TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI SUKOHARJO KARYATULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Disusun oleh : Fajarita Senjayani NIM B12127 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. IbuHutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Sri Winarti,Amd. Keb, selaku pemilik BPM yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc, selaku Dosen Pembiming Akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 6. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Ibu-ibu hamil yang telah bersedia menjadi responden penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantudan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. iv Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2015 Penulis, v Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Fajarita Senjayani B12 127 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI SUKOHARJO xvi + 55 halaman + 17 lampiran + 7 Tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Dalam kondisi hamil pola hubungan seksual terjadi perubahan yang cukup signifikan. Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan berhubungan seksual selama kehamilan. Sesungguhnya jika kehamilan tidak bermasalah atau tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran premature, berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada bayi. Berdasarkan survey pendahuluan di BPM Sri Winarti pada bulan Oktober 2014 diketahui bahwa rata-rata tiap bulan ada 40 ibu hamil yang dihitung dari bulan Juli 2014 sampai September 2014. Selain itu diambil 10 ibu hamil untuk diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui hubungan seksual selama kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian tentang hubungan seksual selama kehamilan. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan dalam tingkatan baik, cukup, dan kurang baik serta faktor penghambat dan pendorong. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitaf, lokasi penelian di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10 Mei 2015. Jumlah populasi sebanak 40 orang. Jumlah sampel sebanyak 40 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunkan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 6 responden (15%), pada kategori cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pada kategori kurang sebanyak 7 responden (17,5%). Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup baik tentang hubungan seksual selama kehamilan yaitu 27 responden (67,5%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor umur 26–30 : 26 responden (65%), faktor pendidikan SMA : 25 responden (62,5%) dan faktor pekerjaan IRT : 22 responden (55%). Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Hubungan Seksual Selama Kehamilan Kepustakaan : 26 literatur (Tahun 2006 s/d 2013) vi MOTTO “Saya datang, saya bimbingan, sayarevisi, saya ujian dan saya menang” 1. Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) 2. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles) 3. Keberuntungan adalah sesuatu yang yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Penulis) 4. Hariini Anda adalah orang yang sama denganAnda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca (Penulis) PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Gabriella Fransisca yang selalu memberi berkat dan menguatkan anak-Mu ketika merasa goyah dan patah semangat 2. Mama dan Papa tercinta di surga yang mejadi motivasi dan semangat maraih cita-cita untuk membanggaka nmereka 3. Mas Hardiman dan Mbak Jumarni yang telah mejadi wali serta keluarga yang selalu mendoakan, menyayangi dan memberi dukungan. 4. Ibu Hutari Puji A, S.SiT., M.Kes, terima kasih telah memberikan bimbingan dan masukan kepada saya hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc terima kasih atas dukungan dan dorongan kepada saya untuk lebih maju 6. Semua dosen & karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta, terima kasih atas semua bimbingan dan bantuannya. 7. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah membantuku dalam karya tulis ilmiah ini 8. Almamaterku tercinta STIKes KUSUMA HUSADA vii CURICULUM VITAE Nama : Fajarita Senjayani Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 03 Maret 1994 Agama : Katholik Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Mojo Kulon Rt 04/VII, Sragen Kulon, Sragen Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 05 Sragen : Lulus tahun 2006 2. SMP Saverius Sragen : Lulus tahun 2009 3. SMA Saverius Sragen : Lulus tahun 2012 4. Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan 2012-2015 viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv BAB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 1. Umum ................................................................................... 5 2. Khusus .................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6 II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ............................................................................ 1. 9 Pengetahuan ....................................................................... 9 a. Pengertian ................................................................... 9 b. Tingkat Pengetahuan ................................................... 9 c. Cara memperoleh pengetahuan ................................... 10 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........ 13 e. Kriteria tingkat pengetahuan ....................................... 14 ix 2. 3. Kehamilan .......................................................................... 15 a. Pengertian ................................................................... 15 b. Perubahan yang terjadi selama kehamilan .................. 15 Hubunganseksual ............................................................... 20 a. Pengertian seksualitas ................................................. 20 b. Hubungan seksualitas selama kehamilan .................... 21 c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan .................................................................... 22 d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan ........................................................ 22 e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual .. 25 f. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan ........................................................ 28 B. Kerangka Teori.......................................................................... 31 C. Kerangka Konsep ...................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 34 D. Variabel Penelitian .................................................................... 35 E. Definisi Operasional.................................................................. 35 F. Instrumen Penelitian.................................................................. 36 G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 41 I. Etika Penelitian ......................................................................... 43 J. Jadwal Penelitian....................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................... 45 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45 C. Pembahasan ............................................................................... 48 D. Keterbatasan .............................................................................. 51 x BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 53 B. Saran .......................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 36 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 37 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 46 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 46 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 47 Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation ................................................ 47 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil ..................... 48 xii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 31 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 32 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validiatas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Responden (Inform Concent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi hasil Penelitian Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana (Profil Depkes RI, 2013). Secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 (Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan) dan K4 (Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal). Cakupan K1 selalu mengalami peningkatan, kecuali di tahun 2013 dimana angkanya mengalami penurunan dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25%. Hal itu sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 80,26% pada 2007 menjadi 86,04% pada 2008, namun setelah itu mengalami penurunan menjadi 84,54% di tahun berikutnya. Kemudian setelah terus mengalami kenaikan, cakupan K4 kembali menurun pada 2013 menjadi 86,85% dari 90,18% pada tahun sebelumnya (Profil Depkes RI, 2013). 1 2 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2012 sebesar 98,89%. Ada 17 Kabupaten/Kota yang cakupannya sudah mencapai 100% yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota Semarang dan Kota Tegal. Cakupan terendah Kabupaten Grobogan 92,3%. Sedangkan cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K4) di Jawa Tengah tertinggi 98,6% di Kabupaten Pekalongan dan terendah 84,7% di Kabupaten Grobogan (Profil Dinkes Jateng 2012). Seksualitas dan manifestasinya dipengaruhi oleh beberapa komponen perilaku manusia yang sangat komplek. Ekspresi seksualitas dan keintiman menjadi hal yang penting sepanjang hidup manusia. Meskipun penggerak seksual dasar adalah biologis, ekspresinya ditentukan oleh berbagai macam faktor, yaitu psikologis, sosial, lingkungan, agama dan pendidikan. Faktor sosial memainkan peran didalam modulasi ekspresi seksual untuk mengungkapkan pilihan dan keinginan seksual. Kepuasan seksual selain tergantung pada komponen fisik seksualitas, juga tergantung pada kualitas hubungan dan konteks dimana perilaku seksual dilakukan (Windhu, 2009). Secara kodrati, wanita berperan sebagai istri bagi pasangan seksualnya dan ibu bagi anak-anaknya. Proses menjadi seorang ibu didahului dengan terjadinya kehamilan. Pada dasarnya kehamilan dapat terjadi bila ada sperma yang dapat masuk melalui vagina, mulut rahim, rahim dan saluran telur untuk 3 bertemu dan membuahi sel telur pada saat dan tempat yang tepat. Sel telur yang dibuahi akan berkembang dan didorong oleh rambut rambut yang sangat halus dalam saluran telur ke arah rongga rahim. Di dalam rongga rahim, telur yang telah menjadi kelompok sel-sel akan berusaha melekatkan diri. Dengan dukungan lapisan dalam rahim yang telah siap menerima telur tersebut, suatu kehamilan yang normal akan tumbuh dan berkembang (Windhu, 2009). Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan : triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu), triwulan ketiga (20-40 minggu). Pada mata rantai konsepsi (fertilisasi) dan implantasi, terjadi perubahan rohani dan jasmani, karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan menimbulkan gejala dan tanda hamil sebagai dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil (Manuaba, 2009). Dalam kondisi hamil, seorang calon ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosi. Sehingga dalam mengekspresikan cinta melalui hubungan intim tidaklah sesederhana saat rahim belum berpenghuni. Oleh karena itu, mau tidak mau, dalam pola hubungan seksual antara pasangan suami istri pun terjadi perubahan yang cukup signifikan (Suryoprajogo, 2008). Saat hamil, sebagian besar calon ibu merasa tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sehingga kebutuhan untuk berhubungan intim menjadi terabaikan. Akan tetapi, berbeda dengan wanita, sebagian besar pria justru merasa perut yang membuat lebih 4 seksi dan menyenangkan untuk dipandang sehingga perubahan fisik tidak membuat mereka kehilangan hasrat. Dari itulah maka komunikasi terbuka dengan pasangan menjadi kunci utama untuk memperoleh kepuasan dalam kehidupan seksual selama kehamilan berlangsung (Suryoprajogo, 2008). Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan bahwa berhubungan seksual selama kehamilan, terutama ketika respons mereka sangat menggebugebu, akan melukai si bayi. Sesungguhnya, jika kehamilan tidak bermasalah atau tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran prematur, berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada bayi anda (Suryoprajogo, 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo tanggal 17 Oktober 2014 terdapat 40 ibu hamil dari bulan Juli 2014 sampai bulan September 2014 kemudian diambil 10 ibu hamil untuk diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui hubungan seksual selama kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian tentang hubungan seksual selama kehamilan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo”. 5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori kurang. d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan. 6 D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu pengetahuan Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan. 2. Bagi diri sendiri Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian. 3. Institusi a. Bagi BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo Sebagai bahan masukan bagi penanggung jawab terkait termasuk tenaga kesehatan yang ada di dalamnya dalam memberikan informasi pada ibu hamil terutama tentang hubungan seksual selama kehamilan. b. Bagi pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bacaan dan referensi bagi mahasiswa di institusi pendidikan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan. E. Keaslian Penelitian 1. Ika Puspitasari (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”. Jenis penelian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di RSUD Surakarta dengan jumlah 66 responden. Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh. Jumlah 7 responden dalam penelitian ini yang memiliki pengetahuan dalam kategori didapatkan hasil 40 responden (60,61%) termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup baik, 14 responden (21,21%) termasuk dalam tingkat pengetahuan kurang baik, 12 responden (18,18%) termasuk dalam tingkat pengetahuan baik. 2. Yunita (2012), tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis purwanti di desa Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisisdata univariat. Pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling sebanyak 21 ibu hamil primigravida. Hasil penelitian didapatkan pada gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan berpengetahuan kurang sejumlah 8 ibu hamil (38,1%), tentang pengertian hubungan seksual paling banyak berpengetahuan cukup dan baik sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), hal yang harus diperhatikan saat hubungan seksual berpengetahuan cukup sejumlah 17 ibu hamil (81,0%), kontraindikasi selama hubungan seksual paling banyak berpengetahuan cukup sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), efek hubungan seksual paling banyak berpengetahuan kurang sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), macam-macam posisi melakukan hubungan seksual paling banyak berpengetahuan kurang sejumlah 16 ibu hamil (76,2%). Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, jumlah responden. 8 Persamaannya dengan penelitian sebelumnya terletak pada teknik pengambilan sampel, instrument pengumpulan data, hasil penelitian baik dengan keaslian pertama ataupun keaslian kedua dan mengenai hubungan seksual selama kehamilan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkatan Notoatmodjo (2011), yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 9 10 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut : 11 1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. e) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. 12 f) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. h) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode 13 penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Dimana semakin matang umur semakin mudah menerima pengetahuan. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. 14 5) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. e. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), tingkat pengetahuan dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berdasarkan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku atau standard deviation (SD), antara lain : 15 Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup, bila nilai mean − 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD 2. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur (Depkes RI, 2009). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2009). b. Perubahan yang terjadi saat kehamilan Dengan adanya kehamilan, maka akan terjadi perubahan pada ibu baik secara fisiologis dan psikologis (Hani dkk, 2011). 1) Perubahan Fisiologis Menurut Manuaba (2010) plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progestern yang menyebabkan perubahan pada : 16 a) Rahim atau uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan (Manuaba, 2010). b) Servik Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada servik karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama (Hani dkk, 2011). c) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda (Prawirohardjo, 2010). d) Vulva vagina Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda Chadwick (Prawirohardjo, 2010). e) Kulit Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecokelatan yang tampak di kulit dan pipi (Sulistyawati, 2009). 17 f) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan laktasi (Manuaba, 2010). g) Perubahan metabolisme Metabolisme tubuh mengalami peubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI (Manuaba, 2010). h) Sistem kardiovaskular Pembesaran (hipertrofi) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm (Hani dkk, 2011). i) Sistem respirasi Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010). 18 j) Sistem gastrointestinal Rahim yang semakin membesar akan menekan raktum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi (Sulistyawati, 2009). k) Sistem perkemihan Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang semakin membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo, 2010). l) Sistem endokrin Progesteron dan estrogen merangsang prolifelasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi (Sulistyawati, 2009). m) Sistem musculoskeletal Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan (Sulistyawati, 2009). 2) Perubahan Psikologis Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologi pada trimester terbagi sesuai umur kehamilan : a) Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Peyesuaian) (1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. 19 (2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. (3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah is benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinnkan dirinya. (4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama. (5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. (6) Hasrat untuk melalukan hubungan seks berbeda-bedapada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan. b) Perubahan Psikolgis Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) (1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi. (2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. (3) Mersakan gerakan anak. (4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. (5) Libido meningkat. (6) Menuntut perhatian dan cinta. (7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. 20 (8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang bari menjadi ibu. (9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran baru. c) Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian Dengan Penuh Kewaspadaan) (1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, mersa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik. (2) Merasa tidak menyenagkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. (3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya. (4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. (5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. (6) Merasa kehilangan perhatian. (7) Perasaan mudah terluka (sensitif). (8) Libido menurun. 3. Hubungan Seksual a. Pengertian seksualitas Seksualitas merupakan tata kehidupan dari manusia baik laki-laki maupun perempuan seperti tubuh dan jiwa yang berkembang, seksualitas juga berkembang sejak dari kanak-kanak, remaja dan dewasa dan 21 diimplikasikan dalam bentuk perilaku seksual yang terkandung dalam fungsi seksual (Prawirohardjo, 2011). Hubungan seks manusia merupakan pencetusan dari cinta antar individu, karena daya tarik dan pancaindra ikut berperan. Oleh karena itu, dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen yang ikut berperan tetapi juga psikologis dan emosi. Hubungan seksual yang dianggap normal adalah hubungan heteroseksual dan berkaitan dengan norma, agama, kebudayaan, serta pengetahuan manusia yang harmonis dibarengi dengan rasa cinta (Manuaba, 2009). b. Hubungan seksual selama kehamilan Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif (Suparyanto, 2009). Hubungan seksual tidak berbahaya bagi janin karena penis tidak dapat masuk lebih dalam ke vagina. Otot mulut rahim dan lapisan lendir yang terbentuk saat kehamilan juga melindungi kandungan dengan baik (Utami, 2008). 22 c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan Menurut Utami (2008), hubungan seksual selama kehamilan harus dihindari bila : 1) Kehamilan dengan ancaman keguguran 2) Kehamilan dengan ancaman persalinan prematur 3) Selaput ketuban pecah 4) Perdarahan pervaginam 5) Adanya kontraksi uterus 6) Posisi hubungan seksual dengan berbaring, tengkurap atau miring kanan setelah empat bulan kehamilan d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan Menurut Suryoprajogo (2008), terdapat beberapa posisi yang dianjurkan selama kehamilan, yaitu: 1) Nyaman baik bagi istri maupun suami 2) Dilakukan tidak berdasarkan paksaan dari salah satu pihak 3) Hubungan seks tidak menimbulkan tekanan berlebih pada rahim atau berat tubuh pasangan pria tidak menekan perut yang hamil. Berikut ini 7 posisi seks paling aman untuk wanita hamil yang bisa dipraktekkan bersama pasangan : 1) Perempuan di Atas, Pria di Bawah (Woman on Top) Hubungan seksual dengan posisi wanita berada di atas pria dapat dikatakan merupakan gaya yang sangat menyenangkan selama kehamilan. Dengan posisi ini, perut wanita bisa bersandar di atas perut 23 pria dan si pria bisa menopang perut si wanita saat diperlukan. Selain ini, gaya ini juga memberikan wanita kendali terhadap kedalaman penetrasi dan bisa membuatnya bebas mengatur jarak. 2) Posisi Sendok (Spoon Position) Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyimpang. Pria berada di belakang wanita, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang (tetapi bukan berhubungan seksual anal, hanya penetrasinya lewat arah belakang). Posisi ini sesuai untuk dilakukan pada saat perut istri sudah besar atau saat istri tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta (seperti pada posisi perempuan di atas). 3) Posisi Sendok Berhadapan Seperti halnya posisi sendok sebelumnya, posisi ini juga dilakukan dengan berbaring menyimpang. Akan tetapi, posisi ini dilakukan menyamping dan berhadapan dengan pasangan. Dalam melakukan posisi ini, tariklah satu kaki untuk memberi ruang pada pasangan ketika melakukan penetrasi. Posisi ini tepat dilakukan pada kehamilan di trimester pertama saat perut istri belum terlalu besar. 4) Posisi Duduk Di posisi ini, istri duduk di pangkuan suami. Ketika perut yang hamil belum terlau besar, posisi berhadapan dapat mudah dilakukan. Namun, ketika perut semakin membesar, posisi berhadapan jadi lebih sulit dilakukan. Sehingga, posisi duduk dengan tidak berhadapan dapat dipilih sebagai alternatif. Sayangnya, posisi duduk ini hanya 24 nyaman dilakukan bagi istri yang memiliki berat tubuh tergolong normal. Sebeb pada posisi ini suami harus menopang berat tubuh istri pada pangkuannya. 5) Posisi Doggie Style Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya, seperti hendak merangkak. Posisi ini memungkinkan tidak terjadi tekanan langsung pada perut. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup meletihkan bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah dipunggung tidak tertekan oleh berat perut. 6) Posisi Pinggir Ranjang Pada posisi ini, istri diminta untuk berbaring pada punggung, di sisi ranjang tempat tidur dengan kaki sedikit tertekuk ke belakang (tetapi bukan dilipat). Pantat serta telapak kaki menumpu pada sisi tempat tidur atau kasur. Setelah istri cukup nyaman dan dirasa aman dengan posisi tersebut, maka suami dapat melakukan penetrasi dengan cara berdiri tegak di pinggir ranjang. Jika ranjang atau tempat tidur cukup rendah suami bisa berdiri cukup dengan kedua lutut. 7) Posisi Misionaris Sebagai posisi yang biasa dilakukan oleh orang kebanyakan, anda bisa saja tetap memiliki posisi yang menempatkan tubuh istri di bawah suami, posisi ini dirasa cukup nyaman dan aman bagi kehamilan istri. 25 Selain itu, suami pun harus bisa menyesuaikan, dengan tidak menempatkan seluruh berat badan pada tubuh istri melainkan bersangga dengan tangan atau lutut. e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual Menurut Suparyanto (2011), efek kondisi kehamilan terhadap minat untuk berhubungan seksual pada tiap trimester sebagai berikut: 1) Trimester Pertama Kondisi fisik dan emosi calon ibu: a) Mual dengan atau tanpa muntah di pagi, malam, atau sepanjang hari b) Produksi air ludah meningkat c) Tubuh mudah lelah dan mengantuk d) Payudara membengkak, puting tegang, nyeri jika disentuh atau diraba e) Mulut terasa pahit f) Sering buang air kecil g) Perut terasa panas, kembung, dan mengalami gangguan pencernaan h) Menginginkan atau menolak makanan tertentu (mengidam) i) Sembelit j) Sakit kepala atau pusing k) Mengalami perasaan tidak biasa, seperti tidak bisa melihat, sensitif pada bau-bauan tertentu, malas berdandan, selalu ingin tidur dan lain-lain 26 l) Suasana hati cepat berubah, kadang gembira, kadang sedih dan cenderung cengeng m) Sering merasa cemas terhadap kehamilan, misalnya takut keguguran, takut janin terluka, dan lain-lain Efek terhadap hubungan seksual: a) Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama tetaplah umum. Tidak mengherankan jika pada awal kehamilan terjadi penurunan minat terhadap seks. b) Sebagian kecil wanita bahkan merasakan perubahan yang sangat signifikan terhadap kehidupan seksualnya. Hal tersebut sering kali disebabkan oleh perubahan hormon pada awal kehamilan yang membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang lebih berisi sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan. 2) Timester kedua Kondisi fisik dan emosi calon ibu: a) Pergerakan janin yang mulai terasa b) Rasa mual dan muntah yang mulai berkurang dan perlahan menghilang c) Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer, dan tidak berbau yang lazim disebut leukorhea. d) Nafsu makan mulai meningkat e) Payudara tidak lagi nyeri 27 f) Produksi hormon progesteron meningkat g) Pinggul dan payudara lebih berisi karena hormone kehamilan dan pertambahan berat badan. Areola dan putting susu berwarna lebih gelap, rambut dan kulit semakin mengilap dan bercahaya h) Suasana hati jauh lebih baik, meskipun terkadang rasa sensitif dan suasana hati masih mudah berubah i) Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya Efek terhadap hubungan seksual : a) Meski tidak selalu, minat untuk berhubungan seks umumnya mulai meningkat pada trimester kedua ini. Pada masa ini, secara fisik dan psikologi sudah lebih dapat menyesuaikan diri pada berbagai perubahan yang terjadi karena kehamilan. b) Hubungan seksual ditrimester kedua ini dapat terasa jauh lebih menyenangkan. Hal ini dikarenakan meningkatnya hormon estrogen dan volume darah di tubuh sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke panggul dan oegan kelamin dan akan lebih mudah mengalami orgasme. 3) Trimester ketiga Kondisi fisik dan emosi calon ibu: a) Gerakan janin yang lebih kuat dibanding sebelumnya, sering kali lebih aktif di malam hari b) Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab c) Semakin mudah lelah dan nafas pendek 28 d) Kram kaki, terutama di malam hari e) Kulit perut terasa gatal, pusar menonjol f) Kemungkinan mengalami varises g) Kelenjar susu mulai aktif, ASI menetes jika payudara dirangsang h) Sering buang air kecil i) Kadang kala terjadi kontraksi palsu (braxton hicks contractions) j) Sulit tidur Efek terhadap hubungan seksual a) Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester pertama. Perut yang makin membuncit membatasi gerakan dan posisi nyaman saat berhubungan intim. Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang persalinan. b) Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan emosional dari pada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai. f. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan Menurut Murkoff, dkk (2006), pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan meliputi: 29 1) Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran Pada kehamilan normal, hubungan seksual tidak akan menyebabkan kedua hal ini. Janin dilindungi dan dibungkus oleh bantal cairan ketuban dan rahim. 2)Takut orgasme merangsang keguguran lanjut atau persalinan dini Meskipun rahim berkontraksi setelah orgasme, tetapi kontraksi bukan tanda persalinan dan tidak memunculkan bahaya pada kehamilan normal. Sebenarnya kajian menunjukkan bahwa pasangan yang kegiatan seksualnya cukup aktif selama hamil memiliki angka ratarata persalinan dini yang lebih rendah dari pada pasangan yang tidak melakukannya. 3) Takut bayi “melihat” atau menyadari Meskipun bayi mungkin menikmati ayunan lembut dari kontraksi rahim selama orgasme, tetapi tidak bisa melihat serta sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan jelas tidak akan mengingatnya. Reaksi janin yang menendang setelah orgasme adalah respon yang hanya disebabkan oleh kegiatan hormonal dan rahim. 4) Takut masuknya penis kedalam vagina menyebabkan infeksi Sejauh pasangan pria tidak memiliki penyakit menular seksual, maka tidak ada bahaya infeksi baik pada ibu maupun janin melalui hubungan seksual selama tujuh atau delapan bulan pertama, bayi aman dari semen dan kuman infeksi karena terlindung didalam kantung ketuban. 30 5) Kepercayaan bahwa hubungan seksual selama 6 minggu terakhir akan menyebabkan persalinan dimulai Kontraksi rahim yang dipicu oleh orgasme akan semakin kuat ketika kehamilan berlanjut. Tetapi sebelum leher rahim “matang”, kontraksi ini tampaknya tidak mendatangkan persalinan, seperti yang diharapkan dan dicoba oleh banyak pasangan yang tanggal kelahirannya sudah “terlambat”. 31 B. Kerangka teori Tingkat pengetahuan : 1. Tahu (know) 2. Memahami (comprehension) 3. Aplikasi (application) 4. Sintetis (synthesis) 5. Evaluasi (evaluation) Hubungan seksual Pengetahuan Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi Kehamilan Teori kehamilan: 1. Pengertian kehamilan 2. Perubahan yang terjadi saat kehamilan selama kehamilan Teori Hubungan meliputi : seksual 1. Pengertian seksualitas 2. Hubungan seksual selama kehamilan 3. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan 4. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan 5. Efek kehamilan terhadap hubungan seksual 6. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Modifikasi Notoatmodjo (2012), Mubarak (2007), DepKes RI (2009), Prawiroharjo (2010), Manuaba (2010), Suryaprajogo (2008), Suparyanto (2011) 32 C. Kerangka Konsep Penelitian BAIK Pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan CUKUP KURANG Faktor Penghambat dan Pendorong : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur Faktor - faktor yang mempengaruhi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi = Variabel diteliti = Variabel tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain (Hidayat, 2011). Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). Pada penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian menjelaskan tempat dimana penelitian dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut 33 34 (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memeroleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10 Mei 2015. C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo. Populasi yang diambil dari tanggal 01 Februari 2015 sampai tanggal 30 Maret 2015 yaitu 40 ibu hamil. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2013). Jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitain ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10 Mei 2015 berjumlah 40 orang 35 dari total jumlah populasi. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka populasi dijadikan sampel seluruhnya. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran (penyimpangan) (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel (Hidayat, 2011). D. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya mengandung variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 36 Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Operasional Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang hubungan seksual selam kehamilan 1. Pengertian seksualitas 2. Hubungan seks selama kehamilan 3. Hubungan seks yang dihindari selama kehamilan 4. Posisi hubungan seks yang diperbolehkan selama kehamilan 5. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seks 6. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan Sumber : Notoatmodjo (2012) Indikator Alat Ukur Skala Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD Kurang : bila responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD (Riwidikdo, 2013 ) Kuesioner Ordinal F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013). 37 Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Pernyataan dalam kuesioner mengenai pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan. Jumlah pernyataan dalam kuesioner 40 pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif (+) atau favorable dan pernyataan negatif (-) atau unfavorable. Jika jawaban benar pada pernyataan positif diberi skor 1, jika salah diberi skor 0 sedangkan jawaban benar pada pernyataan negetif diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1. Untuk mempermudah dalam pembuatan kuesioner maka dibuat kisi-kisi kuesioner sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Hubungan Seksualitas Selama Kehamilan Variabel Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan Indikator 1. Pengertian seksualitas 2. Hubungan seks selama kehamilan 3. Hubungan seks yang dihindari selama kehamilan 4. Posisi hubungan seks yang diperbolehkan selama kehamilan 5. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seks 6. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan Jumlah Sumber : Suryoprajogo (2008). Pernyataan Favorable Unfavorable 1,2 3 Jumlah 3 4,5,7 6,8 5 9,10 11 3 14,15,18, 20, 21 12,13,16,19, 22 23,26,27,29, 30 24,28 32,34,36,37,40 31,35,39 10 7 8 36 38 Sebelum kuesioner diberikan pada responden, kuesioner dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai p < 0,05. Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah: Keterangan: r : Korelasi antara masing-masing butir pertanyaan N : Jumlah responden x : Skor pertanyaan y : Skor total pertanyaan xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di BPM Nenny Kusdinarwati Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01 Maret 2015 sampai tanggal 25 Maret 2015. Responden yang dipakai dalam uji validitas dan uji reliabilitas berjumlah 30 ibu hamil. Dalam uji validitas ini menggunakan 40 pernyataan dengan taraf signifikan 0,05 39 sehingga diketahui rtabel = 0,361. Hasil dari uji validitas didapatkan 36 pernyataan valid karena mempunyai rhitung > 0,361. Sedangkan 4 pernyataan tidak valid karena mempunyai rhitung < 0,361 yaitu pernyataan no 17, 25, 33, 38. Dari hasil tersebut maka 4 pernyataan yang tidak valid dihilangkan dan tidak dipakai karena 36 pernyataan sudah mewakili semua aspek dalam kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: Keterangan: ri : Reliabilitas Instrument k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varian butir : Varians total 40 Setelah 36 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden di BPM Nenny Kusdinarwati Purbayan Baki Sukoharjo, dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbach 0,953 > 0,7 sehingga instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk memperoleh data berupa fakta maupun angka (Sugiyono, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), data berdasarkan cara memperolehnya terdiri dari : 1. Data Primer Data yang secara langsung diambil dari obyek-obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya dari jawaban pernyataan dalam kuesioner. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari jawaban pernyataan ibu hamil dalam kuesioner. 2. Data Sekunder Data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan dari pihak lain dengan cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder diperoleh dari BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo yang berupa data ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya mulai dari tanggal 01 April 2015 sampai 10 Mei 2015 yang berjumlah 40. 41 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2012), terdiri dari : a. Editing (penyuntingan data) Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding sheet (membuat lembaran kode) Pada tahapan ini kuesioner yang telah diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Entry data (memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating (tabulating) Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Pengolahan data menggunakan program komputer SPSS. 42 2. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini menggunakan analisis univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan maka, ditunjukan dengan prosentase sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean − 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus : X= Keterangan : X : nilai rata-rata (mean) N : jumlah data Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya (Riwidikdo, 2013). Rumus Simpangan baku, yaitu : Keterangan : SD : Simpangan baku (Standard Deviation) 43 xi : Nilai responden n : Jumlah responden Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk mengetahui skor prosentase adalah sebagai berikut : Skor Prosentase = Jumlah responden pada setiap kategori x 100% Total jumlah responden I. Etika Penelitian Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan (pola perilaku) orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Menurut Notoatmodjo (2012), Etika suatu penelitian harus memperhatikan antara lain : 1. Informed consent (lembar persetujuan) Penelitian menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilaksanakan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. 2. Anominity (tanpa nama) Memberikan inisial nama responden yang diteliti untuk menjaga kerahasiaan pada data penelitian. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan. 44 4. Privacy Peneliti menjamin responden dengan tidak menanyakan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan ruang lingkup penelitian. J. Jadwal penelitian Jadwal penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo yang merupakan salah satu BPM yang berada di Kabupaten Sukoharjo. BPM Sri Winarti Purbayan terletak di Kecamatan Baki yang terdiri dari 14 kelurahan. Lokasi BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo terletak di Jalan Tegalrejo, Purbayan dan luas bangunannya kurang lebih 20 meter2. BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo dipimpin oleh seorang bidan, jenis pelayanan yang diberikan antara lain kesehatan ibu dan anak yang meliputi pemeriksaan ANC, imunisasi, pelayanan KB, pemeriksaan balita sakit, pijat bayi serta pertolongan persalinan. BPM Sri Winarti Purbayan memiliki 3 ruang, yaitu ruang persalinan, ruang ANC dan ruang nifas, jumlah tenaga kesehatan 2 orang. B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Setelah dilakukan penelitian data dapat diketahui karakteristik responden yang meliputi: a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat di tabel dibawah ini, yaitu : 45 46 Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. 1. 2. 3. Responden 20 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 tahun Total Sumber: Data primer, 2015 Frekuensi 9 26 5 40 Prosentase (%) 22,5 65 12,5 100 Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden 20 – 25 tahun sebanyak 9 responden (22,5%), 26 – 30 tahun sebanyak 26 responden (65%) dan 31 – 35 tahun sebanyak 5 responden (12,5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah 26 – 30 tahun, yaitu 26 responden (65%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat di tabel dibawah ini, yaitu : Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. Responden Frekuensi 3 5 25 7 40 SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.2 di atas Prosentase (%) 7,5 12,5 62,5 17,5 100 kelompok responden berpendidikan SD sebanyak 3 responden (7,5%), berpendidikan SMP sebanyak 5 responden (12,5%), berpendidikan SMA sebanyak 25 responden (62,5%) dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 7 responden (17,5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 47 pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 responden (62,5%). c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat di tabel dibawah ini, yaitu : Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. 1. 2. 3. Responden IRT Swasta PNS Total Sumber: Data primer, 2015 Frekuensi 22 14 4 40 Prosentase (%) 55 35 10 100 Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 22 responden (55%), sebagai pekerja Swasta sebanyak 14 responden (35%) dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 4 responden (10%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 22 responden (55%). 2. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai Mean dan Standard Deviation seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Nilai Mean dan Standard Deviation Variabel Mean Tingkat pengetahuan ibu hamil 29,3 tentang hubungan seksual selama kehamilan Sumber: Data primer, 2015 Standard Deviation 5,5 48 Berdasarkan nilai Mean dan Std. Deviation, tingkat pengetahuan responden dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1. Baik 6 15 2. Cukup 27 67,5 Kurang 7 17,5 3. Total 40 100 Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (15%), pengetahuan cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (17,5%). Jadi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 27 responden (67,5%). C. Pembahasan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011). Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu hamil adalah pengetahuan tentang hubungan seksual selama kehamilan. 49 Hubungan seksual selama kehamilan boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif (Suparyanto, 2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat dikelompokkan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan pada kategori baik sebanyak 6 responden (15%), pengetahuan cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (17,5%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2012), dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis Purwanti di Desa Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal, berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 responden (81,0%). Hasil penelitian yang telah penulis lakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Puspitasari (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan didapatkan hasil 40 responden (60,61%) termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup baik, 14 responden (21,21%) termasuk dalam tingkat pengetahuan 50 kurang baik, 12 responden (18,18%) termasuk dalam tingkat pengetahuan baik. Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian ini, tingkat pendidikan responden yang paling besar adalah SMA, yaitu sebanyak 25 responden (62,5%). Pendidikan tersebut tergolong menengah dan sudah diatas rata-rata dengan hasil pengetahuannya tergolong pada cukup (cukup baik). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak, dkk (2007), yaitu bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Dimana semakin matang umur semakin mudah menerima pengetahuan. Berdasarkan penelitian ini, tingkat umur yang terbesar adalah antara 26 – 30 tahun sebanyak 26 responden (65%). Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak, dkk (2007) yaitu semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 51 Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak dkk, 2007). Setelah dilakukan penelitian, tingkat pekerjaan responden yang paling besar adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 22 responden (55%). Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebagian besar aktivitanya dilakukan di rumah yang menyebabkan ibu kurang bersosialisasi, sehingga kurang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi hasil pengetahuan tergolong pada cukup (cukup baik). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak dkk (2007). Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden ibu hamil berpengetahuan cukup tentang hubungan seksual selama kehamilan. Hal ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Pengetahuan tentang hubungan seksual selama kehamilan penting bagi ibu hamil, karena pengetahuan dapat mempengaruhi ibu hamil tentang resiko kesulitan yang dialami pada waktu hubungan seksual selama kehamilan. D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian adalah tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga 52 membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner. 2. Kelemahan/ Keterbatasan a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan saja. b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” atau “tidak” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April 2015 dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo dapat disimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat baik sebanyak 6 responden (15%). 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat cukup sebanyak 27 responden (67,5%). 3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat kurang sebanyak 7 responden (17,5%). 4. Berdasarkan penelitian faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan yaitu pekerjaan responden yang paling besar berkerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 22 responden (55%). Sedangkan faktor pendorong yaitu usia responden yang paling besar antara 26-30 tahun sebanyak 26 responden (65%) dan tingkat 53 54 pendidikan responden yang paling besar adalah SMA sebanyak 25 responden (62,5%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat (Ibu Hamil) Bagi ibu hamil sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang hubungan seksual selama kehamilan dengan lebih aktif mencari tahu kepada petugas kesehatan, mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan, mencari informasi melalui media elektronik, media cetak maupun internet, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal hubungan seksual selama kehamilan dan dapat mengantisipasi terhadap masalah yang berkaitan dengan hubungan seksual selama kehamilan. 2. Instansi a. Bagi BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo Diharapkan dapat menjaga mutu kualitas pelayanan dengan memberikan penyuluhan secara intensif pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang hubungan seksual selama kehamilan. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi buku tentang hubungan seksual selama kehamilan. 55 3. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya bahaya dan resiko hubungan seksual selama kehamilan pada ibu hamil agar dapat mengetahui cara penanggulangan masalah yang muncul pada ibu hamil. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian menggunakan metode penelitian yang berbeda dengan cara mengembangkan variabel penelitian dan meningkatkan jumlah responden, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. .2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depkes RI. 2013. Profil Dinas Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014 DinKes Jawa Tengah. 2012. Profil Dinas Kesehatan. Jawa Tengah : Kementrian Jawa Tengah 2014. Hani, U, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat A, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta : EGC. . 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC. Mubarak, I. W, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Murkoff, H, dkk. 2006. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta : Arcan. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. . 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. . 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 56 57 . 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Puspitasari, Ika. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013. STiKes Kusuma Husada Surakarta. KTI. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian.Yogyakarta : Rohima Press. Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2. Jakarta : Nuha Medika Sugiono. 2012. Metode Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulisyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Suparyanto. 2009. Konsep Kelas Ibu Hamil http://dr.suparyanto/2011/05/konsepkelas-ibu-hamil-1.html. Diakses Rabu, 22 Oktober 2014 . 2011. Hubungan Seksual Selama Kehamilan. http://dr.suparyanto suparyanto/2011/09/hubungan-seksual-selama-kehamilan.html. Diakses Rabu, 22 Oktober 2014 Suryaprajogo, Nadine. 2008. Kama Sutra For Pregnancy. Yogyakarta : Golden Books. Utami, Shinta. 2008. 100 Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian rakyat Windhu, Siti Candra, B. 2009. Disfungsi Seksual – Tinjauan Fisiologis dan Patologis Terhadap Seksualitas. Yogyakarta : Andi Yunita. 2012. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis purwanti di desa Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal. Skripsi.