahan yang lebih tinggi dan sering kali
komplikasi yang mematikan. Pada infeksi P. falciparum yang berat, kerusakan
ginjal menyebabkan oliguria dan munculnya silinder, protein dan sel darah merah
dalam urine (Brooks et al, 2012 :708).
Menurut Anonim (2008), klasifikasi P. falciparum adalah sebagai berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Genus
Spesies
: Nematoda
: Sporozoa
: Haemosporidia
: Plasmodium
: Plasmodium falciparum
Gambar P. falciparum dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Plasmodium falciparum (Sumber : DPDx 2016)
10. Shigella dysentriae
Shigella bersifat nonmotil dan biasanya tidak memfermentasi laktos, tetapi
memfermentasi karbohidrat lain, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan
gas. Bakteri ini menghasilkan H2S. Spesies Shigella dysentriae dan spesies
Shigella lainnya kerabat dekat dengan E. coli. Sebagian besar memiliki antigen
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
30
yang sama satu dengan yang lain dan dengan bakteri enterik lain (Brooks et al,
2012 : 226).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi S. dysentriae adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Enterobacteriaceae
: Shigella
: Shigella dysentriae
Gambar S. dysentriae dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Shigella dysenteriae (Sumber : Kunkel, Dennis 2016)
11. Escherichia coli
Escherichia coli secara khas memberikan hasil positif pada uji indol, lisin
dekarboksilase, dan fermentasi manitol, serta menghasilkan gas dari glukosa.
Suatu isolat dari urine dapat diidentifikasi dengan cepat sebagai E. coli melalui
gambaran hemolisis pada agar darah, morfologi koloni yang khas dengan aneka
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
31
warna “berkilau” pada medium diferensial seperti agar EMB, dan uji bercak
indol yang positif. Lebih dari 90% isolat E. coli memberikan hasil positif untuk
glukuronidase-β
dengan
menggunakan
substrat
4-methylumbelliferyl-β-
glucuronide (MUG). Isolat dari lokasi anatomis selain urine, dengan sifat yang
khas sering kali dapat dipastikan sebagai E. coli dengan hasil pemeriksaan MUG
yang positif (Brooks et al, 2012 : 224)
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi E. coli adalah sebagai berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Enterobacteriaceae
: Escherichia
: Escherichia coli
Gambar Escherichia coli dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Escherichia coli (Sumber : P Vo, 2010)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
32
12. Salmonella
Salmonella adalah batang motil yang memiliki ciri khas memfermentasi
glukosa dan manosa tanpa menghasilkan gas, tetapi tidak memfermentasi laktosa
atau sukrosa. Sebagian besar Salmonella menghasilkan H2S. Bakteri ini sering
kali patogenik terhadap manusia ata hewan jika tertelan (Brooks et al, 2012 :
226).
Menurut Dwidjoseputro (1990), klasifikasi Salmonella adalah sebagai
berikut :
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Protophyta
: Bacteria
: Eubacteriales
: Enterobacteriaceae
: Salmonella
Gambar Salmonella dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Salmonella sp.
(Sumber : Medscape 2016)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a936e
33
Di antara dua belas bakteri yang kebal tersebut, bakteri Stapylococcus aureus
merupakan raja bakteri kebal yang paling mencemaskan dunia kesehatan. Tidak ada
antibiotik yang dapat berhasil memberantas bakteri ini yang kebal terhadap
Vancomycin. Stapylococcus aureus sangat patogen, menyebabkan infeksi berat pada
individu yang tadinya sehat. Bakteri Stapylococcus dapat menyebabkan radang paruparu, yang disebut Pneumonia staphylococcus. Pneumonia jenis ini cenderung terjadi
pada orang yang sangat muda, sangat tua, dan orang yang sudah lemah karena
mengalami penyakit lain. Juga cenderung terjadi pada peminum alkohol. Angka
kematian akibat Pneumonia staphylococcus adalah sebesar 15-40%, karena penderita
P. staphylococcus biasanya sudah memiliki penyakit yang serius (Wisnu, 2008 : 273274).
Download