Waqf ÃŒÁ÷] www.halaqahquran.com WAQF & IBTIDA’ Bahasan tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui perihal waqf (berhenti) dan ibtida’ (memulai) dalam Al-Qur’an, yang shahih dan tidak shahih Berfaidah untuk menjaga nash Al-Qur’an dari interpretasi kalimat yang salah, merusak struktur serta mengubah makna WAQF Memutuskan suara pada suatu kata dalam waktu tertentu untuk mengambil nafas dengan niat untuk memulai kembali bacaan Al-Qur’an Waqf Ikhtiar Tidak Boleh Boleh Tam Kafi Darurat Hasan Qabih Ikhtibar WAQF TAM Berhenti pada kata yang tidak ada lagi kaitan secara lafazh maupun makna dengan kalimat setelahnya Boleh berhenti padanya; kemudian memulai dengan setelahnya WAQF KAFI Berhenti pada kata yang tidak ada lagi kaitan secara lafazh namun masih berhubungan makna dengan kalimat setelahnya Boleh berhenti padanya; kemudian memulai dengan setelahnya WAQF HASAN Berhenti pada kata yang memiliki kaitan secara lafazh serta makna dengan kalimat setelahnya; berhenti padanya sudah lengkap susunan kalimat Boleh berhenti padanya, tidak boleh memulai dengan setelahnya (harus mengulang dari kata-kata sebelumnya untuk melengkapi); kecuali sebagai akhir ayat, maka boleh berhenti padanya dan memulai dengan setelahnya WAQF QABIH Berhenti pada kata yang memiliki kaitan secara lafazh serta makna dengan kalimat setelahnya; berhenti padanya membawa makna yang rusak atau tidak lengkap penggalan kalimatnya Tidak boleh berhenti padanya secara sengaja; jika terpaksa berhenti karena darurat, harus memulai dari kata-kata sebelumnya hingga lengkap dan benar makna serta kalimatnya KAIDAH WAQF Waqf pada akhir ayat adalah sunnah Dalam Al-Qur’an tidak ada waqf yang wajib atau haram syar`i, kecuali yang (sengaja & sadar) membawa kerusakan pada makna Riwayat Hafsh mengikuti rasm mushhaf dalam waqf pada akhir kata (dari setiap kata yang rasm-nya bersambung/maqthu` maupun terpisah/maushul) TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda waqf lazim ( ) Harus memisahkan antara dua kalimat sehingga maknanya benar dan jelas Berhenti pada penggalan pertama, kemudian memulai dengan penggalan kedua. Jika disambung akan membawa makna yang tidak shahih TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda waqf mamnu` ( ) Diantara dua penggalan maknanya belum lengkap Jika berhenti pada penggalan pertama (sebelum tanda waqf), dalam memulai harus kembali dari kata-kata sebelumnya TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda waqf ja’iz ( ) Diantara dua penggalan terdapat hubungan, namun jika dipisahkan/digabungkan tidak merusak lafazh dan/atau makna Jika memilih berhenti pada penggalan pertama, boleh memulai dari penggalan setelahnya TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda waqf aula ( ) Diantara dua penggalan terdapat hubungan, jika digabungkan tidak merusak lafazh dan/atau makna Lebih utama jika berhenti (karena setiap penggalan menjelaskan hukum dan ide masing-masing) TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda washal aula ( ) Diantara dua penggalan terdapat hubungan, jika dipisahkan tidak merusak lafazh dan/atau makna Lebih utama jika disambung (karena eratnya hubungan antar keduanya) TANDA WAQF DALAM MUSHHAF Tanda waqf ta`anuq /muraqabah ( ) Jika berhenti pada salah satunya, tidak boleh berhenti pada yang lain Boleh tidak berhenti sama sekali pada keduaduanya WAQF, SAKTAH, QATH` Waqf = Menghentikan suara pada kata, dengan waktu untuk bernafas, dengan niat melanjutkan bacaan Saktah = Menghentikan suara pada huruf, dengan waktu tanpa bernafas, dengan niat melanjutkan bacaan Qath` = Menghentikan suara pada kata, dengan niat untuk menghentikan bacaan, dengan demikian haruslah berhenti pada akhir ayat yang maknanya Tam SAKTAH Terdapat saktah wajib pada Riwayat Hafsh Thoriq Syathibiyyah : 1. Surat Al-Kahfi ayat 1 2. Surat Yasin ayat 52 3. Surat Al-Qiyamah ayat 27 4. Surat Al-Muthaffifin ayat 14 Cara berhenti saktah sama dengan berhenti ketika waqf SAKTAH Adapun saktah ja’iz pada Riwayat Hafsh Thoriq Syathibiyyah : 1. Salah satu cara menyambung surat Al-Anfal dengan At-Taubah (dua wajah lainnya ialah waqf & washal) 2. Antara ayat 28 & 29 surat Al-Qiyamah (cara lainnya dengan idgham Ha’ ke Ha’