peranan ombudsman ri dalam mewujudkan pemerintahan yang baik

advertisement
PERANAN OMBUDSMAN RI DALAM
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN
YANG BAIK
M. Yusriza Adi S, SH.MH
Fakultas Hukum
Universitas Medana Area
Pendahuluan
• Pelayanan publik merupakan agenda penting
dalam reformasi birokrasi di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena keberhasilan pemerintah
dalam menyelenggarakan pelayahan publik
yang bebas korupsi dan berorientasi pada
kepetingan
masyarakat
akan
mampu
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap insititusi pemerintah
• Ombudsman RI adalah Lembaga Negara yang
mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan termasuk
yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan BHMN
serta badan swasta atau perseorangan yang diberi
tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/
anggaran pendapatan dan belanja daerah. (Pasal 1
butir 1 UU 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman
Republik Indonesia & Pasal 1 butir 13 UU 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik).
Penguatan Eksistensi Ombudsman berdasarkan
UU Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman RI
1. Pemberian eksklusifitas terhadap Ombudsman (Psl 46)
2. Penambahan
kewenangan
Ombudsman
untuk
menyelesaikan laporan masyarakat melalui mediasi dan
konsiliasi atas permintaan para pihak (Psl. 8 ayat (1) huruf e)
3. Pemberian kewenangan untuk melakukan pemeriksaan
lapangan ke objek pelayanan publik yang dilaporkan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu (Pasal 34)
4. Pemberian dua macam hak eksklusif kepada Ombudsman
dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya yaitu
hak imunitas dan upaya pemaggilan paksa/soebpoena
power (Psl. 31)
5. Kewajiban untuk melaksanakan Rekomendasi ORI (Pasal 38)
6. Kewenangan melakukan konsiliasi dan mediasi (Pasal 8)
4
Penguatan eksistensi Ombudsman berdasarkan
UU Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik
1. Mempertegas serta memperjelas fungsi, tugas dan
kedudukan ORI (Pasal 18 dan Pasal 46)
2. Menambah kewenangan ORI untuk melakukan ajudikasi
dalam hal penyelesaian ganti rugi.
(Pasal 50. Penyelesaian sengketa pelayanan publik yang di
putus oleh ORI)
3. Penguatan kelembagaan Ombudsman Republik Indonesia
dengan membentuk Perwakilan Ombudsman di Daerah yang
bersifat hierarkis untuk mendukung tugas dan fungsi
Ombudsman (Pasal 46 ayat 3 dan ayat 4)
5
• Menurut Pasal 1 Butir 3
Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan
melawan hukum, melampaui wewenang,
menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari
yang menjadi tujuan wewenang tersebut,
termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban
hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik
yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan
pemerintahan yang menimbulkan kerugian
materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan
orang perseorangan.
Asas Universal Ombudsman
1.
Independen (Independence)
Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 29 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2008
2. Ketidakberpihakan (Impartiality)
Pasal 3 dan Pasal 29 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2008
3. Keadilan (Fairness)
Pasal 3 dan Pasal 29 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2008
4. Pengujian proses yang kredibel (A credible review process)
Pasal 3 UU No. 37 Tahun 2008
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
Pasal 3 dan Pasal 29 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2008
Sifat, asas dan Tujuan
Ombudsman dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya berasaskan:
a. kepatutan;
b. keadilan;
c. non-diskriminasi;
d. tidak memihak;
e. akuntabilitas;
f. keseimbangan;
g. keterbukaan; dan
h. kerahasiaan.
TUJUAN OMBUDSMAN RI
Ombudsman bertujuan: (Lihat Pasal 4 UU No
37 thn 2008)
a. mewujudkan negara hukum yang demokratis,
adil, dan sejahtera;
b. mendorong penyelenggaraan negara dan
pemerintahan yang efektif dan efisien, jujur,
terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme;
c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala
bidang agar setiap warga negara dan penduduk
memperoleh keadilan, rasa aman, dan
kesejahteraan yang semakin baik;
d. membantu menciptakan dan meningkatkan
upaya untuk pemberantasan dan pencegahan
praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi,
kolusi, korupsi, serta nepotisme;
e. meningkatkan
budaya
hukum
nasional,
kesadaran hukum masyarakat, dan supremasi
hukum yang berintikan kebenaran serta
keadilan.
FUNGSI OMBUDSMAN RI
Pasal 6
Ombudsman
berfungsi
mengawasi
penyelenggaraan
pelayanan
publik
yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah
termasuk yang diselenggarakan oleh Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
dan Badan Hukum Milik Negara serta badan
swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.
TUGAS OMBUDSMAN RI
Pasal 7
Ombudsman bertugas:
a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
b. melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam
ruang lingkup kewenangan Ombudsman;
d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri
terhadap dugaan Maladministrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan
lembaga negara atau lembaga pemerintahan
lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan
perseorangan;
f. membangun jaringan kerja;
g. melakukan
upaya
pencegahan
Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik; dan
h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh
undang-undang.
• Wewenang ombudsman RI
Pasal 8
(1) Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7, Ombudsman
berwenang:
a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari
Pelapor, Terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai
Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman;
b. memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen
lain yang ada pada Pelapor ataupun Terlapor untuk
mendapatkan kebenaran suatu Laporan;
c. meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi
dokumen yang diperlukan dari instansi mana pun untuk
pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor;
d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor,
Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan
Laporan;
e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan
konsiliasi atas permintaan para pihak;
f. membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian
Laporan,
termasuk
Rekomendasi
untuk
membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi
kepada pihak yang dirugikan;
g. demi kepentingan umum mengumumkan hasil
temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.
• Selain wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Ombudsman berwenang:
a. menyampaikan saran kepada Presiden, kepala
daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara
lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan
organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik;
b. menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan
Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan/atau kepala daerah agar
terhadap undang-undang dan peraturan
perundang-undangan
lainnya
diadakan
perubahan
dalam
rangka
mencegah
Maladministrasi.
OMBUDSMAN & GOOD GOVERNANCE
• Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang Baik
berdasarkan
UU
Nomor
28/1999
tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Sunaryati Hartono
1. Syarat pertama dan utama untuk menuju kepada
Good
Governance
adalah
bahwa
pemegang/penyelenggara
kekuasaan
negara
(eksekutif, legislatif dan yudikatif) secara ketat dan
teguh berpegang pada asas-asas penyelenggara
negara/asas-asas umum Pemerintahan yang baik
2. Apabila dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan dan dalam memberikan pelayanan
publik terjadi penyimpangan /pelanggaran terhadap
asas-asas penyelenggara negara/asas-asas umum
pemerintahan yang baik, itulah yang disebut dengan
maladministrasi
Pengertian Maladministrasi
Maladministration is political term which describes the action
of government body that can be seen as causing an injustice.
Maladministrasi mencakup perilaku aparat sebagai berikut:
1. Penundaan berlarut dalam pelayanan (undue delay)
2. Penyimpangan/kesalahan dalam mengambil suatu tindakan (tidak
Proporsional)
3. Penyimpangan/kesalahan dalam prosedur
4. Kesalahan menyajikan informasi/penjelasan
5. Tata kelola pencatatan/pengarsipan yang tidak memadai
6. Kesalahan dalam melakukan investigasi
7. Kesalahan dalam menanggapi persoalan
8. Komunikasi yang tidak memadai
9. Gagal/tidak memenuhi janji/komitmen
Maladministrasi
(berdasarkan UU No. 37 Tahun 2008)
Melawan Hukum
Melampaui Wewenang
Prilaku/perbuatan
Penyelenggara
Negara dan
Pemerintahan
Menggunakan Wewenang
untuk tujuan lain dari
tujuan tersebut
Menimbulkan
kerugian
materil/immateril
bagi masyarakat
dan/atau
perorangan
Kelalaian
Pengabaian Kewajiban
Hukum
20
Download