POLA PENDIDIKAN SEKS ALKITABIAH BAGI REMAJA DALAM KELUARGA MENURUT KITAB AMSAL Yushak Soesilo1 ABSTRAKSI Perkembangan zaman yang didukung oleh kemajuan dalam dunia teknologi informasi telah juga mengubah gaya hidup remaja, termasuk juga gaya hidup seksual remaja. Perilaku seks menyimpang remaja di Indonesia sudah sampai pada taraf yang mengkuatirkan. Penanggulangannya tidak lain adalah melalui pendidikan seks kepada remaja. Permasalahannya ada pandangan sebagian orang bahwa membicarakan seks adalah tabu. Hal tersebut berakibat pendidikan seks tidak berjalan secara optimal. Penulis dalam tulisan ini menganalisa pola pendidikan seks alktabiah dengan menggunakan metode eksegesa terhadap Amsal 7:1-27. Melalui eksegesis tersebut ditemukan bahwa pendidikan seks telah ada sejak zaman Perjanjian Lama dan mewarnai kehidupan umat pilihan Tuhan. Pendidikan seks bukanlah hal yang tabu, namun sebaliknya menjadi bagian pendidikan dalam keluarga orang percaya. BIBLICAL SEXUAL EDUCATION PATTERN FOR TEENAGER IN A FAMILY ACCORDING TO PROVERBS ABSTRACT This progressive information technology time has changed teen lifestyle, including in their sexual lifestyle. Teenager sexual deviation in Indonesia has come to a worrying level. Sexual education for teenager is a way to prevent this sexual deviation. The problem is considered taboo talking abaout sex in Indonesian custom. That condition results in unoptimaly sexual education. In this article, the writer analizes biblical sexual education by using Proverbs 7:1-27 exegesis method. Through this exegesis found that sexual education had been in existence since the Old Testament time and painted the Lord chosen people daily life. Sexual education is not taboo, on the other hand, sexual education should be part in the beliefer family education. Keywords:eksegesa, eksegesis, pola pendidikan seks alkitabiah, remaja, keluarga, amsal. 1 STT “INTHEOS” Surakarta ([email protected]) 1 kelamin (petting) hingga berhubungan PENDAHULUAN seksual.5 Penelitian tersebut memang Perilaku seks pranikah pada tidak mewakili keseluruhan kondisi remaja pada akhir-akhir ini memang meningkat. Berdasarkan data remaja, namun paling tidak penelitian yang tersebut memberikan gambaran perilaku dihimpun oleh PKBI (Perkumpulan seksual Keluarga Berencana Indonesia) tahun Fenomena melakukan hubungan seksual di luar berkaitan pernikahan adalah remaja usia 13-19 Penelitian lainnya, di persen kecanduan pada pornografi ini. Remaja dengan sangat mudah dapat mengakses konten-konten remaja internet mengalami kehamilan dan kelahiran Kesehatan remaja Masyarakat yang leluasa pornografi. untuk Fakta menjadi pengunduh situs porno terbesar pelajar setingkat SMA di Jakarta telah seks handphone menyatakan bahwa remaja Indonesia menunjukkan bahwa lima dari seratus hubungan semakin mengakses Universitas Indonesia (FKM UI) juga melakukan maupun melalui rata gagap terhadap teknologi membuat penelitiannya untuk meraih gelar doktor Fakultas pornografi canggih. Keadaan orang tua yang rata- sebelum nikah.4Rita Damayanti dalam di adalah saat ini menjadi salah satu pemicu luar 2010 di daerah kota besar seperti Jakarta 20,6 remaja terus berkembang dengan sangat pesat nikah.3 Sebuah studi lainnya pada tahun menunjukkan pada seks Kecanggihan teknologi informasi yang dan enam persen remaja pria pernah seks perilaku yang masalah kecanduan pada pornografi. fakta bahwa satu persen remaja wanita hubungan semakin lainnya dengan menyimpang yang dilakukan pada tahun 2007, menemukan melakukan yang memprihatinkan. 2006 menunjukkan remaja yang pernah tahun.2 remaja di dunia.6 Kecanduan pada pornografi sebelum tersebut menikah. Pola pacaran yang dilakukan tentu dapat meningkatkan tindak kejahatan seksual, seks bebas di antara lain mulai berciuman bibir, kalangan remaja, maupun merusak otak meraba-raba dada, menggesekkan alat remaja. 2 http://gayahidup.inilah.com/read/detail/183 3410/60-remaja-indonesia-kecanduan-seksbebas> “Seks Usia Dini Memprihatinkan: 60% Remaja Indonesia Kecanduan Seks Bebas”. 3 http://kosmo.vivanews.com/news/read/319 315-bahaya-perilaku-seks-bebas-pada-remaja> “Seks Bebas pada Remaja Kian Marak”. 4 Ibid. 5 http://remaja.suaramerdeka.com/2010/05/2 0/seks-bebas-di-kalangan-remaja-sma/> PIKRemaja AL-HIKMAH, “Seks Bebas di Kalangan Remaja SMA”. 6 http://www.lampungpost.com/Keluarga/re maja-lemot-karena-kecanduan-pornografi.html> “Remaja Lemot Karena Kecanduan Pornografi”. 2 Perilaku seks yang menyimpang hal-hal yang berhubungan dengan seks seperti yang disebutkan di atas jelas kepada anak-anak mereka adalah sama merupakan suatu pelanggaran terhadap artinya norma agama. Hukum ketujuh dari Dasa untuk berperilaku seks menyimpang. Titah menyebutkan “Jangan berzinah” Hal tersebut mengakibatkan (Kel. 20:14). Dari hukum tersebut justru kemudian diberikan ketentuan-ketentuan mengenai seks dari sumber-sumber yang yang dalam tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Ulangan 22:1 – 23:14, yang mengatur karena tidak mendapatkan pendidikan dengan kekudusan hidup seksual. Aturan seks dari orang tuanya. lebih praktis, seperti dengan merangsang mendapatkan remaja remaja pengetahuan yang mengatur perilaku kudus secara Kitab Amsal merupakan suatu seksual tersebut berisi larangan-larangan bukti bahwa pendidikan seks sebenarnya yang disertai dengan ancaman hukuman telah ada sejak zaman Perjanjian Lama. apabila Namun Membicarakan mengenai seks dalam atau keluarga ternyata bukanlah hal yang menanggulangi masalah perilaku seks tabu dalam zaman Perjanjian Lama, menyimpang tidaklah yang kita kenal begitu konservatif dalam memberikan hal yang demikian. Penulis dalam aturan-aturan, yang berisi larangan- tulisan ini akan memaparkan pola larangan ancaman pedidikan seks dalam keluarga melalui suatu eksegesis terhadap Kitab Amsal 7:1-27 pendidikan seks bagi remaja, terutama untuk kemudian dapat menjadi suatu untuk menumbuhkan pengertian dan inspirasi dan pembelajaran bagi keluarga pemahaman dari dalam diri remaja dalam menerapkan pendidikan seks sendiri untuk terhindar dari perilaku seks alkitabiah bagi anggota keluarganya. melanggarnya. demikian, mudah menyelesaikan pada hanya remaja dengan disertai hukuman. dengan Perlu adanya menyimpang. DEFINISI DAN TUJUAN Pendidikan seks yang ideal PENDIDIKAN SEKS adalah dilakukan di dalam keluarga. Pendidikan seks dapat diartikan Namun demikian, masih banyak ditemui sebagai bahwa orang tua merasa tabu untuk memberikan dengan menanamkan moral, etika, serta dengan seks kepada anak-anak mereka. komitmen agama agar tidak terjadi Ada yang mungkin beranggapan bahwa atau untuk pengetahuan tentang organ reproduksi membicarakan hal-hal yang berkaitan membicarakan upaya penyalahgunaan memberitahukan 3 organ reproduksi tersebut.7 Kristen, Sedangkan pendidikan secara teologi sendiri sebagai individu seksual, serta seksual adalah mengadakan pembinaan untuk mengenal diri selaku hubungan interpersonal yang baik. ciptaan Allah menurut citra-Nya.8 Oleh Tujuan diberikannya pendidikan karenanya, pendidikan seksual dalam seksual, menurut Borrong adalah agar teologi Kristen mencakup dua hal.9 sejak dini anak mengenal dengan baik Pertama, Tuhan menciptakan manusia keberadaan sebagai laki-laki dan perempuan (Kej. mengembangkan 1:26), sehingga manusia dirinya, 12 harus citra Allah. menerima, pribadinya dan sebagai Sedangkan tujuan khusus 10 bertumbuh sesuai dengan kodratnya. diberikannya pendidikan seks adalah Kedua, karena diciptakan sebagai citra supaya anak dapat menghargai alat Allah, maka manusia itu suci, termasuk kelaminnya sebagai anugerah Tuhan dalam yang pada saatnya akan berfungsi sesuai hal seksual manusia harus menjaga kesucian dan kekudusannya.11 Pendidikan seks tujuan Tuhan menciptakan mengaruniakannya.13 dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu sex instruction dan education in sexuality.Sex instruction adalah penerangan mengenai anatomi, dan mengenai biologi dari reproduksi, juga termasuk di pembinaan dalamnya keluarga mencakup dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Sedangkan education in sexuality adalah meliputi bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya 7 http://blog.umy.ac.id/sintaherawati/2011/12 /01/pendidikan-seks-bagi-remaja/> Sinta Herawati, “Pendidikan Seks bagi Remaja”. 8 Robert P. Borrong, Etika Seksual Kontemporer (Bandung: Ink Media, 2006), hlm. 57. 9 Ibid. 10 Ibid. 11 Ibid. 12 13 4 Borrong, op.cit., hlm. 60. Ibid. dan EKSEGESA AMSAL 7:1-27 Terjemahan Sementara14 Ayat 1 Anakku peganglah perkataanku Dan perintah-perintahku simpanlah bersamamu 2 Peganglah perintah-perintahku dan hiduplah Dan ajaranku seperti biji matamu 3 Ikatlah semuanya itu di atas jari-jarimu Tulislah semuanya itu di atas loh hatimu 4 Katakanlah kepada hikmat saudara perempuanku engkau Dan saudara kepada pengertian katakanlah 5 Untuk melindungi engkau dari perempuan jalang Dari perempuan asing yang perkataannya licin 6 Ketika pada jendela rumahku Jauh di kisi-kisi jendelaku aku dilihat 7 Dan aku dilihat di antara yang tidak berpengalaman Aku didapati di antara anak-anak, anak muda yang tidak berakal budi 8 Menyeberang jalan dekat sudutnya Jalan rumahnya ia tuju 9 Pada waktu senja, pada petang hari Pada tengah malam, dan waktu kegelapan 10 Dan lihatlah seorang perempuan menyongsongnya Pakaian sundal dan hati dijaga 11 Cerewet ia dan keras kepala Di rumahnya sendiri ia tidak tenang kakinya 12 Sebentar di jalan, sebentar di lapangan-lapangan Dan dekat setiap sudut ia akan menghadang 13 Dan ia memegangnya dan menciumnya Dan dengan wajah kurang ajar ia berkata kepadanya 14 Korban keselamatan ada padaku Pada hari ini telah kubayar nazarku 14 Diterjemahkan dari Alkitab Perjanjian Lama Ibrani-Indonesia (LAI, 1999), dengan teks Ibrani: Biblia Hebraica Stuttgartensia, 4th revised edition 1990. 5 15 Oleh sebab itu aku keluar menyongsong engkau Untuk mencari wajahmu, dan aku menemukanmu 16 Sebuah sprei telah kubentangkan di atas tempat tidurku Kain lenan beraneka warna dari Mesir 17 Aku telah menaburi pembaringanku Dengan mur, gaharu, dan kayu manis 18 Marilah kita memuaskan cinta sampai pagi Marilah kita nikmati cinta 19 Suami tidak ada di rumah Telah pergi dalam perjalanan jauh 20 Sekantong uang ia bawa ditangannya Pada waktu bulan purnama ia akan pulang 21 Ia merayunya dengan semua perkataannya Dengan mulut manisnya ia menggodanya 22 Ia mengikutinya tiba-tiba Seperti lembu yang datang ke penjagalan Seperti rusa jantan melangkah menuju perangkap 23 Sampai anak panah akan membelah hatinya Seperti burung dengan cepat menuju perangkap Dan tidak sadar bahwa ia membayar dengan hidupnya 24 Dan sekarang anak-anak dengarkan aku Dan perhatikan perkataan mulutku 25 Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu Janganlah tersesat di jalan-jalannya 26 Karena banyak orang yang tidak senonoh dijatuhkannya Dan sangat banyaklah orang yang telah ia bunuh 27 Rumahnya jalan menuju dunia orang mati Turun ke ruangan-ruangan maut 6 Anotasi Teks15 yBiän:v.a, Frase jendelaku”, imperfectorang ay. 6b) dalam yang berbentuk qal waw consecutive mendapatkan versi tunggal diterjemahkan menjadi “dan dia dilihat” (“kisi-kisi imperfectorang ketiga tunggal feminine, anotasi “ÖÑ ta.j platei,aj”, yang artinya bahwa pertama di mana seperti pada ayat 6b, “dia” yang terjemahan dimaksudkan adalah perempuan jalang Septuaginta frase “kisi-kisi jendelaku” tersebut. diterjemahkan dengan kata benda “luar, Frase jalan” (ta.j platei,aj). Terjemahan dari ~yI©at'P.b; (“di antara orang yang tidak berpengalaman”, ay. 7a) versi LXX tersebut nampaknya lebih r[;nå:”, tepat dengan konteks keseluruhan dari mendapatkan anotasi “frt huc tr ayat tersebut. yang artinya barangkali kata r[;n:å (“anak Frase yTip.q")v.nI (“aku dilihat”, muda”) dipindahkan pada bagian r[;n:å ay. 6b) mendapatkan anotasi “ÖãÑ 3f tersebut. Namun demikian, kata sg”, yang artinya bahwa frase “aku tersebut lebih menunjuk kepada usia dilihat” yang berbentuk niphal perfect yang masih muda dan belum menikah. orang dalam Tidak selalu bahwa orang yang masih terjemahan Septuaginta dan Siria adalah berusia muda adalah seseorang yang dalam bentuk niphal perfect orang mudah ketiga jalang. pertama tunggal tunggal feminine. Dengan demikian, frase tersebut akan menjadi dikelabui Frase oleh hn"ybiÛa'« perempuan (“aku didapati”, “dia terlihat.” Kata ganti “dia” di sini yang dimaksud adalah ay. 7b) mendapatkan anotasi “>Ö,ãÑ 3f perempuan sg”, yang artinya frase tersebut tidak jalang tersebut. Frase ar<aeÛw" ada dalam versi terjemahan Septuaginta, (“dan aku dilihat”, sedangkan dalam versi terjemahan Siria ay. 7a) mendapatkan anotasi bahwa frasedengan frase dengan imperfectorang tersebut disesuaikan membandingkannya tersebut pertama (qal tunggal) frase terdapat dalam bentuk orang ketiga sebelumnya dalam ayat 6b. Dengan tunggal feminine. Penafsir memilih demikian, frase “dan aku dilihat”, yang untuk menghilangkan frase tersebut berbentuk seperti qal dengan bentuk waw consecutive dalam Septuaginta 15 Berdasarkan catatan kaki yang terdapat dalam teks Biblia Hebraica Stuttgartensia 4th revised edition 1990. agar dengan baris 7a. 7 versi baris terjemahan 7b pararel ~ynI©B'b; Frase kola ayat 10b tersebut dibandingkan (“di antara anak- dengan frase “dan hati dijaga.” Tradisi anak”, ay. 7b) mendapatkan anotasi “>ãåç, prp ~yliÞb'n>b;”, pada saat itu, seorang perempuan sundal yang artinya dapat bahwa frase tersebut tidak terdapat frase m cs vel tr, ad usulan (“sampai ~ydIdâo ”, yang artinya bahwa frase “sampai pagi” dihilangkan karena pertimbangan metrum dalam ayat tersebut. !AvïyaiB. sajak/ (“pada tengah”, ay. 9b) mendapatkan anotasi “l !Wvïa/B, pindahkanlah berbunyi “marilah kita memuaskan cinta” atau “marilah kita memuaskan sebagai “mendekati waktu” (!Wvïa/B,) sampai pagi cinta.” Oleh karena tidak 20:20. berpengaruh pada makan teksnya, maka Secara keseluruhan baris ayat 9b akan penafsir memilih untuk menghilangkan berbunyi menjelang frase “sampai pagi” tersebut untuk malam, dan waktu kegelapan.” Usulan mendapatkan keseimbangan irama pada tersebut sangat baik, karena dapat ayat tersebut. “pada Amsal atau (~ydIdoâ) sehingga baris tersebut akan “pada tengah” tersebut untuk dibaca dengan irama, tempatnya pada tempat kata “cinta” cf 20,20”, yang artinya bahwa frase bandingkan yang pagi”, ay. 18a) mendapatkan anotasi “dl tersebut lebih sesuai dengan konteks Frase rq,Bo+h;-d[; Frase ~yliÞb'n>b; (“di antara orang bebal”). Penafsir bahwa pakaian wajah (bd. Kej. 38:15). dan Vulgata, diusulkan agar frase menganggap dari dikenakannya dan mengenakan penutup dalam versi terjemahan Siria, Targum, tersebut diganti dengan frase dikenali waktu membentuk suatu kesejajaran sinonim Kata keterangan dengan baris pada ayat 9a. (“dan hati “Ö(ã) kepfwqei,j, frt l dijaga”, ay.10b) mendapatkan anotasi “frt l jAl) barangkali yang tr:cuîn>W”, yang artinya bahwa frase “dan (“tiba- tiba”, ay. 22a) mendapatkan anotasi ble( tr:cuîn>W Frase ~aoït.Piñ hati dijaga artinya ~yIåat'P.vel yTiäP;”, bahwa terjemahan Septuaginta terjemahan Siria dalam versi dan versi frase “tiba-tiba” tersebut” untuk dibaca sebagai “dan diterjemahkan “orang yang dengan dilindungi penutup” (jAl) mudah Frase “dan dilindungi tr:cuîn>W). dikelabui” (kepfwqei,j), barangkali untuk dibaca “orang muda, penutup” orang nampaknya lebih sesuai dengan konteks 8 naif, orang yang mudah diperdaya” (~yIåat'P.atau yTiäP;). Penafsir Vulgata kata kerja “datang”, yang merupakan kata kerja aktif imperfect, memilih untuk mengganti frase “tiba- diterjemahkan sebagai kata kerja pasif, tiba” dengan frase “orang naif” karena lebih sesuai dengan konteks yaitu “dipimpin, dituntun” (a;getai), ayat sehingga tersebut. Kata kerja 22b) mendapatkan a;getai, frt l versi aAb+y" Septuaginta dibaca imperfect “dipimpin, dituntun” (ab+y). “Ö(ç) Hasil terjemahan dari versi terjemahan ab+y”, yang artinya dalam terjemahan untuk sebagai kata kerja yang berbentuk pual (“datang”, ay. anotasi diusulkan LXX dan Vulgata tersebut tepat karena dan sesuai dengan konteks kalimatnya. Terjemahan Final16 Ayat 1 Anakku peganglah perkataanku Dan perintah-perintahku simpanlah bersamamu Strofa 1 2 Peganglah perintah-perintahku dan hiduplah Dan ajaranku seperti biji matamu 3 Ikatlah semuanya itu di atas jari-jarimu Tulislah semuanya itu di atas loh hatimu 4 Katakanlah kepada hikmat saudara perempuanku engkau Dan saudara kepada pengertian katakanlah 2 5 Untuk melindungi engkau dari perempuan jalang Dari perempuan asing yang perkataannya licin 6 Ketika pada jendela rumahku Jauh di luardia terlihat 3 7 Dan dia terlihatdi antara orang yang tidak berpengalaman di antara orang bebal, anak muda yang tidak berakal budi 8 Menyeberang jalan dekat sudutnya Jalan rumahnya ia tuju 4 9 Pada waktu senja, pada petang hari Pada waktu menjelang malam, dan waktu kegelapan 16 Terjemahan final merupakan hasil rekonstruksi dari terjemahan sementara dengan mempertimbangkan usulan-usulan yang ada dalam anotasi teks. Kata atau frase atau kalimat yang dicetak miring adalah yang telah mengalami rekonstruksi teks. 9 10 Dan lihatlah seorang perempuan menyongsongnya Pakaian sundal dan dilindungi penutup 5 11 Cerewet ia dan keras kepala Di rumahnya sendiri ia tidak tenang kakinya 12 Sebentar di jalan, sebentar di lapangan-lapangan Dan dekat setiap sudut ia akan menghadang 13 Dan ia memegangnya dan menciumnya Dan dengan wajah kurang ajar ia berkata kepadanya 14 Korban keselamatan ada padaku Pada hari ini telah kubayar nazarku 6 15 Oleh sebab itu aku keluar menyongsong engkau Untuk mencari wajahmu, dan aku menemukanmu 16 Sebuah sprei telah kubentangkan di atas tempat tidurku Kain lenan beraneka warna dari Mesir 17 Aku telah menaburi pembaringanku Dengan mur, gaharu, dan kayu manis 18 Marilah kita memuaskan cinta Marilah kita nikmati cinta 19 Suami tidak ada di rumah Telah pergi dalam perjalanan jauh 20 Sekantong uang ia bawa ditangannya Pada waktu bulan purnama ia akan pulang 21 Ia merayunya dengan semua perkataannya Dengan mulut manisnya ia menggodanya 7 22 Orang naif mengikutinya Seperti lembu yang dituntun ke penjagalan Seperti rusa jantan melangkah menuju perangkap 23 Sampai anak panah akan membelah hatinya Seperti burung dengan cepat menuju perangkap Dan tidak sadar bahwa ia membayar dengan hidupnya 24 Dan sekarang anak-anak dengarkan aku Dan perhatikan perkataan mulutku 25 Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu Janganlah tersesat di jalan-jalannya 10 8 26 Karena banyak orang yang tidak senonoh dijatuhkannya Dan sangat banyaklah orang yang telah ia bunuh 27 Rumahnya jalan menuju dunia orang mati Turun ke ruangan-ruangan maut istilah Konteks Sejarah tersebut mungkin menunjuk Amsal 7 merupakan bagian dari kepada hubungan antara guru dan satu komposisi Amsal 1-9. Komposisi murid, selain juga menunjuk kepada ini merupakan serangkaian ceramah hubungan orang tua dan anak.20 Kedua, pengajaran yang berkaitan dengan hal dengan hikmat yang luar biasa, disertai denga ilustrasi yang diambil seksual sebaiknya tidak dirohanikan dari atau hanya sebagai gambaran saja, akan kehidupan sehari-hari.17 Amsal-amsal tetapi lebih baik dipahami sebagai suatu ini merupakan sastra hikmat baik yang diucapkan, atau ditulis, pendidikan seksual alkitabiah.21 atau dihubungkan dengan namanya.18 Konteks Kesusastraan Amsal ini disusun dalam suatu Bentuk Kesusastraan susunan gagasan atau pikiran yang Genre dari Amsal ini adalah pengajaran (instruction). menarik, yang akan membuatnya akan Suatu tersambung antara bagian yang satu pengajaran memberikan nasihat secara umum dan dengan yang lainnya. Tipe pikiran yang peringatan-peringatan ada lama strofa-strofa yang menempati tentang kehidupan.19 Dalam genre ini bagian tepi dari Amsal (strofa 1, 2, 7, paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dan 8) ini mencerminkan tindakan meskipun konsekuensi. menyebut “anak” Amsal ini tidak perlu Pikiran yang terdapat dalam dipahami secara ekslusif hanya dalam strofa 1 adalah apabila anak menyimpan konteks sebuah keluarga saja, karena perkataan orang tua dalam hatinya, maka konsekuensinya ia akan hidup. 17 Crawford H. Toy, A Critical and Exegetical Commentary on the Book of Proverbs (Edinburgh: T. & T. Clark) 18 William D. Reyburn and Euan McG. Fry, A Handbook on Proverbs (New York: United Bible Society), p. 20. 19 Ted A. Hildebrandt, “Proverb”, Cracking Old Testament Code: A Guide to Interpreting the Literary Genres of the Old Testament (Tennessee:Broadman & Holman Pusbushers, 1995), p. 240. Kontras dengan hal itu, strofa 8 mengetengahkan sebaliknya, yaitu tindakan berpaling yang dari perkataan-perkataan orang tua, maka 20 21 11 Ibid. Ibid. jalan menuju dunia orang mati yang muda akan dilaluinya. Demikian juga dengan Sedangkan strofa untuk pengamatan terhadap bujuk rayu dari erat perempuan sundal tersebut. Untuk dapat membawa memutus alur pikiran tersebut, maka 2, suatu membangun dengan hubungan hikmat hidupnya tindakan akan dilindungi Sebaliknya, yang oleh suatu hikmat. yang seorang tidak strofa muda berakal budi. adalah suatu 6 tidak perlu harus tindakan mengalaminya, namun cukup untuk perempuan menyimpan perkataan dari orang tua, sundal tersebut akan berakibat suatu yang berisi pengamatan dari jauh pertaruhan bagi hidupnya (strofa 7). namun tajam dan tepat tentang perlunya mendengarkan perkataan Tipe pikiran yang ada pada seorang muda untuk memiliki akal budi strofa 4 dan 5 adalah karakter sehingga dapat terhidar dari bujuk rayu tindakan. Strofa 4 mengetengahkan perempuan sundal tersebut. suatu karakter orang muda yang tidak Struktur berakal budi yang membawanya pada suatu tindakan untuk Amsal ini dapat dibagi ke dalam melangkah delapan strofa, yang membentuk pola menuju ke rumah perempuan sundal. Strofa pasangannnya, strofa ABCDD’C’B’A’, 5, sudal tersebut, yang kemudian pergi untuk menyongsong orang muda yang tidak berakal budi, yang mencarinya itu. Perhatikanlah bahwa strofa 3 dengan tindakan adalah : strofa 3 (ay. 6-7) D : strofa 4 (ay. 8-9) 1 dan berkorespondesi 8 (A/A’) dalam saling kaitannya dengan perintah dari orang tua kepada anaknya untuk memegang perkataan intinya berisi suatu pengamatan dari 3 C Strofa memutus alurnya. Kedua strofa ini pada Strofa : strofa 2 (ay. 4-5) A’ : strofa 8 (ay. 24-27) dapat konsekuensi ataukah sebaliknya, akan kejauhan. B B’ : strofa 7 (ay. 21-23) menjadi penentu apakah karakter tersambung : strofa 1 (ay. 1-3) C’ : strofa 6 (ay. 14-20) tipe pikiran tersebut. Strofa 3 dan 6 akan A D’ : strofa 5 (ay. 10-13) dan 6 adalah menjadi sekat antara kedua tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: mengetengahkan sifat dari permpuan tindakan yang mulutnya. Perkataan mulut orang tua, suatu yang berisi perintah-perintah ajaran pengamatan bahwa perempuan tidak tersebut merupakan suatu cara bagi senonoh tersebut ada di antara orang 12 anak itu untuk menghindarkan diri dari Tafsiran perempuan yang tidak senonoh, yang Kata “perintah” memiliki apabila tergoda olehnya, maka akhir kedekatan makna dengan hikmat. Hal hidupnya menuju kebinasaan. tersebut dapat dilihat dari pararel antara Strofa 2 dan 7 “perintah” yang ada dalam strofa 1 hal dengan jalan menuju dunia orang mati mulut manis perempuan yang tidak yang ada dalam strofa 8. Dalam kitab senonoh perempuan hikmat, jalan menuju kematian adalah tersebut sanggup untuk membuat murid kontras dari jalan kepada kehidupan itu harus yang didapati di dalam hikmat (bd. mempertaruhkan hidupnya untuk itu. Ams. 12:28). Orang tua menginginkan Oleh karena itu sang anak diperintahkan supaya untuk memiliki hubungan yang dekat dipelihara dengan baik oleh anaknya, dengan seperti memelihara biji matanya. Biji (B/B’)berkorespondensi itu. dalam Perkataan terperangkap hikmat, dan yang mampu melindunginya dari perempuan itu. pengajarannya tersebut mata adalah menggambarkan benda Kesejajaran antara strofa 3 dan 6 yang sangat berharga (bd. Ul. 32:10). (C/C’) adalah berkaitan dengan indera Pengajaran dari sang guru tersebut juga penglihatan dan pendengaran dari orang harus diikat pada jari-jarinya, yang tua. Dalam strofa 3, penglihatan yang menggambarkan tajam dari orang tua sanggup untuk tersebut adalah seperti suatu meterai melihat keberadaan perempuan sundal (bd. Yer. 22:24), dan ditulis pada loh tersebut. Sedangkan dalam strofa 6, hati, bukan pada loh batu. bahwa pengajaran indera pendengaran dari orang tua Dalam strofa 2, sang guru sanggup untuk dapat mendengarkan selanjutnya mendesak muridnya untuk perkataan menjalin hubungan yang erat dengan dari perempuan sundal tersebut secara jelas meskipun orang tua hikmat. Istilah tersebut berada jauh di balik jendela perempuan”, rumahnya. adanya seorang muda yang 4a) menggambarkan Strofa 4 adalah menceritakan tAxa' suatu (“saudara adalah hubungan asmara. Dalam Kidung Agung 4:9 – tidak 5:1, berakal budi, yang berjalan menuju ke sebutan muncul arah rumah perempuan sundal tersebut, “saudara bersama-sama perempuan” dengan mempelai pria. Demikian juga, istilah dan dalam strofa 5, perempuan sundal [d;Am (“saudara”, ay. 4b) muncul dalam tersebut menyongsongnya. 13 Rut 2:1; 3:2 yang menggambarkan mengamati apa yang ada di luar, namun peran Boaz sebagai kerabat pria yang ia sendiri tidak dapat terlihat dari luar. berkewajiban untuk menebus Rut. Dua Ia melihat bahwa perempuan sundal istilah yang secara pararel tersebut tersebut ada di antara anak muda yang menunjukkan kepada suatu hubungan tidak berakal budi (ay. 7). Selain dapat asmara untuk melihat, orang tua ternyata juga dapat mengantisipasi ayat selanjutnya yang mendengar dengan baik apa yang juga menggambarkan tentang hubungan dikatakan asmara antara seorang muda yang tidak tersebut, berakal budi dengan seorang perempuan keberadaan perempuan sundal tersebut sundal. (strofa 6). Perempuan itu adalah seorang adalah bertujuan Hubungan yang intim dengan oleh perempuan yang sundal mencerminkan yang agamis legalis (ay. 14). Hidup hikmat akan dapat melindungi seorang keagamaannya muda dari perkataan perempuan jalang semata tanpa jiwa di dalamnya (bd. Am. (ay. 5). Sebaliknya, jika seorang muda 5:21-23). Perempuan itu juga seorang lebih mendengarkan perempuan dari golongan berada (ay. perkataan perempuan jalang tersebut 16-17). Ia hidup dalam kemewahan dibandingkan dunia. Ia adalah seorang perempuan suka untuk dengan memelihara hanyalah formalitas hubungan yang erat dengan hikmat, yang maka tangan dirinya (ay. 18). Ia adalah seorang perempuan jalang tersebut (strofa 7). peremuan yang tidak peduli akan ikatan Yang akan diperoleh oleh orang muda perkawinannya (ay. 19). Dan ia adalah tersebut bukanlah hidup, seperti yang seorang dijanjikan oleh hikmat, namun justru ia kesempatan harus membayar dengan hidupnya. mewujudkan apa yang diinginkannya, Tanpa sedang karena suaminya tidak ada di rumah dan membahayakan hidupnya sendiri (ay. ia tahu kapan waktu suaminya pulang 21-23). (ay. 20). kemenangan ia Sang ada sadari orang di ia tua kemudian terobsesi untuk perempuan yang Pengamatan memuaskan yang memiliki baik orang untuk tua itu menceritakan hasil pengamatannya. Ia berlanjut. Ia melihat seorang muda yang mengamati dari balik jendela rumahnya tidak berakal budi yang berjalan melalui (ay. 6). Jendela rumah merupakan suatu jalan ke arah rumah perempuan sundal tempat untuk tersebut (ay. 8). Oleh karena tidak dapat berakal budi, nampaknya orang itu yang melakukan sangat observasi. bagus Ia 14 sedang mencoba suatu pengalaman baru yaitu tidak mau diam di rumah (ay. 11b- di Pararelisme 12). Suatu sikap yang tabu bagi sinonim dalam ayat 9 adalah untuk perempuan bersuami pada saat itu (bd. 1 menggambarkan keseluruhan kondisi Tim. 5:13; Tit. 2:5). Perempuan itu kegelapan. Dalam memegangnya, kegelapan adalah luar jalan hikmat. Ayub 24:13-15, menciumnya, dan menggambarkan berkata kepada orang itu dengan wajah situasi yang baik untuk berbuat dosa. yang kurang ajar (ay. 13). Sikap yang Situasi malam yang dipilih oleh orang ditunjukkan yang tidak berakal budi ini adalah menggambarkan kontras dengan situasi hikmat, yaitu perempuan itu. situasi terang (bd. Ams. 8:1-3). Melalui tersebut adalah keberanian dari POLA PENDIDIKAN SEKS penggambaran tersebut, orang tua itu ALKITABIAH menunjukkan kepada anaknya bahwa Sifat Pendidikan Seks Alkitabiah jalan yang sedang ditempuh oleh orang Pendidikan muda yang tidak berakal budi tersebut seks secara tidak alkitabiah bukanlah suatu pendidikan seharusnya akan ditempuh oleh orang yang hanya bersifat mengajarkan atau yang berakal budi. memberi pengetahuan mengenai hal-hal adalah jalan berdosa, yang yang berkaitan dengan seks. Pendidikan Perempuan itu kemudian datang menyongsongnya (ay. 10). Perempuan seks itu bukan hanya bertemu secara tidak pendidikan moral. Penekanan utama sengaja, namun ia dengan sengaja dari pendidikan seks alkitabiah adalah menemui tidak bahwa perilaku seksual menyimpang berakal budi tersebut. Ciri-ciri pakaian adalah dosa. Penulis Amsal di atas yang dikenakannya (ay. 10b), mungkin menempatkan ayat 8-13 pada pusat hanyalah merupakan suatu simbol untuk amsalnya. menggambarkan kelakuannya yang menggambarkan jalan dalam kegelapan, seperti perempuan sundal. yang dilalui oleh seorang muda yang orang seorang muda yang alkitabiah Ayat 9, budi bersifat yang Perempuan itu mempunyai gaya bicara tidak yang cerewet, yang menggambarkan ia menggambarkan jalan dosa yang sedang adalah seorang yang bebal (bd. Ams. ditempuh oleh orang tersebut. Demikian 9:13). Ia adalah seorang yang keras juga dengan perempuan yang datang kepala (ay. 11a), yang menggambarkan menyongsongnya, yang digambarkan bagaimana sikapnya terhadap suaminya, dengan ciri-ciri sebagai perempuan 15 berakal adalah adalah berdosa. Kombinasi dua strofa pusat itu Amsal di atas mengemukakan kontras menegaskan bahwa perilaku seksual antara dua pilihan, yaitu kehidupan atau menyimpang adalah perbuatan dosa. kematian. Hal tersebut juga semakin diperkuat mendengarkan dan memegang nasihat oleh strofa terakhir dari Amsal ini, yang orang tua untuk menjauhi godaan menyatakan seksual, bahwa maut adalah akibatnya. dan apabila sebaliknya, mau kematian apabila mendengarkan perkataan manis Pendidikan dalam Kehidupan seks keluarga mengajarkan alkitabiah tidaklah cara-cara menghindari dampak perilaku menyimpang, penggunaan seperti alat dari godaan seksual. Pendidikan ini boleh berusaha untuk membuat anak muda untuk mengerti seks seksual mengajarkan kontrasepsi bahwa itu menuruti artinya godaan memilih jalan menuju kematian, kehancuran bagi untuk hidup dan masa depannya. mencegah kehamilan atau mencegah Tugas Pendidikan Seks Alkitabiah penyakit menular seksual atau HIV/ Karena bertujuan untuk menjaga AIDS. Pengajaran dalam hal tersebut bukanlah merupakan bagian hidup seorang muda, maka pendidikan dari seks pendidikan seks alkitabiah. Pendidikan bahwa Seperti yang telah dijelaskan dalam konteks kesusastraan di atas, strofa 3 karena itu akan mendapatkan upah dosa, maut. Pengajaran pencegahan yang pendidikan seks mencegah supaya dalam alkitabiah adalah tidak dan 6 adalah strofa yang berperan untuk mengenai diajarkan memutus alur dari karakter agar tidak berakhir kepada konsekuensi kematian. Karakter yang dimaksudkan adalah melakukan pada dasarnya orang muda, terutama tindakan seks menyimpang, sehingga mencegah perbuatan dosa, remaja, adalah seseorang yang sedang bukan dalam masa pencarian jati dirinya. Oleh mencegah dampak dosa. karena Tujuan Pendidikan Seks Alkitabiah Pendidikan seks suatu seksual, yang jalannya menuju maut. perilaku menyimpang seksual adalah dosa dan yaitu merupakan tindakan pencegahan terhadap godaan seks alkitabiah jelas mengajarkan dan menekankan alkitabiah itu, maka seorang muda memiliki jiwa petualangan yang besar alkitabiah untuk mencari pengalaman-pengalaman mempunyai tujuan untuk menjaga hidup baru, termasuk dalam hal seksual (strofa seorang muda. Strofa 1 dan 8 dalam 4). Karakter yang ada dalam diri anak 16 muda ini akan menjadi serasi dengan keagamaan yang takut akan Tuhan, karakter dari godaan seksual (strofa 5), hidup yang seorang menjauhi godaan kekayaan duniawi, perempuan jalang yang agresif, bebal, menjauhkan anak muda dari gaya hidup dan keras kepala. hedonis, dan memberikan pengertian digambarkan seperti dalam kesederhanaan dan Untuk memutus alurnya adalah tentang kekudusan dan tanggung jawab dengan menunjukkan tempat di mana dalam hubungan antar pribadi yang godaan seksual itu akan muncul, dan berlainan jenis. dalam keadaan seperti apa godaan Pendekatan dalam Pendidikan Seks seksual itu akan berkembang menjadi Alkitabiah suatu perilaku seks yang menyimpang. Pendidikan Godaan seksual akan selalu muncul di dengan budi (ay. 7). Seorang muda yang tidak jauhi 1. Seorang yang hidup keagamaannya bersifat formalitas yang hidup bergaya hidup terdapat dalam dalam Amsal ini bukanlah suatu pendekatan bersifat punishment, yang melainkan arah perilaku harus ditanggung namun menunjukkan akibat yang akan atas itulah yang merupakan kondisi seksual yang apabila melakukan pelanggaran seksual, Keadaan-keadaan yang disebutkan di diterima. Pada bagian awal dan akhir yang Amsal ini, sang orang tua menyajikan seks dua pilihan kepada murid dengan segala menyimpang Dengan mencakup yang yang digunakan hukuman ikatan perkawinan (ay. 19-20). pendidikan ini dialami. Amsal ini tidak menyebutkan 4. Seorang yang tidak menghargai ke Amsal menekankan kepada akibat yang akan hedonis (ay. 18). bertumbuh seksual. Taurat, “Jangan berzinah.” Pendekatan dalam 17). yang dosa sebagaimana kemewahan duniawi semata (ay. 16- godaan meskipun bukan dalam bentuk perintah apodiktis takut akan Tuhan. suburnya Taurat, mengajarkan mengenai dosa seksual dan legalitas semata (ay. 14), tanpa ada 3. Seorang hukum menyampaikan pesan yang sama, yaitu berakal budi adalah: 2. Seorang alkitabiah menggunakan pendekatan yang berbeda tempat seorang muda yang tidak berakal hanya seks demikian, seks alkitabiah menanamkan konsekuensinya. tugas Apabila mengikuti ajaran yang diberikan oleh orang tua adalah tersebut, dalam arti mengikuti jalan hidup 17 hikmat, maka konsekuensinya adalah sekolah adalah aspek pengetahuan. Di hidup, sebaliknya apabila melakukan samping itu, sekolah kurang sesuai dosa seksual, maka konsekuensinya untuk pendidikan yang sifatnya secara adalah kehancuran menanti hidupnya. privat interpersonal. Keluarga adalah tempat yang tepat, karena dalam suatu Pendidikan seks dalam keluarga memang harus berusaha keluarga untuk yang harmonis seorang membangun pengertian dan kesadaran anggota keluarga akan menghabiskan anak akan akibat dari perilaku seks yang sebagian besar menyimpang. Seorang remaja harus keluarga. Keluarga dibangun akan untuk dapat melakukan komunikasi konsekuensi yang harus ia tanggung secara pribadi antara orang tua dengan dari tindakan yang dilakukannya. Tanpa anak. Panggilan kesadarannya dibangun kesadarannya akan tersebut, maka apapun hukuman yang diberikan, hal atau ancaman hanya hukuman. demi Namun, dengan sendirinya mengkomunikasikan ay. 24) dengan baik materi pendidikan seks kepada anaknya. Oleh akan karena harmonis menghindarinya, karena tahu bahwa ia itu, keluarga yang tempat yang merupakan terbaik untuk melaksanakan pendidikan sendiri nanti yang akan menanggung seks alkitabiah. akibatnya. Guru Pelaksanaan Pendidikan Seks yang terbaik untuk memberikan pendidikan seks adalah Alkitabiah Tempat (“anak-anak”, itulah yang dibutuhkan untuk dapat remaja dampak perilaku seks menyimpang, ia ynIB.â (“anakku”, ay. 1) yang erat antara orang tua dengan anak memiliki kesadaran yang baik akan maka memungkinkan antara orang tua dengan anaknya. Relasi menghindari apabila dalam menggambarkan suatu relasi yang dekat remaja tersebut akan berusaha untuk mencari celah ~ynIb'â waktunya orang tua itu sendiri. Orang tua pasti terbaik untuk memiliki maksud baik bagi masa depan melaksanakan pendidikan seks adalah anak-anaknya. keluarga. Sekolah memang dapat juga mempunyai pengalaman yang baik, menerapkan pendidikan memiliki instuisi yang baik akan masa seks, namun jelas bahwa penerapan depan.Dalam amsal di atas, ditunjukkan pendidikan seks di sekolah adalah bahwa orang tua memiliki indera yang terbatas karena titik berat pendidikan di tajam, kurikulum 18 baik Orang tua penglihatannya juga yang mampu melihat kejauhan dengan (strofa baik 3), dari seks dalam Kitab Amsal ini. Pendidikan maupun seks telah ada dalam zaman Perjanjian pendengarannya yang dapat mendengar Lama. dengan baik dari kejauhan (strofa 6). bahwa pendidikan bukanlah merupakan Hal itu menunjukkan bahwa orang tua sesuatu yang merupakan baik, yang mampu untuk Hal tersebut yang tabu, bagian membuktikan namun dari justru pendidikan memberikan pendidikan seks yang baik dalam keluarga, yang memiliki pola bagi anak-anaknya, adalah orang tua dalam pelaksanaan. memiliki indera yang tajam, dalam arti Pendidikan seks alkitabiah bukanlah mampu mengenali bahaya-bahaya yang masuk ke dalam ranahsex instruction, akan ditimbulkan dari suatu perilaku tetapi masuk ke dalam bidang education seksual dan mampu untuk mengenali in sexuality terutama karena tujuan dari potensi-potensi akan timbulnya perilaku pendidikan seks alkitabiah bukanlah seks menyimpang dari anak-anaknya. mencegah dampak dari perilaku seks Untuk dapat menjadi guru yang menyimpang atau mengajarkan baik dalam pendidikan seks bagi anak- mengenai safe sex, melainkan bertujuan anaknya, untuk orang tua mengembangkan harus mencegah penyimpangan mengikuti perilaku seksual itu sendiri. Perilaku perkembangan zaman, meningkatkan seks menyimpang adalah dosa, dan pengetahuannya, kalah karena itu pendidikan seks alkitabiah dengan anak-anaknya, sehingga tidak adalah mencegah terjadinya dosa, dan terjadi istilah jawa “kebo nusu gudel”, bukan mencegah dampak dosa. Dengan orang tua dirinya, terus agar justru anaknya.Orang tua tidak belajar kepada mencegah terjadinya dosa tersebut, harus menjadi maka pendidikan seks telah berhasil untuk menjaga hidup seorang muda. sumber informasi yang tepat dalam pendidikan seks, sehingga Meskipun anak- bertujuan anaknya tidak belajar dari sumber- mencegah sumber lainnya, yang justru tidak dapat menyimpang, namun pendidikan seks dipertanggungjawabkan kebenarannya. alkitabiah berusaha untuk membangun perilaku seks kesadaran tentang dampak dari perilaku KESIMPULAN seks Pendidikan terjadinya untuk seks bukanlah menyimpang pendekatannya. merupakan hal yang baru. Hal tersebut Untuk sebagai ini maka keluarga merupakan tempat terbaik dibuktikan dengan adanya pendidikan untuk menerapkan pendidikan seks 19 alkitabiah. Orang tua, yang adalah keluarga sehingga menjadikan keluarga seseorang dengan pengalaman maupun menjadi tempat yang nyaman dan aman pemahaman yang baik akan masa depan bagi seorang muda untuk mendapatkan dan yang mengasihi anaknya, adalah pendidikan seks. guru yang terbaik Orang tua juga dituntut untuk selalu untuk mengkomunikasikan pendidikan seks meningkatkan kepada orang muda. dirinya dan serta mengembangkan memperbaharui pengetahuannya, sehingga ia mampu SARAN untuk menjadi guru yang baik bagi Oleh karena keluarga adalah tempat anak-anaknya sendiri. Seorang anak terbaik bagi pendidikan seks alkitabiah, muda tidak akan lagi perlu mencari dan orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya seksual, maka dalam adalah pengalaman maupun pengetahuan seks pendidikan dari luar, jika ia telah merasa bahwa menjadi orang tuanya adalah seseorang guru kewajiban orang tua untuk menjaga terbaik bagi dirinya dalam pendidikan keharmonisan dan kehangatan dalam seks. DAFTAR PUSTAKA Borrong, Robert P. Etika Seksual Kontemporer. Bandung: Ink Media, 2006. Fokkelman, Jan. Menemukan Makna Puisi Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hildebrant, Ted A. “Proverb”, Cracking Old Testament Code: A Guide to Interpreting the Literary Genres of the Old Testament . Tennessee:Broadman &Holman Pusbushers, 1995. Reyburn, William D. and Euan McG. Fry A Handbook on Proverbs. New York: United Bible Society. Toy, Crawford H. A Critical and Exegetical Commentary on the Book of Proverbs. Edinburgh: T. & T. Clark. http://blog.umy.ac.id/sintaherawati/2011/12/01/pendidikan-seks-bagi-remaja/> Sinta Herawati, http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1833410/60-remaja-indonesia-kecanduan-seksbebas> “Seks Usia Dini Memprihatinkan: 60% Remaja Indonesia Kecanduan Seks Bebas”. http://kosmo.vivanews.com/news/read/319315-bahaya-perilaku-seks-bebas-padaremaja> “Seks Bebas pada Remaja Kian Marak”. http://remaja.suaramerdeka.com/2010/05/20/seks-bebas-di-kalangan-remaja-sma/> PIKRemaja AL-HIKMAH, “Seks Bebas di Kalangan Remaja SMA”. 20