RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dengan telah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka organisasi dan tata kerja kecamatan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005 perlu diadakan penyesuaian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, dipandang perlu mengatur kembali organisasi Kecamatan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 2 8. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2005 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN dan BUPATI KUNINGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN. TENTANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan. 3. Bupati adalah Bupati Kuningan. 4. Camat adalah Camat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan. 5. Kecamatan adalah Kecamatan dalam Kabupaten Kuningan. 6. Kelurahan adalah Kelurahan dalam Kabupaten Kuningan. 7. Desa adalah Desa dalam Kabupaten Kuningan. 8. Tipologi Kecamatan adalah pengklasifikasian kecamatan berdasarkan karakteristik dan potensi masing-masing kecamatan. 9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah. 3 BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1) Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten sebagai unsur pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu. (2) Kecamatan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kedua Tugas dan Wewenang Pasal 3 (1) Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi: a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. mengoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan; d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. (2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek : a. perizinan; b. rekomendasi; c. koordinasi; d. pembinaan; e. pengawasan; f. fasilitasi; g. penetapan; h. penyelenggaraan; dan i. kewenangan lain yang dilimpahkan. 4 (3) Pelaksanaan kewenangan camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan. (4) Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati dengan memperhatikan kriteria eksternalitas dan efisiensi. Bagian Ketiga Tipologi Kecamatan Pasal 4 (1) Dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan di Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kecamatan dibagi atas 3 (tiga) Tipologi, yaitu : a. Tipologi A; b. Tipologi B; dan c. Tipologi C (2) Tipologi Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempat Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Susunan organisasi Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri atas Pola Maksimal dan Pola Minimal. (2) Susunan organisasi Kecamatan yang tergolong kategori Tipologi A menggunakan Pola Organisasi Maksimal. (3) Susunan organisasi Kecamatan yang tergolong katagori Tipologi B dan C menggunakan Pola Organisasi Minimal. Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Kecamatan Pola Maksimal terdiri dari : a. Camat; b. Sekretaris Kecamatan, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum 2) Sub Bagian Keuangan c. Seksi Pemerintahan; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat; f. Seksi Kesejahteraan Rakyat; g. Seksi Perekonomian dan Pembangunan; h. Kelompok Jabatan Fungsional. 5 (2) Susunan Organisasi Kecamatan Pola Minimal terdiri dari : a. Camat; b. Sekretaris Kecamatan, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum 2) Sub Bagian Keuangan c. Seksi Pemerintahan; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; e. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat; f. Seksi Kesejahteraan Rakyat; g. Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagan Susunan Organisasi Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam lampiran I dan Lampiran II Peraturan Daerah ini. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 7 (1) Pada Kecamatan dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (3) Jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 (1) Dalam melaksanakan tugas Camat, Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungannya masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Kecamatan sesuai dengan tugas pokok masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. 6 (3) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. BAB V KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA Pasal 9 (1) Camat melakukan koordinasi dengan kecamatan disekitarnya. (2) Camat mengoordinasikan unit kerja di wilayah kerja kecamatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan untuk meningkatkan kinerja kecamatan. (3) Camat melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lain dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di kecamatan. Pasal 10 (1) Hubungan kerja kecamatan dengan perangkat daerah lainnya bersifat koordinasi teknis fungsional dan teknis operasional. (2) Hubungan kerja Kecamatan dengan instansi vertikal di wilayah kerjanya, bersifat koordinasi teknis fungsional. (3) Hubungan kerja kecamatan dengan swasta, lembaga swadaya masyarakat, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan lainnya di wilayah kerja kecamatan bersifat koordinasi dan fasilitasi. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 11 Pembiayaan Kecamatan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuningan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Kecamatan yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap menjalankan tugas pokok dan fungsinya sampai dengan diadakan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini. 7 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 (1) Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas unit-unit organisasi Kecamatan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dinyatakan tidak berlaku. (3) Peraturan Daerah diundangkan. ini mulai berlaku pada tanggal Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan. Disahkan di Kuningan Pada tanggal BUPATI KUNINGAN, AANG HAMID SUGANDA Diundangkan di Kuningan Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN, MOMON ROCHMANA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2008, NOMOR : 8 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN I. UMUM Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah dan masyarakat di daerah lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk mempercepat laju pembangunan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik secara struktural, fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi kecamatan yang sebelumnya merupakan perangkat wilayah dalam kerangka asas ekonsentrasi, berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam kerangka asas desentralisasi. Sebagai perangkat daerah, Camat dalam menjalankan tugasnya mendapat pelimpahan kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada bupati. Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008. Sebagai perangkat daerah, Camat mendapatkan pelimpahan kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan. Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif dalam bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di 9 wilayah kecamatan, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan peraturan perundang-undangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan, serta pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan desa/kelurahan dan/atau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan. Oleh karena itu, kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi pemerintahan lainnya di kecamatan, karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam koordinasi Camat. Camat sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan asas desentralisasi. Kekhususan tersebut yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketenteraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah. Dalam hal ini, fungsi utama camat selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, juga melakukan tugas-tugas pembinaan wilayah. Dalam pengaturan organisasi Kecamatan disesuaikan dengan tipologi yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah Kecamatan. Untuk Kecamatan Tipe A, maka organisasinya menggunakan pola maksimal , sedangkan untuk Kecamatan Tipe B dan C menggunakan pola minimal. Penetapan organisasi yang disesuaikan dengan tipologi ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kecamatan mengingat masing-masing kecamatan memiliki beban tugas serta karakteristik wilayah yang berbeda-beda. Atas dasar pertimbangan demikian, maka organisasi dan tata kerja Kecamatan perlu diatur kembali yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas 10 Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR :