BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Investasi Keputusan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1
Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang sangat berisiko. Oleh karna
itu perlu dilakukan analisis kelayakan dan investasi agar risiko kegagalan dan
kerugian dapat dminimalisasi sehingga keuntungan yang dihasilkan dapat optimal.
1.1.1 Pengertian Investasi
Secara umum investasi diartikan sebagai penanaman modal, baik itu modal
tetap atau modal tidak tetap yang digunakan memperoleh keuntungan suatu
perusahaan. Menurut Suad Husnan (2000:11) “Investasi adalah penanaman sumber
daya untuk mendapatkan hasil dimana yang akan datang”.
Sedangkan menurut Sharpe, Alexander dan Bailey yang diterjemahkan oleh
Hermastuti P. (2005:1) mendefinisikan: “Investasi, dalam arti luas, berarti
mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua atribut berbeda
yang melekat: waktu dan risiko”.
Sedangkan, menurut Manurung (2008:4) berinvestasi pada dasarnya adalah
‘membeli’ suatu aset yang diharapkan di masa yang akan datang dapat ‘dijual
kembali’ dengan nilai yang lebih tinggi.
Pada intinya, investasi adalah suatu bentuk penanaman modal untuk
menghasilkan kekayaan, yang akan dapat memberikan keuntungan atau tingkat
pengembalian (return) yang baik pada masa sekarang atau di masa depan. Tujuan
dari penanaman modal/ investasi adalah untuk mendapatkan hasil dan memperoleh
nilai tambah. Dalam praktiknya investasi dibagi dua macam karna investasi dapat
dilakukan dalam berbagai bidang atau sektor bisnis, yaitu :
1. Investasi nyata (real investment)
2. Investasi Finansial (financial investment)
10
1.1.2 Tujuan keputusan Investasi
Freddy Rangkuti (2012:2) menyatakan bahwa investasi yang dikeluarkan
harus menghasilkan tingkat pengembalian yang sesuai dengan besarnya modal yang
dikeluarkan, serta resiko yang dihadapi. Kendala yang mungkin dihadapi dalam
membangun suatu proyek, yaitu adanya perubahan nilai tukar, tingkat inflasi,
perubahan daya beli, perubahan kondisi ekonimi makro.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam membangun suatu proyek.
Adanya berbagai perubahan faktor eksternal yang memperngaruhi faktor internal
dapat menggagalkan perencanaan proyek yang akan dijalankan. Untuk itu sangat
perlu untuk melakukan analisis tingkat keberhasilan dalam studi kelayakan.
1.1.3 Faktor-faktor yang Memperngaruhi Investasi
Terdapat beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
recanainvestasi seperti besarnya dana yang digunakan, ketidakpastian proyek,
Kompleksitas proyek. Bila modal yang digunakan besar maka studi kelayakannya
harus semakin mendalam. Semakin besar dana investasi, maka semakin besar juga
resiko kerugian yang dihadapi. Oleh karna itu analisis studi kelayakan perlu
dilakukan untuk meminimalisasi risiko kegagalan dan kerugian.Dalam pengertian
investasi terkandung dua atribut penting, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu
Masalah dalam investasi adalah rencana investasi yang dianalisis merupakan rencana
di masa yang akan datang, sehingga tidak ada jaminan bahwa arus kas yang
diharapkanakan benar–benar terealisasi sesuai dengan harapan. Selalu ada unsur
ketidakpastian dan risiko yang menyertai suatu investasi. Karena itu dalam rangka
meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi, sebelum proyek investasi dilaksanakan
investor harusberusaha untuk melakukan analisis perhitungan estimasi mengenai
kondisi di masa mendatang.
11
1.1.4 Risiko Investasi
Apabila membahas mengenai risiko investasi berarti kita juga harus
menganalisis kemungkinan tidak tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan.
Besarnya risiko yang dimasukan dalam penilaian investasi akan mempengaruhi
besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Semakin tinggi harapan akan suatu
hasil investasi selalu diikuti dengan kemungkinan munculnya risiko yang semakin
tinggi pula (higher return, higher risk). Risiko terbesar dalam investasi adalah
hilangnya seluruh nilai investasi yang ditanamkan.Menurut Gitman (2003;215),
secara garis besar terdapat dua macam resiko yang dihadapi oleh perusahaan yaitu:
1) Business Risk, yaitu kemungkinan sebuah perusahaan tidak dapat membayar
biaya operasionalnya. Tingkat risiko ini dipengaruhi oleh stabilitas
pendapatan perusahaan dan struktur biaya operasionalnya.
2) Financial Risk, yaitu kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban keuangannya. Tingkat risiko ini dipengaruhi oleh perkiraan arus
kas yang akan diterima oleh perusahaan dan kewajiban pembiayaan
keuangan yang bersifat tetap.
Sedangkan sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko investasi antara
lain:
-Risiko tingkat bunga
Perubahan tingkat suku bunga terutama jika terjadi kenaikan. Interest rate
risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common stock.
-Risiko inflasi
Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau
berkurangnya kemampuan membeli investasi
-Risiko bisnis
Risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri khusus.
12
-Risiko finansial
Risiko ini berhubungan dengan penggunaan utang oleh perusahaan. Besarnya
proporsi aset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah
sama.
-Risiko manajemen
Risiko yang muncul karena kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan.
-Risiko likuiditas
Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder dalam perdagangan
sekuritas. Suatu investasi yang dap at dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa
harga yang signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya
elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risknya.
-Risiko nilai tukar
Risiko yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang.
-Risiko negara (disebut juga politycal risk)
Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik
secara langsung ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup
ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan.
Dalam konteks penelitian ini risiko yang dianalisis adalah risiko finansial.
1.2
Studi Kelayakan
Kondisi lingkungan yang tidak pasti dan ketatnya pesaingan serta kendala bisnis
lainnya membuat para pelaku bisnis tidak hanya cukup mengandalkan pengetahun,
pengalaman serta intuisinya saja dalam memulai suatu bisnis. Studi kelayakan
diperlukan agara investasi yang akan dilakukan dapat berjalan dan mengahsilkan
keuntungan yang diharapkan. Selain itu studi kelayakan juga dipelukan untuk pihakpihak yang berkepentingan dalam bisis serta pelaku bisnis itu sendiri sebelum
mengimplimentasikan sebuah ide bisnis.
13
(Subagyo 2007:3-4) Berhentinya operasi bisnis, kegagalan proyek ditengah jalan
serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari penerapan yang tidak
konsisten dalam studi kelayakan. Secara teoritis, jika studi kelayakn dilakukan
dengan benar saat memulai suatu investasi maka resiko kegagalan dan kerugiannya
dapat diminimalisir.
1.2.1 Pengertian Studi Kelayakan
Pengertiann studi kelayakan menurut para ahli diantara:
-Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7) “studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
-Menutut Umar H (2007:5) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah
rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan, tetapi juga pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin dalam
rangka untuk pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan
-Menurut Husnan dan Muhammad (2004:4)
studi kelayakan bisnis, yang juga
disebut studi kelayakan proyek adalah sebuah penelitian yang menjelaskan tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya sebuah proyek investasi) dilaksanakan dengan
berhasil. Istilah “proyek”diartikan sebagai bentuk pendirian suatu usaha baru atau
pengenalan suatu produk baru, modifikasi produk yang sudah ada.
-Menurut Siswanto Sutojo (2002:7) hal-hal yang harus diketahui dalam studi
kelayakan yaitu:
-
Ruang lingkup kegiatan proyek.
-
Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.
-
Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasiln
proyek secara keseluruhan.
-
Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.
14
-
Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggun untuk
memperoleh hasil proyek tersebut.
-
Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal
masing-masing dari proyek
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
bisnis adalah suatu penelitian yang dapat dilakukan sebelum memulai suatu bisnis
untuk menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek relevan internal dan eksternal. Penelitian tersebut
dapat membantu pengambilan keputusan sehingg dapat menghasilkan keuntungan
yang maksimal, meminimalisir resiko-resiko kegagalan yang ada sehingga suatu ide
bisnis dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien.
Studi kelayakan bisnis sendiri menyangkut tiga aspek (Suad Husnan,2004:4):
1. Manfaat ekonomis dari proyek tersebut (manfaat finansial). Menunjukan
bagaiman suatu proyek dipandang cukup menguntungkan jika dibandingkan
dengan risiko proyek itu sendiri.
2. Manfaat ekonomis dari proyek tersebut bagi Negara tempat proyek itu sendiri
diimplementasikan (manfaat ekonomi nasional). Menunjukkan bagaimana
proyek tersebut dapat memberikan manfaat bagi ekonomi makro pada suatu
negara.
3. Manfaat sosial suatu proyek untuk masyarakat sekitar proyek itu sendiri.
Merupakan studi yang relatif paling sulit dilakukan. Bila proyek yang akan
dilaksanakan sederhana, maka akan ruang lingkup penelitian yang akan
dilaksanakan juga sederhana. Bahkan banyak proyek-proyek investasi yang
mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi terbukti
berjalan dengan baik pula.
Proyek dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kepemilikannya, yaitu proyek
pemerintah dan proyek swasta. Sedangkan bila dilihat dari alasan pendirian dan
tujuannya, proyek dibagi menjadi profit dan nonprofit. jika proyek-proyek investasi
dilaksanakan dengan baik secara ekonomis dan menguntungkan maka kegiatan
proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan perekonomian sektor-sektor industri
15
yang terkait. Proyek-proyek investasi yang berkaitan dengan industrialisasi,
diharapkan dapat menimbulkan manfaat sebagai berikut:
a. Menambah pendapatan nasional
Sektor industrialisasi dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan
sektor pertanian atau sector lainnya. Dengan dijalankannya proyek-proyek
pada sektor industri maka pendapatan nasional dapat meningkat. Selain itu
dengan adanya peningkatan output (produk dan jasa) maka dapat
meningkatkan kesejahteraan, stabilitas penerimaan, baik valuta asing maupun
pendapatan nasional itu sendiri.
b. Memanfaatkan bahan baku lokal.
Pengolahan bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai dapatdilakukan
dibandingkan langsung mengekspor bahan baku lokal dalam bentuk aslinya
yang tidak memiliki nilai tambah.
c. Memproduksi barang-barang substitusi
Barang-barang yang biasanya diimpor dapat diproduksi sendiri sehingga
diharapkan dapat menghemat pengeluaran devisa.
d. Menambah lapangan kerja
Dengan dijalankannya proyek-proyek investasi otomatis dapat menciptanya
lapangan pekerjaa, sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi
masalah pengangguran.
16
1.2.2 Tujuan Studi Kelayakan
Husnan dan Muhamad (2000:11) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya
studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang
terlalu besar untukkegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi
kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila
dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi
dalam jumlah besar.
Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak dan
masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta keinginan yang berbeda.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:12) studi kelayakan bisnis memiliki lima tujuan
mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau
usaha, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian
Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan
untuk menimimalisasi resiko..
2. Mempermudah perencanaan
Dengan adanya peramalan masa yang akan datang, maka perencanaan akan
mudah untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal yang
diperlukan,
waktu
pelaksanaan,
lokasi,
cara
pelaksanaan,
besarnya
keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi
penyimpangan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah implementasi bisnis, proses
bisnis dapat dilakukan secara sistematik sehingga para karyawan dapat
memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis
dapat tercapai sesuai dengan apa yang direcanakan.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka
pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih mudah. Pengawasan
17
dilakukan, agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan.
5. Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah untuk memperbaikinya dan
dapat langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang
terjadi.
Dalam konteks penelitian ini penulis hanya fokus pada tujuan poin pertama yaitu
mengindari risiko kerugian
1.2.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Kasmir dan Jakfar (2012:14-15) Hasil penelitian studi kelayakan sangat
diperlukan oleh berbagai pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap
proyek atau usaha yang akan dijalankan (stakeholder). Hasil penelitian yang
dianggap layak harus dapat dipertanggung jawabkan, sehingga para stakeholder
merasa yakin dan percaya terhadap hasil dari studi kelayakan yang telah dilakukan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan, yaitu:
1. Pemilik usaha
Pihak yang paling memiliki kepentingan langsung terhadap hasil dan analisis
dari studi kelayakan yang telah dibuat. Bila implementasi dari studi
kelayakan mengalami kerugian maka para pemilik usaha yang paling
merasakan dampaknya.
2. Pihak Kreditur
Pihak bank atau lembaga keuangan lainnya tidak ingin sampai kredit atau
pinjaman yang diberikan macet, akibat proyek atau usaha yang akan
direalisasikan tidak layak untuk dijalankan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen hasil studi kelayakan bisnismerupakan suatu ukuran kinerja
atau petunjuk apa saja yang di tugaskan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari
hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat sejauh mana prestasi kinerja pihak
manajemen dalam menjalankan suatu proyek atau usaha.
4. Pihak Pemerintah
18
Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
5. Pihak Masyarakat luas
Proyek atau usaha yang dibangun dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar maupun masyarakat lain dimana suatu proyek atau usaha
akan dibangun.
Dalam konteks penelitian ini yang digunakan hanya poin 1 dan 3 pemilik usaha
dan pihak manajemen.
1.2.4 Tahap-tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis
Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan
dalam studi kelayakan juga untuk keakuratan penilaian. Berikut tahap-tahap studi
kelayakan yang umumnya dilakukan (Husein Umar 2003:p21):
1. Penemuan Ide
Ciptakan produk atau jasa yang dapat berpotensi terjual dan dapat
menguntungkan. Penelitian terhadap permintaan dan kebutuhan pasar, serta jenis
produk atau jasa yang akan dibuat harus dilakukan. Penelitian tersebut harus
mengacu pada pemenuhan kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi.
2. Tahap Penelitian
Pada tahap ini, penelitian yang lebih dalam dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Dimuali dari pengumpulkan data, pengolah data
menggunakan teori-teori yang relevan, serta melakukan analisis dan interpretasi
hasil pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai.
3. Tahap Evaluasi Proyek
Terdapat tiga evaluasi proyek. Pertama, melakukan evaluasi terhadap usulan
proyek yang akan dijalankan. Kedua, melakukan evaluasi proyek yang sedang
berjalan. Dan yang Ketiga, melakukan evaluasi pada proyek yang baru selesai
dibangun.
19
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Apabila terdapat lebih dari satu usulan proyek yang dianggap layak dan terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk menjalankan proyekproyek tersebut. Pemilihan proyek yang dianggap paling penting harus dilakukan
5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah terdapat proyek yang sudah terpilih untuk dijalankan, maka perlu dibuat
suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Dimulai dari
menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumber daya yang diperlukan dan lain-lain.
6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah semua persiapan selesai, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan proyek.
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:18) tahap-tahap dalam penilaian
studi kelayakan bisnis dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:
20
Pengumpulan data
Melakukan
Pengolahan Data
Analisa Data
Tidak
Mengambilan
Keputusan
Dibatalkan
Layak
Direkomendasikan
Dijalankan
Gambar 2.1 Tahap-tahap Dalam Studi Kelayakan
Sumber:Buku Kasmir & Jakfar, 2012
1.2.5 Aspek Menilai Studi Kelayakan
Menurut Jakfar dan Kasmir (2012:15-18) terdapat tahap-tahap yang telah
ditentukan dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan. Setiap tahapan
mempunyai berbagai aspek yang harus diukur, diteliti serta dinilai berdasarkan
ketentuannya. Setiap aspek saling terkait, jadi jika ada salah satu aspek yang tidak
terpenuhi, maka harus dilakukan penambahan atau perbaikan yang diperlukan.
21
Gambaran secara ringkas mengenai prioritas aspek-aspek studi kelayakan yang perlu
dilakukan secara umum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.2 Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan
Sumber: Buku Kasmir & Jakfar, 2003
Dari kedua sumber diatas, terdapat banyak kajian aspek yang perlu diteliti
pada studi kelayakan, maka penelitian ini akan fokus pada aspek yang memang perlu
untuk dikaji berdasarkan kebutuhan penelitian saja, yaitu aspek keuangan.
Sedangkan aspek lain tidak dianalisis hanya dipaparkan saja. Aspek tersebut yaitu
aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek operasional, serta aspek pasar dan
pemasaran.
22
1.3
Aspek Hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan
2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan
yang berupa pinjaman
3.
1.4
Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
Aspek Manajemen dan SDM
Freddy Rangkuti (2012:p5) mengemukakan bahwa manajemen meliputi dua hal
pokok, yaitu manajemen waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu
mengulas tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan digunakan
dalam
implementasi
bisnis
(proyek).
Sementara
manajemen
operasional
mengemukakan tentang tiga hal pokok, yaitu jenis pekerjaan yang diperlukan,
struktur organisasi yang dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang
akan menempati jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung: deskripsi
pekerjaan, lingkup tanggung jawab, koordinasi dan lingkup pengawasan.
Berkaitan dengan aspek manajemen, penekanan utama yang diberikan adalah
pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan bisnis atau proyek
maupun pada saat proyek atau bisnis tersebut telah beroperasi. Perlu dianalisis
kesiapan perusahaan berkaitan dengan sumber daya manusia mulai dari pengadaan
sampai penempatan jabatan tertentu. Manajemen sumber daya manusia berkaitan
dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola orang untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Lebih dalam lagi dijelaskan mengenai
aspek manajemen dan sumber daya manusia (Subagyo,2007:p159) :
•
Job
Analysis,
yaitu
menganalisis
jabatan
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
•
Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
•
Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
23
•
Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan
teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
•
Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secara
lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis structural
dan fungsional. .
1.5
Aspek Operasional
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:p150) aspek ini berkaitan dengan penentuan
lokasi proyek atau, tata letak (layout), penyusunan peralatan perusahaan, proses
produksinya dan pemilihan teknologi.
1. Tujuan aspek teknis/operasi
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian terhadapmaspek
teknis atau operasi, yaitu:
•
Dapat menentukan lokasi dengan tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, atau kantor pusat
•
Dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses bisnis atau produksi
yang dipilih
•
Dapat menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan bisnis atau
produksinya
•
Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan masa
yang akan datang
1.6
Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Kegiatan pasar selalu disertai oleh pemasaran dan kegiatan dari
pemasaran itu sendiri adalah untuk menciptakan atau mencari pasar.
Umar (2005,p35) menyatakan pasar merupakan tempat dimana bertemunya
penjual dan pembeli, atau saling bertemunya kekuatan permintaan dengan
penawaran untuk membentuk suatu harga. Dalam praktiknya pasar di definisikan
lebih luas, transaksi penjualan tidak hanya dilakukan pada suatu tempat saja
melainkan dapat dilakukan melalui sarana elektronik seperti internet, telepon, dan
lain-lain.
24
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para
konsumen selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu,
sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dijual
oleh para produsen dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok
kondisi tertentu pula.
Permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menimbulkan
peluang pasar. Adanya peluang pasar ini memungkinkan timbul produsen baru yang
menjadi pesaing bisnis dari produsen yang sudah berjalan atau beroperasi. Akibatnya
terjadi perebutan pangsa pasar yang masih ada antara produsen untuk menjual
barang atau jasa yang dihasilkannya.
Suci Sucipto (2010) mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan dalam aspek
pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk
yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang
direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan rencana
(pangsa pasar), dan semua itu bergantung pada penerapan strategi pemasaran yang
dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam aspek pasar, yaitu:
1. Potensi Pasar (Market Potential)
Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang penjualan
optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun yang
akan datang atau potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen
yang didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial dan daya beli.
Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan/hasrat untuk
membeli, sedangkan daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli
barang/produk. Dengan melihat potensi pasar maka dapat dilakukan evaluasi
apakah ada atau tidak potensi untuk memasarkan barang/produk di pasar.
2. Pengukuran dan Peramalan Permintaan
Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka perusahaan
perlu mengestismasi berapa besarnya pasar di masa sekarang dan di masa yang
akan datang dengan cermat Kottler (2003:p75). Apabila perusahaan tidak
25
melakukan pengukuran dan permalan permintaan dengan cermat (mengestimasi
pasar terlalu kecil atau terlalu besar), perusahaan akan mengalami kerugian.
Peramalan permintaan dilakukan untuk memperkirakan permintaan yang akan
terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang.
1. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan pasar sekarang. Ada
tiga metode praktis untuk mengestimasi permintaan saat ini, yaitu:
•
Mengestimasi Total Permintaan Pasar.
•
Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
•
Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
2. Meramal Permintaan Mendatang
Jakfar dan Kasmir (2012:p62). Riset pasar dan pemasaran dilakukan dengan
menganalisis data sekunder maupun data primer dengan jalan , melakukan
pengamatan dan wawancara. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk
meramalkan permintaan, setiap cara memiliki kelebihannya masing-masing. Berikut
beberapa cara melakukan peramalan permintaan di masa yang akan datang:
1) Survey niat pembeli
2) Pendapat para tenaga penjual (Wiraniaga)
3) Pendapat para ahli
4) Analisis regresi
5) Analisis deret waktu.
Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:45) pemasaran dalam suatu
perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen
dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh profit. Pemasaran
memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan
jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan
pesaing.
Strategi pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebuah
perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dalam upaya
memenangkan persaingan dalam situasi yang kompetitif seperti sekarang ini.
26
Menurut Tull dan Kahle dalam Fandy Tjiptono (2008:6): Strategi pemasaran
merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan
dengan
mengembangkan
keunggulan
bersaing
yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran Menurut Kotler & Keller (2009:292).
Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Langkah pertama adalah
melakukan segmentasi (segmentation) yaitu dengan melakukan pengelompokan
dari sekeluruhan pasar, langkah penetapan sasaran pasaryaitu memilih satu atau
lebih segmen pasar untuk dimasuki (Targeting), dan yang terakhir adalah
penentuan posisi pasar (Positioning)
1. Segmentation
Menurut Fandy Tjiptono (2008:211), segmentasi pasar adalah proses
pengelompokan keseluruhan pasar yang berbeda kedalam kelompok-kelompok
atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam keinginan, kebutuhan dan
prilaku serta respon terhadap program-program pemasaran spesifik. Perusahaan
mencari berbagai cara yang berbeda dalam memilih pasar dan mengembangkan
profil semua segmen pasar yang didapatkan.
Umumnya variable yang digunakan perusahaan dalam melakukan segmentasi
pasarnya adalah variable geografis, demografis atau psycografis. Adapun dasar
untuk segmentasi pasar tersebut antara lain:
A. Segmentasi Pasar Konsumen
Dibagi menjadi empat variabel, yakni :
1. Segmentasi Geografis. Segementasi ini membutuhkan pembagian pasar
menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, daerah, kota
atau bahkan lingkungan sekitar.
2. Segmentasi Demografis. Segmentasi ini membagi pasar menjadi klompok
berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus
hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan
27
kebangsaan. Faktor demografis adalah dasar paling umum yang digunakan
untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi ini membagi membeli menjadi
kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau juga
karakteristik kepribadian dalam suatu kelompok demografis yang sama.
4. Segmentasi Prilaku. Segmentasi ini membagi pembeli menjadi kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah
produk.
B. Segmentasi Pasar Bisnis
Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama untuk
menetapkan segmen pasar mereka. Pembeli bisnis dapat disegmentasikan secara
Geografis, Demografis, atau lewat pencarian manfaat. tetapi pemasar bisnis juga
menggunakan variabel tambahan seperti karakteristik operasi, pendekatan
pembelian, faktor situasional dan karakteristik pribadi pelanggan. Dengan
mengejar segmen dan bukannya seluruh pasar, perusahaan dapat menghantarkan
proposisi nilai yang tepat bagi masing-masing segmen yang dilayani.
C. Segmentasi Pasar International
Perusahaan dapat melakukan segmentasi pasar international dengan suatu
kombinasi variabel. Perusahaan dapat menetapkan segmen berdasarkan letak
Geografis, Pasar dunia juga bisa disegmentasikan berdasarkan faktor ekonomi.
Selain itu faktor politik, hukum, dan budaya juga bisa dijadikan kombinasi
variable untuk segmentasi pasar secara international.
2. Targeting
Pasar yang sudah disegmentasi berdasarkan kebutuhan atau segmennya
kemudian dipilih satu atau lebih segmen yang disebut target untuk dilayani.
Target dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan
berdasarkan besarnya target yang diperkirakan dapat memberikan profitabilitas
yang tinggi untuk perusahaan.
28
Menurut Fandy Tjiptono (2008:232) targeting adalah proses mengevaluasi dan
memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk
dilayani dengan program pemasaran spesifik pemasaran. Kriteria evaluasi yang
digunakan meliputi ukuran dan potensi perubahan segmen, karakteristik struktual
segmen dan kesesuaian antara produk dan pasar. Pada umumnya terdapat
beberapa alternatif untuk pemilihan target pasar antara lain:
Sasaran pasar yang sama (Un-differentiated Marketing)
Pada strategi ini, pasar dianggap homogeny. Jadi satu macam produk atau
jasa dipasarkan kepada semua orang tidak hanya satu atau beberapa
kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat massal. Strategi semacam
ini tidak dipakai perusahaan
Sasaran pasar majemuk (Differentiated Marketing)
Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini perusahaan mencoba untuk
mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu (segmen pasar)
dengan membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih. Pada kelompok
pembeli dapat ditawarkan jenis produk yang berbeda dengan kelompok lain,
sehingga satu perusahaan dapat menjual beberapa macam produk. Jadi,dalam
strategi ini perusahaan berusaha untuk memilih kelompok-kelompok yang
akan dilayani dan merencanakan produk yang dapat memberikan kepuasan
kepada kelompok-kelompok tersebut.
Sasaran pasar terkonsentrasi (Concetrated Marketing)
Perusahaan hanya menargetkan beberapa kelompok pembeli saja. Pada
kegiatan ini kegiatan pemasaran akan lebih difokuskan, strategi ini biasanya
akan sesuai dengan perusahaan yang memiliki sumber daya yang terbatas.
Extensive Segmenting
Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan
selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda dengan
strategi pemasaran yang berbeda pula.
29
Selective Segmenting
Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada extensive
segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi segmen-segmen yang
dianggap memiliki potensi yang besar, sehingga dengan segmen pasar pilihan
dapat dijadikan target pasar dari suatu perusahaan.
3. Positioning
Menurut Amstrong dan Kotler (2008:p61) Penempatan atau positioning adalah
sebuah pengaturan produk atau bauran pemasaran agar posisi produk atau jasa
jelas, diinginkan dan berbeda, serta menciptakan kesan yang dapat diingat oleh
konsumen. Dengan positioning produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan dapat dipahami dan dihargai oleh konsumen, melebihi produk atau
jasa para pesaing.
Positioning berkaitan dengan nilai (value) dan manfaat (benefit) yang
ditempatkan pada benak konsumen. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat
digunakan sebagai penentuan posisi, yaitu:
•
Atribut (attribute positioning) berkaitan dengan penempatan yang didasarkan
pada
atribut,
seperti
derajat
kepentingan
(importance),
keunikan
(distinctiveness), dapat dikomunikasikan (communicability), mendahului
(pre-emptive), keterjangkauan produk atau jasa baik aspek ekonomi dan fisik
(affordability), serta laba yang diperoleh (profitability)
•
Tarif dan mutu (price dan quality positioning), seperti pelayanan yang cepat,
tarif atau harga yang lebih murah, rasa bintang lima dengan harga kaki lima.
•
Jenis produk/jasa yang banyak digunakan (Application positioning)
•
Pengguna/pemakai
dari
produk/jasa
yang
banyak
digunakan
(user
positioning) dan kelas produk.
•
Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan dapat
dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan (benefit).
30
1.7
Aspek Keuangan
Menurut Siswanto Sutojo (2000:96) aspek keuangan sendiri adalah rencana
investasi proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi proyek atau capital
budgeting. Sedangkan menurut sofyan (2003:54) analisis aspek keuangan adalah
kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuanrupiah terhadap aspek-aspek
yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan
berkembang terus (Umar,2001).
Menurut Sofyan (2003:36), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan
kedalam tiga kegiatan utama yaitu:
1. Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan
yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan
utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.
Rekapitulasi ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu
besarnya perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode
umur usaha tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi:
a) Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran
b) Harga jual yang ditetapkan
c) Tambahan pendapatan lain-lain yang mungkin diperoleh karenaadanya
pendirian usaha ini.
2. Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha yang
sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya
praoperasi, biaya investasi, biaya operasi. Pengelompokkan biaya meliputi
biaya penyusutan, biaya amortisasi, biaya bunga.
3. Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Secara umum laporan kas dapat
31
diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan dengan
total rekap perkiraan biaya usaha.
Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai untukmencari
besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang mendukung dalam
penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber dana, biaya modal dan
struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi, amortisasi dan pajak
1.7.1 Dana dan Sumber-sumber Dana
1. Dana investasi awal atau investasi inisial (initial investment)
Aktiva
yang
biasanya
dibutuhkan
untuk
melakukan
investasi
dapat
dikelompokan sebagai berikut:
A. Aktiva Tetap berwujud
•
Tanah dan pengembangan lokasi: biaya ini termasuk harga tanah biaya
pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan ke jalan
terdekat, pemagaran, dan sebagainya
•
Bangunan pabrik dan perlengkapan: hal ini termasuk bangunan untuk
pabrik atau kantor, bangunan untuk administrasi, gudang, untuk
pembangkit tenaga, pos-pos kemamanan, jasa-jasa arsitektur, dan lain
sebagainya.
•
Pabrik dan mesin-mesin: hal ini termasuk komponen biaya terbesar dari
investasi. Seperti biaya pembangunan pabrik atau kantor, harga mesin,
biaya pemasangan, biaya pengangkutan, suku vadang, dan lain
sebagainya. Ada baiknya disini dilakukan pemisahaan antara mesinmesin yang diimpor dan tidak untuk memasukan kemungkinan perubahan
kurs valuta.
•
Aktiva tetap lainnya: hal ini termasuk perlengkapan angkutan dan
materials handling, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan,
meubelair, perlengkapan kantor dan sebagainya.
Dalam menentukan biaya dari berbagai aktiva diatas, diperlukan informasi
tentang kebutuhan fisik atau harga-harga. Kebutuhan fisik mungkin didasarkan atas
salah satu atau atau beberapa faktor berikut ini:
32
a. Rencana yang terperinci dan spesifikasi yang lengkap
b. Rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap
c. Pengalaman dengan proyek yang agak berbeda ditempat lain
d. Beberapa “pedoman” yang telah diuji secara empiris.
Terdapat cara untuk mengetahui informasi mengenai harga, yang didasarkan atas:
a. Harga-harga di waktu yang lalu
b. Daftar harga yang masih berlaku
c. Daftar harga kira-kira
B. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
•
Aktiva tidak berwujud: misalnya patent, lisensi, pembayaan “lumpsum” untuk
penggunaan teknologi, engineering fees, copyright, goodwill dan sebagainya.
•
Biaya pendahuluan: terdiri dari biaya untuk studi pendahuluan, penyiapan
pembuatan laporan studi kelayakan, survey pasar, “legal fee” dan
sebagainya.
•
Biaya-biaya sebelum operasi: biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan sebelum berproduksi secara komersial. Komponen yang
utama adalah biaya penarikan tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga,
biaya-biaya selama masa produksi percobaan.
Biasanya sulit untuk menentukan kapan suatu produksi sudah bias dikatakan
produksi secara komersial, maka selalu ada untuk arbitrase dalam penentuannya.
Seringkali pengeluaran aktiva tetap ini berlangsung beberapa tahun, sehingga perlu
disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan investasi tersebut. Seperti yang terlihat
pada table 2.1. dibawah ini:
33
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pengeluaran Modal
Tahun 1
Rp
$
Tahun 2
Rp
$
Tahun 3
Rp
$
Aktiva Tetap Berwujud
Tanah & pengembangan
lokasi bangunan
Pabrik & Mesin-mesin
Aktiva Tetap Berwijud Lain
Aktiva Tetap Tidak
Berwujud
Aktiva Tidak Berwujud
Biaya Pendahuluan
Biaya Sebelum Operasi
TOTAL
Sumber: Freddy Rangkuti (2012)
2. Dana modal kerja (working capital)
Kebutuhan dana untuk modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja
bruttoatau modal kerja netto. Modal kerja brutto yang disebut juga modal kerja awal
keseluruhan, menunjukkan semua investasi yangdiperlukan untuk aktiva lancar yang
terdiri dari: kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan lainnya. Modal kerja
netto merupakan dana yang dibutuhkan setelah proyek selesai dibangun, digunakan
untuk membiyai kegiatan operasi. Dana dugunakan untuk persediaan bahan baku dan
bahan pembantu, piutang dagang dan persediaan uang di kas kantor perusahaan dan
di bank. Sebagian bahan baku dan pembantu yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
para pemasok dengan pembayaran dibelakang tanpa pungutan bunga pinjaman. Oleh
karena itu piutang dagang tersebut akan mengurangi jumlah kebutuhan modal bruto,
tanpa harus menambah beban biaya operasional (bunga pinjaman). Jumlah modal
34
kerja bruto dikurangi piutang dagang yang dapat diharapkan dari para calon pemasok
disebut modal kerja neto.
3. Sumber-sumber Dana
Pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana yang pada
akhirnya bias memberikankombinasi dengan biaya terendah, dan tidak menimbulkan
kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek
tersebut(artinya jangka waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu
penggunaan dana). Beberapa sumber dana yang penting antara lain adalah:
a. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan langsung oleh pemilik
perusahaan. Apabila perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang berniat go
public. Maka modal sendiri hanya akan diperoleh dari para pemilik
perusahaan. Karna itu bagi perusahaan yang inginmenghimpun dana yang
besar sebaiknya memilih untuk gopublic.
b. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal. Perusahaan yang
memutuskan go public dapat menghimpun dana masyarakat dengan jalan
menerbitkan saham yang nantinya akan diperjual belikan di bursa saham.
c. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. Obligasi
bias berbentuk obligasi biasa, obligasi dengan suku bunga mengambang,
tanpa bunga, konversi.
d. Kredit yang diterima dari bank, dapat berupa kredit investasi maupun noninvestasi. Kredit bank masih dianggap sumber dana yang terbesar bagi dunia
usaha
e. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank. Beberapa lembaga keuangan
tetapi bukan bank menawarkan jasa untuk menyediakan aktiva yang
diperlukan oleh persahaan. Secara resmi lembaga keuangan tersebutlah yang
memiliki aktiva tersebut dan perusahaan hanya menyewanya.
f. Project finance. Merupakan tipe pendanaan yang lebih banyak dipergunakan
untuk membiyai proyek-proyek besar, pembayarannya didasarkan atas
kemampuan proyek tersebut melunasi kewajiban finansialnya.
Untuk bisa menghitung biaya modal keseluruhan, maka perlu menghitung terlebih
dahulu biaya modal dari masing-masing pendanaan (Husnan & Muhammad, 2000)
antara lain:
35
a. Biaya utang (cost of debt)
Menurut Husnan dan Muhamad (2000:47), biaya utang merupakan biaya
yang ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari
pinjaman. Meskipun yang sering dihitung biaya modal dari pinjaman adalah
biaya utang untuk utang jangka panjang, tetapi sebenarnya baik utang jangka
panjang maupun utang jangka pendek mempunyai biaya modal (meskipun
besarnya mungkin tidak sama).
b. Biaya laba yang ditahan
Menurut Husnan dan Muhamad (2000:47), biaya laba yang ditahan sama
dengan modal sendiri dari saham biasa. Apabila perusahaan menggunakan
laba yang ditahan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
tetapi apabila membagikan laba dan mengeluarkan saham baru, harus
menanggung biaya pengeluaran saham yang disebut floatation cost.
c. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Husnan dan Muhammad (2000:48) menyatakan apabila investasi dibelanjai
dengan modal sendiri dan modal pinjaman, maka cut off rate yang
dipergunakan harus mempertimbangkan biaya modal baik dari utang maupun
dari modal sendiri (bagi perusahaan yang menggunakan utang). Umar (2001)
menyatakan konsep cost of capital (biaya modal) dimaksudkan untuk
menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang
dipakai dalam berinvestasi. Hal ini untuk mengetahui patokan tingkat
keuntungan yang layak dari investasi yang dilakukan.
1.7.2 Depresiasi, Amortisasi dan Pajak
A. Depresiasi
Syamsudin (2002:39) menyatakan Depresiasi yang dikenal sebagai penghapusan
merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya
aktiva tetap,biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan. Depresiasi dapat
dikurangkan sebagai expense/biaya dari revenue yang diterima, dapat dihitung
dengan beberapa cara yaitu:
36
-
The straight line method (Metode garis lurus)
Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line method ini
dapat dihitung dengan membagi depricable value (jumlah investasi
dikurangi dengan nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur
ekonomisnya, sehingga dengan menggunakan metode ini jumlah
depresiasi setiap tahunnya sama.
-
The double declining balance method
Tingkat depresiasi yang digunakan di dalam metode ini adalah sama
dengan tingkat yang digunakan dalam metode straight line dikalikan dua
dan jumlah yang digunakan sebagai dasar perhitungan depresiasi adalah
keseluruhan nilai investasi. Jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan
sama dengan nilai buku pada awal tahun terakhir dikurangi dengan
jumlah nilai residu.
-
The sum of the years digits method
Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari
suatu aktiva harus dijumlah. Jika”n” adalah umur ekonomis dari suatu
aktiva dan S adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva
tersebut maka jumlah depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada
tahun kedua (n-1)/S dan seterusnya, dikalikan dengan depricable value.
Menurut Fraser dan Ormiston (2008:46) menyatakan penyusutan digunakan untuk
mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud seperti, bangunan, mesin, peralatan,
perlengkapan kantor dan kendaraan bermotor. Tanah merupakan suatu perngecualian
terhadap aturan tersebut karena tanah dianggap memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas.
A. Amortisasi
Menurut Fraser dan Ormiston (2008:46) menyatakan amortisasi merupakan
proses yang diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum
selesai, dan biaya kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta,
merek dagang, lisensi, franchise dan goodwill
37
B. Pajak
Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Tarif Pajak Dalam Negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,-
5%
Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 250.000.000
15%
Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000
25%
Diatas Rp. 500.000.000
30%
Sumber: UU RI No 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1, 2003
1.7.3 Laporan Laba Rugi
Menurut Darsono dan Ashari (2004:43) menyatakan laporan rugi laba
(menurut lembaga non profit disebut sebagai laporan sisa hasil usaha) merupakan
akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode
waktu tertentu, misalnya bulanan dan tahunan. Komponen laporan laba rugi adalah
Pendapatan/penjualan (dari usaha utama), Harga pokok penjualan, Biaya pemasaran,
Biaya administrasi dan umum, Pendapatan luar usaha (non operasional), Biaya luar
usaha (non operasional)
1.7.4 Arus Kas (Cash Flow)
Menurut Husnan dan Muhammad (2000:59), arus kas yang berhubungan
dengansuatu proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni arus kas
permulaan (initial cash flow), arus kas operasional (operasional cash flow) dan arus
kas terminal (terminal cash flow). Pengeluaran pengeluaran untuk investasi pada
awal periode mungkin tidak hanya sekali, merupakan arus kas permulaan, arus kas
38
yang timbulselama operasi proyek itu disebut sebagai arus kas operasional dan arus
kas yangdiperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir disebut sebagai arus kas
terminal.
Berdasarkan definisi arus kas di atas dapat dikatakan bahwa sungguh
amatpenting untuk menghitung arus kas dalam rangka menganalisis suatu investasi.
Aruskas dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu arus kas awal (initial cash flow), arus
kasoperasional (operational cash flow) dan arus kas akhir (terminal cash flow).
a. Arus kas awal (Initial cash flow).
Suratman (2001:55), arus kas awal adalah arus kas keluar dalam rangka untuk
keperluan tetap dan penentuan besarnya modal kerja. Aliran kas ini biasanya
diberi notasi negatif, artinya kas yang dikeluarkan. Aliran kas ini terjadi pada
tahun ke 0, artinya perusahaan belum beroperasi dan pengeluaran kas untuk
keperluan initialinvestment ini tidak dapat digunakan untuk menilai profitabilitas
proyek.Husnan dan Muhammad (2000;61) menyatakan bahwa mungkin sekali
untukproyek-proyek besar, initial cash flow tidak hanya terjadi pada awal
periode, tetapiterjadi beberapa kali, pada tahun kesatu, kedua dan seterusnya.
b. Arus kas operasional (Operational Cash Flow)
Suratman
(2001;55),berasal
dari
operasi
perusahaan
(kegiatan
utama
perusahaan). Meliputi aliran kas masuk dana aliran kas keluar. Aliran kas masuk
berasal dari penjualan (pendapatan), sedangkan aliran kas keluar adalah kas yang
dikeluarkan untuk membayar operasionalperusahaan seperti biaya pokok
perusahaan, biaya administrasi dan umum dan penjualan serta biaya-biaya
lainnya
Menurut Suratman (2001:55-56) terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan
dalammenentukan estimasi arus kas operasional yakni:
-
Harus didasarkan pada perhitungan kas setelah pajak.
-
Biaya bunga harus dikeluarkan dari perhitungan.
-
Harus didasarkan pada “dengan dan tanpa” proyek jika proyek investasi
untukpengembangan / penambahan dari proyek yang sebelumnya sudah
berjalan. Oleh karena itu estimasi kas ditentukan atas dasar incremental
39
antara denganinvestasi dan tanpa investasi baru.
Untuk menentukan aliran kas operasional terdapat dua cara yaitu:
1. Menjumlahkan
seluruh
kas
masuk
yang
berasal
dari
penjualan,
kemudiandikurangi dengan seluruh aliran kas keluar untuk operasional.
2. Menyesuaikan laporan rugi laba berdasarkan standar akuntansi keuangan
dengan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti depresiasi, amortisasi dan
lain-lainnya.
Adapun formulasinya sebagai berikut:
Husnan dan Muhammad (2000:62) menyebutkan kebanyakan cara yang
dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan
menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan pninsip-prinsip akuntansi
dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai, sebagai contoh
adalah penyusutan.
c. Arus kas akhir (terminal cash flow)
Suratman (2001:58), aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur
ekonomis proyek. Oleh karena itu arus kas ini berasal dari modal kerja dan
penjualan aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya.
Dalam menaksir arus kas setiap tahunnya, cara yang paling banyak
digunakanadalah dengan menyesuaikan taksiran daftar laba rugi yang disusun
oleh proyekdengan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan menambahkannya
dengan biaya-biayayang sifatnya bukan tunai seperti penyusutan dan amortisasi
(cara kedua)
Husnan dan Muhammad (2000:62) menyatakan bahwa terminal cash flow
umumnya terdiri dari nilai sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian
modalkerja.
40
1.7.5 Metode Penilaian Kelayakan Investasi
A. Metode Net Present Value (NPV)
Jakfar dan Kasmir (2003:103) net present value atau nilai bersih sekarang
merupakan perbandingan antara PV kas bersih dan PV investasi selama umur
investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang dinamakan net
present value.
Cara menghitung NPV dengan mengetahui terlebih dahulu berapa PV kas
bersih. PV kas bersih dapat dicari melalui pembuatan dan perhitungan cash
flow perusahaan selama umur investasi tertentu.
Sutoyo menyebutkan bahwa Net Present Value (NPV) dapat dihitung dengan
rumus persamaan matematika sebagai berikut:
Keterangan:
NPV
= Net Present Value
Kas Bersih
= Arus kas tahunan
Investasi
= Jumlah investasi yang telah tertanam dalam proyek
r
= Tingkat bunga yang relevan
Apabila hasil:
•
NPV positif, maka investasi diterima dan jika
•
NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak.
B. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Kasmir dan Jakfar (2012:107-108) Alat untuk mengukur tingkat pengembalian
41
hasil investasi intern. Dalam metode ini menentukan apakah suatu usulan proyek
investasi dianggap layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara tingkat
keuntungan yang diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara mencari
discount rate yang dapat menyamakan antara present value dari arus kas dengan
present value dari investasi.
Apabila tingkat bunga ini (IRR) lebih besar dari tingkat bunga yang diharapkan,
maka investasi proyek tersebut dikatakan menguntungkan dan sebaliknya.
Carauntuk mencari IRR yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
Kesimpulan:
Jika IRR > bunga pinjaman, maka investasi diterima
Jika IRR < bunga pinjaman, maka investasi ditolak
C. Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau Benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan
skenario aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama unur investasi. Rumusan yang digunakan
untuk mencari PI adalah sebagai berikut Kasmir & Jakfar (2012:107):
42
Kesimpulan:
Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima
Apabila PI lebih kecil (<) dari 1 maka ditolek
D. Metode Payback Period (PP)
Salah satu metode konvensional yang digunakan untuk mengukur berapa
lamaproyek investasi akan mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan
adalah metode payback period. Kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah
jika waktuyang dihasilkan oleh perhitungan metode ini lebih pendek dari yang
diharapkan, makaproyek dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama
maka proyek ditolak.Metode ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas
dari proyek tersebut.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000:101) masalah utama dari metode ini
adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk
dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada
pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini.
Kelemahanlain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan
diabaikannya arus kassetelah periode payback. Untuk mengatasi kelemahan ini
ada yang menggunakan discounted payback, di mana arus kas operasional kas
tersebut dan juga terminal cashflow didiscounted kan dengan tingkat bunga yang
relevan.
1.7.6 Penilaian Risiko Investasi
Terdapat beberapa analisis yang dapat digunakan untuk menilai risiko
investasi, dalam penelitian ini akan digunakan analisis sensitivitas.
43
1.7.6.2 Analisis Sensitivitas
Kemampuan proyek memasarkan produk dan menghasilkan keuntungan
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal perusahaan. Contoh
faktor internal adalah biaya pokok penjualan yang akan dihasilkan, sedangkan
contohfaktor eksternal adalah perkembangan harga produk atau jasa sejenis di pasar.
Apabila diketahui ada faktor-faktor internal atau eksternal yang besar sekali
pengaruhnya terhadap kemampuan proyek dalam menghasilkan penjualan dan
keuntungan,
perlu
dikaji
tingkat
kepekaan
(sensitivity
analysis)
proyek
terhadapperubahan faktor-faktor tertentu itu.
Sutoyo (2000:110) menyatakan bahwa guna memperoleh jumlah perkiraan
permintaan yang lebih dapat dipercaya, diperlukan analisis kepekaan (sensitivity
analysis) penjualan, terhadap perubahan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jumlah atau pola penjualan produk. Dengan metode analisis kepekaan, disamping
jumlah perkiraan permintaan pertama, akan disusun pula perkiraan permintaan
kedua, ketiga dan seterusnya sesuai dengan keperluan yang memasukkan pengaruh
perubahan faktor tertentu.
Umar (2001:97) menyatakan bahwa pada saat menganalisis perkiraan arus
kas dimasa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian, sehingga harus
diidentifikasi semua variabel yang mempengaruhinya dan selanjutnya dilakukan
analisis kepekaanyang memberikan taksiran optimis, moderat dan pesimis.
1.7.7 Pengertian Biro Perjalanan Wisata
Biro perjalanan wisata merupakan salah satu komponen penting dalam
bidang pariwisata karena biro perjalanan wisata secara tidak langsung ikut dalam
mempromosikan kepariwisataan yang ada sehingga akan mampu menambah jumlah
kunjungan wisatawan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan devisa
Negara. Untuk lebih jelasnya, lebih jauh mengenai kedudukan Biro perjalanan di
bidang pariwisata ini, diuraikan dalam bahasan berikut:
A. Definisi Biro Perjalanan
Terdapat banyak definisi tentang usaha perjalanan wisata. Untuk kajian ini akan
diambil batasan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Kepmen
44
Parpostel
No.KM.10/PW-102/MPPT-93,
tentang
ketentuan
usaha
Biro
Perjalanan Wisata ditetapkan antara lain:
1) Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan wisata
dan atau jasa pelayanan penyelenggara wisata.
2) Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa perantara untuk menjual dan atau
mengurus jasa untuk perjalanan wisata.
3) Cabang Biro Perjalanan Wisata adalah unit usaha Biro Perjalanan Wisata
yang berkedudukan di wilayah administratif yang sama dengan kantor
pusatnya atau di wilayah administrasi lain yang melakukan kegiatan usaha
kantor pusat.
B. Ruang lingkup Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata Sesuai
dengan SK Dirjen Parpostel tahun 1988, ruang lingkup BPW dan APW adalah
sebagai berikut:
Kegiatan Biro Perjalanan Wisata
a. Membuat, menjual, dan menyelenggarakan paket-paket wisata.
b. Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan dan
kelompok orang yang diurusnya.
c. Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan sarana lainnya.
d. Mengurus dokumen perjalanan
e. Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata/paket wisata
f. Melayani penyelenggaraan konvensi
Kegiatan Agen Perjalanan Wisata
a. Menjadi perantara di dalam pemesanan tiket pesawat udara, darat dan laut.
b. Mengurus dokumen perjalanan
c. Menjadi perantara didalam pemesanan akomodasi, restoran dan sarana
wisata lainnya.
d. Menjual paket paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan wisata.
Jadi berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa biro perjalanan
wisata / Tour Operator adalah suatu perusahaan yang mengatur perjalanan orangorang dari satu tempat ketempat lain.
45
Suatu perusahaan dapat disebut sebagai Tour Operator bila kegiatan utama
perusahaan tersebut ditekankan pada perencanaan (planning) dan penyelenggaraan
(arrangement) perjalanan wisata (tours) atas inisiatif sendiri dan tanggung jawab
sendiri dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalanan
tersebut. Sedangkan kegiatan lain dapat dikatakan sebagai melengkapi saja untuk
melancarkan kegiatan utamanya.
C. Fungsi dari Biro Perjalanan Wisata
•
Fungsi perantara.
Jika dilihat dari kacamata wisatawan maka biro perjalanan wisata merupakan:
a. Tempat wisatawan untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu didaerah
tujuan wisata.
b. Tempat wisatawan dapat meminta bantuan untuk mengurus dokumen
perjalanan atau perpanjangannya
c. Tempat wisatawan dapat membeli tiket atau memesan tempat pada
perusahaan pengangkutan atau kamar hotel yang diinginkannya.
d. Tempat wisatawan dapat memesan angkutan wisata, seperti taksi, bus wisata
dan lain-lain.
e. Tempat
wisatawan
meminta
bantuan
tentang
segala
sesuatu
yang
berhubungan dengan perjalanannya.
Apabila dilihat dari pandangan pengusaha industri pariwisata sebagai supplier,
maka biro perjalanan wisata merupakan saluran (channel) tempat untuk menjual
produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Jadi disini Biro perjalanan wisata berfungsi sebagai perantara (middlemen) antara
wisatawan sebagai konsumen disatu pihak dan pengusaha industri pariwisata sebagai
produsen dilain pihak. Dikatakan demikian karena para perantara inin tugasnya
hanya mempertemukan pembeli dengan penjual tanpa memiliki produk yang
dijualkannya. Sebagai balas jasa biro perjalanan wisata menerima komisi sebesar
yang telah disetujui bersama.
•
Fungsi sebagai organisator
Fungsi sebagai pengatur tidak hanya mempertemukan wisatawan selaku
konsumen dan pengusaha akan tetapi fungsi yang lebih penting adalah
46
mempersiapkan macam-macam tour yang mungkin dapat ditawarkan bagi calon
wisatawan taylor made sesuai dengan permintaan atau ready made yang dapat
dijual bebas pada orang banyak yang menghendakinya.
Aktivitas semacam ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dilakukan
sendiri atau diserahkan pada orang lain, pilihan tergantung pada cara mana yang
lebih menguntungkan.
D. Pelayanan Penjualan Tiket
Tiket suatu maskapai penerbangan dikeluarkan oleh maskapai penerbangan itu
sendiri. Sedangkan penjualan tiketnya dapat dilakukan oleh maskapai penerbangan
itu sendiri dengan membentuk kantor-kantor penjualannya dan dapat pula dijual
melalui agen-agen yang ditunjuk.
Untuk menjadi agen penjualan tiket suatu maskapai penerbangan harus terlebih
dahulu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa maskapai
penerbangan dalam negeri antara lain Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines,
Mandala Airlines, Lion Air, Batavia Air, Citilink, Sriwijaya Air, Riau Air, dan Air
Asia. Sedangkan m maskapai penerbangan asing yang beroperasi di Indonesia
khususnya yang telah menjadi anggota International Association of Travel Agent
(IATA) antara lain: KLM (Belanda), JAL (Jepang), UTA, Qantas (Australia), SAS,
British Airways (Inggris) dan beberapa maskapai penerbangan asing yang bukan
anggota IATA antara lain: Thai International, Singapore Airline, Malaysia Airlines
System, Brunei Airlines, China Airlines dan Korean Airlines.
Tidak mudah bagi suatu biro perjalanan untuk segera ditunjuk sebagai agen
penjualan dari suatu maskapai penerbangan anggota IATA. Untuk dapat dipercaya,
biro perjalanan harus memiliki pengalaman dan membuktikan volume penjualan
tiket yang dilakukannya sebagai contoh untuk menjadi agen penjualan tiket Garuda
harus mempunyai penjualan Rp 75 juta per bulannya. Disamping itu harus
memberikan Garansi Bank yang nilainya sampai puluhan juta sebagai jaminan hasil
penjualan tiket yang harus segera disetor kepada Garuda Indonesia.
47
1.8
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari studi kelayakan pendirian cabang PT. Intilima Wisata
International Tour & Travel di Jakarta, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
48
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Sumber: Hasil Pengolahan Data
49
50
51
Download