BUKU “TENDOOMLOIN” UNTUK MEMBUKA PIKIRAN MASYARAKAT TENTANG PENYEBAB UTAMA PEMANASAN GLOBAL Alvin Madison, Noorudin Ung, S.Sn Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected] ABSTRAK Ringkasan ini berisikan mengenai bagaimana cara untuk menyadarkan manusia tentang penyebab utama pemanasan global dan mengarahkan mereka untuk memulai langkah nyata untuk menguranginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan adalah studi pustaka, survey secara online terhadap berbagai kalangan berusia 20-45 tahun dengan SES A-B, dan wawancara terhadap beberapa aktivis vegan yang juga vokal terhadap pemanasan global. Hasilnya adalah, sebagian besar orang menyantap daging dan mereka belum banyak yang mengetahui tentang penyebab utama pemanasan global. Dari hasil riset inilah penulis berangkat untuk membuat sebuah buku yang berisikan fakta-fakta pemanasan global dan hubungannya dengan daging. Kata Kunci: Pemanasan Global, Peternakan, Daging, Vegan, Bumi, Lingkungan ABSTRACT This summary contains about how to awaken people about the main causes of global warming and inspire them to intiate concrete steps to reduce it. To achieve these objectives, the method used is literature study, an online survey of the various groups aged 20-45 years old with SES A-B, and interviews with some vegan activist who is also vocal on global warming. And the result is most of people eat meat and they have not much to know about the main causes of global warming. From the results of this study, authors set out to create a book that contains the facts of global warming and its relations with meat. Keywords: Global Waming, Livestock, Meat, Vegan, Earth, Environment PENDAHULUAN Latar belakang penulisan makalah ini adalah ketidaksadaran orang akan penyebab utama pemanasan global. Selama ini kita selalu berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan global adalah penebangan hutan, asap pabrik, asap kendaraan bermotor, sampah plastik, stereofoam, dan sebagainya. Namun ternyata, setelah beberapa tahun kita mencoba untuk mengatasinya berdasarkan penyebab-penyebab tersebut, suhu global tidak berkurang bahkan cenderung memanas yang berarti pemanasan global tetap terjadi. Itu artinya selama ini solusi yang kita lakukan tidak efektif dan pastinya ada yang keliru. Oleh karena itu, penulis menciptakan buku yang menguak apa penyebab utama pemanasan global yang sebenarnya dan apa solusi terbaik untuk mengurangi pemanasan global ini. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah dengan melakukan riset pustaka, baik secara online maupun tidak, serta survey dan wawancara. Riset pustaka untuk mendapatkan dasar-dasar masalah yang terjadi, benarkah selama ini masyarakat salah kaprah, apa yang sebenarnya terjadi dalam pemanasan global, serta berbagai fakta tentang pemanasan global seluruhnya didapatkan melalui riset terhadap pustaka yang terpercaya. Survey untuk melihat tingkat pengetahuan tentang pemanasan global secara umum dalam masyarakat yang sesuai target audience penelitian kali ini. Wawancara bersifat untuk lebih mengetahui solusi untuk mengatasi pemanasan global ini. HASIL DAN BAHASAN 1. Metode Kuesioner Penulis melakukan sejumlah angket terhadap 100 responden dengan ragam usia 15 – 35 tahun ke atas untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap hubungan antara pemanasan global dengan peternakan. Berikut ulasan hasil survey. A. Usia Koresponden 55 orang (55%) berusia 26-30 tahun, sebanyak 27 orang (27%) berusia sekitar 21-25 tahun, 13 orang (13%) berusia dibawah 20 tahun, sebanyak 5 orang (5%) berusia diatas 30 tahun. B. Jenis Kelamin 57 orang (57%) adalah wanita dan 43 orang (43%) adalah pria C. Koresponden Mengetahui Pemanasan Global? Dari 100 responden, 96 orang (96%) mengetahui tentang pemanasan global, dan sisanya sebanyak 4 orang (4%) tidak mengetahui tentang pemanasan global. D. Penyebab Utama Pemanasan Global menurut Responden Menurut 100 responden, penyebab paling utama pemanasan global berasal dari: 41 orang (41%) berpendapat penebangan hutan 29 orang (29%) berpendapat asap kendaraan bermotor 10 orang (10%) berpendapat plastik 6 orang (6%) berpendapat limbah industri 5 orang (5%) berpendapat peternakan 4 orang (6%) berpendapat lainnya 3 orang (3%) berpendapat freon 2 orang (2%) berpendapat penggunaan air dan listrik berlebihan. E. Haruskah Pemanasan Global diatasi? Dari 100 responden, 99 orang (99%) menyetujui pemanasan global harus diatasi, sisanya 1 orang (1%) tidak menyetujui. F. Responden yang Bersedia Mengurangi Pemanasan Global Dari 100 responden, 96 orang (96%) ingin turut serta dalam mengurangi pemanasan global, sedangkan 4 orang (4%) tidak ingin turut serta. G. Langkah Yang Telah Dilakukan Responden Dari 100 responden, langkah yang sudah mereka lakukan dalam mengurangi pemanasan global adalah: 58 orang (58%) menghemat listrik dan air 45 orang (45%) mengurangi penggunaan plastik 27 orang (27%) mengurangi penggunaan kendaraan bermotor 22 orang (22%) menanam pohon 8 orang (8%) menjadi vegan atau vegan 7 orang (7%) lainnya (persentase dapat berjumlah lebih dari 100% karena orang-orang dapat memilih lebih dari satu kotak) H. Responden yang Mengetahui Peternakan juga Penyebab Pemanasan Global Dari 100 responden, 63 orang (63%) tidak mengetahui bahwa peternakan juga merupakan penyebab pemanasan global, sedangkan sisanya 37 orang (37%) mengetahuinya. 2. Metode Wawancara Berdasarkan narasumber, saat ini tingkat pemanasan global sudah berada di posisi yang rawan. Saat ini tingkat kenaikan suhu sudah 1o Celcius, dan kenaikan suhu ini telah menyebabkan berbagai bencana besar dalam beberapa tahun ini, seperti glacier di berbagai belahan dunia yang semakin menyusut, panas yang sangat tinggi di satu sisi dan banjir di sisi lain karena ketidakseimbangan iklim, kebakaran hutan akibat cuaca yagn sangat panas, dan mungkin yang paling kita ingat adalah Tsunami di Aceh dan beberapa gempa besar di Indonesia. Apabila tidak dicegah maka bukan tidak mungkin bumi kita tercinta akan hancur dan menjadi tandus serta tidak ada kehidupan lagi. Mereka telah berkeliling untuk kampanye dan presentasi dalam seminar tentang pemanasan global ini ke setiap peluang dan tempat yang bisa mereka dapatkan, seperti di sekolah, universitas, tempat beribadah, perkantoran, perbankan, sampai pemerintahan. Animo yang timbul cukup besar dari setiap peserta. namun amat disayangkan justru tokoh-tokoh yang berpengaruh tidak mengikuti seminar tersebut, seperti dosen, guru, direksi perkantoran, bahkan sampai pejabat pemerintah. Hal yang ironis juga didapatkan, seperti fakta bahwa ternyata para pejabat pemerintah dan pemerintah sendiri sebenarnya sudah mengetahui bahwa penyebab terbesar pemanasan global berasal dari peternakan, namun mereka tidak dapat berbuat apapun atau mungkin tidak ingin berbuat apapun karena industri peternakan merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara, selain dari industri rokok. Mengenai vegan, mereka telah menjadi vegan dalam waktu yang variatif, ada yang dari kecil sudah menjadi vegan, ada yang 10 tahun lalu, ada yang 7 tahun lalu, dan juga ada yang baru menjadi vegan 4 tahun lalu. Kesehatan mereka juga sangat bugar bahkan jauh lebih sehat dari non-vegan. Karena menurut mereka nabati memiliki tingkat gizi yang jauh lebih tinggi dari daging atau hewani, sehingga selama ini paradigma orang-orang tentang vegan membuat orang menjadi kurus, lemas, lesu, itu tidak benar. Berikut adalah data dari hasil wawancara penulis dengan beberapa vegan dan juga aktifis dalam mengkampanyekan pengurangan pemanasan global dengan menjadi vegan. 1. Yogen: Pemilik dari “Dunia Organik”, yang merupakan salah satu brand beras organik yang ada di Indonesia. 2. Diana: Mahasiswi yang juga turut aktif dalam kampanye ke setiap tempat untuk mengajak setiap orang menjadi vegan. 3. Sathya: Pengusaha dan juga pemilik dari “Veggie Harmony”, yang merupakan salah satu restoran vegan di Jakarta. Beliau juga memiliki misi untuk membuka restoran atau tempat makan di setiap pelosok Jakarta ataupun Indonesia serta pusat pelatihan juru masak hidangan vegan bagi setiap orang yang ingin membuka restoran vegan secara gratis. SIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan berbagai penelitian melalui wawancara, pengamatan selintas, observasi, studi literatur, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemanasan global saat ini menjadi isu yang sangat familiar di telinga setiap orang. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global, seperti bike to work, recycle reuse, menanam sejuta pohon, dan sebagainya. Namun segala usaha tersebut masih kurang efektif dalam mengurangi pemanasan global. Hal teresbut terjadi karena penyebab utamanya sendiri belum ditanggulangi, yaitu peternakan dan cara termudah untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan peternakan adalah dengan mengurangi atau tidak mengkonsumsi sama sekali daging, atau dengan kata lain dengan menjadi vegan. Sudah saatnya setiap orang berperan aktif dalam mengurangi pemanasan global ini secara cerdas. Agar mereka mengetahui apa sebenarnya penyebab utama pemanasan global, diperlukan sebuah publikasi, salah satunya dengan buku. Buku tersebut haruslah memiliki strategi yang efektif dengan komunikasi yang menarik minat Target Audience. Penulis telah belajar bagaimana menerapkan segala teori maupun praktek yang selama ini telah dipelajari di Jurusan Desain Komunikasi Visual, School of Design Bina Nusantara untuk diterapkan lagi secara lebih matang. Untuk tercapai komunikasi visual yang efektif, sebaiknya dilakukan penelitian terlebih dahulu seperti wawancara, kuesioner, dan memperkaya studi literatur dari berbagai sumber terpercaya. Ada baiknya diteliti lebih lanjut sumber-sumber tersebut mengingat di luar sana banyak terdapat sumber-sumber yang kurang terpercaya. REFERENSI Ackerman, F & Stanton, E. A. Climate Change the Cost of Inaction: Report to Friends of the Earth England. Barrett, B. & Lim, A. Japan to Suffer Huge Climate Costs. F.A.O (2006) Livestock’s Long Shadow Hai, C. (2008) Dari Krisis Menjadi Damai. Holm, J. & Jokkala, T. The Livestock Industry and Climate. Lynas, M. (2006) Six Degrees: Our Future on a Hotter Planet. http://www.greenpeace.org.uk http://www.fao.org http://www.sciencedaily.com http://www.nationalgeographic.com http://www.worldwatch.org http://www.worldpreservationfoundation.org RIWAYAT PENULIS Alvin Madison lahir di kota Jakarta pada 25 Februari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Jurusan New Media pada 2012.