Memperkuat Kelembagaan Pemerintah Daerah

advertisement
Memperkuat Kelembagaan
Pemerintah Daerah Dalam
Rangka Mengintegrasikan
Adaptasi Perubahan
Iklim kedalam Rencana
Pembangunan Daerah di
Kabupaten Gorontalo
Proyek ICCTF/Adapt Asia
yang diimplementasikan oleh
Yayasan Transformasi Kebijakan Publik
Capaian
Proyek
Kajian kerentanan yang dilakukan sebelumnya
oleh DNPI di tahun 2014 juga hanya menganalisa
kerentanan di tingkat Provinsi, belum ada analisa
spesifik tingkat Kabupaten Gorontalo. Selain itu,
belum ada analisa proyeksi iklim dan resiko iklim.
Sementara analisa ini penting untuk menyusun pilihan
dan scenario adaptasi perubahan iklim di tingkat
Kabupaten.
Salah satu proyek yang terpilih pada saat Call for
Proposal 2015 ialah: “Memperkuat Kelembagaan
Pemerintah Daerah Dalam Rangka Mengintegrasikan
Adaptasi Perubahan Iklim kedalam Rencana
Pembangunan Daerah di Kabupaten Gorontalo”.
Proyek ini dilaksanakan oleh Yayasan Transformasi
Kebijakan Publik (“Transformasi”), dan merupakan
salah satu proyek yang sukses.
Selama
implementasi
proyek,
Transformasi
mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
melalui
pembentukan
Kelompok Kerja Adaptasi Perubahan Iklim (POKJAAPI). POKJA-API bekerjasama dengan Transformasi
dalam menyusun Kajian Kerentanan dan Resiko Iklim
Kabupaten Gorontalo sampai tingkat desa, menyusun
Strategi dan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim
serta mengintegrasikannya ke dalam RPJMD 20162021, RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)
2017, Rencana Kerja (Renja) 2017, dan RKA (Rencana
Kerja dan Anggaran) 2017, dan rencana kerja beserta
dokumen pemerintah daerah terkait lainnya.
Kabupaten Gorontalo dipilih sebagai lokasi proyek
karena merupakan salah satu Kabupaten paling rentan
terhadap dampak perubahan iklim berdasarkan Kajian
DNPI 2014 dan RAN API namun memiliki kapasitas
yang rendah.
Namun,
Transformasi
telah
mengidentifikasi
beberapa peluang, diantaranya: Kabupaten ini baru
saja menyelenggarakan pemilihan kepala daerah,
dan Bupati & Wakil Bupati terpilih tersebut harus
mempersiapkan RPJMD, Transformasi juga mencatat
bahwa Bupati terpilih merupakan seorang akademisi
yang memiliki latar belakang ilmu lingkungan dan
memiliki ketertarikan terhadap isu konservasi
lingkungan hidup. Oleh sebab itu, dianggap akan lebih
mudah untuk berdiskusi mengenai pengarusutamaan
perubahan iklim ke dalam rencana pembangunan
daerah Kabupaten Gorontalo.
Kendala utama yang teridentifikasi dalam pelaksanaan
proyek utamanya adalah: (1) di dalam UU No 23/2014
tentang Pemerintahan Daerah, Perubahan Iklim
bukan merupakan urusan yang dibagi/diserahkan
kepada Pemda Kab/Kota; (2) Permendagri No
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, tidak ada nomenklatur program/kegiatan
dan anggaran yang bisa menjadi dasar bagi Pemda
untuk mengalokasikan dana dari APBD bagi program/
kegiatan terkait adaptasi perubahan iklim.
Namun, kendala tersebut dapat dijembatani dengan
mengacu pada RPJMN 2015-2019 pada BUKU II
terkait Pembangunan Lintas Bidang, dimana isu
perubahan iklim memberikan mandat kepada pemda
untuk mengintegrasikan strategi API ke dalam
perencanaan pembangunan daerah.
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
SK Pokja APi Kabupaten Gorontalo & suasana rapat koordinasi Pokja-API
Kabupaten Gorontalo
2
daerah dipresentasikan dalam acara tersebut. Bupati
Gorontalo merupakan salah satu pembicara dalam
sesi tersebut dan beliau juga memberikan presentasi
tentang “Menguatkan Kemitraan Aksi Daerah dan
Adaptasi Perubahan Iklim”.
Target proyek ini adalah mengintegrasikan Strategi
API ke dalam RPJMD sesuai instruksi dalam surat
pengantar Bappenas kepada Bupati Gorontalo. Pada
pelaksanaannya, proyek ini berhasil melebihi target
yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain terintegrasi
dalam RPJMD, Strategi API juga terintegrasi pada
rencana kerja pemda, rencana kerja dan anggaran
2017.
Pada tahap akhir proyek, Pemerintah Kabupaten
Gorontalo telah berhasil mengintegrasikan adaptasi
perubahan iklim ke dalam rencana pembangunan
daerah termasuk RPJMD 2016-2021, Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2017, Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran (RENJA SKPD dan RKA)
2017. RPJMD merupakan payung yang dapat
mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim kedalam
rencana pembangunan. Pasal adaptasi perubahan
iklim dalam RPJMD merupakan alasan kuat untuk
mengintegrasikan adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim kedalam rencana pembangunan daerah dan
khususnya dalam alokasi anggaran. Terdapat 19
program terkait adaptasi perubahan iklim yang
melibatkan 9 Dinas/Badan: Dinas Pertanian, Dinas
Ketahanan Pangan, Dinas Kehutanan, Dinas
Lingkungan Hidup, BPBD, Dinas Perhubungan, Dinas
Pendidikan & Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas
Pekerjaan Umum yang memiliki anggaran sebesar
53,9 milyar Rupiah dari total anggaran 500 milyar
Rupiah atau sekitar 10.5% dari total RAPBD.
Selama proyek berlangsung, kegiatan diseminasi
mengenai keberhasilan bantuan teknis telah
dilakukan dalam beberapa acara yaitu: (i) Proyek ini
dipresentasikan dalam “Diskusi Pojok Iklim KLHK”
pada 2 November 2016. Dalam acara tersebut Bupati
Gorontalo memaparkan keberhasilan Gorontalo
dalam mengarusutamakan adaptasi perubahan iklim
kedalam RPJMD; (ii) Kesuksesan proyek ini juga
mengantarkan Bupati Gorontalo untuk memaparkan
proyek ini dalam COP-22 di Marrakech Maroko dalam
sesi “Empowering Innovation and Enhancing Climate
Change Action for Sustainable Development”. Beliau
merupakan satu-stunya Kepala Daerah tingkat II di
Indonesia yang terlibat dalam COP 22 UNFCCC; (iii)
Partisipasi dalam “Indonesia Climate Week 2016” yang
diadakan oleh KLHK bekerjasama dengan Indonesia
Climate Alliance (ICA), dimana sukses dari Kabupaten
Gorontalo
dalam
mengintegrasikan
adaptasi
perubahan iklim kedalam rencana pembangunan
RPJMD 2016 – 2021 dan RKPD 2017
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
3
Alokasi Dana APBD 2017 Untuk Kegiatan Perubahan Iklim Berdasarkan APBD Kab Gorontalo:
No
Nama Program
SKPD
Anggaran (Rupiah)
1
Prog Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
Dinas Pendidikan
8.415.169.600,00
2
Prog Pengembangan Lingkungan Sehat
Dinas Kesehatan
1.621.728.500,00
3
Prog Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular
Dinas Kesehatan
2.520.243.000,00
4
Prog Rehabilitasi Jalan & Jembatan
Dinas PU
34.230.150.000,00
5
Prog Pengembangan, Pengelolaan, & Konservasi Sungai, Danau
& Sumber Air lainnya
Dinas PU
371.400.000,00
6
Prog Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum & Air Limbah
Dinas PU
8.408.500.000,00
7
Prog Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
BPBD
300.000.000,00
8
Prog Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
BPBD
654.400.000,00
9
Prog Pencegahan Dini & Penanggulangan Korban Bencana Alam
BPBD
886.710.875,00
10
Prog Pengembangan Perumahan
Dinas Perumahan & KP
11
Prog Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah
Dinas LH & SDA
2.158.907.028,00
12
Prog Pengendalian Pencemaran & Perusahan Lingkungan Hidup
Dinas LH & SDA
210.000.000,00
13
Prog Perlindungan & Konservasi Sumber Daya Alam
Dinas LH & SDA
58.500.000,00
14
Prog Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Dinas LH & SDA
150.000.000,00
15
Prog Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Dinas LH & SDA
2.287.300.000,00
16
Prog Peningkatan Pelayanan Angkutan (Uji Emisi)
Dinas Perhubungan
1.064.750.000,00
17
Prog Peningkatan Ketahanan Pangan
Dinas Ketahanan Pangan
18
Prog Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Dinas Pertanian
9.485.625.000,00
19
Prog Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Dinas Pertanian
309.830.000,00
TOTAL
14.209.800.000,00
827.345.000,00
53.940.209.003,00
Belanja langsung: Rp. 722.277.534.685
Belanja tidak langsung: Rp. 508.966.462.729 x 10% = 50.896.646.279
Realisasi pada kegiatan adaptasi perubahan iklim sebesar Rp. 53.940.209.003 atau 10,5 %.
merupakan
sosialisai
mengenai
pencapaian
pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim kepada
kebupaten-kabupaten lain tersebut. Pertemuan ini
juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Dalam
Negeri dan KLHK untuk mengamati bagaimana
mengarus-utamakan perubahan iklim ke dalam
rencana pembangunan daerah. Dalam pertemuan
ini dilakukan Penandatanganan Komitmen Bersama
Sinergi Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim yang
dilakukan oleh para kepala Bappeda se-Provinsi
Gorontalo.
Keberhasilan ini menginspirasi pemerintah daerah
lainnya untuk melakukan upaya yang sama. Bupati
Gorontalo, Nelson Pomalingo menyelenggarakan
acara “Konsultasi Kebijakan API dengan Pemerintah
Provinsi Gorontalo & Pemkab/Pemkot Se-Provinsi
Gorontalo” yang diadakan tanggal 7 Februari 2017
di Gorontalo, dan dihadiri oleh Gubernur Gorontalo
dan Bupati/Walikota dan Kepala Bappeda se-Prov
Gorontalo. Pada acara tersebut Bupati Gorontalo
mempresentasikan kebijakan pemerintah Kabupaten
Gorontalo mengenai perubahan iklim, dan sekaligus
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
4
Penandatanganan Kesepakatan
Bersama antara Pemerintah Daerah
se-Provinsi Gorontalo disaksikan
oleh Bappeda Provinsi Gorontalo,
Transfsormasi, Kemendagri dan
KLHK 08/02/2017.
Kegiatan Sosialisasi kebijakan
adaptasi perubahan iklim oleh
Bupati Kabupaten Gorontalo,
Transformasi & BMKG stasiun
Jalaludin Gorontalo 09/02/2017
Saat ini Kemendagri sedang merevisi Permendagri No
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, dimana akan memasukkan urusan Perubahan
Iklim menjadi nomenklatur program/kegiatan dan
anggaran baru sehingga bisa menjadi acuan pemda
untuk mengalokasikan anggaran program/kegiatan
perubahan iklim dari APBD mereka.
Belum adanya petunjuk dalam pengintegrasian
adaptasi perubahan iklim ke dalam RPJMD akan
merupakan kendala dalam implementasi komitmen
tersebut. Dalam hal Kabupaten Gorontalo, kesuksesan
proyek dicapai salah satunya karena dukungan penuh
dari pemerintah daerah, khususnya Bupati yang
memiliki latar belakang konservasi lingkungan hidup,
dan bantuan dari ICCTF/Transformasi. Disamping itu,
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
5
Inisiatif Pemerintah
Pusat Dalam
Mengarusutamakan
Pertimbangan
Mengenai
Perubahan Iklim
Kedalam Rencana
Pembangunan
Perlunya untuk mengarusutamakan pertimbangan
mengenai perubahan iklim ke dalam rencana
pembangunan
telah
diatur
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),
2015-2019. Beberapa kementerian dan lembaga
telah mengeluarkan kebijakan dan pedoman teknis
sebagai panduan daerah dalam merencanakan dan
menganggarkan kegiatan mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim. Pada tingkat operasional, perlu
ada sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan pusat
dengan daerah khususnya terkait pembagian urusan
pemerintah konkuren (pusat, daerah tingkat I dan II).
Permendagri No.54 tahun 2010 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, belum
mencantumkan adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim sebagai bagian dari penelaahan untuk rencana
pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
RPJMD. dan Peremendagri No. 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pemerintah daerah perlu menyadari adanya
perubahan kebijakan perubahan iklim ditingkat pusat
ini, khususnya kebutuhan untuk mengarusutamakan
pertimbangan perubahan iklim (mitigasi dan adaptasi)
kedalam rencana pembangunan daerah agar
kebijakan perubahan iklim dapat disinkronisasikan
kedalam pembangunan baik nasional maupun
daerah. Penting bagi pemerintah daerah khususnya
yang akan menyusun RPJMD, untuk memahami
instrumen kebijakan terkait pengarusutamaan mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim.
Saat ini sedang dirancang Peraturan Pemerintah
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren
(RPP PUPK) yang telah memasukan adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim sebagai bagian dari urusan
konkuren. sebagai turunan dari UU No 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah dimana perubahan iklim telah
diusulkan menjadi bagian dari urusan pemerintahan
daerah bidang lingkungan hidup. Pengesahan RPP
PUPK ini akan berpengaruh besar pada pelaksanaan
kebijakan perubahan iklim di daerah khususnya terkait
aspek perencanaan dan penganggaran.
Hal ini khususnya seiring dengan diadakannya
pemilihan 101 kepala daerah baik gubernur dan
bupati/walikota secara serentak pada 15 Februari
2017 lalu. Pemerintahan baru yang dipimpin oleh
gubernur dan bupati/walikota yang baru terpilih
ini harus mempersiapkan RPJMD dan mereka
diharapkan mampu untuk mengintegrasikan dan
mengarusutamakan pertimbangan perubahan iklim
kedalam rencana pembangunan daerah termasuk
memasukan anggaran yang diperlukan untuk hal
tersebut ke dalam rencana anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
Kementerian Dalam Negeri saat ini juga sedang
melakukan harmonisasi antara Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) dengan kebijakan
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian
(K/L) terkait perubahan iklim. Hal ini akan mendorong
kesinambungan perencanaan pembangunan nasional
dan daerah termasuk penganggaran untuk kegiatan
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Beberapa
Permendagri yang akan diamandemen meliputi
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
6
Langkah
Ke Depan
Agenda pertemuan sementara meliputi: (i) Sambutan
Bappenas mengenai pengarusutamaan pertimbangan
perubahan iklim ke dalam RPJMN 2016-2020; (ii) Sambutan
USAID/ICCTF tentang pengelolaan dan penyaluran dana
untuk membiayai kegiatan-kegiatan terkait perubahan iklim
dan sesuai dengan rencana pendanaan pemerintah
Indonesia; (iii) Sambutan Kementerian Dalam Negeri
mengenai pengarusutamaan pertimbangan perubahan iklim
kedalam rencana pembangunan daerah; (iv) Sambutan
Transformasi mengenai kemitraan dengan pemerintah
daerah. Selain hal tersebut diatas, akan dilakukan paparan
yang akan mencakup hal berikut: (i) Presentasi akademisi
tentang dampak perubahan iklim di Indonesia dengan
skenarion iklim global; (ii) Presentasi dari Bupati Gorontalo
tentang kebijakan adaptasi perubahan iklim di Kabupaten
Gorontalo; (iii) Presentasi dari kepala daerah lainnya tentang
kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di daerahnya;
(iv) Presentasi oleh Transformasi tentang pembelajaran dari
pendampingan teknis dalam mengarusutamakan API di
Kabupaten Gorontalo. Presentasi bimbingan teknis akan
mencakup: (i) Sosialisasi RPP PUPK, Permendagri 54/2010,
dan Permendagri No. 13/2006 oleh Kemendagri; (ii) Sosialisasi
Permen LHK No.33/2016 yang akan dipresentasikan oleh
KLHK; dan (iii) Sosialisasi Modul-modul Pengarusutamaan
Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
yang akan dipaparkan Sekretariat RAN-API dan Sekretariat
RAN-GRK.
Mengambil contoh sukses bantuan teknis di Kabupaten
Gorontalo dan inisiatif dari Kementerian Dalam Negeri untuk
mengarusutamakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
ke dalam rencana pembangunan daerah, ICCTF saat ini
mempertimbangkan untuk mendiseminasikan lebih lanjut
kebutuhan untuk mengintegrasikan pertimbangan perubahan
iklim kedalam RPJMD. ICCTF melalui Transformasi
akan menggunakan momentum pilkada serentak di 101
kabupaten/kota untuk membantu pemerintah daerah yang
baru dalam mengarusutamakan mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim kedalam RPJMD dan dokumen-dokumen
lainnya yang akan disusun.
ICCTF (diwakili oleh Transformasi) akan memimpin inisiatif
ini dan akan berkolaborasi dengan Kementerian Dalam
Negeri dan Bappenas dalam pertemuan 2 hari. Pertemuan
ini akan diadakan di Bulan Mei 2017 di Jakarta. Peserta
pertemuan merupakan 101 Kepala Provinsi dan Kabupaten/
Kota beserta Bappeda dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Daerah Tingkat I dan Tingkat II dari pemerintahan yang
baru terpilih. Jumlah peserta diperkirakan sekitar 200 orang
yang mewakili 101 pemerintahan baru. Tujuan pertemuan
ini adalah: (i) Sosialisasi kebijakan pemerintah dalam dalam
mengarusutamakan perubahan iklim (adaptasi dan mitigasi)
kepada pemerintah daerah yang baru terpilih (adaptasi dan
mitigasi) ke pemerintah daerah yang baru terpilih; (ii) Berbagi
pembelajaran dari pemerintah daerah yang telah berhasil
mengintegrasikan pertimbangan perubahan iklim kedalam
rencana pembangunan sebagai inspirasi bagi daerah lainnya
(kasus Gorontalo); dan (iii) Untuk mendorong komitmen
kepala daerah yang baru terpilih untuk mengarusutamakan
perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan daerah
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
Pertimbangan pentingnya memberikan pelatihan untuk
mengarusutamakan pertimbangan perubahan iklim kedalam
rencana anggaran pemerintah daerah (RAPBD) khususnya
bagi staf perwakilan dari 101 kabupaten/kota. Rencana ini
membutuhkan diskusi lebih lanjut karena, jika dilakukan,
akan menjadi tugas besar bagi seluruh institusi yang terkait.
7
PROFIL
ICCTF
Lembaga Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia
(Indonesia Climate Change Trust Fund/ICCTF) merupakan
satu-satunya lembaga dana perwalian di Indonesia untuk
perubahan iklim yang dikelola oleh Pemerintah Indonesia.
ICCTF didirikan pada tanggal 14 September 2009 dengan
tujuan utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
koordinasi penanganan perubahan iklim di Indonesia sesuai
dengan Rencana Aksi Nasional/Daerah Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAN/RAD-GRK) dan Rencana Aksi Nasional
Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API).
Indonesia Climate Change Trust Fund
Tujuan kelembagaan ICCTF adalah mengarusutamakan
isu perubahan iklim ke dalam perencanaan pembangunan
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten/kota,
serta
mengimplementasikan kegiatan mitigasi dan adaptasi
penurunan emisi GRK. Dengan mendorong dan menyalurkan
sumber daya domestik dan pendanaan internasional ke
proyek-proyek yang selaras dengan rencana pelaksanaan
RAN/RAD-GRK, ICCTF mendukung target penurunan emisi
Indonesia sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41
persen dengan bantuan internasional di tahun 2030.
Dalam periode 2016-2018, ICCTF mendanai 18 program
penanganan perubahan iklim di berbagai lokasi di Indonesia,
sesuai dengan tiga fokus area lembaga, yaitu mitigasi
berbasis lahan, energi, serta adaptasi dan peningkatan
ketahanan. Dalam periode 2010-2016, program penanganan
perubahan iklim yang telah didanai oleh ICCTF sebanyak 36
program. Mitra pelaksana kegiatan-kegiatan ICCTF tersebut
adalah Kementerian/Lembaga, LSM, dan Universitas. Tahun
2017 ICCTF menyalurkan pendanaan ke 27 lembaga yang
telah lulus seleksi proposal. 11 lembaga terpilih untuk
program ICCTF-UKCCU, 12 proposal lembaga terpilih
untuk program ICCTF-USAID Mitigasi Berbasis Lahan, dan
4 proposal lembaga terpilih untuk program ICCTF-USAID
Adaptasi dan Ketahanan.
Informasi selengkapnya kunjungi www.icctf.or.id
Narahubung:
Adhi Fitri Dinastiar
Communication Officer
([email protected])
(+6282 22 685 4874)
Infosheet Program Indonesia Climate Change Trust Fund - Transformasi
8
Download