ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI KELOMPOK 3 Dya Risca Febriyanti M. Faridyto Rafiftyaputra Ranty Ardini Yemima Accordien S. 1. PENGERTIAN LINGKUNGAN ORGANISASI Elemen-elemen di luar organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan, yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi karyawan/pegawai, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal dibagi dua, yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak langsung. Contoh lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung adalah organisasi pesaing, pemasok, konsumen. Sedangkan untuk contoh lingkungan eksternal yang tidak berpengaruh langsung adalah kondisi politik, ekonomi, dan sosial. Lingkungan secara umum yang harus dianalisis kekuatannya oleh manajer karena berpengaruh dalam membuat keputusan dan perencanaan adalah kekuatan teknologi, ekonomi, demografi, sosial budaya, serta politik dan hukum. 2. ANALISIS JARINGAN ANTAR-ORGANISASI DAN ANALISIS LINGKUNGAN UMUM 2.1. ANALISIS ANTAR-ORGANISASI Analisis jaringan biasanya bersifat fungsional, artinya dapat digunakan oleh manajer ataupun administrator untuk menetapkan hubungan antara organisasi dengan aktor-aktor dalam lingkungannya. Biasanya aktor-aktor tersebut diartikan dalam bentuk organisasi. Melalui analisis ini, organisasi tersebut dapat melihat posisinya dan menentukan tingkat hubungan yang harus dijaga dengan organisasi-organisasi lain yang terkait. Bentuk hubungan itu sendiri bermacam-macam. Ada yang bersifat relatif permanen dan jangka panjang (misalnya hubungan dengan supplier atau partner-partner bisnis), ada pula yang berubah-ubah, bersifat sementara, atau jangka pendek (seperti hubungan dengan pelanggan, yang bisa berlangsung satu kali, beberapa kali, atau berulang-ulang secara kontinu). Ada hubungan yang bersifat kerja sama, ada yang bersifat persaingan atau perbedaan kepentingan (hubungan dengan pesaing dan serikat buruh) tetapi, ada pula yang berbentuk regulatif (hubungan dengan badan-badan pemerintah yang menetapkan peraturan, pajak, yang harus dipatuhi). Dalam hal ini, organisasi mencoba untuk mendefinisikan dan mengatur hubungannya dengan aktor-aktor terpenting dalam lingkungannya sedemikian rupa sehingga terlihat dampaknya terhadap pencapaianberbagai tujuan organisasi. 2.2. ANALISIS LINGKUNGAN UMUM Analisis ini mencakup lebih luas faktor-faktor sosial-budaya yang membentuk masyarakat/negara. Pada analisis ini, kita memperhatikan faktorfaktor yang membentuk atau mengkondisikan pola hubungan dalam jaringan tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sosial, budaya, poltik, ekonomi, hukum, dan teknologi. Ini berguna terutama untuk analisis strategi organisasi jangka panjang. 3. LINGKUNGAN JAUH, LINGKUNGAN INDUSTRI, DAN LINGKUNGAN OPERASI 3.1. LINGKUNGAN JAUH Kasus di Indonesia yang menyebabkan krisis moneter pada tahun 1997, adalah salah satu contoh bagaimana lingkungan mempengaruhi suatu organisasi. Dalam hal ini adalah contoh dari lingkungan jauh. Atau yang dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor makro yang relatif berada di luar jangkauan organisasi untuk mengubah situasi atau keadaan yang sedang terjadi. Organisasi hanya bisa merespon, antisipasi, dan juga menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang terjadi. Semua itu dianalisis melalui faktor-faktor berikut: - Faktor sosial. Sistem sosial pada umumnya bersifat stabil. Akan tetapi, suatu perubahan sosial menyebabkan organisasi perlu menyesuaikan diri. - Faktor budaya. Faktor ini mempengaruhi secara tidak langsung, melainkan melalui anggota-anggota yang terpengaruh nilai-nilai di masyarakat. Organisasi pun harus melakukan pendekatan dengan kerangka budaya yang ada. - Faktor hukum. Hukum-hukum yang ada, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. - Faktor politik. Bagi organisasi harus bisa menyesuaikan terhadap konteks politik yang ada, seta dampaknya terhadap aspek hukum. - Faktor ekonomi. Pemahaman terhadap lingkungan ekonomi sangat membantu dalam mengambil keputusan untuk mengelola organisasi dengan cara yang paling efisien dan efektif. - Faktor teknologi. Organisasi-organisasi tertentu membutuhkan teknologi dalam melaksanakan kegiatannya. - Faktor alam, dapat memberikan pengaruh yang tidak terduga yang dapat mempengaruhi organisasi. Faktor-faktor ini tentunya harus dipertimbangkan secara matang oleh administrator ketika organisasinya melakukan operasinya di wilayah atau negara yang berbeda. 3.2. LINGKUNGAN INDUSTRI Berangkat dari konsep “struktur industri”, yakni suatu analisis umum terhadap suatu bidang industri dimana organisasi (bisnis) beroperasi. Menurut Porter, permasalahan penting dalam pengambilan keputusan organisasi bisnis adalah tentang persaingan. Adapun faktor-faktor pembentuk persaingan yaitu dari kompetitor, pendatang baru, pemasok, pembeli, dan barang pengganti. 3.3. LINGKUNGAN OPERASI Adalah analisis jaringan antar organisasi. Pusat perhatiannya pada satu organisasi, dan mencari keterkaitannya dengan organisasi-organisasi lain yang berhubungan secara langsung dengannya. Lingkungan operasi meliputi elemenelemen yang mempengaruhi operasi organisasi(perusahaan), antara lain: pasar tenaga kerja, perbankan, pasar sumber daya material, dll. 4. TEORI HUBUNGAN ORGANISASI-LINGKUNGAN 4.1. TEORI KONTINGENSI Burn dan Stalker menyimpulkan bahwa efektivitas masing-masing tipe struktur organisasi adalah ”tergantung” (contingent) terhadap jenis lingkungan yang dihadapi. Teori ini menghasilkan struktur organisasi mekanik dan organik. a. Struktur organisasi mekanik Sistem kerja yang stabil. Setiap posisi atau jabatan di dalam organisasi harus ditentukan secara jelas otoritas atau wewenangnya, kebutuhan informasi (information requirements), kompetensi, dan aktivitas teknis yang dilakukan. Orang yang menduduki posisi tidak boleh melanggar batas-batas yang telah ditentukan. Prosedur-prosedur kerja distandarisasi, terutama untuk tugas-tugas yang bersifat rutin. b. Struktur organisasi organik Kreativitas dan daya adaptasi individu dalam melaksanakan tugastugasnya sangat diperlukan. Anggota organisasi memiliki ruang yang lebih luas untuk menyesuaikan tugas-tugasnya sejalan dengan perubahan lingkungan yang dihadapi. Tugas manajemen dan administrator bukan membuat struktur organisasi dan kerangka penugasan yang ketat agar organisasi bekerja secara efisien, melainkan membangun komitmen dan motivasi anggota untuk memberi sumbangan sebesar-besarnya kepada organisasi dan mengembangkan diri seluas-luasnya. 4.2. TEORI KETERGANTUNGAN SUMBER DAYA Ide dasar teori ini adalah bahwa hubungan organisasi dan lingkungan adalah bersifat dependen, dalam arti organisasi bergantung kepada lingkungan untuk mendapatkan sumberdaya (modal, bahan mentah, tenaga kerja, teknologi & peralatan, dll). Oleh karena itu teori ini disebut teori ketergantungan sumberdaya (resource dependent). 4.3. TEORI EKOLOGI POPULASI Teori ini terutama bermanfaat untuk menganalisis kelompok-kelompok industri tertentu, dimana organisasi yang datang dan pergi terjadi dengan relatif mudah. Menurut teori ini, organisasi-organisasi yang tergabung dalam kelompok resource pool yang sama adalah persaingan yang bersifat saling ketergantungan (interdependence). Proses seleksi didalam suatu populasi organisasi terjadi melalui tiga tahap, yaitu: variasi, seleksi, dan retensi atau survival. 4.4. TEORI INSTITUSIONAL Pengaruh lingkungan terhadap organisasi: 1. Pengaruh lingkungan yang lebih menitik-beratkan kepada aspek teknis dan ekonomis (efisiensi dan efektivitas); 2. Pengaruh lingkungan yang menitik-beratkan kepada aspek sosio-kultural. 5. PERAN ADMINISTRASI DALAM ANALISIS LINGKUNGAN Lingkungan tidak semata-mata menjadi faktor yang tidak mudah untuk diprediksi dan disesuaikan oleh suatu organisasi. Analisis lingkungan ini juga bermanfaat terhadap hidup matinya organisasi yang bersangkutan tersebut. Analisis lingkungan adalah semacam outward looking. Dimana administrator melihat posisi organisasinya berada di tengah-tengah masyarakat. Analisis lingkungan adalah masalah strategi dan kebijakan bagi seorang administrator. Bagi seorang administrator organisasi, ada kecendrungan teori-teori lingkungan yang bersifat pasif dimana organisasi dapat mempengaruhi, mengontrol, bahkan mengubah lingkungannya. Akan tetapi, di sisi lain organisasi tidak boleh mengabaikan teori-teori lingkungan yang juga menganggap organisasi berada di bawah kekuatan lingkungan. Dalam hal ini organisasi harus bisa menyesuaikan diri dalam lingkungannya atau organisasi tersebut harus bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk memberikan identitas tersendiri bagi organisasinya. Kesimpulannya, dalam menganalisis lingkungan seorang administrator harus bisa menyeimbangkan sudut pandangnya terhadap terori-teori yang ada sedemikian rupa, sehingga organisasi dapat menempatkan dirinya pada posisi yang strategis di tengah-tengah lingkungannya.