Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10 menegaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Salah satu unsur kompetensi pedagogik adalah guru mampu mengembangkan dan memanfaatkan media dan sumber belajar. Hal ini ditegaskan lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa dalam pembelajaran, guru wajib menggunakan sumber belajar. Di sisi lain, masih ada guru yang belum terbiasa mengembangkan media pembelajaran dan ada guru yang belum menggunakan media yang tersedia secara optimal. Dengan demikian penggunaan media didasarkan pada pertimbangan praktis-teoretik seperti efisiensi dan efektivitas pembelajaran dan merupakan amanat undang-undang. Atas dasar pertimbangan dan kenyataan di atas, dipandang perlu adanya sebuah panduan yang dapat dijadikan pegangan sekaligus dorongan bagi guru untuk membuat media sederhana dan atau mengoptimalisasi pemanfaatan media yang tersedia di sekolah. Untuk tujuan itulah buku panduan ini disusun. Buku panduan ini berisi tinjauan teoretik konseptual media pembelajaran yang di dalamnya dipaparkan pengertian, jenis, manfaat media, petunjuk pembuatan dan optimalisasi penggunaan media sederhana untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. B. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan guru dapat: 1. memahami pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran; 2. mengembangkan petunjuk pemanfaatan media yang ada di sekolah; 3. menggunakan media yang ada di sekolah secara optimal; 4. mengembangkan media sederhana. Direktorat Pembinaan SMP 2012 1 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup materi yang akan dikaji dalam buku petunjuk ini adalah pengertian media, jenis-jenis media, manfaat media, prinsip pemilihan media, media pembelajaran Bahasa Inggris, mengoptimalkan penggunaan media yang sudah dimiliki sekolah, dan mengembangkan media sederhana. Dalam pelaksanaan kegiatan, akan disertakan panduan untuk mengoptimalkan media yang telah ada di sekolah, dan merancang pengembangan media sederhana. 2 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 BAB II: MEDIA PEMBELAJARAN Bagian ini mendiskusikan pengertian, manfaat, jenis, dan beberapa prinsip pemilihan media sederhana yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. A. Pengertian Media Pembelajaran Secara sederhana, tugas guru adalah memfasilitasi pembelajaran kepada peserta didik. Bagaimana cara guru memfasilitasi proses pembelajaran agar peserta didik dapat belajar? Hal-hal apa saja yang dapat dihadirkan oleh guru sehingga memungkinkan peserta didik belajar? Jawaban terhadap pertanyaan ini bermuara pada kehadiran media pembelajaran. Media pembelajaran seperti apa yang perlu dihadirkan? Untuk menjawabnya, kita perlu mendefinisikan istilah media. Kata medium atau media (bentuk jamak) berasal dari bahasa Latin. Menurut Heinich, dkk. (1982) media merupakan sarana atau alat komunikasi sekaligus merupakan sumber informasi. Disebut alat komunikasi karena istilah media merujuk pada segala sesuatu yang membawa atau mengantar pesan dari sumber kepada penerima (receiver). Sedangkan media dikatakan sebagai sumber informasi karena isi pesan yang terkandung di dalamnya. Beberapa contoh media antara lain gambar atau foto, televisi, video, diagram, barang-barang cetakan, program komputer, atau radio. Contoh-contoh media di atas dapat menjadi media pembelajaran ketika benda-benda itu mengandung pesan untuk tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah bendabenda yang berisi pesan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya, Gerlach dan Ely (1992) memperluas definisi media pembelajaran, yakni “segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung implementasi strategi atau metode mengajar, yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran”. Dengan demikian, seperti halnya pendapat Kemp (1985), berbagai sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran itulah yang disebut media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, segala sesuatu yang ada atau tidak sengaja diproduksi untuk pembelajaran tetapi kemudian dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya pasar, bendungan, kantor pos, stasiun, candi, sarang semut di halaman sekolah, rumpun pisang di kebun, dan sebagainya. Kedua, benda-benda, baik alat maupun bahan yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Butir terakhir inilah yang menjadi pusat perhatian kita dalam materi pelatihan ini. Direktorat Pembinaan SMP 2012 3 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. B. Media Pembelajaran Secara singkat pada bagian rasional telah dinyatakan bahwa ada beberapa hambatan yang dihadapi guru ketika akan menggunakan media dalam proses pembelajaran. Berbagai hambatan tersebut muncul dalam bentuk misalnya: (1) Anggaran sekolah relatif rendah untuk keperluan pembelian media. (2) Sekolah belum memperoleh sistem kelistrikan dan/atau sambungan internet yang memadai (untuk kasus sekolah pada daerah terpencil dan terisolasi). (3) Media sering tidak menjangkau kelokalan sekolah, sekaligus mahal. (4) Terdapat keterbatasan dari sisi ketersediaan dan kapasitas ruang laboratorium sekolah. (5) Terdapat kemungkinan fasilitas sudah dipenuhi oleh sekolah akan tetapi belum dioptimalkan penggunaannya. Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka diperlukan kreativitas guru untuk memproduksi media pembelajaran sederhana (untuk selanjutya disebut media sederhana) atau mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang sudah tersedia di sekolah. Berdasarkan uraian ICBBA (2011) dan pengklasifikasian media menurut Kusumah (2009), media sederhana adalah media yang bahannya murah dan mudah diperoleh serta pembuatannya dapat dilakukan oleh guru. Bahan media sederhana dapat diperoleh di sekitar sekolah. Barangbarang yang tidak terpakai dapat dijadikan pilihan bahan media sederhana. Kain perca, misalnya, dibentuk menjadi finger puppets dan dapat digunakan untuk media pembelajaran pada topik pembahasan tentang teks narrative dengan karakter-karakter yang mendukung alur cerita. Perlu disadari bahwa media sederhana bukan berarti hanya untuk tujuan pembelajaran tingkat rendah. Media sederhana dapat dan cocok digunakan untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti pemecahan masalah. Sebagai contoh, papan permainan ular tangga yang bernomor dan nomor-nomor tertentu berisi masalah dapat dijadikan media melatih kelancaran berbicara melalui diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. C. Manfaat Media Pembelajaran Berbagai mata pelajaran memiliki kaitan yang erat dengan objek yang kompleks. Untuk membawa berbagai objek tersebut ke kelas tentu tidaklah mudah, sementara penjelasan verbal sering membuat peserta didik kurang cepat memahami konsep yang dipelajari. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam 4 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 proses pembelajaran. Scott dan Ytreberg (1990) dan Rumampunk (1992) menegaskan beberapa manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Membangkitkan rasa ingin tahu Tanpa penjelasan guru, gambar-gambar atau kartu bergambar pasti akan memunculkan rasa penasaran pada diri peserta didik untuk mempertanyakan, misalnya mengapa ada musim salju di luar negeri. Inilah salah satu manfaat media sebagai sumber motivasi siswa. 2. Membuat konsep abstrak menjadi konkrit Ketika guru menjelaskan kondisi perkampungan kumuh di suatu kota kepada anak didik di pedesaan, tentu tidak mudah hanya dengan kata-kata. Sebab peserta didik yang belum pernah pergi ke kota sulit membayangkan bagaimana keadaan masyarakat di kota. Tetapi dengan menayangkan kondisi perkampungan kumuh lewat gambar/foto, peserta didik merasa telah berada di tengah perkampungan kumuh tersebut, karena media gambar/foto mampu merekam keadaan suatu tempat jauh lebih komplit dibandingkan dengan ceramah. 3. Mengatasi batas-batas ruang kelas Dengan berkunjung langsung ke lokasi objek pembelajaran, guru telah mendekatkan peserta didik pada kebutuhan belajar mereka. Langkah ini juga dapat dilakukan dengan gambar atau foto yang mampu membawa peserta didik berempati terhadap masalah yang dipelajari. 4. Mengatasi perbedaan pengalaman peserta didik Pernahkah guru menjelaskan suatu materi pembelajaran tetapi ada peserta didik yang kurang mampu mengikuti penjelasan tersebut? Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah perbedaan pengalaman peserta didik. Sebagai contoh kita mengajarkan pelabuhan sebagai penyebarangan. Kemungkinan ada peserta yang belum pernah naik perahu, atau belum pernah melihat dalam tayangan televisi maupun foto. Dengan media yang ditampilkan, kemungkinan adanya peserta didik yang belum memiliki pengalaman tersebut dapat teratasi. 5. Menyajikan informasi belajar secara konsisten Ketika menjelaskan proses terjadinya hujan, proses perubahan angin, atau stratifikasi sosial melalui ceramah, pasti berbeda dari satu kelas dengan kelas lainnya. Kadang justru ada hal penting yang lupa tidak tersampaikan. Dengan media pembelajaran, muatan utama satu kelas dengan kelas lainnya akan lebih imbang. Direktorat Pembinaan SMP 2012 5 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. 6. Menyajikan peristiwa yang telah lewat Media sangat tepat untuk materi-materi yang mengkaji kejadian yang telah berlalu. Sebagai contoh suasana masa proklamasi kemerdekaan, terjadinya tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan sebagainya dapat disajikan dengan gambar/foto. 7. Memusatkan perhatian Media yang disusun secara sistematis dan komunikatif dapat menarik perhatian peserta didik untuk memusatkan perhatian pada proses pembelajaran. Misalnya ada seorang guru yang menjelaskan tentang perang dunia tetapi banyak peserta didik yang bersikap tak acuh. Ketika guru menunjukkan gambar-gambar peristiwa penyerangan Jepang ke pangkalan Amerika (Pearl Harbour), perhatian mereka pun tertuju pada gambar-gambar tersebut. Selanjutnya mereka akan lebih aktif berperan dalam pembelajaran. Inilah manfaat media sebagai pemusatan perhatian. 8. Mengatasi objek yang kompleks Ketika mengamati fenomena sosial di pasar, guru dapat membawa peserta didik melakukan observasi. Tetapi sering informasi penting tidak terekam oleh mereka karena keterbatasan panca indera manusia. Dengan memotret, kemudian dilihat bersama-sama di kelas, maka kekurangan di atas dapat diatasi. 9. Mengatasi penampilan objek yang terlalu cepat atau lambat, besar atau kecil Gambar dan foto merupakan media yang dapat diperbesar dan diperkecil. Peserta didik tidak akan mampu melihat bumi tanpa menggunakan globe atau teropong. 10. Membantu peserta didik mengingat apa yang telah dipahami dan diserap Bermacam-macam media kartu dan wayang tokoh dapat dimanfaatkan untuk mengulang materi ajar yang pernah diajarkan supaya peserta didik ingat kembali sebelum materi ajar baru yang terkait diperkenalkan. D. Jenis-jenis Media Pembelajaran Rumampunk (1992) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut; media gambar diam, media papan, media dengan proyeksi, benda asli dan orang, model, spesimen, mocks up (bagian benda asli), diorama, out-door laboratory, community study, walking trips, field study, special learning trips, audio recording, dan televisi. 1. Gambar diam (still picture) dan grafis Adalah benda visual dua dimensi yang merupakan gambaran dari orang, tempat atau sesuai kejadian atau secara singkat gambar diam adalah potret. Sedangkan media grafis 6 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 merupakan semua media yang mengandung grafis dan merupakan benda-benda instruksional yang meringkas informasi dan ide melalui kombinasi gambar, kata, simbol, dan gambaran. Termasuk dalam gambar diam adalah grafik, chart, peta, diagram, poster, kartun, komik, gambar, foto, dan lukisan. 2. Media papan (board) Media yang menggunakan papan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi dan ide yang biasanya ditempatkan di dinding atau permukaan yang horisontal. Berbagai bentuk media papan di antaranya; papan tulis, papan flanel, papan pameran, papan tempel, papan demonstrasi, papan magnet, papan paku, papan kantong, foam board dan papan pasak. 3. Media dengan proyeksi Berikut ini merupakan media yang penyajiannya menggunakan proyektor. a. Still projection (gambar sorot tak bergerak), terdiri dari slides, filmstrips, b. c. d. 4. tranparansi, dan opague. Micro projection (media sorot mikro) Microfilm and microfische (Mikrofilm dan mikrofis) Motion pictures (Media sorot yang bergerak) Benda asli dan orang (Real objects and people) atau realia (benda tiruan sesuai benda asli) Merupakan benda tiga dimensi, misalnya boneka cocok untuk topic mendeskripsikan My Doll. 5. Model Merupakan benda tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda sama dengan benda asli. Media yang masuk dalam kategori model adalah model irisan, model memperkecil-memperbesar, maket, dan penyederhanaan objek yang kompleks. 6. Bagian benda asli (Mocks up) Merupakan jenis model yang berupa bagian tertentu saja dari benda asli. 7. Diorama Diorama adalah miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan model yang sebenarnya seperti keadaan ruang angkasa, miniatur figur publik, miniatur pesawat terbang, kejadian sejarah perundingan, perang, dan sebagainya. Direktorat Pembinaan SMP 2012 7 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. 8. Outdoor laboratory Outdoor laboratory atau “laboratorium” di luar ruangan merupakan media yang berupa alam, masyarakat, dan hasil kebudayaan yang dimanfaatkan untuk sumber belajar. Dalam mata pelajaran IPA laboratorium di luar ruangan dapat berupa lahan pertanian, sungai, dan lain-lain. Sedangkan contoh dalam IPS, studi tentang lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan lainlain. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi menulis puisi atau membuat karya tulis. 9. Community study, walking trips, dan field study Mirip dengan kegiatan outbound, yakni kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan mengunjungi tempat-tempat yang mendukung tujuan pembelajaran seperti situs sejarah, lingkungan alam (misalnya mengadakan English camp), hasil kebudayaan, dan sebagainya. 10. Ragam bentuk kartu Ragam bentuk kartu sederhana seperti picture cards, flash cards, flip cards, circular cards, shuffle cards, pop up cards, word/ sentence cards dan card games dengan berbagai ukuran dan bentuk disesuaikan dengan fungsi kartu-kartu tersebut dalam proses pembelajaran. 11. Poster Poster hampir serupa dengan kartu tetapi ukuran lebih besar dan gambar yang terpampang lebih banyak dan dapat pula berisi rangkaian gambar suatu situasi/peristiwa. Misalnya poster dengan ukuran 75x55 cm yang menggambarkan 4 (empat) musim- summer, fall, spring dan winter di suatu negara subtropis. 12. Puppets Puppets (wayang tokoh) dapat berbentuk stick puppets, finger puppets atau hand/glove puppets yang terbuat dari bahan plastik, kertas/karton, dan kain. Beberapa contoh puppets seperti nampak di bawah ini. Gambar 1 Finger Puppets Gambar 2 Glove Puppet Gambar 3 Stick Puppet 8 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 E. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Salah satu kompetensi guru adalah kepiawaiaan memilih media pembelajaran yang digunakan. Tentu tidak semua media yang dimiliki tersebut cocok digunakan dalam proses pembelajaran. Agar paradigma “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)” diimplentasikan, guru harus memilih media pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai. Dalam memilih media pembelajaran, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut. 1. Karakteristik peserta didik Dalam konteks ini, titik fokus pembicaraan kita adalah pada taraf perkembangan intelektual peserta didik. Jika mengikuti tahapan perkembangan intelektual menurut Piaget, peserta didik usia SMP berada dalam tahap peralihan dari perkembangan operasional konkrit menuju perkembangan operasional formal. Sedangkan penelitian di salah satu SMP swasta favorit di Jawa Timur, ternyata hanya 15% yang benar-benar berada pada fase operasional formal (Nur, 2009). Selebihnya berada pada fase konkrit, peralihan, dan formal awal. Peserta didik yang berada pada fase operasional konkrit bukan berarti tidak bisa berpikir tingkat tinggi (seperti menganalisis, memecahkan masalah, dan penalaran lainnya). Mereka bisa melakukan hal tersebut, asalkan untuk hal-hal yang berada di sekitar peserta didik dan dapat mereka bayangkan. Jadi, jika dikaitkan dengan media (dan kerucut pengalaman), maka situasi sebenarnya dan media benda-benda nyata tampaknya cenderung cocok untuk peserta didik SMP. 2. Tingkat keabstrakan media Ahli psikologi Bruner (dalam Nur, 2001) mengemukakan bahwa pengajaran seharusnya dimulai dari pengalaman langsung (enactive) menuju representasi ikonik (seperti penggunaan gambar dan film), dan baru kemudian menuju representasi simbolik (seperti penggunaan kata-kata atau persamaan-persamaan matematis). Bruner lebih jauh menyatakan bahwa urutan bagaimana peserta didik menerima materi ajar memiliki pengaruh langsung pada pencapaian ketuntasan belajar tersebut. Pada saat suatu tugas belajar disajikan pada peserta didik yang tidak memiliki pengalaman yang relevan dengan tugas itu, pembelajaran akan dipermudah bila pengajaran mengikuti suatu urutan dari pengalaman konkrit menuju representasi ikonik kemudian menuju representasi abstrak. Dalam salah satu buku teks tentang penggunaan audiovisual, Hoban, Hoban, dan Zissman (dalam Nur, 2000) menyatakan bahwa nilai materi ajar merupakan fungsi dari tingkat kekonkritannya. Dalam konteks media pembelajaran, pernyataan ini berarti: semakin Direktorat Pembinaan SMP 2012 9 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. konkrit media pembelajaran yang digunakan guru, maka media pembelajaran tersebut semakin bermakna bagi peserta didik. Dale (1969) pernah mengembangkan “kerucut pengalaman” yang sampai sekarang masih relevan untuk dirujuk. Kerucut pengalaman itu dimulai dari peserta didik sebagai pelaku dalam pengalaman sesungguhnya, menuju peserta didik sebagai pengamat atas suatu kejadian tak langsung (melalui media), dan akhirnya peserta didik mengamati simbol-simbol yang mewakili kejadian itu. Beliau juga menyatakan bahwa peserta didik dapat mengambil manfaat dari kegiatan yang lebih abstrak, asalkan mereka telah membangun sejumlah pengalaman lebih konkrit untuk memaknai penyajian realitas yang lebih abstrak tersebut. Gambar 1.3. berikut memperlihatkan kerucut pengalaman Dale, disertai rumusan Bruner di sampingnya. Simbol Verbal Simbol visual Tape recorder/radio Film statis Film gerak Abstra ct Iconic Televisi Pertunjukan Karyawisata Enactive Demonstrasi Pengalaman dramatik Pengalaman buatan Pengalaman langsung Gambar 4 Kerucut pengalaman Dale (1969) dan kaitannya dengan ide Bruner Sambil mencermati gambar di atas, mungkin timbul pertanyaan, Jika kata-kata guru dan tulisan di papan (simbol verbal) hanya memberikan pengalaman belajar yang abstrak pada diri peserta didik, apakah berarti guru tidak boleh berbicara selama pembelajaran dan papan tulis tidak perlu dipergunakan untuk menulis? Terhadap pertanyaan ini, jawabannya sekali lagi kita cermati pernyataan Dale. Asalkan didahului oleh pengalaman-pengalaman yang lebih konkrit, peserta didik dapat mengambil manfaat dari penyajian realitas yang lebih abstrak tersebut. Jika demikian, sekiranya guru hanya menggunakan media suara dan tulisan 10 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 di papan tulis (tanpa didahului oleh pengalaman belajar yang lebih konkrit), tampaknya peserta didik tidak terlalu mendapatkan manfaat dari pembelajaran yang dilakukannya. 3. Integrasi Pendidikan Karakter Media yang menarik belum tentu tepat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran adalah bagian proses pendidikan yang sarat akan nilai-nilai budaya dan karakter. Untuk itu guru perlu menghindari nilai-nilai negatif yang dapat muncul dalam media yang digunakan. Nilai-nilai negatif dalam pembelajaran dapat muncul dalam hal (1) gambar yang tidak sesuai dengan norma dan etika bangsa Indonesia, dan (2) media yang mengandung bias jender, stereotype, mengandung kekerasan. Dalam media pembelajaran yang berupa gambar khususnya, dapat diintegrasikan pendidikan karakter dan budaya bangsa di dalamnya, sejauh guru dapat memilih gambar yang sesuai dengan karakter yang mau ditanamkan. 4. Ketersediaan Media Sebaik apapun media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, tetapi sulit atau tidak mungkin didapatkan, maka lebih baik media tersebut ditinggalkan untuk sementara waktu. Untuk itulah penting bagi guru menguasai bagaimana membuat dan menggunakan media sederhana. Dengan kata lain media yang dipilih adalah media yang tersedia atau yang dapat dibuat sendiri. Direktorat Pembinaan SMP 2012 11 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. BAB III: PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA Bagian ini memuat petunjuk pembuatan 3 (tiga) contoh pengembangan media sederhana dan penggunaan media sederhana tersebut, serta optimalisasi media yang ada di sekolah untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Telah dipaparkan pada bagian I E (Prinsip-prinsip pemilihan media sederhana) bahwa sebelum memilih dan atau mengembangkan media pembelajaran, hendaknya guru menelaah SK/KD yang akan diacu sehingga terdapat keselarasan antara materi ajar dan alat bantu ajar yang akan dikembangkan. Berikut ini disajikan tabel yang berisi KD untuk kelas 7 (tujuh), 8 (delapan) dan 9 (sembilan) dan alternatif media yang selaras dengan KD terkait. 1. Identifikasi Media Sesuai KD No. Kompetensi Dasar 1. Alternatif Media Kelas 7 Semester 1 Listening KD 1.1 Merespon makna dalam percakapan transaksional Berbagai wayang dan interpersonal pada tindak tutur berikut: menyapa..., memperkenalkan..., dan memerintah. KD 1.2 Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan mengungkapkan kesantunan. KD 2.1 Merespon makna tindak tutur teks lisan fungsional pendek KD 2.2 Merespon makna gagasan teks lisan fungsional pendek. tokoh untuk KD 1.1 dan 1.2 Berbagai model kartu untuk KD 2.1 dan 2.2 Speaking KD 3.1 Mengungkapkan makna dalam percakapan Berbagai wayang transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: tokoh untuk KD menyapa..., memperkenalkan..., dan memerintah. 3.1 dan 3.2 KD 3.2 Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan mengungkapkan kesantunan. 12 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 KD 4.1 Mengungkapkan makna tindak tutur teks lisan Berbagai fungsional pendek. KD 4.2 Mengungkapkan makna gagasan teks lisan fungsional pendek. Reading KD 5.1 Membaca nyaring kata, frasa, kalimat dengan ucapan dan intonasi yang berterima. KD 5.2 Merespon makna teks tulis fungsional pendek. Writing KD 6.1 Mengungkapkan makna gagasan teks tulis fungsional pendek. model kartu untuk KD 4.1 dan 4.2 Tape recorder /komputer untuk KD 5.1 dan 5.2 Poster untuk KD 6.1 dan 6.2 KD 6.2 Mengungkapkan langkah retorika dalam teks tulis fungsional pendek. Kelas 7 Semester 2 Listening KD 7.1 Merespon makna dalam percakapan transaksional Real objects and dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan people untuk KD memberi jasa, meminta dan memberi barang, meminta dan 7.1 dan 7.2 memberi fakta. KD 7.2 Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi pendapat, menyatakan suka dan tidak suka, meminta klarifikasi dan merespon secara interpersonal. KD 8.1Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 8.2Merespon makna yang terdapat dalam monolog. Speaking KD 9.1Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: Contoh kartu untuk KD 8.1 Poster untuk 8.2 Real objects people untuk meminta dan memberi jasa, meminta dan memberi barang, 9.1 dan 9.2 meminta dan memberi fakta. KD 9.2Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi pendapat, menyatakan suka dan tidak suka, meminta klarifikasi dan merespon secara interpersonal. KD 10.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks Gambar Direktorat Pembinaan SMP 2012 13 asli KD and KD diam Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. lisan fungsional pendek. untuk KD KD 10.2Mengungkapkan makna yang terdapat dalam monolog. Reading KD 11.1Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 11.2Merespon makna dan langkah retorika ... dalam teks berbentuk descriptive dan procedure. KD 11.3Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek ... descriptive dan procedure denagn ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima. dan 10.2 10.1 Contoh kartu asli untuk KD 11.1 Circular card atau poster untuk KD 11.1 dan 11.3 Writing KD 12.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam Shuffle teks lisan fungsional pendek. dengan card papan KD 12.2Mengungkapkan makna dan langkah retorika ... tempel dari foam dalam teks berbentuk descriptive dan procedure. untuk KD 12.1 dan 12.2 2. Kelas 8 Semester 1 Listening KD 1.1Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta, memberi dan menolak jasa, meminta, memberi dan menolak barang, mengakui dan mengingkari fakta, meminta dan memberi pendapat. KD 1.2Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: mengundang, menerima, dan menolak ajakan, menyetujui dan tidak menyetujui, memuji dan memberi selamat. KD 2.1Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan Tape recorder,komputer atau wayang tokohuntuk KD 1.1 dan 1.2 serta KD 2.1 dan 2.2 fungsional pendek. KD 2.2Merespon makna yang terdapat dalam monolog pendek ... dalam teks berbentuk descriptive dan recount. Speaking KD 3.1Mengungkapkanmakna dalam percakapan Real objects atau transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: kartu peran untuk meminta, memberi dan menolak jasa, meminta, memberi KD 3.1 dan 3.2 dan menolak barang, mengakui dan mengingkari fakta, 14 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 meminta dan memberi pendapat. KD 3.2Mengungkapkanmakna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: mengundang, menerima, dan menolak ajakan, menyetujui dan tidak menyetujui, memuji dan memberi selamat. KD 4.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 4.2Mengungkapkan makna yang terdapat dalam monolog pendek ... dalam teks berbentuk descriptive dan recount Reading Contoh kartu asli untuk KD 4.1 Gambar diam dan gambar seri untuk KD 4.2 KD 5.1Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan Tape recorder esei pendek ... descriptive dan recount pendek dan atau komputer sederhana dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang untuk KD 5.1 berterima. KD 5.2Merespon makna dalam teks tulis fungsional Flip card, gambar pendek. atau poster untuk KD 5.3Merespon makna dan langkah retorika yang KD 5.2 dan 5.3 terdapat dalam esei pendek dalam teks berbentuk descriptive dan recount. Writing KD 6.1Mengungkapkanmakna gagasan dalam teks tulis fungsional pendek. KD 6.2Mengungkapkan makna dan langkah retorika yang terdapat dalam esei pendek dalam teks berbentuk descriptive dan recount. Papan tempel untuk KD 6.1 Poster dan kartu situasi untuk KD 6.1 dan 6.2 Kelas 8 Semester 2 Listening KD 7.1Merespon makna dalam percakapan transaksional Berbagai bentuk dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta, wayang tokoh memberi dan menolak jasa, meminta, memberi dan untuk KD 7.1 dan menolak barang, meminta, memberi dan mengingkari 7.2 informasi, meminta, memberi dan menolak pendapat, menawarkan/menerima/menolak sesuatu. KD 7.2 Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi persetujuan, merespon pernyataan, memberi Direktorat Pembinaan SMP 2012 15 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. perhatian terhadap pembicara, mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan, dan mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan telepon. KD 8.1 Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 8.2 Merespon makna yang terdapat dalam monolog pendek ... dalam teks berbentuk narrative dan recount. Contoh kartu /surat asli, kartu dengan gambar seri untuk KD 8.1 dan 8.2 Speaking KD 9.1Mengungkapkanmakna dalam percakapan Realia/real objects transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: untuk KD 9.1 dan meminta, memberi dan menolak jasa, meminta, memberi 9.2 dan menolak barang, meminta, memberi dan mengingkari informasi, meminta, memberi dan menolak pendapat, menawarkan/menerima/menolak sesuatu. KD 9.2Mengungkapkanmakna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta dan memberi persetujuan, merespon pernyataan, memberi perhatian terhadap pembicara, mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan, dan mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan telepon. KD 10.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 10.2Mengungkapkan makna yang terdapat dalam monolog pendek ... dalam teks berbentuk narrative dan recount. Reading KD 11.1Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek ... recount dan narrative dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima. Kartu tiruan untuk KD 10.1 Slides untuk KD 10.2, 11.1 dan 11.3 KD 11.2Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek. KD 11.3Merespon makna dan langkah retorika yang terdapat dalam teks berbentuk narrative dan recount. Writing KD 12.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks Papan tulis, papan tulis fungsional pendek. magnet, papan KD 12.2Mengungkapkan makna dan langkah retorika kantong untuk KD 16 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek ... 12.1 dan 12.2 berbentuk narrative dan recount. 3. Kelas 9 Semester 1 Listening KD 1.1Merespon makna dalam percakapan transaksional Komputer untuk dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta, dan KD 1.1, 1.2, 2.1 memberi kepastian, mengungkapkan dan menanggapi dan 2.2 keraguan, kepastian. KD 1.2Merespon makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta pengulangan, menunjukkan perhatian, dan menyatakan kekaguman. KD 2.1Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 2.2Merespon makna yang terdapat dalam monolog pendek ... dalam teks berbentuk procedure dan report. Speaking KD 3.1Mengungkapkan makna dalam percakapan Real transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta, dan memberi kepastian, mengungkapkan dan menanggapi keraguan, kepastian. KD 3.2Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur berikut: meminta pengulangan, menunjukkan perhatian, dan menyatakan kekaguman. KD 4.1Mengungkapkan makna tindak tutur dalam teks lisan fungsional pendek. KD 4.2Mengungkapkan makna yang terdapat dalam objects, realia, kartu peran dan orang untuk KD 3.1, 3.2 dan 4.1 Gambar diam, poster, gambar seri, papan foam monolog pendek ... dalam teks berbentuk procedure dan dengan kartu mini report. untuk KD 4.2, 5.1, Reading 5.2 dan 5.3 KD 5.1Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek ... procedure dan report dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima. KD 5.2Meresponmakna dalam teks tulis fungsional pendek. Direktorat Pembinaan SMP 2012 17 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. KD 5.3Meresponmakna dan langkah retorika dalam esei pendek ...dalam teks berbentuk procedure dan report. Writing KD 6.1Mengungkapkanmakna gagasan dalam teks tulis fungsional pendek. KD 6.2Mengungkapkan makna dan langkah retorika yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek ... berbentuk procedure dan report. Shuffle card, gambar seri, gambar alur untuk KD 6.1 dan 6.2 Kelas 9 Semester 2 Listening KD 7.1 Merespon makna dalam percakapan transaksional Tape recorder, dan interpersonal pada tindak tutur yang mengungkapkan laboratorium kesantunan. bahasa, video KD 7.2Merespon makna dalam percakapan transaksional untuk KD 7.1, 7.2, dan interpersonal pada tindak tutur memberi berita yang 8.1 dan 8.2 menarik perhatian, dan memberi komentar terhadap berita. KD 8.1Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 8.2Merespon makna yang terdapat dalam teks monolog pendek dalam teks berbentuk narrative dan report. Speaking KD 9.1Mengungkapkan makna dalam percakapan Kartu peran untuk transaksional dan interpersonal pada tindak tutur yang KD 9.1 dan 9.2 mengungkapkan kesantunan. KD 9.2Mengungkapkanmakna dalam percakapan transaksional dan interpersonal pada tindak tutur memberi berita yang menarik perhatian, dan memberi komentar terhadap berita. KD 10.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD 10.2Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks monolog pendek dalam teks berbentuk narrative dan report. Reading KD 11.1Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek ... narrative dan report.dengan ucapan, Contoh kartu atau surat asli untuk KD 10.1 Berbagai bentuk gambar diam berseri untuk KD 10.2 Slides untuk KD 18 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 tekanan dan intonasi yang berterima. 11.1 dan 11.3 KD 11.2Meresponmakna dalam teks tulis fungsional pendek. KD 11.3Merespon maknadan langkah retorika dalam esei pendek ...dalam teks berbentuk narrative dan report. Writing KD 12.1Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek. KD12.2Mengungkapkan makna dan langkah retorika monolog pendek dalam teks berbentuk narrative dan report. Kartu dengan berbagai ide pokok atau topik untuk KD 21.1 dan 12.2 2. Contoh pembuatan media sederhana Media pembelajaran sederhana yang dikembangkan adalah 2 (dua) macam kartu; flip card and circular card dan foam board with shuffle cards (Rachmajanti, 2007). a. KD 4.2 Mengungkapkan makna yang terdapat dalam monolog pendek dalam teks berbentuk descriptive. Tujuan Pembelajaran Diberi dua gambar binatang dengan medium flip card, peserta didik dapat: menyebutkan dan melafalkan nama binatang (ikan dan itik) dengan benar menyebutkan jumlah binatang menyebutkan ciri-ciri binatang tersebut membuat kalimat sederhana yang mengandung noun phrase (misalnya, a small blue fish) dalam kalimat tersebut mendeskripsikan secara lisan binatang-binatang tersebut sesuai dengan kosa kata dan pola kalimat yang telah dilatihkan. Nama medium: Flip Card Kartu ini merupakan kartu lipat dua berbentuk bujur sangkar yang berjendela pada salah satu sisi kartu. Catatan: Kartu ini dapat pula dikembangkan menjadi flip card lipat tiga berbentuk persegi panjang. Direktorat Pembinaan SMP 2012 19 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Alat dan bahan Karton polos (putih atau warna pastel) dengan ketebalan sedang Gunting atau cutter Penggaris Pensil tulis dan berwarna Potongan gambar/foto Cara pembuatan Flip Card Guntinglah karton dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 30 cm dan lipat menjadi dua(Gambar 1); Buatlah jendela dengan bentuk bulat atau bujur sangkar pada salah satu sisi kartu (Gambar 2); Letakkan jendela di bagian tengah dan guntinglah (Gambar 2); Buatlah gambar 4 ekor ikan dengan berbagai warna, dan pastikan seekor ikan terletak tepat di lubang jendela (Gambar 3); Pada sisi kartu lainnya gambarlah 3 ekor itik berwarna-warni dan seekor itik juga diletakkan di tengah jendela (Gambar 4); Ukuran ikan dan atau itik boleh bervariasi (besar, sedang, kecil) Berilah habitat binatang tersebut, yaitu air untuk ikan dan rumput untuk itik. Gambar 1 Gambar 2 20 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 Gambar 3 Gambar 4 Petunjuk praktis penggunaan Flip Card Peganglah kartu dalam keadaan tertutup sehingga peserta didik hanya melihat satu gambar melalui ‘jendela’, misalnya seekor ikan. Perkenalkan gambar tersebut dengan bertanya, dan pertanyaan terkait dengan kosa kata tentang nama binatang, warna, ukuran, ciri-ciri binatang dan sebagainya. Modelkan teks deskriptif dengan bercerita menggunakan kalimat deskriptif. Instruksikan kepada peserta didik untuk menirukan ceritera bapak/ibu guru. Setelah materi terserap, baliklah kartu dengan gambar binatang lainnya (seekor itik). Fungsi Flip Card Sebelum peserta didik mampu mendeskripsikan binatang-binatang tersebut dari segi ukuran, warna, bentuk, dsb., kartu ini difungsikan untuk mengenalkan konsep jenis binatangdalam bahasa Inggris. Dapat juga diperkenalkan konsep benda tunggal dan jamak. Dapat juga diperkenalkan konsep ukuran, warna, bentuk, & habitat Direktorat Pembinaan SMP 2012 21 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Kartu ini dapat pula digunakan untuk melatih membuat kalimat sederhana yang mengandung adjective phrase. b. KD 6.2 Mengungkapkan makna dan langkah retorika yang terdapat dalam esei pendek dalam teks berbentuk recount. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, dengan bantuan circular card, peserta didik diharapkan dapat: Menyebutkan dan melafalkan penggalan peristiwa yang terpampang di kartu lingkaran tentang “My Holiday” dengan benar. Menulis kalimat dengan past tense sesuai penggalan gambar. Merangkai penggalan-penggalan kalimat tersebut dengan kata-kata penghubung yang tepat. Menuliskan ceritera tentang “My Holiday”dengan langkah retorika yang benar. Nama medium: Circular Card Kartu ini terdiri dari 2 (dua) kartu berbentuk lingkaran yang disatukan dengan, satu kartu berisi materi dan kartu lainnya sebagai penutup. Berikut akan dicontohkan pembuatan circular card untuk pembelajaran klasikal. Catatan: Kartu ini dapat pula dikembangkan dengan 2 (dua) cara, yaitu kartu ukuran kecil untuk kelompok kerja kecil dan kartu ukuran besar untuk pembelajaran klasikal. Alat dan bahan Karton polos (putih atau warna pastel) dengan ketebalan sedang Gunting atau cutter Penggaris Pensil tulis dan berwarna Potongan gambar/foto Potongan ear bud atau pines Cara pembuatan Circular Card Guntinglah 2 lembar karton setebal 3 miliberbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm untuk masing-masing karton (Gambar 1); Masing-masing karton lingkaran bertelinga yang berfungsi sebagai pegangan apabila diputar kelak (Gambar 2); 22 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 Karton lingkaran pertama dibagi menjadi 5 (lima) bagian untuk 5 gambar peristiwa berbeda. Gambar dapat diperoleh dari guntingan majalah atau kalender, diunduh dari internet atau menggambar sendiri (Gambar 3); Karton lingkaran kedua digunting seperlima sebagai jendela (Gambar 3); Satukan karton lingkaran bergambar dengan karton lingkaran berjendela dengan pines atau sepotong ear bud yang dilelehkan sedikit. Pastikan karton lingkaran berjendela bisa diputar (Gambar3); Letakkan circular card ukuran besar di atas meja. Catatan: 5 (lima) penggalan gambar yang terpampang di circular card untuk pembelajaran esei berbentuk teks recount dengan judul “My Holiday”adalah sebagai berikut: Penggalan gambar 1 adalah situasi pada saat akan berangkat bepergian ke Bali dari Bandung dengan bus (orientation); Penggalan gambar 2 adalah situasi pada saat berada di Tanah Lot, Bali (event 1); Penggalan gambar 3 adalah situasi pada saat berada di Sanur Beach, Bali (event 2); Penggalan gambar 4 adalah situasi pada saat berada di Kuta Beach, Bali (event 3); Penggalan gambar 5 adalah situasi pada saat akan pulang dari Bali ke Bandung dengan pesawat (reorientation). Petunjuk praktis penggunaan Circular Card Jika circular card digunakan secara klasikal, letakkan kartu tersebut di atas meja supaya lebih efisien (Gambar 6). Putarlah karton berjendela sesuai dengan urutan peristiwa dalam teks recount yang berjudul “Last Holiday”. Sambil memutar alat peraga, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada langkah-langkah retorika sebuah teks recount. Fungsi Circular Card Memperkenalkan kosa kata yang terkandung dalam teks recount. Memperkenalkan kalimat bentuk lampau yang terkandung dalam teks recount. Memperkenalkan langkah-langkah retorika dalam teks recount. Gambar 1 Direktorat Pembinaan SMP 2012 23 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Gambar 2 Gambar 3 c. KD 5.1 Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk procedure dan report dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima. Tujuan Pembelajaran Diberi contoh teks berbentuk prosedur, peserta didik dapat: Melafalkan kata-kata sulit, yaitu shallow, hold, edge, floating, propel, dan paddling dalam teks prosedur dengan judul “How to learn to swim” dengan benar dan berterima. Membaca nyaring tahapan dalam teks tersebut dengan benar dan berterima Nama media: Foam Board with Shuffle Card Media ini terdiri dari 2 (dua) perangkat, yaitu sebuah papan terbuat dari foam (warna putih polos atau warna lain sebagai latar) dan sejumlah kartu mini yang ditempelkan pada papan foam tersebut. Alat dan bahan Sebuah papan foam polos (putih atau warna) berbentuk persegi panjang 24 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 Karton dengan ketebalan sedang Gunting atau cutter Penggaris Pensil atau spidol berwarna Perekat atau double tape Gambar atau foto aktivitas Cara pembuatan Foam Board with Shuffle Card Potonglah foam dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 40 cm untuk dijadikan papan tempel; Atau sediakan papan foam yang sudah jadi; Carilah gambar atau gambar sendiri rangkaian aktifitas . Dalam contoh judul teks prosedur adalah “How to Learn to Swim”; Guntinglah karton dan buatlah 8 potongan karton dengan ukuran panjang 14 cm dan lebar 4 cm; Potongan karton tersebut masing-masing berisi penggalan kalimat yang akan dilatihkan (Lihat gambar pada catatan); Tempelkan setiap penggalan kartu kalimatpada papan foam di samping gambar aktifitas yang sesuai. Ukuran kartu gambar aktifitas 12,5 cm x 12,5 cm; Di bawah ini adalah contoh papan foam yang berisi kartu gambar aktifitas dan kartu penggalan kalimat tentang “How to Learn to Swim”. Catatan: Ukuran papan foam dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada papan ini dicontohkan 8 (delapan) penggalan kalimat yang terpampang di foam board with shuffle card untuk pembelajaran teks prosedur dengan judul “How to Learn to Swim”sebagai berikut: Kartu 1: Stay in the shallow end of the pool Kartu 2: and put your head under water Direktorat Pembinaan SMP 2012 25 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Kartu 3: Hold onto the edge of the pool Kartu 4: and hold your breath as you practice floating Kartu 5: Practice using your arms Kartu 6: to propel yourself through water Kartu 7: Stay close to the edge of the pool Kartu 8: as you practice floating and paddling Stay in the shallow end of the pool, and put your head under the water Hold onto the edge of the pool, and hold your breath as your practice floating Practice using your arms, to propel yourself through the water 26 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 Stay close to the edge Of the pool, as you practice floating and paddling Petunjuk praktis penggunaan Foam Board with Shuffle Card Gantunglah papan foam di suatu tempat yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat; Tempelkan penggalan kalimat demi penggalan kalimat sesuai gambar dan bacalah keras sebagai model sebelum peserta didik menirukan; Untuk mengulang, kartu penggalan kalimat bisa dilepas dan dikocok (shuffle); Untuk menempelkan kembali pada papan, peserta didik diinstruksikan untuk menyusun kembali kartu-kartu tersebut dan menempelkan kembali di papan dan peserta didik bisa membaca nyaring sekali lagi tanpa bantuan guru sebagai model. Fungsi Foam Board with Shuffle Card Melafalkan kata-kata sulit, yaitu shallow, hold, edge, floating, propel, dan paddling dalam teks prosedur dengan judul “How to learn to swim” dengan benar dan berterima. Membaca nyaring penggalan kalimat demi penggalan kalimat sesuai gambar dalam teks prosedur tersebut dengan benar dan berterima. Pada saat membaca nyaring, peserta didik secara tidak langsung diperkenalkan pada langkah-langkah retorika sebuah teks prosedur. B. Optimalisasi Media yang Ada di Sekolah Kadangkala sekolah telah berusaha untuk melengkapi kebutuhan para peserta didik dengan fasilitas untuk memperlancar proses pembelajaran, misalnya sekolah menyediakan tape recorder atau bahkan membangun laboratorium bahasa untuk proses pembelajaran bahasa Inggris. Akan tetapi seringkali fasilitas yang telah tersedia kurang dimanfaatkan secara optimal karena adanya berbagai kendala seperti kurang tersedianya perangkat lunak berupa bahan ajar. Untuk itu, perlu kiranya guru yang bersangkutan mengidentikasi berbagai media pembelajaran yang ada di sekolah dengan memanfaatkan tabel identikasi berikut (lihat contoh pengisian). Setelah teridentifikasi, selanjutnya guru serumpun (semua guru bahasa Direktorat Pembinaan SMP 2012 27 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Inggris) di sekolah tersebut berupaya untuk mengembangkan bahan ajar yang diperlukan dalam forum guru secara terjadwal. 1. Identifikasi Media yang Tersedia di Sekolah No. Nama Media 1. Audio Cassette/ Tape 1 Recorder 2. 3. Video Recorder Jumlah 1 Frekuensi Penggunaan Kendala Pemanfaatan Media sekali seminggu materi yang bervariasi sekali CD seminggu petunjuk hilang kurang terbatas Language Laboratory 1 sekali per 2 materi hanya minggu latihan pelafalan 4. ........ ........ ........ ........ 5. ........ ........ ........ ........ dan untuk 5. Media yang Teridentikasi di Sekolah Setelah diindentifisikasi ternyata, misalnya sekolah memiliki fasilitas pendukung proses pembelajaran bahasa Inggris sebagai berikut: a. Nama media: Audio Cassette/ Tape Recorder Apabila media ini tersedia di sekolah dan guru akan memanfaatkannya, perhatikan hal-hal berikut: Pilihlah lokasi penempatan audio cassette/tape recorder yang tepat agar semua peserta didik dapat mendengarnya dengan baik. Sesuaikan volume dari audio cassette/tape recorder sedemikian rupa sampai mendapatkan hasil yang paling berkualitas. Jika diperlukan, pasanglah alat pengeras suara yang bagus. Sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan bahan-bahan rekaman tertentu, pastikan isinya sesuai dengan yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi tertentu.Tabel berikut dapat dipakai sebagai panduan dalam memilih bahan rekaman. Aspek yang harus dipertimbangkan Ya/Tidak Keterangan • kejelasan bahan rekaman • kesesuaian tingkat kesulitan isi • kemudahan pemakaian 28 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 • kesertaan bahan cetak • kualitas kebahasaan • kesesuaian isi • keberterimaan secara kultur budaya • keberagaman model penutur • kemenarikan Fungsi media pembelajaran ini adalah untuk melakukan kegiatan-kegiatan, dengan bahan rekaman yang sudah dipilih, adalah sebagai berikut. Drilling: peserta didik mendengarkan dan menirukan bahan rekaman tersebut. Role-playing: peserta didik memainkan peran dari contoh percakapan yang telah didengarkan. Oral-responding: peserta didik mendengarkan bahan rekaman, kemudian memberikan respon secara lisan. Comprehending: peserta didik mendengarkan bahan rekaman, kemudian menjawab berbagai macam pertanyaan pemahaman, baik yang bersifat umum maupun rinci, yang berhubungan dengan isi bahan rekaman. Apabila bahan rekaman terbatas dan peserta didik masih membutuhkan latihan, guru dapat memperbanyak bahan ajar dengan berbagai cara, antara lain: mengunduhbahan ajar yang sesuai dari internet atau memilih bahan ajar yang dibutuhkan dan merekamnya sendiri. Jika pelafalan guru kurang memadai, guru dapat meminta peserta didik yang mumpuni untuk direkam suaranya. b. Nama media: Video Recorder Apabila media ini tersedia di sekolah, guru dapat memanfaatkannya dengan memperhatikan hal-hal berikut: Video Recorder Direktorat Pembinaan SMP 2012 29 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. Video merupakan alat teknologi yang dapat membawa dunia luar ke dalam ruang kelas. Melalui video, guru dapat melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti berikut: memutar video clips yang direkam oleh peserta didik ketika mereka melakukan liburan atau perjalanan; pada saat video clips diputar, peserta didik menceritakan serangkaian kejadian yang dialaminya (recounting); peserta didik melakukan kegiatan tanya jawab seputar kejadian yang terekam dalam video clips; peserta didik ditugasi untuk menuliskan pengalaman serupa yang pernah dialami dalam bentuk buku harian atau jurnal. Dengan kata lain, jika bahan ajar tidak tersedia atau persediaan terbatas, hasil rekaman peserta didikpun dapat dimanfaatkan. c. Nama media: Laboratorium Bahasa Language Lab Laboratorium bahasa merupakan salah satu fasilitas yang mungkin disediakan sekolah. Ketika memanfaatkan laboratorium bahasa, guru diharapkan memperhatikan hal-hal berikut. Pastikan bahwa peserta didik dapat mengoperasikan alat yang digunakan dan dapat menelusuri kembali bagian yang terlewatkan. Beri peserta didik kesempatan untuk menyesuaikan materi dengan tingkat kemampuan dan kecepatannya. Pastikan untuk tidak terlalu sering melakukan interupsi pada saat peserta didik sedang bekerja, karena guru bertugas sebagai fasilitator. Tugas guru sebagai fasilitator dalam laboratorium bahasa di antaranya adalah: 30 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 mengatur tata letak laboratorium, dan memberikan solusi ketika peralatan tidak berfungsi; memberikan instruksi tugas yang jelas sebelum peserta didik bekerja secara mandiri; memantau seluruh kelas, dan memberikan bantuan kepada mereka yang menghadapi kesulitan selama mengerjakan tugas; menghentikan kegiatan ketika seluruh kelas menghadapi kesulitan dan memberikan penjelasan ulang; dan mengakhiri pembelajaran di laboratorium dengan cara seperti halnya mengakhiri pembelajaran di kelas. Apabila bahan ajar untuk laboratorium terbatas, guru disarankan untuk mengunduh bahan ajar yang sesuai dari internet. Direktorat Pembinaan SMP 2012 31 Melayani semua anak usia sekolah dengan amanah. BAB IV: PENUTUP Pada prinsipnya pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran untuk kebutuhan proses pembelajaran di kelas tergantung pada kemauan, keterampilan, dan kreativitas guru sebagai fasilitator dan manajer di kelas. Tugas guru adalah memfasilitasi peserta didik agar mereka dapat dengan mudah menyerap apa yang dipelajarinya tanpa ada perasaan tertekan, salah satunya dengan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dikembangkan sendiri atau media yang sudah tersedia dimanfaatkan seoptimal mungkin. 32 Panduan Membuat dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Bahan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP 2012 DAFTAR PUSTAKA Dale, E. 1969, Audio Visual Methods in Teaching. Nabu Press. Gerlach, V. dan Ely, D.P.1992. Teaching and Media a Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Heinnich, R.M. Molenda dan Russell. 1982. Instructional Media. Toronto: John Wiley & Sons, Inc. IICBA. 2011. Better School: Resource Materials for School Head in Africa. Tersedia: http://library.unesco-iicba.org. [25 Oktober 2011]. Kemp, Jarrol E. (1994). Proses perancangan pengajaran. (Terjemahan Asril Marjohan). Bandung : Penerbit ITB. (Buku asli diterbitkan tahun 1985). Kusuma, W. 2009. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia: grafika.com/pengertian-media-pembelajaran. [25 Oktober 2011]. http://media- Nur, Mohamad. 2000. Media Pengajaran dan Teknologi Untuk Pembelajaran. Makalah tidak diterbitkan. Surabaya: UNESA. ____________, 2001, Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah tidak diterbitkan. ____________, 2009, Studi tentang Penalaran Formal Siswa SMP Al-Hikmah Surabaya, Laporan Penelitian.Tidak Diterbitkan. Surabaya:SMP Al-Hikmah. Rachmajanti, S. 2007. Media Pembelajaran Sederhana Bahasa Inggris. Makalah tidak diterbitkan. Malang: Univerversitas negeri Malang. Rumampunk, D. B. 1992. Media Instruksional IPS, Jakarta: Depdikbud Scott, W.A. dan Ytreberg, L.H. 1990. Teaching English to Children. London: Longman. Supardjo dan Andayani, R.D. 2003. Penggunaan Media dalam PembelajaranBahasa Inggris. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. ---------------------Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. ---------------------Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. ---------------------Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan SMP 2012 33