bab ii kajian pustaka

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art
Judul
Penelitian
1.
James.
Teori
Metodologi
R. - Internet
Situmorang.
- New Media
Pemanfaatan
Hasil
- Kualitatif
new media atau internet
- Metode
telah dimanfaatkan oleh
Deskriptif
semua ilmu pengetahuan
Internet
dan oberkaitan dengan
Sebagai New
banyak
Media
kehidupan
Dalam
Internet
Bidang
menjadi
Politik,
informasi
yang
Bisnis,
akan
berkembang
Pendidikan
sebagaimana yang sudah
Dan
terjadi selama ini.
Sosial
Budaya
7
bidang
manusia.
juga
akan
teknologi
terus
8
2.
Dina
- Teori
Priyanti
Difusi
Inovasi
Sabar.
- Pendekatan
Malam Minggu Miko
kualitatif
berawal dari sebuah web
- Teknik
series yang ditayangkan
Inovasi
wawancara
di
Youtube.
Proses
dan observasi
adalah
Youtube
social
media
Produksi
berbentuk
video
Serial
bisa
sharing
“Malam
banyak orang. Saat ini
Minggu
social
Miko”
di
yang
ke
media
seperti
Twitter
Di
Youtube
dan
Kompas TV
memang
menjadi
Dalam
lifestyle
remaja.
Membidik
karena itu tidak mungkin
Segmen
serial di buat panjang-
Penonton
panjang seperti sinetron,
Remaja
karena tidak mungkin
ciri
Oleh
juga oang duduk lamalama di depan Youtube.
3
Dina
-
- Kualitatif
Proses Produksi Program
Febriyana.
Shannon and - Deskriptif
Talk Show “Redaksi 8”
Proses
Weaver
memiliki
Proses
tahapan
Program
Produksi
sesuai
Talk
Program
proses produksi program
Talkshow
acara yang terdiri dari
Produksi
Show
“Redaksi 8”
-
Teori
beberapa
yang
telah
dengan
SOP
Pada
pra produksi, produksi
Televisi
dan pasca produksi.
Lokal Tepian
TV
Samarinda.
9
4
Zaenal
- Tahapan Proses
- -Kualitatif
Abidin.
Produksi
Proses
- Jurnalisme
proses
Televisi
tahap
Produksi
Dan
Vox-
Pop
Acara
Freeday
-
-Studi Kasus
Terwujudnya
program melalui tahapan
produksi
lain
internal
meeting
Di
yaitu
Pra-produksi
antara
untuk
membahas topik yang
Televisi
Lokal
suatu
akan
Sbo
diangkat
dalam
acara Freeday
TV Surabaya
4
Micky Lee. - Media
Television as - Teori televisi
a site, place,
and space.
- Pendekatan
kualitatif
- Metode
Televisi sudah menjadi
konsumsi
dari
observasi dan dunia,
dokumentasi
masyarakat
segala
penjuru
mempelajari
televisi secara singkat
adalah mempelajari isi
konten dan penerimaan
para
penonton
atau
target audience.
Gambar 2.1 State Of The ArT
2.2 Landasaran Teori
2.2.1 Komunikasi Massa
Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Komunikasi
(2013), komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media
massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak luas. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana
dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto, 2014), yakni komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is message communicated through a mass medium to a large
10
number of people). Ada beberapa definisi komunikasi massa menurut para ahli
lainnya:
1. Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang
tersebar.
2. Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling
luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
3. Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis
komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa
dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan
hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi.
Menurut Nurudin (2011), dalam komunikasi massa kita membutuhkan
gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau
kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu
ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio,
video tape, compact disk, buku). Berdasarkan beberapa definisi komunikasi massa
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa tidak lepas dari media
massa. Artinya, komunikasi massa adalah proses komunikasi yang disampaikan
secara luas melalui media massa (cetak maupun elektronik).
2.2.1.1 Proses Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi tatap
muka. Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses
komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1992), proses
komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2013):
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah luas, dan
diterima oleh massa yang besar pula.
11
2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka
aproses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator
sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.
3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator
dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar
dan bersifat sementara. Kalau terjadi kondisi emosional disebabkan karena
pemberitaan yang sangat agitastif, maka sifatnya sementara dan tidak
berlangsung lama dan tidak permanen.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non-pribadi) dan tanpa
nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi
siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan.
5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti, televisi dan radio
melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang
pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka
agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh rating, yaitu
bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada
pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebut akan dihentikan karena
dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar.
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas social memiliki dua
aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan,
kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak
diinginkan (Bungin, 2013). Sebagai aktivitas sosial masyarakat, komunikasi massa
juga memiliki fungsi, yaitu:
1. Fungsi Pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk
pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan
ini bisa berupa peringatan dan kontrol social maupun kegiatan persuasif.
12
Pengawasan dan kontrol social dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan fungsi persuasif
sebagai upaya member reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan
apa yang dilakukannya.
2. Fungsi Social Learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah
melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media
massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di
mana komunikasi massa itu berlangsung. Fungsi komunikasi massa ini
merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsifungsi paedagogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana
karena sifatnya, maka fungsi paedagogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif
antara individu tertentu saja.
3. Fungsi Penyampaian Informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi
utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.
Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan
kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif
tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
4. Fungsi Transformasi Budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsifungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi
massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah
komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersamasama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh
media massa. Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait
dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi
transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai baguan dari
budaya global.
13
5. Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan
fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburanm
terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsifungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi
komunikasi massa. Fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung
fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa.
2.2.1.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin (2011) adalah sebagai berikut:
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain
dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sistem.di
dalam sistem ada interdepensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan,
berinteraksi, dan berinterdepensi secara keseluruhan. Tidak bekerja nya unsur
akan memengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain.
Di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media
massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang. Menurut
Alexis. S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi
social yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak
ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam
komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi,
stasiun radio, majalah, atau penerbit buku). Media massa ini bisa disebut
organisasi social karena merupakan kumpulan beberapa individu yang
bertanggung jawab dalam proses komunikasi massa tersebut.
Sumber atau komunikator dalam komunikasi masssa terutama berisi
organisasi formal seperti jaringan ikatan atau kumpulan/kesatuan. Komunikasi
massa bukan produk seseorang, tetapi produk kelompok. Biasanya “birokrasi”
yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan (Gamble dan Gamble, 1986).
Jadi, jelas bahwa komunikator dalam komunikasi massa itu bukan perorangan,
tetapi lembaga atau institusi.
14
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena
elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya bisa
muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Dengan demikian,
komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai cirri sebagai
berikut, 1) kumpulan individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu
terbatasi perannya dengan system dalam media massa, 3) pesan yang disebarkan
atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur
yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk
mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam.
Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau
kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi.
Hebert
Blumer
pernah
memberikan
cirri
tentang
karakteristik
audience/komunikan sebagai berikut.
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen . artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari
asalnya, mereka berasal dari berasal dari berbagai kelompok dalam
masyarakat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di
samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu
orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesanpesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan
yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya
pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Misalnya televisi. Karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang
banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya,
15
sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab,
kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu.
Dalam surat kabar, artikel yang biasanya dikehendaki redaktur tidak
ilmiah, tetapi ilmiah popular. Ini dilakukan karena koran ditujukan untuk
umum, maka pesannya juga harus bersifat umum. Umum disini juga berarti
masalah rubrikasi. Artinya, sebuah koran tidak bisa hanya terdiri dari artikel
atau iklan. Koran harus umum dalam arti ada banyak ragam yang dimunculkan
dalam koran tersebut (misalnya teka-teki, gambar, karikatur, iklan, berita
pengumuman, kolom).
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Dalam media cetak, komunikasi hanya berjalan satu arah. Masyarakat
tidak bias langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media
massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya,
masyarakat mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubric surat
pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi
konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung
(delayed feedback).
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran
pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bias menikmati media massa
tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif. Majalah atau
media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi,
tetapi di luar kota baru pukul 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Namun,
harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati
secara bersamaan oleh para pembacanya. Tidak terkecuali bahwa pesan
tersebut (lewat surat kabar) disebar (didistibusikan) oleh media cetak secara
bersamaan pula. Hanya karena wilayah jangkauannya yang berbeda,
memungkinkan terjadi perbedaan penerimaan. Akan tetapi, komunikator dalam
media
massa
berupaya
menyiarkan
informasinya
secara
serentak.
Keserempakan ini sangat terasa jika mengamati media komunikasi massa lain
seperti internet. Melalui perantaraan media ini, pesan akan lebih cepat
disiarkan.
16
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuanperalatan teknis. Peralatan teknis
yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). Televisi disebut media massa yang saat ini tidak akan lepas dari
pemancar. Apalagi dewasa ini sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan
perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan
yang dilakukan media elektronik seperti televisi.
Radio juga sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay.
Pemancar adalah peralatan teknis yang dibutuhkan radio. Di dalam media surat
kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak dapat dianggap enteng. SCJJ tidak
akan terlaksanakan tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit
meskipun ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana seperti mesin
cetak. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan
media massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya
lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekepeer
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/
penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang
ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua
informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Gatekeeper antara lain adalah reporter, editor film/surat kabar/buku,
manajer pemberitaan, penjaga rubrik, cameramen, sutradara, dan lembaga
sensor film yang semuanya memengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas
dalam pesan-pesan dari media massa masing-masing. Gatekeeper ini juga
berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan
mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut
menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Gatekeeper sangat
menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. Keberadaan
gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki
17
media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper
menjadi keniscayaan dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
2.2.1.4 Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message),
saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (effect). Menurut Harold D.
Lasswell (dalam Wiryanto, 2006), unsur-unsur tersebut untuk memahami
komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan
dalam bentuk pertanyaan berikut ini.

Who

Says What

In Which Channel

To Whom

With What Effect
1. Unsur Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi
atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi
(institutionalized person). Yang dimaksud dengan institutionalized (lembaga
atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun video, televisi, studio
film, penerbit buku atau majalah. Adapun yang dimaksud dengan person
adalah redaktur surat kabar. Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya
dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara
atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas organisasi.
Yang menarik dari unsur who adalah menyangkut ownership dari
organisasi komunikasi. Dari sisi ini, yang penting bukan wartawan yang
menerima gaji setiap bulannya. Bukan pula sutradara atau pemain film. Bukan
juga penyiar yang meneruskan pesan-pesan komunikasi lewat pemancar radio
atau televisi. Bukan pula jurnalis media dotcom. Melainkan pemilik (the
owner) yang membayar mereka dalam melaksanakan kemauannya, berupa
tulisan atau keragman dalam surat kabar, film, acara-acara radio, programprogram televisi atau updating berita di media dotcom.
Dengan kata lain, pemilik organisasi atau pemilik modal menjadi orang
yang amat berkuasa. Si pemilik inilah yang sesungguhnya mempengaruhi
puluhan ribu, ratusan ribu atau jutaan pembaca surat kabar, pendengar radio,
penontot film, pemirsa televisi, atau pemakai internet.
18
2. Unsur What
Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada
masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau
jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan
komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat
menjangkau audience yang sangat banyak.
Charles
Wright
(1977)
memberikan
karakteristik
pesan-pesan
komunikasi massa sebagai, berikut:
a. Publicly
Pesan-pesan komunikasi pada umunya tidak ditujukan kepada per orang
secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau public.
Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang
sama, dan disampaikan secara publicly
b. Rapid
Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang
luas dalam waktu yang singkat serta simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat
secara missal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad.
c. Transient
Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi
kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan tujuan yang
bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film,
transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual merupakan
kekecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya,
pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable.
Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, suvisial, dan
kadang-kadang bersifat sensasional.
3. Unsur In Which Channel (Saluran atau Media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan
untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran
tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak apat menyebar secara tepat,
19
luas, dan stimulan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah
surat kabar, majalah, radio, film, televisi, dan media dotcom. Saluran yang
dimaksudkan di sini bukanlah aspek-aspek teknis media, melainkan aspek
psikologi
sosialnya.
Ciri-ciri
dari
masing-masing
media
adalah
membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan peranannya dalam kehidupan
social, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya.
4. Unsur To Whom (Penerima atau Mass Audience)
Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran
komunikasi massa. To Whom yang dimaksud adalah orang yang membaca
surat kabar, yang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang
mendengarkan berita radio, yang sedang menikmati film di bioskop atau
film televisi, dan orang yang sedang browsing internet. Menurut Charles
Wright, massa audience memiliki karakteristik-karateristik sebagai
berikut:
a. Large
Berapa besarnya mass audience adalah relatif. Ia bisa menyebar
dalam berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya menggunakan
prinsip bahwa pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat
mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak. Mereka
dapat tersebar di berbagai tempat yang relatif luas. Hal ini merupakan
pengertian large yang dimaksud oleh Charles Wright.
b. Heterogen
Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audience tertentu yang
eksklusif, melainkan untuk sasaran-sasaran yang menduduki berbagai
jenis posisi, seperti orang-orang dari berbagai tingkat umur, jenis
kelamin, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Dapat dikatakan
bahwa heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai
keragamannya.
c. Anonim
20
Anonim berarti bahwa anggota-anggota dari mass audience umumnya
tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya (vice
versa).
Anggota-anggots
dari
suatu
mass
audience
dapat
mengelompok berdasarkan kepentingan yang sama, minat yang sama,
pendapat yang sama, dan kesamaan lain yang berhubungan dengan
jenis-jenis pesanyang diterima.
Anita Taylor dan kawan-kawan (1980) menyimpulkan bahwa
khalayak mempunyai peranan aktif dalam memilih pesan komunikasi yang
diinginkan. Peran pembaca, pendengar, dan pemirsa sangat berpengaruh
terhadap proses persepsi selektif pesan komunikasi yang diterima. Taylor
dan kawan-kawan berpendapat bahwa komunikan akan melakukan
pemilihan pesan yang diterima dari media massa melalui mekanisme
pemilihan sebagai berikut:
1. Pemilihan terpaan (selective exposure): kecenderungannya hanya
memperhatikanpesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan sikap
dan kepentingannya.
2. Pemilihan perhatian (selective attention): kecenderungannnya hanya
memperhatikan pesan-pesan yang menarik dan sensasional sesuai
kebutuhannya.
3. Pemilihan persepsi (selective perception): kecenderungannya hanya
bersedia menginterpretasikan pesan-pesan yang konsisten atau sesuai
dengan sikap, dan keyakinannya.
4. Pemilihan ingatan (selective retention): kecenderungannya hanya mau
mengingat kembali mengenai pesan-pesan yang sesuai dengan sikap
dan keyakinannya.
5. Unsur With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Unsur ini sesungguhnya “lekat” pada unsur audience. Efek adalah
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat
dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan efek
atau perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan.
Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan
perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan.
21
Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil
dibandingkan jumlah khalayak secara keseluruhan dan sering hal itu tidak
mewakili seluruh khalayak. Oleh sebab itu, pengetahuan mass
communicator atau mass audience adalah sangat terbatas.
Posisi ketika efek komunikasi massa terbatas, disebut sebagai “The
low of minimal consequences.” Pemikiran mengenai efek terbatas media
massa ini merupakan kritik terhadap teori “Hypodermic Needle” yang
menyatakan bahwa media massa “All-powerful” terhadap khalayak.
Diabaikannnya pengaruh antarpribadi dalam teori “Hypodermic Needle”,
menyebabkan para penelitian memodifikasi efek langsung media massa
menjadi efek dua tahap.
Efek dua tahap mengasumsikan bahwa komunikasi massa bekerja
secara tidak langsung mempengaruhi orang. Informasi yang berasal dari
media massa diterima oleh pembawa pengaruh dan diperkuat. Informasi
yang telah diolah kembali tersebut diteruskan kepada masyarakat melalui
saluran komunikasi antarpribadi. Pembawa pengaruh biasanya mempunyai
pendidikan.formal dan status sosial-ekonomi yang lebih baik daripada
oang yang dipengaruhi.
Schramm dan Porter (1982) berpendapat bahwa efek dua tahap
terlalu sederhana, karena khalayak menerima informasi dari media massa
tanpa membutuhkan pendapat orang lain, bahkan dapat langsung
berhubugan dengan sumber informasi. Kritik Schramm dan Porter
melahirkan model efek multi tahap. Kedua orang itu melihat bahwa
informasi media massa mempengaruhi khalayak secara langsung atau
tidak langsung. Beberapa khalayak memperoleh pengaruh langsung dan
segera dari media massa.
2.2.2 Media Massa
Media massa adalah media komunikasi dan nformasi yang melakukan
penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal
pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa
(Bungin, 2013). Menurut JB. Wahyudi, media massa adalah sarana untuk
22
menyampaikan isi atau pesan atau pernyataan informmasi yang bersifat umum,
kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen
dan anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya berpusat pada isi pesan yang sama,
yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak memberikan arus balik secara
langgung pada saat itu. (Wiryanto, 2004)
2.2.1.1 Peran Media Massa
Menurut Bungin (2013), dalam menjalankan paradigmanya media massa
berperan:
a.
Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat
supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju.
b.
Media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka
dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat
yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat menjadi
masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi
dengan jujur kepada media massa.
c.
Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa
juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong
kebudayaan, katalisator perkembangan budaya
Secara lebih spesifik peran media massa saat ini lebih menyentuh persoalan-
persoalan yang terjai di masyarakat secara aktual, seperti:
a.
Harus lebih spesifik dan proporsional dalam melihat sebuah persoalan sehingga
mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana diharapkan
oleh masyarakat.
b.
Dalam memotret realitas, media massa harus fokus pada realitas masyarakat,
bukan pada potret kekuasaan yang ada di masyarakat itu, sehingga informasi
tidak menjadi propaganda kekuasaan, potret figur kekuasaan.
23
c.
Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan
pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi,
sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan
merugikan msyarakat.
d.
Media massa juga harus menjadi early warning system, hal ini terkait dengan
peran media massa sebagai media informasi, dimana lingkungan saat ini
menjadi sumber ancaman. Media massa menjadi sebuah sistem dalam sistem
besar
peringatan
terhadap
ancaman
lingkungan,
bukan
hanya
menginformasikan informasi setelah terjadi bahaya dari lingkungan itu.
e.
Dalam hal menghadapi ancaman masyarakat yang lebih besar seperti terorisme,
seharusnya media massa lebih banyak menyoroti aspek fundamental pada
terorisme seperti mengapa terorisme itu terjadi bukan hanya pada aksi-aksi
terorisme.
2.2.1.2
Efek Media Massa
Efek media massa tidak saja memengaruhi sikap seseorang namun pula dapat
mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat
memengaruhi sistem-sistem sosial maupun system budaya masyarakat. Efek
mediadapat pula memengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan
cepat memengaruhi mereka, namun juga member efek dalam waktu lama, sehingga
member dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama. Hal tersebut
karena efek media massa terjadi secara disengaja, namun juga ada efek media yang
diterima masyarakat tanpa disengaja.
Menurut Denis McQuail (dalam Bungin, 2013), efek media memiliki typology
yang mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan
efek yang direncanakan, sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh
media massa sendiri ataupun orang yang menggunakan media massa untuk
kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek media assa yang tidak
direncanakan atau tidak dapat diperkirakan. Pada efek ini, media terjadi dalam
kondisi tidak dapatdiperkirakan dan efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat
dikontrol. Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat,
24
instan, dan keras memengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media
massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga memengaruhi sikap-sikap
adopsi inovasi, control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalanpersoalan perubahan budaya.
a.
Efek Media Yang Terencana
Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang
pendek atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama.
Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat
yaitu seperti propaganda respons individu, kampanye media, news learning,
pembingkaian berita, dan agenda setting.
Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang
lama, dengan efek media yang lama pula terjadi di masyarakat. Dengan
pemberitaan yang direncanakan oleh media, maka media dapat merencanakan
terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di masyarakat.
Namun, karena waktu yang lama, maka pemberitaan terhadap suatu objek
terdifusi menjadi berbagai pemberitaan di sekitar itu, bahkan akan terjadi media
dapat menyebarkan gagasan-gagasan difusi inovasi terhadap hal-hal yang baru di
masyarakat.
b.
Efek Media Yang Tidak Terencana
Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua
tipologi, yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama.
Yang terjadi dalam waktu cepat merupakan tindakan reaksional terhadap
pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat. Pemberitaan macam ini
tanpa disadari media akan menimbulkan reaksi individu yang merasa dirugikan,
akan akan reaksi kelompok yang merasa dicemarkan, bahkan bisa memicu
tindakan-tindakan kekerasan.
Dalam waktu yang sama, efek-efek media massa ini sulit dikendalikan oleh
media itu sendiri, atau bahkan tak terkendali sama sekali. Namun, efek itu telah
merusak kontrol sosial, sistem-sistem sosial, sistem budaya, pandangan hidup
dan konsep realitas orang, sampai dengan gagsan-gagasan menciptakan budayabudaya baru yang merusak peradaban umat manusia.
25
2.2.1.3
Bentuk-Bentuk Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai
media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang
memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line
(internet) (Ardianto, 2014).
a.
Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar
sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Dari empat
fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi media
massa yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi, hal ini sesuai
dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan
setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
b.
Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat
kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari Negara-negara
Eropa dan Amerika. Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam
lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen
umum); (2) business publication (majalah bisnis); (3) literacy reviews and
academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah); (4) newsletter (majalah
khusus terbitan berkala); (5) public relations magazines (majalah humas).
c.
Radio Siaran
Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama
hamper satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi
persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televise kabel,
electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan
perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan
melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio siaran adalah berada
26
dimana saja. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang
produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.
d.
Televisi
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau
seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar
televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave bagi pemirsa.
e.
Film
Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Film lebih menjadi media hiburan dibanding radio
dan siaran. Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser
anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang
diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan
memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya
adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan
keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang,
keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Dominick, 2000)
f.
Komputer Dan Internet
Electronic mail merupakan aktivitas dalam internet. Situs juga
menjadikan sumber informasi untu hiburan dan informasi perjalanan wisata.
Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua
sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita
terbaru setiap minggunya (Straubhar dan LaRose, 2000).
2.2.3 Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), televisi adalah sistem
penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui
angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi
(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.
27
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitamputih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh)
dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat
diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.”
Ciri utama televisi adalah besarnya peraturan, kontrol, atau lisensi oleh
penguasa yang awalnya datang dari kebutuhan teknis, kemudian dari campuran
antara pilihan demokratis, kepentingan negara, kenyamanan ekonomi, dan budaya
lembaga yang bebas. Ciri kedua dari televisi adalah pola distribusi yang terpusat
dengan pasokan datang dari pusat kota tanpa adanya arus timbal balik.
Televisi secara terus-menerus berevolusi dan akan sangat beresiko untuk
mencoba merangkum ciri-cirinya dalam hal efek dan tujuan komunikasi. Status
televisi sebagai media yang paling besar dalam hal jangkauan dan waktu yang
dihabiskan dan popularitasnya tidaklah berubah selama lebih dari tiga puluh tahun
dan bahkan bertambah bagi khalayak global (McQuail, 2011).
2.2.3.1 Sifat Televisi
Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki karakteristik yang unik
atau spesifik dibandingkan dengan media cetak atau media massa yang lain. Sifat
televisi menurut J.B Wahyudi (dalam Morissan, 2013) adalah sebagai berikut:
a. Dapat didengar dan dilihat ketika siaran
b. Dapat didengar/dilihat kembali bila siaran ulang
c. Daya pengaruh sangat tinggi
d. Pengolahan secara elektronik
e. Biaya operasional sangat tinggi
f. Daya jangkau populasi luas.
Selain sifat-sifat di atas, televisi mempunyai karakteristik sebagai media yang
menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, siaran dari suatu media
televisi dapat diterima di mana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasa ruang),
tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu).
28
2.2.3.2 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi
fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitianpenelitian yang telah dilakukan.
2.2.4 Program Siaran Televisi
Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai fakor yang
paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu
stasiun penyiaran televisi. Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme
atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia
tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istlah “siaran”
yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk, namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia
penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian
acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian
yang sangat luas (Morissan, 2013).
2.2.4.1 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis program itu
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1)
program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program
informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news)
yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak
(soft news) yang merupakan kombinasi fakta, gossip, dan opini. Sementara program
hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game
show), dan pertunjukan (Morissan, 2013).
1. Program Informasi
Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak
informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program
29
ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan
demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimana
presenter membacakan berita teapi segala bentuk penyajian informasi termasuk
juga talk show (perbincangan).
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita
keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Berita Keras
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya
yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien
secepatnya. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam
menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik,
televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan
televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan.
Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi
mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program
berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri
atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program
beritamerupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat
dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, features, dan
infotainment.
Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu
berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi
terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang
diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu karena informasinya sangat
cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di
sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan
sebagainya. Pada dasarnya berita-berita seperti ini dapat dikatakan sebagai
soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun
karena durasinya singkat dan ia menjadi bagian dari program berita, maka
feature masuk ke dalam kategori hard news.
Infotainment berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti
informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment
30
bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotainment
adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang
yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagian besar dari mereka
bekerja pada industri hiburan, seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan
sebagainya, maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment.
Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi
yang harus sgera ditayangkan.
b. Berita Lunak
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada
satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam
kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazines, dokumenter, dan
talk show.
Pengertian current affair adalah “program kekinian”. Current affair
adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita
penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan
mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal
penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa
selama isu yang masih dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka
current affair dapat disajikan.
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang
lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah
dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu
informasi ketimbang aspek pentingnya.
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau
cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan
gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya. Suatu program
dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering
disebut dengan film dokumenter.
31
Program talk show atau perbincangan adalah program yang
menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu
yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang
adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau
topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang
tengah dibahas.
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program
yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game
show), musik dan pertunjukan.
Drama adalah pertunjukan (show) yang mennyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)—yang
diperankan oleh pemain (artis)—yang melibatkan konflik dan emosi.
Program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan
tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para
tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah
sinema elektronik (sinetron) dan film.
Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu
produksi acara televisi yang paling mudah dibuat. Program permainan
biasanya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat
menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan ini dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu quiz show, ketangkasan, dan reality show.
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip
atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan
(outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini
sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari
kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya
agar menjadi lebih menarik.
Pertunjukan
adalah
program
yang
menampilkan
kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio
32
ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan
(outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu
menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka
pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak begitu pula dengan
pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya.
Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling
banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi.
2.2.5 Konsep Tahapan Proses Produksi Program Televisi
Departemen produksi atau redaksi berita stasiun televisi pada umumnya telah
memiliki sebuah desin produksi program berita sesuai dengan target audiensi dan
target market yang telah dirancang oleh tim kreatif. Fungsi dari tim kreatif tersebut
adalah mendesain setiap program televisi berdasarkan yang berkembang disesuaikan
visi dan misi dari stasiun televisi tersebut. Strategi mengembangkan desain program
yang dilakukan tim kreatif merupakan salah satu kegiatan pada Departemen
Programming. Setelah tim kreatif mendesain suatu program berita, selanjutnya
didistribusikan pada setiap produser untuk menjadi panduan produksi berdasarkan
deskripsi yang telah ditetapkan. Selama produksi program berita berlangsung, tim
kreatif tetap bekerja untuk memantau kelayakan desain setiap program. Berdasarkan
berbagai pertimbangan yang dipengaruhi dari tren, persaingan, dan realita yang
dihadapi, desain program dapat direvitalisasi tanpa menunggu dekade tertentu. Pada
saat ini pertimbangan pembaruan program televisi sangat ditentukan oleh parameter
rating dari AGB Nielsen Media Research. (Fachruddin, 2014)
Idealnya tahapan-tahapan produksi berita televisi harus dijalani secara
berurutan. Artinya, tahapan pertama harus diselesaikan sebelum bis melanjutkan
tahapan berikutnya. Namun, berbeda dengan proses produksi program nonberita atau
nonfiksi lainnya, produksi program berita televisi dilakukan dengan cepat, bahkan
pada kondisi situasi tertentu tahapan satu dengan lainnya dilakukan secara bersamasama, sehingga tidak menunggu tahapan satu selesai sebelum bias memulai tahapan
selanjutnya. (Fachruddin, 2014)
1. Praproduksi
Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten audiovisual
harus dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan gambar, story board,
sehingga memiliki panduan dalam mengatur shot. Pada program berita televisi
33
cukup riset, daftar harapan/wishlist (urutan visual/shoot list adalah bentuk
sederhana dari story board). Ide peliputan dibahas dalam sebuah rapat redaksi
(setelah program berita ditayangkan atau sore hari) yang terdiri dari produser
program, koordinator liputan, koordinator daeah, koordinator juru kamera,
penyia, dan produser eksekutif membicarakan setiap ide liputan dan
menimbangnya dari berbagai hal. Pembahasan rapat termasuk fokus pada
informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam, dan narasumber
yang harus diwawancarai. (Fachuddin, 2014)
2. Produksi
Ide/rencana yang dibuat dengan wishlist setelah disepakati redaksi bias
jadi berbeda dengan kondisi lapangan. Redaksi dan jurnalis televisi melakukan
komunikasi terus untuk memantau perkembangan setiap isu penting dan menarik.
Realita narasumber tidak sesuai yang dibayangkan, perkembangan di lapangan
yang jauh lebih menarik, dan hambatan eksternal (alami) yang terduga. Maka
seorang jurnalis harus memiliki alternatif rencana, sehingga proses produksi bisa
berjalan sesuai rencana. Serta memastikan ketersediaan materi berita kehilangan
momentum apalagi dengan kompetitor kuatnya. (Fachruddin, 2014)
3. Paska Produksi
Menjelang berita on air, rapat redaksi (istilahnya: budgeting) menyusun
komposisi berita berdasarkan kebijakan redaksi dalam sebuah “rundown program
berita”. Rapat final mengevaluasi urgensi berita dalam rundown (akan
ditayangkan),
apakah
sesuai
dengan
rapat
redaksi
di
awal
serta
mensinkronkannya dengan situasi terakhir. Editing naskah oleh produser dan
editing gambar oleh editor diproses bersmaan. Dalam tahap ini, segala aspek
teknis naskah dan gambar yang akan hadir ke pemirsa diperhitungkan. Gambar
biru (bluish), tidak fokus, goyang sedapat mungkin tidak dipegunakan kecuali
memiliki nilai berita besar (karya jurnalistik televisi) dan gambar yang standar
broadcast belum diterima. Adapun narasi harus menghindari “12 hal jangan
untuk televisi”. Editor visual perlu didampingi reporter/produser agar membantu
laporan menjadi akurat (memadukan yang terbaik) baik secara narasi maupun
audio visual. (Fachruddin, 2014)
34
2.2.6 SWOT
Untuk memahami sebuah situasi dan kondisi perusahaan diperlukan
pendekatan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunities and Threats). Analisis
SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar dan strategi yang
menyajikan kombinasi terbaik di antara keempatnya. Hasil analisis SWOT hanya
boleh digunakan sebagai arahan, bukan pemecahan masalah (Rachmat, 2014) .
Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, Fredy Rangkuti (1997), analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antarunsur
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsure-unsur eksternal, yaitu
peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan
adalah memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan
membuahkan rencana jangka panjang, dengan cara mengatasi atau mengurangi
ancaman dan kelemahan (T dan W).
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisis SWOT adalah analisis yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh
organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), yang secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
2.2.6.1 Komponen Analisis Swot
Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar, yaitu: (a) strength (S), adalah
situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini; (b) weakness
(W), adalah situasi atau kondisi kelemahan organisasi atau program pada saat ini; (c)
opportunity (O), adalah situasi atau kondisi peluang di organisasi masa depan; (d)
threat (T), adalah situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi
dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling
dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi
35
yang berbeda. Hasil analisis ini adalah arahan / rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman. Jika dilakukan dengan benar, analisis SWOT
akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat (Rachmat,
2014).
2.2.6.2 Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau
perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi
organisasi / perusahaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
organisasi / perusahaan. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternative
strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. (Rachmat,
2014)
2.2.7 Social Media
Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasiskan internet yang
dibangun atas dasar ideologi dan teknologi web versi 2.0 yang memungkinkan
terciptanya website yang interaktif. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa media sosial mampu menghadirkan serta mentranlasikan cara berkomunikasi
baru dengan teknologi yang sama sekali berbeda dari media sosial tradisional.
(Sulianta, 2015).
2.2.7.1 Karakteristik Social Media
Menurut Feri Sulianta (2015), karakteristik social media adalah:
1. Transparansi: keterbukaan informasi, karena konten media sosial ditujukan
untuk konsumsi publik atau sekelompok orang.
2. Dialog dan komunikasi: terjalin hubungan da komunikasi interaktif
menggunakan ragam fitur, misalnya antara “Brand Bisnis” dengan para
“fans”nya.
36
3. Jejaring relasi: hubungan antara pengguna layaknya jarring-jaring yang
terhubung satu sama lain dan semakin kompleks seraya mereka menjalin
komunikasi dan terus membangun pertemanan. Komunitas jejaring sosial
memiliki peranan kuat yang akan mempengaruhi audiensinya (influencer).
4. Multi opini: setiap orang dengan mudahnya berargumen dan mengutarakan
pendapatnya.
5. Multi form: informasi disajikan dalam ragam konten dan ragam channel,
wujudnya dapat berupa: social media press release, video news release, portal
web, dan elemen lainnya.
6. Kekuatan promosi online: media sosial dapat dipandang sebagai tool yang
memunculkan peluang-peluang guna mewujudkan visi misi organisasi.
2.2.7.2 Jenis-Jenis Social Media
Menurut Feri Sulianta (2015), ada beberapa jenis social media, yaitu:
1. Facebook: jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan kemudian
menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia. Brand ternama atau artis
umumnya memiliki akun facebook page di jejaring ini. Di Indonesia, jejaring ini
sangat popular digunakan sebagai sarana berjualan online.
URL: http://www.facebook.com
2. Twitter: jejaring sosial mikroblogging yang ditujukan untuk berbagai informasi
(tweet) yang ringkas. Tidak jarang berbagai bisnis atau produk baru, akhirnya
menjadi sangat popular setelah membuat “kicauan” di twitter.
URL: http://www.twitter.com
3. Youtube: sebuah layanan video ini menjelma menjadi jejaring sosial sekaligus
sarana promosi luar biasa yang menyita perhatian banyak orang. Berbagai brand
papan atas kerap kali mendistribusikan iklan-iklannya via Youtube.
URL: http://www.youtube.com
37
4. Instagram: layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi
cerita via gambar digital. Para pengguna gadget kerap kali menggunakan jejaring
ini untuk langsung berbagi hasil jepretan mereka. Tidak jarang orang-orang
menggunakannya sebagai saran berjualan online.
URL: http://www.instagram.com
5. Path: jejaring sosial yang memungkinkan anggotanya berbagi informasi berbasis
lokasi. Jejaring pertemanan ini berbagi informasi menggunakan foto, music,
pernyataan, atau pengalaman dan cerita. Umumnya pengguna berbagi
pengalaman bepergiannya menggunakan jejaring path.
URL: http://www.path.com
6. Kaskus: jejaring sosial terbesar Indonesia ini dapat difungsikan untuk banyak
hal, mulai dari forum diskusi hingga berjual beli yang disediakan khusus dalam
forum jual beli kaskus (fjb kaskus).
URL: http://www.kaskus.co.id
7. Vimeo: vimeo dapat dikatakan sebagai Youtube beresolusi tinggi. Layanan ini
cocok untuk berbagi konten video bagi komunitas profesional dengan kualitas
konten video yang sangat baik.
URL: http://www.vimeo.com
8. Foursquare: jejaring untuk berbagi lokasi, mencakup berbagai tempat-tempat
menarik, termasuk restaurant untuk dikunjungi dan membernya dapat saling
berkomentar serta memberikan testimonya. Layanan foursquare.com cukup
popular di Indonesia.
URL: http://foursquare.com
9. Google+: situs jejaring sosial milik Google dengan konsep lingkaran
pertemanan. Situs ini dirancang sedemikian sederhana dan relatif mudah
digunakan. Jika memiliki akun Google, otomatis akan terdaftar dalam jejaring ini
secara langsung
URL: http://plus.google.co
38
2.3 Kerangka Pemikiran
PROGRAM
TRENDING TOPIC
PEMANFAATAN MEDIA
SOSIAL
PROSES PRODUKSI
PROGRAM TRENDING TOPIC
ANALISIS SWOT
Download