Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... 111 PENGARUH KOMUNIKASI BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP PERILAKU KARYAWAN (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Pesan, Media Dan Bentuk Komunikasi Budaya Perusahaan Terhadap Perilaku Karyawan Ma’soem Group) Ida Rapida Djachrab Yayasan Pendidikan Al Ma’Soem [email protected] ABSTRAK Untuk memberi pandangan yang sama bagi sumber daya manusia dalam perusahaan, perlu ada aturan, pandangan, maupun sikap dalam bentuk budaya perusahaan. Budaya menjadi pedoman dan pengikat karyawan dalam bersikap dan berperilaku khas yang menjadi pembeda dengan perusahaan lain. Melalui budaya perusahaan karyawan yang awalnya mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda “diikat” menjadi satu kesatuan agar mempunyai arah yang sama dalam pencapaian tujuan organisasi serta mempunyai kekuatan dalam menghadapi persaingan. Perusahaan dengan budaya yang tertanam kuat akan memiliki karyawan yang mempunyai sikap dan perilaku positif diantaranya mempunyai motivasi dan berkomitmen tinggi. Untuk menjaga kelangsungan budaya perusahaan perlu upaya menjaga dan melestarikannya. Merealisasikan dan menjaga kelanggengan budaya perusahaan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku positif karyawan memerlukan proses komunikasi yang terencana dan berkesinambungan. Komunikasi budaya perusahaan yang berhasil erat kaitannya diantaranya dengan perilaku karyawan yang mendukung ke arah pencapaian tujuan perusahaan. Budaya yang kuat dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan mendorong pada peningkatan kinerja perusahaan. Agar budaya perusahaan menjadi sebuah komitmen bagi karyawan perusahaan perlu melakukan pewarisan budaya dari generasi ke generasi melalui kegiatan komunikasi. Mengkomunikasikan budaya perusahaan kepada karyawan diharapkan karyawan mengetahui, memahami dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kata kunci: budaya perusahaan, komunikasi, perilaku karyawan ABSTRACT To give the same view for the human resources within the company, there needs to be rules, views, and attitudes in the form of corporate culture. Cultural guiding and binding employees in attitude and behavior is typical that made the difference with other companies. Through the corporate culture of employees who initially have the educational background and different experience "tied" into a single unit in order to have the same direction in achieving the organization's objectives and have strength in the face of competition. Companies with a culture that is firmly planted will have employees who have a positive attitude and behavior among motivated and committed. To maintain the continuity of the corporate culture necessary efforts to maintain and preserve it. Realize and maintain the continuity of the corporate culture in the form of knowledge, attitudes, and positive employee behaviors require communication processes planned and sustainable. Successful communication corporate culture is closely related to employee behavior including support towards the achievement of corporate objectives. Strong culture and in accordance with the vision and mission of the company lead to increased performance of the company. Corporate culture in order to be a commitment for employees Integration needs to do a cultural inheritance from generation to generation 112 Copetition, Volume VI, Nomor 2, November 2015, 111 - 121 through communication activities. Communicating the corporate culture to employees expected employees know, understand and implement the values contained therein. Keywords: culture, enterprise, communication. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk memberi pandangan yang sama bagi sumber daya manusia dalam perusahaan, perlu ada aturan, pandangan, maupun sikap dalam bentuk budaya perusahaan. Budaya inilah yang menjadikan pedoman dan pengikat karyawan dalam bersikap dan berperilaku khas yang menjadi pembeda dengan perusahaan lain. Melalui budaya perusahaan karyawan yang awalnya mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda “diikat” menjadi satu kesatuan agar mempunyai arah yang sama dalam pencapaian tujuan organisasi serta mempunyai kekuatan dalam menghadapi persaingan. Begitu juga dengan kegiatan usaha di lingkungan Ma’soem Group mempunyai keunikan tersendiri. Pada saat pelaku bisnis sejenis di kota-kota lain Indonesia menjerit karena terjadinya berbagai krisis, kegiatan usaha Ma’soem Group tenang-tenang saja. Tidak mengherankan jika kemudian banyak bank melirik Usaha Ma’soem sebagai lokasi potensial untuk mengucurkan pinjaman. Ma’soem Group selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui penentuan strategi pengelolaan untuk dapat mempengaruhi dan membuktikan kepada masyarakat tentang keistimewaan produk maupun layanan yang diberikan sehingga mampu tetap unggul dalam persaingan. Pengelolaan usaha tidak akan terlepas dari pelaksanaan strategi, yaitu suatu pendekatan untuk menggunakan segala sumber daya yang tersedia di dalam kendala iklim kompetitif untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rhenald Kasali (2000: 35) mengemukakan bahwa “strategi menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan menghadapi tekanan yang muncul dari dalam maupun dari luar”. Manajemen Ma’soem Group semakin menyadari pentingnya peran budaya perusahaan. Dahulu budaya perusahaan hanya dipandang sebagai salah satu pelengkap agar menjadi pembeda dengan perusahaan lain. Tapi pandangan tersebut sekarang sudah bergeser dimana budaya perusahaan dipan- dang sebagai salah satu alat yang dapat direkayasa sedemikian rupa menjadi upaya strategi pencapaian tujuan perusahaan. Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan para karyawan untuk beradaptasi baik dengan lingkungan internal maupun eksternal. Budaya Ma’soem Group banyak diilhami dari kebiasaan sehari-hari dari Bapak H. Ma’soem (alm). Selanjutnya kebiasaan ini oleh pihak manajemen dijadikan suatu pola dan asumsi-asumsi dasar yang digali, dikembangkan dan diterapkan dalam lingkungan perusahaan. Dengan pemahaman tersebut, budaya perusahaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menentukan arah perusahaan, mengarahkan apa yang patut dan tidak patut dikerjakan, bagaimana mengalokasi sumber daya organisasional. Hal tersebut tercermin dalam nilai-nilai fundamental organisasi. Selain itu budaya perusahaan dapat memberikan kesadaran beridentitas para anggota untuk menyerap visi, misi dan menjadi bagian integral dari perusahaan. Ma’soem Group melalui penetapan visi: Selalu Berusaha Menjadi yang Terbaik dan misi: Mencari Ridho Allah SWT memiliki nilai-nilai budaya yang dapat menunjang visi dan misi tersebut. Guna pencapaian visi dan misi diperlukan dukungan dari seluruh karyawan dengan berperilaku sesuai budaya yang dianut. Perusahaan dengan budaya yang tertanam kuat akan memiliki karyawan yang mempunyai sikap dan perilaku positif diantaranya mempunyai motivasi dan berkomitmen tinggi, seperti: rela berkorban demi kemajuan organisasi, bersedia memberikan perhatian yang besar pada perkembangan organisasi dan memiliki tekad yang kuat untuk menjaga eksistensi organisasi. Untuk menjaga kelangsungan budaya perusahaan perlu upaya menjaga dan melestarikannya sehingga budaya tersebut tetap terjaga dan tertanam dalam diri setiap karyawan. Merealisasikan dan menjaga kelanggengan budaya perusahaan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku positif karyawan memerlukan proses komunikasi yang 112 Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... terencana dan berkesinambungan. Komunikasi budaya perusahaan yang berhasil erat kaitannya diantaranya dengan perilaku karyawan yang mendukung ke arah pencapaian tujuan perusahaan. Mengingat persaingan usaha semakin meningkat diperlukan terobosan-terobosan untuk mengungguli usaha sejenis. Memenangkan kompetisi bisnis memerlukan terobosan dan strategi yang berbeda agar bisa menarik calon konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Pengaruh yang dirasakan oleh Ma’soem Group terutama pada pengorganisasian rencana atau strategi perusahaan menghadapi era kompetitif diantaranya menetapkan budaya perusahaan sebagai prioritas dan modal utama perusahaan. Budaya perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Budaya yang kuat dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan mendorong pada peningkatan kinerja perusahaan. Agar budaya perusahaan menjadi sebuah komitmen bagi karyawan perlu dilakukan pewarisan budaya dari generasi ke generasi melalui kegiatan komunikasi. Mengkomunikasikan budaya perusahaan kepada karyawan diharapkan karyawan mengetahui, memahami dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method, yaitu metode penelitian survei yang bertujuan menguji hipotesis. Penelitian melibatkan empat variabel, yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah pesan, media, dan bentuk komunikasi sedangkan variabel terikat adalah perilaku karyawan. 1. Pesan Pesan (message) adalah ide atau gagasan yang akan disampaikan kepada karyawan sebagai komunikan, yang penyampaiannya diubah menjadi lambang-lambang atau simbol-simbol. Dalam penelitian ini yang menjadi pesan adalah budaya perusahaan Ma’soem Group 2. Media Media merupakan saluran untuk menyampaikan pesan budaya komunikasi atau saluran dimana karyawan mendapat 113 informasi mengenai budaya perusahaan, baik melalui media yang sifatnya elektronik, cetak, maupun tatap muka 3. Bentuk Bentuk komunikasi dalam hal ini dititikberatkan kedalam jumlah orang, bagaimana situasi penyampaian pesan budaya perusahaan kepada karyawan. Apakah penyampaiannya dalam lingkup jumlah terbatas, antara atasan dengan bawahan yang melibatkan hanya dua orang seperti dalam dialog atau konseling. Atau penyampaian budaya perusahaan biasanya dilakukan dalam jumlah lebih dari dua orang. 4. Perilaku Perilaku karyawan merupakan umpan balik atau respon terhadap lingkungannya. Perilaku karyawan bisa diamati, namun demikian perilaku bisa merupakan cerminan sikap seseorang bisa juga merupakan sebuah manipulasi karena adanya dorongan tertentu. Keempat variabel tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk operasionalisasi variabel sebagai berikut: Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian No. 1. Variabel Pesan Komunikasi (X1) Sub Variabel Struktur Gaya Appeals Elektronik Cetak Tatap muka 2. Media Komunikasi (X2) Indikator Tersirat-tersurat Pola urutan argumentasi Pola objektivitas Perulangan Kemudahdimengertian Perbendaharaan kata Rasional-emosional Fear appeals Reward appeals SMS Centre Website Radio Penempelan tulisan yang berisi slogan di tempattempat tertentu Buletin Leaflet/selebaran Buku atau pedoman khusus Ritual/Seremoni Ritual/seremoni yang dijalankan pimpinan dalam kegiatan perusahaan Ritual/seremoni yang berkaitan dengan tugas pimpinan Ritual/seremoni yang dilakukan yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan Ritual/seremoni organisasi yang mengikutsertakan seluruh karyawan dalam kegiatan perusahaan Cerita yang sama dan selalu diulang kepada karyawan 114 No. 3. 4. Copetition, Volume VI, Nomor 2, November 2015, 111 - 121 Variabel Bentuk Komunikasi (X3) Perilaku Karyawan (Y) Sub Variabel Antar Persona (2 orang) Kelompok (lebih dari 2 orang) Indikator No. 3. Sosialitas Aturan atau tata cara yang berlaku Senda Gurau yang sering digunakan dan menjadi ciri khas Privasi yang dimiliki karyawan 4. Enkulturasi Budaya perusahaan disosialisaikan kepada karyawan baru Budaya perusahaan disosialisasikan secara berkesinambungan Pimpinan memberikan contoh Karyawan menginterpretasikan ucapan pimpinan Dialog Konseling Variabel Sub Variabel Indikator Pencapaian target pekerjaan Kualitas pekerjaan yang diselesaikan Inovatif dalam bekerja Keberanian melakukan inisiatif Memiliki ide-ide kreatif Membentuk image positif Improvisasi dalam bekerja 3. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Ma’soem Group yang berstatus sebagai karyawan tetap. Populasi dibatasi untuk karyawan golongan I, II, III, IV, dan V. Penentuan jumlah sampel minimum menggunakan rumus Slovin (Setiawan, 2007: 6). Perhitungan ini digunakan karena sudah diketahui jumlah karyawan Ma’soem Group sebanyak 706 orang. Formula perhitungan jumlah sampel sebagai berikut : Diskusi Rapat Seminar Pelatihan Peringatan rutin tahunan 1. Artefak Mengetahui logo dan warna khas Ma’soem Group Mengetahui arti/makna logo dan warna khas Ma’soem Group Mengetahui fungsi dan manfaat pakaian seragam Mengetahui unit-unit usaha yang ada di bawah naungan Ma’soem Group Mengetahui bentukbentuk penghargaan dan sanksi yang berlaku Mengetahui istilah/ jargon-jargon yang sering digunakan di lingkungan Ma’soem Group Mengetahui kisah sejarah yang berkaitan dengan Ma’soem Group Mengetahui kisah kepahlawanan yang terjadi di sekitar Ma’soem Geoup 2. Nilai Kejujuran dalam bekerja Sifat ulet dalam bekerja Loyalitas terhadap perusahaan Tingkat kehadiran bekerja Keahlian kerja yang dimiliki Pengembangan diri untuk lebih maju Hubungan dengan rekan kerja dan atasan Tanggung jawab terhadap pekerjaan Kerja sama tim n= N 2 Ne +1 Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 88 orang Rancangan sampling menggunakan sampling berstrata proporsional. 4. SUMBER DATA DAN CARA PENGUMPULANNYA Sumber data primer adalah karyawan Ma’soem Group yang sudah berstatus sebagai karyawan tetap dan termasuk dalam level menengah dan bawah (Gaji golongan I, II, III, IV, V). Data sekunder melalui studi pustaka baik yang bersifat teoritis dari berbagai literatur, maupun catatan-catatan, laporan-laporan, serta dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti Data primer diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang dituangkan dalam bentuk kuesioner. Skala pengukuran menggunakan skala Likert dengan data ordinal dimana setiap pertanyaan diranking dengan jawaban : sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Apabila pernyataannya bersifat negatif, maka penilaian menjadi sebaliknya yaitu sangat setuju (1), setuju (2), ragu-ragu (3), tidak setuju (4), dan 114 Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... sangat tidak setuju (5). Mengingat rancangan uji hipotesis yang akan digunakan adalah analisis statistik dengan model analisis jalur (Path Analysis) yang mengisyaratkan adanya data minimal bersifat interval, sedangkan data yang ada bersifat ordinal, maka terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi data interval melalui “Method of successive Intervals” 5. KERANGKA PEMIKIRAN DAN RANCANGAN UJI HIPOTESIS Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan. Untuk menganalisis hubungan kausal yang bentuk modelnya regresi harus dibuat sebuah paradigma yang menggambarkan hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat yang disebut dengan Path Diagram. Bilangan yang menyatakan besarnya disebut Path Coefficient. Oleh karena itu rencana uji hipotesis yang digunakan adalah Path Analysis dengan gambar sebagai berikut: Korelasi 115 : X1 dengan X2, X2 dengan X3, dan X1 dengan X3 : Parameter struktural, menunjukkan hubungan antara variabel x1, x2, dan x3 : Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X1 terhadap Y : Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X2 terhadap Y : Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X3 terhadap Y : Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh variabel lain terhadap Y rx1x2x3 Pyx1 Pyx2 Pyx3 Py Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh pesan komunikasi (X1) terhadap perilaku karyawan (Y) 2. Terdapat pengaruh media komunikasi (X2) terhadap perilaku karyawan (Y) 3. Terdapat pengaruh bentuk komunikasi (X3) terhadap perilaku karyawan (Y) 4. Terdapat pengaruh pesan, media, dan bentuk komunikasi (X1, X2, dan X3) secara bersama-sama terhadap perilaku karyawa n (Y) 5. Terdapat hubungan antara pesan (X1) dengan media (X2) 6. Terdapat hubungan antara media (X2) dengan bentuk (X3) 7. Terdapat hubungan antara pesan (X1) dengan bentuk (X3) 6. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS Uji validitas dilakuan dengan mencari terlebih harga korelasi antara bagian-bagian dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson: Gambar 1 Skema Paradigma Penelitian Diagram Jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, X2, X3 ke Y Keterangan : X1, X2, dan X3 Y Hubungan kausal : Variabel eksogenus (variabel bebas) X1 (pesan komunikasi), X2 (media komunikasi), X3 (bentuk komunikasi) : Variabel endogenus (variabel terikat) Y (perilaku karyawan) : Variabel residu sebagai kumpulan variabel lain di luar X1, X2, dan X3 yang mungkin berpengaruh terhadap Y : X1 dengan Y, X2 dengan Y, dan X3 dengan Y, dan X1, X2, X3 dengan Y r= {n x n ( XY) ( x) } n X Y Y Y Uji reliabilitas menggunakan Uji Belah Dua (Split Half Test) dengan memperhatikan jumlah skor item bernomor ganjil dan genap. Hasil perhitungan kedua jumlah skor dicari korelasinya lalu digunakan untuk memperoleh koefisien keandalan melalui rumus Spearman Brown : 2(rb) rtotal = 1 + rb 116 Copetition, Volume VI, Nomor 2, November 2015, 111 - 121 7. UJI HIPOTESIS Uji hipotesis menggunakan analisis jalur (path analysis), karena itu data variabel penelitian yang berskala ordinal ditransformasikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive intervals (MSI. melakukan penarikan kesimpulan tentang pengaruh pesan, media, dan bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan, perlu dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan secara statistik ada tidaknya pengaruh signifikan dari variabel independent terhadap variabel dependent. Pengujian hipotesis dilakukan dalam dua tahap, yaitu : 1. Analisis pengaruh secara keseluruhan a. Bentuk hipotesis statistik uji Ho : Pyx1 = Pyx2 = Pyx3 = 0 Tidak ada pengaruh dari variabel pesan, media, dan bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan Ho : Pyx1 0 Ada pengaruh paling sedikit satu variabel independent baik variabel pesan, media maupun bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan b. Statisitik uji Untuk mengetahui adanya penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis nol, maka peneliti menggunakan statistik uji F dengan rumus sebagai berikut: 8. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut: 1. Pengaruh pesan komunikasi terhadap perilaku karyawan r=0,872, path coefficient= 0,179, t1=2,49 2. Pengaruh media komunikasi terhadap perilaku kayawan r=0,934, path coefficient= 0,644, t1=9,07 3. Pengaruh bentuk komunikasi terhadap perilaku karyawan r=0.808, path coefficient= 0,178, t1=3,18 Gambaran hasil penelitian ini berarti sesuai dengan hipotesis yang dibuat bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi budaya perusahaan dengan perilaku karyawan. Dengan demikian dapat digambarkan secara lengkap koefisien jalur sebagai berikut : F= = 0, 17 F= 2 k (1 – R Yx1x2x3) (88 – 2 – 1) (0,902) 9 2 (1 – 0,902) = 0, 17 8 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Fhitung > Ftabel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh minimal satu variabel independent baik variabel pesan, media, maupun bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan. Hasil pengujian dengan tabel F juga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama dari pesan, media, dan bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan. 2. Analisis pengaruh secara parsial Pengujian pengaruh secara parsial diperlukan untuk mengetahui apakah variabel independent (pesan, media, dan bentuk komunikasi) secara parsial memberikan pengaruh terhadap perilaku karyawan. a. Bentuk hipotesis statistik uji X1 = Pesan komunikasi X2 = Media komunikasi X3 = Bentuk komunikasi Y = Perilaku karyawan Diagram jalur dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut: (n – k – 1) (R2Yx1x2x3) bentuk Y = 0,179 X1 + 0,644 X2 + 0,178 X3 + 0,098 9. ANALISIS PENGARUH SECARA KESELURUHAN DAN INDIVIDUAL Mengingat data yang digunakan dalam analisis adalah data sampel, maka sebelum 116 Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... Ho(x1) : Pyx1 0 Tidak ada pengaruh signifikan dari variabel pesan komunikasi terhadap perilaku karyawan Ho(x1) : Pyx1 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel pesan komunikasi terhadap perilaku karyawan Ho(x2) : Pyx2 0 Tidak ada pengaruh signifikan dari variabel media komunikasi terhadap perilaku karyawan Ho(x2) : Pyx2 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel media komunikasi terhadap perilaku karyawan Ho(x3) : Pyx3 0 Tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bentuk komunikasi terhadap perilaku karyawan Ho(x3) : Pyx3 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bentuk komunikasi terhadap perilaku karyawan b. Statistik uji Untuk pengujian hipotesis secara parsial digunakan uji statistik t dengan rumus: t = (1 Pyx Ry(x1, x2, … xk)C 1 Uji pengaruh variabel pesan komunikasi budaya perusahaan (X1) terhadap perilaku karyawan (Y) Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya diketahui nilai-nilai berikut: Pyx1 = 0,179 C11 = 4,469 R²yx1x2x3 = 0,902 K =2 Sehingga diperoleh thitung = 2,49 Uji pengaruh variabel media komunikasi budaya perusahaan (X2) terhadap perilaku karyawan (Y) Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya diketahui nilai-nilai berikut: Pyx2 = 0,644 117 C22 = 4,353 R²yx1x2x3 = 0,902 K = 2 Sehingga thitung = 9,07 Uji pengaruh variabel bentuk komunikasi budaya perusahaan (X3) terhadap perilaku karyawan Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya diketahui nilai-nilai berikut: Pyx3 = 0,178 C33 = 2,731 R²yx1x2x3 = 0,902 K =2 Sehingga thitung = 3,18 Untuk mengetahui apakah hipotesis uji Ho ditolak atau diterima, maka nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan n-k-1 atau 85. Aturan penerimaan dan penolakan adalah: Tolak hipotesis uji Ho, jika : thitung > ttabel Terima hipotesis uji Ho, jika : thitung ttabel Dari tabel t diperoleh nilai 1,671. Dengan membandingkan thitung dan ttabel diketahui bahwa : thitung X1 > ttabel atau 2,49 > 1,671 thitung X2 > ttabel atau 9,07 > 1,671 thitung X3 > ttabel atau 3,18 > 1,671 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel pesan, media dan bentuk komunikasi budaya perusahaan secara parsial terhadap variabel perilaku karyawan. Untuk lebih jelasnya daerah penolakan dan penerimaan hipotesis nol ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 1. Hasil Perhitungan Dengan Kurva Uji Statistik Satu Pihak Kanan Pengujian Pengaruh 118 Copetition, Volume VI, Nomor 2, November 2015, 111 - 121 Pengaruh tidak langsung variabel bentuk komunikasi (X3) terhadap perilaku karyawan (Y) melalui variabel pesan komunikasi (X1) adalah: Y X3 X1 Y = (PYX3)(rX3X2X1) (PYX1) X 100% Y = (0,178)(0,902) (0,179) X 100% Y = 2,87% Total pengaruh dari bentuk komunikasi (X3) terhadap perilaku karyawan (Y) adalah = 3,17% + 2,87% = 6,04% Tingkat keeratan koefisien korelasi dari pesan, media, dan bentuk komunikasi budaya perusahaan terhadap perilaku karyawan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut: 3. Analisis pengaruh langsung dan tidak langsung Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel independent pesan, media, dan bentuk komunikasi terhadap perilakku karyawan sebagai berikut: a. Variabel pesan komunikasi (X1) Pengaruh langsung pesan komunikasi (X1) terhadap perilaku karyawan (Y) Y X1 Y = (PYX1)(PYX1) × 100% Y = (0,179)(0,179) × 100% Y = 3,20% Pengaruh tidak langsung variabel pesan komunikasi (X1) terhadap perilaku karyawan (Y) melalui variabel media komunikasi (X2) adalah: Y X1 X2 Y = (PYX1) (rX3X2X1) (PYX2) × 100% Y = (0,179)(0,902) (0,644) × 100% Y = 10,40% Total pengaruh dari pesan komunikasi terhadap perilaku karyawan adalah = 3,20% + 10,40% = 13,60% Koefisien Korelasi Variabel X dan Y Pesan (X1) Pesan (X1) 1,000 Media (X2) 0.864 Bentuk (X3) 0,772 Perilaku (Y) 0.872 Media (X2) 0,864 1,000 0,765 0,934 Bentuk (X3) 0,772 0,765 1,000 0,808 Perilaku (Y) 0,872 0,934 0,808 1,000 Matrik korelasi Sumber : Hasil olahan SPSS 17.0 b. Variabel media komunikasi (X2) Pengaruh langsung media komunikasi (X2) terhadap perilaku karyawan (Y) Y X2 Y = (PYX2)(PYX2) × 100% Y = (0,644)(0,644) × 100% Y = 41,47% Pengaruh tidak langsung variabel media komunikasi (X2) terhadap perilaku karyawan (Y) melalui variabel bentuk komunikasi (X3) adalah: Y X2 X3 Y = (PYX2)(rX3X2X1) (PYX3) × 100% Y = (0,644)(0,902) (0,178) × 100% Y = 10,34% Total pengaruh dari media komunikasi (X2) terhadap perilaku karyawan (Y) adalah = 41,47% + 10,34% = 51,81% Ini artinya adalah: 1. Koefisien korelasi pesan komunikasi (X1) terhadap perilaku karyawan (Y) sebesar r = 0,872. Ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat karena korelasi r hampir mendekati angka 1, artinya terjadi hubungan yang linier positif, semakin besar variabel pesan komunikasi (X1) maka akan semakin besar nilai perilaku karyawan (Y). 2. Koefisien korelasi antara media komunikasi (X2) dengan perilaku karyawan yaitu r = 0,934. Artinya terdapat hubungan yang sangat kuat karena nili r hampir mendekati angka 1. Artinya terjadi hubungan linier positif, semakin besar nilai variabel media komunikasi (X2), maka akan semakin besar nilai perilaku karyawan (Y) 3. Koefisien korelasi antara bentuk komunikasi (X3) dengan perilaku karyawan (Y) yaitu r = 0,808. Artinya terdapat hubungan yang sangat kuat karena nili r hampir mendekati angka 1. Artinya terjadi hubungan linier positif, semakin besar nilai variabel bentuk komunikasi (X3), maka akan semakin besar nilai perilaku karyawan (Y) c. Variabel bentuk komunikasi (X3) Pengaruh langsung bentuk komunikasi (X3) terhadap perilaku karyawan (Y) Y X3 Y = (PYX3)(PYX3) X 100% Y = (0,178)(0,178) X 100% Y = 3,17% 118 Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... Pengaruh bersama pesan (X1), media (X2), dan bentuk komunikasi (X3) terhadap Perilaku karyawan (Y) melalui perhitungan koefisien determinasi, diperoleh besarnya pengaruh pesan (X1), media (X2), dan bentuk komunikasi (X3) secara bersama-sama terhadap perilaku karyawan (Y) sebesar 90,2%, Sedangkan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model sebesar 9,8%. Nilai yang diperoleh dari pengaruh secara bersamaan ini menurut perhitungan statistik menunjukkan signifikan dan bermakna artinya pesan, media, dan bentuk komunikasi berpengaruh secara positif terhadap perilaku karyawan. Berdasarkan gasil pengujian hipotesis terbukti bahwa pesan, media, dan bentuk komunikasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku karyawan dan pengaruh tersebut sangat kuat karena mencapai 90,2% KESIMPULAN 1. Pewarisan budaya perusahaan melalui sosialisasi dan internalisasi kepada karyawan lebih banyak dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ritual atau seremoni seperti melalui acara Haul, Milad, Peringatan Nuzulul Qur’an, Malam Musafahah, Pembagian Penghargaan “Super Peduli” dan “Langka Tapi Positif“ dan sejenisnya. Sedangkan pewarisan budaya perusahaan melalui kegiatan yang sifatnya lebih fokus seperti pelatihan atau seminar masih sangat jarang dilakukan. Melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya ritual karyawan mengetahu tata cara dan nilainilai yang dianut perusahaan. 2. Walaupun belum ada program formal dalam bentuk pelatihan atau seminar untuk mensosialisasikan budaya perusahaan, namun melalui berbagai acara ritual dan seremoni yang secara berkala diadakan menjadikan Ma’soem Group sebagai salah satu perusahaan dengan budaya yang tertanam kuat. Hal ini bisa dilihat dari tumbuh dan berkembangnya unit-unit usaha yang berada di bawah naungan Ma’soem Group. Perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik ini dikarenakan karyawan mempunyai sikap dan perilaku positif diantaranya mempunyai integritas yang tinggi seperti jujur, disiplin, penuh tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi. Sejak masa 119 perintisan Bapak H. Ma’soem (alm) sudah terbiasa menjalankan usahanya dengan berbekal kejujuran dan kerja keras dengan berpegang pada ajaran agama. Hal tersebut ditularkan kepada penerus dan karyawannya sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 3. Media Komunikasi 4. Terdapat beberapa indikator dari variabel media komunikasi yang dinilai masih lemah dan perlu diupayakan untuk penanganannya, yaitu : a. Penyebaran informasi melalui website Dewasa ini pemanfaatan dunia maya merupakan hal yang tidak bisa dikesampingkan. Melalui dunia maya hambatan akan waktu dan tempat bisa dikikis, karena setiap orang kapanpun dan dimanapun bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Demikian juga budaya perusahaan bisa disebarkan kepada seluruh komunitas dengan memanfaatkan website. Selain karyawan, masyarakat luas bisa mengetahui secara langsung berbagai hal mengenai Ma’soem Group tanpa perlu datang ke lokasi. Di website bisa ditampilkan berbagai fitur yang berkaitan dengan Ma’soem Group. Karyawan yang ingin mengetahui mengenai Ma’soem Group secara lengkap bisa membacanya di internet begitu juga dengan masyarakat luas. Konsekuensi dari hal tersebut harus ada petugas khusus yang selalu meng”update” data sehingga informasi yang ada selalu “up to date”. b. Elektronik Pimpinan tertinggi Ma’soem Group kadang diundang stasiun radio ataupun TV untuk tampil dalam acara-acara tertentu yang umumnya seputar bisnis yang digelutinya. sudah menjadi tradisi di lingkungan Ma’soem Group bila pimpinan akan tampil di media elektronik ada informasi kepada karyawan untuk menyimak acara tersebut. Informasi ini disampaikan melalui SMS centre. Namun berdasarkan hasil penelitian ternyata hanya sebagian kecil karyawan yang memperoleh tambahan pengetahuan mengenai budaya perusahaan dari hal tersebut. Mengingat sudah besarnya Ma’soem Group tidak ada salahnya bila dipikirkan untuk memiliki stasiun radio sendiri dengan program 120 Copetition, Volume VI, Nomor 2, November 2015, 111 - 121 bincang-bincang dengan sesama karyawan ataupun pada saat melakukan dialog dengan atasan. Pengkomunikasian budaya perusahaan hampir tidak pernah dilakukan secara formal kecuali oleh pimpinan Ma’soem Group pada upacara puncak peringatan milad. Sudah seyogyanya pihak manajemen mencanangkan pewarisan budaya perusahaan melalui berbagai kegiatan resmi melalui berbagai pelatihan, ataupun pada saat “on the job training” karyawan baru 5. Perilaku Karyawan a. Arti atau makna logo dan warna yang menjadi ciri khas Ma’soem Group b. Umumnya karyawan hanya mengetahui bentuk logo dan warna saja. Sedangkan makna yang terkandung dibalik itu tidak tahu. Hal ini terkait erat dengan belum adanya komunikasi secara formal mengenai artefak yang dimiliki Ma’soem Group. c. Bila muncul masalah pelik dalam pekerjaan, karyawan menunggu sampai perusahaan menanganinya d. Hal ini menunjukkan masih adanya ketergantungan karyawan kepada atasan dalam menyelesaikan suatu masalah yang timbul dalam pekerjaannya. Karyawan belum mempunyai keberanian dan inisiatif untuk menangani hal tersebut. e. Karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan karena dibimbing dan diawasi atasan. f. Hampir senada dengan butir b, sebagian karyawan bisa menyelesaikan karyawan karena dibimbing dan diawasi atasan. Nampaknya perlu menanamkan kepercayaan pada karyawan untuk lebih percaya diri dalam bekerja sehingga melalui pengarahan awal karyawan selanjutnya bisa mengerjakan sendiri sampai tuntas akan tugasnya. acara yang sesuai dengan nilai-nulai budaya Ma’soem Group. c. Belum memiliki buku khusus tentang Budaya Perusahaan Bila kita perhatikan, Ma’soem Group terma-suk salah satu perusahaan dengan kategori budaya perusahaan yang kuat. Hal ini bisa dilihat dari semakin berkembangnya usaha yang ditangani, seperti semakin bertambahnya jumlah SPBU, Apotik dan Medical Centre, serta cabang-cabang dari Bank Al Ma’soem Syariah. Namun demikian ternyata sampai saat ini Ma’soem Group belum memiliki buku khusus mengenai budaya perusahaan yang bisa dijadikan pedoman karyawan dalam bersikap dan berperilaku. Perlu pemikiran untuk menerbitkan buku pedoman atau semacam “buku saktinya” Ma’soem Group yang menjadi petunjuk seluruh karyawan dalam bersikap dan bertindak. d. Sosialisasi budaya perusahaan pada saat awal karyawan bergabung dengan Ma’soem Group Bagian SDM yang bertanggung jawab terhadap pengadaan karyawan nampaknya harus memiliki program yang berkaitan dengan sosialisasi dan internaslisai budaya Ma’soem Group pada saat awal karyawan bergabung. Hal ini untuk menanamkan sejak dini mengenai kebiasaan dan nilai-nilai Ma’soem Group sehingga tidak mengalami culture shock. e. Program khusus yang berkesinambungan penyampaian budaya perusahaan kepada karyawan Sosialisasi dan internalisasi budaya perusahaan tidak hanya berlaku bagi karyawan baru saja, tapi juga untuk karyawan lama sehingga mereka disegarkan dan diingatkan kembali akan nilai-nilai yang dianut perusahaan. Selain itu bagi karyawan lama penyegaran ini diperlukan agar mereka pun bisa melakukan sosialisasi dan internalisasi kepada “yuniornya” atau bisa dijadikan teladan oleh karyawan lain. 4. Bentuk Komunikasi Terkait dengan pembahasan sebelumnya pada umumnya karyawan memperoleh informasi budaya perusahaan secara informal atau tidak resmi misal melalui REKOMENDASI 1. Membukukan budaya Ma’soem Group yang meliputi aspek artefak maupun nilai-nilai yang dianut sehingga karyawan mempunyai pegangan dalam bekerja baik menyangkut sikap maupun tindakan 2. Walaupun tidak disadari pewarisan budaya perusahaan sudah terjadi dengan sendirinya melalui berbagai kegiatan yang sifatnya seremoni atau ritual seperti haul, milad, 120 Ida Rapida Djachrab, Pengaruh Komunikasi Budaya Perusahaan... malam muhasabah, dan sebagainya. Untuk itu kegiatan seperti ini perlu dipertahankan karena merupakan salah satu penyebab kuatnya budaya Ma’soem Group 3. Membuat program khusus yang berkesinambungan di luar saran nomor 2 yang berkaitan dengan upaya Mengkomunikasikan budaya perusahaan secara formal melalui program pelatihan yang berkesinambungan sehingga terjadi pewarisan budaya perusahaan baik melalui sosialisasi maupun internalisasi bagi karyawan baru maupun karyawan lama. Budaya yang terjaga dan terpelihara menjadikan komitmen yang timbul akan semakin kuat. Komitment yang kuat akan menjadikan budaya perusahaan yang kuat, budaya yang kuat menjadikan personil yang terlibat di dalamnya menjadi solid karena sense of belonging terhadap perusahaan tinggi. 4. Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan jaman, khususnya dalam bidang informasi dan teknologi. Dewasa ini pemanfaatan teknologi informasi sudah merupakan kebutuhan yang mutlak. 121 Nampaknya sudah tidak bisa ditawar lagi pemanfaatan dunia maya harus dilakukan. Ma’soem Group harus mempunyai petugas khusus untuk memanfaatkan jejaring sosial di dunia maya. Sarana ini bisa digunakan selain untuk menyampaikan keberadaan Ma’soem Group juga untuk mengkomunikasikan budaya perusahaan kepada karyawan. Manfaat dunia maya dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu sehingga kapan saja dan dimana saja karyawan bisa mengakses informasi Ma’soem Group. Namun tentu saja harus dibuat aturan kepada karyawan dalam memanfaatkan dunia maya ini. 5. Pemanfaatan layanan sort message service atau SMS harus lebih dioptimalkan untuk menyebarluaskan artefak dan nilai-nilai perusahaan, mengingat selama ini lebih banyak digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan berita keluarga (sakit atau meninggal), ataupun berbagai kegiatan yang diikuti siswa.