BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Judul Penelitian 1. James. Teori Metodologi R. - Internet Situmorang. - New Media Pemanfaatan Hasil - Kualitatif new media atau internet - Metode telah dimanfaatkan oleh Deskriptif semua ilmu pengetahuan Internet dan oberkaitan dengan Sebagai New banyak Media kehidupan Dalam Internet Bidang menjadi Politik, informasi yang Bisnis, akan berkembang Pendidikan sebagaimana yang sudah Dan terjadi selama ini. Sosial Budaya 7 bidang manusia. juga akan teknologi terus 8 2. Dina - Teori Priyanti Difusi Inovasi Sabar. - Pendekatan Malam Minggu Miko kualitatif berawal dari sebuah web - Teknik series yang ditayangkan Inovasi wawancara di Youtube. Proses dan observasi adalah Youtube social media Produksi berbentuk video Serial bisa sharing “Malam banyak orang. Saat ini Minggu social Miko” di yang ke media seperti Twitter Di Youtube dan Kompas TV memang menjadi Dalam lifestyle remaja. Membidik karena itu tidak mungkin Segmen serial di buat panjang- Penonton panjang seperti sinetron, Remaja karena tidak mungkin ciri Oleh juga oang duduk lamalama di depan Youtube. 3 Dina - - Kualitatif Proses Produksi Program Febriyana. Shannon and - Deskriptif Talk Show “Redaksi 8” Proses Weaver memiliki Proses tahapan Program Produksi sesuai Talk Program proses produksi program Talkshow acara yang terdiri dari Produksi Show “Redaksi 8” - Teori beberapa yang telah dengan SOP Pada pra produksi, produksi Televisi dan pasca produksi. Lokal Tepian TV Samarinda. 9 4 Zaenal - Tahapan Proses - -Kualitatif Abidin. Produksi Proses - Jurnalisme proses Televisi tahap Produksi Dan Vox- Pop Acara Freeday - -Studi Kasus Terwujudnya program melalui tahapan produksi lain internal meeting Di yaitu Pra-produksi antara untuk membahas topik yang Televisi Lokal suatu akan Sbo diangkat dalam acara Freeday TV Surabaya 4 Micky Lee. - Media Television as - Teori televisi a site, place, and space. - Pendekatan kualitatif - Metode Televisi sudah menjadi konsumsi dari observasi dan dunia, dokumentasi masyarakat segala penjuru mempelajari televisi secara singkat adalah mempelajari isi konten dan penerimaan para penonton atau target audience. Gambar 2.1 State Of The ArT 2.2 Landasaran Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Komunikasi (2013), komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto, 2014), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated through a mass medium to a large 10 number of people). Ada beberapa definisi komunikasi massa menurut para ahli lainnya: 1. Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. 2. Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 3. Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Menurut Nurudin (2011), dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku). Berdasarkan beberapa definisi komunikasi massa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa tidak lepas dari media massa. Artinya, komunikasi massa adalah proses komunikasi yang disampaikan secara luas melalui media massa (cetak maupun elektronik). 2.2.1.1 Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi tatap muka. Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1992), proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2013): 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah luas, dan diterima oleh massa yang besar pula. 11 2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka aproses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi kondisi emosional disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitastif, maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non-pribadi) dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan. 5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti, televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebut akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar. 2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas social memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan (Bungin, 2013). Sebagai aktivitas sosial masyarakat, komunikasi massa juga memiliki fungsi, yaitu: 1. Fungsi Pengawasan Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol social maupun kegiatan persuasif. 12 Pengawasan dan kontrol social dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya member reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. 2. Fungsi Social Learning Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung. Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsifungsi paedagogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedagogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja. 3. Fungsi Penyampaian Informasi Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat. 4. Fungsi Transformasi Budaya Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsifungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersamasama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai baguan dari budaya global. 13 5. Hiburan Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburanm terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsifungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa. 2.2.1.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin (2011) adalah sebagai berikut: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sistem.di dalam sistem ada interdepensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterdepensi secara keseluruhan. Tidak bekerja nya unsur akan memengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang. Menurut Alexis. S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi social yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah, atau penerbit buku). Media massa ini bisa disebut organisasi social karena merupakan kumpulan beberapa individu yang bertanggung jawab dalam proses komunikasi massa tersebut. Sumber atau komunikator dalam komunikasi masssa terutama berisi organisasi formal seperti jaringan ikatan atau kumpulan/kesatuan. Komunikasi massa bukan produk seseorang, tetapi produk kelompok. Biasanya “birokrasi” yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan (Gamble dan Gamble, 1986). Jadi, jelas bahwa komunikator dalam komunikasi massa itu bukan perorangan, tetapi lembaga atau institusi. 14 Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai cirri sebagai berikut, 1) kumpulan individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan system dalam media massa, 3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi. Hebert Blumer pernah memberikan cirri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai berikut. a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen . artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesanpesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Misalnya televisi. Karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya, 15 sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu. Dalam surat kabar, artikel yang biasanya dikehendaki redaktur tidak ilmiah, tetapi ilmiah popular. Ini dilakukan karena koran ditujukan untuk umum, maka pesannya juga harus bersifat umum. Umum disini juga berarti masalah rubrikasi. Artinya, sebuah koran tidak bisa hanya terdiri dari artikel atau iklan. Koran harus umum dalam arti ada banyak ragam yang dimunculkan dalam koran tersebut (misalnya teka-teki, gambar, karikatur, iklan, berita pengumuman, kolom). 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Dalam media cetak, komunikasi hanya berjalan satu arah. Masyarakat tidak bias langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, masyarakat mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubric surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bias menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif. Majalah atau media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar kota baru pukul 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Namun, harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secara bersamaan oleh para pembacanya. Tidak terkecuali bahwa pesan tersebut (lewat surat kabar) disebar (didistibusikan) oleh media cetak secara bersamaan pula. Hanya karena wilayah jangkauannya yang berbeda, memungkinkan terjadi perbedaan penerimaan. Akan tetapi, komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan informasinya secara serentak. Keserempakan ini sangat terasa jika mengamati media komunikasi massa lain seperti internet. Melalui perantaraan media ini, pesan akan lebih cepat disiarkan. 16 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuanperalatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Radio juga sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Pemancar adalah peralatan teknis yang dibutuhkan radio. Di dalam media surat kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak dapat dianggap enteng. SCJJ tidak akan terlaksanakan tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit meskipun ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana seperti mesin cetak. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekepeer Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/ penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper antara lain adalah reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, cameramen, sutradara, dan lembaga sensor film yang semuanya memengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan-pesan dari media massa masing-masing. Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki 17 media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper menjadi keniscayaan dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. 2.2.1.4 Unsur-Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (effect). Menurut Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2006), unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan dalam bentuk pertanyaan berikut ini. Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect 1. Unsur Who (Sumber atau Komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan institutionalized (lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun video, televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Adapun yang dimaksud dengan person adalah redaktur surat kabar. Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas organisasi. Yang menarik dari unsur who adalah menyangkut ownership dari organisasi komunikasi. Dari sisi ini, yang penting bukan wartawan yang menerima gaji setiap bulannya. Bukan pula sutradara atau pemain film. Bukan juga penyiar yang meneruskan pesan-pesan komunikasi lewat pemancar radio atau televisi. Bukan pula jurnalis media dotcom. Melainkan pemilik (the owner) yang membayar mereka dalam melaksanakan kemauannya, berupa tulisan atau keragman dalam surat kabar, film, acara-acara radio, programprogram televisi atau updating berita di media dotcom. Dengan kata lain, pemilik organisasi atau pemilik modal menjadi orang yang amat berkuasa. Si pemilik inilah yang sesungguhnya mempengaruhi puluhan ribu, ratusan ribu atau jutaan pembaca surat kabar, pendengar radio, penontot film, pemirsa televisi, atau pemakai internet. 18 2. Unsur What Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai, berikut: a. Publicly Pesan-pesan komunikasi pada umunya tidak ditujukan kepada per orang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau public. Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang sama, dan disampaikan secara publicly b. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara missal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad. c. Transient Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film, transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual merupakan kekecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, suvisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. 3. Unsur In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak apat menyebar secara tepat, 19 luas, dan stimulan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi, dan media dotcom. Saluran yang dimaksudkan di sini bukanlah aspek-aspek teknis media, melainkan aspek psikologi sosialnya. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan peranannya dalam kehidupan social, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya. 4. Unsur To Whom (Penerima atau Mass Audience) Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa. To Whom yang dimaksud adalah orang yang membaca surat kabar, yang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang mendengarkan berita radio, yang sedang menikmati film di bioskop atau film televisi, dan orang yang sedang browsing internet. Menurut Charles Wright, massa audience memiliki karakteristik-karateristik sebagai berikut: a. Large Berapa besarnya mass audience adalah relatif. Ia bisa menyebar dalam berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya menggunakan prinsip bahwa pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak. Mereka dapat tersebar di berbagai tempat yang relatif luas. Hal ini merupakan pengertian large yang dimaksud oleh Charles Wright. b. Heterogen Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audience tertentu yang eksklusif, melainkan untuk sasaran-sasaran yang menduduki berbagai jenis posisi, seperti orang-orang dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya. c. Anonim 20 Anonim berarti bahwa anggota-anggota dari mass audience umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya (vice versa). Anggota-anggots dari suatu mass audience dapat mengelompok berdasarkan kepentingan yang sama, minat yang sama, pendapat yang sama, dan kesamaan lain yang berhubungan dengan jenis-jenis pesanyang diterima. Anita Taylor dan kawan-kawan (1980) menyimpulkan bahwa khalayak mempunyai peranan aktif dalam memilih pesan komunikasi yang diinginkan. Peran pembaca, pendengar, dan pemirsa sangat berpengaruh terhadap proses persepsi selektif pesan komunikasi yang diterima. Taylor dan kawan-kawan berpendapat bahwa komunikan akan melakukan pemilihan pesan yang diterima dari media massa melalui mekanisme pemilihan sebagai berikut: 1. Pemilihan terpaan (selective exposure): kecenderungannya hanya memperhatikanpesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan sikap dan kepentingannya. 2. Pemilihan perhatian (selective attention): kecenderungannnya hanya memperhatikan pesan-pesan yang menarik dan sensasional sesuai kebutuhannya. 3. Pemilihan persepsi (selective perception): kecenderungannya hanya bersedia menginterpretasikan pesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan sikap, dan keyakinannya. 4. Pemilihan ingatan (selective retention): kecenderungannya hanya mau mengingat kembali mengenai pesan-pesan yang sesuai dengan sikap dan keyakinannya. 5. Unsur With What Effect (Unsur Efek atau Akibat) Unsur ini sesungguhnya “lekat” pada unsur audience. Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan efek atau perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan. 21 Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan jumlah khalayak secara keseluruhan dan sering hal itu tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh sebab itu, pengetahuan mass communicator atau mass audience adalah sangat terbatas. Posisi ketika efek komunikasi massa terbatas, disebut sebagai “The low of minimal consequences.” Pemikiran mengenai efek terbatas media massa ini merupakan kritik terhadap teori “Hypodermic Needle” yang menyatakan bahwa media massa “All-powerful” terhadap khalayak. Diabaikannnya pengaruh antarpribadi dalam teori “Hypodermic Needle”, menyebabkan para penelitian memodifikasi efek langsung media massa menjadi efek dua tahap. Efek dua tahap mengasumsikan bahwa komunikasi massa bekerja secara tidak langsung mempengaruhi orang. Informasi yang berasal dari media massa diterima oleh pembawa pengaruh dan diperkuat. Informasi yang telah diolah kembali tersebut diteruskan kepada masyarakat melalui saluran komunikasi antarpribadi. Pembawa pengaruh biasanya mempunyai pendidikan.formal dan status sosial-ekonomi yang lebih baik daripada oang yang dipengaruhi. Schramm dan Porter (1982) berpendapat bahwa efek dua tahap terlalu sederhana, karena khalayak menerima informasi dari media massa tanpa membutuhkan pendapat orang lain, bahkan dapat langsung berhubugan dengan sumber informasi. Kritik Schramm dan Porter melahirkan model efek multi tahap. Kedua orang itu melihat bahwa informasi media massa mempengaruhi khalayak secara langsung atau tidak langsung. Beberapa khalayak memperoleh pengaruh langsung dan segera dari media massa. 2.2.2 Media Massa Media massa adalah media komunikasi dan nformasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa (Bungin, 2013). Menurut JB. Wahyudi, media massa adalah sarana untuk 22 menyampaikan isi atau pesan atau pernyataan informmasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen dan anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya berpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak memberikan arus balik secara langgung pada saat itu. (Wiryanto, 2004) 2.2.1.1 Peran Media Massa Menurut Bungin (2013), dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan: a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. b. Media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. c. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya Secara lebih spesifik peran media massa saat ini lebih menyentuh persoalan- persoalan yang terjai di masyarakat secara aktual, seperti: a. Harus lebih spesifik dan proporsional dalam melihat sebuah persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. b. Dalam memotret realitas, media massa harus fokus pada realitas masyarakat, bukan pada potret kekuasaan yang ada di masyarakat itu, sehingga informasi tidak menjadi propaganda kekuasaan, potret figur kekuasaan. 23 c. Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi, sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan merugikan msyarakat. d. Media massa juga harus menjadi early warning system, hal ini terkait dengan peran media massa sebagai media informasi, dimana lingkungan saat ini menjadi sumber ancaman. Media massa menjadi sebuah sistem dalam sistem besar peringatan terhadap ancaman lingkungan, bukan hanya menginformasikan informasi setelah terjadi bahaya dari lingkungan itu. e. Dalam hal menghadapi ancaman masyarakat yang lebih besar seperti terorisme, seharusnya media massa lebih banyak menyoroti aspek fundamental pada terorisme seperti mengapa terorisme itu terjadi bukan hanya pada aksi-aksi terorisme. 2.2.1.2 Efek Media Massa Efek media massa tidak saja memengaruhi sikap seseorang namun pula dapat mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat memengaruhi sistem-sistem sosial maupun system budaya masyarakat. Efek mediadapat pula memengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan cepat memengaruhi mereka, namun juga member efek dalam waktu lama, sehingga member dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama. Hal tersebut karena efek media massa terjadi secara disengaja, namun juga ada efek media yang diterima masyarakat tanpa disengaja. Menurut Denis McQuail (dalam Bungin, 2013), efek media memiliki typology yang mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan, sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri ataupun orang yang menggunakan media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek media assa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan. Pada efek ini, media terjadi dalam kondisi tidak dapatdiperkirakan dan efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat dikontrol. Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, 24 instan, dan keras memengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga memengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalanpersoalan perubahan budaya. a. Efek Media Yang Terencana Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda respons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi di masyarakat. Dengan pemberitaan yang direncanakan oleh media, maka media dapat merencanakan terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di masyarakat. Namun, karena waktu yang lama, maka pemberitaan terhadap suatu objek terdifusi menjadi berbagai pemberitaan di sekitar itu, bahkan akan terjadi media dapat menyebarkan gagasan-gagasan difusi inovasi terhadap hal-hal yang baru di masyarakat. b. Efek Media Yang Tidak Terencana Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi, yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi dalam waktu cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat. Pemberitaan macam ini tanpa disadari media akan menimbulkan reaksi individu yang merasa dirugikan, akan akan reaksi kelompok yang merasa dicemarkan, bahkan bisa memicu tindakan-tindakan kekerasan. Dalam waktu yang sama, efek-efek media massa ini sulit dikendalikan oleh media itu sendiri, atau bahkan tak terkendali sama sekali. Namun, efek itu telah merusak kontrol sosial, sistem-sistem sosial, sistem budaya, pandangan hidup dan konsep realitas orang, sampai dengan gagsan-gagasan menciptakan budayabudaya baru yang merusak peradaban umat manusia. 25 2.2.1.3 Bentuk-Bentuk Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet) (Ardianto, 2014). a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi media massa yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi, hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. b. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari Negara-negara Eropa dan Amerika. Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum); (2) business publication (majalah bisnis); (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah); (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala); (5) public relations magazines (majalah humas). c. Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hamper satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televise kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio siaran adalah berada 26 dimana saja. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. d. Televisi Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave bagi pemirsa. e. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Film lebih menjadi media hiburan dibanding radio dan siaran. Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Dominick, 2000) f. Komputer Dan Internet Electronic mail merupakan aktivitas dalam internet. Situs juga menjadikan sumber informasi untu hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya (Straubhar dan LaRose, 2000). 2.2.3 Televisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. 27 Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitamputih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” Ciri utama televisi adalah besarnya peraturan, kontrol, atau lisensi oleh penguasa yang awalnya datang dari kebutuhan teknis, kemudian dari campuran antara pilihan demokratis, kepentingan negara, kenyamanan ekonomi, dan budaya lembaga yang bebas. Ciri kedua dari televisi adalah pola distribusi yang terpusat dengan pasokan datang dari pusat kota tanpa adanya arus timbal balik. Televisi secara terus-menerus berevolusi dan akan sangat beresiko untuk mencoba merangkum ciri-cirinya dalam hal efek dan tujuan komunikasi. Status televisi sebagai media yang paling besar dalam hal jangkauan dan waktu yang dihabiskan dan popularitasnya tidaklah berubah selama lebih dari tiga puluh tahun dan bahkan bertambah bagi khalayak global (McQuail, 2011). 2.2.3.1 Sifat Televisi Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki karakteristik yang unik atau spesifik dibandingkan dengan media cetak atau media massa yang lain. Sifat televisi menurut J.B Wahyudi (dalam Morissan, 2013) adalah sebagai berikut: a. Dapat didengar dan dilihat ketika siaran b. Dapat didengar/dilihat kembali bila siaran ulang c. Daya pengaruh sangat tinggi d. Pengolahan secara elektronik e. Biaya operasional sangat tinggi f. Daya jangkau populasi luas. Selain sifat-sifat di atas, televisi mempunyai karakteristik sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, siaran dari suatu media televisi dapat diterima di mana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasa ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). 28 2.2.3.2 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitianpenelitian yang telah dilakukan. 2.2.4 Program Siaran Televisi Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai fakor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu stasiun penyiaran televisi. Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istlah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk, namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas (Morissan, 2013). 2.2.4.1 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan (Morissan, 2013). 1. Program Informasi Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program 29 ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter membacakan berita teapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan). Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). a. Berita Keras Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan. Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program beritamerupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, features, dan infotainment. Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien. Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita seperti ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat dan ia menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news. Infotainment berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment 30 bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya, maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus sgera ditayangkan. b. Berita Lunak Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazines, dokumenter, dan talk show. Pengertian current affair adalah “program kekinian”. Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa selama isu yang masih dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter. 31 Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game show), musik dan pertunjukan. Drama adalah pertunjukan (show) yang mennyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)—yang diperankan oleh pemain (artis)—yang melibatkan konflik dan emosi. Program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat. Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu quiz show, ketangkasan, dan reality show. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio 32 ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi. 2.2.5 Konsep Tahapan Proses Produksi Program Televisi Departemen produksi atau redaksi berita stasiun televisi pada umumnya telah memiliki sebuah desin produksi program berita sesuai dengan target audiensi dan target market yang telah dirancang oleh tim kreatif. Fungsi dari tim kreatif tersebut adalah mendesain setiap program televisi berdasarkan yang berkembang disesuaikan visi dan misi dari stasiun televisi tersebut. Strategi mengembangkan desain program yang dilakukan tim kreatif merupakan salah satu kegiatan pada Departemen Programming. Setelah tim kreatif mendesain suatu program berita, selanjutnya didistribusikan pada setiap produser untuk menjadi panduan produksi berdasarkan deskripsi yang telah ditetapkan. Selama produksi program berita berlangsung, tim kreatif tetap bekerja untuk memantau kelayakan desain setiap program. Berdasarkan berbagai pertimbangan yang dipengaruhi dari tren, persaingan, dan realita yang dihadapi, desain program dapat direvitalisasi tanpa menunggu dekade tertentu. Pada saat ini pertimbangan pembaruan program televisi sangat ditentukan oleh parameter rating dari AGB Nielsen Media Research. (Fachruddin, 2014) Idealnya tahapan-tahapan produksi berita televisi harus dijalani secara berurutan. Artinya, tahapan pertama harus diselesaikan sebelum bis melanjutkan tahapan berikutnya. Namun, berbeda dengan proses produksi program nonberita atau nonfiksi lainnya, produksi program berita televisi dilakukan dengan cepat, bahkan pada kondisi situasi tertentu tahapan satu dengan lainnya dilakukan secara bersamasama, sehingga tidak menunggu tahapan satu selesai sebelum bias memulai tahapan selanjutnya. (Fachruddin, 2014) 1. Praproduksi Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten audiovisual harus dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan gambar, story board, sehingga memiliki panduan dalam mengatur shot. Pada program berita televisi 33 cukup riset, daftar harapan/wishlist (urutan visual/shoot list adalah bentuk sederhana dari story board). Ide peliputan dibahas dalam sebuah rapat redaksi (setelah program berita ditayangkan atau sore hari) yang terdiri dari produser program, koordinator liputan, koordinator daeah, koordinator juru kamera, penyia, dan produser eksekutif membicarakan setiap ide liputan dan menimbangnya dari berbagai hal. Pembahasan rapat termasuk fokus pada informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam, dan narasumber yang harus diwawancarai. (Fachuddin, 2014) 2. Produksi Ide/rencana yang dibuat dengan wishlist setelah disepakati redaksi bias jadi berbeda dengan kondisi lapangan. Redaksi dan jurnalis televisi melakukan komunikasi terus untuk memantau perkembangan setiap isu penting dan menarik. Realita narasumber tidak sesuai yang dibayangkan, perkembangan di lapangan yang jauh lebih menarik, dan hambatan eksternal (alami) yang terduga. Maka seorang jurnalis harus memiliki alternatif rencana, sehingga proses produksi bisa berjalan sesuai rencana. Serta memastikan ketersediaan materi berita kehilangan momentum apalagi dengan kompetitor kuatnya. (Fachruddin, 2014) 3. Paska Produksi Menjelang berita on air, rapat redaksi (istilahnya: budgeting) menyusun komposisi berita berdasarkan kebijakan redaksi dalam sebuah “rundown program berita”. Rapat final mengevaluasi urgensi berita dalam rundown (akan ditayangkan), apakah sesuai dengan rapat redaksi di awal serta mensinkronkannya dengan situasi terakhir. Editing naskah oleh produser dan editing gambar oleh editor diproses bersmaan. Dalam tahap ini, segala aspek teknis naskah dan gambar yang akan hadir ke pemirsa diperhitungkan. Gambar biru (bluish), tidak fokus, goyang sedapat mungkin tidak dipegunakan kecuali memiliki nilai berita besar (karya jurnalistik televisi) dan gambar yang standar broadcast belum diterima. Adapun narasi harus menghindari “12 hal jangan untuk televisi”. Editor visual perlu didampingi reporter/produser agar membantu laporan menjadi akurat (memadukan yang terbaik) baik secara narasi maupun audio visual. (Fachruddin, 2014) 34 2.2.6 SWOT Untuk memahami sebuah situasi dan kondisi perusahaan diperlukan pendekatan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunities and Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan kombinasi terbaik di antara keempatnya. Hasil analisis SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan, bukan pemecahan masalah (Rachmat, 2014) . Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, Fredy Rangkuti (1997), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antarunsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsure-unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang, dengan cara mengatasi atau mengurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis SWOT adalah analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), yang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). 2.2.6.1 Komponen Analisis Swot Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar, yaitu: (a) strength (S), adalah situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini; (b) weakness (W), adalah situasi atau kondisi kelemahan organisasi atau program pada saat ini; (c) opportunity (O), adalah situasi atau kondisi peluang di organisasi masa depan; (d) threat (T), adalah situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan. Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi 35 yang berbeda. Hasil analisis ini adalah arahan / rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika dilakukan dengan benar, analisis SWOT akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat (Rachmat, 2014). 2.2.6.2 Matriks SWOT Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi / perusahaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan organisasi / perusahaan. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternative strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. (Rachmat, 2014) 2.2.7 Social Media Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasiskan internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi web versi 2.0 yang memungkinkan terciptanya website yang interaktif. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media sosial mampu menghadirkan serta mentranlasikan cara berkomunikasi baru dengan teknologi yang sama sekali berbeda dari media sosial tradisional. (Sulianta, 2015). 2.2.7.1 Karakteristik Social Media Menurut Feri Sulianta (2015), karakteristik social media adalah: 1. Transparansi: keterbukaan informasi, karena konten media sosial ditujukan untuk konsumsi publik atau sekelompok orang. 2. Dialog dan komunikasi: terjalin hubungan da komunikasi interaktif menggunakan ragam fitur, misalnya antara “Brand Bisnis” dengan para “fans”nya. 36 3. Jejaring relasi: hubungan antara pengguna layaknya jarring-jaring yang terhubung satu sama lain dan semakin kompleks seraya mereka menjalin komunikasi dan terus membangun pertemanan. Komunitas jejaring sosial memiliki peranan kuat yang akan mempengaruhi audiensinya (influencer). 4. Multi opini: setiap orang dengan mudahnya berargumen dan mengutarakan pendapatnya. 5. Multi form: informasi disajikan dalam ragam konten dan ragam channel, wujudnya dapat berupa: social media press release, video news release, portal web, dan elemen lainnya. 6. Kekuatan promosi online: media sosial dapat dipandang sebagai tool yang memunculkan peluang-peluang guna mewujudkan visi misi organisasi. 2.2.7.2 Jenis-Jenis Social Media Menurut Feri Sulianta (2015), ada beberapa jenis social media, yaitu: 1. Facebook: jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan kemudian menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia. Brand ternama atau artis umumnya memiliki akun facebook page di jejaring ini. Di Indonesia, jejaring ini sangat popular digunakan sebagai sarana berjualan online. URL: http://www.facebook.com 2. Twitter: jejaring sosial mikroblogging yang ditujukan untuk berbagai informasi (tweet) yang ringkas. Tidak jarang berbagai bisnis atau produk baru, akhirnya menjadi sangat popular setelah membuat “kicauan” di twitter. URL: http://www.twitter.com 3. Youtube: sebuah layanan video ini menjelma menjadi jejaring sosial sekaligus sarana promosi luar biasa yang menyita perhatian banyak orang. Berbagai brand papan atas kerap kali mendistribusikan iklan-iklannya via Youtube. URL: http://www.youtube.com 37 4. Instagram: layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi cerita via gambar digital. Para pengguna gadget kerap kali menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan mereka. Tidak jarang orang-orang menggunakannya sebagai saran berjualan online. URL: http://www.instagram.com 5. Path: jejaring sosial yang memungkinkan anggotanya berbagi informasi berbasis lokasi. Jejaring pertemanan ini berbagi informasi menggunakan foto, music, pernyataan, atau pengalaman dan cerita. Umumnya pengguna berbagi pengalaman bepergiannya menggunakan jejaring path. URL: http://www.path.com 6. Kaskus: jejaring sosial terbesar Indonesia ini dapat difungsikan untuk banyak hal, mulai dari forum diskusi hingga berjual beli yang disediakan khusus dalam forum jual beli kaskus (fjb kaskus). URL: http://www.kaskus.co.id 7. Vimeo: vimeo dapat dikatakan sebagai Youtube beresolusi tinggi. Layanan ini cocok untuk berbagi konten video bagi komunitas profesional dengan kualitas konten video yang sangat baik. URL: http://www.vimeo.com 8. Foursquare: jejaring untuk berbagi lokasi, mencakup berbagai tempat-tempat menarik, termasuk restaurant untuk dikunjungi dan membernya dapat saling berkomentar serta memberikan testimonya. Layanan foursquare.com cukup popular di Indonesia. URL: http://foursquare.com 9. Google+: situs jejaring sosial milik Google dengan konsep lingkaran pertemanan. Situs ini dirancang sedemikian sederhana dan relatif mudah digunakan. Jika memiliki akun Google, otomatis akan terdaftar dalam jejaring ini secara langsung URL: http://plus.google.co 38 2.3 Kerangka Pemikiran PROGRAM TRENDING TOPIC PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL PROSES PRODUKSI PROGRAM TRENDING TOPIC ANALISIS SWOT