BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan semiotik, Saussure memandang bahasa sebagai suatu sistem tanda. Sebagai suatu tanda, bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Pengertian tanda memiliki sejarah yang panjang yang bermula dalam tulisan-tulisan Yunani Kuno (Masinambow, 2002: iii). Peirce (dalam T. Christommy, 2001:119), mengatakan bahwa tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Pierce disebut Ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representament) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Dalam perkembangannya, kajian semiotik terbagi ke dalam dua jenis, yaitu semiotik signifikasi dan semiotik komunikasi Eco (dalam Hoed, 2001: 140). Semiotik signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Dalam semiotik jenis ini, yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya lebih diperhatikan daripada komunikasinya. Sementara itu, semiotik komunikasi menekankan teori produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima, kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Dalam penelitian ini diarahkan kepada jenis semiotik yang pertama, yakni semiotik signifikasi. Namun, perbedaan antara 1 keduanya itu menurut Hoed (2001: 140), sebenarnya bukan untuk dipertentangkan, melainkan harus saling melengkapi. Sebuah komunikasi dapat dirasakan pada saat seseorang mendengar atau melihat iklan. Iklan didefinisikan dalam KBBI sebagai (1) berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah (KBBI, 2003 : 322). Dalam mengkaji sebuah iklan, tentunya kita harus melihat sifat persuasif dari iklan tersebut. Secara teoretis, persuasi didefinisikan sebagai upaya seseorang atau kelompok orang untuk memengaruhi atau mengubah pandangan atau pendapat seseorang atau sekelompok orang lain. Persuasi menurut Hoed (2001: 143) merupakan upaya memengaruhi atau mengubah pendapat yang terjadi dalam proses komunikasi itu sendiri dan berakibat pada reorganisasi kognitif pada diri seseorang. Dengan demikian persuasi tidak hanya terjadi sesaat, tetapi merupakan suatu proses yang berlanjut. Hal ini berkaitan dengan proses signifikasi dalam semiosis, yaitu pada komponen interpretan. Dalam penelitian ini, iklan dikaji dengan menggunakan semiotik karena di dalam iklan provider handphone banyak terkandung pesan yang tersembunyi. Hal itu disebabkan dalam pembuatannya, iklan banyak menggunakan tanda dalam menyampaikan pesannya kepada konsumen. Hal ini karena memang sifat iklan yang sudah seharusnya agar pesannya disampaikan secara tersembunyi sehingga 2 pembaca/pendengar iklan tersebut mungkin akan merasa kesulitan untuk mengerti maknanya dalam konteks semiotik (Hoed, 2001: 142). Tanda (sign) yang dipakai dalam iklan ada dua, verbal dan nonverbal. Kedua tanda ini dapat digunakan untuk meneliti proses komunikasi yang terdapat dalam iklan. Tanda yang digunakan dalam iklan ini bukan saja akan mempengaruhi makna kebahasaan, tetapi juga akan memmengaruhi secara konstekstual sehingga penelitian ini akan meneliti makna dan pesan yang terdapat di dalam iklan provider. Selain mengkaji makna dan pesan peneliti juga ingin menggambarkan bagaimana tanda dalam iklan provider handphone tertentu dapat mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa provider handphone tertentu. Dalam iklan terdapat unsur-unsur tanda berupa objek (O) yang diiklankan; konteks berupa lingkungan, orang atau makhluk lainnya yang memberikan makna kepada objek; serta teks (berupa tulisan) yang memperkuat makna. Dalam konteks semiotika, iklan diamati sebagai suatu upaya menyampaikan pesan dengan menggunakan seperangkat tanda (representamen, objek, dan interpretan) dalam suatu sistem. Iklan juga dapat dilihat sebagai kesatuan tanda yang terdiri atas unsur verbal (unsur kebahasaan) dan nonverbal. Penelitian yang mengkaji iklan dengan menggunakan semiotik telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Ade Alfiah (2002) berjudul “Studi Kasus Iklan Sepeda Motor Buatan Jepang dan Cina yang Dimuat Harian Kompas 2000: Tinjauan Semiotika”. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan di antaranya penggunaan struktur iklan dalam strategi penjualan motor buatan Jepang dan motor buatan Cina. 3 Penelitian lainnya dilakukan oleh Galih Samarapradhipa (2002) berjudul “Makna Dalam Desain Kaus Dagadu Djokdja: Sebuah Tinjauan Semiotika”. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian Galih adalah pemahaman bahasa yang digunakan pada desain kaus dagadu djokja yang mengandung pesan-pesan, baik berupa plesetan, sindiran, maupun humor. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan iklan provider handphone sebagai objek yang dianalisis. Data yang dianalisis adalah tanda verbal dan nonverbal yang terdapat pada iklan provider handphone. Tanda verbal difokuskan pada unsur kebahasaan. Tanda nonverbal difokuskan pada positioning, tipografi, properti yang digunakan, warna, dan garis. Positioning merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah iklan. Positioning sering diartikan sebagai penempatan suatu produk dalam citra khalayak sasaran iklan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena di dalam iklan provider handphone terdapat banyak pesan sindiran yang dimaksudkan untuk menjatuhkan saingan sesama provider. Dari iklan provider handphone kita juga bisa mengetahui bahwa di dalamnya juga terdapat citra yang menggambarkan sebuah gaya hidup, sosial prestise, dan status sosial. 1.2 Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 4 1) Makna verbal dan nonverbal yang terbentuk dalam iklan provider handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. 2) Pesan konteks yang terdapat dalam iklan provider handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi.. 3) Ragam kognisi dari konsumen berdasarkan iklan provider handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. yang dilihat atau didengar. 4) Efek dan pengaruh iklan provider handphone 3 (three) versi “anakanak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” terhadap konsumen. 5) Karakteristik dari setiap iklan provider handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. . 5 1.2.2 Pembatasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu meluas dan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis, proses semiosis dibagi ke dalam empat tataran, yaitu : 1) Makna verbal dan nonverbal yang terdapat pada iklan provider handphone provider handphone 3 (three) versi “anakanak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. 2) Pesan apa saja yang disampaikan oleh iklan provider handphone provider handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi kepada konsumen. 1.2.1 Rumusan masalah Dalam penelitian ini peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1) Makna apa sajakah yang didapat dari tanda verbal dan nonverbal yang terbentuk dalam iklan provider handphone di televisi? 2) Pesan apa sajakah yang disampaikan dari setiap iklan provider handphone handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi? 6 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mengetahui makna yang dihasilkan dari tanda verbal dan nonverbal pada iklan provider handphone handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. 2) Mengetahui pesan yang disampaikan dari setiap iklan provider handphone handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. 1.4 Manfaaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan, baik akademis maupun nonakademisi. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Untuk akademisi. 1) Memeroleh makna yang dihasilkan dari tanda verbal dan nonverbal yang terdapat pada iklan provider handphone handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald 7 Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju” di televisi. 2) Memeroleh pengetahuan tentang apa saja pesan yang disampaikan dari setiap iklan provider handphone handphone 3 (three) versi “anak-anak’, kemudian juga XL Bebas versi “Ronald Surapradja”, Esia versi “Agus Ringgo”, XL Jempol versi “angkot”dan Fren versi “gantungan baju”. 1.4.2 Untuk nonakademisi. Bagi perkembangan dunia iklan diharapkan dapat meneliti secara detil tanda-tanda yang akan dibentuk dalam sebuah iklan sehingga kepaduan tanda-tanda tersebut dapat mengantarkan seluruh pesan yang akan disampaikan dan tidak mengandung unsur kebohongan di dalam iklannya tersebut yang sifatnya menipu konsumen. 1.5 Definisi Operasional 1) Semiotik merupakan ilmu atau metode yang digunakan dalam mengkaji tanda dan sistem tanda yang digunakan dalam menganalisis iklan provider handphone di televisi. Tujuannya adalah untuk menunjukan bagaimana terbentuknya tanda-tanda yang kemudian membentuk sebuah makna yang dihasilkan oleh tanda-tanda tersebut. 2) Iklan provider handphone adalah informasi tentang jaringan atau sinyal handphone yang bisa membuat sebuah handphone dapat 8 berfungsi hanya dengan menggunakan sebuah kartu yang kita ketahui sebagai sim card. 3) Makna verbal merupakan tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara yang berupa teks. Dalam hal ini adalah teks yang terdapat dalam iklan provider handphone yang kemudian akan membentuk makna. 4) Makna nonverbal merupakan tanda-tanda diluar unsur kebahasaan yang digunakan untuk lebih menegaskan maksud dan tujuan berupa positioning, gambar, maupun warna yang mendukung pesan yang disampaikan oleh teks verbal. 5) Pengaruh di sini adalah pengaruh yang terbawa oleh para konsumen ketika memaknai iklan provider tersebut yang kemudian menjadi trend tersendiri dalam masyarakat. 9